BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
V.1. Kesimpulan
a) Perkembangan produksi bahan pangan dipengaruhi oleh berbagai aspek, diantaranya lahan ; perluasan areal tanam (pencetakan sawah baru), alih fungsi lahan, pemanfaatan lahan tidur, pengaruh iklim/ cuaca/ curah hujan, serangan organisme pengganggu tanaman (OPT), serangan hama penyakit, dukungan teknologi budidaya (bibit unggul, pupuk, alat mesin pertanian, dll) serta dukungan pemerintah baik kebijakan maupun anggaran, Penyediaan bahan pangan dari kemampuan produksi daerah belum sepenuhnya dapat memenuhi kebutuhan konsumsi penduduk Provinsi Jambi
b) Dari perkiraan ketersediaan bahan pangan dari kemampuan produksi daerah komoditi yaitu padi, Jagung, kedelai, kacang hijau, kacang tanah, ubi jalar, Ubi rambat kemampuan produksi belum mampu untuk memenuhi kebutuhan penduduk Provinsi Jambi. Dalam mekanisme pasar ketersediaan bahan pangan masih ditunjang dari pasokan luar daerah. Dengan distribusi keluar masuk bahan pangan dimana pada saat panen produk lokal dibawa keluar daerah dan pada saat kondisi defisit ketersediaan akan terpenuhi dari luar daerah
c) Untuk kedelai yang merupakan bahan pangan strategis perlu dilakukan berbagai upaya peningkatan produksi dengan meluncurkan program-program khusus yang menguntungkan bagi petani.
d) Untuk komoditas ubi jalar ketersediaan bahan pangan untuk dikonsumsi cukup tersedia, namun demikian konsumsi penduduk masih rendah bila dibandingkan kebutuhan ideal. Untuk itu perlu digalakkan dan disosialisasikan konsumsi ubi jalar sebagai salah satu sumber karbohidrat
e) Rendahnya kemampuan produksi pangan di Provinsi Jambi, sehingga ketersediaan pangan masih tergantung pada pasokan luar daerah
f) Jumlah permintaan pangan semakin meningkat seiring dengan peningkatan jumlah penduduk.
g) Belum tersedianya data pasokan pangan sehingga sulit untuk menganalisa ketersediaan pangan yang digunakan sebagai dasar perencanaan dan pelaksanaan progam
h) Belum optimalnya peran dewan ketahanan pangan karena komitmen dan implementasi kesepakatan belum dilaksanakan sepenuhnya
i) Pembinaan dan pemberdayaan kemandirian pangan pada Kawasan rawan pangan dan kelompok masyarakat rawan pangan dihadapkan pada kendala sarana dan infrastruktur serta kemampuan tenaga pendamping dan penyuluhan lapangan.
V.2. Saran
Untuk mewujudkan dan menyiapkan informasi ketersediaan pangan strategis berupa Pemetaan wilayah di Provinsi Jambi sehingga dengan mudah diakses oleh yang membutuhkan perlu adanya :
1. Komitmen dan dukungan pengambil kebijakan yang dibutuhkan antara lain pembinaan pegawai atau petugas yang menangani data serta penepatan pegawai yang memiliki kompetensi di bidangnya.
2. Kebijakan kabupaten mengenai ketersediaan pangan sebaiknya bertujuan untuk (i) meningkatkan produktivitas; (ii) perluasan lahan sawah; (iii) mengurangi dampak iklim-terkait resiko; (iv) memperkuat kelembagaan bagi petani. Strategi untuk masing-masing tujuan adalah sebagai berikut:
(i) Peningkatan produktivitas
a. Pendirian Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman dan Sumber Daya Terpadu (SLPTT)
b. Perbaikan penggunaan varietas tanaman
c. Pemupukan berimbang, baik pupuk organik maupun bio hayati d. Pengelolaan air
e. Memperkuat pengawasan, koordinasi dan supervisi untuk peningkatan produktivitas pertanian
(ii) Perluasan lahan sawah
a. Pengembangan lahan sawah b. Optimalisasi penggunaan lahan
c. Pengembangan dan rehabilitasi Jaringan Irigasi Tingkat Usaha Tani (JITUT) dan Jaringan Irigasi Desa (JIDES)
d. Pembangunan sumur pompa dan dam/embung (iii) Pengurangan dampak iklim terkait resiko
a. Pengendalian Organisme Penganggu Tanaman (OPT)
b. Mengurangi kehilangan hasil (susut) pada saat panen dan pengolahan hasil panen
(iv) Penguatan kelembagaan bagi petani
a. Kredit dan energi untuk ketahanan pangan
b. Lembaga Mandiri dan Mengakar pada Masyarakat
c. Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat
d. Pemasaran produk pertanian, missal TTIC, dll