• Tidak ada hasil yang ditemukan

KOHESIVITAS KELOMPOK TERHADAP PENGURUS MADRIDISTA REGIONAL BANDUNG : Studi Deskriptif Terhadap 3 Pengurus Madridista Regional Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KOHESIVITAS KELOMPOK TERHADAP PENGURUS MADRIDISTA REGIONAL BANDUNG : Studi Deskriptif Terhadap 3 Pengurus Madridista Regional Bandung."

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

Risha Mahalani Putri, 2014

KOHESIVITAS KELOMPOK TERHADAP PENGURUSMADRIDISTA REGIONAL BANDUNG

KOHESIVITAS KELOMPOK TERHADAP PENGURUS

MADRIDISTA REGIONAL BANDUNG

(Studi Deskriptif Terhadap 3 Pengurus Madridista Regional Bandung)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Oleh :

Risha Mahalani Putri

0901106

JURUSAN PSIKOLOGI

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

(2)

Risha Mahalani Putri, 2014

KOHESIVITAS KELOMPOK TERHADAP PENGURUSMADRIDISTA REGIONAL BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2014

Studi Deskriptif Terhadap 3 Pengurus

Madridista Regional Bandung

Oleh

Risha Mahalani Putri

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Psikologi pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Risha Mahalani Putri 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Januari 2014

(3)

Risha Mahalani Putri, 2014

KOHESIVITAS KELOMPOK TERHADAP PENGURUSMADRIDISTA REGIONAL BANDUNG

Risha Mahalani Putri

(0901106)

Kohesivitas Kelompok Pada Pengurus Madridista Regional Bandung

(Studi Deskriptif Terhadap 3 Pengurus Madridista Regional Bandung)

DISETUJUI DAN DISARANKAN OLEH PEMBIMBING

Pembimbing I

Juang Sunanto, M.A., Ph.D.

NIP. 19610515 198603 1 002

Pembimbing II

Drs. H. M Engkos Kosasih, M.Pd.

NIP 19611002 198403 1 004

Mengetahui,

(4)

Risha Mahalani Putri, 2014

KOHESIVITAS KELOMPOK TERHADAP PENGURUSMADRIDISTA REGIONAL BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Dra. Herlina, M.Pd,.Psi

NIP. 19660516 200012 2 002

SKRIPSI INI TELAH DIUJIKAN

Hari / Tanggal : Kamis, 16 Januari 2014

Waktu : 10.00 WIB – 11.00 WIB

Tempat : Gedung Jurusan Psikologi UPI, Lantai 2

Para Penguji Terdiri dari : Penguji I

Drs. SW. Indrawati, M.Pd,. Psi

NIP. 19501010 198002 2 001

Penguji II

Drs. H. M Engkos Kosasih, M.Pd.

NIP. 19611002 198403 1 004

Penguji III

Sitti Chotidjah, M. A

(5)

Risha Mahalani Putri, 2014

KOHESIVITAS KELOMPOK TERHADAP PENGURUSMADRIDISTA REGIONAL BANDUNG

Risha Mahalani Putri

(6)

Risha Mahalani Putri, 2014

KOHESIVITAS KELOMPOK TERHADAP PENGURUSMADRIDISTA REGIONAL BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Sepak bola adalah salah satu cabang olahraga bola yang paling banyak penggemar di dunia termasuk di Indonesia. Membahas mengenai sepak bola tidak bisa terlepas dari para fans atau yang biasa kita kenal dengan sebutan suporter. Hakikat suporter adalah kerumunan di mana kerumunan tersebut diartikan sebagai sejumlah orang yang berada pada tempat yang sama, adakalanya tidak saling mengenal, dan memiliki sifat yang peka pada stimulus (rangsangan) yang datang dari luar. (Soeprapto, 2010). Sepak bola memang sudah menjadi olahraga yang sangat “trend

diseluruh belahan dunia mulai dari Negara Amerika, Eropa, hingga Asia sendiri, suksesnya dunia kulit bundar itu tidak lepas dari peranan para suporter fanatiknya yang sangat antusias ingin menyaksikan tim kebanggannya bermain di lapangan hijau. Indonesia merupakan salah satu Negara yang mempunyai tingkat kepopuleran sepak bola sangat tinggi dan fanatisme para masyarakatnya yang sangat mencintai sepak bola (fotokita. net, 2012). Seiring berkembangnya persepak bolaan, para suporter olah raga satu ini pun semakin banyak.

Seperti yang dilansir oleh Nielsen Irawati Pratignyo, beliau mengatakan (kompas. com, 2010) :

(7)

persentase tersebut, masyarakat Indonesia mengaku akan mengikuti Piala Dunia, dari menonton pertandingan secara live hingga mengikuti highlight. ”

Peran suporter ini sangat berarti bagi klub kesayangan mereka, terutama untuk beberapa klub dalam negeri yang dimana para suporter dapat memberikan dukungan secara langsung seperti ikut menonton di stadion saat pertandingan klub tersebut berlangsung. Bahkan kedatangan suporter ini memberikan dampak positif bagi klub tersebut, karena disaksikan langsung oleh suporternya maka klub tersebut memiliki semangat tambahan dapat memenangkan pertandingan tersebut. Salah satu klub sepakbola Indonesia yang paling sering menang di rumahnya sendiri adalah Persib, klub sepakbola asal kota Bandung ini sering menang di kandanganya sendiri karena merasa memliki energy tambahan ketika banyak Viking (sebutan untuk suporter Persib) datang untuk memberikan dukungan. Akan tetapi sekarang fenomena suporter sepakbola mulai meluas, sudah mulai banyak kelompok-kelompok suporter yang mendukung tim-tim Eropa sebut saja seperti Madridista, Milanisti, United dana masih banyak lagi. Meskipun klub kesayangan mereka berada jauh di dataran Eropa akan tetapi para suporternya di Indonesia tetap memberikan dukungan salah satunya melalui jejaring sosial seperti facebook, twitter

dan lain-lain.

(8)

3

Risha Mahalani Putri, 2014

KOHESIVITAS KELOMPOK TERHADAP PENGURUSMADRIDISTA REGIONAL BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tetap berada dalam kelompok dan menangkal pengaruh yang menarik anggota agar keluar dari kelompok (John M Ivacevich, Robert Konopaske. Michael T Matteson, 2006).

Penyuka sepak bola di Indonesia tidak hanya mendukung klub sepak bola Indonesia, banyak dari mereka yang menyukai klub sepak bola luar. Salah satunya adalah klub sepak bola asal negeri matador “Real Madrid FC”. Klub sepak bola asal Spanyol ini memiliki markas utama di kota Madrid sendiri sejak 6 Maret 1902 dengan stadion kebanggan mereka yakni Santiago Bernabeu. Tim ini menggunakan gelar Real (“dari

kerajaan”) setelah raja Alfonso XII dari Spanyol memberikan izin resmi kepada klub sepak bola tersebut pada Juni 1920 (wikipedia. com 2009). Fans dari Real Madrid ini diberi nama Madridista dan Ninas untuk fans perempuan (RealMadrid. com, 2012). Untuk di Indonesia ini kelompok pusat fanbase pecinta Real Madrid ini bernama Madridista Indonesia yang mulai terbentuk sekitar tahun 2006, dan akan berulang tahun ke 7 pada tanggal 19 Januari 2014. Pena Real Madrid de Indonesia (PRMI) ini pun bukanlah suatu kelompok biasa tetapi sudah menjadi kelompok resmi dan diakui langsung oleh pihak Real Madrid di Spanyolnya sendiri (Madrid-indo, 2009). Karena jumlah keanggotaan yang banyak dan untuk menjaga silaturahmi sekaligus memperbanyak kawan Pena Real Madrid de Indonesia (PRMI) mengadakan gathering nasional setiap tahunnya. Madridista Indonesia pun sudah 2 kali membuat gathering nasional, kebetulan di tahun ini Pena Real Madrid de Indonesia (PRMI) bekerja sama dengan Madridista Bali mengadakan Gathering Nasional di Pulau Bali dari tanggal 8 hingga 10 November 2014.

(9)

mulai banyak bermunculan dan menjadi titik awal berdirinya fansclub bola di Indonesia. Fans Real Madrid FC ini sudah ada semenjak 1998 hanya saja awalnya aktifitasnya hanya di dunia on-line dan beberapa komunitas radio . Lalu pada Juli 2009 ada salah satu anggota Kelompok suporter Real Madrid regional Bandung mengikuti Gathering Madridista Indonesia di Jakarta. Dalam Gathering tersebut diminta agar mengumpulkan Fans-Fans Real Madrid yang masih tersebar di Bandung. Kemudian pada 19 agustus 2010 akhirnya dilakukan kopi darat untuk pertama kali meskipun ketika itu yang hadir hanya 9 orang, dan baru diresmikan sebagai Madridista Regional Bandung tepat di ulangtahun Real Madrid FC ke 108 yakni pada tanggal 6 Maret 2010 (Madrid-indo, 2009)

“Mungkin mereka merasa „gua suka nih sama Real Madrid tapi ko kayanya kaya ga ada temen‟ tuh gitu mungkin mereka tuh nyatuin suara, nyatuin hati tuh disitu boleh dibilang yauda hayu”(S1/W1

/A13- 19 Juni 2013)

“Yang suka Madrid hayu kumpul-kumpul kita kumpul kita bikin suatu komunitas biar ga kalah sama yang lain”. (S1/W1/A14- 19

Juni 2013)

(10)

5

Risha Mahalani Putri, 2014

KOHESIVITAS KELOMPOK TERHADAP PENGURUSMADRIDISTA REGIONAL BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Madridista Indonesia ini kelompok non profit. Non profit disini adalah tidak adanya keuntungan secara materi yang didapat oleh anggota kelompok secara personal. Dari segi keuangan, ketika kelompok mendapatkan pemasukan ini akan berlanjut untuk kegiatan kelompok lainnya bukan kepada anggota kelompok. Sehingga bias dikatakan keuntungan secara personal kurang didapatkan oleh anggota kelompok. Dari masalah tersebut akhirnya mantan anggota Madridista Bandung keluar dan membentuk kelompok pecinta Real Madrid yang baru. Akan tetapi ini tidak membuat hubungan antara Madridista regional Bandung dengan Pena Madridista Indo ini menjauh.

“Kalau pendapat saya, perbedaan, mungkin itu terjadi karena adanya perbedaan pendapat ya. Perbedaan pendapat itu wajar. Kalau misalnya yang saya liat itu tidak ada yang mau mengalah ya wajarlah kaya PSSI sekarang kan ya. Ga mau ngalah jadi kebelah dua ya gitu jadi kedua belah pihak merasa yang paling benar jadi ya saya rasa sih, kalau misalnya terjadi perpecahan saya sih ya kurang-kurang ya sayang lah gitu. Ini kan komunitas Madrid kita dikenalkan hanya satu kan ga kaya barca, barca ka nada dua kan. Ada indobarca ada FCBI. Cuman menyayangkan aja sih kenapa harus ga bisa diselesaikan bersama. Yang aku liat sih ga ada, kurang komunikasi sih. Karena kurang komunikas diantara yang terkait itu” (I2/W1/J16-28 Juli 2013)

(11)

anggota baru (Madrid-indo, 2009). Sehingga dengan begitu dapat membentuk kelompok dengan jumlah anggota yang semakin banyak.

Theodore Caplov (Sarwono, 2005:79 ) membagi kelompok kecil menjadi dua jenis berdasarkan ukurannya antara lain :

“Kelompok primer dan non-primer. Kelompok primer adalah kelompok yang jumlah anggotanya 2-20 orang dan tiap anggota berinteraksi dengan setiap anggota lainnya dalam kelompok (keluarga, sahabat). Sedangkan, kelompok non-primer adalah kelompok yang jumlah anggotanya 3-30 orang dan interaksi antar anggotanya tidak seintensif pada kelompok primer (teman sekelas, kelompok arisan, panitia kecil). Theodore Caplov (Sarwono, 2005)”

(12)

7

Risha Mahalani Putri, 2014

KOHESIVITAS KELOMPOK TERHADAP PENGURUSMADRIDISTA REGIONAL BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang lama) dalam arti keanggotaan dan peran setiap anggota, adanya tradisi dan kebiasaan, ada organisasi dalam kelompok (ada deferensiasi dan spesialisasi fungsi), dan kesadaran diri kelompok (setiap anggota tahu siapa saja yang termasuk kelompok, bagaimana caranya ia berfungsi dalam kelompok, bagaimana struktur dalam kelompok), pengetahuan tentang kelompok, keterikatan (attachment) kepada kelompok.

Penelitian mengenai kohesivitas kelompok suporter sepakbola sudah pernah diteliti sebelumnya oleh B Wicaksosno pada tahun 2011 hanya saja mengenai kohesivitas pada kelompok suporter dari tim sepak bola dalam negeri yakni persija. Dalam penelitian tersebut dijelaskan bahwa tampak adanya kohesivitas individu dalam kelompok kecil The Jack Mania (nama dari suporter Persija). Dilihat dari kejadian yang pernah terjadi setahun yang lalu antara beberapa anggota kelompok suporter Real Madrid regional Bandung dengan PRMI secara otomatis ada pengurangan jumlah keanggotaan dalam kelompok suporter Real Madrid regional Bandung yang dimana para anggotanya adalah yang banyak memegang jabatan dalam kelompok tersebut, salah satunya adalah mantan ketua kelompok tersebut.

(13)

B.Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas mengenai permasalahan yang terjadi di dalam kelompok Madridista regional Bandung yang membuat beberapa anggota serta pengurusnya keluar dan membentuk kelompok yang baru. Fokus penelitian ini diarahkan kepada gambaran kohesivitas pada pengurus kelompok Madridista regional Bandung.

C.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah gambaran kohesivitas pada pengurus kelompok Madridista regional Bandung?”

D.Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang tersebut penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran kohesivitas pada pengurus kelompok Madridista regional Bandung.

E.Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis

(14)

9

Risha Mahalani Putri, 2014

KOHESIVITAS KELOMPOK TERHADAP PENGURUSMADRIDISTA REGIONAL BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Manfaat praktis

Secara praktis hasil penelitian diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai kelompok Madridista regional Bandung. Lebih jauh, penelitian ini bermanfaat sebagai bahan latihan penulisan karya ilmiah.

F. Sistematika Penulisan Skripsi

Sistematika penulisan skripsi terdiri dari Bab I sampai Bab V yang dijabarkan sebagai berikut :

1. BAB I Pendahuluan

Berisi tentang uraian pendahuluan dan merupakan bagian awal dari skripsi. Pendahuluan berisi latar belakang, fokus penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian dan manfaat penelitian. Pada bab ini, peneliti menjelaskan alasan mengapa topik kohesivitas pada pengurus supporter Madridista reginal Bandung ini yang diteliti.

2. BAB II Kajian Pustaka

Kajian pustaka berisi konsep dan teori dalam bidang yang dikaji. Pada bab ini, berisi penjelasan mengenai definisi, teori, komponen mengenai kelompok, kohesivitas serta Madridista Indonesia dan reginal Bandung.

3. BAB III Metode Penelitian

Metode penelitian berisi tentang penjabaran rinci mengenai metode penelitian, termasuk beberapa komponen seperti lokasi dan subjek penelitian, desain penelitian, teknik pengumpulan data, teknik pengolahan data dan teknik keabsahan data.

(15)

Hasil dan pembahasan berisi tentang pengolahan dan pembahasan atau analisis data untuk menghasilkan temuan yang berkaitan dengan masalah penelitian. Pada bab ini, akan ditemukan penjelasan bagaimana kohesivitas pada kelompok Madridista regional Bandung.

5. BAB V Kesimpulan dan Rekomendasi

(16)

Risha Mahalani Putri, 2014

KOHESIVITAS KELOMPOK TERHADAP PENGURUSMADRIDISTA REGIONAL BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Arikunto (2006), mengemukakan bahwa “Desain penelitian adalah rencana atau rancangan yang dibuat oleh peneliti, sebagai ancang- ancang yang akan dilaksanakan”. Metode yang digunakan yaitu studi dekriptif yang bertujuan untuk mendeskripsikan suatu situasi atau kejadian serta menguraikan informasi faktual mengenai suatu gejala yang ada di kelompok Madridista regional Bandung untuk menghasilkan gambaran lengkap dan terorganisasi dengan baik mengenai kohesivitas pada kelompok tersebut (Suryabrata, 2011)

Menurut Surakhman (Sugiyono. 2010), analisis deskriptif adalah suatu jenis penelitian yang memaparkan data yang diperoleh. Misalnya, gambaran mengenai situasi serta keadaan yang ada, proses yang sedang berlangsung, sikap yang tampak dan sebagainya, kemudian dijelaskan dan dianalisis sehingga dapat disusun beberapa kesimpulan.

Desain penelitian dalam penelitian ini yaitu penelitian kualitatif. Karena diperlukan penggalian data secara mendalam dan menyeluruh dengan cara interview dalam penelitian ini. Selain itu penelitian kualitatif dipilih karena bersifat fleksibel mengikuti alur subjek namun tetap terstruktur sesuai dengan kebutuhan dan tujuan penelitian.

B. Definisi Operasional

Kohesivitas kelompok dalam penelitian ini adalah mengenai hubungan antar anggota sehingga membentuk suatu kesatuan yang utuh. Untuk menentukan kohesivitas pada kelompok madridista regional Bandung ini dapat dilihat dari sebagai berikut :

(17)

b. Ketertarikan anggota pada kegiatan dan fungsi kelompok

c. Ketertarikan pada kelompok sebagai alat untuk memuaskan kebutuhan personalnya

C. Subjek Penelitian

Penelitian ini mengambil 3 subjek yang menjadi bagian dari keanggotan supporter Real Madrid Regional Bandung. Menurut Patton (1990) tidak ada aturan mengenai jumlah subjek dalam penelitian kualitatif. Jumlah subjek tergantung kepada kebutuhan dan tujuan dari penelitian tersebut, juga disesuaikan dengan kesediaan sumber dan waktu.

Dalam penelitian ini pengumpulan subjek penelitian dilakukan dengan teknik purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik pengambilan subjek sumber data dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2010). Berikut beberapa karakteristik subjek dalam penelitian ini :

1) Subjek sudah menjadi anggota kelompok supporter sepak bola selama ± 1 tahun

2) Subjek memiliki kartu anggota Real Madrid Indonesia 3) Subjek tersebut berusia sekitar 20-30 tahun

4) Subjek tinggal di Kota Bandung.

5) Subjek memiliki pendidikan terakhir minimal SMA .

D. Instrumen Penelitian

(18)

24

Risha Mahalani Putri, 2014

KOHESIVITAS KELOMPOK TERHADAP PENGURUSMADRIDISTA REGIONAL BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Moleong (2012 : 37) yaitu peneliti itu sendiri dengan emnggunakan tape recorder dan catatan lapangan sebagai alat bantu. Ciri khas penelitian kualitatif tidak dapat dipisahkan dari pengamatan. Dimana pengamat memungkinkan melihat dan mengamati sendiri situasi yang mungkin terjadi. Selain itu, ciri – ciri umum manusia sebagai instrument mencakup segi responsive, dapat menyesuaikan diri, menekan keutuhan, mendasarkan diri atas pengetahuan, memproses dan mengikhtisarkan, serta menafaatkan kesempatan mencari respon yang tidak lazim (Moleong, 2012 : 169)

E. Teknik Pengumpulan Data

a. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu (Moleong, 2012 : 186).

Menurut Hadi (Smith, 2009) wawancara adalah metode pengumpulan data dengan jalan Tanya jawab sepihak dengan sistematis dan berlandaskan kepada tujuan – tujuan penyelidikan.

Dalam penelitian ini wawancara akan dilakukan kepada tiga pengurus kelompok madridista regional bandung. Wawancara yang dilakukan berupa wawancara terstruktur ataupun semi terstruktur.

b. Observasi

(19)

 Teknik pengamatan ini didasarkan atas pengalaman secara langsung. Peneliti akan mendapatkan pemahaman lebih baik tentang konteks dalam hal yang diteliti akan atau terjadi.

 Teknik pengamatan juga memungkinkan peneliti melihat dan mengamati sendiri, kemudian mencatat hal-hal pada keadaan sebenarnya yang mungkin kurang disadari oleh subjek penelitian sendiri.

 Pengamatan memungkinkan peneliti mencatat peristiwa dalam situasi yang berkaitan dengan pengetahuan proposisional maupun pengetahuan yang langsung diperoleh dari data.

 Pengamatan dapat digunakan untuk mengecek kepercayaan data yang didapatkan dari hasil wawancara.

 Teknik pengamatan memungkinkan peneliti mampu memahami situasi-situasi rumit dalam perilaku yang kompleks.

 Pengamatan dapat menjadi alat yang sangat bermanfaat dalam kasus-kasus tertentu dimana teknik penelitian lainnya tidak memungkinkan untuk dilakukan.

Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu dengan mengamati dan terlibat langsung dalam kegiatan subjek atau disebut dengan observasi partisipan. Selain itu, observasi menggunakan metode pencatatan langsung terhadap segala kejadian yang terjadi yang dapat menunjang data penelitian.

c. Dokumentasi

(20)

26

Risha Mahalani Putri, 2014

KOHESIVITAS KELOMPOK TERHADAP PENGURUSMADRIDISTA REGIONAL BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu F. Teknik Analisis Data

Secara umum proses analisis data kualitatif menurut Glaser dan Strauss (dalam Moleong, 2011 : 288) mencakup reduksi data, kategorisasi data, sintesisasi dan diakhiri dengan menyusun hipotesis kerja. Berikut merupakan tahapan analisis data dalam penelitian kualitatif :

1. Reduksi data

a. Identifikasi satuan (unit). Pada mulanya diidentifikasikan adanya satuan yaitu bagian yang terkecil yang ditemukan dalam data yang memiliki makna bila dikaitkan dengan fokus dan masalah penelitian.

b. Sesudah satuan diperoleh, langkah berikutnya adalah membuat koding. Membuat koding berarti memberikan kode pada setiap satuan, agar tetap dapat ditelusuri data atau satuannya, berasal dari sumber mana.

2. Kategorisasi

a. Menyusun kategori. Kategorisasi adalah upaya memilah-milah setiap satuan ke dalam bagian-bagian yang memiliki kesamaan.

b. Setiap kategori diberi nama yang disebut label.

3. Menyusun hipotesis kerja

Hal ini dilakukan dengan jalan merumuskan suatu pernyataan yang proposisional. Hipotesis kerja sudah merupakan teori substantif (yaitu kategori yang berasal dan masih terkait dengan data). Hipotesis kerja hendaknya terkait dan sekaligus menjawab pertanyaan penelitian.

(21)

Studi deskriptif ini menggunakan penelitian pendekatan kualitatif. Untuk menguji keabsahan data, teknik keabsahan yang digunakan yaitu teknik keabsahan konstruk. Dimana, keabsahan konstruk (construct validity) adalah keabsahan bentuk batasan berkaitan dengan suatu kepastiaan bahwa yang berukur benar-benar merupakan variabel yang ingin di ukur. Keabsahan ini juga dapat dicapai dengan proses pengumpulan data yang tepat. Salah satu caranya adalah dengan proses triangulasi, yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Menurut Denzin (Moleong, 1978 : 330) menjelaskan beberapa macam triangulasi sebagai teknik pemeriksaan untuk mencapai keabsahan, yaitu :

a. Triangulasi Sumber

Menggunakan berbagai sumber data seperti hasil wawancara, hasil observasi atau juga dengan mewawancarai lebih dari satu anggota kelompok Madridista Bandung yang dianggap memiliki sudut pandang yang berbeda. Selain itu wawancara juga dilakukan kepada perwakilan rekan kelompok.

b. Triangulasi Metode

Penggunaan berbagai metode untuk meneliti suatu hal, seperti metode wawancara dan pencatatan lapangan. Dalam penelitian ini, penulis melakukan metode wawancara kepada empat orang anggota kelompok Madridista Bandung yang ditunjang dengan catatn lapangan pada saat wawancara berlangsung.

c. Triangulasi Penyidik

(22)

28

Risha Mahalani Putri, 2014

KOHESIVITAS KELOMPOK TERHADAP PENGURUSMADRIDISTA REGIONAL BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu H. Prosedur Penelitian

Penelitian dilakukan ke dalam tiga tahapan inti yang kemudian terurai kembali dalam beberapa kegiatan. Berikut adalah prosedur yang dilakukan di dalam penelitian ini :

1). Tahap persiapan

 Pencarian informasi mengenai Madridista Indonesia, Madridista Regional Bandung, dan Madridista UPI

 Membuat proposal penelitian, mencari subjek yang sesuai dengan penelitian dan membuat kerangka wawancara.

2). Tahap Pelaksanaan

 Pada tahap ini peneliti memulai dengan bertemu dengan subjek, terlebih dahulu peneliti menjelaskan maksud dan tujuan dari diadakannya penelitian ini

 Peneliti membuat kesepakatan mengenai waktu hingga kerahasiaan data yang diperoleh

 Peneliti melakukan wawancara sesuai dengan kerangka yang telah dipersiapkan dan ditetapkan sebelumnya.

3). Pengolahan Data

 Peneliti melakukan analisis data dengan mereduksi data, menyajikan data dalam bentuk uraian singkat yang bersifat naratif serta membuat kesimpulan.

(23)

Risha Mahalani Putri, 2014

KOHESIVITAS KELOMPOK TERHADAP PENGURUSMADRIDISTA REGIONAL BANDUNG

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran kohesivitas pada pengurus Madridista regional Bandung. Berdasarkan penelitian dan analisis data yang telah dilakukan tentang kohesivitas kelompok, maka didapatkan kesimpulan dari masing – masing dimensi yaitu mengenai Ketertarikan interpersonal antar anggota, ketiga subjek memiliki hubungan yang baik dengan pengurus lain dalam kelompok tersebut. Komunikasi serta pertemuan yang intensif dengan pengurus lain telah memunculkan rasa ketertarikan dan nyaman dengan anggotanya. Rasa ketertarikan secara personal dengan anggota lain juga membuat ketiga subjek ini tetap bertahan dengan kelompok tersebut.

(24)

78

Risha Mahalani Putri, 2014

KOHESIVITAS KELOMPOK TERHADAP PENGURUSMADRIDISTA REGIONAL BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dan jika dilihat dari dimensi ketertarikan pada kelompok sebagai alat untuk memuaskan kebutuhan personalnya. Kelompok ini berdiri karena ingin menyatukan orang – orang yang menyukai Real Madrid, dan untuk bergabung dengan kelompok ini tidak ada aturan cukup dengan mencintai Real Madrid. Secara finansial, kelompok ini adalah kelompok non profit

dimana para anggotanya bekerja secara sukarela tanpa mendapatkan keuntungan seperti materi secara personal. Akan tetapi sistem keuangan ini sempat menjadi masalah bagi pengurus Madridista Bandung, dimana hilangnya rasa kepercayaan mereka terhadap sistem keuangan Madridista pusat.

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan mengenai kohesivitas kelompok pada pengurus Madridista regional Bandung, berikut ini merupakan beberapa rekomendasi untuk berbagai pihak yang terkait, yaitu:

1. Bagi Subjek Penelitian

a. Dengan adanya penelitian ini diharapkan subjek sebagai pengurus dari Madridista regional Bandung mampu meningkatkan kinerja yang sesuai dengan posisinya.

b. Serta diharapkan subjek dapat memaknai aspek – aspek dalam meningkatkan kohesivitas pada kelompoknya.

2. Bagi Kelompok Madridista Regional Bandung

a. Dengan adanya penelitian ini diharapkan ini diharapkan kelompok Madridista dapat meningkatkan kohesivitas pada kelompoknya b. Serta diharapkan kelompok dapat membantu meningkatkan kinerja

Referensi

Dokumen terkait

(2) Apabila PIHAK KEDUA mengundurkan diri selama jangka waktu tugas belajar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 Ayat (2) Butir a, maka PIHAK KEDUA wajib mengembalikan dana/biaya

Muhammad Abduh sangat tidak cocok dengan paham jumud yang berarti statis (beku) yang menghambat kemajuan. Umat Islam selamanya tidak akan maju bila masih berpegang teguh pada

Rehabilitasi Sosial dilaksanakan dalam bentuk bimbingan sosial, bimbingan fisik, bimbingan mental dan bimbingan ketrampilan (ketrampilan inti : Montir Motor,

Permasalahan pada penelitian ini, bukan hanya sebatas pencarian rute terdekat dengan dua buah algoritma Brute Force dan A*, tetapi juga dengan membandingkan jarak dan hasil

Dari hasil simulasi didapatkan besar tegangan maksimal untuk material baja AH36 sebesar 226 Mpa dengan menggunakan penegar, sedangkan konstuksi dengan material SPS tegangan

Disarankan bagi Kepala Puskesmas untuk meningkatkan pengetahuan Bidan Desa terutama tentang kunjungan neonatus melalui sosialisasi buku KIA, MTBM dan

Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta adalah salah satu Entitas Akuntansi di bawah Mahkamah Agung Republik Indonesia yang berkewajiban menyelenggarakan akuntansi dan

Asuransi Asei Indonesia menggunakan tipe penelitian deskriptif yang dimaksudkan adalah suatu rumusan masalah yang berkenaan dengan pertanyaan terhadap keberadaan