Kartika Puspita Dewi, 2013
PENGARUH PERKEMBANGAN WISATA BUDAYA TERHADAP KONDISI SOSIAL EKONOMI MENURUT PERSEPSI MASYARAKAT
DI DESA CIREUNDEU
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pariwisata Pada Program Studi Management Resort & Leisure
Oleh ;
KARTIKA PUSPITA DEWI
NIM : 0900992
PROGRAM STUDI MANAJEMEN RESORT & LEISURE
FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2013
PENGARUH PERKEMBANGAN WISATA BUDAYA
TERHADAP KONDISI SOSIAL EKONOMI MENURUT
PERSEPSI MASYARAKAT DI DESA CIREUNDEU
Oleh :
Kartika Puspita Dewi
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
© Kartika Puspita Dewi 2013
Universitas Pendidikan Indonesia
Oktober 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
Kartika Puspita Dewi, 2013
LEMBAR PENGESAHAN
KARTIKA PUSPITA DEWI
0900992
“ PENGARUH PERKEMBANGAN WISATA BUDAYA TERHADAP
KONDISI SOSIAL EKONOMI MENURUT PERSEPSI
MASYARAKAT DI DESA CIREUNDEU ”
Disetujui dan disahkan oleh :
Pembimbing I
Erry Sukriah, SE.,M.SE.
NIP. 19791215 200812 2 002
Pembimbing II
Caria Ningsih, SE.,M.Si
NIP. 19800131.2008122.002
Mengetahui,
Ketua Program Studi Manajemen Resort & Leisure
Fitri Rahmafitria, SP.,M.Si.
PENGARUH PERKEMBANGAN WISATA BUDAYA TERHADAP KONDISI SOSIAL EKONOMI MENURUT PERSEPSI
MASYARAKAT
DI DESA CIREUNDEU
ABSTRAK
Oleh :
Kartika Puspita Dewi
0900992
Desa Cireundeu merupakan suatu desa adat yang memiliki potensi dari sisi kearifan lokal dan kebudayaan. Perkembangan pariwisata di Desa Cireundeu lebih menonjolkan wisata budaya. Sementara dalam proses perkembangan wisata budaya secara tidak langsung telah menyentuh kondisi sosial ekonomi masyarakat Desa Cireundeu. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif verifikatif dengan pendekatan kuantitatif. Dengan menggunakan metode ini, maka dapat diperoleh deskripsi mengenai bagaimana perkembangan wisata budaya di Desa Cireundeu menurut persepsi masyarakat sekitarnya dan juga bagaimana kondisi sosial ekonomi masyarakat yang juga dilihat menurut persepsi masyarakat. Untuk mendapatkan hasil verifikatif, data yang telah didapat dari kuesioner akan dianalisis menggunakan regresi linear sederhana. Penelitian ini menggunakan populasi sebanyak 1.034 orang dan sampel sebanyak 91 orang. Hasil analisis tersebut akan menggambarkan bagaiman pengaruh perkembangan wisata budaya terhadap kondisi sosial ekonomi. Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa perkembangan wisata budaya memiliki nilai yang positif terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat Desa Cireundeu. Pada pengujian hipotesis juga diketahui bahwa terdapat pengaruh antara perkembangan wisata budaya terhadap kondisi sosial ekonomi. Perkembangan wisata budaya dan kondisi sosial ekonomi pada penelitian terdapat hubungan yang sedang. Diharapkan masyarakat Desa Cireundeu terus berupaya menjaga segala bentuk kebudayaan yang mereka miliki. Salah satu caranya dengan meningkatkan penampilan kebudayaan yang mereka miliki melalui pagelaran drama atau pertunjukan musik daerah.
Kata Kunci : Wisata budaya, Kondisi sosial ekonomi, Persepsi masyarakat,
ii
Kartika Puspita Dewi, 2013
INFLUENCE OF CULTURAL TOURISM DEVELOPMENTS TO SOCIO ECONOMIC CONDITIONS BY COMMUNITY PERCEPTION
IN CIREUNDEU VILLAGE
ABSTRACT
By :
Kartika Puspita Dewi
0900992
Cireundeu Village is a traditional village that has the potential of the local wisdom and culture. The development of tourism in the village Cireundeu further highlight the cultural tourism. While in the process of the development of cultural tourism has indirectly touched the socio-economic condition of Village community Cireundeu. This study uses descriptive verification research method with quantitative approach. By using this method, can be obtained a description of how the development of cultural tourism in the Village Cireundeu by perceptions the surrounding community and also how the socio-economic conditions of community who are also seen by community perception. To get the verificative, data that has been obtained from the questionnaires will be analyzed using simple linear regression. This study used a population of 1,034 people and sample of 91 people. Results of the analysis will describe how the influence of developments cultural tourism to the socio-economic conditions. From the results of this research note that the developments cultural tourism has a positive value to the socio-economic condition of the Village community Cireundeu. On the hypothesis testing is also known that there are significant between the development of cultural tourism to the socio-economic conditions. The development of cultural tourism and socio-economic conditions in the study of the relationship there. Expected to Cireundeu Village community continually strive keep any kind of culture they have. One of way is to improve the appearance of their culture through performances of drama or musical performance area.
DAFTAR ISI
ABSTRAK... i
KATA PENGANTAR... iii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iv
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR GAMBAR ... xii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 6
C. Tujuan Penulisan ... 6
D. Manfaat Penelitian ... 6
E. Definisi Operasional ... 7
F. Sistematika Penulisan ... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pariwisata ... 9
B. Desa Wisata ... 10
C. Pengembangan Desa Wisata ... 12
D. Wisata Budaya ... 16
E. Dampak Sosial Ekonomi ... 19
F. Persepsi ... 23
vii Kartika Puspita Dewi, 2013
H. Hipotesis ... 26
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN A. Lokasi Dan Objek Penelitian ... 27
B. Desain Penelitian 1. Metode Penelitian... 27
2. Operasional Variabel ... 28
C. Populasi Dan Sampel 1. Populasi ... 30
2. Sampel ... 31
D. Jenis Dan Sumber Data ... 32
E. Teknik Pengumpulan Data ... 32
F. Pengujian Instrumen Penelitian 1. Uji Validitas ... 34
2. Uji Reliabilitas ... 37
3. Normalitas Data ... 40
4. Methods Sucessive Interval ... 40
5. Analisis Regresi Linear Sederhana ... 41
G. Teknik Analisis Data ... 42
H. Hipotesis ... 43
I. Uji Korelasi... 44
J. Koefisien Determinasi... 45
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1. Gambaran Singkat Desa Cireundeu... 46
2. Sejarah Singkat Desa Cireundeu ... 46
B. Hasil Analisis Perkembangan Wisata Budaya 1. Musik ... 49
2. Kerajinan ... 52
3. Arsitektur ... 55
4. Pola Tradisi Masyarakat ... 57
5. Aktivitas Ekonomi ... 58
6. Sejarah ... 61
7. Rekapitulasi Perkembangan Wisata Budaya ... 63
C. Hasil Analisis Kondisi Sosial Ekonomi 1. Aspek Demografis ... 65
2. Mata Pencaharian ... 67
3. Aspek Budaya ... 68
4. Transformasi Norma ... 71
5. Modifikasi Pola Konsumsi ... 73
6. Aspek Lingkungan ... 75
7. Rekapitulasi Kondisi Sosial Ekonomi ... 77
D. Pengaruh Perkembangan Wisata Budaya Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi 1. Uji Hipotesis ... 79
2. Koefisien Determinasi ... 80
3. Uji Regresi Linear Sederhana ... 81
ix Kartika Puspita Dewi, 2013
B. Saran ... 84
DAFTAR PUSTAKA ... 86
LAMPIRAN LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Wisata Kampung Adat Di Bandung ... 2
Tabel 2.1 Dampak Pariwisata Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi ... 21
Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu ... 22
Tabel 3.1 Operasional Variabel ... 29
Tabel 3.2 Interpretasi Koefisien Korelasi ... 35
Tabel 3.3 Validitas Perkembangan Wisata Budaya... 36
Tabel 3.4 Validitas Kondisi Sosial Ekonomi... 36
Tabel 3.5 Reliabilitas Perkembangan Wisata Budaya ... 39
Tabel 3.6 Reliabilitas Kondisi Sosial Ekonomi ... 39
Tabel 3.7 Normalitas Data ... 40
Tabel 3.8 Korelasi Pearson ... 45
Tabel 4.1 Tanggapan Responden Mengenai Musik... 50
Tabel 4.2 Tanggapan Responden Mengenai Kerajinan ... 52
Tabel 4.3 Tanggapan Responden Mengenai Arsitektur... 55
Tabel 4.4 Tanggapan Responden Mengenai Pola Tradisi Masyarakat ... 57
Tabel 4.5 Tanggapan Responden Mengenai Aktivitas Ekonomi ... 59
Tabel 4.6 Tanggapan Responden Mengenai Sejarah... 61
Tabel 4.7 Rekpitulasi Tanggapan Responden Mengenai Perkembangan Wisata Budaya ... 63
Tabel 4.8 Tanggapan Responden Mengenai Aspek Demografis... 65
Tabel 4.9 Tanggapan Responden Mengenai Mata Pencaharian ... 67
xi Kartika Puspita Dewi, 2013
Tabel 4.11 Tanggapan Responden Mengenai Transformasi Norma... 71
Tabel 4.12 Tanggapan Responden Mengenai Modifikasi Pola Konsumsi ... 73
Tabel 4.13 Tanggapan Responden Mengenai Aspek Lingkungan ... 75
Tabel 4.14 Rekapitulasi Tanggapan Responden Mengenai Kondisi Sosial
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Peta Lokasi Desa Cireundeu ... 27
Gambar 3.2 Garis Kontinum... 43
Gambar 4.1 Struktur Komunitas Cireundeu ... 49
Gambar 4.2 Garis Kontinum Musik... 50
Gambar 4.3 Diagram Karakteristik Responden Berdasarkan Usia... 52
Gambar 4.4 Garis Kontinum Kerajinan ... 53
Gambar 4.5 Diagram Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir... 54
Gambar 4.6 Diagram Karaketristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin... 55
Gambar 4.7 Garis Kontinum Arsitektur ... 56
Gambar 4.8 Garis Kontinum Pola Tradisi Masyarakat... 58
Gambar 4.9 Garis Kontinum Aktivitas Ekonomi... 59
Gambar 4.10 Diagram Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan... 61
Gambar 4.11 Garis Kontinum Sejarah... 62
Gambar 4.12 Garis Kontinum Perkembangan Wisata Budaya... 64
Gambar 4.13 Garis Kontinum Aspek Demografis... 66
Gambar 4.14 Garis Kontinum Mata Pencaharian ... 67
Gambar 4.15 Garis Kontinum Aspek Budaya ... 70
Gambar 4.16 Garis Kontinum Transformasi Norma ... 72
Gambar 4.17 Garis Kontinum Modifikasi Pola Konsumsi... 74
Gambar 4.18 Garis Kontinum Aspek Lingkungan ... 76
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di masa kini pariwisata merupakan sektor industri yang memiliki peran
penting dalam eksistensi suatu negara. Beragam potensi dan kekhasan suatu
negara akan menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Banyak kontribusi yang
didapat dalam pengembangan pariwisata di suatu negara, karena kini pariwisata
merupakan salah satu sektor industri yang mampu menyumbang pendapatan
negara dengan peresentasi cukup besar. Sesuai perkembangan, kepariwisataan
bertujuan memberikan keuntungan baik bagi wisatawan maupun warga setempat.
Dalam buku Anatomi Pariwisata, oleh Oka A. Yoeti (2008:35) tujuan utama
suatu negara mengembangkan industri pariwisata di negara masing-masing, tidak
lain ialah penerimaan pendapatan dari pengeluaran wisatawan yang
mengunjunginya. Kalau pendapatan hasil ekspor diperoleh dari penjualan
barang-barang luar negeri, dalam hal pariwisata pendapatan itu diperoleh dari
pengeluaran wisatawan yang mengunjungi suatu negara.
Dari hal tersebut negara-negara di dunia menyadari betapa pentingnya
pengembangan pariwisata karena dengan pengembangan pariwisata tidak hanya
memberikan manfaat untuk menunjukan eksistensi sebuah negara, namun dapat
pula mendorong peningkatan sektor perekonomian di negara tersebut. Data
UNWTO menyebutkan pada tahun 2011 sektor pariwisata menyumbangkan 9%
PDB dunia serta menyerap 8,7% tenaga kerja dunia. Dalam tahun yang sama pula,
pertumbuhan pariwisata dunia sebesar 4,6% dengan menciptakan lapangan kerja
sebanyak 244 juta pekerjaan. Ini membuktikan bahwa kontribusi kepariwisataan
dari penukaran pendapatan luar negeri sampai pendapatan dan pekerjaan, dapat
memperbaiki struktur ekonomi dan memacu perkembangan bisnis.
Di Indonesia, sektor pariwisata merupakan salah satu industri yang mampu
menyumbang pendapatan negara dengan jumlah presentase yang cukup besar.
2
Kartika Puspita Dewi, 2013
disumbang dari industri pariwisata diperkirakan mencapai US$9,1 miliar atau naik
5,81 persen dibanding penerimaan pendapatan tahun 2011 yang sebesar US$8,6
miliar. Beragam potensi yang di tawarkan dalam industri pariwisata menjadi daya
tarik tersendiri, Indonesia yang kaya akan daya tarik budaya serta laut dan alam
memiliki potensi yang dapat dikembangkan. Keanekaragaman kekayaan sosial
budaya merupakan modal dasar dari pengembangan pariwisata di Indonesia
Jawa Barat memiliki beragam obyek daya tarik wisata yang menarik untuk
dikunjungi. Di Jawa Barat terdapat beberapa titik kota dengan masing-masing
potensi alam dan kekhasan budaya yang dimilikinya.Wisata budaya merupakan
salah satu wisata yang cukup menarik, karena budaya dari setiap daerah memiliki
ciri khas tersendiri. Tabel 1.1 di bawah ini menunjukan daftar wisata budaya
berupa kampung adat di Jawa Barat
Tabel 1.1
Wisata Kampung Adat Di Jawa Barat
Sumber: disparbud.jabarprov.go.id
Beragam wisata budaya yang tersebar di kampung adat di Jawa Barat
memiliki keunikan atau potensi sendiri. Beberapa diantaranya seperti Kampung
Adat Ciptagelar memiliki potensi dari sisi khas dalam lokasi dan bentuk rumah
serta tradisi yang masih dipegang kuat oleh masyarakat pendukungnya. Kampung
No Nama Kampung Adat Lokasi
1 Kampung Urug Kab. Bogor
2 Kampung Ciptagelar Kab. Sukabumi
3 Kampung Adat Mahmud Kab. Cipatik
4 Kampung Pulo Kab. Garut
5 Kampung Naga Kab. Tasikmalaya
6 Kampung Kuta Kab. Ciamis
7 Kampung Dukuh Kab. Garut
8 Kampung Gede Kasepuhan Ciptagelar Kab. Sukabumi
9 Kampung Adat Sirna Resmi Kab. Sukabumi
3
Adat Pulo yang memiliki keunikan yakni Kampung Pulo didirikan 6 buah rumah
adat yang berjajar saling berhadapan masing-masing 3 buah rumah di kiri dan di
kanan ditambah dengan sebuah mesjid. Jumlah dari rumah tersebut tidak boleh
ditambah ataupun dikurangi. Sementara Kampung Adat Cireundeu yang kini
menjadi Desa Wisata Cireundeu memiliki potensi yang tidak kalah menarik untuk
diteliti yaitu kebiasaan masyarakat yang menjadikan singkong yang diolah
menjadi berasa yang di mana beras tersebut digunakan sebagai makanan pokok
mereka, dengan keunikan yang dimiliki Desa Wisata Cireundeu banyak
wisatawan yang datang untuk melihat proses pembuatan atau bahkan mencicipi
beras singkong. Desa Wisata Cireundeu sendiri berada tidak jauh dari pusat Kota
Cimahi.
Kota Cimahi merupakan salah satu kota di Jawa Barat yang memiliki
beragam potensi pariwisata, meskipun bertetangga dengan Bandung namun
eksistensi pariwisata di Cimahi masih kalah jauh dibandingkan Bandung
dikarenakan perkembangan dunia pariwisata di kota Cimahi terbilang masih jalan
di tempat. Program yang dicanangkan pemerintah setempat untuk pengembangan
pariwisata dinilai belum tepat sasaran sehingga hasilnya belum dirasa maksimal.
Meskipun begitu kota Cimahi kini sangat berusaha melakukan pembenahan dan
pengembangan di aspek pariwisatanya.
Mengacu pada peraturan Gubernur Provinsi Jawa Barat No 48/2006 tentang
Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah (RIPPDA) Provinsi Jawa Barat
2005-2013 bahwa Kota Cimahi termasuk ke dalam kawasan wisata pendidikan
dan belanja. Beragam ODTW yang tersebar di Cimahi antara lain Alam Wisata
Cimahi, Katumbiri, Curug Cimahi, Taman Kupu-Kupu, All About Starwberry,
Ciwangun Indah Camp, Paku Haji, Wisata Heritage berupa bangunan peninggalan
masa kolonial yang kini menjadi kawasan militer. Selain terkenal dengan wisata
heritage-nya Cimahi memiliki kampung adat Cireundeu yang kini menjadi Desa
Wisata Cireundeu.
Desa Cireundeu dikembangkan sebagai salah satu strategis pembangunan
masyarakat kota berkelanjutan dan percepatan peningkatan ekonomi kota Cimahi
4
Kartika Puspita Dewi, 2013
tahun 2010-2030 mengenai kriteria kawasan strategis wisata alam dan wisata
buatan, dan surat keputusan Walikota Cimahi No 501/kep 208/BPMPPKB/2010
tentang Desa Cireundeu. Desa Cireundeu ini menempati areal seluas 5 hektar,
terdiri dari 2 RT tercakup dalam wilayah Kelurahan Leuwigajah, Kota Cimahi.
Namun untuk Desa Cireundeu ini lebih terpusat di wilayah RT 02 RW 10. .
Desa Cireundeu merupakan kawasan lembah di perbukitan yang posisinya
dikelilingi beberapa gunung. Secara geografis, pegunungan yang mengelilinginya
antara lain Gunung Gajahlangu di sebelah Utara, Gunung Cimentang di sebelah
selatan, Gunung Puncaksalam di sebelah Timur, dan Gunungkunci di sebelah
Barat. Desa Wisata Cireundeu memiliki luas permukiman 5 hektar berada pada
ketinggian 800 m dari permukaan air laut. Ketinggian tempat, ditunjang vegetasi
lahan yang baik menyebabkan suhu kampung tersebut terasa relatif sejuk. Curah
hujan di kampung ini hampir sama dengan curah hujan di wilayah Kelurahan
Leuwigajah yaitu berkisar antara 1.500 mm sampai dengan 3.000 mm per tahun.
Desa Cireundeu merupakan desa adat yang memiliki potensi pariwisata dari
sisi kearifan lokal dan budayanya, masyarakat Cireundeu masih menjaga adat
istiadat dan tradisinya dengan kokoh. Salah satu kekhasan yang dimiliki
masyarakat Desa Cireundeu adalah kebiasaan unik makanan pokok mereka
bukannlah beras tetapi singkong. Awalnya singkong hanya diolah menjadi rasi
yang berarti beras singkong, namun dengan seiring berkembangnya aspek
pariwisata di desa tersebut kini singkong diolah menjadi beragam produk yang
hasilnya dapat dijual kepada wisatawan yang datang. Dengan berkembangnya
produk olahan singkong, ini jelas dapat mengangkat perekonomian masyarakat
Desa Cireundeu melalui industri rumah tangga.
Selain mengangkat perekonomian masyarakat Desa Wisata Cireundeu
melalui industri rumah tangga yang mengolah singkong, pengembangan
pariwisata di Desa Cireundeu mampu memberikan lapangan pekerjaan kepada
masyarakat sekitar salah satunya lapangan pekerjaan untuk berwirausaha aneka
pangan khas Desa Cireundeu, dimana panganan atau snack ini dapat dijual kepada
5
Hal-hal di atas merupakan dampak positif yang didapat dari pengembangan
pariwisata di kawasan Desa Cireundeu. Dari aspek ekonomi yang meningkat
maka aspek pendidikan pun turut meningkat, kini masyarakat Cireundeu mampu
membiayai anaknya untuk bersekolah ke jenjang-jenjang yang lebih tinggi.
Dibandingkan dengan keadaan Desa Cireundeu yang dahulunya pengembangan
pariwisata di Desa Cireundeu secara tidak langsung membantu melestarikan
kearifan lokal yang dimiliki di daerah tersebut, sehingga tetap menjadi keunikan
tersendiri dan menjadi daya tarik yang khas. Sehingga bisa dikatakan dengan
berkembangnya pariwisata di suatu daerah maka berkembang pula
peluang-peluang bisnis, dari bisnis yang kecil hingga bisnis yang bertaraf lebih tinggi.
Selain itu juga kampung Cireundeu mengalami perubahan dalam hal
bangunan dimana bangunannya dulu dindingnya masih terbuat dari anyaman
bambu (bilik) dan atapnya dari hateup (daun kelapa), dibanding sekarang
bangunannya sudah modern yang berdindingkan tembok dan beratap genteng.
Namun kata kepala adat disana seharusnya tidak dirubah dengan tembok, karena
dengan mengubahnya berarti menghilangkan adat ciri khas bangunan kampung
Cireundeu dulu yang seharusnya dilestarikan.
Menurut Prajogo,1976 dalam Spillane (1991 : 13) gejala pariwisata, baik
dalam arti sempit maupun dalam arti luas, mempunyai pengaruh pada segi-segi
kehidupan orang, dan masyarakat, baik pada segi-segi sosio-ekonomi maupun
pada segi-segi sosio-budaya, politik dan lingkungan hidup. Pengaruh-pengaruh
itu bisa jadi menguntungkan, maka sedapat mungkin dilipat gandakan. Tetapi bisa
pula merugikan, yang sedapat mungkin dihindari.
Pengembangan pariwisata tentunya akan berdampak terhadap kondisi
masyarakat, seperti kondisi ekonomi dan sosial di masyarakat sekitarnya. Dengan
keberagaman budaya dan kehidupan sosial di masyarakat, pengembangan
pariwisata diharapakan akan membuat suatu hubungan yang saling
menguntungkan. Hal ini sangat diharapkan dalam pengembangan Desa Wisata
Cireundeu.
Dari pengembangan pariwisata yang berdampak pada kondisi sosial dan
6
Kartika Puspita Dewi, 2013
secara langsung merasakan efek pembangunan ini adalah masyarakat sekitarnya,
sehingga mengkaji atau meneliti persepsi masyarakat sendiri mengenai hubungan
pengembangan wisata di daerahnya terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat
itu sendiri akan memberikan gambaran mengenai bagaimana perkembangan
wisata budaya dan efek yang didapatkan atau dirasakan masyarakat pada kondisi
sosial ekonominya.
Dengan uraian latar belakang tersebut penulis ingin mengadakan penelitian
dengan judul:
“PENGARUH PERKEMBANGAN WISATA BUDAYA TERHADAP
KONDISI SOSIAL EKONOMI DI DESA CIREUNDEU MENURUT
PERSEPSI MASYARAKAT”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah dikemukakan sebelumnya
maka identifikasi masalah yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana persepsi masyarakat mengenai perkembangan wisata budaya
di Desa Cireundeu?
2. Bagaimana persepsi masyarakat mengenai kondisi sosial ekonomi di Desa
Cireundeu?
3. Bagaimana pengaruh perkembangan wisata budaya terhadap kondisi sosial
ekonomi ditinjau dari persepsi masyarakat sekitar Desa Cireundeu?
C. Tujuan Penelitian
1. Menganalisis mengenai perkembangan wisata budaya di Desa Cireundeu
ditinjau dari persepsi masyarakat.
2. Menganalisis kondisi sosial ekonomi di Desa Cireundeu ditinnjau dari
persepsi masyarakat.
3. Menganalisis pengaruh perkembangan wisata budaya terhadap kondisi
7
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang hendak dicapai dalam penelitian ini, yakni:
1. Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kajian keilmuan mengenai
desa wisata.
2. Penelitian diharapkan mampu menjadi masukan bagi pemerintah dan
pengelola Desa Cireundeu terhadap kaitan pengembangan pariwisata
dengan kondisi sosial ekonomi masyarakat.
3. Diharapkan dapat menjadi suatu referensi dalam penelitian berikutnya
dengan tema dan topik yang serupa.
E. Definisi Operasional
Agar penelitian ini dapat terlaksana dengan baik dan tidak melenceng dari
sasaran awal, maka definisi operasional dari penelitian ini perlu dijabarkan dengan
jelas. Adapun definisi operasionalnya adalah sebagai berikut:
1. Persepsi
Definisi persepsi yang diberikan oleh Desiderato dalam Rakhmat
(1996:51) adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau
hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan
menafsirkan pesan.
2. Wisata Budaya
Menurut Pendit (1994:14) wisata budaya adalah perjalanan yang
dilakukan atas dasar keinginan untuk memperluas pandangan hidup
seseorang dengan jalan mengadakan kunjungan ke tempat lain atau ke luar
negeri, mempelajari keadaan rakyat, kebiasan dan adat istiadat, cara hidup,
kebudayan dan seni mereka
3. Kondisi Sosial Ekonomi
Menurut Glenn (1998:9) dampak pariwisata pada industri pariwisata
8
Kartika Puspita Dewi, 2013
permintaan akan pariwisata, dan penyusutan dan kerusakan sumber daya
pariwisata. Akhirnya ada dampak lebih luas yakni dampak atas kondisi
lingkungan hidup, sosial, dan ekonomi.
F. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan adalah urutan atau tata cara penulisan dengan tujuan
untuk mempermudah proses pembacaan sebuah karya tulis khususnya skripsi.
Berikut adalah sistematika penulisan skripsi ini.
BAB I Pendahuluan
Bab ini menjelaskan tentang latar belakang permasalahan penelitian,
rumusan masalah, tujuan, dan manfaat penelitian.
BAB II Tinjauan Pustaka
Bab ini berisikan tentang kajian teori yang berfungsi sebagai landasan
teoritis dan juga berisikanhipotesis peneliti dalam pengujian teori.
BAB III Metode Penelitian
Bab ini berisikan tentang lokasi penelitian,populasi, sampel, desain
penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian,
teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.
BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
Bab ini menjelaskan tentang hasil penelitian dan pembahasan yang
dilakukan serta ditemukan oleh peneliti selama melakukan penelitian di
lapangan.
BAB V Kesimpulan dan Saran
Bab ini berisikan tentang kesimpulan dari hasil pembahasan dan
penelitian yang telah dilakukan peneliti serta saran-saran dari peneliti untuk
BAB III
OBJEK DAN METODELOGI PENELITIAN
A. Lokasi dan Objek Penelitian
Penelitian ini mengambil lokasi di Desa Wisata Cireundeu. Desa Cireundeu
ini tercakup dalam wilayah Kelurahan Leuwigajah, Kota Cimahi. Jarak Desa
Cireundeu sekitar dua kilometer dari Kelurahan Leuwigajah, dan empat kilometer
dari Pusat Pemerintahan Kota Cimahi. Lokasi penelitian ini ditunjukkan dalam
gambar 3.1
Sumber: Google Maps
Gambar 3.1
Peta Lokasi Desa Cireundeu
B. Desain Penelitian
1. Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan suatu kegiatan penelitian yang didasarkan
28
Kartika Puspita Dewi, 2013
data, dengan tujuan dan kegunaan yang telah ditentukan. Dalam penelitian ini,
penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Menurut Sugiyono (2012:8)
metode penelitian kuantitatif dapat diartikan metode penelitian yang berlandaskan
pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel
tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data
bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah
ditetapkan. Metode dalam penelitian ini akan digunakan metode deskriptif dan
verifikatif.
Sugiyono (2011:29) mendefinisikan bahwa metode deskriptif adalah
metode yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil
penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas.
Sedangkan metode penelitian verifikatif menurut Sugiyono (2005:21) penelitian
verifikatif pada dasarnya untuk menguji teori dengan pengujian hipotesis.
Pengujian hipotesis dilakukan dengan mengunakan perhitungan statistik yang
digunakan untuk menguji pengaruh variabel X terhadap Y. Metode verifikatif
berarti menguji teori dengan pengujian suatu hipotesis apakah diterima atau
ditolak.
2. Operasionalisasi Variabel
Dalam penelitian ini, penulis telah mengkaji operasional variabel yang
kemudian akan dijadikan panduan dalam pembuatan kuisioner. Adapun
pengertian variabel menurut Sugiyono (2012:58) variabel penelitian pada
dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut,
kemudian ditarik kesimpulan
Penelitian ini mengkaji persepsi masyarakat mengenai kondisi sosial
ekonomi (y) dan persepsi masyarakat mengenai perkembangan wisata budaya
sebagai variabel independen (x). Operasional Variabel dari penelitian ini dapat
dilihat pada tabel 3.1
29
Empirik Konsep Analisis Skala
Persepsi kuesioner dengan skala likert meliputi persepsi atau pendapat dari masyarakat sekitar
1. Musik
a. Kesenian pertunjukan musik
yang ditampilkan
mengandung makna dari apresiasi atau ide masyarakat setempat
2. Kerajinan
a. Hasil kerajinan didapat dari kreativitas dan inovasi masyarakat
b. Hasil kerajinan didapat dengan cara mengolah hasil pertanian
3. Arsitektur
a. Bentuk bangunan
mencerminkan kelokalan dan keaslian wilayah setempat
4. Pola Tradisi Masyarakat a. Upacara adat semakin
diminati wisatawan
5. Aktivitas Ekonomi
a. Pola usaha atau mata pencaharian masyarakat berkaitan dengan potensi produksi di wilayah pedesaan
6. Sejarah
30
Kartika Puspita Dewi, 2013 Variabel
Konsep Teoritis
Konsep
Empirik Konsep Analisis Skala
Persepsi responden dengan skala likert meliputi persepsi atau pendapat dari masyarakat sekitar
1. Aspek Demografis
a. Adanya peningkatan penduduk pendatang
2. Mata Pencaharian
a. Lapangan pekerjaan bertambah luas b. Kebudyaan setempat lebih
dikenal
c. Penggunaan bahasa lain menjadi fasih
4. Transformasi Norma
a. Nilai aturan adat yang berlaku tetap dijaga dan ditaati
5. Modifikasi Pola Konsumsi a. Komuditas SDA hasil
olahan semakin beragam b. Pemanfaatan komuditas
SDA hasil olahan meningkat
6. Aspek Lingkungan
a. Kelestarian dan keasrian lingkungan sekitar menjadi lebih ditingkatkan
Sumber: Diolah Penulis (2013)
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Menurut Sugiyono (2011:80) populasi diartikan sebagai wilayah
generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan
31
ditarik kesimpulannya. Sedangkan menurut Made (2005:232) populasi adalah
kelompok dimana seorang peneliti akan memperoleh hasil penelitian yang dapat
disamaratakan (digeneralisasikan). Suatu populasi mempunyai
sekurang-kurangnya satu karakteristik yang membedakan populasi itu dengan
kelompok-kelompok yang lain. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh masyarakat yang
berada di wilayah Desa Cireundeu Kecamatan Cimahi Selatan Kota Cimahi yang
pada tahun 2011 berjumlah 1.034 orang dengan komposisi laki-laki 490 orang dan
perempuan 544 orang.
2. Sampel
Sampel menurut Sugiyono (2011:81) adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila Populasi besar, dan peneliti
tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, maka kesimpulan dari
sampel populasi tersebut dapat diberlakukan.
Penelitian ini tidak mungkin mengambil populasi secara keseluruhan
dikarenakan faktor-faktor seperti keterbatasan dana, tenaga, dan waktu. Oleh
karena itu penelitian ini hanya mengambil sebagian dari populasi namun harus
mewakili dari seluruh populasi tersebut.
Sehingga metode pengambilan sample dalam penelitian ini menggunakan
metode simple random sampling dengan rumus Slovin ( Umar, 2005:78) :
Keterangan:
n= Ukuran sampel
N=Ukuran populasi
e= kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan sampel yang dapat ditolerir
(0,10)
32
Kartika Puspita Dewi, 2013
n= 91,1
Berdasarkan perhitungan diatas penelitian ini menggunakan ukuran sampel
minimal dengan dengan derajat kepercayaan 10% maka didapatlah
ukuran sampel minimal dengan jumlah (n)= 91orang.
D. Jenis dan Sumber Data
1. Data primer
Data primer adalah data yang didapat dari sumber pertama baik dari
individu ataupun perseorangan, seperti dari wawancara atau pengisian kuisioner
ang dilakukan peneliti (Umar, 2005:42). Adapun data primer yang diperoleh
dalam penelitian ini adalah data mengenai jawaban responden atas kuesioner
tertutup guna mengetahui data yang dibutuhkan dan persepsi masyarakat
mengenai pengembangan wisata budaya terhadap kondisi sosial ekonomi.
2. Data Sekunder
Sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data
kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen
(Sugiyono, 2008:402). Data tersebut merupakan data yang diperoleh secara tidak
langsung dan sudah diolah oleh pihak-pihak lain. Dalam penelitian ini, data
sekunder diperoleh dari internet, pihak pemerintahan kota cimahi, pihak pengelola
Desa Cireundeu.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Observasi Lapangan, adalah suatu teknik pengumpulan data dilakukan
dengan cara mengunjungi tempat yang menjadi objek penelitian.
Fokus dalam penelitian ini adalah persepsi masyarakat mengenai
33
2. Kuesioner (Angket) merupakan teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau
pernyataan tertulis kepada responden. Dalam penelitian ini kuesioner
akan disebarkan pada beberapa Kepala Keluarga di Desa Cireundeu
dan menggunakan skala ordinal. Skala ini mengurutkan data dari
tingkat yang paling rendah ke tingkat yang paling tinggi atau
sebaliknya.
3. Wawancara, adalah suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara mengadakan tanya jawab, baik secara langsung maupun
tidak langsung dengan sumber data. Dalam penelitian ini wawancara
dilakukan kepada masyarakat Desa Cireundeu dan dinas dinas yang
terkait.
4. Studi Literatur, adalah metode pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara mengumpulkan informasi yang berhubungan dengan
teori-teori yang terdapat kaitannya dengan masalah yang diteliti.
Adapun data-data tersebut dapat diperoleh dari media internet, surat
kabar, buku-buku literatur yang memiliki keterkaitan dengan masalah
yang diteliti.
F. Pengujian Instrumen Penelitian
1. Uji Validitas
Yang dimaksud dengan uji validitas adalah suatu data dapat dipercaya
kebenarannya sesuai dengan kenyataan. Menurut Sugiyono (2012:121) bahwa
valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang
seharusnya diukur. Valid menunjukan derajat ketepatan antara data yang
sesungguhnya terjadi pada objek dengan data yang dapat dikumpulkan oleh
peneliti.
Uji validitas dalam penelitian ini digunakan analisis item yaitu
mengkorelasikan skor tiap butir dengan skor total yang merupakan jumlah dari
34
Kartika Puspita Dewi, 2013
tidak akan diteliti lebih lanjut. Syarat tersebut menurut Sugiyono (2009:179) yang
harus dipenuhi yaitu harus memiliki kriteria sebagai berikut :
a. Jika r ≥ 0,30, maka item-item pertanyaan dari kuesioner adalah valid
b. Jika r ≤ 0,30, maka item-item pertanyaan dari kuesioner adalah tidak valid
Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan korelasi Product Moment
dengan rumus sebagai berikut:
√ √
Keterangan:
r = Koefisien validitas butir pertanyaan yang dicari
n = Banyaknya koresponden
X = Skor yang diperoleh subjek dari seluruh item
Y = Skor total yang diperoleh dari seluruh item
∑X = Jumlah Skor dalam distribusi X
∑Y = Jumlah Skor dalam distribusi Y
∑X² = Jumlah kuadrat masing-masing X
∑Y² = Jumlah kuadrat masing-masing Y
Setelah harga hitung diperoleh, kemudian dihitung dengan Uji-t dengan
rumus sebagai berikut :
Keterangan :
t : Nilai thitung
r : Koefisien korelasi hasil rhitung
n : Jumlah responden
thitung =
35
Kriteria Uji jika > maka data dinyatakan Valid, jika <
dinyatakan tidak valid. Jika instrumen itu valid, maka dapat dilihat kriteria
penafsiran mengenai indeks korelasinya (r) pada Tabel 3.2.
Teknik perthitungan yang digunakan untuk menganalisis validitas
instrument penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik korelasi biasa, yaitu
korelasi antara skor-skor tes dari peserta yang sama. Selanjutnya perlu diuji
apakah koefisien validitas tersebut signifikan pada taraf tertentu. Artinya, adanya
koefisien validitas tersebut bukan karena faktor kebetulan.
Tabel 3.2
Interpretasi Koefisien Korelasi nilai R
Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,800 – 1000 Sangat kuat
0,600 - 0,799 Kuat
0,400 - 0,599 Cukup kuat
0,200 - 0,399 Rendah
0,000 - 0,199 Sangat rendah Sumber : Sugiyono (2009)
Setelah nilai r (koefisien korelasi) diperoleh maka langkah selanjutnya yang
dilakukan adalah membandingkan antara hasil hasil nilai r yang terdapat pada
tabel nilai kritis. Menurut Masun yang dikutip oleh Sugiono (2004:124) bahwa
jika didapat koefisien korelasi > 0,3 maka instrumen tersebut dinyatakan valid.
Dalam penelitian ini dengan menggunakan rumus product moment pearson yang
dilakukan perHitungan melalui program MS. Excel maka didapat hasil validitas
dari pertanyaan dalam kuisioner. Adapun hasil pengujian validitas, adalah sebagai
36
Kartika Puspita Dewi, 2013
Tabel 3.3
Validitas Perkembangan Wisata Budaya
No. Item RHitung rTabel Keterangan
1 0.530 0.361 Valid
perkembangan wisata budaya dapat dinyatakan valid karena nilai rHitung berada
pada nilai >0.3 dari titik kritis atau rTabel.
Tabel 3.4
Validitas Kondisi Sosial Ekonomi
No. Item rHitung rTabel Keterangan
37
Tabel di atas dapat diketahui bahwa pada indikator pertanyaan dari
variabel kondisi sosial ekonomi dapat dinyatakan valid karena nilai rHitung
berada pada nilai >0.3 dari titik kritis atau rTabel.
2. Pengujian Reliabilitas
Penggunaan pengujian reliabilitas oleh peneliti adalah untuk menilai
konsistensi pada objek dan data, apakah instrument yang digunakan beberapa kali
untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Alat ukur
dikatakan memiliki reliabilitas apabila instrumen yang digunakan beberapa kali
untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama, yang
berarti bahwa reliabilitas berhubungan dengan konsistensi dan akurasi atau
ketepatan. Uji reliabilitas diakukan untuk mendapatkan ketepatan alat pengumpul
data yang digunakan.
Untuk menguji realibilitas, menurut Arikunto (2002:171) dapat
menggunakan rumus Alpha Combach sebagai berikut:
r11 = [ ] [ ]
Keterangan :
r11 = nilai reliabilitas
∑ s1 = jumlah varian skor tiap item
St = varian total
k = jumlah item
Untuk mencari nilai varian tiap skor item digunakan persamaan
sebagai berikut :
Si =
Keterangan :
Si = varian skor tiap item
38
Kartika Puspita Dewi, 2013
(∑ X)2 = jumlah item X dikuadratkan N = jumlah responden
Hasil perhitungan r11 (r hitung) dibandingkan dengan rtabel pada taraf nyata
α= 5%, dengan kriteria kelayakan jika r11 > rtabel berarti reliabel dan sebaliknya
jika r11 < rtabel berarti tak reliabel. Bila keofeisien reliabilitas telah dihitung, maka
untuk menyatakan hubungan bisa digunakan kriteria Guilford (1956), yaitu :
a. < 0,20 : hubungan yang sangat kecil dan bisa diabaikan
b. 0,20 -< 0,40 : hubungan yang kecil (tidak erat)
c. 0,40 -<0,70 : hubungan yang cukup erat
d. 0,70 -<0,90 : hubungan yang erat (reliabel)
e. 0,90 -<1,00 : hubungan yang sangat erat (sangan reliabel)
Untuk mempermudah perhitungan uji validitas dan reliabilitas, maka
digunakan perengkat lunak komputer (software) program Exel for windows dan
SPSS (Statistical Product and Service Solution) versi 20 for windows.
Perhitungan reliabilitas pernyataan dilakukan dengan menggunakan program
SPSS for Windows 20.0. Pengujian reliabilitas instrumen penelitian dilakukan
pada setiap variabel, yakni variabel (X) Perkembangan Wisata Budaya dan
variabel (Y) Kondisi Sosial Ekonomi. Langkah untuk menguji reliabilitas dengan
menggunakan SPSS For Windows 20.0 adalah sebagai berikut:
a. Buka file data SPSS
b. Pilih analyze
c. Pilih Scale
d. Pilih Realibility Statistics
e. Pilih Alpha
Untuk menentukan reliabilitas atau tidaknya instrumen didasarkan pada uji
coba hipotesa dengan kriteria kelayakan jika ri > rtabel berarti reliabel dan
39
Dengan n=30 pada tingkat kekeliruan 5% maka diperoleh nilai r product
moment sevesar 0.361. Berdasarkan hasil perhitungan reliabilitas masing-masing
variabel adalah sebagai berikut:
a. Hasil uji reliabilitas menggunakan alat bantu SPSS for Windows 20.0 pada data
Variabel X yaitu Perkembangan Wisata Budaya diperoleh ri= 0.725 dengan
menggunakan rumus Alpha. Dapat disimpulkan bahwa instrument variabel X
yaitu Perkembangan Wisata Budaya dinyatakan reliabel karena ri (0.725) >
rtabel ( 0.361), ditunjukkan pada Tabel 3.5.
Tabel 3.5
Reliabilitas Perkembangan Wisata Budaya
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.725 8
b. Hasil uji reliabilitas menggunakan alat bantu SPSS for Windows 20.0 pada data
Variabel Y yaitu Kondisi Sosial Ekonomi diperoleh ri= 0.771 dengan
menggunakan rumus Alpha. Dapat disimpulkan bahwa instrument variabel Y
yaitu Kondisi Sosial Ekonomi dinyatakan reliabel karena ri (0.771) > rtabel
(0.361), ditunjukkan pada Tabel 3.6.
Tabel 3.6
Reliabilitas Kondisi Sosial Ekonomi
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
40
Kartika Puspita Dewi, 2013 3. Normalitas Data
Pengujian normalitas data diperlukan untuk mengetahui apakah data
tersebut berdistribusi normal. Salah satu metode pengujian normalitas data adalah
teknik Kolmogrov-Smirnov. Pada teknik Kolmogrov-Smirnov jika tingkat
signifikasi dibawah 0,05 (p-value < 0,05) artinya terdapat perbedaan signifikan
antara data yang diuji dengan data normal baku. Hal ini dapat disimpulkan bahwa
data tidak berdistribusi normal. Sedangkan bila tingkat signifikasi diatas 0,05
(p-value > 0,05) artinya tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara data yang
diuji dengan data normal baku sehingga dapat disimpulkan bahwa data tersebut
berdistribusi normal. Pada tabel 3.7 akan ditampilkan pengujian data normalitas
dari penelitian mengenai perkembangan wisata budaya terhadap kondisi sosial
ekonomi di Desa Cireundeu.
Tabel 3.7
Uji Normalitas
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic Df Sig. X .075 91 .200* .977 91 .105 Y .086 91 .095 .957 91 .005 *. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
Dari hasil pengujian normalitas dengan menggunakan uji
Kolmogorov-Smirnov dengan menggunakan bantuan penghitungan melalui SPSS 20
menunjukkan bahwa nilai signifikansi variabel X sebesar 0,200 dan signifikasi
variabel Y sebesar 0,095. Dari hasil tabel tersebut dapat terlihat bahwa signifikasi
variabel X dan Y lebih besar dari 0,05 maka asumsi normalitas tersebut terpenuhi
atau berdistribusi normal.
4. Methods Successive Interval (MSI)
Karena penelitian ini diukur dalam bentuk skala ordinal seperti dijelaskan
41
didasarkan pada rangking dari jenjang yang lebih tinggi sampai jenjang yang
terendah. Maka semua data ordinal yang telah terkumpul terlebih dahulu akan
ditransformasikan menjadi skala interval dengan Methods Successive Interval
langkah – langkahnya ialah sebagai berikut :
a. Menghitung frekuensi.
Setelah diperoleh frekuensinya, dilakukan perhitungan proporsi (p)
pada setiap pilihan jawaban dengan cara membagi frekuensi dengan
jumlah responden.
b. Kemudian menghitung proporsi kumulatif untuk setiap pilihan
jawaban.
c. Untuk setiap pertanyaan, tentukan nilai batas z (tabel normal) untuk
setiap jawaban.
d. Tentukan nilai interval rata-rata untuk setiap pilihan jawaban melalui
persamaan berikut.
SV=
5. Analisis Regresi Linear Sederhana
Menurut Tika (2005:87) Regresi Linear sederhana didasarkan pada
hubungan fungsional ataupun kausal, satu variabel independen dengan satu
variabel dependen. Persamaan Umum regresi linear sederhana adalah sebagai
berikut :
Yang dinyatakan dalam bentuk persamaan :
Y= a + bx
Dimana :
y = subjek dalam variabel dependen yang diprediksi
42
Kartika Puspita Dewi, 2013
b = koefisien regresi . Bila nilai b positif (+) = naik, sedangkan bila b negatif (-) =
turun
x = subjek pada variabel independen
Untuk mendapatkan nilai a dan b digunakan rumus sebagai berikut :
G. Teknik Analisis Data
Jenis data yang akan terkumpul dalam penelitian ini adalah data ordinal,
sejalan dengan tujuan penelitian ini, yaitu menganalisi persepsi masyarakat
mengenai pengembangan wisata budaya terhadap kondisi sosial ekonomi di Desa
Wisata Cireundeu dilakukan dengan bantuan analisis statistik. Statistik yang
digunakan adalah statistic non parametric, yaitu statistik untuk data yang bersifat
ordinal.
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan skala Likert. Menurut Sugiyono
(2009:132) skala Likert adalah skala yang digunakan untuk mengukur sikap,
pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial.
Setiap item akan diberikan 5 pilihan jawaban untuk setiap pertanyaan. Pilihan
terhadap masing-masing jawaban untuk tanggapan responden atas dimensi
pengukuran Persepsi Masyarakat Mengenai Perkembangan Wisata Budaya (X)
dan Persepsi Masyarakat Mengenai Kondisi Sosial Ekonomi (Y) diberi skor
sebagai berikut:
a. bobot nilai 5 berarti sangat setuju
b. bobot nilai 4 berarti setuju
c. bobot nilai 3 berarti kurang setuju
43
d. bobot nilai 2 berarti tidak setuju
e. bobot nilai 1 berarti sangat tidak setuju
Melalui teknik pengumpulan data kuesioner/angket, maka instrumen
tersebut akan diberikan secara acak. Setelah mendapatkan jumlah skor ideal
(kriterium) untuk seluruh item, hasilnya akan digambarkan pada garis kontinum
seperti berikut:
Tidak Baik Kurang Baik Cukup Baik Sangat Baik
Sumber: Sugiyono (2009:135)
Gambar 3.2 Garis Kontinum
H. Uji Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara untuk sebuah penelitian, menurut
Sugiyono (2012:93) Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan
masalah penelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun
dalam bentuk kalimat pertanyaan. Maka dalam penelitian ini jawaban sementara
dari rumusan masalah atau hipotesis adalah “Terdapat pengaruh antara
perkembangan wisata budaya terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat di
Desa Cireundeu”. Menurut Sugiyono (2012:225) dalam pengujian hipotesis
kriteria pengambilan keputusan dalam pengujian hipotesis adalah seperti berikut:
Hipotesis Nol (H0) : Tidak terdapat pengaruh antara perkembangan wisata
budaya dengan kondisi sosial ekonomi
Hipotesis Alternatif (Ha) : Terdapat pengaruh antara perkembangan wisata budaya
dengan kondisi sosial ekonomi
H0: β = 0 ( berarti tidak ada pengaruh )
44
Kartika Puspita Dewi, 2013
Langkah terakhir dari analisis data adalah pengujian hipotesis. Pengujian
hipotesis ini menggunakan uji T. Rumusnya sebagai berikut:
Keterangan :
= Koefisien korelasi rank Spearman
=Distribusi student dengan derajat kebebasan db = n = Banyaknya sampel
I. Uji Korelasi
Dalam penelitian ini teknik korelasi yang akan digunakan adalah korelasi
Perason Product Moment. Perhitungan korelasi product moment pearson ini akan
dihitung melalui program SPSS ver. 20 untuk membantu perhitungan. Hasil dari
perhitungan korelasi akan diinterpretasikan.
Dari interpretasi ini akan diketahui seberapa besar hubungan variabel
perkembangan wisata budaya terhadap kondisi sosial ekonomi dilihat dari hasil
perhitungan korelasi product moment pearson. Pada Tabel 3.9 akan dilihat hasil
perhitungan korelasi antara perkembangan wisata budaya terhadap kondisi sosial
ekonomi di Desa Cireundeu.
Tabel 3.8
Korelasi Pearson
Correlations
Y X Pearson Correlation
Y 1.000 .568 X .568 1.000 Sig. (1-tailed) Y . .000 X .000 . N
Y 91 91 X 91 91
t=
√45
Berdasarkan tabel di atas diperoleh nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,568.
Apabila melihat pedoman interpretasi koefisien korelasi oleh Sugiyono, maka
hasil korelasi sebesar 0,568 ini berada pada hubungan yang sedang. Dapat
disimpulkan bahwa, antara variabel perkembangan wisata budaya (X) terhadap
variabel kondisi sosial ekonomi (Y) terdapat hubungan yang sedang.
J. Koefisien Determinasi
Menurut Jonathan Sarwono (2005:72). Koefisien Determinasi digunakan
untuk menghitung besarnya peranan atau pengaruh variabel bebas (variabel X)
terhadap variabel tergantung (variabel Y). Koefisien determinasi dihitung dengan
cara mengkuadratkan hasil korelasi kemudian dikalikan dengan 100%.
KD = r x100%
Keterangan :
kd = koefisien determinasi
r2 = kuadrat regresi korelasi
83
Kartika Puspita Dewi, 2013
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengkajian teori kemudian dilakukan analisis melalui
pengujian regresi mengenai pengaruh perkembangan wisata budaya terhadap kondisi
sosial di Desa Cireundeu. Berikut adalah kesimpulan yang didapatkan pada penelitian
ini :
1. Secara keseluruhan, perkembangan wisata budaya mendapatkan penilaian
yang baik. Hasil rekapitulasi subvariabel secara keseluruhan dapat diberi nilai
rata-rata yang baik, hasil ini dapat terlihat dari perhitungan kuesioner yang
ditinjau dari persepsi masyarakat Cireundeu. Ada beberapa subvariabel yang
dinyatakan memiliki penilaian yang baik, yakni subvaribel musik dan
arsitektur. Sedangkan untuk subvariabel pola tradisi masyarakat, aktivitas
ekonomi, dan sejarah mendapatkan penilaian yang sangat baik. Subvariabel
yang memiliki penilaian paling rendah yaitu subvariabel kerajinan yaitu
dengan penilaian cukup baik, ini dikarenakan masih belum maksimal
kreativitas masyarakat dalam mengolah sumber daya alam yang tersedia.
2. Kondisi sosial ekonomi di Desa Cireundeu pada penelitian ini dinilai baik
menurut masyarakat. Penilaian ini dilihat berdasarkan hasil analisis dari
keseluruhan subvariabel kondisi sosial ekonomi. Dalam subvariabel aspek
demografis mendapatkan penilaian baik. Untuk subvariabel mata pencaharian
dinilai baik, sedangkan subvariabel aspek budaya mendapat penilaian yang
baik pula. Dalam penilaian mengenai subvariabel aspek transformasi norma,
modifikasi pola konsumsi,dan aspek lingkungan mendapatkan penilaian yang
sangat baik. Secara keseluruhan kondisi sosial ekonomi mendapatkan nilai
84
3. Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa perkembangan wisata budaya
berpengaruh positif. Dalam hal ini dapat diartikan bahwa antara
perkembangan wisata budaya dengan kondisi sosial ekonomi memiliki
pengaruh yang positif. Atau dengan kata lain, apabila perkembangan wisata
budaya semakin baik maka kondisi sosial ekonomi akan semakin baik namun
apabila perkembangan wisata budaya semakin buruk maka kondisi sosial
ekonomi akan semakin buruk. Di dapatkan hasil bahwa terdapat pengaruh dari
perkembangan wisata budaya terhadap kondisi sosial ekonomi. Dari hasil
persamaan regresi sederhana didapat persamaan Y = 16.121,623 + 0.606X
yang dimana jika tidak terdapat perkembangan wisata budaya, maka kondisi
sosial ekonomi bernilai positif sebesar 16.121,623. Sedangkan jika
perkembangan wisata budaya nilainya mengalami peningkatan 1 maka
kondisi sosial ekonomi akan mengalami peningkatan sebesar 0.606.
Berdasarkan uji korelasi juga diketahui bahwa, hubungan kedua variabel yaitu
perkembangan wisata budaya sebagai variabel independen dengan keputusan
kondisi sosial ekonomi sebagai variabel dependen memiliki hubungan yang
sedang. Maka dapat disimpulkan bahwa antara perkembangan wisata budaya
terdapat pengaruh positif terhadap kondisi sosial ekonomi dengan kekuatan
hubungan yang sedang.
B. SARAN
1. Diharapkan masyarakat Desa Cireundeu terus berupaya menjaga segala
bentuk kebudayaan yang mereka miliki. Salah satu caranya adalah dengan
meningkatkan penampilan kebudayaan yang mereka miliki melalui pagelaran
85
Kartika Puspita Dewi, 2013
2. Perlu adanya pemilihan tema atau paket wisata yang cocok untuk diterapkan
di Desa Cireundeu. Sehingga potensi wisata budaya yang ada dapat
dimaksimalkan menjadi atraksi yang dapat dinikmati oleh wisatawan.
3. Penambahan pusat pembelian oleh-oleh khas Cireundeu, sehingga
mempermudah masyarakat luar atau wisatawan yang ingin membeli produk
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. (2009). Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek ( Ed Keempat). Jakarta : Rineka Cipta.
Fandeli, Chafid. (2002). Pengembangan Kawasan Pedesaan Sebagai Obyek Wisata : Identifikasi Potensi Dan Perencanaan Model Pariwisata Pedesaan Sekitar Gunung Merapi. Yogyakarta : Lembaga Penelitian UGM
Made, I. (2005). Metodologi Penelitian Sosial Ekonomi. Yogyakarta : Andi
Marpaung, Happy dan Bahar, Herman. (2002). Pengantar Pariwisata. Bandung : Alfabeta
Mill, R.C. (2000). Tourism: The International Business. Jakarta: PT. Raya Grafindo Persada
Pabundu, Tika. (2005). Metode Penelitian Geografi. Jakarta : Bumi Aksara
Pendit, Nyoman S. (1994). Ilmu Pariwisata Sebuah Pengantar Perdana. Jakarta : PT. Pradinya Paramita
Pitana, I Gede dan Gayatri, Putu G. (2005). Sosiologi Pariwisata. Yogyakarta : Andi
Prajogo, MJ. (1976). Pengantar Pariwisata Indonesia. Jakarta: Direktorat Jendral Pariwisata Departemen Perhubungan
Priasukmana, Soetarso dan Mulyadin, MR. (2001). Pembangunan Desa Wisata: Pelaksanaan Undang – Undang Otonomi Daerah. LIPI
Ross, Glenn. (1998). Psikologi Pariwisata. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia
Rakhmat, Jalaluddin. 1996. Psikologi Komunikasi. Bandung: Rosdakarya
Sastrayuda,Gumelar. (2010). Handout Mata Kuliah Concept Resort and Leisure, Strategi Pengembangan dan Pengelolaan Resort and Leisure.
Sobur, Alex. (2003). Psikologi Umum. Bandung: Pustaka Setia
Spillane, James. (1991). Ekonomi Pariwisata: Sejarah dan Prospeknya. Yogyakarta: Kanisius
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung : Alfabeta
87
Kartika Puspita Dewi, 2013
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kuantitatif, Dan R&D. Bandung : Alfabeta
Suwantoro, Gamal. (2004), Dasar-Dasar Pariwisata. Yogyakarta : Andi
Umar, Husein. (2005). Metode Penelitian Untuk Skripsi Dan Tesis Bisnis. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama
Walgito, Bimo. (2003). Psikologi Sosial. Yogyakarta: C.V Andi Offset
Warpani. (2007). Pariwisata Dalam Tata Ruang Wilayah. Bandung : ITB
Yoeti, Oka A. (1997). Perencanaan Dan Pengembangan Pariwisata. Jakarta : PT. Pradinya Paramita
Yoeti, Oka A. (2008). Anatomi Pariwisata. Bandung : Angkasa
(2011). Kampung Cireundeu Sebagai ODTW Kota Cimahi. [online]. Tersedia: http://www.tataruangindonesia.com/fullpost/cagar-budaya/1325249443/kampung-cireundeu-sebagai-odtw-kota-cimahi.html. [03/04/2013]
(2012). Pariwisata Ikut Entaskan Kemiskinan. [online]. Tersedia: http://www.poskotanews.com/2012/08/17/pariwisata-ikut-entaskan-kemiskinan/. [15/04/2013]