• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROGRAM KETERAMPILAN KERJA MENGEMAS PRODUK PERTANIAN BAGI TUNAGRAHITA RINGAN KELAS XI DI SLB SUKAGALIH LEMBANG BANDUNG BARAT.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PROGRAM KETERAMPILAN KERJA MENGEMAS PRODUK PERTANIAN BAGI TUNAGRAHITA RINGAN KELAS XI DI SLB SUKAGALIH LEMBANG BANDUNG BARAT."

Copied!
50
0
0

Teks penuh

(1)

Emay Mastiani, 2013

Program Keterampilan Kerja Mengemas Produk Pertanian Bagi Tunagrahita Ringan Kelas XI Di SLB Sukagalih Lembang Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PROGRAM KETERAMPILAN KERJA MENGEMAS

PRODUK PERTANIAN BAGI TUNAGRAHITA RINGAN

KELAS XI DI SLB SUKAGALIH LEMBANG BANDUNG

BARAT

TESIS

Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan Program Studi Pendidikan Kebutuhan Khusus

Disusun oleh:

EMAY MASTIANI NIM 1102553

PRODI PENDIDIKAN KEBUTUHAN KHUSUS

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Emay Mastiani, 2013

Program Keterampilan Kerja Mengemas Produk Pertanian Bagi Tunagrahita Ringan Kelas XI Di SLB Sukagalih Lembang Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PROGRAM KETERAMPILAN KERJA MENGEMAS PRODUK

PERTANIAN BAGI TUNAGRAHITA RINGAN KELAS XI DI SLB

SUKAGALIH LEMBANG BANDUNG BARAT

Oleh

Emay Mastiani, S.Pd

Universitas Pendidikan Indonesia

Bandung

2013

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Program Studi Pendidikan Kebutuhan Khusus

© Emay Mastuiani 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

Emay Mastiani, 2013

Program Keterampilan Kerja Mengemas Produk Pertanian Bagi Tunagrahita Ringan Kelas XI Di SLB Sukagalih Lembang Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

LEMBAR PENGESAHAN

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH

Pembimbing

Dr. Endang Rochyadi, M. Pd NIP. 195608181985031002

Diketahui Oleh

Ketua Prodi Pendidikan Kebutuhan Khusus,

(4)

ii

Emay Mastiani, 2013

Program Keterampilan Kerja Mengemas Produk Pertanian Bagi Tunagrahita Ringan Kelas XI Di SLB Sukagalih Lembang Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

PROGRAM KETERAMPILAN KERJA MENGEMAS PRODUK PERTANIAN BAGI TUNAGRAHITA RINGAN KELAS XI DI SLB

SUKAGALIH LEMBANG BANDUNG BARAT EMAY MASTIANI NIM 1102553

PENDIDIKAN BERKEBUTUHAN KHUSUS SEKOLAH PASCA SARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(5)

iii

Emay Mastiani, 2013

Program Keterampilan Kerja Mengemas Produk Pertanian Bagi Tunagrahita Ringan Kelas XI Di SLB Sukagalih Lembang Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT

EMPLOYMENT SKILLS PROGRAM ON AGRICULTURAL PRODUCTS PACKAGING FOR MILD MENTALLY RETARDED CLASS XI STUDENT IN SLB SUKAGALIH LEMBANG BANDUNG BARAT

(6)

vii

Emay Mastiani, 2013

Program Keterampilan Kerja Mengemas Produk Pertanian Bagi Tunagrahita Ringan Kelas XI Di SLB Sukagalih Lembang Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iv

UCAPAN TERIMA KASIH ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Masalah/Latar Belakang Masalah ... 1

B. Fokus Penelitian ... 7

C. Pertanyaan Penelitian ... 7

D. Tujuan Penelitian ... 8

E. Manfaat Penelitian ... 8

BAB I I LANDASAN TEORI A. Konsep Anak Tunagrahita ... 10

1. Pengertian Anak Tunagrahita ... 10

2. Klasifikasi Anak Tunagrahita ... 12

3. Anak Tunagrahita Ringan ... 13

(7)

viii

Emay Mastiani, 2013

Program Keterampilan Kerja Mengemas Produk Pertanian Bagi Tunagrahita Ringan Kelas XI Di SLB Sukagalih Lembang Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Karakteristik Anak Tunagrahita Ringan ... 13

4. Kebutuhan Pendidikan Anak Tunagrahita ... 15

5. Tujuan Pendidikan bagi Anak Tunagrahita Ringan ... 18

6. Permasalahan yang Dihadapi Anak Tunagrahita ... 20

B. KONSEP DASAR KETERAMPILAN KERJA ... 22

1. Pengertian/Peristilahan ... 22

2. Tujuan Pembelajaran Keterampilan Kerja ... 24

3. Fungsi Latihan Keterampilan Kerja ... 25

4. Ruang Lingkup Keterampilan Kerja ... 27

C. PROGRAM KETERAMPILAN KERJA ... 29

1. Identifikasi ... 29

2. Asesmen ... 30

3. Bentuk Keterampilan Kerja ... 31

4. Latihan ... 33

5. Magang ... 35

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 37

B. Subjek Penelitian... 39

C. Prosedur Penelitian ... 41

D. Teknik Pengumpulan Data... 46

E. Teknik Analisis Data ... 48

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 52

(8)

ix

Emay Mastiani, 2013

Program Keterampilan Kerja Mengemas Produk Pertanian Bagi Tunagrahita Ringan Kelas XI Di SLB Sukagalih Lembang Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan ... 159

B. Rekomendasi ... 162

DAFTAR PUSTAKA ... 164

(9)

x

Emay Mastiani, 2013

Program Keterampilan Kerja Mengemas Produk Pertanian Bagi Tunagrahita Ringan Kelas XI Di SLB Sukagalih Lembang Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Hal

1. Gambar 3 Prosedur Penelitian ………. 45

2. Gambar 4.1 Program Faktual ……….. 74

3. Gambar 4.2 Gambaran Umum Hasil Pre-tes ……… 143

4. Gambar 4.3 Gambaran Umum Hasil Post-test……….. 145

5. Gambar 4.4 Mengetahui Alat dan bahan untuk mengemas produk pertanian sebelum dan sesudah diberi latihan ……….. 146

6. Gambar 4.5 Praktek mengemas produk pertanian sebelum dan sesudah diberi latihan ………... 147

(10)

xi

Emay Mastiani, 2013

Program Keterampilan Kerja Mengemas Produk Pertanian Bagi Tunagrahita Ringan Kelas XI Di SLB Sukagalih Lembang Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Hal

1. Tabel 3.1 Subjek Penelitian ………. 39

2. Tabel 3.2 Desain Penelitian ……….. 49

3. Tabel 3.3 Instrumen Penelitian ………. 50

4. Tabel 4.1 Gambaran umum kemampuan tunagrahita ringan kelas XI sebelum diberikan latihan keterampilan kerja ……….. 142 5. Tabel 4.2 Gambaran umum kemampuan tunagrahita ringan kelas XI setelah diberikan latihan keterampilan kerja ……….. 144

6. Tabel 4.3 Mengetahui Alat dan bahan sebelum dan setelah diberi latihan ……… 146

7. Tabel 4.4 Praktek mengemas produk pertanian sebelum dan setelah diberi latihan ………. 147

8. Tabel 4.4 Membereskan alat dan bahan produk pertanian sebelum dan setelah diberi latihan ………. 148

9. Tabel 5.1 Kisi-kisi Observasi ... 166

10.Tabel 5.2 Instrumen Pedoman Observasi... 167

11.Tabel 5.3 Pedoman Observasi ……… 169

12. Tabel 5.4 Kisi-kisi Wawancara ... 182

(11)

xii

Emay Mastiani, 2013

Program Keterampilan Kerja Mengemas Produk Pertanian Bagi Tunagrahita Ringan Kelas XI Di SLB Sukagalih Lembang Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Instrumen Penelitian dan Analisis Tugas

a. Kisi-kisi Observasi ... 166

b. Instrumen Pedoman Observasi ... 169

1.3 Kisi-kisi Wawancara ... 182

1.4 Instrumen Pedoman Wawancara ... 183

Lampiran 2 Foto kegiatan ... 187

Lampiran 3 Administrasi Penelitian 3.1 Surat Keputusan Direktur Sekolah Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia Tentang PengangkatanPembimbing ... 201

3.4 Surat Permohonan Ijin Penelitian dari Direktur Universitas Pendidikan Indonesia ……….. 203

3.5 Surat Pernyataan Telah Melakukan Penelitian dari SLB Sukagalih Lembang Bandung Barat ……….. 204

Lampiran 4 Surat Keterangan Expert Judgment ……….. 205

(12)

xiii

Emay Mastiani, 2013

Program Keterampilan Kerja Mengemas Produk Pertanian Bagi Tunagrahita Ringan Kelas XI Di SLB Sukagalih Lembang Bandung Barat

(13)

1

Emay Mastiani, 2013

Program Keterampilan Kerja Mengemas Produk Pertanian Bagi Tunagrahita Ringan Kelas XI Di SLB Sukagalih Lembang Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembelajaran keterampilan di sekolah merupakan alat untuk

mengembangkan potensi siswa sebagai bekal hidup agar pada saat mereka

terjun di masyarakat dapat digunakan untuk mencari nafkah. Pembelajaran

keterampilan yang dimaksud adalah pembelajaran keterampilan kecakapan

hidup, yang dituangkan dalam bentuk pembelajaran keterampilan fungsional.

Tujuan pembelajaran keterampilan yaitu untuk mempersiapkan siswa

agar memiliki kompetensi berupa kecakapan hidup untuk hidup mandiri yang

dapat digunakan di masyarakat serta merupakan jembatan penghubung antara

penyiapan peserta didik/siswa di lembaga pendidikan/sekolah dengan

masyarakat dunia kerja sehingga melalui keterampilan kecakapan hidup yang

dimilikinya siswa tersebut dapat mencari nafkah.

Penerapan pembelajaran keterampilan sangat ditentukan apakah program

keterampilan dapat diikuti oleh siswa serta dapat diserap sehingga mereka

menguasai keterampilan yang diajarkan di sekolah. Oleh karena itu, dalam

pelaksanaannya perlu dibuat program keterampilan yang sesuai dengan

keberadaan siswa atau kemampuan siswa serta ketersediaan lapangan

pekerjaan yang ada di sekitar tempat tinggal siswa.

Penyesuain program dipandang sangat penting dikarenakan keterampilan

yang dipelajari harus dapat dikerjakan oleh siswa yang bersangkutan sebab

apabila pembelajaran keterampilan tidak dapat diikuti maka program tersebut

tidak memiliki fungsi apa-apa, begitu juga dengan anak penyandang

tunagrahita penyesuain program sangatlah penting mengingat keberadaan

(14)

2

Emay Mastiani, 2013

Program Keterampilan Kerja Mengemas Produk Pertanian Bagi Tunagrahita Ringan Kelas XI Di SLB Sukagalih Lembang Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan kebutuhan tersebut maka Pemerintah telah berupaya

menyelenggarakan pendidikan secara khusus bagi penyandang tunagrahita

yang telah diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 72 Tahun 1991, sedangkan

pengaturan program pengajarannya tertuang di dalam Kurikulum Sekolah

Luar Biasa berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No.

1216/ U/1994.

Sebagaimana tercantum dalam PP. 72 tahun 1991 Bab II Pasal 2

mengatakan bahwa :

Pendidikan Luar Biasa bertujuan membantu para peserta didik yang menyandang kelainan fisik dan/mental agar mampu mengembangkan kemampuan pengetahuan, sikap dan keterampilan dalam mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial, budaya dan alam sekitar serta dapat mengembangkan kemampuan sesuai dengan dunia kerja atau mengikuti pendidikan lanjutan.

Merujuk kepada tujuan Pendidikan Luar Biasa dalam PP. 72 Tahun 1991

Bab II Pasal 2 maka ada tiga hal penting yang menjadi esensi dari

penyelenggaraan Pendidikan Luar Biasa yaitu :

1. Mengembangkan kemampuan peserta didik luar biasa dalam sikap,

pengetahuan dan keterampilan.

2. Kemampuan sikap, pengetahuan dan keterampilan tersebut harus menjadi

dasar dalam mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan

sekitarnya baik secara sosial, budaya dan alam sekitarnya dalam kata lain

kemampuan tersebut sebagai kecakapan hidup baik personal, sosial dan

vokasional.

3. Membekali peserta didik untuk terjun dalam dunia kerja dan atau

melanjutkan ke jenjang selanjutnya.

Tiga hal esensial di atas menunjukkan bahwa tujuan pendidikan luar

biasa adalah melahirkan para peserta didik luar biasa yang memiliki

(15)

3

Emay Mastiani, 2013

Program Keterampilan Kerja Mengemas Produk Pertanian Bagi Tunagrahita Ringan Kelas XI Di SLB Sukagalih Lembang Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kehidupan sehari-hari sebagai kecakapan hidup sehingga mereka akan

mengurangi ketergantungan (independency) kepada orang lain dan hidup

mandiri di tengah-tengah masyarakat.

Beberapa pendapat yang berkaitan dengan pengertian dikemukakan

bahwa kecakapan hidup bukan sekedar keterampilan untuk bekerja

(vokasional) tetapi memiliki makna yang lebih luas. Seperti dari WHO (1997)

dalam Nurseha (tidak ada tahun :1) mendefinisikan bahwa kecakapan hidup

sebagai keterampilan atau kemampuan untuk dapat beradaptasi dan berperilaku

positif, yang memungkinkan seseorang mampu menghadapi berbagai tuntutan

dan tantangan dalam kehidupan secara lebih efektif. Kecakapan hidup

mencakup lima jenis, yaitu: (1) kecakapan mengenal diri, (2) kecakapan

berpikir, (3) kecakapan sosial, (4) kecakapan akademik, dan (5) kecakapan

kejuruan.

Barrie Hopson dan Scally (1981) mengemukakan bahwa kecakapan

hidup merupakan pengembangan diri untuk bertahan hidup, tumbuh, dan

berkembang, memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dan berhubungan

baik secara individu, kelompok maupun melalui sistem dalam menghadapi

situasi tertentu. Sementara Brolin (1989) mengartikan lebih sederhana yaitu

bahwa kecakapan hidup merupakan interaksi dari berbagai pengetahuan dan

kecakapan sehingga seseorang mampu hidup mandiri. Pengertian kecakapan

hidup tidak semata-mata memiliki kemampuan tertentu (vocational job),

namun juga memiliki kemampuan dasar pendukung secara fungsional seperti:

membaca, menulis, dan berhitung, merumuskan dan memecahkan masalah,

mengelola sumber daya, bekerja dalam kelompok, dan menggunakan teknologi

(Dikdasmen, 2002).

Dari pengertian di atas, dapat diartikan bahwa pendidikan kecakapan

hidup merupakan kecakapan-kecakapan yang secara praktis dapat membekali

peserta didik dalam mengatasi berbagai macam persoalan hidup dan

(16)

4

Emay Mastiani, 2013

Program Keterampilan Kerja Mengemas Produk Pertanian Bagi Tunagrahita Ringan Kelas XI Di SLB Sukagalih Lembang Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

didalamnya termasuk fisik dan mental, serta kecakapan kejuruan yang

berkaitan dengan pengembangan akhlak peserta didik sehingga mampu

menghadapi tuntutan dan tantangan hidup dalam kehidupan.

Sejalan dengan definisi tersebut di atas, program keterampilan harus

senantiasa relevan dengan kebutuhan anak serta kebutuhan lingkungan,

sehingga apapun yang mereka dapatkan dari bangku sekolah dapat berguna

untuk memecahkan berbagai masalah dalam kehidupan di masyarakat.

Menindaklanjuti tujuan program pembelajaran bagi anak berkebutuhan

khusus sekolah sebagai tempat berlangsungnya proses pendidikan,

mempunyai tanggung jawab untuk memberikan pendidikan semaksimal

mungkin sehingga anak-anak luar biasa terutama anak tunagrahita dapat

memiliki kompetensi baik kompetensi personal dan sosial yang dapat

diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Mereka harus mampu untuk

memenuhi kebutuhan dirinya, mampu untuk bergaul dengan masyarakat, dapat

memiliki keterampilan, sehingga mereka dapat memiliki kecakapan untuk

hidup di masyarakat. Dengan terbentuknya kecakapan hidup akan tumbuh

kemandirian sehingga anak luar biasa tidak lagi menjadi individu yang

memiliki ketergantungan kepada orang lain tetapi mereka dapat hidup mandiri

mampu hidup dalam kehidupan.

Salah satu peserta didik di Sekolah Luar Biasa adalah anak tunagrahita

ringan, anak tunagrahita ringan adalah anak yang memilki kecerdasan paling

tinggi diantara anak tunagrahita lainnya. mereka memiliki hak seperti anak

pada umumnya, dan merupakan bagian dari masyarakat, baik dalam

pendidikan, kesehatan, bersosialisasi, maupun pekerjaan untuk memenuhi

kebutuhan hidupnya.

Ketika anak tunagrahita ringan ingin memiliki pekerjaan yang dapat

(17)

5

Emay Mastiani, 2013

Program Keterampilan Kerja Mengemas Produk Pertanian Bagi Tunagrahita Ringan Kelas XI Di SLB Sukagalih Lembang Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sering mengalami kesulitan dikarenakan berbagai hal yang membuat mereka

tidak bisa diterima pada perusahaan atau tempat yang memerlukan tenaga

kerja, hal ini diakibatkan oleh pandangan masyarakat yang kurang percaya atas

kemampuan kerja mereka. Pandangan masyarakat yang terjadi saat ini ketika

menilai kemampuan seseorang hanya dilihat dari kemampuan intelektualnya

saja, sehingga bagi mereka yang memiliki intelektual di bawah

rata-rata/tunagrahita mereka dianganggap seseorang/individu yang tidak bisa

melakukan hal yang berguna di masyarakat.

Sejatinya mereka masih memiliki potensi yang bisa dikembangkan dalam

masa perkembangannya. Kecerdasan yang dimiliki anak tunagrahita ringan

berkisar antara 50-70, mereka mengalami kesulitan yang berkaitan dengan

akademik, sosial dan pekerjaan. Walaupun demikian, mereka masih memilki

kemampuan minimal dalam berhitung, membaca, menulis, dan penyesuaian

sosial, tidak menutup kemungkinan mereka untuk bisa bekerja di pabrik atau

di produsen rumahan pada bagian membungkus produk atau hasil yang akan

akhirnya dapat berdiri sendiri dalam masyarakat, dan 3) kemampuan bekerja

yang dapat mandiri sebagian atau sepenuhnya seperti orang dewasa.

Anak tunagrahita ringan mengalami kesulitan dalam berfikir abstrak.

Akan tetapi mereka masih mampu mempelajari hal-hal yang bersifat akademik

walaupun terbatas. Sebagian dari mereka mencapai usia kecerdasan yang sama dengan anak normal usia 12 tahun ketika mencapai usia dewasa”.

Hasil studi pendahuluan terhadap pembelajaran keterampilan yang

diselenggarakan di SLB Sukagalih Lembang Bandung Barat, di SLB ini telah

(18)

6

Emay Mastiani, 2013

Program Keterampilan Kerja Mengemas Produk Pertanian Bagi Tunagrahita Ringan Kelas XI Di SLB Sukagalih Lembang Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

siswa di SLB ini sebagian besar termasuk anak tunagrahita ringan, sehingga

pembelajaran pun lebih mengarah kepada keterampilan yang nantinya akan

berguna bagi anak tunagrahita setelah tamat sekolah menengah atas atau

setelah ia dewasa nanti dan berbaur dengan masyarakat.

Pembelajaran keterampilan yang diberikan selama ini di SLB Sukagalih

hanya berdasarkan pada program yang biasanya dilakukan di sekolah luar biasa

pada umumnya seperti, menjahit, tata boga, meronce, dan handycrapt. Hal ini

menyebabkan kurangnya peluang bagi lulusan SMALB untuk bisa bekerja

sesuai dengan peluang yang ada selama ini di sekitar sekolah/tempat tinggal

siswa. Keterampilan tersebut bukan tidak penting bagi anak-anak tunagrahita

akan tetapi akan lebih baik apabila program pembelajaran keterampilan

disesuiakan dengan peluang pekejaan yang tersedia sehingga akan lebih jelas

arah tujuan pendidikan keterampilan yang diberikan kepada anak.

Keberadaan fisik anak tunagrahita ringan yang menjadi siswa SLB

Sukagalih tidak jauh berbeda dengan anak lainnya, fisik mereka tidak terlihat

ada kekurangan selintas mereka terlihat seperti bukan anak tunagrahita, apabila

ditelaah lebih jauh ada kekurangan dari mereka yaitu kecerdasan.

Hasil studi pendahuluan yang lainnya Lembang merupakan salah satu

daerah penghasil sayuran segar, berbagai jenis sayuran yang dihasilkan di

daerah Lembang digunakan untuk memenuhi kebutuhan masayarakat sekitar

Lembang, Bandung, bahkan Jakarta lebih luas lagi produk pertanian yang

dihasilkan tersebut di kirim ke luar Pulau Jawa salah satunya ke Pulau

Kalimantan. Dalam pendistribusiannya sayuran harus dikemas secara tepat

agar sayuran tetap segar dan tidak mudah rusak, sehingga sayuran tersebut

dapat dikonsumsi dalam keadaan segar. Proses pengemasan sayuran di daerah

Lembang dilakukan di industri rumahan yang terletak di sekitar SLB Sukagalih

Lembang, pada proses pengemasan ini memerlukan tenaga kerja padat karya

dan karena proses pengemasan dikerjakan secara manual, jadi dapat menyerap

(19)

7

Emay Mastiani, 2013

Program Keterampilan Kerja Mengemas Produk Pertanian Bagi Tunagrahita Ringan Kelas XI Di SLB Sukagalih Lembang Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pengemasan produk pertanian pada umumnya dikerjakan oleh masayarakat

sekitar, pekerjaan yang tersedia tidak memerlukan kecerdasan yang tinggi.

Pemilik industri rumahan pengemasan produk pertanian bersedia menerima

anak tunagrahita ringan untuk bekerja di tempat pengemasan tersebut.

Latar belakang pemilihan program keterampilan yang ingin peneliti

susun mengacu pada Undang-undang No 20 tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional, Pasal 50 menjelaskan bahwa “pendidikan diarahkan pada

pengembangan sikap dan kemampuan kepribadian anak, bakat, kemampuan

mental dan fisik sampai potensi mereka yang optimal”.

Pemilihan program yang peneliti buat sejalan dengan yang ditegaskan

oleh Bidang PLB Provinsi jawa Barat (2010:9) “Jenis keterampilan yang akan

dikembangkan diserahklan kepada sekolah sesuai potensi sekolah. Sekolah

dapat mengembangkan keterampilan lain yang tidak ada dalam kelompok

keterampilan seperti musik, massage, bahasa, tata rias dan lain-lain, sesuai

dengan kebutuhan peserta didik”.

B. Fokus Penelitian

Rumusan masalah pada penelitian ini difokuskan pada permasalahan

sebagai berikut: Apakah program keterampilan kerja mengemas produk

pertanian dapat diterapkan pada anak tunagrahita ringan kelas XI SLB

Sukagalih Lembang Bandung Barat?

C. Pertanyaan Penelitian

Untuk lebih memudahkan dalam mengkaji dan mengarahkan, maka

penulis menguraikan permasalahan melalui pertanyaan penelitian sebagai

berikut:

1. Bagaimana kondisi anak tunagrahita ringan yang mendukung kemampuan

(20)

8

Emay Mastiani, 2013

Program Keterampilan Kerja Mengemas Produk Pertanian Bagi Tunagrahita Ringan Kelas XI Di SLB Sukagalih Lembang Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Bagaimana peluang kerja di daerah sekitar sekolah, berkaitan dengan

keterampilan mengemas produk pertanian yang sesuai dengan anak

tunagrahita ringan?

Aspek yang ditinjau terdiri dari:

a. Jenis pekerjaan yang tersedia

b. Kualitas pekerjaan yang distandarkan oleh industri rumahan (home

industri)

c. Kemampuan produksi pengemasan produk (home indusrti)

d. Ketepatan waktu yang harus dicapai dalam penyelesaian pengemasan

produk

3. Bagaimana draft program keterampilan kerja mengemas produk pertaninan

yang cocok bagi anak tunagrahita ringan?

4. Bagaimana implementasi program keterampilan kerja mengemas produk

pertanian bagi tunagrahita ringan?

D.Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini, secara umum bertujuan untuk menemukan

rumusan program keterampilan kerja bagi anak tunagrahita ringan, sedangkan

secara khusus penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran yang

objektif tentang:

1. Kondisi anak tunagrahita ringan yang mendukung kemampuan keterampilan

kerja mengemas produk pertanian.

2. Gambaran tentang peluang kerja di daerah sekitar sekolah, berkaitan dengan

keterampilan mengemas produk pertanian yang sesuai dengan anak

tunagrahita ringan.

Aspek yang ditinjau terdiri dari:

a. Jenis pekerjaan yang tersedia

b. Kualitas pekerjaan yang distandarkan oleh industri rumahan (home

(21)

9

Emay Mastiani, 2013

Program Keterampilan Kerja Mengemas Produk Pertanian Bagi Tunagrahita Ringan Kelas XI Di SLB Sukagalih Lembang Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu c. Kemampuan produksi pengemasan produk (home indusrti)

d. Ketepatan waktu yang harus dicapai dalam penyelesaian pengemasan

produk

3. Draft program keterampilan kerja mengemas produk pertaninan bagi anak

tunagrahita ringan.

4. Implementasi program keterampilan kerja mengemas produk pertanian bagi

tunagrahita ringan.

E.Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan kontribusi bagi

konsep maupun teori tentang keterampilan kerja khususnya untuk

keterampilan kerja mengemas produk pertanian yang menggunakan koran

dan plastik. Oleh karena itu teori-teori yang dikaji dalam penelitian ini

adalah yang berkaitan dengan keterampilan kerja mengemas produk

pertanian yang dapat mengembangkan kemampuan anak tunagrahita ringan

untuk dapat bekerja ketika lulus dari SMALB.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapakan dapat menggambarkan program

keterampilan kerja yang sesuia dengan kondisi fisik/kemampuan anak

tunagrahita yang mendukung pekerjaan dan ketersediaan pekerjaan yang

terdapat di lingkungan tempat tinggal anak tunagrahita ringan dalam hal

ini keterampilan kerja mengemas produk pertanian dengan menggunakan

koran dan plastik. Manfaat lain hasil penelitian ini dapat memberi

masukan kepada penyelenggara pendidikan bahwa pemilihan keterampilan

yang akan diberikan kepada anak hendaknya disesuiakan dengan kondisi

anak dan lapangan pekerjaan yang tersedia di lingkungan tempat tinggal

(22)

10

Emay Mastiani, 2013

Program Keterampilan Kerja Mengemas Produk Pertanian Bagi Tunagrahita Ringan Kelas XI Di SLB Sukagalih Lembang Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Melalui penelitian diharapkan dapat tercipta program keterampilan

kerja mengemas produk pertanian yang mampu mendorong terciptanya

kemampuan kerja anak tunagrahita ringan lulusan SMALB dan dapat

meyakinkan masyarakat bahwa mereka memiliki kemampuan jika

(23)

37

Emay Mastiani, 2013

Program Keterampilan Kerja Mengemas Produk Pertanian Bagi Tunagrahita Ringan Kelas XI Di SLB Sukagalih Lembang Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Dalam sebuah penelitian hal penting yang harus diperhatikan adalah

menentukan metode penelitian. Metode yang digunakan haruslah tepat, artinya

harus sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Menentukan metode merupakan

salah satu unsur yang akan menentukan keberhasilan suatu penelitian. Oleh karena

itu perlu ada rancangan yang tepat dalam penentuan metodologi yang meliputi

metode penelitian, subjek dan lokasi penelitian, teknik pengumpulan data,

instrumen penelitian, langkah-langkah pengumpulan data, pengolahan data, dan

analisis data.

A. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dan

pengembangan (research and development) yang bertujuan untuk

meningkatkan pendidikan bagi anak tunagrahita.. OPenelitian dan

pengembangan menurut Sugiyono (2008:297) adalah “metode penelitian yang

digunakan untuk menghasilkan produik tertentu, dan mengujin keefektitifan

produk tersebut”. Sejalan dengan dengan itu Sukmadinata (2005:164) dalam

Mulyati (2011:80) Bahwa “Penelitian dan pengembangan adalah suatu proses

atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau

menyempurnakan produk yang telah ada dan dapat dipertanggung jawabkan”. Borg dan Gall (1979:264) mengemukakan bahwa “penelitian ini dilakukan

untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan khusus yang bersifat praktik melalui

applied research yang digunakan untuk meningkatkan pendidikan”. Untuk

memperoleh produk maka metode penelitian dan pengembangan dimulai

dengan analisis kebutuhan kemudian menguji efektivitas produk supaya dapat

(24)

38

Emay Mastiani, 2013

Program Keterampilan Kerja Mengemas Produk Pertanian Bagi Tunagrahita Ringan Kelas XI Di SLB Sukagalih Lembang Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berkaitan dengan hal di atas Sugiyono (2008:298-311) mengemukakan

(25)

39

Emay Mastiani, 2013

Program Keterampilan Kerja Mengemas Produk Pertanian Bagi Tunagrahita Ringan Kelas XI Di SLB Sukagalih Lembang Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Potensi dan Masalah, yakni segala sesuatu yang bila didayagunakan akan memiliki nilai tambah.

2. Mengumpulkan informasi, setelah potensi dan masalah dapat ditunjukkan secara faktual dan uptode, maka selanjutnyaperlu dikumpulkan berbagai informasi yang dapat digunakan sebagai bahan untuk perencanaan produk.

3. Desain Produk, dibuat berdasarkan penilaian terhadap system kerja lama sehingga dapat ditemukan kelemahan-kelemahan terhadap system tersebut, dan melakukan penelitian kepada unit lain yang yang dipandang system kerjanya bagus.Selain itu mengkaji referensi mutakhir yang terkait dengan system kerja yang modern berikut indikator sistem kerja yang baik. Hasil kerja ini berupa rancangan kerja baru dan masih berupa hipotetik.

4. Validasi desain, merupakan proses kegiatan untuk menilai apakah rancangan produk, dalam hal ini system kerja baru secara rasional akan lebih efektif dari rancangan yang lama. Dikatakan secra rasiona, karena validasi di sini masih bersifat penilaian berdasarkan pemikiran rasional, belum fakta lapangan. Validasi ini dapat dilakukan dengan cara menghadirkan beberapa pakar atau tenaga ahli yang sudah berpengalaman untuk menilai produk baru. Validasi ini dapat dilakukan melaui forum diskusi dan hal-hal yang dipresentasikan adalah proses penelitian sampai ditemukan desain tersebut, berikut keunggulannya.

5. Perbaikan Desain, dilakukan setelah validasi melaui diskusi dengan pakar dan para ahli lanyard, maka akan diketahui kelemahannya selanjutnya dicoba dikurangi dengan cara memperbaiki desain, perbaikan dilakukan oleh peneliti yang mau menghasilkan produk tersebut.

6. Uji Produk, dimaksudkan untuk memperoleh informasi apakah sistem kerja yang baru tersebut lebih efektif dan efisien dibandingkan dengan sistem yang lama.

7. Revisi Produk, untuk melihat tentang kemungkinan ada kelemahan yang membutuhkan perbaikan sesegera mungkin.

8. Uji coba Pemakaian, yaitu menggunakan produk yang telah teruji. 9. Revisi Produk, dilakukan apabila dalam pemakaian kondisi nyata

terdapat kekurangan dan kelemahan.

10. Pembuatan Produk Masal, pembuatan produk dilakukan apabila produk yang telah diujicoba dinyatakan efektif dan layak untuk diproduksi masal.

Berdasarkan pendapat di atas secara umum pendekatan dalam penelitian

(26)

40

Emay Mastiani, 2013

Program Keterampilan Kerja Mengemas Produk Pertanian Bagi Tunagrahita Ringan Kelas XI Di SLB Sukagalih Lembang Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tahap kedua pembuatan produk dan tahap ketiga implementasi produk.

Karena berbagai pertimbangan dalam penelitian ini tidak menggunakan

semua tahapan seperti yang disarankan di atas, peneliti akan melakukan 6

(lima) langkah yaitu: mengidentifikasi potensi masalah, mengumpulkan

berbagai informasi (kondisi objektif), merancang desain produk (program

konseptual), melakukan uji validasi, revisi desain (program hipotetik) dan

implementasi program, dalam penelitian ini tidak dilalukan uji luas hanya

dilakukan uji terbatas.

B. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian merupakan salah satu unsur yang penting dalam

penelitian ini yang nantinya akan dijadikan sumber data penelitian,

karena ketetapan memilih subjek akan menentukan ketercapaian tujuan

penelitian, yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah 5 (lima)

orang anak tunagrahita ringan kelas XI SLB Sukagalih Lembang

Bandung Barat.

Tabel 3.1

SUBJEK PENELITIAN

No. Nama L/P Umur Keterangan

1. KS P 15 tahun Siswa SMALB Sukagalih kelas XI

2. US L 15 tahun Siswa SMALB Sukagalih kelas XI

3. YY P 16 tahun Siswa SMALB Sukagalih kelas XI

4. DI L 17 tahun Siswa SMALB Sukagalih kelas XI

(27)

41

Emay Mastiani, 2013

Program Keterampilan Kerja Mengemas Produk Pertanian Bagi Tunagrahita Ringan Kelas XI Di SLB Sukagalih Lembang Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penelitian ini dilakukan di SLB Sukagalih Lembang Bandung Barat

pada anak kelas XI, alasan mengapa peneliti memilih subjek siswa

tunagrahita ringan jenjang SMALB adalah sebagai berikut:

a. Di lingkungan SLB Sukagalih terdapat beberapa tempat pengemasan

produk pertanian karena wilayah Lembang merupakan produsen

pertanian (sayur-mayur), di mana produk tersebut biasanya tidak hanya

memenuhi kebutuhan sekitar Lembang/Bandung akan tetapi banyak

permintaan dari luar Bandung bahkan luar Jawa (Kalimantan). Adapun

tujuan dari pengemasan tersebut agar sayuran yang dikemas akan tahan

lama dalam jangka waktu beberapa hari, sehingga pada saat sampai

tujuan sayuran tersebut masih segar, tujuan lain yaitu pengemasan

dilakukan atas dasar permintaan dari supermarket yang sistem

penjualannya melayani sendiri, sayur yang sudah dikemas selain awet

akan terlihat bagus dan rapi.

b. Peneliti berkeinginan anak tunagrahita ringan lulusan SLB Sukagalih

dapat bekerja di tempat pengemasan produk pertanian, sehingga anak

dapat memenuhi kebutuhan hidupnya dan tidak terlalu tergantung

kepada orang lain ketika ia dewasa.

c. Pemilik Industri rumahan bersedia menerima penyandang tunagrahita

ringan asalkan mereka bisa mengerjakan pekerjaan di tempat tersebut.

2. Objek Penelitian

“Program Keterampilan Kerja Mengemas Produk Pertanian bagi Tunagrahita Ringan Kelas XI Di SLB Sukagalih Lembang Bandung

(28)

42

Emay Mastiani, 2013

Program Keterampilan Kerja Mengemas Produk Pertanian Bagi Tunagrahita Ringan Kelas XI Di SLB Sukagalih Lembang Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu C. Prosedur Penelitian

Penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahap sebagai berikut:

1. Tahap Eksplorasi a.Studi Pendahuluan

Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan oleh peneliti sebagai studi awal

dengan tujuan merefleksikan situasi yang terjadi di lapangan. Melaui

kegiatan ini peneliti menggali berbagai fakta yang ada terutama yang

berkaitan dengan:

1) Potensi dan masalah

Penelitian ini berangkat berdasarkan dari potensi tunagrahita ringan

di samping mereka memiliki keterbatasan intelektualnya, mereka

memiliki potensi dalam kemampuan bekerja yaitu tunagrahita ringan

dapat melakukan pekerjaan yang semi-skilled yang sifatnya

sederhana. Di sekitar tempat tinggal siswa terdapat beberapa

pekerjaan tersebut yang dapat dilakukan oleh tunagrahita ringan

yaitu pengemasan produk pertanian. Masalah yang mendorong

keterkaitan penulis untuk meneliti topik ini adalah pengamatan

peneliti di lapangan bahwa di SLB Sukagalih belum memiliki

program keterampilan kerja yang fungsional bagi anak tunagrahita

ringan, keterampilan yang sesuai dengan yang dibutuhkan oleh

lapangan pekerjaan yang terdapat di sekitar tempat tinggal anak.

2) Pengumpulan Informasi

Langkah selanjutnya setelah potensi dan masdalah jelas, maka

peneliti mengumpulkan berbagai informasi dari pihak-pihak terkait

(29)

43

Emay Mastiani, 2013

Program Keterampilan Kerja Mengemas Produk Pertanian Bagi Tunagrahita Ringan Kelas XI Di SLB Sukagalih Lembang Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pengemasan produk pertanian bagi tunagrahita ringan sebagai solusi

permasalahan yang telah ditemukan di SLB Sukagal;ih.

Data/informasi tersebut dikumpulkan melaui observasi, wawancara

terhadap guru, kepala sekolah, pihak penyedia pekerjaan dan orang

tua, penelahan dokumen terkait dengan penelitian.

b. Penyusunan Program

Program disusun berdasarkan hasil studi pendahuluan denagn

langkah-langkah sebagai berikut:

1) Desain Produk

Sesuai dengan kajian masalah dan tujuan yang ingin dicapai

dalam penelitian ini, maka peneliti melakukan berbagai langkah

antara lain penelaah literature yang terekait dengan masalah yang

dan penelaahan program yang telak dilaksanakan di SLB Sukagalih

berkaitan dengan keterampilan kerja selanjutnya membuat rancangan

program/draft program keterampilan kerja mengemas produk

pertanian bagi tunagrahita ringan.

2) Validasi Desain/Program

Validasi program dilakukan untuk melihat kelayakan

rancangan program yang telah disusun peneliti. Validasi dilakukan

dengan melibatkan ahli dan praktisi.

3) Perbaikan Desain

Langkah selanjutnya yang dilakukan peneliti adalah

melakukan revisi atau perbaikan draft program, perbaikan

berdasarkan saran dan masukan dari praktisi serta ahli sehingga

(30)

44

Emay Mastiani, 2013

Program Keterampilan Kerja Mengemas Produk Pertanian Bagi Tunagrahita Ringan Kelas XI Di SLB Sukagalih Lembang Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Implementasi Program

Langkah terakhir yaitu melakukan uji coba program yang sudah

divalidasi kepada anak tunagrahita ringan kelas XI di Lembang Bandung

Barat.

Program keterampilan kerja mengemas produk pertanian ini

diterapkan dengan beberapa langkah sebagai berikut:

a. Tahap Pengenalan

Tahap pengenalan pekerjaan mengemas produk pertanian yang

diawali dengan mengajak siswa melihat-lihat proses pengemasan

produk pertanian langsung di industri rumahan yang letaknya tidak

jauh dari sekolah dan berada di sekitar tempat tinggal siswa, hal ini

dilakukan agar anak lebih cepat mengenal pekerjaan mengemas produk

pertanian kemudian agar siswa tertarik dengan pekerjaan mengemas

produk pertanian.

b. Tahap Uji Coba Program

Latihan program dilakukan di kelas pada saat pembelajaran

keterampilan yang dilakukan 2 kali pertemuan dalam satu minggu,

selama 1 semester. Latihan program dibimbing oleh guru keterampilan

atau bisa menghadirkan pekerja pengepakan karena pekerja akan lebih

faham mengenai pekerjaannya sehingga pada saat melatih tidak kaku

dan diharapkan anak akan lebih cepat bisa melakukannya

Adapun pelaksanaan program keterampilan kerja mengemas

produk pertanian bagi tunagrahita ringan dengan langkah-langkah

sebagai berikut:

1) Kegiatan Awal

Pelaksanaan pembelajaran keterampilan mengemas produk

pertanian pada kegiatan awal yaitu mengkondisikan anak,

(31)

45

Emay Mastiani, 2013

Program Keterampilan Kerja Mengemas Produk Pertanian Bagi Tunagrahita Ringan Kelas XI Di SLB Sukagalih Lembang Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

diberikan, memberikan tes awal dengan tujuan mengetahui

kemampuan anak yang berkaitan dengan ketrampilan kerja

mengemas produk pertanian.

2) Kegiatan Inti

Kegiatan inti dalam pelaksanaan pembelajaran keterampilan

kerja mengemas produk pertanian diantaranya:

(a) Mengenal alat dan bahan mengemas produk pertanian

(b) Praktek mengemas produk pertanian

(c) Membereskan alat dan bahan yang telah digunakan

3) Kegiatan Akhir

Pelaksanaan evaluasi dilakukan pada saat pelaksanaan latihan

dan pada akhir kegiatan setelah menyelesaikan satu pokok bahasan

yang telah disampaikan kepada anak dilakukan secara individual

dengan jenis evaluasi lisan dan unjuk kerja.

4) Tindak Lanjut

(a) Pengulangan

Pengulangan materi dilakukan apabila siswa belum menguasai

materi yang diberikan oleh guru, pencapaian hasil belajar siswa

yang berada dibawah target minimum. Pengulangan ini

dilakukan sampai siswa dapat mencapai kemampuan yang

ditentukan.

(b) Pengayaan

Kegiatan pengayaan ini dilakukan terhadap anak yang hampir

menguasai materi yang diberikan atau hampir bisa melakukan

sendiri, pada tahap pengayaan anak dibawa langsung praktek di

tempat pengemasan dengan cara magang.

(32)

46

Emay Mastiani, 2013

Program Keterampilan Kerja Mengemas Produk Pertanian Bagi Tunagrahita Ringan Kelas XI Di SLB Sukagalih Lembang Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pengembangan di berikan kepada anak yang telah menguasai

satu keterampilan mengemas produk pertanian akan dilatih

dengan pengemasan produk pertanian yang lainnya.

c. Tahap Ketiga Magang di Industri Rumahan

Tahap ketiga siswa latihan langsung di industri rumahan,

mengingat karakteristik dari anak tunagrahita ringan yang berkaitan

dengan daya ingatnya, dengan cara ikut serta diharapkan siswa

dapat lebih cepat paham mengenai tahapan-tahapan mengemas

produk pertanian, siwa dapat memperoleh latihan mengemas

langsung dari pekerja yang sudah berpengalaman dan hasil kerja

dapat dinilai langsung oleh pemilik industri rumahan atau yang

(33)

47

Emay Mastiani, 2013

Program Keterampilan Kerja Mengemas Produk Pertanian Bagi Tunagrahita Ringan Kelas XI Di SLB Sukagalih Lembang Bandung Barat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 3.1

(34)

48

Emay Mastiani, 2013

Program Keterampilan Kerja Mengemas Produk Pertanian Bagi Tunagrahita Ringan Kelas XI Di SLB Sukagalih Lembang Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknik

observasi, wawancara, studi dokumentasi dan diskusi. Untuk memperoleh

data-data yang diperlukan dalam penelitian ini, maka penulis menggunakan

teknik pengumpulan data sebagai berikut:

1. Observasi

Observasi atau pengamatan merupakan teknik pengumpulan data

yang dilakukan dengan cara melakukan pengamatan dan mencatat secara

teliti dan sistematis terhadap aktivitas yang berkaitan dengan pelaksanaan

latihan keterampilan mengemas produk pertanian yang telah dilakukan

oleh guru di SLB Sukagalih Lembang dan ketika siswa latihan atau

magang pengemasan produk pertanian di home industri. Alat/instrumen

yang digunakan berupa pedoman observasi yang berisi catatan-catatan

yang berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti. (pedoman observasi

terlampir)

2. Wawancara

Teknik wawancara ini digunakan dengan cara melakukan tanya

jawab secara langsung kepada guru kelas XI di SLB Sukagalih Lembang

Bandung Barat serta kepada pemilik industri rumahan pengemasan

produk pertanian dengan pertanyaan yang berkaitan dengan masalah

yang sedang diteliti. Hal ini dilakukan untuk mengumpulkan data tentang

pelaksanaan latihan keterampilan kerja pengemasan produk pertanian

bagi tunagrahita ringan kelas XI di SLB Sukagalih Lembang Bandung

Barat. Alat/instrumen yang digunakan dalam pelaksanaan wawancara

berupa pedoman wawancara yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang

berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti. (pedoman wawancara

(35)

49

Emay Mastiani, 2013

Program Keterampilan Kerja Mengemas Produk Pertanian Bagi Tunagrahita Ringan Kelas XI Di SLB Sukagalih Lembang Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Wawancara dilakukan secara fleksibel disesuaikan dengan keadaan

sehingga tidak mengganggu aktivitas pembelajaran keterampilan di kelas

dan juga tidak menggangu aktivitas di industri rumahan.

3. Studi dokumentasi

Untuk melengkapi data dan informasi yang diperoleh dari teknik

terdahulu, maka dalam penelitian ini digunakan teknik studi

dokumentasi yaitu, dengan mempelajari berbagai dokumen yang

berhubungan dengan kemampuan kerja pada anak tunagrahita ringan

jenjang SMALB. Contohnya melihat hasil latihan pembelajaran

keterampilan kerja yang telah dilaksanakan di sekolah seperti hasil karya

siswa berupa: menanam bunga hias (tanaman hias hasil karya siswa yang

telah dilatih keterampilan kerja menanam tanaman hias) dan menjahit

(hasil jahitan yang dikerjakan oleh siswa tunagrahita yang telah dilatih

menjahit) untuk menjaring data atau dokumen tertulis yang berkaitan

dengan program keterampilan kerja mengemas produk pertanian.

4. Semiloka atau Diskusi

Selain ketiga teknik penelitian di atas digunakan teknik semiloka

yang merupakan kerjasama secara kolaboratif antara peneliti, guru

keterampilan, kepala sekolah, Dinas Sosial (bagian latihan Vocasional)

dan pengawas SLB (Bandung Barat) Dinas Pendidikan Provinsi Jawa

Barat, hal ini dilakukan untuk membahas temuan-temuan hasil penelitian

yang diperoleh melalui observasi terhadap siswa, wawancara terhadap

guru, karyawan industri rumahan dan pemilik industri rumahan sehingga

menghasilkan suatu bentuk program keterampilan kerja mengemas

(36)

50

Emay Mastiani, 2013

Program Keterampilan Kerja Mengemas Produk Pertanian Bagi Tunagrahita Ringan Kelas XI Di SLB Sukagalih Lembang Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu E. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini mencakup

analisi kualitatif, analisis kuantitatif dan analisis deskriptif.

1. Analisis Kualitatif

Analisis ini digunakan untuk menganalisis data dari hasil

pengamatan (observasi) dan wawancara, baik yang dikumpulkan pada saat

studi pendahuluan maupun selama validasi program. Adapun

langkah-langkah yang ditempuh untuk menganalisis data kualitatif pada penelitian

pendahuluan adalah:

a. Peneliti memahami dan kemudian menandai data yang telah diperoleh

melalui observasi dan wawancara

b. Merduksi data

Pada tahapan ini penulis menyeleksi data yang telah terkumpul dengan

tujuan untuk menyeleksi data-data yang benar-benar dapat

dipertanggung jawabkan yang sesuai dengan tujuan penelitian. Seperti:

(a) merangkum data yang diperoleh dari lapangan, (b) mencatat semua

data (c) melakukan klasifikasi data

c. Display Data

Pada display data ini penulis menggambarkan data baik secara sebagian

maupun secara keseluruhan dengan cara mengelompokkan data yang

diperoleh agar mudah dibaca dan difahami. Data dituangkan dalam

(37)

51

Emay Mastiani, 2013

Program Keterampilan Kerja Mengemas Produk Pertanian Bagi Tunagrahita Ringan Kelas XI Di SLB Sukagalih Lembang Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu d. Verifikasi Data

Suatu langkah yang penulis lakukan untuk menelaah/memeriksa data

yang telah diperoleh. Pemeriksaan atau verifikasi data berguna untuk

menyeleksi dan memeriksa kembali kebenaran data yang telah

diperoleh baik data maupun proses atau teknik yang telah digunakan

dalam pengumpulan data. Untuk menguji kebenaran data yang telah

diperoleh adalah data benar atau sesuai dengan kenyataan maka perlu

adanya mengkonfirmasi kembali data tersebut kepada sumber

data/kepada yang memberikan data.

2. Analisis Kuantitatif

Desain yang digunakan dalam penelitian untuk menguji efektifitas

program adalah desain eksperimen pre-test dan post-test yang

diujicobakan pada kelompok tunggal (one group pre-test-post test design

dari Borg dan Gall (1979:536) dalam Astati (2011:90). Melalui desain ini

membandingkan hasil pre-test dengan post-test dalam kelompok yang

sama, tidak ada kelompok control. Adapun desain penelitian sebagai

berikut:

Tabel 3.2

Desain Penelitian

Subjek Pre-test Post-test

Anak/Individu 1 2

Dari tabel di atas analisis data dilakukan terhadap data sebelum

latihan (pre-test) dan sesudah latihan (post-test). Jika terjadi perbedaan

(38)

52

Emay Mastiani, 2013

Program Keterampilan Kerja Mengemas Produk Pertanian Bagi Tunagrahita Ringan Kelas XI Di SLB Sukagalih Lembang Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

terjadi itu sebagai dampak atau pengaruh implementasi program yang

dilatihkan.

Teknik penilaian untuk menilai pekerjaan yang dilakukan oleh siswa

dengan acuan penilaiuan dari Dinas Pendidikan Jawa Barat Bidang

Pendidikan Luar Biasa sebagai berikut:

Tabel 3.3

2. Mengetahui alat dan bahan untuk mengemas produk pertanian

3. Menggunakan alat untuk mengemas produk pertanian

4. Melakukan proses pengemasan produk pertanian

(39)

53

Emay Mastiani, 2013

Program Keterampilan Kerja Mengemas Produk Pertanian Bagi Tunagrahita Ringan Kelas XI Di SLB Sukagalih Lembang Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu untuk mengemas sayuran

Bentuk Tes Kinerja

Nilai 3 = dapat melakukan sendiri

2 = dapat melakukan dengan ada bantuan

1 = belum dapat melakukan

Rentang nilai

Nilai perolehan

Nilai = ________________ X 100 Nilai Maksimum

Skor: 91- 100 = A = amat baik 81- 90 = B = baik

60 - 79 = C = cukup

< 59 = D = kurang

3. Kesimpulan

Menarik suatu kesimpulan adalah kegiatan akhir dari sebuah

penelitian. Setelah semua data terkumpul dan diolah, maka penulis dapat

menarik kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan. Penulis

berharap semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi banyak orang

(40)

54

Emay Mastiani, 2013

Program Keterampilan Kerja Mengemas Produk Pertanian Bagi Tunagrahita Ringan Kelas XI Di SLB Sukagalih Lembang Bandung Barat

(41)

159

Emay Mastiani, 2013

Program Keterampilan Kerja Mengemas Produk Pertanian Bagi Tunagrahita Ringan Kelas XI Di SLB Sukagalih Lembang Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Pada bab terakhir ini akan dikemukakan kesimpulan hasil penelitian dan

rekomendasi yang disampaikan kepada pihak-pihak terkait.

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian sebagaimana telah dipaparkan pada bab

sebelumnya, maka diperoleh beberapa kesimpulan, sebagai berikut:

1. Kondisi yang mendukung kemampuan keterampilan kerja mengemas produk pertanian

Berdasarkan hasil asesmen kondisi pada anak tunagrahita yang

mendukung keterampilan kerja diantaranya: (1) Fisik (kondisi fisik dasar,

fungsi fisik, luas daerah persendian, posisi tubuh dan gerakan tubuh), (2)

Mental/Kognisi (kecerdasan dan respon/reaksi), (3) Sosial (kehidupan

sehari-hari, kematangan sosial) dan (4) Pekerjaan (gairah kerja, kecocokan

kerja dan kecakapan kerja).

Fisik, secara umum keberadaan fisik anak tidak jauh berbeda dengan anak lainnnya. Mereka memiliki kondisi fisik dasar, fungsi fisik, luas

daerah persendian, posisi tubuh dan gerakan tubuh yang normal. Dapat

disimpulkan fisik mereka memenuhi syarat untuk bekerja di tempat

pengemasan produk pertanian.

Mental/kognisi, secara umum anak memiliki daya ingat yang cukup untuk mengingat pekerjaan keterampilan yang sudah diajarkan, sebagian

dari anak dikatagorikan teliti pada pekerjaan dan secara umum anak

menyukai pekerjaan mengemas produk pertanian.

(42)

160

Emay Mastiani, 2013

Program Keterampilan Kerja Mengemas Produk Pertanian Bagi Tunagrahita Ringan Kelas XI Di SLB Sukagalih Lembang Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dan membereskan alat; berpindah tempat, kemampuan menggunakan

angkutan umum, kemampuan berkomunikasi, melaporkan sesuatu

kejadian, kerja sama dan mengetahui tata tertib. Dapat disimpulkan bahwa

kelima responden kematangan sosialnya cukup baik.

Pekerjaan: gairah kerja, kecocokan kerja dan kecakapan kerja. Gairah kerja kelima anak ada keinginan untuk kerja, hal ini ditunjukkan

dengan antusias. Kecakapan kerja, kemampuan bertahan dalam pekerjaan

hanya 3 orang, 2 orang kurang mampu bertahan, kemampuan

menggunakan alat dalam pekerjaan dan kemampuan mengangkat produk

yang akan dikemas semuanya mampu melakukannya.

2. Peluang kerja di daerah sekitar sekolah, berkaitan dengan keterampilan mengemas produk pertanian yang sesuai dengan anak tunagrahita ringan

Hasil penelitian ada beberapa peluang pekerjaan di sekitar sekolah

dan tempat tinggal anak. Adapun pekerjan yang dapat dilakukan oleh anak

tunagrahita lulusan SMALB yaitu: mengemas kol/kubis, mengemas

brokoli, mengemas tomat, mengemas pecay/sawi dan mengemas jamur.

Beberapa pekerjaan di tempat pengemasan produk pertanian, bisa

dilakukan oleh anak tunagrahita, karena pekerjaan yang tersedia dapat

dikatakan tidak terlalu sulit dan tidak membutuhkan pemikiran, pekerjaan

yang tersedia cenderung memerlukan kerja tangan.

Pihak penyedia pekerjaan secara langsung mengatakan, beliau tidak

keberatan apabila nanti anak tunagrahita ringan lulusan SMALB

Sukagalih bekerja di tempatnya. Beliau mempunyai alasan tersendiri

mengapa tidak keberatan dengan anak tunagrahita yang menjadi

pekerjanya yaitu siapapun bisa mengerjakan pengemasan produk pertanian

ini asalkan dilatih terus menerus dan anak tersebut punya minat/motivasi

(43)

161

Emay Mastiani, 2013

Program Keterampilan Kerja Mengemas Produk Pertanian Bagi Tunagrahita Ringan Kelas XI Di SLB Sukagalih Lembang Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Program keterampilan kerja mengemas produk pertaninan yang cocok bagi anak tunagrahita ringan

Latar belakang pembuatan program keterampilan yang peneliti susun

mengacu pada Undang-undang No 20 tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional, Pasal 50 menjelaskan bahwa “pendidikan diarahkan pada pengembangan sikap dan kemampuan kepribadian anak, bakat,

kemampuan mental dan fisik sampai potensi mereka yang optimal”. Pemilihan program yang peneliti buat sejalan dengan yang

ditegaskan oleh Bidang PLB Provinsi jawa Barat (2010:9) “Jenis keterampilan yang akan dikembangkan diserahklan kepada sekolah sesuai

potensi sekolah. Sekolah dapat mengembangkan keterampilan lain yang

tidak ada dalam kelompok keterampilan seperti musik, massage, bahasa,

tata rias dan lain-lain, sesuai dengan kebutuhan peserta didik”.

Berdasarkan pada hasil asesmen fisik anak tunagrahita kelas XI di

SLB Sukagalih dan hasil wawancara dengan pihak penyedia lapangan

pekerjaan yang ada di lingkungan sekolah/lingkungan tempat tinggal anak,

maka ketrampilan kerja mengemas produk pertanian menurut peneliti

cocok di terapkan pada anak tunagrahita ringan. Keadaan fisik serta

kemampuan mereka cukup memadai untuk mengerjakan pekerjaan yang

tidak memerlukan kecerdasan yang tinggi, pemilik pengemasan produk

pertanian bersedia menerima anak tunagrahita ringan untuk bekerja pada

tempat pengemasan produk pertanian. (Program Keterampilan Kerja

Mengemas Produk Pertanian untuk Anak Tunagrahita Ringan Kelas XI di

SLB Sukagalih Bandung Barat, terlampir)

4. Implementasi program keterampilan kerja mengemas produk pertanian bagi tunagrahita ringan

a. Perencanaan

Rancangan program keterampil;an kerja dibuat berdasarkan urutan

(44)

162

Emay Mastiani, 2013

Program Keterampilan Kerja Mengemas Produk Pertanian Bagi Tunagrahita Ringan Kelas XI Di SLB Sukagalih Lembang Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1) Identifikasi pekerjaan di sekitar sekolah dan tempat tinggal anak

yang sesuai dengan anak tunagrahita ringan

2) Asesmen pada anak tunagrahita ringan yang berkaitan dengan

keterampilan kerja seperti: fisik, mental.kognisi, sosial dan

kecocokan pekerjaan

3) Membuat program keterampilan kerja yaitu mengemas produk

pertanian.

b. Pelaksanaan

Pelaksanaan program keterampilan kerja mengemas produk

pertanian dilaksanakan pada saat jam pelajaran keterampilan, yang

melatih siswa yaitu guru keterampilan dan peneliti, pelaksanaan

latihan keterampilan kerja ini memerlukan waktu yang cukup lama.

Latihan juga dilakukan di tempat pengemasan (home industri)

langsung.

c. Evaluasi

Pelaksanaan evaluasi dilakukan pada saat proses latihan dan setelah

menyelesaikan satu pokok bahasan. Penilaian dilakukan secara

individual dengan jenis evaluasi lisan dan unjuk kerja.

B. Rekomendasi

Berdasarkan temuan dan kesimpulan penelitian, berikut ini akan

dikemukakan beberapa rekomendasi, yaitu:

1. Rekomendasi untuk lembaga tempat penelitian berlangsung (Sekolah Luar Biasa Sukagalih)

a. Sekolah hendaknya membuat program keterampilan yang dibutuhkan di

masyarakat dan memiliki peluang anak untuk bekerja. Program yang

dibuat hendaknya tidak terlepas dari tujuan pendidikan anak

tunagrahita yaitu dapat mengembangkan potensi anak tunagrahita

(45)

163

Emay Mastiani, 2013

Program Keterampilan Kerja Mengemas Produk Pertanian Bagi Tunagrahita Ringan Kelas XI Di SLB Sukagalih Lembang Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sendiri dan berguna bagi masyarakat; anak tunagrahita memiliki

kehidupan lahir dan bathin yang layak.

Salah satu program keterampilan yang memiliki peluang untuk anak

bisa bekerja yaitu program keterampilan kerjka mengemas produk

pertanian untuk anak tunagrahita ringan

b. Anak tunagrahita ringan yang memiliki keterbatasan kecerdasan

memerlukan keterampilan kerja yang benar-benar sesuai dengan

karakteristik dan minatnya. Partisipasi dari pihak penyedia lapangan

kerja sangat diharapkan oleh karena itu pihak sekolah harus menjalin

kerjasama yang baik antar sekolah dengan penyedia lapangan pekerjaan

agar anak tunagrahita lulusan SMALB dapat bekerja di tempat tersebut.

c. Implementasi program keterampilan kerja mengemas produk pertanian

hendaknya dilakukan sejak dini, jangan hanya pada jenjang SMALB

saja, karena dengan pengenalan sejak dini anak akan terbiasa dengan

pekerjaan tersebut sehingga pada saat pembelajaran keterampilan di

SMA anak sudah mahir begitu juga pada saat keluar dari SMALB.

Penerapan keterampilan kerja mengemas produk pertanian sejak dini

tentunya disesuaikan dengan umur dan kemampuan dari anak tersebut.

d. Program keterampilan kerja mengemas produk pertanian dapat

dijadikan jembatan bagi anak tunagrahita untuk membawa dirinya ke

dalam proses kehidupan sehingga mereka akan menjadi pribadi yang

mandiri dan bisa memenuhi kebutuhan minimalnya.

e. Guru SLB hendaknya terus menerus menambah wawasannya berkaitan

dengan mata pelajaran keterampilan agar siswa dapat memperoleh

keterampilan yang sesuia dengan bakat, minat dan karakteristik yang

dimiliki oleh siswa.

f. Pemeliharaan hubungan kerjasama antar lembaga dan antar disiplin

ilmu dibutuhkan dalam kaitannya dengan program keterampilan kerja

(46)

164

Emay Mastiani, 2013

Program Keterampilan Kerja Mengemas Produk Pertanian Bagi Tunagrahita Ringan Kelas XI Di SLB Sukagalih Lembang Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Rekomendasi bagi peneliti selanjutnya

a. Penelitian ini belum mengkaji mengenai kemandirian anak tunagrahita

yang telah memiliki keterampilan kerja setelah mendapat latihan

keterampilan kerja yang diberikan di sekolah, oleh karena itu perlu

diadakan penelitian lanjutan.

b. Program keterampilan kerja mengemas produk pertanian ini baru

dilatihkan di sekolah melalui pelajaran keterampilan pada saat anak

berada di jenjang SMALB, untuk itu dibutuhkan penelitian lebih lanjut

dalam setting penerapan program ini sejak dini disesuaikan dengan

kelasnya, kelas kecil dan kelas besar tentunya materinya akan berbeda.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta

Astati, (2001). Persiapan Pekerjaan PenyandangTunagrahita. Bandung. CV Pendawa.

Astati, (2011). Model Pelatihan Vovasional Bagi Penyandang Tunagrahita Ringan. Bandung. Universitas Pendidikan Indonesia. Tidak diterbitkan

Astati & Euis Nani M, (2001), Pendidikan Luar Biasa, Bandung. CV Pendawa

Departemen Pendidikan Nasional, (1995). Peraturan Pemerintah RI No. 71 tahun 1991 tentang Pendidikan Luar Biasa.

Departemen Pendidikan Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (2000). Balai Pustaka.

Irawan, Prasetyo, (1999). Logika dan Prosedur Penelitian. Jakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Lembaga Administrasi Negara.

(47)

165

Emay Mastiani, 2013

Program Keterampilan Kerja Mengemas Produk Pertanian Bagi Tunagrahita Ringan Kelas XI Di SLB Sukagalih Lembang Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

M. Surya (1985). Psikologi Pendidikan. Bandung : Publikasi Jurusan PLB FIP IKIP Bandung.

Mukhtar, (2011). Desain Program Vokasional dan Bimbingan Karir untuk Siswa SMALB. Bandung. Universitas Pendidikan Indonesia. Tidak diterbitkan.

Mulyati, (2010), Pengantar Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus. CV Catur Karya Mandiri. Bandung.

Mulyati, (2012), Pengembangan Program Bimbingan Kecerdasan Emosional Bagi Tunagrahita. Bandung. Universitas Pendidikan Indonesia. Tidak diterbitkan.

Oemar Hamalik. 2000. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Patton, F. Ittenbach, Beirne-Smith. (2002). Mental Retardation. Columbus, Universitas of Texas.

Rahardja, Djadja. 2006. Pengantar Pendidkan Luar Biasa (introduction to special education). Center for Research on International Cooperation in

Educational Development. Univercity of Tsukuba.

Sugiyono, (2008). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung. Alfabeta Bandung

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar, Sekolah Luar Biasa Tunagrahita

Ringan. (SDLB-C). (2006). Badan Standar Pendidikan Nasional

Tim Pengembang Kurikulum. (2010), Panduan Pelaksanaan Pendidikan untuk

ABK, Bandung. Bidang Pendidikan Luar Biasa. Dinas Pendidikan

Provinsi Jawa Barat.

Yusuf LN, Syamsu, (2000). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja.

Bandung. PT Remaja Rosda Karya Bandung.

Undang-undang Dasar 1945 dan Perubahannya, (2004). Jakarta Kawan Pustaka.

(48)

166

Emay Mastiani, 2013

Program Keterampilan Kerja Mengemas Produk Pertanian Bagi Tunagrahita Ringan Kelas XI Di SLB Sukagalih Lembang Bandung Barat

Gambar

PROSEDUR PENELITIANGambar 3.1
Tabel 3.2 Desain Penelitian
Tabel 3.3 INSTRUMEN PENILAIAN KEMAMPUAN SISWA

Referensi

Dokumen terkait

Kabupaten ini dulunya merupakan kabupaten terluas kedua di Lampung sampai dengan diundangkannya Undang-undang Nomor 12 tahun 1999 yang memecah kabupaten ini

4.14 Mengungkapkan kembali hal-hal yang dapat diteladani dari tokoh yang terdapat dalam teks biografi yang dibaca secara tertulis. 3.15 Menganalisis aspek makna dan kebahasaan

Murid menuturkan ayat-ayat permintaan berdasarkan gambar situasi yang

[r]

selulosa, hemiselulosa, dan lignin terhadap pulp yang dihasilkan pada proses.. delignifikasi serta analisa kadar glukosa terhadap kadar glukosa yang

Hasil yang diperoleh dari pengujian test bed kompresor torak dua tingkat yaitu daya adiabatik maksimal 1,69 HP, daya listrik maksimal yang terpakai sebesar 1,72

Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Kementerian Agama R.I, menyatakan bahwa lembaga di bawah ini telah melakukan updating data Pendidikan Islam (EMIS) Periode Semester GENAP

Dalam hal penerima Hak Pengelolaan adalah Departemen, Lembaga Pemerintah Non Departemen, Pemerintah Daerah Propinsi, Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota, Lembaga