• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dikotomi Politik dan Administrasi Negara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Dikotomi Politik dan Administrasi Negara"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS PENGANTAR ILMU ADMINISTRASI NEGARA

DIKOTOMI POLITIK DAN

ADMINISTRASI NEGARA

OLEH

Yolanda Nur Rohma

07011281320013

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Jurusan Ilmu Administrasi Negara

Semester I (Ganjil)

Dosen Pengasuh :

Dr. Raniasa Putra, S.Ip, M.Si

197805122002121003

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

(2)

DIKOTOMI POLITIK DAN ADMINISTRASI

NEGARA

D

I

S

U

S

U

N

OLEH:

YOLANDA NUR ROHMA

07011281320013

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Ilmu Administrasi Negara

Semester 1 (Ganjil)

Halaman Pengesahan diajukan untuk memenuhi tugas Ujian Akhir Semester dari dosen pengasuh mata kuliah “Pengantar Ilmu Administrasi Negara”.

Mengetahui, Palembang, 14 Desember 2013 Dosen Pengasuh Mahasiswa

Dr. Raniasa Putra, S.Ip, M.Si Yolanda Nur Rohma NIP. 1978051220021212003 NIM. 07011281320013

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

(3)

JUDUL:

(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadiran Allah Swt., karena atas rahmat dan karunia-Nyalah saya dapat menyelesaikan tugas sederhana ini. Tugas ini saya tulis dalam rangka memenuhi Ujian Akhir Semester dari Dr. Raniasa Putra, S.Ip., M.Si. selaku dosen mata kuliah “Pengantar Ilmu Administrasi Negara”.

Saya mengucapkan banyak terima kasih yang setulus-tulusnya kepada Dr. Raniasa Putra, S.Ip., M.Si. dan semua pihak yang telah membantu saya dalam menulis tugas ini. Saya menyadari sepenuhnya bahwa tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari kata sempurna, maka dari itu saya bersedia menerima kritikan dan saran yang membangun demi perbaikan untuk tulisan saya kedepannya.

Saya berharap tugas sederhana ini dapat dipahami dan membantu dalam memahami dikotomi politik dan administrasi negara, baik bagi saya sendiri maupun orang yang membacanya.

Palembang, 11 Desember 2013

(5)

DAFTAR ISI

JUDUL ...... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... v

BAB I: PENDAHULUAN Latar belakang ... 6

Permasalahan ... 6

Tujuan Penulisan ... 6

Metode Penelitian ... 6

Sistematika .../... 7

BAB II: PEMBAHASAN Pengertian ... 8

Struktur Negara ... 10

Sistem Pemerintahan ... 11

Dikotomi politik dan administrasi publik ... 15

Fungsi administrasi publik ... 17

BAB III: PENUTUP Kesimpulan ... 19

Saran ... 19

Kata Penutup ... 19

(6)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di dalam sejarah pemerintahan negara dikenal beberapa sistem pemerintahan, salah satunya adalah sistem pemerintahan Dwipraja. Sistem ini berbeda dengan sistem Ekapraja yang seluruh kekuasaan berada ditangan seseorang, yang dikenal dengan nama monarki absolut/mutlak. Pada sistem Dwipraja atau dikenal sebagai dikotomi politik dan administrasi membagi kekuasaan pemerintah dalam dua kekuasaan, yakni kekuasaan politik dan kekuasaan administrasi. Kekuasaan politik berkenaan dengan perumusan kebijakan publik, sedangkan kekuasaan administrasi berkenaan dengan pelaksanaan kebijakan publik yang telah ditetapkan.

1.2 Permasalahan

1. Apa yang dimaksud dengan negara, ilmu negara, administrasi negara dan politik?

2. Bagaimana struktur dalam suatu negara?

3. Apa yang dimaksud dengan sistem pemerintahan

4. Apa yang dimaksud dengan dikotomi politik dan administrasi publik. 5. Bagimana tingkatan fungsi administrasi publik (negara).

1.3 Tujuan Penulisan

Tugas ini ditulis dalam rangka memenuhi Ujian Akhir Semester dari Dr. Raniasa Putra, S.Ip., M.Si. selaku dosen mata kuliah “Pengantar Ilmu Administrasi Negara”.

1.4 Metode Penulisan

(7)

1.5 Sistematika

1. Pengertian negara, ilmu negara, administrasi negara dan politik. 2. Struktur negara.

3. Sistem pemerintahan

(8)

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian

A. Pengertian Negara

Negara menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah (1) organisasi di suatu wilayah yang mempunyai kekuasaan tertinggi yang sah dan ditaati oleh rakyat; dan (2) kelompok sosial yang menduduki wilayah atau daerah tertentu yang diorganisasi di bawah lembaga politik dan pemerintah yang efektif, mempunyai kesatuan politik, berdaulat sehingga berhak menentukan tujuan nasionalnya.

Menurut Prof. R. Djoko Soetono, S.H, negara adalah organisasi manusia atau kumpulan manusia yang berada dibawah pemerintahan yang sama.

Menurut Victor Situmorang, S.H dalam bukunya Intisari Ilmu Negara, negara dalam arti umum, meliputi:

1) sifat hakikat negara (het wezen van de staat),

2) ajaran-ajaran kedalaulatan negara atau dasar penghalalan hukum suatu negara (rechtsvaardigingsgronds van de staat),

3) tujuan negara (doel/zweck van de staat), dan 4) Bentuk-bentuk negara (staats vorm).

B. Pengertian Ilmu Negara

(9)

C. Pengertian Admnistrasi Negara

Menurut Prof. Dr. Mr. S. Prajudi Atmosudirdjo dalam bukunya Dasar-Dasar Administrasi Negara, Ilmu Administrasi Negara adalah ilmu pengetahuan (cabang ilmu administrasi) yang secara khas melakukan studi (kajian) terhadap fungsi intern dan ekstern daripada stuktur-struktur dan proses-proses yang terdapat di dalam bagian yang sangat penting daripada sistem dan Aparatur Pemerintah, yang secara singkat disebut dengan Administrasi Negara, yang dalam bahasa Inggris Amerika disebut Public Administration, dan dalam bahasa Belanda disebut Openbaar Bestuur.

Menurut Lembaga Administrasi Negara (LAN-RI), Administrasi Negara adalah keseluruhan penyelenggaraan kekuasan negara dengan memanfaatkan segala kemampuan aparatur negara serta segenap dana dan daya untuk terlaksananya tugas-tugas pemerintah dan tercapainya tujuan negara.

Dimock dalam bukunya Public Administration, mengemukakan bahwa: “Public Administration is the activity of the State in the exercise of its political power.” (Administrasi negara adalah kegiatan negara dalam melaksanakan kekuasaan atau kewenangan politiknya (Handayaningrat, 1996:3)

Menurut Arifin Abdulrachman, administrasi negara merupakan ilmu yang mempelajari pelaksanaan dari politik negara. Sedangakan menurut F. A. Nigro, Administrasi Negara mempunyai peranan penting dalam merumuskan kebijaksanaan pemerintah dan merupakan bagian dari proses politik.

J. Wajong berpendapat bahwa tugas utama Administrasi Negara ialah pada dasarnya merencanakan dan merumuskan kebijaksanaan politik, kemudian melaksanakannya dan menyelenggarakannya.

D. Pengertian Politik

(10)

Kata politisiberarti orang-orang yang menekuni hal-hal yang berkaitan dengan politik.

Definisi politik dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah (1) (pengetahuan) mengenai ketatanegaraan atau kenegaraan; (2) segala urusan dan tindakan (kebijakan, siasat, dsb) mengenai pemerintahan negara atau thd negara lain; dan (3)cara bertindak (dalam menghadapi atau menangani suatu masalah).

Andrew Heywood berpendapat bahwa politik adalah kegiatan suatu bangsa yang bertujuan untuk membuat, mempertahankan, dan mengamandemen peraturan-peraturan umum yang mengatur kehidupannya, yang berarti tidak dapat terlepas dari gejala konflik dan kerjasama. Sedangkan menurut Roger F.Soltau, politik adalah ilmu yang mempelajari Negara,tujuan-tujuan Negara, dan lembaga-lembaga Negara yang akan melaksanakan tujuan tersebut serta hubungan antara Negara dengan warga negaranya serta Negara lain.

Dalam buku Dasar-Dasar Ilmu Politik, Prof. Miriam Budiardjo mengatakan bahwa politik adalah usaha untuk menentukan peraturan-peraturan yang dapat diterima dengan baik oleh sebagian besar warga, untuk membawa masyarakat ke arah kehidupan bersama yang harmonis. Ramlan Surbakti dalam bukunya Memahami Ilmu Politik, menyatakan bahwa politik adalah proses interaksi antara pemerintah dan masyarakat, dalam rangka proses pembuatan dan pelaksanaan keputusan yang mengikat tentang kebaikan bersama masyarakat yang tinggal dalam suatu wilayah tertentu.

2.2 Struktur Negara

Struktur negara meliputi:

1) Alat-alat perlengkapan negara yang terdiri dari: a) kepala negara;

b) pemerintahan;

(11)

d) pengadilan.

4) Badan pembentuk undang-undang (konstituante),

5) Hubungan antara negara dengan hukum,

6) Hubungan antara negara dengan masyarakat, dan 7) Fungsi negara yang meliputi:

a) Dwipraja dari Goodnow, teorinya: i) policy making; dan

ii) policy executive.

b) Trias Politika dari Montesquieu:

i) eksekutif; ii) legislatif; dan iii) yudikatif. c) Caturpraja

d) Berbagai jenis pemerintah negara modern.

2.3 Sistem Pemerintahan A. Pengertian Sistem

Istilah sistem berasal dari bahasa Yunani “systema” yang artinya suatu keseluruhan yang kompleks yang disatupadukan (a complex a whole put together).

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, sistem adalah (1) perangkat unsur yg secara teratur saling berkaitan sehingga membentuk suatu totalitas;

(12)

The Liang Gie (1971) menyatakan bahwa sistem ialah suatu kebulatan yang berliku-liku dan tetap atas hal-hal atau unsur-unsur yang saling berhubungan dan disatupadukan berdasarkan suatu asas tata tertib.

S. Pamudji dalam bukunya Perbandingan Pemerintahan merumuskan pengertian sistm sebagai suatu kebulatan atau keseluruhan yang utuh, dimana di dalamnya terdapat komponen-komponen, yang ada gilirannya merupakan sistem tersendiri, yang mempunyai fungsi masing-masing, saling berhubungan satu dengan yang lain menurut pola, tata atau norma tertentu dalam rangka mencapai suatu tujuan.

B. Pengertian Pemerintahan

Kata pemerintahan dalam Bahasa Indonesia berasal dari kata pemerintah, sedangkan kata pemerintah berasal dari kata perintah. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, perintah adalah (1) perkataan yg bermaksud menyuruh melakukan sesuatu: suruhan; (2) aba-aba: komando; dan (3) aturan dr pihak atas yg harus dilakukan. Sedangkan kata pemerintah berarti (1) sistem menjalankan wewenang dan kekuasaan mengatur kehidupan sosial, ekonomi, dan politik suatu negara atau bagian-bagiannya; (2) sekelompok orang yg secara bersama-sama memikul tanggung jawab terbatas untuk menggunakan kekuasaan; (3) penguasa suatu negara (bagian negara); (4) badan tertinggi yg memerintah suatu negara (spt kabinet merupakan suatu pemerintah); (5) negara atau negeri (sbg lawan partikelir atau swasta): dan (6) pengurus; pengelola.

Selanjutnya, kata pemerintah berarti (1) proses, cara, perbuatan memerintah; dan (2) segala urusan yg dilakukan oleh negara dl menyelenggarakan kesejahteraan masyarakat dan kepentingan Negara.

(13)

penguasa. Sedangkan menurut Wikipedia Indonesia, Pemerintahan adalah organisasi yang memiliki kekuasaan untuk membuat dan menerapkan hukum serta undang-undang di wilayah tertentu.

Prof. Dr. H. Wirman Syafri, M.Si dalam bukunya Studi Tentang Administrasi Publik mengatakan bahwa pemerintah dalam arti luas dapat diartikan segala usaha yang dilakukan oleh institusi negara untuk mencapai tujuan kenegaraan.

C. Sistem Pemerintahan

Pemerintahan berkenaan dengan segala usaha/upaya yang dilakukan negara untuk mencapai tujuan kenegaraan, sedangkan administrasi publik berkenaan dengan rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh sekelompok orang yang disebut apatur negara atau stakeholder lainnya untuk merumuskan, melaksanakan, mengimplementasikan, dan kalau perlu memaksakan haluan (kebijakan) negara guna mencapai tujuan kenegaraan secara efisien dan berkeadilan sosial.

Apabila diamati, terminologi pemerintahan dan administrasi publik pada dasarnya mengandung pengertian yang sama, meskipun pendekatannya berbeda. Ilmu pemerintahan menggunakan pedekatan legalistis, sementara ilmu administrasi publik menggunakan pendekatan organisasi dan manajemen.

Di dalam sejarah pemerintahan, dikenal beberapa sistem pemerintahan, seperti:

1. Sistem pemerintahan Ekapraja.

Pada sistem pemerintahan Ekapraja, seluruh kekuasaan pemerintahan (legislatif, eksekutif, dan yudikatif) berada di tangan seorang kepala pemerintahan (biasanya seorang raja). Sistem pemerintahan ini dikenal dengan nama monarki absolut/mutlak.

2. Sistem pemerintahan Dwipraja.

(14)

kekuasaan politik (berkenaan dengan perumusan kebijakan publik) dan kekuasaan administrasi (berkenaan dengan pelaksanaan kebijakan publik yang telah ditetapkan).

3. Sistem pemerintahan Tripraja.

(15)

5. Sistem pemerintahan Pancapraja.

Sistem pemerintahan ini membagi kekuasaan pemerintahan dalam lima kekuasaan:

a) kekuasaan legislatif; b) kekuasaan eksekutif; c) kekuasaan yudikatif;

d) kekuasaan administratif; dan e) kekuasaan pemilih (electrorate).

6. Sistem pemerintahan Satpraja

Sistem dalam studi Administrasi Publik adalah tatanan. Jadi sistem pemerintahan dimaknai dengan “tatanan pemerintahan”.

2.4 Dikotomi Politik dan Administrasi Negara

Dikotomi politik dan administrasi dimulai dari tulisan Frank J. Goodnow yang dalam bukunnya Politic and Administration (1900). Di dalam buku tersebut Goodnow membagi kekuasaan pemerintahan menjadi dua fungsi yang berbeda. Dua fungsi tersebut ialah politik dan administrasi.

Politik menurut Goodnow berkenaan dengan perumusan kebijakan-kebijakan negara (publik) atau perumusan pernyataan kehendak atau keinginan negara

(16)

Lokus pada dikotomi ini (yang juga merupakan paradigma pertama pada administrasi negara) yakni mempermasalahkan dimana seharusnya administrasi negara ini berada. Secara jelas menurut Goodnow dan pengikutnya menghendaki adanya pemisahan yang tegas, administrasi negara seharusnya berpusat pada birokrasi pemerintahan selanjutnya dalam kaitannya dengan lokus paradigma pertama ini ialah timbulnya suatu persoalan diantara kalangan akademis dan praktisi mengenai dikotomi politik-administrasi. Mereka berpendapat bahwa apabila politik memasuki administrasi, pelaksanaan kebijakan publik yang merupakan ranah administrasi akan mengalami kekacauan/kerusakan. Inisial legitimasi yang konseptual tentang locus ini memberikan pusat pengertian atau definisi dari bidang administrasi. Selanjutnya dalam kaitannya dengan locus paradigma pertama ini ialah timbul suatu persoalan di antara kalangan akademisi dan praktisi mengenai dikotomi politik-administrasi.

Administrasi negara mulai mendapatkan legitimasi akademis pada tahun 1920-an. Pada tahun 1996, Leonald White menerbitkan buku “Introduction to the study of public administration” (buku pertama yang secara keseluruhannya dipersembahkan untuk mengenalkan ilmu administrasi negara). Dwight waldo pernah mengatakan mengenai buku White ini bahwa buku tersebut merupakan sari karakter kemajuan Amerika, dan didalam saripatinya itu tercermin dorongan yang umum dalam bidang ini. Dorongan itu antara lain mengemukakan sebagai berikut :

1. Politik seharusnya tidak usah mengganggu lagi administrasi negara.

2. Manajemen memberikan sumbang analisis ilmiahnya terhadap administrasi negara

3. Administrasi negara adalah mampu menjadikan dirinya sebagai ilmu pengatahuan yang “value free”.

4. Misi dari ilmu administrasi adalah ekonomis dan efesiensi.

Hasil dari paradigma pertama ini memperkuat paham (nation) perbedaan dari dikotomi politik-administrasi. Paham perbedaan ini akan tampak jelas dengan cara menghubungkannya dengan suatu koresponden antara dikotomi nilai (value)

(17)

di dalam lembaga eksekutif bagaimanapun diwarnai dan diabsahkan (legitimized)

dengan praktik dan ilmiah (practice and scientific).

Dalam pertumbuhan lebih lanjut berkembang pandangan yang menyatakan bahwa antara tingkatan politik dan administrasi terjalin hubungan timbal balik antara politik dan administrasi yang oleh Leonard White disebut interpenetration. Dengan demikian jelaslah bahwa pembagian kekuasaan pemerintahan dalam dua kekuasaan bukanlah pemisahan yang mutlak, tetapi merupakan pembagian kekuasaan yang menuntut kerja sama yang erat agar proses administrasi publik dapat berjalan dengan sebaik-baiknya.

Pengaruh lain yang sangat terasa ialah, karena penekanan administrasi negara pada “administrasi dan praktika” pada mulanya, maka usaha-usaha berikutnya adalah dipusatkan untuk memberikan fondasi prinsip-prinsip ilmiah pada administrasi tersebut. Hal ini merupakan suatu usaha untuk yang tidak mudah pada awal perkembangan administrasi negara sebagai suatu ilmu.

2.5 Fungsi Administrasi Publik

Sistem pemerintahan dwipraja atau yang dikenal dengan sebutann dikotomi politik dan administrasi membagi kekuasaan pemerintah ke dalam dua kekuasaan, yakni kekuasaan politik dan kekuasaan administrasi. Sistem pemerintahan dwipraja juga menunjukan bahwa proses administrasi publik terdiri dari dua tingkatan, yaitu:

1) tingkat politik atau policy forming; dan 2) tingkat administrasi atau policy executing.

(18)

Dalam proses administrasi publik di Indonesia, antara organ tingkat politik dan organ tingkat administrasi telah terjadi interpenetration. Sependapat dengan J. Wayong (dalam Bintoro, 1995) yang mengatakan bahwa fungsi atau tugas utama administrasi publik pada dasarnya adalah merencanakan dan merumuskan kebijakan politik, kemudian melaksanakan dan menyelenggarakannya.

Sehubungan itu, praktis penyelenggaraan pemerintahan negara di Indonesia dilakukan dengan mekanisme sebagai berikut.

Kewenangan menetapkan kebijakan negara atau policy forming berada di Badan Perwakilan Rakyat dan Pemerintah (Presiden) setelah dirumuskan dan dibahas bersama para stakeholders. Karena kebijakan itu harus dilaksanakan oleh Presiden dengan segenap jajarannya, maka harus mengetahui secara detail tentang isi kebijakan tersebut.

Dalam istilah “pelaksanaan” kebijakan negara, terkandung pengertian berikut:

1) Kebijakan negara dilaksanakan sebagaimana yang tersurat, antara lain karena kebijakan tersebut sudah jelas dan konkrit.

2) Dalam pelaksanaan kebijakan negara yang telah ditetapkan oleh para wakil rakyat, kadang-kadang harus dihadai kondisi yang tidak menguntungkan (darurat/mendesak) dan di sisi lain kemauan (motivasi), serta kemampuan dari sebagian warga negara masih rendah (tidak mendukung) sehingga tidak jarang dilakukan secara paksa (otoriter). Metode pemaksaan dalam pelaksanaan kebijakan negara harus dipertimbangkan sematang-matangnya, harus selektif dan dalam frekuensi yang sangat rendah.

(19)
(20)

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan dari yang diuraikan pada BAB II (Pembahasan), jelaslah bahwa pembagian kekuasaan pemerintahan dalam dua kekuasaan, yaitu politik dan administrasi negara, bukanlah pemisahan yang mutlak, tetapi merupakan pembagian kekuasaan yang menuntut kerja sama yang erat agar proses administrasi publik dapat berjalan dengan sebaik-baiknya.

3.2 Saran

Saya memberikan saran kepada pembaca, terutama para pembelajar di bidang administrasi negara (publik) agar dapat membedakan antara politik dan administrasi negara, akan tetapi tidak membedakan secara ‘tegas’ antara kedua bidang tersebut, karena suatu ilmu tidak dapat berdiri sendiri tanpa adanya hubungan dengan ilmu lain.

3.3 Kata Penutup

Demikianlah tugas yang saya buat. Semoga bermanfaat dan menambah wawasan bagi saya maupun semua orang yang membaca tugas sederhana ini. tentu masih banyak kekurangan, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini. penulis mohon maaf apabila ada kesalahan dalam penulisan kata dan kalimat yang tidak jelas, mengerti, dan lugas

(21)

DAFTAR PUSTAKA

 Prof. Dr. H. Wirman Syafri, M.Si, Studi Tentang Administrasi Publik,

Erlangga.

 Victor Situmorang, Intisari Ilmu Negara, 1987, Bina Aksara, Jakarta.

 Drs. S. Pamudji, M.PA., Perbandingan Pemerintahan, 1994 (cetakan keempat), Bina Aksara, Jakarta.

 Peter Woll, Constitutional Democracy Polities and Politics, 1982, Litle, Brown and Company (Inc.), Canada.

 Prof. Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik Edisi Revisi, 2010, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

 Ramlan Surbakti, Memahami Ilmu Politik (cetakan keempat), 1999, PT. Grasido, Jakarta.

http://bahasa.kemdiknas.go.id/kbbi/index.php

fisipunsil.blogspot.com/2010/04/pengertian-negara.html?m=1

http://artipengetahuan.blogspot.com/2013/02/pengertian-ilmu-administrasi-negara.html

http://wikimedya.blogspot.com/2009/11/pengertian-administrasi-negara.html

http://cuznanurhidayati.blogspot.com/2012/09/pengertian-administrasi-negara-banyak.html

http://www.slideshare.net/septianraha/pengertian-politik-menurut-para-tokoh-dan-ahli-27816661

http://carapedia.com/pengertian_definisi_pemerintahan_info2065.html

http://warkop-pelajar.blogspot.com/2013/10/pengertian-pemerintahan-menurut-para-ahli.html

Referensi

Dokumen terkait

Dari perbandingan budaya politik di negara maju dan negara berkembang (Amerika Serikat, Tionghoa /China dan Indonesia), ternyata memiliki budaya politik yang khas sebagai ciri

Pandangan bahwa pendidikan dan politik adalah dua hal yang terpisah tidak mengandung kebenaran baik di negara maju dan berkembang karena keduanya merupakan

Interaksi edukatif antara guru dengan anak didik di kelas dalam proses belajar mengajar merupakan proses hubungan timbal balik yang terjalin dalam sebuali

Elita Dewi, M.SP , selaku Sekretaris Departemen Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara dan sekaligus sebagai dosen pembimbing

Setelah mempelajari pokok bahasan ini diharapkan : Mahasiswa dapat menjelaskan tentang sosialisme Marx, Pendekatan ekonomi politik Marx dan kritik – kritik terhadap pandangan

Bapak dan ibu dosen ilmu administrasi negara yang telah banyak memberikan ilmunya kepada saya serta seluruh staf pegawai tata usaha di lingkungan fakultas ilmu sosial dan ilmu politik

Keluarga Besar serta teman-teman Program Studi Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Maritim Raja Ali Haji angkatan 2018 yang selalu memberikan,

Bapak/Ibu dosen yang telah banyak memberikan sumbangsih ilmunya kepada penulis serta seluruh Staf-staf Program Studi Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,