Musyawarah, 2013
Keterlibatan Orang Tua Dalam Layanan Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus di SLB X Kota Makassar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
KETERLIBATAN ORANG TUA DALAM LAYANAN PENDIDIKAN
ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SLB X KOTA MAKASSAR
TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar
Magister Pendidikan Program Studi Pendidikan Kebutuhan Khusus
Oleh :
Musyawarah, S. Pd
1102615
PENDIDIKAN KEBUTUHAN KHUSUS
SEKOLAH PASCASARJANA
Musyawarah, 2013
Keterlibatan Orang Tua Dalam Layanan Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus di SLB X Kota Makassar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2013
KETERLIBATAN ORANG TUA DALAM LAYANAN
PENDIDIKAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS
DI SLB X KOTA MAKASSAR
Oleh Musyawarah
S.Pd Universitas Negeri Makassar, 2011
Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Program Studi Pendidikan Kebutuhan Khusus
© Musyawarah 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Agustus 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Musyawarah, 2013
Keterlibatan Orang Tua Dalam Layanan Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus di SLB X Kota Makassar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu HALAMAN PENGESAHAN TESIS
Musyawarah, S. Pd
KETERLIBATAN ORANG TUA DALAM LAYANAN PENDIDIKAN ANAK
BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SLB X KOTA MAKASSAR
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH
PEMBIMBING :
DR. Didi Tarsidi, M. Pd. NIP: 195106011979031003
Mengetahui,
Musyawarah, 2013
Keterlibatan Orang Tua Dalam Layanan Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus di SLB X Kota Makassar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Musyawarah, 2013
Keterlibatan Orang Tua Dalam Layanan Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus di SLB X Kota Makassar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRAK
KETERLIBATAN ORANG TUA DALAM LAYANAN PENDIDIKAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SLB X KOTA MAKASSAR
Musyawarah/1102615/Program Studi Pendidikan Kebutuhan Khusus/ Sekolah Pasca Sarjana, Universitas Pendidikan Indonesia
Musyawarah, 2013
Keterlibatan Orang Tua Dalam Layanan Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus di SLB X Kota Makassar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Musyawarah, 2013
Keterlibatan Orang Tua Dalam Layanan Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus di SLB X Kota Makassar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRACT
PARENTS INVOLVEMENT IN CHILDREN WITH SPECIAL NEEDS EDUCATION SERVICE AT SLB X MAKASSAR
Musyawarah/1102615/Special Needs Education Study Program/School of Postgraduate Studies, Indonesian University of Education
The background of this research by problems with some parents that assume that school has a big responsibility to teach end educate life skill for the special needs children. The fact in the community, some parents show their involving and the others none. So that, it needs to conduct a research about parents involved in special needs children education service. This research is conducted in a Special Needs School (SLB) at Makassar city. The aims of the research there are: (1) to assess parents involved in special needs children education service, (2) to know the programs that can be formulated to maintain and improve parents involved in special needs children education service. Mixed method with triangulation designed was used in this research. The quantitative data was collected by using questionnaire, whereas the qualitative data was collected by interview and observation. The results of the research show that: 1) There are four forms of parents-involved in low category, included (1) search further information about the nature and needs of their children (47,5%), (2) arrange children education plan (36%), (3) communicate actively with school authority to get information how to help their children study (47,5%), and (4) participate actively in school activity (47,5%). There is one form in medium category that is do home-learning assistance (26,2%) and in the high category is teach and train self-caring skill to the children (71,1%); 2) Produce a draft program to maintain and improve the forms of parental involvement in the education of children with special needs services in SLB X Kota Makassar containing some form of activities which include: informal activities (performing arts, open days and school fairs), and implementing parents-teacher meeting.
Musyawarah, 2013
Keterlibatan Orang Tua Dalam Layanan Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus di SLB X Kota Makassar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
UCAPAN TERIMA KASIH ………... v
DAFTAR TABEL ………... vi
DAFTAR GAMBAR ………... vii
DAFTAR LAMPIRAN ………... viii
BAB I PENDAHULUAN ……….. 1
A. Latar Belakang Penelitian ……….. 1
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah ………. 3
C. Tujuan Penelitian ………... 4
D. Manfaat Penelitian ………. 4
E. Struktur Organisasi Tesis ………. 4
BAB II KAJIAN PUSTAKA ……… 6
A. Keterlibatan Orang tua dalam Pendidikan ……… 6
1. Pengertian Keterlibatan Orang Tua dalam Layanan Pendidikan … 6 2. Bentuk Keterlibatan Orang Tua dalam Layanan Pendidikan …….. 6
3. Pentingnya Keterlibatan Aktif Orang Tua ………... 8
4. Kendala dalam Keterlibatan Orangtua .………... 12
B. Orang Tua Anak Berkebutuhan Khusus ……… 18
C. Keterlibatan Orang tua dalam Layanan Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus ……… 23
D. Penelitian-Penelitian Terdahulu ……… 27
BAB III METODE PENELITIAN ……….. 28
A. Lokasi dan Subjek Penelitian ……… 28
1. Lokasi Penelitian ………. 28
2. Subjek Penelitian ………. 28
B. Desain Penelitian ………... 29
C. Metode Penelitian ……….. 30
D. Definisi Operasional ……….. 31
E. Instrumen Penelitian ……….. 31
F. Proses Pengembangan Instrumen ……….. 32
Musyawarah, 2013
Keterlibatan Orang Tua Dalam Layanan Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus di SLB X Kota Makassar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
H. Teknik Keabsahan Data ………. 35
I. Analisis Data ………. 37
Halaman BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ……….... 43
A. Hasil Penelitian ………. 43
B. Pembahasan ……….. 82
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ………... 112
A. Kesimpulan ………... 112
B. Rekomendasi ……… 112
DAFTAR PUSTAKA ……… 114
LAMPIRAN-LAMPIRAN……….. 116
1. Kisi-Kisi Pedoman Penelitian ……….. 116
2. Kisi-Kisi Angket ………... 118
3. Pedoman Wawancara ..……….... 119
4. Lembar Observasi ………... 121
5. Skor Angket ……….. 122
6. Rancangan Program ………. 123
7. Surat Keputusan Pengangkatan Pembimbing ………. 135
8. Surat Izin Penelitian ……….. 137
9. Surat Keterangan Penelitian ………. 139
1
Musyawarah, 2013
Keterlibatan Orang Tua Dalam Layanan Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus di SLB X Kota Makassar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Proses terlaksananya pendidikan terjadi dalam tiga lingkungan utama yang
dikenal dengan istilah tripusat pendidikan yaitu pada lingkungan keluarga,
sekolah dan masyarakat. Dari ketiga lingkungan pendidikan tersebut, lingkungan
keluarga merupakan yang pertama dan terpenting bagi anak. Sebab keluarga
menjadi tempat pertama bagi anak sejak ia lahir untuk mendapatkan pengalaman
yang dapat mengembangkan kemampuannya di masa-masa mendatang. Walaupun
dengan bertambahnya usia anak, maka peranan sekolah dan masyarakat akan
semakin meluas, namun peran keluarga tidak akan putus. Keluarga akan selalu
mengiringi pertumbuhan dan perkembangan anak selama kehidupannya.
Pada hakikatnya pendidikan adalah tanggungjawab orangtua sebagai pusat
pendidikan yang penting dan menentukan. Di dalam keluargalah anak
mendapatkan pendidikan dan pembelajaran dari orangtua, maka secara
pengalaman pertama pula anak mendapatkan pendidikan, pengarahan maupun
pembinaan. Semua hal tersebut merupakan faktor penting yang besar pengaruhnya
untuk perkembangan anak selanjutnya.
Hanya saja karena keterbatasan yang dimiliki oleh orangtua, maka perlu
adanya bantuan dari orang yang mampu dan mau membantu orangtua dalam
pendidikan anak-anaknya yang dalam hal ini orang yang dimaksud adalah pihak
sekolah terutama guru dalam mengajarkan berbagai ilmu dan keterampilan yang
selalu berkembang dan dituntut pengembangannya bagi kepentingan manusia.
Namun bukan berarti bantuan yang diberikan oleh pihak sekolah dalam
memberikan pendidikan kepada anak menjadi tanggungjawab sepenuhnya bagi
guru saat orangtua telah menyekolahkan anaknya di sekolah, sebab kewajiban
2
Musyawarah, 2013
Keterlibatan Orang Tua Dalam Layanan Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus di SLB X Kota Makassar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
memiliki peran penting dalam melaksanakan pendidikan kepada anak di samping
adanya bantuan dari pihak sekolah.
Peran serta orangtua juga menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi
tinggi rendahnya mutu dan kualitas out-put pendidikan. Anak dapat tumbuh dan
berkembang dengan baik jika mendapat perhatian dari orangtua, utamanya dalam
hubungannya dengan pendidikan anak. Sehubungan dengan hal itu, maka kondisi
keluarga atau rumahtangga sebaiknya memposisikan orangtua dapat bersikap
seperti guru, harus pandai mengevalusi perkembangan anaknya, harus bisa
bekerjasama dengan guru dan pimpinan sekolah, selalu menciptakan iklim yang
sehat, suasana yang damai dan hubungan yang harmonis dalam membimbing dan
mendorong serta memotivasi anak belajar secara baik. Secara eksplisit peran serta
orangtua berpengaruh terhadap keberhasilan anak belajar di rumah.
Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal merupakan kegiatan lanjutan
setelah pendidikan keluarga yang turut menyelenggarakan usaha pendidikan ke
arah tercapainya tujuan tertentu yakni mengembangkan potensi anak dengan baik
dan memuaskan. Karena itu sekolah berfungsi untuk melanjutkan peranan
pendidikan keluarga. Sebagaimana pendapat dari beberapa ahli, Sindhunata; 2006
dalam Hendriani (2006) bahwa pendidikan pada prinsipnya justru harus dimulai
dari rumah. Sekolah bukanlah pengganti pendidikan di rumah, tetapi lebih
merupakan pelengkap atas apa yang tidak dapat diberikan di rumah. Dalam hal ini
kerjasama yang baik antara orangtua dan pihak sekolah terhadap proses belajar
sangat menentukan keberhasilan perkembangan potensi anak. Orangtua tidak
hanya melihat apa yang telah dicapai anak melainkan juga memberikan perhatian
penuh terhadap pertumbuhan anak secara pribadi.
Hal yang sama terjadi pada sekolah luar biasa (SLB) yang menjalankan
peranannya dalam memberikan layanan pendidikan bagi anak-anak berkebutuhan
khusus. Namun usaha ini tidak akan mencapai hasil maksimal jika hanya pihak
sekolah saja yang terlibat penuh dalam penyelenggaraan pendidikan. Orangtua
dari anak-anak berkebutuhan khusus ini juga memegang peranan penting dalam
3
Musyawarah, 2013
Keterlibatan Orang Tua Dalam Layanan Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus di SLB X Kota Makassar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dinyatakan di salah satu literatur bahwasanya efektivitas berbagai program
penanganan dan peningkatan kemampuan hidup anak dan remaja yang memiliki
kebutuhan khusus akan sangat bergantung pada peran serta dan dukungan penuh
dari keluarga dan masyarakat (Hallahan dan Kauffman, 1998; Hardman, et al,
2002; Heward, 2003; dan Hunt dan Marshall, 2005; dalam Hendriani, 2006).
Masalah yang muncul adalah tidak semua orangtua menyadari bahwa
pendidikan di sekolah luar biasa bukanlah jaminan bagi perkembangan
kemampuan anak-anak berkebutuhan khusus. Sebagaimana hasil studi yang
dilakukan oleh Hendriani (2006), tidak sedikit orangtua yang beranggapan bahwa
dengan memasukkan anak ke sekolah luar biasa yang sesuai dengan hambatan
yang dialami oleh anak sudah dapat dikatakan cukup. Selebihnya sekolahlah yang
bertanggungjawab untuk mendidik dan mengajarkan berbagai keterampilan hidup
bagi anak-anaknya.
Berdasar dari masalah tersebut maka penelitian ini diharapkan dapat
memaparkan bagaimana bentuk ketelibatan orangtua dalam layanan pendidikan
anak berkebutuhan khusus di SLB X Kota Makassar.
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah
1. Identifikasi Masalah
Proses pelaksanaan pendidikan tidak hanya dilaksanakan oleh pihak
sekolah saja, namun peran serta orangtua pun sangat dibutuhkan di dalamnya agar
potensi yang dimiliki oleh anak sebagai peserta didik dapat teroptimalkan. Bagi
anak berkebutuhan khusus pun peran orangtua sangatlah penting dalam
mendukung program pembelajarannya di sekolah.
Hasil studi pendahuluan memperlihatkan bahwa ada sebagian orang tua
yang memperlihatkan keterlibatannya di sekolah dan sebagian lainnya tidak
memperlihatkan hal yang sama. Sehubungan dengan hal tersebut, maka penelitian
ini difokuskan untuk melihat bentuk keterlibatan orangtua dalam layanan
4
Musyawarah, 2013
Keterlibatan Orang Tua Dalam Layanan Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus di SLB X Kota Makassar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah “bentuk keterlibatan orangtua dalam layanan pendidikan anak berkebutuhan khusus di SLB X Kota Makassar” dengan rumusan
masalah sebagai berikut:
a. Bagaimana bentuk keterlibatan orang tua dalam layanan pendidikan anak
berkebutuhan khusus di SLB X Kota Makassar?
b. Program apa yang dapat dirumuskan untuk memelihara dan meningkatkan
keterlibatan orangtua dalam layanan pendidikan anak berkebutuhan khusus
di SLB X Kota Makassar?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui:
1. Bentuk keterlibatan orang tua dalam layanan pendidikan anak berkebutuhan
khusus di SLB X Kota Makassar.
2. Program yang dapat dirumuskan untuk memelihara dan meningkatkan
keterlibatan orangtua dalam layanan pendidikan anak berkebutuhan khusus di
SLB X Kota Makassar.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagaimana
berikut:
1. Orangtua mendapatkan pengetahuan dan pemahaman yang baik mengenai
anak berkebutuhan khusus dan penanganannya dalam rangka mengoptimalkan
kemampuan yang dimiliki anak.
2. Guru dapat menjalin kerjasama yang lebih baik lagi dengan orangtua dalam
memberikan layanan pendidikan kepada anak berkebutuhan khusus.
3. Sekolah mendapatkan bentuk program yang dapat digunakan untuk
memelihara dan meningkatkan hubungan kerjasama antara orangtua anak
5
Musyawarah, 2013
Keterlibatan Orang Tua Dalam Layanan Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus di SLB X Kota Makassar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
E. Struktur Organisasi Tesis
Struktur organisasi dalam tesis ini dibagi dalam lima bab, setiap bab
dirinci dalam beberapa sub bab sebagai berikut:
BAB I : Pendahuluan, berisi latar belakang penelitian, identifikasi dan perumusan
masalah, tujuan penulisan, manfaat penelitian, serta struktur organisasi tesis.
BAB II : Kajian pustaka, meliputi: keterlibatan orang tua dalam pendidikan, orang
tua anak berkebutuhan khusus, keterlibatan orang tua dalam layanan pendidikan
anak berkebutuhan khusus serta penelitian-penelitian terdahulu.
BAB III : Metode penelitian, meliputi: lokasi dan subjek penelitian, desain
penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, proses
pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data, teknik keabsahan data dan
analisis data.
BAB IV : Hasil penelitian dan pembahasan, meliputi: deskripsi hasil data angket
tingkat keterlibatan orang tua dalam layanan pendidikan anak berkebutuhan
khusus serta deskripsi hasil data wawancara dan observasi bentuk keterlibatan
orang tua dalam layanan pendidikan anak berkebutuhan khusus, beserta
pembahasan.
28
Musyawarah, 2013
Keterlibatan Orang Tua Dalam Layanan Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus di SLB X Kota Makassar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
Pada bagian ini akan dibahas mengenai prosedur yang digunakan dalam
penelitian ini. Untuk lebih jelasnya maka akan dijabarkan sebagai berikut:
A. Lokasi dan Subjek Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di salah satu Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri di
kota Makassar yang kemudian dalam penelitian ini disebutkan sebagai SLB X
Kota Makassar. Penetapan lokasi penelitian ini berdasarkan pertimbangan bahwa:
a. Sekolah ini memiliki keragaman jenis anak berkebutuhan khusus yang sesuai
dengan data yang hendak diperoleh.
b. Belum pernah dilakukan penelitian mengenai keterlibatan orang tua dalam
layanan pendidikan anak berkebutuhan khusus.
c. Kota Makassar adalah tempat peneliti berdomisili yang berkeinginan untuk
mengembangkan pendidikan bagi anak-anak berkebutuhan khusus.
2. Subyek Penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah seluruh orang tua dari anak
berkebutuhan khusus di tingkat Sekolah Dasar (SD) mulai kelas I hingga kelas V
yang berjumlah 61 orang yang terbagi atas a) Orang tua dari dua anak dengan
hambatan penglihatan, b) Orang tua dari 19 anak dengan hambatan pendengaran,
c) Orang tua dari 37 anak dengan hambatan kognitif, d) Orang tua dari tiga anak
dengan hambatan motorik.
Dari keseluruhan subyek penelitian yang berjumlah 61 orang kemudian
akan dipilih orang tua dari delapan anak berkebutuhan khusus yang terdiri dari: a)
Orang tua dari dua anak dengan hambatan penglihatan, b) Orang tua dari dua anak
29
Musyawarah, 2013
Keterlibatan Orang Tua Dalam Layanan Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus di SLB X Kota Makassar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kognitif, dan d) Orang tua dari dua anak dengan hambatan motorik. Pemilihan
orang tua dari delapan anak yang berkebutuhan khusus ini dengan menggunakan
pendekatan purposif, yaitu berdasarkan beberapa ciri-ciri, sifat-sifat atau
karakteristik tertentu (Arikunto, 2002: 117). Karakteristik yang digunakan yaitu
a) Skor angket yang didapatkan dari seluruh orang tua tersebut terdiri dari orang
tua dengan skor terendah dan orang tua dengan skor tertinggi, b) Tinggal serumah
dan mengasuh sendiri anaknya yang berkebutuhan khusus, c) Memiliki anak non
ABK lainnya.
B. Desain Penelitian
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain triangulasi
(triangulation design) yang menggabungkan antara pendekatan kuantitatif dan
kualitatif dengan tujuan untuk memperoleh data yang berbeda tetapi saling
melengkapi (complementary) untuk meneliti masalah penelitian dengan topik
yang sama. Sebagaimana yang dinyatakan oleh Cresswell (2008) bahwa tujuan
dari model triangulasi adalah secara bersamaan mengumpulkan data kuantitatif
dan kualitatif, menggabungkan data, dan menggunakan hasil untuk memahami
masalah penelitian.
Model desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data
transformation model; sebab data yang diperoleh peneliti merupakan data yang
tujuannya saling melengkapi. Sebagaimana yang dinyatakan oleh Abdurrahman
(2010: 27) bahwa pada desain data transformation model peneliti melakukan
pengumpulan dan analisis data kuantitatif dan kualitatif secara terpisah, dan
selanjutnya mentransformasikan dari jenis data yang satu dengan jenis data yang
lain. Hal tersebut akan saling melengkapi yaitu apakah data kuantitatif
melengkapi untuk menghasilkan temuan kualitatif atau sebaliknya data kualitatif
melengkapi temuan kuantitatif.
Penelitian ini diawali dengan memberikan angket kepada seluruh orang tua
dari anak berkebutuhan khusus yang bertujuan untuk memperoleh gambaran
30
Musyawarah, 2013
Keterlibatan Orang Tua Dalam Layanan Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus di SLB X Kota Makassar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Selanjutnya wawancara dilakukan kepada orang tua dari delapan anak
berkebutuhan khusus dan kepada pihak sekolah yaitu wakil kepala sekolah bagian
kesiswaan. Wawancara ini bertujuan untuk memperoleh gambaran lebih rinci
mengenai bentuk keterlibatan orang tua dalam layanan pendidikan anaknya yang
berkebutuhan khusus.
Untuk melengkapi data yang telah diperoleh melalui angket dan
wawancara maka digunakanlah observasi yang dilakukan kepada orang tua dari
anak berkebutuhan khusus. Observasi dilakukan dalam setting tempat tinggal dan
sekolah.
Untuk lebih jelasnya maka divisualisasikan melalui desain penelitian
sebagai berikut:
C. Metode Penelitian
Metode penelitian digunakan untuk mendapatkan dan mengumpulkan data
di lapangan untuk suatu tujuan tertentu. Sebagaimana yang dikemukakan oleh
Arikunto (2002: 136) bahwa metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh
31
Musyawarah, 2013
Keterlibatan Orang Tua Dalam Layanan Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus di SLB X Kota Makassar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
kombinasi (mixed method). Menurut Sugiyono (2012: 404) metode kombinasi adalah “suatu metode penelitian yang mengkombinasikan atau menggabungkan antara metode kuantitatif dan metode kualitatif untuk digunakan bersama-sama
dalam suatu kegiatan penelitian”. Metode kombinasi ini digunakan untuk
memperoleh data penelitian yang lebih komprehensif mengenai bentuk
keterlibatan orangtua dalam layanan pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus di
sebuah sekolah luar biasa.
D. Definisi Operasional
Keterlibatan orang tua dalam layanan pendidikan adalah bentuk peran serta
orang tua dalam membantu proses pendidikan anaknya baik dalam lingkungan
sekolah maupun lingkungan rumah. Adapun bentuk keterlibatan orang tua
tersebut diuraikan sebagai berikut:
a. Keterlibatan orang tua di sekolah meliputi kegiatan yang memerlukan kontak
dengan sekolah dan dapat mencakup hal-hal seperti pertemuan, menghadiri
acara sekolah, dan ikut membantu kegiatan di sekolah.
b. Keterlibatan orang tua di rumah meliputi hal-hal seperti bantuan dengan
pekerjaan rumah, mengajak anak bercerita tentang pengalamannya di sekolah,
membaca buku atau bahan pelajaran kepada anak, mengajarkan dan melatih
keterampilan hidup.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari tiga jenis
instrumen. Satu jenis instrumen digunakan untuk mendapatkan data kuantitatif
dan dua jenis instrumen digunakan untuk mendapatkan data kualitatif.
Instrumen penelitian yang pertama disusun dalam bentuk angket yang
digunakan untuk memperoleh gambaran umum tentang bentuk keterlibatan orang
32
Musyawarah, 2013
Keterlibatan Orang Tua Dalam Layanan Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus di SLB X Kota Makassar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
lingkungan sekolah dan lingkungan rumah. Adapun instrumen angket ini dapat
dilihat pada (lampiran 3 halaman 113).
Instrumen penelitian yang kedua disusun dalam bentuk pedoman
wawancara, sesuai dengan aspek-aspek keterlibatan orang tua sehingga diperoleh
gambaran lebih rinci tentang bentuk keterlibatan orang tua dalam layanan
pendidikan anaknya yang berkebutuhan khusus dalam lingkungan sekolah dan
lingkungan rumah. Adapun instrumen pedoman wawancara ini dapat dilihat pada
(lampiran 4 halaman 116)
Instrumen penelitian yang ketiga disusun dalam bentuk lembar observasi
yang digunakan untuk mengamati bagaimana bentuk keterlibatan orang tua dari
anak berkebutuhan khusus dalam lingkungan sekolah dan lingkungan rumah.
Adapun instrumen pedoman observasi ini dapat dilihat pada (lampiran 5 halaman
118).
F. Proses Pengembangan Instrumen
Dalam penelitian ini terdapat tiga jenis instrumen yang digunakan untuk
memperoleh data mengenai bentuk keterlibatan orang tua dalam layanan
pendidikan anak berkebutuhan khusus. Ketiga jenis instrumen tersebut disusun
berdasarkan bentuk-bentuk keterlibatan orang tua dalam pendidikan anak yang
dikemukakan oleh Hornby dan Mc Donall.
Pengembangan instrumen penelitian dilakukan dengan membuat kisi-kisi
teknik pengumpulan data yaitu kisi-kisi angket, wawancara dan observasi.
Berdasarkan kisi-kisi tersebut kemudian dikembangkan instrumen angket,
pedoman wawancara dan lembar observasi. Terhadap instrumen angket dilakukan
validasi isi (content validity) dan validasi konstruksi (construct validity). Untuk
instrumen pedoman wawancara dan lembar observasi yang sifatnya nontes cukup
memenuhi validasi konstruksi (construct validity). Sutrisno Hadi (1986) dalam
Sugiyono (2012, 170) menyatakan bahwa
33
Musyawarah, 2013
Keterlibatan Orang Tua Dalam Layanan Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus di SLB X Kota Makassar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dengan yang didefinisikan. Untuk melahirkan definisi, maka diperlukan teori-teori. Bila bangunan teorinya sudah benar, maka hasil pengukuran dengan alat ukur (instrumen) yang berbasis teori itu sudah dipandang sebagai hasil yang valid.
Berkaitan dengan validasi isi (content validity), Sukmadinata (2005: 229)
menjelaskan bahwa validasi isi (content validity) berkenaan dengan isi dan format
instrumen. Instrumen yang dibuat telah memenuhi validasi isi (content validity)
karena isi dan format instrumen telah mewakili aspek-aspek yang akan diukur
dalam hal ini mengenai keterlibatan orang tua dalam layanan pendidikan anak
berkebutuhan khusus melalui makna pertanyaan yang sesuai dengan aspek
tersebut. Sedangkan validasi konstruksi (construct validity) pada instrumen telah
dapat digunakan untuk mengukur keterlibatan orang tua dalam layanan
pendidikan, sebab definisi dari teori yang ditemukan kemudian dikembangkan ke
dalam butir instrumen.
Langkah-langkah dalam pengembangan instrumen penelitian ini yaitu
sebagai berikut:
1. Merumuskan definisi operasional variabel berdasarkan studi pustaka, landasan
teoritis, dan sumber-sumber lain.
2. Menyusun kisi-kisi instrumen penelitian dan item-item penelitian dengan
merujuk pada definisi operasional yang ada.
3. Melakukan judgement ahli, yaitu memberikan penilaian terhadap instrumen
penelitian yang telah disusun berdasarkan isi dan format instrumen yang akan
digunakan
4. Melakukan perbaikan instrumen berdasarkan masukan-masukan yang
disampaikan oleh penilai pada saat judgement ahli.
5. Instrumen yang telah diperbaiki kemudian dinilai kembali oleh penilai.
6. Melakukan perbaikan instrumen berdasarkan masukan-masukan yang
34
Musyawarah, 2013
Keterlibatan Orang Tua Dalam Layanan Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus di SLB X Kota Makassar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Adapun kisi-kisi instrumen bentuk keterlibatan orang tua dalam layanan
pendidikan anak berkebutuhan khusus dapat dilihat pada (lampiran 1 halaman
110).
G. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah teknik yang digunakan peneliti untuk
memperoleh data yang akan digunakan untuk menjawab pertanyaan dalam
penelitian ini. Untuk keperluan tersebut, maka peneliti menggunakan tiga teknik
pengumpulan data yaitu angket, wawancara dan observasi. Untuk lebih jelasnya
yaitu sebagai berikut:
1. Angket
Angket merupakan proses pengambilan data dalam penelitian. Peneliti
menggunakan seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden
sesuai dengan variabel yang akan diukur dalam penelitian. Angket dalam
penelitian ini berisi 20 butir pertanyaan yang bertujuan untuk mengetahui
gambaran umum bentuk keterlibatan orang tua dalam layanan pendidikan anak
berkebutuhan khusus yang bersekolah di SLB X Kota Makassar.
2. Wawancara
Wawancara merupakan proses pencarian data berupa pendapat seseorang
yang akan digunakan sebagai salah satu bahan kajian penelitian. Untuk
menentukan orang tua yang menjadi responden, maka ditinjau berdasarkan skor
perolehan dari angket yang telah diisi oleh seluruh orang tua (lampiran 6 halaman
119). Dari skor perolehan tersebut maka dapat diketahui orang tua manakah yang
memiliki skor terendah dan tertinggi dari tiap jenis hambatan yang dialami oleh
anaknya. Pemilihan orang tua berdasarkan skor terendah dan tertinggi
dimaksudkan untuk mendapatkan data mengenai hal apa saja yang menjadikan
skor yang diperoleh orang tua tersebut rendah ataukah tinggi.
Teknik wawancara yang digunakan oleh peneliti yaitu teknik wawancara
tidak terstruktur. Menurut Sugiyono (2012: 191) wawancara tidak terstruktur
35
Musyawarah, 2013
Keterlibatan Orang Tua Dalam Layanan Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus di SLB X Kota Makassar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan
datanya, melainkan hanya menggunakan garis-garis besar permasalahan yang
akan ditanyakan.
Wawancara tidak terstruktur ini digunakan untuk mengetahui lebih dalam
tentang responden. Teknik wawancara dalam penelitian ini dilakukan kepada
orang tua dari delapan anak berkebutuhan khusus yang bersekolah di SLB X Kota
Makassar yang memiliki skor hasil angket yang rendah dan tinggi.
3. Observasi
Observasi atau pengamatan adalah proses pengambilan data dalam
penelitian dimana peneliti melihat situasi yang diambil berdasarkan data yang
diperlukan. Observasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu observasi non
partisipan, karena peneliti tidak terlibat langsung dalam aktivitas orang-orang
yang akan diamati atau dengan kata lain peneliti hanya sebagai pengamat
independen. Jenis observasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu observasi
terstruktur. Menurut Sugiyono (2012: 197), “observasi terstruktur adalah
observasi yang dirancang secara sistematis, tentang apa yang akan diamati, kapan,
dimana tempatnya dan peneliti telah mengetahui dengan pasti tentang variabel apa yang akan diamati”. Jenis observasi terstruktur digunakan untuk mengamati bagaimana bentuk keterlibatan orang tua dari anak berkebutuhan khusus dalam
lingkungan sekolah dan lingkungan rumah serta untuk melengkapi data yang telah
diperoleh melalui angket dan wawancara.
H. Teknik Keabsahan Data
1. Data Kuantitatif
Mengenai keabsahan data kuantitatif, Sugiyono (2012: 168) menjelasakan
bahwa
36
Musyawarah, 2013
Keterlibatan Orang Tua Dalam Layanan Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus di SLB X Kota Makassar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dalam penelitian ini data diperoleh berdasarkan instrumen yang digunakan
yaitu instrumen angket yang telah dilakukan validasi isi (content validity) dan
validasi konstruksi (construct validity). Berdasarkan instrumen yang telah
memenuhi validasi tersebut maka diperolehlah data kuantitatif.
2. Data Kualitatif
Data kualitatif dalam suatu penelitian dinyatakan valid apabila tidak ada
perbedaan antara apa yang dilaporkan oleh peneliti dengan apa yang
sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti. Untuk mengetahui kredibilitas data
atau kepercayaan terhadap data kualitatif yang diperoleh, maka ada beberapa cara
yang dapat dilakukan sebagaimana yang dijelaskan oleh Sugiyono (2012: 365),
yaitu:
a. Perpanjangan pengamatan. Melalui perpanjangan pengamatan berarti peneliti kembali ke lapangan, melakukan pengamatan, wawancara lagi dengan sumber data yang pernah ditemui maupun yang baru.
b. Peningkatan ketekunan. Meningkatkan ketekunan berarti melakukan pengamatan secara lebih cermat dan berkesinambungan. Dengan cara tersebut maka kepastian data dan urutan persitiwa akan dapat direkam secara pasti dan sistematis.
c. Triangulasi. Diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu.
d. Analisis kasus negative. Melakukan analisi kasus negatif berarti peneliti mencari data yang berbeda atau bahkan bertentangan dengan temuan, berarti data yang ditemukan sudah dapat dipercaya.
e. Menggunakan bahan referensi. Yang dimaksud dengan bahan referensi yaitu adanya pendukung untuk membuktikan data yang telah ditemukan oleh peneliti, misalnya melalui alat bantu perekam.
f. Mengadakan member check. Yaitu proses pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada pemberi data yang bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh pemberi data.
Dari berbagai cara pengujian kredibilitas data tersebut, maka data kualitatif
37
Musyawarah, 2013
Keterlibatan Orang Tua Dalam Layanan Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus di SLB X Kota Makassar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mengadakan member check. Adapun langkah-langkah pelaksanaannya yaitu
sebagai berikut:
a. Menggunakan bahan referensi
Bahan referensi berfungsi sebagai pendukung untuk membuktikan data
yang telah ditemukan oleh peneliti. Contohnya, data hasil wawancara perlu
didukung dengan adanya rekaman wawancara. Alat bantu perekam data yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu camera digital dalam mendukung
kredibilitas data yang telah ditemukan oleh peneliti.
b. Mengadakan member check
Member check dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh data yang
diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh pemberi data. Tujuan
dilakukannya member check adalah agar informasi yang diperoleh dan akan
digunakan dalam penulisan laporan sesuai dengan apa yang dimaksud oleh
sumber data atau informan. Adapun pelaksanaan member check dalam penelitian
ini yaitu sebagai berikut:
1) Menunjukkan hasil wawancara awal kepada orang tua. Secara operasional,
peneliti memberikan hasil wawancara kepada orang tua untuk selanjutnya
ditelaah oleh orang tua.
2) Melakukan diskusi kepada responden dari hasil wawancara awal. Hal ini
bertujuan untuk mengetahui keakuratan data hasil wawancara “apakah
perlu dilakukan penambahan atau pengurangan deskripsi tentang
keterlibatan orang tua dalam layanan pendidikan anak berkebutuhan
khusus”.
3) Peneliti melakukan revisi terhadap hasil diskusi dari orang tua yang
memiliki anak berkebutuhan khusus.
4) Peneliti menarik kesimpulan awal berdasarkan hasil wawancara dan revisi
tentang keterlibatan orang tua dalam layanan pendidikan anak
berkebutuhan khusus.
38
Musyawarah, 2013
Keterlibatan Orang Tua Dalam Layanan Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus di SLB X Kota Makassar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Analisis data dalam penelitian ini dilakukan secara terpisah yaitu
analisis data kuantitatif dan kualitatif kemudian kedua hasil analisis data
tersebut ditransformasikan untuk menghasilkan sebuah kesimpulan. Adapun
langkah-langkah analisis data dalam penelitian ini yaitu:
1. Analisis Data Kuantitatif
Analisis data pada tahap ini dilakukan setelah selesai mengumpulkan data
di lapangan. Teknik analisis data yang digunakan yaitu dengan statistik
deskripstif. Menurut Sugiyono (2012: 199), statistik deskriptif adalah “statistik
yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau
menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi”. Peneliti menggunakan teknik analisis data deskriptif karena penelitian ini akan
menggambarkan bentuk keterlibatan orang tua secara umum dalam layanan
pendidikan anak berkebutuhan khusus di SLB X Kota Makassar tanpa ada
maksud untuk membuat kesimpulan yang berlaku secara umum.
Adapun langkah-langkah analisis data pada tahap ini yaitu:
a. Menghitung tingkat keterlibatan orang tua dalam layanan pendidikan anak
berkebutuhan khusus melalui empat pilihan jawaban dalam instrumen angket
yaitu selalu, sering, kadang-kadang dan tidak pernah. Pilihan jawaban diberi skor sebagai berikut: Skor 4 diberikan jika responden memilih “selalu”, skor 3 diberikan jika responden memilih jawaban “sering”, skor 2 diberikan jika responden memilih jawaban “kadang-kadang” dan skor 1 diberikan jika responden menjawab “tidak pernah”.
b. Menentukan bentuk keterlibatan orang tua dalam layanan pendidikan anak
berkebutuhan khusus ditinjau dari tiap aspek bentuk keterlibatan orang tua
dengan kriteria yang berbeda-beda pada tiap aspeknya. Kriteria setiap
aspeknya ditentukan berdasarkan rumus distribusi frekuensi dengan tahapan
39
Musyawarah, 2013
Keterlibatan Orang Tua Dalam Layanan Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus di SLB X Kota Makassar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1) Mentabulasikan skor dari 61 orang tua dari setiap aspek bentuk
keterlibatan orang tua dalam layanan pendidikan anak berkebutuhan
khusus.
2) Menghitung rentang kelas dengan rumus:
Rentang = Skor tertinggi – skor terendah
3) Menghitung banyaknya kelas interval ∑ KI = 1 + 3,3 Log n
4) Menghitung panjang kelas interval dengan rumus:
, dimana
P = Panjang kelas interval
R = Rentang
KI = Kelas interval (Furqon, 2011: 22)
No. Bentuk Keterlibatan
Kriteria
Skor Keterangan
1 Di Rumah
a.
Mencari informasi seputar hakikat dan
kebutuhan anaknya yang berkebutuhan
b. Menyusun rencana pendidikan anak
3 – 4
40
Musyawarah, 2013
Keterlibatan Orang Tua Dalam Layanan Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus di SLB X Kota Makassar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
No. Bentuk Keterlibatan
d. Melakukan pendampingan belajar di rumah
3 – 4
Aktif menjalin komunikasi dengan pihak
sekolah untuk mendapatkan pemahaman
tentang cara-cara membantu anak belajar
2 – 3
b. Berperan aktif dalam kegiatan sekolah
4 – 6
Untuk mengetahui persentase jumlah responden di tiap kriteria
keterlibatan orang tua dalam layanan pendidikan maka digunakan rumus
yang telah ditetapkan oleh peneliti, yaitu:
2. Analisis Data Kualitatif
Analisis data pada tahap ini dilakukan selama proses pengumpulan data
41
Musyawarah, 2013
Keterlibatan Orang Tua Dalam Layanan Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus di SLB X Kota Makassar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
333), analisis data kualitatif adalah “proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari wawancara, catatan lapangan, dan
bahan-bahan lain sehingga mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain”.
Teknik analisis data pada tahap ini dilakukan melalui langkah-langkah
sebagai berikut:
a. Reduksi Data
Menurut Sugiyono (2012: 336), mereduksi data berarti “merangkum,
melihat hal-hal yang pokok, dan memfokuskan pada hal-hal yang penting,
mencari tema dan polanya”. Dengan demikian data yang telah direduksi akan
memberikan gambaran yang lebih jelas sehingga akan mempermudah peneliti
untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya dan mencarinya jika diperlukan.
Data penelitian yang akan direduksi yaitu hasil wawancara orang tua tentang
bentuk keterlibatannya dalam pendidikan anaknya yang berkebutuhan khusus dan
data hasil observasi bentuk keterlibatan orang tua dalam pendidikan anaknya di
lingkungan rumah dan sekolah. Data-data tersebut akan dipaparkan dalam bentuk
deskriptif.
b. Display Data
Setelah semua data terkumpul, langkah selanjutnya yaitu melakukan
display data atau penyajian data yang bertujuan untuk mempermudah peneliti
dalam memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan
apa yang telah dipahami tersebut hingga kemudian mengambil kesimpulan.
Penyajian data adalah menyajikan sekelompok informasi yang telah tersusun dan
memiliki kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan
yang berupa teks yang bersifat naratif. Setelah data hasil wawancara tentang
bentuk keterlibatan orang tua dalam layanan pendidikan anaknya yang
berkebutuhan khusus diperoleh, kemudian data tersebut dipaparkan dalam bentuk
deskriptif.
42
Musyawarah, 2013
Keterlibatan Orang Tua Dalam Layanan Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus di SLB X Kota Makassar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Langkah selanjutnya dalam menganalisis data kualitatif yaitu penarikan
kesimpulan dan melakukan verifikasi berdasarkan data hasil wawancara tentang
bentuk keterlibatan orang tua dalam layanan pendidikan anaknya yang
berkebutuhan khusus yang telah diperoleh kemudian memeriksa kebenaran data
tersebut melalui data hasil observasi sehingga menghasilkan kesimpulan.
Berdasarkan tujuan penelitian ini yaitu untuk memperoleh gambaran
mengenai bentuk keterlibatan orang tua dalam layanan pendidikan anak
berkebutuhan khusus sehingga dapat diketahui program apa yang dapat
dirumuskan untuk memelihara dan meningkatkan keterlibatan orangtua dalam
layanan pendidikan anak berkebutuhan khusus di SLB X Kota Makassar, maka
data yang diverifikasi dalam penelitian ini yaitu bentuk keterlibatan orang tua
dalam layanan pendidikan anak yang berkebutuhan khusus. Setelah semua data
terkumpul dan dianalisis maka kesimpulan tentang bentuk keterlibatan orang tua
dalam layanan pendidikan anak berkebutuhan khusus dan program apa yang dapat
dirumuskan untuk memelihara dan meningkatkan keterlibatan orangtua dalam
layanan pendidikan anak berkebutuhan khusus di SLB X Kota Makassar akan
dideskripsikan dalam bentuk uraian.
3. Analisis Data Kuantitatif dan Kualitatif
Analisis data pada tahap ini dilakukan dengan menggabungkan antara data
kuantitatif dan data kualitatif yang telah dihasilkan pada tahap sebelumnya. Dari
penggabungan data tersebut akan diperoleh informasi data yang saling
melengkapi yaitu apakah data kuantitatif melengkapi untuk menghasilkan temuan
kualitatif atau sebaliknya data kualitatif melengkapi temuan kuantitatif. Dalam
penelitian ini data kuantitatif yang telah diperoleh mendukung data kuantitatif
yang diperoleh setelahnya. Analisis data kuantitatif dan kualitatif yang dilakukan
dalam penelitian meliputi bentuk keterlibatan orang tua dalam layanan pendidikan
anak berkebutuhan khusus dan program yang dapat dirumuskan untuk memelihara
dan meningkatkan keterlibatan orang tua dalam layanan pendidikan anak
43
Musyawarah, 2013
Keterlibatan Orang Tua Dalam Layanan Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus di SLB X Kota Makassar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Untuk melihat lebih jelas analisis data dalam penelitian ini, maka akan
digambarkan sebagai berikut:
Analisis data kuantitatif:
- Menyiapkan data
- Memeriksa data
- Menganalisis data
- Menyimpulkan data
Analisis data kualitatif:
- Menyiapkan data
- Memeriksa data
- Menganalisis data
- Menyimpulkan data
Menggabungkan data
112
Musyawarah, 2013
Keterlibatan Orang Tua Dalam Layanan Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus di SLB X Kota Makassar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka penelitian tentang
keterlibatan orang tua dalam layanan pendidikan anak berkebutuhan khusus di
SLB X Kota Makassar dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Dari enam bentuk keterlibatan orang tua dalam layanan pendidikan anaknya,
ada empat bentuk keterlibatan yang tergolong masih rendah. Adapun keempat
bentuk keterlibatan tersebut yaitu: (1) mencari informasi seputar hakikat dan
kebutuhan anaknya yang berkebutuhan khusus, (2) menyusun rencana
pendidikan anak, (3) aktif menjalin komunikasi dengan pihak sekolah untuk
mendapatkan pemahaman tentang cara-cara membantu anak belajar, dan (4)
berperan aktif dalam kegiatan sekolah. Satu bentuk keterlibatan yang
tergolong sedang yaitu dalam melakukan pendampingan belajar di rumah, dan
satu bentuk keterlibatan yang tergolong tinggi yaitu mengajarkan dan melatih
keterampilan bina diri bagi anak.
2. Berkaitan dengan rumusan program untuk memelihara dan meningkatkan
bentuk keterlibatan orang tua dalam layanan pendidikan anak berkebutuhan
khusus di SLB X Kota Makassar dapat dilihat pada lampiran 6 halaman 123
(rancangan program terlampir).
B. Rekomendasi
Berdasarkan hasil penelitian berkenaan dengan keterlibatan orang tua
dalam layanan pendidikan anak berkebutuhan khusus di SLB X Kota Makassar,
maka peneliti memberi rekomendasi kepada pihak terkait diantaranya:
1. Untuk pihak sekolah
Selama ini sekolah belum pernah melaksanakan rapat atau pertemuan
orang tua yang membicarakan perkembangan anak selama menjalani proses
kegiatan-113
Musyawarah, 2013
Keterlibatan Orang Tua Dalam Layanan Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus di SLB X Kota Makassar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kegiatan yang dilakukan sekolah, masih sebatas orang tua sebagai peserta
undangan, belum pernah melibatkan orang tua sebagai penyelenggara atau pihak
yang dapat membantu pihak sekolah dalam melaksanakan kegiatan.
Maka dari itu sekolah diharapkan dapat merumuskan berbagai bentuk
kegiatan untuk menunjang keterlibatan orang tua dalam layanan pendidikan
anaknya. Bentuk kegiatan tersebut harus mempertimbangkan jenis kegiatan yang
sesuai untuk dilakukan, waktu dan tempat pelaksanaannya. Jenis kegiatan dapat
disesuaikan berdasarkan agenda tahunan yang dibuat oleh sekolah. Misalnya,
untuk kegiatan family gathering disesuaikan dengan hari libur sekolah sehingga
kegiatan dapat terlaksana secara maksimal.
2. Untuk orang tua anak berkebutuhan khusus
Secara umum ada beberapa orang tua yang menunjukkan keterlibatan yang
cukup baik dengan menghadiri rapat atau kegiatan yang diselenggarakan oleh
sekolah, namun tidak sedikit orang tua yang menunjukkan hal berbeda yaitu
dengan tidak menghadiri rapat atau kegiatan yang diselenggarakan oleh sekolah.
Maka dari itu diharapkan para orang tua dapat memiliki sikap dan pandangan
yang terbuka terhadap kegiatan yang dilakukan oleh pihak sekolah. Menjalin
komunikasi dengan pihak sekolah dan secara berkala berkunjung ke sekolah akan
membantu orang tua untuk saling berbagi peran dengan pihak sekolah dalam
memberikan layanan pendidikan terhadap anak berkebutuhan khusus.
3. Untuk Dinas Pendidikan
Mengenai pelibatan orang tua dalam proses pendidikan anak selama ini
belum mendapat perhatian dari dinas pendidikan. Hal ini dapat terlihat dari belum
adanya aturan yang jelas dan spesifik yang mengatur tentang keterlibatan orang
tua dalam layanan pendidikan anaknya. Sehingga yang terjadi di lapangan,
sekolah berpandangan bahwa keterlibatan orang tua dalam layanan pendidikan
anak berkebutuhan khusus bukan suatu hal yang perlu mendapat perhatian. Maka
dari itu pihak dinas pendidikan dapat mendesak pemerintah untuk lebih
114
Musyawarah, 2013
Keterlibatan Orang Tua Dalam Layanan Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus di SLB X Kota Makassar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dalam penetapan aturan mengenai pelibatan orang tua dalam layanan pendidikan
114
Musyawarah, 2013
Keterlibatan Orang Tua Dalam Layanan Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus di SLB X Kota Makassar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, M. (2010). “Jawaban UTS Mata Kuliah Metode Penelitian Pendidikan Lanjut”. Makalah pada Prodi Pengembangan Kurikulum Sekolah Pascasarjana UPI, Bandung.
Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Creswell, J.W. (2008). Educational Research: Planning, Constructing, and Evaluating Quantitative and Qualitative Research. Upper Saddle River: Pearson.
Coots, J.J. (1998). “Family Resources and Parent Participation in Schooling Activities for Their Children with Developmental Delays”. The Journal of Special Education. 31, (4), 498-520.
Furqon. (2011). Statistika terapan untuk Penelitian. Bandung: CV Alfabeta.
Hendriani, W. (2006). Penerimaan Keluarga Terhadap Individu yang Mengalami Keterbelakangan Mental. Hasil Riset Tahun 2005; Dipresentasikan dalam Temu Ilmiah Ikatan Psikologi Perkembangan Indonesia, Tahun 2006.
http://wiwinhendriani.com/2011/08/10/penerimaan-keluarga-terhadap-individu-yang-mengalami-keterbelakangan-mental/. [Online]. Tersedia. [16 Oktober 2012]
Hornby, G. (2011). Parental Involvement in Childhood Education Building Effective School-Family Partnership. New York: Springer.
Indrakusuma, AD. (1973). Pengantar Ilmu Pendidikan Sebuah Tinjauan Filosofis. Surabaya: Usaha Nasional.
Kurniawan, I.N. (2008). Mengapa Orang Tua Perlu Terlibat dalam Pendidikan Anak. [Online]. Tersedia: http://kurniawan.staff.uii.ac.id/2008/08/22/ mengapa-orangtua-perlu-terlibat-dalam-pendidikan-anak/ Irwan Nuryana Kurniawan [05 Maret 2013]
Mc Donall, M.C., Cavenaugh, B.S dan Giesen, M.J. (2012). “The Relationship Between Parental Involvement and Mathematics Achievement for Students with Visual Impairments”. The Journal of Special Education. 45, (4), 204-215.
Mc Millan, J.H dan Schumacher, S. (2001). Research in Education (Fifth Ed.). United States: Addison Wesley Longman, Inc.
115
Sadja’ah, E. (2003). Buku Ajar Pendidikan Bahasa Bagi Anak Gangguan Pendegaran dalam Keluarga. Bandung: San Grafika.
Sugiarmin, M. dan Baihaqi, MIF. (Eds) (2012). Sekolah Inklusif Konsep dan Penerapan Pembelajaran. Bandung: Nuansa.
Sugiyono. (2012) Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: CV. Alfabeta.
Tarsidi, D. (Eds) (2003). Pendidikan Kebutuhan Khusus Sebuah Pengantar. Bandung: Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia.