• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Penagihan Pajak Dengan Surat Teguran dan Surat Paksa Terhadap Pencairan Tunggakan Pajak di KPP Pratama Bandung Tegallega.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Penagihan Pajak Dengan Surat Teguran dan Surat Paksa Terhadap Pencairan Tunggakan Pajak di KPP Pratama Bandung Tegallega."

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

vi Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK

Pajak merupakan sumber penerimaan utama negara yang digunakan untuk membiayai pengeluaran pemerintah dan pembangunan. Target penerimaan pajak yang setiap tahunnya mengalami peningkatan tentu harus dibarengi upaya ataupun strategi yang harus ditempuh negara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penagihan pajak dengan surat teguran dan surat paksa terhadap pencairan tunggakan pajak di KPP Pratama Tegallega Bandung tahun 2013-2015. Metode yang dipakai adalah metode pengujian kuantitatif deskriptif. Hasil analisis data yang ini secara parsial (t-test) Surat Teguran tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pencairan tunggakan pajak, sedangkan Surat Paksa mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pencairan tunggakan pajak. Secara simultan (F-test) surat teguran dan surat paksa mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pencairan tunggakan pajak di KPP Pratama Tegallega Bandung.

(2)

vii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT

Tax is a major source of revenues for the state to finance government spending and construction. The target of tax revenue has increased each year and must necessarily be followed by effort or strategies that must be adopted by the country. This study aims to determine the effect of the tax collection with a warning letter and forced letter toward the liquidation of tax arrears in KPP Pratama Bandung Tegallega, years 2013-2015. The method used in this study is descriptive quantitative testing methods. The results of the data analysis is Warning Letter partially (t-test) has no significant effect on the liquidation of tax arrears, while the Letter Forced partially has significant influence on the liquidation of tax arrears. Simultaneously (F-test) warning letter and forced letter have a significant influence on the disbursement of tax arrears in STO Tegallega Bandung.

(3)

viii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

1.2 Identifikasi Masalah ... 5

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 6

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

2.1.1.7 Sistem Pemungutan Pajak ... 13

2.1.1.8 Hambatan Pemungutan Pajak ... 14

2.1.2 Wajib Pajak ... 15

2.1.2.1 Pengertian Wajib Pajak ... 15

2.1.2.2 Kewajiban Wajib Pajak ... 15

2.1.2.3 Hak Wajib Pajak dalam Pemeriksaan ... 17

2.1.2.4 Kewajiban Wajib Pajak dalam Pemeriksaan ... 19

2.1.3 Timbulnya Hutang Pajak ... 21

2.1.3.1 Berakhirnya Hutang Pajak ... 21

2.1.4 Pemeriksaan Pajak... 23

2.1.4.1 Prosedur Pemeriksaan Pajak ... 24

2.1.4.2 Hak dan Kewajiban Wajib Pajak yang Diperiksa ... 25

2.1.5 Surat Ketetapan Pajak ... 26

2.1.6 Surat Tagihan Pajak ... 28

2.1.6.1 Penerbitan STP ... 29

2.1.6.2 Fungsi STP ... 30

(4)

ix Universitas Kristen Maranatha

2.1.7 Penagihan Pajak ... 31

2.1.7.1 Dasar Hukum Penagihan Pajak ... 32

2.1.7.2 Tindakan Penagihan Pajak ... 32

2.1.7.3 Daluwarsa Penagihan Pajak ... 35

2.1.8 Prosedur dan Waktu Penagihan Pajak ... 36

2.1.8.1 Surat Teguran ... 37

2.1.8.2 Penerbitan Surat Teguran ... 38

2.1.8.3 Surat Paksa ... 40

2.1.8.4 Pencairan Tunggakan Pajak ... 42

2.2 Kerangka Pemikiran ... 43

2.3 Pengembangan Hipotesis ... 45

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian ... 46

3.2 Metode Penelitian ... 46

3.3 Definisi Operasional Variabel ... 47

3.1.1 Variabel Independen (Variabel X) ... 48

3.1.2 Variabel Devenden (Variabel Y) ... 48

3.4 Populasi dan Sampel ... 49

3.4.1 Populasi ... 49

3.4.2 Sampel ... 49

3.4.2.1 Teknik Pengambilan Sampel ... 49

3.5 Metode Pengumpulan Data ... 50

3.5.1 Teknik Pengumpulan Data ... 50

3.6 Sumber Data ... 51

3.7 Metode Analisis Data ... 51

3.7.1 Uji Normalitas ... 52

3.7.2 Uji Multikolonieritas ... 52

3.7.3 Uji Autokolerasi ... 53

3.7.4 Uji Heteroskedastisitas ... 54

3.8 Teknik Analisis Data ... 55

3.8.1 Regresi Berganda ... 55

3.8.2 Uji Goodness of fit model ... 56

3.8.3 Koefisien Determinasi ... 56

3.8.4 Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) ... 58

3.8.5 Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t) ... 59

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umun Perusahaan ... 61

4.1.1 Sejarah terbentuknya KPP Pratama Tegalega Bandung ... 61

4.1.2 Visi, Misi, Motto dan Slogan KPP Pratama Tegalega Bandung ... 64

4.1.3 Uraian Tugas dan Jabatan ... 66

4.2 Hasil Penelitian ... 70

4.2.1 Uji Normalitas ... 70

4.2.2 Uji Multikolonieritas ... 71

4.2.3 Uji Autokolerasi ... 72

(5)

x Universitas Kristen Maranatha

4.2.5 Uji Regresi ganda ... 74

4.2.6 Uji Goodness of fit... 75

4.2.7 Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t) ... 76

4.2.8 Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) ... 77

4.2.9 Koefisiensi Determinasi ... 77

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 78

5.1 Simpulan ... 78

5.2 Saran ... 79

DAFTAR PUSTAKA ... 80

LAMPIRAN ... 83

(6)

xi Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR

(7)

xii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR TABEL

(8)

xiii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran A Jumlah Surat Teguran dan Surat Paksa ... 83

Lampiran B Hasil Uji Normalitas ... 86

Lampiran C Hasil Uji Multikolinearitas ... 87

Lampiran D Hasil Uji Autokorelasi ... 87

Lampiran E Hasil Uji Heterokedastisitas ... 88

Lampiran F Coefficients Regresi Linier Berganda ... 88

Lampiran G Uji Goodness of fit ... 90

Lampiran H Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t) ... 91

Lampiran I Uji Statistik F ... 91

(9)

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Penelitian

Perdagangan bebas (free trade) membawa konsekuensi pula dalam kebijakan

perpajakan. Dalam era globalisasi atau era persaingan bebas inilah cepat atau lambat

tidak dapat ditolak dan harus menerima keberadaan globalisasi ekonomi serta yang

paling penting yaitu mengambil kesempatan yang dapat timbul akibat adanya

perubahan ekonomi internasional. Untuk dapat merealisasikan tujuan tersebut perlu

banyak memperhatikan masalah pembiayaan pembangunan. Salah satu usaha untuk

mewujudkan kemandirian suatu bangsa atau negara dalam pembiayaan

pembangunan yaitu menggali sumber dana yang berasal dari dalam negeri berupa

pajak (Waluyo, 2013).

Penghasilan negara berasal dari rakyatnya melalui pungutan pajak atau dari

hasil kekayaan alam yang ada di dalam negara itu. Dua sumber itu merupakan

sumber yang terpenting dan memberikan penghasilan kepada negara. Penghasilan itu

untuk membiayai kepentingan umum yang akhirnya juga mencakup kepentingan

pribadi individu seperti kesehatan rakyat, pendidikan, kesejahteraan, dan sebagainya.

Jadi, dimana ada kepentingan masyarakat, disitu timbul pungutan pajak sehingga

pajak adalah senyawa dengan kepentingan umum (Suandy, 2011).

Di Indonesia pemungutan pajak menggunakan self assessment system yang

(10)

BAB I Pendahuluan 2

Universitas Kristen Maranatha

menyetor dan melaporkan melalui Surat Pemberitahuan (SPT). Wajib pajak mampu

melaksanakan kewajiban perpajakannya secara baik tanpa adanya kelalaian,

kesengajaan, maupun ketidaktahuan atas kewajibannya tersebut. Agar self

assessment system ini berjalan secara efektif maka harus diimbangi oleh penegakan

hukum dan pengawasan yang ketat atas kepatuhan wajib pajak dalam melaksanakan

kewajiban perpajakannya (Waluyo, 2013).

Pajak mempunyai masalah yang sangat kompeks. Kepatuhan wajib pajak

dalam membayar pajak merupakan hal yang penting dalam peningkatan penerimaan

pajak. Pada dasarnya permasalahan di sektor perpajakan terletak pada wajib pajak

orang pribadi yang sangat terbatas dalam menggali penerimaan pajak yang potensial.

Hal tersebut terbukti dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan

(APBN-P) Tahun 2013, rencana penerimaan negara dari sektor pajak ditetapkan

sebesar Rp 995,2 triliun. Sebesar 423,7 triliun merupakan rencana penerimaan dari

PPN (Irwan Aribowo, 2013). Peran masyarakat dalam pemenuhan kewajiban

perpajakannya sangat diperlukan demi tercapainya penerimaan negara. Pemerintah

dalam hal ini Kementerian Keuangan melalui Direktorat Jenderal Pajak sangat

mengapresiasi mereka, baik orang pribadi maupun badan hukum dalam bentuk

perusahaan yang taat membayar pajak. Namun di sisi lain, seringkali ditemui

pihak-pihak yang tidak memiliki kesadaran untuk melakukan pembayaran pajak (Riski,

2014).

Masyarakat kurang tertarik akan membayar pajak karena tidak adanya

(11)

BAB I Pendahuluan 3

Universitas Kristen Maranatha

manfaat yang dirasakan masyarakat. Masyarakat akan membayar pajak dari

penghasilan yang diterimanya apabila mereka merasakan pelayanan publik

sebanding dengan pembayaran pajaknya, adanya perlakuan yang adil dari pemerintah

serta proses hukum yang jelas dari pemerintah (Lars P.Feld dan Bruno S.Frey, 2007

dalam www.pajak.com).

Direktorat Jendral Pajak (DJP) terus berupaya meningkatkan penegakan

hukum (law enforcement) melalui kegiatan penagihan pajak baik secara pasif

maupun aktif. Penagihan pajak pasif dilakukan sebelum tanggal jatuh tempo melalui

surat atau media lainnya, sedangkan penagihan pajak aktif adalah penagihan pajak

yang dilakukan setelah tanggal jatuh tempo melalui penerbitan surat teguran, surat

paksa, surat perintah melakukan penyitaan, sampai dengan pelaksanaan penjualan

barang sita melalui lelang. Menurut Undang-undang Nomor 19 Tahun 2000 tentang

penagihan pajak dengan surat paksa adalah serangkaian tindakan agar penanggung

pajak melunasi hutang pajak dan biaya penagihan pajak dengan cara menegur atau

memperingatkan, melaksanakan penagihan seketika dan sekaligus, memberitahukan

surat paksa, mengusulkan pencegahan, melaksanakan penyitaan, melaksanakan

penyanderaan, dan menjual barang yang telah disita (Mardiasmo, 2013)

Direktorat Jendral Pajak (DJP) Fuad Rahmany mengatakan untuk tahun 2013

tercatat realisasi penerimaan pajak untuk karyawan atau PPh 21 sebesar Rp 90

triliun, sedangkan PPh Orang Pribadi sebesar Rp 4,4 triliun padahal potensinya

sangat besar. Dari data realisasi penerimaan pajak tahun 2013 yang sebesar Rp 1.099

(12)

BAB I Pendahuluan 4

Universitas Kristen Maranatha

orang pribadi selain karyawan sebesar Rp. 4,4 triliun hanya berkontribusi sebesar

0,82% terhadap total penerimaan PPh. Presentasenya akan semakin kecil lagi bila

dibandingkan dengan total penerimaan pajak, yakni hanya sebesar 0,40%. 16,8%

terhadap total penerimaan PPh atau 8,2% terhadap keseluruhan penerimaan pajak

(www.pajak.com).

Fenomena yang terjadi di KPP Pratama Bandung Tegallega sering dijumpai

banyak wajib pajak yang tidak membayar pajak atau melaporkan pajak secara

lengkap kepada para pemeriksa pajak. Pemeriksaan juga dilakukan jika fiskus

mendapat data dari pihak ketiga atau lawan traksansi dari wajib pajak yang belum

dilaporkan oleh wajib pajak itu sendiri. Hasil dari pemeriksaan adalah Surat

Ketetapan Pajak dan Surat Tagihan Pajak yang mana jika tidak dilunasi satu bulan

setelah diterbitkan akan menjadi tunggakan pajak.

Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) melansirkan jumlah tunggakan pajak

yang belum dibayar oleh para wajib pajak sampai 31 desember 2014 sebesar Rp.

67,7 triliun. Sementara sampai 24 maret 2015, Direktorat Jendral Pajak Kementrian

Keuangan (DJP Kemenkeu) baru berhasil mencairkan tunggakan sebesar Rp. 6,75

triliun atau baru 9,97% persen (Jati, 2015). Untuk mengatasi permasalahan tersebut

perlu dilaksanakan tindakan penagihan pajak yang mempunyai kekuatan hokum yang

memaksa agar penanggung pajak dapat melunasi pajak yang terutang. Penagih pajak

dengan surat teguran dan surat paksa merupakan tindakan yang dilakukan oleh

pemerintah untuk meningkatkan kesadaran wajib pajak dalam menjalankan

(13)

BAB I Pendahuluan 5

Universitas Kristen Maranatha

Penelitian oleh Derlina Sutria Tunas (2013) tentang efektivitas penagihan

tunggakan pajak dengan surat paksa pada kantor pelayanan pajak pratama menado

hasilnya pada tahun 2011 penggunaan dengan surat paksa tergolong belum efektif

dalam pencairan pajak namun pada tahun 2012 mengalami peningkatan yang efektif.

Pemerintah menyadari bahwa upaya-upaya pelaksanaan pemeriksaan yang

menghasilkan ketetapan yang efektif dengan berpegang pada asas keadilan serta

penagihan pajak terutama dengan cara aktif akan dapat meningkatkan penerimaan

pajak melalui pencairan tunggakan pajak.

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul: Pengaruh Penagihan Pajak Dengan Surat

Teguran Dan Surat Paksa Terhadap Pencairan Tunggakan Pajak Di KPP

Pratama Tegallega”

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan dari latar belakang diatas, maka perumusan masalah yang diajukan

adalah untuk mengetahui:

1. Bagaimana penerapan penagihan pajak dengan surat teguran di KPP Pratama

Tegallega Bandung?

2. Bagaimana penerapan penagihan pajak dengan surat paksa di KPP Pratama

Tegallega Bandung?

3. Seberapa besar pengaruh penagihan pajak dengan surat teguran dan surat paksa

(14)

BAB I Pendahuluan 6

Universitas Kristen Maranatha

1.3Maksud dan Tujuan Penelitian

Adapun tujuan diadakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Bagaimana pengaruh surat teguran dan surat paksa terhadap pencairan tunggakan

di KPP Pratama Tegallega Bandung?

2. Bagaimana penerapan surat teguran dan surat paksa terhadap pencairan

tunggakan di KPP Pratama Tegallega Bandung?

3. Seberapa besar penagihan pajak dengan surat teguran dan surat paksa terhadap

pencairan tunggakan di KPP Pratama Tegallega Bandung?

1.4Manfaat Penelitian

1. Bagi Penulis, sebagai pemenuhan kewajiban bagi penulis dalam rangka

memperoleh gelar sarjana ekonomi dari Universitas Kristen Maranatha, serta

memperluas pengetahuan dan wawasan peneliti tentang perpajakan

2. Bagi rekan-rekan mahasiswa di lingkungan Perguruan Tinggi menambah

pengetahuan dan memperluas wawasan, serta menjadi bahanr referensi untuk

penelitian di masa yang akan datang.

3. Bagi Pemerintah, Penelitian ini diharapkan untuk dapat dijadikan bahan

masukkan bagi pemerintah dalam mengatasi kelemahan-kelemahan yang ada dan

(15)

78 Universitas Kristen Maranatha

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan dalam bab sebelumnya maka penulis dapat menarik

kesimpulan dalam penelitian ini bahwa:

1. Variabel Surat Teguran (x1) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

pencairan tunggakan pajak. Berdasarkan hasil uji statistik t, Variabel x1

memiliki nilai p-value (Asymp Sig) sebesar 0.040. Nilai ini lebih kecil

dibandingkan dengan tingkat signifikansi yang digunakan yaitu 0.05.

Berdasarkan kriteria uji t, dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak artinya ada

pengaruh antara surat teguran terhadap pencairan tunggakan.

2. Variabel Surat Paksa (x2) tidak mempunyai pengaruh yang signifikan

terhadap pencairan tunggakan pajak. Berdasarkan hasil uji statistik t, Variabel

x2 memiliki nilai p-value (Asymp Sig) sebesar 0.449. Nilai ini lebih besar

dibandingkan dengan tingkat signifikansi yang digunakan yaitu 0.05.

Berdasarkan kriteria uji t, dapat disimpulkan bahwa H0 diterima artinya tidak

ada pengaruh antara surat paksa terhadap pencairan tunggakan pajak.

3. Variable surat teguran (x1) dan variable surat paksa (x2) mempunyai

pengaruh yang signifikan terhadap pencairan tunggakan pajak. Berdasarkan

hasil uji statistik F, menunjukkan bahwa nilai Sig. F untuk persamaan regresi

adalah sebesar 0.025. Seluruh variable mempunyai nilai masing-masing lebih

(16)

BAB V Simpulan dan Saran 79

Universitas Kristen Maranatha

5.2. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, penulis memberikan beberapa

saran bagi beberapa pihak yang berkepentingan, antara lain:

1. Bagi Kantor Pelayanan Pajak (KPP), hasil penelitian ini diharapkan dapat

meningkatkan kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak dan juga

memberikan bimbingan dan konsultasi sehingga dapat lebih meningkatkan

kepatuhan wajib pajak.

2. Bagi wajib pajak untuk meningkatkan pengetahuan pajak formil dan

pengetahuan pajak materil terutama pengetahuan pajak formilnya sehingga

dapat lebih meningkatkan kepatuhan wajib pajak.

3. Bagi para peneliti selanjutnya, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat

dijadikan sebagai tambahan referensi dalam melakukan penelitian

selanjutnya.

4. Bagi para akademis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan

pemikiran dalam pengembangan ilmu pengetahuan akuntansi khususnya

(17)

PENGARUH SURAT TEGURAN DAN SURAT PAKSA

TERHADAP PENCAIRAN TUNGGAKAN PAJAK

DI KPP PRATAMA BANDUNG TEGALLEGA

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat menempuh

Sidang Sarjana Strata 1 (S-1)

Oleh

WIHARJA EFENDI

1151145

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

BANDUNG

(18)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan kasih karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir yang berjudul

“Pengaruh Surat Teguran dan Surat Paksa terhadapa Pencairan Tunggakan Pajak

di KPP Pratama Bandung Tegallega” dengan baik.

Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari sempurna dan masih terdapat kekurangan. Segala kritik dan saran yang membangun akan penulis terima dengan hati yang terbuka sebagai bahan perbaikan dan dapat menambah wawasan penulis di masa yang akan datang.

Pada kesempatan ini dengan segala kerendahan dan ketulusan hati, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Tuhan atas rahmat yang diberikan-Nya.

2. Dr. Mathius Tandiontong, S.E., M.M., Ak., CA. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Maranatha.

3. Peter, S.E., M.T. selaku Pembantu Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Maranatha.

4. Ibu Santy Setiawan, S.E., M.Si., Ak., CA. selaku dosen wali yang telah memberikan banyak bimbingan dan dukungan selama penulis kuliah di Program studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Maranatha. 5. Seluruh dosen pengajar di Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Maranatha

atas segala bentuk ilmu yang senantiasa diberikan selama masa perkuliahan. 6. Seluruh staf Tata Usaha Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Maranatha. 7. Para anggota dan seluruh staff KPP Pratama Bandung Tegalega atas

kesempatan dan izin yang diberikan kepada penulis untuk mengadakan penelitian.

8. Orang tua yang sudah sabar mendidik penulis dari kecil hingga bisa mandiri seperti sekarang ini dan membiayai sekolah serta kebutuhan-kebutuhan penulis.

9. Teman-teman satu angkatan dan dan seperjuangan dalam menghadapi suka duka dibangku perkuliahan, Davin, Tio , Kevin, Karel, Vincent, Steven, Lalan, Cencen, Michelle, Stephanie, dan teman-teman lainnya yang tidak dapat disebutkan satu-persatu.

10. Teman-teman sebimbingan dengan saya.

11. Teman-teman sepermainan Edi, Kong, William, Calvin, Rainer, Vincent, Karel, Lalan, Antony, Mbul, dan teman-teman lainnya yang tidak dapat disebutkan satu-persatu

12. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan oleh penulis satu-satu yang secara langsung maupun tidak langsung telah berkontribusi dalam penyelesaian tugas akhir ini.

Akhir kata, semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu melimpahkan berkat dan karunia-Nya yang melimpah kepada seluruh pihak atas semua kebaikan dan bantuan yang telah diberikan. Semoga tugas akhir ini dapat berguna dan memberi nilai tambah, sehingga dapat memberikan wawasan baru bagi semua pihak yang membacanya.

(19)

80 Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Ariwibowo, Irwan. (2013). Bagaimana Strategi DJP Dalam Mengamankan Target

Penerimaan Pajak 2013? ,

http://www.bppk.depkeu.go.id/webpajak/index.php/artikel/opini-kita-lain- lain/1430-bagaimana-strategi-djp-dalam-mengamankan-target-penerimaan-pajak2013, (diakses 4 november 2015).

Dias. (2014). Pengaruh Penagihan Pajak dengan Surat Teguran dan Surat Paksa Terhadap Efektivitas Pencairan Tunggakan Pajak. Jurnal bisnis universitas

Telkom Volume 18, Nomor 2, Agustus 2014.

Dimas. (2012). Surat Teguran , http://dimas123456.blogspot.com/2012/06/surat-teguran.html, (diakses 20 november 2015).

Direktorat Jendral Pajak. (2013). Ketentuan Umum Perpajakan. Kementerian Keuangan Indonesia.

Ghozali, I. (2013). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 21. Badan Penerbit Universitas Diponogoro. Semarang.

Hartono, J. (2011). Metodologi Penelitian Bisnis Salah Kaprah dan

Pengalaman-pengalaman. Yogyakarta: BPFE.

Ilyas B, Wirawan & Richard Burton. (2008). Hukum Pajak. Edisi ke 4. Jakarta: Salemba Empat.

Jati,G. P. (2015). Ditjen Pajak Baru Berhasil Tagih 9,97 Persen Tunggakan Pajak.

http://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20150521080704-78-54699/ditjenpajakbaru-berhasil-tagih-997-persen-tunggakan-pajak/. (diakses 29 Desember 2015)

Jogiyanto. (2011). Metodologi Penelitian Bisnis Salah Kaprah dan

Pengalaman-pengalaman edisi 2011. Yogyakarta: Penerbit Anggota IKAPI.

Lars P.Feld dan Bruno S.Frey (2007).

http://www.pajak.go.id/content/article/kompleksitas-kepatuhan-pajak.(diakses 20 november 2015)

Mardiasmo. (2013). Perpajakan Edisi Revisi 2013. Yogyakarta: Penerbit C.V Andi Offset.

Najoan, Jenny, Haince. (2015). Efektivitas Penagihan Pajak dengan Surat Teguran dan Surat Paksa untuk Peningkatan Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai Pada KPP Pratama Kotamobagu. Jurnal EMBA 576 Vol.3 No.4 Desember

(20)

81

Universitas Kristen Maranatha

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2000 Tentang Tata Cara Penyitaan Dalam Langka Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa.

Riski. (2014). Efektivitas Penagihan Pajak dengan Surat Teguran dan Surat Paksa Terhadap Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Manado. Jurnal EMBA Vol.2 No.1 Maret 2014, Hal.1-10.

Ritonga, P. (2012). Pengaruh Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa Terhadap

Kepatuhan Wajib Pajak Dikantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur. Jurnal SAINTIKOM Vol. 11, No. 3, September 2012 , 215-224.

Suandy, Erly. 2011. Hukum Pajak. Edisi 5. Jakarta: Salemba Empat.

Sugiyono. (2012). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: CV Alfabeta.

Sunjoyo, Setiawan, R., Carolina, V., Magdalena, N., & Kurniawan, A. (2013).

Aplikasi SPSS untuk Smart Riset. Bandung: Alfabeta.

Tunas, D. S. (2013). Efektivitas Penagihan Tunggakan Pajak Dengan Menggunakan Surat Paksa Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Manado.

Jurnal EMBA Vol.1 No.4 Desember 2013 , 1520-1531.

Wahono, S. (2012). Teori dan Aplikasi Mengurus Pajak itu Mudah. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Waluyo. (2013). Perpajakan Indonesia. Buku 1. Edisi 11. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.

Gambar

Gambar 2.2
Tabel 3.2

Referensi

Dokumen terkait

dibuktikan bahwa Surat Paksa ternyata tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Pencairan Tunggakan Pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Karees.

ANGGRAINI ASTUTI, D1513006, EFEKTIVITAS PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT PAKSA DALAM UPAYA PENCAIRAN TUNGGAKAN PAJAK DI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA SEMARANG

Pengaruh Penagihan Pajak dengan Surat Teguran dan Surat Paksa terhadap Peningkatan Penerimaan Tunggakan Pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Palopo.

Adapun judul Laporan Akhir ini adalah “ Efektivitas Penagihan Pajak dengan Surat Teguran dan Surat Paksa atas Penerimaan Pajak pada KPP Pratama Palembang Ilir

meneliti kembali dengan judul “Efektivitas Penagihan Pajak dengan Surat Teguran dan Surat Paksa Atas Penerimaan Pajak pada KPP Pratama Palembang Ilir Barat

Rumusan Masalah dalam penelitian ini adalah 1) Bagaimana tingkat efektivitas penagihan pajak aklif dengan surat teguran dan surat paksa sebagai upaya pencairan tunggakan pajak,

Tingkat efektivitas penggunaan Surat Paksa dalam penagihan tunggakan pajak di KPP Pratama Surabaya Sukomanunggal presentase yang dihasilkan menunjukan tren menuruh yang

Laporan Tugas Akhir ini berjudul: “Efektivitas Penagihan Pajak Dengan Surat Teguran Dan Surat Paksa Terhadap Penerimaan Pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan