• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS MATERI PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS MATERI PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA."

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

Sugara, Robi P. 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS MATERI PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK UNTUK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI SISWA PADA

PEMBELAJARAN IPS MATERI PERSIAPAN KEMERDEKAAN

INDONESIA

(Penelitian Tindakan Kelas V B Sekolah Dasar Negeri 07 Cibogo Tahun Ajaran 2013/2014)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh Robi Panji Sugara

1003494

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN PEDAGOGIK

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

(2)

Sugara, Robi P. 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS MATERI PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(3)

Sugara, Robi P. 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS MATERI PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Halaman Hak Cipta

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI SISWA PADA

PEMBELAJARAN IPS MATERI PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA

Oleh Robi Panji Sugara

Universitas Pendidikan Indonesia, 2014

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Robi Panji Sugara 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(4)

Sugara, Robi P. 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS MATERI PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ROBI PANJI SUGARA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK UNTUK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI SISWA PADA

PEMBELAJARAN IPS MATERI PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA

disetujui dan disahkan oleh pembimbing:

Pembimbing I

Drs. Faqih Samlawi, MA NIP. 19600408 199803 1 001

Pembimbing II

Arie Rakhmat Riyadi, M. Pd. NIP. 19820426 201012 1 005

Diketahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Pendidikan Indonesia

(5)

Sugara, Robi P. 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS MATERI PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI SISWA PADA

PEMBELAJARAN IPS MATERI PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA

Oleh

Robi Panji Sugara

(6)

Sugara, Robi P. 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS MATERI PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(7)

Sugara, Robi P. 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS MATERI PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN ... Error! Bookmark not defined.

ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined.

KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined.

UCAPAN TERIMA KASIH ... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR GAMBAR ... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR LAMPIRAN ... Error! Bookmark not defined.

BAB IPENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined.

A. Latar Belakang Masalah ... Error! Bookmark not defined.

B. Rumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined.

C. Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

D. Manfaat Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

E. Hipotesis Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

F. Definisi Oprasional ... Error! Bookmark not defined.

BAB IIPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS MATERI PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA ... Error! Bookmark not defined.

A. Pembelajaran IPS ... Error! Bookmark not defined.

B. Kemampuan Komunikasi ... Error! Bookmark not defined.

C. Model Pembelajaran Kooperatif ... Error! Bookmark not defined.

D. Materi Perjuangan Mempersiapkan Kemerdekaan Indonesia... Error!

Bookmark not defined.

E. Penelitian yang Relevan ... Error! Bookmark not defined.

F. Hubungan Penerapan Model Pembelajaran Talking Stick Untuk

Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Siswa Pada Pembelajaran IPS Materi Persiapan Kemerdekaan Indonesia . Error! Bookmark not defined.

(8)

Sugara, Robi P. 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS MATERI PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

A. Metode Penelitian... Error! Bookmark not defined.

B. Model Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

C. Lokasi, Waktu dan Subjek Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

D. Prosedur Penelitian... Error! Bookmark not defined.

E. Instrumen Penelitain... Error! Bookmark not defined.

F. Pengolahan dan Analisis Data ... Error! Bookmark not defined.

BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .. Error! Bookmark not defined.

A. Deskripsi Awal Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

B. Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined.6

BAB VSIMPULAN DAN REKOMENDASI .... Error! Bookmark not defined.

A. Simpulan ... Error! Bookmark not defined.

B. Rekomendasi ... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined.

LAMPIRAN………...87

(9)

Sugara, Robi P. 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS MATERI PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Ilmu pengetahuan sosial yang kemudian disebut IPS merupakan salah satu

mata pelajaran yang yang diberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai

SMP/MTs/SMPLB. IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep dan

generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang SD/MI mata pelajaran

IPS memuat materi geografi, sejarah, sosiologi dan ekonomi. Melalui mata

pelajaran IPS, peserta didik disarankan untuk dapat menjadi warga Negara

Indonesia yang demokratis dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta

damai. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar (SKKD) mata pelajaran IPS

sebagaimana yang termuat dalam peraturan mentri pendidikan nasional Republik

Indonesia (Permendiknas RI) nomor 22 tahun 2006, mata pelajaran IPS dalam

sistem pendidikan di Indonesia diberikan untuk peserta didik mulai jenjang

Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI), SMP, MTs, SMA, MA dan

SMK.

Tantangan yang berat akan dihadapi siswa di masa mendatang. Kehidupan

masyarakat global mengalami perubahan setiap saat. Oleh karena itu, mata

pelajaran IPS harus dirancang untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman

dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam memasuki

kehidupan bermasyarakat yang dinamis. Berdasarkan analisis tersebut,

pembelajaran IPS hendaknya mengacu pada pengembangan potensi siswa secara

(10)

Sugara, Robi P. 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS MATERI PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pendekatan pembelajaran IPS khususnya dalam inkuiri sosial. Dalam proses

(11)

2

Menurut Sardiman (2012, hlm.7) “Kegiatan belajar mengajar mengandung arti interaksi dari berbagai komponen seperti guru, siswa, bahan ajar dan sarana lain yang digunakan pada saat kegiatan berlangsung”. Interaksi akan selalu berkaitan dengan istilah komunikasi atau hubungan. Kegiatan komunikasi bagi

diri manusia merupakan bagian hakiki dalam kehidupannya. Komunikasi dalam

proses pembelajaran itu penting sekali, bukan hanya guru yang menyampaikan

materi di kelas tetapi siswa juga banyak berperan aktif dalam pembelajaran.

Menurut Sardiman (2012, hlm.7) “Komunikasi itu sendiri sudah

mengandung pengertian–pengertian memberitahukan dan menyebarkan berita,

pengetahuan, pikiran–pikiran, nilai–nilai dengan maksud untuk menggugah

partisipasi agar hal–hal yang diberitahukan untuk menjadi milik bersama”.

Mengingat IPS mempunyai peranan yang sangat strategis, sehingga upaya

tersebut menjadi sangat penting, karena tantangan kehidupan yang akan datang

semakin berat dan semakin kompleks. Untuk itu diperlukan sumber daya manusia

yang handal. Hal yang menjadi hambatan selama ini dalam pembelajaraan

pengetahuan sosial disebabkan oleh kurang dikemasnya pembelajaran

pengetahuan sosial dengan metode yang menarik, menantang dan menyenangkan.

Para guru sering kali menyampaikan materi pengetahuan sosial dengan metode

konvensional seperti ceramah dan cenderung satu arah, sehingga pembelajaran

pengetahuan sosial cenderung membosankan dan kurang menarik minat siswa

yang pada giliranya proses pembelajran yang kaku dan prestasi belajar siswa yang

kurang memuaskan. Di sisi lain juga ada kecenderungan bahwa aktivitas siswa

dalam proses pembelajaran sosial masih rendah.

Berdasarkan hasil observasi di kelas VB SDN 07 Cibogo mengalami

kesulitan untuk melakukan komunikasi dalam kegiatan pembelajaran IPS. Hal ini

dapat dilihat dari:

1. Proses pembelajaran IPS masih konvensional seperti ceramah dan cenderung

satu arah, guru menjelaskan dan siswa mendengarkan.

2. Kurangnya komunikasi siswa dengan guru di dalam kelas sehingga

(12)

3

3. Sedikit siswa yang berbicara untuk menyampaikan pendapatnya tentang

materi yang sedang di bahas oleh guru. Sehingga, kurang respon dari siswa

terhadap pembelajaran IPS.

Dari jumlah dua puluh tujuh (27) siswa, hanya beberapa siswa yang

dikategorikan memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik. Kurangnya

kemampuan siswa dalam berkomunikasi menyebabkan kegiatan pembelajaran

menjadi kurang menarik karena siswa menjadi pasif saat pembelajaran

berlangsung.

Berdasarkan hasil observasi, diketahui pula bahwa penyebab salah satunya

dipengaruhi oleh kurangnya komunikasi siswa dalam pembelajaran IPS. Sampai

saat ini siswa masih menganggap bahwa mempelajari IPS hanya dengan

menghapal, akibatnya siswa merasa enggan dan malas untuk mempelajarinya.

Penyebab lainnya adalah guru hanya menyampaikan materi, tanpa memberikan

kesempatan kepada siswa untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran. Dalam hal ini

ada usaha yang ingin dilakukan untuk memecahkan permasalahan tersebut,

bagaimana menciptakan proses pembelajaran IPS yang menyenangkan dan

memberikan dampak positif terhadap proses pembelajaran dan hasil belajar siswa.

Oleh Karena itu untuk meningkatkan kemampuan berkomunikasi siswa

maka diperlukan suatu cara atau metode dalam penyampaian materinya. Dalam

hal ini penulis mengajukan penggunaan model pembelajaran talking stick untuk

digunakan dalam meningkatkan kemampuan berkomunikasi dalam pelajaran IPS

tentang persiapan kemerdekaan Indonesia. Model pembelajaran ini dirasa tepat

karena dapat meningkatkan kemampuan berkomunikasi. Peserta didik pun akan

ditekankan untuk menjadi lebih giat dalam belajar. Dalam pembelajaran pun

peserta didik akan menjadi lebih termotivasi dan tidak jenuh. Model pembelajaran

talking stick dapat memotivasi siswa untuk mengoptimalkan kemampuan

berkomunikasi di kelas, dengan model ini siswa terpaksa harus berbicara dan

mempersiapkan apa yang akan di sampaikan.

(13)

4

kelas V yang efektif, inovatif, siswa menjadi aktif, dan pembelajaran berjalan menyenangkan”.

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut maka dalam penelitian ini

mengambil judul “Penerapan Model Pembelajaran Talking Stick Untuk

Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Siswa Pada Pembelajaran IPS

Materi Persiapan Kemerdekaan Indonesia”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah di uraikan di atas, secara umum permasalahan yang akan di teliti adalah “bagaimana penerapan model pembelajaran talking stick dalam meningkatkan kemampuan komunikasi siswa pada materi persiapan kemerdekaan Indonesia?”

Untuk menjawab pertanyaan itu, dibuat beberapa pertanyaan penelitian

yang mengarahkan pada jawaban terhadap permasalahan utama penelitian

tersebut.

1. Bagaimanakah perencanaan pembelajaran IPS materi persiapan kemerdekaan

dengan penerapan model pembelajaran talking stick untuk meningkatkan

kemampuan komunikasi siswa di kelas VB SDN 07 Cibogo Kec. Lembang?

2. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran IPS materi persiapan kemerdekaan

dengan penerapan model pembelajaran talking stick untuk meningkatkan

kemampuan komunikasi siswa di kelas VB SDN 07 Cibogo Kec. Lembang?

3. Bagaimanakah peningkatan kemampuan komunikasi dengan penerapan model

pembelajaran talking stick pada pembelajaran IPS materi persiapan

kemerdekaan di kelas VB SDN 07 Cibogo Kec. Lembang?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah yang telah ditentukan, maka tujuan yang

ingin dicapai dalam penelitian ini secara umum adalah untuk mengetahui

penerapan model pembelajaran talking stick pada pembelajaran IPS materi

persiapan kemerdekaan Indonesia untuk meningkatkan kemampuan komunikasi

(14)

5

1. Perencanaan pembelajaran IPS materi persiapan kemerdekaan dengan

penerapan model pembelajaran talking stick untuk meningkatkan kemampuan

komunikasi siswa di kelas VB SDN 07 Cibogo Kec. Lembang.

2. Pelaksanaan pembelajaran IPS materi persiapan kemerdekaan dengan

penerapan model pembelajaran talking stick untuk meningkatkan kemampuan

komunikasi siswa di kelas VB SDN 07 Cibogo Kec. Lembang.

3. Peningkatan kemampuan komunikasi dengan penerapan model pembelajaran

talking stick pada pembelajaran IPS materi persiapan kemerdekaan di kelas

VB SDN 07 Cibogo Kec. Lembang.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat dalam

dua kerangka berikut.

1. Manfaat teoritis

Penelitian ini diharapkan akan memperkuat teori yang sudah ada

tentang tentang model pembelajaran talking stick yang dapat meningkatkan

kemampuan komunikasi pada materi persiapan kemerdekaan Indonesia untuk

siswa kelas V. Model pembelajaran talking stick dapat dijadikan sebagai dasar

dalam pengembangan penelitian tindakan kelas dan dapat dijadikan upaya

bersama antara sekolah, guru dan peneliti yang lain untuk memperbaiki proses

pembelajaran secara menyeluruh khususnya yang diarahkan untuk

meningkatkan kemampuan komunikasi siswa di kelas, serta sebagai dasar

untuk penelitian selanjutnya.

2. Manfaat praktis

Hasil penelitian ini dasarnya memiliki dua produk, yaitu: (1) model

talking stick yang dapat digunakan dalam meningkatkan kemampuan

komunikasi siswa; dan (2) data deskriptif tentang kemampuan komunikasi

siswa pada sekolah yang menjadi tempat penelitian. Diharapkan kedua hal ini

dapat bermanfaat pada beberapa konteks kepentingan berikut.

a) Bagi siswa, diharapkan hasil penelitian dapat menumbuhkan keaktifan &

(15)

6

mudah memahami materi pembelajaran IPS sehingga berdampak pada

meningkatnya kemampuan komunikasi siswa serta hasil belajar siswa.

b) Bagi guru, diharapkan sebagai bahan masukan dalam memilih model

pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa serta kondisi lingkungan

belajar, selain itu juga pentingnya memilih dan menggunakan strategi

pembelajran di kelas agar lebih aktif, menarik dan efisien sehingga dapat

meningkatkan hasil belajar siswa.

c) Bagi sekolah, bisa menjadi bahan masukan untuk meningkatkan penerapan

dan pengembangan penelitian kelas bagi terciptanya pendidik yang bermutu

dan professional. Serta, memberikan gagasan baru dalam pembelajaran di

kelas V SD untuk meningktkan hasil belajar siswa.

E. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan teori pembelajaran yang telah dipaparkan, maka untuk hipotesis tindakan pada penelitian ini adalah “model pembelajaran talking stick dapat meningkatkan kemampuan komunikasi siswa pada materi persiapan kemerdekaan Indonesia”.

F. Definisi Oprasional

Variabel utama penelitian ini adalah penerapan model talking stick untuk

meningkatkan kemampuan komunikasi siswa kelas V SD.

Untuk menghindari kesalahpahaman dalam memahami masalah penelitian,

maka istilah-istilah dalam judul penelitian ini dijelaskan masing-masing

batasannya secara operasional dalam uraian berikut.

1. Pengertian Pembelajaran Talking Stick

Model pembelajaran talking stick adalah model pembelajaran bermain

tongkat, yaitu pembelajaran yang dirancang untuk mengukur tingkat penguasaan

materi pelajaran oleh murid dengan menggunakan media tongkat.

Model pembelajran talking stick mengharuskan siswa dapat bekerja sama

satu sama lain. Model tipe ini menggunakan tongkat sebagai media dalam

(16)

7

siswa dan ketika tongkat berhenti di setiap siswa, maka siswa tersebut harus

menjawab pertanyaan yang telah di sediakan oleh guru.

2. Pengertian Komunikasi

Komunikasi adalah proses penyamapaian ide atau gagasan yang dimiliki

kepada orang atau sekitar guna menyampaikan informasi agar mendapat respon

dari penerima dan memberikan umpan balik terhadap pemberi informasi. Jadi

komunikasi dalam penerapan model pembelajaran talking stick pada pembelajaran

IPS adalah komunikasi dalam hal ini merupakan proses siswa untuk

menyampaikan ide atau gagasannya dengan cara: (a) membaca; (b) menjawab; (c)

menulis; dan (d) mendengarkan kepada penerima untuk mendapaykan timbal

balik atau respon dari penerima.

Dalam proses pembelajaan untuk mengetahui kemampuan komunikasi

siswa di kelas dalam pembelajaran maka kita dapat mengadaptasi indikator dari

komunikasi secara umum dengan indikator komunikasi yang di padukan dalam

model pembelajaran di kelas. Setelah dianalisis dapat dirumuskan indikator

komunikasi secara khusus sesuai dengan model seperti pada uraian berikut.

a) Membaca bahan ajar dengan seksama.

b) Menjawab pertanyaan yang diajukan.

c) Menggunkan pembendarahan kata yang terus meningkat dalam bentuk tulisan.

(17)

Sugara, Robi P. 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS MATERI PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian termasuk Penelitian Tindakan

Kelas (PTK) yang diadaptasi dari model Kemmis dan Taggart (1998). Penelitian

Tindakan Kelas adalah suatu bentuk bagian yang bersifat reflektif atas tindakan

guru yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan guna memperbaiki

dan meningkatkan mutu pembelajaran. Penelitian ini terdiri atas siklus yang

berdaur mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan perefleksian yang

bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran.

B. Model Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dengan rancangan model siklus Kemmis

Taggart (Arikunto, dkk. 2011, hlm.16). Langkah-langkah penelitian yang

ditempuh pada setiap siklus dijelaskan secara rinci sebagai berikut:

1. Perencanaan (planning)

Perencanaan ini diawali refleksi awal dilaksanakan untuk memecahkan

masalah yang akan ditetapkan. Hal-hal yang direncanakan diantaranya terkait

dengan pendekatan pembelajaran, metode pembelajaran, teknik atau strategi

pembelajaran, media dan peralatan belajar materi pembelajaran, dan penilaian

belajar. Perencanaan dalam hal ini hampir sama dengan perencanaan operasional

dalam pembelajaran yang disebut RPP.

2. Pelaksanaan (acting)

Rencana yang disusun dicobakan sesuai dengan langkah yang telah dibuat,

yaitu proses pembelajaran menggunakan talking stick dengan materi persiapan

kemerdekaan sebagai model dalam pembelajarannya.

3. Observasi (observing)

Observasi dilakukan untuk mengenali, merekam, dan mendokumentasikan

(18)

Sugara, Robi P. 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS MATERI PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tindakan rencana maupun akibat sampingan. Observasi dapat dilakukan sendiri

oleh peneliti atau kolaborator yang memang diberi tugas untuk hal itu.

Fungsi diadakan observasi yaitu untuk mengetahui kesesuaian pelaksanaan

tindakan dengan rencana tindakan yang telah disusun sebelumnya dan untuk

mengetahui seberapa jauh pelaksanaan tindakan yang sedang berlangsung dapat

diharapkan menghasilkan perubahan ke arah yang diinginkan. Yang terpenting

dari kegiatan pengamatan adalah dapat mengenali sejak dini apakah tindakan yang

dilakukan mengarah kepada terjadinya perubahan proses pembelajaran sesuai

yang diharapkan.

4. Refleksi (reflecting)

Refleksi mencakup kegiatan analisis, interpretasi, dan evaluasi yang

diperoleh saat melakukan kegiatan observasi. Data yang terkumpul saat observasi

secepatnya dianalisis dan diinterpretasi untuk mencari penyelesaiannya yang

efektif pada kegiatan pembentukan bicara selanjutnya pada tahap berikutnya.

Langkah-langkah penelitian yang ditempuh apabila digambarkan adalah

(19)

27

Observasi

Gambar 3.1

Alur penelitian tindakan kelas adaptasi model Kemmis dan Taggart

(Arikunto, dkk. 2011, hlm.16 )

C. Lokasi, Waktu dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di SDN 07 Cibogo yang terletak di desa

Cibogo kecamatan Lembang kabupaten Bandung Barat. Dalam penilitian ini

penulis mengambil lokasi di SDN 07 Cibogo dengan pertimbangan jarak tempat

tinggal sementara (kos) dengan tempat penelitian cukup dekat dan

mengefektifkan waktu serta dana yang tersedia, sehingga memudahkan dalam

mencari data, peluang waktu yang luas dan subjek penelitian yang sangat sesuai

dengan profesi penulis.

Perencanaan

Refleksi Siklus I

Pelaksanaan Observasi

Perencanaan

Refleksi II

Pelaksanaan Observasi

(20)

28

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan April s/d Mei 2014 selama kurang

lebih dua bulan, dan agar tidak mengganggu kegiatan belajar mengajar maka

penelitian ini dilaksanakan secara bersamaan dengan kegiatan pembelajaran.

3. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VB Semester II SDN 07 Cibogo

tahun pelajaran 2013/2014 sebanyak 27 orang terdiri atas 16 orang laki-laki dan

11 orang perempuan.

D. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian yang dilaksanakan dalam penelitian tindakan kelas ini

adalah dalam bentuk pengkajian siklus yang terdiri dari empat tahap, yaitu

perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Rencana pelaksanaannya terdiri

dari dua siklus dilakukan sesuai dengan perubahan yang akan dicapai. Hal ini

dilakukan untuk melihat sejauh mana kemampuan berkomunikasi yang telah

dicapai siswa. Langkah-langkah yang peneliti laksanakan sebagai berikut.

1. Refleksi awal

Sebelum dilakukannya tindakan, peneliti mengamati proses pembelajaran

dalam kelas. Hasil dari pengamatan, peneliti mendiagnosa bahwa siswa kelas VB

SDN 07 Cibogo memiliki kesulitan dalam berkomunikasi baik secara lisan

maupun tulisan. Hal ini dilihat dari sedikit siswa yang berbicara untuk

menyampaikan pendapatnya tentang materi yang sedang di bahas oleh guru.

Sehingga, kurang respon dari siswa terhadap pembelajaran IPS.

Hasil dari analisis selama mengikuti pembelajaran di kelas V B anak

cenderung pasif dan tidak banyak yang berbicara memberikan pendapatnya. Tidak

hanya itu saja, yang menjadi penyebab rendahnya kemampuan berkomunikasi

siswa yaitu proses pembelajaran yang kurang membangkitkan motivasi siswa

untuk mampu berkomunikasi di kelas dan pembelajaran yang cenderung

membosankan.

2. Perencanaan tindakan

Atas dasar masalah dan penyebabnya, dalam pelaksanaan tindakannya

(21)

29

menerapkan model talking stick, peneliti menyususn rancangan program tindakan

pembelajaran IPS pada materi persiapan kemerdekaan. Adapun langkah-langkah

yang ditempuh dalam perencanaan tindakan adalah:

a. Mendiskusikan dengan guru kelas mengenai langkah-langkah, strategi dalam

pembelajaran, serta media yang akan digunakan untuk meningkatkan kualitas

pembelajaran.

b. Menyesuaikan rancangan penelitian dengan pokok bahasan yang akan

disampaikan.

c. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pemebelajaran (RPP).

d. Mempersiapkam media dan kata-kata kunci yang akan digunakan untuk

mengaplikasikan model talking stick.

e. Mempersiapkan perangkat-perangkat pembelajaran yang perlu disiapkan dan

dikembangkan, yaitu lembaran evaluasi dan instrumen lain yang mendukung

kepada kriteria kemampuan berkomunikasi.

f. Menyusun alat observasi yang digunakan untuk mengamati guru dan siswa

selama pembelajaran berlangsung.

g. Mempersiapkan alat-alat untuk dokumentasi kegiatan pembelajaran.

h. Melaksanakan diskusi dengan mitra peneliti.

3. Pelaksanaan tindakan

Pada tahap ini, pelaksanaan tindakan dilakukan langsung oleh penulis

sendiri sebagai peneliti sekaligus yang mempraktikkan tindakan dalam

pembelajaran di kelas. Dalam tahap ini, peneliti berkalaborasi dengan guru wali

kelas V B Sekolah Dasar Negeri 7 Cibogo yang berperan sebagai observer. Oleh

karena itu, peneliti melakukan tindakan dengan menerapkan model talking stick

dalam pembelajan IPS materi persiapan kemerdekaan untuk meningkatkan

kemampuan komunikasi. Sedangkan observer mengamati proses pembelajaran

IPS materi persiapan kemerdekaan dengan penerapan model talking stick.

Pelaksanaan tindakan dalam pembelajaran IPS materi persiapan

kemerdekaan dengan menerapkan model talking stick dilakukan dua siklus.

Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini yaitu melaksanakan rencana

(22)

30

a. Siklus I

1) Perencanaan

(a) Mendiskusikan dengan guru tentang langkah-langkah, metode, dan media

yang akan digunakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran

(b) Menyesuaikan rancangan penelitian dengan pokok bahasan

(c) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

(d) Mempersiapkan media yang akan digunakan untuk mengaplikasikan model

talking stick.

(e) Mempersiapkan perangkat-perangkat pembelajaran yang perlu disiapkan dan

dikembangkan, yaitu: lembaran-lembaran evaluasi dan instrumen lain berikut

kriteria penilaian dan kunci jawaban yang akan disiapkan dan dikembangkan.

(f) Mempersiapkan alat-alat untuk dokumentasi kegiatan pembelajaran.

2) Tindakan

(a) Guru menyiapkan sebuah tongkat

(b) Siswa dibentuk menjadi beberapa kelompok kecil.

(c) Guru menyiapkan materi pokok yang akan dipelajari, kemudian memberikan

kesempatan untuk siswa membaca dan mempelajari materi pelajaran.

(d) Siswa berdiskusi membahas masalah yang terdapat di dalam bahan bacaan.

(e) Setelah siswa selesai membaca bahan bacaan dan mempelajari isinya, guru

mempersilahkan siswa untuk menutup bacaan.

(f) Guru mengambil tongkat dan memberikannya kepada salah satu siswa, setelah

itu guru memberi pertanyaan dan siswa yang memgang tongkat tersebut harus

menjawabnya. Demikian seterusnya sehingga sampai sebagian besar siswa

mendapat bagian untuk menjawab setiap pernyataan dari guru.

(g) Siswa kembali ke tempat duduknya masing–masing.

(h) Guru memberikan tes untuk siswa.

(i) Siswa diberikan waktu 20 menit untuk menjawab pertanyaan–pertanyaan.

(j) Setelah selesai siswa mengumpulkan hasil pekerjaannya.

3) Observasi, melakukan observasi serta pengolahan data. Observasi dilakukan

(23)

31

4) Refleksi, bersama-sama dengan observer menganalis dan merefleksi

pelaksanaan hasil tindakan siklus I. Pelaksanaan analisis terhadap siklus I

dilakukan untuk memperoleh gambaran secara kualitatif dan kuantitatif dari

proses pelaksanaan tindakan. Hasil analisis dijadikan acuan untuk membuat

perencanaan tindakan dalam siklus selanjutnya.

b. Siklus II

1) Perencanaan

(a) Mendiskusikan dengan guru tentang langkah-langkah, metode, dan media

yang akan digunakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.

(b) Menyesuaikan rancangan penelitian dengan pokok bahasan.

(c) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

(d) Mempersiapkan media yang akan digunakan untuk mengaplikasikan model

talking stick.

(e) Mempersiapkan perangkat-perangkat pembelajaran yang perlu disiapkan dan

dikembangkan, yaitu: lembaran-lembaran evaluasi dan instrumen lain berikut

kriteria penilaian dan kunci jawaban yang akan disiapkan dan dikembangkan.

(f) Mempersiapkan alat-alat untuk dokumentasi kegiatan pembelajaran.

2) Tindakan

(a) Guru menyiapkan sebuah tongkat

(b) Siswa di bentuk menjadi beberapa kelompok kecil.

(c) Guru menyiapkan materi pokok yang akan dipelajari, kemudian memberikan

kesempatan untuk siswa membaca dan mempelajari materi pelajaran.

(d) Siswa berdiskusi membahas masalah yang terdapat di dalam bahan bacaan.

(e) Setelah siswa selesai membaca bahan bacaan dan mempelajari isinya, guru

mempersilahkan siswa untuk menutup bacaan.

(f) Guru mengambil tongkat dan memberikannya kepada salah satu siswa, setelah

itu guru memberi pertanyaan dan siswa yang memgang tongkat tersebut harus

menjawabnya. Demikian seterusnya sehingga sampai sebagian besar siswa

mendapat bagian untuk menjawab setiap pernyataan dari guru.

(g) Siswa kembali ke tempat duduknya masing–masing.

(24)

32

(i) Siswa diberikan waktu 20 menit untuk menjawab pertanyaan–pertanyaan.

(j) Setelah selesai siswa mengumpulkan hasil pekerjaannya.

3) Observasi, melakukan observasi serta pengolahan data. Observasi dilakukan

oleh observer dan pelaksanaannya bersama dengan pelaksanaan tindakan.

4) Refleksi, bersama-sama dengan observer menganalis dan merefleksi

pelaksanaan hasil tindakan siklus II. Pelaksanaan analisis terhadap siklus II

dilakukan untuk memperoleh gambaran secara kualitatif dan kuantitatif dari

proses pelaksanaan tindakan. Hasil analisis dijadikan acuan peningkatan

kemampuan komunikasi siswa.

4. Observasi

Observasi adalah suatu teknik mengumpulan data dengan cara mengamati

setiap kejadian yang sedang berlangsung dan mencatatnya dengan alat obseervasi

tentang hal-hal yang akan diamati atau diteliti. (Sanjaya, 2010, hlm.86).

Mengacu dari pengertian di atas, observasi dilakukan untuk mengetahui

kesesuaian rencana dengan aplikasinya pada saat berlangsungnya proses belajar

serta mengetahui seberapa jauh proses yang telah dilakukan menuju sasaran yang

diharapkan. Pada penelitian kali ini observasi melibatkan 3 orang karena melihat

situasi dilapangan dan jumlah siswa di kelas.

5. Refleksi

Menurut Sanjaya (2010, hlm.80), refleksi adalah melihat berbagai

kekurangan yang dilakukan guru selama tindakan.

Dari pengertian di atas, maka refleksi dilakukan untuk mengevaluasi

kekurangan dalam proses belajar dan mengajar pada setiap siklus. Sehingga

kekurangan pada siklus sebelumnya dapat diperbaiki pada siklus selanjutnya.

Indikator keberhasilan dalam komunikasi menurut Bungin (2009, hlm.57) “ada tiga unsur penting yang selalu hadir dalam setiap komunikasi, yaitu sumber informasi (reciver), saluran (media), dan penerima informasi (audience).”

E. Instrumen Penelitain

Untuk dapat memperoleh kebenaran objektif dalam pengumpulan data,

maka diperlukan adanya instrumen yang tepat agar masalah yang diteliti dapat

(25)

33

yaitu deskriptif dan kulitatif. Data deskriptif berupa hasil penilaian yang terjadi

dilapangan berupa hasil pengamatan langsung dengan dibantu observer,

sedangkan data kualitatif berupa informasi tentang penerapan model pembelajaran

talking stick serta kemapuan berkomunikasi siswa di kelas. Adapun instrumen

yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut:

1. Rencana Pelaksanan Pembelajaran (RPP)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran merupakan hal pokok yang menjadi

acuan dalam pelaksanaan proses pembelajaran untuk mencapai tujuan

pembelajaran. Oleh karena itu, perencanaan pembelajaran sangat penting untuk

dirumuskan dengan tepat. Instrumen penilaian untuk Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP).

Tabel 3.1

Kriteria penilaian rencana pelaksanaan pembelajaran

(26)

34

Kinerja) (kognitif, psikomotor, afektif) dan

4

b. Indikator dirumuskan

menggunakan kata operasional

(dapat diukur berupa hasil)

2 jika item yang

d. Indikator dirumuskan relevan

dengan sasaran standar

a. Materi ajar disusun mengacu

kepada indikator

b. Materi ajar disusun secara

sistematis

2 jika item yang ada hanya 50% dari item yang tersedia

c. Materi ajar disusun sesuai

dengan pencapaian kompetensi

3 jika item yang ada hanya 75% dari item yang tersedia d. Materi ajar dirancang

proporsional untuk satu standar

kompetensi/kompetensi dasar

a. Guru menyiapkan sebuah

tongkat c. Guru menyiapkan materi pokok

yang akan dipelajari, kemudian

memberikan kesempatan untuk

(27)

35

d. Siswa berdiskusi membahas

masalah yang terdapat di dalam

bahan bacaan.

4 jika item yang ada lebih dari 75% dari item yang tersedia

e. Setelah siswa selesai membaca

bahan bacaan dan mempelajari

isisnya, guru mempersilahkan

siswa untuk menutup bacaan.

f. Guru mengambil tongkat dan

memberikannya kepada salah

satu siswa, setelah itu guru

memberi pertanyaan dan siswa

yang memgang tongkat tersebut

harus menjawabnya. Demikian

seterusnya sehingga sampai

sebagian besar siswa mendapat

bagian untuk menjawab setiap

pernyataan dari guru

5 Media

Pembelajaran

a. Media disesuaikan dengan tuntutan standar kompetensi

b. Media disesuaikan relevan dengan sasaran indikator

2 jika item yang ada hanya 50% dari item yang tersedia

c. Media disesuaikan dengan kondisi kelas

3 jika item yang ada hanya 75% dari item yang tersedia

d. Media disiapkan untuk mendukung perkembangan

(28)

36

c. Butir soal menggambarkan tuntutan standar kompetensi

3 jika item yang ada hanya 75% dari item yang tersedia d. Butir soal sesuai dengan

tuntutan waktu secara

Observasi adalah suatu teknik mengumpulan data dengan cara mengamati

setiap kejadian yang sedang berlangsung dan mencatatnya dengan alat obseervasi

tentang hal-hal yang akan diamati atau diteliti. (Sanjaya, 2010, hlm.86)

Mengacu dari pengertian di atas, maka observasi digunakan untuk

mengamati kinerja guru dan aktivitas komunikasi yang dilakukan siswa selama

proses pembelajaran IPS materi persiapan kemerdekaan. Untuk lembar observasi

aktivitas guru dapat dilihat dibawah ini.

a) Aktivitas Guru

Tabel 3.2

Kisi-kisi pedoman observasi aktivitas guru terhadap penerapan model talking stick

untuk meningkatkan kemampuan komunikasi pada pembelajaran IPS materi

persiapan kemerdekaan

No. Aktivitas Guru

1.

Kegiatan Pendahuluan

a. Memberikan apersepsi.

b. Menyampaikan tujuan pembelajaran.

c. Menyiapkan media dan alat peraga.

2.

Kegiatan Inti

a. Menyiapkan tongkat.

b. Menyiapkan materi ajar.

(29)

37

d. Memberikan tongkat dan membuat pertanyaan

untuk siswa.

3.

Kegiatan Akhir

a. Siswa diajukan pertanyaan mengenai

pembelajaran hari ini oleh guru mengenai

pembelajaran yang telah dilaksanakan.

b. Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang

telah dilaksanakan.

b) Aktifitas Siswa dalam Pembelajaran

Tabel 3.3

Kisi-kisi pedoman kriteria kemampuan komunikasi dengan penerapan model

talking stick pada pembelajaran IPS materi persiapan kemerdekaan Indonesia

No Asepek Indikator Nilai kriteria Indikator penilaian

1 Membaca

A. Membaca dari sumber lain

3 Baik Membaca dari beberapa sumber.

2 Cukup Membaca dari satu sumber. 1 Kurang Tidak membaca.

B. Membaca dengan ekstensif

3 Baik Membaca dan mencatanya. 2 Cukup Mambaca saja.

1 Kurang Tidak membaca.

2 Menjawab

A. Menjawab dengan relevan

3 Baik Menjawab dengan lantang dan sesuai dengan materi.

2 Cukup Jawaban terbata – bata dan

2 Cukup Tanggapan tidak sesuai dengan ynag dibicarakan. 1 Kurang Tidak menangapi.

3 Menulis

A. Menulis dengan runtut

3 Baik Tulisan sesuai pertanyaan dan EYD.

2 Cukup Tulisan sesuai pertanyaan tetapi tidak sesuai EYD. 1 Kurang Tidak ada tulisan. B. Menguraikan dengan

bahasa yang jelas dan

(30)

38

luas kata.

1 Kurang Tidak ada tulisan.

4 Mendengarkan

A. Menghargai pendapat

orang lain 3 Baik

Mendengarkan pembicaraan orang lain dan tidak rebut.

2 Cukup Mendengarakan pembicaraan orang lain tapi rebut.

1 Kurang Tidak mendengarkan dan rebut.

B. Merespon tanggapan

orang lain 3 Baik

Catatan tulisan tentang apa yang didengar, dialami dan dipikirkan dalam

rangka mengumpulkan data. Catatan lapangan digunakan untuk mencatat hal–hal

yang terjadi selama proses pembelajaran di kelas berlangsung ketika peneliti

melakukan observasi serta kendala–kendala yang dihadapi oleh siswa maupun

guru. Catatan lapangan dalam penelitian ini berisi deskripsi atau paparan tentang

latar kelas dan aktivitas pembelajaran dari awal sampai akhir kegiatan pembelajaran, sesuai dengan pendapat Sugiyono (2011, hlm.245) “dalam penelitian kualitatif, anlisis data lebih difokuskan selama proses di lapangan bersamaan dengan pengumpulan data”. Catatan terutama tentang interaksi belajar mengajar baik guru maupun siswa. Ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan

dalam mendeskripsikan catatan lapangan seperti table berikut ini.

4. Jurnal Siswa

Jurnal siswa merupakan catatan yang dibuat oleh siswa selama kegiatan

pembelajaran berlangsung. Instrumen jurnal siswa digunakan untuk mengukur

kemampuan menulis siswa. Sebagai mana diungkapkan oleh Jacob bahwa salah

satu aspek yang dapat mengukur kemapuan komunikasi siswa adalah menulis.

Oleh karena itu, jurnal siswa digunakan pada saat siswa sedang berdiskusi dan itu

(31)

39

terlihat sejauh mana kemampuan menulis siswa yang merupakan salah satu aspek

yang diamati dalam berkomunikasi. Untuk mengukur kemampuan menulis maka

digunakan jurnal siswa. Jurnal siswa yang digunakan dalam penelitian memuat

tentang kesan–kesan selama proses pembelajaran IPS dengan menggunakan

model talking stick.

F. Pengolahan dan Analisis Data

Prosedur analisis dari data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Analisis Kualitatif

Data kualitatif diperoleh melalui lembar observasi guru, catatan lapangan

dan jurnal siswa. Lembar observasi guru digunakan untuk mengetahui kekurangan

dan kelebihan guru saat pembelajaran berlangsung. Catatan lapangan digunakan

untuk mengetahui proses pembelajaran yang berlangsung dikelas dan aktivitas

siswa selama kegiatan pembelajaran. Sedangkan jurnal siswa digunakan untuk

mengetahui kemampuan menulis siswa dan merupakan salah satu indikator

kemampuan komunikasi siswa.

Dari hasil observasi guru, catatan lapangan dan jurnal siswa dirangkum

dan di interpretasikan untuk mennetukan kesesuaian antara pembelajaran yang

dilakuakan pembelajaran yang seharusnya terjadi.

2. Analisis Kuantitatif

Untuk mengolah data kuantitatif, peneliti menggunkan statistik sederhana

sebagai berikut, yaitu:

a) Penilaian aktivitas guru

Peneliti memperoleh data mengenai aktivitas guru dalam pembelajaran

dengan penerapan model pembelajaran talking stick untuk meningkatkan

kemampuan komunikasi siswa pada pembelajaran IPS materi persiapan

kemerdekaan Indonesia. Dari lembar observasi yang terlaksana dapat di

hitung menggunakan rumus persentase yang di adaptasi dari Santoso

(2005, hlm.57) dan penganalisisan yang dilakukan dengan menggunakan

(32)

40

� =�� ×

Keterangan:

P = Persentasi

f = Jumlah yang memenuhi kategori

n = Jumlah keseluruhan

100 = Bilangan konstanta

b) Penilaian kemampuan komunikasi

Penilaian kemampuan komunikasi siswa dibuat sebagai bahan acuan

ketika pelakasanaan observasi dilakukan untuk memperoleh data berkaitan

dengan kemampuan komunikasi siswa. Penilaian ini juga berguna agar

para observer melangsungkan pengamatan sesuai dengan pedoman yang

berlaku, sehingga data yang didatap objektif.

(1) Menentukan persentasi

Untuk menentukan persentase menggunakan rumus persentase yang di

adaptasi dari Santoso (2005, hlm.57) dan total skor maksimal yang dapat

diperoleh siswa adalah 24. Penganalisisan yang dilakukan dengan

menggunakan rambu-rambu analisis sebagai berikut:

� =�� ×

Keterangan:

P = Persentasi

f = Jumlah yang memenuhi kategori

n = Jumlah keseluruhan

100 = Bilangan konstanta

(2) Menentukan kategori

Untuk menentukan profil digunakan rumus percentile 25, 50, 75,

selebihnya dibatasi kategori rendah, sedang dan tinggi (Anastasi, 1997,

hlm.172) perhitungan menggunkan spss, dan diadaptasi untuk kemampuan

(33)

41

Tabel 3.4

Percentile kemampuan komunikasi siswa

Skor Kategori

≥ 20 Mahir

≥ 16 < 19 Cukup Mahir

≤ 15 Kurang Mahir

(3) Menentukan rata-rata

Untuk menghitung rata-rata dapat dihitung dengan menggunkan rumus:

� =Ʃ�Ʃ�

Keterangan:

M = nilai rata-rata

(34)

Sugara, Robi P. 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS MATERI PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

Berdasarkan hasil penelitian, analisisi, refleksi dan pembahasan mengenai

penerapan model pembelajaran talking stick untuk meningkatkan kemampuan

komunikasi dalam materi persiapan kemerdekaan Indonesia, maka dapat

dikemukakan simpulan dan saran yang terkait penelitian ini.

A. Simpulan

Secara umum penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kemampuan

komunikasi siswa kelas V B SDN 07 Cibogo dapat meningkat dengan penerapan

model pembelajaran talking stick. Berdasarkan hasil penelitian yang telah

dilakukan, ada beberapa simpulan yang diperoleh sebagai berikut:

1. Perencanaan pembelajaran pada materi persiapan kemerdekaan Indonesia

untuk meningkatkan kemampuan komunikasi dengan penerapan model

pembelajaran talking stick dilaksanakan dengan dua siklus. Perencanaan

pembelajaran diawali dengan membuat RPP serta instrumen penilaian.

Sistematika yang tertulis pada RPP sama seperti RPP pada umumnya. RPP

dalam penelitian ini meliputi Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar,

indikator, tujuan, materi pembelajaran, metode pembelajaran, langkah

pembelajaran, sumber belajar, serta penilaian/evaluasi. RPP dalam penelitian

tindakan ini merupakan penerapan model pembelajaran talking stick yang

menekankan aktivitas siswa untuk aktif dalam pembelajaran. Sehingga

langkah – langkah dalam RPP sama seperti langkah – langkah pada model

pembelajaran talking stick.

2. Pembelajaran yang dilakukan berpusat pada siswa. Iklim pembelajaran di

kelas meningkat menjadi lebih baik karena siswa mengalami suasana yang

kondusif selama proses pembelajaran. Dengan menerapkan model talking

stick guru dapat lebih mudah dalam mengelola kelas, dan siswa pun lebih

(35)

Sugara, Robi P. 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS MATERI PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kelompok. Yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan pembelajaran adalah

manajemen waktu.

3. Kemampuan komunikasi siswa mengalami peningkatan setelah mendapatkan

pembelajaran dengan model talking stick. Hal ini dapat dilihat dari dari hasil

observasi yang dilakukan observer yang mengalami peningkatan di setiap

siklusnya.

B. Rekomendasi

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka beberapa rekomendasi yang

diberikan sebagai berikut:

1. Bagi guru SD, penerapan model pembelajaran talking stick dapat dijadikan

model alternatif dalam upaya meningkatkan kemampuan komunikasi siswa di

kelas. Dengan menerapkan model talking stick, guru dapat meningkatkan

aktivitas siswa secara optimal di kelas. Tetapi perlu diperhatikan waktu

selama proses pembelajaran.

2. Bagi peneliti, pelaksanaan penelitian berjalan dengan lancar akan tetapi ada

beberapa hambatan diantaranya waktu yang kurang untuk melakukan

penelitian sehingga kurang optimal dalam pelaksanaanya. Maka dari itu,

penelitian selanjutnya harus jauh lebih baik dengan memperhatikan waktu

(36)

Sugara, Robi P. 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS MATERI PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Anaastasi, A dan Urbina, S. (1997) Psychological testing 7th editional. New Jersey: Prentice Hall.

Arikunto, S. dkk. (2011) Penelitian tindakan kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Asyari, dan Mintarti, Sri. (2012) IPS aktif. Jakarta: Erlangga.

Bungin, Burhan (2009) Sosiologi komunikasi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Departemen Pendidikan Nasional. (2008) Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa (Edisi Keempat). Jakarta: Gramedia.

Depatemen Pendidikan Nasional. (2009) Bahan 02 Pendidikan dan Pelatihan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas.

Dewi, P. (2011) Penerapan pendekatan komunikatif dalam rangka meningkatkan kemampuan berbicara pada siswa kelas IV SDN Sukamukti 2 Kab. Bandung. Skripsi, Universitas Pendidikan Indonesia. Tidak diterbitkan.

Gunawan, R. (2011) Pendidikan IPS filosofi, konsep dan aplikasi. Bandung: alfabeta.

Komala, L. (2009) Ilmu komunikasi: perspektif, proses dan konteks. Bandung: Widya Padjajaran.

Kusnandar, D. (2014) Pengembangan keterampilan komunikatif antar siswa melalui penerapan model pembelajaran kooperatif teknik two stay two stray (TSTS) dalam pembelajaran IPS. Skripsi, Universitas Pendidikan Indonesia. Tidak diterbitkan.

Maryana, Hema. (2012) Penggunaan metode diskusi untuk meningkatkan kemampuan komunikasi dalam pembelajaran ips siswa kelas IV di SDN Mekarwangi Lecamatan Lembang. Skripsi, Universitas Pendidikan Indonesia. Tidak diterbitkan.

Mulyana, D. (2012) Ilmu komunikasi suatu pengantar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

(37)

86

Rahman. (2009) Model mengajar dan bahan pembelajaran. Bandung: Alpaprint Jatinagor.

Ruhimat, T. dkk. (2009) Kurikulum dan pembelajaran. Bandung: Jurusan Kurtekpen FIP UPI.

Sanjaya, W. (2010) Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana Predana Media Group

Sapriya. (2008) Pendidikan IPS. Bandung: Laboratorium PKN UPI.

Santoso, A. (2014) Teori belajar dan pembelajaran di SD. Jakarta: Kencana

Sardiman. (2012) Interaksi dan motivasi belajar mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Sukmawati, D. (2013) Penerapan model concept sentence untuk meningkatkan hasil belajar menulis karangan narasi siswa kelas iv sekolah dasar negeri 2 cibodas kabupaten bandung barat. Skripsi, Universitas Pendidikan Indonesia. Tidak diterbitkan.

Suprijono, A. (2011) Cooperative teori dan aplikasi paikem. Yogjakarta: Pustaka Pelajar.

Gambar

Gambar 3.1         Alur penelitian tindakan kelas adaptasi model Kemmis dan Taggart
Tabel 3.1
Tabel 3.2

Referensi

Dokumen terkait

Judul-judul modul yang disusun sebagai berikut; (1) Karakteristik Anak Usia Dini, (2) Teori Bermain dan Merancang Kegiatan Bermain di Taman Kanak-kanak, (3) Kurikulum dan

Dari hasil penelitian ini dengan menggunakan perhitungan koefisien korelasi diperoleh nilai r sebesar 0,99 Yang dapat diartikan bila r = 1 atau mendekati 1 maka hubungan antara

sebagai bahan organik tergantung pada jumlah dan jenis serasah, serta kondisi. lingkungan

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni. © Robiatussapria 2014

(NaOH) dengan buffer natrium karbonat (Na 2 C0 3 ) sebagai penetral pH dalam proses. pembentukan metana (CH

Pada bab selanjutnya akan dijelaskan mengenai dasar teori yang digunakan pada Tugas Akhir ini yaitu tipe dan mekanisme kerja journal bearing , dasar teori pelumasan, salah satu

Terkait dengan indikasi kecurangan pemilu/ pasangan Mega-Prabowo akan mengajukan gugatan ke Mahkamah Konstitusi MK data temuan dilapangan mengenai DPT Pilpres//

Sahabat MQ/ Beberapa kasus yang terjadi menjelang pelaksanaan Pilpres 2009 mengusik netralitas Komisi Pemilihan Umum KPU/ sebagai lembaga penyelenggara pemilu// Hal ini