• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANAN KYAYI DALAM MEMBINA KEIMANAN DAN KETAQWAAN SANTRI: Penelitian di Pesantren Darul Arqam Muhammadiyah Garut.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERANAN KYAYI DALAM MEMBINA KEIMANAN DAN KETAQWAAN SANTRI: Penelitian di Pesantren Darul Arqam Muhammadiyah Garut."

Copied!
57
0
0

Teks penuh

(1)

PERANAN KYAYI DALAM MEMBINA KEIMANAN DAN KETAQWAAN SANTRI

(Penelitian di Pesantren Darul Arqam Muhammadiyah Garut)

TESIS

Diajukan Kepada Panita Ujian Tesis Pogram Pasca Sarjana

Universitas Pendidiksn Indonesia (UPU) Bandung Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Pendidikan Umum

Oleh:

Adang hambali Nomor pokok: 989765

^KDID/^

o

t " 4

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA (UPI)

PROGRAM PASCA SARJANA BANDUNG

(2)

Disetujui Untuk Mengikuti Ujian Tahap II oleh

Prof. H. M. Nu'man Somantri, M .Sc.

Pembimbing I

Prof. Dr. H. Maman Abdurrachman

(3)

MOTTO

Dan ingatlah ketika Luqman

berkata kepada anaknya di waktu ia

memberikan pelajaran kepada

anaknya: "hai anakku, janganlah kamu

mempersekutukan Allah sesungguhnya

mempersekutukan Allah adalah

benar-benar kesalahan yang besar"

(Luqman, ayat 13)

Karya ini dipersembahkan

untuk :

Istriku tercinta Ai Khadijah dan

anak-anak kami tersayang:

1. Fahd Fahdefie

2. Farah Q.

3. Putih AI Jihadi

(4)

ABSTRACT

Adang Hambali. Peranan Kyai Dalam Membina Keimanan dan Ketaqwaan Santri di Pesantren Darul Arqam Muhammadiyah Garut.

Pendidikan Umum harus dikembangkan dengan mempertimbangkan

segala aspek yang ada di masyarakat kita yang landasan Negaranya digali dari

nilai-nilai luhur bangsa Indonesia, terutama sila pertama dalam Pancasila yaitu

Ketuhanan Yang Maha Esa. Pondok Pesantren adalah lembaga Pendidikan Islam

yang tumbuh dan berkembang dari budaya dan bangsa kita sendiri, untuk itu perlu

di pertimbangkan dalam pengembangan kepribadian Bangsa Indonesia.

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui Peranan Kyai di Pondok Pesantren

Darul Arqam Muhammadiyah Garut dalam membina kemandirian santri sebagai

bagian dari keimanan dan ketaqwaan dan situasi seperti apa yang diciptakan oleh

Kyai untuk mempengaruhinya.

Penelitian ini bertolak dari pemikiran bahwa kemandirian adalah salah satu

bagian dari pembinaan kepribadian santri yang beriman dan bertaqwa. Tujuan

tersebut bisa tercapai, jika peranan Kyai betul-betul dalam menciptakan situasi di

pondok Pesantren, baik situasi fisik maupun non fisik di upayakan semaksimal

mungkin.

Penelitian dilakukan dengan metode kualitatif dan pendekatan inkuiri

naturalistik. Dan literatur yang digunakan adalah pandangan para ahli yang

berhubungan dengan masalah penelitian.

Data yang ditemukan menunjukan bahwa kyai di pondok pesantren Darul

Arqam Muhammadiyah Garut yang syarat dengan pengalaman memimpin

organisasi Muhammadiyah mampu menciptakan situasi pesantren yang kondusip

untuk tumbuh dan berkembangnya situasi pendidikan.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa peran kyai dalam membina

kemandirian santri yang beriman dan bertaqwa, sangat berpengaruh dengan

menciptakan situasi pesantren baik situasi fisik seperti penataan bangunan,

(5)

DAFTAR I SI

Halaman

MUQODIMAH i

DAPTAR ISI iv

'•'DAFTAR GAMBAR ,.. ..s

viii

BAB I. PENDAHULUAN

A. La tar Belakang Masalah 1

B. Fokus Masalah dan Pertanyaan Pene

litian 7

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 8

D. Definisi Operasional 9

E. Lokasi Penelitian 12

BAB II. KONSEP PENDIDIKAN UMUM, PENDIDIKAN

PONDOK PESANTREN DAN KYAI DALAM PERAN

ANNYA MEMBINA IMTAQ

A. Konsep Pendidikan Umum 14

1. Pengertian Pendidikan Umum .... 14 2. Tujuan Pendidikan Umum 19

3. Situasi Pendidikan Dalam Pen

didikan Umum 23

4. Peranan Pendidikan Dalam Pendi

dikan Umum 25

B. Konsep Pendidikan Pondok Pesantren 28

1. Pesantren sebagai Sistem

Pen-didiKan Luar Sekolah (PLS) *...

28

(6)

Halaman

2. Materi dan Metode Pengajaran Pe

santren 45

3. Kurikulum dan sumber Belajar.... 53

4. Kelebihan dan Kekurangan Sistem

Pendidikan Pesantren 57

C. Konsep Kyai 65

D. Konsep Keimanan 67

E. Konsep Taqwa 71

F. Peran Kyai dalam Membina Keimanan

dan Ketaqwaan Santri 95

BAB I I I . METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Kualitatif 100

B. Subjek, Sumber Data dan Lokasi Pe

nelitian

103

C. Teknik Pengumpulan Data 105

D. Langkah-langkah Pengumpulan Data

..

107

E. Instrumen Penelitian 110

F. Pelaksanaan Penelitian 111

BAB IT. DATA BASIL PENELITIAN

A. Data Pisik dan Situasi 113

1. Letak Geografis PONPES Darul Ar

qam 113

2. Latar Belakang Pendirian 120 3. Tujuan Pendidikan Pondok Pesan

tren Darul Arqam 126

(7)

Halaman

4. Sistem Pendidikan Pondok Pesantren

Darul Arqam 127

B. Kegiatan Belajar Mengajar di Pesan

-tren Darul Arqam 132

1. Suasana di Pesantren Darul Arqam.. 132 2. Upaya Kyai dalam Membina Kepribadi

an Santri yang Beriman dan

Bertaq-wa 136

C. Penataan Situasi Pendidikan di Pesan

tren Darul Arqam 148

1. Penataan Lingkungan Fisik 152 2. Penataan Lingkungan Non-Fisik . . . . 157

3. Keteladanan Kyai 160

BAB V. KESIMPULAK DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan 162

1. Pendidikan Umum di Pondok Pesan

tren 162

2. Model Pembinaan Kepribadian di Pon

pes Darul Arqam 165

3. Pola Pengajaran 168

4. Peran Kyai dalam Membina IMTAQ

Santri

169

5. Prinsip-prinsip Pembinaan Keiman an dan Ketaqwaan Santri Darul

Ar-Qam 171

(8)

Halaman

B. Rekomendasi

173

1. Rekomendasi bagi Pengembangan Pen

didikan Umum 173

2. Rekomendasi Bagi Pengembangan Pon

dok Pesantren 175

3. Rekomendasi bagi Penelitian

se-lanjutnya 177

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN

(9)

DAFTAR .GAMBAR

[image:9.595.121.506.73.784.2]

Halaman

Tabel 1. Struktur Organisasi Pesantren

(Kompre-hensip)

4-4

Tabel 2. Struktur Organisasi Pesantren

(Seder"-hana )

'•

45

(10)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia diciptakan Allah SWT dalam struktur yang

paling baik diantara makhluknya yang lain. Struktur ma

nusia terdiri dari unsur jasmaniah dan rohaniah,

atau

unsur psikologis dan fisikologis. Dalam struktur

jas

maniah dan rohaniah itu, Allah memberikan seperangkat ke

mampuan dasar yang raemiliki kecenderungan berkembang,da

lam psikologis disebutkan potensialitas atau

disposisi

(Depag RI, 1986 -

1076).

Manusia lahir dengan macam-macam potensi.

Poten-si belum merupakan suatu kenyataan yang terpola

untuk

menghadapi lingkungan hidupnya. Di sinilah letak

keter-batasan manusia. Sebagai pembawa potensi untuk

berkem

bang selanjutnya. Pada kenyataannya, potensi -

potensi

yang dibawa berupa potensi intelektual, rasa, karsa mau

pun kesadaran moral, bahkan juga aspek keterampilan dan

perkembangan jasmani. Agar potensi-potensi yang merupa

kan modal dasar dapat berkembang sebagaimana mestinya ,

maka diperlukan bantuan, perlu bimbingan

dan

pengarah-an dari orpengarah-ang-orpengarah-ang ypengarah-ang bertpengarah-anggung jawab. Ini mengpengarah-an-

mengan-dung arti perlu diberikan pendidikan (Depag RI,

1986

-645).

Secara umum pendidikan diartikan sebagai

usaha

orang dewasa dalam pergaulan dengan anak-anak untuK

(11)

mimpin perkembangan jasmani dan rohani kearah kedewasa-an, melalui kegiatan bimbingkedewasa-an, pengajarkedewasa-an, dan atau la tihan, sebagairaana yang tercantum dalam Undang- undang

sistem Pendidikan Nasional pasal 1 sebagai berikut : "Pendidikan diartikan sebagai usaha sadar untuk

menyiapkan peserta didik melalui kegiatan, bim

bingan, pengajaran dan atau latihan agar mereka

mampu berperan pada jamannya".

Pernyataan di atas mengandung arti bahwa yang

dikehendaki dari .,-^danya pendidikan meliputi aspek jas mani dan rohani, atau lebih dikenal dengan aspek kog-nitif, afektif, dan psikomotor. Untuk mencapai perubah-an-perubahan tersebut, maka diselenggarakan pendidikan nasional yang bertujuan seperti dinyatakan dalam pasal 4 Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional sebagai ber

i k u t :

"Pendidikan Nasional bertujuan mencerdaskan ke-hidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indone sia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan ber-budi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan ke

terampilan, kesehatan jasmani dan rohani, ber-kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa

tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan".

Pernyataan tersebut mengandung pengertian bahwa program Pendidikan Umum adalah bagian daripada Pendidik

an pada umumnya. Usahanya difokuskan kepada

pembinaan

semua aspek kepribadian peserta didik secara menyeluruh

bukan hanya membina salah satu aspeknya saja yang

(12)

Untuk itu pendidikan umum

berorientasi kepada

persoalan-persoalan asasi yang bersifat umum, yang

tu-juannya untuk membina dan raengarahkan potensi

esensi

peserta didik ke persoalan perubahan-perubahan prilaku

mereka seperti pemahaman dan sikap yang harus dimiliki

oleh warga bangsa.

Dengan program pendidikan umum

ini

diharapkan

peserta didik seluruh kepribadiannya terbina,

terbim-bing, dan terarahkan secara maksimal sehingga

mereka

menjadi pribadi yang utuh beriman dan bertaqwa dan mam

pu hidup berdiri sendiri.

Dalam rangka ikhtiar untuk mencapai

pendidikan

umum tersebut, yang dilakukan dalam situasi tertentu ,

peran guru sebagai pigur dalam proses pembelajaran ikut

menentukan dan mempengaruhi terhadap perkembangan

pe

s e r t a d i d i k .

Peran yang intensif dan yang bertanggung

jawab

bisa menghasilkan prilaku yang disiplin dan mandiri

se-bagaimana sikap dan peran pribadi Rasulullah SAW dalam

proses pembinaan terhadap umatnya dan mampu

membentuk

kepribadian para sahabat beliau sehingga menjadi

te-ladan bagi umat berikutnya.

Dalam mencapai tujuan yang telah dirumuskan

di

atas, maka diperlukan pendidikan yang bersifat keagama

an, dalam hai ini peran pendidikan Islam tidak

bisa

(13)

mampu memberikan sumbangan yang amat besar dan berhar-ga terhadap pencapaian tujuan pendidikan nasional.

Menurut Abuddin Nata (1988 : 292), pada

hake

-katnya pendidikan Islam adalah upaya membimbing, meng-arahkandan membina peserta didik yang dilakukan se

cara sadar dan terencana agar terbina suatu kepribadi an yang utaraa sesuai dengan nilai-nilai ajaran Islam. Hal ini sejalan dengan ungkapan M. Arifin (1994:32)bah

wa :

"Pendidikan Islam adalah suatu usaha orang dewa sa Muslim yang bertaqwa serta sadar mengarahkan dan membimbing perturabuhan serta perkembangan

fi.trah (keraampuan dasar) anak didik melalui ajar

an Islam kearah titik maksimal pertumbuhan dan

perkembangannya".

Pendidikan Islam, seperti pendidikan nasional diselenggarakan melalui dua jalur, yaitu jalur sekolah

dan luar jalur sekolah. Jalur luas sekolah

meliputi

pendidikan di lingkungan keluarga dan masyarakat. Dari

pendidikan yang diselenggarakan di lingkungan masyara

kat, ada salah satu lembaga pendidikan Islam

tradisio-nal yang tertua yang tumbuh semenjak masa-masa

permu-laan Islam di Indonesia dan memegang peranan yang

sa

ngat penting bagi pembentukan kepribadian bangsa Indo

nesia. Lembaga tersebut adalah pesantren. Peranan

pe

santren ini secara jelas diungkapkan Ahmad Tafsir(1994

191-192) sebagai berikut :

"Pesantren sebagai komunitas dan sebagai lemba

ga pendidikan yang besar jumlahnya dan luas

(14)

banyak memberikan saham dalam pembentukan manu sia Indonesia yang religius. Lembaga tersebut te lah melahirkan banyak pemimpin bangsa dimasa la-lu, Jfiini dan agaknya juga di masa yang akan da tang. Lulusan pesantren tak pelak lagi, banyak yang mengambil partisipasi aktif dalam pembangun

an bangsa."

Tinjauan Zamakhsyari Dhofer (1994 : 44), suatu lembaga Pendidikan Islam dapat dikategorikan sebagai

sebuah pesantren, apabila terpenuhi lima elemen dasar,

yaitu ada pondoK, masjid, Kyai, santri, dan pengajian kitab Islam klasik. Dari lima elemen ini, maka kyai ada

lah elemen yang paling esensial dari suatu pesantren.

Ia seringkali, bahkan merupakan pendirinya. Oleh karena

itu tidak berlebihan jika perkembangan suatu

pesantren

semata-mata tergantung kepada kemampuan kyainya.

Keba-nyakan kyai di Jawa beranggapan bahwa suatu

pesantren

dapat diibaratkan sebagai suatu kerajaan kecil

di mana

kyai merupakan sumber mutlak dari kekuasaan dan

kewe-nangan dalam kehidupan dilingkungan pesantren.

Program pendidikan pesantren memiliki tujuan pen

didikannya, maka peran kyai untuk mencapai tujuan

ter

sebut sangat menentukan sekali terutama dalam membina

keimanan dan ketaqwaan santrinya. Dalam pandangan

ter

sebut Mastuhu (1994 : 55-56) menyatakan bahwa

tujuan

pendidikan pesantren adalah :

(15)

(me-ngikuti sunnah Nabi), mampu berdiri sendiri,

be-bas dan teguh dalam kepribadian, menyebarkan aga ma atau menegakkan Islam dan kejayaan umat Islam di tengah-tengah masyarakat dan mencintai ilmu dalam rangka mengembangkan kepribadian Indonesia idealnya mengembangkan kepribadian yang ingin dituju ialah muhsin, bukan sekedar muslim.

Rumusan di atas menggambarkan bahwa iman dan taq wa merupakan tujuan pertama dan utama. Di sinilah beta-pa pentingnya peran kyai sebagai tokoh sentral pesan

tren yang diwujudkan melalui upaya dalam membina keiman an dan ketaqwaan santri.

Secara teoritik, upaya-upaya yang dilakukan kyai

akan direspon santri dan respon inilah yang akan ber pengaruh terhadap tingkat keimanan dan ketaqwaan santri yang pada akhirnya akan tampak pada sikap dan prilaku santri, baik ketika berada di lingkungan pesantren mau

pun di luar lingkungan pesantren.

Sementara itu, kyai yang mengasuh pondok pesan -tren Darul Arqam Muhammadiyah Daerah Garut telah

ber-upaya semaksimal mungkin dalam membina keimanan dan ke taqwaan santri. Hal ini dapat dilihat dari upayanya de ngan membuat peraturan-peraturan bagi santri dan ber-upaya untuk memberi suri teladan yang baik di hadapan

para santrinya.

Berdasarkan permasalah itu, maka studi tentang peranan kyai dalam membina keimanan dan ketaqwaan san

(16)

Garut merupakan suatu hai yang perlu dikaji untuk lebih mengedepankan bahwa peran Kyai di pondok pesangtren sa ngat mEntukan terhadap seluruh persoalan keberhasilan -dari pendidikannya dalam pendidikan umum.

B. Fokus Masalah dan Pertanyaan Penelitian

Judul dalam Penelitian i n i adalah Peranan Kyai dalam Membina Keimanan dan Ketaqwaan Santri di Pesan tren Darul Arqam Muhammadiyah Garut.

Karena masalah pembinaan itu sangat luas, maka diperlukan fokus masalah secara terbatas dan terarah. Untuk itu penelitian ini dibatasi pada aspek Upaya Kyai menciptakan Si tua s i Pesantren dalam Membina Kemandirian Santrinya.

Tentunya harapan peneliti dalam penelitian ini dapat menghasilkan suatu kajian yang mendalan, dan bu-kan hanya melihat fenomena yang tarapak saja namun ingin melihat lebih jauh dari itu.

Sebagai fokus dalam penelitian di atas, terformu-lasiAkan ke dalam pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:

1. Situasi pendidikan seperti apakah yang diupayakan oleh Kyai di pondok pesantren Darul Arqam Muhammdi -yah Daerah Garut ?

2. Bagaimanakah pengaruh pembinaan Kyai terhadap keman

dirian santri sebagai bagian dari keimanan dan ketaq

waan di pondok pesantren Darul Arqam Muhammadiyah

(17)

8

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Penelitian ini bertujuan :

1. Untuk mengidentifikasi Kyai dalam mengupayakan situasi pondok pesantren Darul Arqam Muhammadiyah Garut.

2. Untuk mengetahui pengaruh pembinaan Kyai terhadap ke mandirian santri sebagai bagian dari keimanan dan ke

taqwaan di Pondok Pesantren Darul Arqam Muhammadiyah

Garut.

Penelitian ini hasilnya diharapkan berguna untuk pengembangan pendidikan umum di Indonesia yang berkenaan

dengan :

1. Model kepemimpinan dalam pendidikan umum.

2. Pola kebijakan dalam pelaksanaan pendidikan umum. 3. Optimalisasi Kurikulum Pendidikan Umum.

4. Memperluas Metodologi lialam Pendidikan Umum.

5. Memberikan ma'na yang luas bagi pengembangan pendidik

an Umum.

6. Pola pembinaan dalam Pendidikan Umum.

Kegunaan lain, atau manfaat lain dari hasil pene

litian ini adalah untuk memperluas konsep pendidikan umum

dalam pengembangan dan pengayaan pembinaan kepribadian

yang diangkat dari budaya bangsa Indonesia yang landasan

Negaranya berdasar pada nilai-nilai Ke-Tuhan-an Yang

(18)

(Keimanan dan Ketaqwaan) serta memadukan antara

pola

pembinaan kepribadian yang dilakukan oleh lembaga pen

didikan formal seperti sekolah dengan pola pembinaan

kepribadian yang dilakukan oleh sistem pendidikan pon

dok Pesantren.

D. Definisi Operasional

Berdasarkan permasalahan yang akan diteliti da

lam tesis ini, ada beberapa istilah yang dapat ditaf

-sirkan ke dalam beberapa pengertian, untuk menghindari

penafsiran yang salah.

Untuk menghindari kesalahfahaman ini,

istilah

istilah tersebut perlu didefinisiKan secara

operasio

nal, yaitu sebagai berikut :

1. Peranan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia

(Dep-dikbud RI, 1996 : 751) berasal dari kara

"peran"mengandung dua arti, yaitu : (1) bagian yang dimain

-kan seorang pemain (dalam film, sandiwara); (2) tin

dakan yang dilakukan oleh seseorang dalam suatu pe

ri stiwa berkaitan dengan penelitian ini,

nampaknya

makna kedua yang diambil, yakni tindakan yang

di

lakukan kyai dalam membina keimanan dan

ketaqwaan

santri.

2. Kyai.

Dalam Ensiklopedia Islam (Hafidz Dasuki, dkk

1994 : 61), diuraikan bahwa secara kebahasaan, kyai

(19)

da-10

lam bidang agaraa Islam, guru ilmu gaib, pejabat

ke-pala distrik (di Kalimantan Selatan Indonesia), ben

da-benda yang dipadang bertuah, dan

sebutan

untuk

harimau. Kyai dalam masyarakat Jawa

adalah

orang

yang dianggap menguasai ilmu agama Islam dan

biasa-nya mengelola dan mengasuh pondok pesantren. Sebut

an kyai diberikan kepada orang-orang yang dipandang

menguasai ilmu agama, mempunyai kharisma, dan

ber

pengaruh, baik dalam lingkup regional maupun nasio

n a l .

3. Membina, artinya membangun dan mengusahakan kharis

ma supaya lebih baik (maju, sempurna) (Depdikbud,

1996 : 134).

Selain itu mempunyai arti pula mempertunjukkan

dan

membimbing. Seperti halnya Rosulullah SAW. Dalam per

jalanan risalahnya, beliau mempertunjukkan dan mem

bimbing risalah itu kepada ummatnya secara

praktis

realistis (M. Natsir, 1986 : 72). Di samping

itu,

"membina" dapat diartikan membiasakan. Membina

di

al ni yaitu aktivitas atau kegiatan yang

dilakukan

secara sadar dan

mengandung maksud tertentu.

4. Keimanan dan ketaqwaan. Berasal dari kata "iman"dan

"taqwa" yang mendapatkan awalan "ke" dan

akhiran

"an". Iman yang hendak ditanamkan melalui pendidik

(20)

11

itu diungkapkan dalam bentuk ucapan dan prilaku ke-semuanya itu menggambarkan seseorang yang taat pada

Tuhan. Adapun taqwa adalah sikap dan tindak menjaga

diri agar senantiasa melaksanakan perintah

Tuhan

dan menjauhi larangan-Nya. Secara operasional

iman

dan taqwa tidaklah dapat dipisahkan, tidak akan ada

iman tanpa taqwa, dan sebaliknya (Ahmad Tafsir,1994

2001 - 201).

5. Santri. Mengandung dua arti, yaitu (1) orang

yang

mendalami agama Islam; (2) orang yang beribadah de

ngan sungguh-sungguh, orang yang shaleh

(Depdikbud

RI, 1996 : 878). Menurut Nurholish (1997 : 19-20),

ada dua pendapat tentang asal usul kata santri.

Pertama, berasal dari perkataan "sastri", sebuah ka

ta dari bahasa Sansekerta, yang artinya melek

hu-ruf. Kedua, berasal dari Bahasa Jawa, persisnya da

ri kata "Cantrik", yang artinya seseorang yang

se-lalu mengikuti seorang guru ke mana guru itu

pergi

menetap. Tentunya dengan tujuan dapat belajar

dari-nya mengenai suatu keahlian.

6. Pesantren Darul Arqam adalah salah satu

pesantren

Muhammadiyah Daerah Garut yang berada di Jalan

Ci-ledug. Pesantren ini satu-satunya pesantren

Muham

(21)

12

E. Lokasi P e n e l i t i a n

Pondok Pesantren Darul Arqam Muhammadiyah Garut

adalah sebagai ma'had pendidikan calon ulama dalam Mu

hammadiyah yang sudah lama didirikan dan termasuk yang

tertua di Jawa Barat yang bisa dikatagorikan pesantren

modern dengan memadukan sistem sekolah dan sistem

pe

santren, dan didirikan pada tanggal 20

April 1976 de

ngan dipimpin oleh seorang Kyai yang bernama K.H. Moh.

MisKun Asy, yang seluruh kehidupannya diabdikan

atau

istilah beliau diwakafkan ke pesantren sejak saat itu.

Dari sekian banyak pondok pesantren di

Indone

sia dan khususnya di Jawa, pondok pesantren Darul

Ar

qam Muhammadiyah Garut memiliki ciri-ciri

tertentu.se-hingga peneliti menentukan pondok pesantren ini

yang

diteliti dengan pertimbangan-pertimbangan sebagai

ber-i k u t :

1. Darul Arqam Muhammadiyah merupakan Ma1had

sebagai

tempat pendidikan calon ulama dalam Muhammadiyah dan

pada saat ini Tahun 2000 diikuti oleh kurang

lebih

500 (lima ratus) orang santri yang memadukan

pela-jaran umum dan pelapela-jaran agama dalam satu paket dan

dibangun di atas tanah seluas 6.713,83 M2.

2. Belum pernah ada yang meneliti tentang peranan kyai

dalam membina keimanan dan ketaqwaan sebagai

upaya

(22)

13

3. Kyai di Pondok Pesantren Darul Arqam

melakukan pern

binaan kepribadian santrinya dan pola

pelaksanaan

pendidikannya berdasarkan kepada pola yang

ditentu-kan oleh perserikatan, sehingga tidak terfokus pada

kyai itu sendiri dan jika kyai ini raeninggal

tidak

seperti pesantren tradisional yang sangat

(23)

?^DID/.

(24)

BAB I I I

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Perkembangan dan pengembangan ilmu pengetahuan

meniscayakan adanya kegiatan penelitian, tanpa

pene

litian bukan hanya ilmu pengetahuan tidak dapat hidup

tapi juga kelangsungan peradaban kemanusiaan

diperta-ruhkan. Agar penelitian itu membuahkan hasil yang op

timal, kesimpulan yang sistematik, terstruktur, tidak

kabur dan dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah,

maka metodologi yang merupakan bagian integral

tari

epistimologi, yang berpijak kepada

sifat

masalah

merupakan prasyarat mutlak.

Mempertimbangkan hai tersebut di atas, dan

di-hubungkan dengan sifat masalah yang diteliti dalam pe

nelitian ini, maka metode yang digunakan adalah meto

de k u a l i t a t i f .

Dalam penelitian kualitatif, Bogdan dan Bilken

(1982 : 3) raengelaborasi model penelitian

kualitatif

ini dalam beberapa makna, yakni : interaksi

simbol

(symbolic interactionist), perspektif ke dalam (inner-.'

perspective), "The Chitchago Scool",

penomenologi(phe-nomethodologhical), ecologi (ecologhical) dan metode

deskriptif analisis (descriptive).

(25)

101

Karena proses kreatif seorang peneliti

adalah

mengamati dengan teliti, mencatat secara cermat,

me-wawancarai dengan seksama objek suatu peristiwa secara

wajar-alamiah, maka dalam dunia pendidikan jelas

pe

nelitian

kualitatif ini sering disebut inkuiri natu

-ralistik. Dari kerja seperti ini pada gilirannya

akan

diperoleh data akurat. Sebentuk data yang

dilandaskan

pada : 1) hasil pengamatan langsung terhadap peristiwa

yang terjadi saat itu; 2) hasil wawancara dengan

kom-ponen yang dianggap signifikan dalam suasana yang

wa-jar, tanpa rekayasa dan jauh dari kesan dibuat -

buat

dari objek yang diteliti dan 3) dokumen-dokumen

tertu-lis yang dikumpulkan oleh peneliti.

Strategi kualitatif dengan pendekatan

inkuiri

naturalistik seperti ini, sudah barang tentu, menuntut

peraahaman mendalam terhadap objek yang diteliti.

Pema-haman yang tidak berhenti sebatas pencapaian jawaban

atas pertanyaan "apa" dan "bagaimana" tapi juga

mene-lisik dan menguak jawab atas pertanyaan substansial

"mengapa". Atau dengan kata lain, pertanyaan "apa","ba

gaimana" dan terlebih "mengapa" adalah merupakan meto

de (studi kasus) yang bisa mengorek secara lebih

tun-tas sampai keakar-akarnya ihwal gejala-gejala kehidup

an, dinamika dan bahkan fenomena yang tersirat sekali

(26)

102

Dengan demikian, penelitian kualitatif ini t i

dak hanya berhenti sebatas mendeskripsikan data secara

kering, tapi juga mengangkat makna-makna tersembunyi ,

dan prinsip-prinsip mendasar yang terdapat pada

data-data penelitian sehingga tafsir tak terduga yang lebih

bisa menuntaskan ketiga pertanyaan di atas dan

peraih-an akperaih-an penemuperaih-an-penemuperaih-an baru menjadi tak terlewatkperaih-an.

Dan analisis-interpretatif yang sudah dilakukan

sejak

pengumpulan data dilapangan merupakan instrumen

yang

bisa mendukung tujuan penelitian.

Masalah dalam penelitian ini adalah

berkisar

pada Peranan Kyai dalam rangka membentuk watak dan ke

pribadian santri di Pesantren Darul Arqam Muhammadiyah

Garut. Sesuai dengan fokus penelitian, maka data- data

objektif yang telah dideskripsikan itu kemudian

diana-lisis dengan cara menyelami untuk selanjutnya diangkat

makna-makna esensialnya dari fenomena-fenomena alamiah

(wajar) yang terbentang dengan tidak mengabaikan aspek

budaya, historis, geografis, psikologis,

sosiologis ,

nilai-nilai keagamaan yang menjadi setting

munculnya

data tersebut.

Penelaahan berbagai aspek ini diketengahkan,se

bab untuk mengetahui falsafah hidup seseorang,

tidak-bisa hanya melandaskan pada satu dimensi saja,

melain-kan harus melibatmelain-kan banyak dimensi, baik yang

berhu-bungan dengan ruang atau waktu, sehingga kesimpulan

(27)

103

Berbeda halnya apabila tgrtumpuk pada satu sisi sa

ja aspek fisik misalnya, maka hasil yang diperoleh adalah

kesimpulan yang passial dan atau arbitter, karena menam

-pilkan fisik (satu dim-nsi) tidak sebanding lurus dengan

pencitraan jiwanya secara total bahkan seringkali mengela

bui.

Dari sana nampak jelas, betapa sudut pandangan yang

holistik bukan hanya sarana yang mampu menelusuri dan

me-nguak nilai-nilai hakiki tapi juga berpengaruh besar ter

hadap hasil akhir dari penelitian.

E- Subjek, Sumber Data dan Lokasi Penelitian

1. Subjek Penelitian

Dalam penelitian ini,

yang

dijadikan subjek

melipu-ti Kyai, sebagai mmpinan dan penanggungjawab terha

dap kelancaran dan kemajuan di Pondok Pesantren Da

rul Arqam Muhammadiyah Daerah Garut, para anggota

pembina santri, para santri dan alumni.

2. Sumber data

Ada dua sumber data dalam penelitian ini, yaitu :

a. Sumber data primer yaitu situasi alami yang terja

di di lingkungan pondok pesantren baik situasi fi

sik maupun non fisik, KH. Moh. Miskun sebagai pim

(28)

10Z|

alumni Pondok Pesantren Darul Arqam Muhammadiyah

Garut.

b. Sumber data sekunder yaitu dokumen-dokumen resmi

yang tertulis tentang Pesantren Darul Arqam Muham

madiyah Garut seperti Akte Notaris, AD ART Muham

-madiyah dan dokumen-dokumen tidak resmi seperti pe

raturan-peraturan tertulis untuk diketahuioleh se

mua s ntri.

3. Lokasi Penelitian

Alasan dipilihnya lokasi nenelitian di Pesantren

Da

rul Arqam Muhammadiyah Garut, dengan pertimbangan seba

gai berikut :

a. Pesantren Darul Arqam termasuk pesantren

terkenal-dan besar di Jawa Barat yang dikelola Muhammadiyah

dan memiliki keunikan dalam pola pembinaan.

b. Pesantren Darul Arqam merupakan salah satu pesantren

yang sangat serius mengintegrasikan sistem s^lafiyah

dengan kurikulum modern.

c. Pesantren Darul Arqam merupakan pesantren yang mem

punyai concern tinggi kepada kualitas pendidikan hai

ini misalnya ditandai dengan ketatnya dalam

(29)

105

tersebut

sebagai

proyek

percontohan

departemen

agama.

d. Pesantren Darul Arqam telah

banyak

menghasilkan

alumni yang mampu mandiri, tidak kalah hersaing de

ngan lulusan lembaga - lembaga pendidikan

modern

lainnya.

e. Belum ada

yang meneliti tentang Peranan Kyai dalam

pembinaan kepribadian santri yang beriman

dan ber

taqwa .

f. Adanya ketulusan dari pihaK pimpinan Pondok

Pesan

tren untuk dijadikan objek penelitian.

g. Lokasi Pondok Pesantren mudah dijangkau oleh peneli

ti dan berada dijalur yang bisa menggunakan transpor

t a s i umum.

C. Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan dalam proses pengumpulan

data adalah :

1. Observasi, yakni peneliti langsung dalam cakrawala

pesantren; mengamati, memperhatikan, merekam dan men

catat peristiwa yang terjadi pada saat itu di tempat

tertentu. Peristiwa dimaksud adalah yang

berkaitan-erat dengan data-data yang diperlukan dalam peneli

tian seperti mengamati proses belajar mengajar

di

kelas, penerimaan calon santri baru dan interaksi

(30)

106

2. Wawancara, hai ini ditunjukkan kepada perorangan.

Karakteristik wawancara ini

sebagaimana dijelaskan

Winarno Surahmad (1976 : 63) adalah

penekanannya

pada hubungan perorangan yang kuat bersifat

subjek-tif sekalipun bisa terungkap dan dapat tertangkap.

Dalam penelitian ini pihak yang diwawancarai meli

-puti : Pimpinan Pondok Pesantren, para yantri, para

alumni pesantren, lingkungan keluarga kyai,

para

pembina santri dan orang tua santri.

Dalam wawancara ini peneliti membiarkan

objek

berbicara apa adanya, sehingga data yang

tersaji

betul-betul terbebas dari bias

subjektif-emosional-peneliti. Netralitas seperti ini dilakukan agar

ob-jektivitas penelitian bisa betul-betul

terjaga,se

bagaimana dikatakan J. Allen William Jr. dalam

Ikh-san Bunyarain (1983 : 79) adalah :

"Sumber bias ini dapat dikurangi bila

pewa-wancara tidak membiarkan responden merasakan

seperti ia melihat pendapatnya sendiri

ke-arah materi pokok. Hal ini tidak

mencegah

responden untuk menduga pendapat pewawancara

tetapi setidak-tidaknya ia tidak akan

ter-pengaruh oleh kemampuan pewawancara

untuk

tidak memberikan isyarat atau tanda-tanda pa

da responden disebut objektif. Dengan

menam-pilkan dua ciri tampilan peran ini

secara

bersama-sama, proposisi umumnya adalah

se

orang pewawancara yang baik harus mampu

un

tuk menciptakan raport yang baik dan juga mem

(31)

107

3. Studi Literatur, untuk menopang landasan teoritis

yang kokoh peneliti juga melakukan studi literatur.

4. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi ini, seperti halnya Akte Notaris

Yayasan, AD ART Yayasan, Kebijakan-kebijakan resmi

pondok pesantren dan pedoman-pedoman pembinaan yang

harus dilaksanakan oleh setiap para pembina Pondok

pesantren Darul Arqam Muhammadiyah Garut.

Sebagai kebutuhan dalam proses pengumpulan da

ta diperlukan perlengkapan sebagai berikut : (1)

pe-doman wawancara untuk semua responden, termasuk untuk

pimpinan pondok pesantren, para pembina santri, para

alumni, keluarga kyai dan bagi para penunjang lain

-nya seperti anggota masyarakat sekitar pesantren; (2)

pedoman observasi atau lembar pengamatan dan

sudah

diberi nama catatan untuk data kasar dan untuk

data

yang sudah disusun; (3) tape corder.

J)' ^angkah-langkah Pengumpulan Data .

Dalam penelitian kualitatif, langkah - langkah

pengumpulan data ini diperoleh melalui beberapa tahap

a n :

1. Tahap Orientasi.

Kegiatan-keglatan yang termasuk dalam

(32)

108

a. Melakukan pelacakan awal seputar pondok pesantren,

yaitu dengan menelusuri literatur yang memuat ten

tang profil kepesantrenan, membaca rekomendasi da

ri hasil penelitian terdahulu, mengamati

suasana

pesantren dan mewawancarai beberapa pimpinan

pon

dok pesantren untuk mendapat masukan

sesuai

de

ngan masalah yang ada hubungannya dengan peneliti

an ini.

b. Mengadakan pra survey keberbagai

pesantren,

baik

yang tradisional maupun yang modern.

2. Tahap Eksplorasi

Hal ini dilakukan untuk menggali data-data pe

nelitian dari lapangan dan dilakukan dengan tahap eks

plorasi :

a. Mencari data yang sesuai dengan fokus penelitian.

b. Memilih sumber data yang valid.

c. Menyusun pedoman secara umum untuk memperoleh data

(tentatif).

d. Memperoleh data sesuai dengan fokus.

e. Mendokumentasikan data yang diperoleh..

3. Mengadakan Triangulasi

Sebagaimana ditegaskan Lexy Moleong (1988:195)

(33)

109

data yang diperoleh diperiksa kembali kesahihannya, di

lakukan pengecekan ulang. Adapun teknik triangulasi

yang dilakukan pada penelitian ini sebagai berikut :

a. Membandingkan hasil wawancara dengan hasil

peng

-amatan dan dokumentasi.

b. Membandingkan hasil wawancara ketika dilakukan

di-hadapan orang lain

dengan hasil

wawancara

secara

perorangan.

c. Membandingkan keabsahan data yang dapat dari

peng-amatan peneliti langsung dengan yang diperoleh dari

pandangan masyarakat sekitar pesantren.

d. Membandingkan data-data yang diperoleh dari

sumber

yang sama dan pendekatan yang sama pula.

4. Tahap Audit Trail

Tahap ini dipersiapkan untuk membuktikan

kebe

naran data, di mana setiap data yang ditampilkan tidak

luput disertakan sumbemya agar memudahkan dalam

pe-nelusuran data tersebut.

Sementara itu, apabila

ada

data dianggap sensitif yang apabila diungkap dapat

me-rugikan lembaga atau individu tertentu, maka

peneliti

tidak mengejar data tersebut.

E* Instrumen Penelitian

Seperti ditulis Nasution (1988 : 34), bahwa ins

(34)

110

lain adalah posisi peneliti itu sendiri. Artinya

da

lam mendapatkan data-data primer peneliti harus

ter-jun langsung, terlibat langsung dilapangan tidak boleh

diwakilkan kepada orang lain,

tujuannya supaya

pene

liti bisa menangkap suasana dan situasi psikologis yang

terjadi dilapangan agar kekayaan dan ketajaman

anali

sis bisa tercapai, seroentara apabila diwakilkan kepada

pihak kedua atau pihak ketiga, maka tidak menutup

ke-mungkinan data itu pada akhirnya menghasilkan analisis

yang dangkal karena sisi penghayatan langsung

dari

peneliti ditanggalkan,

Akan tetapi apabila data- data

itu bersifat sekunder, dan fokus penelitian telah

di

peroleh, maka bisa saja untuk mempercepat

perolehan

data seperti menyebarkan angket peneliti meminta

ban

tuan kepada orang lain.

Sejak pengumpulan data awal dari lapangan, pe

neliti menganalisis sesuai kaidah penelitian kualita

-tif. Tahap akhir dari analisis data ini ialah

menga

dakan pemeriksaan keabsahan data.

Setelah

selesai

tahap ini, mulailah tahap penafsiran data, hasil

se

raentara menjadi teori substantif dengan menggunakan me

tode yang dipilih.

P» Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dalam

tiga

tahap

(35)

111

1. Tahap Orientasi meliputi :

a. Orientasi pendahuluan,

yaitu sebelum

desain

penelitian disusun, peneliti mengumpulkan

da-hulu informasi mengenai pesantren melalui stu

di l i t e r a t u r .

b. Penjajagan keberbagai pesantren untuk

meng-identiiikasi masalah.

c. Menyelesaikan persyaratan administrasi kepada

pihak-pihak yang terkait.

2. Mengumpulkan data dilapangan

Selama tiga bulan,

langsung peneliti

ada

dilapangan berbaur dengan para santri, para pembina

para pengelola administrasi dan kadang berbaur

de

ngan masyarakat dilingkungan pesantren.

Tujuannya

tidak lain adalah untuk membanding-bandingkan

data

yang diperoleh supaya betul-betul akurat.

3. Pengolahan data penelitian

Langkah-langKah pengolahan data penelitian

ini meliputi :

a. Display data

(36)

c. Menganalisis data d. Menafsirkan data

e. Menarik kesimpulan

f. Memberikan rekomentasi penelitian

g. Penyusunan laporan akhir penelitian.

(37)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

1. Pendidikan Umum di Pondok Pesantren

Pendidikan Umum adalah sebagai suatu proses pen

didikan yang membina makna esensial yang ada pada

diri

manusia, sedangkan secara esensial bahwa manusia meru pakan makhluk Tuhan yang memiliki makna-makna. Sosok pola makna inilah yang menjadi kekhasan esensial manu

sia.

Secara esensial bahwa manusia itu makhluk

indivi

du, sosial, biologis, dan beragama. Dari semua

potensi

esensi tersebut, perlu diarahkan, dibimbing dan

dikem

bangkan melalui program pendidikan agar supaya

terben-tuk manusia yang berkepribadian utuh.

Program pendidikan untuk membentuk pribadi manu sia yang utuh adalah merupakan tugas dari program pen

didikan uraum^ yang dalam melaksanakan programnya diper lukan konsep pendidikan yang terintegrasi antara Ian -dasan, tujuan, dan tindakan dari pendidikan itu sendiri.

Mengingat hai tersebut di atas, pendidikan pon

dok pesantren adalah merupakan pendidikan Islam

yang

pertama di Indonesia yang menyelenggarakan program pen

didikan Umum, jauh sebelum munculnya program

pendidik

an umum seperti di Amerika. Di Pesanrt&en, Iman dan taq

wa merupakan landasan dan sekaligus tujuan pembinaan ma

nusia seutuhnya.

(38)

163

Lembaga pendidikan pesantren di Indonesia, sudah lama berkiprah dalam membangun bangsa Indonesia, pada tahun 1978 di Jakarta telah dirumuskan beberapa hai yang menyangkut dengan pesantren, diantaranya tentang tujuan pesantren yang dibagi dua tujuan khusus dan tu

juan umum.

Tujuan umum pesantren adalah membina warga nega ra agar berkepribadian muslim sesuai dengan ajaran aga

ma Islam dan menanamkan rasa keagamaan tersebut sesuai

dengan semua segi kehidupan serta raenjadikannya seorang yang berguna bagi agama, masyarakat dan negara.

Adapun tujuan khususnya adalah :

a. Mendidik santri anggota masyarakat untuk menjadi se orang muslim yang bertaqwa kepada Allah SWT, ber-akhlak mulia, memiliki kecerdasan, keterampilan, dan sehat lahir batin sebagai warga negara yang

ber-pan-c a s i l a .

b. Mendidik santri untuk menjadi manusia muslim

selaku

kader-kader ulama dan mubaligh, berjiwa ikhlas, tang guh, wiraswasta dalam mengamalkan Islam secara utuh

dan dinamis.

c. Mendidik santri untuk memperoleh kepribadian dan mem .pertebal semangat kebangsaan agar menumbuhkan

manu-sia-manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya

sendiri dan bertanggung jawab kepada pembangunan ne

(39)

164

d. Mendidik tenaga-tenaga penyuluh pembangunan

mikro

(keluarga) dan regional (pedesaan/masyarakat ling

kungan.

e. Mendidik santri agar menjadi tenaga-tenaga

yang

cakap dalam berbagai sektor pembangunan,

khusus

-nya pembangunan mental spiritual.

f. Mendidik santri untuk membantu meningkatkan kese

-jahteraan sosial masyarakat lingkungan dalam rang

ka usaha pembangunan masyarakat Indonesia.

Dari dua tujuan di atas, secara bersama - sama

diarahkan kepada kemampuan dasar yang bersifat

umum

yang perlu dimiliki oleh seluruh warga negara Indone

sia, mengingat Undang-undang sistem pendidikan

Nasio

nal kita pada pasal 4, bahwa tujuan pendidikan

itu

membentuk manusia Indonesia yang beriman dan bertaqwa

kepada Allah SWT, berbudi pekerti luhur dan bertang

-gung jawab terhadap masyarakat dan bangsanya.

Memperhatikan rumusan tujuan undang-undang sis

tem pendidikan di Indonesia, dan dengan dikaitkan ke

pada program pendidikan pesantren, adalah akan

ter-realisir jika pesantren diberdayakan. Jadi, Good

Ci

tizen yang merupakan tujuan pendidikan umum akan

*er-capai di Indonesia, manakala pesantren yang

raenjawab

tuntunan tujuan sistem pendidikan di Indonesia

yaitu

membentuk manusia yang beriman dan bertaqwa betul-be

(40)

165

Selanjutnya pondok pesantren merupakan konsep pendidikan yang memadukan landasan, tujuan dan tindak an pendidikannya. Dalam tindakannya, orientasi

pem-binaannya kepada kepribadian Rasulullah SAW, yang

pe

nuh dengan keteladanannya, yang patut dicontoft

oleh-setiap santri. Sebagaimana Allah SWT menyatakan bahwa:

"Terdapat pada diri Rasulullah SAW, Uswah Hasanah". Dari hasil penelaahan tentang pendidikan umum

dan pendidikan pondok pesantren, maka pendidikan

umum

di Indonesia bisa digali dan dikembangkan dari

konsep

pendidikan pondok pesantren, sebab dilihat dari sisi

tujuannya, landasan dan tindakannya bersumber pada Fal

safah dan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia yang ber

sumber kepada ketuhanan Yang Maha Esa, sila

pertama

dalam Pancasila.

2. Model Pembinaan Kepribadian di PONPES Darul Arqara

Pembinaan kepribadian di pondok pesantren Darul

Arqam Garut diarahkan kepada :

a. Menciptakan iklim lingkungan pondok pesantren yang

kondusif dan konduktif untuk tumbuh dan berkembang

nya proses pendidikan yang Islami, nyaman dan me

rasa betah, yang didukung oleh berbagai

fasili

-tas, sarana dan prasarana seperti, sarana

olah

(41)

-166

b. Shalat berjamaah setiap waktu bersama-sama dengan

pimpinan pondok pesantren dan para pembinanya,hal

ini dibiasakan untuk menanamkan rasa kebersamaan

dalam melakukan kebaikan dan agar santri

berpan-dangan betapa pentingnya berjamaah yang

terdapat

simbol dalam shalat menyatunya gerak dengan

pi

-kiran antara kyai selaku pimpinan pesantren

de

ngan santri selaku yang dipimpinnya.

c. Disiplin dalam berpakaian, di mana dalam

seragam-sekolah dipakai, dan jika melakukan shalat

harus

pakaian yang sopan tidak boleh pakai baju

atau

kaos yang ada gambarnya, dan berpakaian yang

so

pan ketika selesai melaksanakan pelajaran,

tidak

berpakaian yang harganya mahal dan warna yang

me-nyolok, apalagi untuk santri putri, harus

betul-betul menutup aurat dan tidak menimbulkan

rangsa-ngan bagi laki-laki.

d. Membiasakan para santri untuk melakukan tadarus Al-Qur'an pada malam jum'at bersama-sama dan

la-tihan berbicara di depan umum (lala-tihan ceramah.)la

tihan berdiskusi dengan bimbingan para pembinanya.

e. Ada jam khusus untuk melakukan menghapal

bersama

sama di dalam kelas, dan tidak boleh ada yangmeng

hapal di waktu tidur, yaitu pada jam 23.00 sampai

(42)

167

f. Menjaga keutuhan Sistem pondok pesantren, dengan

memelihara lingkungan pesantren, menjaga kebersih

an kamar masing-masing, mentaati peraturan-peratu

ran yang telah disepakati, jika ada keperluan un

tuk pulang ke rumah harus seijin pimpinan

pondok

pesantren, dan apabila datang kembali ke pesantren

memberi tahu para pembina kelas masing-masing,dan

jika ada santri yang melakukan pelanggaran, diada

kan ta'jiratau hukuman sesuai dengan tingkat

ke-salahannya.

g. Memberikan penghargaan bila ada santri yang

ber-prestasi dalam belajar, dan dilakukan pada

tiap

kenaikan kelas, sehingga para santri berlomba-lom

ba untuk betul-betul perhatian terhadap pelajaran

n y a .

h. Menampilkan keteladanan dari kyainya sebagai pim

pinan pondok pesantren dan para pembinanya,

ter

masuk keluarga Kyai, dengan cara kesederhanaan da

lam berpakaian, kesahajaan dalam penampilan fisik

ketawaduan dalam bertutur kata, disiplin terhadap

waktu, istiqamah dalam bertindak, peraaaf

jika

orang lain atau santri hilap dalam melakukan

ke-salahan, sehingga apa yang dilakukan oleh

kyai

dan para pembinanya itu betulbetul akan berdam

(43)

168

Dari^apa yang diungkapkan di atas, i t u semua di

tampilkan kesehariannya di pondok pesantren Darul Ar

qam Muhammadiyah Daerah Garut.

3. Pola Pengajaran

Pola pengajaran yang dilakukan di pesantren Da rul Arqam Muhammadiyah Garut sebagai berikut :

.a. Setiap belajar al-Islam dari sumber aslinya (yang berbahasa arab) santri tidak boleh menulis arti nya langsung di dalam kitabnya apalagi curatco -r e t membe-rikan a -r t i atau makna di dalam kitab t e r sebut, harus langsung melalui hapalan dalam kepa la. Kemudian santri di suruh menerjemahkan sete lah dijelaskan oleh gurunya melalui kalimat demi

kaliraat.

b» Menyusuh untuk bertanya dan mendiskusikannya ber sama temannya dan pada akhirnya diarahkan dan di jelaskan maksud dan tujuannya.

c. Menyimpulkan dari apa yang disampaikan dan diberi kan motivasi-motivasi agar santri terus semangat melakukan proses belajarnya.

d. Diberikan tugas-tugas untuk dikerjakan ditempat

masing-masing dan keesokan harinya diperiksa

be-. nar dan tidaknya tugas itu dan apabila masih be

(44)

169

Untuk pelajaran tafsir, langsung diajarkan oleh

KH. Moh. Miskun, sebab ini belum ada kader yang

diper-caya. Sekalipun beliau dalam keadaan sesibuk

apapun

jarang atau hampir tidak pernah bolos untuk memberikan

pelajaran, hai ini sebagai rasa tanggung jawab

beliau

dan sudah menjadi biasa.

4. Peran Kyai dalam membina IMTAQ Santri

Ada beberapa bentuk peran yang dilakukan oleh

KH. Moh. Miskun, di Pondok pesantren Darul Arqam untuk

membentuk kepribadian santri dengan Iman dan Taqwa ,

adalah sebagai berikut :

a. Informasi dan filter, informasi-informasi yang datang dari luar biasanya melalui kyai, di sini -lah KH. Moh. Miskun, berupaya untuk mengumumkan dan menyampaikan kepada santri, ketika

persoalan-nya tidak baik, maka kyai menangkalpersoalan-nya, dan tentu

nya jika bersifat baik kyai menyampaikannya. Un

tuk itu bisa terjaga keutuhan suasana pesantren

dari pengaruh luar.

• b. Disagner (perancang), KH. Moh. Miskun, beliau

sa

(45)

170

kebaruan terus menerus, untuk itu beliau mereali

sasikan perannya dengan mengadakan kursus

kom-puter, bahasa Inggris, mengadakan laboratorium ba

hasa,Pisika, Kimia, Matematika, untuk para santri

nya sehingga semua itu diharapkan akan membantu

.proses belajar Mengajar bagi para santrinya.

c. Manager/organisator, KH. Moh. Miskun yang

syarat

dengan pengalaman, karena beliau raantan pengurus ,Muhammadiyah dalam hai mengendalikan administra

si pesantren dan memberikan delegasi kepada ba-wahannya sesuai dengan kemampuan dan fungsi ma

sing-masing.

d. Motivator, untuk meningkatkan gairah dan pengera bangan belajar, kyai Moh. Miskun selalu memberi -kan dorongan-dorongan terhadap para santri setiap

selesai beliau mengajar dan pada setiap catur

wulan. Dan tidak

hanya kepada para santrinya sa

ja, akan tetapi kepada para orang tua siswa,

ke

tika akan pembagian raport harus diambil oleh wa-linya dan sekaligus disitu kyai memberikan arahan agar bukan hanya pembina di pesantren yang harus

membina santrinya itu, akan tetapi harus

kerja-sama dengan orang tua di rumah.

,e» Guide/counselor/director, kyai berupaya membimbing

dan mengarahkan santri untuk mencapai tujuan

be

(46)

171

kyai memberikan alternatif pemecahannya.

f. Pioner/insiator, kyai Miskun selalu menawarkan

gagasan-gagasan perubahan dalam segala hai

yang

menyangkut dengan kemajuan ilmu dan pengetahuan

dalam proses belajarnya.

g. Evaluator, KH. Moh. Miskun selalu mengadakan

ko-reKsi terhadap seluruh proses belajar mengajar dan termasuk sistem pendidikan yang dilakukannya, hai ini untuk meningkatkan dan untuk tercapainya tu

juan pembinaan keimanan dan ketaqwaan santri ter-capai semaksimal mungkin.

5. Prinsip-prinsip pembinaan keimanan dan ketaqwaan Santri Darul Arqam

Dalam pembinaan keimanan dan ketaqwaan ini de ngan menggunakan beberapa prinsip dasar, yaitu :

: a. Prinsip Keikhlasan

Dalam membina santri diharapkan keikhlasan adalah sebagai modal dasar, sebab kecuali dengan ikhlas perjuangan untuk mewujudkan generasi yang kuat

dalam iman, ilmu dan araal untuk menjawab tantang

(47)

172

ibadah, adalah karena melaksanakan anjuran Al-Qur

an itu sendiri. Bukan hanya kyai dan para pembina

yang harus ikhlas dalam memberikan ilmu itu, akan

tetapi santripun dalam belajarnya harus disertai

dengan keikhlasan. b. Niat yang suci

Apapun niat manusia, sangat tergantung kepada

ni-atnya. Untuk itu baik santri maupun kyai harus raemantapAan niat yang suci, bahwa sesungguhnya men

cari ilmu bagi santri dan membina santri bagi kyai adalah merupakan sebagai pengabdian kepada Allah

SWT.

c . Kesabaran

Sabar adalah kunci kesuksesan dalara setiap per-juangan. Oleh karena itu, Kesabaran adalah modal dasar bagi tercapainya perjuangan merabentuk ke imanan dan ketaqwaan santri sebagaimana yang .di

harapkan.

d. Tawakkal

Apapun pekerjaan manusia adalah hanya semata-mata

ikhtiar. Adapun bentuk hasilnya harus diserahkan

kepada Allah SWT. Atau wujud dari perjuangan itu hanya Allahlah yang menjadi sebab.

.e. Kejujuran

(48)

173

adalah merupakan modal dasar untuk tercapainya tu

juan pembinaan kepribadian santri yang iman dan

taqwa. f. Disiplin

Landasan, tujuan yang akan dicapai serta tindakan dalam proses belajar mengajar kita tercapai bila kedisiplinan baik bagi santri maupun bagi pimpin

an pondok pesantren diterapkan. Termasuk disiplin

dalam waktu harus dihargai dan diindahkan, sebab

banyak orang yang rugi karena tidak disiplin da lam menggunakan waktu.

B. Rekomendasi

1. Rekomendasi bagi Pengembangan Pendidikan Umum

Setelah menganalisis tentang sistem pembinaan

yang dilakukan di pondok pesantren, ditemukan bebera

pa kelemahan dan kelebihan baik itu dalam penyelengga-raannya maupun dalam kepemimpinan kyai di pondok pe

santren. Dalam hai kelebihannya perlu diambil manfaat

bagi pengembangan pendidikan umum di lembaga pendidik an formal seperti sekolah umum untuk tercapainya baik

lingkungan yang kondusif dan konduktif dalam tumbuh

dan perkembangannya proses pendidikan.

Adapun yang perlu mendapat perhatian dalam pe

(49)

174

a. Kepemimpinan di sekolah harus disertai dengan ke ikhlasan, kejujuran, ketaqwaan, kedisiplinan dan rasa tanggung jawab penuh, seperti halnya tekad pimpinan pesantren yaitu mewakafkan diri terhadap lembaga pendidikan. Perpaduan antara ucapan dan

tindakannya betul-betul dibuktikan dalam prilaku

kesehariannya.

b. Prinsip pengabdian Kepada Allah, sebagai suatu wu

jud ibadah aKan mendapatkan dorongan bagi semangat

untuk belajar dan mengajar. Bahwa mengajar dan be

lajar itu buKan semata-mata mencari kebahagiaan ak

hirat betul-betul diperhatikannya.

c. Guru dalam memberikan pelajaran kepada siswa, harus

dipandang bahwa siswa itu seperti anaknya

sendiri

dipenuhi dengan rasa kasih sayang sedalam-dalamnya.

d. Peran guru bukan hanya menyampaikan pelajaran saja

akan tetapi sebagai pembimbing rohani dan

jasmani-nya. Sehingga apa yang diajarkan harus terkait de ngan bahwa semua ilmu itu bersuraber dari Allah SWT

di samping apa yang diajarkan itu bermanfaat

bagi

kehidupannya masa depan anak itu.

e. Harus ada figur di sekolah yang patut diteladani

oleh siswa, sebab keteladanan dalam ucapan dan tin

dakan akan sangat berpengaruh terhadap

siswa itu.

(50)

ucap-175

annya saja tanpa dalam kehidupannya menampilkan

kesederhanaan, ketaqwaan dan Iain-lain.

f. Dalam penataan lingkungan sekolah harus betul-be tul tercipta iklim lingkungan yang kondusif dan konduktif bagi tumbuh dan berkembangnya proses pen

didikan.

g. Harus ada Masjid yang representatif yang berada di

tengah-tengah sekolah. Masjid ini harus betul-be

tul berfungsiu untuk pembinaan bersama-sama dengan

pembinaan di sekolah (satu sistim yang terpadu).

2. Rekomendasi Bagi Pengembangan Pondok Pesantren

Di pondok pesantren perlu lebih dikembangkan i l

mu dan teknologi, sebab dewasa ini, perkembangan

ilmu

pengetahuan dan teknologi telah mencapai puncak kemajuan

yang sangat mengagumkan. Untuk itu jika di pesantren ti

dak cepat-cepat raengantisipasinya, bukan hanya akan

di-tinggalkan oleh penganutnya, akan tetapi lebih dari itu,

pesantren akan membubarkan dirinya.

Iptek telah raenghadirkan dunia penuh dengan

per

ubahan, Kecepat.

dan kebaruan terus menerus, batas-batas

dunia menj;adi kian transparan dan elastis, dan

konsep

"kita" sudah raenembus dinding-dinding batas geografis,

kesukuan dan keagamaan, kini, umat manusia semakin

mera

sakan adanya kesatuan nasib masa depannya. Al-Qur'an me

(51)

da-176

ri yang satu dan akan kembali kepada yang satu ju^a "Inna Lilian! wa inna ilaihi rajiun".

Dalam hubungannya dengan kemajuan iptek yang

se-mula diciptakan untuk kebahagiaan dan kesejahteraan hi

dup umat manusia, ternyata tidak sepenuhnya dapat meme

nuhi harapan tersebut. Bahkan sebaliknya dalam beberapa

kenyataan iptek telah ikut menciptakan diskriminasi so sial dan melahirkan kesenjangan yang makin mencolok da

lam tata kehidupan umat manusia. Dalam masyarakat indus

tri iptek sesungguhnya diciptakan untuk kepentingan

pi-hak-pihak yang menguasai kegiatan ekonomi dan politik.

Kerja sama antara iptek dengan kekuatan ekonomi dan

ke-kuasaan politik pada gilirannya melahirkan

masyarakat

yang hidup dalam dimensi tunggal, yang memandang

manu

sia tidak lebih sebagai bagian dari proses industri sa

ja.

AlQur'an memandang iptekiptek sebagai perpan -jangan dari ayat-ayat Allah yaitu tanda-tanda kebesaran

nya yang t e r s i r a t dalam d i r i manusia sendiri dan alam

semesta, dan yang tersurat dalam firman-firman-Nya. Sebagai wujud dari proses dialektik dari ayat-ayat Al lah sendiri, maka iptek diciptakan Al-Qur'an sebagai

penjelmaan dari semangat dan cita-cita moralitas pemba

ngunan kehidupan bersama, yang sejahtera, penuh cinta

kasih, bukan untuk melampiaskan nafsu yang merusak

ke

(52)

177

Dari konteks tersebut bila iptek dikembangkan di pondok pesantren, maka akan terkendali dengan keimanan dan ketaqwaan sebab pengembangan iptek terpulang kepada

manusianya.

Jika di pondok pesantren dikembangkan iptek, ma

ka cita-cita pendidikan bangsa Indonesia yaitu pembina

an Iman dan Taqwa akan terasa lebih lengkap dan

cita-cita tersebut merupakan wujud bangsa Indonesia yang ber

landaskan pancasila terutama sila pertama yaitu Ketuhan

an Yang Maha Esa.

3. Rekomendasi bagi penelitian selanjutnya

Dari hasil penelitian ini, terungkap beberapa per soalan yang berhubungan dengan peran kyai dalam membi na keimanan dan ketaqwaan santrinya,sistem yang dilaku kan di pondok pesantren, suasana yang terjadi dan lain nya, bagi para peneliti selanjutnya yang punya

keterka-itan dengan pondok pesantren, diharapkan dapat mendorong

untuk lebih mengungkap :

. a. Keberadaan peran kyai yang begitu besar

terhadap

upaya pembentukan pribadi bangsa Indonesia, seper ti yang diamanatkan oleh undang-undang Sistem Pen

didikan Nasional kita. Tidaklah mungkin amanat ter

sebut bisa dicapai dengan mengesampingkan keberada

(53)

178

(54)

DAPTAR PUSTAKA

Abudin Nata, (1977). Pilsafat Pendidikan Islam, Pener-bit : Logos Wacana Ilmu, Jakarta,

Abdul Syukur Ibrahim. (1988), Penerauan Teori

Grounded,

Beberapa Strategi Penelitian KlualitaxTTl

Fe-nerbit : Usaha Nasional, Surabaya.

Abdurrahman Shaleh, dkK., (1982). Pedoman Pembinaan Pon dok Pesantren, Proyek Pembinaan Kelembagaan,

Depag RI. Jakarta.

Abdurrahman An-Nahlawi.

(1989). Prinsip-prinsip dan me

todologi Pendidikan Islam. (Alih Bahasa oleh

Herry NoerAli). Penerbit : CV. Diponegoro

Bandung.

AM. Prayitno. (1995). Let* s Deliver An English

Speech,

Penerbit :

Sahabat Ilmu, Surabaya.

Abdurrahman Wahid, dkk.

(1988). Pesantren dan Pembaharu

an, Penerbit : LP3ES Jakarta.

Abubakar Muhammad Ibnu Husain, (1978). Budi Pekerti Ula ma, Penerbit : Menara Kudus Semarang.

Amir Daien Indrakusuma. (1973). Pengantar Ilrau Pendidik

an, Penerbit : Usaha Nasional, Surabaya.

Abu Ahmadi. (1989). Pengantar Metodik Didaktik Untuk Gu ru dan Calon Guru, Penerbit : Armico, Ban

-dung.

A. Toto Suryana Afriatin (1993). Studi Konseptual Ten tang Landasan Pendidikan Umum dalam Surat Luq

man, Tesis PPS'IKIP Bandung ; Tidak diterbit

kan.

Badruzaman HS., (1996). Pondok Pesantren Muhammadiyah.

Penerbit : Majlis Dikdasmen PDM, Tasikmalaya.

Bowen dan Hobson. (1986).

Theories of Education Studies

of Significant inhov,ation in Wester Education Thought. Singapore : John Wiley & Sons.

Depag RI. (1983), Tafsir Al-Qur'an dan Terjemahan.

Pe

(55)

Depag RI. (1989) . Standarisasi Pengajaran Agama di Pon

dok Pesantren, Proyek Pembinaan Pondok Pesan

tren. Bimbaga Islam Depag Pusat, Jakarta.

Depdikbud RI. (1997). Kamus Besar Hahasa Indonesia, Pe

nerbit : Balai Pustaka, Jakarta.

Djamari, H. (1985). Nilai-nilai Agama dan Budaya

yang

Melandasi . Interaksi Sosial di Pondok Pesan

tren Cikadueun Banten. Dissrtasi S3 PPS IKIP Bandung : Tanpa Penerbit.

Dikdik Dahlan L., dkk. (1995). Pondok Pesantren Darul Arqam Potret Sekolah Kader Ulama Muhammadiyah Pengurus Besar Ikatan Abituren Ponpes Darul Arqam Muhammadiyah Garut, Tanpa Penerbit.

Egon G. Guba. (1987). Naturalistik Inkuiri :

(terjemah-an, Sutan Zantd, Menuju Metode Inkuiri

Natu

ralistik dalam Evaluasi Pendidikan. Penerbit Djambatan, Jakarta.

E. Koswara. (1991). Teori-teori Kepribadian.

Penerbit:

PT. Eresko, Bandung.

Harris, Chester. W. (1960). Encyclopedia of Educational

Research The Mac Milion. Penerbit : Company,

New York.

Hamka, (1982). Tafsir Al-Azhar. Juz I-II,

Penerbit:Pus-taka Panjimas, Jakarta.

Hasbi Ashiddieqy. (1970). Al-Islara. Jilid I, Penerbit :

Bulan Bintang, Jakarta.

Hadiri Nawawi, (1993), Pendidikan dalam Islam. Penerbit

Al-Ikhlas, Surabaya.

IAIN Sunan Gunung Djati. (1990). Laporan Hasil Seminar Iman dan Taqwa dalam Pendidikan Nasional, Tan pa Penerbit, Bandung

Imam Barnadib. (1985). Filsafat Pendidikan, Sistem dan Metode. Penerbit : PIP-IKIP, Yogyakarta.

Kafrawi. (1987). Pembaruan Sistem Pendidikan Pesantren

Sebagai Usaha Peningkatan Prestasi Kerja

dan

Pembinaan Kesatuan Bangsa, Penerbit"!

Cemata

(56)

Mastuhu. (1994). Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren,

Penerbit : INIS, Jakarta.

M. Arifin. (1994). Ilmu Pendidikan Islam, Penerbit :

Bumi Aksara, Jakarta.

Moh. Djawad Dahlan. (1984). Model-model Mengajar. Pener

bit : CV. Diponegoro, Bandung.

Masri Singaribun dan Johan Effendi. (1982). Metode

Pe-nelitian Survei. Penerbit : LP3ES, Jakarta.

M.I. Soelaiman. (1985). Suatu Pendekatan Fenoraenologis

Terhadap Situasi Kehidupan dan Pendidikan da lam Keluarga dan Sekolah. Disertasi S-3, PPS

IKIP Bandung : Tidak diterbitkan.

Muhammad Qutub. (1993). Sistem Pendidikan Islam. (Alih

bahasa oleh Salman Harun) Penerbit : Al-Ma'

arif, Bandung.

Nelson B. Henry. (1952). The Fifty-first Yearbook of

National Society for The Studi of Education,

Chicago : The University of Chicago Pers.

Noeng Muhadjir. (1992). Metode Penelitian Kualitatif,

Penerbit : Rake Sarasin, Yogyakarta.

Nurcholis Madjid. (1998). Bili-bilik Pesantren. Pener

b i t : Pararaadina, Jakarta.

Nasution, S. (1988). Metode Naturalistik Kualitatif,

Penerbit : Tarsi to, Bandung.

Nur Uhbiyati. (1997). Ilmu Pendidikan Islam, Penerbit:

Pustaka Setia, Bandung.

Philip H. Phenix (1964). Realms of Meaning, New

York

McGraw-Hill Book Company.

Ralph Liton. (1954). The Cultural Background of

Per

sonality. London : D. Appleton-Century Com

pany, Inc.

Robert C. Bogdan. (1982). Qualitative Research

For

Education An Introduction to

Theory~and~M*e--thods. Fy Allyn and Bacon,"Tnc. Boston Lon

(57)

Rohmat Mulyana, dkk. (1999). Cakrawala Pendidikan Umum,

IKIP, Bandung : Tanpa Penerbit.

Sardiman AM. (1996). Interaksi dan Motivasi Belajar

Me-ngajar, Penerbit : Rajawali Pers. Bandung. Suharsimi Arikunto. (1993). Prosedur Penelitian, Pener

bit : Rineka Cipta, Jakarta.

Sudjoko Prosodjo, dkk. (1982). Profil Pesantren, Pener

bit : LP3ES Jakarta.

Zamakhsari Dhofier. ( 1994). Tradisi Pesantren, Penerbit

Gambar

Tabel 1. Struktur Organisasi Pesantren (Kompre-

Referensi

Dokumen terkait

.قئاثولاو رابتخلااو ةلباقلداو.. ةيلمع ميلعت ةسردملا يف ةثداحملا رلا ةيئدتبلإا ا عب جنوبملارادنب اهيف ثديح تيلا ةيميلعتلا ةيلمعلل ةيساسأ ةطشنأ دحأ وى

Sebelum mulai mendaftar, siapkan data-data anda untuk membuat account PayPal Sebelum mulai mendaftar, siapkan data-data anda untuk membuat account PayPal seperti Email, Nama,

Untuk lebih jelasnya saya dapat menunjukan hal-hal yang menjadi referensi dalam pembuatan skripsi ini sebagai penunjang untuk lebih berkualitasnya skripsi ini, yaitu sebagai

Maka dari itu, penulis tertarik untuk mengkaji lebih dalam mengenai performa dan peran serta keluarga pra sejahtera guna meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan

Dari tabel 1.1 terlihat bahwa prestasi belajar matematika siswa kelas VIII-B masih kurang maksimal. Adapun kriteria ketuntasan minimum di SMP Negeri 4 Narmada pada mata

Penelitian molekuler seperti metode PCR-SSCP untuk mengamati keragaman gen Hormon Pertumbuhan telah banyak dikembangkan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat- Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Perencanaan Unit Pengolahan Pangan dengan judul “ Perencanaan

Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik pada pekerjaan inspeksi jalur flowline 4 inch schedule 80 dari sumur X sampai Stasiun Pengumpul Y ini bahwa kondisi ROW (