• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERSEPSI MAHASISWA PROGRAM STUDI KEPENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA TERHADAP PROGRAM SARJANA MENDIDIK DI DAERAH TERDEPAN, TERLUAR DAN TERTINGGAL.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERSEPSI MAHASISWA PROGRAM STUDI KEPENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA TERHADAP PROGRAM SARJANA MENDIDIK DI DAERAH TERDEPAN, TERLUAR DAN TERTINGGAL."

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

No.Daftar FPIPS : 1571/UN 40.2.4/PL/2013

PERSEPSI MAHASISWA PROGRAM STUDI KEPENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA TERHADAP PROGRAM

SARJANA MENDIDIK DI DAERAH TERDEPAN, TERLUAR, DAN TERTINGGAL

SKRIPSI

DiajukanuntukMemenuhiSebagian Dari Syarat UntukMemperolehGelarSarjanaPendidikan

JurusanPendidikan Geografi

Oleh :

SISCA FITRIYANI 0900185

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Sisca Fitriyani, 2013

Persepsi Mahasiswa Program Studi Kependidikan Universitas Pendidikan Indonesia Terhadap Program Sarjana Mendidik Di Daerah Terdepan , Terluas, Dan Tertinggal

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

PERSEPSI MAHASISWA PROGRAM STUDI KEPENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA TERHADAP PROGRAM

SARJANA MENDIDIK DI DAERAH TERDEPAN, TERLUAR, DAN TERTINGGAL

Oleh Sisca Fitriyani

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar SarjanaPendidikan pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Sisca Fitriyani 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

SISCA FITRIYANI

PERSEPSI MAHASISWA PROGRAM STUDI KEPENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA TERHADAP PROGRAM

SARJANA MENDIDIK DI DAERAH TERDEPAN, TERLUAR, DAN TERTINGGAL

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING: Pembimbing I

Dr. Hj. EponNingrum, M.Pd NIP. 19620304198704 2 001

Pembimbing II

Dr. Ahmad Yani, M.Si NIP. 19670812 199702 1 001

Mengetahui:

KetuaJurusanPendidikanGeografi

(4)

i Sisca Fitriyani, 2013

Persepsi Mahasiswa Program Studi Kependidikan Universitas Pendidikan Indonesia Terhadap Program Sarjana Mendidik Di Daerah Terdepan , Terluas, Dan Tertinggal

ABSTRAK

Persepsi Mahasiswa Program Studi Kependidikan

Universitas Pendidikan Indonesia Terhadap Program Sarjana Mendidik Di Daerah Terdepan, Terluar dan Tertinggal

Oleh : Sisca Fitriyani (0900185)

Penelitian ini berjudul “Persepsi Mahasiswa Program Studi Kependidikan Universitas Pendidikan Indonesia Terhadap Program Sarjana Mendidik di Daerah Terdepan, Terluar dan Tertinggal”. Program Sarjana Mendidik di Daerah Terdepan, Terluar dan Tertinggal(SM3T) ini merupakan salah satu program yang dirintis oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dalam rangka percepatan pembangunan pendidikan di daerah 3T. Mahasiswa program studi kependidikan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) merupakan calon guru profesional yang harus siap di tempatkan mengajar dimana saja, termasuk di Daerah 3T. Maka dari itu,tujuan dari penelitian ini yaitu ingin mengetahui persepsi mahasiswa program studi kependidikan UPI terhadap program SM3T, setuju atau tidaknya mereka untuk berpartisipasi dalam program tersebut.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Populasi pada penelitian ini sebanyak 16.938 mahasiswa program studi kependidikan UPI. Sampel penelitian adalah mahasiswa program studi kependidikan UPI angkatan 2009 yang diprioritaskan dari jurusan yang pernah mengirimkan lulusannya mengikuti program SM3T. Instrumen yang digunakan berupa angke tertutup. Data dianalisis dengan menggunakan analisis korelasi Spearman dan analisis skala Likert. Hasil penelitian ini menunjukkan : (1) adahubungan antara faktor fungsional dengan persepsi mahasiswa UPI yaitu sebesar 5,76%, hal ini dapat disimpulkan bahwa hubungan antara faktor fungsional dengan persepsi ini tergolong rendah (2) ada hubungan antara faktor struktural dengan persepsi mahasiswa UPI yaitu sebesar 5,15%, hal ini dapat disimpulkan bahwa hubungan antara faktor struktural dengan persepsi ini tergolong rendah (3) ada hubungan antara faktor kultural dengan persepsi mahasiswa UPI yaitu sebesar 4 %, hal ini dapat disimpulkan bahwa hubungan antara faktor kultural dengan persepsi ini tergolong rendah (4) persepsi mahasiswa program studi kependidikan Universitas Pendidikan Indonesia terhadap program Sarjana Mendidik di Daerah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal (SM3T) tergolong kuat, sehingga mereka setuju untuk mengikuti program SM3T. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa faktor fungsional, struktural, dan kultural terhadap persepsi mahasiswa program studi kependidikan UPI ini tergolong lemah sehingga kuatnya persepsi yang terbentuk berhubungan pula faktor-faktor lain diluar dari ketiga faktor tersebut.

(5)

ii ABSTRACT

Persepsi Mahasiswa Program Studi Kependidikan

Universitas Pendidikan Indonesia Terhadap Program Sarjana Mendidik Di Daerah Terdepan, Terluar dan Tertinggal

Oleh : Sisca Fitriyani (0900185)

The study is titled "Persepsi Mahasiswa Program Studi Kependidikan Universitas Pendidikan Indonesia Terhadap Program Sarjana Mendidik Di Daerah Terdepan, Terluar dan Tertinggal". Program Sarjana Mendidik Di Daerah Terdepan, Terluar dan Tertinggal (SM3T) is one of the programs initiated by the Ministry of Education and Culture in the acceleration of the development of education in the area of 3T.Students of educational Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) is a professional teacher candidate must be prepared to teach placed anywhere, including in the area 3T. Therefore, the purpose of this research is to know the perception of students of education UPI against SM3T program, whether or not they agree to participate in the program. The method used in this research is descriptive method. The population in this study were 16 938 students of educational UPI. Samples were students of class of 2009 UPI educational priority of the department had sent its graduates to follow the program SM3T. The instrument used a closed questionnaire. Data were analyzed using Spearman correlation analysis and analysis of the Likert scale. The results showed: (1) there is a functional correlation between the students 'perceptions of UPI is equal to 5.76%, it can be concluded that the relationship between the perception of functional factors is relatively low (2) there is a relationship between students' perceptions of structural factors with UPI is equal to 5.15%, it can be concluded that the relationship between structural factors relatively low with this perception (3) there is a relationship between students' perceptions of cultural factors with the UPI is 4%, it can be concluded that the relationship between cultural factors with this perception is low (4) the perception of students of education to the Indonesian Education University degree programs in the Region Educate Frontier, Outermost, and Disadvantaged (SM3T) quite strong, so they agree to follow the program SM3T. Thus, it can be concluded that the factor of functional, structural, and cultural perceptions of students of the educational UPI relatively weak so the strong perception that forms also relate to other factors outside of the third factor

(6)

iv Sisca Fitriyani, 2013

Persepsi Mahasiswa Program Studi Kependidikan Universitas Pendidikan Indonesia Terhadap Program Sarjana Mendidik Di Daerah Terdepan , Terluas, Dan Tertinggal

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Struktur Organisasi Skripsi ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN ... 8

A. Kajian Pustaka ... 8

1. Persepsi dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya ... 8

2. Program Sarjana Mendidik di Daerah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal ... 14

B. Kerangka Pemikiran ... 17

C. Hipotesis Penelitian ... 18

BAB III METODE PENELITIAN ... 20

A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian ... 20

1. Lokasi Penelitian ... 20

(7)

v

a) Populasi ... 20

b) Sampel ... 20

B. Metode Penelitian ... 23

C. Definisi Operasional ... 23

D. Variabel Penelitian ... 25

E. Teknik Pengumpulan Data ... 26

F. Instrumen Penelitian ... 26

G. Pengembangan Instrumen Penelitian ... 26

1. Uji Validitas Instrumen ... 26

2. Uji Reliabilitas Instrumen ... 28

H. Pengolahan dan Analisis Data ... 29

1. Tahap Persiapan ... 30

2. Pengkodean Data ... 30

3. Tabulasi Data ... 30

4. Teknik Analisis Data ... 30

a) Analisis Skala Likert ... 30

b) Analisis Korelasi Sederhana ... 32

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 35

A. Deskripsi SM3T ... 35

1. Gambaran Umum Daerah 3T ... 35

2. Daerah Tujuan Program SM3T ... 37

B. Analisis Data ... 38

1. Uji Korelasi Spearman ... 38

a) Faktor Fungsional ... 38

b) Faktor Struktural ... 42

c) Faktor Kultural ... 43

2. Skala Likert ... 45

C. Pembahasan ... 47

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 51

(8)

vi Sisca Fitriyani, 2013

Persepsi Mahasiswa Program Studi Kependidikan Universitas Pendidikan Indonesia Terhadap Program Sarjana Mendidik Di Daerah Terdepan , Terluas, Dan Tertinggal

B. Saran ... 52

DAFTAR PUSTAKA ... 53 LAMPIRAN

(9)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara dengan luas daratan sekitar 1.919.031,32 km2serta terdiri dari 13.466 buah pulau(Kementerian Kelautan dan Perikanan, 2011). Luas serta banyaknya jumlah pulau yang dimiliki Indonesia ternyata belum disertai dengan pembangunan yang merata di setiap wilayahnya. Hingga saat ini pembangunan masih terpusat di kota-kota besar khususnya yang berada di Pulau Jawa. Hal ini tentunya bertolak belakang dengan hakikat dari pembangunan nasional yaitu pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya yang dilaksanakan merata di seluruh tanah air. Kesenjangan yang terjadi saat ini masih cukup tinggi baik dalam hal pembangunan infrastruktur, atau pun dalam hal pelayanan dasar seperti pendidikan, khususnya di daerah terdepan, terluar dan tertinggal (3T).

Kondisi pendidikan di daerah terdepan, terluar dan tertinggal (3T) masih kurang memadai baik dari segi sarana dan prasarana belajar serta kurangnya jumlah guru yang mengajar. Kesenjangan pendidikan yang terjadi masih cukup tinggi jika dibandingkan dengan kondisi di perkotaan (Peraturan Presiden No 7 Tahun 2005). Sedangkan menurut undang-undang pasal 31 ayat 1 menjelaskan

bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan, hal ini tentunya perlu mendapat perhatian dan perbaikan lagi dari pemerintah agar tujuan pembangunan nasional dapat terlaksana dengan baik.

(10)

2

Sisca Fitriyani, 2013

Persepsi Mahasiswa Program Studi Kependidikan Universitas Pendidikan Indonesia Terhadap Program Sarjana Mendidik Di Daerah Terdepan , Terluas, Dan Tertinggal

berkaitan dengan intergritas bangsa, jangan sampai anak-anak disana kelak lebih memilih pindah warga karena mereka merasa negara tersebut lebih bisa menjamin kehidupannya dibandingkan negaranya sendiri.

Salah satu permasalahan pendidikan di daerah 3T yang menjadi sorotanyaitu mengenai kurangnya jumlah guru yang mengajar di daerah tersebut. Hal ini terjadi bukan hanya karena jumlah guru yang ada di Indonesia itu sedikit, tetapi karena keberadaannya yang tidak merata. Masih terdapat kesenjangan pendidikan yang cukup tinggi antara penduduk di perkotaan dan pedesaan, dan

antardaerah (Peraturan Presiden No 7 Tahun 2005). Menurut Anies Baswedan dalam Roadshow Gerakan Indonesia Mengajar(Berita Institut Teknologi Bandung,

2011) menyebutkan bahwa ada 21% sekolah di perkotaan yang kekurangan guru, 37% sekolah di pedesaan dan 64% sekolah di daerah terpencil. Permasalahan ini tentunya perlu mendapatkan penanganan yang lebih dari pemerintah guna memperbaiki pendidikan di Indonesia.

Kurangnya jumlah guru yang mengajar di daerah 3T ini tentunya terkait dengan prinsip penyebaran atau distribusi dalam ilmu geografi. Prinsip ini memandang bahwa setiap gejala dan fakta di permukaan bumi tersebar secara tidak merata antara satu wilayah dengan wilayah lainnya. Suatu gejala geografi bisa terlihat terkumpul dalam jumlah yang banyak, tetapi di satu tempat lain terlihat sangat jarang atau sedikit. Kondisi pendidikan di Indonesia pun ternyata demikian. Jumlah guru yang mengajar di perkotaan bisa dikatakan sangat banyak bahkan berlebih, sedangkan untuk di daerah 3T tergolong jarang atau sedikit.

Distribusi guru yang tidak merata ini tentunya dilatarbelakangi oleh banyak hal, diantaranya terkait kondisi alam dan sosial di daerah 3T, atau minimnya sarana dan prasarana di daerah tersebut. Hal ini tentunya berkaitan pula dengan konsep keterjangkauan. Daerah 3T umumnya sulit untuk dijangkau karena

(11)

sosial. Keterjangkauan suatu daerah tentunya akan menjadi pertimbangan bagi para guru yang akan mengajar disana. Walaupun demikian, setiap warga negara Indonesia berhak memperoleh pendidikan yang bermutu sebagaimana yang telah diamanatkan dalam UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional sehingga pemerintah wajib untuk melaksanakan pemerataan di bidang pendidikan baik itu di perkotaan maupun di daerah 3T.

Pemerintah dalam hal ini telah mengatur sedemikian rupa agar pendidikan di Indonesia ini bisa merata. Hal ini dibuktikan dengan keluarnya SKB Lima

Menteri tentang penataan dan pemerataan guru PNS. Selain itu, pemerintah pun menyelenggarakan salah satu program yaitu Program Sarjana Mendidik di Daerah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal (SM3T). Program SM3T merupakan Program Pengabdian Sarjana Pendidikan untuk berpartisipasi dalam percepatan pembangunan pendidikan di daerah 3T selama satu tahun sebagai penyiapan pendidik profesional yang akan dilanjutkan dengan Program Pendidikan Profesi Guru (Pedoman SM3T, 2012:2). Program SM3T ini bertujuan untuk membantu daerah terdepan, terluar dan tertinggal (3T), dalam mengatasi permasalahan pendidikan terutama kekurangan tenaga pendidik.

Program SM3T ini diselenggarakan oleh 17 Universitas yang ada di Indonesia (http://majubersama.dikti.go.id), diantaranya diantaranya Universitas Negeri Medan (UNIMED), Universitas Negeri Padang (UNP), Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Universitas Negeri Semarang (UNNES), Universitas Negeri Surabaya (UNESA), Universitas Negeri Malang (UM), Universitas Pendidikan Ganesha (UNDIKSHA), Universitas Negeri Makassar (UNM), Universitas Negeri Menado (UNIMA), Universitas Negeri Gorontalo (UNG), FKIP Universitas Syiah Kuala (UNSYIAH), FKIP Universitas Riau (UR), FKIP Universitas Nusa

(12)

4

Sisca Fitriyani, 2013

Persepsi Mahasiswa Program Studi Kependidikan Universitas Pendidikan Indonesia Terhadap Program Sarjana Mendidik Di Daerah Terdepan , Terluas, Dan Tertinggal

untuk menjadi daerah sasaran program ini sepanjang memenuhi persyaratan sebagai daerah terdepan, terluar, dan tertinggal.

Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) merupakan salah satu universitas yang menyelenggarakan program SM3T. Program SM3T ini diharapkan dapat memberikan bekal dan pengalaman tentang kondisi nyata pendidikan yang ada di Indonesia, dengan demikian diharapkan mampu mencetak guru yang tangguh dan profesional yang siap untuk ditempatkan dimana saja sesuai dengan kebutuhan satuan pendidikan yang ada di Indonesia. Berdasarkan wawancara langsung

dengan Ketua IKA SM3T, UPI pada gelombang I mengirimkan sebanyak 66 peserta dan pada gelombang II sebanyak 64 peserta, sedangkan kuota yang diberikan untuk UPI sebanyak 300 peserta. Hal ini tentunya menunjukan bahwa minat mahasiswa UPI untuk mengikuti program SM3T tergolong rendah.

Mengajar di daerah 3T memang memiliki banyak tantangan, baik itu dari segi kondisi alam, sosial maupun budaya masyarakatnya. Lokasi daerah 3T yang terletak jauh dari pusat kota dengan keterbatasan sarana prasarana serta infrastruktur menyebabkan sulitnya akses menuju daerah tersebut. Hal ini menyebabkan sedikitnya guru yang bersedia untuk mengajar di daerah 3T. Keterbatasan aksesibilitas yang ada di daerah 3T seharusnya tidak menjadikan pendidikan yang ada disana ikut terbatas pula. Pendidikan saat ini menjadi kebutuhan pokok bagi setiap manusia guna mengaktualisisasikan diri dalam kehidupan sehari-hari. Melalui program SM3T ini diharapkan dapat membantu mengatasi permasalahan pendidikan yang ada di daerah 3T.

(13)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, fokus permasalahan dapat dirumuskan kedalam beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut :

1. Adakahhubungan faktor fungsionaldenganpersepsimahasiswa program studikependidikanUPIterhadap program SM3T?

2. Adakahhubungan faktor strukturaldenganpersepsimahasiswa program studikependidikanUPI terhadap program SM3T?

3. Adakahhubunganfaktorkulturaldengan persepsimahasiswa program

studikependidikanUPI terhadap program SM3T?

4. Bagaimana persepsi mahasiswa program studi kependidikan UPI terhadap program SM3T?

C. Tujuan Penelitian

Melihat permasalahan yang diajukan di atas maka ada beberapa hal yang menjadi tujuan dalam penelitian ini. Adapun tujuan yang ingin dicapai adalah: 1. Mengidentifikasi hubungan faktor fungsionaldenganpersepsimahasiswa

program studikependidikanUniversitasPendidikan Indonesia terhadap program Sarjana Mendidik di Daerah Terdepan, Terluar dan Tertinggal (SM3T)

2. Mengidentifikasihubungan faktor strukturaldengan persepsimahasiswa program studikependidikanUniversitasPendidikan Indonesia terhadap program Sarjana Mendidik di Daerah Terdepan, Terluar dan Tertinggal (SM3T)

3. Mengidentifikasi hubungan faktor kulturaldenganpersepsimahasiswa program studikependidikanUniversitasPendidikan Indonesia terhadap program Sarjana Mendidik di Daerah Terdepan, Terluar dan Tertinggal (SM3T)

(14)

6

Sisca Fitriyani, 2013

Persepsi Mahasiswa Program Studi Kependidikan Universitas Pendidikan Indonesia Terhadap Program Sarjana Mendidik Di Daerah Terdepan , Terluas, Dan Tertinggal

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang ingin diperoleh dari pelaksanaan penelitian ini adalah:

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan kepada pihak Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) mengenai persepsi mahasiswa terhadap program Sarjana Mendidik di Daerah Terdepan, Terluar dan Tertinggal (SM3T).

2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada mahasiswa mengenai program Sarjana Mendidik di Daerah Terdepan, Terluar

dan Tertinggal (SM3T), sehingga dapat memberikan pengaruh yang positif dan menarik minat untuk mengajar di daerah tersebut.

3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan pengayaan bagi peneliti dalam meningkatkan wawasan mengenai penugasan sebagai guru di daerah terdepan, terluar, dan tertinggal.

E. Struktur Organisasi Skripsi

BAB I Pendahuluan yaitu menguraikan latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta struktur organisasi skripsi.

BAB II Kajian Pustaka yaitu menguraikan berbagai kajian teori yang terkait dengan permasalahan yang diambil, meliputi teori mengenai persepsi serta program SM3T

BAB III Metode Penelitian yaitu menjelaskan mengenai beberapa hal yang berkaitan dengan kegiatan ataupun proses yang ditempuh dalam penelitian. Sehubungan dengan hal tersebut bab ini meliputi beberapa penjelasan mengenai, lokasi penelitian, metode penelitian, definisi operasional, variabel penelitian, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen, serta pengolahan dan analisis data.

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan yaitu membahas pengolahan atau

(15)
(16)

Sisca Fitriyani, 2013

Persepsi Mahasiswa Program Studi Kependidikan Universitas Pendidikan Indonesia Terhadap Program Sarjana Mendidik Di Daerah Terdepan , Terluas, Dan Tertinggal

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di kampus Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) yang terletak di Jl. DR. Setiabudhi No 229. UPI termasuk kedalam daerah administratif Kelurahan Isola, Kecamatan Sukasari, Kota Bandung. Kampus UPI berada pada 6°51’00”LS - 6°51’20”LS dan 107°58’10” BT - 107°59’50” BT dengan memiliki luas ± 75 Ha. Lokasi UPI untuk lebih jelasnya lagi dapat dilihat pada gambar 3.1.

2. Populasi dan Sampel Penelitian a. Populasi

Menurut Tika ( 2005 : 24 ) menyatakan bahwa “populasi adalah himpunan individu atau objek yang banyaknya terbatas atau tidak terbatas”. Himpunan individu atau objek yang terbatas adalah himpunan individu atau objek yang dapat diketahui atau diukur dengan jelas jumlah maupun batasnya.

Berdasarkan pengertian populasi diatas maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh mahasiswa program studi kependididikan UPI. Menurut BAAK UPI tahun 2012, jumlah mahasiswa program studi kependidikan UPI berjumlah 16.938 mahasiswa, baik itu yang yang berada di Kampus Daerah maupun di Kampus Bumi Siliwangi.

b. Sampel

(17)
(18)

Sisca Fitriyani, 2013

Persepsi Mahasiswa Program Studi Kependidikan Universitas Pendidikan Indonesia Terhadap Program Sarjana Mendidik Di Daerah Terdepan , Terluas, Dan Tertinggal

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Penarikan sampel dilakukan dengan cara purposive sampling. Menurut Tika (2005 : 41) “purposive sampling adalah sample yang dipilih secara cermat dengan mengambil orang atau objek penelitian yang selektif dan mempunyai ciri-ciri yang spesifik”. Jumlah data mahasiswa program studi kependidikan jenjang S1 yang melakukan registrasi pada semester genap tahun akademik 2011/2012 menurut BAAK UPI yaitu FIP sebanyak 2.639 mahasiswa, FPIPS sebanyak 1.777 mahasiswa, FPBS sebanyak 4.343 mahasiswa, FPTK sebanyak 2.267 mahasiswa, FPOK sebanyak 2.045 mahasiswa, dan FPEB sebanyak 1.887 mahasiswa. Jadi

jumlah mahasiswa program studi kependidikan yang ada di Universitas Pendidikan Indonesia sebanyak 16.938 mahasiswa.

Dalam penelitian ini, peneliti hanya mengambil sampel dari 7 fakultas yang terdapat di kampus Bumi Siliwangi yaitu FIP, FPIPS, FPBS, FPMIPA, FPTK, FPOK dan FPEB dengan jumlah mahasiswa keseluruhannya adalah 16.938 mahasiswa. Dari data tersebut, perhitungan jumlah sampel akan menggunakan rumus Slovin dalam Umar (2008:108) sebagai berikut :

n = Keterangan :

n : ukuran sampel N : ukuran populasi

E : tingkat kesalahan pengambilan sampel yang masih bisa ditolelir

Dari jumlah populasi tersebut dan tingkat kesalahan sebesar 10% maka dengan rumus di atas diperoleh sampel sebesar :

n =

= 99,41= 100 Mahasiswa

Untuk pembagian penarikan sampel per fakultas, digunakan perhitungan sebagai berikut :

N =

(19)

Setelah dilakukan perhitungan menggunakan rumus diatas, maka didapatkan hasil yaitu sampel untuk FIP sebanyak 16 mahasiswa, FPIPS sebanyak 10 mahasiswa, FPBS sebanyak 26 mahasiswa, FPMIPA sebanyak 12 mahasiswa, FPTK sebanyak 13 mahasiwa, FPOK sebanyak 12 mahasiswa, dan FPEB sebanyak 11 mahasiswa.

Dalam penelitian ini, peneliti hanya mengambil sampel beberapa program studi dari tiap fakultas dengan memprioritaskan sampel dari jurusan yang pernah mengirimkan lulusannya untuk mengikuti program SM3T, diantaranya jurusan

PGSD, Pendidikan Kewarganegaraan, Pendidikan Sejarah, Pendidikan Georgafi, Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Pendidikan Bahasa Inggris, Pendidikan Biologi, Pendidikan Matematika, Pendidikan Fisika, Pendidikan Kimia, Pendidikan Kepelatihan Olahraga, Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi, dan Pendidikan Manajemen Bisnis.

Selain itu, peneliti memprioritaskan mahasiswa angkatan tahun 2009 yang akan dijadikan sampel penelitian karena mahasiswa angkatan tahun 2009 merupakan mahasiswa tingkat akhir yang lebih siap untuk berpartisipasi dalam mengikuti program SM3T.

B. Metode Penelitian

Metode yang penulis pergunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Menurut Issac dan Michael dalam Rakhmat (2012:22) mengemukakan bahwa “metode deskriptif bertujuan melukiskan secara sistematis fakta atau karakteristik populasi tertentu atau bidang tertentu secar faktual dan cermat”.

Adapun tujuan menggunakan metode ini yaitu untuk mengumpulkan data, fakta-fakta di lokasi penelitian, informasi dan keterangan tentang persepsi mahasiswa program studi kependidikan Universitas Pendidikan Indonesia terhadap program Sarjana Mendidik di Daerah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal.

C. Definisi Operasional

(20)

Sisca Fitriyani, 2013

Persepsi Mahasiswa Program Studi Kependidikan Universitas Pendidikan Indonesia Terhadap Program Sarjana Mendidik Di Daerah Terdepan , Terluas, Dan Tertinggal

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

dan Tertinggal (SM3T)”, berikut ini akan dijabarkan definisi operasional yang berkaitan dalam penelitian ini, yaitu:

1. Persepsi menurut Walgito (2004 : 87) “adalah hasil dari pengorganisasian, penginterpretasian terhadap stimulus yang diterima indera sehingga stimulus tersebut dimengerti dan mempengaruhi tingkah laku selanjutnya”. Persepsi mahasiswa dalam penelitian ini dapat diartikan sebagai penilaian mahasiswa terhadap program sarjana mendidik di daerah terdepan, terluar dan tertinggal (SM3T), akankan mereka mengikuti program tersebut atau tidak. Setiap orang

mempersepsikan dunia dengan cara-cara yang berbeda. Ada beberapafaktor yang turutmempengaruhipersepsiseseorang. Berikut ini beberapa faktor yang mempengaruhi persepsi menurut Rakhmat (2012:51-60), diantaranya :

a. Faktor yang bersifat fungsional, diantaranya kebutuhan, pengalaman, motivasi, perhatian, dan suasana hati.

b. Faktor yang bersifat struktural, diantaranya intensitas rangsangan, ukuran rangsangan, perubahan rangsangan, dan pertentangan rangsangan.

c. Faktor kultural atau kebudayaan yaitu norma-norma yang dianut oleh individu.

2. Mahasiswa dalam Peraturan Pemerintah RI No.30 tahun 1990 adalah “peserta didik yang terdaftar dan belajar di perguruan tinggi tertentu”. Mahasiswa dalam penelitian ini diposisikan sebagai sampel penelitian. Sampel mahasiswa dalam penelitian ini dibatasi berdasarkan 7 fakultas yang ada di Kampus Bumi Siliwangi yaitu FIP, FPIPS, FPBS, FPMIPA, FPTK, FPOK, FPEB.

3. Program Sarjana Mendidik di Daerah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal (SM3T)yaitu program pengabdian sarjana pendidikan untuk berpartisipasi dalam percepatan pembangunan pendidikan di daerah 3T selama satu tahun sebagai penyiapan pendidik profesional yang akan dilanjutkan dengan

(21)

4. Daerah terdepan, terluar dan tertinggal (3T). Terdepan adalah daerah sekitar perbatasan dengan wilayah Negara, Terluar adalah daerah terpencil; Tertinggal adalah daerah dengan kualitas pendidikan yang masih rendah.

Jadi, setelah memperhatikan penjelasan di atas, skripsi ini akan mencoba mengungkapkan persepsi mahasiswa UPI yaitu penilaian mereka terhadap program SM3T, akankah mereka turut serta mengikuti program tersebut atau

tidak.

D. Variabel Penelitian

Variabel merupakan gejala yang menjadi fokus peneliti untuk diamati. Menurut Sugiyono (2008:61) menyatakan bahwa “variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas menurut Sugiyono (4:2009) “merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat”. Sedangkan variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas. Adapun variabel bebas dan variabel terikat dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.1.

Tabel 3.1 Variabel Penelitian

VariabelBebas (X) VariabelTerikat (Y)

1. Faktor fungsional 2. Faktor struktural 3. Faktor kultural

(22)

Sisca Fitriyani, 2013

Persepsi Mahasiswa Program Studi Kependidikan Universitas Pendidikan Indonesia Terhadap Program Sarjana Mendidik Di Daerah Terdepan , Terluas, Dan Tertinggal

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu E. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang lengkap dan akurat, data dikumpulkan dengan alat pengumpul data. Dalam penelitian ini alat pengumpulan data yang digunakan yaitu berupa angket atau kuisioner.

Riduwan (2010:99) mengartikan “angket merupakan daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain yang bersedia memberikan respon sesuai dengan permintaan pengguna”.

Teknik angket ini merupakan bentuk komunikasi antara peneliti dengan

responden yaitu mahasiswa program studi kependidikan UPI.Sejumlah pernyataan yang ditulis oleh peneliti, akan dijawab secara tertulis pula oleh responden.

Angket yang digunakan dalam penelitian ini berupa angket yang bersifat tertutup. Menurut Nasution (2009:128) menyatakan bahwa “angket tertutup terdiri atas pertanyaan atau pernyataan dengan sejumlah jawaban tertentu sebagai pilihan, responden memilih jawaban yang sesuai dengan pendiriannya”.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian menurut Riduwan (2010:69) yaitu “alat bantu yang dipilih dan digunakan dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya”. Selain itu, menurut Arikunto (2006:135) bahwa “instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid dan reliabel”. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa angket tertutup. Adapun kisi-kisi dari instrumen ini ditunjukan pada tabel 3.2.

G. Proses Pengembangan Instrumen 1. Uji Validitas Instrumen

Menurut Danim (2004:195) bahwa “suatu instrumen dikatakan valid jika instrumen itu mampu mengukur apa yang seharusnya diukur menurut situasi dan tujuan tertentu”.

(23)

Kisi-Kisi Instrumen Persepsi Mahasiswa Program Studi Kependidikan Universitas Pendidikan Indonesia Terhadap Program SM3T

No Variabel Permasalahan Indikator No. Pertanyaan

1. FaktorFungsional

5. Kebiasaan dan adat istiadat 6. Mata pencaharian

Untuk menguji tingkat validitas alat ukur ini digunakan rumus Pearson Product Moment :

Jika instrumen itu valid, maka dilihat kriteria penafsiran mengenai indeks korelasinya (r) sebagai berikut :

(24)

Sisca Fitriyani, 2013

Persepsi Mahasiswa Program Studi Kependidikan Universitas Pendidikan Indonesia Terhadap Program Sarjana Mendidik Di Daerah Terdepan , Terluas, Dan Tertinggal

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu r antara 0,400-0,599 = cukup tinggi

r antara 0,200-0,399 = rendah

r antara 0,000-0,199 = sangat rendah (tidak valid)

Pengujian validitas instrumen dilakukan dengan cara analisis butir sehingga perhitungannya merupakan perhitungan setiap item. Hasil yang didapat dari perhitungan product moment selanjutnya dihitung dengan Uji-t, dengan

rumus :

t √

(

Riduwan, 2010:110)

Keterangan :

t = Nilai thitung

r = Koefisien Korelasi hasil rhitung n = Jumlah Responden Uji Coba

Kriteria perhitungan validitas adalah jika thitung>ttabel dengan taraf signifikansi α = 0,05 untuk uji satu pihak (one tail test). Jika perhitungan yang

diperoleh adalah thitung<ttabel maka item angket dinyatakan tidak valid.

Hasil analisis dari 40 item pertanyaan yang diujicobakan, terdapat 21 item yang tidak valid yaitu item no. 2,3,5,6,7,8,9,10,12,13,14,15,17,18, 19,22,33,35,

36,39. Semua item yang dinyatakan tidak valid ini kemudian akan diperbaiki untuk selanjutnya dilakukan pengambilan data kembali sehingga didapat data yang valid.

2. Uji Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas instrumen menurut Danim (2004:199) “adalah tingkat

(25)

Untuk menguji tingkat reliabilitas alat ukur ini pertama kita perlu menghitung korelasi Product Moment dengan rumus :

r

b

=

√ } }

(

Riduwan, 2010:118)

Keterangan :

rb

= Koefisien Korelasi ΣX = Jumlah Skor Item

ΣY = Jumlah Skor Total (Seluruh Item) n = Jumlah Responden Uji Coba

Pengujian reliabilitas instrumen dilakukan dengan cara analisis butir sehingga perhitungannya merupakan perhitungan setiap item. Setelah nilai korelasi product moment diketahui, maka selanjutnya kita dapat menghitung reliabilitas seluruh tes dengan rumus Spearman Brown, dengan rumus :

r11=

(

Riduwan, 2010:119)

Keterangan :

r11= reliabilitas instrumen rb = koefisien korelasi

Kriteria pengujian reliabilitas adalah jika r11>rtabel dengan taraf signifikansi α = 0,05 dan derajat kebebasan (n-2). Jika perhitungan yang diperoleh adalah r11 < rtabel maka item angket dinyatakan tidak reliabel.

Hasil analisis dari 40 item pertanyaan yang diujicobakan, terdapat 20 item yang tidak reliabel yaitu item no. 2,3,6,7,8,9,11,12,13,14,15,16,17,18,19, 22, 33, 35,36,39. Semua item yang dinyatakan tidak reliabel ini kemudian akan diperbaiki untuk selanjutnya dilakukan pengambilan data kembali sehingga didapat data yang reliabel.

H. Pengolahan dan Analisis Data

(26)

Sisca Fitriyani, 2013

Persepsi Mahasiswa Program Studi Kependidikan Universitas Pendidikan Indonesia Terhadap Program Sarjana Mendidik Di Daerah Terdepan , Terluas, Dan Tertinggal

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

diketahui nilai atau bobot dari data tersebut. Secara garis besar, analisis data ini meliputi :

1. Tahap Persiapan

Adapun kegiatan yang dilaksanakan pada kegiatan ini adalah : a) Memeriksa dan mengecek kelengkapan identitas pengisi b) Memeriksa dan mengecek kelengkapan data

c) Memeriksa isi instrumen pengumpulan data

2. Pengkodean Data

Menyusun dan mengelompokan data sejenis guna mengetahui apakah data tersebut telah memenuhi atau belum dengan pertanyaan penelitian. Kemudian mengklasifikasikan jawaban dari para responden menurut macamnya. Dalam pengkodean, jawaban responden diklasifikasikan dengan memberikan kode tertentu berupa angka.

3. Tabulasi Data

Setelah dilakukan pengelompokan dan pengolahan data selanjutnya adalah tabulasi. Menurut Tika (2005:66), “tabulasi merupakan proses penyusunan dan analisis data dalam bentuk tabel”.

4. Teknik Analisis Data

Teknik Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

a. Skala Likert

(27)

Tabel 3.3 Skala Likert

No Simbol Keterangan Skor Item

Positif Negatif

1 SS Sangat Setuju 5 1

2 S Setuju 4 2

3 N Netral 3 3

4 TS Tidak Setuju 2 4

5 STS Sangat Tidak Setuju 1 5

Sumber : Riduwan,(2008:13)

Berdasarkan jawaban responden selanjutnya akan diperoleh satu kecenderungan atas jawaban responden tersebut. Angket yang dibagikan dilakukan dengan menggunakan skala Likert. Maka perhitungan skor atas jawaban responden dilakukan dengan rumus sebagai berikut :

Skor Indeks = ((F1x1) + (F2x2) + (F3x3) + (F4x4) + (F5x5)) Dimana keterangan untuk pernyataan yang positif yaitu :

F1 = Frekuensi jawaban responden yang menjawab 1 (Sangat Tidak Setuju) F2 = Frekuensi jawaban responden yang menjawab 2 (Tidak Setuju)

F3 = Frekuensi jawaban responden yang menjawab 3 (Netral) F4 = Frekuensi jawaban responden yang menjawab 4 (Setuju) F5 = Frekuensi jawaban responden yang menjawab 5 (Sangat Setuju)

Dimana untuk pernyataan negatif yaitu :

F1 = Frekuensi jawaban responden yang menjawab 1 (Sangat Setuju) F2 = Frekuensi jawaban responden yang menjawab 2 (Setuju)

F3 = Frekuensi jawaban responden yang menjawab 3 (Netral)

F4 = Frekuensi jawaban responden yang menjawab 4 (Tidak Setuju) F5 = Frekuensi jawaban responden yang menjawab 5 (Sangat Tidak Setuju)

Untuk melihat persepsi responden secara keseluruhan dilakukan dengan

(28)

Sisca Fitriyani, 2013

Persepsi Mahasiswa Program Studi Kependidikan Universitas Pendidikan Indonesia Terhadap Program Sarjana Mendidik Di Daerah Terdepan , Terluas, Dan Tertinggal

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

a. Menentukan skor maksimal, yaitu skor maksimal yang diperoleh tiap responden dikali banyak responden (5x100 = 500)

b. Menentukan total skor minimal, yaitu skor minimal yang diperoleh tiap responden dikali banyak responden

c. Menetukan nilai median, yaitu penjumlahan antara skor maksimal dan skor minimal dibagi dua

d. Menentukan nilai kuartil 1, yaitu penjumlahan antara skor minimal dengan nilai median dibagi dua

e. Menentukan nilai kuartil 3, yaitu penjumlahan antara skor maksimal dengan nilai median dibagi dua

f. Membuat skala skor

100 200 300 400 500

Minimal Kuartil 1 Median Kuartil3 Maksimal

STS TS N S SS

g. Menentukan skor total yang diperoleh seluruh responden

h. Interpretasi skor total responden dengan skala pada point. Setelah didapatkan jumlah skor pada tiap item, maka skor tersebut diubah kedalam bentuk

persentase dengan cara: x 100

i. Memberikan kesimpulan tentang jumlah skor yang didapat dan skor yang diinterpretasikan. Hasilnya dapat dipresentasekan kedalam kriteria interpretasi skor pada tabel 3.4.

b. Analisis Korelasi Sederhana

(29)

Tabel 3.4

Kriteria Interpretasi Skor

Prosentase Keterangan

0%-20% Sangat Lemah

21%-40% Lemah

41%-60% Cukup

61%-80% Kuat

81%-100% Sangat Kuat

Sumber : Riduwan (2008:15)

Ada berbagai teknik statistik untuk analisis korelasi sederhana, hal ini dibedakan berdasarkan jenis data yang digunakan. Dalam penelitian ini, teknik statistik yang digunakan yaitu koefisien korelasi Spearman. Koefisien korelasi Spearman ini digunakan pada analisis korelasi sederhana untuk variabel ordinal dengan variabel ordinal. Analisis dan perhitungan data menggunakan software SPSS 11.5.

Untuk mengetahui signifikan atau tidaknya koefisien korelasi Spearman dapat dilihat berdasarkan nilai probabilitasnya. Jika nilai probabilitas < 0,05, maka hubungan yang terdapat pada korelasi Spearman dianggap signifikan.

Sedangkan jika nilai probabilitas > 0,05 maka dianggap tidak signifikan. Kriteria pengujian hipotesis yaitu H0 diterima jika Signifikansi > 0,05 dan H0 ditolak jika signifikansi < 0,05. Selain itu untuk mengetahui keeratan hubungan atau korelasi antar variabel tersebut dalam penelitian ini, digunakan interval nilai koefisien

korelasi dan kekuatan hubungan yang dikemukakan oleh Hasan (2010:44) pada tabel 3.5.

(30)

Sisca Fitriyani, 2013

Persepsi Mahasiswa Program Studi Kependidikan Universitas Pendidikan Indonesia Terhadap Program Sarjana Mendidik Di Daerah Terdepan , Terluas, Dan Tertinggal

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Tabel 3.5

Interval Nilai Koefisien Korelasi dan Kekuatan Hubungan No Interval Nilai Kekuatan Hubungan

1 KK = 0,00 Tidak Ada

2 0,00 < KK ≤ 0,20 Sangat rendah atau lemah sekali

3 0,20 < KK ≤ 0,40 Rendah atau lemah tapi pasti

4 0,40 < KK ≤ 0,70 Cukup berarti atau sedang

5 0,70 < KK ≤ 0,90 Tinggi atau kuat

6 0,90 < KK < 1,00 Sangat tinggi atau kua sekali

7 KK = 1,00 Sempurna

Sumber : Hasan (2010:44)

Nilai koefisien penentu berada antara 0 sampai 1 (0 ≤ KP ≤ 1). Jika nilai KP = 0 berarti variabel bebas tidak berpengaruh terhadap variabel terikat. Jika nilai KP = 1, berarti variasi (naik/turunnya) variabel terikat dalah 100 % dipengaruhi oleh variabel bebas. Sedangkan jika nilai KP berada diantara 0 dan 1 (0 < KP < 1) maka besarnya pengaruh variabel bebas terhadap variasi variabel terikat adalah sesuai dengan nilai KP, dan selebihnya ditentukan oleh faktor lain. Adapun koefisien penentu (KP) dirumuskan sebagai berikut :

(Hasan, 2010 : 63)

Keterangan :

(31)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, penulis dapat mengambil beberapa kesimpulan yang tercantum dalam beberapa point di bawah ini, yaitu : 1. Dari hasil perhitungan analisis korelasi Spearman menggunakan SPSS 11.5

didapatkan hasil bahwa terdapat hubungan yang rendah atau lemah tapi pasti antara faktor fungsional dengan persepsi mahasiswa program studi

kependidikan UPI terhadap program SM3T, yaitu sebesar 0,240. Adapun variasi(naik/turunnya) persepsi mahasiswa UPI terhadap program SM3T yang disebabkan oleh faktor fungsional hanya sebesar 5,76 %, dan selebihnya 94,24% ditentukan oleh faktor lain.

2. Dari hasil perhitungan analisis korelasi Spearman menggunakan SPSS 11.5 didapatkan hasil bahwa terdapat hubungan yang rendah atau lemah tapi pasti antara faktor struktural dengan persepsi mahasiswa program studi kependidikan UPI terhadap program SM3T yaitu sebesar 0,227. Adapun variasi(naik/turunnya) persepsi mahasiswa UPI terhadap program SM3T yang disebabkan oleh faktor struktural hanya sebesar 5,15 %, dan selebihnya 94,85% ditentukan oleh faktor lain.

3. Dari hasil perhitungan analisis korelasi sSpearman menggunakan SPSS 11.5 didapatkan hasil bahwa terdapat hubungan yang rendah atau lemah tapi pasti antara faktor kultural dengan persepsi mahasiswa program studi kependidikan UPI terhadap program SM3T yaitu sebesar 0,2. Adapun variasi(naik/turunnya) persepsi mahasiswa UPI terhadap program SM3T yang disebabkan oleh faktor kultural hanya sebesar 4 %, dan selebihnya 96 % ditentukan oleh faktor lain.

(32)

52

Sisca Fitriyani, 2013

Persepsi Mahasiswa Program Studi Kependidikan Universitas Pendidikan Indonesia Terhadap Program Sarjana Mendidik Di Daerah Terdepan , Terluas, Dan Tertinggal

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

dan Tertinggal (SM3T) tergolong kuat, sehingga mereka setuju untuk mengikuti program SM3T. Namun hubungan antara faktor fungsional, struktural, dan kultural dengan persepsi mahasiswa program studi kependidikan UPI ini tergolong rendah atau lemah tapi sehingga kuatnya persepsi yang terbentuk berhubungan dengan faktor-faktor lain diluar dari ketiga faktor tersebut.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, penulis menyampaikan beberapa saran sebagai masukan yang diharapkan bermanfaat. Adapun saran-saran yang ingin penulis sampaikan antara lain :

1. Dalam rangka meningkatkan persepsi positif mahasiswa program studi kependidikan UPI terhadap program SM3T diharapkan pihak universitas lebih giat lagi memberikan sosialisasi tentang program SM3T baik dari media online, media cetak, maupun melalui prodi masing-masing agar mahasiswa program studi kependidikan UPI lebih tertarik dan berminat untuk berpartisipasi menyelesaikan masalah pendidikan di Indonesia melalui program SM3T.

(33)

53

DAFTAR PUSTAKA Ahmadi,A.(2003).Psikologi Umum. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto,S.(2006).Prosedur Penelitian suatu PendekatanPraktek. Jakarta: Rineka Cipta

Danim,S.(2004).Ilmu-ilmu Prilaku.Jakarta:Bumi Aksara.

Departemen Pendidikan Nasional.(2005).Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Departemen Pendidikan Nasional. (2003). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakata: Balai Pustaka

Hamalik, O.(2003).Proses Belajar Mengajar.Jakarta : Bumi Aksara.

http://majubersama.dikti.go.id/

Institut Teknologi Bandung.(2011). Roadshow Gerakan Indonesia Mengajar: Buka Mata dan Hati Mengenai Pendidikan [Online]. Tersedia : http://www.itb.ac.id/news/3428.xhtml [2 Desember 2011]

Isola Pos.(2012). SM3T UPI Minim Peminat [Online]. Tersedia : http://isolapos.com/2012/10/sm3t-upi-minim-peminat/ [9 Oktober 2012]

Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal Republik Indonesia.(2010).

Kebijakan Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal untuk Program Kewirausahaan Masyarakat.Bandung: Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal Republik Indonesia.

Kementerian Kelautan dan Perikanan. 2011. Kelautan dan Perikanan dalam angka 2011[Online]. Tersedia : statistik.kkp.go.id/index. php/arsip/file/37/ kpda11_ ok_r06_v02.pdf/ [2011]

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.(2012).Maju Bersama Mencerdaskan Indonesia [Online].Tersedia : sm-3t.dikti.go.id [2012].

Keputusan Menteri Negara Pembangunan Daerah Tertinggal Republik Indonesia Nomor : 001/Kep/M-Pdt/I/2005 Tentang Strategi Nasional Pembangunan Daerah Tertinggal

(34)

54 Sisca Fitriyani, 2013

Persepsi Mahasiswa Program Studi Kependidikan Universitas Pendidikan Indonesia Terhadap Program Sarjana Mendidik Di Daerah Terdepan , Terluas, Dan Tertinggal

Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal.(2010).Strategi Percepatan

Pembangunan Daerah Tertinggal [Online].Tersedia :

(http://www.ipdn.ac.id/arikel/Strategi Pembangunan_daerah_ tertinggal. pdf) [25 Mei 2010]

Nasution,S.(2009).Metode Research (Penelitian Ilmiah).Jakarta: Bumi Aksara.

Program Utama P2TK Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar. (2011). Program Pengembangan Profesionalisme Guru 2011. Jakarta : Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar, Kemdiknas.

Poerwanto, H.(2010). Kebudayaan dan Lingkungan dalam Perspektif Antropologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Putra, Z.(2008).Gambaran Persepsi Pekerja Terhadap Gejala-gejala Stress Berkaitan Dengan Kondisi Pekerjaan Pada Pekerja Pertambangan Batubara di PT X Jobsite Y Kalimantan Timur Tahun 2008.Jakarta :Tidak diterbitkan.

Rachmanto, A.2011. Persepsi Mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknik BangunanFPTK UPI Tentang Minat Kerja. Bandung:Tidak diterbitkan

Rakhmat, J.(2012).Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.

.(2012).Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Retno, W. (2012).Korelasi Persepsi Mata Pelajaran Matematika Dan Minat Belajar Matematika Dengan Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas Vi Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Gamping Tahun Ajaran 2010/2011. Yogyakarta:Tidak diterbitkan.

Riduwan.(2008).Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta.

.(2010).Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta.

Santoso,S.(2001).Mengolah Data Statistik Secara Profesional.Jakarta:PT. Elex

Media Komputindo

Sobur, A.( 2003). Psikologi Umum dalam Lintas Sejarah.Bandung: Pustaka Setia.

(35)

55

Sujatmiko, H.(2012). Kebutuhan Dalam Ilmu Ekonomi[Online]. Tersedia :

http://harumisujatmiko.wordpress.com/2012/08/08/kebutuhan-dalam-ilmu-ekonomi/[8 Agustus 2012]

Tavris,C., & Wade,C.(2007).Psikologi Edisi Kesembilan. Indonesia: Erlangga.

Umar,H.(2008).Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis.Jakarta: Rajawali Pers

Walgito,B.(2010).Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi Offset.

Wirartha,M.(2006).Metodologi Penelitian Sosial Ekonomi. Yogyakarta: CV Andi Offset

Gambar

Gambar 3.1. Peta Area Kampus Universitas Pendidikan Indonesia
Tabel 3.1 Variabel Penelitian
Tabel 3.3 Skala Likert
Tabel 3.4 Kriteria Interpretasi Skor
+2

Referensi

Dokumen terkait

Dimana pada saat sinyal dengan frekuensi 50 Hz tersebut dicapai pada kondisi Ton duty cycle 1.5 ms, maka rotor dari motor akan berhenti tepat di tengah-tengah (sudut 0°/

Pertentangan elite politik untuk memilih ideologi yang terbaik bagi bangsa Indonesia tidak tuntas dalam novel Senja di Jakarta karya Mochtar Lubis.. Partai

67 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah, terdapat penyempurnaan dari yang sebelumnya pola pembelajaran satu arah

Harapannnya formasi jabatan structural sesuai hasil penataan organisasi perangkat daerah yang telah disyahkan dengan PERDA NO.9 Tahun 2016 Tentang Pembentukan dan

Berdasarkan pada hasil penelitian, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: (a) Efisiensi modal kerja , likuiditas dan solvabilitas secara bersama-sama tidak

Selama ini, penjualan dilakukan oleh salesman yang berjumlah 10 orang yang tersebar di wilayah kota – kota besar di Pulau Jawa dan Sumatera sehingga

[r]