• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA PEMERINTAH DESA DALAM MENUMBUHKAN GERAKAN PARTISIPASI KELOMPOK TANI UNTUK PEMANFAATAN LAHAN TIDUR : Studi Kasus pada Masyarakat di Desa Munsalo Kecamatan Kuatan Tengah Kabupaten Kuantan Singingi Provinsi Riau.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA PEMERINTAH DESA DALAM MENUMBUHKAN GERAKAN PARTISIPASI KELOMPOK TANI UNTUK PEMANFAATAN LAHAN TIDUR : Studi Kasus pada Masyarakat di Desa Munsalo Kecamatan Kuatan Tengah Kabupaten Kuantan Singingi Provinsi Riau."

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA PEMERINTAH DESA DALAM MENUMBUHKAN GERAKAN PARTISIPASI KELOMPOK TANI UNTUK PEMANFAATAN LAHAN

TIDUR

(Studi Kasus pada Masyarakat di Desa Munsalo Kecamatan Kuatan Tengah Kabupaten Kuantan Singingi Provinsi Riau)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Luar Sekolah Konsentrasi Pemberdayaan Masyarakat

Oleh :

Sariyeski

1001995

DEPARTEMEN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

2014

(2)

UPAYA PEMERINTAH DESA DALAM MENUMBUHKAN GERAKAN PARTISIPASI KELOMPOK TANI UNTUK PEMANFAATAN LAHAN

TIDUR

(Studi Kasus pada Masyarakat di Desa Munsalo Kecamatan Kuantan Tengah Kabupaten Kuantan Singingi Provinsi Riau)

Oleh Sariyeski

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Sariyeski 2014

Universitas Pendidikan Indonesia Oktober 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)
(4)

Sariyeski, 2014

Upaya Pemerintah Desa Dalam Menumbuhkan Gerakan Partisipasi Kelompok Tani Untuk Pemanfaatan Lahan Tidur

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Identifikasi Masalah Penelitian ... 4

C. Rumusan Masalah ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 6

E. Manfaat Penelitian ... 6

F. Struktur Organisasi Skripsi ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 8

A. Konsep Pemerintah Desa ... 8

B. Konsep Partisipasi ... 11

C. Konsep Pemberdayaan ... 16

D. Konsep Lahan Kosong Tidak ditanami ... 22

E. Konsep Kelompok Tani ... 25

BAB III METODE PENELITIAN ... 27

A. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 27

B. Desain Penelitian ... 27

C. Metode Penelitian... 29

D. Definisi Operasional... 30

E. Instrumen Penelitian... 31

F. Penyusunan Instrumen ... 32

(5)

Sariyeski, 2014

Upaya Pemerintah Desa Dalam Menumbuhkan Gerakan Partisipasi Kelompok Tani Untuk Pemanfaatan Lahan Tidur

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

H. Triangulasi Data ... 34

I. Analisis Data ... 34

BAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 36

A. Deskripsi Wilaya Penelitian ... 36

B. Profil Kelompok Tani ... 38

C. Deskripsi Hasil Penelitian ... 39

D. Pembahasan dan Hasil Penelitian... 54

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 68

A. Simpulan ... 68

B. Saran ... 70

(6)

Sariyeski, 2014

Upaya Pemerintah Desa Dalam Menumbuhkan Gerakan Partisipasi Kelompok Tani Untuk Pemanfaatan Lahan Tidur

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

(7)

Sariyeski, 2014

Upaya Pemerintah Desa Dalam Menumbuhkan Gerakan Partisipasi Kelompok Tani Untuk Pemanfaatan Lahan Tidur

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR

(8)

Sariyeski, 2014

Upaya Pemerintah Desa Dalam Menumbuhkan Gerakan Partisipasi Kelompok Tani Untuk Pemanfaatan Lahan Tidur

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

UPAYA PEMERINTAH DESA DALAM MENUMBUHKAN GERAKAN PARTISIPASI KELOMPOK TANI UNTUK PEMANFAATAN LAHAN

TIDUR

Oleh : Sariyeski (1001995)

Penelitian ini dilatar belakangi karena kurang adanya partisipasi dari kelompok tani untuk memanfaatkan lahan-lahan tidur khususnya di Desa Munsalo. Permasalahan yang dihadapi adalah lahan pertanian sawah yang hanya ditanami sekali dalam setahun oleh petani, sedangkan lahan sawah yang ada di Desa Munsalo potensial untuk pertanian sawah lebih dari sekali dalam setahun. Dampak dari permasalahan tersebut lahan-lahan sawah tidak dimanfaatkan secara optimal sehingga kesejahteraan masyarakat menjadi kurang baik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui 1) Bagaimana peran pemerintah desa dalam menumbuhkan gerakan partisipasi kelompok tani untuk pemanfaatan lahan tidur yang ada di Desa Munsalo 2) Bagaimana partisipasi kelompok tani dalam pemanfaatan lahan tidur di Desa Munsalo 3) Apa saja faktor pendukung dan penghambat pemerintah desa dalam menumbuhkan partisipasi kelompok tani untuk pemanfaatan lahan tidur di Desa Munsalo.

Landasan teori penelitian ini mengacu pada konsep pemerintah desa, konsep partisipasi, konsep pemberdayaan, konsep lahan tidur yang tidak ditanami, dan konsep kelompok tani.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu melalui wawancara dan dokumentasi. Subjek penelitian ini terdiri atas satu orang pihak pemerintah kecamatan, satu orang pihak pemerintah desa, satu orang ketua kelompok tani dan dua orang anggota kelompok tani di Desa Munsalo.

(9)

Sariyeski, 2014

Upaya Pemerintah Desa Dalam Menumbuhkan Gerakan Partisipasi Kelompok Tani Untuk Pemanfaatan Lahan Tidur

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu ABSTRACT

GOVERNMENT EFFORTS IN FOSTERING FARMERS PARTICAPATION IN UTILIZING SET-ASIDE LANDS

By: Sariyeski (1001995)

The background of this study was farmers group lack of participation in utilizing set-aside lands especially at Munsalo village. The lands were planted only once a year, whereas the lands were potential to be planted more than once a year, has becoming the problem at Munsalo village. This resulted in suboptimal utilization of the paddy-lands so that decreases of the public welfare.

This study was aimed to 1) To what extent the role of the government in emerging farmers participation in utilizing set-aside lands at Munsalo village 2) To what extent farmers group participation in utilizing set-aside lands at Munsalo village 3) What are supporting and inhibiting factor in the process of farmers group fosterization in utilizing set-aside lands at Munsalo village.

This study refers to some basic theories: the concept of the village government, the concept of participation, empowerment concept, the concept of idle land that is not arable, and the concept of farmers group.

(10)

Sariyeski, 2014

Upaya Pemerintah Desa Dalam Menumbuhkan Gerakan Partisipasi Kelompok Tani Untuk Pemanfaatan Lahan Tidur

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Indonesia merupakan negara agraris dan sebagian besar penduduknya bermata pencaharian di bidang pertanian. Sebenarnya negara ini diuntungkan karena dikaruniai kondisi alam yang mendukung, hamparan lahan yang luas, keragaman hayati yang melimpah, serta beriklim tropis dimana sinar matahari terjadi sepanjang tahun sehingga bisa menanam sepanjang tahun. Realita sumberdaya alam seperti ini sewajarnya mampu membangkitkan Indonesia menjadi negara yang makmur, tercukupi kebutuhan pangan seluruh warganya.Meskipun belum terpenuhi, pertanian menjadi salah satu sektor riil yang memiliki peran sangat nyata dalam membantu penghasilan devisa negara.

(11)

2

Sariyeski, 2014

Upaya Pemerintah Desa Dalam Menumbuhkan Gerakan Partisipasi Kelompok Tani Untuk Pemanfaatan Lahan Tidur

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

yang tentunya akan memerlukan upaya dan sumber daya yang besar untuk memenuhinya (Suryana, 2003 hlm 123).

Untuk mempercepat laju pertumbuhan ekonomi pedesaan, strategi pembangunan pedesaan haruslah berbasiskan pertanian. Agar kesempatan berusaha, kesempatan kerja, dan penciptaan nilai tambah di pedesaan dapt ditingkatkan. Basis pembangunan pertanian pedesaan diperluas pada kegiatan-kegiatan yang mempunyai keterkaitan yang erat dengan pertanian. Strategi pembangunan pedesaan ini dapat disebut dengan pendekatan pembangunan sistem agribisnis. Tampaknya pendekatan ini merupakan salah satu alternatif yang mendapat banyak dukungan, baik dari para akademisi dan praktisi (Mubyarto, 1984, hlm. 87).

Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik tahun 2009, jumlah petani mencapai 44 % dari total angkatan kerja di Indonesia, atau sekitar 46,7 juta jiwa. Sebagai negara agraris, hingga kini mayoritas penduduk Indonesia telah memanfaatkan sumberdaya alam untuk menunjang kebutuhan hidupnya dan salah satunya ialah dengan menggantungkan hidup pada sektor pertanian. Adanya hal tersebut sektor pertanian memiliki peranan yang sangat penting, karena sebagai penghasil pangan bagi penduduk yang jumlah tiap tahunnya selalu terus bertambah (BPS, 2012).

(12)

3

Sariyeski, 2014

Upaya Pemerintah Desa Dalam Menumbuhkan Gerakan Partisipasi Kelompok Tani Untuk Pemanfaatan Lahan Tidur

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Jika dibiarkan terlalu lama, maka akan menjadi tanah kosong yang tidak tergarap, sehingga tanah tersebut tidak produktif. Apabila kondisi tersebut dibiarkan berlarut-larut, akan merupakan hal yang tidak bermanfaat dan menimbulkan masalah. Tanah-tanah tersebut tentunya tidak memiliki nilai sosial ekonomi dan pada akhirnya tidak sesuai dengan semangat Konstitusi Negara

khususnya Pasal 33 ayat (3) UUD 1945, yang menyatakan bahwa ”Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.”

Pertanian dalam arti luas dititikberatkan pada produksi yang akan dihasilkan untuk memenuhi kebutuhan petani akan pangan. Karena itu studi kasus dalam penelitian ini dilakukan di daerah Kecamatan Kuantan Tengah Kabupaten Kuantan Singingi Provinsi Riau yang berjarak sekitar 180 km dari Ibukota Provinsi Riau. Pangan merupakan kebutuhan pokok yang mendasar bagi kelangsungan hidup manusia. Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari tanaman, ternak dan ikan untuk memenuhi kebutuhan akan karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral serta turunannya yang bermanfaat bagi kesehatan. Manusia dengan segala kemampuannya selalu berusaha mencukupi kebutuhannya dengan berbagai cara. Jenis tanaman pangan yang utama bagi penduduk Indonesia adalah padi yang dihasilkan dari lahan pertanian sawah.

(13)

4

Sariyeski, 2014

Upaya Pemerintah Desa Dalam Menumbuhkan Gerakan Partisipasi Kelompok Tani Untuk Pemanfaatan Lahan Tidur

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

memakan waktu yang lama. Contohnya ke kebun karet paling lama setengah hari, setelah itu tidak ada kegiatan lain misalnya menanam sayuran atau yang lain. Selain itu, kurangnya upaya dari pemerintah dalam mensosialisasikan tentang pemanfaatan lahan kosong, sehingga lahan kosong tersebut terbengkalai.

Perilaku ini dapat dikatakan sudah menjadi kebiasaan atau tradisi, hal ini sangat merugikan masyarakat yang ada di Desa Munsalo Kopah Kecamatan Kuantan Tengah ini disebabkan tidak bisanya memanfaatkan lahan tidur yang dapat meningkatkan taraf ekonomi masyarakat yang ada di Desa Munsalo Kecamatan Kuantan Tengah. Seharusnya masyarakat bisa memanfaatkan lahan yang hanya ditanami sekali dalam setahun. Seperti menanam sayuran, buah-buahan dan lain-lain, yang nantinya bisa menghasilkan uang dan memberikan dampak positif yang asalnya lahan kosong sampai bisa bermanfaat bagi orang banyak.

(14)

5

Sariyeski, 2014

Upaya Pemerintah Desa Dalam Menumbuhkan Gerakan Partisipasi Kelompok Tani Untuk Pemanfaatan Lahan Tidur

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu B. Identifikasi Masalah Penelitian

Berdasarkan hal tersebut maka masalah yang telah diidentifikasi dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Ada sekitar 215 hektar atau sekitar 15,71% lahan tidur yang tidak dimanfaatkan sebagai mata pencaharian masyarakat di Desa Munsalo.

2. Melihat jumlah usia produktif masyarakat di Desa Munsalo ini sebanyak 1.803 Jiwa, sehingga peluang untuk memanfaatkan lahan tidur tersebut sangat memungkinkan.

3. Lahan tidur yang tidak dimaanfaatkan tersebut sebenarnya sangat cocok untuk ditanami macam-macam sayuran. Hal ini terlihat dari kesuburan tanah.

4. Masyarakat di lingkungan Desa Munsalo kurang peduli terhadap lahan tidur yang tidak dimanfaatkan dengan baik sebagai penunjang tingkat perekonomian. 5. Tidak adanya peran kelompok tani dalam pemanfaatan lahan tidur yang ada di

Desa Munsalo.

D. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan suatu masalah yaitu belum berperannya kelompok tani secara optimal dalam memanfaatkan lahan tidur dan hanya ditanami sekali dalam setahun. Model pemanfaatan lahan seperti ini tentu akan sangat merugikan para petani, karena lahan-lahan yang seharusnya bisa untuk menambah penghasilan tidak termanfaatkan dengan baik. Sehingga dari permasalahan yang ada, didapatkan pertanyaan penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimana peran pemerintah desa dalam menumbuhkan gerakan partisipasi kelompok tani untuk pemanfaatan lahan tidur yang ada di Desa Munsalo Kecamatan Kuatan Tengah Kabupaten Kuantan Singingi Provinsi Riau?

(15)

6

Sariyeski, 2014

Upaya Pemerintah Desa Dalam Menumbuhkan Gerakan Partisipasi Kelompok Tani Untuk Pemanfaatan Lahan Tidur

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

3. Apa saja faktor pendukung dan penghambat pemerintah desa dalam menumbuhkan partisipasi kelompok tani untuk memanfaatkan lahan tidur di Desa Munsalo Kecamatan Kuatan Tengah Kabupaten Kuantan Singingi Provinsi Riau?

E. Tujuan Penelitian

Mengacu pada latar belakang dan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui peran pemerintah desa dalam menumbuhkangerakan partisipasi kelompok tani untuk pemanfaatan lahan tidur yang ada di Desa Munsalo Kecamatan Kuatan Tengah Kabupaten Kuantan Singingi Provinsi Riau.

2. Untuk mengetahui partisipasi kelompok tani untuk memanfaatan lahan tidur di Desa Munsalo Kecamatan Kuatan Tengah Kabupaten Kuantan Singingi Provinsi Riau.

3. Untuk mengetahui faktor pendukungdan penghambat pemerintah desa dalam menumbuhkan partisipasi kelompok tani untuk memanfaatkan lahan tidur di Desa Munsalo Kecamatan Kuatan Tengah Kabupaten Kuantan Singingi Provinsi Riau.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk hal-hal sebagai berikut : 1. Manfaat Teoritis, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi untuk

meningkatkan kesadaran kelompok tani dalam memanfaatkan lahan tidur. 2. Manfaat Praktis

a. Sebagai bahan masukan bagi masyarakat untuk mengoptimalkan serta memanfaatkan lahan tidur.

b. Sebagai masukan untuk pemerintah setempat dalam memberikan kebijakan tentang pola pemanfaatan lahan tidur.

(16)

7

Sariyeski, 2014

Upaya Pemerintah Desa Dalam Menumbuhkan Gerakan Partisipasi Kelompok Tani Untuk Pemanfaatan Lahan Tidur

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu G. Struktur Organisasi Skripsi

Merujuk pada pedoman penulisan karya ilmiah Universitas Pendidikan Indonesia (2013, hlm. 20) untuk sistematika penulisan penelitian ini adalah :

Bab I Pendahuluan, mengungkapkan latar belakang penelitian, identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, struktur organisasi skripsi.

Bab II Kajian Pustaka, yang berisi uraian tentang konsep dan teori yang mendukung terhadap permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini.

Bab III Metode Penelitian, membahas metode penelitian yang berisikan uraian tentang lokasi dan subjek penelitian, desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional, proses pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data, terdiri atas metode penelitian, teknik pengumpulan data, analisis data.

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, membahas mengenaigambaran umum lokasi penelitian, hasil penelitian dan pembahasan penelitian.

(17)

Sariyeski, 2014

Upaya Pemerintah Desa Dalam Menumbuhkan Gerakan Partisipasi Kelompok Tani Untuk Pemanfaatan Lahan Tidur

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini berada di Kenegrian Kopah Desa Munsalo Kecamatan Kuantan Tengah Kabupaten Kuantan Singingi dengan ibukota Teluk Kuantan. Di Kenegrian Kopah terdapat lima desa yaitu desa Munsalo, dasa Jaya, desa Koto, desa Koto Tuo dan desa Pulau Baru. Fokus penelitian yang peneliti ambil yaitu di desa Munsalo, dimana di desa ini banyak lahan pertanian yang tidak dimanfaatkan oleh masyarakat yang ada di Desa Munsalo. Untuk itu peneliti memilih lokasi ini sebagai tempat penelitian dari tugas akhir perkuliahan yaitu skripsi.

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian dapat berupa benda, hal atau orang. Subjek penelitian pada umumnya adalah manusia atau apa saja yang menjadi urusan manusia. penentuan sumber data orang yang diwawancarai dilakukan secara purposive yaitu dipilih dengan pertimbangan dan tujuan tertentu (Sugiyono, 2008, hlm. 52). Maka, subjek dalam penelitian ini adalah pemerintah setempat dan beberapa anggota kelompok tani, dimana penulis mengambil lima narasumber yaitu pihak kecamatan, kepala desa, ketua kelompok tani, dan dua orang anggota kelompok tani.

B. Desain Penelitian

Penelitian ini memiliki desain penelitian yang dapat dijelaskan ke dalam beberapa tahap, yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap pelaporan, yang akan dijelaskan sebagai berikut.

1. Tahap Persiapan

(18)

28

Sariyeski, 2014

Upaya Pemerintah Desa Dalam Menumbuhkan Gerakan Partisipasi Kelompok Tani Untuk Pemanfaatan Lahan Tidur

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

untuk melihat kondisi lapangan yang ada di Desa Munsalo. Setelah adanya observasi awal, peneliti melakukan bimbingan dengan dosen pembimbing skripsi dan membuat proposal penelitian. Proposal penelitian diteliti dan disetujui oleh dosen pembimbing dan di revisi oleh peneliti. Setelah proses revisi proposal usai, maka peneliti membuat perijinan yang tentunya membutuhkan tenaga dan waktu. Proses perijinan dilakukan dengan membuat Surat Keputusan (SK) yang akan di proses di akademik dan BAK (Balai Akademik Kemahasiswaan). Peneliti juga mempersiapkan pedoman intrumen wawancara dan observasi yang tentu sebelumnya telah dibimbingkan dengan dosen pembimbing untuk mengumpulkan data yang sebelumnya telah ditetapkan sampel penelitian.

2. Tahap Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan merupakan tahap penggalian informasi sedalam-dalamnya kepada pihak-pihak yang terkait dalam penelitian (sampel penelitian). Tahap ini juga dapat disebut sebagai tahap klimaks dari penelitian karena pada tahap ini peneliti memperoleh dan mengumpulkan data melalui pedoman wawancara dan observasi yang sebelumnya telah dipersiapkan pada tahap persiapan dan disetujui oleh dosen pembimbing. Pedoman wawancara dan observasi berisi pertanyaan dan hal-hal apa sajakah yang perlu ditanyakan dan diamati sesuai dengan tujuan penelitian yang telah ditetapkan sebelumnya. Bila perolehan data telah usai baik melalui tahap wawancara maupun observasi maka selanjutnya menganalisis data, dengan gambaran singkat mendeskripsikan hasil fakta dilapangan akan pemimpin A lalu bagaimana temuannya sehingga masyarakat mampu berpartisipasi dalam memanfaatkan lahan kosong, begitu pula seterusnya.

3. Tahap Pelaporan

(19)

29

Sariyeski, 2014

Upaya Pemerintah Desa Dalam Menumbuhkan Gerakan Partisipasi Kelompok Tani Untuk Pemanfaatan Lahan Tidur

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

triangulasi, peneliti juga melakukan bimbingan dan melaporkan hasil temuannya di lapangan dengan dosen pembimbing. Hasil temuan lapangan berupa hasil wawancara dan hasil observasi selama proses penelitian berlangsung.

C. Metode Penelitian

Penelitian memerlukan suatu metode untuk memudahkan penulis dalam proses pengumpulan dan menampilkan data hasil penelitian yang dilakukan. Penggunaan metode dalam penelitian begitu penting karena berdampak terhadap kebutuhan suatu penelitian. Sementara itu, Sugiyono (2011, hlm. 6) mengemukakan bahwa metode penelitian adalah:

“Cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan”.

Penelitian ini bertujuan untuk mengtahui sejauh mana upaya pemerintah desa dalam menumbuhkan gerakan partisipasi kelompok tani untuk pemanfaatan lahan tidur yang ada di Desa Munsalo Kecamatan Kuantan Tengah Kabupaten Kuantan Singingi Provinsi Riau. Untuk mencapai tujuan tersebut, penulis menggunakan pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif Pengertian pendekatan kualitatif menurut Sugiyono (2011, hlm. 15) adalah bahwa:

“Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpul data dilakukan secara trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.”

Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti pada penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif. Metode deskriptif pada hakekatnya adalah mencari teori, bukan mencari teori, yang dititikberatkan adalah observasi dan suasana alamiah, dimana dalam hal ini peneliti sebagai pengamat. Subjek penelitian ini berupa individu, kelompok, masyarakat, maupun pemerintah. Menurut Nazir (2005, hlm. 54), metode deskriptif adalah :

(20)

30

Sariyeski, 2014

Upaya Pemerintah Desa Dalam Menumbuhkan Gerakan Partisipasi Kelompok Tani Untuk Pemanfaatan Lahan Tidur

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.”

Diharapkan dengan menggunakan metode ini, masalah yang berhubungan partisipasi kelompok tani dalam pemanfaatan lahan lahan kosong yang ada di Desa Munsalo Kecamatan Kuantan Tengah Kabupaten Kuantan Singingi dapat di kaji dan di ungkapkan secara jelas.

D. Definisi Operasional

Definisi operasional pada penelitian adalah unsur penelitian yang terkait dengan variabel yang terdapat dalam judul penelitian atau yang tercakup dalam paradigma penelitian sesuai dengan hasil perumusan masalah.

1. Upaya Pemerintah Desa

Definisi upaya dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti usaha, ikhtiar (untuk mencapai suatu maksud, memecahkan persoalan, mencari jalan keluar, dsb). Definisi tersebut menjelaskan bahwa kata upaya memiliki kesamaan arti dengan kata usaha dan kata ikhtiar, dan upaya dilakukan dalam rangka mencapai suatu maksud, memecahkan persoalan, mencari jalan keluar dan sebagainya. Adapun yang dimaksud upaya disini adalah peran pemerintah terhadap gerakan partisipasi kelompok tani dalam memanfaatkan lahan kosong.

2. Pemerintah

Pemerintah adalah sekelompok orang yang bertanggung jawab atas penggunaan kekuasaan (exercising power) atau sebuah lembaga yang mengendalikan sebuah masyarakat (Ndraha, 2003, hlm. 71).

3. Partisipasi Kelompok Tani

(21)

31

Sariyeski, 2014

Upaya Pemerintah Desa Dalam Menumbuhkan Gerakan Partisipasi Kelompok Tani Untuk Pemanfaatan Lahan Tidur

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

didalam dirinya (intrinsik) maupun dari luar dirinya (eksrtrinsik) dalam keseluruhan proses kegiatan yang bersangkutan.

4. Kelompok Tani

Menurut Mardikanto (1993, hlm. 78), kelompok tani adalah sekumpulan orang-orang tani atau petani yang terdiri dari petani dewasa (pria atau wanita) petani-taruna yang terikat secara informal dalam suatu wilayah kelompok atas dasar keserasian dan kebutuhan bersama serta berada di lingkungan pengaruh dan dipimpin oleh seorang kelompok tani.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat bantu yang digunakan oleh penelitian dalam kegiatan mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi lebih sistematis. Untuk penentuan instrument penelitian harus dipersiapkan dengan sebaik mungkin agar informasi yang diperoleh sesuai dengan yang diinginkan.

Pada penelitian kualitatif, instrumen utamanya adalah peneliti yang sedang melakukan penelitian di tempat penelitian. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Sugiyono (2011, hlm. 305) yaitu dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri. Oleh karena itu peneliti sebagai instrumen juga harus “divalidasi” seberapa jauh peneliti kualitatif siap melakukan penelitian yang selanjutnya terjun ke lapangan.

Pernyataan menurut Arikunto (2010, hlm. 192) mengenai beberapa metode yang instrumennya sama dengan nama metodenya adalah:

1. Instrumen untuk metode wawancara adalah pedoman wawancara. 2. Instrumen untuk metode tes adalah tes atau soal tes.

3. Instrumen untuk metode angket atau kuesioner adalah angket atau kuesioner. 4. Instrumen untuk metode observasi adalah check-list.

(22)

32

Sariyeski, 2014

Upaya Pemerintah Desa Dalam Menumbuhkan Gerakan Partisipasi Kelompok Tani Untuk Pemanfaatan Lahan Tidur

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan konsep di atas, maka peneliti dalam penelitian ini menggunakan instrumen pedoman wawancara, check-list dan pedoman studi dokumentasi, hal tersebut disebabkan karena peneliti menggunakan teknik pengumpulan data dengan metode wawancara, observasi, dan studi dokumentasi.

F. Penyusunan Instrumen

Instrumen yang digunakan dalam penelitian kualitatif ini menggunakan pedoman wawancara, observasi dan dokumentasi. Adapun proses pengembangan instrumen selama pembuatannya yaitu :

1. Membuat kisi-kisi atas pedoman wawancara maupun observasi;

2. Membuat atau menjabarkan kisi-kisi kedalam pedoman wawancara dan pedoman observasi;

3. Melaporkan pedoman wawancara dan observasi yang telah dibuat peneliti kepada dosen pembimbing untuk di teliti;

4. Bila terdapat perbaikan, maka peneliti harus merevisi kembali; dan

5. Bila revisi pedoman wawancara dan observasi usai dilakukan, maka kembali dilaporkan kepada dosen pembimbing, begitu pula seterusnya hingga mendapat persetujuan dosen; dan

6. Terjun kelapangan untuk memperoleh data yang dibutuhkan dengan menggunakan pedoman wawancara dan observasi yang telah disiapka dan disetujui sebelumnya.

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan beberapa tekni pengumpulan data yaitu sebagai berikut :

1. Wawancara

(23)

33

Sariyeski, 2014

Upaya Pemerintah Desa Dalam Menumbuhkan Gerakan Partisipasi Kelompok Tani Untuk Pemanfaatan Lahan Tidur

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

pemerintah desa dan kelompok tani, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu.

Menurut Nazir (2011, hlm. 193) wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka antara si penanya atau pewawancara dengan si penjawab atau responden dengan menggunakan alat yang dinamakan interview guide (panduan wawancara). Sedangkan Esterberg (dalam Sugiyono, 2011, hlm. 317) mengemukakan bahwa wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu.

Penulis menggunakan wawancara sebagai teknik pengumpul data jenis wawancara yang penulis gunakan adalah wawancara bebas dan terpimpin dimana setiap wawancara yang dilakukan, mengacu pada instrumen yang tersedia dan menanyakan tentang hal yang berkaitan dengan kajian penelitian. Hal-hal yang menjadi pertanyaan dalam teknik wawancara ini adalah :

a. Bagaimana partisipasi masyarakat dalam pemanfaatan lahan kosong b. Bagaimana tingkat kesejahteraan petani

c. Strategi pemerintah dalam melibatkan partisipasi kelompok tani

d. Faktor pendukung dan penghambat pemerintah dalam menumbuhkan partisipasi kelompok tani

2. Observasi

Observasi bisa diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian. Observasi langsung dilakukan terhadap objek ditempat terjadi atau berlangsungnya peristiwa, sehingga observer berada bersama objek yang ditelitinya. Sedangkan observasi tidak lansung adalah pengamatan yang dilakukan tidak pada saat berlansungnya suatu peristiwa yang akan di teliti.

(24)

34

Sariyeski, 2014

Upaya Pemerintah Desa Dalam Menumbuhkan Gerakan Partisipasi Kelompok Tani Untuk Pemanfaatan Lahan Tidur

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

those behavior”. Melalui observasi, peneliti belajar tentang perilaku, dan makna

dari perilaku tersebut.

Dalam penelitian ini observasi lapangan bertujuan untuk memperoleh berbagai data konkret dan kondisi lokasi secara langsung di lapangan atau tempat penelitian sebagai data awal. Sehingga dari hasil observasi akan memperoleh gambaran yang jelas tentang masalah yang ada dilapangan.

3. Dokumentasi

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang (Sugiyono, 2008, hlm. 82). Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif. Penulis menggunakan teknik pengumpulan data dengan studi dokumentasi ini bertujuan supaya hasil penelitian dari observasi atau wawancara lebih dapat dipercaya atau kredibel.

H. Triangulasi Data

Dalam teknik pengumpulan data, triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada.

(25)

35

Sariyeski, 2014

Upaya Pemerintah Desa Dalam Menumbuhkan Gerakan Partisipasi Kelompok Tani Untuk Pemanfaatan Lahan Tidur

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu I. Analisis Data

Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak, sebelum memasuki lapangan, selama dilapangan, dan setelah selesai di lapangan. Dalam hal ini Nasution (dalam Sugiyono, 2008, hlm. 89-90) menyatakan “Analisis telah mulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah, sebelum terjun ke lapangan, dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian. Analisis data menjadi pegangan bagi penelitian selanjutnya sampai jika mungkin, teori yang grounded”.

Setelah data didapatkan dari lapangan maka tugas peneliti ialah menganalisis data dengan tujuan mengambil hal-hal yang penting dalam menjawab rumusan masalah. Analisis data meliputi tiga unsur (Sugiyono, 2012, hlm. 341-345) yaitu : 1. Data reduction (reduksi data), data yang didapatkan dari lapangan jumlahnya

cukup banyak untuk itu perlu dicatat secara teliti dan rinci. Pencatatan hal ini dinamakan dengan reduksi data. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang hal yang tidak perlu, sehingga mampu memberikan gambaran yang lebih jelas dan terperinci mempermudah peneliti untuk pengumpulan data selanjutnya.

2. Data display (penyajian data), setelah mereduksi data, maka tahap selanjutnya ialah menyajikan data dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart, dan sejenisnya, dengan tujuan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami.

3. Conclusion drawing/verification, merupakan langkah ketiga dalam analisis

(26)

Sariyeski, 2014

Upaya Pemerintah Desa Dalam Menumbuhkan Gerakan Partisipasi Kelompok Tani Untuk Pemanfaatan Lahan Tidur

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Simpulan dari penelitian ini mencakup pada penjabaran dari pertanyaan penelitian yaitu :

1. Peran pemerintah desa dalam menumbuhkan gerakan partisipasi

kelompok tani untuk pemanfaatan lahan tidur yang ada di Desa Munsalo

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, peran pemerintah desa dalam menumbuhkan partisipasi kelompok tani ialah dengan melakukan berbagai alternatif kegiatan berupa bimbingan, pendidikan, dan pelatihan. Kegiatan pelatihan yang dilaksanakan oleh pemerintah Desa Munsalo dan Pemerintah Kecamatan Kuantan Tengah hampir serupa yaitu seperti menanam cabe dan sayur-sayuran, melihat dari kesuburan tanah yang memungkinkan untuk bertanam sayur-sayuran, mulai dari pemilihan bibit, perawatan dan pemasaran hasilnya. Selain dari itu juga diberikan pelatihan tentang administrasi, manajemen, dinamika kelompok. Pelatihan ini dilaksanakan hanya satu kali dalam enam bulan. Upaya tersebut dinilai sudah memenuhi kualifikasi dalam menunjang keterampilan para kelompok tani di Desa Munsalo. Namun para kelompok tani di Desa Munsalo masih termotivasi dengan honor yang diberikan pemerintah untuk kegiatan pelatihan dan tidak murni keinginan pribadi dari para kelompok tani. Keadaan tersebut membuat para kelompok tani menjadi tergantung kepada pemerintah dan merasa terpaksa dalam melaksanakan kegiatan pelatihan, sehingga para kelompok tani selalu mengharapkan bantuan dari pemerintah dan tidak melakukan apa-apa apabila tidak ada dana yang turun dari pemerintah.

(27)

69

Sariyeski, 2014

Upaya Pemerintah Desa Dalam Menumbuhkan Gerakan Partisipasi Kelompok Tani Untuk Pemanfaatan Lahan Tidur

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

menarik minat masyarakat untuk berpatisipasi mengikuti kegiatan workshop, namun para kelompok tani masih belum sepenuhnya mengaplikasikan hasil dari workshop dan pelatihan yang dilakukan pemerintah sebagai upaya menggerakan

kelompok tani untuk memanfaatkan lahan kosong.

2. Partisipasi kelompok tani dalam pemanfaatan lahan tidur di Desa

Munsalo

Partisipasi kelompok tani mengikuti rangkaian kegiatan pemerintah dalam menumbuhkan partisipasi kelompok tani untuk pemanfaatan lahan tidur sudah cukup bagus, terbukti dengan banyaknya kelompok tani yang mengikuti kegitan bimbingan, pendidikan dan pelatihan. Sedangkan partisipasi kelompok tani di lapangan dalam memanfaatkan lahan tidur masih sangat kurang, ini disebabkan tidak adanya dana yang turun dari pemerintah. Kelompok tani hanya membutuhkan bantuan benih dan pupuk tidak meminta bantuan berbentuk uang, karena para kelompok tani belum berinisiatif mencari mitra sendiri sehingga masih bergantung dengan bantuan benih dan pupuk dari pihak pemerintah.

3. Faktor pendukung dan penghambat pemerintah desa dalam

menumbuhkan partisipasi kelompok tani untuk pemanfaatan lahan tidur

di Desa Munsalo

(28)

70

Sariyeski, 2014

Upaya Pemerintah Desa Dalam Menumbuhkan Gerakan Partisipasi Kelompok Tani Untuk Pemanfaatan Lahan Tidur

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

tersebut belum mencukupi. Oleh karena itu petani lebih dituntut untuk lebih mandiri. Pelaksanaan bimbingan dan pelatihan dilihat dari kelemahan pemerintah dalam hal pendanaan, ini menjadi salah satu faktor penghambat karena bisa menyebabkan berkurangnya partisipasi kelompok tani, karena kelompok tani tidak mendapatkan dana atau bantuan seperti yang mereka inginkan.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan penelitian, saran yang dapat diberikan kepada beberapa pihak terkait dalam penelitian ini, diantaranya :

1. Kepada Pemerintah Desa Munsalo dan Pemerintah Kecamatan Kuantan Tengah supaya lebih tegas lagi dalam membangun partisipasi masyarakat dalam memanfaatkan lahan tidur yang dimiliki oleh kelompok tani untuk dimanfaatkan dan ditanami berbagai macam tanaman atau tumbuhan yang dapat bermanfaat, baik pada aspek ekonomi dan kesejahteraan kelompok tani. Selain itu, pemerintah harus dapat memberi pengetahuan kepada kelompok tani bagaimana cara bermitra dengan pihak lain di luar pemerintah, agar kelompok tani tidak selalu bergantung kepada pemerintah.

2. Kepada kelompok tani agar lebih inisiatif lagi untuk bermitra dengan pihak lain di luar pemerintah dalam mencari sumbangan dana, supaya mereka tetap bisa memanfaatkan lahan tidur yang mereka miliki walaupun tidak ada bantuan yang turun dari pihak pemerintah.

3. Kepada peneliti selanjutnya bagi yang tertarik untuk meneliti lebih jauh mengenai fokus kajian dalam penelitian ini semoga dapat mengembangkan penelitian menggunakan metode kuantitatif.

(29)

71

Sariyeski, 2014

Upaya Pemerintah Desa Dalam Menumbuhkan Gerakan Partisipasi Kelompok Tani Untuk Pemanfaatan Lahan Tidur

(30)

Sariyeski, 2014

Upaya Pemerintah Desa Dalam Menumbuhkan Gerakan Partisipasi Kelompok Tani Untuk Pemanfaatan Lahan Tidur

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku :

Adi, I, R. (2008). Intervensi Komunitas Pengembangan Masyrakat Sebagai Upaya Pemberdayaan Masyarakat. Jakarta : PT Rajagrafindo Persada.

Anwas, O, M. (2013). Pemberdayaan Masyarakat di Era Global. Bandung : CV Alfabeta.

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta.

Arsyad, S. (1989). Konservasi Tanah dan Air. Bogor : Institut Pertanian Bogor (IPB).

Badan Pusat Statistik Kabupaten Kuantan Singingi. (2012). Kecamatan Kuantan Tengah Dalam Angka. Teluk Kuantan : BPS.

Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (BAPPEDA). 2011. Rencana Tata Ruang Wilaya Kabupaten Kuantan Singingi 2011-2016.Teluk Kuantan

Bappeda

Fahrudin, A. (2000). Pemberdayaan Partisipasi dan Penguatan Kapasitas Masyarakat. Bandung : Humaniora.

Ife, J. (2006). Alternatif Pengembangan Masyarakat di Era Globalisasi : Community Development. Yogyakarta : Pustaka Belajar.

Iskandar. (2009). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Gaung Persada Press.

Mardikanto, T. (1993). Penyuluhan Pembangunan Pertanian. Surakarta : Sebelas Maret University Press.

Mubyarto. (1984). Nelayan dan kemiskinan. Jakarta : CV. Rajawali. Monografi Desa Munsalo. (2014). Diperbanyak oleh : Desa Munsalo. Nazir, M. (2005). Metode Penelitian. Bogor : Ghalia Indonesia.

Ndraha, T. (2003). KYBERNOLOGY (Ilmu Pemerintahan Baru). Jakarta : PT Rineka Cipta.

(31)

72

Sariyeski, 2014

Upaya Pemerintah Desa Dalam Menumbuhkan Gerakan Partisipasi Kelompok Tani Untuk Pemanfaatan Lahan Tidur

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Roesmidi dan Risyanti, R. (2008). Pemberdayaan Masyarakat. Bandung : Alqaprint Jatinangor.

Santoso, S. (1992). Pelestarian Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup. Jakarta: Rineka Cipta.

Sastropoetro, S. (1988). Partisipasi, komunikasi, Persuasi, dan Disiplin dalam Pembangunan. Bandung : Penerbit Alumni.

Soeharto, Edi. (2009). Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat. Bandung : PT. Refika Aditama.

Sugiyono. (2008). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung : CV Alfabeta. Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : CV Alfabeta

Suryana, A. (2003). Diversifikasi Pertanian Dalam Proses Mempercepat Laju Pembangunan Nasional. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan.

Profil Kelompok Tani Desa Munsalo. (2014). Diperbanyak oleh :

Universitas Pendidikan Indonesia. (2013). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung : UPI Press.

Undang-Undang Dasar (1945). Pasal 33 ayat (3). Tentang Kekayaan Alam.

Yadov, R. P. (1980). People Participation, Fokus on Mobilization of Rural Development Through Local Participation Intro DB. Mw. Duseldrop.

Sumber Internet :

Referensi

Dokumen terkait

Hasil analisis tersebut mengindikasikan bahwa semakin tinggi tingkat religiusitas seseorang maka variabel religiusitas dapat memoderasi antara kualitas layanan

Menurut penelitian yang dilakukan pada tahun 2014 mengenai respon penerimaan pemberian obat pada anak yang diberi program bermain menjadi lebih kooperatif

mutu SNI maupun BPOM.. Berdasarkan kadar logam berat Pb dan Cd menunjukkan bahwa daging keong mas dan kerang kijing masih dapat dikonsumsi oleh masyarakat. Perebusan merupakan

Beton Cepat Keras (beton mutu tinggi) merupakan beton yang hampir sama dengan beton pada umumnnya , yang membedakan hanya beton cepat keras dapat kering dengan waktu yang sangat cepat

PONCO OILFIELD SUPPLIES & SERVICES Sudah Jadi. 44 044/JIB/13 RINDA FHERDIANSYAH Lulus JIB PRIBADI

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan selama tiga siklus, maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan media kertas origami dapat meningkatkan kemampuan

Istilah akulturasi atau accutulturation atau cultur contact mempunyai beberapa arti di antara para sarjana antropologi, tetapi semua sepaham bahwa konsep itu

5 Saya merasa, hubungan antara bawahan dengan atasan dapat meningkatkan lingkungan kerja yang lebih baik. 6 Saya dapat berhubungan baik dengan sesama rekan kerja saya