• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING PADA PESERTA DIDIK KELAS 5 SDN 2 LANDASAN ULIN TIMUR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PENINGKATAN HASIL BELAJAR MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING PADA PESERTA DIDIK KELAS 5 SDN 2 LANDASAN ULIN TIMUR"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

HASIL BELAJAR MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING PADA PESERTA DIDIK KELAS 5 SDN 2

LANDASAN ULIN TIMUR

FARID AZMI

Pendidikan Profesi Guru, IAIN Palangka Raya Email frz.elrozz@gmail.com

ABSTRAK

Rumusan masalah penelitian ini yaitu, Apakah model Problem Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti pada peserta didik kelas 5 SDN 2 Landasan Ulin Timur?

Sedangkan tujuan penelitian ini untuk mengetahui peningkatan hasil belajar Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti peserta didik kelas 5 SDN 2 Landasan Ulin Timur.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian tindakan kelas dengan subjek penelitian peserta didik kelas didik kelas 5 SDN 2 Landasan Ulin Timur dengan jumlah peserta didik sebanyak 27 peserta didik. Fokus yang diteliti dalam penelitian ini adalah hasil belajar peserta didik melalui model Problem Based Learning. Data yang telah didapat kemudian dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif kuantitatif untuk mengetahui hasil belajar peserta didik. Indikator keberhasilan penelitian ini dilihat hasil belajar siswa yang mencapai persentase ketuntasan klasikal sekurang-kurangnya 75 %.

Berdasarkan temuan dan pembahasan yang telah dipaparkan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa penerapan model pembelajaran Problem Based Learning dapat meningkatkan pemahaman materi hormat dan patuh pada orang tua dan guru dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti pasa peserta didik kelas 5 SDN 2 Landasan Ulin Timur Banjarbaru tahun pelajaran 2022/2023 dengan nilai observasi kategori baik.

Hal ini terlihat dari peningkatan aktivitas peserta didik yang sebelumnya cenderung pasif, setelah diterapkan model pembelajaran ini mulai mengalami peningkatan aktivitas saat belajar di kelas. Dari hasil observasi dapat dibuktikan bahwa siklus 1 masih sangat rendah yaitu hanya 59%, siklus 2 mengalami peningkatan yang besar yaitu mencapai 86%.

Kata Kunci : Model, Problem Based Learning, Hasil Belajar

(2)

1591 Vol. 3, No. 1, Januari 2023| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

PENDAHULUAN

Hasil belajar peserta didik merupakan indikator penting keberhasilan proses pembelajaran. Menurut Rusmono (2012:6), belajar adalah usaha yang disengaja, terarah dan terkendali agar orang lain belajar atau orang lain mengalami perubahan yang relatif tetap.

Suasana dan kondisi belajar yang menyenangkan, terciptanya interaksi yang baik antara guru dengan peserta didik dan antara sesama peserta didik akan sangat membantu dan mendukung peserta didik untuk memperoleh pengalaman belajar. Peserta didik akan lebih mudah menangkap materi yang dipelajari dan pembelajaran akan lebih bermakna bagi peserta didik. Tugas guru adalah memilih model pembelajaran yang sesuai dengan jenis materi yang diajarkan untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Penggunaan model yang tidak tepat dapat menimbulkan keengganan peserta didik untuk belajar karena tidak mengetahui kegunaan mata pelajaran dan peserta didik menjadi bosan yang pada gilirannya menyebabkan turunnya nilai dan hasil belajarnya. Hasil belajar yang rendah tidak hanya masalah kemampuan peserta didik, tetapi juga dapat disebabkan oleh guru yang tidak berhasil mengajar. Karena salah satu tanggung jawab guru adalah “sebagai seorang guru, tugas merencanakan dan melaksanakan pengajaran lebih penting. Dalam hal ini guru perlu memiliki pengetahuan yang luas.

Berdasarkan pengalaman yang peneliti lakukan di SDN 2 Landasan Ulin Timur, peneliti masih menggunakan model pembelajaran klasik, sehingga berimplikasi kepada proses pembelajaran yang berpusat kepada guru. Model pembelajaran yang tepat ternyata dapat berpengaruh pada hasil belajar peserta didik.

Rendahnya nilai yang diperoleh peserta didik disebabkan penggunaan model pembelajaran yang tidak tepat dan monoton. Model klasik yang dipakai selama ini terbukti menyebabkan kurang tercapainya standar nilai yang diperoleh oleh siswa, yaitu rentang nilai antara 45 dan 60 sedangkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan 70. Atas dasar ini, peneliti sekaligus guru model mengangkat sebuah penelitian tindakan kelas yaitu:

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING PADA PESERTA DIDIK KELAS 5 SDN 2 LANDASAN ULIN TIMUR.

METODOLOGI PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas.

Penelitian Tindakan Kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan

(3)

1592 Vol. 3, No. 1, Januari 2023| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan (Suharsimi, 2014:3).

Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan dengan tujuan untuk memperbaiki kinerja guru dalam proses pembelajaran sehingga terjadi peningkatan terhadap hasil belajar siswa. Adanya tuntutan mutu pendidikan yang berkualitas sangat berimbas kepada tuntutan kinerja guru dalam melakukan tugas pokoknya. Guru dituntut untuk lebih profesional dan harus mampu meningkatkan kemampuan siswa secara maksimal. Kondisi inilah yang membutuhkan tindakan kongkrit dari guru yang salah satu wujudnya dengan melakukan Penelitian Tindakan Kelas, (Sigit, 2013:3).

Penelitian ini berusaha mendeskripsikan bentuk pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik dengan menggunakan model Problem Based Learning pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti.

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berbentuk deskriptif yaitu mengenai uraian-uraian kegiatan pembelajaran peserta didik dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan mendeskripsikan format pembelajaran menggunakan model pembelajaran problem based learning pada mata pelajaran pendidikan agama Islam dan Budi Pekerti. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini bersifat deskriptif yaitu menggambarkan aktivitas belajar siswa secara kuantitatif.

Penelitian ini dilaksanakan di SDN 2 Landasan Ulin Timur. Peserta didik kelas 5 SDN 2 Landasan Ulin Timur Banjarbaru berjumlah 27 orang. Teknik pengumpulan data dalam penelitian dilakukan dengan 3 cara yakni: Observasi, tes dan dokumentasi. Semua data yang diperoleh dari penelitian ini dianalisis secara kualitatif deskriptif. Data kualitatif deskriptif merupakan metode penelitian mendeskripsikan realita atau fakta berdasarkan data yang diperoleh memahami tujuan hasil belajar yang dicapai peserta didik, dan untuk memperoleh tanggapan peserta didik terhadap aktivitas dan kegiatan pembelajaran peserta didik dalam proses belajar.

Menganalisis tingkat keberhasilan atau persentase keberhasilan peserta didik setelah setiap putaran proses belajar mengajar dengan memberikan penilaian berupa soal-soal tes tertulis di setiap akhir putaran. Data diperoleh dari penelitian dengan cara observasi, tes, atau menggunakan metode lain, kemudian diolah melalui deskriptif analitik untuk menggambarkan pencapaian indikator keberhasilan setiap siklus.

1) Hasil pengamatan (observasi) terhadap hasil keterlaksaan penerapan model pembelajaran Problem Based Learning dianalisis dengan penskoran pada masing-masing indikator untuk mengetahui situasi pembelajaran dengan menggunakan rumus sebagai berikut, (Sugiono, 2014: 125)

(4)

1593 Vol. 3, No. 1, Januari 2023| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

Persentase Ketepatan = Skor yang diperoleh X 100%

Skor Maksimal

Ketercapaian penerapan model pembelajaran Problem Based Learning kemudian dibandingkan antar siklus untuk melihat keberhasilan tindakan.

Kualifikasi keberhasilan tindakan ditunjukkan dengan keterangan pada tabel berikut, (Suharsimi, 2004: 35):

Tabel 1.1

Kualifikasi Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning NO RENTANG SKOR KONVERSI NILAI KUALITAS

1 91 – 100 Sangat baik A

2 80 – 90 Baik B

3 70 – 79 Cukup C

4 < 70 Kurang K

Pelaksanaan penelitian dimulai dengan siklus yang pertama yang terdiri dari empat kegiatan. Apabila sudah diketahui letak keberhasilan dan hambatan dari tindakan yang dilaksanakan pada siklus pertama tersebut, penelitian menentukan rancangan untuk siklus kedua sebagai tambahan perbaikan dari tindakan yang sebelumnya. Secara garis besar terdapat empat tahapan yang lazim dilalui dalam penelitian tindakan kelas sebagai berikut ini:

Gambar 1

Model Siklus dalam Penelitian Tindakan Kelas

(5)

1594 Vol. 3, No. 1, Januari 2023| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

HASIL PENELITIAN

Penelitian tindakan ini menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK).

Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas 5 SDN 2 Landasan Ulin Timur Banjarbaru dengan menggunakan model Problem Based Lerning (PBL). Penelitian ini dilakukan dengan 2 siklus dengan setiap siklus terdiri dari 1 kali pertemuan, Penelitian ini dilakukan pada Materi Hormat dan patuh kepada orang tua dan guru.

Kegiatan pada siklus 1 meliputi empat tahapan yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Berikut uraian pada empat tahap tersebut.

1) Siklus 1

Tahap Perencanaan (Planning). Adapun tahap-tahap perencanaan pada siklus 1, yaitu menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning, menyusun instrumen berupa lembar observasi, angket respon peserta didik, dan soal post tes untuk siklus 1.

Tahap Tindakan (Action). Pembelajaran siklus 1 dilakukan selama 1 kali pertemuan pada hari Rabu tanggal 7 Desember 2022 dan peserta didik hadir semua.

Tahap Observasi. Tahap observasi ini bersamaan dengan tahan pelaksanaan pelaksanaan siklus 1. Pada tahap ini peneliti sebagai observer mengamati proses pembelajaran yang sedang berlangsung. Pengamatan ini dilakukan berdasarkan kegiatan pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran Problem Based Lerning yang telah dilakukan sesuai RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ) dan hasil belajar peserta didik yang diperoleh dari nilai post tes siklus 1 pada pertemuan 1 sebagai berikut:

Hasil pengamatan (observasi) terhadap hasil keterlaksanaan penerapan model pembelajaran Problem Based Lerning pada siklus 1

Tabel 1.2

Pengamatan Aktivitas Peserta didik dengan Keterlaksanaan Menggunakan Model Pembelajaran Problem Based Learning Siklus 1

NO ASPEK YANG DIAMATI SKOR

1. Peserta didik mendengarkan atau memperhatikan penjelasan guru, dengan aktif melakukan pembelajaran menggunakan metode pembelajaran Problem Based Lerning

60 2. Peserta didik menyimak guru menyampaikan tujuan

pembelajaran 60

3. Peserta didik membentuk beberapa kelompok 80

(6)

1595 Vol. 3, No. 1, Januari 2023| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

NO ASPEK YANG DIAMATI SKOR

4. Peserta didik berdiskusi didalam kelompok dengan materi yang telah ditentukan guru, dengan menggunakan metode pembelajaran Problem Based Lerning

50

5. Peserta didik memaparkan hasil diskusi didepan kelas 60 6. Peserta didik menanggapi pernyataan dari kelompok lain

dan memberijawaban yang sesuai 50

7. Keaktifan Peserta didik dalam membuat peta konsep dengan

menggunakanmetode Problem Based Lerning 40 8. Peserta didik menanyakan kepada guru tentang materi yang

belum dipahami 50

9. Peserta didik mau mengerjakan apa yang diperintahkan guru

ketika refleksi 80

10. Bersama-sama menyimpulkan materi dengan bimbingan

guru 70

JUMLAH SKOR 590

RATA-RATA 59,0

Berdasarkan tabel diatas, dapat diperoleh informasi hasil keterlaksanaan model pembelajaran Problem Based Lerning pada peserta didik kelas 5 pada siklus 1 ini mencapai 59%. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran Problem Based Lerning pada siklus 1 masih sangat rendah yang disebabkan karena peserta didik belum terbiasa menggunakan model pembelajaran Problem Based Lerning. Hasil observasi guru dalam proses pembelajaran cukup baik, hanya saja peneliti harus lebih bisa memotivasi dan mengarahkan peserta didik untuk bertanya, menjawab, fokus pada proses tersebut.

Hasil belajar peserta didik yang diperoleh dengan melihat pretes dan post tes pada peserta didik kelas 5 dengan jumlah 27 peserta didik dengan menggunakan rata-rata skor kelas dari Post-tes yang diberikan dan persentase peserta didik yang melampui KKM (≥70). Data hasil belajar Pre-test dan Pos-test dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 1.3

Hasil Belajar Peserta Didik Siklus 1

NO NAMA NILAI

Pree Tes Post Tes

1. Ade Ricky Setiawan 60 80

2. Ahmad Akmal Maulana 40 70

3. Ahmad Mahdiannur 50 60

4. Aisyahkyra Dwita Andriani Tamara 20 50

5. Assyifa Azzahwa 0 60

6. Beni Setiawan 60 70

(7)

1596 Vol. 3, No. 1, Januari 2023| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

Berdasarkan tabel 4.4 diatas, dapat diperoleh informasi hasil belajar peserta didik pada siklus 1, nilai rata-rata kelas 66,67 dan yang belum tuntas atau di bawah KKM (40-70) adalah sebanyak 12 peserta didik, sedangkan yang tuntas adalah 15 Peserta didik dengan daya serap 55 %.

2) Siklus 2

Melihat kekurangan yang ditemukan pada siklus 1, jadi peneliti harus lebih berupaya untuk memperbaikinya tindakan pada siklus pertama. Kegiatan siklus kedua terdiri dari empat tahapan tahapan perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Berikut uraian pada empat tahap tersebut. Hasil pengamatan (observasi) terhadap hasil keterlaksanaan penerapan model pembelajaran Problem Based Lerning pada siklus 2:

NO NAMA NILAI

Pree Tes Post Tes

7. Dzakira Aftani 40 80

8. Efa Apriliani 50 70

9. Ekta Sari 20 60

10. Febi Karel Abraham 0 50

11. Isma Raga 60 60

12. Jessica 40 70

13. Lovely Deeyla Syafira 50 80

14. Madina Al Zahra 20 70

15. Mochamad Rasya Wardana 0 60

16. Muhammad Alfatih Ramadhan 60 50

17. Muhammad Rifky Ferdiansyah 70 60

18. Naura Qatrunnada 50 70

19. Pradhana Dhava Syahputra 60 80

20. Qisthi Aulia Rahmani 60 70

21. Raya Almeca 40 60

22. Raya Shafana Indah 50 50

23. Rayhan Julianto 20 80

24. Selvyna Al zahra 70 70

25. Sindi Purnama 60 60

26. Zahratun Nisa 60 80

27. Zesyifa Maudiriova 40 80

JUMLAH SKOR 1150 1800

NILAI RATA-RATA 42,59 66,67

NILAI TERENDAH 0 50

NILAI TERTINGGI 70 80

TIDAK TUNTAS 25 12

TUNTAS 2 15

PERSENTASI KETUNTASAN 7,5% 55,6%

(8)

1597 Vol. 3, No. 1, Januari 2023| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

Tabel 1.5

Pengamatan Aktivitas Peserta didik dengan Keterlaksanaan Menggunakan Metode Pembelajaran Problem Based Learning Siklus 2

NO ASPEK YANG DIAMATI SKOR

1. Peserta didik mendengarkan atau memperhatikan penjelasan guru, dengan aktif melakukan pembelajaran menggunakan metode pembelajaran Problem Based Lerning

80

2. Peserta didik menyimak guru menyampaikan tujuan

pembelajaran 90

3. Peserta didik membentuk beberapa kelompok 100 4. Peserta didik berdiskusi didalam kelompok dengan materi

yang telah ditentukan guru, dengan menggunakan metode pembelajaran Problem Based Lerning

90

5. Peserta didik memaparkan hasil diskusi didepan kelas 90 6. Peserta didik menanggapi pernyataan dari kelompok lain

dan memberijawaban yang sesuai 70

7. Keaktifan Peserta didik dalam membuat peta konsep dengan

menggunakan metode Problem Based Lerning 80 8. Peserta didik menanyakan kepada guru tentang materi yang

belum dipahami 80

9. Peserta didik mau mengerjakan apa yang diperintahkan

guru ketika refleksi 90

10. Bersama-sama menyimpulkan materi dengan bimbingan

guru 90

JUMLAH SKOR 860

RATA-RATA 86

Berdasarkan tabel diatas, dapat diperoleh informasi hasil keterlaksanaan model Problem Based Lerning pada peserta didik kelas 5 pada siklus 2 mencapai 86%. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan model Problem Based Lerning pada siklus 2 sudah memenuhi target yang diharapkan karena peserta didik sudah mulai terbiasa menggunakan model pembelajaran Problem Based Lerning.

Hasil observasi pada guru dalam kegiatan belajar mengajar ini sudah baik, hanya saja guru harus lebih cermat menggunakan model yang bervariasi untuk mengurangi kejenuhan belajar pada peserta didik, dan tidak menggunakan model yang monoton dan lebih gigih lagi memberi motivasi.

Hasil belajar peserta didik yang diperoleh dengan melihat pre-test dan post tes pada peserta didik kelas 5 dengan jumlah 27 orang dengan menggunakan

(9)

1598 Vol. 3, No. 1, Januari 2023| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

rata-rata skor kelas dari post-test yang diberikan dan persentase peserta didik yang melampui KKM (≥70). Data hasil belajar Pre-test dan Pos-test dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 1.6

Hasil Belajar Peserta Didik Siklus 2

NO NAMA NILAI

Pree Tes Post Tes

1. Ade Ricky Setiawan 80 80

2. Ahmad Akmal Maulana 80 80

3. Ahmad Mahdiannur 70 100

4. Aisyahkyra Dwita Andriani Tamara 60 80

5. Assyifa Azzahwa 70 80

6. Beni Setiawan 60 80

7. Dzakira Aftani 80 80

8. Efa Apriliani 70 90

9. Ekta Sari 70 100

10. Febi Karel Abraham 60 80

11. Isma Raga 70 100

12. Jessica 80 80

13. Lovely Deeyla Syafira 80 100

14. Madina Al Zahra 60 80

15. Mochamad Rasya Wardana 70 80

16. Muhammad Alfatih Ramadhan 60 90

17. Muhammad Rifky Ferdiansyah 70 100

18. Naura Qatrunnada 70 60

19. Pradhana Dhava Syahputra 80 80

20. Qisthi Aulia Rahmani 70 70

21. Raya Almeca 70 100

22. Raya Shafana Indah 60 80

23. Rayhan Julianto 80 100

24. Selvyna Al zahra 80 80

25. Sindi Purnama 60 100

26. Zahratun Nisa 80 80

27. Zesyifa Maudiriova 90 90

JUMLAH SKOR 1930 2320

NILAI RATA-RATA 71,48 85,93

NILAI TERENDAH 60 60

NILAI TERTINGGI 90 100

(10)

1599 Vol. 3, No. 1, Januari 2023| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

Berdasarkan tabel diatas, dapat diperoleh informasi hasil belajar peserta didik yang telah mencapai ≥ 70 berjumlah 26 peserta didik atau 96%. Hasil evaluasi ini yang terus meningkat pada siklus 1 dari 15 peserta didik tuntas 55%

dan pada sikus 2 tuntas 26 peserta didik dengan daya serap 96%.

Pada kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan pada siklus 1 dan 2 telah dilakukan pengambilan data dengan hasil observasi menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning dan hasil evaluasi untuk mengetahui hasil belajar siswa.

Berdasarkan data hasil penelitian yang telah dilakukan pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di kelas 5 SDN 2 Landasan Ulin Timur Banjarbaru, terdapat adanya peningkatan hasil belajar dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning. Berikut merupakan hasil penelitian yang telah dilaksanakan pada siklus 1 dan 2:

Tabel 1.7

Hasil Belajar Peserta Didik Siklus 1 dan 2

NO NAMA NILAI

Pree Tes Post Tes

TIDAK TUNTAS 7 1

TUNTAS 20 26

PERSENTASI KETUNTASAN 74,1% 96,3%

NO NAMA

NILAI SIKLUS 1 NILAI SIKLUS 2 Pree

Tes

Post Tes

Pree Tes

Post Tes

1. Ade Ricky Setiawan 60 80 80 80

2. Ahmad Akmal Maulana 40 70 80 80

3. Ahmad Mahdiannur 50 60 70 100

4. Aisyahkyra Dwita Andriani T 20 50 60 80

5. Assyifa Azzahwa 0 60 70 80

6. Beni Setiawan 60 70 60 80

7. Dzakira Aftani 40 80 80 80

8. Efa Apriliani 50 70 70 90

9. Ekta Sari 20 60 70 100

10. Febi Karel Abraham 0 50 60 80

11. Isma Raga 60 60 70 100

12. Jessica 40 70 80 80

13. Lovely Deeyla Syafira 50 80 80 100

14. Madina Al Zahra 20 70 60 80

15. Mochamad Rasya Wardana 0 60 70 80

(11)

1600 Vol. 3, No. 1, Januari 2023| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

Dari penjelasan table di atas dapat digambarkan peningkatan hasil belajar peserta didik tiap siklus dapat dilihat pada grafik berikut:

Grafik 1

Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa ketuntasan hasil belajar peserta didik pada siklus 1 yaitu 55% dengan jumlah siswa yang tuntas sebanyak 15 peserta didik. Dalam pelaksanaan siklus 1 belum mencapai kriteria

NO NAMA

NILAI SIKLUS 1 NILAI SIKLUS 2 Pree

Tes

Post Tes

Pree Tes

Post Tes

16. Muhammad Alfatih Ramadhan 60 50 60 90

17. Muhammad Rifky Ferdiansyah 70 60 70 100

18. Naura Qatrunnada 50 70 70 60

19. Pradhana Dhava Syahputra 60 80 80 80

20. Qisthi Aulia Rahmani 60 70 70 70

21. Raya Almeca 40 60 70 100

22. Raya Shafana Indah 50 50 60 80

23. Rayhan Julianto 20 80 80 100

24. Selvyna Al zahra 70 70 80 80

25. Sindi Purnama 60 60 60 100

26. Zahratun Nisa 60 80 80 80

27. Zesyifa Maudiriova 40 80 90 90

JUMLAH SKOR 1150 1800 1930 2320

NILAI RATA-RATA 42,59 66,67 71,48 85,93

NILAI TERENDAH 0 50 60 60

NILAI TERTINGGI 70 80 90 100

TIDAK TUNTAS 25 12 7 1

TUNTAS 2 15 20 26

PERSENTASI KETUNTASAN 7,5% 55,6% 74,1% 96,3%

0 20 40 60 80 100 120

Siklus 1 Siklus 2

Grafik Ketuntasan Siklus 1 dan 2

Tidak Tuntas Tuntas

(12)

1601 Vol. 3, No. 1, Januari 2023| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

ketuntasan sehingga dilanjutkan pada siklus 2 dengan persentase hasil belajar siswa mencapai 96% dengan jumlah peserta didik yang tuntas sebanyak 26 peserta didik.

Dari data hasil observasi pada siklus 1 sebesar 59%, pada siklus 2 meningkat menjadi 86%, sehingga dengan data tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan model Problem Based Learning telah tercapai dalam meningkatkan pemahaman dan keaktifan peserta didik pada materi hormat dan patuh kepada orang tua dan guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti pada peserta didik kelas 5 SDN 2 Landasan Ulin Timur Banjarbaru.

KESIMPULAN

Berdasarkan temuan dan pembahasan yang telah dipaparkan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa penerapan model pembelajaran Problem Based Learning dapat meningkatkan pemahaman materi hormat dan patuh pada orang tua dan guru dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti pasa peserta didik kelas 5 SDN 2 Landasan Ulin Timur Banjarbaru tahun pelajaran 2022/2023 dengan nilai observasi kategori baik. Hal ini terlihat dari peningkatan aktivitas peserta didik yang sebelumnya cenderung pasif, setelah diterapkan model pembelajaran ini mulai mengalami peningkatan aktivitas saat belajar di kelas. Dari hasil observasi dapat dibuktikan bahwa siklus 1 masih sangat rendah yaitu hanya 59%, siklus 2 mengalami peningkatan yang besar yaitu mencapai 86%.

Efektifitas penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti peserta didik kelas 5 SDN 2 Landasan Ulin Timur Banjarbaru. Hal ini terlihat dari peningkatan hasil belajar siswa setelah tindakan siklus 1 dan 2. Pada siklus 1 hasil belajar peserta didik dengan nilai rata-rata 66,67 tingkat penyerapan klasikal 55,6%, 12 peserta didik yang belum tuntas dan 15 peserta didik yang tuntas. Pada siklus 2 hasil belajar peserta didik mengalami peningkatan yaitu nilai rata-rata kelas 85,93, tingkat penyerapan klasikal 96,3%, 1 peserta didik belum tuntas dan 26 peserta didik sudah tuntas.

DAFTAR PUSTAKA

Nanda, Indra, Dkk. 2021. Penelitian Tindakan Kelas Untuk Guru Inspiratif.

Indramayu: CV. Adanu Abimata.

Purwanto, 2016. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Rusmono, Miarso. 2012. Hasil Belajar Siswa. Surabaya: Insane Cendekia.

Sigit. 2013. Tindakan Kongkrit Dari Guru Dalam Penelitian Tindakan Kelas. Bandung:

UPI dan Rosdakarya.

Sugiono. 2009. Tingkat Penugasan Evaluasi. Surabaya: CV Fokus Media.

(13)

1602 Vol. 3, No. 1, Januari 2023| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

Suharsimi, Arikunto. 2004. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Cet. I; PT Bumi Aksara.

Supratiknya, A. 2012. Penilaian Hasil Belajar dengan Teknik Nontes, Yogyakarta:

Universitas Sanata Dharma.

Referensi

Dokumen terkait

Perzinaan adalah sebuah tindakan hubungan intim selayaknya pasangan suami istri yang dilakukan oleh laki-laki dan perempuan yang belum menikah atau sudah menikah

Pada umumnya penculikan dilakukan akan selalu didahului oleh proses observasi terhadap situasi dan kondisi dari si target dengan melakukan proses evaluasi kegiatan rutinitas dari

Hasil penelitian memperlihatkan hasil bah- wa keluarga penderita yang mengalami gangguan jiwa sebagian besar (85%) bekerja, secara umum pekerjaan ini berhubungan dengan

Penambahan dosis pupuk kandang ayam pada berbagai taraf perlakuan menjadi tidak berbeda nyata karena didalam tanah sudah terdapat kandungan nutrisi yang menunjang

Suatu RP akan berisi tiga hal yaitu tujuan pembelajaran (TP) yang ingin dicapai, strategi dan langkah-langkah yang akan dilakukan untuk mencapai TP, dan

Dengan melihat pentingnya discharge planning pada pasien Diabetes Melitus dan keluarganya, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang hubungan tingkat

KI-4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri,

Pelaksanaanpraktik mengajar, mahasiswa mendapat kesempatan mengajar mata pelajaran Pembuatan hiasan, pembuatan pola , pembuatan busana costum made dan Dasar