• Tidak ada hasil yang ditemukan

SISTEM INFORMASI EKSEKUTIF ASPIRASI MASYARAKAT KOTA BANDUNG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "SISTEM INFORMASI EKSEKUTIF ASPIRASI MASYARAKAT KOTA BANDUNG."

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

SISTEM INFORMASI EKSEKUTIF

ASPIRASI MASYARAKAT KOTA BANDUNG

SKRIPSI

Untuk sebagian dari syarat memperoleh gelar Sarjana Komputer

Program Studi Ilmu Komputer FPMIPA UPI

diajukan oleh : Oki Priyadi 0608810/PS/IK/06

Kepada

Tim Skripsi Program Studi Ilmu Komputer

PROGRAM STUDI ILMU KOMPUTER

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

(2)
(3)

SISTEM INFORMASI EKSEKUTIF

ASPIRASI MASYARAKAT KOTA BANDUNG

Oleh : Oki Priyadi 0608810/PS/IK/06

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat

memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam

© Oki Priyadi 2013

Universitas Pendidikan Indonesia

September 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari

(4)

Oki Priyadi, 2014

SISTEM INFORMASI EKSEKUTIF ASPIRASI MASYARAKAT KOTA BANDUNG

Oleh:

Oki Priyadi

0608810

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING

Pembimbing I,

Yudi Wibisono, M.T.

NIP. 3a/197507072003121003

Pembimbing II,

Muh. Nursalman, M.T.

NIP. 3c/197909292006041002

Mengetahui,

(5)

Rasim, M.T.

(6)

ABSTRAK

Dalam beberapa dekade terakhir, permintaan untuk transparansi dan good

government mengalami banyak perdebatan. Perdebatan mengenai bagaimana

pemerintah memanfaatkan aspirasi publik dalam rangka mewujudkan

pemerintahan yang efektif dan efisien (Sopanah, 2012). Untuk menghasilkan

penyusunan program pembangunan yang sesuai kebutuhan masyarakat,

pemerintahan dalam hal ini anggota dewan perlu mendengarkan aspirasi

masyarakatnya. Sayangnya selama ini anggota dewan terkesan lebih

mengutamakan pengumpulan aspirasi dibandingkan dengan pengolahan aspirasi

itu sendiri.

Hasil pengumpulan aspirasi belum terdokumentasikan secara utuh, tidak

dibahas secara komperhensif melalui alat kelengkapan DPRD, dan tidak

terstruktur sehingga kurang dapat dijadikan pegangan dalam penyusunan

program pemerintah daerah (Huma, 2007). Dengan kondisi demikian, dibutuhkan

sistem informasi yang dapat menampung aspirasi dan mengolahnya sehingga

didapat informasi yang berguna untuk membantu eksekutif dalam pengambilan

keputusannya, hal tersebut dapat terwujud dengan Sistem Informasi Eksekutif

(Margianti, 2004). Penelitian ini mengkaji model sistem informasi eksekutif yang

sesuai untuk pengolahan data aspirasi masyarakat di kota Bandung. Hasil

penelitian ini adalah sebuah sistem informasi eksekutif dengan menerapkan

konsep dataware house (Lungu, 2005) dengan fitur-fitur analisis yang sesuai

untuk pengambilan kebijakan pemerintahan kota Bandung.

Kata Kunci: Sistem Informasi Eksekutif, data warehouse, Aspirasi Kota

(7)

ABSTRACT

In the last decade, with demand for transparency, the issues of good

governance have been hotly debated. The debate on how government uses the

public aspirations in order to realize effective and efficient governance (Sopanah,

2012). To design a development program which accommodates the citizens’

needs, government has to listen to their aspirations. Unfortunately, the senators

apparently accentuates only on collecting the aspiration rather than processing it.

The collected aspiration has not been neatly documented. Moreover, it is

not comprehensively studied and structurally processed using the parliament

instruments. As the result, this data can not be used as a guideline for local

government in designing its program. With this condition, it is needed to have an

information system which is able to collect and process the aspirations. Therefore,

the gained information may help the executives to make decisions. This

expectation can be manifested through an executive information system. This

study carried out an executive information system which is appropriate for

processing the citizens’ aspirations of Bandung. The result of this study is an

executive information system which applies the concept of warehouse data with its

feature analysis which corresponds with government policy of Bandung

(8)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined.

ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined.

ABSTRACT ... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR ISI ... 1

DAFTAR TABEL ... 5

DAFTAR GAMBAR ... 6

BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined.

1.1 Latar Belakang ... Error! Bookmark not defined.

1.2 Rumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined.

1.3 Batasan Masalah... Error! Bookmark not defined.

1.4 Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

1.5 Manfaat Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

1.6 Metode Penelitian... Error! Bookmark not defined.

1.7 Sistematika Penulisan ... Error! Bookmark not defined.

(9)

2.1 Pemerintahan kota ... Error! Bookmark not defined.

2.1.1 DPRD ... Error! Bookmark not defined.

Aspirasi ... Error! Bookmark not defined.

Pengaduan ... Error! Bookmark not defined.

2.1.2 Struktur dan Bidang Kerja DPRD ... Error! Bookmark not defined.

2.1.3 Mekanisme dan kendala dalam menerima aspirasi ... Error! Bookmark not

defined.

2.1.4 Tindak Lanjut Aspirasi ... Error! Bookmark not defined.

2.1.5 Peran Aspirasi dalam Membangun PERDA . Error! Bookmark not defined.

2.2 Executive Information System (EIS) ... Error! Bookmark not defined.

2.2.1 Eksekutif ... Error! Bookmark not defined.

Sifat Dasar Pekerjaan Eksekutif ... Error! Bookmark not defined.

Kebutuhan Informasi Eksekutif ... Error! Bookmark not defined.

2.2.2 Perbedaan antara EIS, MIS, dan DSS. ... Error! Bookmark not defined.

Perbandingan antara MIS dan DSS ... Error! Bookmark not defined.

(10)

Perbedaan DSS dan EIS... Error! Bookmark not defined.

2.2.3 Karakteristik EIS ... Error! Bookmark not defined.

2.2.4 Arsitektur EIS ... Error! Bookmark not defined.

2.2.5 Drill Down ... Error! Bookmark not defined.

2.2.6 Critical Succes Factor (CSF) ... Error! Bookmark not defined.

2.2.7 Exception Reporting (Pelaporan Pengecualian). ... Error! Bookmark not

defined.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN... Error! Bookmark not defined.

3.1 Desain Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

3.2 Alat dan Bahan yang Digunakan... Error! Bookmark not defined.

3.3 Metode Pengumpulan Data ... Error! Bookmark not defined.

3.3.1 Studi Pustaka ... Error! Bookmark not defined.

3.3.2 Wawancara ... Error! Bookmark not defined.

3.4 Metode Pengembangan Perangkat Lunak ... Error! Bookmark not defined.

3.4.1 Level 1 Justifikasi ... Error! Bookmark not defined.

(11)

3.4.3 Level 3 Business Analysis ... Error! Bookmark not defined.

3.4.4 Level 4 System Design ... Error! Bookmark not defined.

3.4.5 Level 5 Construction ... Error! Bookmark not defined.

3.4.6 Level 6 System Deployment ... Error! Bookmark not defined.

BAB IV ... Error! Bookmark not defined.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Error! Bookmark not defined.

4.1 Justifikasi ... Error! Bookmark not defined.

4.2 Perencanaan... Error! Bookmark not defined.

4.3 Analisis Bisnis ... Error! Bookmark not defined.

4.4 Desain Sistem ... Error! Bookmark not defined.

4.5 Konstruksi Sistem ... Error! Bookmark not defined.

Pengujian sistem ... Error! Bookmark not defined.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... Error! Bookmark not defined.

5.1 Kesimpulan ... Error! Bookmark not defined.

5.2 Saran ... Error! Bookmark not defined.

(12)

DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Bidang Kerja Komisi A dan Komisi B DPRD Kota Bandung ... Error!

Bookmark not defined.

Tabel 2. 2 Bidang Kerja Komisi C dan Komisi D DPRD Kota Bandung ... Error!

Bookmark not defined.

Tabel 2. 3 Perbedaan antara MIS dan DSS ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 2. 4 Perbedaan MIS dan EIS ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 2. 5 Perbedaan antara DSS dengan EIS ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 2. 6 CSF Pada Perusahaan Harley dibandingkan dengan perusahaan

kompetitor (Novita, 2011) ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 1 Kebutuhan fungsional sistem ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 2 Kebutuhan Informasi... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 3 Hasil proses pada halaman custom graph ... Error! Bookmark not

defined.

(13)
(14)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Diagram Penyerapan Aspirasi (Budiman, 2009). . Error! Bookmark

not defined.

Gambar 2. 2 Diagram Sebaran Aspirasi Per-Bidang Masalah (Budiman, 2009). ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 2. 3 Diagram proses tindak lanjut aspirasi. ... Error! Bookmark not

defined.

Gambar 2. 4 Diagram Usulan DPRD berdasarkan PP. No1 Tahun 2001 ... Error!

Bookmark not defined.

Gambar 2. 5 Tahapan Pengambilan Keputusan (Subakti, 2002):Error! Bookmark

not defined.

Gambar 2. 6 Pendekatan Wetherbe (Margianti, 2004). ... Error! Bookmark not

defined.

Gambar 3. 1 Desain Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 3. 2 EIS Lifecycle ... Error! Bookmark not defined.

(15)

gambar 4. 2 Asumsi ERD Sistem Informasi Aspirasi DPRD Kota Bandung Error!

Bookmark not defined.

gambar 4. 3 Contoh file excel tabel aspirasi yang menjadi data untuk diinputkan kepada ... Error! Bookmark not defined.

gambar 4. 4 Contoh file excel tabel aspirasi dibaca user ... Error! Bookmark not

defined.

gambar 4. 5 file excel tabel aspirasi dikomentari user ... Error! Bookmark not

defined.

gambar 4. 6 file excel tabel aspirasi dinilai user .... Error! Bookmark not defined.

gambar 4. 7 Skema data warehouse ... Error! Bookmark not defined.

gambar 4. 8 Gambaran Umum Sistem ... Error! Bookmark not defined.

gambar 4. 9 Antarmuka Login Web ... Error! Bookmark not defined.

gambar 4. 10 Modul Import Data ... Error! Bookmark not defined.

gambar 4. 11 proses import data ... Error! Bookmark not defined.

gambar 4. 12 Riwayat file yang telah diupload... Error! Bookmark not defined.

gambar 4. 13 Antarmuka halaman analisis tabel aspirasi .... Error! Bookmark not

(16)
(17)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pemilihan umum anggota DPRD kota Bandung masa bakti 2009-2014 telah dilaksanakan 4 tahun silam. Sebanyak 50 anggota dewan dari berbagai partai politik telah terpilih dan dilantik untuk menjalankan fungsi, tugas dan wewenangnya sebagai anggota dewan. Lima puluh anggota dewan terbagi menjadi komisi-komisi yaitu: Komisi A yang menangani bidang pemerintahan, Komisi B yang menangani bidang perekonomian dan keuangan, Komisi C menangani bidang pembangunan, dan komisi D yang menangani kesejahteraan rakyat. Demikian pula dengan walikota Bandung terpilih, Beliau yang diamanahi rakyat untuk bertugas memimpin lembaga pemerintahan di kota Bandung ini.

Dalam beberapa dekade terakhir, permintaan untuk transparansi dan good government mengalami banyak perdebatan. Perdebatan mengenai bagaimana

pemerintah memanfaatkan aspirasi publik dalam rangka mewujudkan pemerintahan yang efektif dan efisien (Sopanah, 2012).

Untuk mewujudkan good government, perlu partisipasi publik untuk mengatur urusan-urusan publik termasuk perencanaan dan anggaran pemerintah daerah (Callahan, 2002).

(18)

diolah dan menghasilkan penyusunan program pembangunan yang sesuai kebutuhan masyarakat.

Seharusnya aspirasi masyarakat bisa disampaikan kapanpun kepada wakil rakyat, namun tidak banyak masyarakat yang mampu dan berani menyalurkannya kepada anggota dewan secara langsung atau menitipkannya di gedung anggota dewan perwakilan daerah.

Satu-satunya ajang bertemu langsung secara resmi dengan anggota dewan yaitu saat anggota dewan melakukan kegiatan reses, itupun tidak semua orang diundang untuk mengikuti acara tersebut sehingga pada pelaksanaannya reses ini tidak dapat mengungkap aspirasi masyarakat secara lengkap.

Penyerapan aspirasi rakyat melalui reses oleh anggota DPRD hanya menjadi mekanisme rutin tanpa makna. Sebab, belum ada mekanisme yang jelas bagaimana menyalurkan laporan hasil reses itu agar bisa masuk menjadi program perencanaan daerah. (www.kompas.com, 2010)

(19)

Anggaran penyerapan aspirasi yang cukup besar tidak diimbangi dengan tindak lanjut yang nyata. Selama ini agenda tindak lanjut penyerapan aspirasi ini tidak menjadi agenda penting dalam kegiatan DPRD. Bahkan dalam banyak kasus pembuatan perda kebanyakan diproses dengan cara yang kurang melibatkan masyarakat. Hasilnya perda tersebut tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

Hal ini membuat rakyat merasa anggota DPRD banyak berbohong karena tidak ada aspirasi mereka yang diwujudkan melalui program-program daerah berkualitas. Rakyat merasa anggota DPRD hanya bisa menampung aspirasi, tetapi tidak tahu bagaimana memperjuangkannya. Rakyat kecewa dengan proses reses dan menganggap semua anggota DPRD tidak bekerja. Padahal, ini semua diakibatkan oleh sistem yang tidak jelas (Sulaeman, 2010).

(20)

meningkatkan perencanaan eksekutif, meningkatkan pengawasan dan dukungan lebih besar untuk mengambil keputusan strategis (Turban,2005).

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas maka dibuat rumusan masalah yang harus diselesaikan dalam penelitian ini, yaitu :

1. Bagaimana sistem dapat menyimpan aspirasi masyarakat sehingga aspirasi dapat terdokumentasikan secara utuh dan teratur agar dapat dijadikan pegangan dalam penyusunan program PEMDA.

2. Bagaimana sistem memberikan implementasi dan pengembangan yang kondusif bagi komunikasi politik antara wakil rakyat dengan masyarakat. 3. Bagaimana membangun sistem Sistem Informasi Eksekutif yang tepat untuk

kebutuhan pengolahan aspirasi masyarakat.

1.3 Batasan Masalah

(21)

dewan dan membagikan lembar aspirasi untuk menampung seluruh aspirasi peserta reses.

2. Penelitian ini fokus kepada implementasi EIS untuk aspirasi masyarakat, dari mana dan bagaimana data diinput tidak menjadi fokus pada penelitian ini.

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Menghasilkan sebuah sistem yang dapat menginventarisasi aspirasi masyarakat sehingga aspirasi dapat terdokumentasikan secara utuh dan teratur agar dapat dijadikan pegangan dalam penyusunan program PEMDA.

2. Memberikan implementasi dan pengembangan yang kondusif bagi komunikasi politik antara wakil rakyat dengan masyarakat. 3. Membangun sistem Sistem Informasi Eksekutif yang tepat untuk

kebutuhan analisis aspirasi masyarakat di Kota Bandung.

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat dari tugas akhir ini adalah sebagai berikut.

(22)

2. Aspirasi masyarakat tertampung dengan baik sehingga program pemerintah akan lebih tepat sasaran.

3. Membantu tugas para pengambil kebijakan dalam hal penyediaan informasi untuk pengambilan keputusan yang tepat.

4. Mempercepat pemerataan pembangunan fisik dan non fisik di daerah dan mewujudkan kesejahteraan bagi seluruh warga Bandung.

1.6 Metode Penelitian

Metode penelitian yang akan digunakan oleh penulis antara lain : 1. Studi literatur

Merupakan cara pengumpulan data dengan mempelajari literatur, paket modul, buku-buku, jurnal dan berbagai referensi yang dianggap mendukung.

2. Wawancara

Metode ini dilakukan dengan mengajukan beberapa pertanyaan kepada nara sumber yaitu anggota dewan dan atau jajaran terkait mengenai kebutuhan sistem klasifikasi dan opinion mining aspirasi masyarakat

3. Analisis spesifikasi dan perancangan perangkat lunak

(23)

4. Implementasi perangkat lunak

Pada tahapan ini penulis akan mengimplementasikan desain yang telah dibuat.

5. Pengujian dan analisis

Pada tahapan ini penulis menguji perangkat lunak yang telah dibuat, untuk mengetahui sejauh mana tingkat akurasi yang dihasilkan.

1.7 Sistematika Penulisan

Penulisan proposal penelitian ini terdiri dari tiga bab dengan sistematika penulisan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini akan memberikan penjelasan umum mengenai penelitian yang akan penulis lakukan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini menguraikan berbagai teori dan konsep yang berhubungan dengan permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

(24)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini membahas tentang studi kasus yang digunakan, pembangunan perangkat lunak, hasil penelitian, dan pembahasan hasil

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

(25)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Ditahapan desain penelitian dilakukan :

1. Studi Literatur dengan cara mengumpulkan data guna mempelajari dan memahami materi penelitian baik dari buku, jurnal, maupun internet, adapun materinya yaitu mengenai badan legislatif kota Bandung mencakup wewenang lembaga, definisi aspirasi, cara mendapatkan aspirasi, memproses aspirasi, dan hal-hal lain yang berkaitan dengan aspirasi masyarakat.

2. Wawancara. Metode ini dilakukan dengan mengajukan beberapa pertanyaan kepada nara sumber yaitu anggota dewan, staf anggota dewan dan jajaran terkait mengenai kebutuhan sistem informasi eksekutif aspirasi masyarakat.

(26)

Gambar 3. 1 Desain Penelitian

4. Setelah data terkumpul, data diproses & dianalisis untuk mengetahui gambaran awal bagaimana database dibuat agar sesuai dengan sistem yang dibutuhkan.

(27)

6. Sistem siap diterapkan dan diteliti yang kemudian akhirnya menghasilkan penerapan sistem yang diinginkan

3.2 Alat dan Bahan yang Digunakan

Pada penelitian ini menggunakan alat penelitian berupa perangkat lunak dan perangkat keras, yaitu :

a. Perangkat keras

 Processor AMD E-450 APU 1.65 GHz

 RAM 2 Gb

 Hardisk kosong 200 Gb

 Monitor beresolusi 1366x768 px

 Mouse dan keyboard

b. Perangkat lunak

 Sistem operasi yang digunakan Windows 7

 Xampp ver 2.5

 Text editor

Bahan penelitian yang digunakan adalah :

Data berupa aspirasi masyarakat yang didapat dari kuisioner, sms

(28)

3.3 Metode Pengumpulan Data

3.3.1 Studi Pustaka

Pada tahap ini penulis mengumpulan pengetahuan dari sumber-sumber seperti buku, dokumen atau publikasi dari berbagai sumber dan perguruan tinggi dan dari internet. Dengan mengumpulkan dan mempelajari literatur yang berkaitan dengan EIS, fungsi legislatif, dan pengelolaan aspirasi sehingga dapat memperluas wawasan penulis dalam penelitian ini.

3.3.2 Wawancara

Pada tahap ini penulis melakukan wawancara dengan anggota legislatif dan jajarannya untuk memperoleh keterangan mengenai objek penelitian dan berbagai kebutuhan user yang akan menggunakan sistem informasi eksekutif aspirasi masyarakat ini.

3.4 Metode Pengembangan Perangkat Lunak

Pada tahap pengembangan penulis menggunakan metode EIS lifecycle atau dikenal dengan nama Siklus EIS. Sistem ini berbeda degan metode pengembangan sistem informasi lainnya. Siklus ini memiliki 6 level yaitu: Justification, Planning, bisnis analisis, desain, konstruksi, deployment. Selain itu setiap level mempunyai tahapan yang harus dilalui yaitu:

(29)

Tahap 1 Business case assessment (Penilaian kasus bisnis)

Level 2 Planning (Perencanaan)

Tahap 2 Enterprise Infrastructure evaluation (Insfrastruktur Perusahaan)

Tahap 3 Project Planning (Perencanaan Proyek)

Level 3 Business Analysis (Analisis Bisnis)

Tahap 4 Defining business needs and project requirements

Tahap 5 Data Analysis

Tahap 6 Application Prototyping

Tahap 7 Metadata analysis

Level 4 System Design (Desain Sistem)

Tahap 8 Data design

Tahap 9 Designing ETL process (extract/transform/load)

Tahap 10 Metadata repository design

Level 5 Construction (Konstruksi)

Tahap 11 ETL Development

Tahap 12 Application Development

Tahap 13 Data Mining

Tahap 14 Developing metadata repository

Level 6 System Deployment (Penyebaran sistem)

Tahap 15 Implementation

(30)

3.4.1 Level 1 Justifikasi

Pada level justifikasi Dilakukan pertimbangan pengembangan EIS berupa peluang bisnis, kebutuhan bisnis, dan pertimbangan biaya yang dikeluarkan dibandingkan dengan manfaat yang diperoleh. Pertimbangan ini adalah tahap awal dalam pembuatan EIS yang disebut Business Case Assesment

Gambar 3. 2 EIS Lifecycle

3.4.2 Level 2 Planning (Perencanaan)

(31)

dilakukan perkiraan kemampuan dari organisasi untuk mempertahankan dan menyelesaikan proyek EIS dalam hal infrastruktur, jaringan, perangkat, dan masa depan kebutuhan peralatan ini.

Pada tahap Project Planning dilakukan aktifitas project manajemen agar pembangunan EIS sesuai dengan target yang ditetapkan. Beberapa aktifitas dalam project manajemen yaitu:

 Penentuan jangka waktu pembuatan EIS dari awal hingga selesai mencakup

detail langkah-langkah dan progress yang akan dilakukan.

 Biaya yang dibutuhkan dalam pembangunan EIS

 Penentuan siapa yang akan mengerjakan proyek EIS ini.

3.4.3 Level 3 Business Analysis

Pada level ini ada 4 tahapan yang harus dilakukan yaitu: Defining business needs and project requirements, Data Analysis, Application Prototyping, dan

Metadata analysis. Pada tahap Defining business needs and project requirements

didefinisikan kebutuhan-kebutuhan sistem dengan cara rapat internal dengan eksekutif dan manajer serta dilakukan studi literatur. Pada tahap ini diusulkan solusi awal untuk pembuatan sistem dan didiskusikan dengan para eksekutif.

Pada tahap Data Analysis dilakukan identifikasi dan perancangan sumber data, merancang diagram ER secara rinci dengan atribut pada data. Pada tahap Application Prototyping sebuah prototipe awal dibangun dan diuji untuk

(32)

dilaporkan aspek positif dan negatif dari prototipe tersebut sehingga sistem bisa diperbaiki kekurangan-kekurangannya.

Tahap terakhir pada level ini adalah Metadata analysis, pada tahap ini metadata dirancang dan sumber data dipetakan pada struktur metadata. Case tools digunakan untuk merancang dan pemetaan proses.

3.4.4 Level 4 System Design

Pada level System Design ada tiga tahapan yang dilakukan untuk pembuatan sistem yaitu: Data design, Designing ETL process (extract/transform/load), dan Metadata repository design. Tahap awal dari level ini yaitu Data design. Pada

tahap ini database dirancang. Langkah selanjutnya yaitu Designing ETL process, Langkah ini adalah yang paling sulit dalam seluruh siklus dan tergantung pada kualitas sumber data. Tahap ini menekankan bahwa proses harus dibangun dalam satu lingkungan yang mengintegrasikan semua modul organisasi dan tidak secara terpisah di setiap departemen. Data-data diekstrak, dibersihkan dan dimuat kedalam database EIS dari basis data di departemen dengan sistem yang mungkin berbeda-beda. ETL didesain untuk mengatasi masalah-masalah berikut:

 Tidak konsistennya primary key

 Tidak konsistennya data

 Perbedaan format

 Tidak akuratnya data

(33)

Tahap terakhir pada level ini yaitu Metadata repository design. Langkah ini disesuaikan untuk kebutuhan proyek. Repositori metadata dirancang dalam hal model metadata logis berdasarkan pada model data relasional, berorientasi objek atau multidimensi.

3.4.5 Level 5 Construction

Level ini memiliki empat tahap yaitu: ETL Development, Application Development, Data Mining, dan Developing metadata repository. Tahap ETL

development memerlukan alat penyaringan, prosedur, operator yang digunakan

untuk membangun sistem. Data penyaringan dan transformasi tergantung pada kualitas sumber data (seperti: file, database, e-mail, internet, sumber konvensional)

Pada tahap Application Development, kita membangun kembali aplikasi akhir sesuai dengan validasi prototipe yang sudah dilakukan pada tahapan awal. Mungkin proses lebih sederhana karena kita sudah punya gambaran sistem sebelumnya. Kita membangun kembali template dan interface, hak user dan hak istimewa yang diberikan pada user.

(34)

Tahap Developing metadata repository, tahapan ini berlaku jika tahapan Metadata repository design yang berada pada tahapan sebelumnya dibangun.

Pada tahapan ini kamus metadata dan antarmuka akses data dikembangkan.

3.4.6 Level 6 System Deployment

Level ini terdiri dari dua tahap yaitu: Implementation dan Release Evaluation. Tahap Implementation adalah tahap dimana sistem diimplementasikan, disini juga diselenggarakan pelatihan untuk manajer, dokumnetasi final serta technical support, dan instalasi dan setup aplikasi. Tahap Release Evaluation adalah tahap

setelah kesimpulan awal, maksudnya jika setelah implementasi masih ada yang harus diperbaiki, maka sistem akan dibangun kembali sesuai dengan pembuatan laporan akhir yang menggambarkan performa sistem yang masih kurang.

(35)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Hasil dari penelitian ini bias disimpulkan sebagai berikut

1. Penelitian ini berhasil merancang sistem yang bisa menginvetarisir aspirasi masyarakat kota Bandung yang selanjutnya data aspirasi tersebut bisa diolah oleh sistem sehingga menjadi informasi bagi penunjang keputusan anggota dewan di lingkungan pemerintahan kota Bandung.

2. Untuk menilai implementasi dan pengembangan yang kondusif bagi komunikasi politik antara wakil rakyat dengan masyarakat perlu diteliti lebih lanjut. Karena keterbatasan waktu dan akses terhadap pemerintahan, pada bagian ini belum bisa disimpulkan apakah sistem sudah mampu memberikan dampak pada komunikasi politik antara wakil rakyat dan masyarakatnya

(36)

5.2 Saran

Beberapa saran yang penulis sampaikan berkaitan dengan penelitian yang telah dilakukan, diantaranya:

1. Saat ini sistem informasi berfokus pada penyajian data analisis aspirasi yang masuk dan tanggapan anggota dewan secara umum. Sistem belum menginventarisir tindak lanjut secara detail dari setiap aspirasi.

2. Sistem EIS Aspirasi Masyarakat kota Bandung perlu menambah kecepatan terhadap akses data. Dengan jumlah data yang semakin banya, puluh ribuan bahkan bisa mencapai jutaan data yang tersimpan di database, Sistem ini harus bisa mengakes data dengan cepat sehingga dapat merangkum informasi yang dibutuhkan eksekutif.

3. Pengembang selanjutnya diharapkan mampu mengintegrasikan tindak lanjut detail berupa perda yang telah di sahkan rapat-rapat anggota dewan, dan tindakan-tindakan anggota dewan yang berkaitan dengan aspirasi tersebut sehingga data yang diterima anggota dewan selaku pembuat keputusan semakin lengkap dan masyarakat umum yang mengirimkan aspirasinya dapat melihat tindak lanjut apa yang telah dilakukan.

(37)
(38)

Daftar Pustaka

Andea, F.G. 2013. Kinerja Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Dalam Penyerapan Aspirasi Masyarakat Di Kabupaten Halmahera Utara. Jurnal Ilmu Pemerintahan, Volume 5, Nomor 1. Manado: Universitas Sam Ratulangi.

Anonim. 2010. Banyak hasil reses dprd tak terserap. http://cetak.kompas.com/read/2010/08/31/12491465/banyak.hasil.reses.dpr d.tak.terserap. Diakses 27 Agustus 2013.

Anonim. 2012. Pimpinan DPRD Kota Bandung,

http://www.bandung.go.id/?fa=dprd.pimpinan. Diakses 12 Desember 2012 Ahmadi, Husni. 2012. Diwawancara oleh Oki Priyadi, (Desember 2012), List

Pertanyaan, Koleksi Pribadi.

Budiman, Ahmad. 2009. Mekanisme DPRD Provinsi Dalam Menerima Dan Menindaklanjuti Aspirasi Masyarakat. http://www.dpr.go.id/id/serba-serbi/kajian. Diakses 10 Desember 2012.

Callahan, Kathe. “The utilization and effectiveness of citizen advisory committees

in the budget process of local government”, Journal of Public Budgeting,

Accounting and Financial Management. 14(2):pp. 295-319

(39)

Dewi, Ressi; Firdaus, Sunny; & Widayati, Wahyuningrum. 2008. Pendidikan Kewarganegaraan Kelas IV. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen

Pendidikan Nasional.

Halawa, Sudirman. 2012. DPRD Sumatra Utara Nilai Penyusunan Perda Belum Aspirastif. http://www.faktaonline.net/2012/02/15/dprd-sumut-nilai penyusunan-perda-belum-aspirati/. Diakses 25 Desember 2012.

Huma. 2007. Proses Penyusunan Peraturan Daerah Dalam Teori dan Praktek. Jakarta:Sinar Grafika

Imrona, Mahmud. 2010. Sistem Pendukung Kepututsan, Bab 7: Executive Information System.

http://mhd.blog.ittelkom.ac.id/blog/files/2010/01/Bab-7-Executive-Information-System.pdf. Diakses 1 September 2013

Ion, Lungu. 2005. Executive Information Systems: Development Lifecycle And Building By Using The Business Inetlegence Tools. Proquest.

Kansil, C.S.T;& Kansil, S.T.2003. Sistem pemerintahan Indonesia. Jakarta: PT. Bumi Aksara

Kelly, Floyd. 1994. Implementing an Executive Information System. http://www.itmweb.com/essay519.htm. Diakses tanggal 10 Januari 2013. Lulung, AL. 2012. PPP Menjunjung Tinggi Toleransi dan Persatuan.

http://binapersatuan.com/blog/ppp-menjunjung-tinggi-toleransi-dan-persatuan. Diakses 28 Agustus 2013.

Margianti, Eko S. dan Harmanto, Suryadi. (2004). Sistem Informasi Manajemen:

(40)

http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/sisteminformasimanajemen/ba b13_sistem_informasi_/eksekutif.pdf. Diakses tanggal 8 Januari 2013. Munir, 2008. Sistem Penunjang Kepututsan, Bab 2: Informasi

Eksekutif.http://file.upi.edu/browse.php?dir=direktori/fpmipa/prodi._ilmu_

komputer/196603252001121-munir/Sistem Penunjang Keputusan. Diakses 5 Januari 2013.

Novita, Rahmi. 2011. Critical Success Factors.

http://rahminovita.wordpress.com/2011/02/01/critical-success-factors/. Diakses 20 Januari 2013.

Pamoengkas. 2011. Arti Pentingnya Aspirasi Masyarakat. http: http://id.shvoong.com. Diakses 28 Agustus 2013.

Putri, W.P. 2009. Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Walikota Padang dalam melaksanakan Asas Otonomi Daerah Menurut Undang-Undang Nomor 32

tahun 2004. Skripsi Tidak Terpublikasi. Padang: Universitas Andalas

Padang.

Sopanah, Ana. 2012. Ceremonial Budgeting: Public Participation in Development Planning at an Indonesian Local Government Authority. JAMAR, Volume

10, Nomor 2. Malang: University of Widyagama.

(41)

Sulaeman, Rahmat. Banyak hasil reses dprd tak terserap. http://cetak.kompas.com/read/2010/08/31/12491465/banyak.hasil.reses.dpr d.tak.terserap. Diakses 27 Agustus 2013.

Syamsuddin; Neldysavrino; Komarudin, Heru; & Siagian, Y.L. 2007. Sudahkah Aspirasi Masyarakat Terakomodir dalam Rencana Pembangunan. Paper

Governance Brief, Nomor 34(b). Bogor: Center for International Forestry Research.

Turban, Efraim; Aronson, Jay E;& Ting Peng Liang, 2005. Decision Support Systems and Intelegent Systems. New Jersey: Prentice Hall.

Undang-undang Republik Indonesia Pasal 71 huruf s dan pasal 79 huruf j Undang-undang No. 27 tahun 2009 tentang MPR, DPR, DPD dan DPRD. http://pengaduan.dpr.go.id. Diakses 10 Desember 2012 Diakses 10 Desember 2012

Weishaguna; & Saodih, Ernadi. 2008. Morfologi Sebagai Pendekatan Memahami Kota. Jurnal Studi Perencanaan Wilayah dan Kota. Bandung:

Universitas Islam Bandung.

Gambar

Gambar 2. 3 Diagram proses tindak lanjut aspirasi. ............ Error! Bookmark not
gambar 4. 14 Antarmuka  halaman custom graph
Gambar 3. 1 Desain Penelitian
Gambar 3. 2 EIS Lifecycle

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penalaan PID dilakukan berdasarkan hasil pengujian driver PWM menggunakan nilai PWM 45,120 dan 225 dan diperoleh nilai Kd pada PWM 45 dan 120 memiliki nilai Ki dan Kd

Laporan ini bertujuan untuk mengetahui efisiensi pengalokasian dan biaya pemindahan beras lokal dengan mengambil studi kasus pada Perum Bulog Divre Sumsel dan Babel

Aparat penegak hukum yang menentukan tatanan hukum positif tersebut berlaku adil atau tidak adil dalam penerapan dengan memperhatikan nilai-nilai keadilan yang hidup

Investasi dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah

Masa Prenatal merupakan periode masa pertumbuhan yang luar dari satu sel tunggal hingga Masa Prenatal merupakan periode masa pertumbuhan yang luar dari satu sel tunggal hingga

Kecerdasan emosi merupakan kemampuan untuk mengenali perasaan kita sendiri dan perasaan orang lain, kemampuan memotivasi diri sendiri, dan kemampuan mengelola emosi dengan baik

Apabila terjadi hal hal yang tidak diinginkan seperti kebakaran rumah ataupun pembeli meninggal dunia, maka akan dilanjutkan oleh ahli waris, jika ahli waris tidak

NO NOMOR PERKARA NAMA ALAMAT PASAL NOMOR POLISI BARANG BUKTI JENIS KENDARAAN DENDA ONGKOS PERKARA SUBSIDER.. 1 C 1663600 3278