• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGGUNAAN MEDIA SIMULASI VIRTUAL PADA PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN KONSEPTUAL INTERAKTIF DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP KAITANNYA DENGAN FENOMENA FISIS MATERI LISTRIK STATIS.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGGUNAAN MEDIA SIMULASI VIRTUAL PADA PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN KONSEPTUAL INTERAKTIF DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP KAITANNYA DENGAN FENOMENA FISIS MATERI LISTRIK STATIS."

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI

A. Pendekatan Pembelajaran Konseptual Interaktif ... 14

B. Pendekatan Pembelajaran Konvensional ... 20

C. Media Simulasi Virtual ... 22

D. Pemahaman Konsep ... 26

E. Miskonsepsi dan Identifikasi ... 29

F. Model Pembelajaran Fisika ... 35

G. Deskripsi Materi Listrik Statis ... 36

BAB III. METODELOGI PENELITIAN ... 45

(2)

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 58

A. Hasil Penelitian ... 58

1. Peningkatan pemahaman konsep listrik statis ... 58

a. Deskripsi peningkatan pemahaman konsep ... 58

b. Uji statistik peningkatan pemahaman konsep ... 61

2. Peningkatan Pemahaman Feomena Listrik Statis ... 62

a. Deskripsi peningkatan pemahaman fenomena ... 62

b. Uji Statistik peningkatan pemahaman fenomena ... 63

3. Perbandingan Rata-rata Persentase Kuantitas Miskonsepsi pada pemahaman konsep dan fenomena materi listrik statis setelah implementasi pendekatan pembelajaran ... 64

a. Deskripsi miskonsepsi pemahaman konsep ... 64

b. Deskripsi miskonsepsi pemahaman fenomena ... 66

4. Deskripsi aktivitas siswa dan guru selama kegiatan pembelajaran dengan pendekatan konseptual interaktif ... 68

5. Tanggapan Guru terhadap Penggunaan Media Simulasi Virtual dengan Pendekaan Pembelajaran Konseptual Interaktif ... 70

6. Tanggapan siswa terhadap penggunaan media simulasi virtual dengan pendekaan pembelajaran konseptual interaktif ... 71

B. Pembahasan ... 72

1. Perbandingan rata-rata nilai N-gain pemahaman konsep yang diperoleh dari penggunaan media simulasi virtual pada pembelajaran dengan pendekatan konseptual interaktif materi listrik statis ... 72

2. Perbandingan rata-rata nilai N-gain pemahaman fenomena yang diperoleh dari penggunaan media simulasi virtual pada pembelajaran dengan pendekatan konseptual interaktif materi listrik statis ... 74

3. Identifikasi miskonsepsi, tidak tahu konsep dan tahu konsep pada pemahaman konsep dan fenomena fisis listrik statis ... 75

4. Aktivitas siswa dan guru pada penggunaan media simulasi virtual dengan pendekatan konseptual interaktif materi listrik statis ... 77

5. Tanggapan siswa dan guru terhadap penggunaan media simulasi virtual dengan pendekatan pembelajaran konseptual interaktif materi listrik statis ... 78

6. Keunggulan dan kelemahan penggunaan media simulasi virtual dengan pendekatan pembelajaran konseptual interaktif materi listrik statis ... 79

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 81

A. Kesimpulan ... 81

B. Saran ... 83

(3)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Era globalisasi merupakan babak baru dalam dunia pendidikan di Indonesia. Untuk menghadapi tantangan ini diperlukan sumber daya manusia yang berkualitas tinggi, sebagaimana diungkapkan dalam studi yang dilakukan oleh Bank Dunia bahwa kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh sumber daya manusia ketimbang sumber daya alamnya (Furqon, 2006).

Berdasarkan hasil studi yang dilakukan oleh UNDP tahun 2005 menunjukkan bahwa HDI (Human Development Index), Indonesia menduduki peringkat 110 dari 117 negara yang disurvei sementara Singapura, Brunai, Malaysia dan Thailand masing-masing menduduki peringkat 25, 33, 61 dan 73. Laporan dari TIMSS (Trends in Mathematics and Science Study) pada tahun 2003 manunjukkan bahwa Indonesia menempati peringkat ke-35 dalam literasi matematika dan peringkat ke-37 dalam literasi sains dari 46 negara peserta.

(4)

kurang variatif, memiliki kecenderungan pada metode tertentu dan kadang-kadang tidak memperhatikan tingkat pemahaman konsep siswa terhadap informasi yang disampaikan. Siswa kurang aktif dalam proses belajar, siswa lebih banyak mendengar dan menulis, menyebabkan kurangnya pemahaman konsep oleh siswa. Rendahnya penguasaan konsep IPA disebabkan oleh penggunaan pola pikir yang rendah pada pembentukan sistem konseptual IPA (Liliasari, 1996). Model pembelajaran sebelumnya belum dapat membantu siswa memperoleh pemahaman konsep dengan baik dan jarang mendorong siswa menggunakan penalaran logis yang tinggi.

Peran pendekatan sangat penting dalam kegiatan pembelajaran, apalagi dalam konteks Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Kurikulum, guru, siswa dan sarana merupakan komponen pembelajaran, maka pendekatan merupakan cara agar setiap komponen tersebut berperan secara optimal dalam pembelajaran sehingga tercapai tujuan yang diharapkan. Hasil belajar siswa diharapkan dapat meningkat melalui pendekatan pembelajaran yang sesuai, dalam hal ini pola pembelajaran konseptual diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar.

(5)

konsep seperti pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Beberapa tahun terakhir ini, berbagai upaya perubahan pendekatan pembelajaran telah dicoba dikembangkan dan penerapannya telah dikaji melalui serangkaian aktivitas penelitian. Hasilnya cukup memberi harapan, dari proses penelitian, nampak bahwa penggunaan pendekatan-pendekatan baru dapat lebih meningkatkan pemahaman konsep fisika dibandingkan dengan pendekatan tradisional.

Hasil penelitian Andi Suhandi, dkk. (2003), Dadi Rusdiana, dkk. (2003), Yuyu R Tayubi, dkk. (2004), dalam penelitian hibah perguruan tinggi yang berjudul Peningkatan Pemahaman Konsep Fisika Melalui Pendekatan Pembelajaran Berbasis Konseptual Secara Interaktif, mengungkapkan bahwa

Penggunaan pendekatan pembelajaran berbasis konseptual secara interaktif secara signifikan dapat lebih meningkatkan pemahaman konsep siswa dibanding pendekatan konvensional.

Hasil penelitian Andi Suhandi, dkk. (2008), dalam penelitian hibah Kompetitif UPI yang berjudul Penggunaan Media Simulasi Virtual dalam Pembelajaran Fisika untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep dan

Meminimalkan Miskonsepsi menyatakan bahwa penggunaan media simulasi

virtual secara signifikan dapat lebih meningkatkan pemahaman konsep dan meminimalkan miskonsepsi siswa dibandingkan dengan menggunakan media simulasi virtual dengan pendekatan konvensional.

Hasil penelitian Antti Savinainen dan Philip Scott (2001), dengan judul Interactive Conceptual Instruction menyatakan bahwa penggunaan pendekatan ini

(6)

Hasil penelitian McKagan (2007), dalam penelitiannya yang berjudul Developing and Researching PhET Simulations for Teaching Quantum Mechanics

mengungkapkan bahwa simulasi PhET untuk mekanika kuantum membantu kesulitan mahasiswa memahami mekanika yang menurut mahasiswa sulit karena bersifat abstrak.

Pesatnya perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi sangat mempengaruhi setiap aspek kehidupan, tak terkecuali pendidikan. Menurut Harry Firman (Sa’duddin, 2006), Aplikasi Teknologi Informasi yang nyata misalnya dengan hadirnya multimedia dalam bidang pendidikan yang melahirkan terobosan baru dalam meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses pembelajaran. Beberapa pengembangan media pembelajaran tentunya akan sangat membantu dalam mengatasi permasalahan-permasalahan dalam pembelajaran di sekolah. Media Simulasi Virtual merupakan software komputer yang dapat dijadikan salah satu media pembelajaran di sekolah. Menurut Levie (Subagja, 2006), program aplikasi dalam software komputer dapat digunakan untuk memvisualisasikan suatu materi pelajaran yang mampu membentuk pemikiran siswa sehingga mempermudah pemahaman dan pengertian terhadap suatu materi. Bentuk visualisasi suatu fenomena fisika dalam hal ini dapat membantu siswa dalam memahami konsep dengan lebih baik.

(7)

Pendekatan konseptual interaktif dimulai dengan penguasaan konsep terlebih dahulu, kemudian dilanjutkan dengan metode demonstrasi (simulasi virtual) yang berguna untuk memfokuskan perhatian siswa dan selanjutnya siswa yang berada dalam kelompok melakukan interaksi sesama siswa atau diskusi. Pendekatan ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa melalui proses dialog, siswa dapat mengemukakan pandangannya tentang suatu konsep. Upaya peningkatan pemahaman konsep fisika dengan menggunakan pendekatan pembelajaran ini diharapkan dapat memberikan hasil yang lebih optimal.

Berdasarkan pernyataan di atas, maka perlu suatu pendekatan pembelajaran konseptual interaktif dengan menggunakan media simulasi virtual guna meningkatkan pemahaman konsep siswa. Pendekatan ini, antara lain sangat diperlukan ketika siswa mempelajari materi Listrik Statis. Adapun dipilihnya materi Listrik Statis sebagai materi pembelajaran dalam pendekatan ini didasarkan atas beberapa pertimbangan. Pertama, materi Listrik Statis memerlukan pemahaman konsep sebelum memahami rumus, tetapi pada kenyataannya pembelajaran yang dilakukan lebih fokus pada penyelesaian soal. Kedua, materi Listrik Statis dapat terlihat langsung di kehidupan sehari-hari tetapi banyak siswa yang tidak mengetahui konsep Listrik Statis yang ada di lingkungannya. Ketiga, dalam mempelajari materi ini, banyak siswa yang mengalami kesulitan memahami konsep sehingga sering terjadi kesalahan konsep (miskonsepsi).

(8)

Listrik Statis yang lebih mendalam, maka siswa memerlukan banyak pengalaman antara lain: banyak membaca, merenungkan, komunikasi dan sebagainya.

Berangkat dari hal di atas, penulis mencoba untuk mengadakan penelitian di salah satu Sekolah Menengah Atas di Kabupaten Karimun-Kepri. Adapun yang akan penulis teliti adalah “Penggunaan Media Simulasi Virtual pada

Pembelajaran dengan Pendekatan Konseptual Interaktif dalam Meningkatkan

Pemahaman Konsep Kaitannya dengan Fenomena Fisis pada Materi Listrik

Statis”.

B. Rumusan Masalah

Agar penelitian ini mencapai sasaran sesuai dengan tujuan yang diharapkan, penulis merasa perlu untuk merumuskan apa yang menjadi permasalahannya. Secara umum, rumusan masalahnya adalah: “Apakah pembelajaran dengan pendekatan konseptual interaktif yang menggunakan

media simulasi virtual lebih dapat meningkatkan pemahaman konsep kaitannya

dengan fenomena fisis dibandingkan dengan pendekatan pembelajaran

konvesional?”.

Dari rumusan di atas, penulis merinci kembali beberapa pertanyaan penelitian, sebagai berikut:

(9)

pembelajaran dengan pendekatan konvensional menggunakan media simulasi virtual?

2. Bagaimanakah perbandingan peningkatan pemahaman fenomena fisis siswa pada materi listrik statis antara siswa yang mendapat pembelajaran dengan pendekatan konseptual interaktif menggunakan media simulasi virtual dengan siswa yang mendapat pembelajaran dengan pendekatan konvensional menggunakan media simulasi virtual?

3. Bagaimanakah tingkat efektivitas pembelajaran dengan pendekatan konseptual interaktif menggunakan media simulasi virtual dibandingkan pembelajaran dengan pendekatan konvensional menggunakan media simulasi virtual? 4. Bagaimanakah perbandingan tingkat miskonsepsi siswa setelah pembelajaran

konsep listrik statis antara siswa yang mendapat pembelajaran dengan pendekatan konseptual interaktif menggunakan media simulasi virtual dengan siswa yang mendapat pembelajaran dengan pendekatan konvensional menggunakan media simulasi virtual?

(10)

C. Batasan Masalah

Agar permasalahan dalam penelitian ini terfokus pada hal yang diharapkan, maka ruang lingkup penelitian ini dibatasi pada beberapa hal seperti diuraikan di bawah ini.

1. Pendekatan pembelajaran konseptual interaktif hanya dilaksanakan di kelas eksperimen, sedangkan di kelas kontrol dilaksanakan pendekatan konvensional. Namun, untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol menggunakan media simulasi virtual yang sama.

2. Pemahaman konsep dalam penelitian ini adalah kemampuan siswa dalam memahami konsep-konsep listrik statis secara ilmiah yang terdapat dalam tingkat kognitif Bloom baik konsep secara teori maupun penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

3. Pemahaman fenomena fisis yang diukur dalam penelitian ini adalah pemahaman siswa mengetahui gejala atau kejadian listrik statis yang ada di lingkungan (alam) maupun teknologi buatan manusia.

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

(11)

2. Mengetahui perbandingan peningkatan pemahaman fenomena fisis siswa pada materi listrik statis antara siswa yang mendapat pembelajaran dengan pendekatan konseptual interaktif menggunakan media simulasi virtual dengan siswa yang mendapat pembelajaran dengan pendekatan konvensional menggunakan media simulasi virtual.

3. Mengetahui perbandingan tingkat efektivitas pembelajaran dengan pendekatan konseptual interaktif menggunakan media simulasi virtual dibandingkan dengan pendekatan pembelajaran konvensional menggunakan media simulasi virtual.

4. Mengetahui perbandingan tingkat miskonsepsi siswa setelah pembelajaran konsep listrik statis antara siswa yang mendapat pembelajaran dengan pendekatan konseptual interaktif menggunakan media simulasi virtual dengan siswa yang mendapat pembelajaran dengan pendekatan konvensional menggunakan media simulasi virtual.

5. Mengetahui tanggapan siswa dan guru terhadap pembelajaran dengan pendekatan konseptual interaktif menggunakan media simulasi virtual dengan pembelajaran pendekatan konvensional menggunakan media simulasi virtual pada pembelajaran listrik statis.

E. Manfaat Penelitian

(12)

media simulasi virtual untuk meningkatkan pemahaman konsep kaitannya dengan fenomena listrik statis serta dapat digunakan oleh berbagai pihak yang berkepentingan, baik untuk keperluan implementasi maupun untuk penelitian lebih lanjut.

F. Asumsi dan Hipotesis Penelitian

a. Asumsi yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

1. Pembelajaran dengan pendekatan konseptual interaktif menggunakan media simulasi virtual dapat memfasilitasi terjadinya proses latihan berpikir untuk meningkatkan pemahaman konsep fisika.

2. Pembelajaran dengan pendekatan konseptual interaktif menggunakan media simulasi virtual dapat mengaplikasi pengetahuan siswa ke dalam situasi yang ada di lingkungannya.

3. Prosedur- Prosedur yang dilakukan pada pembelajaran dengan pendekatan konseptual interaktif menggunakan media simulasi virtual dapat membantu siswa mengurangi miskonsepsi.

(13)

b. Hipotesis Penelitian

1. Pendekatan pembelajaran konseptual interaktif menggunakan media simulasi virtual secara signifikan dapat lebih meningkatkan pemahaman konsep listrik statis siswa dibanding dengan penggunaan pendekatan pembelajaran konvensional yang menggunakan media simulasi virtual.

(Ha

1

:

µ

e

>

µ

k

)

2. Pendekatan pembelajaran konseptual interaktif menggunakan media simulasi virtual secara signifikan dapat lebih meningkatkan pemahaman fenomena listrik statis siswa dibanding dengan penggunaan pendekatan pembelajaran konvensional yang menggunakan media simulasi virtual.

(Ha

2

:

µ

e

>

µ

k

)

G. Definisi Operasional

Untuk memberikan konsep yang sama dan menghindari kesalahan penafsiran terhadap istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maka perlu dijelaskan definisi operasional sebagai berikut:

1. Pendekatan Konseptual Interaktif

(14)

2. Pendekatan konvensional

Pembelajaran konvensional adalah pembelajaran yang berpusat pada guru yang didominasi oleh metode ceramah dan tanya jawab, dimana guru cenderung lebih aktif sebagai sumber informasi bagi siswa dalam menerima pelajaran. Adapun langkah-langkah pembelajaran konvensional diawali oleh guru memberi informasi, kemudian menerangkan suatu konsep, lalu siswa bertanya, guru memeriksa apakah siswa sudah mengerti atau belum, guru memberikan contoh soal aplikasi konsep, selanjutnya guru meminta siswa untuk mengerjakan di papan tulis. Siswa bekerja secara individual atau bekerja sama dengan teman yang duduk di sampingnya, kegiatan terakhir siswa mencatat materi yang diterangkan dan diberi soal-soal pekerjaan rumah (Ruseffendi, 1991)

3. Fenomena Fisis

Fenomena Fisis merupakan suatu fenomena fisika yang berupa gejala-gejala atau kejadian-kejadian yang bersifat fisis yang ada di Alam maupun teknologi buatan manusia yang terkait dengan konsep Listrik yang terjadi pada kehidupan sehari-hari. Pada penelitian ini fenomena yang ditunjukkan menggunakan media simulasi virtual yang menggunakan komputer.

4. Media Simulasi Virtual

(15)

fenomena yang digunakan dalam pembelajaran ini didapat dari berbagai situs internet, salah satunya www.Phet.com dan selain itu dibuat sendiri oleh peneliti.

5. Pemahaman Konsep

Pemahaman Konsep merupakan ukuran kemampuan siswa dalam memahami suatu konsep yang diberikan. Pemahaman konsep terdiri dari tiga kategori yaitu menerjemahkan (Translation), menafsirkan (Interpretation) dan meramal (Extrapolation) di luar rentang observasi. Pemahaman konsep siswa dapat diukur dengan menggunakan instrumen berupa tes tertulis berbentuk pilihan ganda yang mencakup indikator-indikator pemahaman konsep.

6. Miskonsepsi

(16)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen kuasi dan deskriptif. Dalam penelitian ini, subyek penelitian dibagi dalam dua kelompok, satu kelompok sebagai kelompok eksperimen dan satu kelompok lagi sebagai kelompok kontrol. Kelompok eksperimen adalah kelompok yang akan mendapatkan pendekatan pembelajaran konseptual interaktif dengan penggunaan media simulasi virtual, sedangkan kelompok kontrol adalah kelompok yang akan mendapatkan pembelajaran dengan pendekatan konvensional dengan meggunakan media simulasi virtual. Pengaruh dari perlakuan pembelajaran kelompok eksperimen dihitung melalui perbedaan gain (skor posttest - skor pretest) kelompok eksperimen dan gain kelompok kontrol, serta kuantitas terjadinya miskonsepsi.

B. Desain Penelitian

Sesuai dengan metode penelitian yang dipakai dalam penelitian yaitu metode eksperimen, maka disain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Randomized Control Group Pretest-Posttest Design, sebagai berikut:

Tabel 3.1. Desain Penelitian

Kelompok Tes awal Perlakuan Tes akhir

Kelompok Kontrol O X1 O

Kelas Eksperimen O X2 O

(17)

Keterangan : X1 = Pembelajaran dengan pendekatan konseptual interaktif yang

menggunakan media simulasi virtual.

X2 = Pembelajaran dengan pendekatan konvensional yang

menggunakan media simulasi virtual.

C. Lokasi dan Subjek Penelitian

Penelitian ini dilakukan di salah satu SMA Negeri yang ada di Kabupaten Karimun-KEPRI untuk tahun ajaran 2008/2009. Sekolah ini dipilih karena sudah memiliki prasarana yang lengkap dan memadai. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XII SIA (Studi Ilmu Alam) yang terdiri dari tiga kelas, masing-masing: XII SIA 1 dan SIA 2 terdiri dari 30 Orang siswa dan SIA 3 terdiri dari 27 Orang siswa. Sampel yang diambil pada penelitian ini yaitu hanya dua kelas, XII SIA 1 Sebagai kelas eksperimen dan XII SIA 2 sebagai kelas kontrol.

D. Alur Penelitian

(18)

Penyusunan Rencana Pembelajaran

Studi penguasaan Konsep Siswa Studi Bahan Kajian

Analisis Konsep Bahan Kajian

Pengembangan pendekatan pembelajaran konseptual interaktif dengan menggunakan media simulasi virtual materi listrik statis Pembuatan media

simulasi virtual

Jugment dan revisi

Tes Awal Kelas Kontrol

Pendekatan pembelajaran konseptual interaktif dengan media simulasi virtual

observasi

(19)

E. Instrumen Penelitian

a. Jenis Instrumen

Instrumen penelitian yang digunakan dalam rangkaian kegiatan penelitian ini adalah berupa tes tertulis, kuesioner tanggapan guru dan siswa terhadap pembelajaran, yang terdiri:

1. Tes Pemahaman Konsep

Tes ini bersifat konseptual yang dibuat dalam bentuk tes obyektif pilihan ganda dengan jumlah pilihan (option) sebanyak lima. Setiap soal dibuat untuk menguji pemahaman siswa terhadap konsep-konsep yang tercakup dalam materi Listrik Statis. Tes ini dilakukan dua kali, yaitu pada saat tes awal (pretest) untuk melihat kemampuan awal siswa terhadap konsep, yang kedua pada saat tes akhir (posttest) dengan tujuan untuk mengukur pemahaman konsep siswa sebagai hasil penggunaan pendekatan pembelajaran.

2. Tes Pemahaman Fenomena Fisis

(20)

3. Identifikasi Miskonsepsi

Identifikasi miskonsepsi yang dilakukan pada penelitian ini menggunakan metode CRI (Certainty of Response Indeks) yang dikembangkan oleh Saleem Hasan dkk (1999), seperti yang telah dikemukan pada bab sebelum.

4. Kuesioner Tanggapan Guru dan Siswa terhadap pembelajaran

Kuesioner Tanggapan guru dan siswa terhadap pendekatan pembelajaran konseptual secara interaktif dengan menggunakan media simulasi virtual digunakan untuk memperoleh tanggapan guru dan siswa terhadap pendekatan pembelajaran yang digunakan. Langkah penyusunan kuesioner tanggapan guru dan siswa terhadap pendekatan pembelajaran konseptual secara interaktif dengan menggunakan media simulasi virtual adalah penyusunan kisi-kisi, yang disusun mencakup indikator dan butir pernyataan tanggapan guru dan siswa. Pernyataan tanggapan guru dan siswa dirancang menurut skala Likert dengan empat pernyataan jawaban yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS).

b. Analisis Intrumen

(21)

1. Tingkat Kemudahan

Uji tingkat kemudahan soal dilakukan untuk mengetahui apakah butir soal tergolong mudah, sedang atau sukar. Uji tingkat kemudahan soal menggunakan persamaan 3.1 (Arikunto, 2007) :

J B

P= (3.1)

dengan P adalah indeks kemudahan, B adalah banyaknya siswa yang menjawab soal benar dan J adalah jumlah seluruh siswa peserta tes. Indeks kemudahan soal diklasifikasikan dengan Tabel 3.2. sebagai berikut :

Tabel 3.2. Klasifikasi indeks kemudahan soal

P Klasifikasi memahami konsep. Daya pembeda butir soal dihitung dengan menggunakan persamaan 3.2 (Arikunto, 2007) :

B

(22)

tes kelompok atas, dan JB adalah banyaknya peserta tes kelompok bawah. Klasifikasi

ditunjukkan pada Tabel 3.3 sebagai berikut:

Tabel 3.3. Klasifikasi daya pembeda

ID Klasifikasi

Negatif 0,00-0,20 0,21-0,40 0,41-0,70 0,71-1,00

Sangat jelek, Harus dibuang Jelek

Cukup Baik Baik sekali

3. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Validitas merupakan unsur yang menyatakan kesahihan suatu instrumen sehingga mampu mengukur apa yang hendak diukur. Uji validitas instrumen yang digunakan adalah uji validitas isi (content validity) dan uji validitas yang dihubungkan dengan kriteria (criterion related validity).

Untuk mengetahui validitas perangkat lunak (software) yang akan digunakan dalam pembelajaran dilakukan validasi oleh dosen yang memiliki kompetensi di bidang simulasi virtual dan dosen yang memiliki kompetensi di bidang fisika.

(23)

a. Korelasi product moment dengan simpangan baku

b. Korelasi product moment dengan angka kasar (skor mentah)

{

2 2

}{

2 2

}

r

xy = Koefisien korelasi antara variabel X dan Y

N = Jumlah siswa uji coba

X = Skor tiap butir soal untuk setiap siswa uji coba

Y = Skor total tiap siswa uji coba

Untuk kriteria validitas item butir soal ditunjukkan pada tabel tabel 5

Tabel 3.4. Kriteria Validitas Item Butir Soal

(24)

4. Reliabilitas Tes

Uji reliabilitas tes bertujuan untuk mengukur sejauh mana suatu alat ukur dapat memberikan gambaran yang benar-benar dan dapat dipercaya tentang kemampuan seseorang. Untuk mengetahui besarnya koefisien reliabilitas tes maka digunakan rumus Spearman-Brown seperti persamaan 3.5 sebagai berikut: (Arikunto, 2007)

Kriteria koefisien korelasi yang digunakan adalah) seperti ditunjukkan pada tabel 3.5 (Arikunto, 2007)

Tabel 3.5. Klasifikasi korelasi

Koefisien Korelasi Keterangan

< 0,00 Tidak reliabel 0,00 -0,20 Sangat Rendah

0,21 -0,40 Rendah

0,41 -0,60 Cukup

0,61 -0,80 Tinggi

(25)

c. Uji Coba dan Analisis Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian

Uji coba instrumen penelitian ini dilakukan pada siswa kelas XII SIA salah satu SMA di Kabupaten Bandung. Analisis hasil uji coba rancangan instrumen penelitian berupa tes pilihan ganda yang berjumlah 30 soal. Analisis yang dilakukan meliputi validitas tes, reabilitas tes, tingkat kesukaran soal dan daya pembeda. Analisis ini dilakukan dengan menggunakan program AnatesV4.

F. Teknik Analisis Data

a. Jenis Data

Terdapat Empat jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini yaitu: Nilai pemahaman konsep, pemahaman fenomena fisis, tingkat miskonsepsi, dan angket siswa dan guru terhadap pembelajaran. Data angket dianalisis secara deskriptif untuk melihat kecendrungan yang muncul pada saat penelitian sedangkan data pemahaman konsep, pemahaman fenomena fisis dan tingkat miskonsepsi siswa dianalisis dengan uji statistik.

b. Pengolahan Data

(26)

1. Untuk mengetahui peningkatan pemahaman konsep dan pemahaman fenomena fisis melalui pembelajaran dihitung berdasarkan skor gain yang dinormalisasi. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari kesalahan dalam menginterpretasikan perolehan gain masing-masing siswa. Untuk memperoleh skor gain yang dinormalisasi digunakan persamaan yang dikembangkan oleh Hake (Kim, J. H, et.al, 2005):

Tabel 3.6. Klasifikasi kategori N-gain :

Kategori N-gain Keterangan

(g) > 70 Tinggi

30 ≤(g)≤70 Sedang

(g)< 30 Rendah

2. Untuk pengidentifikasian terjadinya miskonsepsi maka digunakan metode CRI

(Certainty of Response Index) yang dikembangkan oleh Saleem Hasan dkk

(1999), seperti yang telah diuraikan bab sebelumnya, perihal identifikasi

miskonsepsi dengan CRI.

Nilai gain yang dinormalisasi dapat digunakan untuk melihat efektivitas

penggunaan pendekatan pembelajaran interaktif dengan menggunakan simulasi

virtual dibandingkan dengan pendekatan konvensional dengan menggunakan simulasi

virtual pada materi listrik statis.

Pengolahan data penelitian selanjutnya diuji dengan uji statistik berupa uji

(27)

1. Uji Normalitas

Pada penelitian ini jumlah sampel yang diambil berkisar 30 orang siswa untuk kelas eksperimen dan 30 orang siswa untuk kelas konstrol. Karena tergolong dalam kelompok sampel kecil, maka Uji normalitas distribusi data yang digunakan adalah One Sample Kolmogorov Smirnov Test.

2. Uji homogenitas varian

Uji tersebut didasarkan pada rumus statistik (Ruseffendi, 1998) yaitu :

2

Kriteria pengujian dengan derajat kebebasan (dk), masing-masing untuk dk1 = (n1-1)

dan dk2 = (n2-1) pada taraf kepercayaan 95% dengan α= 0,05, adalah bahwa nilai

Fhitung ≤ Ftabel memberikan makna bahwa kedua harga variansinya (S2) homogen,

dalam hal lain (Fhitung > Ftabel ) berarti data berdistribusi tidak homogen.

3. Uji Perbedaan dua Rata-rata

(28)

normal dan tidak homogen, maka digunakan uji statistik non-parametrik (uji Mann-Whitney Test).

4. Analisis Data Angket

Data yang diperoleh melalui angket dalam bentuk skala kualitatif dikonversi menjadi skala kuantitatif. Untuk menghitung persentase hasil angket respon guru dan siswa digunakan rumus:

% Alternatif jawaban = . x100%

Sampel Jumlah

Jawaban Alternatif

Untuk pernyataan yang bersifat positif kategori SS (sangat setuju) diberi skor

tertinggi, makin menuju ke STS (sangat tidak setuju) skor yang diberikan

berangsur-angsur menurun.

G. Jadwal Penelitian

Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan media simulasi virtual

dengan pendekatan konseptual interaktif pada materi listrik statis dilaksanakan sesuai

dengan jadwal pelajaran fisika di SMA tempat penelitian. Mata pelajaran fisika untuk

kelas XII SIA diberikan 5 jam pelajaran dalam satu minggu, dibagi menjadi dua kali

pertemuan. Tabel jadwal penelitian dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 3.7. Jadwal Pelaksanaan Penelitian

No Waktu Kegiatan

1 Rabu, 4 Maret 2009 Administrasi, observasi awal

(29)

(simulasi virtual) dengan pendekatan pembelajaran konseptual interaktif

3 Jumat, 6 Maret 2009 Penjelasan penggunaan media pembelajaran (simulasi virtual) dengan pendekatan pembelajaran konseptual interaktif

4 Sabtu, 7 Maret 2009 Tes Awal (pretest)

5 Selasa, 10 Maret 2009 Pembelajaran Pertemuan 1 (RPP 1) 6 Kamis, 12 Maret 2009 Pembelajaran Pertemuan 2 (RPP 2) 7 Selasa, 17 Maret 2009 Pembelajaran Pertemuan 3 (RPP 3) 8 Kamis, 19 Maret 2009 Latihan soal listrik statis

(30)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang disajikan sebelumnya, maka penggunaan media simulasi virtual pada pembelajaran dengan pendekatan konseptual interaktif dalam meningkatkan pemahaman konsep kaitannya dengan fenomena fisis materi listrik statis dapat disimpulkan: 1. Peningkatan pemahaman konsep listrik statis siswa yang menggunakan

media simulasi virtual pada pembelajaran dengan pendekatan konseptual interaktif secara signifikan lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang memperoleh pembelajaran dengan pendekatan konvensional. Rata-rata N-gain (gain yang dinormalisasi) pemahaman konsep listrik statis untuk kelas eksperimen sebesar 0,63 (kriteria sedang) dan kelas kontrol sebesar 0,40 (kriteria sedang). Rata-rata N-gain untuk kelas eksperimen lebih tinggi dari rata-rata N-gain untuk kelas kontrol. Hasil ini menunjukkan bahwa penggunaan media simulasi virtual pada pembelajaran dengan pendekatan konseptual interaktif lebih efektif daripada pembelajaran konvensional. 2. Peningkatan pemahaman fenomena listrik statis siswa yang menggunakan

(31)

untuk kelas eksperimen sebesar 0,56 (kriteria sedang) dan kelas kontrol sebesar 0,36 (kriteria sedang). Rata-rata N-gain untuk kelas eksperimen lebih tinggi dari rata-rata N-gain untuk kelas kontrol. Hasil ini menunjukkan bahwa penggunaan media simulasi virtual pada pembelajaran dengan pendekatan konseptual interaktif lebih efektif daripada pembelajaran konvensional.

3. Penggunaan media simulasi virtual pada pembelajaran dengan pendekatan konseptual interaktif dapat mengurangi tingkat miskonsepsi siswa, mengurangi ketidakpahaman konsep dan meningkatkan pemahaman konsep siswa. Rata-rata persentase jumlah siswa yang mengalami miskonsepsi pada pemahaman konsep dan fenomena fisis pada kelas eksperimen lebih kecil dibandingkan dengan rata-rata persentase miskonsepsi kelas kontrol. Rata-rata persentase miskonsepsi kelas eksperimen untuk pemahaman konsep siswa pada pretest (35,83%), setelah posttest menjadi (26,25%). Sedangkan rata-rata persentase miskonsepsi kelas kontrol untuk pemahaman konsep siswa pada pretest (19,38%), setelah posttest (40,21%).

(32)

4. Tanggapan guru terhadap penggunaan media simulasi virtual pada pembelajaran dengan pendekatan konseptual interaktif materi listrik statis sangat membantu guru untuk mencapai tujuan pembelajaran, mempermudah siswa dalam memahami konsep, mempermudah siswa mengamati fenomena listrik statis.

5. Secara umum siswa memberikan tanggapan baik terhadap penggunaan media simulasi virtual pada pembelajaran dengan pendekatan konseptual interaktif pada materi listrik statis. Penggunaan media simulasi virtual pada pembelajaran dengan pendekatan konseptual interaktif sangat menyenangkan, membantu untuk memahami konsep serta memudahkan dan meningkatkan pemahaman konsep.

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang penggunaan media simulasi virtual pada pembelajaran dengan pendekatan konseptual interaktif pada materi listrik statis, peneliti mengajukan beberapa saran sebagai berikut: 1. Pembelajaran dengan menggunakan media simulasi virtual dengan

(33)

2. Setiap kelompok siswa perlu dihadapkan 1 set komputer, agar siswa bisa leluasa mencoba visual pada saat kolaborasi kelompok dan mengerjakan ALPS.

(34)

DAFTAR PUSTAKA

Arif, Mohd. (2008). Pembelajaran Virtual. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian : suatu pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Arsyad, Azhar. (2007). Media Pembelajaran. Jakarta: Rajagrafindo Persada. Anderson W. Lorin and Krathwohl R. David. (2001). A Taxonomi for Learning,

Teaching and Asessing. A Revision of Bloom’s Taxonomy of Educational Objectives. USA: Addison-Wesley Longman.

Dahar, R.W. (1996) Teori-teori belajar. Jakarta: Erlangga.

Danim, Sudarman. (2008). Media Komunikasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Departemen Pendidikan Nasional. (2002). Pelatihan Terintegrasi Berbasis

Kompetensi. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional.

_____________________________ . (2006). Daftar Silabus Fisika KTSP 2006. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Eryanti. (2002). Model pembelajaran Konstruktivisme melalui pendekatn keterampilan proses Sains untuk meningkatkan penguasaan konsep dan ketrampilan berkomunikasi siswa pada konsep hormone. Tesis PPS UPI.

Hasan, S., Bagayoko, D. and Kelley, E. L. (1999). Misconception and the Certainty of Response Index (CRI), Phys. Educ. 34(5), pp. 294-299.

Haqu, M.E. (2001). Interactive Animation and Visualization in a Virtual Soil Mechanics Laboratory. ASEE/IEEE Frontiers in Education Conference.

Kim, H. J. (2005). Correcting Misconception Using UnrealisticVirtual Reality Simulation in Physics Education. Recent Research Development in Learning Tecnologies.

Ibrahim, R. (2003). Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Ieronutti, L. (2006). Employing virtual humans for education and training in X3D/VRML worlds. Dept. of Math and Computer Science, University of Udine.

(35)

Joyce, B & Weil, M. (1992). Model of Teaching, London: Prentice-Hall Internasional.

Kardi, S. dan Nur, M. (2000). Pengajaran Langsung. Surabaya: UNESA University Press.

Kim, J. H., Park, S. T. and Lee, H. (2005). Correcting Misconception Using Unrealistic Virtual Simulation in Physics Education, Recent Research Developments in Learning Technologies, Kongju 314-701.

Komaruddin (2000) Kamus Istilah Karya Tulis Ilmiah. Jakarta: Bumi Aksara. Liliasari, dkk. (1999). Pengembangan Model Pembelajaran Materi Subyek untuk

Meningkatkan Keterampilan Berpikir Konseptual Tingkat Tinggi Mahasiswa Calon Guru IPA, Laporan Penelitian, Bandung: FPMIPA IKIP Bandung.

McKagan, et al. (2007). Developing and Researching PhET Simulations for Teaching Quantum Mechanics. American Journal of Physics Vol. 76, No. 4503. Tersedia di http://arxiv.org/abs/0709.4503v2. (20 April 2008).

Morote, Elsa & Pritchard, David (2002). What Course Elements Correlate with Improvement on Tests in Introductory Newtonian Mechanics?. Similar to National Association for Research in Science Teaching-NARST. (2002) Nasution, S. (1982). Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Edisi

Pertama. Jakarta: Bina Aksara.

Rochman, H.S. (2007). Pengaruh Pembelajaran Berbasis Multimedia terhadap Hasil Belajar Fisika. Skripsi FPMIPA UPI.

Ruseffendi, H.E.T. (1991). Pengantar kepada Membantu Guru Mengembangkan Kompetensinya dalam Pengajaran Matematika untuk Meningkatkan CBSA. Bandung: Tarsito.

Ruseffendi, H.E.T. (1998). Statistika Dasar untuk Penelitian Pendidikan. Bandung: IKIP Bandung Press.

Sa’duddin. (2006). Pengembangan Software Multimedia Interaktif sebagai Upaya Meningkatkan Penguasaan Konsep Siswa SMA pada Materi Asam Basa Arrhenius dan pH Larutan. Skripsi pada FPMIPA UPI. Bandung: Tidak Diterbitkan.

Sagala, Syaiful. (2003). Konsep dan makna pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Sanjaya, Wina. (2006). Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media

(36)

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Suhandi, Andi & Rusdiana, Dadi, dkk (2003). Peningkatan Pemahaman Konsep Fisika Melalui Pendekatan Pembelajaran Berbasis Konseptual Secara Interaktif. Laporan Penelitian Hibah Perguruan Tinggi UPI. Bandung: Tidak Diterbitkan.

Suhandi, Andi & Karniati, Ida, dkk (2008). Penggunaan Media Simulasi Virtual dalam Pembelajaran Fisika untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep dan Meminimalkan Miskonsepsi. Laporan Penelitian Hibah Kompetitif UPI. Bandung: Tidak Diterbitkan.

Smith, T. I. (2008). Applying a resources framework to analysis of the Force and Motion Conceptual Evaluation. Physics Education Research 4, 020101.

Surapranata, Sumarna. (2004). Analisis, Validitas, Reabilitas dan Interprestasi Hasil Tes. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Suparlan. (2005). Menjadi Guru Efektif. Yogyakarta: Hikayat.

Trianto. (2007). Model-model pembelajaran inovatif Berorientasi konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka.

Wartono. (2003). Strategi Belajar Mengajar Fisika. Malang: Universitas Negeri Malang.

Gambar

Tabel 3.1. Desain Penelitian
Gambar 3.1. Alur Penelitian
Tabel 3.2. Klasifikasi indeks kemudahan soal
Tabel 3.3.  Klasifikasi daya pembeda
+5

Referensi

Dokumen terkait

tentang sesuatu yang dapat dijadikan bahan untuk menyusun suatu informasi”. Didalam suatu penelitian selain harus ada sesuatu yang akan diteliti harus adapula data untuk

Pengaruh Cekaman Kekeringan terhadap pertumbuhan dan Beberapa Karakter Morfo-Fisiologi Tanaman Nilam.. Fisiologi Lingkungan

Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan dengan sesunggguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “Pengaruh Mekanisme Tata Kelola Perusahaan Dan Kepemilikan Manajerial

Florindo Makmur merupakan perusahaan yang pengolahan singkong menjadi tepung tapioka sebagai produk jadi.. Perusahaan ini berlokasi

bahwa dengan ditetapkannya Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.02.03/I/1470/2013 tentang Penetapan Kelas Rumah Sakit Umum Daerah Ratu Zalecha Martapura

The Health Benefits of Physical Activity for Girls and Women : Body Image and Self Esteem.. Vancouver : British Columbia Centre of Excellence for

(2) Penyertaan Modal untuk program MBR pada PDAM Intan Banjar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) huruf a, ditetapkan terbilang adalah Rp.15.000.000.000,- (lima belas

Kedudukan Protokoler dan Keuangan Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 90, Tambahan Lembaran