• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP EKONOMI (Studi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Ekonomi Kelas X Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional Pasundan 2 Bandung).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP EKONOMI (Studi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Ekonomi Kelas X Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional Pasundan 2 Bandung)."

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP EKONOMI (Studi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Ekonomi Kelas X Rintisan Sekolah

Bertaraf Internasional Pasundan 2 Bandung)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Menempuh Ujian Sidang Sarjana Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Ekonomi

Disusun Oleh: Suci Faraditha Arjawulan

0707564

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS

(2)

UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP EKONOMI (Studi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Ekonomi Kelas X Rintisan Sekolah

Bertaraf Internasional Pasundan 2 Bandung)

Skripsi ini telah disetujui dan disahkan oleh:

Pembimbing I Pembimbing II

Dra.Neti Budiwati, M.Si NIP. 19630221 198703 2001

Leni Permani, S.Pd NIP. 19760318 200112 2 001

Mengetahui, Ketua Program Pendidikan Ekonomi

Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis UPI Bandung

(3)

UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP EKONOMI (Studi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Ekonomi Kelas X Rintisan Sekolah

Bertaraf Internasional Pasundan 2 Bandung)

Oleh Suci Faraditha

0707564

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

© Suci Faraditha 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Februari 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(4)

Suci Faraditha Arjawulan, 2013

di bawah bimbingan Dra. Hj. Neti Budiwati, M.Si dan Leni Permana,S.Pd.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya perbedaan peningkatan pemahaman konsep siswa sebelum dan sesudah diberikan perlakuan pada mata pelajaran ekonomi dengan menggunakan metode pembelajaran peta konsep pada kelas eksperimen dan metode pembelajaran ceramah pada kelas kontrol. Dalam penelitian ini subjek terdiri dari dua kelas yaitu kelas X.1 ( kelas eksperimen) dan kelas X.3 ( kelas kontrol).

Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode eksperimenWeak Experimental Design. Pengumpulan data dilakukan dengan tes pilihan ganda. Sebelum melakukan penelitian terlebih dahulu dilakukan pengujian terhadap soal untuk mendapatkan soal penelitian yang baik, kemudian soal tersebut diberikan kepada siswa dan menghasilkan skor pretest dan postest. Dari skor pretest dan postest akan menghasilkan N-gain. Kemudian sebelum dilakukan uji hipotesis terlebih dahulu data tersebut dilakukan uji normalitas dan homogenitas.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan didapatkan hasil bahwa terdapat perbedaantingkat pemahaman konsep dalam mata pelajaran ekonomi pada siswa kelas eksperimen sebelum dan setelah diberikan perlakuan, terdapat perbedaan tingkat pemahaman konsep dalam mata pelajaran ekonomi pada siswa kelas kontrol sebelum dan setelah perlakuan, dan terdapat perbedaan tingkat pemahaman konsep dalam mata pelajaran ekonomi antara siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah perlakuan.

Kata Kunci:

(5)

Suci Faraditha Arjawulan, 2013

DAFTAR ISI

ABSTRAK………. i

KATA PENGANTAR……… ii

DAFTAR ISI………... iii

DAFTAR TABEL……….….. vi

DAFTAR GAMBAR……….. viii

DAFTAR LAMPIRAN……….. ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakangMasalah……… 1

1.2 RumusanMasalah……….. 7

1.3 TujuandanManfaatPenulisan………... 8

1.3.1 Tujuan………. 8

1.3.2 Manfaat………..………. 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA,KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 KajianPustaka………..………. 9

2.1.1Konsep Belajar dan Pembelajaran...……… 9

2.1.2 Pemahaman Konsep sebagai Hasil Belajar...…………. 13

2.1.3 Teori Belajar Yang Melandasi Metode Peta Konsep……… 18

2.1.4Metode Pembelajaran Peta Konsep..………. 20

2.1.5 Tinjauan Mata Pelajaran Ekonomi di Sekolah RSBI.…….. 25

2.2 KajianEmpirikHasilPenelitian………. 28

2.3 KerangkaPemikiran……… 31

(6)

Suci Faraditha Arjawulan, 2013

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian...………...… 36

3.2 DesainPenelitian………..………..… 36

3.3 OperasionalisasiVariabel………...………. 39

3.4Instrumen Penelitian……… 40

3.5Uji Instrumen Penelitian...……….. 41

3.5.1 Uji Validitas... 41

3.5.2 Uji Realibilitas... 44

3.5.3 Tingkat Kesukaran... 47

3.5.4 Daya Pembeda... 48

3.6Prosedur Penelitian...………... 51

3.6.1 Tahap Persiapan... 51

3.6.2 Tahap Pelaksanaan... 51

3.6.3 Tahap Pelaporan... 52

3.7 Teknik Pengolahan Data... 53

3.8TeknikAnalisis Data dan Uji Hipotesis...………...… 54

3.8.1 Uji Normalitas... 54

3.8.2 Uji Homogenitas... 55

3.8.3 Uji Hipotesis... 55

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 HasilPenelitian………... 57

4.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian...………. 57

(7)

Suci Faraditha Arjawulan, 2013

4.1.3 Deskripsi Hasil Penelitian...……..…….………… 63

4.1.3.1 Pemahaman Konsep Kelas Eksperimen... 63

4.1.3.2 Pemahaman Konsep Kelas Kontrol... 65

4.1.3.3 Perbandingan Pemahan Konsep Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol... 67

4.1.4 HasilUji Hipotesis...…….……… 69

4.1.4.1 Uji Normalitas Data... 69

4.1.4.2 Uji Homogenitas... 72

4.1.4.3 Uji Hipotesis... 74

4.2Pembahasan...………. 76

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan………. 84

5.2 Saran……… 84

(8)

Suci Faraditha Arjawulan, 2013

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu aspek vital dalam kehidupan manusia. Pendidikan berhak didapatkan oleh seluruh lapisan masyarakat. Hak untuk memperoleh pendidikan harus diikuti kemauan, kemampuan, dan kesempatan. Sebagaimana telah diamanatkan dalam pasal 31 UUD 1945 dinyatakan bahwa :

“(1) Setiap Warga Negara berhak mendapatkan pendidikan; (2) Setiap Warga Negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya; serta (3) Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketaqwaan serta akhlak

mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa”.

Dalam upaya meningkatkan mutu, efisiensi, relevansi, dan peningkatan daya saing secara nasional maupun internasional pada jenjang pendidikan dasar, menengah dan atas, maka telah ditetapkan pentingnya penyelenggaraan satuan pendidikan bertaraf Internasional, baik untuk sekolah negeri maupun swasta.

Landasan hukum untuk satuan pendidikan bertaraf Internasional, yaitu Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional

(UUSPN 20/2003) Pasal 50 ayat (3) dinyatakan bahwa “pemerintah dan/atau

(9)

Suci Faraditha Arjawulan, 2013

bertaraf Internasional”. Landasan hukum lain adalah Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan (disingkat SNP).

Berdasarkan landasan-landasan hukum tersebut, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan (www.mandikdasmen.org) menyatakan bahwa:

(1) pendidikan bertaraf Internasional yang bermutu (berkualitas) adalah pendidikan yang mampu mencapai standar mutu nasional dan Internasional;

(2) pendidikan bertaraf Internasional yang efisien adalah pendidikan yang menghasilkan standar mutu lulusan optimal (berstandar nasional dan Internasional) dengan pembiayaan yang minimal;

(3) pendidikan bertaraf Internasional juga harus relevan, yaitu bahwa penyelenggaraan pendidikan harus disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik, orang tua, masyarakat, kondisi lingkungan, kondisi sekolah, dan kemampuan pemerintah daerahnya (kabupaten/kota dan provinsi); dan

(4) pendidikan bertaraf Internasional harus memiliki daya saing yang tinggi dalam hal hasil-hasil pendidikan (output dan outcomes), proses, dan input sekolah baik secara nasional maupun Internasional.

Salah satu sekolah swasta di kota Bandung yang sedang berkembang sebagai Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional adalah SMA Pasundan 2 Bandung. Sebelum menjadi RSBI, sekolah ini merupakan Sekolah Standar Nasional (SSN). Pasundan 2 Bandung memiliki 6 kelas Internasional yaitu 2 kelas X, 2 kelas XI, dan 2 kelas XII.

(10)

Suci Faraditha Arjawulan, 2013

Menengah Nomor: 553/D.D2/MN/2011 mengenai penggunaan bahasa Inggris sebagai pengantar semua mata pelajaran kecuali Bahasa Indonesia, Pendidikan Agama dan Pendidikan Kewarganegaraan. Mata pelajaran ekonomi pada jenjang pendidikan menengah memiliki kedudukan yang sangat penting karena mata pelajaran ekonomi mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep yang berkaitan dengan fakta sosial. Ekonomi termasuk mata pelajaran yang memiliki banyak konsep-konsep ekonomi dalam bahasa Inggris. Misalnya dalam pokok bahasan Needs and Scarcity (Kebutuhan dan Kelangkaan) terdapat konsep-konsep seperti needs, primary needs, secondary needs, tertiary needs.Dalam pokok bahasan Economis Activities (Kegiatan Ekonomi) terdapat producer, production, consumer, consumption, distributor, distribution, consumer behaviour, dan lain-lain. Sudah merupakan suatu tuntutan tersendiri bagi siswa RSBI untuk memiliki pemahaman yang baik mengenai konsep-konsep tersebut. Hal ini berlaku pada semua jenjang pendidikan bertaraf Internasional, untuk sekolah negeri maupun swasta.

(11)

Suci Faraditha Arjawulan, 2013

Tabel 1.1

Nilai Pemahaman Konsep Ekonomi Kelas X (RSBI) SMA Pasundan 2 Bandung

Keterangan

Pemahaman Konsep Ekonomi

dalam Bahasa Indonesia dalam Bahasa Inggris

Σ skor 1953 1314

N 43 43

Rata-rata 45,4 30,5

Max 79 52

Min 19 7

Standar Deviasi 13,7 11,7

Sumber : Data pra penelitian diolah

(12)

Suci Faraditha Arjawulan, 2013

memang dituntut untuk memiliki pemahaman konsep ekonomi yang baik terutama konsep ekonomi dalam bahasa Inggris.

Tabel 1.2

Kriteria Batas Minimal Prestasi Belajar

Nilai Kategori

80 – 100 Sangat Baik

70 – 79 Baik

60 – 69 Cukup

50 – 59 Kurang

0 – 49 Gagal

Sumber : Muhibbin Syah (2008:153)

Bloom (Daryanto 2002:221) membagi pemahaman menjadi tiga macam yaitu „menerjemahkan (translation), menginterpretasi (interpretation), dan ekstrapolasi (extrapolation)‟. Sedangkan pemahaman konsep menurut Bloom (Ngalim, 2006:44) adalah „tingkat kemampuan yang mengharuskan testee mampu memahami arti atau konsep, situasi serta fakta yang diketahuinya‟. Artinya siswa RSBI harus dapat memahami konsep-konsep ekonomi dalam bahasa Inggris. Namun fakta dilapangan menunjukkan bahwa siswa belum memiliki pemahaman konsep yang memadai.

Hal ini terjadi diduga akibat penggunaan metode pembelajaran yang kurang tepat.Metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Metode pembelajaran menurut Sudjana (2011:76) adalah

(13)

Suci Faraditha Arjawulan, 2013

sebagai “cara yang digunakan guru, sehingga dalam menjalankan fungsinya, metode merupakan alat untuk mencapai tujuan pembelajaran” (Eveline – Hartini, 2011:80).

Pendapat Wahab (2009:85) mengatakan bahwa “hasil belajar adalah merupakan kerjasama antara guru dan siswa”. Namun demikian metode atau teknik pembelajaran merupakan salah satu komponen penting di dalam keseluruhan interaksi belajar-mengajar atau interaksi edukatif. Artinya, baik buruknya hasil belajar siswa dipengaruhi pula oleh metode pembelajaran yang diterapkan dalam Proses Belajar Mengajar.

Mengingat metode pembelajaran memiliki peran penting dalam proses pembelajaran perlu dilakukan pengkajian mengenai alternatif pembelajaran yang dapat meningkatkan pemahaman konsep ekonomi siswa dan perlu diterapkan suatu sistem pembelajaran yang melibatkan peran siswa secara aktif dalam kegiatan belajar mengajar, guna meningkatkan pemahaman konsep ekonomi di setiap jenjang pendidikan.Penggunaan metode pembelajaran yang tepat diharapkan dapat membuat pembelajaran menjadi lebih bermakna dan siswa menjadi lebih memahami konsep ekonomi yang telah dan akan dipelajari.

(14)

Suci Faraditha Arjawulan, 2013

yang dihubungkan oleh kata-kata dalam satu unit semantik” (Dahar, 1996:123). Peta konsep akan mempermudah siswa memahami konsep-konsep yang terkandung dalam materi sehingga siswa akan dengan mudah menyerap keseluruhan isi materi.

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “ Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Peta Konsep untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Ekonomi” (Studi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Ekonomi Kelas

X di Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional SMA Pasundan 2 Bandung).

1.2. Rumusan Masalah

1. Apakah terdapat perbedaan tingkat pemahaman konsep dalam mata pelajaran ekonomi pada siswa kelas eksperimen sebelum dan setelah diberikan perlakuan ?

2. Apakah terdapat perbedaan tingkat pemahaman konsep dalam mata pelajaran ekonomi pada siswa kelas kontrol sebelum dan setelah diberikan perlakuan ?

(15)

Suci Faraditha Arjawulan, 2013

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan tingkat pemahaman konsep dalam mata pelajaran ekonomi pada siswa kelas eksperimen sebelum dan setelah diberikan perlakuan.

2. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan tingkat pemahaman konsep dalam mata pelajaran ekonomi pada siswa kelas kontrol sebelum dan setelah diberikan perlakuan.

3. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan tingkat pemahaman konsep dalam mata pelajaran ekonomi antara siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah diberikan perlakuan.

1.3.2 Manfaat Penelitan 1. Secarateoritis,

hasilpenelitianinidiharapkandapatmemberikansumbanganpemikirandalamil mupendidikankhususnyamengenaipenerapan metode pembelajaran peta konsep untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa pada mata pelajaran ekonomi.

(16)

Suci Faraditha Arjawulan, 2013

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1Metode Penelitian

Suharsimi Arikunto (2006:136) mengemukakan bahwa metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya. Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Weak Experimental Design. Menurut Fraenkel dan Wallen (1993 : 245), “Weak Experimental Design desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel internal yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen”.

3.2Desain Penelitian

(17)

Suci Faraditha Arjawulan, 2013

posttest yang disebut “gain”. Besarnya gain tergantung pada besarnya selisih

antara pretest dan posttest tersebut (Fraenkel dan Wallen, 1993:247). Tabel 3.1

The Static Group Pretest-Posttest Design

Kelas Pretest Treatment Posttest

Eksperimen O1 X1 O3

Kontrol O2 X2 O4

Sumber: Fraenkel dan Wallen (1993 : 245) Keterangan :

O1 = Pretest pada kelas eksperimen O2 = Pretest pada kelas kontrol O3 = Posttest pada kelas eksperimen O4 = Posttest pada kelas kontrol

(18)

Suci Faraditha Arjawulan, 2013

Alur dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 3.1 Alur Penelitian

Siswa Kelas X RSBI Pasundan 2 Bandung

Kelompok Eksperimen

Pretest

Pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran peta

konsep

Posttest

Kelompok Kontrol

Pretest

Pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran ceramah

Posttest

N-gain

Dibandingkan

Hasil Penelitian

(19)

Suci Faraditha Arjawulan, 2013 3.3Operasionalisasi Variabel

Tabel 3.2

Operasionalisasi Variabel

Variabel Konsep Teoritis Konsep Empiris Konsep Analitis

(20)

Suci Faraditha Arjawulan, 2013

using theory of production

6. Identify economic actors and explain the relationships between these actors.

3.4Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah “alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam menggumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah” (Arikunto, 2002:136)

Dalam penelitian ini, instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah tes yang mengukur pemahaman konsep siswa. Bentuk tes yang digunakan adalah pilihan ganda sebanyak 30 soal. Tes ini diberikan sebanyak dua kali kepada siswa, yaitu pada saat pretest yang dilaksanakan sebelum perlakuan dan posttest sesudah perlakuan diberikan.

Langkah-langkah penyusunan tes yang mengukur pemahaman konsep tersebut adalah sebagai berikut:

a) Membuat kisi-kisi instrumen penelitian yang mencakup pokok bahasan, aspek yang diukur, jumlah item soal dan nomor soal.

b) Menyusun soal (instrumen) berdasarkan kisi-kisi. c) Melakukan uji coba instrumen penelitian.

(21)

Suci Faraditha Arjawulan, 2013

e) Melakukan revisi soal dengan cara mengganti atau membuang soal-soal yang belum valid ataupun soal-soal yang terlalu sukar dengan soal yang lebih baik

f) Menggunakan soal untuk mengukur pemahaman siswa.

3.5 Uji Instrumen Penelitian 3.5.1 Uji Validitas

Validitas instrumen penelitian adalah ketepatan dari suatu instrumen penelitian atau alat pengukur terhadap konsep yang akan diukur, sehingga instrumen ini akan mempunyai kevalidan dengan taraf yang baik. Untuk mengetahui validitas suatu instrumen penelitian dilakukan pengujian. Instrumen yang valid harus dapat mendeteksi dengan tepat apa yang seharusnya diukur. Arikunto S, (2006:168) menjelaskan:

“Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas yang tinggi. Sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkap dari variabel yang diteliti secara tepat”.

(22)

Suci Faraditha Arjawulan, 2013 Dimana:

rxy = Koefisenkorelasiantaravariabel X dan Y

X = Jumlahskortiap item dariseluruhrespondenpenelitian

Y = Jumlahskortotalseluruh item darikeseluruhanrespondenpenelitian

X2 = Jumlahskor-skor X yang dikuadratkan

Y2 = Jumlahskor-skor Y yang dikuadratkan

XY = Jumlahperkalian X dan Y

N = Jumlahrespondenpenelitian

Dalamhalininilairxydiartikansebagaikoefisienkorelasisehinggakriterianyaad alah:

Sampai 0,20 = validasi sangat rendah 0,20 – 0,40 = validasi rendah

0,40 – 0,70 = validasi sedang 0,70 – 0,90 = validasi tinggi

0,90 – 1,00 = validasi sangat tinggi

Perhitungannyamerupakanperhitungansetiapitem,

hasilperhitungantersebutkemudiandikonsultasikankedalamtabelhargaproductm omentdengantarafsignifikansiatau pada tingkatkepercayaan 95%.

(23)

Suci Faraditha Arjawulan, 2013

1. Mengurutkanjawabanrespondenuntukmasing-masingbutirsoaldari yang menjawabbenar (1) ke yang menjawabsalah (0). Untukselanjutnyapadatabel, judulkolom,”nomor responden” menjadi “nomorurut”.

2. Menjumlahkanbanyaknyaresponden yang menjawabbenar (Xi).

3. Menjumlahkanbesarnyaskormasing-masingresponden (Yi), yaitujumlah yang menjawabbenaruntuksetiaprespondendariseluruhnomorbutirsoal.

4. Menjumlahkanseluruhskormasing-masingrespondenskor total (Yi).

5. Menghitungskorresponden yang

menjawabbenardarimasing-masingnomorbutirsoal (XiYi) danmenjumlahkannya (XiYi).

6. Menghitungbesarnyakoefisienkorelasidengan product moment denganangkakasar. 7. Mengkorelasikandengantabelhargakritik r product moment.

Validitas yang

(24)

Suci Faraditha Arjawulan, 2013

Tabel 3.3

Hasil Uji Validitas Instrumen

No. Soal Instrumen I Kriteria Intrumen II Kriteria Instrumen III Kriteria 1 0,44 Valid 0,42 Valid 0,46 Valid

Sumber: pengolahan hasil Ms. Excel

Ket : dengan df = 20-2, diperoleh rtabel = 0,36

Berdasarkan tabel 4.3, seluruh item soal pada intrumen I, II, dan III memiliki rhitung> rtabel sehingga penelitian ini dinyatakan layak untuk dijadikan alat ukur penelitian.

3.5.2 Uji Reliabilitas

(25)

Suci Faraditha Arjawulan, 2013

intrumen itu sudah baik. Reliabilitas menunjuk pada tingkat keterandalan sesuatu. Instrumen digunakan untuk mengukur sejauh mana suatu alat ukur memberikan gambaran yang benar-benar dapat dipercaya tentang kemampuan seseorang.

Uji reliabilitas menunjukan sejauh mana instrumen dapat memberikan hasil pengukuran yang konsisten apabila pengukuran dilakukan berulang-ulang. Perhitungan reliabilitas dengan menggunakan rumus Spearman-Brown dengan taraf signifikan 5 % atau 0,05 dan diperbandingkan dengan nilai tabel korelasi nilai r dengan derajat kebebasan (20-2) yaitu 0,36.

Untuk menghitung reliabilitas, penulis juga menggunakan bantuan software Eviews 6.1. Yang kemudian diinterpretasikan.

(26)

Suci Faraditha Arjawulan, 2013 Tabel 3.4

Interpretasi Besarnya Koefisien Korelasi Interval Koefisien Korelasi Tingkat Hubungan

Antara 0,800 – 1,000 Reliabilitas sangat tinggi Antara 0,600 – 0,800 Reliabilitas tinggi Antara 0,400 – 0,600 Reliabilitas cukup Antara 0,200 – 0,400 Reliabilitas rendah Antara 0,000 – 0,200 Reliabilitas sangat rendah

Sedangkan untuk mencari nilai varians per-item digunakan rumus varians sebagai berikut :

Sebaliknya jika ri≤ r 0,05→ tidak reliabel

Jika r hitung > r tabel pada taraf signifikan 5% berarti item (butir soal) reliabel dan sebaliknya bila r hitung < r tabel maka butir soal tersebut tidak reliabel sekaligus tidak memenuhi prasyarat. Berikut hasil uji reliabilitas pada penelitian ini:

Table 3.5 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Reliabilitas Kriteria

I 0,82 SangatTinggi

II 0,85 SangatTinggi

III 0,83 SangatTinggi

(27)

Suci Faraditha Arjawulan, 2013

Berdasarkan tabel 4.5 diketahui bahwa dari jumlah keseluruhan 60 butir soal, sebesar 26,7% butir soal termasuk ke dalam kategori mudah. Sedangkan 73,3% termasuk ke dalam kategori sedang

3.5.3 Tingkat Kesukaran

Asumsi yang digunakan untuk memperoleh kualitas soal yang baik, disamping memenuhi validitas dan realibilitas, juga harus adanya keseimbangan dari tingkat kesulitan soal tersebut. Keseimbangan yang dimaksud yaitu adanya variasi soal mudah, sedang dan sukar secara proporsional.

Taraf kesukaran dilakukan untuk menyatakan bahwa item suatu soal adalah mudah, sedang atau sukar. Tingkat kesukaran itu dapat dicari dengan menggunkan rumus:

P =

�� (Arikunto, 2006:208)

Keterangan :

P = indeks kesukaran

B = banyaknya responden yang menjawab butir soal dengan benar Jr = jumlah seluruh responden

Sedangkan untuk mengetahui butir atau item suatu soal tersebut adalah mudah, sedang atau sukar, dibawah ini diberikan tabel klasifikasi dari indeks taraf kesukaran yaitu sebagai berikut:

Tabel 3.6

Klasfikasi Indeks Kesukaran

Indeks Tingkat Kesukaran 0,70 < P ≤ 1,00 Mudah 0,30 < P ≤ 0,70 Sedang 0,00 < P ≤ 0,30 Sukar

(28)

Suci Faraditha Arjawulan, 2013

Hasil uji tingkat kesukaran soal dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel 3.7

Hasil Uji Tingkat Kesukaran

No. Soal

Instrumen I Kategori Instrumen II Kategori Instrumen III Kategori

1 0,57 Sedang 0,53 Sedang 0,57 Sedang

Sumber: data hasil penelitian diolah

Berdasarkan tabel 4.5 diketahui bahwa dari jumlah keseluruhan 60 butir soal, sebesar 26,7% butir soal termasuk ke dalam kategori mudah. Sedangkan 73,3% termasuk ke dalam kategori sedang.

(29)

Suci Faraditha Arjawulan, 2013

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu butir soal dalam membedakan siswa yang mempunyai kemampuan tinggi dengan siswa yang mempunyai kemampuan rendah. Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda soal disebut dengan Indeks Diskriminasi (D). Langkah-langkahnya dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Untukkelompokkecilseluruhkelompoktesdibagiduasamabesar, 50% kelompokatas (JA) dan 50% kelompokbawah (JB).

2. Untukkelompokbesarbiasanyahanyadiambilkeduakutubnyasaja, yaitu 27%

skorteratassebagaikelompokatas (JA) dan 27%

skorterbawahsebagaikelompokbawah (JB).

Dayapembedainidigunakanuntukmenganalisis data hasilujicobainstrumenpenelitiandalamhaltingkatperbedaansetiapbutirsoal,

denganmenggunakanrumus:

=

� − �� = −

(Arikunto,2006:213)

Keterangan:

D :Indeksdiskriminasi (dayapembeda) JA:Banyaknyapesertakelompokatas.

JB :Banyaknyapesertakelompokbawah

(30)

Suci Faraditha Arjawulan, 2013

PA= :Proporsipesertakelompokatas yang menjawabbenar

PA = :Proporsipesertakelompokbawah yang menjawabbenar

Tabel 3.8

InterpretasiDayaPembedaButirSoal

DayaPembeda Kriteria

0,00 - 0,20 Jelek (poor) 0,20 - 0,40 Cukup (satisfactory) 0,40 - 0,70 Baik (good) 0,70 - 1,00 BaikSekali (excellent) Sumber: Suharsimi Arikunto,2006:218

Pengujiandayapembedapenelitianinidiperolehhasilpadatabelsebagaiberikut :

Tabel 3.9

Hasil Uji Daya Pembeda No

.

Instrume nI

Kategori Instrumen II Kategori Instrumen III Kategori

(31)

Suci Faraditha Arjawulan, 2013

17 0,40 Cukup 0,40 Cukup 0,40 Cukup

18 0,27 Cukup 0,33 Cukup 0,27 Cukup

19 0,20 Jelek 0,40 Cukup 0,33 Cukup

20 0,47 Baik 0,33 Cukup 0,40 Cukup

Sumber: data hasil penelitian diolah

Tabel 3.8 menunjukkan hasil daya pembeda yang masuk ke dalam kategori yang beragam. Hasil daya pembeda pertama menunjukkan adanya 5 soal masuk kategori baik, 14 soal termasuk kategori cukup, dan 1 soal masuk kategori jelek. Pada daya pembeda II, 5 soal termasuk kategori baik, 13 soal termasuk kategori cukup, dan 2 soal termasuk kategori jelek. Sedangkan pada uji daya pembeda III, soal yang termasuk kategori baik berjumlah 2 butir, 17 soal termasuk kategori cukup, dan 1 soal termasuk kategori jelek. Secara keseluruhan, butir soal yang memiliki daya pembeda dengan kategori baik adalah sebesar 20%, kategori cukup adalah sebesar 73,3%, dan kategori jelek sebesar 6,7%. Data tersebut menunjukkan bahwa soal tersebut secara garis besar cukup memiliki kemampuan untuk membedakan antara siswa yang memiliki pemahaman konsep baik dengan yang kurang baik.

3.6 Prosedur Penelitian 3.6.1 Tahap Persiapan

(32)

Suci Faraditha Arjawulan, 2013 3.6.2 Tahap Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan penelitian dapat diuraikan sebagai berikut: a) Melakukan perizinan pada pihak-pihak terkait dalam penelitian ini

b) Berkonsultasi dengan guru mata pelajaran terkait waktu penelitian, subyek penelitian dan materi pelajaran.

c) Membuat skenario pembelajaran (RPP). d) Menyusun instrumen penelitian.

e) Melakukan uji coba instrumen penelitian.

f) Menguji validitas, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran instrumen penelitian.

g) Mengganti atau membuang soal-soal yang belum memenuhi kriteria

h) Mengadakan uji coba kembali hingga di peroleh instrumen penelitian yang valid dan reliabel.

i) Memberikan tes awal /pretest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk mengetahui kemampuan awal siswa.

j) Memberi perlakuan (treatment) kepada kelompok eksperimen berupametode pembelajaran peta konsep. Sedangkan pada kelas kontrol menggunakan metode ceramah.

(33)

Suci Faraditha Arjawulan, 2013 3.6.3 Tahap Pelaporan

1. Membandingkan perbedaan hasil skor gain kelas eksperimen dan kelas kontrol, melalui skoring, penilaian dan N-gain ternormalisasi.

2. Menguji kesamaan dan perbedaan hasil post test pada kelas eksperimen dan kelas kontrol melalui uji normalitas, uji homogenitas dan uji hipotesis. 3. Menyimpulkan hasil penelitian

3.7 Teknik Pengolahan Data 1. Skoring

Penghitungan skor mentah yaitu S = R S = Skor yang dicari

R = Jumlah jawaban yang betul

2. Pengolahan skor mentah menjadi nilai

Pengolahan skor mentah menjadi nilai dapat dilakukan dengan PAP (Penilaian Acuan Patokan). Penilaian acuan patokan yang digunakan dalam penelitian ini adalah PAP tipe Stand Eleven. Dimana pentransformasian skor menjadi nilai dengan menggunakan skala Stand Eleven sebagai berikut:

Tabel 3.10 PAP Stand Eleven Tingkatan Presentase

Stand Eleven Rentang Skor Nilai 95 – 100 % 19 – 20 10

85 – 94 % 17 – 18 9

(34)

Suci Faraditha Arjawulan, 2013

Setelah memperoleh nilai pretest dan postest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, kemudian dihitung peningkatan antara pretest dan postest untuk mendapatkan nilai gain ternormalisasi. Rumus yang digunakan untuk menghitung nilai gain dan gain ternormalisasi adalah sebagai berikut:

) Posttest = tes diakhir pembelajaran Pretest = tes diawal pembelajaran

(35)

Suci Faraditha Arjawulan, 2013

3.8 Teknik Analisis Data dan Uji Hipotesis 3.8.1 Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui kondisi data apakah berdistribusi normal atau tidak. Kondisi data berdistribusi normal menjadi syarat untuk menguji hipotesis menggunakan statistik parametrik.Uji statistik yang digunakan adalah rumus Chi-Kuadrat, yaitu:

x2= 1− 1 2

1

�=1

Keterangan:

x2 : chi-kuadrat

1: hasil pengamatan 1: hasil yang diharapkan

Jika X 2 hitung < X 2 tabel maka daftar distribusi normal.

(Sudjana, 2002:273). 3.8.2 Uji Homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk menentukan sampel tersebut apakah kedua kelas tersebut homogen atau tidak atau justru sebaliknya. Apabila kelas tersebut homogen berarti tidak terdapat perbedaan yang berarti antara kemampuan awal kelas eksperimen dan kelas kontrol sebelum dilakukan pembelajaran. Uji homogenitas menggunakan data postest dari kedua kelas dengan uji liliefors, dengan kriteria sebagai berikut :

(36)

Suci Faraditha Arjawulan, 2013

Jika level signifikansi < α5%, maka data tersebut tidak homogen

- Jika F hitung < F tabel maka kedua sampel homogeny

3.8.3 Uji Hipotesis

Uji hipotesis penelitian di dasarkan pada data peningkatan pemahaman konsep, yaitu data selisih nilai pretest dan postest. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji-t independen kelas eksperimen dan kelas kontrol, dengan kriteria :

HA : µ1 = µ2 H0 : µ1≠ µ2

Dimana : µ1 = skor gain kelompok ekperimen µ2 = skor gain kelompok Kontrol jika dibandingkan dengan t tabel, maka :

- Jika thitung> ttabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima - Jika thitung≤ ttabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak

1. H1 : μ1≠ μ2

Terdapat perbedaan tingkat pemahaman konsepdalam mata pelajaran ekonomipada siswa kelas eksperimen sebelum dan setelah diberikan perlakuan. 2. H1 : μ1 ≠ μ2

Terdapat perbedaan tingkat pemahaman konsepdalam mata pelajaran ekonomipada siswa kelas kontrol sebelum dan setelah diberikan perlakuan.

(37)

Suci Faraditha Arjawulan, 2013

(38)
(39)

Suci Faraditha Arjawulan, 2013

BAB V KESIMPULAN 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasilpenelitian maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Terdapat perbedaan tingkat pemahaman konsep dalam mata pelajaran ekonomi pada siswa kelas eksperimen sebelum dan setelah diberikan perlakuan. Terjadi peningkatan pemahaman konsep pada mata pelajaran ekonomi siswa kelas eksperimen yang diberikan perlakuan berupa metode pembelajaran peta konsep.

2. Terdapat perbedaantingkat pemahaman konsep dalam mata pelajaran ekonomi pada siswa kelas kontrol sebelum dan setelah diberikan perlakuan. Terjadi peningkatan pemahaman konsep dalam mata pelajaran ekonomi siswa kelas kontrol yang diberikan perlakuan berupa metode pembelajaran ceramah, namun besarnya peningkatan tersebut jauh lebih kecil dibandingkan kelas eksperimen.

(40)

Suci Faraditha Arjawulan, 2013 5.2 Saran

Berdasarkanhasilpenelitian yang

telahdilaksanakandenganmenggunakanmetode pembelajaran peta konsepsebagaisalahsatumetodepembelajaran yang bisadigunakandalam proses pembelajaran, khususnyapadamatapelajaranekonomi. Olehkarenaitudapatdisampaikan saran sebagaiberikut:

1. Bagi guru diharapkan dalam proses

pembelajarannyatidakhanyamenggunakanmetodeceramah,

karenahaltersebutakanmembuatsiswalebihpasif. Denganmenerapkan

metode pembelajaran peta konsep,

dapatmeningkatkankeaktifansiswadanjugasiswaakandilatihuntuklebihbera nimengeluarkanpendapatnyamasing-masing serta mengembangkan pemikirannya.

2. Bagisiswa, pemberianmetodepembelajaranpeta konsepkepada siswa diharapkan dapatmeningkatkanpemahaman konsepdanmelatihsiswa dalam berkreasi sertamengungkapkanpendapat.

(41)

Suci Faraditha Arjawulan, 2013

berkembang yang pada akhirnya hasil belajar (termasuk pemahaman konsep) siswa semakin meningkat.

(42)

Suci Faraditha Arjawulan, 2013

DAFTAR PUSTAKA

Abdorrakhman, Gintings. (2008). Esensi Praktis Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Humaniora.

Afiyah, Ihya. (2004). Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi minat belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi (suatu kasus di kelas X SMA Negeri 19 Bandung tahun ajaran 2007/2008). Skripsi. UPI

Arikunto, Suharsimi. (2002). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan(Cetakan Ketiga). Jakarta: Bumi Aksara.

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: RinekaCipta.

Arikunto, Suharsimi. (2009). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Dahar, Ratna Willis. (1989). Teori-teori Belajar. Jakarta: Depdikbud.

Daryanto. (2002). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Dhany Nur, Muhammad. (2009). Pembelajaran Kooperatif Think Pair and

Square Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep

Matematika Siswa SMP (Penelitian Eksperimen Terhadap Siswa Kelas VIII SMPN 29 Bandung Th. Ajaran 2008/2009). Skripsi UPI tidak diterbitkan.

Dimyati dan Mudjiono. (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Djiwandono, Sri Estu Wuryani. (2002). Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT.

Gramedia Widiasarana.

Eveline dan Hartini. (2011). Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Ghalia Indonesia

Hamalik, Oemar. (2004). Proses Belajar dan Mengajar. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Hamalik, Oemar. (2010). Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

(43)

Suci Faraditha Arjawulan, 2013

Sagala, Syaiful. (2009). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Sudjana, Nana. (2011). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar

Baru Algesindo.

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suprijono, Agus. (2012). Cooperative LearningTeori dan Aplikasi Paikem. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Suryabrata, Sunardi. (2002). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Grafindo Persada. Syah, Muhibbin. (2008). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru.

Bandung: Remaja RosdaKarya.

Trianto. (2007). Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstrutivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka.

Wahab, Abdul Aziz. (2009). Metode dan Model-Model Mengajar. Bandung: Alfabeta.

INTERNET (WEBSITE):

www.mandikdasmen.org//sekolah-bertaraf-internasional http://www.smkn1karawang.net/online

http://www.solopos.com/2012/kolom/indonesia-harus-punya-sbi-155383# http://www.satunews.com/redaksi/

http://www.sma-pasundan2-bdg.sch.id SUMBER LAIN:

Gambar

Tabel 1.1 Nilai Pemahaman Konsep Ekonomi
Tabel 1.2 Kriteria Batas Minimal Prestasi Belajar
Tabel 3.1 The Static Group Pretest-Posttest Design
Gambar 3.1 Alur Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hal tersebut sesuai dengan teori yang menyatakan pengaruh suhu penemperan terhadap sifat-sifat baja adalah apabila suhu temper semakin tinggi maka mempunyai sifat kekuatan

Seperti yang telah dilakukan oleh lembaga non pemerintah / yaitu nawakamal yogyakarta / dalam usahanya untuk melestarikan keberadaan sumber air / di gunung kidul / khususnya di

Indirect act adalah kegiatan hubungan sekolah dengan masyar\akat melalui perantara media tertentu seperti misalnya: informasi lewat televisi, penyebaran informasi lewat

Siregar (1996) menyatakan bahwa silase yang baik mempunyai ciri-ciri yaitu warna masih hijau atau kecoklatan. Oleh karena itu, warna silase-silase hasil percobaan,

Pada lingkungan yang panas hewan ini beradaptasi secara morfologi dengan cara menguapkan panas dari dalam tubuhnya.. Sedangkan secara tingkah laku yan dilakukan

Perpindahan lokasi ini membuat perlu adanya kajian ulang terkait dengan keadaan sebenarnya di lokasi yang sudah ditetapkan sehingga perlu diadakannya kembali survei di lokasi

Venardos menekankan peran penting IFSB dan Bank Negara Malaysia sebagai otoritas keuangan yang penting pengaruhnya bagi pengembangan perbankan dan keuangan Islam di Asia

Abstrak: Beberapa penelitian etnomedika yang tercatat dalam dokumen kuno dari beberapa wilayah Indonesia menunjukkan adanya beberapa jenis tumbuhan yang dapat digunakan sebagai