Emay Mastiani, 2013
Program Keterampilan Kerja Mengemas Produk Pertanian Bagi Tunagrahita Ringan Kelas XI Di SLB Sukagalih Lembang Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PROGRAM KETERAMPILAN KERJA MENGEMAS
PRODUK PERTANIAN BAGI TUNAGRAHITA RINGAN
KELAS XI DI SLB SUKAGALIH LEMBANG BANDUNG
BARAT
TESIS
Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan Program Studi Pendidikan Kebutuhan Khusus
Disusun oleh:
EMAY MASTIANI NIM 1102553
PRODI PENDIDIKAN KEBUTUHAN KHUSUS
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Emay Mastiani, 2013
Program Keterampilan Kerja Mengemas Produk Pertanian Bagi Tunagrahita Ringan Kelas XI Di SLB Sukagalih Lembang Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PROGRAM KETERAMPILAN KERJA MENGEMAS PRODUK
PERTANIAN BAGI TUNAGRAHITA RINGAN KELAS XI DI SLB
SUKAGALIH LEMBANG BANDUNG BARAT
Oleh
Emay Mastiani, S.Pd
Universitas Pendidikan Indonesia
Bandung
2013
Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Program Studi Pendidikan Kebutuhan Khusus
© Emay Mastuiani 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Juli 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Emay Mastiani, 2013
Program Keterampilan Kerja Mengemas Produk Pertanian Bagi Tunagrahita Ringan Kelas XI Di SLB Sukagalih Lembang Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
LEMBAR PENGESAHAN
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH
Pembimbing
Dr. Endang Rochyadi, M. Pd NIP. 195608181985031002
Diketahui Oleh
Ketua Prodi Pendidikan Kebutuhan Khusus,
ii
Emay Mastiani, 2013
Program Keterampilan Kerja Mengemas Produk Pertanian Bagi Tunagrahita Ringan Kelas XI Di SLB Sukagalih Lembang Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK
PROGRAM KETERAMPILAN KERJA MENGEMAS PRODUK PERTANIAN BAGI TUNAGRAHITA RINGAN KELAS XI DI SLB
SUKAGALIH LEMBANG BANDUNG BARAT EMAY MASTIANI NIM 1102553
PENDIDIKAN BERKEBUTUHAN KHUSUS SEKOLAH PASCA SARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
iii
Emay Mastiani, 2013
Program Keterampilan Kerja Mengemas Produk Pertanian Bagi Tunagrahita Ringan Kelas XI Di SLB Sukagalih Lembang Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT
EMPLOYMENT SKILLS PROGRAM ON AGRICULTURAL PRODUCTS PACKAGING FOR MILD MENTALLY RETARDED CLASS XI STUDENT IN SLB SUKAGALIH LEMBANG BANDUNG BARAT
vii
Emay Mastiani, 2013
Program Keterampilan Kerja Mengemas Produk Pertanian Bagi Tunagrahita Ringan Kelas XI Di SLB Sukagalih Lembang Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
Halaman
PERNYATAAN ... i
ABSTRAK ... ii
KATA PENGANTAR ... iv
UCAPAN TERIMA KASIH ... v
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Masalah/Latar Belakang Masalah ... 1
B. Fokus Penelitian ... 7
C. Pertanyaan Penelitian ... 7
D. Tujuan Penelitian ... 8
E. Manfaat Penelitian ... 8
BAB I I LANDASAN TEORI A. Konsep Anak Tunagrahita ... 10
1. Pengertian Anak Tunagrahita ... 10
2. Klasifikasi Anak Tunagrahita ... 12
3. Anak Tunagrahita Ringan ... 13
viii
Emay Mastiani, 2013
Program Keterampilan Kerja Mengemas Produk Pertanian Bagi Tunagrahita Ringan Kelas XI Di SLB Sukagalih Lembang Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b. Karakteristik Anak Tunagrahita Ringan ... 13
4. Kebutuhan Pendidikan Anak Tunagrahita ... 15
5. Tujuan Pendidikan bagi Anak Tunagrahita Ringan ... 18
6. Permasalahan yang Dihadapi Anak Tunagrahita ... 20
B. KONSEP DASAR KETERAMPILAN KERJA ... 22
1. Pengertian/Peristilahan ... 22
2. Tujuan Pembelajaran Keterampilan Kerja ... 24
3. Fungsi Latihan Keterampilan Kerja ... 25
4. Ruang Lingkup Keterampilan Kerja ... 27
C. PROGRAM KETERAMPILAN KERJA ... 29
1. Identifikasi ... 29
2. Asesmen ... 30
3. Bentuk Keterampilan Kerja ... 31
4. Latihan ... 33
5. Magang ... 35
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 37
B. Subjek Penelitian... 39
C. Prosedur Penelitian ... 41
D. Teknik Pengumpulan Data... 46
E. Teknik Analisis Data ... 48
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 52
ix
Emay Mastiani, 2013
Program Keterampilan Kerja Mengemas Produk Pertanian Bagi Tunagrahita Ringan Kelas XI Di SLB Sukagalih Lembang Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan ... 159
B. Rekomendasi ... 162
DAFTAR PUSTAKA ... 164
x
Emay Mastiani, 2013
Program Keterampilan Kerja Mengemas Produk Pertanian Bagi Tunagrahita Ringan Kelas XI Di SLB Sukagalih Lembang Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR GAMBAR
Hal
1. Gambar 3 Prosedur Penelitian ………. 45
2. Gambar 4.1 Program Faktual ……….. 74
3. Gambar 4.2 Gambaran Umum Hasil Pre-tes ……… 143
4. Gambar 4.3 Gambaran Umum Hasil Post-test……….. 145
5. Gambar 4.4 Mengetahui Alat dan bahan untuk mengemas produk pertanian sebelum dan sesudah diberi latihan ……….. 146
6. Gambar 4.5 Praktek mengemas produk pertanian sebelum dan sesudah diberi latihan ………... 147
xi
Emay Mastiani, 2013
Program Keterampilan Kerja Mengemas Produk Pertanian Bagi Tunagrahita Ringan Kelas XI Di SLB Sukagalih Lembang Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR TABEL
Hal
1. Tabel 3.1 Subjek Penelitian ………. 39
2. Tabel 3.2 Desain Penelitian ……….. 49
3. Tabel 3.3 Instrumen Penelitian ………. 50
4. Tabel 4.1 Gambaran umum kemampuan tunagrahita ringan kelas XI sebelum diberikan latihan keterampilan kerja ……….. 142 5. Tabel 4.2 Gambaran umum kemampuan tunagrahita ringan kelas XI setelah diberikan latihan keterampilan kerja ……….. 144
6. Tabel 4.3 Mengetahui Alat dan bahan sebelum dan setelah diberi latihan ……… 146
7. Tabel 4.4 Praktek mengemas produk pertanian sebelum dan setelah diberi latihan ………. 147
8. Tabel 4.4 Membereskan alat dan bahan produk pertanian sebelum dan setelah diberi latihan ………. 148
9. Tabel 5.1 Kisi-kisi Observasi ... 166
10.Tabel 5.2 Instrumen Pedoman Observasi... 167
11.Tabel 5.3 Pedoman Observasi ……… 169
12. Tabel 5.4 Kisi-kisi Wawancara ... 182
xii
Emay Mastiani, 2013
Program Keterampilan Kerja Mengemas Produk Pertanian Bagi Tunagrahita Ringan Kelas XI Di SLB Sukagalih Lembang Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Instrumen Penelitian dan Analisis Tugas
a. Kisi-kisi Observasi ... 166
b. Instrumen Pedoman Observasi ... 169
1.3 Kisi-kisi Wawancara ... 182
1.4 Instrumen Pedoman Wawancara ... 183
Lampiran 2 Foto kegiatan ... 187
Lampiran 3 Administrasi Penelitian 3.1 Surat Keputusan Direktur Sekolah Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia Tentang PengangkatanPembimbing ... 201
3.4 Surat Permohonan Ijin Penelitian dari Direktur Universitas Pendidikan Indonesia ……….. 203
3.5 Surat Pernyataan Telah Melakukan Penelitian dari SLB Sukagalih Lembang Bandung Barat ……….. 204
Lampiran 4 Surat Keterangan Expert Judgment ……….. 205
xiii
Emay Mastiani, 2013
Program Keterampilan Kerja Mengemas Produk Pertanian Bagi Tunagrahita Ringan Kelas XI Di SLB Sukagalih Lembang Bandung Barat
1
Emay Mastiani, 2013
Program Keterampilan Kerja Mengemas Produk Pertanian Bagi Tunagrahita Ringan Kelas XI Di SLB Sukagalih Lembang Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembelajaran keterampilan di sekolah merupakan alat untuk
mengembangkan potensi siswa sebagai bekal hidup agar pada saat mereka
terjun di masyarakat dapat digunakan untuk mencari nafkah. Pembelajaran
keterampilan yang dimaksud adalah pembelajaran keterampilan kecakapan
hidup, yang dituangkan dalam bentuk pembelajaran keterampilan fungsional.
Tujuan pembelajaran keterampilan yaitu untuk mempersiapkan siswa
agar memiliki kompetensi berupa kecakapan hidup untuk hidup mandiri yang
dapat digunakan di masyarakat serta merupakan jembatan penghubung antara
penyiapan peserta didik/siswa di lembaga pendidikan/sekolah dengan
masyarakat dunia kerja sehingga melalui keterampilan kecakapan hidup yang
dimilikinya siswa tersebut dapat mencari nafkah.
Penerapan pembelajaran keterampilan sangat ditentukan apakah program
keterampilan dapat diikuti oleh siswa serta dapat diserap sehingga mereka
menguasai keterampilan yang diajarkan di sekolah. Oleh karena itu, dalam
pelaksanaannya perlu dibuat program keterampilan yang sesuai dengan
keberadaan siswa atau kemampuan siswa serta ketersediaan lapangan
pekerjaan yang ada di sekitar tempat tinggal siswa.
Penyesuain program dipandang sangat penting dikarenakan keterampilan
yang dipelajari harus dapat dikerjakan oleh siswa yang bersangkutan sebab
apabila pembelajaran keterampilan tidak dapat diikuti maka program tersebut
tidak memiliki fungsi apa-apa, begitu juga dengan anak penyandang
tunagrahita penyesuain program sangatlah penting mengingat keberadaan
2
Emay Mastiani, 2013
Program Keterampilan Kerja Mengemas Produk Pertanian Bagi Tunagrahita Ringan Kelas XI Di SLB Sukagalih Lembang Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan kebutuhan tersebut maka Pemerintah telah berupaya
menyelenggarakan pendidikan secara khusus bagi penyandang tunagrahita
yang telah diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 72 Tahun 1991, sedangkan
pengaturan program pengajarannya tertuang di dalam Kurikulum Sekolah
Luar Biasa berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No.
1216/ U/1994.
Sebagaimana tercantum dalam PP. 72 tahun 1991 Bab II Pasal 2
mengatakan bahwa :
Pendidikan Luar Biasa bertujuan membantu para peserta didik yang menyandang kelainan fisik dan/mental agar mampu mengembangkan kemampuan pengetahuan, sikap dan keterampilan dalam mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial, budaya dan alam sekitar serta dapat mengembangkan kemampuan sesuai dengan dunia kerja atau mengikuti pendidikan lanjutan.
Merujuk kepada tujuan Pendidikan Luar Biasa dalam PP. 72 Tahun 1991
Bab II Pasal 2 maka ada tiga hal penting yang menjadi esensi dari
penyelenggaraan Pendidikan Luar Biasa yaitu :
1. Mengembangkan kemampuan peserta didik luar biasa dalam sikap,
pengetahuan dan keterampilan.
2. Kemampuan sikap, pengetahuan dan keterampilan tersebut harus menjadi
dasar dalam mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan
sekitarnya baik secara sosial, budaya dan alam sekitarnya dalam kata lain
kemampuan tersebut sebagai kecakapan hidup baik personal, sosial dan
vokasional.
3. Membekali peserta didik untuk terjun dalam dunia kerja dan atau
melanjutkan ke jenjang selanjutnya.
Tiga hal esensial di atas menunjukkan bahwa tujuan pendidikan luar
biasa adalah melahirkan para peserta didik luar biasa yang memiliki
3
Emay Mastiani, 2013
Program Keterampilan Kerja Mengemas Produk Pertanian Bagi Tunagrahita Ringan Kelas XI Di SLB Sukagalih Lembang Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kehidupan sehari-hari sebagai kecakapan hidup sehingga mereka akan
mengurangi ketergantungan (independency) kepada orang lain dan hidup
mandiri di tengah-tengah masyarakat.
Beberapa pendapat yang berkaitan dengan pengertian dikemukakan
bahwa kecakapan hidup bukan sekedar keterampilan untuk bekerja
(vokasional) tetapi memiliki makna yang lebih luas. Seperti dari WHO (1997)
dalam Nurseha (tidak ada tahun :1) mendefinisikan bahwa kecakapan hidup
sebagai keterampilan atau kemampuan untuk dapat beradaptasi dan berperilaku
positif, yang memungkinkan seseorang mampu menghadapi berbagai tuntutan
dan tantangan dalam kehidupan secara lebih efektif. Kecakapan hidup
mencakup lima jenis, yaitu: (1) kecakapan mengenal diri, (2) kecakapan
berpikir, (3) kecakapan sosial, (4) kecakapan akademik, dan (5) kecakapan
kejuruan.
Barrie Hopson dan Scally (1981) mengemukakan bahwa kecakapan
hidup merupakan pengembangan diri untuk bertahan hidup, tumbuh, dan
berkembang, memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dan berhubungan
baik secara individu, kelompok maupun melalui sistem dalam menghadapi
situasi tertentu. Sementara Brolin (1989) mengartikan lebih sederhana yaitu
bahwa kecakapan hidup merupakan interaksi dari berbagai pengetahuan dan
kecakapan sehingga seseorang mampu hidup mandiri. Pengertian kecakapan
hidup tidak semata-mata memiliki kemampuan tertentu (vocational job),
namun juga memiliki kemampuan dasar pendukung secara fungsional seperti:
membaca, menulis, dan berhitung, merumuskan dan memecahkan masalah,
mengelola sumber daya, bekerja dalam kelompok, dan menggunakan teknologi
(Dikdasmen, 2002).
Dari pengertian di atas, dapat diartikan bahwa pendidikan kecakapan
hidup merupakan kecakapan-kecakapan yang secara praktis dapat membekali
peserta didik dalam mengatasi berbagai macam persoalan hidup dan
4
Emay Mastiani, 2013
Program Keterampilan Kerja Mengemas Produk Pertanian Bagi Tunagrahita Ringan Kelas XI Di SLB Sukagalih Lembang Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
didalamnya termasuk fisik dan mental, serta kecakapan kejuruan yang
berkaitan dengan pengembangan akhlak peserta didik sehingga mampu
menghadapi tuntutan dan tantangan hidup dalam kehidupan.
Sejalan dengan definisi tersebut di atas, program keterampilan harus
senantiasa relevan dengan kebutuhan anak serta kebutuhan lingkungan,
sehingga apapun yang mereka dapatkan dari bangku sekolah dapat berguna
untuk memecahkan berbagai masalah dalam kehidupan di masyarakat.
Menindaklanjuti tujuan program pembelajaran bagi anak berkebutuhan
khusus sekolah sebagai tempat berlangsungnya proses pendidikan,
mempunyai tanggung jawab untuk memberikan pendidikan semaksimal
mungkin sehingga anak-anak luar biasa terutama anak tunagrahita dapat
memiliki kompetensi baik kompetensi personal dan sosial yang dapat
diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Mereka harus mampu untuk
memenuhi kebutuhan dirinya, mampu untuk bergaul dengan masyarakat, dapat
memiliki keterampilan, sehingga mereka dapat memiliki kecakapan untuk
hidup di masyarakat. Dengan terbentuknya kecakapan hidup akan tumbuh
kemandirian sehingga anak luar biasa tidak lagi menjadi individu yang
memiliki ketergantungan kepada orang lain tetapi mereka dapat hidup mandiri
mampu hidup dalam kehidupan.
Salah satu peserta didik di Sekolah Luar Biasa adalah anak tunagrahita
ringan, anak tunagrahita ringan adalah anak yang memilki kecerdasan paling
tinggi diantara anak tunagrahita lainnya. mereka memiliki hak seperti anak
pada umumnya, dan merupakan bagian dari masyarakat, baik dalam
pendidikan, kesehatan, bersosialisasi, maupun pekerjaan untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya.
Ketika anak tunagrahita ringan ingin memiliki pekerjaan yang dapat
5
Emay Mastiani, 2013
Program Keterampilan Kerja Mengemas Produk Pertanian Bagi Tunagrahita Ringan Kelas XI Di SLB Sukagalih Lembang Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
sering mengalami kesulitan dikarenakan berbagai hal yang membuat mereka
tidak bisa diterima pada perusahaan atau tempat yang memerlukan tenaga
kerja, hal ini diakibatkan oleh pandangan masyarakat yang kurang percaya atas
kemampuan kerja mereka. Pandangan masyarakat yang terjadi saat ini ketika
menilai kemampuan seseorang hanya dilihat dari kemampuan intelektualnya
saja, sehingga bagi mereka yang memiliki intelektual di bawah
rata-rata/tunagrahita mereka dianganggap seseorang/individu yang tidak bisa
melakukan hal yang berguna di masyarakat.
Sejatinya mereka masih memiliki potensi yang bisa dikembangkan dalam
masa perkembangannya. Kecerdasan yang dimiliki anak tunagrahita ringan
berkisar antara 50-70, mereka mengalami kesulitan yang berkaitan dengan
akademik, sosial dan pekerjaan. Walaupun demikian, mereka masih memilki
kemampuan minimal dalam berhitung, membaca, menulis, dan penyesuaian
sosial, tidak menutup kemungkinan mereka untuk bisa bekerja di pabrik atau
di produsen rumahan pada bagian membungkus produk atau hasil yang akan
akhirnya dapat berdiri sendiri dalam masyarakat, dan 3) kemampuan bekerja
yang dapat mandiri sebagian atau sepenuhnya seperti orang dewasa.
Anak tunagrahita ringan mengalami kesulitan dalam berfikir abstrak.
Akan tetapi mereka masih mampu mempelajari hal-hal yang bersifat akademik
walaupun terbatas. Sebagian dari mereka mencapai usia kecerdasan yang sama dengan anak normal usia 12 tahun ketika mencapai usia dewasa”.
Hasil studi pendahuluan terhadap pembelajaran keterampilan yang
diselenggarakan di SLB Sukagalih Lembang Bandung Barat, di SLB ini telah
6
Emay Mastiani, 2013
Program Keterampilan Kerja Mengemas Produk Pertanian Bagi Tunagrahita Ringan Kelas XI Di SLB Sukagalih Lembang Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
siswa di SLB ini sebagian besar termasuk anak tunagrahita ringan, sehingga
pembelajaran pun lebih mengarah kepada keterampilan yang nantinya akan
berguna bagi anak tunagrahita setelah tamat sekolah menengah atas atau
setelah ia dewasa nanti dan berbaur dengan masyarakat.
Pembelajaran keterampilan yang diberikan selama ini di SLB Sukagalih
hanya berdasarkan pada program yang biasanya dilakukan di sekolah luar biasa
pada umumnya seperti, menjahit, tata boga, meronce, dan handycrapt. Hal ini
menyebabkan kurangnya peluang bagi lulusan SMALB untuk bisa bekerja
sesuai dengan peluang yang ada selama ini di sekitar sekolah/tempat tinggal
siswa. Keterampilan tersebut bukan tidak penting bagi anak-anak tunagrahita
akan tetapi akan lebih baik apabila program pembelajaran keterampilan
disesuiakan dengan peluang pekejaan yang tersedia sehingga akan lebih jelas
arah tujuan pendidikan keterampilan yang diberikan kepada anak.
Keberadaan fisik anak tunagrahita ringan yang menjadi siswa SLB
Sukagalih tidak jauh berbeda dengan anak lainnya, fisik mereka tidak terlihat
ada kekurangan selintas mereka terlihat seperti bukan anak tunagrahita, apabila
ditelaah lebih jauh ada kekurangan dari mereka yaitu kecerdasan.
Hasil studi pendahuluan yang lainnya Lembang merupakan salah satu
daerah penghasil sayuran segar, berbagai jenis sayuran yang dihasilkan di
daerah Lembang digunakan untuk memenuhi kebutuhan masayarakat sekitar
Lembang, Bandung, bahkan Jakarta lebih luas lagi produk pertanian yang
dihasilkan tersebut di kirim ke luar Pulau Jawa salah satunya ke Pulau
Kalimantan. Dalam pendistribusiannya sayuran harus dikemas secara tepat
agar sayuran tetap segar dan tidak mudah rusak, sehingga sayuran tersebut
dapat dikonsumsi dalam keadaan segar. Proses pengemasan sayuran di daerah
Lembang dilakukan di industri rumahan yang terletak di sekitar SLB Sukagalih
Lembang, pada proses pengemasan ini memerlukan tenaga kerja padat karya
dan karena proses pengemasan dikerjakan secara manual, jadi dapat menyerap
7
Emay Mastiani, 2013
Program Keterampilan Kerja Mengemas Produk Pertanian Bagi Tunagrahita Ringan Kelas XI Di SLB Sukagalih Lembang Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pengemasan produk pertanian pada umumnya dikerjakan oleh masayarakat
sekitar, pekerjaan yang tersedia tidak memerlukan kecerdasan yang tinggi.
Pemilik industri rumahan pengemasan produk pertanian bersedia menerima
anak tunagrahita ringan untuk bekerja di tempat pengemasan tersebut.
Latar belakang pemilihan program keterampilan yang ingin peneliti
susun mengacu pada Undang-undang No 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, Pasal 50 menjelaskan bahwa “pendidikan diarahkan pada
pengembangan sikap dan kemampuan kepribadian anak, bakat, kemampuan
mental dan fisik sampai potensi mereka yang optimal”.
Pemilihan program yang peneliti buat sejalan dengan yang ditegaskan
oleh Bidang PLB Provinsi jawa Barat (2010:9) “Jenis keterampilan yang akan
dikembangkan diserahklan kepada sekolah sesuai potensi sekolah. Sekolah
dapat mengembangkan keterampilan lain yang tidak ada dalam kelompok
keterampilan seperti musik, massage, bahasa, tata rias dan lain-lain, sesuai
dengan kebutuhan peserta didik”.
B. Fokus Penelitian
Rumusan masalah pada penelitian ini difokuskan pada permasalahan
sebagai berikut: Apakah program keterampilan kerja mengemas produk
pertanian dapat diterapkan pada anak tunagrahita ringan kelas XI SLB
Sukagalih Lembang Bandung Barat?
C. Pertanyaan Penelitian
Untuk lebih memudahkan dalam mengkaji dan mengarahkan, maka
penulis menguraikan permasalahan melalui pertanyaan penelitian sebagai
berikut:
1. Bagaimana kondisi anak tunagrahita ringan yang mendukung kemampuan
8
Emay Mastiani, 2013
Program Keterampilan Kerja Mengemas Produk Pertanian Bagi Tunagrahita Ringan Kelas XI Di SLB Sukagalih Lembang Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Bagaimana peluang kerja di daerah sekitar sekolah, berkaitan dengan
keterampilan mengemas produk pertanian yang sesuai dengan anak
tunagrahita ringan?
Aspek yang ditinjau terdiri dari:
a. Jenis pekerjaan yang tersedia
b. Kualitas pekerjaan yang distandarkan oleh industri rumahan (home
industri)
c. Kemampuan produksi pengemasan produk (home indusrti)
d. Ketepatan waktu yang harus dicapai dalam penyelesaian pengemasan
produk
3. Bagaimana draft program keterampilan kerja mengemas produk pertaninan
yang cocok bagi anak tunagrahita ringan?
4. Bagaimana implementasi program keterampilan kerja mengemas produk
pertanian bagi tunagrahita ringan?
D.Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini, secara umum bertujuan untuk menemukan
rumusan program keterampilan kerja bagi anak tunagrahita ringan, sedangkan
secara khusus penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran yang
objektif tentang:
1. Kondisi anak tunagrahita ringan yang mendukung kemampuan keterampilan
kerja mengemas produk pertanian.
2. Gambaran tentang peluang kerja di daerah sekitar sekolah, berkaitan dengan
keterampilan mengemas produk pertanian yang sesuai dengan anak
tunagrahita ringan.
Aspek yang ditinjau terdiri dari:
a. Jenis pekerjaan yang tersedia
b. Kualitas pekerjaan yang distandarkan oleh industri rumahan (home
9
Emay Mastiani, 2013
Program Keterampilan Kerja Mengemas Produk Pertanian Bagi Tunagrahita Ringan Kelas XI Di SLB Sukagalih Lembang Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu c. Kemampuan produksi pengemasan produk (home indusrti)
d. Ketepatan waktu yang harus dicapai dalam penyelesaian pengemasan
produk
3. Draft program keterampilan kerja mengemas produk pertaninan bagi anak
tunagrahita ringan.
4. Implementasi program keterampilan kerja mengemas produk pertanian bagi
tunagrahita ringan.
E.Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan kontribusi bagi
konsep maupun teori tentang keterampilan kerja khususnya untuk
keterampilan kerja mengemas produk pertanian yang menggunakan koran
dan plastik. Oleh karena itu teori-teori yang dikaji dalam penelitian ini
adalah yang berkaitan dengan keterampilan kerja mengemas produk
pertanian yang dapat mengembangkan kemampuan anak tunagrahita ringan
untuk dapat bekerja ketika lulus dari SMALB.
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapakan dapat menggambarkan program
keterampilan kerja yang sesuia dengan kondisi fisik/kemampuan anak
tunagrahita yang mendukung pekerjaan dan ketersediaan pekerjaan yang
terdapat di lingkungan tempat tinggal anak tunagrahita ringan dalam hal
ini keterampilan kerja mengemas produk pertanian dengan menggunakan
koran dan plastik. Manfaat lain hasil penelitian ini dapat memberi
masukan kepada penyelenggara pendidikan bahwa pemilihan keterampilan
yang akan diberikan kepada anak hendaknya disesuiakan dengan kondisi
anak dan lapangan pekerjaan yang tersedia di lingkungan tempat tinggal
10
Emay Mastiani, 2013
Program Keterampilan Kerja Mengemas Produk Pertanian Bagi Tunagrahita Ringan Kelas XI Di SLB Sukagalih Lembang Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Melalui penelitian diharapkan dapat tercipta program keterampilan
kerja mengemas produk pertanian yang mampu mendorong terciptanya
kemampuan kerja anak tunagrahita ringan lulusan SMALB dan dapat
meyakinkan masyarakat bahwa mereka memiliki kemampuan jika
37
Emay Mastiani, 2013
Program Keterampilan Kerja Mengemas Produk Pertanian Bagi Tunagrahita Ringan Kelas XI Di SLB Sukagalih Lembang Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Dalam sebuah penelitian hal penting yang harus diperhatikan adalah
menentukan metode penelitian. Metode yang digunakan haruslah tepat, artinya
harus sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Menentukan metode merupakan
salah satu unsur yang akan menentukan keberhasilan suatu penelitian. Oleh karena
itu perlu ada rancangan yang tepat dalam penentuan metodologi yang meliputi
metode penelitian, subjek dan lokasi penelitian, teknik pengumpulan data,
instrumen penelitian, langkah-langkah pengumpulan data, pengolahan data, dan
analisis data.
A. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dan
pengembangan (research and development) yang bertujuan untuk
meningkatkan pendidikan bagi anak tunagrahita.. OPenelitian dan
pengembangan menurut Sugiyono (2008:297) adalah “metode penelitian yang
digunakan untuk menghasilkan produik tertentu, dan mengujin keefektitifan
produk tersebut”. Sejalan dengan dengan itu Sukmadinata (2005:164) dalam
Mulyati (2011:80) Bahwa “Penelitian dan pengembangan adalah suatu proses
atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau
menyempurnakan produk yang telah ada dan dapat dipertanggung jawabkan”. Borg dan Gall (1979:264) mengemukakan bahwa “penelitian ini dilakukan
untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan khusus yang bersifat praktik melalui
applied research yang digunakan untuk meningkatkan pendidikan”. Untuk
memperoleh produk maka metode penelitian dan pengembangan dimulai
dengan analisis kebutuhan kemudian menguji efektivitas produk supaya dapat
38
Emay Mastiani, 2013
Program Keterampilan Kerja Mengemas Produk Pertanian Bagi Tunagrahita Ringan Kelas XI Di SLB Sukagalih Lembang Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berkaitan dengan hal di atas Sugiyono (2008:298-311) mengemukakan
39
Emay Mastiani, 2013
Program Keterampilan Kerja Mengemas Produk Pertanian Bagi Tunagrahita Ringan Kelas XI Di SLB Sukagalih Lembang Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Potensi dan Masalah, yakni segala sesuatu yang bila didayagunakan akan memiliki nilai tambah.
2. Mengumpulkan informasi, setelah potensi dan masalah dapat ditunjukkan secara faktual dan uptode, maka selanjutnyaperlu dikumpulkan berbagai informasi yang dapat digunakan sebagai bahan untuk perencanaan produk.
3. Desain Produk, dibuat berdasarkan penilaian terhadap system kerja lama sehingga dapat ditemukan kelemahan-kelemahan terhadap system tersebut, dan melakukan penelitian kepada unit lain yang yang dipandang system kerjanya bagus.Selain itu mengkaji referensi mutakhir yang terkait dengan system kerja yang modern berikut indikator sistem kerja yang baik. Hasil kerja ini berupa rancangan kerja baru dan masih berupa hipotetik.
4. Validasi desain, merupakan proses kegiatan untuk menilai apakah rancangan produk, dalam hal ini system kerja baru secara rasional akan lebih efektif dari rancangan yang lama. Dikatakan secra rasiona, karena validasi di sini masih bersifat penilaian berdasarkan pemikiran rasional, belum fakta lapangan. Validasi ini dapat dilakukan dengan cara menghadirkan beberapa pakar atau tenaga ahli yang sudah berpengalaman untuk menilai produk baru. Validasi ini dapat dilakukan melaui forum diskusi dan hal-hal yang dipresentasikan adalah proses penelitian sampai ditemukan desain tersebut, berikut keunggulannya.
5. Perbaikan Desain, dilakukan setelah validasi melaui diskusi dengan pakar dan para ahli lanyard, maka akan diketahui kelemahannya selanjutnya dicoba dikurangi dengan cara memperbaiki desain, perbaikan dilakukan oleh peneliti yang mau menghasilkan produk tersebut.
6. Uji Produk, dimaksudkan untuk memperoleh informasi apakah sistem kerja yang baru tersebut lebih efektif dan efisien dibandingkan dengan sistem yang lama.
7. Revisi Produk, untuk melihat tentang kemungkinan ada kelemahan yang membutuhkan perbaikan sesegera mungkin.
8. Uji coba Pemakaian, yaitu menggunakan produk yang telah teruji. 9. Revisi Produk, dilakukan apabila dalam pemakaian kondisi nyata
terdapat kekurangan dan kelemahan.
10. Pembuatan Produk Masal, pembuatan produk dilakukan apabila produk yang telah diujicoba dinyatakan efektif dan layak untuk diproduksi masal.
Berdasarkan pendapat di atas secara umum pendekatan dalam penelitian
40
Emay Mastiani, 2013
Program Keterampilan Kerja Mengemas Produk Pertanian Bagi Tunagrahita Ringan Kelas XI Di SLB Sukagalih Lembang Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
tahap kedua pembuatan produk dan tahap ketiga implementasi produk.
Karena berbagai pertimbangan dalam penelitian ini tidak menggunakan
semua tahapan seperti yang disarankan di atas, peneliti akan melakukan 6
(lima) langkah yaitu: mengidentifikasi potensi masalah, mengumpulkan
berbagai informasi (kondisi objektif), merancang desain produk (program
konseptual), melakukan uji validasi, revisi desain (program hipotetik) dan
implementasi program, dalam penelitian ini tidak dilalukan uji luas hanya
dilakukan uji terbatas.
B. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian merupakan salah satu unsur yang penting dalam
penelitian ini yang nantinya akan dijadikan sumber data penelitian,
karena ketetapan memilih subjek akan menentukan ketercapaian tujuan
penelitian, yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah 5 (lima)
orang anak tunagrahita ringan kelas XI SLB Sukagalih Lembang
Bandung Barat.
Tabel 3.1
SUBJEK PENELITIAN
No. Nama L/P Umur Keterangan
1. KS P 15 tahun Siswa SMALB Sukagalih kelas XI
2. US L 15 tahun Siswa SMALB Sukagalih kelas XI
3. YY P 16 tahun Siswa SMALB Sukagalih kelas XI
4. DI L 17 tahun Siswa SMALB Sukagalih kelas XI
41
Emay Mastiani, 2013
Program Keterampilan Kerja Mengemas Produk Pertanian Bagi Tunagrahita Ringan Kelas XI Di SLB Sukagalih Lembang Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Penelitian ini dilakukan di SLB Sukagalih Lembang Bandung Barat
pada anak kelas XI, alasan mengapa peneliti memilih subjek siswa
tunagrahita ringan jenjang SMALB adalah sebagai berikut:
a. Di lingkungan SLB Sukagalih terdapat beberapa tempat pengemasan
produk pertanian karena wilayah Lembang merupakan produsen
pertanian (sayur-mayur), di mana produk tersebut biasanya tidak hanya
memenuhi kebutuhan sekitar Lembang/Bandung akan tetapi banyak
permintaan dari luar Bandung bahkan luar Jawa (Kalimantan). Adapun
tujuan dari pengemasan tersebut agar sayuran yang dikemas akan tahan
lama dalam jangka waktu beberapa hari, sehingga pada saat sampai
tujuan sayuran tersebut masih segar, tujuan lain yaitu pengemasan
dilakukan atas dasar permintaan dari supermarket yang sistem
penjualannya melayani sendiri, sayur yang sudah dikemas selain awet
akan terlihat bagus dan rapi.
b. Peneliti berkeinginan anak tunagrahita ringan lulusan SLB Sukagalih
dapat bekerja di tempat pengemasan produk pertanian, sehingga anak
dapat memenuhi kebutuhan hidupnya dan tidak terlalu tergantung
kepada orang lain ketika ia dewasa.
c. Pemilik Industri rumahan bersedia menerima penyandang tunagrahita
ringan asalkan mereka bisa mengerjakan pekerjaan di tempat tersebut.
2. Objek Penelitian
“Program Keterampilan Kerja Mengemas Produk Pertanian bagi Tunagrahita Ringan Kelas XI Di SLB Sukagalih Lembang Bandung
42
Emay Mastiani, 2013
Program Keterampilan Kerja Mengemas Produk Pertanian Bagi Tunagrahita Ringan Kelas XI Di SLB Sukagalih Lembang Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu C. Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahap sebagai berikut:
1. Tahap Eksplorasi a.Studi Pendahuluan
Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan oleh peneliti sebagai studi awal
dengan tujuan merefleksikan situasi yang terjadi di lapangan. Melaui
kegiatan ini peneliti menggali berbagai fakta yang ada terutama yang
berkaitan dengan:
1) Potensi dan masalah
Penelitian ini berangkat berdasarkan dari potensi tunagrahita ringan
di samping mereka memiliki keterbatasan intelektualnya, mereka
memiliki potensi dalam kemampuan bekerja yaitu tunagrahita ringan
dapat melakukan pekerjaan yang semi-skilled yang sifatnya
sederhana. Di sekitar tempat tinggal siswa terdapat beberapa
pekerjaan tersebut yang dapat dilakukan oleh tunagrahita ringan
yaitu pengemasan produk pertanian. Masalah yang mendorong
keterkaitan penulis untuk meneliti topik ini adalah pengamatan
peneliti di lapangan bahwa di SLB Sukagalih belum memiliki
program keterampilan kerja yang fungsional bagi anak tunagrahita
ringan, keterampilan yang sesuai dengan yang dibutuhkan oleh
lapangan pekerjaan yang terdapat di sekitar tempat tinggal anak.
2) Pengumpulan Informasi
Langkah selanjutnya setelah potensi dan masdalah jelas, maka
peneliti mengumpulkan berbagai informasi dari pihak-pihak terkait
43
Emay Mastiani, 2013
Program Keterampilan Kerja Mengemas Produk Pertanian Bagi Tunagrahita Ringan Kelas XI Di SLB Sukagalih Lembang Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pengemasan produk pertanian bagi tunagrahita ringan sebagai solusi
permasalahan yang telah ditemukan di SLB Sukagal;ih.
Data/informasi tersebut dikumpulkan melaui observasi, wawancara
terhadap guru, kepala sekolah, pihak penyedia pekerjaan dan orang
tua, penelahan dokumen terkait dengan penelitian.
b. Penyusunan Program
Program disusun berdasarkan hasil studi pendahuluan denagn
langkah-langkah sebagai berikut:
1) Desain Produk
Sesuai dengan kajian masalah dan tujuan yang ingin dicapai
dalam penelitian ini, maka peneliti melakukan berbagai langkah
antara lain penelaah literature yang terekait dengan masalah yang
dan penelaahan program yang telak dilaksanakan di SLB Sukagalih
berkaitan dengan keterampilan kerja selanjutnya membuat rancangan
program/draft program keterampilan kerja mengemas produk
pertanian bagi tunagrahita ringan.
2) Validasi Desain/Program
Validasi program dilakukan untuk melihat kelayakan
rancangan program yang telah disusun peneliti. Validasi dilakukan
dengan melibatkan ahli dan praktisi.
3) Perbaikan Desain
Langkah selanjutnya yang dilakukan peneliti adalah
melakukan revisi atau perbaikan draft program, perbaikan
berdasarkan saran dan masukan dari praktisi serta ahli sehingga
44
Emay Mastiani, 2013
Program Keterampilan Kerja Mengemas Produk Pertanian Bagi Tunagrahita Ringan Kelas XI Di SLB Sukagalih Lembang Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Implementasi Program
Langkah terakhir yaitu melakukan uji coba program yang sudah
divalidasi kepada anak tunagrahita ringan kelas XI di Lembang Bandung
Barat.
Program keterampilan kerja mengemas produk pertanian ini
diterapkan dengan beberapa langkah sebagai berikut:
a. Tahap Pengenalan
Tahap pengenalan pekerjaan mengemas produk pertanian yang
diawali dengan mengajak siswa melihat-lihat proses pengemasan
produk pertanian langsung di industri rumahan yang letaknya tidak
jauh dari sekolah dan berada di sekitar tempat tinggal siswa, hal ini
dilakukan agar anak lebih cepat mengenal pekerjaan mengemas produk
pertanian kemudian agar siswa tertarik dengan pekerjaan mengemas
produk pertanian.
b. Tahap Uji Coba Program
Latihan program dilakukan di kelas pada saat pembelajaran
keterampilan yang dilakukan 2 kali pertemuan dalam satu minggu,
selama 1 semester. Latihan program dibimbing oleh guru keterampilan
atau bisa menghadirkan pekerja pengepakan karena pekerja akan lebih
faham mengenai pekerjaannya sehingga pada saat melatih tidak kaku
dan diharapkan anak akan lebih cepat bisa melakukannya
Adapun pelaksanaan program keterampilan kerja mengemas
produk pertanian bagi tunagrahita ringan dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
1) Kegiatan Awal
Pelaksanaan pembelajaran keterampilan mengemas produk
pertanian pada kegiatan awal yaitu mengkondisikan anak,
45
Emay Mastiani, 2013
Program Keterampilan Kerja Mengemas Produk Pertanian Bagi Tunagrahita Ringan Kelas XI Di SLB Sukagalih Lembang Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
diberikan, memberikan tes awal dengan tujuan mengetahui
kemampuan anak yang berkaitan dengan ketrampilan kerja
mengemas produk pertanian.
2) Kegiatan Inti
Kegiatan inti dalam pelaksanaan pembelajaran keterampilan
kerja mengemas produk pertanian diantaranya:
(a) Mengenal alat dan bahan mengemas produk pertanian
(b) Praktek mengemas produk pertanian
(c) Membereskan alat dan bahan yang telah digunakan
3) Kegiatan Akhir
Pelaksanaan evaluasi dilakukan pada saat pelaksanaan latihan
dan pada akhir kegiatan setelah menyelesaikan satu pokok bahasan
yang telah disampaikan kepada anak dilakukan secara individual
dengan jenis evaluasi lisan dan unjuk kerja.
4) Tindak Lanjut
(a) Pengulangan
Pengulangan materi dilakukan apabila siswa belum menguasai
materi yang diberikan oleh guru, pencapaian hasil belajar siswa
yang berada dibawah target minimum. Pengulangan ini
dilakukan sampai siswa dapat mencapai kemampuan yang
ditentukan.
(b) Pengayaan
Kegiatan pengayaan ini dilakukan terhadap anak yang hampir
menguasai materi yang diberikan atau hampir bisa melakukan
sendiri, pada tahap pengayaan anak dibawa langsung praktek di
tempat pengemasan dengan cara magang.
46
Emay Mastiani, 2013
Program Keterampilan Kerja Mengemas Produk Pertanian Bagi Tunagrahita Ringan Kelas XI Di SLB Sukagalih Lembang Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pengembangan di berikan kepada anak yang telah menguasai
satu keterampilan mengemas produk pertanian akan dilatih
dengan pengemasan produk pertanian yang lainnya.
c. Tahap Ketiga Magang di Industri Rumahan
Tahap ketiga siswa latihan langsung di industri rumahan,
mengingat karakteristik dari anak tunagrahita ringan yang berkaitan
dengan daya ingatnya, dengan cara ikut serta diharapkan siswa
dapat lebih cepat paham mengenai tahapan-tahapan mengemas
produk pertanian, siwa dapat memperoleh latihan mengemas
langsung dari pekerja yang sudah berpengalaman dan hasil kerja
dapat dinilai langsung oleh pemilik industri rumahan atau yang
47
Emay Mastiani, 2013
Program Keterampilan Kerja Mengemas Produk Pertanian Bagi Tunagrahita Ringan Kelas XI Di SLB Sukagalih Lembang Bandung Barat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gambar 3.1
48
Emay Mastiani, 2013
Program Keterampilan Kerja Mengemas Produk Pertanian Bagi Tunagrahita Ringan Kelas XI Di SLB Sukagalih Lembang Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknik
observasi, wawancara, studi dokumentasi dan diskusi. Untuk memperoleh
data-data yang diperlukan dalam penelitian ini, maka penulis menggunakan
teknik pengumpulan data sebagai berikut:
1. Observasi
Observasi atau pengamatan merupakan teknik pengumpulan data
yang dilakukan dengan cara melakukan pengamatan dan mencatat secara
teliti dan sistematis terhadap aktivitas yang berkaitan dengan pelaksanaan
latihan keterampilan mengemas produk pertanian yang telah dilakukan
oleh guru di SLB Sukagalih Lembang dan ketika siswa latihan atau
magang pengemasan produk pertanian di home industri. Alat/instrumen
yang digunakan berupa pedoman observasi yang berisi catatan-catatan
yang berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti. (pedoman observasi
terlampir)
2. Wawancara
Teknik wawancara ini digunakan dengan cara melakukan tanya
jawab secara langsung kepada guru kelas XI di SLB Sukagalih Lembang
Bandung Barat serta kepada pemilik industri rumahan pengemasan
produk pertanian dengan pertanyaan yang berkaitan dengan masalah
yang sedang diteliti. Hal ini dilakukan untuk mengumpulkan data tentang
pelaksanaan latihan keterampilan kerja pengemasan produk pertanian
bagi tunagrahita ringan kelas XI di SLB Sukagalih Lembang Bandung
Barat. Alat/instrumen yang digunakan dalam pelaksanaan wawancara
berupa pedoman wawancara yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang
berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti. (pedoman wawancara
49
Emay Mastiani, 2013
Program Keterampilan Kerja Mengemas Produk Pertanian Bagi Tunagrahita Ringan Kelas XI Di SLB Sukagalih Lembang Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Wawancara dilakukan secara fleksibel disesuaikan dengan keadaan
sehingga tidak mengganggu aktivitas pembelajaran keterampilan di kelas
dan juga tidak menggangu aktivitas di industri rumahan.
3. Studi dokumentasi
Untuk melengkapi data dan informasi yang diperoleh dari teknik
terdahulu, maka dalam penelitian ini digunakan teknik studi
dokumentasi yaitu, dengan mempelajari berbagai dokumen yang
berhubungan dengan kemampuan kerja pada anak tunagrahita ringan
jenjang SMALB. Contohnya melihat hasil latihan pembelajaran
keterampilan kerja yang telah dilaksanakan di sekolah seperti hasil karya
siswa berupa: menanam bunga hias (tanaman hias hasil karya siswa yang
telah dilatih keterampilan kerja menanam tanaman hias) dan menjahit
(hasil jahitan yang dikerjakan oleh siswa tunagrahita yang telah dilatih
menjahit) untuk menjaring data atau dokumen tertulis yang berkaitan
dengan program keterampilan kerja mengemas produk pertanian.
4. Semiloka atau Diskusi
Selain ketiga teknik penelitian di atas digunakan teknik semiloka
yang merupakan kerjasama secara kolaboratif antara peneliti, guru
keterampilan, kepala sekolah, Dinas Sosial (bagian latihan Vocasional)
dan pengawas SLB (Bandung Barat) Dinas Pendidikan Provinsi Jawa
Barat, hal ini dilakukan untuk membahas temuan-temuan hasil penelitian
yang diperoleh melalui observasi terhadap siswa, wawancara terhadap
guru, karyawan industri rumahan dan pemilik industri rumahan sehingga
menghasilkan suatu bentuk program keterampilan kerja mengemas
50
Emay Mastiani, 2013
Program Keterampilan Kerja Mengemas Produk Pertanian Bagi Tunagrahita Ringan Kelas XI Di SLB Sukagalih Lembang Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu E. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini mencakup
analisi kualitatif, analisis kuantitatif dan analisis deskriptif.
1. Analisis Kualitatif
Analisis ini digunakan untuk menganalisis data dari hasil
pengamatan (observasi) dan wawancara, baik yang dikumpulkan pada saat
studi pendahuluan maupun selama validasi program. Adapun
langkah-langkah yang ditempuh untuk menganalisis data kualitatif pada penelitian
pendahuluan adalah:
a. Peneliti memahami dan kemudian menandai data yang telah diperoleh
melalui observasi dan wawancara
b. Merduksi data
Pada tahapan ini penulis menyeleksi data yang telah terkumpul dengan
tujuan untuk menyeleksi data-data yang benar-benar dapat
dipertanggung jawabkan yang sesuai dengan tujuan penelitian. Seperti:
(a) merangkum data yang diperoleh dari lapangan, (b) mencatat semua
data (c) melakukan klasifikasi data
c. Display Data
Pada display data ini penulis menggambarkan data baik secara sebagian
maupun secara keseluruhan dengan cara mengelompokkan data yang
diperoleh agar mudah dibaca dan difahami. Data dituangkan dalam
51
Emay Mastiani, 2013
Program Keterampilan Kerja Mengemas Produk Pertanian Bagi Tunagrahita Ringan Kelas XI Di SLB Sukagalih Lembang Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu d. Verifikasi Data
Suatu langkah yang penulis lakukan untuk menelaah/memeriksa data
yang telah diperoleh. Pemeriksaan atau verifikasi data berguna untuk
menyeleksi dan memeriksa kembali kebenaran data yang telah
diperoleh baik data maupun proses atau teknik yang telah digunakan
dalam pengumpulan data. Untuk menguji kebenaran data yang telah
diperoleh adalah data benar atau sesuai dengan kenyataan maka perlu
adanya mengkonfirmasi kembali data tersebut kepada sumber
data/kepada yang memberikan data.
2. Analisis Kuantitatif
Desain yang digunakan dalam penelitian untuk menguji efektifitas
program adalah desain eksperimen pre-test dan post-test yang
diujicobakan pada kelompok tunggal (one group pre-test-post test design
dari Borg dan Gall (1979:536) dalam Astati (2011:90). Melalui desain ini
membandingkan hasil pre-test dengan post-test dalam kelompok yang
sama, tidak ada kelompok control. Adapun desain penelitian sebagai
berikut:
Tabel 3.2
Desain Penelitian
Subjek Pre-test Post-test
Anak/Individu 1 2
Dari tabel di atas analisis data dilakukan terhadap data sebelum
latihan (pre-test) dan sesudah latihan (post-test). Jika terjadi perbedaan
52
Emay Mastiani, 2013
Program Keterampilan Kerja Mengemas Produk Pertanian Bagi Tunagrahita Ringan Kelas XI Di SLB Sukagalih Lembang Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
terjadi itu sebagai dampak atau pengaruh implementasi program yang
dilatihkan.
Teknik penilaian untuk menilai pekerjaan yang dilakukan oleh siswa
dengan acuan penilaiuan dari Dinas Pendidikan Jawa Barat Bidang
Pendidikan Luar Biasa sebagai berikut:
Tabel 3.3
2. Mengetahui alat dan bahan untuk mengemas produk pertanian
3. Menggunakan alat untuk mengemas produk pertanian
4. Melakukan proses pengemasan produk pertanian
53
Emay Mastiani, 2013
Program Keterampilan Kerja Mengemas Produk Pertanian Bagi Tunagrahita Ringan Kelas XI Di SLB Sukagalih Lembang Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu untuk mengemas sayuran
Bentuk Tes Kinerja
Nilai 3 = dapat melakukan sendiri
2 = dapat melakukan dengan ada bantuan
1 = belum dapat melakukan
Rentang nilai
Nilai perolehan
Nilai = ________________ X 100 Nilai Maksimum
Skor: 91- 100 = A = amat baik 81- 90 = B = baik
60 - 79 = C = cukup
< 59 = D = kurang
3. Kesimpulan
Menarik suatu kesimpulan adalah kegiatan akhir dari sebuah
penelitian. Setelah semua data terkumpul dan diolah, maka penulis dapat
menarik kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan. Penulis
berharap semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi banyak orang
54
Emay Mastiani, 2013
Program Keterampilan Kerja Mengemas Produk Pertanian Bagi Tunagrahita Ringan Kelas XI Di SLB Sukagalih Lembang Bandung Barat
159
Emay Mastiani, 2013
Program Keterampilan Kerja Mengemas Produk Pertanian Bagi Tunagrahita Ringan Kelas XI Di SLB Sukagalih Lembang Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Pada bab terakhir ini akan dikemukakan kesimpulan hasil penelitian dan
rekomendasi yang disampaikan kepada pihak-pihak terkait.
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian sebagaimana telah dipaparkan pada bab
sebelumnya, maka diperoleh beberapa kesimpulan, sebagai berikut:
1. Kondisi yang mendukung kemampuan keterampilan kerja mengemas produk pertanian
Berdasarkan hasil asesmen kondisi pada anak tunagrahita yang
mendukung keterampilan kerja diantaranya: (1) Fisik (kondisi fisik dasar,
fungsi fisik, luas daerah persendian, posisi tubuh dan gerakan tubuh), (2)
Mental/Kognisi (kecerdasan dan respon/reaksi), (3) Sosial (kehidupan
sehari-hari, kematangan sosial) dan (4) Pekerjaan (gairah kerja, kecocokan
kerja dan kecakapan kerja).
Fisik, secara umum keberadaan fisik anak tidak jauh berbeda dengan anak lainnnya. Mereka memiliki kondisi fisik dasar, fungsi fisik, luas
daerah persendian, posisi tubuh dan gerakan tubuh yang normal. Dapat
disimpulkan fisik mereka memenuhi syarat untuk bekerja di tempat
pengemasan produk pertanian.
Mental/kognisi, secara umum anak memiliki daya ingat yang cukup untuk mengingat pekerjaan keterampilan yang sudah diajarkan, sebagian
dari anak dikatagorikan teliti pada pekerjaan dan secara umum anak
menyukai pekerjaan mengemas produk pertanian.
160
Emay Mastiani, 2013
Program Keterampilan Kerja Mengemas Produk Pertanian Bagi Tunagrahita Ringan Kelas XI Di SLB Sukagalih Lembang Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dan membereskan alat; berpindah tempat, kemampuan menggunakan
angkutan umum, kemampuan berkomunikasi, melaporkan sesuatu
kejadian, kerja sama dan mengetahui tata tertib. Dapat disimpulkan bahwa
kelima responden kematangan sosialnya cukup baik.
Pekerjaan: gairah kerja, kecocokan kerja dan kecakapan kerja. Gairah kerja kelima anak ada keinginan untuk kerja, hal ini ditunjukkan
dengan antusias. Kecakapan kerja, kemampuan bertahan dalam pekerjaan
hanya 3 orang, 2 orang kurang mampu bertahan, kemampuan
menggunakan alat dalam pekerjaan dan kemampuan mengangkat produk
yang akan dikemas semuanya mampu melakukannya.
2. Peluang kerja di daerah sekitar sekolah, berkaitan dengan keterampilan mengemas produk pertanian yang sesuai dengan anak tunagrahita ringan
Hasil penelitian ada beberapa peluang pekerjaan di sekitar sekolah
dan tempat tinggal anak. Adapun pekerjan yang dapat dilakukan oleh anak
tunagrahita lulusan SMALB yaitu: mengemas kol/kubis, mengemas
brokoli, mengemas tomat, mengemas pecay/sawi dan mengemas jamur.
Beberapa pekerjaan di tempat pengemasan produk pertanian, bisa
dilakukan oleh anak tunagrahita, karena pekerjaan yang tersedia dapat
dikatakan tidak terlalu sulit dan tidak membutuhkan pemikiran, pekerjaan
yang tersedia cenderung memerlukan kerja tangan.
Pihak penyedia pekerjaan secara langsung mengatakan, beliau tidak
keberatan apabila nanti anak tunagrahita ringan lulusan SMALB
Sukagalih bekerja di tempatnya. Beliau mempunyai alasan tersendiri
mengapa tidak keberatan dengan anak tunagrahita yang menjadi
pekerjanya yaitu siapapun bisa mengerjakan pengemasan produk pertanian
ini asalkan dilatih terus menerus dan anak tersebut punya minat/motivasi
161
Emay Mastiani, 2013
Program Keterampilan Kerja Mengemas Produk Pertanian Bagi Tunagrahita Ringan Kelas XI Di SLB Sukagalih Lembang Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Program keterampilan kerja mengemas produk pertaninan yang cocok bagi anak tunagrahita ringan
Latar belakang pembuatan program keterampilan yang peneliti susun
mengacu pada Undang-undang No 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, Pasal 50 menjelaskan bahwa “pendidikan diarahkan pada pengembangan sikap dan kemampuan kepribadian anak, bakat,
kemampuan mental dan fisik sampai potensi mereka yang optimal”. Pemilihan program yang peneliti buat sejalan dengan yang
ditegaskan oleh Bidang PLB Provinsi jawa Barat (2010:9) “Jenis keterampilan yang akan dikembangkan diserahklan kepada sekolah sesuai
potensi sekolah. Sekolah dapat mengembangkan keterampilan lain yang
tidak ada dalam kelompok keterampilan seperti musik, massage, bahasa,
tata rias dan lain-lain, sesuai dengan kebutuhan peserta didik”.
Berdasarkan pada hasil asesmen fisik anak tunagrahita kelas XI di
SLB Sukagalih dan hasil wawancara dengan pihak penyedia lapangan
pekerjaan yang ada di lingkungan sekolah/lingkungan tempat tinggal anak,
maka ketrampilan kerja mengemas produk pertanian menurut peneliti
cocok di terapkan pada anak tunagrahita ringan. Keadaan fisik serta
kemampuan mereka cukup memadai untuk mengerjakan pekerjaan yang
tidak memerlukan kecerdasan yang tinggi, pemilik pengemasan produk
pertanian bersedia menerima anak tunagrahita ringan untuk bekerja pada
tempat pengemasan produk pertanian. (Program Keterampilan Kerja
Mengemas Produk Pertanian untuk Anak Tunagrahita Ringan Kelas XI di
SLB Sukagalih Bandung Barat, terlampir)
4. Implementasi program keterampilan kerja mengemas produk pertanian bagi tunagrahita ringan
a. Perencanaan
Rancangan program keterampil;an kerja dibuat berdasarkan urutan
162
Emay Mastiani, 2013
Program Keterampilan Kerja Mengemas Produk Pertanian Bagi Tunagrahita Ringan Kelas XI Di SLB Sukagalih Lembang Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1) Identifikasi pekerjaan di sekitar sekolah dan tempat tinggal anak
yang sesuai dengan anak tunagrahita ringan
2) Asesmen pada anak tunagrahita ringan yang berkaitan dengan
keterampilan kerja seperti: fisik, mental.kognisi, sosial dan
kecocokan pekerjaan
3) Membuat program keterampilan kerja yaitu mengemas produk
pertanian.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan program keterampilan kerja mengemas produk
pertanian dilaksanakan pada saat jam pelajaran keterampilan, yang
melatih siswa yaitu guru keterampilan dan peneliti, pelaksanaan
latihan keterampilan kerja ini memerlukan waktu yang cukup lama.
Latihan juga dilakukan di tempat pengemasan (home industri)
langsung.
c. Evaluasi
Pelaksanaan evaluasi dilakukan pada saat proses latihan dan setelah
menyelesaikan satu pokok bahasan. Penilaian dilakukan secara
individual dengan jenis evaluasi lisan dan unjuk kerja.
B. Rekomendasi
Berdasarkan temuan dan kesimpulan penelitian, berikut ini akan
dikemukakan beberapa rekomendasi, yaitu:
1. Rekomendasi untuk lembaga tempat penelitian berlangsung (Sekolah Luar Biasa Sukagalih)
a. Sekolah hendaknya membuat program keterampilan yang dibutuhkan di
masyarakat dan memiliki peluang anak untuk bekerja. Program yang
dibuat hendaknya tidak terlepas dari tujuan pendidikan anak
tunagrahita yaitu dapat mengembangkan potensi anak tunagrahita
163
Emay Mastiani, 2013
Program Keterampilan Kerja Mengemas Produk Pertanian Bagi Tunagrahita Ringan Kelas XI Di SLB Sukagalih Lembang Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
sendiri dan berguna bagi masyarakat; anak tunagrahita memiliki
kehidupan lahir dan bathin yang layak.
Salah satu program keterampilan yang memiliki peluang untuk anak
bisa bekerja yaitu program keterampilan kerjka mengemas produk
pertanian untuk anak tunagrahita ringan
b. Anak tunagrahita ringan yang memiliki keterbatasan kecerdasan
memerlukan keterampilan kerja yang benar-benar sesuai dengan
karakteristik dan minatnya. Partisipasi dari pihak penyedia lapangan
kerja sangat diharapkan oleh karena itu pihak sekolah harus menjalin
kerjasama yang baik antar sekolah dengan penyedia lapangan pekerjaan
agar anak tunagrahita lulusan SMALB dapat bekerja di tempat tersebut.
c. Implementasi program keterampilan kerja mengemas produk pertanian
hendaknya dilakukan sejak dini, jangan hanya pada jenjang SMALB
saja, karena dengan pengenalan sejak dini anak akan terbiasa dengan
pekerjaan tersebut sehingga pada saat pembelajaran keterampilan di
SMA anak sudah mahir begitu juga pada saat keluar dari SMALB.
Penerapan keterampilan kerja mengemas produk pertanian sejak dini
tentunya disesuaikan dengan umur dan kemampuan dari anak tersebut.
d. Program keterampilan kerja mengemas produk pertanian dapat
dijadikan jembatan bagi anak tunagrahita untuk membawa dirinya ke
dalam proses kehidupan sehingga mereka akan menjadi pribadi yang
mandiri dan bisa memenuhi kebutuhan minimalnya.
e. Guru SLB hendaknya terus menerus menambah wawasannya berkaitan
dengan mata pelajaran keterampilan agar siswa dapat memperoleh
keterampilan yang sesuia dengan bakat, minat dan karakteristik yang
dimiliki oleh siswa.
f. Pemeliharaan hubungan kerjasama antar lembaga dan antar disiplin
ilmu dibutuhkan dalam kaitannya dengan program keterampilan kerja
164
Emay Mastiani, 2013
Program Keterampilan Kerja Mengemas Produk Pertanian Bagi Tunagrahita Ringan Kelas XI Di SLB Sukagalih Lembang Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Rekomendasi bagi peneliti selanjutnya
a. Penelitian ini belum mengkaji mengenai kemandirian anak tunagrahita
yang telah memiliki keterampilan kerja setelah mendapat latihan
keterampilan kerja yang diberikan di sekolah, oleh karena itu perlu
diadakan penelitian lanjutan.
b. Program keterampilan kerja mengemas produk pertanian ini baru
dilatihkan di sekolah melalui pelajaran keterampilan pada saat anak
berada di jenjang SMALB, untuk itu dibutuhkan penelitian lebih lanjut
dalam setting penerapan program ini sejak dini disesuaikan dengan
kelasnya, kelas kecil dan kelas besar tentunya materinya akan berbeda.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta
Astati, (2001). Persiapan Pekerjaan PenyandangTunagrahita. Bandung. CV Pendawa.
Astati, (2011). Model Pelatihan Vovasional Bagi Penyandang Tunagrahita Ringan. Bandung. Universitas Pendidikan Indonesia. Tidak diterbitkan
Astati & Euis Nani M, (2001), Pendidikan Luar Biasa, Bandung. CV Pendawa
Departemen Pendidikan Nasional, (1995). Peraturan Pemerintah RI No. 71 tahun 1991 tentang Pendidikan Luar Biasa.
Departemen Pendidikan Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (2000). Balai Pustaka.
Irawan, Prasetyo, (1999). Logika dan Prosedur Penelitian. Jakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Lembaga Administrasi Negara.
165
Emay Mastiani, 2013
Program Keterampilan Kerja Mengemas Produk Pertanian Bagi Tunagrahita Ringan Kelas XI Di SLB Sukagalih Lembang Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
M. Surya (1985). Psikologi Pendidikan. Bandung : Publikasi Jurusan PLB FIP IKIP Bandung.
Mukhtar, (2011). Desain Program Vokasional dan Bimbingan Karir untuk Siswa SMALB. Bandung. Universitas Pendidikan Indonesia. Tidak diterbitkan.
Mulyati, (2010), Pengantar Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus. CV Catur Karya Mandiri. Bandung.
Mulyati, (2012), Pengembangan Program Bimbingan Kecerdasan Emosional Bagi Tunagrahita. Bandung. Universitas Pendidikan Indonesia. Tidak diterbitkan.
Oemar Hamalik. 2000. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Patton, F. Ittenbach, Beirne-Smith. (2002). Mental Retardation. Columbus, Universitas of Texas.
Rahardja, Djadja. 2006. Pengantar Pendidkan Luar Biasa (introduction to special education). Center for Research on International Cooperation in
Educational Development. Univercity of Tsukuba.
Sugiyono, (2008). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung. Alfabeta Bandung
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar, Sekolah Luar Biasa Tunagrahita
Ringan. (SDLB-C). (2006). Badan Standar Pendidikan Nasional
Tim Pengembang Kurikulum. (2010), Panduan Pelaksanaan Pendidikan untuk
ABK, Bandung. Bidang Pendidikan Luar Biasa. Dinas Pendidikan
Provinsi Jawa Barat.
Yusuf LN, Syamsu, (2000). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja.
Bandung. PT Remaja Rosda Karya Bandung.
Undang-undang Dasar 1945 dan Perubahannya, (2004). Jakarta Kawan Pustaka.
166
Emay Mastiani, 2013
Program Keterampilan Kerja Mengemas Produk Pertanian Bagi Tunagrahita Ringan Kelas XI Di SLB Sukagalih Lembang Bandung Barat