• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERKEMBANGAN NILAI LAHAN DI KECAMATAN TANJUNGPANDAN KABUPATEN BELITUNG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERKEMBANGAN NILAI LAHAN DI KECAMATAN TANJUNGPANDAN KABUPATEN BELITUNG."

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Definisi Operasional ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tanah ... 11

B. Lahan ... 12

C. Nilai dan Harga Lahan... 15

D. Pola dan Struktur Nilai lahan ... 18

E. Pengaruh Perkembangan Nilai Lahan ... 19

(2)

Anggi Ayu Lestari,2013

Perkembangan Nilai Lahan Di Kecamatan Tanjungpandan Kabupaten Belitung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

G. Tata Ruang wilayah ... 30

H. Pemekaran Wilayah ... 31

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 37

B. Variabel Penelitian ... 39

C. Populasi dan Sample ... 40

1. Populasi ... 40

2. Sample ... 42

a. Sample Wilayah ... 43

b. Sample Penduduk ... 45

D. Teknik Pengumpulan Data ... 47

1. Observasi Lapangan ... 47

2. Wawancara ... 48

3. Studi Literatur ... 49

4. Studi Dokumentasi ... 49

E. Bahan dan Alat penelitian ... 49

1. Bahan ... 49

2. Alat ... 50

F. Instrumen Penelitian ... 50

G. Teknik Pengolahan dan analisis Data ... 51

1. Teknik Pengolahan Data ... 51

(3)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Kondisi Geografis Daerah Penelitian ... 56

1. Kondisi Fisik Daerah Penelitian ... 56

a. Letak dan Luas ... 56

b. Iklim ... 59

c. Geologi ... 69

d. Hidrologi ... 72

e. Tanah ... 78

2. Kondisi Sosial Daerah Penelitian ... 79

a. Komposisi penduduk berdasarkan usia ... 83

b. Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata pencaharian... 87

c. Komposisi penduduk berdasarkan tingkat pendidikan ... 89

B. Analisis dan Pembahasan ... 91

1. Identitas Responden ... 91

a. Responden Berdasarkan Usia ... 91

b. Responden Berdasarkan Mata Pencaharian ... 93

c. Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 95

d. Responden Berdasarkan Pendapataan ... 96

e. Responden Berdasarkan Jumlah Tanggungan Keluarga ... 98

(4)

Anggi Ayu Lestari,2013

Perkembangan Nilai Lahan Di Kecamatan Tanjungpandan Kabupaten Belitung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

a. Faktor ekonomi ... 100

1. Tingkat mata pencaharian berdasarkan responden ... 100

2. Tingkat pendapatan berdasarkan responden ... 102

3. Transaksi jual-beli lahan berdasarkan responden ... 103

4. Luas lahan yang dimiliki responden ... 104

b. Faktor sosial ... 105

1. Jumlah penduduk ... 106

2. Jumlah tanggungan keluarga berdasarkan responden ... 106

3. Tingkat pendidikan berdasarkan responden ... 107

c. Faktor pemerintahan ... 109

1. Fasilitas kesehatan ... 109

2. Fasilitas pendidikan ... 110

3. Fasilitas perniagaan ... 112

4. Jaringan Jalan... 113

5. Sarana transportasi menurut responden ... 117

6. Peraturan daerah zonafikasi wilayah menurut Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) ... 119

7. Pemekaran wilayah ... 120

d. Faktor fisik ... 121

(5)

2. Kondisi lingkungan masyarakat ... 127

3. Letak strategis ... 129

4. Kondisi aktifitas sosial penduduk ... 130

3. Perkembangan nilai lahan ... 138

a. Nilai lahan berdasarkan harga lahan ... 138

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan ... 146

B. Rekomendasi ... 150

DAFTAR PUSTAKA ... 152

(6)

Anggi Ayu Lestari,2013

Perkembangan Nilai Lahan Di Kecamatan Tanjungpandan Kabupaten Belitung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pertumbuhan penduduk indonesia menunjukkan angka yang cukup tinggi dari tahun ke tahun. Pertumbuhan ini memberikan dampak yang nyata dalam berbagai bidang kehidupan masyarakat. Dengan meningkatnya jumlah penduduk maka kebutuham masyarakat otomatis akan meningkat pula mulai dari bidang ekonomi, sosial dan pemerintahan. Mengingat segala aktivitas manusia dilaksanakan diatas lahan untuk pemukiman, perindustrian, perekonomian serta pemerintahan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya maka keberadaan lahan bagi manusia sangatlah penting.

(7)

Meningkatnya kebutuhan dan persaingan dalam penggunaan lahan baik untuk keperluan lainya memerlukan pemikiran yang seksama dalam mengambil keputusan pemanfaatan yang paling menguntukan dari sumberdaya lahan yang terbatas, (Sitorus (2004:34). Dengan semakin berkembangnya pembangunan dan meningkatnya pertambahan penduduk di suatu daerah maka lahan yang dibutuhkan untuk kegiatan non pertanian seperti permukiman, perdagangan, dan industri semakin meningkat yang mengakibatkan terjadi benturan kepentingan fungsi lahan. Perubahan struktur perekonomian akibat dari berkembangnya suatu wilayah berdampak kepada perubahan nilai lahan. Pada umumnya apabila terjadi peningkatan pendapatan penduduk akan menyebabkan naiknya permintaan komoditas non pertanian dengan laju yang lebih tinggi dibandingkan permintaan komoditas pertanian, dan juga naiknya permintaan lahan untuk kegiatan diluar pertanian dengan laju yang lebih cepat dibandingkan kenaikan permintaan lahan untuk kegiatan lahan pertanian, sehingga nilai lahan pertanian menjadi jauh lebih rendah dibandingkan dengan lahan non pertanian.

(8)

Anggi Ayu Lestari,2013

Perkembangan Nilai Lahan Di Kecamatan Tanjungpandan Kabupaten Belitung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

wilayah Kabupaten Provinsi Kepulauan Bangka Belitung khususnya Kabupaten Belitung sendiri. Laju pertumbuhan penduduk alami yang cukup tinggi serta banyaknya penduduk pendatang di Kabupaten Belitung akan menambah kepadatan penduduk dan menyebabkan intensitas kegiatan yang tinggi diberbagai sektor kehidupan.

(9)

tumbuh atau cenderung tumbuh, seperti yang terjadi di Kecamatan Tanjungpandan. Adapun jenis kegiatan budidaya di wilayah Kecamatan Tanjungpandan yang akan dikembangkan terdiri atas kegiatan pemerintahaan dan perkantoran, kegiatan industri, kegiatan pariwisata, kegiatan perdagangan dan jasa, serta kegiatan pemukiman.

Dengan kondisi seperti ini, peneliti mencoba menuangkan permasalah dalam sebuah penilitian. Nilai lahan dapat dijadikan patokan atau dasar untuk penentuan harga suatu lahan disuatu wilayah, disini peneliti akan melihat perkembangan nilai lahan dalam dua kurun waktu Tahun 2000 sebelum terjadinya perkembangan wilayah dan Tahun 2011 setelah terjadinya perkembangan wilayah kemudian akan dibandingkan apakah terdapat perkembangan terhadap nilai lahan tersebut. Dari pemikiran itulah muncul sebuah judul untuk penelitian ini yaitu “PERKEMBANGAN NILAI LAHAN DI KECAMATAN TANJUNGPANDAN KABUPATEN BELITUNG ”.

B. Rumusan Masalah

(10)

Anggi Ayu Lestari,2013

Perkembangan Nilai Lahan Di Kecamatan Tanjungpandan Kabupaten Belitung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

1. Faktor-faktor apa saja yang berpengaruh terhadap perkembangan nilai lahan di Kecamatan Tanjungpandan Kabupaten Belitung?

2. Bagaimana perkembangan nilai lahan yang terjadi di Kecamatan Tanjungpandan Kabupaten Belitung ?

C. Tujuan Penelitian

Melihat permasalahan yang diajukan diatas maka ada beberapa hal yang menjadi tujuan. adapun tujuan yang ingin dicapai adalah :

1. Mengidentifikasi Faktor-faktor apa saja yang berpengaruh terhadap perkembangan nilai lahan di Kecamatan Tanjungpandan Kabupaten belitung? 2. Mengidentifikasi Sejauh mana perkembangan nilai lahan yang terjadi di

Kecamatan Tanjungpandan Kabupaten Belitung ?

D. Manfaat penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian diatas, maka dapat dirumuskan manfaat yang akan dicapai dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

(11)

2. Dapat menjadi masukan yang berguna bagi ilmu pengetahuan dalam menganalisis masalah-masalah perkotaan maupun cabang ilmu yang lain, sehingga dapat menambah referensi keilmuan dan menambah wawasan.

3. Sebagai salah satu syarat untuk Menempuh gelar sarjana.

E. Definisi operasional

1. Lahan

Keterbatasan lahan menuntut adanya suatu sistem alokasi yang efektif dan efisien sehingga penggunaan akan membawa manfaat paling optimal. Karena sebagian besar lahan dapat dipergunakan untuk beragam aktivitas, maka akan terdapat kompetisi kepentingan dalam kepemilikan dan penggunaan lahan.

Lahan ialah suatu daerah dipermukaan bumi dengan sifat-sifat tertentu, dalam hal: iklim (atmosfer), batuan dan struktur (litosfer), berbentuk lahan dan proses (morfosfer), tanah (pedosfer), vegetasi, penggunaan lahan (biosfer) dan fauna atau manusia (antroposfer).Lahan meliputi segala hubungan timbal balik aspek-aspek atau faktor-faktor biofisik di permukaan bumi yang dapat dipandang dari segi ekologikal. (Mangunsukarjo (1996: 1).

(12)

Anggi Ayu Lestari,2013

Perkembangan Nilai Lahan Di Kecamatan Tanjungpandan Kabupaten Belitung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

sebagai subjek penting dalam mempergunakan lahan maka dalam melakukan interaksi dengan lahan, manusia perlu memperhatikan karakter lahan atau wilayah tempat tinggalnya baik secara, fisik maupun sosialnya.

Dalam penelitan ini peneliti lebih menekankan pada lahan dari pada tanah melihat dalam pengertian lahan lebih memiliki arti yang luas serta memiliki makna yang lebih luas dari pada tanah. oleh karna itu untuk bahasan selanjutnya akan ditemukan istilah-istilah lahan.

2. Nilai Lahan

Nilai lahan adalah suatu kesatuan moneter yang melekat pada suatu properti yang dipengaruhi oleh faktor sosial, ekonomi, politik dan faktor fisik yang dinyatakan dalam harga dimana harga ini mencerminkan nilai dari properti tersebut (Presylia, 2002). Perkembanagn nilai lahan terjadi karna adanya hal- hal tertentu yang mempengaruhinya. Untuk itu perlu diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangaan nilai lahan. Karna lahan sendiri merupakan bentuk pengelompokan terhadap tanah, untuk itu faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan nilai lahan diasmusikan berbanding lurus dengan nilai lahan.

(13)

1. Faktor ekonomi, ditunjukkan dengan hubungan permintaan dan penawaran dengan kemampuan ekonomi suatu masyarakat untuk memenuhi kebutuhan dan keinginannya. Variabel permintaan meliputi jumlah tenaga kerja, tingkat upah, tingkat pendapatan dan daya beli, tingkat suku bunga dan biaya transaksi. Variabel penawaran meliputi jumlah lahan yang tersedia, biaya perijinan, pajak dan biaya overhead lainnya.

2. Faktor sosial, ditunjukkan dengan karakteristik penduduk yang meliputi jumlah penduduk, jumlah keluarga, tingkat pendidikan, tingkat kejahatan dan lain-lain. Faktor ini membentuk pola penggunaan tanah pada suatu wilayah.

3. Faktor pemerintah, seperti halnya berkaitan dengan ketentuan perundang-undangan dan kebijakan pemerintah bidang pengembangan atau penggunaan tanah (zoning). Penyediaan fasilitas dan pelayanan oleh pemerintah mempengaruhi pola penggunaan tanah, misalnya fasilitas keamanan, kesehatan, pendidikan, jaringan transportasi, peraturan perpajakan, peraturan admistrasi daerah dan lain-lain.

4. Faktor fisik, antara lain kondisi lingkungan, tata letak atau lokasi dan ketersediaan fasilitas sosial.

(14)

Anggi Ayu Lestari,2013

Perkembangan Nilai Lahan Di Kecamatan Tanjungpandan Kabupaten Belitung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

3. Kecamatan Tanjungpandan

Kecamatan Tanjungpandan Kabupaten Belitung Provinsi Kepulauan Bangka Belitung adalah daerah fokus penelitian. Setelah mengalami pemekaran provinsi yang tadinya bergabung dengan Provinsi Sumatra selatan merubah nama manjadi Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Dari pemekaran provinsi tersebut memberikan banyak dampak bagi Provinsi Kepulauan Bangka Belitung tak terkecuali Kelurahan Tanjungpandan Kabupaten Belitung. Salah satu permasalahan yang disorot yaitu masalah kepadatan penduduk banyaknya pendatanag dari luar kota yang berpindah dan menetap di Kecamatan Tanjungpandan memicu kebutuhan akan lahan non pertanian baik itu pemukiman untuk sektor ekonomi serta untuk tata ruang wilayah pemerintahan. Kebutuhan akan lahan diindikasikan oleh adanya permintaan penawaran, permintan akan lahan yang meningkat sedangkan lahan/tanah tidak bisa ditambah dalam bentuk luasnya maka memicu kenaikan harga lahan di daerah tersebut.

Secara administratif Kecamatan Tanjungpandan berbatasan dengan beberapa Kecamatan yaitu sebelah utara Kecamatan Sijuk, sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Membalong, di sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Badau , dan di daerah barat berbatasan dengan Selat Gaspar dan Kecamatan Selat nasik.

(15)

2000 :5). Terjadinya pemekaran wilayah di Kecamatan Tanjungpandan diikuti oleh kecamatan lainnya seperti Sijuk, Badau, dan Selat Nasik, pemekaran ini semakin meluas ketika Pulau Bangka dan Pulau Belitung memutuskan untuk memisahkan diri dari Provinsi Sumatera Selatan dan membentuk Provinsi baru yakni Provinsi Kepulauan Bangka Belitung pada akhir tahun 2000.

(16)

Anggi Ayu Lestari,2013

Perkembangan Nilai Lahan Di Kecamatan Tanjungpandan Kabupaten Belitung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB III

METODELOGI PENELITIAN

A. JENIS PENELITIAN

Metode penelitian adalah cara utama yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan, misalnya untuk menguji hipotesis dengan menggunakan teknik serta alat-alat tertentu (Surackhmad (1990:40). Dapat disimpulkan bahwa metode penelitian merupakan suatu cara untuk mengolah dan menganalisis data yang digunakan dalam penelitian untuk memperoleh tujuan penelitian. Metode penelitian mempunyai peranan yang sangat penting dalam suatu penelitian, karena dengan pemilihan metode yang tepat dalam penelitian akan menentukan keberhasilan suatu penelitian serta memperjelas langkah-langkah yang harus ditempuh dalam penelitian tersebut.

Ada beberapa jenis metode yang dapat di gunakan dalam penelitian. Untuk penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Metode deskriptif adalah suatu metode penelitian yang bertujuan menganalisis data penelitian yang didapat dari masalah yang ada dilapangan. Tujuan menggunakan metode ini yaitu untuk mengumpulkan data, fakta-fakta daerah penelitian, informasi dan keterangan tentang daerah yang akan di jadikan penelitian.

(17)

untuk memperoleh data yang ada pada saat penelitian dilakukan, data dikumpulkan melalui beberapa teknik, seperti wawancara dan pengamatan atau observasi. Metode survey ini dapat berupa survey deskriptif yang bertujuan untuk memberikan gambaran tentang suatu masyarakat atau suatu kelompok orang tertentu atau gambaran tentang suatu gejala atau hubungan antar suatu gejala atau lebih. Penelitian deskriptif seperti ini menggunakan metode survey, sedangkan teknik pengambilan data yang digunakan adalah studi dokumentasi dan wawancara.

Ada beberapa keuntungan Survei yang lebih lanjut dikemukakan oleh (Pabundu, 1997 : 9) berikut :

a) Dilibatkan oleh banyak orang untuk mencapai generalisasi atau kesimpulan yang dapat dipertanggung jawabkan.

b) Dapat menggunakan berbagai teknik pengumpulan data.

c) Sering tampil masalah – masalah yang sebelumnya tidak diketahui. d) Dapat dibenarkan atau mewakili teori tertentu.

e) Biaya lebih rendah kerena waktunya lebih singkat.

(18)

Anggi Ayu Lestari,2013

Perkembangan Nilai Lahan Di Kecamatan Tanjungpandan Kabupaten Belitung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

B. VARIABEL PENELITIAN

Menurut Arikunto (1998) yang dimaksud dengan “variabel penelitian adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian”. Variabel menujukan suatu arti yang dapat membedakan antara sesuatu dengan yang lainnya. Dua ciri khas variabel yaitu yang pertama, variable dapat membedakan suatu benda dengan benda lainya dan yang ke dua, variabel harus dapat di ukur. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel bebas (indevendent), dan variabel terikat (dependent).

a. Variabel Independen: variabel ini sering disebut dengan variabel stimulus,

prediktor, antacedent. Dalam bahasa Indonesia sering disebut dengan variabel bebas. Variabel bebas ialah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat).

 Faktor ekonomi,  Faktor sosial,  Faktor pemerintah,  Faktor fisik,

b. Variabel Dependen: sering disebut sebagai variabel output, kriteria,

konsekuen. Dalam Bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.

(19)
[image:19.595.100.528.147.479.2]

Variabel Bebas X Variabel Terikat Y Tabel 3.1

Variabel penelitian

C. POPULASI DAN SAMPEL

1. Populasi

Populasi dapat diartikan sebagai identifikasi keseluruhan subjek penelitian, yang dimaksud dengan populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti atas semua kasus individu dan gejala yang ada di daerah penelitian. (Sumaatmaja 1988). Populasi dalam penelitian ini terbagi menjadi 2 yaitu :

a. Polulasi wilayah yang mencakup dari seluruh bidang tanah di wilayah kecamatan Tanjungpandan yang mencakup 12 Kelurahan yaitu Kelurahan Perawas, Kelurahan Pangkal lalang, Kelurahan Kota Tanjungpandan, Kelurahan Juru sebrang, Kelurahan Parit, Kelurahan Paal satu, Kelurahan Air  Faktor ekonomi,

 Faktor sosial,  Faktor pemerintah,  Faktor fisik,

(20)

Anggi Ayu Lestari,2013

Perkembangan Nilai Lahan Di Kecamatan Tanjungpandan Kabupaten Belitung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

[image:20.595.117.506.221.580.2]

saga, Kelurahan Buluh Tumbang, Kelurahan Dukong, Kelurahan Lesung Batang, Kelurahan Air merbau, Kelurahan Tanjungpendam. Dalam hal ini dengan luas seluruh 207.242 KM 2.

Tabel 3.2

Data Luas Tanah Tiap Kelurahan

No Kelurahan Luas (KM 2)

1 Perawas 23.425

2 Pangkal lalang 20.664

3 Kota Tanjungpandan 1.002

4 Juru sebrang 12000

5 Kelurahan parit 1.250

6 Paal satu 8.360

7 Air saga 16.350

8 Buluh tumbang 61.352

9 Dukong 34.253

10 Lesung bstang 15.696

11 Air merbau 10.264

12 Tanjungpendam 1.015

Jumlah 207.242

Sumber: Kecamatan Tanjungpandan dalam angka 2011

(21)
[image:21.595.131.465.150.448.2]

Tabel 3.3

Data jumlah penduduk tiap kelurahan

No Kelurahan Jumlah Penduduk

1 Perawas 12.145

2 Pangkal lalang 12.943

3 Kota Tanjungpandan 5.219

4 Juru sebrang 2.583

5 Kelurahan parit 11.148

6 Paal satu 11.428

7 Air saga 7.184

8 Buluh tumbang 3.476

9 Dukong 3.691

10 Lesung bstang 6.735

11 Air merbau 8.218

12 Tanjungpendam 5.868

Jumlah 90.643 jiwa

Sumber: Kecamatan Tanjungpandan dalam angka 2011

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang dapat mewakili populasi yang bersangkutan, kriteria ini diambil dari keseluruhan sifat-sifat atau generalisasi yang ada pada populasi yang harus dimiliki sampel. (Sumaatmaja (1988:122)

Adapun penentuan jumlah sampel dari populasi yang diteliti sampel saat ini belum ada ketentuan yang jelas tentang batas minimal besarnya sampel yang dapat diambil dan dapat mewakili suatu populasi yang akan diteliti, namun dalam teori sampling dikatakan bahwa sampel yang terkecil dan dapat mewakili distribusi normal adalah 30. ( Pabundu Tika (1997:33)

(22)

Anggi Ayu Lestari,2013

Perkembangan Nilai Lahan Di Kecamatan Tanjungpandan Kabupaten Belitung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu a. Sample Wilayah

Untuk menentukan sample wilayah mencakup Kecamatan Tanjungpandan 12 Kelurahan kemudian dari 12 Kelurahan dipilih lokasi sample berdasarkan atas pertimbangan letak, jarak dan kondisi daerah, kepadatan penduduk serta aksesibilitas dan faktor- faktor sosial lingkungan maka untuk sampel wilayah diambil dari 4 kelurahan baik yang dilalui jalan protokol maupun wilayah yang tidak di lalui jalan protokol, sample wilayah itu mencakaup :

(23)
[image:23.595.131.468.245.596.2]

Gambar 3.1

(24)

Anggi Ayu Lestari,2013

Perkembangan Nilai Lahan Di Kecamatan Tanjungpandan Kabupaten Belitung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu b. Sampel penduduk

Tentang besarnya jumlah sampel yang harus diambil dari populasi tidak ada aturan tertentu yang pasti. Keabsahan sampel terletak pada sifat dan karakteristik yang mendekati populasi, bukan pada besar atau banyaknya. Menurut (Arikunto 2006: 134) mengatakan bahwa banyaknya sampel tergantung pada:

1. Kemampuan peneliti dilihat dari waktu, tenaga, dan dana,

2. Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subjek, karena hal ini menyangkut banyak sedikitnya data,

3. Besar kecilnya resiko yang di tanggung oleh peneliti.

Karena keterbatasan waktu, biaya maupun kemampuan yang penulis miliki, maka peneliti menentukan sampel sebanyak 74 orang dari seluruh populasi. Bedasarkan perhitungan jumlah sampel dengan menggunakan rumus menurut Dixon dan B (Taufik 2011). Dan di peroleh jumlah sampel sebanyak 74 responden. Hasil tersebut diperoleh dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Menentukan presentase karakteristik (P)

�= �ℎ

�ℎ� × 100%

= 10.184

37.047× 100%

= 27,5% dibulatkan menjadi 27 2. Menentukan Variabilitas (V)

�= �(100 − �

(25)

= 44,4 dibulatkan menjadi 44 3. Menentukan Jumlah Sampel (n)

Keterangan : n = Jumlah Sampel

Z = Convidence level atau tingkat kepercayaan 95% dilihat dalam table z hasilnya (1,96)

V = Variabel yang diperoleh dengan rumus diatas C = Convidence limit atau batas kepercayaan (10)

n = 1,96 � 44

10 2

n = 74,4 dibulatkan menjadi 74

4. Menentukan Jumlah Sampel yang dikoreksi (dibetulkan) dengan rumus :

Keterangan :

N’ = Jumlah sampel yang telah dikoreksi

n = Jumlah sampel yang telah dihitung dalam rumus sebelumnya N = Jumlah populasi

= 74

1 + 74

�.� �

(26)

Anggi Ayu Lestari,2013

Perkembangan Nilai Lahan Di Kecamatan Tanjungpandan Kabupaten Belitung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Pengambilan 74 responden tidak pada satu tempat namun tersebar pada beberapa wilayah yang berada di daerah penelitian. Agar pengambilan sampel pada setiap wilayah dapat mewakili populasi, maka sampel pada setiap wilayah ditentukan dengan mengunakan rumus proporsional sebagai berikut :

�= �ℎ �� �

�ℎ 4 � � 74

[image:26.595.115.511.211.537.2]

Hasil perhitungan jumlah KK yang dijadikan sampel pada masing-masing desa dapat dilihat pada Tabel di bawah ini.

Tabel 3.4

Jumlah Sampel Daerah Penelitian

No Desa Jumlah Jumlah

sampel Prosentase(%)

Penduduk KK

1 Perawas 12.145 3.251 24 32

2 Pangkal lalang 12.943 3.736 27 37

3 Kota Tanjungpandan 5.219 1.478 11 15

4 Lesung batang 6.735 1.719 12 16

Jumlah 90.643 24.551 74 100

Sumber : Hasil perhitungan tahun 2012

Untuk sample manusia dipilih penduduk yang mempunyai hak milik atas sebidang tanah yang sudah dijadikan sample yang melakukan penjualan atau pasca penjualan tanah (Pembeli) dalam dua periode yaitu Tahun 2000 dan Tahun 2011.

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi Lapangan

(27)

observasi digunakan untuk melihat lansung daerah yang akan dijadikan sample dari bidang tanah yang diteliti. Ada pun teknik observasi pada penelitian ini dengan menggunakan dua objek penelitian diantaranya objek fisik (kondisi alam) dan objek sosial (kondisi sosial ekonomi penduduk). Observasi yang kita lakukan di lapangan pada umumnya dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu observasi terkontroldan observasi tidak terkontro. (Suma’atmadja (1981:105)

Dalam penelitian ini menggunakan teknik observasi terkontrol yaitu peneliti secara langsung melihat fenomena yang berada di Kecamatan Tanjungpandan Kabupaten Belitung baik objek fisik maupun objek sosial, ada pun beberapa yang ingin diketahuin dari observai lapangan antara lain:

a. Mengidentifikasi kondisi fisik daerah penelitian.

b. Mengidentifikasi faktor-faktor yang berpengaruh terhadap perkembangan nilai lahan di Kecamatan Tanjungpandan.

c. Mengidentifikasi perkembangan nilai lahan di Kecamatan Tanjungpandan.

2. Wawancara

(28)

Anggi Ayu Lestari,2013

Perkembangan Nilai Lahan Di Kecamatan Tanjungpandan Kabupaten Belitung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

informasi dan data salah satunya menggenai perkembangan nilai lahan dari tahun ke tahun.

3. Studi Literatur

Studi literatur digunakan untuk mencari data sekunder yang mendukung permasalahan penelitian melalui buku-buku dari suatu lembaga maupun dari sumber lain. Data yang dibutuhkan seperti buku-buku yang berhubungan dengan perkembangan nilai lahan dan faktor- faktor yang mempengaruhinya.

4. Studi Dokumentasi

Untuk melengkapi data dalam rangka analisa masalah yang sedang diteliti, diperlukan informasi-informasi dan dokumen-dokumen yang berhubungan dengan objek yang dipelajari. Studi dokumentasi merupakan metode pengumpulan data yaitu dengan mencari data mengenai hal-hal variabel yang berupa transkip, catatan-catatan, buku-buku, majalah dan sebagainya. Membaca, memilih, menggunakan dan mempelajari sumber-sumber dokumentasi, memerlukan keterampilan khusus, peneliti tidak perlu menggunakan seluruh dokumen yang ada dengan keterampilan khusus, peneliti dapat memotret fenomena-fenomena yang membuktikan.

E. Bahan dan Alat Penelitian

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bahan

a. Peta Penggunaan Lahan Kota TanjungPandan skala 1: 400.000.

(29)

c. Peta Geologi Kabupaten Belitung skala 1:400.000. d. Peta Topografi Kabupaten Belitung skala 1 : 400.000.

e. Citra Foto udara tahun 2005 dan 2010 sebagai peta dasar penggunaan lahan di Kecamatan Tanjungpandan.

f. Monografi kelurahan beserta data-data sekunder lain yang diperoleh dari berbagai sumber berisi informasi-informasi yang menunjang terhadap objek yang diteliti.

2. Alat

a. GPS untuk mengetahui koordinat pada masing – masing sampel lokasi penelitiandi lapangan.

b. Kamera digital untuk mendokumentasikan kondisi objek penelitian di lapangan

c. Pedoman wawancara untuk memperoleh informasi mengenai responden dan perkembangan nilai lahan serta seluruh aspek yang terdapat di Kecamatan Tanjungpandan.

d. Laptop sebagai alat untuk mengolah data hasil penelitian.

e. Alat tulis untuk mencatat data – data dan informasi yang diperoleh di lapangan.

F. Instrumen Penelitian

(30)

Anggi Ayu Lestari,2013

Perkembangan Nilai Lahan Di Kecamatan Tanjungpandan Kabupaten Belitung

[image:30.595.108.516.164.568.2]

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Tabel 3.5

Kisi-kisi Instrumen Penelitian Perkembangan Nilai Lahan di Kecamatan Tanjungpandan Kabupaten Belitung Barat

Variabel Bentuk

instrumen

No. Pertanyaan

1. Pemekaran wilayan

a. Zonafikasi wilayah menurut RTRW

 Format wawancara  Format

Observasi

B 1- B 3,B 7,B 9 C 12

2. Sosial

a. Jumlah penduduk

b. Jumlah Kepala Keluarga c. Tingkat pendidikan d. Fasilitas umum

e. Infrastruktur

 Pencarian data observasi  Format

observasi

D. a1 – D. a5

3. Ekonomi

a. Pendapatan

 Format

wawancara B 3 - B 6, C 4

4. Fisik

a. Peruntukan lahan

b. Aksesibilitas c. Lokasi d. Jarak e. Utilitas  Format wawancara  observasi Lapangan C 2

D.b1 - D. b3 D. c1 - D. c4 D .a1 - D .a2

5. Status lahan C 13

Sumber : Penelitian tahun 2012

G. Teknik Pengolahan dan analisis Data

1. Teknik Pengolahan data

(31)

diperoleh harus diolah terlebih dahulu agar mudah untuk dianalisis, adapun langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Melakukan pengecekan terhadap kelengkapan data, artinya memeriksa kelengkapan identitas responden, memeriksa isi instrumen pengumpul data dan macam isian data.

b. Editing data adalah penelitian kembali data yang telah dikumpulkan dengan menilai apakah data yang telah dikumpulkan tersebut cukup baik atau relevan untuk diproses atau diolah lebih lanjut. Dalam proses edititing ini ada beberapa hal yang harus diteliti kembali diantaranya kelengkapan pengisian intrumen penelitian.

c. Coding dan Frekuensi, Coding adalah usaha pengklasifikasi jawaban dari para responden. Dalam melakukan coding jawaban responden diklasifikasikan dengan memberikan kode tertentu berupa angka. Setelah coding dilaksanakan, langkah selanjutnya yang perlu dilakukan adalah menghitung frekuensi.

d. Tabulasi, Langkah selanjutnya adalah tabulasi. Dimana, tabulasi merupakan proses penyusunan dan analisis data dalam bentuk tabel.

2. Analisis Data

(32)

Anggi Ayu Lestari,2013

Perkembangan Nilai Lahan Di Kecamatan Tanjungpandan Kabupaten Belitung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu a. Analisis data secara statistik

Analisis data kuantitatif hanya terbatas pada teknik pengolaan data seperti mambaca grafik, tabel, dan lainnya. Data yang didapat dilapangan dengan menggunakan analisis data Perkembangan nilai lahan menggunakan analisis regresi liner.

b. Analisis data persentase.

Analisis persentase digunakan untuk mengetahui kecenderungan-kecendeungan dari jawaban responden, untuk menghitung perolehan nilainya, digunakan persamaan sebagai berikut:

Persentase=

Keterangan:

F = Frekuensi tiap kategori jawaban responden N = Jumlah keseluruhan responden

P = Besarnya persentase

(33)
[image:33.595.131.483.167.580.2]

Tabel 3.6

Kriteria Penilaian Persentase

Persentase Kriteria

0 Tidak ada Perkembangan nilai lahan

1-24 Sebagian kecil ada Perkembangan nilai lahan 25-49 Hampir setengah Perkembangan nilai lahan 50 Setengahnya ada Perkembangan nilai lahan 51-74 Sebagian besar ada Perkembangan nilai lahan 75-99 Hampir seluruhnya ada Perkembangan nilai lahan 100 Seluruhnya ada Perkembangan nilai lahan

(34)

Anggi Ayu Lestari,2013

Perkembangan Nilai Lahan Di Kecamatan Tanjungpandan Kabupaten Belitung

(35)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dapat dikemukakan kesimpulan berikut :

1. Faktor-faktor apa saja yang berpengaruh terhadap perkembangan nilai lahan di Kecamatan Tanjungpandan Kabupaten Belitung.

a. Faktor ekonomi, ditunjukkan dengan hubungan permintaan dan penawaran dengan kemampuan ekonomi suatu masyarakat untuk memenuhi kebutuhan dan keinginannya. meliputi Tingkat Mata Pencaharian, Tingkat penghasilan, dan Transakasi jual beli lahan lahan berpengaruh terhadap perkembangan nilai lahan dan untuk transaksi jual beli lahan yang paling dominaan adalah transaksi pembelian lahan, sedangkan jumlah lahan yang tersedia. tidak berpengaruh terhadap perkembangan nilai lahan karna banyaknya lahan yang tersedia dapat memenuhi permintaan akan lahan.

(36)

Anggi Ayu Lestari,2013

Perkembangan Nilai Lahan Di Kecamatan Tanjungpandan Kabupaten Belitung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

tetapi Jumlah tangunaan keluarga dan tingkat pendidikan mempengaruhi perkembangan nilai lahan.

c. Faktor pemerintah, seperti halnya berkaitan dengan ketentuan perundang-undangan dan kebijakan pemerintah bidang pengembangan atau penggunaan tanah. Penyediaan fasilitas dan pelayanan oleh pemerintah mempengaruhi pola penggunaan tanah. fasilitas kesehatan, pendidikan, jaringan transportasi, peraturan admistrasi daerah dan lain-lain. Berdasarkan penelitian faktor pemerintahan berdasarkan indikator :Fasilitas kesehatan , Fasilitas pendidikan, Fasilitas perniagaan, jaringan jalan, Saran trasportasi, peraturan pemerintah berdasarkan RTRW dan peraturan daerah berdasarkan pemekaran wilayah tentunya berpengaruh terhadap perkembangan nilai lahan di Kecamatan Tanjungpandan. Dapat diambil kesimpulan Faktor pemerintah 100% berpengaruh terhadap perkembangan nilai lahan di Kecamatan Tanjungpandan Kabupaten Belitung.

d. Faktor fisik berdasarkan penelitian yang telah di lakukan dapat di simpulkan indikator fisik antara lain pengunaan lahan , Kondisi lingkungan masyarakat, Letak strategis dan Kondisi Aktivitas Sosial Ekonomi Penduduk 100% berpengaruh terhadap perkembangan nilai lahan di Kecamatan Tanjungpandan.

(37)

faktor fisik yang telah di bahas sebelumnya hampir 90% memiliki pengaruh terhadap perkembangan nilai lahan di Kecamatan Tanjungpandan Kabupaten Belitung.

2. Bagaimana perkembangan nilai lahan yang terjadi di Kecamatan Tanjungpandan Kabupaten Belitung. Perkembangan nilai lahan dalam kurun waktu sebelas tahun sangat mampengaruhi perkembangan harga lahan, daerah penelitian yang memiliki perkembangan harga lahan paling pesat atau tinggi terjadi di Kecamatan Kota Tanjungpandan, kemudian diikuti oleh Kecamatan Pangkal lalang, Kecamatan Lesung batang dan yang memiliki perkembangan nilai lahan yang cukup lambat atau rendah adalah di Kecamatan Perawas. Perkembangan nilai lahan di Kecamatan Kota Tanjungpandan dipengaruhi oleh nilai strategis yang dekat dengan daerah pusat perekonomian serta pemerintahan. Aksesibilitas yang mudah atau letak yang strategis dekat dengan pusat perekonomian sangat mempengaruhi perkembangan permukiman dan fasilitas umum di beberapa kelurahan diantaranya Kelurahan Pangkal lalang.

B. Rekomendasi

Berdasarkan kesimpulan di atas, penulis memberikan implikasi atau rekomendasi sebagai berikut:

(38)

Anggi Ayu Lestari,2013

Perkembangan Nilai Lahan Di Kecamatan Tanjungpandan Kabupaten Belitung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

dan pelestarian lahan serta sumberdaya alam yang ada. Karena Kabupaten Belitung Barat merupakan salah satu daerah penghasil timah terbesar di Indonesia.

2. Bagi masyarakat khususnya para penambang sudah seharusnya pertambangan yang ada tidak mengurani nilai kelestarian lingkungan terutama kelestarian lahan, sudah seharusnya para penambang bertanggung jawab untuk melakukan reklamasi lahan sehingga lahan bekas pertambangan bisa dipergunakan lagi dan tidak mengurani nilai-nilai lahan. Dengan sikap yang bijak dan menjaga kelestarian lahan tentu saja akan terus meningkatkan perkembangan nilai dan harga lahan di kecamatan Tanjungpandan Kabupaten Belitung.

(39)

DAFTAR PUSTAKA

Arianto dkk. (1988). Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Arikunto Suharsimi. 1998. Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek. Jakarta. Bumi Aksara.

Ariyani, Dian. 2009. Skripsi : Model Pendugaan nilai tanah di kawasan jalur lingkar utara kota probolinggo (studi kasus : kecamatan mayangan kota

probolinggo): FTSP – ITS

Arsyad, S. (1989). Konservasi Tanah dan Air. Bogor: IPB Press.

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Kabupaten Belitung. Data Klimatologi 2002-2011. Kecamatan Tanjungpandan Kabupaten Belitung

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Kabupaten Belitung. Peta Ketersediaan air tanah 2012. Kecamatan Tanjungpandan Kabupaten

Belitung

Badan Pusat Statistik Kabupaten Belitung. Belitung dalam angka 2000. Kabupaten Belitung, penerbit BPS KABUPATEN BELITUNG

Badan Pusat Statistik Kabupaten Belitung. Belitung dalam angka 2010. Kabupaten Belitung, penerbit BPS KABUPATEN BELITUNG

(40)

Anggi Ayu Lestari,2013

Perkembangan Nilai Lahan Di Kecamatan Tanjungpandan Kabupaten Belitung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Badan Pusat Statistik Kabupaten Belitung. 2011. Kecamatan Dalam Angka 2011. Kecamatan Tanjungpandan. Kabupaten Belitung.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Belitung. 2006. Kecamatan Dalam Angka 2011. Kecamatan Tanjungpandan. Kabupaten Belitung.

BAPPEDA, (2006) Peta Penggunaan Lahan skala 1:35.000 Belitung : BAPPEDA BAPPEDA, (2006) Peta Geologi skala 1:35.000 Belitung : BAPPEDA

BAPPEDA, (2006) Peta Administrasi Kabupaten Belitung skala 1:35.000 Belitung : BAPPEDA

BAPPEDA. 2011 . Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Belitung (RTRW) 2005- 2014 . Kecamatan Tanjungpandan Kabupaten Belitung

Bintarto, R. (1984). Interaksi Desa Kota dan Permasalahannya. Yogjakarta: Ghalia Inonesia.

Bintarto dan Surastopo H. (1987). Metode Analisis Geografi. Jakarta: LP3S. Budiharjo, E. (1992). Sejumlah Masalah Permukiman Kota. Bandung: Alumni. Daldjoeni, N. (1992). Geografi Baru Organisasi Keruangan dalam Teori dan

Praktek. Bandung: Alumni.

Departemen Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jendral Pajak kantor wilayah Kabupaten Belitung.

(41)

Djuniardi, Luky. 1997. Skripsi : Studi Keandalan Luas Persil Dalam Pendaftaran Tanah Sistematik di Perkotaan dan Pedesaan. Bandung : Departement

Teknik Geodesi ITB.

Ernawati, Ririn. 2005. Skripsi : Studi Pemodelan Nilai Tanah di Kota Tulungagung Kabupaten Tulungagung. Malang : Fakultas Teknik

Universitas Brawijaya.

Herman Hermit, 2009, Teknik penafsiran harga tanah perkotaan ( teori dan praktek penilaian tanah), penerbit mandar maju, Bandung.

Jamulya dan Sunarto. (1991). Evaluasi Sumberdaya Lahan-Evaluasi Kemampuan Lahan. Yogyakarta: Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada.

Jayadinata, Johara T. 1999. Tata Guna Tanah Dalam Perencanaan Pedesaan, Perkotaan dan Wilayah . Bandung : ITB

Klasifikasi dan besarnya Nilai jual Objek pajak Kabupaten Belitung tahun 2011, Lazirosa, Presylia. 2002. Studi Kajian Mengenai Desain Kemasan Cup Produk

Air Mineral Dengan Tingkat Preferensi dan Loyalitas Konsumen di

Surabaya. Surabaya : Universitas Kristen Petra.

Mangunsukardjo, K. (1996). Pelatihan Evaluasi Sumberdaya Lahan, Pengantar Evaluasi sumberdaya Lahan.Yogyakarta.

Manning, Christ & Effendi, Tadjudin Noer, Urbanisasi, Pengangguran dan Sektor Informal di Kota, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta, 1991

(42)

Anggi Ayu Lestari,2013

Perkembangan Nilai Lahan Di Kecamatan Tanjungpandan Kabupaten Belitung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Pabundu Tika. (1997). Metode Penelitian Geografi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Rafi’I, S. (1986). Metode Statistik Analisa. Bandung: Bina cipta

Rizky, Fachrul. 2004. Skripsi: Tinjauan Aspek Hukum dan Teknis Pelaksanaan Redistribusi Tanah Hasil Landreform di Kota Surabaya (Studi Kasus

Kelurahan Romokalisari) .

Risky lestari. 2012. Skripsi : pengaruh konservasi lahan petanian menjadi pemukiman terhadap harga lahan di kelurahan babakan kecamatan

cibeureum kota sukabumi. Bandung : Jurusan Pendidikan geografi

FPIPS-UPI

Riza, Moch. 2005. Skripsi : Aplikasi Sistem Informasi Geografis untuk Pembuatan Nilai Jual Obyek Pajak (NJOP) Bumi di Kota Surabaya.

Surabaya : Program Studi Teknik Geodesi FTSP-ITS.

Rosanti, ely Media. 2006. Skripsi : Evaluasi Nilai Tanah Setelah Program Konsolidasi Tanah (Studi Kasus: Desa Kembangsri Kecamatan Ngoro

Kabupaten Mojokerto). Surabaya : Program Studi Teknik Geodesi

FTSP-ITS.

Sadyohutomo, Mulyono. 2006. Penatagunaan Tanab Sebagai Subsistem dari Penataan Ruang. Malang : Jurusan Perencanaan Wilayah dan

Kota-FTSP-ITN.

(43)

Sarah, Kurdinanto. 2004. Aspek Perumusan Nilai Tanab Sebagai Masukan Kebijaksanaan Tanab Perkotaan. Bandung : Program Studi Perencanaan

Wilayah dan Kota FTSP-ITB

Sitorus, Santun RP. (1986). Survei Tanah dan Penggunaan Lahan. Bogor: Lab. Survei Tanah dan Evaluasi Lahan.

Sitorus, Santun RP.(2004). Evaluasi Sumberdaya Lahan. Bandung: Tarsito

Soemarwoto, O. (1985). Ekologi, Lingkungan Hidup, dan Pembangunan. Jakarta: Djambatan

Sadyohutomo, Mulyono. 2006. Penatagunaan Tanab Sebagai Subsistem dari Penataan Ruang. Malang : Jurusan Perencanaan Wilayah dan

Kota-FTSP-ITN.

Sumaatmadja, Nursid, (1988). Studi Geografi, Suatu Pendekatan dana Analisa Keruangan, Bandung: Alumni, 1981.

Sumaatmadja, N. (1988). Geografi Pembangunan. Jakarta. Depdikbud: Proyek Pengembangan Lembaga pendidikan tenaga kependudukan.

Sujarto, Djoko. 1986. Konsolidasi Laban Perkotaan Sebagai Suatu Model Peogelolaao Laban. Bandung : Jurusan Teknik Planologi FTSP-ITB.

Surakhmad, W. (1996). Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar Metoda Teknik. Bandung: Tarsito

Taufik tricahyo . 2011. Alih fungsi lahan sawah menjadi permukiman dan

perubahan nilai lahan di kecamatan warung kondang kabupaten

(44)

Anggi Ayu Lestari,2013

Perkembangan Nilai Lahan Di Kecamatan Tanjungpandan Kabupaten Belitung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Yuniarto, T dan Woro, S. (1991). Evaluasi Sumberdaya Lahan-Kesesuaian Lahan. Yogyakarta: fakultas Geografi UGM.

Gambar

Variabel penelitianTabel 3.1
Tabel 3.2 Data Luas Tanah Tiap Kelurahan
Tabel 3.3 Data jumlah penduduk tiap kelurahan
Gambar 3.1 Peta sample wilayah daerah penelitian Kecamatan Tanjungpanda
+4

Referensi

Dokumen terkait

Eksistensi Program Studi Ekonomi Islam di Fakultas Ilmu Agama Islam Universitas Islam Indonesia merupakan jawaban terhadap tuntutan perkembangan zaman di masa mendatang

The local stability of the disease free and endemic equilibrium exists when the basic reproduction number less or greater than unity, respectively.. If the

Liputannya adalah silabus, yang dapat digunakan untuk membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), sehingga langkah-langkah pembelajaran, kegiatan inti pembelajaran,

kekuatan faktor-faktor ekonomi yang dapat mempengaruhi kondisi permintaan dan penawaran valuta asing di pasar valuta asing. Faktor-faktor tersebut antara lain adalah

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mendeskripsikan peran kepemimpinan Sri Sultan Hamengku Buwono X dalam manajemen seni pertunjukan yang dilakukan di Kraton Yogyakarta;

Serangan PBKo pada tanaman kopi di Kabupaten Simalungun dari ketiga Kecamatan yaitu Kacamatan Raya, Kecamatan Pane dan Kecamatan Purba, ketiga Kecamatan ini intensitas

Tujuan Pengabdian kepada Masyarakat ini adalah memberikan pengetahuan dasar tentang pupuk hayati kepada petani di desa Sinagar dan Linggajati serta meningkatkan

Tujuan dari penulisan ini adalah Pemanfaatan limbah plastik sebagai sarana budidaya toga dengan sistem vertikultur melalui pendidikan lingkungan pada masyarakat.. Metode