• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 DATA DAN ANALISA. Data dan informasi yang digunakan untuk mendukung proyek Tugas Akhir ini akan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 2 DATA DAN ANALISA. Data dan informasi yang digunakan untuk mendukung proyek Tugas Akhir ini akan"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

DATA DAN ANALISA

2.1 Sumber Data

Data dan informasi yang digunakan untuk mendukung proyek Tugas Akhir ini akan diambil dari berbagai sumber, diantaranya:

• Literatur: buku dan artikel dari media elektronik maupun non elektronik • Wawancara dengan pihak yang terkait

• Pengamatan langsung di lapangan.

2.2 Data Umum

2.2.1 Tujuan Penculikan

Tujuan dari penculikan pada umumnya untuk memberikan dan menyampaikan suatu “pesan pelajaran” kepada pihak-pihak tertentu, sebagai akibat dari kekecewaan yang tidak dapat diterima oleh pihak lain, untuk mendapatkan sesuatu hal, untuk meraih suatu cita-cita ekstrim maupun untuk diperdagangkan. Akan tetapi secara global hal ini adalah suatu tindakan pemaksaan kehendak terhadap pihak tertentu oleh pihak yang akan dan/atau telah mengalami situasi ketidak puasan. Ujung dari tujuan penculikanpun dapat beragam, dari materi terhadap organisasi maupun pribadi, diluar dari maksud untuk menanamkan idealisme tertentu.

(2)

2.2.2 Modus Penculikan

Pada umumnya penculikan dilakukan akan selalu didahului oleh proses observasi terhadap situasi dan kondisi dari si target dengan melakukan proses evaluasi kegiatan rutinitas dari si calon korban yang akan memakan waktu yang tidak sebentar, tergantung dari grade target tersebut, yang kemudian akan dilakukan proses eksekusi di saat yang benar-benar diperhitungkan, mengacu pada observasi sebelumnya, dan dilakukan dalam proses yang secepat mungkin, seminimal bahkan usahakan tidak ada saksi mata yang melihat kejadian itu.

Sebelum dilakukan proses eksekusi ini, bukan tidak mungkin bahwa sebelumnya mereka akan melakukan “gladi resik” guna menghitung waktu yang didapat dan waktu tercepat dalam proses tersebut hingga tiba di lokasi yang pada umumnya di istilahkan sebagai “shelter”.

Penculikan yang terjadi pada umumnya selalu dilakukan oleh lebih dari 2 orang apabila motifnya adalah untuk mendapatkan sesuatu hasil, baik uang maupun pesan idealisme. Penculikan yang dilakukan oleh 1 orang, pada umumnya bermotif hanya pada fisik dari si korban penculikan tersebut, misalnya pedofilia, menjadikan budak untuk mengerjakan suatu pekerjaan, baik itu secara seksual maupun kerja bakti, atau diperjual belikan. Apabila motifnya bermuara pada materi ataupun pesan, biasanya mereka akan

melakukan kontak komunikasi kurang dari 3 X 24jam, untuk menyampaikan pesan dan permohonan tertentu. Inilah yang disebut penculikan dengan penyanderaan, karena tidak selamanya penculikan itu menggunakan sandera, pada kasus-kasus tertentu korban dapat langsung di eksekusi.

Pada umumnya laporan kepada pihak yang berwajib akan dilakukan prosesnya setelah 1 x 24jam, terhitung dari si korban menghilang, baru proses dilakukan, ini adalah

(3)

prosedur standar operasi di banyak negara termasuk Indonesia, ironisnya adalah, proses penyelamatan kasus penculikan dan penyanderaan selalu berpacu dengan waktu untuk menghindarkan akibat-akibat yang tidak di inginkan, karena pada umumnya pelaku tidak menunjukkan identitas yang sebenarnya, hal ini sangat penting untuk diketahui dan dipelajari sisi psikologis kejiwaan dari si pelaku tersebut.

Apabila dalam kurun kurun waktu lebih dari 7 x 24 jam, tidak ada tanda-tanda

terbukanya komunikasi,maka hampir dapat dipastikan tujuan dari penculikan itu bukan bermuara pada materi, akan tetapi ada suatu “pesan” yang akan disampaikan atau menjadikan si korban tersebut sebagai “barang yang diperjual belikan”.

2.2.3 Target Penculikan

Pada umumnya target penculikan yang bertujuan untuk mendapatkan materi atau pesan yang akan disampaikan adalah:

• Orang yang mempunyai pengaruh secara local atau regional • Orang yang sangat berarti di dalam konstelasi politik

• Orang yang sangat berarti atau berpengaruh dalam kehidupan pribadi sehari-hari • Orang yang tidak mempunyai daya atau lemah dalam bertindak

• Orang yang mempunyai pengaruh pada golongan tertentu.

2.2.4 Lokasi-Lokasi Rawan Penculikan

• Di lingkungan sekitar sekolah, terutama di tempat jemputan

(4)

• Pinggir jalan, penculik mengajak pergi korban baik dengan halus ataupun kekerasan

• Pusat belanja atau tempat wisata, penculik memanfaatkan kelengahan orang tua.

2.2.5 Kiat-Kiat Menghindari Penculikan

Berikut beberapa kiat-kiat guna menghindari penculikan anak: • Ingatkan anak anda

Usahakan untuk selalu mengingatkan anak Anda agar tidak percaya pada orang begitu saja, apalagi yang baru saja dikenal. Tidak jarang para pelaku penculikan menggunakan barang berupa mainan atau sejenis jajanan dengan rupa menarik agar sang anak mau mengikutinya. Sebaiknya anak ditemani selama perjalanan menuju sekolah atau tempat aktivitas yang lainnya. Bila Anda tidak memiliki waktu khusus, percayakan pada pengasuh yang sudah terpercaya.

• Jangan beri kesempatan

Ini penting buat Anda yang jarang di rumah. Waktu Anda sedang di kantor atau di tempat lain, biasanya hal ini akan menjadi waktu kemenangan bagi para karyawan karena tidak terpantau. Oleh karena itu, jangan beri kesempatan pada karyawan untuk terlalu sering membiarkan orang lain datang ke rumah Anda. Terutama orang-orang yang hanya sekedar iseng ingin menemui atau

(5)

• Jangan memancing

Meskipun mampu, sebaiknya anak anda tidak mengenakan perhiasan yang mencolok atau membawa barang-barang mahal lainnya. Hal ini memicu terjadinya penculikan.

• Komunikasi

Sesibuk apapun Anda, sempatkan untuk tetap berkomunikasi dengan anak. Paling tidak untuk mengetahui keadaan dan lokasi keberadaan anak Anda. Begitu pula dengan pihak sekolah. Di sekolah, orangtua harus tahu persis jam belajar sekolah dan dengan siapa anak berangkat dan pulang sekolah. Beri tahu pihak sekolah orang yang sudah Anda percaya untuk mengantar dan menjemput anak Anda.

• Pastikan sekolah bertanggung jawab

Anda perlu memastikan pihak sekolah agar bersikap tegas dan bertanggungjawab terhadap anak didiknya selama berada di sekolah. Termasuk memperhatikan orang yang biasa mengantar jemput anak-anak. Jika ada penjemput yang baru, sebaiknya pihak sekolah atau guru terlebih dulu menghubungi orangtua anak yang bersangkutan.

• Tanggap terhadap bahaya penculikan

Bila penculikan benar-benar terjadi, Anda harus mengetahui apa yang harus Anda lakukan. Pertama, berani melaporkan penculikan tersebut pada pihak kepolisian meski ada ancaman dari pihak penculik. Anda bisa melaporkannya secara berlebihan bila pelaku belum tertangkap karena justru akan

(6)

2.3 Data Penyelenggara

2.3.1 Sejarah Komisi Nasional Perlindungan Anak

Anak adalah amanah dan karunia Tuhan YME, yang dalam dirinya melekat harkat dan martabat sebagai manusia seutuhnya. Oleh karena itu anak juga memiliki hak asasi manusia yang diakui oleh masyarakat bangsa-bangsa di dunia dan merupakan landasan bagi kemerdekaan, keadilan dan perdamian di seluruh dunia.

Diakui dalam masa pertumbuhan secara fisik dan mental, anak membutuhkan

perawatan, perlindungan yang khusus, serta perlindungan hukum baik sebelum maupun sesudah lahir. Disamping itu, patut diakui bahwa keluarga merupakan lingkungan alami bagi pertumbuhan dan kesejahteraan anak. Dan bahwa untuk perkembangan kepribadian anak secara utuh dan serasi membutuhkan lingkungan keluarga yang bahagia, penuh kasih sayang dan pengertian.

Negara Indonesia sebagai negara anggota PBB yang telah menyatakan diri sebagai negara pihak Konvensi PBB tentang Hak Anak (Convention on the Rights of the Child) sejak Agustus 1990, dengan demikian menyatakan keterikatannya untuk menghormati dan menjamin hak anak tanpa diskriminasi dalam wilayah hukum Republik Indonesia. Dan diperkuat dengan dikeluarkannya Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.

Namun pada kenyataannya, masih banyak anak yang dilanggar haknya, dan menjadi korban dari berbagai bentuk tindak kekerasan, eksploitasi, perlakuan salah, diskrimansi bahkan tindakan yang tidak manusiawi terhadap anak, tanpa ia dapat melindungi dirinya, dan tanpa perlindungan yang memadai dari keluarganya, masyarakat, dan pemerintah. Disamping itu, kerawanan-kerawanan dan pelanggaran hak anak sudah saatnya menuntut perhatian semua pihak secara sungguh-sungguh, karena selain mengancam

(7)

kelangsungan hidup, juga mengancam ketahanan sosial yang pada gilirannya berkembang menjadi ketahanan nasional sebagai suatu bangsa.

Oleh karena itu, pemenuhan dan perlindungan yang berpihak pada anak dan memegang teguh prinsip non-diskriminatif, kepentingan terbaik bagi anak (the best interest of child), serta partisipasi anak dalam setiap hal yang menyangkut dirinya merupakan prasyarat yang mutlak dalam upaya pemenuhan dan perlindungan hak anak yang efektif. Mencermati permasalahan anak yang membutuhkan perhatian yang serius dari semua pihak baik keluarga, atas prakarsa Departemen Sosial RI, Tokoh Masyarakat, Perguruan Tinggi, Organisasi Non-Pemerintah dan Pemerintah, Media Massa dan kalangan Profesi serta dukungan Unicef pada tanggal 26 Oktober 1998 dibentuklah Komisi Nasional Perlindungan Anak. Bersamaan dibentuknya Komnas Perlindungan Anak, Forum Nasional memberikan Mandat kepada Komnas Perlindungan Anak untuk melakukan serangkaian kegiatan/ Program perlindungan anak termasuk memperkuat mekanisme nasional untuk mewujudkan situasi dan kondisi yang kondusif bagi perlindungan anak demi masa depan yang lebih baik. Program yang dimandatkan Forum Nasional tersebut adalah Program Pemantapan Lembaga Perlindungan Anak, Program Pendidikan dan pelatihan, Bantuan hukum dan konseling serta program penguatan

kelembagaan/program kerja teknis.

2.3.2 Visi Dan Misi Visi

Visi KOMNAS PA adalah terwujudnya kondisi perlindungan anak yang optimum dalam mewujudkan anak yang handal, berkualitas, dan berwawasan menuju masyarakat yang sejahtera dan mandiri.

(8)

Misi

Misi KOMNAS PA adalah meningkatkan upaya perlindungan anak melalui peningkatan kesadaran, pengetahuan dan kemampuan masyarakat serta meningkatkan kualitas

lingkungan yang memberi peluang, dukungan dan kebebasan terhadap mekanisme perlindungan anak.

Azas dan landasan

Komisi Nasional Perlindungan Anak Berazaskan Pancasila dan berlandaskan Undang-Undang Dasar 1945.

2.3.3 Tugas Dan Fungsi

Tugas Komisi Nasional Perlindungan Anak antara lain:

• Melaksanakan mandat/kebijakan yang ditetapkan oleh Forum Nasional Perlindungan Anak

• Menjabarkan Agenda Nasional Perlindungan Anak dalam Program Tahunan • Membentuk dan memperkuat jaringan kerjasama dalam upaya perlindungan

anak, baik dengan LSM, masyarakat madani, instansi pemerintah, maupun lembaga internasional, pemerintah dan non-pemerintah

• Menggali sumber daya dan dana yang dapat membantu peningkatan upaya perlindungan anak, serta

• Melaksanakan administrasi perkantoran dan kepegawaian untuk menunjang program kerja Lembaga Perlindungan Anak. (Anggaran Dasar Pasal 17).

(9)

Sedangkan peran dan fungsi Komisi Nasional Perlindungan Anak antara lain sebagai: • Lembaga pengamat dan tempat pengaduan keluhan masalah anak

• Lembaga pelayanan bantuan hukum untuk beracara di pengadilan mewakili kepentingan anak

• Lembaga advokasi dan lobi

• Lembaga rujukan untuk pemulihan dan penyatuan kembali anak • Lembaga kajian kebijakan dan perundang-undangan tentang anak

• Lembaga pendidikan, pengenalan dan penyebarluasan informasi tentang hak anak, serta lembaga pemantau implementasi hak anak (Anggaran Dasar Pasal 8). Dalam pelaksanaan tugasnya, KOMNAS PA bertanggung jawab kepada Forum

Nasional Perlindungan Anak dan publik (Anggaran Dasar Pasal 15 Ayat 4), serta

keanggotaannya dipilih oleh Forum Nasional Perlindungan Anak (Anggaran Dasar Pasal 16 Ayat 1) untuk masa bakti tiga tahun (Anggaran Dasar Pasal 16 Ayat 4).

2.4 Target Sasaran Demografi

Sex : Laki-laki dan perempuan

Usia : Dewasa, umur 30-36 tahun

Pendidikan : SMU, Universitas

Kelas sosial : C+ dan B

Geografi

(10)

Psikografi

Terbuka, imajinatif, sibuk dengan pekerjaannya, kritis, menyukai hal-hal baru.

2.5 Analisa SWOT Strength

• Tema penculikan anak merupakan tema yang sangat dikenal oleh masyarakat luas, sehingga mudah dalam penyampaian dan mudah mendapatkan perhatian dari masyarakat itu sendiri.

Weakness

• Banyaknya jumlah kasus penculikan anak membuat masyarakat itu sendiri menjadi terbiasa dan menyepelehkan kasus ini.

Opportunity

• Sudah adanya badan-badan yang bermunculan, yang memperjuangkan hak-hak anak, dan selalu mengangkat tema penculikan anak sebagai topik utama mereka. Threat

• Masih kurang sadarnya masyarakat, keluarga, orang tua, dan pemerintah dalam menanggapi kasus-kasus penculikan yang sudah sering terjadi.

Referensi

Dokumen terkait

Setiap program CD yang dilakukan PT Indo Tambangraya Megah memberikan kontribusi nyata dalam pemberdayaan masyarakat untuk mencapai keberlanjutan dan kemandirian,

Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis mengajukan penelitian dengan judul: “PENGARUH KAPASITAS SUMBER DAYA MANUSIA, PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI, KOMITMEN

Penelitian ini memiliki keterbatasan karena penelitian ini hanya mengukur persepsi penumpang dengan pertanyaan ya/tidak dengan skala nominal, untuk peneliti selanjutnya

Hampir segala macam serbuk dapat dipakai sebagai penyerap pada kromatografi lapis tipis, akan tetapi yang paling umum digunakan adalah silika gel (asam silikat),

Laju pendinginan yang maksimum tidak akan tercapai dengan metode ini, sehingga tujuan pembentukan baja yang seluruh bagiannya bermikrostruktur martensit (untuk baja karbon

Apabila capaian tersebut dibandingkan dengan target akhir tahun Rencana Strategis (5.600 kecamatan), maka masih diperlukan upaya percepatan pencapaian indikator

Mampu menetapk Mampu menetapkan an Diagnosa Keperawatan Diagnosa Keperawatan tentang gangguan tentang gangguan Sistem Sistem Integumen Furunkel di Rumah Sakit Umum Daerah

“Kepariwisataan Budaya Bali memiliki hubungan yang sangat kuat dan berlandaskan Kebudayaan Bali. Ajaran Agama Hindu dan falsafah Tri Hita Karana dijadikan