• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI KASUS PELAKSANAAN INTERVENSI TERHADAP ANAK DENGAN HAMBATAN KOMUNIKASI DI LINGKUNGAN KELUARGA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "STUDI KASUS PELAKSANAAN INTERVENSI TERHADAP ANAK DENGAN HAMBATAN KOMUNIKASI DI LINGKUNGAN KELUARGA."

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

TESIS

Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan Kebutuhan Khusus

Oleh Rila Muspita 1202655/2012

PENDIDIKAN KEBUTUHAN KHUSUS SEKOLAH PASCASARJANA

(2)

Studi Kasus Pelaksanaan Intervensi Terhadap

Anak dengan Hambatan Komunikasi

di Lingkungan Keluarga

Oleh Rila Muspita

Sebuah tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh

gelar Magister Pendidikan Khusus

© Rila Muspita 2014

Universitas Pendidikan Indonesia Agustus 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang

(3)

DI LINGKUNGAN KELUARGA

Disetujui dan disahkan oleh pembimbing:

Pembimbing I

Dr. Didi Tarsidi, M.Pd 19510601 197903 1 003

Pembimbing II

Dr. Hidayat, Dipl, S.Ed, M.Si 19570711 198503 1 003

Mengetahui,

Ketua Program studi pendidikan kebutuhan khusus

(4)

Rila Muspita, 2015

Studi kasus pelaksanaan intervensi terhadap anak dengan hambatan komunikasi di lingkungan keluarga

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Studi Kasus Pelaksanaan Intervensi terhadap Anak dengan Hambatan Komunikasi

di Lingkungan Keluarga

Rila Muspita1

Program Studi Pendidikan Kebutuhan Khusus

Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia Bandung

Tujuan dari penelitian ini adalah menemukan rangkaian prosedur dan prinsip-prinsip pelaksanaan intervensi terhadap anak dengan hambatan komunikasi. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan strategi studi kasus. Instrument penelitian ini menggunakan wawancara dan dokumentasi. Adapun hasil penelitian ini adalah prosedur pelaksanaan intervensi dan pirinsip dalam melakukan intervensi. Prosedur intervensi terdiri dari identifikasi, asesmen, perencanaan program dan pembuatan media, pelaksanaan intervensi, evaluasi, modifikasi, dan rekomendasi. Sementara prinsipnya adalah edukasi orang tua, melibatkan orang tua, dan memperhatikan aspek perkembangan. Temuan lain dalam penelitian ini adalah adanya aspek penting dalam melakukan intervensi, selanjutnya pada kasus ini anak dengan hambatan komunikasi memiliki perilaku maladaptif, dan pada pelaksanaan intervensi kelompok menggunakan metode semi-trial and error. Penelitian ini direkomendasikan kepada para professional diharapkan prosedur dan prinsip yang peneliti temukan dapat sebagai acuan dalam pelaksanaan intervensi terhadap anak denngan hambatan komunikasi dan direkomendasikan kepada peneliti berikutnya agar dapat meneliti lebih lanjut sehubung dengan penelitian ini.

Kata Kunci : Intervensi, prosedur, dan prinsip

1

(5)

ABSTRACT

A Case Study of the Implementation Intervention towards Children with Communication Impairment in the family environment

Rila Muspita2

Special Needs Education Program

School of Postgraduate Studies Indonesia University of Education

The purpose of this study is to find a series of procedures and principles of implementation of the intervention towards children with communication impairment. This study uses qualitative research methods with the case study strategy. The research instrument using interviews and documentation. The results of this research are the implementation of intervention procedures and the principles of intervention. The intervention procedure consists of identification, assessment, program planning and media production, implementation of the intervention, evaluation, modification, and recommendation. While the principles are educating parents, involving parents, observing the development aspect, giving instructions, and giving reward and punishment. This research is recommended to the professionals and expected the range of procedures and principles can be used as a reference in the implementation of the intervention towards children with communication impairment. The next recommendation to the next researchers is to analyze deeper on the research findings in relation to maladaptive behaviors that appear towards children with communication impairment, what causes such behavior arises, how to handle it and also about the method of semi-trial and error which the researcher has found.

(6)

Rila Muspita, 2015

Studi kasus pelaksanaan intervensi terhadap anak dengan hambatan komunikasi di lingkungan keluarga

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT . ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

UCAPAN TERIMAKASIH ... v

DAFTAR ISI ...vi

DAFTAR TABEL ...viii

DAFTAR GAMBAR ...ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Fokus Penelitian ... 4

C. Pertanyaan Penelitian ... 4

D. Tujuan Penelitian ... 4

E. Manfaat Penelitian ... 4

F. Defenisi Konsep ... 5

BAB II KAJIAN TEORI ... 6

A. Defenisi Intervensi ... 6

B. Anak dengan Hambatan Komunikasi ... 7

1. Defenisi Komunikasi ... 7

2. Defenisi Hambatan Komunikasi ... 8

3. Defenisi Anak dengan Hambatan Komunikasi ... 9

(7)

A. Pendekatan Penelitian ... 12

B. Strategi Penelitian ... 13

C. Objek dan Subjek Penelitian ... 14

D. Teknik Pengumpulan Data ... 14

E. Instrumen Penelitian ... 17

F. Teknis Analisis Data ... 18

G. Pengujian Keabsahan Data ... 19

H. Prosedur Penelitian... 22

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 23

A. Hasil Penelitian ... 23

1. Kasus I: Intervensi terhadap anak dengan hambatan komunikasi (Autism Spectrum Disorder) ... 23

2. Kasus II: Intervensi terhadap anak dengan hambatan komunikasi (anak dengan intelektual rendah) ... 35

3. Kasus III: Intervensi terhadap anak dengan hambatan komunikasi (anak dengan Cerebral Palsy) ... 45

B. Pembahasan ... 51

1. Prosedur Intervensi terhadap anak dengan hambatan komunikasi (Autism Spectrum Disorder, anak dengan intelektual rendah, dan anak dengan Cerebral Palsy) ... 51

2. Prinsip Intervensi terhadap anak dengan hambatan komunikasi (Autism Spectrum Disorder, anak dengan intelektual rendah, dan anak dengan Cerebral Palsy) ... 57

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 59

(8)

Rila Muspita, 2015

Studi kasus pelaksanaan intervensi terhadap anak dengan hambatan komunikasi di lingkungan keluarga

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(9)

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Kebutuhan mendasar seseorang untuk dapat berinteraksi dengan lingkungannya dengan komunikasi. Komunikasi juga merupakan bentuk penyampaian pesan dari seseorang kepada orang lain. Komunikasi pada kaidahnya merupakan penyampaian informasi melalui bicara dan bahasa, tekanan, kecepatan, intonasi, kualitas suara, pendengaran dan pemahaman, ekspresi muka, dan gerak-isyarat tangan (Samuel A, Kirk, 1989: 244). Komunikasi memiliki 3 komponen, yaitu : pengirim ( a sender), pesan ( a message), dan penerima ( a receiver). Pengirim pesan sering disebut juga sebagai komunikator dan penerima pesan disebut komunikan.

(10)

2

Rila Muspita, 2015

Studi kasus pelaksanaan intervensi terhadap anak dengan hambatan komunikasi di lingkungan keluarga

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

verbal dan non verbal. Komunikasi verbal akan mempermudah komunikator menyampaikan informasinya kepada komunikan, sementara dengan adanya komunikasi non verbal akan mempertegas bahwa pentingnya informasi itu disampaikan.

Seringkali terjadi kesalahan dalam berkomunikasi yang mengakibatkan terjadinya hambatan komunikasi. Hambatan komunikasi bisa saja terjadi karena adanya distorsi antara pengirim pesan (a sender) dengan penerima pesan (a receiver) atau bahkan terhadap pesan itu sendiri (a message). Distorsi dapat terjadi oleh pengirim pesan (a sender) dikarenakan pengirim pesan mempunyai masalah tertentu seperti hambatan berbicara, hambatan persepsi atau lain sebagainya yang mengakibatkan pesan tidak sampai kepada penerima pesan (a receiver). Atau sebaliknya, ketika penerima pesan (a receiver) mempunyai masalah tertentu seperti hambatan pendengaran atau persepsi, memungkinkan penerima pesan (a receiver) sulit memahami pesan yang mengakibatkan terjadinya kesalahan dalam berkomunikasi. Adapun kesalahan terhadap pesan itu sendiri (a message). Pesan yang tidak jelas juga mengakibatkan kebingungan antara pengirim pesan dan penerima pesan.

(11)

Disorder), anak dengan ASD (Autism Spectrum Disorder), anak dengan Cerebral

Palsy, anak dengan hambatan tingkat intelektual dan lain sebagainya.

Anak yang mengalami hambatan komunikasi harus dibantu dan ditangani segera mungkin. Anak dengan hambatan komunikasi dapat dibantu dengan pendekatan augmentatif dan alternatif komunikasi. Dimana sebuah pendekatan yang menggunakan teknik dan media untuk menggantikan komunikasi secara lisan. Membantu anak untuk dapat berkomunikasi atau menolong anak untuk memecahkan permasalahannya dapat disebut dengan intervensi. Kaidah dari intervensi itu sendiri bahwasanya upaya untuk merubah perilaku, pikiran, atau perasaan seseorang sehingga dapat menjadi lebih baik.

Intervensi sebaiknya dilakukan di lingkungan keluarga, karena keluarga merupakan tonggak awal anak untuk melakukan komunikasi. Dalam melakukan intervensi mempunyai prosedur serta prinsip-prinsip yang harus dilakukan. Prosedur dalam melakukan intervensi yang telah tersusun secara sistematis cenderung berobah atau mengalami perobahan saat proses intervensi berjalan. Perobahan-perobahan itu sendiri terjadi karena berbagai faktor, diantaranya kondisi anak, keterbatasan waktu, keterbatasan media dan lain sebagainya.

(12)

4

Rila Muspita, 2015

Studi kasus pelaksanaan intervensi terhadap anak dengan hambatan komunikasi di lingkungan keluarga

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Intervensi yang dilakukan pada tiga kasus ini mempunyai prosedur dan mempunyai prinsip tertentu. Dengan demikian, peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian lebih dalam mengenai intervensi terhadap anak dengan hambatan komunikasi. Sehingga menemukan fakta-fakta dan menginterpretasi data untuk dapat menemukan prosedur dan prinsip yang mendasar dalam melakukan intervensi terhadap anak dengan hambatan komunikasi yang akan menjadi acuan dalam melakukan intervensi terhadap anak dengan hambatan komunikasi.

B.Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang peneliti uraikan, maka peneliti menarik fokus penelitian ini yaitu bagaimanakah pelaksanaan intervensi terhadap anak dengan hambatan komunikasi (kasus I, kasus II, dan kasus III)?

C.Pertanyaan Penelitian

Peneliti menjabarkan beberapa pertanyaan penelitian yang menjadi dasar dari penelitian ini sebagai berikut:

1. Bagaimanakah prosedur pada setiap kasus mengenai pelaksanaan intervensi terhadap anak dengan hambatan komunikasi?

2. Apakah yang menjadi prinsip dalam pelaksanaan intervensi terhadap anak dengan hambatan komunikasi?

D.Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah menemukan rangkaian prosedur dan menemukan prinsip dalam melakukan intervensi terhadap anak dengan hambatan komunikasi.

(13)

Manfaat penelitian ini dapat dikategorikan sebagai manfaat teoritis dan manfaat praktis. Secara teoritis, penelitian bermanfaat bagi pengembangan ilmu pendidikan kebutuhan khusus, khususnya ilmu mengenai intervensi terhadap anak dengan hambatan komunikasi.

Secara praktis diharapkan penelitian ini membawa manfaat sebagai berikut : 1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan pelaksanaan intervensi

terhadap anak dengan hambatan komunikasi

2. Sebagai referensi dalam melakukan intervensi terhadap anak dengan hambatan komunikasi.

F. Defenisi Konsep

Defenisi konsep yang peneliti maksud adalah sebuah pernyataan memberikan makna pada istilah tertentu yang akan banyak ditemui pada pembahasan atau penelitian nantinya. Istilah yang akan banyak ditemui nantinya yaitu,

1. Konsep Intervensi

Maksud intervensi dalam penelitian ini adalah merupakan serangkaian aktivitas atau perlakuan yang dilakukan oleh pihak tertentu secara sistematis terhadap seseorang untuk dapat merubah prilaku, pikiran, atau perasaan seseorang serta hambatan yang dialami oleh orang tersebut.

2. Konsep Hambatan Komunikasi

(14)

6

Rila Muspita, 2015

Studi kasus pelaksanaan intervensi terhadap anak dengan hambatan komunikasi di lingkungan keluarga

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(15)

BAB III

METODE PENELITIAN

Pada bab tiga merupakan uraian dari metode penelitian yang akan digunakan oleh peneliti dalam melakukan penelitian mengenai intervensi terhadap anak dengan hambatan komunikasi. Peneliti akan memaparkan delapan aspek yang akan dibahas pada bab tiga ini yaitu pendekatan penelitian, strategi penelitian, objek dan subjek penelitian, teknik pengumpulan data, instrument penelitian, teknik analisis data, pengujian kredibilitas data, dan prosedur penelitian.

A.Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Dimana penelitian kualitatif merupakan sebuah penelitian dengan latar alamiah (naturalistik). Penelitian kualitatif sering disebut dengan penelitian naturalistic karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting).

Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandasan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.

(16)

Rila Muspita, 2015

Studi kasus pelaksanaan intervensi terhadap anak dengan hambatan komunikasi di lingkungan keluarga

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ikan. Sedangkan dalam penelitian kualitatif akan melihat yang lebih dalam mengapa ia memancing. Ia memancing mungkin untuk menghilangkan stres, dari pada nganggur, atau mencari teman. Jadi realitas itu merupakan konstruksi atau interpretasi dari pemahaman terhadap semua data yang tampak di lapangan.

Menurut Sugiyono (2012:13) karakteristik penelitian kualitatif adalah sebagai berikut:

1. Dilakukan pada kondisi yang alamiah, (sebagai lawannya eksperimen), langsung ke sumber data dan peneliti adalah instrumenm kunci

2. Penelitian kualitatif lebih bersifat deskriptif. Data yang terkumpul berbentuk kata-kata atau gambar, sehingga tidak menekankan pada angka 3. Penelitian kualitatif lebih menekankan pada proses daripada produk atau

outcome

4. Penelitian kualitatif melakukan analisis data secara induktif

5. Penelitian kualitatif lebih menekankan makna (data dibalik yang teramati)

Erickson dalam Sugiyono ( 2012: 14) menyatakan bahwa penelitian kualitatif itu dilakukan secara intensif, peneliti ikut berpartisipasi lama di lapangan, mencatat secara hati-hati apa yang terjadi, melakukan analisis reflektif terhadap berbagai dokumen yang ditemukan di lapangan, dan membuat laporan penelitian secara mendetail.

B.Strategi Penelitian

(17)

kasus dipertegas oleh pernyataan Stake dalam John W. Creswell (2010: 20) bahwa:

Studi kasus merupakan strategi penelitian dimana peneliti menyelidiki secara cermat suatu program, peristiwa, aktivitas, proses, atau sekelompok individu. Kasus-kasus dibatasi oleh waktu dan aktivitas, dan peneliti mengumpulkan informasi secara lengkap dengan menggunakan berbagai prosedur pengumpulan data berdasarkan waktu yang telah ditentukan.

Yin dalam Nusa Putra (2013: 181) menjelaskan bahwa studi kasus adalah suatu inkuiri empiris yang menyelidiki fenomena di dalam kehidupan nyata, bilamana batas-batas antara fenomena dan konteks tak tampak dengan tegas, dan dimana multisumber bukti dimanfaatkan. Sebagai inkuiri empiris, studi kasus berbasis fakta dan data.

C.Objek dan Subjek Penelitian

Objek penelitian merupakan sesuatu yang menjadi titik perhatian dan apa yang akan diselidiki dalam penelitian. Adapun objek dari penelitian ini adalah pelaksaan intervensi terhadap anak dengan hambatan komunikasi. Sementara itu, subjek penelitian merupakan sesuatu yang sangat penting kedudukannya di dalam penelitian yang akan menjadi responden dalam sebuah penelitian. Subjek penelitian dapat berupa benda, hal, atau orang. Sehingga dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitiannya adalah kelompok yang melakukan intervensi terhadap anak dengan hambatan komunikasi.

D.Teknik Pengumpulan Data

(18)

Rila Muspita, 2015

Studi kasus pelaksanaan intervensi terhadap anak dengan hambatan komunikasi di lingkungan keluarga

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

oleh kualitas alat yang pengambilan data atau alat pengukurnya serta kualifikasi pengambilan data.

Teknik pengambilan data yang dilakukan peneliti sebagai berikut: 1. Teknik Wawancara

Wawancara adalah teknik pengumpulan data melalui proses tanya jawab dan lisan yang berlangsung satu arah, artinya pertanyaan datang dari pihak yang mewawancarai dan jawaban diberikan oleh yang diwawancarai. Wawancara digunakan dalam rangka memperoleh data informasi verbal. Sementara menurut Husaini (2009: 55) wawancara merupakan Tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih secara lansung. Pewawancara disebut interviewer, sedangkan orang yang diwawancarai disebut interviewee.

Wawancara yang dilakukan peneliti adalah wawancara tidak terstruktur yang sering dikenal dengan wawancara sederhana atau wawancara yang tidak sistematis, tidak terstruktur atau wawancara bebas. Dalam wawancara bebas, pewawancara tidak dikendalikan oleh pedoman tertentu, responden dengan mudah mengemukakan jawabannya. Wawancara semacam ini digunakan untuk menemukan informasi yang bukan baku atau informasi tunggal. Hasil wawancara semacam ini menekankan perkecualian penyimpangan, penafsiran yang tidak lazim, penafsiran kembali, pendekatan baru, pandangan ahli, atau perspektif tunggal. Sebagaimana yang diutarakan oleh Sugiyono (2012 : 234) sebagai berikut :

(19)

Peneliti melakukan wawancara kepada salah satu anggota kelompok dan anggota keluarga dalam rangka untuk menambah kelangkapan data yang bertujuan mempermudah peneliti dalam menganalisis data.

2. Studi Dokumentasi

Pada penelitian ini, peneliti sangat membutuhkan studi dokumentasi. Melalui studi dokumentasi ini peneliti dapat mengamati serta menganalis alur prosedur intervensi terhadap anak dengan hambatan komunikasi beserta video dokumenter proses saat pelaksanaan intervensi berlansung.

Menurut Sugiyono (2012 : 240) dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Sehingga untuk mendukung kelengkapan data yang dibutuhkan dalam penelitian maka digunakan studi dokumentasi yang berkaitan dengan pelaksanaan intervensi terhadap anak dengan hambatan komunikasi untuk membantu peneliti dalam menverifikasikan data yang didapat dari observasi dan wawancara.

Kegiatan studi dokumentasi di dalam penelitian ini adalah mempelajari beberapa video beserta laporan dari masing-masing kasus yang bertujuan untuk memperkuat hasil analisis beserta hasil temuan dari peneliti. Peneliti mempelajari laporan dari masing-masing data terhadap kasus dan mengkonfirmasi dengan mempelajari beberapa video dan dokumen lainnya yang dirasa perlu.

E. Instrumen Penelitian

(20)

Rila Muspita, 2015

Studi kasus pelaksanaan intervensi terhadap anak dengan hambatan komunikasi di lingkungan keluarga

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penelitian ini bertujuan untuk mempermudah peneliti untuk mengambil data sesuai dengan fokus penelitian sehingga data yang didapat tidak mengambang.

Sebelum membuat pedoman wawancara dan pedoman observasi, peneliti merasa perlu membuat kisi-kisi dari penelitian ini, adapun kisi-kisinya sebagai berikut :

Tabel 3.1. Kisi-kisi Penelitian

(21)

F. Teknik Analisis Data

Berdasarkan teknik pengumpulan data yang dipergunakan, maka diperlukan adanya kegiatan menganalisis data. Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan catatan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabar kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.

Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan pada saat pengumpulan data berlansung, dan setelah pengumpulan data pada periode tertentu. Pada saat pengumpulan data, peneliti perlu memperhatikan komponen dalam menganalisis data seperti mereduksi data, penyajian data, dan verifikasi data. Sebagaimana yang dipaparkan oleh Sugiyono (2012: 246) bahwa adanya analisis data di lapangan model Miles and Huberman sebagai berikut :

1. Reduksi data (data reduction). Kegiatan mereduksi data merupakan kegiatan merangkum, memilih hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya

2. Penyajian data (data display). Kegiatan ini bertujuan uuntuk mengorganisasikan data dengan uraian singkat dan tersusun dalam pola saling berhubungan sehingga data mudah dipahami

3. Verifikasi (conclusion drawing). Langkah selanjutnya adalah menarik kesimpulan sehingga mendapatkan temuan baru yang selama ini belum pernah ada.

(22)

Rila Muspita, 2015

Studi kasus pelaksanaan intervensi terhadap anak dengan hambatan komunikasi di lingkungan keluarga

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

peneliti. Langkah-langkah dalam menganalisis data pada penelitian adalah sebagai berikut:

a. Mencatat hasil penelitian yang telah diperoleh melalui observasi dan wawancara tentang pelaksanaan intervensi terhadap anak dengan hambatan komunikasi

b. Mengklasifikasikan data yang telah diperoleh melalui observasi dan wawancara pelaksanaan intervensi terhadap anak dengan hambatan komunikasi

c. Menganalisis data yang telah diperoleh. Data yang di dapat terlebih dashulu diseleksi, disederhanakan secara sistematis dan rasional

d. Memberikan interpretasi terhadap data yang di dapat. Memberikan makna (memaknai) data yang telah diperoleh dari kegiatan analisis tentang intervensi terhadap anak dengan hambatan komunikasi

e. Menarik kesimpulan dari hasil analisis tentang intervensi terhadap anak dengan hambatan komunikasi, yang bertujuan untuk mendapatkan temuan dari hasil penelitian.

G.Pengujian Kredibilitas Data

Pengujian kredibilitas data diperlukan untuk pengecekkan data yang dilaporkan dengan data yang di temui di lapangan. Atau dalam artian untuk mendapatkan data yang valid, dimana data yang tidak berbeda dengan data yang did apt dengan data yang dilaporkan. Data yang kredibilitas merupakan data yang konsisten dan cendrung valid. Seperti yang dipaparkan oleh Sugiyono (2012: 268)

bahwa “temuan atau data dapat dinyatakan valid apabila tidak ada perbedaan

antara yang dilaporkan dengan apa yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang

diteliti”.

(23)

1. Triangulasi data

Tirangulasi data merupakan teknik pemeriksaan data diluar dari data itu untuk keperluan pengecekan atau perbandingan dari data itu. Seperti yang dikemukakan oleh Sugiyono (2012: 273) sebagai berikut :

Triangulasi data adalah sebagai suatu pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu. Sehingga ada tiga bentuk triangulasi data, yaitu :

a. Triangulasi sumber. Triangulasi sumber untuk menguji kredebilitas data dilakukan dengan mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber

b. Triangulasi teknik. Triangulasi teknik dilakukan dengan cara mengecek data yang sama dengan teknik yang berbeda

c. Triangulasi waktu. Triangulasi waktu untuk mengecekan data dilakukan dalam kurun waktu yang berbeda.

Peneliti melakukan triangulasi data dengan mencocokkan hasil analisis peneliti melalui dokumen sebuah laporan intervensi terhadap anak dengan hambatan komunikasi lalu mengkonfirmasi dengan wawancara.

2. Menggunakan bahan referensi

Pada penelitian ini lebih cenderung mengamati dokumentasi proses pelaksanaan interventi terhadap anak dengan hambatan komunikasi. Pengamatan itu dilakukan melalui video, foto, dan dokumen lainnya yang dapat dipercaya. Sehingga untuk melihat kredibilitas data peneliti menggunakan bahan referensi. Hal ini juga di paparkan oleh sugiyono (2012: 275) bahwa yang dimaksud dengan bahan referensi disini adalah adanya pendukung untuk membuktikan data yang telah ditemukan oleh peneliti. Contoh, hasil wawancara diperlukannya bukti dengan rekaman hasil wawancara.

(24)

Rila Muspita, 2015

Studi kasus pelaksanaan intervensi terhadap anak dengan hambatan komunikasi di lingkungan keluarga

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Diskusi dengan sejawat diperlukan karena dapat membantu peneliti mendapatkan masukan terhadap data atau hasil temuan dari penelitian ini. Sebagai mana yang diutarakan oleh Nusa Putra (2013: 109) sebagai berikut :

Diskusi teman sejawat adalah suatu upaya untuk mendapatkan masukan dari beberapa ahli metodologi dan/atau ahli bidang kajian. Maksudnya untuk mendapatkan second opinions bisa diperoleh dari masukan orang yang tidak terlibat dalam penelitian. Dan sebaiknya dilakukan saat penelitian berlansung.

4. Mengadakan membercheck

Membercheck dapat juga dikatan suatu cara untuk mengkonfirmasi data

yang telah didapat. Menurut Sugiyono (2012: 276) membercheck adalah proses pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada pemberi data. Selain itu, Creswell (2010: 287) mengatakan bahwa membercheck dilakukan untuk mengetahui akurasi hasil penelitian. Membercheck dapat dilakukan dengan membawa kembali laporan akhir atau deskripsi-deskripsi atau tema yang spesifik ke dalam partisipan untuk mengecek apakah data yang didapat sudah akurat.

(25)

H. Prosedur Penelitian

Analisis dan Interpretasi Data

KASUS

Kasus I Kasus II Kasus III

Observasi, wawancara, dokumentasi

Observasi, wawancara, dokumentasi

Data Primer

Data mengenai pelaksanaan intervensi

terhadap ketiga kasus

Pengujian Kredibilitas Data

Reduksi data, Penyajian data, verifikasi data.

Triangulasi, menggunakan bahan

referensi, mengadakan membercheck Observasi,

wawancara, dokumentasi

(26)

Rila Muspita, 2015

Studi kasus pelaksanaan intervensi terhadap anak dengan hambatan komunikasi di lingkungan keluarga

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 3.1. Prosedur Penelitian

Keterangan :

Uraian dari prosedur penelitian ini sebagai berikut :

1. Peneliti menelukan kasus yang terdiri dari tiga kasus yaitu kasus I merupakan intervensi terhadap anak dengan hambatan komunikasi yang disebabkan dari kedaan anak dengan ASD (Autism Spectrum Disorder), Kasus II intervensi terhadap anak dengan hambatan komunikasi dari keadaan anak dengan Cerebral Palsy, dan kasus III intervensi terhadap anak dengan hambatan

komunikasi dari keaadaan anak dengan keterbelakangan mental

2. Berdasarakan ketiga kasus, peneliti akan mengumpulkan datanya melalui Observasi, wawancara dan studi dokumentasi

3. Melalui pengumpulan data tersebut, peneliti akan mendapatkan data primer mengenai intervensi terhadap anak dengan hambatan komunikasi

4. Dari data tersebut maka peneliti akan mengadakan analisis data dengan mereduksi data, menyajikan data, dan memverifikasi data

5. Hasil dari analisis data, peneliti akan mendapatkan temuan penelitian. Agar temuan penelitian akurat, peneliti perlu melakukan pengujian kredibilitas data melalui triangulasi data, menggunakan bahan referensi, dan mengadakan membercheck

(27)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Bab ini merupakan paparan terakhir pada penulisan penitian ini yang mencakup kesimpulan dan saran. Sebagaimana yang peneliti paparkan di bawah ini.

A.Kesimpulan

Kesimpulan yang peneliti maksud disini adalah pemaparan dari hasil temuan peneliti. Temuan tersebut merupakan jawaban atas pertanyaan penelitian yang terdapat pada bab sebelumnya yaitu mengenai prosedur dan prinsip dalam melakukan intervensi terhadap anak dengan hambatan komunikasi. Adapun temuan tersebut sebagai berikut :

1. Prosedur intervensi terhadap anak dengan hambatan komunikasi (Kasus I, Kasus II, dan Kasus III)

(28)

Rila Muspita, 2015

Studi kasus pelaksanaan intervensi terhadap anak dengan hambatan komunikasi di lingkungan keluarga

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 5.1 Prosedur Pelaksanaan Intervensi terhadap Anak dengan Hambatan Komunikasi

TAHAP I

IDENTIFIKASI

TAHAP II

ASESMEN

TAHAP III

PERENCANAAN PROGRAM DAN PEMBUATAN

MEDIA

TAHAP IV

PELAKSANAAN INTERVENSI

TAHAP VI

MODIFIKASI MEDIA DAN PROGRAM

TAHAP VI

REKOMENDASI

TAHAP V

(29)

2. Prinsip dalam melakukan intervensi terhadap anak dengan hambatan komunikasi (Kasus I, Kasus II, dan Kasus III)

Selanjutnya peneliti menemukan prinsip dalam melaksanakan intervensi yaitu pemberian informasi kepada keluarga, dukungan keluarga, memperhatikan aspek-aspek yang berkaitan dengan perkembangan anak, Sebagaimana diuraikan berikut :

a. Perlu adanya edukasi atau pemberian informasi terhadap keluarga terlebih dahulu akan pentingnya intervensi dilakukan, dengan pemberian informasi terus menerus akan membuat keluarga menyadari intervensi penting dilakukan kepada anak

b. Melibatkan orangtua dan meminta dukungan penuh terhadap orangtua. Agar intervensi terlaksana dengan baik, maka butuh dukungan orangtua atau orang terdekat secara penuh. Namun keterlibatan keluarga atau orang terdekat memiliki perbedaan tingkatannya

(30)

Rila Muspita, 2015

Studi kasus pelaksanaan intervensi terhadap anak dengan hambatan komunikasi di lingkungan keluarga

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berkaiatan dengan hal di atas peneliti juga menemukan aspek penting dalam melakukan intervensi yang diuraikan sebagai berikut:

a. Saat pelaksanaan intervensi, perhatikan mengenai pemberian intruksi terhadap anak. Gunakan intruksi yang benar-benar sesuai dengan kondisi anak atau yang bisa dipahami anak dan menggunakan bahasa atau gesture yang sudah akrab dengan anak

b. Berikanlah reward dan punishment sesuai dengan kebutuhan dan kondisi anak. Sebaiknya jangan berikan reward dan punishment apabila kondisi anak belum mengetahui makna dari reward dan punishment tersebut

c. Pada pelaksanaan intervensi perlu di ketahui tidak akan bisa dilakukan seideal mungkin seperti apa yang telah tersusun secara rapih. Asesor harus cepat tanggap ketika hal-hal diluar yang telah direncanakan terjadi.

(31)

B.Rekomendasi

Rekomendasi penelitian mengenai intervensi terhadap anak dengan hambatan komunikasi akan peneliti tujukan kepada:

1. Para profesianal. Para profesional disini sepeti terapis, guru dan sejenisnya. Diharapkan rangkaian prosedur dan prinsip ini dapat digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan intervensi terhadap anak dengan hambatan komunikasi 2. Peneliti berikutnya. Peneliti menyadari banyaknya kekurangan terhadap

penelitian ini. Seperti keterbatasan waktu dan pemberian interpretasi terhadap data. Selain itu peneliti berikutnya dapat meneliti lebih dalam lagi mengenai temuan peneliti sehubungan dengan perilaku maladaptif yang muncul terhadap anak dengan hambatan komunikasi, apa penyebab perilaku tersebut muncul, bagaimana cara mengatasinya dan mengenai metode semi-trial and error yang peneli temukan. Sehingga diharapkan akan ada penelitian berikutnya agar penelitian intervensi terhadap anak dengan hambatan komunikasi dalam tergali lebih dalam lagi dan menemukan temuan baru.

(32)

64

Rila Muspita, 2015

Studi kasus pelaksanaan intervensi terhadap anak dengan hambatan komunikasi di lingkungan keluarga

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Bagaskorowati, R. (2010). Anak Beresiko, Identifikasi, Asesmen, dan Intervensi Dini. Bogor: Ghalia Indonesia

Bursztyn, A. M. (2007). The Praeger Handbook of Special Education.London :Praeger Publisher

Cresswell, J. W. (2010). Research Design (Pendekatan Kualitatif, kuantitatif, dan Mixed). Yogyakarta: PustakaPelajar

Erber , N. P. (2011). Auditory Communication for deaf children (A quide for teachers, parents and health professionals).Australia : ACER Press

Joegolan. 2009. Pengertian Belajar dan Motivasi Belajar. (Online). Tersedia di: http://joegolan.wordpress.com/2009/04/13/pengertian-belajar/. Diakses 02 Juli 2014

Littejohn, S. W. dkk.(2009). Teori Komunikasi. Jakarta: Salemba Humanika

Maulana, M. (2008). Anak Autis. Yogjakarta: Katahati

Nursalim, M. (2013). Strategi dan Intervensi Konseling. Jakarta: Akademia Permata

Peeters, T. (2009).Panduan Autisme Terlengkap. Jakarta: Dian Rakyat

Purwanta, E. (2012). Modifikasi Prilaku. Yogyakarta: PustakaPelajar

Putra, N. (2013). Penelitian Kualitatif IPS. Bandung: RemajaRosdakarya

Rahardja, D. 2006. Pengantar Pendidikan Luar Biasa. University of Tsukuba

Rohim, S. (2009). Teori komunikasi. Jakarta: PT. RinekaCipta

(33)

Smith, D. D. (2006). Introduction Special Education (Teaching in an Age of opportunity). Printed in the United States of America

Smith, J. D, (Sugiarmin, M danBaihaqi, MIF : peyunting) (2012). Sekolah Inklusif (Konsep Dan penerapan pembelajaran). Bandung: Nuansa

Somad, P. (2007). Pengembangan Keterampilan interaksi Komunikasi pada Anak Berkebutuhan Khusus. Bandung

Strauss, A dan Corbin, J. (2013). Dasar-dasar Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta

Sunardi dan Sunaryo.(2007). Intervensi Dini ABK. Jakarta: Departemen Pendidikan nasional, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Direktorat Ketenagaan

Sunardi (2012). Model Pendekatan konseling keluarga untuk Intervensi Dini Anak Berkebutuhan Khusus. Prosiding pada seminar International Pasca Siswazah Pendidikan Khas UKM-UPI

Suryabrata, S. 2006. metodologi Penelitian. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Van Tiel, M. J. (2011). Pendidikan Anakku Terlambat Bicara. Jakarta: Prenada

Vardiansyah, D. (2008). Filsafat Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT. Indeks

Warrick, A. (1998). Communication without Speech. Canada: ISAAC

Yin, R. K. (2013). StudiKasus (Desain dan Metode). Jakarta: Rajagrafindo Persada

Gambar

Tabel 3.1. Kisi-kisi Penelitian
Gambar 5.1 Prosedur Pelaksanaan Intervensi terhadap  Anak dengan Hambatan Komunikasi

Referensi

Dokumen terkait

Dalam proses pembelajaran sejarah identik dengan menggunakan metode ceramah dalam kegiatan belajar mengajar, dengan ini perlu dikembangkan suatu kemampuan berpikir

(2) Hipotik atau fidusia dapat juga dibebankan atas tanah sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) beserta rumah susun yang akan dibangun sebagai jaminan pelunasan

PENERAPAN MEDIA FILM SEBAGAI SUMBER BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGOLAH INFORMASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

(direkam oleh: Tumpal Saragih tanggal 23 Februari 2013 di Desa Mbereng Kecamatan Kerajaan, Pakpak Bharat). transkripsi: Tumpal Saragih dibantu

Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Jendral Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Derektorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama (2006). Panduan Pengembangan

Simbolon, J.Wely, 2010 : Kajian Organologis Garantung Buatan Bapak Junihar Sitohang di Kelurahan Helvetia Timur , Kecamatan Helvetia Kota Medan.. Skripsi S-1 pada

1. Ruang adalah wadah yang meliputi ruang daratan, ruang lautan dan ruang udara sebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia dan makhluk lainnya hidup dan melakukan

Data Hasil Tes Awal dan Tes Akhir Untuk Keterampilan Generik dan Penguasaan Konsep Siswa .... Rekapitulasi Hasil Perhitungan Statistik