• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA TENTANG MATERI PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT MELALUI PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA TENTANG MATERI PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT MELALUI PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL)."

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

Vido Pramono, 2013

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

ABSTRAK ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Definisi Operasional ... 5

F. Hipotesis Tindakan ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 7

A. Konsep Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat ... 7

1. Pengertian Bilangan Bulat ... 7

2. Ruang Lingkup Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat ... 8

B. Pendekatan Contextual Teaching And Learning ... 11

1. Pengertian Contextual Teaching And Learning ... 11

(2)

4. Kelebihan dan Kekurangan Contextual Teaching And

Learning ... 16

C. Konsep Hasil Belajar ... 17

D. Penelitian Relevan ... 18

BAB III METODELOGI PENELITIAN ... 19

A. Metode Penelitian ... 19

1. Desain Penelitian ... 19

2. Prosedur Penelitian ... 22

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 23

C. Subjek Penelitian ... 23

D. Instrumen Penelitian ... 23

1. Instrumen Pembelajaran... 23

2. Instrumen Pengumpulan Data ... 24

E. Teknik Pengumpulan Data ... 25

F. Teknik Pengolahan Data ... 25

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 27

A. Hasil Penelitian ... 27

1. Prasiklus 1 ... 27

2. Siklus I ... 28

3. Siklus II ... 39

(3)

Vido Pramono, 2013

5. Hasil Angket ... 55

B. Pembahasan... 61

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 64

A. Kesimpulan ... 64

B. Rekomendasi ... 65 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(4)

Tabel 4.1 ... 33

Tabel 4.2 ... 37

Tabel 4.3 ... 38

Tabel 4.4 ... 39

Tabel 4.5 ... 41

Tabel 4.6 ... 45

Tabel 4.7 ... 46

Tabel 4.8 ... 47

Tabel 4.9 ... 49

Tabel 4.10 ... 52

Tabel 4.11 ... 54

Tabel 4.12 ... 55

Tabel 4.13 ... 55

Tabel 4.14 ... 58

(5)

Vido Pramono, 2013

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 ... 8

Gambar 3.1 ... 21

Gambar 4.1 ... 28

Gambar 4.2 ... 29

Gambar 4.3 ... 30

Gambar 4.4 ... 30

Gambar 4.5 ... 31

Gambar 4.6 ... 32

Gambar 4.7 ... 32

Gambar 4.8 ... 36

Gambar 4.9 ... 56

Gambar 4.10 ... 59

(6)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Belajar matematika pada sebagian siswa mungkin sedikit menyulitkan anggapan ini tentu saja tidak datang dengan sendirinya namun berasal dari pengalaman belajar yang sudah pernah dijalani siswa ketika mereka belajar matematika di sekolah. Sebagian siswa mengganggap matematika sulit mungkin karena matematika adalah mata pelajaran berhitung yang mengharuskan siswa untuk berpikir abstrak, teliti, cermat, fokus, dan mampu memahami keadaan lingkungan sekitar.

Dalam segala aspek kehidupan manusia selalu berhubungan dengan matematika bahkan tidak lepas dari matematika, berfikir matematika sangat berperan dalam segala aspek kehidupan. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memungkinkan semua pihak dapat memperoleh informasi dengan melimpah, cepat dan mudah dari berbagai sumber selain perkembangannya yang pesat, perubahan juga terjadi dengan cepat karenanya diperlukan kemampuan untuk memperoleh, mengelola dan memanfaatkan informasi untuk bertahan pada keadaan yang selalu berubah. Kemampuan ini membutuhkan pemikiran antara lain berpikir logis, kritis yang dapat dikembangkan melalui belajaran matematika.

Berdasarkan undang-undang sistem pendidikan nasional nomor

20 tahun 2003,”tujuan pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan

potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokrasi serta bertanggung

jawab.”

(7)

2

Vido Pramono, 2013

berilmu diperlukan proses belajar, dengan proses belajar diharapkan ada sesuatu perubahan yang tidak tahu menjadi tahu.

Proses belajar sangat erat kaitanya dengan dunia pendidikan karena pendidikan diselenggarakan sebagai proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat, dengan membangun kemauan dan pengembangan kreatifitas peserta didik dalam proses belajar dengan mengembangkan budaya calistung yaitu baca, tulis dan berhitung. Kegiatan atau proses belajar dapat dilaksanakan pada jenjang pendidikan formal yaitu pendidikan dasar, menengah , dan pendidikan tinggi. Hal tersebut didasari oleh teori perkembngan piaget. Menurut Piaget, (Paul, Suparno. 2003:5 ) dalam bukunya “ Teori Perkembanngan Kognitif Jean

Pieaget “ adalah sebagai berikut:

Secara garis besar piaget. Membedakan empat tahap dalam perkembangan kognitif seorang anak: (1) Tahap sensorimotor yang terjadi sejak lahir sampai berumur 2 tahun (2) Tahap praoperasional konkret pada umur 7 tahun sampai 11 tahun (4) tahap operasional formal setelah umur 11 tahun ke atas.

Untuk melaksanakan proses belajar setiap jenjang pendidikan memerlukan kurikulum sebagai acuan dan pedoman dalam proses belajar mengajar. Kurikulum yaitu seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelengaraan pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan. Dalam kurikulum memuat berbagai mata pelajaran yang harus diberikan pada peserta didik antara lain pelajaran matematika. Pelajaran matematika sekolah dasar berfungsi untuk mengembangkan kemampuan nalar melalui kegiatan peyelidikan, eksplorasi, eksperimen sebagai alat pemecahan masalah melalui pola pikir.

(8)

dianggap sebagai mata pelajaran menakutkan bagi siswa, karena banyak siswa tidak menyukai matematika karena merasa sulit.

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan agar materi pembelajaran matematika yang disampaikan dapat menyenangkan dan menarik antara lain dengan menggunakan pendekatan kontektual. Pendekatan CTL (Contextual Teaching And Learning) adalah suatu pendekatan dalam peroses pembelajaran dimana anak belajar dengan melalui kegiatan mengalami sendiri dalam lingkungan yang dialaminya.

Pendekatan kontektual mendasarkan bahwa anak belajar dari mengalami sendiri mengkonstruksi pengetahuan, didalam pembelajaran kontektual guru dapat mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa untuk membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

Di sekolah dasar kelas VA SDN Cicadas 03 penyajian materi dengan menggunakan pendekatan CTL (Contextual Teaching And Learning) diharapkan akan membuat siswa tertarik dan senang dalam mengikuti proses pembelajaran. Hal tersebut disebabkan siswa belajar sambil mengalami dan mencari sendiri dari fakta-fakta, seperti ada pepatah aku dengar aku lupa, aku lihat aku ingat, aku kerjakan aku mengerti. Untuk mewujudkan pelaksanaan kegiatan belajar pada siswa harus dilakukan secara sistematis dengan memperhatikan beberapa hal antara lain taraf perkembangan siswa, waktu, tempat alat peraga dan pendekatan yang digunakan.

Pada pembelajaran matematika dikelas VA SDN Cicadas 03 mencakup beberapa pokok bahasan yaitu bilangan, geometri dan pengukuran, pokok bilangan bahasan terdiri dari operasi bilangan cacah, operasi bilangan bulat memuat materi operasional penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Tingkat penguasaan operasi bilangan bulat yang kurang, membawa dampak yang kurang baik pada kelas berikutnya.

(9)

4

Vido Pramono, 2013

apalagi untuk menentukan hasil dari penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat mereka masih kebingungan apakah hasilnya positif atau negatif, hal ini terlihat masih banyak siswa yang belum bisa menjawab pertanyaan yang diberikan tentang bilangan bulat dan tidak mengerti maksud pertanyaan guru. Dari 35 siswa hanya 10 orang atau 28.5 % siswa yang bisa menjawab dengan benar. Apabila hal tersebut dibiarkan berkelanjutan maka hasil siswa akan jauh dari yang diharapkan, karena bilangan bulat dapat digunakan untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari misalnya untuk mengukur suhu, ketinggian, hutang piutang dan lain-lain. Faktor penyebab proses guru dan siswa dalam pembelajaran masih pasif karena belum menggunakan metode.

Berdasarkan permasalahan diatas maka penelitian ini

memfokuskan kajian pada “ Peningkatan Hasil Belajar Siswa Tentang Materi

Penjumlahan dan Pengurangan bilangan Bulat Melalui Penerapan Pendekatan CTL (Contextual Teaching And Learning)”. Untuk mengetahui respon dan hasil belajar siswa kelas VA SDN Cicadas 03 maka perlu diadakan penelitian tindakan kelas untuk mengkaji dan menemukan suatu solusi dan pendekatan dalam pembelajaran yang mudah untuk menanamkan materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat dalam kegiatan pembelajaran matematika di kelas VA SDN Cicadas 03 sehingga hasil belajar dapat meningkat.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas maka fokus penelitian dan penyelesain pembelajaran matematika mengenai operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat dikelas VA SDN Cicadas 03 dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana pelaksanaan belajar matematika tentang Materi Penjumlahan dan Pengurangan bilangan Bulat Melalui Penerapan Pendekatan CTL (Contextual Teaching And Learning).

(10)

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian adalah:

1. Untuk mengetahui pelaksanaan belajar matematika tentang Materi Penjumlahan dan Pengurangan bilangan Bulat Melalui Penerapan Pendekatan CTL (Contextual Teaching And Learning).

2. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar tentang penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat siswa melalui pendekatan kontekstual.

D. Maanfaat Penelitian

1. Bagi Siswa

a. Melalui pendekatan konstektual diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar siswa.

b. Selain itu dapat mengembangkan minat, dan bakat siswa terhadap pelajaran matematika sehingga siswa dapat belajar lebih menyenangkan.

c. Memperoleh pengalaman baru dalam pembelajaran matematika. 2. Bagi Guru

Sebagai masukan untuk lebih meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan keterampilan dalam menerapkan berbagai macam pendekatan, misalnya melalui pendekatan konstekstual pada proses pembelajaran di kelas agar dapat meningkatkan hasil belajar matematika.

3. Bagi Sekolah

Sebagai masukan dalam perencanaan, melaksanakan, dan mengembangkan serta mengambil kebijakan terutama mengenai strategi metode dan pendekatan yang tepat, sebagai sarana perkembangan sekolah menuju peningkatan mutu pembelajaran.

E. Definisi Operasional

(11)

6

Vido Pramono, 2013

himpunan bilangan yang merupakan gabungan dari himpunan bilangan asli, bilangan nol, dan lawan dari bilangan asli.

2. Pendekatan CTL (Contextual Teaching And Learning) adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari.

F. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan permasalahan dan kajian teori di atas maka hipotesis tindakan penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: jika dalam pembelajaran penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat dengan pendekatan CTL (Contextual Teaching And Learning) maka aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VA SDN Cicadas 03 dapat Meningkat.

(12)

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian secara umum diartikan cara ilmiah untuk memperoleh data dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian ini yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK) atau sering disebut classroom action research (CAR) yaitu sebuah kegiatan penelitian yang dilakukan di kelas yang dicirikan sebuah kegiatan partisifasif dan kolaboratif yang dilaksanakan oleh para praktisi pendidikan untuk meningkatkan praktek pelaksanaan kegiatan yang dilakukan dalam sebuah pembelajaran yang bertujuan untuk memecahkan masalah.

Menurut Ruswandi, Mujono dan Ayi Suherman (2007:79) dalam bukunya” Metode Penelitian Sekolah Dasar “, Sebagai berikut:

Penelitian tindakan kelas (PTK) adalah suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan atau meningkatkan praktek-praktek pembelajaran dikelas secara lebih profesional, oleh karena itu PTK terkait erat dengan persoalan-persoalan praktek pembelajaran sehari-hari yang dihadapi oleh guru.

Hal tersebut mengandung arti bahwa dalam penelitian tindakan kelas (PTK), guru dapat melihat merasakan, menghayati apakah praktek-praktek pembelajaran selama ini dilakukan memiliki efektifitas tinggi kalau tidak maka guru dapat merumuskan tindakan-tindakan tertentu untuk memperbaiki keadaan tersebut dengan melalui prosedur PTK.

1. Desain Penelitian

(13)

20

Vido Pramono, 2013

Permasalahan penelitian difokuskan kepada strategi bertanya kepada siswa untuk mendorong mereka untuk menjawab sendiri pertanyaannya. Semua ini dirancang saat kegiatan difokuskan pada tahap perencanaan (plan), pada kegiatan tindakan (action), mulai diajukan kepada siswa untuk mendorong mereka mengatakan apa yang mereka pahami apa yang mereka minati, dalam kegiatan pengamatan (observer) pertanyaan-pertanyaan berikut jawaban siswa dicatat, sedangkan dalam hal refleksi (reflect) ternyata jika hasilnya kurang baik maka diadakan perbaikan.

(14)

Siklus II

Siklus III

Gambar 3.1 Gambar Desain PTK Kemmis - Mc Taggart Refleksi

Tindakan

Perencanaan

Obsevasi Refleksi

Siklus I

Tindakan

Perencanaan Ulang

Perencanaan Ulang Obsevasi

Tindakan

Obsevasi

Obsevasi Refleksi

(15)

22

Vido Pramono, 2013

2. Prosedur Penelitian

Kegiatan penelitian tindakan kelas ini dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat dengan pendekatan kontekstual, adapun prosedur yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Identifikasi Masalah

Pada tahap ini dilakukan untuk mengidentifikasi masalah dan mengetahui hasil belajar siswa sebelum mendapatkan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan kontekstual. Setelah peneliti melihat tanggapan siswa terhadap pertanyaan yang diberikan siswa rata-rata belum bisa menjawab pertanyaan tentang bilangan bulat. Dengan demikian penelitian mengidentifikasi permasalahan yang akan dijadikan penelitian yaitu dengan mengetahui hasil belajar siswa terhadap konsep penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat dengan pendekatan CTL. Mengetahui aktivitas siswa dalam pembelajaran konsep penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat dengan pendekatan CTL. Mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran matematika penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat.

b. Perencanaan atau persiapan tindakan

Perencanaan atau persiapan tindakan meliputi:

1. Pembuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) berdasarkan tahap-tahap pendekatan kontekstual.

2. Pengembangan LKS (lembar kerja siswa) 3. Pembuatan perangkat tes

4. Pembuatan lembar observasi untuk guru dan siswa

5. Pembuatan intrumen penelitian untuk tindakan penelitian yaitu pedoman angket dan jurnal untuk siswa

c. Pelaksanaan Tindakan

(16)

1. Melaksanakan tindakan pembelajaran dengan menerapkan pendekatan kontekstual.

2. Mengopservasi aktivitas guru dan siswa selama pembelajaran. 3. Melakukan tes setelah pembelajaran pada setiap pertemuan. 4. Memberikan angket dan jurnal untuk diisi siswa.

d. Analisis dan Refleksi

Merefleksi yaitu untuk melihat kembali aktivitas yang telah dilakukan serta menentukan solusinya berdasarkan hasil observasi di kelas pada saat pembelajaran berlangsung, berdasarkan hasil tersebut disusun rencana baru untuk diterapkan pada proses pembelajaran berikutnya di kelas.

B. Lokasi dan Waktu penelitian

Penelitian ini di lakukan di kelas VA SDN cicadas 03 Jl. Vaksindo Gunung Putri – Kab. Bogor. Waktu penelitian dilakukan dari bulan Agustus 2012 sampai dengan selesai.

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah siswa kelas VA SDN cicadas 03 yang berjumlah 35 siswa yang terdiri dari 13 orang jumlah siswa laki-laki dan 22 orang jumlah siswa perempuan.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini secara garis besar terbagi dua yaitu: instrument pembelajaran dan instrumen pengumpulan data.

1. Instrumen Pembelajaran

Pembelajaran merupakan suatu proses kegiatan yang ditata dan diatur sedemikian rupa dengan didasarkan pada berbagai aspek, untuk memperoleh hasil yang maksimal dalam proses pembelajaran oleh karena itu diperlukan instrument-intrument pembelajaran yang meliputi:

a. Kurikulum

(17)

24

Vido Pramono, 2013

b. Silabus

Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata pelajaran atau tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kopetensi dasar, materi pokok atau pembelajaran, indikator, penilain, alokasi waktu, dan sumber belajar.

c. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Rencana pelaksanaan pembelajaran merupakan tindakan apa yang akan dilaksanakan dalam suatu pembelajaran sebagai proses persiapan guru dalam mengajar yang dirancang untuk setiap kali pertemuan atau siklus untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.

d. Lembar Kerja Siswa

Lembar kerja siswa adalah lembar kerja yang dikerjakan siswa selama pembelajaran yang bertujuan untuk mengetahui penilaian siswa.

2. Intrument Pengumpulan Data

Untuk mengetahui tingkat keberhasilan tindakan dalam menerapkan pendekatan kontekstual pada pembelajaran matematika kelas VA SDN Cicadas 03, akan dilakukan dengan menggunakan instrument tes dan instrument nontes. a. Instrument Tes

Alat pengumpulan data tes bersifat mengukur, dilakukan dengan teknik tes yaitu pelaksanaan penilaian dengan menyajikan serangkaian pertanyaan yang harus dijawab oleh siswa dengan cara tertulis dengan bentuk soal-soal isian atau melengkapi, dan uraian.

Setiap bentuk soal diberikan pada setiap siklus baik secara kelompok ataupun individual, pemberian tes dilakukan untuk mengetahui kemajuan hasil belajar siswa terhadap penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat dengan pendekatan kontekstual.

b. Instrumen Non Tes

Instrument yang digunakan adalah: 1. Lembar observasi

(18)

tercermin dari aktivitas guru dan siswa pada saat pembelajaran di kelas, lembar observasi merupakan alat bantu menganalisa dan merefleksi guna memperbaiki siklus berikutnya.

2. Lembar angket

Lembar angket ini dilakukan diakhiri keseluruhan siklus dan dimaksudkan untuk mengetahui respon serta tanggapan siswa terhadap pembelajaran matematika tentang penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat dengan menggunakan pendekatan kontekstual.

3. Lembar jurnal

Lembar jurnal digunakan untuk mengetahui respon dan sikap siswa setelah pembelajaran berlangsung terhadap pelajaran matematika tentang penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat dengan pendekatan kontekstual, jurnal ini diberikan setiap akhir siklus.

E. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data ini adalah peningkatan hasil belajar siswa mengenai bilangan bulat melalui pendekatan kontekstual, data penelitian terdiri dari:

1. Tes dilakukan untuk mengetahui hasil belajar matematika tentang penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat.

2. Pengamatan dilakukan secara langsung.

3. Foto merupakan dokumentasi yang diambil pada saat pelaksanaan penelitian.

F. Teknik Pengelolaan Data

Teknik pengolahan data yang dilakukan dalam penelitian kali ini yaitu mendeskripsikan data yang dianalisis, setelah itu hasil setiap siklus akan dianalisis dan direfleksi. Untuk perbaikan pada siklus berikutnya data yang berbentuk kualitatif akan di olah dan disajikan menjadi data kuantitatif dalam bentuk persentase. Hasil analisis data yang berupa data kuantitatif akan disajikan dalam bentuk tabel.

(19)

26

Vido Pramono, 2013

keseluruhan siswa yaitu 75% mencapai nilai KKM. Setelah data-data yang diperlukan terkumpul langkah selanjutnya adalah mengolah data dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Data Hasil Tes

Pada tahap ini data jawaban tes siswa yang terkumpul kemudian dianalisis dengan diberi skor, kemudian dilihat tingkat penguasaan siswa dalam memahami pelajaran matematika pada pokok bahasan penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat dengan pendekatan kontekstual. Untuk menghitung persentase hasil belajar siswa secara keseluruhan terlebih dahulu mencari rata-rata tingkat penguasaan setiap siswa digunakan perhitungan sebagai berikut:

Skor jawaban benar

Tingkat Penguasa = x 100 Jumlah Seluruh Soal

 Untuk menghitung rata-rata nilai hasil belajar siswa ∑ (TP) Seluruh Siswa

Tingkat Penguasa = Banyaknya Siswa 2. Data Hasil Non Tes

Data yang diperoleh dari setiap instrument akan dikumpulkan dan dianalisis untuk mengetahui respon siswa terhadap materi yang diberikan dengan menggunakan pendekatan kontekstual. Data yang diperoleh melalui angket diolah dengan cara menghitung jumlah respon yang menjawab ya dan tidak terhadap suatu pertanyaan yang diberikan, kemudiaan jawaban tersebut dirubah dalam bentuk persentase, untuk menghitung persentase data angket siswa dengan cara berikut:

Alternatif Jawaban

Presentase Jawaban = x 100 Jumlah responden

(20)

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada Bab IV tentang pembelajaran operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat melalui pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning), maka penulis mencoba menarik kesimpulan dan memberikan rekomendasi.

A. Kesimpulan

Kesimpulan dari penelitian ini adalah jawaban dari permasalahan yang telah diutarakan pada bab sebelumnya, kesimpulan yang dapat diambil diantaranya adalah:

1. Setelah melaksanakan pembelajaran matematika melalui CTL (Contextual Teaching and Learning), hasil belajar siswa kelas VA SDN Cicadas 03 Kab.

Bogor mengalami peningkatan dan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya. Hal ini di tandai dengan cara mereka menjawab soal-soal yang diberikan oleh guru, siswa yang tadinya belum dapat melakukan operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat sekarang menjadi terampil dan mengerti melakukannya.

2. Pada umumnya aktivitas siswa pada pembelajaran opersi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat melalui pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning), mengalami kemajuan dibandingkan dengan

(21)

65

Vido Pramono, 2013

pada teman sebaya tanpa rasa malu. Dan pada umumnya siswa merasa senang belajar dalam kelompok.

3. Respon siswa terhadap pembelajaran penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat dengan pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning), positif ditandai dengan peningkatan dalam memberikan tanggapan hal tersebut menunjukkan siswa sudah mulai menyukai pembelajaran matematika tentang pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning).

B. REKOMENDASI

Berdasarkan kesimpulan diatas pada penelitian tentang penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat untuk kelas VA Sekolah Dasar, maka penulis mengajukan rekomendasi berikut.

1. Bagi Guru

Rekomendasi bagi guru Pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning) dapat digunakan sebagai metode belajar siswa karena dapat melatih

siswa dalam berfikir dan mengemukakan pendapat. Namun guru perlu memperhatikan hal-hal seperti waktu sehingga waktu yang dibutuhkan cukup serta perencanaan yang tepat dalam pembelajaran. Selain hal diatas media yang digunakan harus lebih fariatif lagi sehingga proses pembelajaran bisa lebih menarik bagi siswa. Penerapan pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning) dapat digunakan sebagai alternatif pembelajaran yang dicoba

(22)

belajar siswa menjadi baik. 2. Bagi Sekolah

Rekomendasi bagi sekolah supaya menyediakan semua media yang dibutuhkan guru dan siswa sehingga proses pembelajaran bisa berjalan lancar dan sesuai dengan yang diharapkan. Bagi sekolah dapat mengembangkan serta mengambil kebijakan terutama mengenai strategi metode dan pendekatan yang tepat, sebagai sarana perkembangan sekolah menuju peningkatan mutu pembelajaran.

3. Bagi Siswa

Rekomendasi bagi siswa supaya dalam pembelajaran bisa lebih aktif. Sehingga Melalui pendekatan konstektual diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar siswa.

4. Bagi Peneliti

Rekomendasi bagi peneliti selanjutnya metode CTL(Contextual Teaching and Learning) perlu memperhatikan hal-hal seperti waktu sehingga waktu

(23)

Vido Pramono, 2013

DAFTAR PUSTAKA

Munawar, I.( 2009). Hasil Belajar. [Online]. Tersedia pada situs: http://indramunawar. blogspot .com/2009/06/hasil-belajar-pengertian-dan-definisi.htm1[24 july 2012]

Depdiknas. (2007). Kurikulum KTSP 2006. Jakarta.

Hermawan, R, Mujono & Suhermn A. (2007). Metode Penelitian Sekolah Dasar. Bandung: UPI PRESSS.

Hamalik, O. (2007). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT.Bumi Aksara

Johnson, E B.(2007). Contextual Teaching and Learning: Menjadikan Kegiatan Belajar – Mengajar Mengasyikan dan Bermakna. Bandung: Mizan Learning Center.

Sudjana, N. (1989). Penilaian Hasil Belajar Mengajar. Bandung: PT Roskarya. Paul, S. (2003). Teori perkembangan Kognitif Jean Piaget. Yogyakarta: PT. Kansus. Rachman, A. (1993). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Tiara Wacana.

Sagala, S.( 2007). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: CV. Alfabeta.

Sardiman, A.M. (2004). Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Supinah. A W. D. (2009). Strategi Pembelajaran Matematika Sekolah Dasar. Sleman: Departemen Pendidikan Nasional.

Sutrisna, S. (2003). Panduan Lengkap Matematika Unggulan. Jakarta: Mascot Media Nusantara.

Suwangsih, E. T.( 2006). Model Pembelajaran Matematika. Bandung: UPI PRESS.

Gambar

Gambar 3.1 Gambar Desain PTK Kemmis - Mc Taggart

Referensi

Dokumen terkait

cara membaca huruf- huruf hijaiyah sesuai mahraj dan tanda bacanya (fathatain, kasratain, damatain, sukun dan tasydid). - -

Arahan dalam mengumpulkan data perlu ditambah kalimat “ untuk membantu dalam perancangan prosedur percobaan dan pemilihan alat dan bahan” agar siswa lebih memahami

Pen di dik an ke aga ma an yang diberikan kepada anak jalanan secara khusus belum ada, karena anak jalanan yang menjadi sasaran pe ne li ti an di Kota Medan, me re- ka

Berikut ini adalah Algoritma untuk menyisipkan I TEM ke dalam list, tepat sesudah simpul A, atau jika LOC = NULL, maka I TEM disisipkan sebagai simpul pertama dari list.. Misalkan

Menentukan modus dari data yang disajikan dalam bentuk diagram, tabel, atau data acak. Modus dari data di atas

vonis yang berat terhadap pelaku kejahatan seksual tersebut sebagaimana yang. termaktub dalam Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang

Kawasan Berikat adalah suatu banguan, tempat, atau kawasan dengan batas-batas tertentu yang didalamya dilakukan kegiatan usaha industri pengolahan barang dan bahan, kegiatan

Tertib serta tatanan hukum Indonesia yang memilih sistem kodifikasi seperti yang berlangsung dewasa ini, secara historis tidak dapat dilepaskan dari tradisi hukum