PENGARUH MODEL PENDEKATAN TAKTIS DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR
KETERAMPILAN DASAR SEPAK TAKRAW PADA SISWA KELAS VIII SMPT BAKTI BANGSA
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Jurusan Pendidikan Olahraga
Oleh :
AGUNG KHARISMA PUTRA 0907164
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN REKREASI FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Pengaruh Model Pendekatan Taktis Dan Model Pembelajaran Inkuiri Terhadap Hasil Belajar Keterampilan Dasar Sepak Takraw Pada Siswa Kelas VIII SMPT Bakti Bangsa” ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak
sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas
pernyataan ini, saya siap menanggung risiko atau sanksi yang dijatuhkan kepada
saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan
dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya
ini.
Bandung, 2014 Yang Membuat Pernyataan,
LEMBAR PENGESAHAN AGUNG KHARISMA PUTRA
0907164
PENGARUH MODEL PENDEKATAN TAKTIS DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR
KETERAMPILAN DASAR SEPAK TAKRAW PADA KELAS VIII SMPT BAKTI BANGSA BANDUNG
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:
Pembimbing I
Didin Budiman, M.Pd NIP. 197409072001121001
Pembimbing II
Dr.Dian Budiana, M.Pd NIP. 197706292002121002
Mengetahui : Ketua Program Studi
Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
vi Agung Kharisma Putra, 2014
Pengaruh Model Pendekatan Taktis Dan Model Pembelajaran Inkuiri Terhadap Hasil Belajar Keterampilan Dasar Sepak Takraw Pada
Siswa Kelas VIII SMPT Bakti Bangsa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iii
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR BAGAN ... ix
BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah ...1
B.Identifikasi Masalah ...4
C.Rumusan Masalah ...5
D.Tujuan Penelitian ...5
E.Maanfaat Penelitian ...6
F. Pembatasan Penelitian ...6
G.Struktur Organisasi ...7
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN A.Kajian Pustaka 1. Pendidikan Jasmani ...8
2. Belajar dan Pembelajaran ...9
3. Model Pembelajaran ...15
4. Model Pembelajaran Inkuiri ...17
5. Model Pendekatan Taktis ...19
6. Hasil Belajar...23
7. Sepak Takraw ...31
vii
C.Hipotesis Penelitian ...43
BAB III METODE PENELITIAN A.Populasi dan Sampel ...45
B.Desain Penelitian ...47
C.Metode Penelitian ...50
D.Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ...51
E.Instrumen Penelitian ...53
F. Teknik Pengumpulan Data ...58
G.Teknik Analisis Data ...61
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Deskripsi Hasil Pengolahan Data ...62
B.Diskusi Penemuan ...77
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A.Kesimpulan ...80
B.Saran ...81
DAFTAR PUSTAKA ...82 LAMPIRAN-LAMPIRAN
viii Agung Kharisma Putra, 2014
Pengaruh Model Pendekatan Taktis Dan Model Pembelajaran Inkuiri Terhadap Hasil Belajar Keterampilan Dasar Sepak Takraw Pada
Siswa Kelas VIII SMPT Bakti Bangsa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1 Jumlah Populasi Terjangkau………... 42
3.2 Jumlah Siswa Putra Tiap Kelas……….. 42
3.3 Sampel Penelitian Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol ……… 43
3.4 Desain Penelitian………..……….. 44
3.5 Instrumen Penelitian………... 51
4.1 Data Hasil Tes Awal Kelompok 1………..……… 58
4.2 Data Hasil Tes Awal Kelompok 2………..………. 60
4.3 Data Hasil Tes Akhir Kelompok 1……..………. 61
4.4 Data Hasil Tes Akhir Kelompok 2……….………. 62
4.5Tabel Hasil Rekapitulasi Data Pre-test, Post-test, dan Gain……… 63
4.6Data Hasil Pengujian Normalitas Menggunakan Lilieforse Tes Awal (Pretest) Kedua Kelompok………64
4.7Data Hasil Pengujian Normalitas Menggunakan Lilieforse Tes Akhir (Pretest) Kedua Kelompok……….……...66
4.8Data Hasil Pengujian Normalitas Menggunakan Lilieforse Gain Kedua Kelompok…………...……….67
4.9Hasil Pengujian Homogenitas Data Pretest dan Posttest Kelompok Taktis dan Kelompok Inkuiri……….. 69
4.10Hasil Pengujian Kesamaan Dua Rata-Rata Data Pretest dan PosttestKelompok Taktis dan Kelompok Inkuiri……….. 71
ix
DAFTAR BAGAN
Bagan Halaman
Agung Kharisma Putra, 2014
Pengaruh Model Pendekatan Taktis Dan Model Pembelajaran Inkuiri Terhadap Hasil Belajar Keterampilan Dasar Sepak Takraw Pada
Siswa Kelas VIII SMPT Bakti Bangsa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK
Pengaruh Model Pendekatan Taktis Dan Model Pembelajaran Inkuiri Terhadap Hasil Belajar Keterampilan Dasar Sepak Takraw Pada Siswa Kelas
VIII SMPT Bakti Bangsa Pembimbing: 1.Didin Budiman, M.Pd,
2. Dr. Dian Budiana, M.Pd.
Agung Kharisma Putra 0907164
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kurang kreatifnya guru dalam menyampaikan materi permainan sepak takraw, dimana materi ini cukup sulit dan sangat awam. Penulis disini mencoba menerapkan model pendekatan taktis dan model pembelajaran inkuiri dalam pembelajaran permainan sepak takraw untuk membantu meningkatkan hasil belajar siswa. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh model pendekatan taktis dan model pembelajaran inkuiri terhadap hasil belajar siswa dalam permainan sepak takraw. Metode Penelitian yang digunakan adalah eksperimen. Populasi dari penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMPT Bakti Bangsa, sedangkan sampel penelitian ini yang secara
purposive sampling, dimana yang menjadi sampelnya adalah siswa kelas VIII-A dan
VIII-B yang berjenis kelamin laki-laki, masing-masing berjumlah 15 orang untuk kelompok taktis dan inkuiri. Instrumen penelitian yang digunakan adalah instrumen penilaian keterampilan dasar sepak takraw yang terdiri dari tes sepak mula, tes smash kedeng, dan tes sepak sila. Hasil pengolahan data dan pengujian hipotesis menunjukan peningkatan hasil belajar siswa pada kedua kelompok, namun kelompok taktis peningkatannya lebih signifikan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa model pendekatan taktis lebih berpengaruh daripada model pembelajaran inkuiri dalam meningkatkan hasil belajar keterampilan dasar sepak takraw pada kelas VIII SMPT Bakti Bangsa.
ABSTRACT
The Influence Model Tactical Approach and Learning Model Inquiry to learning results basic skills Sepak Takraw in Eighth Grade Students in SMPT
Bakti Bangsa Supervisor: 1. Didin Budiman, M.Pd,
2. Dr. Dian Budiana, M.Pd.
Agung Kharisma Putra 0907164
This research is motivated by the lack of creative teachers in presenting material sepak takraw game, in which this material is quite difficult and very common. The researcher here try to implement the model and the tactical approach in the inquiry learning model learning sepak takraw game to help improve student learning outcomes. The purpose of this study was to determine the influence of the Model Tactical Approach and Learning Model Inquiry to student learning outcomes in the game sepak takraw. An experiment method was used in this research. The population of this research is the eighth grade students SMPT Bakti Bangsa, while the sample of this research is purposive sampling, where the sample is a student of class VIII-A and VIII-B male, amounted to 15 people for group tactical and inquiry. The research instrument was used a basic skills assessment instrument consisting of a sepak takraw football first test, smash kedeng test, and sepak sila test. The results of data processing and hypothesis testing shows increased student learning outcomes in both groups, but the increase is more significant tactical group. It can be concluded that the Model Tactical Approach and Learning Model Inquiry in improving the basic skills of learning outcomes in class VIII sepak takraw SMPT Bakti Bangsa.
Agung Kharisma Putra, 2014
Pengaruh Model Pendekatan Taktis Dan Model Pembelajaran Inkuiri Terhadap Hasil Belajar Keterampilan Dasar Sepak Takraw Pada
Siswa Kelas VIII SMPT Bakti Bangsa
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari sisten pendidikan secara
keseluruhan. Pendidikan sebagai proses pembinaan manusia yang berlangsung
seumur hidup mempunyai peranan yang sangat penting yaitu memberi
kesempatan kepada siswa untuk terlibat langsung dalam aneka pengalaman
belajar melalui aktivitas jasmani. Menurut (Depdiknas:2003):
Pendidikan jasmani merupakan proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas jasmani yang direncanakan secara sistematik, bertujuan untuk meningkatkan individu secara organic, neuromuscular, perseptual, kognitif, social dan emosional.
Berdasarkan uraian diatas pada hakikatnya pendidikan jasmani adalah upaya
yang dilakukan dengan memanfaatkan aktivitas jasmani yang bertujuan untuk
meningkatlan individu baik dari segi kognitif, afektif maupun psikomotor. Hal
tersebut sesuai dengan apa pengertian pendidikan jasmani menurut Abduljabar
(2009, hlm.8) yaitu :
Pendidikan jasmani dilaksanakan melalui media fisikal, yaitu beberapa aktivitas fisikal atau bebebrapa tipe gerak tubuh. Meskipun para siswa mendapat keuntungan dari proses aktivitas fisikal ini, etapi keuntungan bagi siswa tidak selalu harus berupa fisikal, non fisikal pun bisa diraih seperti: perkembangan intelektual, sosial dan estetika, seperti juga perkembangan kognitif dan afektif.
Banyak jenis olahraga dan permainan yang mampi menarik banyak peminat.
Salah satu jenis olahraga yang dimaksud adalah sepak takraw. Bagi sebagian
kalangan masyarakat, sepak takraw merupakan olahraga permainan yang
menyenangkan. Hal ini dikarenakan sepak takraw terdiri atas gerakan-gerakan
yang melibatkan seluruh anggota badan. Selain itu sepak takraw juga memiliki
tingkat kesulitan yang berbeda, bagi sebagian orang itu merupakan sebuah
tantangan dan sesuatu hal yang menyenangkan namun ada juga yang menganggap
permainan sepak takraw sebuah olahraga permainan berbahaya yang rentan
2
Agung Kharisma Putra, 2014
Pengaruh Model Pendekatan Taktis Dan Model Pembelajaran Inkuiri Terhadap Hasil Belajar Keterampilan Dasar Sepak Takraw Pada
Siswa Kelas VIII SMPT Bakti Bangsa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Salah satu alasan mengapa olahraga ini menarik adalah karena sepak takraw
merupakan olahraga campuran dari 3 cabang yaitu sepakbola, bola voli, dan bulu
tangkis. Bola tidak menyentuh tanah dan dimainkan dalam 3 sentuhan seperti voli,
menyepak bola seperti sepakbola, dan lapangan yang menyerupai bulutangkis.
Sepak takraw merupakan permainan beregu, setiap regu hanya berisi 3 orang
pemain sehingga tidak memerlukan banyak orang untuk dapat memainkan
olahraga ini.
Olahraga yang mulai digerakan di Indonesia pada tahun 1945-1946 ini kurang
jelas awal mulanya berasal dari mana karena masing masing Negara mengaku
bahwa sepak takraw berasal dari daerahnya dengan nama yang berbeda. Di
Indonesia sendiri sepak takraw tetap terpelihara di daerah Sumatera, Sulawesi dan
beberapa daerah di Kalimantan. Sementara untuk di Jawa Barat sepak takraw juga
di beberapa daerah masih terjaga seperti di daerah Kab. Garut, Sumedang, Ciamis,
Subang, Kota Cimahi, dan daerah lainnya.
Banyak siswa siswi di sekolah yang belum banyak mengetahui bagaimana
teknik bermain sedangkan dalam proses pelaksanaannya, olahraga sepak takraw
termasuk jenis olahraga yang memerlukan banyak hal yang mesti diperhatikan,
dari mulai kelenturan, kekuatan, dan keberanian. Teknik dasar permainan sepak
takraw meliputi : servis, juggling atau sepak sila, smash, heading, dan block.
Bahkan tata cara bermain dan peraturannyapun siswa siswi di sekolah masih
banyak yang belum paham betul, misalkan posisi saat bermain seperti tekong, apit
kiri dan apit kanan.
Dilihat dari fakta tersebut, olahrga sepak takraw memang belum sepopuler
olahraga lainnya, seperti sepakbola, bola voli, futsal, bola basket, dan badminton.
Apabila kita mengacu kepada fakta-fakta tersebut maka akan sangat sulit untuk
mengenalkan dan mempelajari olahraga tersebut di sekolah. Disinilah letak
kesulitan para guru penjas namun apabila guru penjas memliki kompetensi yang
baik dengan memilih suatu metode atau model pembelajaran yang tepat maka
3
sepak takraw secara maksimal dan mampu meningkatkan keterampilan serta hasil
belajar. Seperti yang dikemukakan oleh Supandi dan Seba (1987, hlm. 29), menjelaskan bahwa “cara yang digunakan guru dalam mengajarkan satuan atau unit materi pengajaran dengan memusatkan keseluruhan proses atau situasi belajar untuk mencapai tujuan.”
Salah satu model pembelajaran yang sedang berkembang saat ini adalah
model pendekatan taktis dan model pembelajaran peer teaching. Menurut Griffin,
Mitchel, dan Osilin (Meztler, 2000, hlm.340) pembelajaran taktis adalah :
suatu proses yang terencana untuk menyempurnakan penampilan yang didalamnya terkandung penggabungan untuk kesadaran taktis dan pelaksanaan keahlian.
Dalam mengajarkan permainan sepak takraw melalui pembelajaran taktis
bertujuan untuk menyempurnakan penampilan yang didalamnya terkandung penggabungan untuk kesadaran taktis dan pelaksanaan keahlian.” Dalam mengajarkan permainan sepak takraw melalui pembelajaran taktis bertujuan untuk
menyempurnakan penampilan siswa dalam bermain melalui kombinasi kesadaran
dan gerakan, serta pemilihan keahlian dan pengguanaan keterampilan pada
akhirnya kegiatan ini dapat dijadikan sebagai acuan strategi untuk
menyempurnakan penampilan bermain yang pada akhirnya berujung pada
peningkatan hasil belajar siswa.
Sedangkan model pembelajaran inkuiri adalah sebuah pola belajar dimana
guru memberikan simulasi sebuah masalah dalam pembelajaran maka siswa
mencari pemecahan dari masalah tersebut, peran guru disini hanya sebagai
fasilitator. Dalam penerapannya pada pembelajaran sepak takraw, model
pembelajaran inkuiri memberikan siswa kebebasan secara aktif untuk mencari
tahu dan memperagakan tugas gerak yang menjadi materi dalam pembelajaran.
Dalam pembelajaran sepak takraw siswa dapat mempraktekan dan menelusuri
mana gerakan yang paling benar dan gerakan yang paling efektif dalam
melakukan tugas gerak yang diberikan oleh guru, karena siswa diberikan
4
Agung Kharisma Putra, 2014
Pengaruh Model Pendekatan Taktis Dan Model Pembelajaran Inkuiri Terhadap Hasil Belajar Keterampilan Dasar Sepak Takraw Pada
Siswa Kelas VIII SMPT Bakti Bangsa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
melaporkan bahwa “Inkuiri akan meningkatkan pemahaman ilmu pengetahuan, produktifitas dalam berfikir kreatif, dan keterampilan dalam memperoleh dan
menganalisis informasi”. Hal ini karena siswa mencari dan menemukan sendiri masalah yang ia temui sehingga menimbulkan pemahaman yang lebih mendalam
jika dibanding penemuan oleh guru atau rekannya. Kedua model tersebut
memiliki kelebihan serta kekurangan masing masing.
Model pembelajaran inkuiri akan membuat siswa aktif berdiskusi terhadap
sesama teman dan mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru, dengan
model inkuiri siswa akan lebih aktif bersama-sama mencari informasi dan
memecahkan masalah, sehingga secara tidak langsung siswa telah belajar
berkomunikasi, menyampaikan informasi dan menumbuhkan rasa percaya diri
siswa, selaim itu juga model pembelajaran inkuiri juga akan merangsang siswa
untuk berfikir kritis terhadap suatu gerak yang diberikan oleh guru.
Melihat karakteristik kesulitan yang dihadapi siswa dalam proses
pembelajaran aktivitas permainan sepak takraw, serta kurangnya motivasi dan
pemahaman tentang bermain dan belajar aktivitas permainan sepak takraw, maka
kedua model ini sangat cocok digunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa
dalam permainan sepak takraw.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis melakukan penelitian dengan judul “Perbandingan Model Pendekatan Taktis dan Model Pembelajaran Inkuiri Terhadap Hasil Belajar Siswa Dalam Permainan Sepak Takraw Pada Siswa Kelas
VIII SMP Bakti Bangsa Bandung.”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, terdapat masalah yang dihadapi pada saat
pembelajaran sepak takraw. Diantaranya.
1. Kurang pahamnya siswa dalam bermain sepak takraw.
2. Kurangnya motivasi siswa dalam bermain sepak takraw.
5
4. Sarana dan pra sarana untuk olahraga sepak takraw tidak memadai.
5. Sepak takraw memiliki tingkat kesulitan yang tinggi.
6. Penerapan model yang dilakukan guru pada saat pembelajaran sepak
takraw kurang tepat.
7. Pendekatan guru dalam memperkenalkan permainan sepak takraw kurang
tepat.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraiakan di atas terdapat
permasalahan yaitu penampilan bermain siswa dan penguasaan keterampilan
dalam permaianan sepak takraw sangat kurang sehingga hasil belajar yang mereka
dapatkan sangatlah kurang. Untuk itu model pendekatan taktis dan model
pembelajaran inkuiri merupakan salah satu upaya yang digunakan untuk
memecahkan permasalahan tersebut. Dengan demikian penulis merumuskan
pernasalahan sebagai berikut:
1. Apakah model pendekatan taktis berpengaruh terhadap hasil belajar
permainan sepak takraw pada siswa kelas VIII SMP Bakti Bangsa
Bandung?
2. Apakah model pembelajaran inkuiri berpengaruh terhadap hasil belajar
permainan sepak takraw pada siswa kelas VIII SMP Bakti Bangsa
Bandung?
3. Mana yang lebih berpengaruh antara model pendekatan taktis dengan
model pembelajaran inkuiri terhadap hasil belajar permainan sepak takraw
pada kelas VII SMP Bakti Bangsa Bandung?
D. Tujuan Penelitian
Segala bentuk kegiatan, tujuan merupakan dasar pemikiran utama, tanpa
adanya tujuan suatu kegiatan tidak dapat berjalan dengan lancar. Adapun tujuan
6
Agung Kharisma Putra, 2014
Pengaruh Model Pendekatan Taktis Dan Model Pembelajaran Inkuiri Terhadap Hasil Belajar Keterampilan Dasar Sepak Takraw Pada
Siswa Kelas VIII SMPT Bakti Bangsa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Untuk mengetahui pengaruh model pendekatan taktis terhadap hasil
belajar permainan sepak takraw pada siswa kelas VIII SMP Bakti Bangsa
Bandung.
2. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran inkuiri terhadap hasil
belajar permainan sepak takraw pada siswa kelas VIII SMP Bakti Bangsa
Bandung.
3. Untuk mengetahui mana yang lebih pengaruh antara model pendekatan
taktis atau model pembelajaran inkuiri terhadap hasil belajar permainan
sepak takraw pada siswa kelas VIII SMP Bakti Bangsa Bandung.
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat baik secara teoritis maupun
praktis, sebagai berikut :
1. Secara Teoritis, dapat dijadikan sebagai sumbangan bagi dunia keilmuan
bagi pengembangan metodik dalam pendidikan jasmani untuk
mengembangkan bentuk-bentuk teknik pembelajaran partisipatif yang
cocok diterapkan baik di tingkat sekolah menengah pertama sampai
tingkat perguruan tinggi. Dijadikan masukan bagi pengkaji dan pelaksana
proses belajar mengajar pendidikan jasmani dan olahraga dalam memilih
serta melaksanakan proses belajar mengajar secara efektif dan efisien.
2. Secara Praktis
a. Sebagai bahan masukan bagi guru pendidikan jasmani dalam proses
belajar mengajar bidang permainan sepak takraw dalam bentuk
pembelajaran taktis yang efektif.
b. Bahan masukan bagi para peneliti cabang olahraga sepak takraw dalam
memberikan materi yang variatif, efektif, dan efisien.
c. Menambah pemahaman siswa tentang permainan sepak takraw serta
pemahaman mengenai pendidikan jasmani dan rekreasi yang
7
F. Pembatasan Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini dibatasi pada hal-hal sebagai berikut :
1. Variabel bebas atau Variabel independen adalah variabel yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya
variabel terikat. Variabel independennya yaitu model pendekatan taktis
dan model pembelajaran inkuiri.
2. Variabel terikat atau variabel dependen merupakan variabel yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas.
variabel dependennya yaitu hasil belajar permainan sepak takraw.
3. Penelitian ini hanya terbatas pada pengaruh model pendekatan taktis dan
model pembelajaran inkuiri terhadap hasil belajar permainan sepak
takraw.
4. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP
Bakti Bangsa Bandung yang berjumlah 30 orang. Kelompok eksperimen
15 orang, kelompok kontrol 15 orang.
5. Kriteria penilaian pada hasil pembelajaran sepak takraw yang
menggunakan model pendekatan taktis dan model pembelajaran inkuiri
dapat dilihat dari tes keterampilan dasar sepak takraw.
6. Tes keterampilan dasar dibatasi hanya tes sepak sila, tes sepak mula, dan
tes smash.
7. Lokasi yang menjadi tempat penelitian adalah di SMP Bakti Bangsa
Bandung.
G. Struktur organisasi skripsi
Struktur penulisan skripsi ini terdiri dari BAB I Pendahuluan yang terdiri dari
latar belakang penelitian, identifikasi dan rumusan masalah, tujuan penelitian,
manfaat/signifikasi penelitian dan struktur organisasi skripsi. BAB II Kajian
8
Agung Kharisma Putra, 2014
Pengaruh Model Pendekatan Taktis Dan Model Pembelajaran Inkuiri Terhadap Hasil Belajar Keterampilan Dasar Sepak Takraw Pada
Siswa Kelas VIII SMPT Bakti Bangsa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
populasi dan Sample penelitian,desain penelitian, definisi oprasional, instrumen
penelitian, langkah-langkah penelitian dan teknik analisis data. BAB IV Hasil
Penelitian dan Pembahasan yang memaparkan hasil penelitian serta pembahasan.
45 BAB III
METODE PENELITIAN
A. Populasi dan Sampel
Menurut Sugiyono (2012, hlm.117) “populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas obyek yang mempunyai kualitas atau karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Data
merupakan salah satu hal yang terpenting yang tidak boleh terlupakan dalam suatu
penelitian. Oleh karena itu untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian
ini sumber harus jelas, artinya sumber data harus diperoleh dari suatu kelompok yang
menjadi objek penelitian. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas
VIII SMP Bakti Bangsa 100 orang.
Sedangkan sampel merupakan seluruh anggota populasi. Sugiyono (2012,
hlm.118) menjelaskan bahwa:
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada populasi, misalnya karena keterbatsan dana, tenaga, dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu.
Adapun teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel ini adalah dengan
menggunakan teknik purposive sampling. Alasan mengapa peneliti menggunakan
teknik purposive sampling dalam penelitian ini, karena siswa yang akan menjadi
sampel harus memiliki kriteria-kriteria sebagai berikut :
1. Siswa yang menjadi sampel adalah siswa kelas VIII di SMP Bakti Bangsa yang
terdiri dari 2 kelas.
2. Siswa yang menjadi sampel berjenis kelamin laki-laki.
Langkah-langkah pengambilan sampel sebagai berikut :
46
Agung Kharisma Putra, 2014
Pengaruh Model Pendekatan Taktis Dan Model Pembelajaran Inkuiri Terhadap Hasil Belajar Keterampilan Dasar Sepak Takraw Pada
Siswa Kelas VIII SMPT Bakti Bangsa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Jumlah populasi terjangkau siswa kelas VIII SMP Bakti Bangsa Bandung dapat
digambarkan sebagai berikut :
Tabel 3.1
Jumlah populasi terjangkau
Kelas VIII-A Kelas VIII-B
24 orang 26 orang
2. Menentukan jumlah sampel pada tiap kelas
Untuk menentukan jumlah sampel pada tiap kelas dilakukan dengan cara
menghitung jumlah siswa terutama siswa putra pada maing-masing kelas,
dikarenakan dalam penelitian ini penulis mengambil sampel siswa putra saja,
hasilnya sebagai berikut :
Tabel 3.2
Jumlah siswa putra tiap kelas
Kelas VIII-A Kelas VIII-A Total
15 orang 15 orang 30 orang
3. Menentukan kelompok sampel
Untuk menentukan kelompok siswa yang menjadi sampel penelitian dilakukan
dengan cara melaksanakan tes awal keterampilan dasar sepak takraw, kemudian hasil
nilai yang diperoleh setiap sampel dicatat dan dirangking untuk dibagi menjadi dua
kelompok, seperti di bawah ini :
Tabel 3.3
Sampel penelitian Kelompok A (menggunakan model pendekatan taktis) dan
47
Kelompok A Kelompok B
1 2
4 3
5 6
8 7
9 10
12 11
13 14
16 15
17 18
20 19
21 22
24 23
25 26
28 27
29 30
B. Desain Penelitian
Sugiyono (2012, hlm. 42) menjelaskan bahwa “desain penelitian atau paradigma
penelitian diartikan sebagai pola piker yang menunjukan hubungan variabel yang
akan diteliti yang sekaligus mencerminkan jenis dan jumlah rumusan masalah yang
perlu dijawab melalui penelitian, teori yang digunakan untuk merumuskan hipotesis,
dan teknik analisis statistic yang digunakan”.
Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah One Group Pretest-Posttest
Design. Dalam desain penelitian ini terdapat Pretest (tes awal) sebelum diberikan
48
Agung Kharisma Putra, 2014
Pengaruh Model Pendekatan Taktis Dan Model Pembelajaran Inkuiri Terhadap Hasil Belajar Keterampilan Dasar Sepak Takraw Pada
Siswa Kelas VIII SMPT Bakti Bangsa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dapat membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan. Desain ini dapat
digambarkan sebagai berikut :
Tabel 3.4 Desain Penelitian
(Sumber : Sugiyono dalam buku metode penelitian : 2011, hlm. 75)
KELOMPOK TES AWAL PERLAKUAN TES AKHIR
Kelompok 1 O1 X1 O2
Kelompok 2 O1 X2 O2
Keterangan :
Kelompok 1 : Kelompok eksperimen dengan menggunakan Model
Pembelajaran taktis
O1 : Tes Awal (sebelum diberi perlakuan)
X1 : Pemberian perlakuan Model pendekatan taktis
O2 : Nilai tes akhir kelompok Model pendekatan taktis
(setelah diberi perlakuan)
Kelompok 2 : Kelompok eksperimen dengan menggunakan Model
Pembelajaran Inkuiri
O1 : Tes Awal (sebelum diberi perlakuan)
X2 : Pemberian perlakuan Model Pembelajaran
Inkuiri
O2 : Nilai tes akhir kelompok Model Pembelajaran Inkuiri
(setelah diberi perlakuan)
Berdasarkan desain diatas, penelitian ini dilakukan pada dua kelompok, yaitu
49
kelompok 2 yang belajar dengan menggunakan Model Pembelajaran Inkuiri yang
diterapkan dalam pembelajaran aktivitas permainan sepak takraw terhadap hasil
belajar keterampilan dasar.
Adapun prosedur penelitian yang akan peneliti tempuh dalam upaya pengambilan
data dalam penelitian ini, peneliti akan menempuh langkah-langkah sebagai berikut :
Bagan 3.1 Langkah-langkah Penelitian
(Sumber : Sugiyono dalam buku metode penelitian : 2011 hlm. 70) Populasi
Pretest
Sampel Sampel
Perlakuan
Posttest
Hasil A
Perlakuan
Posttest
Hasil B
Pengumpulan Data
Pengolahan & Analisis Data
50
Agung Kharisma Putra, 2014
Pengaruh Model Pendekatan Taktis Dan Model Pembelajaran Inkuiri Terhadap Hasil Belajar Keterampilan Dasar Sepak Takraw Pada
Siswa Kelas VIII SMPT Bakti Bangsa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu C. Metode Penelitian
Sebagai penunjang untuk mempermudah penulis dalam mengambil
langkah-langkah dalam penelitian, penulis menggunakan suatu metode. Metode adalah
langkah-langkah yang diambil untuk mempermudah penelitian. Setiap penelitian
terlebih dahulu harus menentukan metode apa yang akan digunakan dalam penelitian
tersebut, hal ini perlu dilakukan karena metode merupakan cara yang akan
menentukan berhasil atau tidaknya tujuan yang akan dicapai. Hal ini diperkuat oleh
pendapat ahli yaitu Surakhmad (1998, hlm. 131) menjelaskan tentang metode, yaitu :
Metode merupakan cara utama yang dipergunakan untuk mencapai suatu tujuan, misalnya untuk menguji serangkaian hipotesa, dengan mempergunakan teknik dan alat-alat tertentu. Cara utama itu dipergunakan setelah penyelidik memperhitungkan kewajarannya ditinjau dari tujuan penyelididkan serta dari situasi penyelidikan.
Sementara itu Sudjana (2005, hlm. 52) mengungkapkan bahwa,
Metode penelitian merupakan rangkaian cara atau kegiatan pelaksanaan penelitian yang didasari oleh asumsi-asumsi dasar, pandangan-pandangan filosofis dan ideologis, pertanyaan dan isu-isu yang dihadapi.
Karena kegiatan tersebut dilakukan setiap melaksanakan penelitian, maka
beberapa ahli menyebutnya sebagai tradisi penelitian (reaserch traditions).
Dari beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa metode penelitian
berkaitan dengan prosedur, alat, serta desain penelitian yang digunakan, sehingga
dihasilkan penelitian yang benar-benar ilmiah atas permasalahan-permasalahan
penelitian.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
eksperimen. Metode ini digunakan atas dasar pertimbangan bahwa sifat penelitian
eksperimental yaitu mencobakan sesuatu untuk mengetahui pengaruh atau akibat dari
suatu perlakuan atau treatment. Disamping itu penulis ingin mengetahui pengaruh
variabel bebas terhadap variabel terikat yang diselidiki atau diamati. Mengenai
51
Eksperimen adalah suatu cara untuk mencari hubungan sebab-akibat (hubungan klausal) anatra dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan mengeliminir atau mengurangi faktor-faktor lain yang bisa menggangu.
Selain itu menurut Sugiyono (2012, hlm. 72) berpendapat bahwa “metode
penelitian eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan untuk mencari
pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan”.
Dari kutipan di atas dapat diartikan bahwa untuk membuktikan kebenaran dari
hipotesis yang penulis ajukan maka penulis melakukan penelitian dengan
menggunakan metode eksperimen, yaitu mengadakan kegiatan percobaan terhadap
variabel-variabel yang diteliti untuk mendapatkan suatu hasil.
Metode ini dipergunakan atas dasar pertimbangan bahwa sifat penelitian ini
adalah mengetahui bagaimana pengaruh hasil belajar dalam pembelajaran sepak
takraw dengan menggunakan model pendekatan taktis dan model pembelajaran
inkuiri.
Kedua kelompok tersebut kemudian menjalani proses perlakuan sesuai dengan
program perlakuan yang telah disusun oleh penulis. Sebelum dan sesudah proses
perlakuan diprogramkan, dilakukan pengukuran untuk membandingkan tingkat hasil
pembelajaran keterampilan dasar permainan sepak takraw, akibat perlakuan dari
pembelajaran sepak takraw dengan menggunakan model pendekatan taktis dan model
pembelajaran inkuiri.
D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian
Suatu penelitian tentunya memiliki variabel yang diteliti. Menurut Sugiyono
(2012, hlm.39) bahwa “variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang
berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh
informasi tentang hal tersebut”. Dalam penelitian ini peneliti memiliki variabel yang diteliti, antara lain :
52
Agung Kharisma Putra, 2014
Pengaruh Model Pendekatan Taktis Dan Model Pembelajaran Inkuiri Terhadap Hasil Belajar Keterampilan Dasar Sepak Takraw Pada
Siswa Kelas VIII SMPT Bakti Bangsa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Menurut Sugiyono (2012, hlm. 39) “variabel bebas merupakan variabel yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel
terikat”. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Model pendekatan taktis dan Model Pembelajaran Inkuiri.
b. Variabel Dependen atau Variabel Terikat
Menurut Sugiyono (2012, hlm. 39) “variabel terikat adalah variabel yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas”. Variabel
terikat dalam penelitian ini adalah Hasil belajar dalam pembelajaran permainan
sepak takraw.
2. Definisi Operasional
Untuk mengukur variable hasil belajar siswa dengan menggunakan variabel
model pendekatan taktis dan model pembelajaran inkuiri, para ahli memberikan
pandangan tentang definisi model pendekatan taktis, model pemebelajaran inkuiri,
dan hasil belajar siswa, antara lain :
a. Menurut Griffin, Mitchel, dan Osilin (Meztler 2000, hal.340) pembelajaran
taktis adalah “suatu proses yang terencana untuk menyempurnakan
penampilan yang didalamnya terkandung penggabungan untuk kesadaran
taktis dan pelaksanaan keahlian.”
b. Ma’mun dan Subroto (2001, hlm. 7) menjelaskan bahwa pembelajaran taktis
adalah suatu cara untuk meningkatkan kesadaran siswa tentang konsep
bermain melalui penerapan teknik yang tepat sesuai dengan masalah atau
situasi dalam permainan.
c. Huedaya (2001, hlm. 17), menjelaskan bahwa sasaran dari pembelajaran taktis
adalah meingkatkan keterampilan bermain siswa, dengan melibatkan
kombinasi dari kesadaran taktis dan penerapan keterampilan teknik dasar ke
53
d. Menurut Tarigan (2001, hlm. 13) berpendapat bahwa “pendekatan taktik
dalam pembelajaran berlangsung secara alamiah dan disesuaikan dengan
tahap-tahap perkembangan dan pertumbuhan siswa”.
e. Model pembelajaran inkuiri menurut Sumantri M dan johar permana
(2000:142) adalah cara penyajian pelajaran dengen memberi kesempatan
kepada peserta didik untuk menemukan informasi dengan atau tanpa bantuan
guru.
f. Menurut Sudjana (2009, hlm. 3) “hasil belajar pada hakikatnya adalah
perubahan tingkah laku”.
g. Menurut Purwanto (2011:46) hasil belajar adalah perubahan perilaku peserta
didik akibat belajar.
h. Menurut Winkel (dalam Purwanto, 2013, hlm. 45) mengungkapkan “hasil
belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap
dan tingkah lakunya”.
E. Instrumen Penelitian
Meneliti adalah melakukan pengukuran, maka harus ada alat ukur yang baik. Alat
ukur dalam penelitian biasanya dinamakan instrument penelitian. Jadi instrument
penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena sosial
maupun alam yang diamati. Nurhasan (2000, hlm. 2) mengemukakan bahwa :
“Dalam proses pengukuran membutuhkan alat ukur”. Dengan alat ukur ini akan
mendapatkan data yang merupakan hasil pengukuran. Oleh karena itu, diperlukan
suatu instrument penelitian untuk dapat memperoleh suatu data.
Setiap penelitian sudah tentu menggunakan instrument atau alat untuk
mengumpulkan data. Lebih lanjut lagi Arikunto (2006, hlm. 160) mengemukakan
bahwa :
54
Agung Kharisma Putra, 2014
Pengaruh Model Pendekatan Taktis Dan Model Pembelajaran Inkuiri Terhadap Hasil Belajar Keterampilan Dasar Sepak Takraw Pada
Siswa Kelas VIII SMPT Bakti Bangsa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Agar penelitian menjadi lebih kongkrit, maka perlu ada data. Data tersebut
diperoleh pada akhir eksperimen sebagai data akhir setelah kelompok tersebut diberi
suatu treatment atau perlakuan. Tujuannya agar dapat mengetahui pengaruh hasil
perlakuan yang merupakan tujuan akhir dari eksperimen. Dalam pengumpulan data
untuk mengetahui kemampuan sebelum dan setelah diberikan perlakuan dilakukan tes
yaitu tes keterampilan dasar sepak takraw.
Untuk mendapatkan data yang nantinya diolah dan dianalisis maka diperlukan
alat untuk instrumen :
1. Menentukan jadwal mulai melakukan perlakuan, yaitu dilakukan pada tanggal
9 Juni 2014. Perlakuan diberikan sebanyak 12 kali pertemuan.
2. Menentukan waktu dan tempat memberikan perlakuan, yaitu dilaksanakan
seminggu tiga kali, setiap hari senin, rabu, dan jumat pada pukul 14.00-15.20
wib untuk kelompok A dan pukul 15.20-16.30 wib untuk kelompok B dan
tempat pelaksanaan di lapangan SMP Bakti Bangsa Bandung.
3. Menentukan waktu dan tempat pengetesan, yaitu dilaksanakan pada hari jumat
tanggal 18 Juli 2014 pukul 14.00 WIB s.d selesai dan 5 September 2014 pukul
14.40 WIB s.d selesai.
4. Dalam pengetesan ini penulis melaksanakan tes sebanyak 2 kali :
a. Tes awal, tujuannya untuk mengetahui kemampuan awal siswa sebelum
diberikan treatment dan untuk menentukan pembagian kelompok.
b. Tes akhir, tujuannya untuk mengetahui kemajuan siswa setelah diberikan
perlakuan.
Tes awal dilaksanakan dengan teknik berdasarkan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Petunjuk umum
a. Sebelum tes dimulai, kepada para tester diberikan penjelasan terlebih dahulu
mengenai jenis test yang akan dilakukan dan diberikan cara melakukan
55
b. Kepada para tester diberikan juga penjelasan mengenai sistem penilaian
dalam test ini.
c. Disarankan agar seluruh tester memakai pakaian olahraga.
2. Petunjuk pelaksanaan
a. Tes Sepak Sila. Melakukan sepak sila dalam waktu yang sudah ditentukan.
b. Tes Sepak Mula. Melakukan sepak mula sebanyak 5 kali ke lapangan yang
sudah diberikan point.
c. Tes Smash Kedeng. Melakukan Smash sebanyak 5 kali ke lapangan yang
sudah diberikan 5 point.
3. Instrumen Penelitian
Tabel 3.5 Instrumen Penelitian
(Sumber : Reza Fauzi, 2012 dimodifikasi dari Nurhasan dan Hasanudin : 2007,
56
Agung Kharisma Putra, 2014
Pengaruh Model Pendekatan Taktis Dan Model Pembelajaran Inkuiri Terhadap Hasil Belajar Keterampilan Dasar Sepak Takraw Pada
Siswa Kelas VIII SMPT Bakti Bangsa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
58
Agung Kharisma Putra, 2014
Pengaruh Model Pendekatan Taktis Dan Model Pembelajaran Inkuiri Terhadap Hasil Belajar Keterampilan Dasar Sepak Takraw Pada
Siswa Kelas VIII SMPT Bakti Bangsa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu F. Teknik Pengumpulan Data
Setelah proses pengetesan berakhir, maka langkah selanjutnya adalah
mengumpulkan data untuk diolah dan dianalisis agar dapat memberikan informasi
yang bermakna sesuai dengan tujuan penelitian. Pengumpulan, pengolahan dan
penganalisisisan data dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran tentang pengaruh
pembelajaran sepak takraw dengan menggunakan model pendekatan taktis dan model
pembelajaran inkuiri terhadap hasil belajar keterampilan dasar sepak takraw di SMP
Bakti Bangsa Bandung.
Pada tahap awal yaitu pengumpulan data, dilakukan dengan cara menghimpun
data yang diperoleh dari hasil tes penampilan jurus seni pareredan baik dari kelompok
eksperimen maupun kelompok kontrol, selanjutnya data tersebut di olah. Data-data
tersebut perlu di olah, dikarenakan data-data yang diperoleh itu masih merupakan
nilai-nilai mentah. Langkah ini bertujuan untuk memperoleh jawaban mengenai
diterima atau tidaknya hipotesis sesuai dengan signifikannya yang diajukan pada bab
satu. Kemudian, jika proses pengolahan data usai maka berlanjut pada tahap analisis
data yang telah diperoleh dari hasil pengolahan data. Langkah-langkah pengolahan
data tersebut, ditempuh dengan prosedur sebagai berikut :
1. Menghitung skor rata-rata kelompok sampel dengan menggunakan rumus dari
Sudjana (2001) sebagai berikut :
= �
�
Keterangan tanda dalam rumus : : Rata-rata suatu kelompok n : Jumlah sampel
Xi : Nilai data
� : Jumlah sampel suatu kelompok
2. Menghitung simpangan baku dengan rumus dari Sudjana (2001) sebagai berikut :
�= −
2
59
Keterangan tanda dalam rumus :
S : Simpangan baku gabungan
n : Jumlah sampel
− 2 : Jumlah kuadrat nilai data dikurangi rata-rata
3. Menguji Normalitas data menggunakan uji kenormalan Lilliefors. Prosedur yang
digunakan menurut Sudjana (2001) adalah sebagai berikut :
a. Pengamatan X1, X2, …Xn dijadikan bilangan baku Z1, Z2,…Zn dengan
menggunakan rumus :
1=
��− �
�
( dan S masing-masing merupakan rata-rata dan simpangan baku dari sampel)
b. Untuk bilangan baku ini digunakan daftar distribusi normal baku, kemudian
dihitung peluang F (Z1) = P(Z.Z1)
c. Selanjutnya dihitung proporsi Z1, Z2,…Zn �. Jika proporsi ini dinyatakan
S(Z1), maka :
� � � � � 1
, 2,…, � �
�
d. Menghitung selisih F (Z1) - S(Z1) kemudian tentukan harga mutlaknya.
e. Ambil harga yang paling besar diantara harga-harga mutlak selisih tersebut.
Untuk menolak atau menerima hipotesis, kita bandingkan L0 dengan nilai kritis L yang diambil dari daftar untuk taraf nyata α yang dipilih. Kriterianya
adalah : tolak hipotesis nol jika L0 yang diperoleh dari data pengamatan
melebihi L dari daftar tabel. Dalam hal lainnya hipotesis nol diterima.
4. Menguji homogenitas. Rumus yang digunakan menurut Sudjana (2001) adalah
sebagai berikut :
� = � � � � �
� ��捲� � � �
Kriteria pengujian adalah terima hipotesis jika Fhitung lebih kecil dari Ftabel
60
Agung Kharisma Putra, 2014
Pengaruh Model Pendekatan Taktis Dan Model Pembelajaran Inkuiri Terhadap Hasil Belajar Keterampilan Dasar Sepak Takraw Pada
Siswa Kelas VIII SMPT Bakti Bangsa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
5. Pengujian signifikan peningkatan hasil pembelajaran, menguji kesamaan dua
rata-rata (satu pihak). Dengan menggunakan uji kesamaan dua rata-rata-rata-rata (satu pihak)
dapat menggambarkan bahwa model pendekatan taktis dan model pembelajaran
inkuiri berpengaruh terhadap hasil belajar keterampilan dasar permainan sepak
takraw pada kelas VIII SMPT Bakti Bangsa.
Sedangkan syarat untuk menguji perbedaan dua rata-rata, yaitu datanya harus
berdistribusi normal dan variansinya homogen. Jika berdistribusi normal dan
homogen maka rumus statistik yang digunakan yaitu uji t, yang disusun oleh sudjana
(1986:233) sebagai berikut:
Sebelum uji t terlebih dahulu dicari variansi gabungan (S2) melalui rumus sebagai berikut:
Keterangan tanda dalam rumus : t : Nilai t yang dicari (thitung)
S2 : Simpangan baku gabungan
n
1 : Jumlah sampel kelompok 1n
2 : Jumlah sampel kelompok 21 : Rata-rata kelompok 1
2 : Rata-rata kelompok 2
S12 : Variansi kelompok 1
S22 : Variansi kelompok 2
Sesuai dengan masalah penelitian dan tujuan penelitian, maka teknik analisis data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik korelasional sederhana. Kriteria
61
G. Teknik Analisis Data
Teknik Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji kesamaan
dua rata-rata satu pihak atau uji t satu arah (Sudjana, 1992:242), yang terlebih dahulu
dilakukan uji persyaratan analisis.Uji persyaratan analisis yang digunakan adalah uji
normalitas populasi dengan uji liliefors (Sudjana, 1992:466) dan uji homogenitas
populasi dengan uji kesamaan dua variasi (Sudjana, 1992:249). Semua pengujian
80 Agung Kharisma Putra, 2014
Pengaruh Model Pendekatan Taktis Dan Model Pembelajaran Inkuiri Terhadap Hasil Belajar Keterampilan Dasar Sepak Takraw Pada
Siswa Kelas VIII SMPT Bakti Bangsa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil pengamatan dan penemuan peneliti, yang berdasarkan pada hasil
pengolahan dan analisis data melalui prosedur statistika, peneliti dapat menarik
kesimpulan sebagai hasil dari proses penelitian ini, yang diantaranya adalah :
1. Model pendekatan taktis memberikan pengaruh signifikan terhadap hasil
belajar keterampilan dasar dalam pembelajaran permainan sepak takraw.
2. Model pembelajaran inkuiri memberikan pengaruh signifikan terhadap hasil
belajar keterampilan dasar dalam pembelajaran permainan sepak takraw.
3. Model pendekatan taktis berpengaruh lebih signifikan dibandingkan dengan
model pembelajaran inkuiri terhadap hasil belajar keterampilan dasar dalam
pembelajaran permainan sepak takraw.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, ada beberapa hal yang
akan penulis sampaikan sebagai masukan dan saran sebagai berikut:
1. Kepada para guru pendidikan jasmani, hasil penelitian ini membuktikan
bahwa penerapan model pendekatan taktis memberikan pengaruh yang lebih
signifikan dibandingkan dengan model pembelajaran inkuiri terhadap hasil
belajar keterampilan dasar dalam pembelajaran permainan sepak takraw,
sehingga penulis menyarankan untuk menggunakan model pendekatan taktis
pada pembelajaran olahraga permainan.
2. Kepada rekan mahasiswa yang akan mengadakan penelitian tentang
penerapan model pendekatan taktis dan model pembelajaran inkuiri, penulis
menganjurkan untuk mencari variabel dan sampel penelitian yang lebih
relevan demi kemajuan ilmu pendidikan khususnya bidang keilmuan
Agung Kharisma Putra, 2014
Pengaruh Model Pendekatan Taktis Dan Model Pembelajaran Inkuiri Terhadap Hasil Belajar
81
3. Perlu diadakannya publikasi penggunaan model pendekatan taktis kepada
para guru penjas yang terkait dengan dunia pendidikan.
Demikian kesimpulan dan saran yang dapat penulis kemukakan, semoga
hasil dari penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi
para pembaca pada umumnya serta menjadi sumbangsih yang berarti bagi
82 Agung Kharisma Putra, 2014
Pengaruh Model Pendekatan Taktis Dan Model Pembelajaran Inkuiri Terhadap Hasil Belajar Keterampilan Dasar Sepak Takraw Pada
Siswa Kelas VIII SMPT Bakti Bangsa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA
Abduljabar, Bambang .(2011). Pedagogi Olahraga. Bandung: FPOK UPI.
Abduljabar, Bambang dan Kusumah N., Jajat Drajat. (2010). Aplikasi Statistika
dalam Penjas. Bandung: FPOK UPI.
Arikunto, S. (2007). Manajemen Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Arikunto, S. (1995). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Bruce Joyce, Marsha Weil, dan Emily Calhoun. (2009). Models of teaching. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Hoedaya, D. (2001). Pendekatan Keterampilan Taktis Dalam Pembelajaran
Bolabasket : Konsep dan Metode. Jakarta : Bagian proyek pembinaan kelas
olahraga
Gagne, E.D. (1985). The Cognitive Psychology of school learning.
Fauzi, Reza. (2012). Penerapan Model Pendekatan Teknis Terhadap Pembelajaran
Smash Kedeng Dalam Permainan Sepak Takraw. Bandung: UPI.
Juliantine, T. Yudiana, Y. & Subarjah, H. (2007). Teori Latihan. Bandung: FPOK UPI.
Juliantine, Tite. Subroto, Toto & Yudiana, Yunyun .(2011). Model-model
Pembelajaran Pendidikan Jasmani. Bandung: UPI.
Juliantine, Tite. Subroto, Toto & Yudiana, Yunyun .(2012). Belajar & Pembelajaran
Penjas. Bandung: FPOK UPI.
Lutan, R. (2001). Mengajar Pendidikan Jasmani: Pendekatan Pendidikan Gerak di
Sekolah Dasar. Jakarta, Departemen Pendidikan Nasional, Dirjen Dikdasmen
dan Dirjen Olahraga.
83
Mahendra, Agus.(2009). Asas dan Falsafah Pendidikan Jasmani. Bandung: UPI.
Meztler, M.W. (2000). Instructional Models for Psychal Education. Boston: Allyn.
Mulyani Sumantri & Johar Permana. 2000. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV Maulana.
Nurhasan. (2000). Tes dan Pengukuran Pendidikan Olahraga. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia FPOK
Subroto, Toto dkk. (2008). Teori Bermain. Bandung: PJKR FPOK UPI.
Subroto, Toto.(2008). Teori bermain. Bandung: UPI.
Subroto, Toto .(2010). Didaktik Metodik Pembelajaran Olahraga Permainan. Bandung: FPOK UPI.
Sub Koordinator MKDP Landasan Pendidikan. (2009). Landasan pendidikan. Bandung: UPI.
Sucipto. Sepak Bola. Depdiknas Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Bagian Proyek Penataran Guru SLTP setara D-III-2000.
Sudjana, N. (1991). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru Algesindo.
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif
dan R&D. Bandung : CV Alfabeta.
Suherman, Adang. (2009). Revitalisasi Pengajaran dalam Penjas. Bandung: Bintang Warli Artika.
Sugihartono. (2007). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press.
Supandi. (1991). Strategi Belajar Mengajar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Bandung: Depdikbud Dirjen Pendidikan Tinggi Bagian Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.
Surakhman, W. (1998). Metode Penelitian Sosial. Yogyakarta: CV. Pusaka Setia.
84
Agung Kharisma Putra, 2014
Pengaruh Model Pendekatan Taktis Dan Model Pembelajaran Inkuiri Terhadap Hasil Belajar Keterampilan Dasar Sepak Takraw Pada
Siswa Kelas VIII SMPT Bakti Bangsa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Susilana, Rudi. (2006). Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung: UPI.
Sutikno, Sobry (2013). Belajar dan Pembelajaran. Surabaya: Yudhistira.
Tarigan, Beltasar. (2009). Pendekatan Keterampilan Taktis dalam Pembelajaran
Sepak Bola: Konsep dan Metode. Jakarta: Depdiknas
Tarigan, Beltasar. (2012). Optimalisasi Pendidikan Jasmani dan Olahraga
Berlandaskan Ilmu Faal Olahraga (Sebuah Analitis Kritis. Bandung: Eidos.
Yudiana, Y .(2010). Implementasi Model Pendekatan Taktis dan Teknis untuk
Pembelajaran Bola Basket dalam Pendidikan Jasmani Siswa/i SMP. Desertasi Doktor pada Sekolah Pasca Sarjana UPI. Bandung: Tidak diterbitkan.
Winkel, W.S. (1991). Psikologi pengajaran. Jakarta: Grasindo.
INTERNET:
Tersedia: http://didikpurwanto2012.blogspot.com/p/blog-page.html
Tersedia: http://yosiabdiantindaon.blogspot.com/2012/11/pengertian-pengaruh.html
Tersedia:
http://densusnadi.blogspot.com/2010/08/teknik-dasar-permainan-sepak-takraw.html
Tersedia: http://id.wikipedia.org/wiki/Sepak_takraw
Tersedia:
http://penjaskes-
pendidikanjasmanikesehatan.blogspot.com/2010/11/pengertian-definisi-pendidikan-jasmani.html
Tersedia: http://Ilmuilmiahilmuamaliah.blogspot.com/2011/05/psikologi-pendidikan_06.html?m=1