• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Surat Teguran dan Surat Paksa Terhadap Pencairan Tunggakan Pajak (pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Karees).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Surat Teguran dan Surat Paksa Terhadap Pencairan Tunggakan Pajak (pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Karees)."

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRACT

Tax debt is accrued interest including penalty administrative such as fines or increment listed in tax assessments or the like securities under the provisions of the tax legislation. If the taxpayer does not pay the tax obligations in accordance with the provisions of the tax then the next step is tax collector will charge so do foreclosures. After doing research and examination by the authorities whose name the tax debt arose. If the taxpayer does not want to settle or make payments on its tax debt until maturity is determined in accordance with the provisions of the tax laws by the authorities to publish the name of Tax Collection Letter. If the tax payer is still not willing to pay it off until a specified maturity then tax officer will issue Reprimend Letter and Force Letter. Liquefaction is the amount of tax arrears payment of any arrears of tax payments that may occur due to the use of SSP (Tax Payment). This study in order to determine how much influence a letter of reprimand and a letter to the disbursement of arrears of tax forced on KPP Pratama Karees Bandung. The Method which used author is Literature Study and Field Study. Author uses Descriptif Statistic testing, Classic Asumption testing, Parsial testing (T test), Simultan testing (F test), Double Regresi testing, and Determination Coeficiency testing. The result from Simultan Test (T test) reached Fhitung Value > Ftabel value (3.463>3.28) and the result from determination coeficiency test almost 17,3% this mean Reprimand Letter and Force Letter have a significant influence on the melting of tax arrears on KPP Pratama Karees of 17.3% and the remaining 82.7% is influenced by other factors.

(2)

ix

Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK

Utang pajak adalah pajak yang masih harus dibayar termasuk sanksi administrasi berupa bunga denda atau kenaikkan yang tercantum dalam surat ketetapan pajak atau surat sejenisnya berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. Jika Wajib Pajak tidak mau menjalankan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan perpajaka maka yang dilakukan adalah upaya penagihan pajak sesuai dengan sifat pajak yang pelaksanaannya bisa atau dapat dilaksanakan sampai pada penyitaan dan lelang. Setelah dilakukan penelitian dan pemeriksaan oleh pihak yang berwenang maka timbullah yang namanya utang pajak. Jika Wajib Pajak tidak mau melunasi atau melakukan pembayaran atas utang pajak yang dimilikinya sampai jatuh tempo yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan undang-undang perpajakan maka oleh pihak yang berwenang dapat menerbitkan yang namanya Surat Tagihan Pajak. Jika Wajib Pajak masih belum mau melunasinya sampai jatuh tempo yang ditentukan maka dapat diterbitkan Surat Teguran dan Surat Paksa. Pencairan tunggakan pajak ialah jumlah pembayaran atas tunggakan pajak yang dapat terjadi karena Pembayaran dengan menggunakan SSP (Surat Setoran Pajak). Penelitian ini guna untuk mengetahui seberapa besar pengaruh surat teguran dan surat paksa terhadap pencairan tunggakan pajak pada KPP Pratama Bandung Karees. Metode yang digunakan adalah metode studi kepustakaan dan studi lapangan. Uji yang digunakan adalah uji statistik deskriptif, uji asumsi klasik, uji parsial (t test), uji simultan (F test), uji regresi berganda, dan uji koefisien determinasi. Hasil dari uji simultan (F test) diperoleh nilai Fhitung > Ftabel (3.463 > 3.28) dan hasil uji dari koefisien determinasi sebesar 17,3 % yang artinya Surat Teguran dan Surat Paksa mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pencairan tunggakan pajak pada KPP Pratama Karees sebesar 17,3% dan sisanya sebesar 82,7 % dipengaruhi oleh faktor-faktor lainnya.

(3)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL………...i

HALAMAN PENGESAHAN….. ………....ii

SURAT PERYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ………..iii

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN………iv

KATA PENGANTAR ... v

ABSTRACT ... viii

ABSTRAK ... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Identifikasi Masalah ... 6

1.3. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS ... ………8

2.1. Landasan Teori... 8

2.1.1 Dasar-Dasar Perpajakan ... 8

2.1.1.1. Definisi Pajak ... 8

2.1.1.2. Unsur-Unsur Pajak ... 9

2.1.1.3. Fungsi Pajak ... 10

(4)

xi

Universitas Kristen Maranatha

2.1.1.5. Pungutan Lain Selain Pajak ... 12

2.1.1.6. Syarat Pungutan Pajak ... 13

2.1.1.7. Teori-Teori Yang Mendukung Pemungutan Pajak ... 15

2.1.1.8. Tata Cara Pemungutan Pajak ... 16

2.1.1.9. Tarif Pajak ... 19

2.1.1.10. Hambatan Pemungutan Pajak ... 21

2.1.2.Pajak Penghasian (UMUM) ... 22

2.1.2.1. Subjek Pajak ... 22

2.1.2.2. Objek Pajak ... 25

2.1.3.Utang Pajak ... 30

2.1.3.1. Timbulnya Utang Pajak ... 30

2.1.3.2. Berakhirnya Utang Pajak ... 32

2.1.4. Penagihan Pajak ... 33

2.1.4.1. Pengertian Penagihan Pajak ... 33

2.1.4.2. Dasar-Dasar Penagihan Pajak ... 33

2.1.4.3. Tahapan Penagihan Pajak ... 35

2.1.4.4. Penerbitan SP,SKP,STP ... 37

2.1.5 Surat Teguran ... 38

2.1.5.1. Pengertian Surat Teguran ... 38

2.1.5.2. Tata Cara Penerbitan Surat Teguran ... 39

2.1.6 Surat Paksa ... 41

2.1.6.1. Pengertian Surat Paksa ... 42

2.1.6.2. Penerbitan Surat Paksa ... 42

2.1.6.3. Pemberitahuan Surat Paksa ... 43

2.1.7. Dasar Hukum penagihan Pajak Dengan Surat Paksa ... 45

2.1.8. Pencairan Tunggakan Pajak ... 46

2.2. Penelitian Terdahulu ... 47

(5)

2.4. Hipotesis Penelitian ... 53

BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 57

3.1. Lokasi dan Waktu ... 57

3.2. Metode Pengumpulan Data ... 57

3.3.Jenis dan Sumber Data ... 59

3.3.1. Jenis Data ... 59

3.3.2. Sumber Data ... 59

3.4. Variabel Penelitian ... 60

3.5. Metode Analisis ... 61

3.5.1. Uji Asumsi Klasik ... 61

3.5.2. Analisis Linier Berganda ... 63

3.5.3. Uji Hipotesis ... 63

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 66

4.1. Deskripsi Objek Penelitian ... 66

4.1.1. Sejarah Terbentuknya KPP Pratama Bandung Karees ... 66

4.1.2. Struktur Organisasi KPP Pratama Bandung Karees ... 69

4.1.3. Uraian Tugas dan Jabatan KPP Pratama Bandung Karees ... 71

4.1.4. Aspek Kegiatan KPP Pratama Bandung Karees ... 76

4.1.4.1. Kedudukan, Tugas, dan Fungsi KPP Pratama Karees Bandung... 76

4.1.4.2. Visi dan Misi KPP Pratama Karees Bandung ... 78

4.1.4.3. Wilayah Kerja KPP Pratama Bandung Karees ... 78

4.1.4.4. Jenis Pelayanan Di KPP Pratama Bandung Karees ... 80

4.1.5. Jumlah Wajib Pajak Di KPP Pratam Karees Bandung ... 81

(6)

xiii

Universitas Kristen Maranatha

4.1.7. Kondisi Tunggakan Pajak Di KPP Pratama Bandung Karees .... 83

4.1.8. Deskriptif Data ... 84

4.2. Pengujian Hipotesis ... 86

4.2.1. Pengujian Statistik Deskriptif ... 86

4.2.2. Pengujian Asumsi Klasik ... 87

4.2.3. Analisis Regresi Berganda ... 91

4.2.4. Uji Parsial (t-test) ... 92

4.2.5. Koefiien Determinasi ... 95

4.3 Pembahasan... 96

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 99

5.1. Kesimpulan ... 99

5.2. Saran ... 100

DAFTAR PUSTAKA ... 101

LAMPIRAN ... 103

(7)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Tahapan dan Jadwal Waktu Pelaksanaan Penagihan Pajak ... 37

Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran ... 52

Gambar 4.1 Gambar Struktur Organisasi KPP Karees Bandung ... 70

Gambar 4.8 Output Pengujian Normalitas ... 89

(8)

xv

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 4.1 Jumlah Wajib Pajak di KPP Karees Bandung ... 82

Tabel 4.2 Rencana dan Realisasi Penerimaan Pajak Tahun 2011- 2013 ... 82

Tabel 4.3 Kondisi Tunggakan Pajak Tahun 2011-2013... 83

Tabel 4.4 Jumlah Surat Teguran, Surat Paksa yang diterbitkan dan Pencairan Tunggakan Pajak Tahun 2011 ... 84

Tabel 4.5 Jumlah Surat Teguran, Surat Paksa yang diterbitkan dan Pencairan Tunggakan Pajak Tahun 2012 ... 85

Tabel 4.6 Jumlah Surat Teguran, Surat Paksa yang diterbitkan dan Pencairan Tunggakan Pajak Tahun 2012 ... 86

Tabel 4.7 Statistik Deskriptif ... 87

Tabel 4.9 Output Pengujian Multikolinearitas ... 90

Tabel 4.11 Output Pengujian Autokorelasi ... 92

Tabel 4.12 Output Regresi Linier Berganda ... 93

Tabel 4.13 Output Uji F ... 95

(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran A Pengujian Statistik Deskriptif ... 103

Lampiran B Uji Asumsi Klasik ... 104

Lampiran C Pengujian Hipotesis ... 106

Lampiran D Tabel Distribusi t ... 108

Lampiran E Tabel Distribusi F ... 111

Lampiran F Proses Awal Timbulnya Utang Pajak ... 113

Lampiran G Alur Penagihan Pajak ... 114

Lampiran H Surat Pemberitahuan Izin Penelitian ... 115

Lampiran I Surat Keterangan Melakukan Penelitian ... 117

Lampiran J Surat Keterangan Melakukan Magang ... 118

Lampiran K Contoh Surat-Surat ... 119

(10)

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Negara kita adalah Negara Indonesia yaitu Negara Kesatuan yang berbentuk Republik. Negara kita Negara Indonesia ini mempunyai sebuah landasan atau sebuah pendirian hukum, landasan dari Negara kita yaitu berlandaskan sebuah Pancasila dan

pendirian hukum yang dimaksud adalah seperti UUD 1945 ( Undang-Undang Dasar 1945). Undang-Undang Dasar 1945 terdiri dari 2 yaitu Undang-Undang Dasar 1945

sebelum di amandemen dan Undang-Undang Dasar 1945 sesudah di amandemen. Perbedaan di antara kedua nya tidak begitu signifikan, tetapi perbedaannya cuma terletak diperubahan pada tiap pasal saja. Didalam pemerintahan yang ada di

Indonesia hampir sepenuhnya diatur didalam Undang-Undang Dasar 1945 tersebut dan juga berlandaskan sesuai pancasila juga. Pemerintah Daerah lah yang

mempunyai cukup kewenangan untuk mengatur keluar masuknya pendapatan di daerah tersebut. Tetapi sebelum pemerintah daerah merencanakan untuk suatu daerah tersebut harus mempunyai keputusan yang sah dari pemerintah pusat. Jika

pemerintah pusat tidak memberikan keputusan kepada pemerintah daerah, maka pemerintah daerah tidak dapat menjalankan rencana yang sudah dibuatnya. Maka

(11)

BAB I PENDAHULUAN 2

Beberapa pasal UUD 1945 yang sebelum diamandemen yaitu pada pasal 23

BAB VIII HAL KEUANGAN, disini berisi sebagai berikut :

1) Anggaran pendapatan dan belanja ditetapkan tiap-tiap tahun dengan

undang-undang. Apabila Dewan Perwakilan Rakyat tidak menyetujui anggaran yang diusulkan pemerintah maka pemerintah menjalankan anggaran tahun yang lalu. 2) Segala pajak untuk keperluan negara berdasarkan undang-undang.

Untuk UUD 1945 setelah diamandemen yaitu BAB VIII HAL KEUANGAN pasal 23 berisi tentang :

“Anggaran pendapatan dan belanja negara sebagai wujud dari pengelolaan keuangan negara ditetapkan setiap tahun dengan undang-undang dan dilaksanakan secara terbuka dan bertanggung jawab untuk sebesar-besarnya

kemakmuran rakyat.”

Ada juga pasal 23A berisi tentang : Pajak dan pungutan lain yang bersifat memaksa

untuk keperluan negara diatur dengan undang-undang. Dari perbedaan beberapa pasal di atas sebelum diamandemen dan setelah diamandemen yaitu yang berisi tentang pajak. Sebelum diamandemen aturan pajaknya dijadikan satu didalam pasal

23 ayat 2, tetapi setelah diamandemen aturan tentang pajak tersebut dipisah ke dalam pasal 23A.

Sistem pemerintahan Republik Indonesia sendiri mengatur asas desentralisasi, dekosentrasi dan tugas pembantuan yang dilaksanakan secara bersama-sama. Untuk mewujudkan pelaksanaan asas desentralisasi maka dibentuklah

daerah otonom. Daerah otonom itu sendiri diharapkan harus mempunyai kemampuan sendiri untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri melalui

(12)

BAB I PENDAHULUAN 3

Universitas Kristen Maranatha

dapat menjalankan kewajibannya perlu ada sumber pendapatan daerah. Didalam

pasal 79 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 mengatur tentang sumber pendapatan asli daerah, diantaranya sebagai berikut :

1. Hasil pajak daerah 2. Hasil retribusi daerah

3. Hasil perusahaan milik daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah 4. Lain-lain pendapatan daerah yang sah

Ada juga sumber pendapatan daerah yang lain diantaranya adalah ada dana

perimbangan, pinjaman daerah, lain-lain pendapatan daerah yang sah.

Salah satu pendapatan daerah yang mempunyai pengaruh cukup signifikan terhadap pemerintah yaitu hasil pajak daerah. Dengan kata lain pajak daerah

mempunyai wewenang pungutan pada daerah dan pembangunan daerah.

Dalam Data Pokok Anggaran Pokok Belanja Negara 2008-2014,

Kementerian Keuangan Republik Indonesia tahun 2014 merencanakan penerimaan negara dilihat dari sektor pajak sekitar Rp. 1.310.200.000.000.000,- dari total rencana penerimaan negara sebesar Rp. 1.662.500.000.000.000,- atau sekitar 78,8% dari

penerimaan negara jika dilihat secara keseluruhan (www.anggaran.depkeu.go.id). Jika dilihat dari data APBN pajak daerah sendiri bisa dikatakan sebagai pusat

pendapatan daerah yang paling besar dibanding dengan sumber pendapatan yang lain.

Dalam rangka peningkatan kinerja, Dirjen Pajak melakukan sebuah reformasi

(13)

BAB I PENDAHULUAN 4

1. Modernisasi Administrasi Perpajakan 2. Amandemen Undang-Undang Perpajakan

3. Intensifikasi Pajak 4. Ekstensifikasi

Salah satu yang dipakai dan cukup berpengaruh yaitu yang intensifikasi pajak. Didalam intensifikasi pajak ini tentang sistem pemungutan pajak. Sistem

pemungutan itu sendiri ada 3 yaitu : Official Assessment System, Self Assessment

System, Witholding System. Yang sering dipakai oleh masyarakat adalah Self

Assessment System dan sistem inilah yang mempunyai pengaruh besar dalam

pembayaran pajak. Sistem pemungutan pajak ini memberikan wewenang kepada wajib pajak untuk menghitung sendiri, melaporkan sendiri, membayar sendiri pajak

yang terhutang yang seharusnya dibayar. Dengan begitu masyarakat secara tidak langsung diberi kepercayaan dari pemerintah untuk taat dalam pembayaran pajaknya

masing-masing. Tetapi pemerintah sendiri tidak langsung lepas tangan , pemerintah juga tetap mengontrol, memberikan pengertian secara terus-menerus tentang pajak, tentang apa manfaat dan fungsi pajak itu sendiri, dan juga memberikan pengertian

tentang betapa pentingnya kesadaran dan pemahaman masyarakat itu sendiri mengenai pajak yang cukup mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

pembangunan nasional dan pembiayaan negara.

Jika masyarakat sudah mendapat pengertian dan pemahaman dari pemerintah, maka diharapkan dari pihak pemerintah sendiri supaya jangan sampai masih ada

masyarakat yang tidak melaksanakan atau melakukan kewajibannya sebagai warga negara indonesia dalam membayar pajaknya. Tetapi pada kenyataannya, pemerintah

(14)

BAB I PENDAHULUAN 5

Universitas Kristen Maranatha

memanipulasi data pajak mereka, melakukan beberapa kecurangan pajak, bahkan

sampai ada yang dengan sengaja juga tidak membayar kewajiban pajaknya sehingga secara tidak langsung dapat menimbulkan tunggakan pajak. Untuk mengatasi dan

menanggulangi hal tersebut, maka dibutuhkan suatu tindakan yaitu tindakan penagihan dengan teguran selanjutnya jika tindakan tersebut masih tidak efektif maka dilakukan tindakan penagihan yang mempunyai kekuatan secara paksa.

Beberapa tindakan penagihan pajak yaitu bisa dengan surat teguran dan bisa juga dengan surat paksa. Biasanya surat paksa baru akan di keluarkan apabila surat

teguran yang diberikan kepada wajib pajak tidak begitu efektif. Aturan yang mengatur tentang surat teguran terdapat pada Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE - 08/ PJ.75/ 2000. Sedangkan Undang-undang yang mengatur penagihan

dengan surat paksa yaitu Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2000 pembaharuan dari Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1997. Dengan adanya undang-undang ini

diharapkan dapat memberikan sebuah kepastian hukum dan sebuah keadilan dan juga diharapkan dapat mendorong untuk kesadaran masyarakat dan kepatuhan masyarakat itu sendiri dalam memenuhi kewajibannya dibidang perpajakan supaya dapat

mengurangi atau meminimalisir tunggakan pajak yang terjadi (Andi Marduati,2012). Dengan begitu, dapat diharapkan penerimaan negara dan pembiayaan pembangunan

nasional dari sektor pajak dapat lebih optimal (Andi Marduati,2012).

Berkaitan dengan masalah yang ada diatas, maka penulis tertarik untuk mengangkat kedalam penelitian yang berjudul :

" Pengaruh Surat Teguran dan Surat Paksa Terhadap Pencairan Tunggakan

(15)

BAB I PENDAHULUAN 6

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang masalah yang telah ada, masalah yang

akan dibahas pada Tugas Akhir ini adalah :

1. Bagaimana prosedur penagihan surat teguran dan surat paksa pada KPP Pratama

Bandung Karees ?

2. Seberapa besar pengaruh surat teguran dan surat paksa terhadap pencairan

tunggakan pajak pada KPP Pratama Bandung Karees ?

1.3 Manfaat dan Tujuan Penelitian

Tujuan yang akan dicapai pada tugas akhir ini adalah :

1. Untuk mengetahui bagaimana prosedur penagihan surat teguran dan surat paksa

pada KPP Pratama Karees Bandung.

2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh surat teguran dan surat paksa dalam

rangka pencairan tunggakan pajak pada KPP Pratama Karees Bandung.

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagi Penulis

Untuk meningkatkan wawasan juga pengetahuan dalam bidang ilmu perpajakan didalam pengungkapan peranan surat paksa dalam rangka pencairan tunggakan pajak serta pengalaman dalam pembuatan skripsi dan untuk memperoleh gelar

Sarjana di Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Maranatha Bandung. 2. Bagi Peneliti Lain

(16)

BAB I PENDAHULUAN 7

Universitas Kristen Maranatha

3. Bagi Pihak yang berwenang dalam bidang perpajakan

(17)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis laksanakan selama kurang lebih 3 (tiga) bulan mengenai “Pengaruh Surat Teguran dan Surat Paksa Terhadap Pencairan Tunggakan Pajak”, dengan survei pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama

Bandung Karees, penulis dapat memberikan kesimpulan yang sekaligus akan menjawab identifikasi masalah pada bab sebelumnya, yaitu:

1. Berdasarkan hasil pengujian secara parsial (t test) yang pertama, dapat

dibuktikan bahwa Surat Teguran mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Pencairan Tunggakan Pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama

Bandung Karees.

2. Berdasarkan hasil pengujian secara parsial (t test) yang kedua, dapat juga

dibuktikan bahwa Surat Paksa ternyata tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Pencairan Tunggakan Pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Karees.

3. Berdasarkan pengujian secara simultan (F test), dapat juga dibuktikan bahwa Surat Teguran dan Surat Paksa mempunyai pengaruh yang signifikan

(18)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 100

Universitas Kristen Maranatha 5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan, dan kesimpulan, penulis mencoba untuk mengemukakan saran-saran yang dimaksudkan untuk memberikan bahan

pertimbangan dan masukan pada kedepanna, yaitu :

1. Diharapkan bagi aparat pajak supaya lebih tegas dalam memberikan suatu

tindakan, suatu kebijakan, atau suatu pengertian bagi seluruh Wajib Pajak

tanpa kecuali apabila Wajib Pajak tersebut melakukan sebuah pelanggaran. Dan juga agar aparat pajak lebih memberikan pengertian tentang

peraturan-peraturan perpajakan yang berlaku di Indonesia.

2. Diharapkan bagi baik pemerintah sendiri maupun aparat pajak supaya

melakukan penyuluhan-penyuluhan lebih kepada masyarakat tentang apa itu

pajak, pentingnya pajak, manfaat dengan membayar pajak. Dengan begitu secara tidak langsung membuat masyarakat lebih taat akan aturan pajak dan

lebih sadar dalam menyelesaikan pembayaran pajaknya.

3. Diharapkan juga supaya pemerintah bias atau dapat membuat prosedur

dalam perpajakan menjadi lebih sederhana, sehingga masyarakat umum

ataupun wajib pajak tidak bingung jika dengan melihat prosedur pembayaran pajak saja tanpa harus dijelaskan lagi oleh aparat pajak.

4. Untuk peneliti selanjutnya agar menambah variabel-variabel pendukung

(19)

DAFTAR PUSTAKA

Chrisanti, Yanny. (2005). Penagihan Pajak dengan Surat Paksa dalam Rangka Meningkatkan Penerimaan Pajak dan Kepatuhan Wajib Pajak (Survey Pada

Kantor Pelayanan Pajak Surabaya Rangkut). Skripsi. Fakultas Ekonomi

Universitas Kristen Petra, Surabaya.

Dalanggo, Nufiarti S. Pengaruh Penagihan Pajak Dengan Surat Teguran Dan Surat Paksa Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Di Kantor Pelayanan Pajak

Pratama Gorontalo. Jurnal. S1 Akuntansi.

Data Pokok APBN 2008-2014. http://www.anggaran.depkeu.go.id.

Departemen Keuangan Republik Indonesia. (2010). Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 24/PMK.03/2008 Tentang Tata Cara Pelaksanaan dan Penagihan Dengan Surat Paksa dan Pelaksanaan Penagihan Seketika dan Sekaligus sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor

85/PMK.03/2010.

Diklat Kementrian Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pajak. Ghozali, Imam. (2009). Aplikasi Analisis Multivariate denan Program SPSS.

Semarang: Penerbit Badan Universitas Diponegoro.

Hasan, Iqbal. (2002). Pokok – Pokok Materi Statistik 2 (Statistik Infrensif). Jakarta : Bumi Aksara.

Jogiyanto, H.M. (2010). Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan

Pengalaman-Pengalaman. Edisi Pertama, Cetakan Ketiga. Yogyakarta:

BPFE.

Mardiasmo. (2011). Perpajakan Edisi Revisi. Yogyakarta : Andi.

Marduati, Andi. (2012). Pengaruh Penagihan Pajak Dengan Surat Teguran Dan Surat Paksa Terhadap Pencairan Tunggakan Pajak (Survey Pada Kantor

Pelayanan Pajak Pratama Makssar Barat). Skripsi. Fakultas Ekonomi Dan

Bisnis Universitas Hasanuddin, Makassar.

Pabuaran, Dian Victor. (2005). Analisa Pengaruh Jumlah Wajib Pajak, Pemeriksaan Pajak, Dan Penagihan Dengan Surat Paksa Terhadap Penerimaan Pajak

(Survey Pada Kantor Pelayanan Pajak Batu ). Skripsi. Fakultas Ekonomi

Unversitas Kristen Petra, Surabaya.

Republik Indonesia. (2000). Undang – Undang Nomor 19 Tahun 1997 tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa sebagaimana telah diubah terakhir

(20)

102 Universitas Kristen Maranatha

Republik Indonesia. (2007). Undang – Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah diubah

terakhir dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007.

Resmi, Siti. (2009). Perpajakan : Teori dan Kasus Edisi 5. Jakarta : Salemba Empat Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Bisnis. Bandung : Alfabeta.

Suliyanto. (2006) . Metode Riset Bisnis. Yogyakarta: ANDI.

Sunjoyo., Setiawan, Rony., Carolina, Verani., Magdalena, Nonie., dan Kurniawan, Albert. (2013). Aplikasi SPSS Untuk Smart Riset (Program IBM SPSS 21.0). Bandung: Alfabeta.

Tansuria, Billy Ivan. (2010). Pokok-Pokok Ketentuan Umum Perpajakan (KUP) :

Edisi Pertama. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Referensi

Dokumen terkait

Tabel 4.8: Perbandingan Pencairan Tunggakan Pajak dengan Surat Paksa terhadap Penerimaan Pajak pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Timur Tahun 2012 dan Tahun

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Efektivitas penagihan pajak dengan surat paksa terhadap pencairan tunggakan pajak tahun 2011-2013 di Kantor

Hambatan yang timbul dari pelaksanaan penagihan tunggakan utang pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Karees adalah jika wajib pajak/penanggung pajak

Pengaruh Penagihan Pajak dengan Surat Teguran dan Surat Paksa Terhadap Pembayaran Tunggakan Pajak Penghasilan Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Gorontalo.. Skripsi

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh penagihan pajak dengan surat teguran, surat paksa, dan surat sita terhadap efektivitas pencairan tunggakan pajak di Kantor

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh penagihan pajak dengan surat teguran, surat paksa, dan surat sita terhadap efektivitas pencairan tunggakan pajak di Kantor

Peneliti mengamati bahwa tidak berpengaruhnya penagihan pajak Surat Paksa terhadap efektivitas pencairan tunggakan pajak disebabkan oleh rendahnya tingkat pelunasan dari

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh penagihan pajak dengan surat tagihan pajak, surat paksa dan surat teguran terhadap pencairan tunggakan pajak di