PENGARUH KUALITAS KINERJA KEPALA SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA
(STUDIKASUS PADA SEKOLAH DASAR NEGER1DI
KECAMATAN CICENDO KOTAMADYA BANDUNG)
TESIS
Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan
Bidang Studi Administrasi Pendidikan
SITI AMINAH ANSHORIAH
NIM : 949616
JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDI
PROGRAM PASCA SARJANA
INSTTTUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
KAtAkAMlAM (flAfMumAMIMIAd), SAMAkAh
OTAMg-OTAMg tfAMg bgriltflU OAM OTAMg-OTAMg tfAMg tibAk beritnnt? SesuMgguhMtfA tfAMg
MIAMipU MICMgAMlbll pelAJATAM hAMtfAlAH OTAMg-OTAMg tfAMg beTAkAl
(Az-ZwMAr: 9)
DAM tiOAklAh SA/HA OTAMg tfAMg btrtAOCMgAM
OTAMg tfAMg tftclihAt DAM H&AkJAM (puU) SAffIA gelApguittA OCMgAM CAMAtfA, i>AM tl'OAk (pulA) SAWA tfAMg tCimh bCMgAM tfAMg pAMAS.
Dam tfoAk (puU) SAtriA orAMg-orAMg tfAMg Ui&ttp &AM OTAMg-OTAMg tfAMgMIAtf.
Disetujui dan Disahkan Pembimbing
Pembimbing/I,
Prof Dr. H. Achmad Sanusi, SH, M.PA
Pembimbing II,
4 .1 \^~-r±A-^
LA'
m
5 1
ABSTRAK
PENGARUH KUALITAS KINERJA KEPALA SEKOLAH
TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA
Oleh:
Siti Aminah Anshoriah
Kualitas kinerja kepala sekolah merupakan dimensi penting dalam
penciptaan kualitas pendidikan umumnya dan prestasi belajar siswa pada
khususnya. Pemimpin yang memiliki kualitas dalam melaksanakan tugas-tugas
pokok kepemimpinannya diharapkan dapat memberi imbas terhadap perbaikan
dan peningkatan kualitas, sehingga keberadaan pemimpin yang memiliki kinerja
kepemimpinan yang berkualitas menjadi dambaan"stakeholders" pendidikan.
Penelitian ini akan menyoroti dimensi kepemimpinan terutama kualitas
kinerja kepala sekolah dasar yang dengan ukuran kualitas manusia menurut
pendapat Engkoswara, yaitu pemimpin yang tidak saja ditinjau dari performance
pengetahuannya dalam bekerja, tetapi juga dalam penampilan fisik dan mentalnya.
Dengan demikian penelitian ini akan memfokuskan penelitian pada pengukuran
kualitas kinerja kepala sekolah sebagai variabel independen, kondisi PBM sebagai
variabel moderator dan prestasi belajar siswa sebagai variabel dependent yang dilakukan padakepala sekolah dan siswa SDN di Kecamatan Cicendo.
Sesuai dengan fokus penelitian tersebut, maka pendekatan penelitian yang
sesuai untuk •memecahkan masalah tersebut adalah melalui metode deskriptif-analitik dengan pendekatankuantitatif.
Sebagai alat pengumpul data digunakan kuesioner yang diisi oleh kepala
sekolah, guru dan siswa. Di samping itu untuk mengungkap gambaran prestasi
siswa dilakukan studi dokumentasi terhadap hasil NEM yang diperoleh siswa selama tiga tahun terakhir.
Analisis data dilakukan melalui analisis univariat untuk mengungkap
gambaran kualitas kinerja kepala sekolah, kondisi PBM dan prestasi siswa,
sedangkan untuk mengungkap hubungan pengaruh antar variabel
dilakukan
analisis bivariate untuk mengungkap signifikansi kualitas hubungan atau korelasi.Hasil analisis data menemukan bahwa kualitas kinerja kepala sekolah
berada pada kategori tinggi, kondisi PBM baik, sedangkan prestasi siswa memiliki
rata-rata rendah. Adapun korelasi antara keduanya adalah terdapat korelasi yang
signifikan dan positif antara kualitas kinerja kepala sekolah dengan prestasi
belajar siswa SDN se-kecamatan Cicendo Kotamadya Bandung sebesar 0,39
dengan daya determinasi sebesar 15,2%. Artinya tingkat prestasi belajar siswa
ditentukan sebesar 15,2% oleh kualitas kinerja kepala sekolah atau sebaliknya.
Hasil penelitian memberi implikasi pada pengelolaan pendidikan di
sekolah dasar bahwakualitas kinerja kepala sekolah memberi pengaruh, walaupunbelajar dan prestasi siswa adalah pada guru yang berinteraksi dengan siswanya. Namun demikian nilai 15% bukanlah suatu harga yang tidak berarti tetapi cukup
memberi arti dalam penciptaan prestasi siswa.
Prestasi siswa menunjukan prestasi yang rendah, sehingga perlu pembenahan dalam manajemen maupun dalam metodologi pengajaran, di
DAFTAR ISI
PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN KATA PENGANTAR
UCAPAN TERIMA KASiH ii
ABSTRAK v
DAFTAR ISI vii
DAFTAR TABEL x
DAFTAR GAMBAR xi
DAFTAR LAMPIRAN xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Permasalahan 6
C. Tujuan Penelitian 10
D. Manfaat Penelitian 11
E. Anggapan Dasar dan Hipotesis Penelitian 12 BAB II KERANGKA ACUAN TEORITIS DAN HASIL PENELITIAN
TERDAHULU
A. Konsepsi Administrasi Pendidikan 14
B. Konsep Dasar kepemimpinan 24
1) Kepemimpinan 24
1. Pengertian Kepemimpinan 24
2. Teori Kepemimpinan 25
3. Pendekatan dalam Kepemimpinan 29
4. Dimensi-Dimensi Kepemimpinan Kepala Sekolah 35 5. Kepemimpinan Kepala Sekolah daiam Meningkatkan
Prestasi Siswa 42
2) Kinerja Kepala Sekolah 51
C. PBM yang Berkembang 59
D. Konsepsi Prestasi Beiajar Siswa 61
E. Pengaruh Kepemimpinan terhadap Peningkatan Prestasi Belajar
Siswa 62
F. Hasil Penelitian terdahuiu 63
BAfi III METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian 66
C. Pengembangan Alat Pengumpul Data 71
D. Pelaksanaan Pengambilan Data 82
BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA
A. Prosedur Pengolahan dan Analisis Data 84
B. Deskripsi Data 86
C. Deskripsi Analisis Univariate Variabel yang Diteliti 86
D. Analisis Bivariate 1°2
E. Pembahasan 107
1. Kualitas Kinerja Kepala Sekolah 107
2. Kondisi PBM yang Berkembang 114
3. Prestasi Belajar Siswa U5
4. Pengaruh Kualitas Kinerja Kepala Sekolah dengan Prestasi
Belajar Siswa U7
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan 123
B. Rekomendasi 125
DAFTAR PUSTAKA 126
DAFTAR R1WAYAT HIDUP 130
LAMPIRAN-LAMPIRAN *31
DAFTAR TABEL
Tabel
1.3 Populasi Penelitian
69
Tabel
2.3 Interpretasi Nilai r
76
Tabel
3.3 Uji Validitas dan Reliabilitas Tnstrumen Kinerja Kepala
Sekolah Responden Kepala Sekolah 77
Tabel 4.3 UjiVahditas danReliabilitas Instrumen Kualitas Kinerja
Kepala Sekolah Berdasarkan Penilaian
Siswa dan Guru 79
Tabel 5.3 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Kondisi PBM 81
Tabel 1.4 Deskripsi DistribusiJawabanInstrumen (Responden
Kepala Sekolah) 88
Tabel 2.4 Deskripsi DistribusiJawaban Instrumen (Menurut Persepsi
Guru dan Siswa) 91
Tabel 3.4 Kualitas Kinerja Kepemimpinan Kepala Sekolah 95
Tabel 4.4 DeskripsiDistribusi Jawaban InstrumenKondisi PBM
yang Berkembang 99
[image:11.595.56.443.96.570.2]DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Paradigma Penelitian 9
2.1 Hubungan Variabel X dan Y 9
Gambar 1.2 Konsepsi Administrasi pendidikan 16
Gambar 2.2 Hubungan Resiprokal Visi, Aktifitas dan Kultur 36
Gambar 3.2 Kebiasaan Mendasar dan Tingkah Laku Pemimpin yang
Istimewa 41
Gambar 4.2 Pedoman-Pedoman untuk Pengembangan Kriteria
[image:12.595.51.456.103.715.2]DAFTAR LAMPIRAN
Kisi-Kisi Instrumen untuk Mengukur Kinerja Kepala Sekolah
di Kotamadya Bandung
131
Kuesioner Penelitian untuk Kepala Sekolah 133
Kuesioner Penelitian untuk Guru dan Siswa 137
Kisi-Kisi Instrumen Kondisi PBM yang Berkembang 141
Angket untuk Mengukur Kondisi PBM
142
SkorTotal Pengaruh Kualitas Kinerja Kepala Sekolah 144
SkorTotalPengaruh PBMyang Berkembang 146
[image:13.595.50.482.93.695.2]Skor Item Ganjil dan Genap 147
Tabel Nilai-Nilai Product Moment 148
-a©\OlKAAf
i f
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pokok-pokok Reformasi Pembangunan Dalam Rangka Penyelamatan
dan Normalisasi Kehidupan Nasional Sebagai Haluan Negara Tahun 1998
mengamanatkan bahwa Kebijakan Reformasi Pembangunan di bidang Sosial
Budaya ditujukan untuk meningkatkan keimanan dan dan ketaqwaan
terhadap Tuhan YME, membangkitkan semangat optimisme dan keyakinan
masyarakat Indonesia bahwa krisis nasional bisa diatasi dengan kekuatan
sendiri dalam rangka meletakan dasar-dasar perwujudan masyarakat madani. Pendidikan memainkan peranan penting dalam mengembangkan sumber daya manusia (SDM) yang diperlukan bagi pembangunan di semua
bidang kehidupan bangsa, terutama mempersiapkan peserta didik menjadi
aktor IPTEK yang mampu menampilkan keunggulan dirinya sebagai sosok
yang tangguh, kreatif, mandiri, dan profesional pada bidangnya
masing-masing.
Prioritas upaya peningkatan mutu pendidikan adalah peningkatan mutu pada semua jenis dan jenjang pendidikan, yang pada dasarnya dititik-beratkan pada tiga faktor utama, yaitu: (1) mutu dan jumlah
surnber-sumber daya pendidikan untuk mendukung proses-proses belajar mengajar
(PBM); (2) mutu PBM dalam konteks pelaksanaan kurikulum dan
pembelajaran peserta didik; dan (3) mutu keluaran pendidikan daiam
Persoalan mutu pendidikan dasar telah dikaji secara makro
menunjukan masih terdapat kesenjangan mutu pendidikan dasar ditinjau
pengelolaan sumber-sumber pendidikan. Sumber daya guru ditinjau dari
kualifikasi pendidikannya masih belum merata begitu pula dalam sarana dan prasarana pendidikan serta biaya pendidikan. Seperti yang dikemukakan oleh
Ace Suryadi dan H.A.R Tilaar (1994:165),"Jika kacamata makro yang
dipakai, cukup rasional jika dikatakan bahwa mutu pendidikan dasar di
Indonesia masih belum bermutu karena adanya kesenjangan dalam
kesempatan memperoleh pendidikan dasar yang bermutu".. Kesenjangan ini
nampak pada potensi sumber-sumber pendidikan yang berbeda ; ada yang
berlebih, ada pula yang kekurangan.
Persoalan mengenai mutu pendidikan memberikan implikasi
pentingnya pengelolaan sumber-sumber pendidikan baik yang berasal dari
faktor sekolah maupun luar sekolah. Hal yang sama pula direkomendasikan
pentingnya pengelolaan sumber-sumber daya pendidikan ini oleh Fields
Joseph (1993) yang menempatkan prespektif pengelolaan pendidikan
berorientasi pada mutu.
Titik picu dari mutu pendidikan dapat ditinjau dari konsep pendidikan
sebagai sistem. Pendidikan yang bermutu muncul karena output yang
bermutu, output yang bermutu hanya bisa dihasilkan melalui proses yang
bermutu, proses yang bermutu dipengaruhi faktor mutu input baik instrument
Pada era mutu ini, manajemen pendidikan nasional sudah saatnya
menyediakan suatu kondisi yang dapat menumbuhkembangkan kreativitas
dan inovasi pada satuan pendidikan sebagai gugus yang terdepan tempat
terjadinya pengalaman-pengalaman pembelajaran.
Pembinaan
kualitas
pendidikan harus Corjadi pada tingkatan manajemen persekolahan (mikro).
Karena itu, sistem pembinaan kualitas harus dimulai pada managemen di
tingkat mikro yang dapat menumbuhkembangkan partisipasi tenaga
kependidikan di sekolah. Hal ini telah direkomendasikan oleh Beeby
(1979:305) bahwa "perubahan kualitatif praktek di kelas hanya akan terjadi
apabila guru-guru memahaminya, merasa
mampu melakukannya dan
menerimanya sebagai berasal darinya juga"
Manajemen pendidikan yang bermutu tidak terlepas dari kemampuan
kepala sekolah. Kepala sekolah harus disertai dengan beberapa kualifikasi
yang melekat pada tugas dan fungsinya sebagai kepala sekolah yaitu
profesionalisasi pekerjaan, sebagaimana yang dikemukakan Sanusi (1991:
117,118) bahwa usaha peningkatan kemampuan manajerial sekolah harus
didukung oleh profesionalisasi pekerjaan administrasi sekolah yang membuat
para pejabatnya benar-benar menjadi "administrator karir".
Keberadaan kepala sekolah dalam sistem persekolahan di Indonesia
ditegaskan dalam pasal 12 PP No. 23/90, yang menyatakan bahwa: kepala
sekolah bertanggung jawab atas penyelenggaraan kegiatan pendidikan,
administrasi
sekolah,
pembinaan
tenaga
kependidikan
lainnya,
Dalam kedudukannya sebagai pemimpin, kepala sekolah bukan
sekedar tenaga pelaksana atas berbagai kebijakan, melainkan sebagai
penanggung jawab penuh secara profesional dalam menjalankan manajemen
sekolah demi tercapainya prestasi sekolah yang dicita-citakan. Deming (1986)
mengemukdkan bahwa 85% dari masalah perbaikan mutu adalah tanggung
jawab manajemen. Kepemimpinan merupakan salah satu aspek penting dalam
manajemen mutu sekolah dan memiliki permasalahan yang sangat kompleks.
Apabila tugas kepala sekolah tersebut dapat dilaksanakan dengan
sebaik-baiknya, dan dengan dukungan profesionalitas yang tinggi, maka
diharapkan akan terjadi prestasi sekolah yang diidamkan, baik prestasi siswa,
guru, dan komponen lainnya. Dengan kata lain salah satu aspek yang paling
mendasar dari sekian banyak aspek penciptaan prestasi sekolah adalah
kemampuan kepala sekolah dalam melaksanakan kepemimpinannya di
sekolah.
Pengaruh kepemimpinan kepala sekolah terhadap prestasi sekolah
tidak begitu saja muncul, tetapi didukung oleh kinerja guru dan personil lain
yang digerakkan atas pengaruh kepala sekolah yang menjalankan
kepemimpinannya berdasarkan pada orientasi mutu.
Kepala sekolah yang menjalankan kepemimpinannya berdasarkan
orientasi mutu, dalam kesehariannya selalu bekerja dengan inovasi-inovasi,
penuh tantangan dan mencurahkan semua daya upayanya untuk kemajuan
organisasi. Dalam tipe kepemimpinan seperti ini, tidak terlihat adanya
Kepala sekolah yang memiliki kepemimpinan terpercaya sangat
diharapkan semua orang apalagi tuntutan jaman reformasi ini, yang penuh
dengan tantangan, gejolak, dan persaingan global. Melalui kepemimpinan
kepala sekolah yang terpercaya yaitu kepemimpinan yang menimbulkan rasa
kepemimpinan bawahannya/pengikutnya karena pengikut percaya, meyakini
dan menerima pemimpinnya bukan saja sebagai pemimpin secara formal,
tetapi juga memiliki kemampuan kepemimpinan "cultural" yang mengikuti
"environmental dynamic" atau dinamika lingkungan yang dituntun oleh visi
masa depan yang handal.
Melalui kepemimpinan seperti itu, diharapkan terjadi sinergi pada
semua komponen sekolah, yaitu guru bekerja menjalankan profesinya secara
benar, bertanggung jawab dan sadar kualitas, personil lainnya melayani
kepentingan "stakeholders" dengan penuh tanggung jawab dan disiplin serta
berorientasi mutu, fasilitas yang diperlukan tersedia secara lengkap dan layak
pakai, siswa yang menjalankan proses pendidikannya dengan penuh
kejujuran, ikhlas, bertanggung jawab sebagai siswa yang membawa masa
depan bangsa dan orang tua memahami tugas dan tanggung jawab sekolah
dengan merefleksi semua tugas anaknya menjadi dari sekolah sebagai bagian
dari tugas pembimbingannya kepada putra putrinya, dan begitu pun
masyarakat memahami posisinya sebagai masyarakat sekolah yang harus
mendukung semua kegiatan positif sekolah. Apabila gambaran tersebut
Berdasarkan cakupan permasalahan di atas maka yang menjadi fokus
kajian pada makalah ini adalah :"Bagaimana kualitas kinerja kepala sekolah
berpengaruh terhadap pencapaian prestasi belajar siswa".
B. Permasalahan
a. Identifikasi Masalah
Banyak aspek yang mempengaruhi prestasi siswa, salah satu yang
paling mendasar adalah kinerja kepala sekolah dalam melaksanakan
kepemimpinannya yang dapat dilihat dari cara penampilan, kemampuan
manajerial dan kreativitasnya
Masalah kepemimpinan selalu hangat untuk dikaji karena menyangkut
dinamika kehidupan organisasi sehari-hari, apakah organisasi itu hidup,
dinamic atau statis dan entropi.
Pada penelitian ini, kualitas kinerja kepala sekolah dasar menjadi
urgen uniuk dibicarakan sehubungan dengan tuntutan kualitas pendidikan
yang dipersyaratkan bagi strategi dasar pembangunan pendidikan dalam
GBHN tahun 1998. Kualitas kinerja kepala sekolah yang bermutu diharapkan
dapat memberikan konstribusi besar terhadap peningkatan prestasi siswa.
Oleh karena itu penelitian ini difokuskan pada "Pengaruh Kualitas Kinerja
Kepala Sekolah terhadap Prestasi Belajar Siswa."Adapun ukuran kualitas
kinerja kepala sekolah adalah konsepsi tentang kualitas manusia menurut
Engkoswara (1988:38) yang berupa perilaku yang diwujudkan kepala sekolah
Kemampuan umum yaitu kemampuan memanusiakan manusia, yang terdiri
atas ketaqwaan-normatif-humaniora; partisipasiazasi; sikap, pengetahuan dan
keterampilan dasar yang memadai: (2) Kemampuan upajiwa yaitu
kemampuan yang lebih berfungsi bagi sekelompok orang yang mempunyai
ciri-ciri yang relatif bersamaan. Ciri-ciri itu dapat berdasarkanjenis kelamin,
umur, minat, keahlian, atau profesi; (3) Kemampuan mewujudkan seni hidup
atau menciptakan yang lebih baik.
Sedangkan untuk prestasi siswa dapat diukur melalui NEM yang
diperoleh.
Untuk mengukur dua variabel di atas, diperlukan variabel moderator
yaitu kondisi PBM yang berlangsung yang diukur melalui indikator disipiin mengajar guru dan disipiin belajar siswa.Adapun aspek-aspek yang diamati pada indikator disipiin mengajar guru adalah berdasarkan sepuluh kompetensi
guru, namun tidak semua aspek dijadikan indikator tetafj yang melekat dengan implementasi mengajar saja, yaitu: (1) penguasaan materi, (2) pengelolaan PBM, (3) penggunaan media dan sumber, (4) pengelolaan kelas. (5) pengelolaan interaksi belajar mengajar, (6) menilai prestasi siswa.
Indikator disipiin belajar murid dapat diamati dari aspek-aspek : (1) kesiapan belajar (readiness), (2) minat dan konsentrasi dalam beiajar, (3)
keteraturan waktu. b. Perumusan Masaiah
Berdasarkan fokus masalah tersebut, maka dapat dirumuskan beberapa
1) Bagaimana kualitas kinerja kepala sekolah di SDN Kecamatan Cicendo
Kotamadya Bandung?
2) Bagaimana kondisi PBM yang berlangsung pada SDN di kecamatan
Cicendo Kotamadya Bandung?
3) Bagaimana tingkat prestasi belajar siswa SDN di Kecamatan Cicendo
Kotamadya Bandung?
4) Sejauhmana pengaruh kualitas kinerja kepala sekolah terhadap kondisi
PBM yang berkembang pada SDN di Kecamatan Cicendo Kotamadya
Bandung?
5) Sejauhmana pengaruh kondisi PBM yang berkembang terhadap prestasi
belajar siswa SDN di KecamatanCicendo Kotamadya Bandung?
6) Sejauhmana tingkat pengaruh kualitas kinerja kepala sekolah terhadap
prestasi belajar siswa SDN pada Kecamatan Cicendo?
1) Adakah pengaruh kemampuan umum kepala sekolah terhadap
prestasi belajar siswa SDN pada Kecamatan Cicendo?
2) Adakah pengaruh kemampuan upajiwa kepala sekolah terhadap
3) prestasi siswa SDN pada Kecamatan Cicendo?
4) Adakah pengaruh kemampuan mewujudkan seni hidup atau menciptakan yang lebih baik terhadap prestasi siswa SDN pada
Kecamatan Cicendo?
7) Adakah faktor-faktor lain yang lebih dominan dari pengaruh langsung
kepala sekolah terhadap prestasi siswa SDN di Kecamatan Cicendo
Persoalan- mf dapat- digambarkarr scbagaimana terHhafr pada- gambar
1.1 dibawahjni.
Permasalahan pokok tersebut merupakan acuan penelitian yang perlu
dibahas secara rinci, sellings dapat memberikan gambaran tentang kualitas
kinerja kepala sekolah dan prestasi siswa.
Gambar 1.1 Paradigma Penelitian
Kualitas Kinerja Kepala Sekolah
1. Kemampuan umum 1)
Ketaqwaan-
normatif-humaniora 2) Partisipasi Azasi 3) Sikap, pengeta
huan, dan kete-rampilan dasar 2.Kemampuan upajiwa
[image:23.595.51.491.234.711.2]1) Jenis Kelamin 2) Umur 3) Minat 4) Keahlian/profesi 3.Kemampuan mewujudkan seni 1) hrovasi 2) Kreativitas Kondisi PBM yang berkembang Gambar 2.1
Hubungan Variabel X dan Y
Keterangan:
X1.1 = Kemampuan umum
X1.2 = Kemampuan upajiwa
XI .3 = Kemampuan mewujudkan seni hidup X2 = Kondisi PBM
Y = Prestiaci siswa
10
C. Tujuan Penulisan
a. Tujuan umum
Mengetahui bagaimana kualitas kinerja kepala sekolah terhadap prestasi
belajar siswa pada SDN diKecamatan Cicendo Kotamadya Bandung.
b. Tujuan Khusus
1. Mengetahui kualitas kinerja kepala sekolah di Kecamatan Cicendo Kotamadya
Bandung.
2. Mengetahui kondisi PBM yang berlangsung pada SDN di kecamatan Cicendo
Kotamadya Bandung.
3. Mengetahui tingkat prestasi belajar siswa di Kecamatan Cicendo Kotamadya
Bandung
4. Mengetahui kualitas kinerja kepala sekolah berpengaruh terhadap kondisi
PBM yang berlangsung pada SDN di kecamatan Cicendo Kotamadya
Bandung.
5. Mengetahui kondisi PBM berpengaruh terhadap prestasi siswa SDN di
kecamatan Cicendo Kotamadya Bandung.
6. Mengetahui kualitas kinerja kepala sekolah berpengaruh terhadap prestasi
11
7. Mengetahui faktor-faktor yang dominan dari pengaruh langsung kepala
sekolah terhadap prestasi belajar siswa SDN di kecamatan Cicendo
Kotamadya Bandung.
D. Manfaat Penelitian
1. Memberi gambaran yangjelas tentang kualitas kinerja kepala sekolah
2. Memberi gambaran yang jelas tentang kondisi PBM yang berkembang
3. Memberi gambaran yangjelas akan tingkat prestasi belajar siswa
4. Memberi gambaran yang jelas akan pengaruh kualitas kinerja kepala sekolah
terhadap kondisi PBM yang berlangsung
5. Memberi gambaran yang jelas akan pengaruh kondisi PBM yang berlangsung
terhadap prestasi belajar siswa.
6. Memberi gambaran yang jelas tentang kualitas kinerja kepala sekolah terhadap
prestasi belajar siswa.
7. Memberi gambaran yang jelas akan faktor-faktor dominan dari pengaruh
langsung kualitas kinerja kepala sekolah terhadap prestasi belajar siswa. 8. Memberi masukan bagi keperluan manajemen persekolahan terutama dalam
upaya meningkatkan prestasi sekolah.
9. Mengembangkan wawasan keilmuan jurusan Administrasi Pendidikan untuk
12
E. Anggapan Dasar dan Hipotesis Penelitian
Anggapan dasar adalah sebuah titik tolak pemikiran yang kebenarannya
diterima oleh peneliti. Anggapan dasar ini diperlukan untuk memperkuat
permasalahan, membantu peneliti dalam memperjelas menetapkan objek penelitian,
wilayah pengambilan data dan instrumen pengumpulan data.
Seperangkat anggapan dasar yang dibangun sebagai landasan untuk keyakinan tentang kokohnya pelaksanaan penelitian, adalah sebagai berikut:
1. Kepala sekolah adalah orang yang bertanggung jawab melaksanakan fungsi institutional leader yang berkaitan dengan peningkatan prestasi siswa.
2. Prestasi siswa ditentukan oleh kepemimpinan kepala sekolah yaitu pemimpin yang memiliki kemampuan kepemimpinan dan visi yang jelas tentang masa depan sekolah.
3. Prestasi siswa merupakan tujuan yang diusahakan seluruh perangkat sekolah yaitu kepala sekolah, guru, fasilitas, siswa, orang tua, dan masyarakat.
4. Pengaruh kepemimpinan akan terasa kental pada kondisi PBM yang berkembang
yang diciptakan secara sinergi antara interaksi guru dengan siswa.
Hipotesis yang dirumuskan peneliti untuk diuji kebenarannya melalui penelitian ini adalah "Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara
kualitas kinerja kepala sekolah dengan tingkat prestasi belajar siswa SDN di
Kecamatan Cicendo Kotamadya Bandung". Adapun hipotesis lain yang akan diuji
1. Terdapat pengaruh yang signifikan dan positif antara kualitas kinerja kepala
sekolah dengan kondisi PBM yang berkembang pada SDN di Kecamatan
Cicendo Kotamadya Bandung.
2. Terdapat pengaruh yang sigmfikan antara kondisi PBM yang berkembang dengan
tingkat prestasi belajar siswa SDN di Kecamatan Cicendo Kotamadya Bandung.
3. Terdapat hubungan yang signifikan antara kemampuan umum kepala sekolah
dengan tingkat prestasi belajar siswa SDN di Kecamatan Cicendo Kotamadya
Bandung.
4. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kemampuan upajiwa
kepala sekolah dengan tingkat prestasi belajar siswa SDN di Kecamatan Cicendo
Kotamadya Bandung.
5. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kemampuan mewujudkan
seni hidup kepala sekolah dengan tingkat prestasi belajar siswa SDN di
•&*
CL
BAB i n
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Tujuan pokok dari penelitian ini adalah mendeskripsikan kualitas kinerja kepala sekolah, prestasi dan hubungan antara keduanya kepada kepala sekolah, guru dan siswa SDN di Kecamatan Cicendo Kotamadya Bandung. Berdasarkan tujuan tersebut, maka digunakan penelitian deskriptif.
Penelitian deskriptif menuturkan sesuatu secara sistematis tentang
data atau karakteristik populasi tertentu atau bidang tertentu secara faktual dan
cermat menganalisis serta menginterpretasikan data yang ada.
Metode deskriptif memusatkan pada masalah-masalah yang ada pada
masa sekarang yang bersifat aktual. Menurut Stephan dan Mitchel (1977:18), tujuan dari metode ini adalah : (1) mengumpulkan infbrmasi secara rinci, (2) mengidentifikasi masalah-masalah sekarang, dan (3) mengadakan perbandingan-perbandingan. Lebih lanjut dikemukakan Winarao Surachmad (1982:140) bahwa penelitian deskriptif memiliki karakteristik sebagai berikut :
1) Memusatkan perhatian pada masalah-masalah yang ada pada saat penelitian dilakukan, atau masalah-masalah yang bersifat aklual.
2) Menggambarkan fakta-fakta tentang masalah yang diselidiki sebagaimana
adanya, diiringi dengan Interpretasi rasional yang adequat.
Dari beberapa karakteristik di atas dapat disimpulkan bahwa
67
atau memberikan gambaran dan menganalisis gambaran tersebut berdasarkan
tafsiran data yang diperoleh yang menekankan kejadian masa kini, dan masa
lampau yang berkaitan dengan kejadian masa kini.
Penelitian deskriptif harus memiliki kesanggupan untuk
menggambarkan secara cermat, utuh dan apa adanya mengenai sesuatu objek
studi. Yang menjadi objek studi yang menuntut pendeskripsianpada penelitian
ini adalah keadaan kualitas kinerja kepala sekolah dan prestasi belajar siswa.
Sedangkan pendeskripsian data untuk objek studi digunakan analisis statistik,
dengan demikian digunakan metode penelitian kuantitatif.
Bogdan dan Bilken (1982:45-48) menjeiaskan bahwa penggunaan
metode Penelitian kuantitatif memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
Phrase associated with the approach : experimental positivistic hard data social facts outer perspective statistical empirical
Data:
quantitative operational
quantifiable coding variables
counts, measures statistical
Techniques or methods : experiments
quasi experiments survey research structured observation structured interviewing
data sets
Data analysis : deductive
statistical
occurs at conclusion of data collection
68
B. Populasi dan Sampel
Populasi menurut Sudjana (1975:5) adalah "totalitas semua nilai
yang mungkin, hasil menghitung ataupun pengukuran. kuantitatif maupun kualitatif, daripada karakteristik tertentu mengenai sekumpulan objek yang jelas dan lengkap, yang ingin dipelajari sifat-sifatnya, dinamika populasi".
Yang menjadi populasi pada penelitian ini adalah keadaan kualitas kinerja kepala sekolah dan prestasi belajar siswa pada SDN di Kecamatan Cicendo
Kotamadya Bandung. Yang menjadi anggota populasi adalah seiuruh kepala
69 Tabel 1.3 Populasi Penelitian jsjMJSkfgpj isl^SSB&ssrawijil &^M3m " "
1996 1997 1998
1 SD Jatayu 1 - 212 39,7 36,14 37,01
2 SD Jatayu 2 - 203 37,9 33.21 34.01
3 SD Jatayu 3 - 198 36.69 27.30 28.74
4 SD Jatayu 4 194 35.07 27.30 28.74
5 SD Ayudia 1 183 41.99 28.45 29.75
6 SD Ayudia 2 167 40.6 28.90 29.39
7 SD Ayudia 3 169 42.76 30.32 32.34
8 SD Kresnal 72 35.72 28.39 28.50
9 SDKresna2 72 36.86 29.51 33.00
10 SD Kresna 3 72 33.59 28.79 28.70
11 SD Kresna 4 95 39.66 30.90 30.38
12 SD Kresna 5 69 35.17 30.24 32.20
13 SD Kresna 6 96 35.63 34.01 31.28
14 SD Kresna 7 77 33.25 28.39 28.50
15 SD Paskal 96/1 116 38.10 36.87 29.16
16 SD Paskal 96/2 102 38.60 32.38 27.36
17 SD Paskal 96/3 167 41.90 37.65 30.62
18 SD Paskal 96/4 127 36.75 34.30 27.97
19 SD Paskal 96/5 96 39.61 35.53 32.57
20 SD Paskal 139/1 115 39.61 35.53 32.57
21 _, SD Paskal 139/2 160 40.76 32.38 33.59
22 SD Paskal 139/3 127 38.65 37.65 32.93
23 SD Paskal 139/4 104 36.12 34.30 37.58
24 SD Paskal 51 155 38.85 38.83 37.18
25 SD Pajajaran 1 56 39.89 36.23 32.82
26 SD Pajajaran 2 115 38.44 35.80 34.21
27 SD Pajajaran 3 116 39.08 35.34 36.50
28 SD Pajajaran 4 121 40.38 36.09 35.81
29 SD Doktor Cipto 403 45.55 40.95 36.91
30 SD Citepus 1 199 35.89 30.13 26.39
31 SD Citepus 2 164 37.56 31.11 29.75
32 SD Citepus 3 196 35.21 30.18 28.28
"» T
J J SD Citepus 4 258 37.82 62.61 27.46
34 SD Citepus 5 237 34.19 28.97 28.35
35 SD Lanuma Husen 1 174 34.73 27.84 25.01
36 SD Lanuma Husen 2 147 36.66 25.91 22.27
37 SD Lanuma Husen 3 132 37.07 35.35 38.67
38 SD Lanuma Huscn 4 52 36.0 35.28 28.71
70
40 SD Gunung Rahayu 1 268 35.79 37.15 37.28
41 SD Gunung Rahayu 2 243 33.79 33.46 32.52
42 SD Komara Budi 311 43.93 48.84 40.30
43 SD Pasir Kaliki 2 229 37.35 38.64 36.02
44 45
SDPasirKaliki4 205 35.40 30.76 34.26
SD Pasir Kaliki 7 226 40.37 34.09 33.29
46 SD Pasir Kaliki 8 156 35.75 37.26 32.98
47 SD Pasir Kaliki 9 177 39.62 36.98 31.84
48 SD Dian 1 265 39.67 32.76 32.42
49 SD Dian 2 242 36.51 30.41 30.93
Dari populasi tersebut akan diambil sampel. Sampel adalah sebagian dari populasi yang dijadikan sebagai sumber data dan dipandang refresentatif untuk mewakih populasi tersebut. Sugiona (1992:51) mengemukakan bahwa sampel sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut.
Sampel ditentukan berdasarkan pertimbangan penentuan sampel, seperti keterbatasan dana, waktu, dan tenaga ataupun pertimbangan karakteristik dari data itu sendiri, apakah data memiliki sifat yang heterogen
atau homogen.
Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah sampel populasi atau "total sampling". Hal ini ditegaskan Suharsimi Arikunto (1993:107) sebagai berikut:
" Untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subjeknya kurang dari 100, maka lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumiah subjeknya besar, dapat diambil antara 10
71
Dengan demikian jumlah sampel untuk penelitian ini adalah sebanyak 42
Sekolah.
C. Pengembangan Alat Pengumpul Data
1. Jenis dan Cara Pengumpulan Data
Alat pengumpul data yang digunakan adalah kuesioner untuk
mengungkap variabel bebas dan studi dokumentasi untuk mengungkap
variabel terikat/prestasi belajar siswa.
Pertimbangan-pertimbangan dalam memilih angket untuk mengungkap data variabel bebas adalah sebagai berikut : (1) Agar hasil
pengukuran terhadap variabel-variabel yang diteliti dapat dianalisis dan
diolah secara statistik. (2) Dengan pengumpulan data tersebut
memungkinkan dapat diperoleh daya yang objektif (3) Dengan alat pengumpul data ini, memungkinkan penelitian dilakukan dengan mudah
serta lebih dapat menghemat waktu, biaya dan tenaga.
Jelasnya alat pengumpul data untuk mengungkapkan variabel
kepemimpinan menggunakan teknik angket atau kuesioner dengan jawaban tertutup. Jawaban yang diberikan responden dinilai dengan menggunakan skala likert dengan batas tertinggi 5 dan batas terendah 1.
Untuk mengukur variabel bebas dikembangkan instrumen yang mengacu pada tugas kepemimpinan kepala sekolah.
v£ i" $p V.
72
2. Kesahihan (validity) dan Keterandalan (reliability) Instrumen
Instrumen mengumpulkan data dalam penelitian harus memenuhi
persyaratan kesahihan (validity) dan keterandalan (reliability). Oleh karenanya dalam penelitian ini instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data dari penelitian terlebih dahulu diuji cobakan guna mengetahui kesahihan dan keterandalan tidaknya instrumen.
Validitas adalah suatu pengukuran untuk mengetahui apakah
instrumen betul-betul mengukur suatu atribut yang dikehendaki. Dengan
demikian validitas instrumen akan menunjukkan apakah instrumen yang
dimaksud berguna atau tidak. Kerlinger (1990:730) menyatakan bahwa
definisi yang lazim mengenai validitas tercermin dalam pertanyaan :
"apakah kita sungguh-sungguh mengukur ihwal yang memang ingin kita
ukur?". Dalam petanyaan ini ditekankan adalah apa yang sedang diukur.
Kemudian Julian C. Stanley & Kenneth D. Hopkins (1972:101)
menyatakan : The validity of a measure is how wheel it fulfils the function
for which it is being used-the degree to which it is capable of achieving
certain amiss. Regardless of all other merits of the test, if it lacks validity for a particular task, the information it provides is useless. The validity of
a test is the accuracy of specific prediction made from its scores.
Selanjutnya Sigiyona (1993:93) menyatakan bahwa "hasil penelitian yang
valid bila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti". kalau dalam objek
73
Jadi dalam mengukur validitas kita melihat isi dan kegunaan instrumen
tersebut. Muljanto Tjokrowinoto (1981:27) menyatakan bahwa validitas
akan menjawab beberapa pertanyaan diantaranya : Unsur-unsur apa yang
terdapat dalam suatu instrumen ? Untuk apa instrumen diciptakan dan
apakah tujuan penciptaannya tercapai ? Apakah instrumen itu sesuai
dengan konsep dan variabel yang hendak diukur ?
Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa suatu instrumen
yang valid untuk tujuan tertentu belum tentu valid untuk tujuan lain.
Berbagai macam validitas dapat disebutkan antara lain :
(a) Validitas konstruksi (construct validity) yaitu suatu validitas dimana peneliti mulai dengan menganalisis apakah yang merupakan
unsur-unsur suatu konstrak. Kalau instrumen itu dalam bentuk skala maka
dicarilah apa yang merupakan bagian dari skala itu. Dengan
menggunakan teori, bagian-bagian itu apakah logis untuk disatukan menjadi skala yang akan mengukur suatu konstrak. Selain dari pada itu, untuk pengujiannya peneliti dapat menggunakan pendapat dari ahli (judgment experts). Para ahli diminta pendapatnya tentang instrumen yang telah disusun itu.
(b) Validitas isi (content validity) yaitu validitas yang dapat dilakukan
dengan cara membandingkan isi instrumen dengan isi materi yang
akan diteliti. Secara teknis pcngujian validitas isi maupun validitas
74
(c) Internal dan ekstemal validitas yaitu menyangkut struktur dan hasil
pengukuran Internal vahditas akan menjawab seberapa jauh alat ukur
berhasil mengukur yang memang ingin diukur. Sedangkan ekstemal
validitas akan menjawab pertanyaan : Apakah hasil pengukuran
populasi dapat diterapkan kepadapopulasi lainnya ?
(d) Predictive validity yaitu kemampuan suatu instrumen penelitian untuk
meramalkan dan menjeiaskan suatu kondisi di masa yang akan datang.
(e) Cross-cultural validity yaitu kemampuan suatu alat ukur untuk dapat
digunakan di berbagai negara yang biasanya menyangkut nilai sosial
budaya atau lingkungan. Masalah yang sering timbul adalah konsep
yang terjadi dan suatu kebudayaan mungkin tidak terdapat dalam
kebudayaan lainnya.
(f) Face Validity yaitu menyangkut pengukuran atribut yang kongkrit,
dimana infrensi tidak diperlukan atau dapat dinyatakan sebagai dari
penilaian dari paraahli atau konsumen terhadap alat ukur.
Dari berbagai macam validitas diatas, maka dapat dinyatakan bahwa
instrumen penelitian kualitas kinerja kepala sekolah termasuk dalam jenis
yang harus dilihat dari segi validitas konstruksi dan validitas isi.
Instrumen akan dilihat validitas internalnya dan juga dianalisis
reliabilitasnya. Karena mungkin terjadi instrumen yang reliabel tetapi tidak
valid.
Pengujian taraf validasi instrumen dilakukan dengan menggunakan
75
skor item ganjil dan beiahan skor item genap. Untuk mengetahui koefisien
korelasi digunakan rumus korelasi Product-moment dari Person sebagai
berikut:
r.xy
(Sudjana, 1986:354)
Selanjutnya adalah mencari harga distribusi student-t dengan cara memasukan harga koefisien ke dalam rumus sebagai berikut:
(Sudjana, 1992:377) Keterangan:
r = Koefisien korelasi antara variabel x dan y n = Banyaknya pengamatan
t = Nilai dari distribusi student-t
Harga yang diperoleh dari perhitungan student-t ini dibandingkan dengan student-t tabel yang mempunyai taraf nyata 0.01. Ketenluannya adalah jika thitung lebih besar dari twbei maka butir soal dianggap valid.
Selanjutnya diadakan pengujian reliabilitas terhadap hasil prasurvai
terhadap 25 responden untuk instrumen kinerja kepala sekolah dan 10
76
Untuk pengujian reliabilitas instrumen digunakan rumus korelasi
dari Spearman Brown, sebagai berikut:
(Sugiyono, 1996:19) Keterangan:
rj = reliabilitas instrumen rb = korelasi
[image:39.595.76.461.290.518.2]Hasil yang diperoleh dari ri ini selanjutnya dikonsultasikan dengan tabel interpretasi nilai r, seperti pada Tabel 2.3 dibawah ini.
Tabel 2.3 Interpretasi Nilai r Besarnya Nilai r ~ • * . Interpretasi
Antara 0,80 s/d 1,00 Tinggi
Antara 0,60 s/d 0,80 Cukup
Antara 0,40 s/d 0,60 Agak rendah
Antara 0,20 s/d 0,40 Rendah
Antara 0,00 s/d 0,20 Sangat rendah
(Sutrisno Hadi, 1979:275)
3. Hasil Uji Coba Validitas dan Reliabilitas
Instrumen yang akan digunakan dalam penelitian terlebih dahulu diuji mengenai validitas dan reliabilitasnya dengan menggunakan
77
Uji validitas dan reliabilitas ini dilakukan terhadap instrumen
kualitas kinerja kepala sekolah dan kondisi PBM, hasil dari uji validitas
[image:40.595.86.470.170.600.2]dan reliabilitas ini dapat dilihat pada Tabel 3.3, 4.3 dan Tabel 5.3
Tabel 3.3.
Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Kinerja Kepala Sekolah Responden
Kepala Sekolah
No. % x Y x*-- Y1 • XY
1 35 39 1225 1521 1365
2 38 33 1444 1089 1254
3 33 34 1089 1156 1122
4 41 43 1681 1845 1763
5 47 36 2209 1296 1692
6 38 39 1444 1521 1482
7 39 "33 1521 1089 1287
8 34 37 1156 1369 1258
9 38 34 1444 1156 1292
10 42 43 1764 1845 1806
11 43 45 1845 2025 1935
12 46 47 2116 2209 2162
13 44 44 1936 1936 1936
14 43 42 1845 1764 1806
15 33 34 1089 1156 1122
16 36 38 1296 1444 1368
17 38 39 1444 1521 1482
18 39 38 1521 1444 1482
19 38 43 1444 1845 1634
20 41 40 1681 1600 1640
21 40 48 1600 2304 1920
22 44 45 1936 2025 1980
23 32 31 1024 961 992
24 32 32 1024 1024 1024
25 38 38 1444 1444 1444
25.38385-(972)(975)
rxy — —
J{ 25.38222-(972)2 }{25.38589-(975)2 }
959625-947700
~^/(956200- 944784)(964725- 950625)
11925
~ a/1 60965600= 12687.22
= 0,9399
Dari data tersebut diperoleh harga t sebagai berikut:
r v n - 2
t =
0,94 -v/25 - 2
vr=
2r
78
0,94 .4,795
-v/l - 094 2
4.507
^1 - 0.88
4.507 0,35 = 12 ,877
Koefisien validitas signifikan, bila tuning ^tabci.ttabci padatingkat
kepercayaan 99% dengan dk= 25-2=23 adalah 2,50. Hal ini menunjukan
bahwa instrumen kinerja ini sangat valid.
Untuk menguji reliabilitas instrumen koefisien korelasi 0,94
dimasukkan dalam rumus Spearman Brown., yaitu:
2rh
2.0,94
r, =•
79
0,94 berdasarkan interpretasi nilai r merupakan kategori tinggi,
artinya reliabilitas instrumen ini dapat digunakan untuk mengumpulkan
[image:42.595.67.468.159.593.2]data dengan reliabilitas tinggi.
Tabel 4.3
Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Kualitas Kmerja Kepala
Sekolah Berdasarcan Penilaian Siswa dan Guru
No, JG(Ganjii)*(Genap) -:X2;,.:.;;r,;-•,¥?^-r:;rj. X Y
1 44 42 1936 1764 1848
2 38 37 1444 1369 1406
3 44 46 1938 2116 2024
4 41 43 1681 1849 1763
5 47 36 2209 1296 1692
6 39 39 1521 1521 1521
7 44 40 1938 1600 1760
8 47 37 2209 1444 1739
9 44 42 1938 1764 1848
10 43 44 1849 1938 1892
11 42 45 1764 2025 1890
12 38 35 1444 1225 1330
13 41 42 1681 1764 1722
14 43 46 1849 2116 1978
15 40 41 1600 1681 1640
16 37 38 1369 1444 1406
17 39 41 1521 1681 1599
18 40 39 1600 1521 1560
19 41 43 1681 1849 1763
20 32 34 1024 1156 1088
21 48 46 2304 2116 2208
22 45 44 2025 1936 1980
23 34 36 1156 1296 1224
24 34 32 1156 1024 1088
25 37 38 1369 1444 1406
25.(41375)-(1022)(1006)
V(25.(42117) - (1022)2 (25(40939) -(1O06)2
1034375-1028132
V(l 052925 -1044484)(1023475 -1012035)
=
6243
/"(8441)(11440) =96565040
6243
~ 9826.75
= 0,64
Dari data tersebut diperoleh harga t sebagai berikut:
r<Jn —2 f =
-vT^
80
0,64^25-2
Vl-0,642
0,64<4,795)
Vl-0,4096
3,0688 0,5904 5,20
Koefisien vahditas signifikan, bila truing >ttabci. t,ahd pada tingkat kepercayaan 99% dengan dk= 25-2=23 adalah 2,50. Hal ini menunjukan
bahwa instrumen kinerja ini sangat valid.
Untuk menguji reliabilitas instrumen koefisien korelasi 0,64 dimasukkan dalam rumus Spearman Brown., yaitu:
_ 2.(0.64)
81
0,78 berdasarkan interpretasi r merupakan kategori cukup tinggi,
artinya reUabilitas instrumen ini dapat digunakan untuk mengumpulkan
[image:44.595.84.466.160.540.2]data dengan reliabilitas cukup tinggi.
Tabel 5 Uji Validitas dan Reliabilitas
.3
nstrumen Kondisi PBM
No, X Y X2 Y* XY
1 40 40 1600 1600 1600
2 35 36 1225 2196 1260
3 36 35 1296 1225 1260
4 35 35 1225 1225 1225
5 38 33 1444 1089 1254
6 32 27 1024 729 864
7 25 23 625 529 575
8 33 34 1089 1156 1122
9 40 35 1600 1225 1400
10 33 33 1089 1089 1089
2347 2331 212217 211163 211649
10.11649 -(347X3381)
7(10.12217 - (347)2 )(10.11163 - (3 31)2)
116490-114857
~ ^(122170 -120409X111630 -109561)
1633
~ 7(1761X2069)
1663
~ 1908.7977
= 0.86
rVn-2
0.86V10-2 Vl-0.862
_ 0.86(2.86)
V0T4
_^2.43
~0.37
= 6.57
Koefisien validitas signifikan bila t hitung > t tabel pada tingkat
kepercayaan 99 % dengan dk 10-2 = 8 adalah 2,90. Hal ini menunjukkan
bahwa instrumen kondisi PBM yang berkembang sangat valid.
Untuk menguji reliabilitas instrumen koefisien korelasi 0,86 dimasukkan dalam rumus Spearman Brown, yaitu :
r2
1+ r* 2(0.86)
1.86 1.72
82
1.86 = 0.92
Berdasarkan interpretasi r merupakan kategori tinggi artinya reliabilitas instrumen ini dapat digunakan untuk mengumpulkan data
dengan reliabilitas tinggi.
D. Pelaksanaan Pengambilan Data
83
dan Kanwil Depdikbud Propinsi Dati I Jawa Barat dan Kakandepdikbud Kotamadya Dati II Bandung. Pengumpulan data dilakukan oleh peneliti yang disebarkan kepada Kepala Sekolah, Guru dan Siswa Kelas VI SD di
Kecamatan Cicendo. Pra survai dilaksanakan pada tanggai 3-5 Mei 1999. Data
yang terkumpul dari pra survai ini kemudian diolah untuk mengetahui tingkat
validitas dan reliabilitasnya.
Instrumen yang dinyatakan valid dan reliabel digunakan kembali untuk mengambil data guna penganalisaan secara deskripsi dan pengujian
hipotesis. Adapun waktu pengambilan data dimulai pada tanggai 10 sampai pada tanggai 22 Mei 1999. Data yang telah terkumpul selanjutnya diolah
s«s.(W W
WJ.^*
BABV
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian pada bab sebelumnya, dan analisis dari hasil
pengolahan data yang dilakukan, serta pengujian terhadap hipotesis yang
diajukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Pengaruh antara Kualitas Kinerja Kepala Sekolah dengan Prestasi Belajar Siswa SDN di Kecamatan Cicendo Kotamadya Bandung.
Dari hasil analisis korelasi Sperman terungkap bahwa terdapat hubungan yang berarti dan positif antara kualitas kinerja kepala sekolah
dengan prestasi belajar siswa sebesar 0,39 dan kalau dilihat dari faktor
penentunya maka dapat dikatakan bahwa prestasi belajar siswa dapat
ditentukan sebesar 15,21% oleh kualitas kinerja kepala sekolah. Dapat
dikatakan pula bahwa 84,79% prestai belajar siswa ditentukan oleh
faktor-faktor lain.
Secara rinci dapat dirumuskan beberapa temuan dari kualitas
kinerja kepala sekolah, yaitu:
Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kemampuan
umum kinerja kepala sekolah dengan prestasi belajar siswa SDN
124
Terdapat hubungan yang positif dan tidak signifikan antara
kemampuan upajiwa kepala sekolahdengan prestasi belajar siswa SDN
se-Kecamatan Cicendo Kotamadya Bandung.
Terdapat hubungan yang positif dan tidak signifikan antara
kemampuan mewujudkan seni-hidup kepala sekolah dengan prestasi
belajar siswa SDN se-Kecamatan Cicendo Kotamadya Bandung.
Berdasarkan besarnya korelasi yang diperoleh dari tiap aspek kualitas kinerja kepala sekolah, maka aspek yang paling tinggi pengaruhnya terhadap prestasi belajar siswa adalah aspek kemampuan
umum dan aspek yang memiliki korelasi terkecil pada prestasi belajar
siswa adalah kemampuan mewujudkan seni hidup.
Gambaran ini menujukkan bahwa dari tiga aspek yang
dipertimbangkan dalam penelitian ini dalam kualitas kinerja kepala
sekolah yang mempengaruhi prestasi belajar siswa adalah kemampuan
umum yaitu memiliki standar normatif, ketaqwaan-keagamaan, dan
humaniora; partisipasi azasi; dan sikap, pengetahuan, dan keterampilan
dasar dalam memecahkan masalah. Sedangkan kemampuan upajiwa dan
kemampuan mewujudkan seni hidup kurang berpengaruh terhadap prestasi
siswa, karena memiliki korelasi yang kecil. 2. Kondisi PBM yang Berkembang
Kondisi PBM yang berkembang memiliki rata-rata penilaian 3,38
berada pada kategori baik. Kondisi PBM ini memiliki pengaruh yang
125
sebesar 44% artinya kondisi PBM menentukan prestasi belajar siswa sebesar 44%. Sedangkan pengaruh antara kualitas kinerja kepala sekolah
dengan prestasi belajar siswa berada pada korelasi kecil yaitu 0,28.
3. Prestasi Belajar Siswa
Prestasi belajar siswa dalam penelitian ini diwakili oleh Rata-rata
Nilai Ebtanas Murni siswa yang diperoleh sekolah selama tiga tahun yaitu
tahun 1996, 1997, 1998. Secara keseluruhan rata-rata NEM siswa
menunjukan nilai yang rendah berada dibawah nilai ideal.
B. Rekomendasi
Berdasarkan temuan dan bahasan diatas dapat dirumuskan beberapa
rekomendasi yang diharapkan dapat menjadi masukan untuk ditindaklanjuti
oleh pihak-pihak yang berkepentingan.
1. Prestasi belajar siswa merupakan tujuan yang harus diupaj'akan pencapaiannya oleh personil yang bertanggung jawab menangani
pendidikan terutama kepala sekolah dan guru.
2. Hendaknya kepala sekolah dan guru menyadari betul bahwa prestasi
siswa dapat menjadi ukuran keberhasilan beiajar siswa yang berarti keberhasilan kepemimpinan kepala sekolah dan keberhasilan pembelajaran oleh guru.
3. Kepala sekolah sebagai orang yang bertanggung jawab atas kemajuan
sekolah dituntut untuk memiliki integritas pribadi yang tangguh
126
tidak dapat dipandang secara terpisah tetapi menjadi jati diri yang tidak
terpisahkan dari sosok kepala sekolah.
4. Dalam mewujudkan jati dirinya itu, diharapkan dapat memberi imbas secara positif dan intensif kepada guru dan siswa sehingga suri tauladannya dapat ditiru siswa dan mengkristal dalam kehidupan belajar di sekolah maupun di rumah. Oleh karena itu jatidiri positif dan mendukung harus dijewantahkan secara eksplisit ke dalam
perilaku-perilaku yang nampak terutama dalam berinteraksi dengan siswa ataupun
guru.
5. Untuk memberi dorongan secara proporsional kepada prestasi kinerja
kepala sekolah, hendaknya dapat dilakukan oleh pejabat yang terkait (Dinas/Kandep) untuk memberikan penilaian dan sekaligus penghargaan kepada kepala sekolah yang berprestasi.
6. Untuk kepentingan nomor 5, tersebut perlu adanya standar penilaian yang teruji dan petugas yang kredibel untuk melakukannya seperti halnya akan dilakukan pada kepala sekolah di SMK, yaitu menilai kinerja kepala
-xr>\OlKAA<
s »
126
DAFTAR PUSTAKA
Aan Komariah, (1999), Visi dan Perilaku Organisasi sebagai Dasar bagi
Pengembangan Kinerja Sekolah. Tesis PPS KIP Bandung. Tidak diterbitkaa
Arif Rahman, (1997), Hubungan Pengaruh antara Budaya Organisasi dengan
Kualitas Kinerja Dosen, Tesis PPS IKTP Bandung, tidak diterbitkaa
Beach, Lee Roy, (1993), Making The Right Decision: Organizational Cultur,
Vision and Planning, New Jersey, Prentice-Hall, Inc., Engliwood Cliffs.
Beeby, C.E. , (1979), Pendidikan di IndonesiaPenilaian dan Pedoman
Perencanaan, Terjemahan, Jakarta: LP3ES.
Blanchard, Ken & Hersey, Paul, (1982), Management of Organizational
Behavior, Terjemahan (1986), Jakarta: Eralangga
Bogdan & Bilken, (1982), Qualitative Research for Education: An Intoduetion to
Theory and Methods, Boston: Massachussets, Allyn andBacon.
Castetter, W. B. (1981), The Personel Function in Educational Administration, MacMillan Publishing Co Inc New York.
Haitian Negara, 1998, Pokok-pokok Reformasi Pembangunan dalam Rangka
Penyelamatan dan Normalisasi Kehidupan Nasional, Jakarta
Depdikbud, (1994), Pengelolaan Sekolah di Sekolah Dasar, Dirjendikdasmen.
5(1995), Efisiensi Pengelolaan Pendidikan, Jakarta: Depdikbud, Pusat Informatik untuk Pengelolaan Pendidikan dan Kebudayaan.
s (1993), Himpunan Peraturan-Peraturan Bidang Pendidikan dan Kebudayaan, ProyekPeningkatan Mutu Guru SD SetaraD-II dan Pendidikan
Kependudukan.
Dessler, Gary, (1981), Personnel Management, Modern Concept &
Techniques, Second Edition, Reston Publishing Company, Inc. Virginia
Drucker. Peter F. (1977), The Elective Executive, Terjemahal989, Jakarta:
Erlangga
f (1986), People and Performance, London: Heimahn.
127
t~(l9SS),Membina Indonesia Merdeka melalui Pendidikan, Bandung:
Yayasan Amal Keluarga
Fandy Tjiptono, (1996), Prinsip-prinsip Total Quality Service, Yogyakarta: Andi. Fakry G?*Tar, (1994), Visi: Suatu Inovasi dalam Proses Manajemen Strategik
Perguruan Tinggi, (Pidato Pengukuhan Guru Besar), IKIP Bandung.
, (19£7), Perencanaan Pendidikan Teori dan Metodologi, Jakarta:
P2LPTK.
, (1984), Adaptabilitas Manajemen Sekolah dalam Menghadapi
Tantangan dan Perubahan, PPS IKIP Bandung.
Gibson, J.L., (1985), Organization, Behavior, Structure, Process, Homewood:
Richard D. Irwin.
Gilmore, John V. (1974), The Productive Personality, Albian Publishing
Company Bostoa
Guilford, J.P.(1956), Fundamental Statistics in Psychology and Education, New
York: McGraw-Hill
Hadari Nawawi, (1992), Administrasi Personel Untuk Peningkatan Produktivitas
Kerja, Jakarta: Masagung.
Hageman, Gisela, (1993), Motivasi untuk Pembinaan Organisasi, Jakarta:
Pustaka Binaman Presindo.
Harsey, Paul & Blanchard, Ken, (1993), Management ofOrganizational Behavior
Utilizing Human Resources, New Jersey: Sixth Edition, Prentice-Hall International Editions, Engliwood Cliffs.
Holt, David H, (1990), Management; Principles and Practices, New Jersey:
Engliwood Cliffs.
Kartini Kartono, (1994), Pemimpin dan Kepemimpinan, Jakarta: Raja Grafindo Persada
Kerlinger, F.N., (1990), Multiple Regresion in Behavioral Research, New York:
Rinehart & Winston.
Lipham, James M., and James A. Hoch, Jr., (1974), The Principalship; Foundations and Functions, New York: Harper & Row Publishers.
Moch. Idochi Anwar, (1984), Pengaruh Ildim Organisasi Sekolah dan Kepuasan
128
Tesis, PPS IKIP Bandung.
Mulyadi, (1998), Perumusan Misi, Visi, Core Beliefss, dan Core Values Organisasi, Majalah Manajemen Usahawan Indonesia, (No.Ol/th XXVH jan
1998).
Muhibbinsyah, 1995, Psikologi Pendidikan, Suatu Pendekatan Bcru,Bandung:
Remaja Rosdakarya
Pidarta, Made. (1988), Manajemen Pendidikan, PT. Bina Aksara, Jakarta
Quigley, Joseph P., (1993), Vision: How Leaders Develop It, Share It, and Sustain It, New York: McGraw-Hill.
Robbin, Stephen P., (1994), Teori OrganisasiStruktur, Desain & Aplikasi (Edisi
3), Jakarta: Arcan
Rohman Nataawidjaja, (1988), Pengolahan Data Secara Statistik, Bandung: FPS IKTP Bandung.
Sanusi, (1998), Pendidikan Alternatif; Menyentuh Aras Dasar Persoalan
Pendidikan dan Kemasyarakatan, Bandung:Grafindo Media Utama
, (1990), Beberapa Dimensi Mutu Pendidikan, PPS HOP Bandung
- (1990), Studi Pengembangan Model Pendidikan Profesional Tenaga
Kependidikan, PPS HOP Bandung.
Sallis, Edward, (1993), Total Quality Management in Education, Philadelphia, London: Kogan page Education Management Series
Salusu, (1996), Pengambilan Keputusan Stratejik, Jakarta: Grasindo.
Schuller Randall, S, (1987), Personnel and Human Resources Management, New
York: West Publishing Company.
Simamora, Henry, (1996), Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: Bagian Penerbitan SITE YKPN.
Siti Nurmala, 1993, Konstnbusi Ikiim Kehidupan Sekolah terhadap Sikap Belajar
Siswa, Skripsi Jurusan PPB KIP Bandung.
Sudjana, (1992), Metode Statistika, Bandung: Tarsito
129
Subino Hadisubroto, (1987), Pokok-pokok Pengumpulan Data: Analisis Data
Penafsiran Data dan Rekomendasi dalam Penelitian Kualitatif, KTJ?
Bandung.Suharsimi, Arikunto, (1993), Prosedur Penelitian Suatu Penekat^n Praktik,
Jakarta: RinekaciptaStogdill, RM, A.(1974), Hand Book of Leadership: A Survey of Theory and
Research, McMillan Publ. Co.Inc.
Tillar, HAR, (1992), Manajemen Pendidikan Nasional; Kajian Pendidikan Masa
Depan. Bandung :RemajaR.osdakarya
Weihrich, Heinz., Koontz, Harold, (1994), Management; A Global Perspective,
5 »