• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KNOWLEDGE MANGEMENT DAN KOMPETENSI TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH KNOWLEDGE MANGEMENT DAN KOMPETENSI TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN."

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI

Halaman

Abstrak ... i

Abstract ... ii

Kata Pengantar ... iii

Ucapan Terima Kasih ... iv

Daftar Isi ... vii

Daftar Tabel ... x

Daftar Gambar ... xiii

Daftar Lampiran ... xiv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ………...…... 8

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 10

1.4 Kegunaan Penelitian ..……….…….…..…… 10

1.5 Model Penelitian ... 12

1.6 Hipotesis ... 13

1.7 Lokasi Penelitian ... 13

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian knowledge management ………..…. 14

Empat Proses Knowledge Management (Manajemen Pengetahuan) 2.1.1 Penciptaan Pengetahuan dalam Organisasi (Knowledge Creation) ……….. 19

2.1.2 Akuisisi Pengetahuan ... 30

2.1.3 Transfer dan Pengubahan Pengetahuan ... 34

2.1.4 Penyimpanan dan Penggunaan Kembali Knowledge Management ………...…. 39

(2)

2.3 Produktivitas Kerja ... 62

2.4 Kerangka Pemikiran Hubungan Antara Knowledge Management dan Kompetensi dengan Produktivitas Kerja ... 70 BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Subjek Penelitian ... 75

3.2 Metode Penelitian 3.2.1 Metode dan jenis penelitian ... 76

3.2.2 Populasi dan Teknik Pengambilan sampel ... 76

3.2.3 Operasionalisasi Variabel ... 78

3.2.4 Jenis dan Sumber Data ... 81

3.2.5 Validitas dan Reliabilitas Instrumen... 82

3.2.6 Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data ... 85

3.3 Analisis Data dengan menggunakan SEM (Stuctural Equation Modelling) ………..………… 87

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Sejarah Bank Jabar ……….…………..…… 94

4.2 Pengolahan data ……….… 99

4.2.1 Profil Responden ……….…………. 99

4.2.2 Uji validitas indikator dan uji reliabilitas instrument penelitian ………... 103 4.2.3 Deskripsi Variabel Penelitian ……… 105

4.2.3.1 Variabel Knowledge Management ….………… 106

4.2.3.2 Variabel kompetensi ……….………. 113

4.2.3.3 Variabel produktivitas kerja ……….…. 121

4.2.4 Uji asumsi statistik 4.2.4.1 Uji normalitas data ……… 125

4.2.4.2 Uji Model Pengukuran ……… 127

4.2.4.3 Uji Hybrid Model ……….. 129

(3)

terhadap tingkat Produktivitas di PT. Bank Jabar banten,

Tbk ………. 136

4.3.3 Pengaruh tinggi rendahnya Kompetensi terhadap Produktivitas di PT. Bank Jabar banten, Tbk ………… 138

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ……….……… 141

5.2 Saran ………. 142

DAFTAR PUSTAKA ……….……….. 144

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Peningkatan kualitas dan produktivitas adalah kata kunci (keywords) untuk

dapat mengejar ketinggalan sehingga mampu bersaing bukan hanya ditataran

regional dan nasional, tetapi juga di level global. Peningkatan kualitas dan

produktivitas harus dilakukan secara terus menerus, baik pada tataran makro

maupun mikro, baik ditingkat pusat maupun daerah.

Industri perbankan sudah memasuki persaingan bebas (free market

competition). Kendati bank-bank terhindar dari sanksi regulator lantaran bisa

memenuhi ketentuan permodalan Rp100 miliar sesuai dengan yang tercantum

dalam Arsitektur Perbankan Indonesia (API), namun ketatnya persaingan

mendesak semua bank untuk meningkatkan kualitas kerja karyawannya. Bank

pembangunan daerah (BPD) yang seluruh modalnya sudah di atas Rp100 miliar

pun tidak bisa berpangku tangan. Supaya pangsa pasarnya tidak tergerus pesaing,

BPD harus mampu tumbuh minimal setara dengan industri, baik dari sumber daya

manusia maupun produk yang dimilikinya.

Hasil survei seperti yang di lakukan Roy Morgan Research mengungkapkan

bahwa BPD bukan pilihan utama masyarakat di daerahnya disebabkan

oleh market penetration, banyak BPD di daerahnya masih kalah dibandingkan

dengan bank umum lain. Bertumbuhnya kantor cabang bank umum non-BPD di

(5)

terpacu dan termotivasi untuk meningkatkan kinerja dan pelayanannya. Terlebih,

kalau hal itu dapat dilakukan secara terukur, berkelanjutan, dan konsisten.

Sementara, minusnya, kalau BPD tidak bergegas melakukan antisipasi, BPD

terancam akan menjadi tamu di daerahnya sendiri.

Menurut Kartono Mohamad (2009), untuk menopang ekspansi bisnis dan

meningkatkan produktivitas, BPD harus memiliki tiga pilar penting dalam bisnis

perbankan, yakni permodalan, teknologi, dan sumber daya manusia (SDM) yang

dibekali dengan pengetahuan manajemen dan kompetensi yang berkualitas. Salah

satu permasalahan penting bagi karyawan dalam suatu organisasi ialah bagaimana

mengaplikasikan pengetahuan manajemen dan kompetensi yang dimiliki untuk

mencapai produktivitas yang diinginkan supaya dapat bersaing dengan kompetitor

khususnya di PT.Bank Jabar Banten, Tbk sebagai BPD Jawa Barat.

Selain itu, masih dominannya giro dalam struktur DPK menunjukkan

bahwa PT. Bank Jabar Banten, Tbk tidak bisa lepas dari dana pemerintah daerah

(pemda). Masalah lain yang muncul adalah mutu pelayanan belum maksimal

karena semangat melayani belum dihayati karyawan PT. Bank Jabar Banten, Tbk

(sumber infobanknews.com, oleh Kartono Mohamad). Kendati para bankir BPD

sepakat bahwa mutu pelayanan dari karyawan menjadi nomor satu, praktiknya

masih ketinggalan.

Menurut Anoraga dan Suyati, (1995) produktivitas mengandung

pengertian yang berkenaan dengan konsep ekonomis, filosofis dan sistem. Sebagai

konsep ekonomis, produktivitas berkenaan dengan usaha atau kegiatan manusia

(6)

manusia dan masyarakat pada umumnya yang dapat diukur berdasarkan hasil

kerja karyawannya. Ukuran produktivitas kerja karyawan pada beberapa bank

dapat dilihat pada tabel 1.1. Pengukuran produktivitas tenaga kerja menurut

sistem pemasukan fisik per orang atau per jam kerja sangat penting pada sebuah

organisasi, namun dari sudut pandangan atau pengawasan harian,

pengukuran-pengukuran tersebut pada umumnya tidak memuaskan, dikarenakan adanya

variasi dalam jumlah yang diperlukan untuk memproduksi satu unit produk yang

berbeda.

Tabel 1.1

Ukuran produktivitas kerja karyawan bank di Indonesia

Sumber : API (Arsitektur Perbankan Indonesia)

Tabel diatas menunjukkan bahwa produktivitas kerja karyawan PT. Bank

Jabar Banten, Tbk cenderung lebih rendah. Hal tersebut terlihat dari proses job

description karyawan menunjukkan bahwa produktivitas kerja karyawan PT.

Bank Jabar Banten, Tbk rata-rata lebih rendah dibandingkan produktivitas kerja

karyawan bank umum lainnya. Produktivitas kerja yang rendah akan berdampak

pada tidak stabilnya produktivitas perusahaan, karena kualitas SDM yang rendah

menghambat perubahan kultur melayani di tubuh bank, akibatnya PT. Bank Jabar Nama Bank

Proses Job Description Karyawan

(7)

Banten, Tbk kalah bersaing dengan kompetitor. Rendahnya produktivitas kerja

perusahaan dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 1.2

Pertumbuhan produktivitas PT. Bank Jabar Banten, Tbk

Sumber: LBU (Laporan Keuangan Bulanan Bank Jabar)

Berdasarkan tabel 1.2 dijelaskan bahwa produktivitas PT. Bank Jabar

Banten, Tbk dari tahun 2005 – 2009 cenderung tidak stabil, hal ini dilihat dari

ratio pendapatan yang fluktuatif, karena pendapatan merupakan hasil yang

diperoleh dari keseluruhan unit bisnis. PT. Bank Jabar Banten, Tbk seharusnya

sangat diperhitungkan dalam perebutan dana tabungan, dengan basis nasabah

yang dimiliki. Semangat kedaerahan bisa menjadi sisi positif bagi PT. Bank Jabar

Banten, Tbk untuk memenangi pertarungan. Tapi, tanpa paradigma dan orientasi

bisnis, sulit memanfaatkan bekal positif yang dimilikinya sehingga

mengakibatkan tidak stabilnya produktivitas.

PT. Bank Jabar Banten, Tbk berusaha mengubah mind set dengan

merekrut bankir-bankir swasta, akan tetapi upaya tersebut tidak dapat mengubah

budaya pelayanan menjadi lebih baik dan cepat. Menurut sejumlah bankir swasta

(8)

tembok tebal untuk mengubah mindset pegawai yang kaku

(sumber:Infobanknews.com2009).

Dalam konteks ini, hendaknya PT. Bank Jabar Banten, Tbk mengetatkan

kinerjanya agar mampu bersaing dengan bank lain dengan cara meningkatkan

kualitas sumber daya manusia berupa pengetahuan dan kompetensi. Ketika

kompetisi pasar bebas sudah benar-benar terjadi, PT. Bank Jabar Banten, Tbk

tidak bisa lagi bergantung pada dana pemda, apalagi meminta ke Departemen

Dalam Negeri ataupun Menteri Keuangan untuk meminta perlindungan dan

fasilitas (sumber: infobanknews.com).

Produktivitas dapat diukur pada tingkat individual, kelompok maupun

organisasi. Produktivitas juga mencerminkan keberhasilan atau kegagalan dalam

mencapai efektivitas dan efisiensi kinerja dalam kaitannya dengan penggunaan

sumber daya. Karyawan sebagai sumber daya manusia di tempat kerja termasuk

sumber daya yang sangat penting dan perlu diperhitungkan.

Menurut sjafri mangkuprawira (2008) kriteria untuk menilai produktivitas

kerja dapat dilihat dari :

1. Sisi Input yang terdiri dari tingkat pendidikan dan pengetahuan manajemen

yang tinggi, kreatifitas dan kompetensi karyawan yang tinggi.

2. Sisi output seperti kepuasan konsumen yang semakin tinggi, penerimaan dari

investasi semakin meningkat, output perkaryawan semakin tinggi, nilai rupiah

penjualan semakin meningkat dan keuntungan semakin besar

3. Sisi Outcome yaitu: pangsa pasar yang semakin besar, penghasilan dari setiap

(9)

besarnya peluang karir karyawan dan semakin besarnya peluang perusahaan

untuk berkembang.

Fiermonte dan Bruning (2005) menyatakan bahwa kemampuan suatu

organisasi untuk bersaing tidak hanya bersumber dari pasar produk atau jasa yang

dihasilkan, namun juga dari sisi sumber daya manusia yang dimiliki yaitu

karyawan. Peningkatan kualitas dan produktivitas tenaga kerja, antara lain

dilakukan melalui pengembangan melalui sistem standarisasi dan sertifikasi

kompetensi di berbagai bidang profesi serta pengembangan sistem pengetahuan

dan pelatihan berbasis kompetensi.

Ketatnya persaingan pada bisnis perbankan, menuntut PT.Bank Jabar

Banten, Tbk harus lebih mengoptimalkan sumber daya yang dimilikinya, sumber

daya manusia faktor yang paling penting dalam mencapai tujuan perusahaan.

Sumber daya manusia yang dimaksud yaitu karyawan PT.Bank Jabar Banten,

Tbk. Salah satu isu yang menarik untuk dikaji adalah isu tentang tidak stabilnya

produktivitas kerja karyawan PT. Bank Jabar Banten, Tbk.

Dugaan sementara yang muncul adalah produktivitas kerja karyawan PT.

Bank Jabar Banten, Tbk selama ini tidak stabil dan kurang optimal sebagai BPD

dengan aset terbesar di Indonesia yaitu diatas Rp. 10 triliun (sumber:

asbanda.com), PT. Bank Jabar Banten, Tbk seharusnya juga menjadi bank nomor

satu.

Pengetahuan manajemen dan kompetensi dapat menunjang hasil kualitas

dan produktivitas suatu perusahaan (Dede Mariana 2007), dengan demikian maka

(10)

apabila knowledge management dan kompetensi yang ada pada karyawan yang

terlibat didalamnya menurun. Kecenderungan seperti ini pun tentunya bukan

mustahil sewaktu-waktu akan terjadi, khususnya pada PT. Bank Jabar Banten,

Tbk.

Terdapat beberapa alasan kuat, mengapa knowledge management dan

kompetensi menjadi kunci keberhasilan dalam produktivitas kerja karyawan.

Diantaranya ialah: Pertama, kegiatan penting perusahaan yaitu membuat

keputusan, menciptakan dan menghasilkan produk, serta memberikan layanan

kepada pelanggan, semuanya memerlukan knowledge management dan

kompetensi (sangkala 2007).

Melalui serangkaian hasil penelitian terungkap bahwa kemampuan

perusahaan bertahan lama dan berkembang bukan ukuran dan keberuntungannya,

melainkan karena kemampuannya beradaptasi yang lebih cepat terhadap

perubahan kondisi tuntutan lingkungannya, terus menerus melakukan inovasi, dan

mengambil keputusan yang tepat untuk bergerak menuju yang diharapkannya,

semua itu terjadi karena kemampuan knowledge management dan kompetensi dari

perusahaan itu (Sangkala, 2007:3). Kedua, adanya perubahan orientasi dalam

memandang sumberdaya perusahaan sebagai faktor produksi (Sangkala, 2007:

310). Dalam hal ini terutama perubahan yang akhirnya memandang manusia

bukan lagi dari sisi fisik, malainkan sebagai kualitas fikiran, atau kualitas

knowledge sehingga tercipta hasil yang maksimal.

Peningkatan produktfitas dapat dilakukan dengan memanfaatkan

(11)

yang akan dikembangkan, sehingga produktifitas dari perusahaan akan meningkat.

Pada penelitian ini, penulis menggunakan dua determinan yang dianggap paling

kuat, yaitu knowledge management dan kompetensi. Tiwana (1999)

mendefinisikan Knowledge Management secara luas dalam arti manajemen

pengetahuan sebagai “... pengelolaan pengetahuan organisasi untuk menciptakan

nilai bisnis dan menghasilkan keuntungan yang kompetitif.

Michael Armstrong (1998), bahwa kompetensi adalah knowledge, skill dan

kualitas individu untuk mencapai kesuksesan pekerjaannya. Sedangkan Peter F.

Drucker mendefinisikan produktivitas sebagai berikut:

“Produktivitas adalah keseimbangan antara seluruh faktor-faktor produksi

yang memberikan keluaran yang lebih banyak melalui penggunaan sumber

daya yang lebih sedikit”.

Peningkatan kompetensi dan pengetahuan manajemen karyawan secara

perorangan di PT. Bank Jabar Banten akan mendorong kinerja sumber daya

manusia secara keseluruhan, yang direfleksikan dalam kenaikan produktivitas.

Berdasarkan uraian di atas menunjukkan penilaian produktivitas merupakan suatu

hal yang tidak dapat dipisahkan dengan perusahaan.

Dukungan dari tiap manajemen yang berupa pengetahuan, dukungan

sumber daya manusia seperti, kompetensi yang dimiliki dapat memudahkan

pencapaian tujuan yang ingin dicapai dalam pendampingan, bimbingan, pelatihan

serta pengembangan akan lebih mempermudah peningkatan produktivitas yang

(12)

Dari uraian diatas penulis tertarik untuk mengetahui apakah knowledge

management dan kompetensi mempengaruhi produktivitas karyawan, maka

penulis perlu melakukan penelitian mengenai, ”Pengaruh knowledge management dan kompetensi terhadap produktivitas kerja karyawan” penelitian dilakukan di PT. Bank Jabar Banten, Tbk.

1.2 Identifikasi Masalah

Peningkatan produktivitas karyawan dapat dilakukan dengan melihat hasil

akhir yang telah dicapai karyawan dan meningkat karyawan dengan cara

meningkatkan knowledge management karyawan yang kemudian ditransfer ke

sumber daya manusia yaitu kompetensi karyawan. Pelaksanaan peningkatan

produktivitas karyawan untuk berproduksi dapat dirasakan manfaatnya jika ada

juga pemicunya.

Oleh sebab itu, penulis tertarik untuk mengupas masalah ini dalam salah

satu karya ilmiah yang berbentuk tesis, dengan judul Pengaruh knowledge

management dan Kompetensi Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan di Pt. Bank

Jabar banten, Tbk.

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka dirumuskan masalah

penelitian ini sebagai berikut:

a. Adakah pengaruh tingginya knowledge management terhadap

kompetensi di PT. Bank Jabar banten, Tbk?

b. Adakah pengaruh tingginya knowledge management terhadap

(13)

c. Adakah pengaruh tingginya kompetensi terhadap produktivitas kerja

karyawan di PT. Bank Jabar banten, Tbk?

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk menganalisis sejauh mana

knowledge management dan kompetensi berpengaruh pada produktivitas

karyawan sehingga perusahaan dapat bersaing dengan kuat.

1.3.2 Tujuan Penelitian

a. Untuk mengukur pengaruh tingginya knowledge management terhadap

kompetensi.

b. Untuk mengukur pengaruh tingginya knowledge management terhadap

produktivitas kerja karyawan.

c. Untuk mengukur pengaruh tingginya kompetensi terhadap

produktivitas kerja karyawan.

1.4 Kegunaan Penelitian

Selanjutnya dapat dijelaskan kegunaan penelitian dapat bermanfaat baik

secara teoritis maupun secara praktis bagi penulis maupun bagi Mahasiswa

Jurusan Magister Manajemen Bisnis Sekolah Pasca Sarjana Universitas

Pendidikan Indonesia. Manfaat yang dapat diperoleh secara teoritis yaitu :

a. Dapat memperdalam pengetahuan tentang knowledge management,

(14)

penerapan dan kendala–kendala yang timbul dalam aplikasi sesungguhnya

pada manajemen bisnis, sehingga dapat diselaraskan antara teori

perkuliahan dan praktek.

b. Dapat menerapkan dan menggunakan konsep ilmu pengetahuan khususnya

konsep knowledge management, kompetensi dan produktivitas kerja

karyawan yang diperoleh selama proses belajar mengajar berlangsung.

Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yaitu:

a. Dapat menjadi masukan bagi perusahaan yang diteliti dalam menerapkan

teori knowledge management, kompetensidan meningkatkan produktivitas

kerja, sehingga mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki untuk

menghadapi dinamika pertumbuhan dan perkembangan perbankan di

Indonesia.

b. Melalui proses dan konsep knowledge management, kompetensi dan

peningkatan produktivitas karyawan, diharapkan semua sumber daya

manusia dalam organisasi lebih siap untuk mengikuti perkembangan

(15)

1.5 Model Penelitian

Gambar 1.1 Model Penelitian Keterangan:

KM = Knowledge Management KO = Kompetensi

PO = Produktivitas

KM1 = Penciptaan Pengetahuan KM2 = Akuisisi Pengetahuan

KM3 = Transfer dan Pengubahan Pengetahuan

KM4 = Penyimpanan dan Penggunaan Kembali Knowledge Management KO1 = valuable competencies

(16)

1.6 Hipotesis

H1 : Terdapat pengaruh yang positif antara Knowledge Management terhadap

Kompetensi

H2 : Terdapat pengaruh yang positif antara Knowledge Management terhadap

Produktivitas kerja karyawan.

H3 : Terdapat pengaruh yang positif antara Kompetensi terhadap Produktivitas

kerja karyawan.

1.7 Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di di PT. Bank Jabar Banten, Tbk kantor pusat

(17)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Subjek Penelitian.

Subjek penelitian ini adalah tingkat Knowledge Management, tingkat

kompetensi, dan tinggi atau rendahnya produktivitas karyawan PT. Bank Jabar

Banten. Penelitian akan dilaksanakan di PT. Bank Jabar Banten, Tbk, kantor pusat

yang beralamatkan di jalan Naripan Bandung dengan objek penelitian karyawan

PT. Bank Jabar Banten yang berjumlah 400 orang karyawan.

3.1.1 Aspek Penelitian

Terhadap objek-objek penelitian tersebut kemudian akan dilakukan

penelitian mengenai beberapa aspek yaitu: aspek Knowledge Management

aspek kompetensi dan aspek manajemen produktivitas yang pada akhirnya

dapat memaksimalkan produktivitas karyawan

3.1.2 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian akan dibatasi di wilayah bandung, dengan objek-objek

penelitian pada karyawan dan manajer perusahaan.

3.1.3 Bidang usaha dari unit yang diteliti

Secara garis besar bidang usaha dari unit yang diteliti adalah jasa

perbankan baik itu funding, landing, KPR, kredit multi guna (personal

(18)

3.1.4 Waktu Penelitian

Penelitian akan dilaksanakan selama kurun waktu lima bulan yang akan

dimulai pada pertengahan bulan September 2009 hingga Desember 2010.

3.2 Metode Penelitian.

3.2.1 Jenis Penelitian.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini bersifat deskriptif

dan eksplanasi. Penelitian deskripsi bertujuan untuk mengkonfirmasi secara

empiris kesesuaian model konstruk atau theoretical or hypothetical construct

(Joreskog dan Sorbom, 1993:15) dilihat menurut indicator-indikator yang

dikonsepsikan sebagai manifes dari konstruk tersebut (Kusnendi, 2008:271).

Sedangkan penelitian eksplanasi bertujuan untuk menjelaskan hubungan kausal

antar variabel laten (Kusnendi, 2008:272).

3.2.2 Populasi dan Teknik pengambilan sampel.

3.2.2.1Populasi.

Dermawan Wibisono (2005:40) mengungkapkan: ”Populasi adalah

sekumpulan entitas yang lengkap yang terdiri dari orang, kejadian, atau benda,

yang memiliki sejumlah karakteristik yang umum.” Sedangkan menurut Ulber

Silalahi (2006:147), sebagai berikut ”populasi adalah jumlah total dari seluruh

unit atau elemen di mana penyidik tertarik. Populasi adalah jumlah total dari

seluruh unit yang darinya sampel dipilih. Populasi dapat berupa organisme, orang

(19)

laporan yang semuanya memiliki ciri dan harus didefenisikan secara spesifik dan

tidak secara mendua”. Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan PT. Bank

Jabar Banten, Tbk yang yang meliputi staff dan manager. Populasi berjumlah 400

orang karyawan.

3.2.2.2Teknik Pengambilan Sampel

Selanjutnya Arikunto (2004:117) mengatakan bahwa, “ sampel adalah

bagian dari populasi”. Sampel penelitian adalah sebagian dari populasi yang

diambil sebagai sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi. Berkaitan

dengan teknik pengambilan sampel Nasution (2003:135) bahwa “... mutu

penelitian tidak selalu ditentukan oleh besarnya sampel, tetapi oleh kokohnya

dasar-dasar teorinya, oleh desain penelitiannya (asumsi-asumsi statistik), serta

mutu pelaksanaan dan pengolahannya”.

Untuk pengambilan sampel dari populasi agar diperoleh sampel yang

representatif atau mewakili, maka diupayakan setiap subjek dalam populasi

mempunyai peluang yang sama untuk menjadi sampel.

Dengan jumlah populasi sebanyak 400 orang karyawan, maka penarikan

sampel dalam penelitian ini menggunakan sampel secara acak (Random sampling)

untuk memberikan peluang yang sama pada setiap anggota populasi untuk dipilih

menjadi anggota sampel. Sedangkan teknik pengambilan sampel menggunakan

rumus yang dikemukakan oleh Slovin. Adapun rumus yang digunakan adalah

(20)

N n =

1 + Ne²

Dimana : n = ukuran sampel

N = ukuran populasi

e = taraf kesalahan

(sumber : Husein Umar, 2002:141)

berdasarkan rumus tersebut diperoleh jumlah sampel sebagai berikut:

400 n =

1 + (400)(0.1²) = 80

Unit sampel dalam penelitian ini adalah 80 orang karyawan, namun

menurut Ferdinand dalam Kusnendi (2008: 46) menyebutkan bahwa ukuran

sampel yang harus dipenuhi dalam pemodelan SEM adalah minimum berjumlah

100. Sehingga untuk memenuhi salah satu syarat menggunakan analisis SEM

maka unit sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah 100 orang.

3.2.3 Operasionalisasi Variabel.

Seperti yang diungkapkan pada subjek penelitian, bahwa masalah yang akan

diteliti adalah Knowledge Management (X1), Kompetensi Karyawan (X2) dan

Tingkat Produktivitas Kerja (Y). Secara lebih rinci, Operasionalisasi Variabel

(21)

Tabel 3.1 ketika dibutuhkan untuk membuat keputusan yang lebih baik, bertindak dengan tepat, serta memberikan hasil dalam rangka mendukund

(22)

• Kompetensi

Penampilan hasil karya personel baik kuantitas maupun kualitas dalam suatu

(23)

3.2.4 Jenis dan Sumber data.

Data merupakan fakta-fakta yang belum diolah dan tidak berarti bagi

penggunanya. Berdasarkan sumbernya data dibagi menjadi data primer dan data

sekunder. Menurut Kusnendi dan Edi Suryadi (2005:51) mengungkapkan

definisi-definisi tersebut, antara lain:

a. Data Primer yaitu data yang dikumpulkan secara khusus oleh seorang

peneliti dari sumber aslinya dengan menggunakan kuesioner, yaitu teknik

pengumpulan data dengan cara memberikan lembaran pertanyaan kepada

setiap responden untuk dijawab secara tertulis. Metode ini merupakan cara

untuk memperoleh data primer yang digunakan peneliti sebagai bahan

dasar analisis dimana pembuatan daftar pertanyaan didasarkan atas

indikator yang melekat pada masing-masing variabel yang digunakan

dalam penelitian ini. Butir-butir pertanyaan dibuat sedemikian rupa untuk

memudahkan responden untuk mengisi jawaban yang tersedia dalam

bentuk pilihan berganda dimana setiap batir pertanyaan berisi lima pilihan

jawaban yang disesuaikan dengan kriteria variabel, indikator dan

parameter yang diujikan dalam penelitian ini.

b. Data Sekunder yaitu data yang telah tersedia yang dikumpulkan oleh pihak

lain, baik dipublikasikan maupun tidak dipublikasikan yang digunakan

oleh seorang peneliti sebagai sumber data penelitiannya. Data bisa berupa

buku-buku, literatur, laporan tahunan, statistik dan lain-lain yang berkaitan

dengan objek penelitian, baik dari perpustakaan ilmiah maupun dari

(24)

melengkapi data primer. Untuk memperjelas dan mempermudah jenis dan

sumber data di dalam penelitian ini, maka data sekunder perusahaan

adalah sebagai berikut:

1) Profil PT. Bank Jabar Banten, Tbk.

2) Data karyawan PT. Bank Jabar Banten, Tbk.

3) Dokumen-dokumen yang berkaitan

Secara rinci jenis dan sumber dta dapat dilihat pada tabel 3.2

Tabel 3.2

Jenis dan Sumber Data

Jenis Data Sumber Data

Profil perusahaan PT. Bank Jabar Banten, Tbk Data karyawan PT. Bank Jabar Banten, Tbk Gambaran tingkat Knowledge

Management karyawan di PT. Bank Jabar Banten, Tbk.

Karyawan PT. Bank Jabar Banten, Tbk

Gambaran Kompetensi karyawan di PT. Bank Jabar Banten, Tbk.

Karyawan PT. Bank Jabar Banten, Tbk

Gambaran tingkat Produktivitas karyawan di PT. Bank Jabar Banten, Tbk.

Karyawan PT. Bank Jabar Banten, Tbk

3.2.5 Validitas dan Reliabilitas Instrumen.

Data mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam suatu penelitian

karena menggambarkan variabel yang diteliti dan berfungsi sebagai pembentuk

hipotesis. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengujian data untuk mendapatkan

(25)

data. Sedangkan instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan yaitu

validitas dan reliabilitas. Uji validitas dan reliabilitas pada penelitian ini

dilaksanakan dengan menggunakan alat bantu software komputer program SPSS

(Statistical Product for Service Solutions).

• Uji Validitas.

Menurut William G. Zikmund (2003:331), validitas adalah: “The ability of

a scale to measure what was intended to be measured.” (Artinya: Kemampuan

suatu skala untuk mengukur sesuatu yang diniatkan untuk diukur.). Pendapat

serupa disampaikan oleh David A Aaker (2004:762), “Validity is the ability of a

measurenment instrument to measure what it is supposed to measure.” (Artinya:

Validitas adalah kemampuan suatu instrumen pengukur untuk mengukur apa yang

seharusnya diukur).

Untuk menguji validitas dapat menggunakan product moment atau

pearson (Pearson’s Product Moment Coeffisient of Correlation), yaitu:

r = n (∑ xy) – (∑x) (∑y)

{|n(∑x2) - (∑x)2|n(∑y2) - (∑y)2}

keterangan:

rxy = koefisien korelasi antara variabel bebas dan variabel terikat,

dua ariabel yang dikorelasikan

X = skor untuk pernyataan yang dipilih

Y = skor total

(26)

Instrumen penelitian disamping harus valid, juga harus dapat dipercaya (reliable). Suatu reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai pengumpul data, karena instrumen itu sudah baik. Instrumen yang sudah dapat dipercaya, yang reliable

akan menghasilkan data yang dapat dipercaya.

Yang dimaksud dengan reliabilitas adalah menunjukkan suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data karena instrumen tersebut sudah baik. Reliabilitas menunjukkan tingkat keterandalan tertentu (Suharsimi Arikunto,2002).

Koefisien Alpha Cronbach (Cα) merupakan statistik yang paling umum digunakan untuk menguji reliabilitas suatu instrumen penelitian. Suatu instrumen penelitian diindikasikan memiliki tingkat reliabilitas memadai jika koefisien alpha Cronbach lebih besar atau sama dengan 0,70 (Hair, Anderson, Tatham & Black, 1998:88).

Jika suatu instrumen dapat dipercaya, maka data yang dihasilkan oleh instrumen tersebut dapat dipercaya. Rumus yang dipergunakan untuk mengukur reliabilitas adalah teknik spilit half dari Spearman Brown, yaitu:

(27)

Keterangan:

r = Reliabilitas seluruh instrumen

rb = Korelasi Product Moment antara belahan pertama dan kedua

3.2.6 Teknik Pengolahan data dan Analisis Data.

Analisis deskriptif digunakan untuk memperoleh deskripsi mengenai

penilaian knowledge management, kompetensi karyawan, dan produktivitas kerja,

berdasarkan karakteristik biografis karyawan Pt. Bank Jabar Banten. Data

kuantitatif yang merupakan sumber data primer dalam penelitian ini diperoleh

melalui pengisian kuesioner oleh responden. Kuesioner dibuat dalam bentuk

daftar isian pertanyaan yang dituangkan didasarkan atas indikator melekat pada

masing-masing variabel yang akan diteliti, yaitu variabel eksogen adalah

knowledge management (X1), variabel endogen adalah kompetensi karyawan

(X2) sebagai variabel antara dan variabel endogen produktivitas kerja (Y). dengan

menggunakan skor nilai sesuai dengan skala likert (Sugiyono, 2007). Penilaian

skoring atas jawaban responden dengan nilai kriteria jawaban yang tersedia

merupakan cara untuk merubah nilai kualitatif menjadi nilai kuantitatif, sehingga

hasil kuesioner dari responden ini dapat dianalisis dengan metode statistic range

dan rentang. Selanjutnya langkah-langkah dalam pengolahan data dilakukan

sebagai berikut:

• Meneliti setiap jawaban dari hasil kuesioner yang telah diisi responden.

• Melakukan penjumlahan dari seluruh pertanyaan dan kemudian ditentukan

(28)

• Menghitung tingkat kebutuhan dengan menggunakan pendekatan rentang,

yaitu skor terbesar dikurangi skor terkecil. Setelah diketahui hasil dari rentang

tersebut dibagi dengan jumlah kategori jawaban. Kategori untuk variabel

knowledge management, kompetensi karyawan, dan produktivitas kerja

ditentukan berdasarkan skala yang dapat dilihat pada tabel 3.3.

Tabel 3.3

Kriteria jawaban penilaian responden berdasarkan variabel.

No. Kriteria jawaban. Skala 1. Sangat setuju 19 – 37 2. Setuju 38 – 56 3. Ragu-ragu 57 – 75 4. Tidak setuju 76 – 94 5. Sangat tidak setuju 95 – 113

Tabel 3.4

Kriteria jawaban dan skoring penilaian responden berdasarkan indikator.

No. Kriteria jawaban. Skala 1. Sangat setuju 4.2 – 5.0 2. Setuju 3.4 – 4.19 3. Ragu-ragu 2.6 – 3.39 4. Tidak setuju 1.8 – 2.59 5. Sangat tidak setuju 1.0 – 1.79

Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh antara variabel eksogen dengan

(29)

Dean J. Champion dalam buku “Basic Statistic for Social Research”, sebagai

berikut:

± 0.00 – 0.25 : No association atau weak association.

± 0,26 – 0.50 : Moderately low association atau moderately weak association.

± 0.51 – 0.75 : Mederately high association atau moderately strong association.

± 0.76 – 1.00 : High association atau strong association.

3.3 Analisis Data dengan menggunakan SEM (Stuctural Equation Modelling).

Berdasarkan pengolahan data tersebut diatas, maka langkah penyelesaian

selanjutnya digunakan analisis data yang mengarah kepada analisis dan

pembahasan yang dikemukakan pada penelitian ini. Analisis dan pembahasan

permasalahan hasil penelitian ini, digunakan suatu teknik dan alat analisis

kuantitatif.

Analisis kuantitatif digunakan untuk menjawab permasalahan dan menguji

hipotesis yang diajukan. Metode kuantitatif yang digunakan dalam penelitian ini

adalah menggunakan analisis Structural Equation Model (SEM), metode ini

digunakan karena dalam penelitian ingin menguji eksplanasi hubungan kausal

antar variabel dan mendeskripsikan konstrak menurut indikator-indikatornya

(measurement theory) yang secara eksplisit dinyatakan tidak dapat diobservasi

langsung (Kusnendi, 2008:7).

Model persamaan struktural atau sering disebut latent variable analysis,

(30)

analysis with latent variables, atau lebih populer dengan nama SEM (Structural

Equation Modeling) (Schumacker & lomax, 1996; Kerlinger, 1990), baru dikenal

pada tahun 1970, yaitu sejak pakar statistika Karl Jöreskog dan Dag Sörbom dari

Universitas Uppsala Swedia memperkenalkan paket program statistika yang

disebut LISREL (Linear Structural Relationships). Seiring dengan perkembangan

berbagai paket program statistika yang dirancang khusus untuk komputasi statistic

SEM maka penggunaan SEM dalam penelitian ilmu-ilmu social dan perilaku

terutama sejak tahun 1994 terus meningkat (Hair dkk., 2006: 724). Karena itu

tidak berlebihan apabila dikatakan bahwa sekarang SEM telah menjadi “the

dominant multivariate technique” (Hair dkk., 2006: 724).

Kusnendi (2008:270) mengungkapkan bahwa SEM adalah metode analisis

data multivariate yang bertujuan menguji model pengukuran dan model struktural

variabel laten. Dari batasan tersebut terdapat tiga karakteristik utama SEM sebagai

berikut: (1) SEM merupakan kombinasi teknik analisis data multivariate

interdependensi dan dependensi, yaitu analisis faktor konfirmatori dan analisis

jalur, (2) Variabel yang dianalisis adalah variabel laten (konstruk), yaitu variabel

yang tidak dapat diobservasi langsung (unobservable) tetapi diukur melalui

indicator-indikator terukur atau variabel manifest, dan (3) SEM bertujuan bukan

untuk menghasilkan model melainkan menguji atau mengkonfirmasikan model

berbasis teori, yaitu model pengukuran dan model struktural.

Model penelitian ini adalah model yang sifatnya mediate-multivariate

model. Model ini dicirikan dalam model yang dianalisis terdapat satu variabel

(31)

diberlakukan sebagai variabel antara, dan satu variabel laten endogen yang

diberlakukan sebagai variabel dependen (Kusnendi, 2008:276). Untuk lebih

jelasnya diagram jalur penelitian dapat dilihat pada gambar 3.1

Gambar 3.1

Diagram Jalur Hipotesis

Untuk menguji model dalam SEM dilakukan dalam dua tahap yaitu uji

model pengukuran dan uji hybrid model.

a) Uji model pengukuran.

Uji kesesuaian model pengukuran paling tidak dilakukan menggunakan 3

(tiga) ukuran GFT utama, yaitu statistic uji chi-square, nilai RMSEA dan nilai

CFI. Berdasarkan ketiga ukuran GFT tersebut, model pengukuran dikatakan fit

dengan data apabila nilai probabilitas (P-value) statistik chi-square lebih besar

atau sama dengan 0,05; nila RMSEA lebih kecil dari 0,08 dan atau nilai CFI

lebih besar dari 0,90. berdasarkan hasil uji kesesuaian model dapat

diidentifikasi apakah overall measurement model merupakan congeneric

model atau bukan. Diharapkan hasil uji dapat menghasilkan congeneric

Knowledge Managemen

t

Kompetensi

Produktivita

s kerja e2

(32)

model. Evaluasi validitas reliabilitas masing-masing indikator dilakukan

dengan melihat nilai statistik c.r dan atau besaran estimasi koefisien bobot

faktor yang distandarkan (standardized loading factor).

Seperti telah dijelaskan, suatu indikator dikatakan valid dan reliabel

mengukur variabel latennya apabila standardized loading factor- nya secara

statistik signifikan (nilai c.r sama atau lebih besar dari 1,96) serta besaran

estimasi koefisien bobot faktor yang distandarkan tidak kurang dari 0,40

(Ferdinand, 2002) atau 0,50 (Hair dkk; Ghozali, 2004).Standardized loading

factors yang tidak signifikan atau kurang dari cut-off value 0,40 atau 0,50

diindikasikan variabel manifes atau indikator tersebut tidak signifikan. Dengan

kata lain, indikator tersebut valid dan tidak reliabel dalam mengukur variabel

latennya. Indikator uang tidak signifikan dikeluarkan dari model (Hair dkk,

2006). Artinya, model pengukuran mengalami perbaikan dan parameter model

pengukuran diestimasi ulang.

Berdasarkan besaran koefisien bobot faktor yang distandarkan, selanjutnya

dievaluasi reliabilitas komposit untuk masing-masing model pengukuran.

Untuk itu dihitung koefisien construcs reliability dan atau variance extracted.

Melalui koefisien construcs reliability dan atau variance extracted

selanjutnya dapat dievaluasi konsistensi internal (reliabilitas) semua indikator

dalam mengukur masing-masing variabel laten yang diteliti.

Atas dasar model pengukuran yang telah teruji fit tidanya dengan data

(33)

Artinya, model pengukuran (measurement theory) dan structural (structural

theory) diuji secara smultan.

b) Uji hybrid model.

Seperti pengujian model pengukuran, pengujian hybrid model juga

dilakuakan dalam dua tahap sebagai berikut:

Pengujian kesesuaian model (overall mode fit)

Pengujian kebermaknaan (test of significance) koefisien jalur model

struktural.

Statistik kriteria pengujian kesesuaian model sama dengan yang

digunakan dalam pengujian model pengukuran. Menguji kebermaknaan

koefisien jalur model struktural berarti menguji hipotesis penelitian.

Pengujiannya dilakukan dengan menggunakan statistic uji t. Kriteria

pengujiannya adalah, jika nilai t hitung lebih besar atau sama dengan dengan

nilai t table pada tingkat kesalahan 0,05 dan derajat kebebasab sebesar n- 1 (n

adalah ukuran sample) maka hpotesis nol ditolak, dan hipotesis alternatif

(hipotesis penelitian) diterima.

c) Trimming dan interpretasi hasil.

Perbaikan model dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu melalui trimming.

Trimming bertujuan untuk memperoleh model yang paling sederhana.

Kesederhanaan model itu sendiri ditunjukan oleh jumlah jalur yang diestimasi

relative sedikit. Karena itu dalam SEM, trimming dilakukan jika dipenuhi dua

kondisi sebagai berikut:

(34)

2) Dalam model struktural ditemukan ada koefisien jalur yang tidak

signifikan.

Karena tujuan utama trimming adalah memperoleh model yang paling

sederhana maka ketika trimming dilakukan akan diperoleh dua model yang

berbeda, yaitu model sebelum trimming dan model setelah trimming.

Model dikatakan lebih baik dibandingkan dengan model sebelum trimming

apabila dipenuhi kriteria:

• Model tetap fit dengan data.

• Model tetap efektif dalam menjelaskan fenomena yang diteliti. Efektivitas

model ditunjukan oleh estimasi koefisien variansi terjelaskan atau

koefisien determinasi multiple (R²) model struktural tidak menurun jauh

lebih kecil dari R² model sebelum trimming.

• Model lebih parsimony (sederhana). Kesederhanaan model ditunjukan

oleh jumlah jalur yang diestimasi lebih sedikit, atau bila digunakan ukuran

kesesuaian parsimoni ditunjukan oleh nilai PGFI, PNFI, atau dengan PCFI

yang semakin besar atau nilai CAIC yang semakin rendah.

Jika dari hasil uji kesesuaian model ternyata model tidak fit dengan data

(P-hitung < 0,05; RMSEA > 0,08 dan atau CFI < 0,90) maka model diperbaiki.

Tujuannya dapat diperoleh model yang benar-benar fit dengan dataset sample.

Selanjutnya, bagaimana model diperbaiki. Jawabannya dapat diidentifikasi

melalui modification indices. Modification indices adalah saran secara statistik

(35)

Secara statistik, alternatif mana yang akan dipilih ditentukan oleh kriteria

bahwa alternatif tersebut mampu menurunkan nilai chi-square paling besar.

Secara teoritis, sudah tentu penentuan alternatif yang akan dipilih ditentukan oleh

kajian teori dan juga hasil penelitian empiris yang dipandang relevan. Tanpa ada

penjelasan teori dan atau hasil penelitian yang mendukung, modifikasi model

sebaiknya tidak dilakukan, dan menerima fakta bahwa kinerja model tidak fit.,

atau hasil estimasi parameter model tidak dapat diberlakukan terhadap populasi

dan cukup puas menerima fakta bahwa keberlakukan hasil estimasi parameter

model terbatas pada sample.

Interpretasi hasil pada dasarnya melakukan diskusi atau pembahasan

statistik terhadap hasil estimasi parameter model. Tujuannya menjawab masalah

penelitian yang diajukan. Interpretasi hasil dilakukan berdasarkan keluaran

AMOS yang meliputi:

Keluaran komputasi statistik model pengukuran;

Keluaran komputasi statistik model struktural, dan

Dekomposisi pengaruh antarvariabel.

Karena keluaran program AMOS relatif banyak, maka untuk memudahkan

dalam membuat interpretasi hasil, keluaran tersebut perlu diringkas. Cara

meringkas yang relatif mudah adalah ditampilkan dalm bentuk table. Tabel-tabel

tersebut paling tidak akan menyajikan tentang ringkasan hasil estimasi dalam

pengujian parameter model pengukuran dan struktural, ringkasan tentang hasil uji

(36)

BAB V

PEMBAHASAN

Dari analisa data penelitian ini dapat dilihat bahwa variabel kompetensi

(X2) lebih dominan pengaruhnya terhadap produktivitas kerja karyawan daripada

variabel knowledge management (X1), dengan nilai signifikansi sebesar 0,001. Hal

ini berarti bahwa kompetensi (X2) sangatlah menentukan produktivitas dalam

suatu unit organisasi. Semakin tinggi kompetensi yang dimiliki karyawan semakin

tinggi pula produktivitas.

Dari uraian di atas, terlihat bahwa knowledge management berpengaruh

positif dan signifikan terhadap kompetensi karyawan dan kompetensi berpengaruh

positif dan signifikan terhadap produktivitas kerja di suatu unit organisasi,

khususnya PT. Bank Jabar banten, Tbk. Namun demikian, dari hasil kedua

variabel yang diteliti, secara bersama-sama berpengaruh terhadap produktivitas

kerja karyawan.

Tujuan umum yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk

menganalisis pengaruh knowledge management dan kompetensi terhadap

produktivitas karyawan di PT. Bank Jabar banten, Tbk. Dari pengolahan data

yang dilakukan, dapat diperoleh kesimpulan bahwa yang dominan dan signifikan

dalam mempengaruhi produktivitas karyawan di PT. Bank Jabar Banten, Tbk

adalah kompetensi dengan signifikan 0.001. Sedangkan knowledge management

(37)

Kesimpulan yang dapat diambil adalah produktif atau tidaknya karyawan

di PT. Bank Jabar Banten, Tbk lebih dipengaruhi oleh kompetensi karyawan itu

sendiri dari pada knowledge management. Secara teori knowledge management

berpengaruh tidak langsung terhadap produktivitas kerja karyawan, namun

implikasinya dalam realita pekerjaan, karyawan telah menggunakan knowledge

management yaitu melalui standar operational procedur (SOP) yang didalamnya

mencakup job description karyawan, peciptaan pengetahuan dengan

menggunakan tacit dan explicit knowledge, pengakuisisian pengetahuan yang

diperoleh melalui buku, jurnal ilmiah, literatur, seorang pakar, browsing internet,

laporan dan lain-lain. Sedangkan pentransferan pengetahuan didapat dari pelatihan

karyawan serta mendokumentasikan dokumen kedalam file komputer yang

kemudian untuk digunakan kembali oleh karyawan, hal tersebut dilakukan guna

meningkatkan produktivitas kerja karyawan.

Walaupun implikasi knowledge management telah digunakan oleh

karyawan dalam pekerjaan sehari-hari, namun pada saat pengisian kuesioner

sebagian karyawan tidak mengerti arti knowledge management yang sebenarnya

sehingga hasil hipotesis pengaruh knowledge management terhadap produktivitas

(38)

DAFTAR PUSTAKA

Alavi dan Leidner, 1999. Knowledge Based, information system management.

From Wikipedia.

Amrit Tiwana (1999). The Knowledge Management Toolkit. Prentice Hall PTR.

Amstrong, Michael, 1994) Management (terjemahan ke dalam bahasa Indonesia). Yogyakarta : Tugu Publiser

Arep, Ishak dan Hendri Tanjung. (2002). Manajemen Sumber Daya Manusia. Penerbit Universitas Trisakti, Jakarta

Arikunto, Suharsimi. (1998). Manajemen Penelitian. Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Bacal, Robert, (2002). Management. Terjemahan PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Carillo et al, 2004. Knowledge Management system performance measure index. Pergamon Press, Inc. Tarrytown, NY, USA

Choo. 1996. The knowing organization. International Journal of Information Management, 16(5), 23-40.

Desauza, 2002. Management Organization of Industry. Wikipedia bahasa Indonesia.

Dessler, Gary. (2000). Human Resource Management. New Jersey 07458, Prentice Hall Inc.

Dharma, S. (2005) Manajemen Produktivitas, falasafah Teori & Penerapannya, Pustaka Pelajar, yogyakarta.

Drucker, Peter (1995) Managing in a time of great change. Oxford: Butterworth Heinemann.

Ferdinan Augusty, 2002. Structural equation Modeling dalam penelitian manajemen. Semarang : fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro.

Hasibuan, H. Malayu SP. (2001). Manajemen Sumber Daya Manusia. Bumi Aksara, Jakarta

(39)

Kusumadewi, 2003. Sistem pakar dan pengetahuan manajemen, sjafri blogger.com

Mangkunegara, Anwar Prabu. (2002). Perencanaan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia. Penerbit PT. Refika Aditama, Bandung.

Mangkuprawira Sjafri, 2008. Kriteria Penilaian Produktivitas dan mutu, sjafri blogger.com

Nonaka, 1991, 1996. Knowledge Management. Harvard Business Review.

Rowley, 2003. Knowledge management-the new librarianship, From custodians of history to gatekeepers to the future', Library Management, vol. 24, no. 8.

Sangkala, 2007, Knowledge Management, Pt Raja Grafindo Persada, Jakarta

Santoso, Singgih. (2001). SPSS : Statistik Parametrik. Elex Media Komputindo, Jakarta

Siagian Sondang P, Prof. Dr. M.PA, 2002, Kiat meningkatkan Produktivitas Kerja, Rineka Cipta, Jakarta

Simamora, Henry, 1997, Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Kedua, Bagian Penerbit STIE YKPN, Jogjakarta.

Sinungan Muchdarsyah, Drs, 2009, Produktivitas ( Apa dan Bagaimana ), Bumi Aksara, Jakarta.

Sugiana A Gima, Dr, 2008, Metode Riset Bisnis dan Management, Guarda Intimarta, Bandung

Sugiyono, 2003. Metode Penelitian Bisnis, CV. Alfabeta, Bandung.

Triguno, 1999. Budaya Kerja – Menciptakan Lingkungan Yang Kondusive Untuk Meningkatkan Produktifitas Kerja, PT. Golden Terayon Press, Jakarta.

Turban, 1995. Konsep akuisisi manajemen dalam sistem pakar, Multiply bagus blogger.com

Yuniarsih Tjutju, Prof. Dr & Suwatno, Dr. M.Si, 2008, Manajemen Sumber Daya Manusia, Alfabeta, Bandung.

http://www.bankjabar.co.id www.yahoo.com

Gambar

Tabel 1.1 Ukuran produktivitas kerja karyawan bank di Indonesia
Tabel 1.2
Gambar 1.1 Model Penelitian
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel
+4

Referensi

Dokumen terkait

One way to solve CD problems is to calculate V(x t ) at a finite number of points and then estimate the value elsewhere in the state space.. The best we can do, therefore, is to

MATEMATIKA MUHAMMAD HARUN NUR RASYID UNIVERSITAS NEGERI

Menurut peneliti prosedur pembelian akan lebih baik jika staf pembelian memberikan rangkap tembusan dokumen pemesanan atau Arrival Notice kepada staf gudang sehingga staf

Sampel penelitian yang digunakan adalah dengan mengambil sampel penelitian secara acak terhadap 30 saham perusahaan yang telah Go Public yang berada di Bursa Efek Jakarta

Kembang Joyo Sriwijaya yang berdampak terhadap efektivitas pelayanan konsumen adalah kegiatan pengawasan dimana pimpinan perusahaan sebagai auditor internal yang

Sebab lain yang menyebabkan perlakuan panjang entris ini tidak berpengaruh nyata terhadap pertambahan panjang entris adalah cepatnya pembentukan kalus dan graf union

Berdasarkan hasil penelitian di atas disarankan bagi UP4 Pontianak: meningkatkan aktivitas edukasi tidak hanya kepada pasien TB paru tetapi ke setiap pengunjung

Penyulit hipertensi antara lain adalah gagal jantung kongestif akibat ketidakmampuan jantung memompa darah melawan peningkatan tekanan arteri, stroke akibat