• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGGUNAAN CONCEPTUAL CHANGE MODEL BERBANTUAN MEDIA SIMULASI VIRTUAL UNTUK MENURUNKAN KUANTITAS SISWA YANG MISKONSEPSI DAN MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA SMK PADA MATERI FLUIDA STATIS.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGGUNAAN CONCEPTUAL CHANGE MODEL BERBANTUAN MEDIA SIMULASI VIRTUAL UNTUK MENURUNKAN KUANTITAS SISWA YANG MISKONSEPSI DAN MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA SMK PADA MATERI FLUIDA STATIS."

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

PENGGUNAAN CONCEPTUAL CHANGE MODEL BERBANTUAN

MEDIA SIMULASI VIRTUAL UNTUK MENURUNKAN KUANTITAS

SISWA YANG MISKONSEPSI DAN MENINGKATKAN PEMAHAMAN

KONSEP SISWA SMK PADA MATERI FLUIDA STATIS

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Untuk Memperoleh Gelar

Magister Pendidikan Program Studi Pendidikan Fisika

Oleh

MARWIAH

1201089

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

MARWIAH

PENGGUNAAN CONCEPTUAL CHANGE MODEL BERBANTUAN

MEDIA SIMULASI VIRTUAL UNTUK MENURUNKAN KUANTITAS

SISWA YANG MISKONSEPSI DAN MENINGKATKAN PEMAHAMAN

KONSEP SISWA SMK PADA MATERI FLUIDA STATIS

Disetujui dan disahkan oleh pembimbing

Pembimbing I

Dr. Andi Suhandi, M.Si

NIP. 196908171994031003

Pembimbing II

Dr. Johar Maknun, M.Si

NIP. 196803081993031002

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Fisika

Dr. Ida Kaniawati, M.Si

(3)

1.

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis dengan judul “Penggunaan

Conceptual Change Model Berbantuan media simulasi virtual Untuk

Menurunkan Kuantitas Siswa yang Miskonsepsi dan Meningkatkan

Pemahaman Konsep Siswa SMK Pada Materi Fluida Statis” ini beserta

seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung risiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Agustus 2014 Yang membuat pernyataan,

(4)

PENGGUNAAN CONCEPTUAL CHANGE MODEL BERBANTUAN MEDIA SIMULASI VIRTUAL UNTUK MENURUNKAN KUANTITAS SISWA YANG

MISKONSEPSI DAN MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA SMK PADA MATERI FLUIDA STATIS

Oleh Marwiah

Universitas Pendidikan Indonesia, 2014

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd) pada Prodi Pendidikan Fisika

© Marwiah 2014

Universitas Pendidikan Indonesia Agustus 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(5)

Allah pasti akan mengangkat orang-orang yang

beriman dan berpengetahuan diantaramu

beberapa tingkat lebih tinggi (Q.S 58 : 11)

Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka

apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah

dengan sunguh-sungguh (urusan) yang lain (Q.S 94 : 6

7)

Aku berpikir dan terus berpikir selama berbulan-bulan dan bertahun-tahun.

Sembilan puluh sembilan kali, kesimpulan yang kubuat salah. Yang keseratus

kali aku benar.

(Albert Einstein)

Ya Allah jadikanlah aku bagian dari

orang-orang

yang pandai-pandai bersyukur padaMu

dengan berbuat amal kebaikan

dengan ilmu yang telah Engkau limpahkan

(6)

2.

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang tiada hentinya mencurahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan tesis dengan judul “Penggunaan Conceptual Change Model

Berbantuan Media Simulasi Virtual Untuk Menurunkan Kuantitas Siswa yang Miskonsepsi dan Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa SMK Pada Materi Fuida Statis”.

Tesis ini menggambarkan bagaimana penggunaan Conceptual Change Model berbantuan media simulasi virtual dalam pembelajaran fisika. Tesis ini

memperlihatkan bagaimana penurunan kuantitas siswa yang miskonsepsi dan peningkatan pemahaman konsep siswa setelah diimplementasikan Conceptual Change Model berbantuan media simulasi virtual dalam pembelajaran fisika.

Selain itu tesis ini memberikan gambaran kepada guru fisika yang akan menggunakan CCM berbantuan media simulasi virtual sebagai salah satu model pembelajaran yang dapat memfasilitasi perubahan konsepsi siswa yang keliru menjadi konsepsi ilmiah.

Penulis menyadari bahwa tesis ini masih terdapat kekurangan dan keterbatasan, oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan untuk perbaikan di masa yang akan datang. Akhirnya, semoga penelitian ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan, serta menjadi sumbangan yang cukup berarti bagi dunia pendidikan. Akhir kata semoga Allah SWT senantiasa membuka jalan bagi peningkatan mutu pendidikan dalam upaya mendapatkan ridho-Nya. Amin.

Bandung, Agustus 2014 Penulis,

(7)

3.

UCAPAN TERIMAKASIH

Penulis menyadari dan merasakan sepenuhnya, bahwa dalam penyelesaian tesis ini tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setulus-tulusnya kepada yang terhormat:

1. Bapak Dr. Andi Suhandi, M.Si, selaku Dosen Pembimbing pertama dan Bapak Dr. Johar Maknun, M.Si, selaku Dosen Pembimbing kedua yang telah memberikan bimbingan ditengah-tengah kesibukannya dengan sabar dan kesungguhan sampai selesainya tesis ini.

2. Ibu Dr. Ida Kaniawati, M.Si., selaku Dosen Pembimbing Akademik dan Ketua Program Studi Pendidikan Fisika yang telah memberikan semangat dan kemudahan selama penulis menempuh pendidikan di SPS UPI.

3. Bapak dan Ibu dosen pada Sekolah Pascasarjana UPI, yang telah banyak memberikan bimbingan dan ilmu kepada penulis selama menempuh pendidikan .

4. Bapak dan Ibu dosen yaitu Dr. Aloysius Rusli, Dr. Parsaoran Siahaan, Dr. Ida Kaniawati, M.Si, Dr. Ida Hamidah, M.Si., dan Dr. Muslim, M.Pd, yang telah bersedia menjadi pen-judgement instrumen penelitian

5. Kepala SMKN 2 Kota Bandung atas bantuan dan bimbingannya dalam pengumpulan data di lapangan sehingga tesis ini dapat terselesaikan.

6. Lailatul Nur’aini S.Pd, Hj Nining Kurnianingsih, S.Pd, Dra Rara Yuniarti,

Dra Lani Widaningsih dan Agus Hartono S.Pd selaku observer dan guru-guru fisika SMKN 2 Kota Bandung yang telah membantu dalam penelitian ini

7. Ibunda Hj. Mariatul Mansiah, Ayahanda H. Ahmad Rifa’I (alm) dan

Suami tersayang Dade Maman Rohman yang telah memberikan segenap cinta dan sayangnya kepada penulis

(8)

9. Kedua Anakku Ardelia Shafa Fawwaz dan Firasyan Al-Ghaniy yang telah memberikan warna warni kehidupan dan penyemangat bagi penulis.

10.Rekan-rekan mahasiswa Program Studi pendidikan Fisika Sekolah Pascasarjana UPI atas segala bantuan dan kerja samanya sejak mengikuti studi sampai penyelesaian penelitian dan penulisan tesis ini.

(9)

1.

DAFTAR ISI

Halaman . PERNYATAAN ... Error! Bookmark not defined.

KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined.

UCAPAN TERIMAKASIH ... Error! Bookmark not defined.

ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined.

1.1 Latar Belakang Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

1.2 Perumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined.

1.3 Variabel Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

1.4 Definisi Operasional ... Error! Bookmark not defined.

1.4.1 Model CCM Berbantuan media simulasi virtual .. Error! Bookmark not defined.

1.4.2 Penurunan Kuantitas yang Miskonsepsi ... Error! Bookmark not defined.

1.4.3 Peningkatan Pemahaman Konsep .... Error! Bookmark not defined.

1.5 Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

1.6 Manfaat Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR PENELITIAN

Error! Bookmark not defined.

2.1 Kajian Pustaka ... Error! Bookmark not defined.

2.1.1 Konsep, Konsepsi, dan Miskonsepsi ... Error! Bookmark not defined.

2.1.2 Identifikasi miskonsepsi dengan 3T (Three Tier Test) ... Error! Bookmark not defined.

2.1.3 Pemahaman Konsep ... Error! Bookmark not defined.

2.1.4 Perubahan Konseptual ... Error! Bookmark not defined.

2.1.5 Conceptual Change Model ... Error! Bookmark not defined.

(10)

viii

Marwiah, 2014

2.1.7 Media simulasi virtual ... 26

2.1.8 Deskripsi Materi Fluida Statis ... Error! Bookmark not defined.

2.2 Kerangka Pikir Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

BAB III METODE PENELITIAN... Error! Bookmark not defined.

3.1 Metode Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

Halaman 3.3 Desain Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

3.4 Instrumen Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

3.4.1 Lembar observasi ... Error! Bookmark not defined.

3.4.2 Tes Pemahaman Konsep yang Diintegrasikan dengan Teknik 3T (Three tier Test) ... Error! Bookmark not defined.

3.5 Proses Pengembangan Instrumen ... Error! Bookmark not defined.

3.5.1 Validitas Soal ... Error! Bookmark not defined.

3.5.2 Reliabilitas Tes ... Error! Bookmark not defined.

3.6 Hasil Uji Coba Tes Pemahaman Konsep Error! Bookmark not defined.

3.7 Teknik Pengumpulan Data ... Error! Bookmark not defined.

3.8 Analisis Data ... Error! Bookmark not defined.

3.8.1 Data hasil pretest dan posttest ... Error! Bookmark not defined.

3.8.2 Peningkatan Pemahaman Konsep .... Error! Bookmark not defined.

3.8.3 Penurunan Kuantitas Siswa yang Miskonsepsi ... Error! Bookmark not defined.

3.8.4 Data hasil observasi keterlaksanaan pembelajaran Error! Bookmark not defined.

BAB IV ... Error! Bookmark not defined.

4.1 Pelaksanaan Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

4.2 Hasil dan Pembahasan Penelitian ... Error! Bookmark not defined.5

4.2.1 Keterlaksanaan Model Pembelajaran ... Error! Bookmark not defined.

4.2.2 Miskonsepsi yang ditemukan ... Error! Bookmark not defined.

4.2.3 Hasil Analisis 3T (Three Tier Test) . Error! Bookmark not defined.

4.2.4 Peningkatan Pemahaman Konsep .. Error! Bookmark not defined.2

(11)

BAB V ... Error! Bookmark not defined.

5.1 Kesimpulan ... 61 5.2 Saran dan Rekomendasi ... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined.

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... Error! Bookmark not defined.

2.

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel ‎2.1 Penyebab miskonsepsi siswa dan cara mengatasinya Error! Bookmark

not defined.

Tabel ‎2.2 Analisis Kombinasi Jawaban pada One –tier, two-tier dan Three-tier . ... 13 Tabel ‎2.3 Tahapan model pembelajaran perubahan konseptual (CCM) berbantuan media simulasi virtual ... Error! Bookmark not defined.

Tabel ‎2.4 Hubungan penggunaan Conceptual Change Model Berbantuan media simulasi virtual Terhadap Pemahaman Konsep dan Miskonsepsi Siswa ... Error! Bookmark not defined.

Tabel ‎3.1 One Group Pretest-Posttest Design ... Error! Bookmark not defined.

Tabel ‎3.2 Klasifikasi Koefisien Korelasi antara Variabel X dan Y ... Error! Bookmark not defined.

Tabel ‎3.3 Teknik Pengumpulan DataTabel ... Error! Bookmark not defined.

Tabel ‎3.4 Interpretasi Nilai Gain Yang Dinormalisasi... Error! Bookmark not defined.

Tabel ‎3.5 Interpretasi Nilai Penurunan Kuantitas Siswa yang Miskonsepsi Error! Bookmark not defined.

Tabel ‎3.6 Kriteria Persentase Keterlaksanaan Model Pembelajaran ... Error! Bookmark not defined.

Tabel ‎4.1 Pelaksanaan Kegiatan Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

Tabel ‎4.2 Rekapitulasi Persentase Keterlaksanaan Proses Pembelajaran

menggunakan CCM ... Error! Bookmark not defined.6 Tabel ‎4.3 Sebaran Konsep Fluida statis dan Miskonsepsi Pada Soal ... Error!

Bookmark not defined.

Tabel ‎4.4 Rekapitulasi Hasil Analisis3T ... Error! Bookmark not defined.

(12)

x

Marwiah, 2014

Tabel ‎4.6 Persentase Kuantitas Siswa yang Konsepsinya Tetap dan Berubah pada Setiap Konsep Fluida Statis ... Error! Bookmark not defined.

3.

4.

5.

6.

7.

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar ‎2.1 Tahap-Tahap pada The Conceptual Change Model ... Error! Bookmark not defined.

Gambar ‎2.2 Tampilan pada Phet Virtual Lab ... Error! Bookmark not defined.

Gambar ‎2.3 Tekanan zat cair ... Error! Bookmark not defined.

Gambar ‎2.4 Tekanan zat cair pada wadah dengan Berbagai Bentuk ... Error! Bookmark not defined.

Gambar ‎2.5 Prinsip Hukum Pascal ... 33 Gambar ‎4.1 Diagram Batang Skor Pretest dan Posttest ... Error! Bookmark not

defined.

Gambar ‎4.2 Diagram Batang N Gain Pemahaman Konsep Siswa... Error! Bookmark not defined.

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman LAMPIRAN A Studi Pendahuluan ...

A.1 Rekapitulasi Hasil Tes Miskonsepsi ... 66

A.2 Miskonsepsi yang ditemukan ... 67

LAMPIRAN B Perangkat Pembelajaran ... B.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 68

B.2 Lembar Kerja Siswa ... 86

LAMPIRAN C Instrumen Penelitian ... C.1 Kisi-Kisi Instrumen Soal ... 98

C.2 Lembar Judgement Instrumen ... 133

C.3 Hasil Judgment Instrumen ... 134

C.4 Soal Pretest dan Posttest Fluida Statis ... 149

C.5 Lembar jawaban Pretest dan Posttest Fluida Statis ... 167

(14)

xii

Marwiah, 2014

LAMPIRAN D.1 Analisis Uji Coba Instrumen ... D.1.1 Rekapitulasi Pretest Posttest ... 177 D.1.2 Reliabilitas Test-Retest ... 179 LAMPIRAN D 2 Perhitungan Peningkatan pemahaman Konsep ...

D.2.1 Rekapitulasi Skor Pretest Posttest ... 180 D.2.2 Perhitungan Gain Ternormalisasi ... 182 LAMPIRAN D 3 Rekapitulasi Hasil analisis 3T Pretest dan Posttest ... 183 LAMPIRAN D 4 Rekapitulasi Hasil Observasi Keterlaksanaan Model Pembelajaran ... 187 LAMPIRAN E Surat dan Dokumentasi Penelitian ...

(15)

PENGGUNAAN CONCEPTUAL CHANGE MODEL BERBANTUAN

MEDIA SIMULASI VIRTUAL UNTUK MENURUNKAN KUANTITAS

SISWA YANG MISKONSEPSI DAN MENINGKATKAN PEMAHAMAN

KONSEP SISWA SMK PADA MATERI FLUIDA STATIS

Marwiah, NIM. 1201089, Pembimbing Pertama: Dr. Andi Suhandi, M.Si, Pembimbing Kedua: Dr. Johar Maknun, M.Si

Program Studi Pendidikan Fisika Sekolah Pascasarjana UPI Bandung Tahun 2014

1.

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran tentang peningkatan pemahaman konsep dan penurunan kuantitas siswa yang miskonsepsi sebagai impact dari penggunaan Conceptual Change Model berbantuan media simulasi virtual. Metode penelitian yang digunakan adalah pre-experiment dengan desain penelitian One Group Pretest-Posttest. Sampel penelitian ini adalah siswa-siswi kelas XI TKJ di salah satu SMK Negeri di kota Bandung semester genap tahun pelajaran 2013/2014 sebanyak 30 siswa. Pemahaman konsep sebelum dan sesudah treatment diukur dengan menggunakan tes pemahaman konsep yang diintegrasikan dengan teknik 3T (Three Tier Test). Peningkatan pemahaman konsep dihitung dengan rumus N gain berdasarkan data tes pemahaman konsep sedangkan penurunan kuantitas siswa yang miskonsepsi dihitung dengan rumus penurunan kuantitas siswa yang miskonsepsi (ΔM) yang dibuat berdasarkan adaptasi dari nilai gain yang dinormalisasi Hake. Hasil penelitian menunjukkan bahwa skor rata-rata gain yang dinormalisasi <g> pemahaman konsep sebesar 0,60 dengan kategori sedang, sedangkan dari hasil identifikasi 3T (Three Tier Test) menunjukkan bahwa terdapat penurunan kuantitas siswa yang miskonsepsi pada setiap konsepsi fluida statis dengan skor rata-rata penurunan kuantitas siswa yang miskonsepsi <∆�> sebesar 0,79 dengan kategori tinggi. Dapat disimpulkan bahwa penggunaan Conceptual Change Model berbantuan media simulasi virtual dapat meningkatkan pemahaman konsep dan menurunkan kuantitas siswa yang miskonsepsi.

(16)

vi

Marwiah, 2014

THE USING OF CONCEPTUAL CHANGE MODEL WITH ASSISTED VIRTUAL SIMULATION TO DECREASE STUDENT QUANTITY OF MISCONCEPTION AND INCREASE CONCEPT OF UNDERSTANDING OF

SMK STUDENT MATERIALS ON STATIC FLUID

Marwiah, NIM. 1201089, First Supervisor: Dr. Andi Suhandi, M.Si, Second Supervisor: Dr. Johar Maknun, M.Si

Physics Education Study Program Graduate School of UPI Bandung 2014

ABSTRACT

The purpose of this research is to get an overview of improving the understanding concept and decrease of student’s quantity who have misconceptions as an impact of using Conceptual Change Model virtual simulation media-assisted. The research method used was a pre-experimental research design with pretest-posttest one group. The sample of this research is the students of class XI TKJ in one of the SMK in Bandung 2013/2014 second semester of the school year as many as 30 students. Understanding the concept of before and after treatment was measured by using understanding concepts test that was integrated with techniques 3T (Three Tier Test). The Improvement of understanding the concept was calculated by the formula N gain based on the test data while the decrease in the quantity of student misconceptions was calculated by the formula student misconceptions (ΔM) that are made based on the adaptation of Hake normalized gain value. The results of student concept understanding were incresed by a score of n-gain <g> of 0.60 with the middle category. The result of 3T analysis shows that student quantity of misconceptions are decreased in every conception by a scores - decrease student quantity of misconceptions <ΔM> of 0.79 is included in thhigh category g. It can be concluded that the use of the Conceptual Change Model with-assisted by virtual simulation can increase understanding of the concept and decrease student quantity who have misconceptions.

(17)

1. BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Tujuan penyelenggaraan fisika di SMK menurut permendiknas nomor 22 tahun 2006 tentang standar isi adalah menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi, membentuk kompetensi, kecakapan, dan kemandirian kerja. Sedangkan menurut permendiknas nomor 23 tahun 2006 tentang standar kompetensi lulusan bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya.

(18)

2

Marwiah, 2014

menyadari keindahan keteraturan perilaku alam serta dapat menjelaskan berbagai peristiwa alam dan keluasan penerapan fisika dalam teknologi.

Berdasarkan observasi di beberapa SMKN di kota Bandung, pembelajaran fisika yang dilaksanakan bersifat informatif, siswa mendapatkan konsep bukan diperoleh dengan sendirinya tetapi lebih sering mendapatkan informasi dari guru (ceramah), guru lebih sering memunculkan persamaan matematis dan soal-soal hitungan, guru dalam pembelajaran lebih menekankan hitungan, sehingga siswa kesulitan dan tidak terbiasa untuk memahami konsep-konsep fisika beserta keterkaitannya dengan gejala alam. Hal ini terlihat pada tanggapan siswa akan pembelajaran fisika melalui angket yang diberikan kepada siswa di tiga SMKN Kota Bandung, siswa menganggap bahwa fisika itu sulit dan siswa tidak menyukai pelajaran fisika.

Pelajaran fisika sudah diberikan sejak SD dan banyak aplikasi dalam kehidupan sehari-hari, tetapi masih ditemukan miskonsepsi. Para peneliti miskonsepsi menemukan berbagai hal yang menjadi penyebab miskonsepsi pada siswa. Secara garis besar, penyebab miskonsepsi dapat diringkas dalam lima kelompok, yaitu : siswa, guru, buku teks, konteks, dan metode mengajar. Penyebab yang berasal dari siswa dapat terdiri berbagai hal, seperti prakonsepsi awal, kemampuan, tahap perkembangan, minat, dan cara berpikir. Penyebab kesalahan dari guru dapat berupa ketidakmampuan guru (dalam hal ini kemungkinan guru bukan lulusan dalam mata pelajaran yang bersangkutan), kurangnya penguasaan bahan, cara mengajar yang tidak tepat atau sikap guru yang berelasi dengan siswa kurang baik. Konteks, seperti budaya dan bahasa sehari - hari juga mempengaruhi miskonsepsi siswa. Sedangkan metode mengajar yang hanya menekankan kebenaran satu sisi sering memunculkan salah pengertian pada siswa (Suparno, 2005)

(19)

3

Miskonsepsi dapat terbawa sampai jenjang pendidikan yang lebih tinggi. E. Van den Berg (1991) mengatakan bahwa miskonsepsi merupakan konsep siswa yang sungguh berbeda dengan konsep para ilmuwan. Sahrul (2009) mengemukakan bahwa miskonsepsi terjadi pada pokok bahasan mekanika, listrik, magnet, termodinamika, fluida statis dan optic.

Berikut ini miskonsepsi yang ditemukan pada materi fluida statis oleh Wasis (2013) yaitu : benda tenggelam dalam air karena benda lebih berat daripada air. Miskonsepsi yang lain ditemukan oleh Henny (2012) yaitu : (1) siswa berpendapat bahwa tekanan hidrostatis terbesar terjadi pada bagian atas zat cair karena memiliki energi potensial paling besar; (3) tekanan hidrostatis maksimum pada zat cair tepat berada di tengah-tengah karena tekanan total yang terjadi berasal dari atas, bawah dan samping; (4) benda yang berat pasti akan tenggelam dalam zat cair, benda yang volumenya/bentuknya besar pasti tenggelam dalam zat cair, dan zat padat pasti akan tenggelam dalam zat cair.

(20)

4

Marwiah, 2014

semakin besar bagian benda yang mengapung

menunjukkan semakin besar gaya apung yang bekerja. Berdasarkan hasil angket dan wawancara dengan guru dan siswa, terjadinya miskonsepsi di beberapa SMKN Bandung penyebabnya bisa berbagai faktor, antara lain : guru yang bukan lulusan Fisika, kemampuan berpikir siswa SMK yang berbeda bila dibandingkan dengan siswa SMA, proses pembelajaran yang tidak membiasakan kepada pemahaman konsep, buku pegangan yang lebih menonjolkan hitungan (sedikit sekali dikaitkan dengan pemahaman dan gejala alam), dan ketersediaan sarana dan prasarana sehingga siswa jarang melakukan praktikum.

Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran salah satu solusinya yaitu dengan cara mereduksi kuantitas siswa yang miskonsepsi sehingga bisa mewujudkan siswa memahami konsep-konsep fisika, solusi yang ditawarkan oleh peneliti yaitu Conceptual Change Model, dengan CCM menggunakan strategi konflik kognitif melalui demonstrasi sehingga memungkinkan siswa untuk menguji konsepsi yang dimiliki. Ketika hasil pengamatan tidak sesuai dengan keyakinan yang dimiliki tentunya dapat menggoyahkan miskonsepsi dan berubah menuju konsep ilmiah (Mariawan, 1997). Santyasa (2008) telah melakukan penelitian dan menyatakan bahwa model pembelajaran perubahan konseptual (CCM) yang mendasarkan diri pada paham konstruvistik sebagai solusi aternatif pembelajaran fisika dalam pencapaian pemahaman konsep dan kemampuan pemecahan masalah. Penelitian lain yaitu Baser (2006) tentang pengembangan perubahan konsep dengan pembelajaran konflik kognitif pada pemahaman siswa tentang konsep suhu dan kalor. Hasil penelitian menunjukkan bahwa skor rata-rata postes siswa di kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol pada akhir pembelajaran tentang pemahaman konsep suhu dan kalor.

(21)

5

pemahaman konsep; 6) perluasan pemahaman dan penerapan pengetahuan secara bermakna.

Pada konsep tekanan hidrostatis siswa tidak bisa mengukur secara langsung besarnya tekanan hidrostatis, sehingga timbul miskonsepsi pada diri siswa, siswa beranggapan bahwa tekanan maksimum pada zat cair tepat berada di tengah-tengah karena akan mendapatkan tekanan total yang berasal dari atas, bawah dan samping. Siswa juga beranggapan bahwa tekanan hidrostatis bergantung pada bentuk bejana (wadah). Dengan menggunakan media simulasi virtual (menggunakan phet) persentase siswa yang miskonsepsi akan mengalami penurunan.

Misalnya pada konsep gaya apung ditentukan oleh volume benda yang tercelup bukan volume yang mengapung. Ketika pertanyaan tentang konsep tersebut diajukan kepada siswa, banyak siswa yang menjawab dengan yakin bahwa gaya apung ditentukan oleh volume benda yang mengapung. Jawaban ini muncul dari pemahaman konsep yang tidak utuh yang selama ini mereka yakini. Jawaban dan tingkat keyakinan ini mengindikasikan banyak diantara mereka yang mengalami miskonsepsi.

Konsepsi dan keyakinan siswa mulai goyah ketika mereka dihadapkan pada demonstrasi virtual berupa tayangan phet/flash Setelah tayangan phet tersebut dilakukan, seluruh siswa menyatakan bahwa gaya apung ditentukan oleh volume benda yang tercelup bukan volume yang mengapung. Siswa menyadari bahwa konsepsi mereka keliru, Dengan adanya pertentangan konsepsi ini dapat menyebabkan adanya ketidakpuasan pada siswa terhadap konsepsi yang dimilikinya sehingga memungkinkan terjadinya perubahan konsep yang kuat pada siswa yang sesuai dengan konsepsi ilmiah. Agar perubahan konsep yang terjadi pada siswa ajeg, maka dilakukan penguatan konsep pada tahap eksplanasi ilmiah dengan bantuan video pembelajaran (flash).

(22)

6

Marwiah, 2014

menemukan data yang sangat berbeda dengan yang mereka pikirkan sebelumnya, maka pengguna akan mengalami konflik dalam pikirannya. Konflik inilah yang memacu mereka untuk bertanya, mengapa demikian. Hasil simulasi yang berlawanan dengan gagasan awal siswa, bila diulang berkali-kali akhirnya akan menghasilkan perubahan konsep pada dirinya.

Lebih lanjut Suparno (2005) menyatakan bahwa penggunaan media simulasi virtual sangat menguntungkan, karena dapat dilakukan sendiri berkali-kali. Bahkan simulasi tersebut tidak harus dilakukan di sekolah atau laboratorium, akan tetapi dimana saja asalkan komputer tersedia. Penggunaan simulasi ini pun dapat mengurangi banyak resiko yang sering timbul dalam pelaksanaan praktikum di laboratorium. Dengan demikian pengguna akan lebih cepat memahami konsep yang sedang dipelajarinya secara tepat.

Penelitian CCM telah dilakukan oleh Talakua (2013), hasil penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran berorientasi perubahan konseptual berbantuan virtual laboratory lebih meningkatkan pemahaman konsep dibanding dengan model pembelajaran tanpa berbantuan virtual laboratory.

Berdasarkan uraian tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

dengan judul “ Penggunaan Conceptual Change Model berbantuan media simulasi

virtual untuk menurunkan kuantitas siswa yang miskonsepsi dan meningkatkan pemahaman konsep siswa SMK pada materi fluida statis”

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas maka permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut: “Bagaimana peningkatan pemahaman konsep fluida statis dan penurunan kuantitas siswa yang miskonsepsi sebagai impact penggunaan Conceptual Change Model berbantuan media simulasi virtual dalam pembelajaran fisika?”

(23)

7

1. Bagaimana peningkatan pemahaman konsep fluida statis sebagai impact penerapan Conceptual Change Model berbantuan media simulasi virtual dalam pembelajaran fisika?

2. Bagaimana profil penurunan kuantitas siswa yang miskonsepsi pada materi fluida statis sebagai impact penerapan Conceptual Change Model berbantuan media simulasi virtual dalam pembelajaran fisika?

1.3 Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini terdiri dari dua jenis, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Conceptual Change Model, sedangkan variabel terikatnya adalah pemahaman konsep fluida

statis dan kuantitas siswa yang miskonsepsi.

1.4 Definisi Operasional

1.4.1 Model CCM Berbantuan media simulasi virtual

Conceptual Change Model didefinisikan sebagai model pembelajaran perubahan konseptual yang bertolak dari pandangan konstruktivisme. Model ini untuk pertama kalinya diperkenalkan oleh Posner, dkk tahun 1982 dan memiliki enam tahap pembelajaran yaitu: 1) sajian masalah konseptual untuk mengidentifikasi miskonsepsi siswa; 2) ekspos keyakinan siswa atas jawaban yang diberikan serta argumentasinya; 3) konfrontasi konsepsi siswa dengan strategi konflik kognitif; 4) akomodasi konsep baru oleh siswa ; 5) penguatan pemahaman konsep; 6) perluasan pemahaman dan dan penerapan pengetahuan secara bermakna (Stepans, 2010). Pada tahapan konflik kognitif dan akomodasi konsep dilakukan dengan metode demonstrasi fenomena fisis. Untuk pengamatan ini digunakan media simulasi virtual karena pada konsep tekanan hidrostatis siswa tidak bisa mengukur secara langsung besarnya tekanan hidrostatis

(24)

8

Marwiah, 2014

Education Technology) dan flash Simulasi phet menekankan korespondensi

antara fenomena nyata dengan media simulasi virtual kemudian menyajikannya dalam model-model konseptual fisis yang mudah dimengerti oleh para siswa sehingga terjadi penurunan kuantitas siswa yang miskonsepsi. Menurut Yudhiantoro (2006, dalam hardiyanto 2011) Macromedia Flash adalah sebuah program yang ditujukan kepada para desainer maupun programmer yang bermaksud merancang animasi untuk pembuatan halaman web, presentasi untuk tujuan bisnis maupun proses pembelajaran hingga pembuatan game interaktif serta tujuan-tujuan lain yang lebih spesifik. Adapun flash yang digunakan adalah flash yang diperoleh dengan cara men-download dan sebagian flash yang sudah digunakan oleh peneliti sebelumnya yang telah dijudgment.

1.4.2 Penurunan Kuantitas yang Miskonsepsi

Miskonsepsi adalah suatu konsepsi atau struktur kognitif yang melekat dengan kuat dan stabil dibenak siswa yang sebenarnya menyimpang dari konsepsi yang dikemukakan oleh para ilmuwan, sehingga dapat menyesatkan para siswa dalam memahami gejala alamiah. Dalam penelitian ini miskonsepsi siswa dianalisis dengan teknik three-tier-test. Penurunan kuantitas siswa yang miskonsepsi adalah perubahan jumlah siswa yang miskonsepsi dari besar menjadi kecil. Perumusan penurunan kuantitas siswa yang miskonsepsi dibuat berdasarkan adaptasi dari nilai gain yang dinormalisasi Hake (1999).

1.4.3 Peningkatan Pemahaman Konsep

(25)

9

contoh, mengklasifikasikan, merangkum, menarik kesimpulan, membandingkan, menjelaskan masalah yang dihadapinya berdasarkan konsep yang telah dipelajarinya. Peningkatan pemahaman konsep siswa ditunjukkan dengan adanya perubahan yang positif terhadap pemahaman konsep siswa yang dinyatakan dengan rata-rata gain yang dinormalisasi.

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan, tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Mendapatkan gambaran tentang peningkatan pemahaman konsep fluida statis sebagai impact penggunaan Conceptual Change Model berbantuan media simulasi virtual dalam pembelajaran fisika.

2. Mendapatkan gambaran tentang profil penurunan kuantitas siswa yang miskonsepsi pada materi fluida statis sebagai impact penerapan Conceptual Change Model berbantuan media simulasi virtual dalam pembelajaran fisika

1.6 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian diharapkan dapat:

1. Menjadi bukti tentang potensi penggunaan Conceptual Change Model berbantuan media simulasi virtual dalam pembelajaran fisika dalam meningkatkan pemahaman konsep dan menurunkan kuantitas siswa yang miskonsepsi.

2. Memperkaya hasil penelitian terkait penggunaan Conceptual Change Model berbantuan media simulasi virtual dalam pembelajaran fisika dalam meningkatkan pemahaman konsep dan menurunkan kuantitas siswa yang miskonsepsi.

(26)

36

Marwiah, 2014

1. BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Berdasarkan tujuan yang hendak dicapai yaitu peneliti ingin melihat peningkatan pemahaman konsep dan penurunan kuantitas siswa yang miskonsepsi pada suatu kelas maka metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pre-experimental (pra eksperimen), yaitu penelitian yang dilaksanakan pada satu kelompok siswa (kelompok eksperimen) tanpa ada kelompok pembanding (kelompok kontrol).

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI di salah satu SMK Negeri di Kota Bandung. Dalam penelitian ini subjek yang digunakan yaitu siswa SMKN Kota Bandung Provinsi Jawa Barat kelas XI program Teknik Komputer Jaringan. Sampel yang digunakan yaitu berjumlah 30 orang, dengan menggunakan teknik purposive sampling. Sugiyono (2008) menyatakan bahwa purposive sampling adalah tekhnik penentuan sampel dengan pertimbangan

tertentu. Pertimbangan yang dimaksudkan yaitu siswa sudah mendapatkan materi fluida statis, siswa program teknik komputer jaringan belum pernah menggunakan pembelajaran CCM, siswa sudah terbiasa menggunakan komputer. Jumlah sampel penelitian sebanyak 30 orang siswa yang terdiri dari 28 orang siswa dan 2 orang siswi.

3.3 Desain Penelitian

(27)

37

kelompok kelas yaitu berupa perlakuan strategi konflik kognitif berbantuan media simulasi virtual pada model pembelajaran berorientasi perubahan konseptual dan pada akhir pembelajaran dilakukan penilaian berupa posttest. Desain ini dapat digambarkan pada Tabel 3.1 (Arikunto, 2010).

Tabel 1.1

One Group Pretest-Posttest Design

Pretest Treatment Posttest

O X O

Keterangan :

O = Tes Pemahaman Konsep yang diintegrasikan dengan Teknik 3T

X = Perlakuan (treatment), yaitu penerapan strategi konflik kognitif berbantuan media simulasi virtual pada model pembelajaran berorientasi perubahan konseptual.

Adapun prosedur penelitian dideskripsikan melalui alur penelitian yang terdiri dari tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, dan tahap akhir. Tahap-tahap tersebut dijelaskan sebagai berikut:

1. Tahap Persiapan a. Studi literatur.

b. Menelaah SK dan KD yang hendak dicapai dalam pembelajaran. c. Menentukan sekolah yang akan digunakan dalam penelitian. d. Membuat surat perijinan.

e. Melakukan studi pendahuluan. f. Menyusun RPP.

g. Menentukan sampel penelitian. h. Menyusun instrumen penelitian.

i. Menguji coba instrumen di sekolah yang menjadi tempat penelitian. j. Menganalisis hasil uji coba instrumen penelitian dan kemudian

(28)

38

Marwiah, 2014

a. Memberikan tes awal (pretest) untuk mengetahui pemahaman konsep awal siswa dan miskonsepsi sebelum diberikan perlakuan (treatment). b. Memberikan treatment atau perlakuan. Perlakuan dilakukan dengan

menerapkan strategi konflik kognitif berbantuan media simulasi virtual pada model pembelajaran berorientasi perubahan konseptual.

c. Selama proses pembelajaran, observer melakukan observasi dengan cara mengisi hal-hal yang diamati di dalam lembar observasi untuk mengetahui keterlaksaan model pembelajaran.

d. Memberikan tes akhir (posttest) untuk mengetahui pemahaman konsep akhir siswa dan miskonsepsi siswa setelah diberi perlakuan.

3. Tahap Akhir

a. Mengolah data dari hasil pretest dan posttest. b. Menganalisis hasil pretest dan posttest. c. Memberikan kesimpulan.

3.4 Instrumen Penelitian

Berdasarkan kebutuhan penelitian maka instrumen penelitian yang akan digunakan adalah sebagai berikut :

3.4.1 Lembar observasi

Observasi dilakukan pada saat implementasi strategi pembelajaran konflik kognitif pada pembelajaran berorientasi pada perubahan konseptual baik terhadap aktivitas siswa maupun aktivitas guru, dengan tujuan apakah aktivitas guru dan siswa sesuai dengan batasan-batasan yang telah digariskan dalam tahapan model pembelajan yang ditetapkan dan untuk mengetahui berapa persen keterlaksanaan model pembelajaran perubahan konseptual selama proses pembelajaran. Format observasi berisi daftar yang harus diamati observer dengan membubuhkan tanda checklist jika tahapan dilaksanakan. Instrumen lembar observasi dapat dilihat

(29)

39

3.4.2 Tes Pemahaman Konsep yang Diintegrasikan dengan Teknik 3T

(Three tier Test)

Tes pemahaman konsep yang diintegrasikan dengan teknik 3T (Three tier Test) digunakan sebagai tes awal (pre-test) dan tes akhir (post-test). Melalui tes

ini diharapkan dapat mengetahui peningkatan pemahaman konsep siswa dan penurunan kuantitas siswa yang miskonsepsi pada materi fluida statis. Tes diagnostik dan tes pemahaman konsep ini berupa 36 soal pilihan ganda. Dari 36 soal tersebut sebanyak 19 soal merupakan soal identifikasi miskonsepsi (tes diagnostik) dengan tiga tingkat (three tier test), tingkat pertama yaitu pilihan ganda biasa, tingkat kedua merupakan pilihan ganda berupa alasan pada tingkat kesatu, dan tingkat ketiga yaitu indeks keyakinan 3T dengan skala 0 – 5 yang digunakan untuk membedakan siswa yang paham konsep, miskonsepsi, tidak paham konsep dan error. Untuk memudahkan peneliti dalam penilaian maka indeks keyakinan disederhanakan menjadi dua skala yaitu 0 dan 1, jika siswa memilih 0 artinya siswa tidak yakin, jika memilih 1 berarti siswa yakin akan pertanyaan pada lapis 1 dan 2. Soal miskonsepsi (tes diagnostik) sebagian diadopsi dari jurnal Unal (2005) dan dari buku Science Scope karangan Yue Yin (2008). Soal pretest-posttest dapat dilihat pada Lampiran C.4.

3.5 Proses Pengembangan Instrumen

Untuk mendapatkan instrumen yang berkualitas maka dilakukan judgment dan uji coba. Pada pelaksanaan judgment terdapat aspek yang akan diukur yaitu validitas soal. Selanjutnya dilakukan uji coba soal untuk mengetahui reliabilitas tes

3.5.1 Validitas Soal

(30)

40

Marwiah, 2014

dilakukan dengan cara berkonsultasi dengan jugdement/pakar yang ahli dibidangnya. Hasil judgment terdapat pada Lampiran C.3. Sedangkan pada uji coba tes pemahaman konsep yang akan diukur yaitu reliabilitas tes

3.5.2 Reliabilitas Tes

Reliabilitas adalah tingkat keajegan (konsistensi) suatu tes, yakni sejauh mana suatu tes dapat dipercaya untuk menghasilkan skor yang ajeg/konsisten (tidak berubah-ubah). Dalam penelitian ini, metode yang akan digunakan dalam menentukan reliabilitas instrumen tes ialah metode test retest. Untuk menentukan reliabilitas digunakan teknik korelasi product momen yang dikemukakan oleh Pearson. Rumus korelasi product moment dengan angka kasar (Arikunto, 2009).

� = ∑ − ∑ ∑

√( ∑ 2− ∑ 2)( ∑ 2− ∑ 2) … (3.1)

Dengan:

rxy = koefisien korelasi antara variabel X dan Y, dua variabel yang dikorelasikan. X = skor total tiap butir soal X

Y = skor total tiap butir soal Y N = jumlah siswa.

Koefisien korelasi antara variabel X dan Y diklasifikasikan menjadi beberapa tingkatan yang dipaparkan pada Tabel 3.2 (Arikunto, 2009).

Tabel 1.2

Klasifikasi Koefisien Korelasi antara Variabel X dan Y

Nilai rxy Kriteria

0,81-1,00 Sangat Tinggi

0,61-0,80 Tinggi

0,41-0,60 Cukup

0,21-0,40 Rendah

(31)

41

3.6 Hasil Uji Coba Tes Pemahaman Konsep

Berdasarkan hasil uji coba instrumen yang dilakukan terhadap 36 butir diperoleh reliabilitas soal sebesar 0,968 dengan kategori sangat tinggi. Hasil rekapitulasi reliabilitas soal dapat dilihat pada lampiran D.1.2 Semua soal sudah divalidasi oleh lima dosen ahli dan dinyatakan valid (dapat dilihat pada lampiran C.3)

3.7 Teknik Pengumpulan Data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini berupa data kuantitatif. Data kuantitatif dalam penelitian diperoleh melalui tes pemahaman konsep dan hasil observasi. Teknik pengumpulan data dapat dilihat pada Tabel 3.3.

Tabel 1.3

Teknik Pengumpulan DataTabel

Data Instrumen Teknik

pengumpulan data Keterlaksanaan model

pembelajaran

Lembar observasi Observasi Pemahaman konsep siswa dan

kuantitas siswa yang miskonsepsi

Soal pilihan ganda Tes tertulis Soal pilihan ganda

Teknik 3T

Tes tertulis

3.8 Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan mengolah data hasil penelitian terlebih dahulu. Pengolahan data yang dilakukan antara lain:

3.8.1 Data hasil pretest dan posttest

Pada data hasil tes (pretest dan posttest) dilakukan analisis terhadap setiap butir soal dan juga analisis tes 3T (Three Tier Test.) Adapun langkah-langkah yang dilakukan antara lain:

a. Melakukan penskoran terhadap hasil pretest dan posttest serta tabulasi nilai 3T (Three Tier Test) masing-masing siswa.

(32)

42

Marwiah, 2014

tidak paham konsep dan error dapat diketahui dari hasil pretest dan posttest yang kemudian dinyatakan dalam bentuk persentase.

3.8.2 Peningkatan Pemahaman Konsep

Data hasil tes (pretest dan posttest) digunakan untuk mengetahui peningkatan pemahaman konsep siswa. Seberapa besar peningkatan pemahaman konsep siswa dapat dilihat dengan melakukan analisis gain yang dinormalisasi (Hake, 1999) dengan persamaan sebagai berikut:

� = %% � �� −% −% � � � � … (3.2)

Interpretasi terhadap nilai gain yang dinormalisasi dipaparkan oleh Tabel 3.4 (Hake, 1999).

Tabel 1.4

Interpretasi Nilai Gain Yang Dinormalisasi Nilai <g> Klasifikasi

� ≥ ,7 Tinggi ,7 > � ≥ ,3 Sedang � < ,3 Rendah

3.8.3 Penurunan Kuantitas Siswa yang Miskonsepsi

Penurunan kuantitas siswa yang miskonsepsi dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut:

∆� =% % − % − %

� �� … (3.3)

Keterangan :

∆� = Penurunan kuantitas siswa yang miskonsepsi � � = Jumlah siswa yang miskonsepsi setelah treatment

� � � = Jumlah siswa yang miskonsepsi sebelum treatment

(33)

43

Tabel 1.5

Interpretasi Nilai Penurunan Kuantitas Siswa yang Miskonsepsi Nilai <∆�> Klasifikasi

∆� ≥ ,7 Tinggi ,7 > ∆� ≥ ,3 Sedang ∆� < ,3 Rendah

3.8.4 Data hasil observasi keterlaksanaan pembelajaran

Data hasil observasi diperoleh dari lembar observasi aktivitas guru dan siswa selama pembelajaran. Pengolahan lembar observasi ini adalah dengan memberikan skor satu jika indikator pada fase pembelajaran terlaksana dan memberikan skor nol jika fase pembelajaran tidak terlaksana, kemudian dipersentasekan. Adapun persentase data hasil observasi ini dihitung dengan menggunakan rumus:

%�� = ∑ ���� � � � � � � ℎ∑ ���� � � � � � � � � %… (3.4)

Setelah data hasil observasi diolah, kemudian diinterpretasikan pada Tabel 3.6 (Koswara, 2010, dalam Syahroni, 2011).

Tabel 1.6

Kriteria Persentase Keterlaksanaan Model Pembelajaran

KM (%) Kriteria

KM = 0 Tak satu kegiatan pun terlaksana 0 < KM < 25 Sebagian kecil kegiatan terlaksana 25 < KM < 50 Hampir setengah kegiatan terlaksana

KM = 50 Setengah kegiatan terlaksana 50 < KM < 75 Sebagian besar kegiatan terlaksana 75 < KM < 100 Hampir seluruh kegiatan terlaksana

KM = 100 Seluruh kegiatan terlaksana Keterangan : KM = persentase keterlaksanaan model.

(34)

61

Marwiah, 2014

1. BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data mengenai penggunaan Conceptual Change Model berbantuan media simulasi virtual diperoleh

kesimpulan bahwa penggunaan Conceptual Change Model berbantuan media simulasi virtual dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa SMK dan menurunkan kuantitas siswa yang miskonsepsi. Untuk lebih lengkapnya, kesimpulan penelitian diuraikan sebagai berikut:

a. Skor rata-rata gain yang dinormalisasi pemahaman konsep fluida statis yaitu sebesar 0.60 dengan kategori sedang.

b. Profil penurunan kuantitas siswa yang mengalami miskonsepsi pada setiap konsep fluida statis mengalami penurunan dengan kategori tinggi dengan rincian sebagai berikut :

1) Kuantitas siswa yang mengalami miskonsepsi “tekanan maksimum pada zat cair tepat berada di tengah-tengah karena akan mendapatkan tekanan total yang berasal dari atas, bawah dan samping “ menurun dengan kategori tinggi ditandai oleh ΔM sebesar 1,00.

2) Kuantitas siswa yang mengalami miskonsepsi “ tekanan hidrostatis bergantung pada bentuk bejana tempat zat cair” menurun dengan kategori tinggi ditandai oleh ΔM sebesar 0,73.

3) Kuantitas siswa yang mengalami miskonsepsi “berat benda di udara lebih besar daripada berat benda di dalam zat cair “ menurun dengan kategori tinggi ditandai oleh ΔM sebesar 0,78.

(35)

62

5) Kuantitas siswa yang mengalami miskonsepsi “massa/berat merupakan satu-satunya faktor penyebab benda akan tenggelam/mengapung “ menurun dengan kategori tinggi ditandai oleh ΔM sebesar 0,75.

6) Kuantitas siswa yang mengalami miskonsepsi “benda dari bahan yang sama akan mengalami posisi yang berbeda (tenggelam/mengapung) ketika dimasukkan ke dalam air jika bentuk benda berbeda “ menurun dengan kategori tinggi ditandai oleh ΔM sebesar 0,79.

7) Kuantitas siswa yang mengalami miskonsepsi “ketebalan benda akan menentukan posisinya (tenggelam/mengapung) ketika dimasukkan ke dalam zat cair “´menurun dengan kategori tinggi ditandai oleh ΔM sebesar 0,75.

8) Kuantitas siswa yang mengalami miskonsepsi “luas permukaan benda yang dicelupkan ke dalam zat cair menentukan benda tenggelam/mengapung “ menurun dengan kategori tinggi ditandai oleh ΔM sebesar 0,77.

9) Kuantitas siswa yang mengalami miskonsepsi “sebuah wadah tertutup berisi benda yang posisinya tenggelam dalam zat cair akan tenggelam jika ke dalam wadah yang berisi benda tersebut dimasukkan benda yang ringan

“ menurun dengan kategori tinggi ditandai oleh ΔM sebesar 0,79.

10)Kuantitas siswa yang mengalami miskonsepsi “tenggelam/mengapung sebuah benda dalam zat cair ditentukan oleh volume zat cair“ menurun dengan kategori tinggi ditandai oleh ΔM sebesar 0,89.

11)Kuantitas siswa yang mengalami miskonsepsi “benda yang dilubangi posisinya akan tenggelam ketika dicelupkan ke dalam zat cair”menurun dengan kategori tinggi ditandai oleh ΔM sebesar 0,71.

12)Kuantitas siswa yang mengalami miskonsepsi “volume sebuah benda merupakan penentu posisi tenggelam/mengapung dalam zat cair “menurun dengan kategori tinggi ditandai oleh ΔM sebesar 0,78.

(36)

63

Marwiah, 2014

diguncang/digoyang “ menurun dengan kategori tinggi ditandai oleh ΔM sebesar 0,86.

14)Kuantitas siswa yang mengalami miskonsepsi “semakin besar bagian benda yang mengapung menunjukkan semakin besar gaya apung yang

bekerja” menurun dengan kategori tinggi ditandai oleh ΔM sebesar 0,80. 15) Kuantitas siswa yang mengalami miskonsepsi ‘tekanan fluida selalu

mengarah ke bawah” menurun dengan kategori tinggi ditandai oleh ΔM sebesar 0,71.

5.2 Saran dan Rekomendasi

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, terdapat beberapa saran dan rekomendasi yang diajukan oleh peneliti, antara lain:

a. Sebaiknya guru membuat media yang lebih variatif dan menarik, selain itu guru harus selektif dalam memilih media yang bisa didemonstrasikan dengan real ataupun virtual agar tahapan konflik kognitif (tahapan tiga) benar-benar membuat siswa konflik.

b. Kemampuan guru dalam mengidentifikasi miskonsepsi (tahapan satu) harus lebih ditingkatkan supaya siswa benar-benar teridentifikasi dengan baik antara siswa yang miskonsepsi dan tidak tahu konsep bahkan hanya mengikuti jawaban teman

c. Kemampuan guru dalam melakukan interaksi dengan siswa harus lebih ditingkatkan agar siswa tidak malu untuk bertanya, terutama pada tahapan go beyond (tahapan enam), pada penelitian ini untuk pertemuan kedua dan ketiga

tidak ada siswa yang bertanya. Agar pada tahapan ini (tahapan Go Beyond) siswa mengajukan pertanyaan maka guru harus benar-benar berusaha semaksimal mungkin pada tahapan sebelumnya yaitu tahapan lima (tahapan extend the concept) sehingga pada tahapan ke enam menimbulkan antusias

yang sangat tinggi pada siswa untuk bertanya atas ketidak mengertiannya. d. Model perubahan konseptual (CCM) dapat dijadikan alternatif solusi untuk

(37)

64

(38)

1

Marwiah, 2014

1. DAFTAR PUSTAKA

Adnyani, et al. (2013). “Pengaruh Strategi Pembelajaran Konflik Kognitif Terhadap Penurunan Miskonsepsi Fisika Ditinjau dari Gaya Kognitif

Siswa Kelas X Di DMA Negeri 1 Bebandem”. e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Administrasi Pendidikan. 4, 1-11

Akpan, J.P. (2002). Which Comes First: Computer Simulation of Dissection or a Traditional Laboratory Practical Method of Dissection. Electronic Journal of Science Education. 6, (4).

Anderson. L. W. (2010). Pembelajaran Pengajaran dan Asesmen. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Arikunto, Suharsimi. (2006). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta: Bumi Aksara.

Arikunto, S. (2008). Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek. Edisi V. Jakarta: Rineka Cipta.

Barlia, Lily. (2011). “Konstruktivisme dalam Pembelajaran Sains di SD: Tinjauan

Epistemology, Ontology, dan Keraguan dalam Praktisinya”. Jurnal Cakrawala Pendidikan, XXX (3), 343-356

Başer, M. (2006) Fostering Conceptual Change by Cognitive Conflict Based Instruction Student’s Of Heat And Temperatura Concept. Eurasia Journal of Mathematics, Science and Technology Education. Volume 2, Number 2, July 2006

Brotosiswoyo, B.S.(2001). Hakikat Pembelajaran Fisika di Perguruan Tinggi. Jakarta : Proyek Pengembangan Universitas Terbuka, Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, Depdiknas.

Brooks, J.G. & Martin G. Brooks. (1993). In search of understanding: The case for constructivist classrooms. Virginia: Association for Supervision and Curriculum Development.

De jong, T. dan Van joolingen, W. R. (2000). Scientific Discovery Learning with Computer Simulations of Conceptual Domains. [Online]. Tersedia: http://tecfa.unige.ch/. [Desember 2011].

(39)

2

Depdiknas. (2006). Kurikulum 2007 : Standar Kompetensi, Mata Pelajaran Fisika, Sekolah Menengah Atas/kejuruan. Jakarta: Depdiknas.

Depdiknas (2007) . Tes Diagnostik. Jakarta: Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama

Euwe Van den Berg. (1991). Miskonsepsi Fisika dan Remidiasi. Salatiga: Universitas Kristen Satya Wacana.

Fraenkel, J.R., Wallen, E.N., & Hyun, H. (2012). How To Design and Evaluate Research in Education. Newyork: Mc. Graw Hill.

Hake, R. (1999). Analyzing Change/Gain Scores Dept. of Physics, Indiana University 24245 Hatteras Street, Woodland Hills, CA, 91367 USA.USA:IndianaUniversityhttp://www.physics.indiana.edu/~sdi/

AnalyzingChange -Gain.pdf

Hardiyanto, W, dkk (2012) Pemanfaatan Media Pembelajaran Fisika Berbasis Macromedia Flash 8 Guna Meningkatkakan Motivasi Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Sifat Mekanik Bahan Kelas X Tkj 2 SMK Batik Perbaik Tahun Pelajaran 2011/2012. Radiasi.Vol.1.No.1.Widi Hardiyanto

Henny, (2012). Penerapan Pembelajaran Generatif dengan Strategi Problem Solving Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep dan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa SMA Pada materi Fluida Statis. Pertama, Tesis Sekolah Pasca Sarjana UPI . Bandung : Tidak diterbitkan

Kwon, et al. (1999). The Development of an Instrument for the Measuring Students Cognitive Conflict Levels. Boston: Research in Science Teaching.

K.Perkins, W. Adams, M. Dubson, N. Finkelstein, S. Reid, and C. Wieman.

(2006). “PhET: Interactive simulations for Teaching and Learning Physics”. The Physics Teacher Vol. 44 Januari 2006.

http://scitation.aip.org/vsearch/servlet/VerityServlet?KEY=PHTEAH&CUR Conflict in Secondary-Level Science Classes”. Journal Of Research In Science Teaching. 40, (6), 585–603

(40)

3

Marwiah, 2014

Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Vol 30, N0 3, 92 -99. [Online]. Tersedia : http: //isjd.pdii.lipi.go.id/admin/ jurnal/330979299

N.D. Finkelstein, K.K. Perkins, W. Adams, P. Kohl, and N. Podolefsky. (2004).

Can Computer Replace Real Equipment in Undergraduate Laboratories?”, Physics Education Research Conference Proceedings.

http://www.colorado.edu/physics/EducationIssues/papers/Finkelstein_PER C1.pdf

N. D. Finkelstein, W.K.Adam, C.J. Keller, P.B.Kohl, N.S. Podolefsky, and S. Reid. (2005). “When learning about the real world is better done virtually: A Study of substituting computer simulation for laboratory equipment”. Physical Review Special Topics-Physics Education Research. http://prst-per.aps.org/abstract/PRSTPER/v1/i1/e010103

Pesman, H. (2005). Development of A Three-tier test to Assess Ninth Grade Students Misconceptions about Simple Electric Circuits. Thesis of The Graduater School of Naturak and Applied Science,Middle East Technical University,Turki: Tidak diterbitkan.

Posner, George J., Strike, Kenneth A., Hewson, Peter W., and Gertzog, William A., (1982). Accomodation of a Scientific Conception: Toward a Theory of Conceptual Change. Science Education Vol. 88. No.2, 211-227

Rusman, dkk. (2012). Pembelajaran Berbasis Tekhnologi Informasi dan Komunikasi: mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Saiwood Publication. (2011). Conceptual Change Model: The CCM Handbook. [Online]. Tersedia: http://saiwood.com/the-conceptual-change-model/. [17 Oktober 2012].

Sahrul, dkk. (2009). Pengembangan Media simulasi virtual Dalam Model Pembelajaran Kooperatif Untuk Meminimalisir Miskonsepsi Fisika Pada Siswa SMA Di Kota Palu. Prosiding Pertemuan Ilmiah XXV HFI Jateng & DIY

Saleem Hasan, D. Bagayoko, and E. L. Kelley, (1999). .Misconceptions and The certainty of Response Index (CRI). Phys. Educ. 34(5), pp. 294-299

(41)

4

Scott, et al. (1991). Teaching for Conceptual Change: a Review of Strategies. Research in Physics Learning

Shirish, Pathare. (2005) Student’s alternative conceptions in pressure, heat and temperature. India: Homi Bhabha Centere for Science Education.

Sugiyono, (2008). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D). Bandung : Alfabeta

Suryabrata, S. (2008). Metodologi Penelitian. Jakarta: RajaGrafindo Persada. Suparno, Paul, Dr. (1997). Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan.

Yogyakarta: Kanisius

Suparno, P. (2005). Miskonsepsi dan Perubahan Konsep Dalam Pendidikan Fisika. Jakarta: Gramedia.

Suratno, Tatang. (2008). “Konstruktivisme, Konsepsi Alternatif, dan Perubahan Konseptual dalam Pendidikan IPA”. Jurnal Pendidikan Dasar,10.

Suyono dan Hariyanto. (2012). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Talakua, M. (2013). Penerapan Model Pembelajaran Berorientasi Perubahan Konseptual Berbantuan Virtual Laboratory Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep IPA Mahasiswa calon Guru SD Universitas Pendidikan Indonesia Pertama, Tesis Sekolah Pasca Sarjana UPI . Bandung : Tidak diterbitkan

Unal, S. (2005). Problematic issue for students : Does it sink or float?. Turkey: Karadeniz Technical University

Wasis, A.P.(2013) Pembelajaran Dengan Praktikum Sederhana Untuk Mereduksi Miskonsepsi Siswa Pada Materi Fluida Statis Di Kelas XI SMA Negeri 2 Tuban . Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika Vol. 02 No. 03 Tahun 2013.

Gambar

Tabel 1.1  One Group Pretest-Posttest Design
Tabel 1.2   Klasifikasi Koefisien Korelasi antara Variabel X dan Y
Tabel 1.3  Teknik Pengumpulan DataTabel
Tabel 1.4
+2

Referensi

Dokumen terkait

bahwa dengan ditetapkannya Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.02.03/I/1470/2013 tentang Penetapan Kelas Rumah Sakit Umum Daerah Ratu Zalecha Martapura

The Health Benefits of Physical Activity for Girls and Women : Body Image and Self Esteem.. Vancouver : British Columbia Centre of Excellence for

Kedudukan Protokoler dan Keuangan Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 90, Tambahan Lembaran

This paper proposes a change detection approach, called FVA (feature vector analysis), for multi- resolution images, which is based on calculating the shape simi- larity

untuk memformulasikan minyak akar wangi dengan berbagai konsentrasi sebagai fiksatif dalam menahan wangi minyak mawar pada sediaan gel pengharum ruangan pada waktu yang

Gerusan lokal ( local scouring ) terjadi pada suatu kecepatan aliran dimana sedimen ditranspor lebih besar dari sedimen yang disuplai.. Transpor sedimen bertambah

Karya sastra dina enas-enasna mangrupa hasil karya cipta manusa anu gelar dina média lisan atawa tulisan. Karya sastra gelar salaku réfléksi kahirupan masarakat anu

Dari hasil analisis strategi pemasaran yang telah diterapkan oleh INDOMARET dengan metode analisis SWOT, maka dapat diketahui keefektifan strategi pemasarannya, kekuatan kelemahan