Aris Saepul Rohman, 2013
RANCANG BANGUN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN
PENJURUSAN UNTUK SMA NEGERI 1 SUBANG DENGAN
MENGGUNAKAN METODE ANALYTHICAL HIERARCHY PROCCESS
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ilmu Komputer
Oleh:
Aris Saepul Rohman
0704447
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU KOMPUTER
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Aris Saepul Rohman, 2013
RANCANG BANGUN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENJURUSAN UNTUK SMA NEGERI 1 SUBANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTHICAL HIERARCHY
PROCCESS
Oleh
Aris Saepul Rohman
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Ilmu Komputer
Aris Saepul Rohman, 2013
© Aris Saepul Rohman 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Oktober 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Aris Saepul Rohman, 2013
RANCANG BANGUN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN
PENJURUSAN UNTUK SMA NEGERI 1 SUBANG DENGAN
MENGGUNAKAN METODE ANALYTHICAL HIERARCHY PROCCESS
Disusun Oleh: Aris Saepul Rohman
0704447
Disetujui dan disahkan oleh: Pembimbing I,
Dr. Enjang Ali Nurdin, M.Kom NIP. 196711211991011001
Pembimbing II,
Prof. Dr. Munir, M.IT NIP. 196603252001121001
Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Ilmu Komputer
i Aris Saepul Rohman, 2013
RANCANG BANGUN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN
PENJURUSAN DI SMA NEGERI 1 SUBANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS
Disusun oleh: Aris Saepul Rohman
0704447
ABSTRAK
Penelitian yang berjudul “Rancang Bangun Sitem Pendukung Keputusan
Penjurusan di SMA Negeri 1 Subang dengan Menggunakan Metode Analitycal Hierarchy Process” ini merupakan sebuah penelitian dan pengembangan (R&D) yang bertujuan untuk mengembangkan sebuat system untuk membantu proses penjurusan di Sekolah Menengah Atas. Tahapan penelitian menggunakan model pengembangan waterfall process dan didapatkan data penelitian dari hasil angket Siswa SMA Negeri 1 Subang dan wawancara kepada guru yang berperan dalam proses penjurusan, angket validasi ahli sistem dan pakar inovasi pendidikan yang diberikan kepada dosen-dosen dan guru. Dari penelitian didapatkan hasil aplikasi system pendukung keputusan penjurusan yang dikembangkan dinilai sangat baik dengan rata-rata persentase kelayakan 84.27% oleh pakar penjurusan dan dinilai sangat baik oleh ahli sistem dengan persentase kelayakan 76.55%. Dengan penilaian ini, system pendukung keputusan penjurusan yang telah dikembangkan layak untuk diimplementasikan dalam proses penjurusan tahun selanjutnya.
ii Aris Saepul Rohman, 2013
RANCANG BANGUN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN
PENJURUSAN DI SMA NEGERI 1 SUBANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS
Compiled by: Aris Saepul Rohman
0704447
ABSTRAK
The study, titled " Rancang Bangun Sitem Pendukung Keputusan Penjurusan di SMA Negeri 1 Subang dengan Menggunakan MEtode Analitycal Hierarchy Process " is a research and development ( R & D ) which aims to develop a system to help the process sebuat majors in high school . Stages of the research process using a waterfall model of development and research data obtained from the questionnaires Students of SMA Negeri 1 Subang and interviews to teachers who play a role in the majors , questionnaire validation of expert systems and expert educational innovation given to lecturers and teachers . Application of research results obtained majors decision support system that was developed was rated excellent with an average percentage of 84.27 % viability by experts majors and was rated excellent by the expert system with eligibility percentage 76.55 % . With this assessment , decision support systems majors that have developed viable to be implemented in the majors next year .
vi Aris Saepul Rohman, 2013
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iv
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1.Latar Belakang ... 1
1.2.Rumusan Masalah ... 5
1.3.Tujuan Penelitian ... 5
1.4.Manfaat Penelitian ... 6
1.5.Metode Penelitian ... 6
1.6.Hipotesis ... 7
BAB II LANDASAN TEORI ... 8
2.1.Penjurusan ... 8
2.2.Sistem Informasi ... 10
2.3.Sistem Pendukung Keputusan ... 11
vii Aris Saepul Rohman, 2013
BAB III METODE PENELITIAN ... 21
3.1.Metode dan Langkah-langkah Penelitian ... 21
3.2.Prosedur Penelitian ... 22
3.3.Populasi dan Sampel ... 24
3.4.Desain Penelitian ... 24
3.5.Instrumen Penelitian ... 25
3.6.Teknik Analisis Data ... 25
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 28
4.1.Tahap Pra-Penelitian ... 28
4.2.Tahap Perancangan ... 30
4.3.Tahap Pengembangan ... 34
4.4.Hasil Penelitian ... 58
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 61
5.1.Kesimpulan ... 61
5.2.Saran ... 62
viii Aris Saepul Rohman, 2013
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Struktur Hierarki AHP ... 16
Gambar 3.1 Langkah-langkah penelitian ... 22
Gambar 3.2 Metode One Shot Case Study ... 24
Gambar 4.1 Conteks Diagram ... 31
Gambar 4.2 Entity Relationship Diagram ... 32
Gambar 4.3 Function Breakdown ... 32
Gambar 4.4 Rancangan form login ... 33
Gambar 4.5 Rancangan form lihat hasil penjurusan siswa ... 33
Gambar 4.6 Rancangan tampilan hasil penjurusan siswa ... 33
Gambar 4.7 Rancangan tampilan utama user ... 34
Gambar 4.8 Antarmuka halaman login ... 37
Gambar 4.9 Antarmuka lihat user ... 37
Gambar 4.10 Antarmuka tambah user ... 38
Gambar 4.11 Antarmuka edit user ... 38
Gambar 4.12 Antarmuka input kriteria dan prioritas ... 38
Gambar 4.13 Antarmuka prioritas kriteria ... 39
Gambar 4.14 Antarmuka edit prioritas kriteria ... 39
ix Aris Saepul Rohman, 2013
Gambar 4.16 Antarmuka lihat daftar guru ... 41
Gambar 4.17 Antarmuka tambah guru ... 41
Gambar 4.18 Antarmuka edita data guru ... 41
Gambar 4.19 Antarmuka import data guru ... 42
Gambar 4.20 Antarmuka lihat daftar wali kelas ... 42
Gambar 4.21 Antarmuka tambah wali kelas ... 42
Gambar 4.22 Antarmuka edit wali kelas ... 43
Gambar 4.23 Antarmuka lihat daftar siswa ... 43
Gambar 4.24 Antarmuka tambah siswa ... 43
Gambar 4.25 Antarmuka edit data siswa ... 44
Gambar 4.26 Antarmuka daftar siswa ... 44
Gambar 4.27 Antarmuka lihat daftar kelas ... 44
Gambar 4.28 Antarmuka tambah kelas ... 45
Gambar 4.29 Antarmuka edit kelas ... 45
Gambar 4.30 Antarmuka detail peserta kelas ... 45
Gambar 4.31 Antarmuka lihat jurusan ... 46
Gambar 4.32 Antarmuka tambah jurusan ... 46
Gambar 4.33 Antarmuka edit jurusan ... 46
Gambar 4.34 Antarmuka lihat mata pelajaran ... 47
Gambar 4.35 Antarmuka tambah mata pelajaran ... 47
x Aris Saepul Rohman, 2013
Gambar 4.37 Antarmuka daftar siswa ... 48
Gambar 4.38 Antarmuka detail dan edit nilai ... 48
Gambar 4.39 Antarmuka import nilai ... 48
Gambar 4.40 Antarmuka kelola penjurusan ... 49
Gambar 4.41 Antarmuka lihat nilai ... 49
Gambar 4.42 Antarmuka input minat ... 50
Gambar 4.43 Antarmuka input psikotes ... 50
Gambar 4.44 Antarmuka edit minat dan psikotes ... 50
Gambar 4.45 Antarmuka import minat dan psikotes ... 51
Gambar 4.46 Antarmuka cek hasil penjurusan ... 51
xi Aris Saepul Rohman, 2013
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Skala penilaian perbandingan berpasangan ... 16
Tabel 2.2 Contoh matriks perbandingan berpasangan ... 17
Tabel 2.3 Nilai indeks random ... 20
Tabel 3.1 Kategori tingkat validitas ... 26
Tabel 3.2 Perhitungan Precision ... 26
Tabel 3.3 Perhitungan Recall ... 27
Tabel 4.1 Prioritas kriteria ... 52
Tabel 4.2 Menghitung jumlah kolom ... 52
Tabel 4.3 Bobot prioritas ... 53
Tabel 4.4 Matriks tiap baris ... 53
Tabel 4.5 Consisten Index ... 53
Tabel 4.6 Hasil angket penilaian pakar penjurusan ... 55
Tabel 4.7 Hasil angket penilaian ahli sistem ... 56
Tabel 4.8 Precision ... 57
Tabel 4.9 Recall ... 57
Tabel 4.10 Perhitungan Akhir AHP ... 58
xii Aris Saepul Rohman, 2013
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1
1.1. Context Diagram ...
1.2. Data Flow Diagram ...
1.3. Entity Relationship Diagram ...
1.4. Source code ...
LAMPIRAN 2
2.1. Data Penjurusan Siswa ...
2.2. Angket Penilaian Ahli Sistem ...
2.3. Angket Penilaian Pakar Inovasi Pendidikan ...
LAMPIRAN 3
3.1. Surat Permohonan Izin Penelitian ...
3.2. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ...
LAMPIRAN 4
4.1. Foto kegiatan ...
1
Aris Saepul Rohman, 2013
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada era teknologi komputer dan informasi ini, berbagai instansi termasuk
instansi pemerintah yang bergerak dalam bidang apapun sangat membutuhkan alat
bantu dalam pengolahan data. Alat bantu tersebut adalah komputer yang salah
satu fungsinya adalah pendukung dalam mengambil keputusan seorang manager
tingkat atas, teknologi informasi merupakan suatu usaha pengumpulan,
penyimpanan, pengolahan, penyebaran dan pemanfaatan informasi yang meliputi
bidang IPTEK dan perekayasaan serta teknik-teknik pengelolaannya.
Sekolah menengah atas merupakan salah satu lembaga pendidikan sekolah
lanjutan tingkat atas yang ada dan tumbuh berkembang. Berbagai upaya dan
kebijakan dilakukan dengan memberdayakan semua komponen yang ada terutama
sekali adalah sumber daya manusia untuk meningkatkan mutu pendidikan yang
nantinya akan berpengaruh pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi dan
tentunya akan berpengaruh juga terhadap bidang kerja yang akan didapatkan
setelah selesai masa pendidikan.
Salah satu prosedur operasional rutin pada Sekolah Menengah Atas adalah
memberikan pilihan kepada para siswa untuk memilih jurusan baik IPA, IPS
maupun Bahasa. Para siswa harus memberikan data untuk diproses yang
kemudian keputusannya adalah berdasarkan nilai akademik, tes psikologi,
kebutuhan siswa, dan harapan dari orang tua siswa atau bisa ditambah dengan
factor-faktor lainnya sesuai dengan kebijakan dari masing-masing sekolah.
Data-data tersebut kemudian diproses dengan beberapa kriteria. Akan tetapi, hasilnya
tidak selalu sama dengan keinginan serta harapan dari siswa dan orang tuanya. “Dalam pendidikan di sekolah, perbedaan masing-masing siswa harus diperhatikan karena dapat menentukan baik buruknya prestasi belajar siswa” (Snow, 1986). Sejalan dengan itu, Slamet Iman Santoso (1979) mengemukakan,
bahwa “tujuan sekolah yang mendasar adalah mengembangkan semua bakat dan
2
Aris Saepul Rohman, 2013
“Perbedaan individual antara siswa di sekolah di antaranya meliputi perbedaan kemampuan kognitif, motivasi berprestasi, minat dan kreativitas”
(Snow 1986). Lebih lanjut Snow mengemukakan bahwa “oleh karena adanya perbedaan individu tersebut, maka fungsi pendidikan tidak hanya dalam proses
belajar mengajar, tetapi juga meliputi bimbingan/konseling, pemilihan dan
penempatan siswa sesuai dengan kapasitas individual yang dimiliki, rancangan
sistem pengajaran yang sesuai dan strategi mengajar yang disesuaikan dengan karakteristik individu siswa”.
Oleh karena itu, sekolah memegang peranan penting untuk dapat
mengembangkan potensi diri yang dimiliki siswa. Kemungkinan yang akan terjadi
jika siswa mengalami kesalahan dalam penjurusan adalah rendahnya prestasi
belajar siswa atau dapat menyebabkan terjadinya kegamangan dalam aktualisasi
diri. Tak jarang siswa tidak mengerti alasan pemilihan jurusan tersebut, hendak
kemana setelah tamat sekolah dan apa cita-citanya.
Psikolog UI, Indri Savitri, mengemukakan bahwa “penjurusan siswa di
sekolah menengah tidak saja ditentukan oleh kemampuan akademik tetapi juga
harus didukung oleh faktor minat, karena karakteristik suatu ilmu menuntut
karakteristik yang sama dari yang mempelajarinya. Dengan demikian, siswa yang
mempelajari suatu ilmu yang sesuai dengan karakteristik kepribadiannya (minat
terhadap suatu ilmu tertentu) akan merasa senang ketika mempelajari ilmu
tersebut” (Gupta et.al. 2006). Penelitian lain menunjukkan, bahwa “faktor kepribadian mempengaruhi secara positif prestasi akademik” (Furnham et. al,
2006). Dengan demikian penjurusan bukan masalah kecerdasan tetapi masalah
minat dan bakat siswa.
Minat seperti yang dipahami dan dipakai oleh orang selama ini dapat
mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar siswa dalam bidang studi
tertentu. Seorang siswa yang berminat pada matematika akan memusatkan
perhatiannya lebih banyak daripada siswa lain. Karena pemusatan perhatian
intensif terhadap materi, siswa akan belajar lebih giat dan mencapai prestasi yang
diinginkan. Pada diri siswa terdapat minat khusus yang berbeda satu dengan
3
Aris Saepul Rohman, 2013
yang akan datang. Penjurusan siswa di sekolah menengah atas menjadi titik awal
yang menentukan profesi di masa depan.
SMA Negeri 1 Subang merupakan salah satu sekolah di kabupaten Subang
yang selalu melaksanakan proses penjurusan dari tahun ke tahun. Akan tetapi
dalam pelaksanaannya, proses penentuan penjurusan ini masih menggunakan cara
manual yang tingkat kesalahannya tidak sedikit sehingga menimbulkan beberapa
persoalan.
Menurut hasil survey, proses penjurusan yang selama ini dilaksanakan di
SMA Negeri 1 Subang bisa memakan waktu 1-2 bulan. Hal ini disebabkan oleh
proses pengumpulan data yang tidak serempak. Selain itu, banyak terjadi
pertimbangan-pertimbangan terhadap siswa tertentu yang tentunya membutuhkan
waktu tambahan untuk merundingkan dengan pihak-pihak terkait untuk
menentukan hasil akhir siswa tersebut.
Berdasarkan survey diatas, terdapat beberapa kelemahan dari penggunaan
cara manual yang selama ini dilakukan diantaranya sebagai berikut :
a. Proses pengolahan data yang memakan waktu yang cukup lama. Hal ini
dapat mempengaruhi kebijakan-kebijakan dalam pengolahan data tersebut
untuk menentukan siswa yang nantinya akan masuk IPA, IPS ataupun
Bahasa.
b. Memungkinkan terjadinya human error dalam pengolahan data-data yang
digunakan dalam proses penentuan jurusan.
c. Memungkinkan terjadinya eksplorasi informasi yang minim. Informasi
yang dimaksudkan adalah informasi dari hasil proses penentuan
penjurusan yang telah dilakukan. Informasi yang diperoleh dari hasil
penentuan penjurusan seharusnya dipergunakan dengan baik sehingga
memungkinkan untuk memudahkan pihak sekolah dalam proses penentuan
penjurusan di tahun berikutnya.
Dalam pelaksanaanya, proses penentuan penjurusan ini menggunakan
beberapa kriteria yang nantinya akan dinilai. Perumusan kriteria-kriteria tersebut
4
Aris Saepul Rohman, 2013
yang bersangkutan. Kriteria-kriteria tersebut memiliki intensitas kepentingan
(bobot) yang berbeda. Penentuan bobot inipun ditetapkan oleh kebijakan dari
pihak sekolah yang bersangkutan. SMA Negeri 1 Subang telah menetapkan
komponen-komponen atau kriteria-kriteria yang akan dinilai dalam proses
penentuan penjurusan adalah sebagai berikut:
1. Minat
2. Nilai
3. Psikotes
Data diatas diolah oleh pihak sekolah sesuai bobot yang telah ditentukan
menggunakan cara manual dan bukan hal yang mudah untuk mengolah data
tersebut karena disini terdapat beberapa kriteria yang harus diolah sehingga tidak
menutup kemungkinan pihak yang mengolah data tersebut melakukan kesalahan
dalam proses pengolahan data yang nantinya akan berpengaruh pada hasil
pengolahan data ketika pengumuman penjurusan.
Untuk mengurangi kelemahan diatas dan seiring berkembangnya Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK), maka penelitian ini mencoba untuk
memberikan saran atau masukan untuk masalah tersebut dengan menggunakan
sebuah sistem pendukung keputusan yang bertujuan untuk membantu pihak
sekolah dalam pengolahan data supaya hasil yang didapatkan lebih akurat dan
waktu pengolahan data pun akan lebih cepat juga mengurangi
kesalahan-kesalahan yang disebabkan oleh human error.
Keunggulan dari sistem daripada cara manual diantaranya yaitu sebagai
berikut.
a. Lebih cepat dalam proses pengolahan data sehingga hasil yang
didapatkanpun akan lebih cepat.
b. Meminimalisir kesalahan dari pihak yang mengolah data tersebut (human
error) sehingga hasil yang diperoleh lebih akurat.
c. Transparasi data, yaitu hasil pengolahan data dapat dilihat oleh semua
pihak baik itu pihak sekolah, siswa atau orang tua siswa sehingga tidak
5
Aris Saepul Rohman, 2013
Karena pengolahan data dalam sistem ini menggunakan beberapa kriteria
maka sistem ini harus menggunakan metode yang bisa menganalisa pilihan
dengan beberapa kriteria. Salah satu metode yang bisa digunakan dalam proses
pemilihan dengan multikriteria yaitu Analytical Hierarchy Process (AHP).
Metode ini dapat digunakan untuk menganalisa alternatif pilihan dengan banyak
kriteria yang mudah dimengerti.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, ada beberapa rumusan masalah untuk
melaksanakan penelitian tentang sistem pendukung keputusan untuk membantu
menentukan penjurusan di sekolah menengah atas dengan menggunakan metode
Analytical Hierarchy Process (AHP) ini, yaitu sebagai berikut.
1. Bagaimana metode AHP dapat memberikan solusi dalam permasalahan
penentuan penjurusan di sekolah menengah atas?
2. Bagaimana model sistem pendukung keputusan penentuan penjurusan di
sekolah menengah atas yang berbasis computer dengan menggunakan
metode AHP?
Untuk memfokuskan penelitian, maka dibuat batasan dari perumusan
masalah diatas, diantaranya sebagai berikut.
1. Sistem pendukung keputusan yang dibuat adalah sistem pendukung
keputusan yang hanya membantu menentukan penjurusan.
2. Pengolahan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
metode Analytical Hierarchy Process (AHP).
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dilakukannya penelitian ini diantaranya sebagai berikut.
1. Menerapkan sistem pendukung keputusan dalam proses penentuan
penjurusan di sekolah menengah atas.
2. Membuat suatu prototype sistem pendukung keputusan untuk membantu
pihak sekolah dalam menentukan penjurusan dengan menggunakan
6
Aris Saepul Rohman, 2013 1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan harapan dapat memberikan manfaat,
diantaranya.
1. Bagi siswa sekolah menengah atas kelas x di harapkan sistem ini dapat
membantu untuk menentukan program apa yang hendak di pilih.
2. Bagi guru dan pihak sekolah di harapkan sistem ini dapat membantu
keakuratan dalam penilaian dan penentuan penjurusan bagi siswa.
3. Bagi peneliti mengetahui penggunaan sistem sebagai alat bantu dalam
masalah penjurusan.
1.5 Metode Penelitian
Dalam penelitian ini, ada beberapa metode yang dipakai yaitu metode
pengumpulan data dan metode pengembangan perangkat lunak.
1. Metode pengumpulan data
Merupakan sebuah upaya untuk mendapatkan data-data yang akan
dipakai dalam penelitian ini. Dalam pelaksanaannya metode yang digunakan
dalam pengumpulan data ini yaitu,
a. Studi Literatur
Hal ini dilaksanakan dengan cara mempelajari literature yang
berkaitan dengan teori sistem pendukung keputusan yang berbasis
komputer, mekanisme penentuan penjurusan sekolah dan metode AHP.
b. Wawancara
Wawancara dilaksanakan untuk mendapatkan informasi-informasi
atau data-data dari instansi yang dijadikan objek penelitian yang berguna
untuk pengembangan sistem yang akan dibuat.
2. Metode pengembangan perangkat lunak
Dalam pengembangan perangkat lunak sendiri, digunakan metode
berupa metode pendekatan terstruktur yang didalamnya terdapat beberapa alat
untuk mengembangkannya, seperti data dictionary, entity relationship diagram
7
Aris Saepul Rohman, 2013 1.6 Hipotesis
Penelitian ini mempunyai hipotesis yang nantinya akan mengukur
keberhasilan dari hasil penelitian ini yaitu sebagai berikut.
- Proses pengolahan data dengan menggunakan sistem lebih akurat
dibandingkan menggunakan cara manual.
- Efisiensi waktu menggunakan sistem lebih cepat dibandingkan
menggunakan cara manual.
- Output yang dihasilkan sistem lebih akurat dibandingkan menggunakan
21
Aris Saepul Rohman, 2013
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Metode dan Langkah-Langkah Penelitian
Penelitian ini secara umum merupakan penelitian yang bertujuan untuk
mengembangkan suatu system pendukung keputusan untuk membantu proses
penjurusan di SMA juga membantu meringankan kinerja pihak yang menjadi
objek penelitian. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode penelitian dan pengembangan atau Reasearch and Development (R&D).
Menurut Sugiono (2009: 297), “metode penelitian dan pengembangan adalah
metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan
menguji keefektifan produk tersebut”. Penelitian dan pengembangan adalah suatu
proses atau langkah-langkah untuk mengembangakn suatu produk baru atau
menyempurnakan produk yang telah ada. Dalam bidang pendidikan, produk yang
dihasilakan melalui R&D diharapkan dapat meningkatkan produktivitas
pendidikan, yaitu lulusan yang jumlahnya banyak, berkualitasm dan relevan
dengan kebutuhan. Produk-produk pendidikan misalnya kurikulum yang spesifik
untuk keperluan pndidikan tertentu, metode mengajar, media pengajaranm buku
ajarm system evauasi, model uji kompetensi, system pendukung kelangsungan
pengajaran dan sebagainya.
Adapun langkah-langkah penelitian yang dilakukan berdasarkan
pengembangan langkah-langkah penelitian oleh Borg & Gall (Sukmadinata, 2005)
yang kemudian dimodifikasi kedalam tiga langkah besar yang selanjutnya dirinci
menjadi beberapa tahapan disesuaikan dengan penelitian yang berlangsung
yaitu pertama, pra-penelitian yang meliputi (1) potensi dan masalah, (2)
pengumpulan data. Kedua, tahap penelitian yang meliputi (1) desain produk,
(2) pembuatan produk (3) uji coba produk, (4) analisis dan revisi produk,
(5) validasi dan verifikasi oleh ahli sistem, (6) analisis dan revisi sistem
hasil validasi dan verifikasi oleh ahli sistem. Ketiga, tahap hasil penelitian
yang meliputi (1) rekomendasi produk selanjutnya. Langkah-langkah penelitian
22
Aris Saepul Rohman, 2013
Pra-Penelitian Penelitian Hasil Penelitian
Gambar 3.1 Langkah-langkah Penelitian Pengembangan Sistem Pendukung Keputusan Penjurusan
3.2 Prosedur Penelitian
3.2.1 Tahap Pra-Penelitian
a. Identifikasi Masalah
Indentifikasi masalah merupakan langkah awal dari penelitian ini
yang bertujuan untuk memperoleh informasi tentang apa saja yg
dibutuhkan dalam pembangunan system pendukung keputusan penjurusan.
b. Observasi dan pengumpulan data
Pada tahapan ini peneliti melakukan pengambilan data untuk
mendukung kebutuhan-kebutuhan system dan sebagai bahan acuan untuk
pebangunan system pendukung keputusan penjurusan. Adapun cara yang
digunakan meliputi wawancara dengan guru bimbingan dan konseling,
meminta data hasil penjurusan manual, dan menyebarkan isian kepada
23
Aris Saepul Rohman, 2013
3.2.2 Tahap Penelitian
a. Desain Produk
Pada tahapan ini peneliti merumuskan bentuk dari system yang
akan dibuat dengan menganalisis data yg diperoleh dan menentukan skema
pengembangan perangkat lunak yang akan digunakan dalam perancangan
dan pembangunan system.
b. Pembuatan Produk
Berdasarkan skema dan metode pengembangan perangkat lunak
yang sudah ditentukan sebelumnya, peneliti melakukan proses pembuatan
system yang berdasar pada hasil observasi.
c. Uji Coba Produk
Setelah proses pembuatan system selesai dan dirasa sudah
memenuhi akan kebutuhan pengguna, maka peneliti melakukan uji coba
system yang sifatnya terbatas. Ujicoba system dilakukan pada responden
penelitian yaitu guru wali kelas dan guru bimbingan dan konseling di
SMA Negeri 1 Subang.
Uji coba dilakukan dengan metode One Shot Case Study, meode
ini digunakan untuk mengetahui respon dari guru wali kelas dan guru
bimbingan dan konseling selaku pengguna system setelah menggunakan
system yang telah dibangun dan dikembangkan oleh peneliti.
d. Analisis dan Revisi Sistem
Pada tahapan ini peneliti mulai menganalisis, mengolah dan
mengevaluasi data dari hasil uji coba yg bertujuan untuk mengetahui
keterpenehunan kebutuhan dari system yang dibuat peneliti.
e. Validasi dan Verifikasi oleh Ahli Sistem
Validasi dan verifikasi oleh ahli system bertujuan untuk
mengetahui kelayakan dari system yang telah dibuat dan dikebangkan oleh
peneliti. Langkah ini dilakukan dengan menggunakan format uji rasional
oleh pakar penjurusan dan pakar system informasi. Dari proses itu
diharapkan bisa memberikan rekomendasi untuk perbaikan system
24
Aris Saepul Rohman, 2013
f. Analisis dan Revisi Sistem Hasil Pengujian oleh Ahli Sistem
Pada tahapan ini diharapkan system sudah memiliki kelayakan dan
funsionalitas yang sesuai dengan kebutuhan.
3.2.3 Tahap Hasil Penelitian
a. Rekomendasi system
Rekomendasi system merupakan hasil dari evaluasi yang
berdasarkan evaluasi dan validasi system oleh ahli system yang berrtujuan
untuk memberikan rekomendasi untuk pengembangan system pada
penelitian selanjutnya.
3.3 Populasi Dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2006 : 130).
Sugiyono (2009:80) mengungkapkan bahwa populasi adalah wilayah generalisasi
yang terdiri atas objek atau objek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya.
Berdasarkan penjelasan diatas, maka populasi dalam penelitian ini adalah
siswa SMA Negeri 1 Subang, dan sampel dari penelitian ini adalah siswa kelas XI
IPA dan XI IPS yang berasal dari kelas X-5.
3.4 Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah metode One Shot Case
Study dimana penelitian dilakukan kepada suatu kelompok yang diberikan
treatment atau perlakuan kemudian akan diamati hasilnya (Sugiyono,
2009:74). Adapun paradigma penelitiannya adalah sebagai berikut:
Gambar 3.2 Metode One Shot Case Study
Keterangan:
O = kelompok yang dikenai perlakukan
X = perlakuan berupa penerapan sistem kemudian diamati hasilnya.
25
Aris Saepul Rohman, 2013
Kelompok yang dikenai perlakuan merupakan sampel yang terpilih
dan selanjutnya akan dikenai perlakuan berupa penerapan sistem pendukung
keputusan penjurusan.
3.5 Instrumen Penelitian
Arikunto (2006: 149) mengungkapkan bahwa instrumen adalah alat pada
waktu penelitian menggunakan sesuatu metode. Instrumen yang akan digunakan
untuk penelitian ini adalah instrumen untuk pengumpulan data siswa dan
instrument yang ditujukan untuk validasi ahli mengenai system pendukung
penjurusan dan prosedur penjurusan itu sendiri.
Instrumen pengumpulan data merupakan instrument yang berupa angket
atau isian mengenai data-data siswa. Instrumen validasi ahli merupakan instrumen
yang digunakan pada tahapan validasi oleh para ahli terhadap sistem yang
dikembangkan. Rating scale atau skala bertingkat adalah suatu ukuran subjektif
yang dibuat berskala (Arikunto, 2006: 157).
3.6 Teknik Analisis Data
3.6.1 Analisis Data Instrument Validasi Ahli
Sugiyono (2009: 99) menjelaskan bahwa perhitungan rating scale
ditentukan dengan rumus sebagai berikut:
P =
x100%
Keterangan:
P = angka persentase,
Skor ideal = skor tertinggi tiap butir x jumlah responden x jumlah
butir
Selanjutnya tingkat validasi dalam penelitian ini digolongkan dalam
empat kategori dengan menggunakan skala sebagai berikut (Gonia, 2009:
50):
0 25 50 75 100
26
Aris Saepul Rohman, 2013
Selanjutnya, Gonia (2009: 50) menjelaskan kategori tersebut bisa
dilihat berdasarkan tabel interpretasi sebagai berikut:
Tabel 3.1 Tabel kategori tingkat validitas
Skor persentase (%) Interpretasi
0-25 Tidak baik
25-50 Kurang baik
50-75 Baik
75-100 Sangat baik
3.6.2 Analisis Data Penelitian
Untuk menganalisis data hasil penelitian digunakan metode
Precission – Recall yaitu dengan cara menghitung membandingkan data asli
hasil perhitungan manual dengan data hasil perhitungan sistem pendukung
keputusan penjurusan. Apabila hasil perhitungannya diatas 0,5 (50%) maka
system dinyatakan valid atau layak dipakai.
Untuk lebih jelas bisa dilihat dalam table berikut:
Tabel 3.2 Tabel perhitungan Precision
A (asli) B (asli)
A (sistem) TP FP
B (sistem) FP TP
Dari tabel diatas, nilai precision dihitung menggunakan rumus :
P = TP__
Sedangkan untuk menghitung nilai Recall bisa dilihat pada table
27
Aris Saepul Rohman, 2013
Tabel 3.3 Tabel perhitungan Recall
A (asli) B (asli)
A (sistem) TP FN
B (sistem) FN TP
Dari tabel diatas, nilai precision dihitung menggunakan rumus :
R = TP__
TP + FN
Dimana,
TP (True Positive) = Data yang termasuk kelas Cp dan
dimasukan ke kelas Cp
FN (False Negative) = Data yang termasuk kelas Cp tapi tidak
61
Aris Saepul Rohman, 2013
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari tahapan-tahapan penelitian tentang sistem
pendukung keputusan penjurusan dan mengacu pada rumusan masalah, maka
dapat disimpulkan bahwa:
1. Dengan sistem pendukung keputusan penjurusan menggunakan metode
Analytical Hierarchy Process ini , proses penjurusan menjadi semakin
mudah dilakukan karena data-data yang digunakan dalam proses
penjurusan dihitung dan diolah sesuai dengan bobot yang tepat dari
masing-masing kriteria penjurusan yang biasa dipakai untuk menentukan
hasil penjurusan. Setelah dilakukan validasi, sistem pendukung keputusan
penjurusan ini bisa lebih dikembangkan dan sudah layak untuk digunakan
kembali untuk proses penjurusan pada tahun ajaran selanjutnya.
2. Model dari sistem pendukung keputusan penjurusan dikembangkan
dengan menggunakan PHP dan MySQL dan berbasis web yang
berhubungan langsung dengan database sekolah, untuk data-datanya
sendiri bisa langsung diambil dari data sistem informasi sekolah yang
sudah ada sebelumnya. Pada sistem yang dikembangkan, setiap kriteria
dan prioritas dari masing-masing kriteria bisa ditentukan berbeda dari
tahun ke tahun agar tidak mempengaruhi data hasil penjurusan yang sudah
pernah dilakukan karena tidak menutup kemungkinan pada tahun ajaran
selanjutnya kriteria dan prioritas nya berbeda dengan tahun sebelumnya.
5.2 Saran
Berdasarkan penelitian dan pengembangan sistem pendukung keputusan
penjurusan yang telah dilaksanakan, terdapat beberapa saran yang disampaikan,
yaitu:
1. Secara umum sistem yang dibangun dan dikembangkan peneliti masih
terdapat banyak keterbatasan baik itu dari segi visualisasi, interaktivitas,
62
Aris Saepul Rohman, 2013
mengembangkan sistem pendukung keputusan yang lebih interaktif, lebih
menarik, lebih kaya fitur dan lebih bermanfaat untuk proses penjurusan
disekolah.
2. Diharapkan juga peneliti selanjutnya bisa membangun dan
mengembangkan sistem pendukung keputusan penjurusan versi desktop
yang dinilai lebih praktis dalam sistem instalasi dan penggunaan
Aris Saepul Rohman, 2013
DAFTAR PUSTAKA
... . (...). Analytichal Hierarcy proccess.[Online].Tersedia : http://www.ittelkom.ac.id/library/index.php?view=article&catid=25:industri &id=252:ahp&option=com_content&Itemid=15 [12 Juni 2010]
… . (…) Sistem Pendukung Keputusan [Online]. Tesedia:
http://dosen.amikom.ac.id/downloads/artikel/SPK%20penilaian%20karyawan.doc [12 Juni 2010]
… . (…) Sistem Informasi [Online]. Tersedia: http://apr1l-si.comuf.com/SI.pdf [12 Juni 2010]
… . (…). Penjurusan SMA [Online]. Tersedia:
http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Master-7445-1307201810-bab1.pdf [29
Oktober 2013]
… . (…). Pemilihan Penjurusan SMA [Online]. Tersedia:
http://aribarkah.blogspot.com/2011/09/pemilihan-keputusan-program-studi-di.html [29 Oktober 2013]
Fauzi, Ridlwan Agung. (2010). Sistem Pendukung Keputusan Pada Penjurusan Di Madrasah Aliyah Negeri 1 Bandung Menggunakan Metode Analitycal Hierarchy Process (AHP). Bandung : UNIKOM
Kusrini, S.Kom. (2007) Konsep Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan. Yogyakarta: Penerbit Andi