• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN HUBUNGAN BUDAYA PERUSAHAAN TERHADAP KINERJA DALAM PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE (Studi Kasus: Perusahaan Jasa Konstruksi PT Waskita Karya).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KAJIAN HUBUNGAN BUDAYA PERUSAHAAN TERHADAP KINERJA DALAM PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE (Studi Kasus: Perusahaan Jasa Konstruksi PT Waskita Karya)."

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara yang melakukan perkembangan

industri dalam skala besar dengan berbagai aspek fokus. Menurut catatan

Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK, 2007), pada tahun 2006 terdapat

126.384 perusahaan konstruksi di Indonesia, dimana 99 % nya berbentuk

perusahaan konstruksi kecil dan menengah. Sebelum krisis ekonomi pada tahun

1997, Biro Pusat Statistik (BPS, 2006a) mencatat adanya pertumbuhan di sektor

konstruksi yang mencapai 13,71% per tahun. Tingkat pertumbuhan ini lebih tinggi

dari pertumbuhan ekonomi nasional yang mencapai 7,85% (Biemo W.

Soemardi,2010).

Pertumbuhan industri konstruksi ini juga mampu meningkatkan jumlah

penyerapan tenaga kerja yang secara agregat lebih kurang 12,6 juta pekerja atau

setara dengan 5-6% jumlah penduduk Indonesia. Sulit untuk membayangkan

bagaimana dampak industri konstruksi ini jika mengalami penurunan terhadap

besaran angka pengangguran di Indonesia nantinya. Kondisi semakin suram akan

lebih mengemuka jika mengikut-sertakan kemungkinan jatuhnya industri-industri

pendukung usaha konstruksi, seperti produsen material bangunan

(properti-Indonesia.com). Sehingga pertumbuhan industri konstruksi harus tetap dijaga agar terus berkembang. salah satunya dapat dilakukan dengan menilai kinerja

perusahaan indsutri konstuksi.

Penelitian Soemadi et al (2006) menjelaskan bahwa pengembangan

industri konstruksi nasional yang berdaya saing tinggi dapat dilakukan dengan

menilai kinerja dari perusahaan jasa konstruksi tersebut. Soemadi menilai kinerja

dengan mengembangkan indikator kinerja tingkat perusahaan berdasarkan metode

(2)

2 budaya perusahaan yang dianut. Kekuatan budaya perusahaan mampu

memberikan dampak yang signifikan terhadap kinerja perusahaan dalam jangka

panjang. Bahkan budaya akan menjadi salah satu faktor yang semakin penting

dalam menentukan keberhasilan atau kegagalan suatu perusahaan. Budaya

perusahaan merupakan "harta" yang sangat berharga karena kemampuannya untuk

mengarahkan perilaku para anggota perusahaan untuk mencapai tujuan yang

dikehendaki. Perusahaan-perusahaan yang memiliki budaya yang tertanam kuat,

dapat dipastikan beranggotakan para individu yang bermotivasi dan berkinerja

tinggi. Budaya perusahaan seperti pengikat yang mengarahkan mata ujung tombak

tersebut, sehingga tertuju pada arah yang sama (Susanto, 1997).

Budaya perusahaan yang merupakan pengikat tersebut harus dapat

mengatur dan mengendalikan manajemen perusahaan. Hal ini dapat dilakukan

dengan menerapkan prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG) pada perusahaan. Perusahaan sebaiknya dijalankan dalam sebuah kerangka yang

didasarkan oleh peraturan perundang-undangan, arahan dari pemegang saham dan

juga dengan mempertimbangkan kepentingan stakeholders. Inilah mengapa setiap

perusahaan memerlukan kerangka Good Corporate Governance (GCG) yang sesuai dengan karakteristik dan kondisi usahanya. Dengan adanya GCG maka

dapat dilakukan kontrol manajemen dalam meningkatkan kinerja perusahaan dan

menciptakan budaya perusahaan baik. Penerapan GCG mewajibkan suatu

perusahaan menerapkan suatu struktur dan sistem tertentu. Dalam kaitannya

dengan struktur, perusahaan diwajibkan menciptakan unit-unit organisasi tertentu

(seperti komite audit, komite remunerasi) yang menjalankan fungsi-fungsi

spesifik untuk lebih menjamin penerapan prinsip-prinsip GCG . Dalam hal sistem,

manajemen perusahaan diwajibkan mengikuti proses-proses atau aturan tertentu

dalam pengambilan keputusan dan dalam menjalankan kegiatannya secara umum.

Oleh karena itu penerapan GCG ini sangat penting bagi keberlangsungan

(3)

3 Seperti hal nya persaingan yang ketat dengan perusahaan sejenis menuntut

pihak PT Waskita Karya untuk selalu meningkatkan kinerjanya sehingga mutu

dan kualitas perusahaan dapat dipertahankan. Pada PT Waskita Karya persaingan

antar karyawan semakin tajam, sehingga di dalam kompetisi ada resiko

persaingan. Dan untuk memenangkannya, maka perlu ditingkatkan

profesionalismenya dan mengikuti pelatihan-pelatihan agar target perusahaan

tercapai. Pendidikan dan pelatihan yang diberikan harus ada sebuah persyaratan

yang dipenuhi yaitu Good Corporate Governance untuk memastikan bahwa manajemen berjalan dengan baik.

Seiring dengan aktivitas perusahaan banyak terdapat kendala yang menjadi

masalah bagi karyawan. Seperti pelatihan hanya dilakukan sesuai dengan

kebutuhan manajemen. Sehingga tidak tertutup kemungkinan ada karyawan yang

tidak mendapatkan pelatihan karena tidak dibutuhkan oleh manajemen.

Contohnya saja salah satu karyawan bagian anggaran. Karyawan tersebut menilai

agar karyawan bisa bekerja dengan baik, sebaiknya pihak manajemen

menempatkan karyawan sesuai dengan bakat masing-masing dengan cara

mengadakan kelas kompetisi dan kelas jabatan. Sebaiknya diadakan pelatihan

mengenai anggaran secara public training agar karyawan dapat mengetahui duinia pesaing. Selain masalah anggaran juga harus dijelaskan mengenai masalah teknis,

dan pada bagian anggaran sangat jarang dapat mengikuti pelatihan dengan alasan

karena kesibukan kerja, padahal staff pada bagian tersebut sangat membutuhkan

pelatihan tersebut. Tetapi pihak manajemen malah memberikan kesempatan

tersebut pada pihak lain yang tidak terkait. Hal ini tentu saja sangat menyakitkan

bagi staff anggaran. Begitu juga dengan carrier plan yang tidak jelas, karena karyawan tidak mengetahui setelah ini harus melakukan apa. Kalaupun tetap

menjadi staff akan terdapat masalah mengenai kelas jabatan yang nantinya akan

berpengaruh pada penghargaan yang diberikan oleh perusahaan. Staff di bagian

anggaran juga membutuhkan pelatihan komunikasi karena selalu berhubungan

dengan orang luar, seperti bagaimana body language seorang karyawan dalam menghadapi pelanggan yang menawarkan harga yang tidak sesuai dengan

(4)

4 Hambatan lain yang dirasakan oleh karyawan berupa hambatan fisik

seperti telepon yang tidak jelas, tempat jauh dari proyek, adanya

misscomunication yang menyebabkan karyawan takut pada atasan dan berpura-pura memahami apa yang dijelaskan oleh atasan tetapi sebenarnya tidak

memahami. Dengan melihat masalah-masalah yang terjadi pada perusahaan PT

Waskita Karya dapat dilihat bahwa prinsip Good Corporate Governance belum secara optimal diterapkan. Hal inilah yang semakin menggangu pikiran karyawan

yang mengakibatkan menurunnya kinerja mereka. Hal ini telah menjadi budaya di

lingkungan PT Waskita Karya. Oleh karena itu untuk meningkatkan kinerja

karyawan, perlu dibangun kembali budaya perusahaaan yang lebih baik

berdasarkan konsep Hofstede et al (1990) berupa 6 dimensi budaya organisasi

yang lebih mengacu pada aktivitas manajemen yang mencerminkan nilai-nilai

karyawan.

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, membuat peneliti

tertarik untuk melakukan kajian terhadap hubungan budaya perusahaan terhadap

kinerja di tingkat perusahaan (Soemadi et al, 2006) pada perusahaan jasa

konstruksi agar industri konstruksi tidak berada dalam situasi yang amat buruk

dan dapat meningkatkan perekonomian nasional.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang sudah dijelaskan, dapat dirumuskan

permasalahan yang akan diteliti adalah bagaimana hubungan budaya perusahaan

(5)

5 1.3 Tujuan

Tujuan dari penelitian yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Menganalisis hubungan budaya perusahaan terhadap kinerja pada

perusahaan jasa konstruksi.

2. Mengidentifikasi variabel-variabel kritis dalam dimensi budaya

perusahaan untuk peningkatan kinerja dalam penerapan good corporate governance pada perusahaan jasa konstruksi.

1.4 Batasan Masalah

Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini perlu dibatasi agar

penelitian ini sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Adapun yang menjadi

batasan dalam penelitian ini adalah:

1.

Variabel-variabel yang digunakan adalah 6 dimensi budaya perusahaan

dalam penelitian Hofstede et al (1990) yang lebih mengacu pada aktivitas

manajemen yang mencerminkan nilai-nilai karyawan.

2. Kinerja diukur berdasarkan indikator kinerja di tingkat perusahaan pada

penelitian Soemadi et al (2006), yang terdiri dari aspek finansial, aspek

pengguna jasa (kepuasan pelanggan), aspek proses bisnis internal, aspek

pembelajaran dan pertumbuhan, dan aspek lingkungan.

1.5 Sistematika Penulisan

Sistematika dalam penulisan Tugas Akhir ini dapat dijelaskan sebagai

berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan

(6)

6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini menjelaskan teori-teori pendukung serta referensi-referensi

yang diperoleh melalui pendapat para ahli/ pakar, tulisan ilmiah yang dibutuhkan

dalam menyelesaikan permasalahan yang ada agar tercapainya tujuan yang telah

ditetapkan.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini menjelaskan tentang langkah-langkah yang dilakukan dalam

penelitian mulai dari tahap survei pendahuluan, pengumpulan dan pengolahan

data serta analisis secara skematis sampai diperoleh tujuan yang ingin dicapai

terhadap permasalahan yang ada.

BAB IV PENGUMPULAN DATA

Bab ini berisikan data yang telah dikumpulkan untuk mendukung

perumusan karakteristik nilai dan menunjang pengolahan data yang dilakukan.

BAB V PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS HASIL

Bab ini berisikan pengolahan data terhadap hasil kuesioner dan data

pengamatan, dimana hasil dari pengolahan data akan digunakan sebagai dasar

untuk pembahasan dan menganalisis masalah yang dihadapi. Analisis terhadap

hasil yang telah diperoleh dari pengumpulan dan pengolahan data yang telah

dilakukan untuk mendapatkan solusi terhadap permasalahan yang dihadapi.

BAB VI PENUTUP

Bab ini menjelaskan kesimpulan hasil evaluasi penelitian yang telah

(7)

ABSTRAK

Pengembangan industri konstruksi nasional yang berdaya saing tinggi dapat dilakukan dengan menilai kinerja dari jasa konstruksi. Berdasarkan data LPJK (Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi) tahun 2007 tentang jumlah perusahaan konstruksi di Indonesia, jumlah tenaga kerja yang dapat diserap industri ini secara agregat lebih kurang 12,6 juta pekerja atau setara dengan 5-6% jumlah penduduk Indonesia. Keberhasilan suatu perusahaan tidak lepas dari budaya perusahaan yang dapat mencerminkan kinerja perusahaan. Oleh karena itu perlu untuk melakukan kajian terhadap hubungan budaya perusahaan terhadap kinerja di tingkat perusahaan. Salah satu perusahaan jasa konstruksi yang berpengaruh adalah PT Waskita Karya.

Metode penelitian yang dilakukan adalah menggunakan kuesioner dengan data yang dikumpulkan adalah data kualitatif (data karakteristik konsumen dan data pertanyaan pendahuluan pada kuesioner) serta data kuantitatif (data pertanyaan khusus pada kuesioner dan data pengamatan). Selain itu juga dilakukan wawancara mendalam (in depth interview) terhadap responden mengenai budaya perusahaan dan bagaimana kinerja karyawan saat ini. Variabel-variabel yang digunakan adalah 6 dimensi budaya perusahaan dalam penelitian Hofstede et al (1990) yang lebih mengacu pada aktivitas manajemen yang mecerminkan nilai-nilai karyawan. Sedangkan kinerja diukur berdasarkan indicator kinerja di tingkat perusahaan dari penelitian yang dilakukan Soemadi et al (2006).

Pengolahan yang dilakukan adalah pengolahan kuesioner dengan melakukan uji validasi dan uji reliabilitas. Sedangkan untuk data pengamatan, pengolahan dilakukan dengan menggunakan analisis regresi dan korelasi. Berdasarkan hasil pengolahan diperoleh bahwa kuesioner yang disebarkan telah valid dan reliable. Budaya perusahaan memiliki hubungan yang kuat terhadap peningkatan kinerja karyawan PT Waskita Karya. Hal ini terlihat dari hasil analisis korelasi yang telah dilakukan menunjukan bahwa koefisien korelasi berharga +1. Karena nilai koefisien korelasi bernilai +1 maka kesimpulan yang dapat ditarik adalah tolak H0 dan terima H1, yang berarti hubungan antara

variabelnya adalah kuat. Hasil analisis regresi antara variable kinerja karyawan (Y) dengan budaya perusahaan (X) adalah Y =6,945 + 0,115 X, koefisien budaya 0,115 menunjukan bahwa koefisien regresi (6,945 dan 0,115) mempengaruhi nilai taksiran Y. Hal ini menjelaskan bahwa pemberian budaya perusahaan yang baik akan sangat mempengaruhi hasil kinerja karyawan. Dimensi budaya menurut Hofstede yang dianut oleh PT Waskita Karya adalah perusahaan yang berorientasi proses, orientasi orang, professional, sistem terbuka, kontrol kuat dan pragmatic.

(8)

ABSTRACT

National construction industry development which has a high competitiveness can be done by assessing the performance of construction services. Based on LPJK's data (Construction Services Development Institute) in 2007 about construction firm amounts at Indonesian, the amount of manpower that can be absorbed in this industry in the aggregate approximately 12.6 million workers or the equivalent with 5-6% of Indonesian populations. The success of a company is not separated from the corporate culture that can reflect the performance of the company. Therefore it is necessary to conduct a study on the relationship of corporate culture in the performance level of the company. One of the most influential construction services company is PT Waskita Karya.

The research method that is done by using a questionnaire with data collected is qualitative data (data on consumer characteristics and data preliminary questions on the questionnaire) and quantitative data (data for specific questions on the questionnaire and observational data). It also conducted in-depth interviews (in depth interviews) of the respondents about the corporate culture and how the performance of current employees. The variables used are six dimensions of corporate culture in research Hofstede et al (1990) which more referring to the management activities that reflects the values of the employee. While the performance is measured by the performance indicators of firm-level studies conducted Soemadi et al (2006).

The processing is done by doing a test the questionnaire with validation and reliability testing. As for the observational data, the processing is done using regression and correlation analysis. Based on the results obtained by processing the questionnaires distributed was valid and reliable. Corporate culture has a strong relationship to the increased performance of employees of PT Waskita Karya. This is evident from the results of correlation analyzes that have been done show that the correlation coefficient value +1. Because the value of the correlation coefficient value +1 then the conclusions that can be drawn is reject H0 and accept H1, which means the relationship between variables is strong. The results of the regression analysis between employee performance variable (Y) with the corporate culture (X) was Y = 6.945 + 0.115 X, the coefficient of 0.115 indicates that the culture of the regression coefficients (6.945 and 0.115) affect the estimated value of Y. It is clear that the provision of good corporate culture will greatly affect the outcome of the employee's performance. According to Hofstede's cultural dimensions were adopted by PT Waskita Karya is a process-oriented, people-process-oriented, professional, open systems, strict controls and pragmatic.

(9)

iii

2.1.1 Karakteristik, Fungsi dan Manfaat Budaya Perusahaan ... 8

2.1.2 Pengukuran Budaya Perusahaan ... 11

2.2 Kinerja ... 12

2.2.1 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja ... 13

2.2.2 Penilaian Kinerja ... 14

2.2.3 Tujuan dan Manfaat Penilaian Kinerja ... 16

2.2.4 Indikator Penilaian Kinerja di Tingkat Perusahaan .... 17

2.3 Budaya Perusahaan dan Kinerja Karyawan ... 19

2.4 Teknik dan Instrumen Pengumpulan serta Pengolahan Data.... 20

2.4.1 Wawancara ... 20

2.4.2 Skala Pengukuran ... 21

2.4.3 Kuesioner ... 23

2.4.4 Pengujian Kuisioner ... 23

(10)

iv

2.4.4.2 Uji Reliabilitas Kuisioner... 25

2.4.4.3 Uji Asumsi ... 26

2.4.4.4 Regresi Linear ... 27

2.4.4.5 Korelasi ... 28

2.5 Good Corporate Governance (GCG) ... 29

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Studi Pendahuluan ... 31

3.2 Identifikasi Masalah ... 32

3.3 Perumusan Masalah ... 32

3.4 Tujuan ... 32

3.5 Pengumpulan Data ... 33

3.6 Pengolahan Data ... 34

3.7 AnalisisHasil ... 39

3.8 Penutup ... 39

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data ... 42

4.2 Pengolahan Data ... 42

4.2.1 Indikator Kinerja di Tingkat Perusahaan ... 43

4.2.2 Uji Validitas Kuisioner ... 54

4.2.3 Uji Reliabilitas Kuisioner ... 63

4.2.4 Uji Analisis Regresi dan Korelasi ... 64

4.2.4.1 Uji Analisis korelasi untuk variabel budaya perusahaan dengan kinerja karyawan ... 64

4.2.4.2 Uji Analisis korelasi untuk variabel budaya perusahaan dengan kinerja karyawan ... 70

(11)

v BAB V ANALISIS

5.1 Analisis Indikator Kinerja di Tingkat Perusahaan ... 75

5.2 Analisis Budaya Perusahaan ... 77

5.3 Analisis Pengolahan Kuesioner Budaya Perusahaan ... 79

5.3.1 Analisis Pengujian Validitas Instrumen Penelitian ... 80

5.3.2 Analisis Pengujian Reliabilitas Instrumen Penelitian ... 81

5.4 Analisis Regresi dan Korelasi ... 81

5.5 AnalisisVariabel Kritis Dimensi Budaya Perusahaan ... 82

5.6 Analisis Implementasi Good Corporate Governance ... 85

BAB VI METODOLOGI PENELITIAN 6.1 Kesimpulan ... 87

6.2 Saran ... 89

(12)

vi

DAFTAR TABEL

Tabel2.1 Indikator-Indikator Kinerja di Tingkat Perusahaan... ... 18

Tabel2.2 Interprestasi Koefisien Korelasi ... 29

Tabel4.1 Tingkat Penjualan Perusahaan... ... 43

Tabel4.2 Return On Investment (ROI) ... 44

Tabel4.3 Return on Equity (ROE)... ... 46

Tabel4.4 Net Profit Margin (NPM) ... 47

Tabel4.5 Current Ratio... ... 48

Tabel4.6 Jumlah Lelang dan Tender PT Waskita Karya ... 49

Tabel4.7 Jumlah Produksi PT Waskita Karya... ... 50

Tabel4.8 Rekapitulasi Indikator Kinerja ditingkat Perusahaan PT Waskita Karya ... 54

Tabel4.9 Rekapitulasi Jawaban Kuisioner Budaya Perusahaan untuk 60 Responden... ... 56

Tabel4.10 Hasil Tabulasi dan Perhitungan Uji Validitas Butir Pertanyaan 1 Kuisioner Budaya Perusahaan ... 59

Tabel4.11 Rekapitulasi Nilai r untuk Pengujian Validitas Kuisioner Budaya Perusahaan... ... 61

Tabel4.12 Rekapitulasi Uji Reliabilitas Kuisioner Budaya Perusahaan ... 63

Tabel4.13 Rekapitulasi Total Keseluruhan Skor Tiap Dimensi Budaya Perusahaan... ... 66

Tabel4.14 Rekapitulasi Total Keseluruhan Skor Tiap Aspek Indikator Kinerja... ... 67

Tabel4.15 Korelasi Antara Variabel Dimensi 1 Budaya Perusahaan dengan Indikator Kinerja... ... 67

Tabel4.16 Korelasi Antara Variabel Dimensi 2 Budaya Perusahaan dengan Indikator Kinerja... ... 68

Tabel4.17 Korelasi Antara Variabel Dimensi 3 Budaya Perusahaan dengan Indikator Kinerja... ... 68

Tabel4.18 Korelasi Antara Variabel Dimensi 4 Budaya Perusahaan dengan Indikator Kinerja... ... 68

(13)

vii

Tabel4.20 Korelasi Antara Variabel Dimensi 6 Budaya Perusahaan

dengan Indikator Kinerja... ... 69

Tabel4.21 Korelasi Antara Variabel Budaya Perusahaan dengan Indikator Kinerja... ... 69

Tabel4.22 Variables Entered/Removed ... 70

Tabel4.23 Model Summary... ... 71

Tabel4.24 ANOVA ... 71

Tabel4.25 Coefficients... ... 72

(14)

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar2.1 Kerangka Kerja BSC untuk Menerjemahkan Strategi ke

Kerangka Operasional (Kaplan dan Norton, 1996) ... 18

Gambar3.1 Flowchart Metodologi Penelitian ... 40

Gambar4.1 Grafik Tingkat Penjualan Perusahaan ... 44

Gambar4.2 Grafik Return On Investment (ROI) ... 45

Gambar4.3 Grafik Return on Equity (ROE) ... 46

Gambar4.4 Grafik Net Profit Margin (NPM) ... 47 Gambar4.5 Logika Hubungan Budaya Perusahaan Terhadap

(15)

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Referensi

Dokumen terkait

Pada Program Kemitraan Masyarakat (PKM) ini, mitra kami adalah UKM Batik Tulis Amri Jaya (M. Zainal Arif) dan UKM Batik Tulis Namiroh (Ratna Tuty Mufi da), yang merupakan salah

(UTS) Menguraikan komponen privasi dan keamanan pasien dalam RKE dengan lengkap dan benar Menguraikan komponen privasi dan keamanan pasien dalam RKE kurang lengkap dan

Adapun zaman keemasan khusus dalam bidang ilmu pengetahuan adalah periode yang sedang kita bicarakan, demikian Jarji Zaldan melukiskan masa daulat Abbasiyah IV,

Hasil yang didapatkan dari penelitian ini adalah hubungan antara Specific surface area massa aktif dan kapasitas massa aktif plat aki pada proses charge dan discharge

Saputri, Aqrobu Rohmaniyah, Azaria Nurchasanah, Fathin Hana Rahmawati, dan Fitriana Putri Setyowati dan sahabat saya keluarga “Karapan Seblak” yang telah banyak

Secara simultan Debt to Equity Ratio (DER) , Return On Asset (ROA), dan Net Profit Margin (NPM) tidak berpengaruh signifikan terhadap Dividend Payout Ratio (DPR) pada

Setelah melakukan pertemuan 1 dan 2 dapat diperoleh data tentang penggunaan model Talking Stick dalam pembelajaran IPS di kelas V yang ditinjau dari penerapannya, aktivitas

program pondok pesantren sebagai bentuk pengembangan kurikulum, yang antara. lain : pendidikan agama, pendidikan kewarganegaraan, bahasa Indonesia,