• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONTRIBUSI USAHA TAMBAK GARAM TERHADAP KONDISI SOSIAL EKONOMI PETANI GARAM DI KECAMATAN PANGENAN KABUPATEN CIREBON.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KONTRIBUSI USAHA TAMBAK GARAM TERHADAP KONDISI SOSIAL EKONOMI PETANI GARAM DI KECAMATAN PANGENAN KABUPATEN CIREBON."

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

KONTRIBUSI USAHA TAMBAK GARAM TERHADAP KONDISI

SOSIAL EKONOMI PETANI GARAM DI KECAMATAN PANGENAN

KABUPATEN CIREBON

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Geografi

Oleh :

Purwadany Samuel Pouw 0901460

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

KONTRIBUSI USAHA TAMBAK GARAM

TERHADAP KONDISI SOSIAL EKONOMI

PETANI GARAM DI KECAMATAN

PANGENAN KABUPATEN CIREBON

Oleh

Purwadany Samuel Pouw 0901460

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Purwadany Samuel Pouw 2013

Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Purwadany Samuel Pouw (0901460)

Kontribusi Usaha Tambak Garam Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Petani

Garam Di Kecamatan Pangenan Kabupaten Cirebon

Disetujui dan disahkan Oleh Pembimbing

Pembimbing I,

Drs. Wahyu Eridiana M.Si

NIP. 19550505 198601 1 001

Pembimbing II,

Drs. Djakaria M. Nur M.Si

NIP. 19490205 197803 1 001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Geografi

Dr. Hj. EponNingrum, M. Pd.

(4)

ABSTRAK

Kontribusi Usaha Tambak Garam Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Petani Garam di Kecamatan Pangenan Kabupaten Cirebon.

Pembimbing I : Drs. Wahyu Eridiana M.Si

Pembimbing II : Drs. Djakaria M. Nur M.Si

Oleh :Purwadany Samuel Pouw (0901460)

Skripsi ini berjudul “Kontribusi Usaha Tambak Garam Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Petani Garam di Kecamatan Pangenan Kabupaten Cirebon”. Pokok permasalahan yang diangkat dalam skripsi ini adalah : (1) Bagaimana keadaan usaha tambak garam di Kecamatan Pangenan, Kabupaten Cirebon? (2) Faktor-faktor geografis yang mendukung tambak garam di Kecamatan Pangenan, Kabupaten Cirebon? (3) Bagaimana kontribusi usaha tambak garam terhadap kondisi sosial ekonomi petani garam di Kecamatan Pangenan, Kabupaten Cirebon.

Penelitian ini terdapat dua sampel yaitu sampel wilayah dan sampel manusia. Sampel wilayah meliputi empat desa di Kecamatan Pangenan yaitu Desa Pengarengan, Desa Rawaurip, Desa Bendungan, Desa Pangenan, sedangkan sampel manusia berjumlah 96 petani garam terdiri dari 45 responden di Desa Pengarengan, 30 responden di Desa Rawaurip, 11 responden di Desa Bendungan, dan 10 orang di Desa Pangenan.

Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa (1) keadaan usaha tambak di Kecamatan Pangenan sebagian besar memiliki luas lahan 0,5 – 1 Ha dengan mayoritas status lahan sewaan serta memiliki pengalaman bertani lebih dari 10 tahun. Produksi garam rata-rata menghasilkan 35 – 60 ton dengan kualitas garam ke-II dan berpendapatan rata-rata dari Rp. 10.000.000 – Rp. 20.000.000 / tahun. (2) Sedangkan faktor geografis baik faktor fisik dan faktor sosial menunjang untuk pengembangan usaha tambak garam di Kecamatan Pangenan seperti curah hujan yang kecil dengan rata – rata 1808,45 mm/tahun, dengan suhu antara 30 – 34ºC, serta berada di ketinggian ± 0-2 mdpl, kemiringan lereng antara 0-1%, serta terletak pada lokasi yang tidak terkena dampak pasang surut, dan selain itu adanya dukungan pemerintah dalam bentuk bantuan modal dan penyuluhan. (3) Dalam usaha tambak garam memberikan kontribusi dan dampak positif bagi kehidupan sosial ekonomi petani garam mulai dari meningkatnya pendapatan, kesehatan, kondisi rumah, dan berbagai kepemilikan fasilitas hidup seperti radio, tv, handphone, sepeda, sepeda motor, dan mobil .

(5)

ABSTRACT

The contribution Of Salt Pond Venture socio-economic Condition of salt farmers in sub-district pangenan district cirebon.

Supervisor 1: Drs. Wahyu Eridiana M.Si Supervisor 2: Drs. Djakaria M. Nur M.Si

By : Purwadany

This paper entitled The contribution Of Salt Pond Venture socio-economic Condition of salt farmers in sub-district pangenan district cirebon. Principal issues raised in this thesis are: (1) How the State enterprises of ponds of salt in Pangenan sub district, Cirebon? (2) What are geographic factors that support the salt ponds in Pangenan sub district, Cirebon? (3) How to contribute efforts toward salt ponds socio-economic Condition of salt farmers in sub-district pangenan Cirebon.

In this research there are two samples of the sample area and human samples. A sample area covering four villages in the Sub-District of Pangenan consists of, Pengarengan village, Rawaurip village, Pangenan village, and levee village, while samples of man 96 salt consists of 45 respondents in the village of Pengarengan, 30 respondents in the village of Rawaurip, 11 respondents in the levee village, and 10 people in the village of Pangenan.

The results of this research indicate that (1) the State enterprises of ponds in the Pangenan most of the land has an area of 0.5 - 1 Ha of the rented land status as well as the majority have experience farming more than 10 years. Salt production on average generate 35 - 60 tons with the quality of the salt II and the average income of Rp. 10,000,000 - Rp 20 million/year. (2) Whereas for the geographical factors both physical and social factors are supporting factors to the development of enterprises of ponds of salt in district Pangenan as little rainfall with an averages 1808,45 mm/year, with a temperature between 30 – 34ºC, and lies at an elevation of ± 0-2 slope, the slope between the mdpl 0-1%, and is located on the site which is not affected by the ups and downs, and in addition the presence of Government support in the form of capital assistance and guidance. (3) in the business of pond salt provide the contribution and positive impact for the socio-economic life of the farmers income increasing from salt, health, condition of the home, and a variety of proprietary on-site living like radio, tv, mobile, bicycles, motorcycles, and cars.

(6)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMAKASIH... iii

ABSTRAK ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Struktur Organisasi Skripsi ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 8

A. Usaha Tambak Garam ... 8

1. Pengertian Garam ... 8

2. Sumber dan Teknologi Garam ... 8

3. Kualitas Garam... 12

4. Jenis dan Kegunaan Garam ... 12

B. Faktor Fisik ... 14

1. Iklim ... 14

2. Pasang Surut ... 15

3. Salinitas ... 17

4. Morfologi ... 17

C. Faktos Sosial Ekonomi ... 19

1. Pendapatan ... 19

(7)

3. Modal ... 20

C. Definisi Operasional... 26

D. Populasi dan Sampel ... 27

2. Analisis Regresi Linear Sederhana ... 31

3. Menghitung Korelasi Product Moment ... 32

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 33

A. Kondisi Geografis Daerah penelitian ... 33

1. Letak, Jarak, dan Luas Lokasi Penelitian ... 33

2. Cuaca dan Iklim ... 36

B. Kondisi Sosial Ekonomi Daerah Penelitian ... 42

1. Jumlah dan Kepadatan Penduduk ... 42

(8)

3. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin ... 45

4. Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian ... 46

5. Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 46

C. Keadaan Usaha Tambak Garam ... 47

1. Tata Pelaksanaan Usaha Tambak Garam ... 47

2. Lahan Tambak Garam ... 49

a. Luas Lahan Tambak Garam ... 49

b. Status Kepemilikan Tambak Garam ... 50

3. Produksi Usaha Tambak Garam... 51

a. Kuantitas Produksi... 51

b. Kualitas Garam ... 51

c. Harga Garam ... 52

4. Kondisi Sosial Ekonomi Petani Garam ... 53

a. Pengalaman Bertani Tambak Garam ... 53

b. Tingkat Pendidikan Petani Garam ... 54

c. Pendapatan Petani Garam ... 54

d. Jumlah Tanggungan Keluarga Petani Garam ... 56

e. Kondisi rumah Petani Garam ... 57

D. Faktor Geografis Dalam Usaha Tambak Garam ... 58

1. Faktor Fisik ... 58

(9)

1. Kontribusi Usaha Tambak Garam Terhadap Pendapatan Petani

Garam ... 61

2. Kontribusi Usaha Tambak Garam Terhadap Pendidikan Anak Petani Garam ... 63

3. Kontribusi Usaha Tambak Garam Terhadap Tujuan Berobat Keluarga Petani Garam ... 67

4. Kontribusi Usaha Tambak Garam Terhadap Kondisi Rumah Petani Garam ... 71

5. Kontribusi Usaha Tambak Garam Terhadap Fasilitas Hidup Petani Garam ... 73

F. Pembahasan ... 76

G. Implementasi Hasil Peneliian Terhadap Pendidkan Geografi ... 79

BAB IV KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 81

A. Kesimpulan ... 81

1. Keadaan Usaha Tambak Garam di Kecamatan Pangenan Kabupaten Cirebon ... 81

2. Faktor – Faktor Geografis Yang Mendukung Usaha Tambak Garam di Kecamatan Pangenan Kabupaten Cirebon ... 81

3. Kontribusi Usaha Tambak Garam Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Petani Garam di Kecamatan Pangenan... 81

B. Rekomendasi ... 82

DAFTAR PUSTAKA ... 83

LAMPIRAN ... 85

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel

1.1 Rekap Data Produksi Garam Kabupaten Cirebon ... 3

1.2 Daftar Perusahaan Industri Garam Di Kabupaten Cirebon ... 5

3.1 Variabel Penelitian ... 26

3.2 Sampel Petani Garam ... 29

3.3 Kriteria Penilaian Skor ... 31

3.4 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r ... 32

4.1 Jumlah Dusun, RW, dan RT Dalam Setiap Desa ... 34

4.2 Klasifikasi Tipe Iklim Schmemidt-Ferguson ... 37

4.3 Data Curah Hujan Selama 10 Tahun di Kecamatan Pangenan ... 37

4.4 Pola Penggunaan Lahan Kecamatan Pangenan... 40

4.5 Jumlah Penduduk dan Luas Wilayah Kecamatan Pangenan... 43

4.6 Jumlah Penduduk Berdasarkan Umur ... 44

4.7 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin ... 45

4.8 Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian ... 46

4.9 Tingkat Pendidikan Kecamatan Pangenan ... 47

4.10 Luas Tambak Petani Garam ... 49

4.11 Status Kepemilikan Tambak Garam ... 50

4.12 Produksi Garam di Kecamatan Pangenan dalam 1 tahun ... 51

4.13 Harga Jual Garam di Kecamatan Pangenan ... 52

4.14 Pengalaman Bertani Garam di Kecamatan Pangenan ... 53

4.15 Tingkat Pendidikan Petani Garam di Kecamatan Pangenan ... 54

4.16 Pendapatan Usaha Tambak Garam Dalam 1 Musim ... 55

4.17 Mata Pencaharian Tambahan Petani Garam ... 55

4.18 Pendapatan Mata Pencaharian Tambahan Petani Garam ... 56

4.19 Tanggungan Keluarga Petani Garam di Kecamatan Pangenan... 57

4.20 Status Kepemilikan Rumah Petani Garam ... 57

(11)

4.22 Modal Petani Garam ... 61

4.23 Tabulasi Silang Luas Lahan dengan Pendapatan Petani Garam ... 62

4.24 Tabulasi Silang Produksi dengan Pendapatan... 62

4.25 Tingkat Pemenuhan Kebutuhan Petani Garam ... 63

4.26 Tabulasi Silang Produksi dengan Pendidikan Anak Petani Garam ... 64

4.27 Pengeluaran Untuk Pendidikan Anak Pada Petani Garam Berpenghasilan Rp. 5.000.000 - Rp. 10.000.000 ... 65

4.28 Pengeluaran Untuk Pendidikan Anak Pada Petani Garam Berpenghasilan Rp. 10.000.000 - Rp. 15.000.000 ... 65

4.29 Pengeluaran Untuk Pendidikan Anak Pada Petani Garam Berpenghasilan Rp. 15.000.000 - Rp. 20.000.000 ... 66

4.30 Pengeluaran Untuk Pendidikan Anak Pada Petani Garam yang berpenghasilan lebih dari Rp. 20.000.000 ... 66

4.31 Tabulasi Silang Produksi dengan Tujuan Berobat Petani Garam ... 67

4.32 Pengeluaran Untuk Berobat Pada Petani Garam Berpenghasilan Rp. 5.000.000 - Rp. 10.000.000 / tahun ... 68

4.33 Tujuan Berobat Keluarga Petani Garam Berpenghasilan Rp. 5.000.000 - Rp. 10.000.000 ... 68

4.34 Pengeluaran Untuk Berobat Pada Petani Garam Berpenghasilan Rp. 10.000.000 - Rp. 15.000.000 / tahun ... 68

4.35 Tujuan Berobat Keluarga Petani Garam Berpenghasilan Rp. 10.000.000 - Rp. 15.000.000 ... 69

4.36 Pengeluaran Untuk Berobat Pada Petani Garam Berpenghasilan Rp. 15.000.000 - Rp. 20.000.000 / tahun ... 69

4.37 Tujuan Berobat Keluarga Petani Garam Berpenghasilan Rp. 15.000.000 - Rp. 20.000.000 ... 69

4.38 Pengeluaran Untuk Berobat Pada Petani Garam Berpenghasilan lebih dari Rp. 20.000.000 / tahun ... 70

(12)

4.40 Pengeluaran Untuk Perbaikan Rumah Pada Petani Garam Berpenghasilan Rp. 5.000.000 - Rp. 10.000.000 / tahun ... 71

4.41 Pengeluaran Untuk Perbaikan Rumah Pada Petani Garam Berpenghasilan Rp. 10.000.000 - Rp. 15.000.000 / tahun ... 72 4.42 Pengeluaran Untuk Perbaikan Rumah Pada Petani Garam

Berpenghasilan Rp. 15.000.000 - Rp. 20.000.000 / tahun ... 72

(13)

DAFTAR GAMBAR

Gambar

2.1 Proses Pembuatan Garam ... 10

2.2 Alur Pembuatan Garam ... 11

2.3 Proses Panen Garam ... 12

2.4 Garam Beriodium ... 14

2.5 Grafik Curah Hujan Pada Lintang Yang Berbeda... 14

2.6 Tipe Pasang Surut ... 16

2.7 Kerangka Pemikiran ... 23

4.1 Peta Adminstratif Kecamatan Pangenan ... 35

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Pedoman Wawancara

2. Lampiran Tabel r Product Moment

3. Teknik Pengolahan Data Regresi Linear Sederhana 4. Lampiran Photo Penelitian

(15)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan yang terbesar di dunia, dengan sekitar 13.487 pulau, yang terbentang sepanjang 5.210 Km dari Timur ke

Barat sepanjang khatulistiwa, dan 1.760 Km dari Utara ke Selatan. Keadaan ini menjadikan Indonesia mempunyai panjang garis pantai ± 81.791 Km. Indonesia mempunyai banyak sumber daya laut seperti ikan, udang, terumbu karang, hutan mangrove, dan garam. Kesemua potensi sumber daya laut tersebut merupakan salah satu modal dalam pembangunan nasional. Sumber daya laut tersebut tentunya dapat dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan dalam rangka kesejahteraan manusia.

Manusia sebagai makhluk hidup dalam memenuhi kehidupannya tidak lepas dari lingkungan hidup sekitarnya. Lingkungan hidup manusia tersebut menyediakan berbagai sumber daya yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Lingkungan hidup setiap wilayah dipermukaan bumi ini memiliki ciri khas masing-masing. Hal tersebut dipengaruhi oleh faktor fisik yang mendukung seperti iklim, geologi, hidrologi, morfologi, tanah dan vegetasi. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Nursid Sumaatmadja (1989:26) bahwa

lingkungan atau lingkungan hidup, termasuk yaitu tanah, air, udara, mineral, organisme, manusia serta makhluk hidup lainya. Persyaratan tersebut menunjukan bahwa di lingkungan fisik yang berbeda akan berpengaruh terhadap aktivitas manusia dalam memanfaatkan sumber daya alam yang ada di sekitarnya.

(16)

2

tersebut, seperti Indonesia yang memiliki garis pantai ± 81.791 Km sangat dapat berpotensi untuk usaha tambak garam yang besar guna memenuhi total kebutuhan garam di Indonesia .

Garam merupakan salah satu kebutuhan yang merupakan pelengkap dari kebutuhan pangan dan merupakan sumber elektrolit bagi tubuh manusia. Walaupun Indonesia termasuk negara maritim, namun usaha meningkatkan

produksi garam belum diminati, termasuk dalam usaha meningkatkan kualitasnya. Di lain pihak untuk kebutuhan garam dengan kualitas baik (kandungan kalsium dan magnesium kurang) banyak diimpor dari luar negeri, terutama seperti garam beriodium serta garam industri.

Dari material awal, yaitu garam kasar (krosok), industri garam di Indonesia memproduksi berbagai jenis garam untuk memenuhi berbagai keperluan. Baik untuk kebutuhan rumah tangga, maupun kebutuhan industri, peternakan, dan pertanian. Namun demikian, industri garam di Indonesia bukan berarti berjalan mulus tanpa hambatan dan kendala. Kualitas garam yang belum maksimal, ketidakstabilan harga garam, proses produksi yang masih bersifat tradisional, dan persaingan dengan komoditi garam dari luar negeri merupakan sedikit dari sekian banyak masalah garam di Indonesia. Industri garam nasional yang sebenarnya berasal dari garam rakyat tradisional yang kemudian diproses lebih lanjut menjadi garam briket (untuk bahan pengawet dan keperluan industri), garam halus (garam meja) dihasilkan terutama di sentra-sentra garam yang terletak di :

 Barat : Cirebon, Indramayu

 Tengah : Pati, Rembang, Gresik dan Pulau Madura

(17)

Salah satu lokasi usaha tambak garam di Indonesia berada pada Kecamatan Pangenan, Kabupaten Cirebon yang berada di daerah pesisir Laut Jawa. Berdasarkan letak geografisnya, wilayah Kecamatan Pangenan, Kabupaten Cirebon berada pada posisi 6°45’05” - 6°50’45” Lintang Selatan dan 108°38’00” - 108°42’35” Bujur Timur. Kecamatan Pangenan dengan luas 21,03 km2 berbatasan dengan laut Jawa di sebelah utara, Kecamatan Astanajapura di sebelah barat,

Kecamatan Karangsembung di sebelah selatan, Kecamatan Gebang di sebelah timur. Kecamatan Pangenan memiliki jumlah 9 Desa yaitu Desa Pangenan, Pangarengan, Japura Lor, Beringin, RawaUrip, Bendungan, Pangenan, Getrakmoyan, dan desa Ender.

Berdasarkan data dari Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Cirebon, luas areal garam di Kabupaten Cirebon sekitar 2.944 hektare. Namun dari luas itu, hanya 1930 hektare yang digunakan sementara sisanya digunakan untuk tambak. Dalam Kecamatan Pangenan, luas area tambak garam itu sendiri adalah yang paling besar diantara kecamatan lainnya dengan luas 1558 hektare. Adapun jumlah petani garam di Kecamatan Pangenan sebanyak 2777 orang. Dengan kemampuan produksi pertahun kurang lebih mencapai 150.052 ton pertahun.

Tabel 1.1

Rekap Data Produksi Terakhir Sampai Dengan 30 November 2012 Dan Stock Sampai Dengan 22 Januari 2013

(18)

4 GUNUNGJATI 8. JATIMERTA 1 10 5 490

Sumber : Dinas Perikanan dan kelautan Kabupaten Cirebon (Januari 2013)

Lahan tambak garam ini merupakan bagian dari sumber daya pantai di

wilayah pesisir yang belum dikelola secara maksimal, hal ini terlihat pada petani penggarap lahan tambak garam mendapatkan pendapatan relatif masih sangat rendah dibandingkan dengan masyarakat lainya di wilayah pesisir seperti nelayan. Sebagai contoh pada musim panen garam tahun 2011/2012 di Kecamatan Pangenan, Kabupaten Cirebon, harga garam pada puncak produksi di bulan September hanya mencapai Rp 350,-/kg sementara produksi garam per 1 ha unit tambak garam maksimal menghasilkan 60 ton garam krosok/musim (1 musim = ± 5 bulan), sehingga nilai produksi garam hanya mencapai Rp. 2.100.000,-. Nilai ini masih dibagi dua antara penggarap dan pemilik lahan, sementara untuk 1 ha tambak garam minimal dikerjakan oleh dua orang petani penggarap.

(19)

Banyak petani garam yang menjual garamnya ke berbagai perusahan yang mengelolah garam mentah menjadi garam beriodium. Berikut ini adalah perusahaan industri garam yang mengolah garam menjadi garam beriodium yang nantinya akan siap dipasarkan.

Tabel 1.2 Daftar Perusahaan Industri Garam Di Kabupaten Cirebon

No Nama Pengrajin

Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Cirebon (Januari 2013)

Usaha tambak garam bagi masyarakat Kecamatan Pangenan merupakan salah satu mata pencaharian yang cukup penting, tetapi pada kenyataanya petani garam di Kecamatan Pangenan dihadapkan pada situasi sulit. Banyak petani tidak dapat bertahan dengan pilihan usahanya, bahkan ada yang meninggalkan usahanya dan berpindah mata pencaharian lain. Problem yang dihadapi petani garam antara lain menyangkut harga, mutu garam yang sangat rendah, sampai membanjirnya garam impor.

Berdasarkan permasalahan di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti dan mengkaji “Kontribusi Usaha Tambak Garam Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Petani Garam di Kecamatan Pangenan Kabupaten Cirebon” sebagai bahan

(20)

B. Rumusan Masalah

Permasalah pokok dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana keadaan usaha tambak garam yang dilakukan oleh petani garam di Kecamatan Pangenan, Kabupaten Cirebon?

2. Faktor-faktor yang mendukung tambak garam di Kecamatan Pangenan, Kabupaten Cirebon?

3. Berapa besar kontribusi usaha tambak garam terhadap kondisi sosial ekonomi petani garam di Kecamatan Pangenan, Kabupaten Cirebon?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Mengidentifikasi usaha tambak garam di Kecamatan Pangenan, Kabupaten Cirebon.

2. Mengidentifikasi faktor-faktor geografis yang mendukung tambak garam di Kecamatan Pangenan, Kabupaten Cirebon.

3. Menganalisis kontribusi usaha tambak garam terhadap kondisi sosial ekonomi petani garam di Kecamatan Pangenan, Kabupaten Cirebon.

D. Manfaat Penelitian

Adapun di dalam penelitian ini manfaat yang dapat diberikan adalah sebagai berikut :

1. Diperolehnya data dan informasi mengenai usaha tambak garam di Kecamatan Pangenan, Kabupaten Cirebon.

2. Sebagai saran dan bahan pertimbangan bagi Pemda atau Instansi terkait mengenai faktor-faktor geografis yang mendukung tambak garam di

Kecamatan Pangenan, dan kontribusi tambak garam terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat di Kecamatan Pangenan, Kabupaten Cirebon.

(21)

E. Struktur Organisasi Skripsi

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan mengenai latar belakang penulis dalam mengangkat permasalahan penelitian, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Bab ini menguraikan berbagai kajian teori yang terkait dengan permasalahan yang diambil, meliputi pengertian mengenai garam, pembuatan garam, kualitas garam, indikator kesejahteraan, dukungan pemerintah, dan faktor geografis yang mempengaruhi usaha tambak garam.

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

Bab ini menjelaskan mengenai beberapa hal yang berkaitan dengan kegiatan ataupun proses yang ditempuh dalam penelitian. Sehubungan dengan hal tersebut bab ini meliputi beberapa penjelasan mengenai lokasi penelitian, metode penelitan, variabel penelitian, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, analisis data.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini menjelaskan mengenai pengolahan atau analisis data untuk menghasilkan temuan berkaitan dengan kondisi geografis Kecamatan Pangenan baik dari segi fisik maupun sosial, analisis data responden, dan kontribusi usaha tambak garam terhadap pendapatan, kesehatan, pendidikan anak, kondisi rumah, dan fasilitas hidup yang dimiliki oleh petani garam

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

(22)
(23)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode menurut Surakhmad (1990:40) merupakan suatu cara yang digunakan untuk mencapai tujuan, misalnya untuk menguji serangkaian hipotesis

dengan menggunakan teknis serta alat-alat tertentu. Menurut The Liang Gie dalam Sumaatmadja (1989:75) diartikan sebagai studi mengenai asas-asas dasar dari penyelidikan, seringkali melibatkan masalah – masalah tentang logika, penggolongan dan asumsi-asumsi dasar.

Metode penelitian merupakan suatu cara yang digunakan oleh seorang peneliti untuk mendapatkan data bagi pemecahan permasalahan yang diteliti dengan menggunakan teknik dan alat tertentu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.

Metode deskriptif adalah metode penelitian yang mengarah pada pengungkapan suatu masalah atau keadaan dan pengungkapan fakta-fakta yang ada, walaupun kadang-kadang diberikan interpretasi atau analisis (Pabundu Tika, 2005:6) metode deskriptif digunakan untuk menggambarkan dan menjelaskan kondisi daerah penelitian kemudian dianalisis berdasarkan data primer dan data sekunder. Sedangkan menurut Surakhmad (1990:139) yang dimaksud dengan metode penelitian deskriptif adalah suatu metode penelitian yang tertuju pada pembahasan suatu masalah yang ada pada masa sekarang dan pemecahannya tidak terbatas sampai pada pengumpulan data tetapi analisis dan interpretasi data.

B. Variabel Penelitian

Variabel penelitian menurut Rafi’i (1989:8), adalah ukuran sifat atau ciri

yang dimiliki oleh satu-satuan yang berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok lainnya.

(24)

26

bebas dalam penelitian ini adalah usaha tambak garam di Kecamatan Pangenan Kabupaten Cirebon. Sedangkan variabel terikat adalah variabel yang merupakan hasil yang terjadi karena pengaruh variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kondisi sosial ekonomi masyarakat petani garam di Kecamatan Pangenan Kabupaten Cirebon

Tabel 3.1 Variabel Penelitian

Variabel Bebas (X) Variabel Terikat (Y)

1. Usaha Tambak Garam

Agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam pengertian judul penelitian, maka penulis mendefinisikannya sebagai berikut :

1. Usaha Tambak garam adalah kegiatan pembuatan garam dengan cara penguapan melalui sinar matahari di pesisir pantai. Sedangkan orang yang menambak garam disebut petani garam, dimana dalam kegiatan nya mengolah lahan yaitu pesisir pantai yang dimanfaatkan sebagai tempat tambak garam tersebut.

(25)

27

3. Kondisi sosial ekonomi yang dimaksud adalah keadaan hidup petani garam di Kecamatan Pangenan Kabupaten Cirebon. Parameter kondisi sosial ekonomi yang diukur yaitu : pendapatan, pendidikan, kesehatan, kondisi tempat tinggal, dan kepemilikan fasilitas hidup.

a. Pendapatan adalah perolehan barang atau uang yang diterima atau dihasilkan oleh seorang petani garam dari hasil tambak garamnya per tahun.

b. Pendidikan anak petani garam diukur berdasarkan jenjang/tingkat pendidikan yang ditempuh keluarga petani garam.

c. Kesehatan masyarakat diukur melalui jasa kesehatan yang digunakan oleh keluarga petani garam dan juga dari tingkat konsumsi makanan keluarga petani garam yang ada di Kecamatan Pangenan Kabupaten Cirebon.

d. Kondisi rumah diukur berdasarkan tiga kategori yaitu rumah permanen, rumah semi permanen, dan tidak permanen.

e. Kepemilikan fasilitas hidup, ini diukur dengan melihat fasilitas apa saja yang sudah dimiliki oleh petani garam.

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut Nursid Sumaatmadja (1989:112), populasi adalah keseluruhan gejala (fisik, ekonomi, sosial, budaya, politik) individu (manusia, baik perorangan atau kelompok), kasus (masalah, peristiwa tertentu) yang ada di daerah penelitian. Adapun jenis populasi dalam penelitian ini dikelompokan kedalam dua kelompok yaitu :

a. Populasi wilayah dalam penelitian ini adalah seluruh wilayah Kecamatan Pangenan Kabupaten Cirebon yang menjadi tambak garam yang terdiri dari 4 desa, yaitu desa Bendungan, Rawa Urip, Pengarengan, dan desa Pangenan.

(26)

28

Pengarengan, dan desa Pangenan yang menjadi petani garam sebanyak 2777 orang.

2. Sampel

Menurut Nursid Sumaatmadja (1989:112) sampel adalah bagian dari populasi yang mewakili populasi yang bersangkutan, kriteria yang mewakili ini diambil dari keseluruhan sifat-sifat atau generalisasi yang ada pada populasi dan harus mewakili sampel. Dengan berpedoman pada pengertian di atas, maka sampel yang diambil adalah sama dengan jumlah populasi manusia yang menjadi petani garam.

Dalam pengambilan sampel ini menggunakan rumus Slovin (Sevilla et. al., 1960:182), sebagai berikut :

� = + N�N

Keterangan :

n : jumlah sampel

N : jumlah populasi

� : batas toleransi kesalahan (error tolerance)

Berdasarkan rumus tersebut diperoleh jumlah sampel (n) penelitian sebagai berikut, dengan batas kesalahan 10% berarti memiliki tingkat akurasi 90% :

� = + N�N

� = + . ,

� = ,

(27)

29

dibulatkan menjadi n = Responden

Tabel 3.2 Sampel Petani Garam

KECAMATAN DESA

Untuk mengumpulkan data yang diperlukan dalam penelitian ini, maka

penulis menggunakan beberapa teknik pengumpulan data, sebagai berikut: 1. Wawancara

Teknik ini digunakan untuk membantu dan melengkapi data yang tidak dapat diungkap melalui teknik observasi, data ini diperoleh dengan cara komunikasi langsung dengan masyarakat di Kecamatan Pangenan yang berprofesi sebagai petani garam sebagai sumber data primer. Wawancara ini harus berpedoman pada instrumen penelitian yang telah disiapkan baik itu dalam bentuk cek list ataupun kuisioner.

2. Observasi lapangan

Teknik ini dilakukan untuk mendapatkan data dan gambaran tentang daerah penelitian secara langsung di lapangan untuk memperoleh data yang aktual. Adapun objek yang diamati adalah usaha tambak garam dan kehidupan Petani garam di Kecamatan Pangenan Kabupaten Cirebon.

(28)

30

Teknik ini digunakan untuk mendapatkan atau melengkapi data dalam rangka analisis permasalahan yang sedang diteliti. Studi kepustakaan ini dilaksanakan dengan cara membaca buku, surat kabar, majalah dan data-data lainnya yang berhubungan dengan permasalahan yang sedang diteliti.

4. Studi dokumentasi

Teknik ini dilakukan untuk memperoleh data sekunder, mengenai masalah

yang diteliti dari berbagai lembaga/instansi pemerintah yang memuat informasi seperti peta untuk menganalisis keadaan di lokasi penelitian, data mengenai jumlah penduduk, ataupun data lain yang ada dalam monografi.

F. Teknik Analisis Data

1. Menyeleksi data, langkah ini diambil dengan tujuan mengetahui apakah data yang terkumpul dapat dipakai atau tidak.

2. Mengklasifikasikan dan mentabulasi data, yang sesuai dengan tabel analisis yang akan digunakan.

3. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : a. Perhitungan Prosentase

Merupakan metode teknik statistik sederhana ( perhitungan persentase ) dengan rumus :

�% = � ×

Keterangan :

P % : Besarnya prosentase (%) hasil penelitian F : Frekuensi jawaban

N : Jumlah responden

Untuk menegtahui kecenderungan jawaban responden, maka penulis menggunakan angka indeks. Angka indeks digunakan untuk membandingkan

(29)

31

prosentase (%) seperti yang dikemukakan oleh Effendi dan Manning (1991: 263), sebagai berikut (tabel 3.2) :

Tabel 3.3 Kriteria Penilaian Skor No. Prosentase Skor Kriteria

1 100 Seluruhnya

2 75-99 Sebagian besar

3 51-74 Lebih dari setengahnya

4 50 Setengahnya

5 25-49 Kurang dari setengahnya

6 1-24 Sebagian kecil

7 0 Tidak ada

Sumber: Effendi dan Manning, 1991

b. Analisis Regresi Linear Sederhana

Untuk mengetahui hubungan satu variabel independen dengan satu variabel

dependen. Pada penelitian ini digunakan prosedur analisis statistik regresi linear

sederhana dengan rumus :

y = a + bx

= ∑ � ∑∑ − ∑− ∑ ²

= ∑� ∑ − ∑− ∑²

(30)

32

a = Harga y bila x = 0 (harga konstan)

b = Koefisien regresi. Bila nilai b positif (+) = naik, sedangkan bila nilai b negatif (-) = turun

x = Subjek pada variabel independen

c. Menghitung Korelasi dengan rumus Product Moment

Pengolahan data penelitian menggunakan teknik analisis statistik parametrik yaitu korelasi product moment karena data yang digunakan adalah data interval dan ratio yang akan menghasilkan nilai tingkat hubungan (r) untuk selanjutnya dilakukan interpretasi terhadap (r). Rumus yang digunakan dalam perhitungan ini adalah :

� = � ∑ − ∑ ∑

√ �. ∑ − ∑ ² . �. ∑ − ∑ ²

Keterangan :

Rxy = Nilai koefisien korelasi

ΣX2

ΣXY = Jumlah skor dari hasil kali X dan Y yang berpasangan. (Sumber : Ridwan, 2007 : 136)

Setelah dilakukan perhitungan maka hasil persentase ditafsirkan sebagai berikut :

Tabel 3.4

Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r

Inteval Korelasi Tingkat Hubungan

(31)

33

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Cukup Kuat 0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 1 Sangat Kuat

(32)

81

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan penulis mengenai “Kontribusi Usaha Tambak Garam Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Petani Garam di Kecamatan Pangenan”, maka telah diperoleh beberapa kesimpulan dan saran sebagai berikut :

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis dapat diambil beberpa kesimpulan, antara lain :

1. Usaha Tambak Garam di Kecamatan Pangenan sebagian besar memiliki luas lahan 0,5 – 1 Ha dengan mayoritas status lahan sewaan serta memiliki pengalaman bertani lebih dari 10 tahun. Produksi garam rata-rata menghasilkan 35 – 60 ton dengan kualitas garam ke-II dan berpendapatan rata-rata dari Rp. 10.000.000 – Rp. 20.000.000 / tahun.

2. Usaha tambak garam pada Kecamatan Pangenan sangat didukung oleh faktor – faktor geografis seperti curah hujan yang kecil dengan rata – rata 1808,45 mm/tahun, dengan suhu antara 30 – 34ºC, serta berada di ketinggian ± 0-2 mdpl dan kemiringan lereng antara 0-1%, dan memiliki jenis tanah alluvial kelabu tua yang cocok sebagai meja / petakan dalam pembuatan garam, dan kadar salinitas yang tinggi mencapai 25 -28 ‰. 3. Kontribusi usaha tambak garam di Kecamatan Pangenan sangat

berpengaruh terhadap kondisi sosial ekonomi petani garam, seperti produksi

garam yang berkontribusi sebesar 71,06 % terhadap pendapatan petani garam. Selain itu juga produksi usaha tambak garam berkontribusi sebesar

(33)

radio, tv, handphone, sepeda, sepeda motor, dan mobil. Berdasarkan kondisi tersebut menurut BKKBN Provinsi Jawa Barat kondisi sosial ekonomi petani garam di Kecamatan Pangenan termasuk pada keluarga sejahtera III, (Keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasarnya dan memenuhi kebutuhan psikologisnya serta kebutuhan perkembangannya).

B. Rekomendasi

1. Untuk Petani Garam : dengan pendapatan yang diperoleh petani garam

dari usaha tambak garam, ada baiknya dari kelebihan pendapatan tersebut digunakan untuk memperluas kembali lahan tambak garam, ataupun bagi petani garam yang menyewa lahan, dapat membeli lahan tersebut guna meminimalkan biaya produksi garam.

(34)

DAFTAR PUSTAKA

Adi, Tukul, Rameyo, dkk. (2006). Buku Panduan Pengembangan Usaha terpadu Garam Artemia. Pusat Riset Wilayah Laut dan Suberdaya Nonhayati. Jakarta: Badan Riset Kelautan dan Perikanan.

Anugrah. Nontji. (1987). Laut Nusantara. Jakarta: Djambatan

Arikunto, Suharsimi. (1998). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta

Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (2011). Tingkat Kesejahteraan Keluarga. Provinsi Jawa Barat.

Badan Pusat Statistik. (2012). Kecamatan Pangenan Dalam Angka. Kabupaten Cirebon.

Dinas Perikanan dan Kelautan. (2013). Kabupaten Cirebon.

Effendi, I dan Wawan Oktariza. (2006). Manajemen Agribisnis Kelautan. Depok: Penebar Swadaya.

Estiasih, Teti. (2009). Teknik Pengolahan Pangan. Jakarta: Bumi Aksara

Rahman, G. (2010). “Kontribusi Budidaya Tambak Udang Windu Terhadap Kondisi Sosia Ekonomi Masyarakat Petambak Di Desa Sungai Buntu Kecamatan Pedes Kabupaten Karawang ”. Skripsi Jurdik Geografi. FPIPS UPI. Bandung.

Manning, Chris dan Tadjuddin Noer Effendi. (1991). Urbanisasi, Pengangguran, dan Sektor Informal di Kota. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia

McNeely, R.N., Nelmanis, V.P. and Dwyer, L. 1979. Water Quality Source Book, A Guide to Water Quality Parameter. Canada: Inland Water Directorate.

Rafi’i, Suryatna. (1989). Meterologi dan Klimatologi. Bandung: Angkasa Soesono

(35)

Sajogyo, ED. (1987). Lapisan Masyarakat yang Paling Lemah di Pedesaan Jawa. Jakarta: Prisma

Singarimbun, M. (1982). Metode Penelitian Survai. Jakarta: LP3ES

Sumaatmadja, Nursid. (1989). Studi Geografi: “Suatu Pendekatan dan Analisa Keruangan”. Bandung: Alumni.

Surakhmad, W. (1990). Dasar-dasar Teknik Riset. Bandung: Tarsito

Syafi’i, Ahmad. (2006), Potret Pemberdayaan Petani Garam, Implementasi Konsep dan Strategi. Surabaya: Untag Press

Syaffi, A. (2006). Potret Pemberdayaan Petani Garam. Surabaya: Untag Press

Purbani, Dini. (2011). Proses Pemebentukan Kristal Garam. Jakarta: Trisakti Geology. (hal 84 : 1 – 17)

Prabundu, Tika. (2005). Metode Penelitian Geografi. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Sumber Internet :

Akhmad, Aldi. (2011). Morfologi Dasar Laut. [online]. Tersedia: http://dielunariessal.blogspot.com/2011/morfologi-dasarlaut.html

Anonim. (2010). [online]. Tersedia: http://journal.unair.ac.id/form_download.php? id=MjE1Mw==&nm=UGV0YW5pIEdhcmFtIGRhbGFtIEplcmF0YW4gS2F waXRhbGlzbWUucGRm&no=1

Anonim. (2011). [online]. Tersedia: http://www.garamku.com/?p=923

Anonim. (2011). [online]. Tersedia: http://www.menkokesra.go.id/content/puluhan

-ribu-petani-garam-nganggur

Anonim. (2011). [online]. Tersedia: http://www.pelitaonline.com/read-cetak/1589

Gambar

Tabel
Gambar
Tabel 1.1 Rekap Data Produksi Terakhir Sampai Dengan 30 November  2012 Dan Stock
Tabel 1.2 Daftar Perusahaan Industri Garam Di Kabupaten Cirebon
+5

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) Untuk mengetahui kondisi sosial ekonomi petani nenas di Desa Sitapongan Kecamatan Sipahutar ditinjau dari pendidikan.. (2)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Kondisi Fisik Daerah Penelitian .... Penggunaan Lahan ... Kondisi Sosial Daerah Penelitian ... Jumlah dan Kepadatan Penduduk

Selain dampak sosial, erupsi Gunung Sinabung juga memberikan dampak negatif bagi kondisi ekonomi petani di Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo. Hasil wawancara dengan 30

menyusun sebuah skripsi dengan judul “Strategi Sosial Ekonomi Masyarakat Petani di Desa Wonosari, Kecamatan Tg Morawa, Kabupaten Deli Serdang. Bab I menjelaskan ketertarikan

Pola usaha pertambakan garam yang ada di sekitar Kecamatan Pakal Kota Surabaya merupakan suatu cara, usaha, sistem dalam kegiatan dengan mengerahkan tenaga dan

Kondisi fisik merupakan suatu keadaan yang dimiliki lansia dan berkaitan dengan fisik tubuhnya seperti kesehatan lansia, sedangkan kondisi sosial adalah kondisi lansia

Bab ini menjelaskan secara menyeluruh mengenai bagaimana perkembangan pengeluaran pemerintah dan kondisi nilai tukar rill Indonesia, serta dilihat dari segi GDP,

iv PENGARUH INDUSTRI PENGOLAHAN PERIKANAN TERHADAP KONDISI SOSIAL DAN EKONOMI MASYARAKAT DI DESA BAJOMULYO, KECAMATAN JUWANA, KABUPATEN PATI Ananta Ryan Ardianto ABSTRAK