Sugara, Robi P. 2014
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS MATERI PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK UNTUK
MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI SISWA PADA
PEMBELAJARAN IPS MATERI PERSIAPAN KEMERDEKAAN
INDONESIA
(Penelitian Tindakan Kelas V B Sekolah Dasar Negeri 07 Cibogo Tahun Ajaran 2013/2014)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh Robi Panji Sugara
1003494
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN PEDAGOGIK
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
Sugara, Robi P. 2014
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS MATERI PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sugara, Robi P. 2014
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS MATERI PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Halaman Hak Cipta
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI SISWA PADA
PEMBELAJARAN IPS MATERI PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA
Oleh Robi Panji Sugara
Universitas Pendidikan Indonesia, 2014
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan
© Robi Panji Sugara 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
Juli 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Sugara, Robi P. 2014
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS MATERI PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ROBI PANJI SUGARA
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK UNTUK
MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI SISWA PADA
PEMBELAJARAN IPS MATERI PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA
disetujui dan disahkan oleh pembimbing:
Pembimbing I
Drs. Faqih Samlawi, MA NIP. 19600408 199803 1 001
Pembimbing II
Arie Rakhmat Riyadi, M. Pd. NIP. 19820426 201012 1 005
Diketahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Pendidikan Indonesia
Sugara, Robi P. 2014
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS MATERI PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRAK
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI SISWA PADA
PEMBELAJARAN IPS MATERI PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA
Oleh
Robi Panji Sugara
Sugara, Robi P. 2014
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS MATERI PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sugara, Robi P. 2014
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS MATERI PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
LEMBAR PERNYATAAN ... Error! Bookmark not defined.
ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined.
KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined.
UCAPAN TERIMA KASIH ... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR GAMBAR ... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR LAMPIRAN ... Error! Bookmark not defined.
BAB IPENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined.
A. Latar Belakang Masalah ... Error! Bookmark not defined.
B. Rumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined.
C. Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
D. Manfaat Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
E. Hipotesis Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
F. Definisi Oprasional ... Error! Bookmark not defined.
BAB IIPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS MATERI PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA ... Error! Bookmark not defined.
A. Pembelajaran IPS ... Error! Bookmark not defined.
B. Kemampuan Komunikasi ... Error! Bookmark not defined.
C. Model Pembelajaran Kooperatif ... Error! Bookmark not defined.
D. Materi Perjuangan Mempersiapkan Kemerdekaan Indonesia... Error!
Bookmark not defined.
E. Penelitian yang Relevan ... Error! Bookmark not defined.
F. Hubungan Penerapan Model Pembelajaran Talking Stick Untuk
Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Siswa Pada Pembelajaran IPS Materi Persiapan Kemerdekaan Indonesia . Error! Bookmark not defined.
Sugara, Robi P. 2014
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS MATERI PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
A. Metode Penelitian... Error! Bookmark not defined.
B. Model Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
C. Lokasi, Waktu dan Subjek Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
D. Prosedur Penelitian... Error! Bookmark not defined.
E. Instrumen Penelitain... Error! Bookmark not defined.
F. Pengolahan dan Analisis Data ... Error! Bookmark not defined.
BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .. Error! Bookmark not defined.
A. Deskripsi Awal Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
B. Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
C. Pembahasan Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined.6
BAB VSIMPULAN DAN REKOMENDASI .... Error! Bookmark not defined.
A. Simpulan ... Error! Bookmark not defined.
B. Rekomendasi ... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined.
LAMPIRAN………...87
Sugara, Robi P. 2014
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS MATERI PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Ilmu pengetahuan sosial yang kemudian disebut IPS merupakan salah satu
mata pelajaran yang yang diberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai
SMP/MTs/SMPLB. IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep dan
generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang SD/MI mata pelajaran
IPS memuat materi geografi, sejarah, sosiologi dan ekonomi. Melalui mata
pelajaran IPS, peserta didik disarankan untuk dapat menjadi warga Negara
Indonesia yang demokratis dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta
damai. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar (SKKD) mata pelajaran IPS
sebagaimana yang termuat dalam peraturan mentri pendidikan nasional Republik
Indonesia (Permendiknas RI) nomor 22 tahun 2006, mata pelajaran IPS dalam
sistem pendidikan di Indonesia diberikan untuk peserta didik mulai jenjang
Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI), SMP, MTs, SMA, MA dan
SMK.
Tantangan yang berat akan dihadapi siswa di masa mendatang. Kehidupan
masyarakat global mengalami perubahan setiap saat. Oleh karena itu, mata
pelajaran IPS harus dirancang untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman
dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam memasuki
kehidupan bermasyarakat yang dinamis. Berdasarkan analisis tersebut,
pembelajaran IPS hendaknya mengacu pada pengembangan potensi siswa secara
Sugara, Robi P. 2014
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS MATERI PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pendekatan pembelajaran IPS khususnya dalam inkuiri sosial. Dalam proses
2
Menurut Sardiman (2012, hlm.7) “Kegiatan belajar mengajar mengandung arti interaksi dari berbagai komponen seperti guru, siswa, bahan ajar dan sarana lain yang digunakan pada saat kegiatan berlangsung”. Interaksi akan selalu berkaitan dengan istilah komunikasi atau hubungan. Kegiatan komunikasi bagi
diri manusia merupakan bagian hakiki dalam kehidupannya. Komunikasi dalam
proses pembelajaran itu penting sekali, bukan hanya guru yang menyampaikan
materi di kelas tetapi siswa juga banyak berperan aktif dalam pembelajaran.
Menurut Sardiman (2012, hlm.7) “Komunikasi itu sendiri sudah
mengandung pengertian–pengertian memberitahukan dan menyebarkan berita,
pengetahuan, pikiran–pikiran, nilai–nilai dengan maksud untuk menggugah
partisipasi agar hal–hal yang diberitahukan untuk menjadi milik bersama”.
Mengingat IPS mempunyai peranan yang sangat strategis, sehingga upaya
tersebut menjadi sangat penting, karena tantangan kehidupan yang akan datang
semakin berat dan semakin kompleks. Untuk itu diperlukan sumber daya manusia
yang handal. Hal yang menjadi hambatan selama ini dalam pembelajaraan
pengetahuan sosial disebabkan oleh kurang dikemasnya pembelajaran
pengetahuan sosial dengan metode yang menarik, menantang dan menyenangkan.
Para guru sering kali menyampaikan materi pengetahuan sosial dengan metode
konvensional seperti ceramah dan cenderung satu arah, sehingga pembelajaran
pengetahuan sosial cenderung membosankan dan kurang menarik minat siswa
yang pada giliranya proses pembelajran yang kaku dan prestasi belajar siswa yang
kurang memuaskan. Di sisi lain juga ada kecenderungan bahwa aktivitas siswa
dalam proses pembelajaran sosial masih rendah.
Berdasarkan hasil observasi di kelas VB SDN 07 Cibogo mengalami
kesulitan untuk melakukan komunikasi dalam kegiatan pembelajaran IPS. Hal ini
dapat dilihat dari:
1. Proses pembelajaran IPS masih konvensional seperti ceramah dan cenderung
satu arah, guru menjelaskan dan siswa mendengarkan.
2. Kurangnya komunikasi siswa dengan guru di dalam kelas sehingga
3
3. Sedikit siswa yang berbicara untuk menyampaikan pendapatnya tentang
materi yang sedang di bahas oleh guru. Sehingga, kurang respon dari siswa
terhadap pembelajaran IPS.
Dari jumlah dua puluh tujuh (27) siswa, hanya beberapa siswa yang
dikategorikan memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik. Kurangnya
kemampuan siswa dalam berkomunikasi menyebabkan kegiatan pembelajaran
menjadi kurang menarik karena siswa menjadi pasif saat pembelajaran
berlangsung.
Berdasarkan hasil observasi, diketahui pula bahwa penyebab salah satunya
dipengaruhi oleh kurangnya komunikasi siswa dalam pembelajaran IPS. Sampai
saat ini siswa masih menganggap bahwa mempelajari IPS hanya dengan
menghapal, akibatnya siswa merasa enggan dan malas untuk mempelajarinya.
Penyebab lainnya adalah guru hanya menyampaikan materi, tanpa memberikan
kesempatan kepada siswa untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran. Dalam hal ini
ada usaha yang ingin dilakukan untuk memecahkan permasalahan tersebut,
bagaimana menciptakan proses pembelajaran IPS yang menyenangkan dan
memberikan dampak positif terhadap proses pembelajaran dan hasil belajar siswa.
Oleh Karena itu untuk meningkatkan kemampuan berkomunikasi siswa
maka diperlukan suatu cara atau metode dalam penyampaian materinya. Dalam
hal ini penulis mengajukan penggunaan model pembelajaran talking stick untuk
digunakan dalam meningkatkan kemampuan berkomunikasi dalam pelajaran IPS
tentang persiapan kemerdekaan Indonesia. Model pembelajaran ini dirasa tepat
karena dapat meningkatkan kemampuan berkomunikasi. Peserta didik pun akan
ditekankan untuk menjadi lebih giat dalam belajar. Dalam pembelajaran pun
peserta didik akan menjadi lebih termotivasi dan tidak jenuh. Model pembelajaran
talking stick dapat memotivasi siswa untuk mengoptimalkan kemampuan
berkomunikasi di kelas, dengan model ini siswa terpaksa harus berbicara dan
mempersiapkan apa yang akan di sampaikan.
4
kelas V yang efektif, inovatif, siswa menjadi aktif, dan pembelajaran berjalan menyenangkan”.
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut maka dalam penelitian ini
mengambil judul “Penerapan Model Pembelajaran Talking Stick Untuk
Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Siswa Pada Pembelajaran IPS
Materi Persiapan Kemerdekaan Indonesia”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah di uraikan di atas, secara umum permasalahan yang akan di teliti adalah “bagaimana penerapan model pembelajaran talking stick dalam meningkatkan kemampuan komunikasi siswa pada materi persiapan kemerdekaan Indonesia?”
Untuk menjawab pertanyaan itu, dibuat beberapa pertanyaan penelitian
yang mengarahkan pada jawaban terhadap permasalahan utama penelitian
tersebut.
1. Bagaimanakah perencanaan pembelajaran IPS materi persiapan kemerdekaan
dengan penerapan model pembelajaran talking stick untuk meningkatkan
kemampuan komunikasi siswa di kelas VB SDN 07 Cibogo Kec. Lembang?
2. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran IPS materi persiapan kemerdekaan
dengan penerapan model pembelajaran talking stick untuk meningkatkan
kemampuan komunikasi siswa di kelas VB SDN 07 Cibogo Kec. Lembang?
3. Bagaimanakah peningkatan kemampuan komunikasi dengan penerapan model
pembelajaran talking stick pada pembelajaran IPS materi persiapan
kemerdekaan di kelas VB SDN 07 Cibogo Kec. Lembang?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah yang telah ditentukan, maka tujuan yang
ingin dicapai dalam penelitian ini secara umum adalah untuk mengetahui
penerapan model pembelajaran talking stick pada pembelajaran IPS materi
persiapan kemerdekaan Indonesia untuk meningkatkan kemampuan komunikasi
5
1. Perencanaan pembelajaran IPS materi persiapan kemerdekaan dengan
penerapan model pembelajaran talking stick untuk meningkatkan kemampuan
komunikasi siswa di kelas VB SDN 07 Cibogo Kec. Lembang.
2. Pelaksanaan pembelajaran IPS materi persiapan kemerdekaan dengan
penerapan model pembelajaran talking stick untuk meningkatkan kemampuan
komunikasi siswa di kelas VB SDN 07 Cibogo Kec. Lembang.
3. Peningkatan kemampuan komunikasi dengan penerapan model pembelajaran
talking stick pada pembelajaran IPS materi persiapan kemerdekaan di kelas
VB SDN 07 Cibogo Kec. Lembang.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat dalam
dua kerangka berikut.
1. Manfaat teoritis
Penelitian ini diharapkan akan memperkuat teori yang sudah ada
tentang tentang model pembelajaran talking stick yang dapat meningkatkan
kemampuan komunikasi pada materi persiapan kemerdekaan Indonesia untuk
siswa kelas V. Model pembelajaran talking stick dapat dijadikan sebagai dasar
dalam pengembangan penelitian tindakan kelas dan dapat dijadikan upaya
bersama antara sekolah, guru dan peneliti yang lain untuk memperbaiki proses
pembelajaran secara menyeluruh khususnya yang diarahkan untuk
meningkatkan kemampuan komunikasi siswa di kelas, serta sebagai dasar
untuk penelitian selanjutnya.
2. Manfaat praktis
Hasil penelitian ini dasarnya memiliki dua produk, yaitu: (1) model
talking stick yang dapat digunakan dalam meningkatkan kemampuan
komunikasi siswa; dan (2) data deskriptif tentang kemampuan komunikasi
siswa pada sekolah yang menjadi tempat penelitian. Diharapkan kedua hal ini
dapat bermanfaat pada beberapa konteks kepentingan berikut.
a) Bagi siswa, diharapkan hasil penelitian dapat menumbuhkan keaktifan &
6
mudah memahami materi pembelajaran IPS sehingga berdampak pada
meningkatnya kemampuan komunikasi siswa serta hasil belajar siswa.
b) Bagi guru, diharapkan sebagai bahan masukan dalam memilih model
pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa serta kondisi lingkungan
belajar, selain itu juga pentingnya memilih dan menggunakan strategi
pembelajran di kelas agar lebih aktif, menarik dan efisien sehingga dapat
meningkatkan hasil belajar siswa.
c) Bagi sekolah, bisa menjadi bahan masukan untuk meningkatkan penerapan
dan pengembangan penelitian kelas bagi terciptanya pendidik yang bermutu
dan professional. Serta, memberikan gagasan baru dalam pembelajaran di
kelas V SD untuk meningktkan hasil belajar siswa.
E. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan teori pembelajaran yang telah dipaparkan, maka untuk hipotesis tindakan pada penelitian ini adalah “model pembelajaran talking stick dapat meningkatkan kemampuan komunikasi siswa pada materi persiapan kemerdekaan Indonesia”.
F. Definisi Oprasional
Variabel utama penelitian ini adalah penerapan model talking stick untuk
meningkatkan kemampuan komunikasi siswa kelas V SD.
Untuk menghindari kesalahpahaman dalam memahami masalah penelitian,
maka istilah-istilah dalam judul penelitian ini dijelaskan masing-masing
batasannya secara operasional dalam uraian berikut.
1. Pengertian Pembelajaran Talking Stick
Model pembelajaran talking stick adalah model pembelajaran bermain
tongkat, yaitu pembelajaran yang dirancang untuk mengukur tingkat penguasaan
materi pelajaran oleh murid dengan menggunakan media tongkat.
Model pembelajran talking stick mengharuskan siswa dapat bekerja sama
satu sama lain. Model tipe ini menggunakan tongkat sebagai media dalam
7
siswa dan ketika tongkat berhenti di setiap siswa, maka siswa tersebut harus
menjawab pertanyaan yang telah di sediakan oleh guru.
2. Pengertian Komunikasi
Komunikasi adalah proses penyamapaian ide atau gagasan yang dimiliki
kepada orang atau sekitar guna menyampaikan informasi agar mendapat respon
dari penerima dan memberikan umpan balik terhadap pemberi informasi. Jadi
komunikasi dalam penerapan model pembelajaran talking stick pada pembelajaran
IPS adalah komunikasi dalam hal ini merupakan proses siswa untuk
menyampaikan ide atau gagasannya dengan cara: (a) membaca; (b) menjawab; (c)
menulis; dan (d) mendengarkan kepada penerima untuk mendapaykan timbal
balik atau respon dari penerima.
Dalam proses pembelajaan untuk mengetahui kemampuan komunikasi
siswa di kelas dalam pembelajaran maka kita dapat mengadaptasi indikator dari
komunikasi secara umum dengan indikator komunikasi yang di padukan dalam
model pembelajaran di kelas. Setelah dianalisis dapat dirumuskan indikator
komunikasi secara khusus sesuai dengan model seperti pada uraian berikut.
a) Membaca bahan ajar dengan seksama.
b) Menjawab pertanyaan yang diajukan.
c) Menggunkan pembendarahan kata yang terus meningkat dalam bentuk tulisan.
Sugara, Robi P. 2014
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS MATERI PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian termasuk Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) yang diadaptasi dari model Kemmis dan Taggart (1998). Penelitian
Tindakan Kelas adalah suatu bentuk bagian yang bersifat reflektif atas tindakan
guru yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan guna memperbaiki
dan meningkatkan mutu pembelajaran. Penelitian ini terdiri atas siklus yang
berdaur mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan perefleksian yang
bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran.
B. Model Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan rancangan model siklus Kemmis
Taggart (Arikunto, dkk. 2011, hlm.16). Langkah-langkah penelitian yang
ditempuh pada setiap siklus dijelaskan secara rinci sebagai berikut:
1. Perencanaan (planning)
Perencanaan ini diawali refleksi awal dilaksanakan untuk memecahkan
masalah yang akan ditetapkan. Hal-hal yang direncanakan diantaranya terkait
dengan pendekatan pembelajaran, metode pembelajaran, teknik atau strategi
pembelajaran, media dan peralatan belajar materi pembelajaran, dan penilaian
belajar. Perencanaan dalam hal ini hampir sama dengan perencanaan operasional
dalam pembelajaran yang disebut RPP.
2. Pelaksanaan (acting)
Rencana yang disusun dicobakan sesuai dengan langkah yang telah dibuat,
yaitu proses pembelajaran menggunakan talking stick dengan materi persiapan
kemerdekaan sebagai model dalam pembelajarannya.
3. Observasi (observing)
Observasi dilakukan untuk mengenali, merekam, dan mendokumentasikan
Sugara, Robi P. 2014
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS MATERI PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
tindakan rencana maupun akibat sampingan. Observasi dapat dilakukan sendiri
oleh peneliti atau kolaborator yang memang diberi tugas untuk hal itu.
Fungsi diadakan observasi yaitu untuk mengetahui kesesuaian pelaksanaan
tindakan dengan rencana tindakan yang telah disusun sebelumnya dan untuk
mengetahui seberapa jauh pelaksanaan tindakan yang sedang berlangsung dapat
diharapkan menghasilkan perubahan ke arah yang diinginkan. Yang terpenting
dari kegiatan pengamatan adalah dapat mengenali sejak dini apakah tindakan yang
dilakukan mengarah kepada terjadinya perubahan proses pembelajaran sesuai
yang diharapkan.
4. Refleksi (reflecting)
Refleksi mencakup kegiatan analisis, interpretasi, dan evaluasi yang
diperoleh saat melakukan kegiatan observasi. Data yang terkumpul saat observasi
secepatnya dianalisis dan diinterpretasi untuk mencari penyelesaiannya yang
efektif pada kegiatan pembentukan bicara selanjutnya pada tahap berikutnya.
Langkah-langkah penelitian yang ditempuh apabila digambarkan adalah
27
Observasi
Gambar 3.1
Alur penelitian tindakan kelas adaptasi model Kemmis dan Taggart
(Arikunto, dkk. 2011, hlm.16 )
C. Lokasi, Waktu dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di SDN 07 Cibogo yang terletak di desa
Cibogo kecamatan Lembang kabupaten Bandung Barat. Dalam penilitian ini
penulis mengambil lokasi di SDN 07 Cibogo dengan pertimbangan jarak tempat
tinggal sementara (kos) dengan tempat penelitian cukup dekat dan
mengefektifkan waktu serta dana yang tersedia, sehingga memudahkan dalam
mencari data, peluang waktu yang luas dan subjek penelitian yang sangat sesuai
dengan profesi penulis.
Perencanaan
Refleksi Siklus I
Pelaksanaan Observasi
Perencanaan
Refleksi II
Pelaksanaan Observasi
28
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada bulan April s/d Mei 2014 selama kurang
lebih dua bulan, dan agar tidak mengganggu kegiatan belajar mengajar maka
penelitian ini dilaksanakan secara bersamaan dengan kegiatan pembelajaran.
3. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VB Semester II SDN 07 Cibogo
tahun pelajaran 2013/2014 sebanyak 27 orang terdiri atas 16 orang laki-laki dan
11 orang perempuan.
D. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian yang dilaksanakan dalam penelitian tindakan kelas ini
adalah dalam bentuk pengkajian siklus yang terdiri dari empat tahap, yaitu
perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Rencana pelaksanaannya terdiri
dari dua siklus dilakukan sesuai dengan perubahan yang akan dicapai. Hal ini
dilakukan untuk melihat sejauh mana kemampuan berkomunikasi yang telah
dicapai siswa. Langkah-langkah yang peneliti laksanakan sebagai berikut.
1. Refleksi awal
Sebelum dilakukannya tindakan, peneliti mengamati proses pembelajaran
dalam kelas. Hasil dari pengamatan, peneliti mendiagnosa bahwa siswa kelas VB
SDN 07 Cibogo memiliki kesulitan dalam berkomunikasi baik secara lisan
maupun tulisan. Hal ini dilihat dari sedikit siswa yang berbicara untuk
menyampaikan pendapatnya tentang materi yang sedang di bahas oleh guru.
Sehingga, kurang respon dari siswa terhadap pembelajaran IPS.
Hasil dari analisis selama mengikuti pembelajaran di kelas V B anak
cenderung pasif dan tidak banyak yang berbicara memberikan pendapatnya. Tidak
hanya itu saja, yang menjadi penyebab rendahnya kemampuan berkomunikasi
siswa yaitu proses pembelajaran yang kurang membangkitkan motivasi siswa
untuk mampu berkomunikasi di kelas dan pembelajaran yang cenderung
membosankan.
2. Perencanaan tindakan
Atas dasar masalah dan penyebabnya, dalam pelaksanaan tindakannya
29
menerapkan model talking stick, peneliti menyususn rancangan program tindakan
pembelajaran IPS pada materi persiapan kemerdekaan. Adapun langkah-langkah
yang ditempuh dalam perencanaan tindakan adalah:
a. Mendiskusikan dengan guru kelas mengenai langkah-langkah, strategi dalam
pembelajaran, serta media yang akan digunakan untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran.
b. Menyesuaikan rancangan penelitian dengan pokok bahasan yang akan
disampaikan.
c. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pemebelajaran (RPP).
d. Mempersiapkam media dan kata-kata kunci yang akan digunakan untuk
mengaplikasikan model talking stick.
e. Mempersiapkan perangkat-perangkat pembelajaran yang perlu disiapkan dan
dikembangkan, yaitu lembaran evaluasi dan instrumen lain yang mendukung
kepada kriteria kemampuan berkomunikasi.
f. Menyusun alat observasi yang digunakan untuk mengamati guru dan siswa
selama pembelajaran berlangsung.
g. Mempersiapkan alat-alat untuk dokumentasi kegiatan pembelajaran.
h. Melaksanakan diskusi dengan mitra peneliti.
3. Pelaksanaan tindakan
Pada tahap ini, pelaksanaan tindakan dilakukan langsung oleh penulis
sendiri sebagai peneliti sekaligus yang mempraktikkan tindakan dalam
pembelajaran di kelas. Dalam tahap ini, peneliti berkalaborasi dengan guru wali
kelas V B Sekolah Dasar Negeri 7 Cibogo yang berperan sebagai observer. Oleh
karena itu, peneliti melakukan tindakan dengan menerapkan model talking stick
dalam pembelajan IPS materi persiapan kemerdekaan untuk meningkatkan
kemampuan komunikasi. Sedangkan observer mengamati proses pembelajaran
IPS materi persiapan kemerdekaan dengan penerapan model talking stick.
Pelaksanaan tindakan dalam pembelajaran IPS materi persiapan
kemerdekaan dengan menerapkan model talking stick dilakukan dua siklus.
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini yaitu melaksanakan rencana
30
a. Siklus I
1) Perencanaan
(a) Mendiskusikan dengan guru tentang langkah-langkah, metode, dan media
yang akan digunakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran
(b) Menyesuaikan rancangan penelitian dengan pokok bahasan
(c) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
(d) Mempersiapkan media yang akan digunakan untuk mengaplikasikan model
talking stick.
(e) Mempersiapkan perangkat-perangkat pembelajaran yang perlu disiapkan dan
dikembangkan, yaitu: lembaran-lembaran evaluasi dan instrumen lain berikut
kriteria penilaian dan kunci jawaban yang akan disiapkan dan dikembangkan.
(f) Mempersiapkan alat-alat untuk dokumentasi kegiatan pembelajaran.
2) Tindakan
(a) Guru menyiapkan sebuah tongkat
(b) Siswa dibentuk menjadi beberapa kelompok kecil.
(c) Guru menyiapkan materi pokok yang akan dipelajari, kemudian memberikan
kesempatan untuk siswa membaca dan mempelajari materi pelajaran.
(d) Siswa berdiskusi membahas masalah yang terdapat di dalam bahan bacaan.
(e) Setelah siswa selesai membaca bahan bacaan dan mempelajari isinya, guru
mempersilahkan siswa untuk menutup bacaan.
(f) Guru mengambil tongkat dan memberikannya kepada salah satu siswa, setelah
itu guru memberi pertanyaan dan siswa yang memgang tongkat tersebut harus
menjawabnya. Demikian seterusnya sehingga sampai sebagian besar siswa
mendapat bagian untuk menjawab setiap pernyataan dari guru.
(g) Siswa kembali ke tempat duduknya masing–masing.
(h) Guru memberikan tes untuk siswa.
(i) Siswa diberikan waktu 20 menit untuk menjawab pertanyaan–pertanyaan.
(j) Setelah selesai siswa mengumpulkan hasil pekerjaannya.
3) Observasi, melakukan observasi serta pengolahan data. Observasi dilakukan
31
4) Refleksi, bersama-sama dengan observer menganalis dan merefleksi
pelaksanaan hasil tindakan siklus I. Pelaksanaan analisis terhadap siklus I
dilakukan untuk memperoleh gambaran secara kualitatif dan kuantitatif dari
proses pelaksanaan tindakan. Hasil analisis dijadikan acuan untuk membuat
perencanaan tindakan dalam siklus selanjutnya.
b. Siklus II
1) Perencanaan
(a) Mendiskusikan dengan guru tentang langkah-langkah, metode, dan media
yang akan digunakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
(b) Menyesuaikan rancangan penelitian dengan pokok bahasan.
(c) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
(d) Mempersiapkan media yang akan digunakan untuk mengaplikasikan model
talking stick.
(e) Mempersiapkan perangkat-perangkat pembelajaran yang perlu disiapkan dan
dikembangkan, yaitu: lembaran-lembaran evaluasi dan instrumen lain berikut
kriteria penilaian dan kunci jawaban yang akan disiapkan dan dikembangkan.
(f) Mempersiapkan alat-alat untuk dokumentasi kegiatan pembelajaran.
2) Tindakan
(a) Guru menyiapkan sebuah tongkat
(b) Siswa di bentuk menjadi beberapa kelompok kecil.
(c) Guru menyiapkan materi pokok yang akan dipelajari, kemudian memberikan
kesempatan untuk siswa membaca dan mempelajari materi pelajaran.
(d) Siswa berdiskusi membahas masalah yang terdapat di dalam bahan bacaan.
(e) Setelah siswa selesai membaca bahan bacaan dan mempelajari isinya, guru
mempersilahkan siswa untuk menutup bacaan.
(f) Guru mengambil tongkat dan memberikannya kepada salah satu siswa, setelah
itu guru memberi pertanyaan dan siswa yang memgang tongkat tersebut harus
menjawabnya. Demikian seterusnya sehingga sampai sebagian besar siswa
mendapat bagian untuk menjawab setiap pernyataan dari guru.
(g) Siswa kembali ke tempat duduknya masing–masing.
32
(i) Siswa diberikan waktu 20 menit untuk menjawab pertanyaan–pertanyaan.
(j) Setelah selesai siswa mengumpulkan hasil pekerjaannya.
3) Observasi, melakukan observasi serta pengolahan data. Observasi dilakukan
oleh observer dan pelaksanaannya bersama dengan pelaksanaan tindakan.
4) Refleksi, bersama-sama dengan observer menganalis dan merefleksi
pelaksanaan hasil tindakan siklus II. Pelaksanaan analisis terhadap siklus II
dilakukan untuk memperoleh gambaran secara kualitatif dan kuantitatif dari
proses pelaksanaan tindakan. Hasil analisis dijadikan acuan peningkatan
kemampuan komunikasi siswa.
4. Observasi
Observasi adalah suatu teknik mengumpulan data dengan cara mengamati
setiap kejadian yang sedang berlangsung dan mencatatnya dengan alat obseervasi
tentang hal-hal yang akan diamati atau diteliti. (Sanjaya, 2010, hlm.86).
Mengacu dari pengertian di atas, observasi dilakukan untuk mengetahui
kesesuaian rencana dengan aplikasinya pada saat berlangsungnya proses belajar
serta mengetahui seberapa jauh proses yang telah dilakukan menuju sasaran yang
diharapkan. Pada penelitian kali ini observasi melibatkan 3 orang karena melihat
situasi dilapangan dan jumlah siswa di kelas.
5. Refleksi
Menurut Sanjaya (2010, hlm.80), refleksi adalah melihat berbagai
kekurangan yang dilakukan guru selama tindakan.
Dari pengertian di atas, maka refleksi dilakukan untuk mengevaluasi
kekurangan dalam proses belajar dan mengajar pada setiap siklus. Sehingga
kekurangan pada siklus sebelumnya dapat diperbaiki pada siklus selanjutnya.
Indikator keberhasilan dalam komunikasi menurut Bungin (2009, hlm.57) “ada tiga unsur penting yang selalu hadir dalam setiap komunikasi, yaitu sumber informasi (reciver), saluran (media), dan penerima informasi (audience).”
E. Instrumen Penelitain
Untuk dapat memperoleh kebenaran objektif dalam pengumpulan data,
maka diperlukan adanya instrumen yang tepat agar masalah yang diteliti dapat
33
yaitu deskriptif dan kulitatif. Data deskriptif berupa hasil penilaian yang terjadi
dilapangan berupa hasil pengamatan langsung dengan dibantu observer,
sedangkan data kualitatif berupa informasi tentang penerapan model pembelajaran
talking stick serta kemapuan berkomunikasi siswa di kelas. Adapun instrumen
yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut:
1. Rencana Pelaksanan Pembelajaran (RPP)
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran merupakan hal pokok yang menjadi
acuan dalam pelaksanaan proses pembelajaran untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Oleh karena itu, perencanaan pembelajaran sangat penting untuk
dirumuskan dengan tepat. Instrumen penilaian untuk Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP).
Tabel 3.1
Kriteria penilaian rencana pelaksanaan pembelajaran
34
Kinerja) (kognitif, psikomotor, afektif) dan
4
b. Indikator dirumuskan
menggunakan kata operasional
(dapat diukur berupa hasil)
2 jika item yang
d. Indikator dirumuskan relevan
dengan sasaran standar
a. Materi ajar disusun mengacu
kepada indikator
b. Materi ajar disusun secara
sistematis
2 jika item yang ada hanya 50% dari item yang tersedia
c. Materi ajar disusun sesuai
dengan pencapaian kompetensi
3 jika item yang ada hanya 75% dari item yang tersedia d. Materi ajar dirancang
proporsional untuk satu standar
kompetensi/kompetensi dasar
a. Guru menyiapkan sebuah
tongkat c. Guru menyiapkan materi pokok
yang akan dipelajari, kemudian
memberikan kesempatan untuk
35
d. Siswa berdiskusi membahas
masalah yang terdapat di dalam
bahan bacaan.
4 jika item yang ada lebih dari 75% dari item yang tersedia
e. Setelah siswa selesai membaca
bahan bacaan dan mempelajari
isisnya, guru mempersilahkan
siswa untuk menutup bacaan.
f. Guru mengambil tongkat dan
memberikannya kepada salah
satu siswa, setelah itu guru
memberi pertanyaan dan siswa
yang memgang tongkat tersebut
harus menjawabnya. Demikian
seterusnya sehingga sampai
sebagian besar siswa mendapat
bagian untuk menjawab setiap
pernyataan dari guru
5 Media
Pembelajaran
a. Media disesuaikan dengan tuntutan standar kompetensi
b. Media disesuaikan relevan dengan sasaran indikator
2 jika item yang ada hanya 50% dari item yang tersedia
c. Media disesuaikan dengan kondisi kelas
3 jika item yang ada hanya 75% dari item yang tersedia
d. Media disiapkan untuk mendukung perkembangan
36
c. Butir soal menggambarkan tuntutan standar kompetensi
3 jika item yang ada hanya 75% dari item yang tersedia d. Butir soal sesuai dengan
tuntutan waktu secara
Observasi adalah suatu teknik mengumpulan data dengan cara mengamati
setiap kejadian yang sedang berlangsung dan mencatatnya dengan alat obseervasi
tentang hal-hal yang akan diamati atau diteliti. (Sanjaya, 2010, hlm.86)
Mengacu dari pengertian di atas, maka observasi digunakan untuk
mengamati kinerja guru dan aktivitas komunikasi yang dilakukan siswa selama
proses pembelajaran IPS materi persiapan kemerdekaan. Untuk lembar observasi
aktivitas guru dapat dilihat dibawah ini.
a) Aktivitas Guru
Tabel 3.2
Kisi-kisi pedoman observasi aktivitas guru terhadap penerapan model talking stick
untuk meningkatkan kemampuan komunikasi pada pembelajaran IPS materi
persiapan kemerdekaan
No. Aktivitas Guru
1.
Kegiatan Pendahuluan
a. Memberikan apersepsi.
b. Menyampaikan tujuan pembelajaran.
c. Menyiapkan media dan alat peraga.
2.
Kegiatan Inti
a. Menyiapkan tongkat.
b. Menyiapkan materi ajar.
37
d. Memberikan tongkat dan membuat pertanyaan
untuk siswa.
3.
Kegiatan Akhir
a. Siswa diajukan pertanyaan mengenai
pembelajaran hari ini oleh guru mengenai
pembelajaran yang telah dilaksanakan.
b. Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang
telah dilaksanakan.
b) Aktifitas Siswa dalam Pembelajaran
Tabel 3.3
Kisi-kisi pedoman kriteria kemampuan komunikasi dengan penerapan model
talking stick pada pembelajaran IPS materi persiapan kemerdekaan Indonesia
No Asepek Indikator Nilai kriteria Indikator penilaian
1 Membaca
A. Membaca dari sumber lain
3 Baik Membaca dari beberapa sumber.
2 Cukup Membaca dari satu sumber. 1 Kurang Tidak membaca.
B. Membaca dengan ekstensif
3 Baik Membaca dan mencatanya. 2 Cukup Mambaca saja.
1 Kurang Tidak membaca.
2 Menjawab
A. Menjawab dengan relevan
3 Baik Menjawab dengan lantang dan sesuai dengan materi.
2 Cukup Jawaban terbata – bata dan
2 Cukup Tanggapan tidak sesuai dengan ynag dibicarakan. 1 Kurang Tidak menangapi.
3 Menulis
A. Menulis dengan runtut
3 Baik Tulisan sesuai pertanyaan dan EYD.
2 Cukup Tulisan sesuai pertanyaan tetapi tidak sesuai EYD. 1 Kurang Tidak ada tulisan. B. Menguraikan dengan
bahasa yang jelas dan
38
luas kata.
1 Kurang Tidak ada tulisan.
4 Mendengarkan
A. Menghargai pendapat
orang lain 3 Baik
Mendengarkan pembicaraan orang lain dan tidak rebut.
2 Cukup Mendengarakan pembicaraan orang lain tapi rebut.
1 Kurang Tidak mendengarkan dan rebut.
B. Merespon tanggapan
orang lain 3 Baik
Catatan tulisan tentang apa yang didengar, dialami dan dipikirkan dalam
rangka mengumpulkan data. Catatan lapangan digunakan untuk mencatat hal–hal
yang terjadi selama proses pembelajaran di kelas berlangsung ketika peneliti
melakukan observasi serta kendala–kendala yang dihadapi oleh siswa maupun
guru. Catatan lapangan dalam penelitian ini berisi deskripsi atau paparan tentang
latar kelas dan aktivitas pembelajaran dari awal sampai akhir kegiatan pembelajaran, sesuai dengan pendapat Sugiyono (2011, hlm.245) “dalam penelitian kualitatif, anlisis data lebih difokuskan selama proses di lapangan bersamaan dengan pengumpulan data”. Catatan terutama tentang interaksi belajar mengajar baik guru maupun siswa. Ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan
dalam mendeskripsikan catatan lapangan seperti table berikut ini.
4. Jurnal Siswa
Jurnal siswa merupakan catatan yang dibuat oleh siswa selama kegiatan
pembelajaran berlangsung. Instrumen jurnal siswa digunakan untuk mengukur
kemampuan menulis siswa. Sebagai mana diungkapkan oleh Jacob bahwa salah
satu aspek yang dapat mengukur kemapuan komunikasi siswa adalah menulis.
Oleh karena itu, jurnal siswa digunakan pada saat siswa sedang berdiskusi dan itu
39
terlihat sejauh mana kemampuan menulis siswa yang merupakan salah satu aspek
yang diamati dalam berkomunikasi. Untuk mengukur kemampuan menulis maka
digunakan jurnal siswa. Jurnal siswa yang digunakan dalam penelitian memuat
tentang kesan–kesan selama proses pembelajaran IPS dengan menggunakan
model talking stick.
F. Pengolahan dan Analisis Data
Prosedur analisis dari data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Analisis Kualitatif
Data kualitatif diperoleh melalui lembar observasi guru, catatan lapangan
dan jurnal siswa. Lembar observasi guru digunakan untuk mengetahui kekurangan
dan kelebihan guru saat pembelajaran berlangsung. Catatan lapangan digunakan
untuk mengetahui proses pembelajaran yang berlangsung dikelas dan aktivitas
siswa selama kegiatan pembelajaran. Sedangkan jurnal siswa digunakan untuk
mengetahui kemampuan menulis siswa dan merupakan salah satu indikator
kemampuan komunikasi siswa.
Dari hasil observasi guru, catatan lapangan dan jurnal siswa dirangkum
dan di interpretasikan untuk mennetukan kesesuaian antara pembelajaran yang
dilakuakan pembelajaran yang seharusnya terjadi.
2. Analisis Kuantitatif
Untuk mengolah data kuantitatif, peneliti menggunkan statistik sederhana
sebagai berikut, yaitu:
a) Penilaian aktivitas guru
Peneliti memperoleh data mengenai aktivitas guru dalam pembelajaran
dengan penerapan model pembelajaran talking stick untuk meningkatkan
kemampuan komunikasi siswa pada pembelajaran IPS materi persiapan
kemerdekaan Indonesia. Dari lembar observasi yang terlaksana dapat di
hitung menggunakan rumus persentase yang di adaptasi dari Santoso
(2005, hlm.57) dan penganalisisan yang dilakukan dengan menggunakan
40
� =�� ×
Keterangan:
P = Persentasi
f = Jumlah yang memenuhi kategori
n = Jumlah keseluruhan
100 = Bilangan konstanta
b) Penilaian kemampuan komunikasi
Penilaian kemampuan komunikasi siswa dibuat sebagai bahan acuan
ketika pelakasanaan observasi dilakukan untuk memperoleh data berkaitan
dengan kemampuan komunikasi siswa. Penilaian ini juga berguna agar
para observer melangsungkan pengamatan sesuai dengan pedoman yang
berlaku, sehingga data yang didatap objektif.
(1) Menentukan persentasi
Untuk menentukan persentase menggunakan rumus persentase yang di
adaptasi dari Santoso (2005, hlm.57) dan total skor maksimal yang dapat
diperoleh siswa adalah 24. Penganalisisan yang dilakukan dengan
menggunakan rambu-rambu analisis sebagai berikut:
� =�� ×
Keterangan:
P = Persentasi
f = Jumlah yang memenuhi kategori
n = Jumlah keseluruhan
100 = Bilangan konstanta
(2) Menentukan kategori
Untuk menentukan profil digunakan rumus percentile 25, 50, 75,
selebihnya dibatasi kategori rendah, sedang dan tinggi (Anastasi, 1997,
hlm.172) perhitungan menggunkan spss, dan diadaptasi untuk kemampuan
41
Tabel 3.4
Percentile kemampuan komunikasi siswa
Skor Kategori
≥ 20 Mahir
≥ 16 < 19 Cukup Mahir
≤ 15 Kurang Mahir
(3) Menentukan rata-rata
Untuk menghitung rata-rata dapat dihitung dengan menggunkan rumus:
� =Ʃ�Ʃ�
Keterangan:
M = nilai rata-rata
Sugara, Robi P. 2014
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS MATERI PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
Berdasarkan hasil penelitian, analisisi, refleksi dan pembahasan mengenai
penerapan model pembelajaran talking stick untuk meningkatkan kemampuan
komunikasi dalam materi persiapan kemerdekaan Indonesia, maka dapat
dikemukakan simpulan dan saran yang terkait penelitian ini.
A. Simpulan
Secara umum penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kemampuan
komunikasi siswa kelas V B SDN 07 Cibogo dapat meningkat dengan penerapan
model pembelajaran talking stick. Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dilakukan, ada beberapa simpulan yang diperoleh sebagai berikut:
1. Perencanaan pembelajaran pada materi persiapan kemerdekaan Indonesia
untuk meningkatkan kemampuan komunikasi dengan penerapan model
pembelajaran talking stick dilaksanakan dengan dua siklus. Perencanaan
pembelajaran diawali dengan membuat RPP serta instrumen penilaian.
Sistematika yang tertulis pada RPP sama seperti RPP pada umumnya. RPP
dalam penelitian ini meliputi Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar,
indikator, tujuan, materi pembelajaran, metode pembelajaran, langkah
pembelajaran, sumber belajar, serta penilaian/evaluasi. RPP dalam penelitian
tindakan ini merupakan penerapan model pembelajaran talking stick yang
menekankan aktivitas siswa untuk aktif dalam pembelajaran. Sehingga
langkah – langkah dalam RPP sama seperti langkah – langkah pada model
pembelajaran talking stick.
2. Pembelajaran yang dilakukan berpusat pada siswa. Iklim pembelajaran di
kelas meningkat menjadi lebih baik karena siswa mengalami suasana yang
kondusif selama proses pembelajaran. Dengan menerapkan model talking
stick guru dapat lebih mudah dalam mengelola kelas, dan siswa pun lebih
Sugara, Robi P. 2014
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS MATERI PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kelompok. Yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan pembelajaran adalah
manajemen waktu.
3. Kemampuan komunikasi siswa mengalami peningkatan setelah mendapatkan
pembelajaran dengan model talking stick. Hal ini dapat dilihat dari dari hasil
observasi yang dilakukan observer yang mengalami peningkatan di setiap
siklusnya.
B. Rekomendasi
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka beberapa rekomendasi yang
diberikan sebagai berikut:
1. Bagi guru SD, penerapan model pembelajaran talking stick dapat dijadikan
model alternatif dalam upaya meningkatkan kemampuan komunikasi siswa di
kelas. Dengan menerapkan model talking stick, guru dapat meningkatkan
aktivitas siswa secara optimal di kelas. Tetapi perlu diperhatikan waktu
selama proses pembelajaran.
2. Bagi peneliti, pelaksanaan penelitian berjalan dengan lancar akan tetapi ada
beberapa hambatan diantaranya waktu yang kurang untuk melakukan
penelitian sehingga kurang optimal dalam pelaksanaanya. Maka dari itu,
penelitian selanjutnya harus jauh lebih baik dengan memperhatikan waktu
Sugara, Robi P. 2014
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS MATERI PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Anaastasi, A dan Urbina, S. (1997) Psychological testing 7th editional. New Jersey: Prentice Hall.
Arikunto, S. dkk. (2011) Penelitian tindakan kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Asyari, dan Mintarti, Sri. (2012) IPS aktif. Jakarta: Erlangga.
Bungin, Burhan (2009) Sosiologi komunikasi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Departemen Pendidikan Nasional. (2008) Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa (Edisi Keempat). Jakarta: Gramedia.
Depatemen Pendidikan Nasional. (2009) Bahan 02 Pendidikan dan Pelatihan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas.
Dewi, P. (2011) Penerapan pendekatan komunikatif dalam rangka meningkatkan kemampuan berbicara pada siswa kelas IV SDN Sukamukti 2 Kab. Bandung. Skripsi, Universitas Pendidikan Indonesia. Tidak diterbitkan.
Gunawan, R. (2011) Pendidikan IPS filosofi, konsep dan aplikasi. Bandung: alfabeta.
Komala, L. (2009) Ilmu komunikasi: perspektif, proses dan konteks. Bandung: Widya Padjajaran.
Kusnandar, D. (2014) Pengembangan keterampilan komunikatif antar siswa melalui penerapan model pembelajaran kooperatif teknik two stay two stray (TSTS) dalam pembelajaran IPS. Skripsi, Universitas Pendidikan Indonesia. Tidak diterbitkan.
Maryana, Hema. (2012) Penggunaan metode diskusi untuk meningkatkan kemampuan komunikasi dalam pembelajaran ips siswa kelas IV di SDN Mekarwangi Lecamatan Lembang. Skripsi, Universitas Pendidikan Indonesia. Tidak diterbitkan.
Mulyana, D. (2012) Ilmu komunikasi suatu pengantar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
86
Rahman. (2009) Model mengajar dan bahan pembelajaran. Bandung: Alpaprint Jatinagor.
Ruhimat, T. dkk. (2009) Kurikulum dan pembelajaran. Bandung: Jurusan Kurtekpen FIP UPI.
Sanjaya, W. (2010) Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana Predana Media Group
Sapriya. (2008) Pendidikan IPS. Bandung: Laboratorium PKN UPI.
Santoso, A. (2014) Teori belajar dan pembelajaran di SD. Jakarta: Kencana
Sardiman. (2012) Interaksi dan motivasi belajar mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Sukmawati, D. (2013) Penerapan model concept sentence untuk meningkatkan hasil belajar menulis karangan narasi siswa kelas iv sekolah dasar negeri 2 cibodas kabupaten bandung barat. Skripsi, Universitas Pendidikan Indonesia. Tidak diterbitkan.
Suprijono, A. (2011) Cooperative teori dan aplikasi paikem. Yogjakarta: Pustaka Pelajar.