• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA A.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA A."

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

8

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teori

1. Hakikat Olahraga

Definisi olahraga menurut (Husdarta, 2010:133) dalam (Setiyawan, 2017:77) menyatakan bahwa „olahraga merupakan kegiatan otot yang energik dan dalam kegiatan itu atlet memperagakan kemampuan geraknya dan kemauanya semaksimal mungkin‟.

Menurut (Giriwijoyo, 2005:30) dalam (Setiyawan, 2017:78) menyatakan bahwa „olahraga adalah serangkaian gerak raga yang teratur dan terencana yang dilakukan secara sadar untuk meningkatkan kemauan fungsionalnya‟.

Olahraga menurut (Irsanty, 2019:1) adalah salah satu hal yang penting bagi manusia. Dengan sering berolahraga, maka aktivitas sehari-hari juga akan terasa ringan saat melakukannya. Kegiatan olahraga merupakan kegiatan yang tiada putus-putusnya, bahkan dapat dikatakan bahwa olahraga sudah merupakan suatu bagian dari kegiatan hidup manusia.

Olahraga menurut (Satrio, 2018:21) adalah serangkaian gerak raga yang terartur dan terencana untuk memelihara gerak dan meningkatkan kemampuan gerak. Melakukan olahraga secara teratur untuk kebugaran merupakan salah satu cara terbaik untuk menjaga kesehatan.

(2)

Menurut (Djoko Pekik, 1997) dalam (Satrio, 2018:22) ada beberapa manfaat berolahraga antara lain sebagai berikut:

1) Manfaat fisik, meningkatkan fungsi organ tubuh seperti jantung, pembuluh darah, paru-paru, otot, tulang, persendian, perbaikan metabolisme dalam tubuh, mengurangi lemak tubuh, dan menyeimbangkan kolesterol.

2) Manfaat psikis, olahraga menyebabkan seseorang menjadi lebih tahan terhadap stress dan mampu berkonsentrasi lebih baik. Hal ini diakibatkan oleh adanya peningkatan suplai darah dan menurunnya kadar garam dalam otak. Selain itu olahraga juga dapat meningkatkan perasaan berprestasi.

3) Manfaat sosial, menambah kepercayaan diri, kerjasama, dan sarana komunikasi yang efektif.

2. Hakikat Kebugaran Jasmani a. Pengertian Kebugaran Jasmani

Menurut (Abdullah, Arma dkk, 1994) dalam (Ari, 2016:39) menyatakan bahwa:

Kebugaran jasmani di definisikan dari dua sudut pandang. Dari sudut pandang fisiologis, kebugaran jasmani adalah kapasitas untuk dapat menyesuaikan diri dari terhadap latihan yang melelahkan dan pulih dari akibat latihan tersebut. Definisi kebugaran jasmani yang lebih umum adalah kemampuan untuk dapat melaksanakan tugas sehari-hari dengan semangat, tanpa rasa lelah yang berlebihan, dan dengan penuh energi melakukan dan menikmati kegiatan pada waktu luang, dan dapat menghadapi keadaan darurat bila datang.

(3)

Menurut (Nurhasan, 2001:132) dalam (Irsanty, 2019:8) menyatakan bahwa: kebugaran jasmani atau yang biasa disebut physical fitness adalah kemampuan untuk melakukan pekerjaan

dengan efisien tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti.

Menurut (Giriwijoyo, 2017:60) dalam (Irsanty, 2019:9) kebugaran jasmani (KJ) adalah derajat sehat dinamis seseorang yang menjadi kemampuan dasar untuk melaksanakan tugas yang harus dilaksanakan.

Menurut (Satrio, 2018:1) memiliki kesegaran jasmani yang baik orang akan mampu melakukan aktivitas sehari-hari dengan waktu lebih lama dibandingkan dengan kebugaran jasmani yang rendah.

Kebugaran jasmani menurut (Suharjana, 2013:2) dalam (Satrio, 2018:7) kebugaran jasmani berasal dari bahasa inggris Physical Fitness yang secara harfiah berarti kesesuaian fisik dengan jenis

pekerjaan yang dilakukan dalam keseharian atau dengan kata lain yang di cocoki adalah komponen fisik dengan tugas-tugas dalam memenuhi tuntutan hidup sehari-hari.

Kebugaran jasmani menurut (Darmawan, 2017:143) merupakan suatu keadaan yang sangat diinginkan oleh setiap orang. Dengan kebugaran jasmani orang akan dapat tampil lebih dinamis/semangat dan tercipta produktivitas kerja.

(4)

Menurut (Mikdar, 2006:45) dalam (Darmawan, 2017:144) :

kebugaran jasmani adalah kemampuan tubuh seseorang untuk melakukan tugas dan pekerjaan sehari-hari tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti, sehingga tubuh masih memiliki simpanan tenaga untuk mengatasi beban kerja tambahan.

b. Komponen-Komponen Kebugaran Jasmani

Kebugaran jasmani disusun atas berbagai komponen- komponen sebagai indikator ketercapaian kebugaran jasmani secara menyeluruh. Menurut (Suharjana, 2013:7-8) dalam (Satrio, 2018:9) komponen kebugaran jasmani di kelompokkan menjadi dua, yaitu: kebugaran jasmani yang berhubungan dengan kesehatan dan kebugaran jasmani yang berhubungan dengan keterampilan.

Kebugaran jasmani yang berhubungan dengan kesehatan terdiri dari komponen-komponen sebagai berikut:

1) Daya tahan paru jantung. Daya tahan paru jantung yaitu kemampuan paru jantung yang menyuplai oksigen untuk kerja otot dalam waktu yang lama.

2) Kekuatan otot. Kekuatan otot adalah kemampuan sekelompok otot untuk melawan beban dalam satu usaha.

3) Daya tahan otot. Daya tahan otot yaitu kemampuan otot atau sekelompok otot untuk bekerja melawan beban secara berulang-ulang.

(5)

4) Fleksibilitas atau kelentukan. Kelentukan adalah kemampuan persendian untuk bergerak secara leluasa.

5) Komposisi tubuh. Komposisi tubuh yaitu perbandingan seberapa banyak tubuh dengan lemak dan tubuh tanpa lemak yang dinyatakan dengan presentase lemak tubuh.

Sedangkan kebugaran jasmani yang berhubungan dengan keterampilan terdiri dari sebagai berikut:

1) Dalam cabang olahraga kecepatan merupakan komponen fisik yang mendasar, sehingga kecepatan merupakan faktor penentu dalam cabang olahraga seperti nomor lari jarak pendek, tinju, anggar, dan cabang olahraga permainan.

2) Daya ledak dibagi menjadi dua golongan, yaitu: (1) Siklik adalah power yang dilakukan secara berulang-ulang dan sama.

Contoh: lari, bersepeda, dan mendayung. (2) Asiklik adalah penggunaan power yang dilakukan dalam satu gerakan saja.

Contoh: meloncat dan melempar.

3) Keseimbangan dibagi menjadi dua, yaitu: (1) keseimbangan statis, ruang geraknya sangat kecil, misalnya berdiri di atas dasar yang sempit. (2) Keseimbangan dinamis yaitu kemampuan orang untuk bergerak dari satu titik atau ruang ke lain titik dengan mempertahankan keseimbangan, misalnya: menari, latihan pada kuda-kuda atau pada palang sejajar, ski air, skating, sepatu roda dan sebagainya.

(6)

4) Kelincahan merupakan salah satu komponen fisik yang banyak digunakan dalam olahraga, kelincahan pada umumnya didefinisikan sebagai kemampuan mengubah arah secara efektif dan cepat, sambil berlari dalam keadaan penuh.

5) Koordinasi pada prinsipnya merupakan pengaturan syaraf- syaraf pusat dan tepi secara harmonis dalam menggabungkan gerakan-gerakan otot sinergis dan antagonis secara selaras, koordinasi merupakan kemampuan seseorang untuk merangkainkan beberapa gerakan menjadi satu pola gerakan yang efektif dan efisien.

c. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kebugaran Jasmani

Kebugaran jasmani yang baik merupakan interaksi dari berbagai faktor yang mempengaruhi baik secara langsung atau tidak langsung bagi tiap individu. Menurut (Djoko Pekik Irianto, 2004:7) dalam (Satrio, 2018:19) hal-hal yang menunjang kebugaran jasmani meliputi tiga upaya bugar yaitu: makan, istirahat dan olahraga, dari ketiga upaya hal tersebut dapat dijelaskan sebagi berikut:

1) Makan

Untuk dapat mempertahankan hidup secara setiap manusia memerlukan makanan yang cukup, baik kualitas maupun kuantitas, yakni memenuhi syarat makanan syarat berimbang, cukup energi dan nutrisi meliputi: karbohidat, lemak, protein,

(7)

vitamin, mineral dan air. Kebutuhan energi untuk kerja sehari- hari di peroleh dari makanan sumber energi dengan porsi karbohidrat 60%, lemak 25%, dan protein 15%. Untuk mendapatkan kebugaran yang prima selain memperhatikan makan sehat berimbang juga di tuntut meninggalkan kebiasaan yang tidak sehat seperti merokok, minuman alkohol dan makan berlebihan secara tidak teratur.

2) Istirahat

Tubuh manusia tersusun atas organ, jaringan, sel yang memiliki kemampuan kerja terbatas. Seseorang tidak akan mampu bekerja terus menerus sepanjang hari tanpa berhenti.

Kelelahan adalah salah satu indikator keterbatasan fungsi tubuh manusia. Untuk itu istirahat sangat diperlukan agar tubuh memiliki kesempatan melakukan recovery (pemulihan) sehingga dapat melakukan kerja atau aktivitas sehari-hari dengan nyaman.

3) Berolahraga

Berolahraga adalah salah satu alternative paling efektif dan aman untuk memperoleh kebugaran sebab olahraga mempunyai multi manfaat fisik (meningkatkan komponen kebugaran) manfaat sosial (menambah percaya diri dan saran berinteraksi).

Selain ketiga faktor di atas daya tahan kardiorespirasi merupakan salah satu faktor utama dalam kesegaran jasmani.

(8)

Karena setiap kesegaran jasmani tidak lepas dari daya tahan kardiorespirasi ini secara umum dapat mewakili tingkat kesegaran jasmani seseorang. Menurut (Depdiknas, 2000:54) dalam (Satrio, 2018:20) bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi daya tahan jantung paru adalah sebagai berikut:

a) Keturunan (genetik)

Dari penelitian yang telah dilakukan dibuat kesimpulan bahwa kemampuan VO2max 93,4%

ditentukan oleh faktor genetik yang hanya dapat diubah dengan latihan. Faktor genetik yang berperan dapat membedakan kapasitas jantung, paru, sel darah merah dan hemoglobin juga persentase slow twitch fiber.

b) Umur

Mulai anak-anak sampai sekitar umur 20 tahun, daya tahan jantung (kardiovaskular) meningkat, mencapai maksimal pada umur 20-30 tahun dan kemudian berbanding terbalik dengan umur, sehingga pada orang yang berumur 70 tahun diperoleh daya tahan 50% dari yang dimilikinya pada umur 17 tahun, Hal ini disebabkan oleh penurunan faal organ transport dan penggunaan O2 yang terjadi akibat bertambahnya umur.

Tetapi curamnya penurunan dapat berkurang bila tetap melakukan olahraga aerobik.

(9)

c) Jenis Kelamin

Sampai dengan umur pubertas tidak terdapat perbedaan daya tahan jantung (kardiovaskular) laki-laki dan wanita, setelah umur tersebut nilai pada wanita lebih rendah 15-25% dari pada pria. Perbedaan tersebut disebabkan oleh adanya perbedaan maximal muscular power yang berhubungan dengan luas permukaan tubuh, komposisi tubuh, kekuatan otot, jumlah hemoglobin, kapasitas paru dan sebagainya.

d) Kebiasaan Berolahraga

Istirahat di tempat tidur selama 3 minggu akan menurunkan daya tahan jantung (kardiovaskular). Efek latihan aerobik selama 8 minggu setelah istirahat memperlihatkan peningkatan daya tahan jantung (kardiovaskular). Macam aktifitas fisik akan mempengaruhi nilai daya tahan kardiovaskular.

Seseorang yang melakukan lari jarak jauh mempunyai daya tahan kardiovaskular yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang melakukan gymnastic dan main anggar. Pada penderita obesitas aktifitas fisik yang terarah juga meningkatkan kesegaran jasmani di samping terjadi penurunan berat badan.

d. Tes Kesegaran Jasmani Indonesia

(10)

Menurut (Depdiknas, 2010) dalam (Satrio, 2018:15) ada bermacam – macam tes kesegaran jasmani salah satunya adalah tes kesegaran jasmani untuk remaja usia 16 – 19 tahun merupakan rangkaian tes yang terdiri atas 5 butir tes yaitu:

1) Tes lari 60 meter tes ini bertujuan untuk mengukur kecepatan lari. Pelaksanaan tes lari 60 meter adalah sebagai berikut :

a) Sikap permulaan peserta berdiri dibelakang garis start.

b) Gerakan : ada aba-aba “Siap” peserta mengambil sikap start berdiri, siap untuk lari, pada aba-aba

“Ya” peserta lari secepat mungkin menuju garis finish dengan menempuh jarak 60 meter.

c) Lari masih bisa diulang apabila : Pelari mencuri start, Pelari tidak melewati garis finish, Pelari terganggu oleh pelari lain.

d) Pengukuran waktu dilakukan mulai saat bendera di angkat sampai pelari tepat melintasi garis finish.

e) Hasil yang dicatat adalah waktu yang dicapai oleh pelari untuk menempuh jarak 60 meter, dalam satuan waktu detik. Waktu dicatat satu angka dibelakang koma.

(11)

2) Tes Gantung Siku (putri) dan Angkat Tubuh (putra), tujuan dari tes ini adalah untuk mengukur kekuatan dan ketahanan otot lengan dan otot bahu. Pelaksanaan Tes Gantung dan Angkat Tubuh :

a) Peserta berdiri di bawah palang tunggal. Kedua tangan berpengan pada palang tunggal selebar bahu.

Pegangan telapak tangan menghadap ke arah letak kepala.

b) Gerakan Angkat Tubuh hingga dagu melewati palang, kemudian turunkan kembali seperti pada sikap permulaan namun siku sedikit ditekukan.

Lakukan selama 60 detik.

c) Pencatat hasil : Gerakan yang dihitung adalah angkatan yang dilakukan dengan sempurna, gerakan yang dicatat adalah jumlah angkatan yang dapat dilakukan dengan sikap sempurna tanpa istirahat selama 60 detik. Peserta yang tidak mampu melakukan tes angkat tubuh ini, walaupun sudah berusaha diberi nilai 0 (nol).

d) Pelaksanaan Gantung Siku : Palang tunggal dipasang dengan ketinggian sedikit di atas kepala peserta, sikap permulaan peserta berdiri dibawah palang tunggal, kedua tangan berpegangan pada

(12)

palang tunggal selebar bahu, pegangan telapak tangan menghadap ke belakang. Gerakan dengan bantuan tolakan kaki, peserta melompat ke atas sampai siku bergantung siku tekuk, dagu berada di atas palang tunggal. Sikap tersebut dipertahankan selama mungkin. Lamanya waktu saat bergantung tersebut dicatat sebagai hasil.

3) Baring duduk 60 detik, tes ini bertujuan untuk mengukur kekuatan dan ketahanan otot perut.

Pelaksanaan Tes Baring Duduk :

a) Sikap permulaan peserta berbaring telentang di lantai atau rumput, kedua lutut di tekuk dengan sudut 90‟, kedua tangan diletakan masing-masing di samping telinga. Petugas/peserta lain memegang atau menekan pergelangan kaki agar kaki tidak terangkat.

b) Pada aba-aba “Ya” peserta mengambil sikap duduk sehingga kedua sikunya menyentuh kedua paha, kemudian kembali ke sikap permulaan. Gerakan ini dilakukan berulang-ulang dengan cepat dan tanpa istirahat selama 60 detik.

c) Pencatatan Hasil : Hasil yang dihitung dan dicatat adalah jumlah gerakan baring duduk yang dapat

(13)

dilakukan dengan sempurna selama 60 detik.

Peserta yang tidak mampu melakukan tes baring duduk ini diberi nilai 0 (nol).

4) Loncat Tegak, tes ini bertujuan untuk mengukur daya ledak atau tenaga eksplosif tungkai. Pelaksanaan Tes Loncat Tegak :

a) Sikap permulaan ujung jari dari peserta diolesi serbuk kapur. Peserta berdiri tegak dekat dinding, jari kaki rapat, papan skala berada di samping kiri atau kanannya. Kemudian tangan yang dekat dinding diangkat lurus ke atas, telapak tangan ditempelkan pada papan berskala sehingga meninggalkan bekas raihan jarinya.

b) Gerakan peserta mengambil awalan dengan sikap menekukkan lutut dan kedua lengan diayun ke belakang. Kemudian peserta melocat setinggi mungkin sambil menepukan papan dengan ujung jari sehingga menimbulkan bekas. Lakukan tes ini sebanyak 3 kali tanpa istirahat atau diselingi oleh peserta lain.

c) Pencatatan Hasil : Catat raihan tegak, ketiga raihan loncatan dicatat, raihan loncatan dikurangi raihan tegak, ambil nilai selisih raihan tertinggi.

(14)

5) Lari 1200 meter, tes ini bertujuan untuk mengukur daya tahan paru-jantung (kardiovaskular). Pelaksanaan Tes Lari 1200 meter :

a) Sikap permulaan peserta berdiri di belakang garis start.

b) Gerakan pada aba-aba “Siap” peserta mengambil sikap start berdiri, siap untuk lari. Pada aba-aba

“Ya” peserta berlari menuju garis finish, menempuh jarak 1200 meter.

c) Pencatatan Hasil : Pengambilan waktu dilakukan mulai saat bendera diangkat sampai pelari tepat melintasi garis finish. Hasil yang dicatat adalah waktu yang dicapai oleh pelari untuk menempuh jarak 1200 meter. Waktu dicatat dalam satuan menit dan detik.

(15)

Tabel 2.1. Nilai Tes Kesegaran Jasmani Indonesia ( Untuk Putra Usia 16-19

tahun)

Tabel 2.2. Nilai Tes Kesegaran Jasmani Indonesi (Untuk Putri Usia 16 – 19 Tahun)

Nilai Lari 60 Meter Gantung Siku Tekuk

Baring Duduk 60 Detil

Loncat Tegak

Lari 1200 Meter Nilai Lari 60

Meter

Angkat Tubuh

Baring Duduk 60 Detik

Loncat Tegak

Lari 1200 meter

5 s.d - 7,2” 19 ke atas 41 ke atas 73 ke atas s.d – 3‟14”

4 7,3” - 8,3” 14 – 18 30 – 40 60 – 72 3‟15” – 4‟25”

3 8,4” - 9,6” 9 – 13 21 – 29 50 – 59 4‟26” – 5‟12”

2 9,7” - 11,0” 5 – 8 10 – 20 39 – 49 5‟13” – 6‟33”

1 11,1” – dst 0 – 4 0 – 9 38 dst 6‟34” – dst

(16)

5 s.d – 8,4” 41” – keatas 28 keatas 50 keatas s.d – 3‟52”

4 8,5” – 9,8” 22” – 40” 20 – 28 39 – 49 3‟53” – 4‟56”

3 9,9 – 11,4” 10” – 21” 10 – 19 31 – 38 4‟57” – 5‟58”

2 11,5” – 13,4” 3” – 9” 3 – 9 23 – 30 5‟59” – 7‟23”

1 13,5” dst 0” – 2” 0 – 2 22 dst 7‟24” dst

Tabel 2.3. Norma Tes Kebugaran Jasmani Indonesia (Untuk Putra dan Putri Usia 16-19 Tahun)

No Jumlah Nilai Klasifikasi Kebugaran Jasmani

1 22 – 25 Baik Sekali (BS)

2 18 – 21 Baik (B)

3 14 – 17 Sedang (S)

4 10 – 13 Kurang (K)

5 5 – 9 Kurang Sekali (KS)

3. Hakikat Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Universitas Subang

a. Profil dan Sejarah

(17)

Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Universitas Subang berdiri pada tanggal 10 Maret 2014, yang memiliki 6 dosen tetap yang sudah di SK kan per tanggal 10 Maret 2014 yaitu Bapak Deni Mudian, M. Pd., Bapak Gempar Al-Hadist, M. Pd., Bapak Aris Risyanto, M. Pd., Bapak Deden Budi Rosman, M. Pd., Bapak Iyan Nurdiyan Haris, M. Pd., Bapak Pulung Riyanto, M. Pd. Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi sudah terakreditasi B, yang termasuk ke dalam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Subang. Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Universitas Subang yang beralamat di JLN. R.A KARTINI KM. 3 KABUPATEN SUBANG. Dan pada tahun 2021 sekarang Ketua Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi yaitu Bapak Dadan Pra Rudiana, M.Pd.

b. Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Program Studi PJKR

Visi, misi, tujuan dan sasaran Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi disusun secara parsitipatif dengan melibatkan semua pihak seperti pimpinan FKIP, Program Studi, dosen, mahasiswa, alumni, pengguna lulusan, para ahli, dan pakar dalam bidang pendidikan jasmani kesehatan dan rekreasi. Adapun alur mekanisme pelaksanaanya sebagai berikut:

a) Pembentukan panitia visi, misi, tujuan dan sasaran Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi melalui pimpinan

(18)

yang kemudian ditetapkan dengan Surat Keputusan Dekan FKIP Nomor : 128/H/FKIP-UNSUB/VI/2014.

b) Tim penyusunan mangkaji kurikulum yang sedang berjalan untuk menelaah tingkat relevansinya dengan kebutuhan di lapangan kerja.

c) Untuk memperoleh masukan terkait dengan kebutuhan di lapangan kerja, tim penyusun berupaya menyebarkan angket kepada lulusan dan pengguna. Sementara upaya memperoleh masukan dari pihak internal dilakukan melalui rapat internal.

d) Semua masukan dari pihak terkait tersebut, selanjutnya dikaji lebih mendalam untuk dijadikan acuan dalam penyusunan visi, misi, tujuan, dan sasaran program studi.

e) Berdasarkan masukan dari berbagai pihak, maka tim menyusun draf visi, misi, tujuan dan sasaran Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi.

f) Selanjutnya tim membagikan draf visi, misi, tujuan, dan sasaran Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi kepada internal stakeholders untuk menyempurnakan draf visi, misi, tujuan, dan sasaran yang sudah dibuat oleh tim.

g) Langkah berikutnya, tim menyempurnakan visi, misi, tujuan, dan sasaran Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi.

(19)

h) Tim menyerahkan visi, misi, tujuan, dan sasaran Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi kepada Ketua Program Studi untuk diteruskan kepada Dekan FKIP Unsub.

i) Pada tahap akhir, Dekan menetapkan visi, misi, tujuan, dan sasaran Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi.

Visi Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi : Pada tahun 2003 menjadi Program Studi yang unggul dalam penyelenggaraan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi di wilayah Jawa Barat.

Misi Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi : a) Melaksanakan proses pembelajaran secara profesional dalam

bidang pendidikan jasmani kesehatan dan rekreasi.

b) Meningkatkan kualitas pelaksanaan proses belajar dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.

c) Meningkatkan kualitas layanan akademik melalui pengembangan SDM baik tenaga pendidik maupun tenaga kependidikan.

d) Melaksanakan penelitian bermutu dalam bidang pendidikan jasmani kesehatan dan rekreasi.

e) Melaksanakan pengabdian pada masyarakat untuk membantu memecahkan permasalahan di masyarakat dalam bidang pendidikan jasmani kesehatan dan rekreasi

(20)

f) Menyebarluaskan hasil karya intelektual dan artikel hasil penelitian baik melalui forum ilmiah maupun jurnal nasional dan internasional.

g) Menjalin jaringan kerja sama pada tingkat lokal, nasional, dan internasional dalam bidang pendidikan jasmani kesehatan dan rekreasi.

Tujuan Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi : a) Terwujudnya lulusan sebagai tenaga pendidik yang profesional

dalam bidang pendidikan jasmani kesehatan dan rekreasi.

b) Terciptanya proses belajar yang berkualitas berbasis teknologi informasi dan komunikasi.

c) Tersedianya layanan berkualitas melalui pengembangan SDM baik tenaga pendidik maupun kependidikan.

d) Terlaksananya pengabdian kepada masyarakat yang relevan dengan bidang pendidikan jasmani kesehatan dan rekreasi.

e) Tersebarluasnya hasil karya intelektual dan artikel hasil penelitian melalui forum ilmiah, jurnal nasional dan jurnal internasional.

f) Terjalinnya kerjasama dengan berbagai institusi dalam bidang pendidikan jasmani kesehatan dan rekreasi

c. Kurikulum Program Studi PJKR

Di Program Studi PJKR Universitas Subang sudah merajut kepada kurikulum MBKM karena sudah masuk di era industri 4.0 untuk mendukung Merdeka Belajar-Kampus Merdeka. Yang

(21)

dimana merujuk pada landasan penyusunan kurikulum, kaitan kurikulum dengan standar nasional pendidikan tinggi, bentuk dan metode pembelajaran, dan pembelajaran daring untuk memfasilitasi merdeka belajar-kampus merdeka.

1) Landasan Penyusunan Kurikulum

Pengembangan kurikulum merupakan hak dan kewajiban masing-masing perguruan tinggi, namun demikian dalam pengembangan kurikulum perguruan tinggi harus berlandaskan mulai dari UUD 1945, UU No. 12 Tahun 2012, Standar Nasional Pendidikan Tinggi yang dituangkan dalam Permendikbud No. 3 Tahun 2020, serta ketentuan lain yang berlaku.

Kurikulum seharusnya mampu menghantarkan mahasiswa menguasai ilmu pengetahuan dan keterampilan tertentu, serta membentuk budi pekerti luhur, sehingga dapat berkontribusi untuk menjaga nilai-nilai kebangsaan, kebhinekaan, mendorong semangat kepedulian kepada sesama bangsa dan umat manusia untuk meningkatkan kesejahteraan sosial yang berkeadilan serta kejayaan bangsa indonesia.

Penyusunan kurikulum hendaknya dilandasi dengan fondasi yang kuat, baik secara fisiologis, sosiologis, psikologis, historis, maupun secara yuridis.

(22)

2) Kaitan Kurikulum dengan Standar Nasinal Pendidikan Tinggi

Menurut (UU No. 12 Tahun 2012 Pasal 35) dalam (Junaidi dkk, 2020:11) Kurikulum Program Studi Pendidikan Tinggi mengacu pada Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SN-Dikti). Selanjutnya Kurikulum pendidikan tinggi didefinisikan sebagai seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan ajar serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan Pendidikan Tinggi. Berdasarkan pengertian tersebut perencanaan dan pengaturan kurikulum sebagai sebuah siklus kurikulum memiliki beberapa tahapan dimulai dari analisis kebutuhan, perancangan, pengembangan, pelaksanaan, evaluasi, dan tindak lanjut perbaikan yang dilakukan oleh program studi (Ornstein & Hunkins, 2014) dalam (Junaidi dkk, 2020:12). Siklus kurikulum tersebut berjalan dalam rangka menghasilkan lulusan sesuai dengan capaian pembelajaran lulusan program studi yang telah ditetapkan.

3) Bentuk dan Metode Pembelajaran

(23)

Bentuk pembelajaran diatur di dalam SN-Dikti pada pasal (14) dan konversinya dalam sks diatur pada pasal (19). Pemilihan bentuk pembelajaran dalam aktivitas belajar mahasiswa pada mata kuliah dapat digunakan untuk mengestimasi waktu belajar, yang selanjutnya dapan digunakan untuk menghitung bobot sks mata kuliah. Bentuk dan metode pembelajaran dapat dipilih sesuai dengan karakteristik mata kuliah untuk mencapai kemampuan tertentu yang ditetapkan dalam mata kuliah dalam rangkaian pemenuhan CPL (Capaian Pembelajaran Lulusan).

4) Pembelajaran Daring untuk Memfasilitasi Merdeka Belajar-Kampus Merdeka

Program MBKM memungkinkan mahasiswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran di luar program studi, baik di dalam perguruan tinggi yang sama, maupun di luar perguruan tinggi asal mahasiswa. Sesuai dengan buku Panduan Merdeka Belajar-Kampus Merdeka, terdapat berbagai jenis kegiatan pembelajaran yang dapat dilakukan mahasiswa di luar program studinya, seperti: pertukaran mahasiswa, magang/praktik kerja, asistensi mengajar di suatu satuan pendidikan, penelitian/riset di suatu

(24)

instansi/institusi, melakukan proyek kemanusiaan, kegiatan wirausaha, studi/proyek independen, atau membangun desa/kuliah kerja nyata tematik. Kegiatan- kegiatan tersebut dapat diambil oleh mahasiswa tersebar dalam maksimum 3 (tiga) semester. Pada berbagai kegiatan yang disebutkan di atas, mahasiswa tetap dapat memiliki kesempatan untuk mengikuti proses pembelajaran lainnya (baik di program studi sendiri atau di sumber belajar lainnya) sesuai dengan jumlah maksimum beban sks yang dimiliki oleh mahasiswa pada suatu semester.

d. Jadwal Mata Kuliah Ganjil/Genap 1. Mata Kuliah Ganjil

Mata Kuliah SKS

Anatomi Manusia (1) 2

Bola Voli (1) 2

Renang I (1) 2

Ilmu Faal (1) 2

Dasar Penjaskes (1) 3

Pendidikan Agama (1) 2

(25)

Atletik I (1) 2

Bahasa Indonesia (1) 2

Landasan Pendidikan (1) 2

Bahasa Inggris (1) 2

Ilmu Kesehatan (3) 2

Aplikasi Komputer (3) 2

Senam II (3) 2

Manajemen Penjas dan OR (3) 3

Perkembangan Motorik (3) 2

Teori Bermain (3) 2

Filsafat Penjas dan Olahraga (3) 2

Ilmu Sosial Budaya (3) 2

Pendidikan Kewarganegaraan (3) 2 Bimbingan dan Konseling (3) 2

Tenis Lapangan (3) 2

Ilmu Kepelatihan Dasar (5) 2

Psikologi Olahraga (5) 2

(26)

Bola Tangan (5) 2

Pencak Silat (5) 3

Futsal (5) 2

Pendidikan Anti Korupsi (5) 2 Pengelolaan Pendidikan (5) 2

DMP Atletik (5) 2

Penulisan Karya Ilmiah (5) 2

Kewirausahaan (5) 2

DMP Senam (5) 2

Tes dan Pengukuran dalam Penjas (7)

3

Massage Olahraga (7) 2

KKN (7) 3

PPL (7) 4

Tabel 2.3. Mata Kuliah Ganjil

2. Mata Kuliah Genap

Mata Kuliah SKS

Biomekanika Olahraga (2) 2

(27)

Sosiologi Olahraga (2) 2

Renang II (2) 2

Ilmu Faal Olahraga (2) 2

Senam I (2) 2

Atletik II (2) 2

Sepak Bola (2) 2

Pendidikan Agama II (2) 2

Kepramukaan (2) 2

Pendidikan Pancasila (2) 2

Perkembangan Peserta Didik (2) 2 Sarana Prasarana Olahraga (4) 2

Ilmu Gizi Olahraga (4) 2

Musik dan Gerak (4) 2

Teori Balajar Motorik (4) 2 Kurikulum & Pembelajaran Penjas

(4)

2

Bola Basket (4) 2

Penjas Adaptif (4) 2

(28)

Permainan Bola Kecil (4) 2 Perencanaan Pembelajaran Penjas

(4)

3

Pendidikan Rekreasi (4) 2

Model-Model Pembelajaran Penjas (4)

2

Taekwondo (6) 2

Pedagogi Olahraga (6) 2

Metode Penelitian Penjas &

Olahraga (6)

3

Didaktik Metodik Pengajaran Renang (6)

2

Didaktik Metodik Pengajaran Permainan (6)

2

Pencegahan Dan Perawatan Cedera (6)

2

Statistika Penjas(6) 3

Bulu Tangkis(6) 2

Evaluasi Pembelajaran Olahraga (6) 3

Skripsi (8) 6

Tabel 2.4. Tabel Mata Kuliah Genap

(29)

Berikut di atas merupakan Mata Kuliah keseleruhan dari semester awal hingga akhir di Program Studi PJKR Universitas Subang. Dimana mata kuliah praktek lebih banyak dilaksanakan di semester awal, sedangkan di semester akhir mata kuliah praktek tidak sebanyak di semester awal.

4. Hakikat Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

Menurut (Bucher, 1983:13) dalam (Mustafa, 2020:428) menyatakan bahwa ‟Pendidikan jasmani adalah bagian integral dari keseluruhan proses pendidikan, merupakan usaha yang bertujuan untuk meningkatkan kinerja manusia melalui media kegiatan fisik yang telah dipilih dengan tujuan untuk mewujudkan hasilnya‟.

Menurut (Gemael, 2018:32) menyatakan bahwa :

Pendidikan jasmani mengarahkan pada perkembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor manusia. Pendidikan jasmani hakikatnya adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan holistik dalam kualitas individu baik secara jasmani dan rohani. Sehingga pendidikan jasmani merupakan salah satu pendidikan yang sangat penting dan utama untuk kemajuan suatu bangsa. Pendidikan jasmani selain bertujuan untuk meningkatkan kesegaran jasmani juga bertujuan untuk meningkatkan prestasi dalam pembelajaran mahasiswa. Keberhasilan mahasiswa dalam pembelajaran dipengaruhi oleh kemampuan, kemauan, makanan yang bergizi, dan kondisi tubuh yang baik. Kondisi tubuh yang baik apabila tingkat kesegaran jasmaninya baik. Tingkat kesegaran jasmani yang baik dapat diperoleh dengan melakukan kegiatan olahraga secara teratur.

Menurut (Suprastyo, 2017:27) menyatakan bahwa :

Prodi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi yang berada dalam lingkup dunia pendidikan yang bergerak dalam dunia olahraga. Dalam prodi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi ini bertujuan untuk mencetak calon guru yang bergerak pada bidang olahraga yang berkompeten dan mempunyai pemikiran yang kreatif terhadap

(30)

keterbatasan sarana dan prasarana yang terdapat di lembaga pendidikan tingkat menengah (SMP/SMA).

B. Penelitian Relevan

Untuk mendukung kajian teoritis yang dikemukakan sehingga dapat menjadi landasan pada kerangka berpikir di sajikan penelitian yang relevan sesuai dengan permasalahan yang penulis angkat kali ini.

1. Penelitian yang dilakukan oleh Nur Fitriyah dan Sapto Wibowo pada tahun 2014 yang berjudul “PERBANDINGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI ANTARA MAHASISWA FIK UNESA DENGAN MAHASISWA STIKIP PGRI SUMENEP ANGKATAN 2010 PRODI PENDIDIKAN JASMANI, KESEHATAN DAN REKREASI (PENJASKESREK)”. Penelitian ini merupakan jenis penelitian non-eksperimen menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif dengan membandingkan 2 sampel. Penelitian ini merupakan penelitian perbandingan (comparative research). Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa FIK UNESA angkatan 2010 kelas B yang berjumlah 30 dan mahasiswa STIKIP PGRI Sumenep angkatan 2010 kelas E yang berjumlah 39. Tidak ada perbedaan tingkat kebugaran jasmani antara mahasiswa FIK UNESA dan mahasiswa STIKIP PGRI Sumenep angkatan 2010 prodi pendidikan jasmani, kesehatan dan rekreasi (penjaskesrek). Tingkat kebugaran jasmani antara mahasiswa FIK UNESA dan mahasiswa STIKIP PGRI Sumenep angkatan 2010 prodi pendidikan jasmani, kesehatan dan

(31)

rekreasi (penjaskesrek), bisa di katakan hampir sama tingkat kebugaran jasmaninya.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Agus Salim Samosir, dkk pada tahun 2017 yang berjudul “PERBANDINGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI MAHASISWA FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI MEDAN DENGAN SEKOLAH TINGGI OLAHRAGA DAN KESEHATAN BINAGUNA ANGKATAN 2015”. Penelitian ini dilaksanakan di Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Medan Jln. William Iskandar Psr. V- Medan dan Sekolah Tinggi Olahraga dan Kesehatan Bina Guna Jln. Alumunium Raya No.77 Tj. Mulia-Medan 20241. Dalam penelitian ini sampel yang diteliti sebanyak 537 orang, dengan teknik pengambilan sampel total sampling. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode deskriptif dengan teknik pengumpulan data menggunakan tes dan pengukuran. Tingkat kebugaran jasmani mahasiswa Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Medan lebih baik dibandingkan dengan tingkat kebugaran jasmani mahasiswa Sekolah Tinggi Olahraga dan Kesehatan Binaguna Medan Angkatan Tahun 2015.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Nanda Eriko Pratama dan Irma Febriyanti pada tahun 2014 yang berjudul “PERBANDINGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI ANTARA MAHASISWA

PENDIDIKAN OLAHRAGA DENGAN MAHASISWA

PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA”. Penelitian ini

(32)

menggunakan jenis penelitian perbandingan (comparative research), yaitu suatu penelitian yang membandingkan satu kelompok sampel dengan kelompok sampel lain berdasarkan variabel atau ukuran- ukuran tertentu. Populasi dalam penelitian ini adalah semua mahasiswa putra Pendidikan Olahraga angkatan 2011 FIK Unesa sebanyak 4 kelas, yaitu kelas A, B, C, D dengan jumlah 122 mahasiswa dan semua mahasiswa putra Pendidikan Kepelatihan Olahraga angkatan 2011 FIK Unesa sebanyak 4 kelas, yaitu kelas A, B, C, D dengan jumlah 133 mahasiswa. Sehingga besar populasi adalah 255 mahasiswa. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan kebugaran jasmani antara mahasiswa pendidikan olahraga dengan mahasiswa pendidikan kepelatihan olahraga angkatan 2011.

C. Kerangka Berfikir

Kebugaran jasmani merupakan hal yang penting bagi tubuh untuk menjalani kegiatan sehari-hari. Menurut (Satrio, 2018:1) memiliki kesegaran jasmani yang baik orang akan mampu melakukan aktivitas sehari-hari dengan waktu lebih lama dibandingkan dengan kebugaran jasmani yang rendah.

Yang dijadikan landasan dalam penelitian ini yakni mengenai tingkat kebugaran jasmani mahasiswa Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi angkatan 2018 (akhir) dan mahasiswa angkatan 2020 (awal) di Universitas Subang. Apakah terdapat perbedaan tingkat kebugaran jasmani

(33)

pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi angkatan 2018 (akhir) dan angkatan 2020 (awal).

D. Hipotesis

Adapun hipotesis dalam penelitian ini yakni terdapat perbedaan tingkat kebugaran jasmani mahasiswa Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi angkatan akhir (2018) dan angkatan awal (2020) di Universitas Subang.

Referensi

Dokumen terkait

Untuk itu pemilihan teman sebaya sebagai sahabat dan relasi anak dengan teman sebayanya yang lain menjadi sangat penting agar anak memiliki penyesuaian sosial yang baik di

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan lembar pengumpulan data berbentuk tabel yang diperoleh dari data kemampuan awal sebelum diberi perlakuan baik dengan menggunakan

Aktifitas gempa di Pulau Sumatera juga disebabkan oleh zona transformasi pada jalur patahan Sumatera sepanjang 1.900 km yang merentang dari Aceh hingga Selat Sunda dengan

Metode penelitian dalam skripsi ini adalah metode penelitian pustaka library research selanjutnya adalah menentukan eksentrik digraf dari beberapa contoh graf n­partisi komplit Ka ,a

Berdasarkan analisis LQ maka semua subsektor pertanian di Provinsi Gorontalo merupakan komoditas unggulan dengan nilai lebih dari satu.. Subsektor peternakan ditahun 2011

Dalam rangka deskripsi untuk terapan terdapatlah tiga tahap linguistik terapan, yakni: (1) tahap deskripsi linguistik -- tentang hakikat bahasa yang akan

Sir Sayid Ahmad Khan adalah pemikir yang menyerukan saintifikasi masyarakat muslim. Seperti halnya Al Afgani, ia menyerukan kaum muslim untuk meraih

9.1.1 Lembaga sertifikasi halal harus dengan tepat menetapkan lingkup sertifikasi ter kait kategori produk/jasa halal (contoh produksi primer(bahan mentah atau