PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN OUTDOOR EXPERIENTIAL
LEARNING PADA KONSEP GERAK TUMBUHAN BERMUATAN
NILAI TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN
KONTRIBUSINYA DALAM PEMBANGUNAN
KARAKTER SISWA
TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar
Magister Pendidikan Program Studi Pendidikan Biologi
Oleh:
EKOWATI RAHAYU
1102599
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN OUTDOOR EXPERIENTIAL
LEARNING PADA KONSEP GERAK TUMBUHAN BERMUATAN
NILAI TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN
KONTRIBUSINYA DALAM PEMBANGUNAN
KARAKTER SISWA
Oleh Ekowati Rahayu
S.Pd IKIP Bandung, 1996
Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Program Studi Pendidikan Biologi
© Ekowati Rahayu 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
Maret 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
LEMBAR PENGESAHAN TESIS
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH
PEMBIMBING:
PEMBIMBING I
Prof. Dr. H. Suroso Adi Yudianto, M.Pd
NIP. 19530522 198002 1001
PEMBIMBING II
Dr. Hj. Widi Purwianingsih, M.Si
NIP. 19620921 199101 2001
Diketahui oleh
Ketua Program Studi Pendidikan Biologi
Ekowati Rahayu, 2014
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN OUTDOOR EXPERIENTIAL LEARNING PADA KONSEPGERAK TUMBUHAN BERMUATAN NILAI TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN KONTRIBUSINYADALAM PEMBANGUNAN KARAKTER SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN OUTDOOR EXPERIENTIAL
LEARNING PADA KONSEP GERAK TUMBUHAN BERMUATAN NILAI
TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN KONTRIBUSINYA
DALAM PEMBANGUNAN KARAKTER SISWA
ABSTRAK
Ekowati Rahayu, 2014
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN OUTDOOR EXPERIENTIAL LEARNING PADA KONSEPGERAK TUMBUHAN BERMUATAN NILAI TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN KONTRIBUSINYADALAM PEMBANGUNAN KARAKTER SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kata kunci :Outdoor Experiential Learning, Konsep Gerak Tumbuhan Bermuatan Nilai, Penguasaan Konsep, Pembangunan karakter
Influence of Learning Model Outdoor Experiential Learning in Plant Motion
Value Laden Concept toward Mastery of Concepts and the Contributions in Students’ Character Development
ABSTRACT
The research is aimed to develop the students concepts mastery and contribution
of Junior High School students’ character in plant motion value laden concept by using Outdoor Experiential Learning model. The problem of this research is how the influence of learning model Outdoor Experiential Learning in plant motion value laden conceps to mastery of concepts and contributions character development of students. The research method is quasi experiment and uses the matching-only pretest-posttest control group design as a research design. The research is conducted by using two classes as samples, one class as experimental class and the other one as control class. Sampling by means of cluster sampling. The experimental class used Outdoor Experiential Learning as learning model and the control class used conventional learning model through discussion activity. Research instrument for the control concept used multiple choice as written test and for students with scale value attitude Likert scale models. Data were analyzed using parametric statistical test of Independent Samples Test (one
tailed t test with α = 0.05). The result of this research shows that the use of
Ekowati Rahayu, 2014
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN OUTDOOR EXPERIENTIAL LEARNING PADA KONSEPGERAK TUMBUHAN BERMUATAN NILAI TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN KONTRIBUSINYADALAM PEMBANGUNAN KARAKTER SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Keywords : Outdoor Experiential Learning, Value-laden Concept of Plant Motion,
Mastery of Concepts, Character Development
Ekowati Rahayu, 2014
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN OUTDOOR EXPERIENTIAL LEARNING PADA KONSEPGERAK TUMBUHAN BERMUATAN NILAI TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN KONTRIBUSINYADALAM PEMBANGUNAN KARAKTER SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR... ... i
DAFTAR ISI... ... iii
DAFTAR TABEL... ... v
DAFTAR GAMBAR... ... vii
DAFTAR LAMPIRAN... viii
BAB 1 PENDAHULUAN ... ... 1
A. Latar Belakang... ... 1
B. Rumusan Masalah... ... 5
C. Asumsi Dan Hipotesis Penelitian... 6
D. Tujuan Penelitian... 6
E. Manfaat Penelitian... 6
F. Pembatasan Masalah... 7
G. Definisi Operasional... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA... ... 9
A. Model Pembelajaran Experiential Learning... 9
B. Model Pembelajaran Outdoor Experiential Learning... 10
C. Model Pembelajaran Konvensional... 12
D. Penguasaan Konsep... 14
E. Pembangunan Karakter... ... 18
Ekowati Rahayu, 2014
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN OUTDOOR EXPERIENTIAL LEARNING PADA KONSEPGERAK TUMBUHAN BERMUATAN NILAI TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN KONTRIBUSINYADALAM PEMBANGUNAN KARAKTER SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
iii
BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 24
A. Metode dan Desain Penelitian... 24
B. Populasi dan Sampel Penelitian... 24
C. Instrumen Penelitian... ... 25
D. Prosedur Penelitian... 28
E. Alur Penelitian... 42
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... ... 43
A. Hasil Penelitian... 43
B. Pembahasan... 54
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 66
A. Kesimpulan... 66
B. Saran... 67
DAFTAR PUSTAKA... 68
RIWAYAT HIDUP... 275
Ekowati Rahayu, 2014
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN OUTDOOR EXPERIENTIAL LEARNING PADA KONSEPGERAK TUMBUHAN BERMUATAN NILAI TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN KONTRIBUSINYADALAM PEMBANGUNAN KARAKTER SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Iv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Taksonomi Tujuan Pendidikan... 15
Tabel 2.2 Jenis dan Subjenis Dimensi Pengetahuan... 16
Tabel 2.3 Enam Kategori pada Dimensi Proses Kognitif dan Proses-Proses Kognitif Terkait... 17
Tabel 3.1 Desain penelitian... 24
Tabel 3.2 Rekapitulasi Instrumen Penguasaan Konsep... 25
Tabel 3.3 Rekapitulasi pernyataan skala sikap... 26
Tabel 3.4 Kisi-Kisi Tanggapan Siswa... 27
Tabel 3.5 Kisi-Kisi Tanggapan Guru... 27
Tabel 3.6 Kriteria validitas soal... 30
Tabel 3.7 Rekapitulasi Hasil Ujicoba Validitas Instrumen Penguasaan Konsep... 30
Tabel 3.8 Kriteria reliabilitas soal... 31
Tabel 3.9 Kriteria Tingkat Kesukaran Soal... 31
Tabel 3.10 Rekapitulasi Tingkat Kesukaran Instrumen Penguasaan Konsep 31
Tabel 3.11 Kriteria Daya Pembeda... 32
Tabel 3.12 Rekapitulasi Daya Pembeda Instrumen Penguasaan Konsep... 32
Tabel 3.13 Rekapitulasi Hasil Uji Coba Tes Penguasaan Konsep... 33
Tabel 3.14 Kriteria validitas soal... 34
Ekowati Rahayu, 2014
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN OUTDOOR EXPERIENTIAL LEARNING PADA KONSEPGERAK TUMBUHAN BERMUATAN NILAI TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN KONTRIBUSINYADALAM PEMBANGUNAN KARAKTER SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.16 Kriteria reliabilitas soal... 35
Tabel 3.17 Rekapitulasi Hasil Uji Coba Skala Sikap... 35
Tabel 3.18 Hasil uji normalitas data pretest penguasaan konsep... 37
Tabel 3.19 Hasil uji normalitas data pretest Nilai siswa... 37
Tabel 3.20 Uji t Data Pretest Penguasaan Konsep dan Nilai... 38
v Tabel 3.21 Hasil Uji Normalitas Data Posttest Penguasaan Konsep... 39
Tabel 3.22 Hasil Uji Normalitas Data Posttest Nilai Siswa... 39
Tabel 3.23 Kategori Gain Ternormalisasi... 40
Tabel 3.24 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r... 41
Tabel 4.1 Nilai Penguasaan Konsep ... 43
Tabel 4.2 Perolehan Rata-Rata N-Gain Penguasaan Konsep... 44
Tabel 4.3 Skor Nilai Siswa... 45
Tabel 4.4 Perolehan Rata-Rata N-Gain Nilai Siswa... 46
Tabel 4.5 Rekapitulasi Skor Rata-Rata pretest dan Posttest Setiap Variabel Nilai... 47
Tabel 4.6 Rekapitulasi N-Gain Setiap Variabel Nilai... 47
Tabel 4.7 Rekapitulasi Tanggapan Siswa... 50
Tabel 4.8 Hasil Wawancara Siswa... 51
Tabel 4.9 Rekapitulasi Tanggapan Guru... 52
Ekowati Rahayu, 2014
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN OUTDOOR EXPERIENTIAL LEARNING PADA KONSEPGERAK TUMBUHAN BERMUATAN NILAI TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN KONTRIBUSINYADALAM PEMBANGUNAN KARAKTER SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
vi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2. Sintaks Model Pembelajaran Outdoor Experiential Learning.. 11
Gambar 3. Diagram Alur Penelitian... 42
Gambar 4.1 Diagram Batang Hasil Observasi Aktivitas
Siswa di Kelas Eksperimen... 49
Gambar 4.2 Diagram Batang Hasil Observasi Aktivitas
Siswa di Kelas Kontrol... 49
Gambar 4.3 Diagram Batang Perbandingan N-Gain Penguasaan Konsep
Pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol... 55
Gambar 4.4 Diagram Batang Perbandingan N-Gain Nilai Siswa Pada
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 61
Gambar 4.5 Diagram Batang Perbandingan N-Gain Setiap Kelompok
Nilai Siswa Pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol... 62
Ekowati Rahayu, 2014
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN OUTDOOR EXPERIENTIAL LEARNING PADA KONSEPGERAK TUMBUHAN BERMUATAN NILAI TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN KONTRIBUSINYADALAM PEMBANGUNAN KARAKTER SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu vii
DAFTAR LAMPIRAN
HALAMAN
LAMPIRAN A : PERANGKAT PEMBELAJARAN
A1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Kelas Eksperimen... 71
A2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Kontrol... 82
A3 Lembar Kerja Siswa (LKS)... 90
LAMPIRAN B : INSTRUMEN PENELITIAN B1 Kisi-Kisi Soal Penguasaan Konsep... 101
B2 Soal Penguasaan Konsep... 111
B3 Rekapitulasi Instrumen Penguasaan Konsep... 119
B4 Kisi-Kisi Skala Sikap ... ... 120
Ekowati Rahayu, 2014
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN OUTDOOR EXPERIENTIAL LEARNING PADA KONSEPGERAK TUMBUHAN BERMUATAN NILAI TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN KONTRIBUSINYADALAM PEMBANGUNAN KARAKTER SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
B6 Rekapitulasi Instrumen Skala Sikap ... 125
B7 Angket Respon Siswa... 126
B8 Angket Respon Guru... 128
B9 Format Observasi Keterlaksanaan Model Pembelajaran... 130
B10 Pedoman Wawancara Siswa... 136
B11 Pedoman Wawancara Guru... 137
LAMPIRAN C : HASIL UJI COBA INSTRUMEN C1 Judgement Instrumen Penguasaan Konsep dan Skala Sikap... 138
C2 Hasil Uji Coba Soal Penguasaan Konsep... 160
C3 Hasil Uji Coba Skala Sikap ... 169
C4 Rekapitulasi Hasil Uji Coba Soal Penguasaan Konsep... 171
C5 Rekapitulasi Hasil Uji Coba Skala Sikap... 173
viii LAMPIRAN D : DATA-DATA HASIL PENELITIAN D1 Skor Pretest-Posttest Penguasaan Konsep... 174
D2 Rekapitulasi N-Gain Penguasaan Konsep... 182
D3 Skor Pretest-Posttest Nilai Siswa... 184
D4 Rekapitulasi N-Gain Nilai Siswa... 192
D5 Data Uji Normalitas, Uji Homogenitas serta Uji Hipotesis Penguasaan Konsep dan Nilai Siswa... 194
D6 Rekapitulasi Respon Siswa dan Guru... 217
D7 Rekapitulasi Wawancara Siswa dan Guru... 220
D8 Rekapitulasi Observasi Keterlaksanaan Model Pembelajaran... 234
Ekowati Rahayu, 2014
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN OUTDOOR EXPERIENTIAL LEARNING PADA KONSEPGERAK TUMBUHAN BERMUATAN NILAI TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN KONTRIBUSINYADALAM PEMBANGUNAN KARAKTER SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
D10 Rekapitulasi N-Gain setiap Variabel Nilai... 250
D11 Hasil Uji Korelasi dan Uji Regresi Linier... 251
LAMPIRAN E : SURAT IZIN PENELITIAN E1 SK Pembimbingan... 254
E2 Permohonan Izin Penelitian... 256
E3 Surat Keterangan Penelitian... 257
E4 Hasil Judgement Konsep... 258
E5 Hasil Judgement Nilai... 259
E6 Hasil Observasi Pembelajaran... 260
LAMPIRAN F : FOTO PENELITIAN... 266
Ekowati Rahayu, 2014
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN OUTDOOR EXPERIENTIAL LEARNING PADA KONSEPGERAK TUMBUHAN BERMUATAN NILAI TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN KONTRIBUSINYADALAM PEMBANGUNAN KARAKTER SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa ini banyak dikembangkan model-model dalam pembelajaran.
Menurut Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006, hakekat IPA berkaitan dengan
cara mencari tahu tentang alam secara sistematis sehingga Ilmu Pengetahuan
Alam bukan hanya pemahaman kumpulan pengetahuan yang berupa fakta, konsep
atau prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Ilmu
Pengetahuan diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk
mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih
lanjut untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajaran
ditekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan
kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara alamiah.
Menurut Dewey (Joyce et al, 2009) pengalaman belajar merupakan salah
satu kegiatan pembelajaran yang berpandangan konstruktivisme. Selanjutnya
pembelajaran yang berdasarkan konstruktivisme mengkonstruksi pengetahuan,
otak menyimpan informasi, mengolahnya dan mengubah konsepsi-konsepsi yang
ada sebelumnya. Pembelajaran berbasis pengalaman disebut juga experiential
learning. Pengalaman outdoor atau outdoor learning memberikan kontribusi
yang sangat besar terhadap experiential learning karena lingkungan alam
merupakan ruang untuk berefleksi bagi siswa sehingga siswa memperoleh
pengalaman langsung dan mengalami konsekuensi dari sebuah pilihan atau
keputusan (Burridge et al , 2006). Oleh karena itu outdoor learning dan
experiential learning keduanya tidak dapat dipisahkan sehingga Burridge et al (2006) mengembangkannya menjadi outdoor experiential learning dengan tetap
mengacu pada tahapan pembelajaran Kolb (1984). Model pembelajaran outdoor
2
Ekowati Rahayu, 2014
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN OUTDOOR EXPERIENTIAL LEARNING PADA KONSEPGERAK TUMBUHAN BERMUATAN NILAI TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN KONTRIBUSINYADALAM PEMBANGUNAN KARAKTER SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
experience), pengamatan reflektif (reflective observation), konsepsi abstrak
(abstract conceptualization), dan kemudian diselesaikan melalui percobaan aktif
(active experimentation) (Kolb, 1984).
Kenyataannya di lapangan, siswa kurang diberi kesempatan untuk berkreasi
dan berapresiasi. Hal ini disebabkan karena budaya diam dan dominasi guru di
dalam kelas menyebabkan siswa tidak terlatih dan tidak bergairah untuk
mengekspresikan penghayatannya. Menurut Nuryani (2005) makin aktif siswa
secara intelektual, manual dan sosial maka makin bermakna pengalaman
belajarnya karena dengan melakukan sendiri maka siswa akan lebih menghayati.
Dalam hubungan dengan outdoor experiential learning ini, telah dilakukan
studi pendahuluan di salah satu MTs di kabupaten Cianjur, Jawa Barat (2012).
Hasil studi ini menunjukkan bahwa siswa dapat lebih memaknai pembelajaran
dengan diberikannya kesempatan oleh guru untuk terlibat dalam pembelajarannya.
Dalam kegiatan pembelajaran ini siswa diajak terlibat langsung dalam budi daya
tanaman kebun seperti tomat dan selada air. Dalam kegiatan ini terjadi interaksi
dengan lingkungan yang selalu mengalami perubahan, sehingga fungsi intelektual
semakin berkembang. Dengan dilibatkannya siswa pada proses pembelajaran
maka akan terjadi proses pembentukan nilai/sikap melalui pengalaman tersebut.
Keterlibatan langsung siswa dalam proses pembelajaran menjadi pengalaman
terarah yang diharapkan mengakar pada diri siswa. Dari pengalaman ini siswa
dapat merasakan sendiri sehingga dapat mengeksplorasi, mengenal konsep, dan
mengaplikasi konsep.
Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional,
tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, dengan berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
3
Ekowati Rahayu, 2014
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN OUTDOOR EXPERIENTIAL LEARNING PADA KONSEPGERAK TUMBUHAN BERMUATAN NILAI TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN KONTRIBUSINYADALAM PEMBANGUNAN KARAKTER SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
nasional ini pemerintah telah menuangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional (RPJPN) tahun 2005-2025, pendidikan karakter ditempat-
kan sebagai landasan untuk mewujudkan visi pembangunan nasional, yaitu
mewujudkan masyarakat berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya, dan
beradab berdasarkan falsafah Pancasila. Karakter sesungguhnya ibarat pisau
bermata dua. Pisau itu dapat dimanfaatkan untuk mengiris sayur, mengupas kulit
buah atau berbagai manfaat positif lainnya. Namun jika tidak berhati-hati, mata
pisau bisa mengenai kulit sehingga berdarah. Seseorang yang memiliki karakter
pemberani akan memiliki keyakinan diri yang tinggi. Ia tidak takut menghadapi
apapun. Namun, keberanian ini jika tidak dikelola dengan baik, akan
menghadirkan efek negatif seperti ceroboh. Dengan demikian karakter perlu
dikembangkan kepada siswa secara tepat. Pembangunan karakter siswa sangat
diperlukan karena di masyarakat telah terjadi pergeseran nilai seperti pornografi
dan pornoaksi, pengaruh negatif dari globalisasi, pengangguran dan masalah
sosial seperti tawuran antar warga/sekolah/kampus/suku/ agama, pembunuhan,
pemerkosaan, penipuan, pencurian, terorisme, dan kriminalitas lainnya, adanya
ancaman terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) serta kerusakan
lingkungan. Dengan membangun karakter siswa diharapkan dapat
mengembangkan sumber daya manusia yang unggul Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi (IPTEK) dan tinggi Iman dan Takwa (IMTAQ), sehingga akan
membudayakan dan mengembangkan karakter masyarakat dan bangsa.
Menurut Cain & Evan (1990 dalam Nuryani, 2005) bahwa sains
mengandung empat hal yaitu konten (produk), proses (metode), sikap dan
teknologi. Sains sebagai konten atau produk berarti bahwa dalam sains terdapat
fakta-fakta, hukum-hukum, prinsip-prinsip dan teori-teori yang sudah diterima
kebenarannya. Sebagai proses atau metode berarti bahwa sains merupakan suatu
proses atau metode untuk mendapatkan pengetahuan. Sains merupakan sikap
4
Ekowati Rahayu, 2014
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN OUTDOOR EXPERIENTIAL LEARNING PADA KONSEPGERAK TUMBUHAN BERMUATAN NILAI TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN KONTRIBUSINYADALAM PEMBANGUNAN KARAKTER SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
objektif. Sains sebagai teknologi mengandung pengertian bahwa sains digunakan
dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian dalam belajar sains, siswa perlu
mengalami empat hal tersebut.
Menurut Nuryani (2005) belajar konsep merupakan hasil utama pendidikan
sebab menurut Dahar (1989) konsep merupakan dasar bagi proses-proses mental
yang lebih tinggi untuk merumuskan prinsip-prinsip dan generalisasi-generalisasi.
Jika dihubungkan antara hasil utama pendidikan dengan tujuan pendidikan
nasional maka dalam pembelajaran siswa diharapkan dapat menguasai konsep dan
berkarakter. Untuk itu perlu dilakukan penelitian mengenai hal tersebut.
Konsep gerak tumbuhan merupakan salah satu konsep yang membutuhkan
keterlibatan langsung siswa dalam pengamatan di alam. Misalnya siswa tidak
akan paham betul tanpa melihat sendiri mekarnya bunga pukul empat di waktu
sore hari sekitar pukul empat atau mengatupnya daun putri malu jika disentuh dan
masih banyak yang lain. Untuk menguasai konsep gerak tumbuhan maka siswa
sebaiknya dapat mengalami langsung dalam melihat dan merasakan sendiri,
sehingga mereka akan lebih menghayati pembelajaran. Dengan pengalaman
langsung di alam sekitar, diharapkan siswa juga dapat membangun nilai/sikapnya,
misalnya religi sehingga siswa dapat mengingat kebesaran Tuhan YME dengan
melihat dan merenung tentang keteraturan, keunikan dan kekaguman terhadap
fenomena alam yang dipelajari, kemudian membangun nilai pendidikan sehingga
siswa dapat meniru fenomena alam atau hukum alam untuk pendidikan teknik,
kepemimpinan, mental atau seni maupun pendidikan kreasi lainnya.
Pembangunan nilai lain yang diharapkan adalah nilai sosial politik sehingga siswa
dapat menganalogikan atau mengumpamakan teori dengan kehidupan manusia
untuk dijadikan pelajaran atau kebijakannya, serta untuk membangun nilai
intelektual sehingga siswa dapat mengkritisi nilai praktis guna mencari solusi
terhadap kelemahan yang ada dan mengembangkan wawasan (Yudianto, 2005).
Dengan dibangunnya nilai pada siswa maka diharapkan dapat memberikan
5
Ekowati Rahayu, 2014
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN OUTDOOR EXPERIENTIAL LEARNING PADA KONSEPGERAK TUMBUHAN BERMUATAN NILAI TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN KONTRIBUSINYADALAM PEMBANGUNAN KARAKTER SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
berdasarkan nilai-nilai yang telah menjadi kepribadian siswa (Kemdiknas, 2011).
Untuk mengembangkan nilai-nilai pada diri siswa maka diperlukan pembelajaran
yang bermuatan nilai. Hal ini sejalan dengan kompetensi inti yang diharapkan
tercapai oleh siswa pada kurikulum 2013. Dalam kurikulum 2013 terdapat empat
kelompok kompetensi inti yang saling terkait yaitu kompetensi inti 1 berkenaan
dengan sikap keagamaan, kompetensi inti 2 berkenaan dengan sikap sosial,
kompetensi inti 3 berkenaan dengan pengetahuan dan kompetensi inti 4 berkenaan
dengan penerapan pengetahuan. Kompetensi yang berkenaan dengan sikap
keagamaan dan sosial dikembangkan secara tidak langsung (indirect teaching)
yaitu pada waktu siswa belajar tentang pengetahuan (kompetensi inti kelompok 3)
dan penerapan pengetahuan (kompetensi inti kelompok 4). Berdasarkan latar
belakang yang telah dikemukakan, maka perlu dilakukan penelitian tentang
Pengaruh Model Pembelajaran Outdoor Experiential Learning pada Konsep
Gerak Tumbuhan Bermuatan Nilai terhadap Penguasaan Konsep dan
Kontribusinya dalam Pembangunan Karakter Siswa.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian
ini adalah:
Bagaimanakah Pengaruh Model Pembelajaran Outdoor Experiential Learning
pada Konsep Gerak Tumbuhan Bermuatan Nilai terhadap Penguasaan Konsep
dan Kontribusinya dalam Pembangunan Karakter Siswa.
Agar penelitian ini dapat dilakukan lebih terarah, maka rumusan masalah di atas
dijabarkan menjadi pertanyaan-pertanyaan penelitian sebagai berikut.
1. Bagaimanakah pengaruh model pembelajaran Outdoor Experiential Learning
pada konsep gerak tumbuhan bermuatan nilai terhadap penguasaan konsep
6
Ekowati Rahayu, 2014
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN OUTDOOR EXPERIENTIAL LEARNING PADA KONSEPGERAK TUMBUHAN BERMUATAN NILAI TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN KONTRIBUSINYADALAM PEMBANGUNAN KARAKTER SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Bagaimanakah pengaruh model pembelajaran Outdoor Experiential Learning
pada konsep gerak tumbuhan bermuatan nilai terhadap nilai siswa
dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional?
3. Seberapa besar tingkat perubahan penguasaan konsep dan nilai siswa?
4. Bagaimana kontribusi model pembelajaran Outdoor Experiential Learning
pada konsep gerak tumbuhan bermuatan nilai dalam pembangunan karakter
siswa?
5. Kendala apa saja yang ditemui oleh siswa dan guru dalam pembelajaran
dengan menggunakan model pembelajaran outdoor experiential learning pada
konsep gerak tumbuhan bermuatan nilai?
C. Asumsi dan Hipotesis Penelitian
1. Asumsi
a. Pemberian peluang pada siswa untuk berlatih sendiri dan terlibat dengan
tugas-tugas efektif dapat membentuk kedisiplinan berpikir (Svabodo and
Passmore, 2010).
b. Perubahan sikap seseorang dipengaruhi oleh informasi yang diperoleh,
keinginannya (wants), affiliasi kelompok dan kepribadiannya serta agama
yang dianutnya (Krech dan Ballachey, 1984 dalam Yudianto, 2011).
2. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan asumsi di atas maka hipotesis dalam penelitian ini adalah:
Model pembelajaran outdoor experiential learning lebih berpengaruh dapat
meningkatkan penguasaan konsep gerak tumbuhan bermuatan nilai dan
berkontribusi dalam membangun karakter siswa.
D. Tujuan Penelitian
7
Ekowati Rahayu, 2014
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN OUTDOOR EXPERIENTIAL LEARNING PADA KONSEPGERAK TUMBUHAN BERMUATAN NILAI TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN KONTRIBUSINYADALAM PEMBANGUNAN KARAKTER SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Meningkatkan penguasaan konsep siswa pada konsep gerak tumbuhan
bermuatan nilai dengan penggunaan model pembelajaran outdoor experiential
learning.
2. Memberikan kontribusi dalam membangun karakter siswa dengan penggunaan
model pembelajaran outdoor experiential learning.
3. Mengetahui kendala yang dihadapi siswa dan guru dalam penggunaan model
pembelajaran outdoor experiential learning.
E. Manfaat Penelitian
Manfaat hasil penelitian ini adalah:
1. Bagi siswa:
a. Dapat meningkatkan penguasaan konsep siswa.
b. Memberikan kontribusi dalam membangun karakter siswa.
2. Bagi guru yaitu dapat dijadikan alternatif pemilihan model pembelajaran.
3. Bagi sekolah yaitu dapat dijadikan alternatif pemilihan model pembelajaran
untuk mata pelajaran yang sesuai.
F. Pembatasan Masalah
Untuk memfokuskan masalah agar lebih terarah dan tidak terlalu meluas,
maka dilakukan pembatasan masalah sebagai berikut:
1. Penguasaan konsep yang diambil menurut taksonomi Bloom revisi dengan
mengambil dimensi pengetahuan faktual dan konseptual serta dimensi proses
kognitif mengingat, memahami, mengaplikasikan dan menganalisis.
2. Nilai yang diambil yaitu religi, pendidikan, sosial politik dan intelektual.
G. Definisi Operasional
1. Model pembelajaran outdoor experiential learning yang dimaksudkan dalam
penelitian ini adalah pembelajaran melalui pengalaman siswa yang di dapat
dari sekitar sekolah dan rumah pada konsep gerak tumbuhan bermuatan nilai
8
Ekowati Rahayu, 2014
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN OUTDOOR EXPERIENTIAL LEARNING PADA KONSEPGERAK TUMBUHAN BERMUATAN NILAI TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN KONTRIBUSINYADALAM PEMBANGUNAN KARAKTER SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
a. Pengalaman konkrit (concrete experience).
Pada tahap ini siswa diberi kesempatan untuk mengungkapkan hasil
pengalaman atau percobaannya di sekitar sekolah atau rumah.
b. Pengamatan reflektif (reflective observation).
Pada tahap ini siswa melakukan pengamatan reflektif dari pengalaman
konkrit yang didapatnya. Kegiatan ini dilakukan dengan membuat tahapan
gambar, atau tahapan foto dari hasil pengamatannya.
c. Konsepsi abstrak (abstract conceptualization).
Pada tahap ini siswa mencari alasan mengapa terjadi gerak pada
tumbuhan.
d. Percobaan aktif atau aplikasi (active experimentation).
Pada tahap ini siswa dapat meramalkan pengalaman selanjutnya
berdasarkan pengalaman yang telah didapatnya. Percobaan aktif ini yaitu
dengan mengamati langsung ke alam sekitar sekolah dan rumah juga dengan
membuat karangan singkat dari hasil pengalamannya di alam sekitar tersebut.
2. Model pembelajaran konvensional yang dimaksudkan dalam penelitiaan ini
adalah pembelajaran konsep gerak tumbuhan yang biasa dilakukan oleh guru.
Pada pembelajaran konvensional guru mentransfer ilmu pengetahuan kepada
siswa, sedangkan siswa lebih banyak sebagai penerima. Metode pembelajaran
yang biasa digunakan adalah diskusi dengan bantuan whiteboard dan gambar
atau animasi dari internet.
3. Penguasaan konsep yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah skor yang
diperoleh siswa dalam menggambarkan ciri-ciri, karakter atau atribut yang
sama dari sekelompok objek dari suatu fakta, baik merupakan suatu proses,
peristiwa, benda atau fenomena di alam yang membedakannya dari kelompok
lainnya. Skor ini dijaring dengan tes tertulis bentuk pilihan ganda yang
9
Ekowati Rahayu, 2014
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN OUTDOOR EXPERIENTIAL LEARNING PADA KONSEPGERAK TUMBUHAN BERMUATAN NILAI TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN KONTRIBUSINYADALAM PEMBANGUNAN KARAKTER SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4. Nilai siswa yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah skor terhadap nilai
siswa dalam pembelajaran sains meliputi nilai:
a. Religi
b. Pendidikan
c. Sosial politik
d. Intelektual
Skor ini dijaring melalui skala sikap yang diberikan pada siswa dengan
menggunakan skala Likert.
5. Kontribusi dalam Pembangunan Karakter Siswa
Kontribusi dalam pembangunan karakter siswa pada penelitian ini artinya
persentase (%) yang diperoleh dari hasil uji regresi skor penguasaan konsep
terhadap skor nilai. Dengan demikian akan diperoleh kontribusi penguasaan
konsep pada model pembelajaran Outdoor Experiential Learning terhadap nilai
siswa.
Ekowati Rahayu, 2014
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN OUTDOOR EXPERIENTIAL LEARNING PADA KONSEPGERAK TUMBUHAN BERMUATAN NILAI TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN KONTRIBUSINYADALAM PEMBANGUNAN KARAKTER SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A.Metode dan Desain Penelitian
1. Metode penelitian
Metode penelitiannya adalah metode quasi experiment atau eksperimen
semu. Dengan metode eksperimen semu ini pengambilan sampel tidak secara
random dan dilakukan dengan mengontrol validitas internal berdasarkan keadaan
siswa yang beragam kemampuan (Fraenkel & Wallen, 2006).
2. Desain penelitian
Desain penelitiannya adalah the matching-only pretest-posttest control
group design (Fraenkel & Wallen, 2006) karena jumlah siswa pada setiap kelas
sama. Pada desain ini menggunakan dua kelas yaitu satu kelas eksperimen dan
satu kelas kontrol. Kelompok eksperimen menggunakan model pembelajaran
outdoor experiential learning sedangkan kelompok kontrol menggunakan
pembelajaran konvensional. Pada kedua kelas dilakukan pretest dan posttest.
Desain penelitiannya dapat dilihat pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1 Desain penelitian
Kelas Pretest Perlakuan Posttest
Eksperimen M O1 E O2
Kontrol M O1 C O2
Keterangan:
M = Subjek masing-masing kelompok dipasangkan berdasarkan jumlah siswa yang sama
E = Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran outdoor experiential learning
C = Pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran konvensional O1 = Pretest
O2 = Posttest
25
Ekowati Rahayu, 2014
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN OUTDOOR EXPERIENTIAL LEARNING PADA KONSEPGERAK TUMBUHAN BERMUATAN NILAI TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN KONTRIBUSINYADALAM PEMBANGUNAN KARAKTER SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII pada sebuah SMP
negeri di kabupaten Cianjur yang terdiri dari 6 kelas. Sampel penelitian diambil
dengan cluster sampling karena mengambil sampel dari kelompok-kelompok
kecil yaitu kelas, unit elementer nya adalah murid (Nazir, 2005).
C.Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa:
1. Tes Penguasaan Konsep
Untuk mengetahui penguasaan konsep siswa, maka sebelum dan setelah
pembelajaran outdoor experiential learning dan pembelajaran konvensional
dilakukan tes berupa tes tertulis bentuk objektif pilihan ganda dengan
menggunakan taksonomi Bloom revisi, dimensi pengetahuan faktual dan
konseptual serta proses kognitif C1, C2, C3 dan C4. Jawaban betul akan
mendapatkan skor 1 dan bila jawaban salah mendapatkan skor 0. Hasil pretest dan
posttest digunakan untuk menghitung N-Gain, yang digunakan untuk melihat
peningkatan penguasaan konsep. Tabel 3.2 adalah rekapitulasi butir soal tes
penguasaan konsep yang digunakan setelah di nilai oleh pakar dan diujicoba. Soal
yang digunakan dapat dilihat pada lampiran B 2.
Tabel 3.2 Rekapitulasi Instrumen Penguasaan Konsep
Dimensi
Nomor Soal
Jumlah Soal
(N)
Per-
Sen-tase Proses
Kognitif Pengetahuan
C1
Faktual
Konseptual 1 1 6%
C2
Faktual 8,13 2 13%
Konseptual 2,4,5,6,7,9,10,11,12,15,16 11 69%
C3
Faktual
Konseptual 3 1 6%
C4
Faktual
Konseptual 14 1 6%
Jumlah 16 100%
26
Ekowati Rahayu, 2014
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN OUTDOOR EXPERIENTIAL LEARNING PADA KONSEPGERAK TUMBUHAN BERMUATAN NILAI TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN KONTRIBUSINYADALAM PEMBANGUNAN KARAKTER SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Skala sikap
Untuk mengetahui pembangunan karakter siswa maka sebelum dan setelah
pembelajaran outdoor experiential learning dan pembelajaran konvensional
diberikan skala sikap dengan menggunakan skala Likert. Skala sikap ini berisi 19
pernyataan dengan sebaran 9 pernyataan positif dan 10 pernyataan negatif.
Kategori pilihan pada skala sikap yaitu sangat setuju (SS), setuju (S),Tidak setuju
(TS) dan sangat tidak setuju (STS). Skor untuk pernyataan positif adalah SS = 4, S
= 3, TS = 2 dan STS = 1. Sebaliknya skor untuk pernyataan negatif adalah SS =
1, S = 2, TS = 3 dan STS = 4. Skor tersebut akan dianalisis dengan cara
dipresentasekan. Tabel 3.3 adalah rekapitulasi pernyataan skala sikap yang
digunakan setelah dinilai oleh pakar dan diujicoba. Skala sikap yang digunakan
dapat dilihat pada lampiran B 5.
Tabel 3.3 Rekapitulasi pernyataan skala sikap
Jenis
Nomor Soal
Jumlah Soal
(N)
Per- sen- tase
Total
Persen-tase Nilai Pernyataan
Religi Positif 1, 5, 12, 13 4 21,05% 47,37
Negatif 2, 3, 4, 6, 18 5 26,32%
Pendidikan Positif 17, 19 2 10,53% 21,06
Negatif 11, 16 2 10,53%
Sosial politik
Positif 9 1 5,26% 15,79
Negatif 10, 15 2 10,53%
Intelektual Positif 7, 8 2 10,53% 15,79
Negatif 14 1 5,26%
Jumlah 19 100% 100%
Sumber: Lampiran B 6
3. Lembar Observasi
Untuk mengetahui keterlaksanaan model pembelajaran outdoor
experiential learning maka pada saat pembelajaran dilakukan observasi terstruktur
oleh 3 orang guru observer. Dalam melakukan observasi digunakan lembar
27
Ekowati Rahayu, 2014
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN OUTDOOR EXPERIENTIAL LEARNING PADA KONSEPGERAK TUMBUHAN BERMUATAN NILAI TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN KONTRIBUSINYADALAM PEMBANGUNAN KARAKTER SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4. Lembar angket dan wawancara
a. Lembar angket digunakan untuk mengetahui tanggapan siswa dan guru
terhadap pembelajaran dengan menggunakan model outdoor experiential
learning. Berikut adalah kisi-kisi tanggapan siswa terhadap penggunaan model
pembelajaran outdoor experiential learning.
Tabel 3.4 Kisi-Kisi Tanggapan siswa
No Intisari Pernyataan Nomor
Pernyataan
Freku ensi
(f)
Persen-tase
1. Menyenangi pembelajaran outdoor experiential learning
1, 3, 4, 6, 7,
10, 13 7 36,84%
2. Keterlibatan dalam pembelajaran 11, 15 2 10,53%
3. Kurangnya keterlibatan dalam
pembelajaran 14 1 5,26%
4. Kesulitan dalam pembelajaran 2, 5, 8 3 15,79%
5. Penerapan dalam kehidupan sehari-hari 9 1 5,26%
6. Pembelajaran di luar kelas 16, 17, 18 3 15,79%
7. Pembelajaran di dalam kelas 12, 19 2 10,53%
Jumlah 19 100%
Hasil tanggapan siswa dapat menggambarkan kendala dalam menggunakan
model pembelajaran Outdoor Experiential Learning yaitu dengan menganalisis
persentase tanggapan siswa.
b. Tabel 3.5 adalah kisi-kisi tanggapan guru terhadap penggunaan model
pembelajaran outdoor experiential learning.
Tabel 3.5 Kisi- Kisi Tanggapan Guru
No Intisari Pernyataan Nomor
Pernyataan
Freku ensi
(f)
Persen-tase
28
Ekowati Rahayu, 2014
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN OUTDOOR EXPERIENTIAL LEARNING PADA KONSEPGERAK TUMBUHAN BERMUATAN NILAI TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN KONTRIBUSINYADALAM PEMBANGUNAN KARAKTER SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
experiential learning
2. Keterlibatan dalam pembelajaran 11,15 2 10,53%
3. Kurangnya keterlibatan dalam
pembelajaran
14 1 5,26%
4. Kesulitan dalam pembelajaran 2,5,8 3 15,79%
5. Penerapan dalam kehidupan sehari-hari 9 1 5,26%
6. Pembelajaran di luar kelas 16,17,18 3 15,79%
7. Pembelajaran di dalam kelas 12, 19 2 10,53%
Jumlah 19 100%
c. Lembar wawancara digunakan untuk mengetahui kendala yang dihadapi siswa
dan guru dalam melaksanakan pembelajaran dengan model outdoor
experiential learning dan pembangunan karakter.
D.Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian dilakukan dengan 3 tahap yaitu:
1. Tahap persiapan
Pada tahap persiapan ini dilakukan:
a. Studi pendahuluan
b. Penentuan tujuan dan fokus permasalahan
c. Analisis konsep pada bahan ajar
d. Analisis penguasaan konsep dan pembangunan karakter
e. Observasi lapangan
f. Penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
g. Penyusunan instrumen kemudian judgement, uji coba dan revisi instrumen
2. Tahap pelaksanaan
Dalam penelitian ini digunakan 2 kelas dimana satu kelas sebagai kelas
eksperimen dan satu kelas lagi sebagai kelas kontrol.
Hal-hal yang dilakukan pada kelas eksperimen adalah:
29
Ekowati Rahayu, 2014
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN OUTDOOR EXPERIENTIAL LEARNING PADA KONSEPGERAK TUMBUHAN BERMUATAN NILAI TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN KONTRIBUSINYADALAM PEMBANGUNAN KARAKTER SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b. Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Outdoor Experiential
Learning yang terdiri dari 4 tahap dan dilakukan 2 kali pertemuan ditambah 1
minggu di luar jam tatap muka.
1). Tahap pertama merupakan pengalaman konkrit (concrete experience).
Beberapa siswa dalam kelompok menceritakan pengalamannya mengenai
gerak tumbuhan yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari.
2). Tahap kedua adalah pengamatan reflektif (reflective observation).
Pada tahap ini, beberapa siswa memaparkan komponen-komponen apa saja
yang pernah dilihatnya melalui pengalaman langsung di dalam diskusi
kelompok.
3). Tahap ketiga adalah konsepsi abstrak (abstract conceptualization).
Pada tahap ini, beberapa siswa dalam kelompok ditunjuk untuk memberikan
alasan penyebab terjadinya gerak tumbuhan, sedangkan siswa yang lain
memberi tanggapan.
4). Tahap keempat adalah percobaan aktif atau aplikasi (active experimentation).
Pada tahap ini, siswa melakukan percobaan dengan mengamati
macam-macam gerak tumbuhan di luar ruangan yaitu di sekitar sekolah atau rumah
melalui penugasan kelompok dengan konsep yang diundi.
c. Posttest
Hal-hal yang dilakukan pada kelas kontrol adalah:
a. Pretest
b. Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran konvensional.
Model pembelajaran konvensional yang dimaksudkan dalam
penelitiaan ini adalah pembelajaran konsep gerak tumbuhan yang biasa
dilakukan oleh guru. Metode pembelajaran yang digunakan diskusi dengan
bantuan whiteboard dan gambar dari internet. Pembelajaran ini dilakukan 2
30
Ekowati Rahayu, 2014
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN OUTDOOR EXPERIENTIAL LEARNING PADA KONSEPGERAK TUMBUHAN BERMUATAN NILAI TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN KONTRIBUSINYADALAM PEMBANGUNAN KARAKTER SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Siswa dibagi menjadi 5 kelompok.
2. Setiap kelompok mendapatkan tema diskusi mengenai gerak tumbuhan
dengan cara pengundian.
3. Setiap kelompok melakukan diskusi.
4. Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusinya, sedangkan kelompok
yang lain menanggapi.
5. Siswa menarik kesimpulan dari hasil diskusi dan presentasi. c. Posttest
3. Tahap analisis data dan pembuatan laporan
a. Analisis Instrumen
1). Analisis instrumen penguasaan konsep
Instrumen diuji coba 2 kali untuk mendapatkan hasil yang baik.
Instrumen ini dianalisis dengan mencari validitas butir soal, reliabilitas, tingkat
kesukaran dan daya pembeda soal menggunakan Anatesversi 4.0. Hasil yang
valid dan reliabel diambil sedangkan yang tidak layak dibuang. Dari 30 soal
yang diuji coba maka terjaring 16 soal.
a). Validitas
Menurut Arifin (2009), validitas (kesahihan) adalah tingkatan yang menyatakan
bahwa suatu alat ukur telah sesuai dengan apa yang hendak diukur. Validitas
didapat dengan cara membandingkan skor siswa yang didapat dalam tes dengan
skor yang dianggap sebagai nilai baku. Jenis-jenis validitas antara lain validitas
permukaan, validitas isi, validitas empiris, validitas konstruk dan validitas faktor.
Dalam penelitian ini digunakan validitas empiris dengan teknik statistik yaitu
analisis korelasi. Pada validitas empiris dicari hubungan antara skor tes dengan
suatu kriteria tertentu yang merupakan suatu tolak ukur. Kriteria untuk
menafsirkan koefisien korelasi dapat dilihat pada Tabel 3.6. Tabel 3.7 merupakan
rekapitulasi hasil uji coba validitas instrumen penguasaan konsep gerak
31
Ekowati Rahayu, 2014
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN OUTDOOR EXPERIENTIAL LEARNING PADA KONSEPGERAK TUMBUHAN BERMUATAN NILAI TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN KONTRIBUSINYADALAM PEMBANGUNAN KARAKTER SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.6 Kriteria validitas soal
Nilai Koefisien Korelasi Kriteria 0,81 – 1,00 Sangat tinggi
0,61 – 0,80 Tinggi
0,41 – 0,60 Cukup
0,21 – 0,40 Rendah
0,00 – 0,20 Sangat rendah
(Arifin, 2009)
Tabel 3.7 Rekapitulasi Hasil Ujicoba Validitas Instrumen Penguasaan Konsep
Taraf Signifikansi
Kriteria
Validitas Nomor Soal
Jumlah
Soal (N) Persentase Sangat
Signifikan Cukup
3,4,6,7,10,
15,16 7 44%
Signifikan Rendah 1,2,5,8,9,11,
12,13,14 9 56%
Jumlah 16 100%
Sumber: Lampiran C 1
b). Reliabilitas
Reliabilitas adalah tingkat atau derajat konsistensi dari suatu instrumen. Suatu tes
dikatakan reliabel jika selalu memberikan hasil yang sama bila diteskan pada
kelompok yang sama pada waktu atau kesempatan yang berbeda. Kriteria
reliabilitas soal dapat dilihat pada Tabel 3.8. Hasil uji coba instrumen penguasaan
konsep maka diperoleh nilai reliabilitas sebesar 0,84 yang termasuk ke dalam
kategori sangat tinggi.
Tabel 3.8 Kriteria reliabilitas soal
Nilai Koefisien Korelasi Kriteria 0,81 – 1,00 Sangat tinggi
0,61 – 0,80 Tinggi
0,41 – 0,60 Cukup
0,21 – 0,40 Rendah
0,00 – 0,20 Sangat rendah
32
Ekowati Rahayu, 2014
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN OUTDOOR EXPERIENTIAL LEARNING PADA KONSEPGERAK TUMBUHAN BERMUATAN NILAI TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN KONTRIBUSINYADALAM PEMBANGUNAN KARAKTER SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
c). Tingkat kesukaran
Perhitungan tingkat kesukaran adalah pengukuran seberapa besar derajat
kesukaran suatu soal. Tabel 3.9 merupakan kriteria tingkat kesukaran soal. Tabel
3.10 merupakan rekapitulasi hasil uji coba tingkat kesukaran instrumen
penguasaan konsep.
Tabel 3.9 Kriteria Tingkat Kesukaran Soal
Nilai Kriteria
0 – 29% Sukar
30% - 70% Sedang
71% - 31% Mudah
72% - 100% Sangat mudah
[image:32.595.114.510.211.586.2](Arifin, 2009)
Tabel 3.10 Rekapitulasi Tingkat Kesukaran Instrumen Penguasaan Konsep
Kriteria Nomor soal
Jumlah soal
(N)
Persen-tase
Sangat
mudah 7,8 2 13%
Mudah 6,10 2 13%
Sedang 1,2,3,4,5,11,
12,13,14,15 10 63%
Sukar 9,16 2 13%
Jumlah 16 100%
Sumber: Lampiran C 2
d). Daya Pembeda
Perhitungan daya pembeda adalah pengukuran sejauh mana suatu butir soal
mampu membedakan siswa yang sudah menguasai kompetensi dengan siswa yang
belum/kurang menguasai kompetensi berdasarkan kriteria tertentu. Semakin tinggi
koefisien daya pembeda suatu butir soal, semakin mampu butir soal tersebut
membedakan antara siswa yang menguasai kompetensi dengan siswa yang kurang
33
Ekowati Rahayu, 2014
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN OUTDOOR EXPERIENTIAL LEARNING PADA KONSEPGERAK TUMBUHAN BERMUATAN NILAI TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN KONTRIBUSINYADALAM PEMBANGUNAN KARAKTER SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.12 merupakan rekapitulasi daya pembeda instrumen penguasaan konsep.
Rekapitulasi hasil uji coba tes penguasaan konsep secara keseluruhan dapat dilihat
pada Tabel 3.13.
Tabel 3.11 Kriteria Daya Pembeda
Koefisien Kriteria 0,40 – 1,00 Sangat baik
0,30 – 0,39 Baik
0,20 – 0,29 Cukup
0,00 – 0,19 Jelek
[image:33.595.116.509.186.602.2](Arifin, 2009)
Tabel 3.12 Rekapitulasi Daya Pembeda Instrumen Penguasaan Konsep
Kriteria Nomor soal
Jumlah soal (N) Persen-tase Sangat baik 1,2,3,4,5,6,8, 9,10,12,13, 14,15,16
14 87,5%
Baik 7,11 2 12,5%
Jumlah 16 100%
Sumber: Lampiran C 3
Tabel 3.13 Rekapitulasi Hasil Uji Coba Tes Penguasaan Konsep
NO SO AL AS LI NO SO AL BA RU DAYA PEM-BEDA KRI- TE-RIA TINGKAT KESUKAR -AN KRITE-RIA KOEFISIEN KORELASI KRITE-RIA VALID ITAS TARAF SIGNIFI-KANSI KEPU-TUSAN
34
Ekowati Rahayu, 2014
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN OUTDOOR EXPERIENTIAL LEARNING PADA KONSEPGERAK TUMBUHAN BERMUATAN NILAI TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN KONTRIBUSINYADALAM PEMBANGUNAN KARAKTER SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. 1 0,40 Sangat
baik 47,37 Sedang 0,357 Rendah Signifikan Digunakan
3. 0,40 Sangat
baik 36,84 Sedang 0,311 - Dibuang
4. 2 0,50 Sangat
baik 47,37 Sedang 0,357 Rendah Signifikan Digunakan
5. 0,00 Jelek 31,58 Sedang 0,079 - Dibuang 6. 0,50 Sangat
baik 47,37 Sedang 0,309 - Dibuang
7. 0,20 Cukup 71,05 Mudah 0,191 - Dibuang 8. -0,10 Jelek 21,05 Sukar -0,083 - Dibuang 9. 0,10 Jelek 78,95 Mudah 0,113 - Dibuang 10. 0,40 Sangat
baik 78,95 Mudah 0,335 - Dibuang
11. 3 0,60 Sangat
baik 31,58 Sedang 0,572 Cukup
Sangat
Signifikan Digunakan 12. 4 0,60 Sangat
baik 65,79 Sedang 0,477 Cukup
Sangat
Signifikan Digunakan 13. 0,10 Jelek 50,00 Sedang 0,133 - Dibuang 14. 0,10 Jelek 71,05 Mudah 0,111 - Dibuang 15. 5 0,50 Sangat
baik 44,74 Sedang 0,354 Rendah Signifikan Digunakan
16. 6 0,60 Sangat
baik 73,68 Mudah 0,490 Cukup
Sangat
Signifikan Digunakan 17. 7 0,30 Baik 89,47 Sangat
Mudah 0,458 Cukup
Sangat
Signifikan Digunakan 18. 8 0,40 Sangat
baik 89,47
Sangat
Mudah 0,380 Rendah Signifikan Digunakan 19. 0,30 Baik 26,32 Sukar 0,263 - Dibuang 20. 9 0,40 Sangat
baik 23,68 Sukar 0,366 Rendah Signifikan Digunakan
21. 10 0,50 Sangat
baik 73,68 Mudah 0,449 Cukup
Sangat
Signifikan Digunakan 22. 11 0,30 Baik 44,74 Sedang 0,378 Rendah Signifikan Digunakan 23. 0,00 Jelek 34,21 Sedang 0,197 - Dibuang 24. 12 0,60 Sangat
baik 42,11 Sedang 0,376 Rendah Signifikan Digunakan
25. 13 0,60 Sangat
baik 68,42 Sedang 0,363 Rendah Signifikan Digunakan
26. 0,20 Cukup 39,47 Sedang 0,337 - Dibuang 27. 14 0,60 Sangat
baik 57,89 Sedang 0,394 Rendah Signifikan Digunakan
28. 0,30 Baik 28,95 Sukar 0,248 - Dibuang 29. 15 0,70 Sangat
baik 44,74 Sedang 0,499 Cukup
Sangat
Signifikan Digunakan 30. 16 0,60 Sangat
baik 26,32 Sukar 0,592 Cukup
Sangat
Signifikan Digunakan
35
Ekowati Rahayu, 2014
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN OUTDOOR EXPERIENTIAL LEARNING PADA KONSEPGERAK TUMBUHAN BERMUATAN NILAI TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN KONTRIBUSINYADALAM PEMBANGUNAN KARAKTER SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2). Analisis Instrumen Skala Sikap
Instrumen diuji coba 2 kali untuk mendapatkan hasil yang baik. Instrumen
ini dianalisis dengan mencari validitas butir soal dan reliabilitas menggunakan
program SPSS (Statistical Package For Service Solutions) versi 18 , hasil yang
valid dan reliabel diambil sedangkan yang tidak layak dibuang. Dari 22 soal yang
diuji coba maka terjaring 19 soal.
a). Menghitung validitas dengan membandingkan koefisien korelasi dengan
kriteria yang telah ditentukan dengan bantuan program SPSS (Statistical Package
For Service Solutions) versi 18. Kriteria untuk menafsirkan koefisien korelasi
dapat dilihat pada Tabel 3.14. Tabel 3.15 merupakan rekapitulasi hasil uji coba
validitas instrumen skala sikap.
Tabel 3.14 Kriteria validitas soal
Nilai Koefisien
Korelasi Kriteria
0,81 – 1,00 Sangat tinggi
0,61 – 0,80 Tinggi
0,41 – 0,60 Cukup
0,21 – 0,40 Rendah
0,00 – 0,20 Sangat rendah
(Arifin, 2009)
Tabel 3.15 Rekapitulasi Hasil Ujicoba Validitas Instrumen Skala Sikap
Kriteria Validitas Nomor Soal Jumlah Soal (N)
Persen-tase
Tinggi 2,3,12 3 16%
Cukup 1,4,5,6,7,8,9,10,11,13, 14,15,16,17,18,19
16 84%
Jumlah 19 100%
Lampiran C 4
Reliabilitas dihitung menggunakan teknik Cronbach’s Alpha dengan bantuan
SPSS versi 18. Kriteria reliabilitas soal dapat dilihat pada Tabel 3.16. Hasil uji coba skala sikap diperoleh nilai reliabilitas sebesar 0,89 yang termasuk ke dalam
36
Ekowati Rahayu, 2014
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN OUTDOOR EXPERIENTIAL LEARNING PADA KONSEPGERAK TUMBUHAN BERMUATAN NILAI TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN KONTRIBUSINYADALAM PEMBANGUNAN KARAKTER SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
secara keseluruhan dapat dilihat pada Tabel 3.17. Hasil judgement skala sikap
siswa dapat dilihat pada Lampiran C 1.
Tabel 3.16 Kriteria reliabilitas soal
Nilai Koefisien Korelasi
Kriteria
0,81 – 1,00 Sangat tinggi
0,61 – 0,80 Tinggi
0,41 – 0,60 Cukup
0,21 – 0,40 Rendah
0,00 – 0,20 Sangat rendah
(Arifin, 2009)
Tabel 3.17 Rekapitulasi Hasil Uji Coba Skala Sikap
NO SO AL AS LI NO SO AL BA RU SIFAT PERNYA-TAAN SKOR KOEFI-SIEN KORE-LASI
KRI-TERIA KEPUTUSAN
SS S TS STS
1. 1 Positif 4 3 2 1 0,565 Cukup Digunakan 2. 2 Negatif 1 2 3 4 0,609 Tinggi Digunakan 3. 3 Negatif 1 2 3 4 0,601 Tinggi Digunakan 4. 4 Negatif 1 2 3 4 0,481 Cukup Digunakan 5. 5 Positif 4 3 2 1 0,510 Cukup Digunakan 6. 6 Negatif 1 2 3 4 0,547 Cukup Digunakan 7. 7 Positif 4 3 2 1 0,514 Cukup Digunakan 8. 8 Positif 4 3 2 1 0,530 Cukup Digunakan 9. 9 Positif 4 3 2 1 0,543 Cukup Digunakan 10. 10 Negatif 1 2 3 4 0,571 Cukup Digunakan 11. Positif 4 3 2 1 0,345 Rendah Dibuang 12. 11 Negatif 1 2 3 4 0,461 Cukup Digunakan 13. 12 Positif 4 3 2 1 0,605 Tinggi Digunakan 14. 13 Positif 4 3 2 1 0,484 Cukup Digunakan 15. 14 Negatif 1 2 3 4 0,500 Cukup Digunakan 16. Positif 4 3 2 1 0,361 Rendah Dibuang 17. 15 Negatif 1 2 3 4 0,480 Cukup Digunakan 18. 16 Negatif 1 2 3 4 0,428 Cukup Digunakan 19. 17 Positif 4 3 2 1 0,436 Cukup Digunakan 20. 18 Negatif 1 2 3 4 0,586 Cukup Digunakan
21. Negatif 1 2 3 4 0,169 Sangat
37
Ekowati Rahayu, 2014
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN OUTDOOR EXPERIENTIAL LEARNING PADA KONSEPGERAK TUMBUHAN BERMUATAN NILAI TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN KONTRIBUSINYADALAM PEMBANGUNAN KARAKTER SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b. Tehnik Analisis Data
1) Jenis Data
Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini yaitu data kuantitatif
berupa penguasaan konsep dan nilai siswa. Data kualitatif yaitu berupa
keterlaksanaan model pembelajaran Outdoor Experiential Learning, tanggapan
siswa dan guru terhadap penggunaan model pembelajaran Outdoor Experiential
Learning. Data lembar observasi dan angket akan dianalisis secara deskriptif
untuk melihat kecenderungan yang muncul saat penelitian, sedangkan data
penguasaan konsep dan nilai dianalisis dengan uji statistik.
2). Pengolahan Data
Agar data memberikan makna dan memberikan jawaban terhadap
permasalahan dalam penelitian, maka data harus diolah. Data penguasaan konsep
terlebih dahulu diperiksa betul salahnya. Jawaban betul mendapat skor 1 dan bila
jawaban salah mendapat skor 0. Data nilai dihitung perolehan skor totalnya. Bila
pernyataan positif , jawaban siswa sangat setuju mendapat skor 4, setuju
mendapat skor 3, tidak setuju mendapat skor 2 dan sangat tidak setuju mendapat
skor 1. Bila pernyataan negatif, jawaban siswa sangat setuju mendapat skor 1,
setuju mendapat skor 2, tidak setuju mendapat skor 3 dan sangat tidak setuju
mendapat skor 4. Hasil pretest terlebih dahulu dianalisis secara statistik
menggunakan program SPSS (Statistical Package For Service Solutions) versi 17
dengan langkah sebagai berikut.
a). Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah sampel berasal dari
populasi yang berdistribusi (menyebar) menurut kurva normal. Data diambil dari
38
Ekowati Rahayu, 2014
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN OUTDOOR EXPERIENTIAL LEARNING PADA KONSEPGERAK TUMBUHAN BERMUATAN NILAI TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN KONTRIBUSINYADALAM PEMBANGUNAN KARAKTER SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
menggunakan One Sample Kolmogorof Smirnov Test melalui perangkat SPSS
versi 17. Hasil uji normalitas data pretest penguasaan konsep siswa di kelas
eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada Tabel 3.18. Hasil perhitungan
dengan SPSS versi 17 diperoleh data berdistribusi normal karena nilai Asymp.Sig
0,092; dan 0,138 lebih besar dari 0,05 (α = 5%).
Tabel 3.18 Hasil uji normalitas data pretest penguasaan konsep
Kelompok Jenis Skor Kormogorov Smirnov Asymp.Sig Distribusi
Kelas Eksperimen Pretest 0,092 Normal
Kelas Kontrol Pretest 0,138 Normal
Sumber: Lampiran D5-1 dan D5-3
Uji normalitas untuk data pretest nilai siswa di kelas eksperimen dan kelas kontrol
juga dilakukan dengan menggunakan One Sample Kolmogorof Smirnov Test
melalui perangkat SPSS versi 17. Hasil uji normalitas data pretest nilai siswa
dapat dilihat pada Tabel 3.19. Hasil perhitungan dengan SPSS versi 17 diperoleh
data berdistribusi normal karena nilai Asymp.Sig 0,512; dan 0,662
lebih besar dari 0,05 (α = 5%).
Tabel 3.19 Hasil Uji Normalitas Data Pretest NilaiSiswa
Sumber: Lampiran D5-7 dan D5-9
b). Uji Homogenitas Varians
Uji homogenitas ini bertujuan untuk melihat sama tidaknya
varians-varians variabel bebas. Uji homogenitas menggunakan Lavene Test melalui
perangkat SPSS versi 17. Hasil uji homogenitas data pretest penguasaan konsep
Kelompok Jenis
Skor
Kormogorov Smirnov Asymp.Sig Distribusi
Kelas Eksperimen Pretest 0,512 Normal
39
Ekowati Rahayu, 2014
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN OUTDOOR EXPERIENTIAL LEARNING PADA KONSEPGERAK TUMBUHAN BERMUATAN NILAI TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN KONTRIBUSINYADALAM PEMBANGUNAN KARAKTER SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
siswa diperoleh nilai Asymp.Sig 0,222. Nilai Asymp.Sig ini lebih besar dari 0,05
(α = 5%) sehingga data pretest penguasaan konsep siswa homogen.
Uji homogenitas varians data pretest nilai siswa pada kelas eksperimen
dan kelas kontrol juga dilakukan dengan menggunakan Levene Test dan diperoleh
nilai Asymp.Sig 0,174. Nilai Asymp.Sig ini lebih besar dari 0,05 (α = 5%) sehingga data pretest nilai siswa homogen.
c). Uji Perbedaan Dua Rata-Rata
Perolehan data dari pretest penguasaan konsep dan nilai memiliki sebaran
data berdistribusi normal dan homogen sehingga untuk menguji tingkat
signifikansi perbedaan dua rata-rata dilakukan analisis secara statistik dengan
menggunakan uji statistik parametrik Independent Samples Test (uji t satu ekor
dengan α = 0,05). Hasil uji t data pretest penguasaan konsep dan nilai dapat
dilihat pada Tabel 3.20.
Tabel 3.20 Uji t Data Pretest Penguasaan Konsep dan Nilai
Variabel Nilai Asymp. Sig Perbedaan Mean
Nilai pretest penguasaan konsep antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol
0,928 Mean nilai pretest penguasaan
konsep kelas eksperimen dengan kelas kontrol tidak berbeda secara signifikan.
Nilai pretest nilai siswa antara kelas
eksperimen dengan kelas kontrol
0,505 Mean nilai pretest nilai siswa kelas eksperimen dengan kelas kontrol tidak berbeda secara signifikan.
Sumber: Lampiran D5-13
Ket: Jika nilai Asymp. Sig lebih besar dari 0,05 (α = 5%) berarti tidak ada perbedaan secara signifikan.
Nilai Asymp. Sig pretest penguasaan konsep sebesar 0,928 > 0,05 ini
menunjukkan tidak ada perbedaan rata-rata pretest antara kelas eksperimen
dengan kelas kontrol. Nilai Asymp. Sig pretest nilai 0,505 > 0,05 ini
40
Ekowati Rahayu, 2014
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN OUTDOOR EXPERIENTIAL LEARNING PADA KONSEPGERAK TUMBUHAN BERMUATAN NILAI TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN KONTRIBUSINYADALAM PEMBANGUNAN KARAKTER SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dengan kelas kontrol. Karena nilai pretest penguasaan konsep dan nilai siswa
antara kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak ada perbedaan yang signifikan
maka pengujian hipotesis dengan menggunakan data posttest.
Sebelum dilakukan uji perbedaan dua rata-rata data posttest maka terlebih
dahulu dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas varians. Hasil uji normalitas
dan homogenitas data posttest dapat di lihat pada Tabel 3.21. Hasil perhitungan
dengan SPSS versi 17 diperoleh data berdistribusi normal karena nilai
Asymp.Sig 0,074 dan 0,121 lebih besar dari 0,05 (α = 5%).
Tabel 3.21 Hasil uji normalitas data posttest penguasaan konsep
Kelompok Jenis Skor Kormogorov Smirnov Asymp.Sig Distribusi
Kelas Eksperimen Posttest 0,074 Normal
Kelas Kontrol Posttest 0,121 Normal
Sumber: Lampiran D5-2 dan D5-4
Hasil uji homogenitas data posttest penguasaan konsep siswa diperoleh
nilai Asymp.Sig 0,595. Nilai Asymp.Sig ini lebih besar dari 0,05 (α = 5%) sehingga data posttest penguasaan konsep siswa homogen.
Hasil uji normalitas posttest nilai siswa dapat dilihat pada Tabel 3.22.
Hasil perhitungan dengan SPSS versi 17 diperoleh data berdistribusi normal
karena nilai Asymp.Sig 0,077 dan 0,632 lebih besar dari 0,05 (α = 5%). Tabel 3.22 Hasil Uji Normalitas Data Posttest Nilai Siswa
41
Ekowati Rahayu, 2014
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN OUTDOOR EXPERIENTIAL LEARNING PADA KONSEPGERAK TUMBUHAN BERMUATAN NILAI TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN KONTRIBUSINYADALAM PEMBANGUNAN KARAKTER SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Sumber: Lampiran D5-7 sampai D5-10
Hasil uji homogenitas data posttest nilai siswa diperoleh nilai Asymp.Sig
0,766. Nilai Asymp.Sig ini lebih besar dari 0,05 (α = 5%) sehingga data posttest nilai siswa homogen. Karena data posttest penguasaan konsep dan nilai siswa
berdistribusi normal dan homogen, maka untuk uji perbedaan rata-ratanya
menggunakan uji statistik parametrik Independent Samples Test (uji t satu ekor
dengan α = 0,05).
d). Perhitungan Perubahan Skor Pretest-Posttest (N-Gain)
Untuk melihat perubahan penguasaan konsep dan karakter siswa maka
skor pretest dan postest diolah dengan mencari N-Gain yang dikembangkan oleh
Hake (Cheng, et al,2004 dalam Parwata, 2010) adalah:
< g > = Spost - Spre
Smaks - Spre
Keterangan:
< g > = N-Gain (perubahan penguasaan konsep /nilai siswa) Spost = Skor posttest
Spre = Skor pretest
Smaks = Skor maksimum ideal
Kategori skor N-Gain rata-rata:
Tabel 3.23 Kategori Gain Ternormalisasi Kelas
Eksperimen Posttest 0,077 Normal
Kelas
42
Ekowati Rahayu, 2014
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN OUTDOOR EXPERIENTIAL LEARNING PADA KONSEPGERAK TUMBUHAN BERMUATAN NILAI TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN KONTRIBUSINYADALAM PEMBANGUNAN KARAKTER SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gain ternormalisasi (g) Kategori
g > 0,7 Tinggi
0,3 ≤ g ≤ 0,7 Sedang
g < 0,3 Rendah
Sumber: Hake (Cheng, et.al,2004 dalam Parwata, 2010)
Sampel disebut besar jika N sama dengan atau lebih besar dari 30
(Sudijono, 1987).
e). Uji Korelasi dan Regresi Linier
Untuk mengetahui derajat hubungan antara penguasaan konsep dengan
nilai siswa maka dilakukan uji korelasi. Karena data posttest penguasaan konsep
dan nilai siswa berdistribusi normal dan homogen (Tabel 3.21 dan Tabel 3.22)
serta berpola linier melalui uji regresi linier dengan program SPSS versi 17
(Lampiran D11), maka uji korelasi yang dilakukan yaitu Korelasi Pearson
Product Moment (r). Hasil uji korelasi diperoleh nilai r = 0,483 yang termasuk
dalam tingkat hubungan cukup kuat. Interpretasi koefisien korelasi nilai r dapat
dilihat pada Tabel 3.24.
Tabel 3.24 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r Interval Koefisien Tingkat Hubu