• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SUBTEMA PEMANFAATAN ENERGI BERBASIS KURIKULUM 2013.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SUBTEMA PEMANFAATAN ENERGI BERBASIS KURIKULUM 2013."

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

[Type text]

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

PADA SUBTEMA PEMANFAATAN ENERGI BERBASIS KURIKULUM 2013

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

oleh Chita Yunita NIM1004073

PROGRAM S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

KAMPUS TASIKMALAYA 2014

(2)

[Type text]

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

PADA SUBTEMA PEMANFAATAN ENERGI BERBASIS KURIKULUM 2013

Oleh Chita Yunita

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh Gelar Sarjana PendidikanProgram Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

© Chita Yunita

Universitas Pendidikan Indonesia Juni 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)
(4)

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

PADA SUBTEMA PEMANFAATAN ENERGI BERBASIS KURIKULUM 2013

ABSTRAK

Pengembangan model pembelajaran merupakan salah satu bentuk dari penelitian dan pengembangan yang dilakukan untuk membantu para guru dalam merancang kegiatan pembelajaran di sekolah. Pengembangan model pembelajaran ini dikembangkan berdasarkan model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif ini menekankan kepada belajar berkelompok atau diskusi yang dilakukan bersama dengan anggota kelompok yang sudah di buat oleh guru. Pengaturan kelompok yang dibentuk dengan mempertimbangkan kemampuan siswa, jenis kelamin bahkan latar belakang. Pengembangan model pembelajaran ini dilakukan untuk mengembangkan setiap kegiatan yang dilakukan oleh guru ataupun siswa berdasarkan kepada fase-fase pembelajaran kooperatif yang dikembangkan oleh Slavin tipe STAD. Produk yang dihasilkan adalah model pembelajaran kooperatif tipe STAD yang sudah dikembangkan melalui proses uji validasi dan uji coba yang dilakukan kepada subjek peneltian. Sehingga dalam keterlaksanaannya, produk ini diimplementasikan dalam bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada subtema “Pemanfaatan Energi” dalam tema “Selalu Berhemat Energi” pembelajaran kedua berdasarkan Kurikulum 2013. RPP ini dilengkapi dengan perangkat pembelajaran yang lain, seperi media pembelajaran, LKS, soal evaluasi, kunci jawaban, materi ajar, dan rubrik penilaian. Populasi pada penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN Nagarasari 3 sebanyak 46 siswa. Karena teknik sampel yang digunakan adalah dengan teknik sampel jenuh, sehingga seluruh populasi digunakan sebagai subjek penelitian. Model pengembangan penelitian yang digunakan adalah model pengembangan ADDIE (Analysis, Design, Development, Implementation, Evaluation) yang dikembangkan oleh Reiser dan Mollenda. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan memadukan antara teknik wawancara, dokumentasi, dan observasi. Sehingga alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan instrumen pedoman wawancara, lembar observasi, daftar cek, soal tes dan non tes serta lembar validasi ahli. Data yang diperoleh dari hasil uji coba dianalisis dengan teknik statistik deskriptif. Hasil dari uji coba didapatkan berupa hasil tes siswa dari pretest dan posttest. Dari hasil pretest dan posttest terlihat bahwa terdapat peningkatan nilai rata-rata siswa pada kelas IV SDN Nagarasari. Sehingga model pembelajaran kooperatif tipe STAD yang dikembangkan dapat meningkatkan nilai rata-rata siswa pada pembelajaran tematik subtema “Pemanfaatan Energi”. Namun alangkah baiknya jika produk diujicobakan secara luas sehingga dapat menghasilkan produk yang optimal.

(5)

ABSTRACT

The development model of learning is a form of research and development is being done to help teachers in designing learning activities in school. The development of this learning model was developed based on cooperative learning model. This emphasizes cooperative learning model to study or discussion groups conducted with members of the group that has been made by the teacher. Setting a group formed by considering the ability of students, gender and even background. The development of this model of learning is done to develop any activities undertaken by teachers or students based on the phases of cooperative learning developed by Slavin STAD. The resulting product is STAD cooperative learning model that has been developed through a process of validation tests and trials are conducted to the subject of a study. Thus, in its appropriateness, this product is implemented in the form of Lesson Plan (RPP) on the sub-theme "Energy Utilization" in the theme of "Always Frugality Energy" both based learning curriculum in 2013. RPP is equipped with devices other learning, instructional media are like, LKS, about evaluation, answer keys, teaching materials, and assessment rubrics. The population in this study is the fourth grade students of SDN Nagarasari 3 as many as 46 students. Because the sampling technique used was saturated with the engineering sample, so that the whole population is used as a research subject. The model used in this research is the development of models of development ADDIE (Analysis, Design, Development, Implementation, Evaluation) developed by Reiser and Mollenda. The data collection technique used is to combine the techniques of interviewing, documentation, and observation. So that the tools used in this study is the instrument interview guides, observation sheets, checklists, tests and non-test questions and expert validation sheet. Data obtained from the test results were analyzed by descriptive statistical techniques. The results of the test obtained in the form of student test results from the pretest and posttest. From the results of pretest and posttest seen that there is an increased average value of the fourth grade students at SDN Nagarasari. So the STAD cooperative learning model developed to increase the value of the average student in the learning of thematic sub-theme "Energy Utilization". But it would be nice if the product is tested extensively so as to produce an optimal product. Keywords: Model Development of Learning, Subtheme Energy Utilization,

(6)

v DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMAKASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Perumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 8

E. Spesifikasi Produk yang Diharapkan ... 9

F. Pentingnya Pengembangan ... 9

G. Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan ... 10

H. Struktur Organisasi Skripsi ... 12

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori ... 14

1. Model Pembelajaran ... 14

2. Cooperative Learning Tipe STAD ... 18

3. Kurikulum 2013 ... 22

4. PembelajaranTematik... 24

5. SubtematentangPemanfaatanEnergi... 28

6. RencanaPelaksanaanPembelajaran ... 28

B. Penelitian yang Relevan ... 30

(7)

vi BAB III METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 33

B. Model Penelitian ... 33

C. Metode Penelitian ... 35

D. Definisi Operasional ... 35

E. Instrumen Penelitian ... 36

F. Prosedur Penelitian ... 41

G. Teknik Pengumpulan Data dan Analisis Data ... 44

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HasilPenelitian ... 49

1. Penggunaan Model Pembelajaran di SD Negeri Nagarasari 3 Kecamatan Cigeureung Kota Tasikmalaya ... 49

2. Rancangan Model Pembealajaran Kooperatif Tipe STAD ... 54

3. Implementasi Rancangan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD .. 74

4. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ... 85

B. Hasil Pembahasan ... 87

BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 89

B. Saran ... 90

DAFTAR PUSTAKA ... 92 LAMPIRAN-LAMPIRAN

(8)

vii

DAFTAR TABEL

Halaman

1.1. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar IPA... 6

1.2. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar SBdP ... 6

1.3. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Matematika ... 7

2.4. Fase Model Pembelajaran Kooperatif ... 21

3.5. Jumlah Siswa Kelas IV SDN Nagarasari 3 ... 33

3.6. Jenis Data dan Instrumen Penelitian ... 37

3.7. Kisi-kisi Penilaian Kualitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ... 38

3.8. Kisi-kisi Penilaian Kualitas Keterlaksanaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ... 38

3.9. Kisi-kisi Instrumen Pilihan Ganda... 39

3.10. Hasil Validasi Instrumen Tes Hasil Belajar ... 40

3.11. Teknik Pengumpulan Data ... 44

3.12. Data Skor Pretest dan Posstest Hasil Uji Coba ... 48

4.13. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPA, Matematika ... 50

4.14. Sebaran Usia Siswa Kelas IV SDN Nagarasari 3 ... 53

4.15. KI dan KD IPA ... 55

4.16. KI dan KD Matematika ... 56

4.17. KI dan KD SBdP ... 56

4.18. Hasil Validasi Silabus ... 71

4.19. Hasil Validasi Pemetaan Tema ... 72

4.20. Hasil Validasi RPP ... 73

4.21. Kategori Penilaian ... 73

4.22. Revisi Hasil Validasi ... 74

4.23. Hasil Validasi Keterlaksanaan Model Pembelajaran ... 75

4.24. Skor Pretest dan Posttest Hasil Uji Coba I ... 76

4.25. Daftar Rekap Nilai Kelompok Uji I... 78

(9)

viii

4.27. Indeks Nilai Kuantitatif Skala 0-100 dan 1-4 ... 80

4.28. Hasil Revisi pada Model Pembelajaran ... 81

4.29. Skor Pretest dan Posttest Hasil Uji Coba II ... 81

4.30. Daftar Rekap Nilai Kelompok Uji Coba II ... 83

4.31. Rekap Nilai Akhir Siswa IV B SDN Nagarasari 3 ... 84

(10)

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman

2.1. Tema Kurikulum 2013 ...23

3.2. Langkah-langkah penggunaan metode Researh & Development ...35

3.3. Alur Peneltian ...44

4.4. Materi pada Kegiatan Pembelajaran kedua Subtema Pemanfaatan Energi ...59

4.5. Prosedur Pengelompokkan Heterogenitas-Akademis...65

4.6. Papan Nama Kelompok ...66

4.7. Perbedaan Rata-rata Pretest dan Protest Uji Coba I ...77

(11)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran A ... 94

A.1. Pedoman Wawancara... 95

A.2. Daftar Cek ... 96

A.3. Kisi-kisi Validasi ... 97

A.4. Lembar Validasi... 98

A.5. Kisi-kisi Soal ... 112

A.6. Soal dan Kunci Jawaban ... 113

Lampiran B……… . 116

B.1. Hasil Validasi Soal ... 117

B.2. Hasil Reliabilitas Soal... 118

Lampiran C ... 120

C.1. Model Pembelajaran ... 121

C.2. Kelengkapan Keterlaksanaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD pada Subtema Pemanfaatan Energi C.2.1. RPP ... 124

C.2.2. Rubrik dan Format Penilaian ... 141

C.2.3. Evaluasi Proses Kelompok ... 151

C.2.4. LKS ... 152

C.2.5. Silabus dan Pemetaan Tema ... 157

Lampiran D ... 162

D.1. Hasil Wawancara ... 163

D.2. Hasil Validasi... 166

D.3. Hasil Keterlaksanaan Model Pembelajaran ... 172

D.4. Hasil Uji Coba I ... 180

D.5. Hasil Uji Coba II ... 184

Lampiran E ... 188

Foto-foto Penelitian Uji Coba I ... 189

(12)

xi

Lampiran F ... 191

F.1. SK Pengangkatan Dosen Pembimbing ... 192

F.2. Surat Ijin Peneltian Upi ... 193

F.3. Surat Ijin Penelitian KESBANG ... 194

F.4. Surat Ijin Penelitian DISDIK ... 195

(13)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Setiap kurikulum dikembangakan berdasarkan filsafat pendidikan tertentu. Setiap filsafat pendidikan memiliki tujuan yang akan dicapai pada masa yang akan datang. Filsafat pendidikan tersebut dikembangkan menjadi teori-teori pembelajaran dan teori itulah yang digunakan dalam praktik belajar. Salah satu hasil pengembangan filsafat pendidikan yang cenderung kontruktivisme adalah teori pembelajaran yang berorientasi kontruktivistik dan praktik pembelajarannya cenderung berpusat pada siswa, pembelajaran yang aktif, mementingkan seluruh kecakapan siswa, dan pembelajarannya bermakna bagi siswa.

Kurikulum yang digunakan di Indonesia dari mulai KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi) 2004, KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) 2006, hingga Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang berbasis kompetensi dengan pembelajaran kontruktivistik. Menurut Husamah dan S. Yanur (2013, hlm. 97) bahwa “Kompetensi adalah kemampuan seseorang untuk bersikap, menggunakan pengetahuan dan keterampilan untuk melaksanakan suatu tugas di sekolah, masyarakat, dan lingkungan di mana yang bersangkutan berinteraksi.” Sehingga pemerintah merancang kurikulum sedemikian rupa agar memberikan pengalaman belajar yang seluas-luasnya bagi peserta didik dalam mengembangkan sikap, keterampilan dan pengetahuan yang sangat diperlukan dalam mengembangkan kemampuan tersebut.

Menurut Kemendikbud, Kurikulum 2013 memiliki esensi yang harus diimplementasikan agar tujuan pendidikan nasional dapat dicapai. Esensi yang dimaksud adalah penanaman karakter, pembelajaran tematik, pembelajaran kontekstual, pendekatan saintifik, dan penilaian otentik. Sehingga guru sebagai tenaga pendidik mengembangkan kurikulum melalui perencanaan kegiatan pembelajaran harus mencerminkan kelima esensi dari kurikulum tersebut.

(14)

2

Pada jenjang SD/MI pelaksanaan Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan pembelajaran tematik integratif dari kelas I sampai kelas VI. Pembelajaran tematik integratif merupakan pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap, dan pemikiran kreatif dalam pembelajaran dengan menggunakan tema sebagai pokok kajian. Seluruh kegiatan pembelajaran tentunya harus mencapai tujuan yang telah dicantumkan dalam kurikulum. Untuk mencapai tujuan tersebut perlulah sebuah perencanaan yang menggambarkan akan seperti apa kegiatan yang harus dilakukan oleh tenaga pengajar dalam menyampaikan materinya.

Perencanaan merupakan salah satu hal penting yang tidak boleh tidak harus dibuat sebelum melaksanakan kegiatan. Baik itu kegiatan yang dilakukan oleh pribadi maupun kegiatan yang akan dilakukan oleh sekelompok atau organisasi. Begitu pula dengan kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan oleh seorang guru di dalam kelas. Untuk mencapai tujuan kurikulum 2013, guru harus melaksanakan perencanaan pembelajaran yang lebih matang sebelum melakukan kegiatan pembelajaran. Menurut Sukirman dan Nana Jumhana (2006,hlm. 19), “perencanaan pembelajaran adalah suatu proyeksi mengenai kegiatan atau proses yang akan dilakukan selama pembelajaran berlangsung”. Perencanaan pembelajaran merupakan rencana kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk mempersiapkan pengalaman belajar bagi peserta didik.

Kegiatan pembelajaran yang dibutuhkan dalam kurikulum 2013 menurut Kemendikbud, bahwa: (1) pembelajaran diarahkan untuk mendorong peserta didik mencari tahu dari berbagai sumber observasi bukan diberi tahu, (2) pembelajaran diarahkan untuk mampu merumuskan masalah (menanya), bukan hanya menyelesaikan masalah (menjawab), (3) pembelajaran diarahkan untuk melatih berfikir analitis (pengambilan keputusan) bukan berfikir mekanistis, dan (4) pembelajaran menekankan pentingnya kerjasama dan kolaborasi dalam menyelesaikan masalah.

(15)

3

itu, permasalahan yang lain adalah model pembelajan yang digunakan cenderung bersifat individual. Sebagian guru biasanya menggunakan sistem pembelajaran kerja kelompok, namun sistem belajar yang digunakan hanya sekedar belajar bersama dalam satu tim.

Berdasarkan sudut pandang psikologis, tingkat perkembangan peserta didik sekolah dasar tidak cukup abstrak untuk memahami konten mata pelajaran secara terpisah-pisah (Kemendikbud dalam Husamah dan Yanur, 2013, hlm.22). Sehingga pada kurikulum 2013 jenjang pendidikan SD/MI mengunakan pendekatan pembelajaran tematik integratif dari kelas I sampai kelas VI. Menurut Sa’dun Akbar, pembelajaran tematik merupakan usaha mengeintegrasikan pengetahuan, keterampilan, nilai, dan sikap, dan pemikiran kreatif dalam pembelajaran dengan menggunakan tema sebagai pokok kajian. Karakteristik dari pembelajaran tematik yang paling utama adalah holistik (utuh), bermakna, otentik, dan aktif.

Menurut hasil studi pendahuluan, pembelajaran yang menekankan terhadap kerja kelompok merupakan salah satu hlm yang sedikit sulit dilakukan karena karakteristik siswa yang sekarang ini hanya ingin bekerja kelompok dengan temannya sendiri. Anak yang memiliki atau yang dipandang kurang pandai biasanya dikucilkan dan tidak ada siswa yang ingin mengajak untuk bekerja kelompok. Bahkan menurut guru kelas IV di SDN Nagarasari 3, jumlah siswa yang melebihi batas ketentuan merupakan faktor lain yang menghambat dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran secara berkelompok.

Selain dari kegiatan pembelajaran yang kurang mengendepankan kerja kelompok, ternyata materi yang sangat sulit dipahami oleh siswa kelas IV SDN Nagarasari 3 adalah materi tentang pemanfaatan energi. Karena materi ini adalah salah satu materi yang sering diberikan secara abstrak atau hanya secara konsepnya saja.

(16)

4

gotong royong, yaitu sistem pembelajaran yang memberi kesempatan kepada perserta didik untuk bekerjasama dengan siswa lain dalam tugas-tugas yang terstruktur. Dalam jurnalnya, Yasbiati dan Inasih menjelaskan bahwa salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan dalam pembelajaran IPA adalah model pembelajaran kooperatif karena dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan suatu pemecahan masalah melalui proses kerja sama dalam kelompok melalui pembelajaran.

Proses pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif memiliki banyak tipe yang dapat digunakan oleh guru. Salah satunya adalah pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division – Pembagian Pencapaian Tim Siswa). Seperti yang dijelaskan oleh Anita Lie bahwa model pembelajaran kooperatif menekankan pada pembelajaran berkelompok dengan memastikan bahwa seluruh anggota tim menguasai materi pelajaran. Namun para siswa sepertinya kurang menyukai bekerja kelompok dalam tim karena yang bekerja untuk menyelesaikan tugas kelompok hanya sebagian orang dan yang lain hanya numpang nama. Hlm ini menjadi salah satu faktor penghambat dalam pelaksanaan pembelajaran kooperatif di sekolah. Apalagi jika dilihat siswa sekarang sudah memiliki teman yang mereka anggap cocok dengan mereka sehingga mereka hanya mau bekerja kelompok dengan orang itu-itu saja. Selain masalah tersebut, peran guru dalam perancangan model pembelajaran kooperatif ini kurang begitu optimal.

Berdasarkan latar belakang masalah yang sudah dipaparkan maka penulis ingin melakukan penelitian dengan menerapkan kurikulum 2013 yang berjudul “Pengembangan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD pada Subtema Pemanfaatan Energi Berbasis Kurikulum 2013”.

B. Perumusan Masalah

(17)

5

Permasalahan dalam penelitian ini dibatasi dengan pertanyaan penelitian disertai analisi dan identifikasi masalah yang ada. Masalah yang dimaksud sebagai berikut:

1. Analisis dan Identifikasi Masalah

a) Penggunaan model pembelajaran kooperatif oleh guru tidak berbeda dengan kerja kelompok biasa.

b) Perencanaan pembelajaran yang kurang matang dipersiapkan oleh guru, aktivitas dikelas cenderung berpusat pada guru.

c) Kurang aktifnya siswa pada saat kegiatan pembelajaran.

d) Proses kegiatan pembelajaran yang ada dalam buku panduan guru tidak begitu dapat dipahami oleh guru.

2. Rumusan Masalah

a) Bagaimanakah model pembelajaran Kooperatif tipe STAD pada pembelajaran tematik saat ini di SDN Nagarasari 3 Kecamatan Cigeureung?

b) Bagaimanakah rancangan model pembelajaran Kooperatif tipe STAD pada pembelajaran tematik untuk siswa kelas IV di SDN Nagarasari 3 Kecamatan Cigeurueng?

c) Bagaimanakah implementasi rancangan model pembelajaran Kooperatif tipe STAD pada pembelajaran tematik untuk siswa kelas IV di SDN Nagarasari 3 Kecamatan Cigeureung?

d) Bagaimanakah model pembelajaran Kooperatif tipe STAD pada pembelajaran tematik yang dapat digunakan untuk siswa kelas IV di SDN Nagarasari 3 Kecamatan Cigeureung?

3. Batasan Masalah

a) Penelitian yang dilakukan hanya berfokus pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan model pembelajaran Kooperati tipe STAD.

(18)

6

c) Pengembangan hanya dilakukan pada sub tema pemanfaatan sumber energi dalam kegiatan pembelajaran dua. Subtema ini terdiri dari beberapa Kompetensi Inti dan Standar Kompetensi yang harus dicapai dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 1.1

Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar IPA

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar

3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan Kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah dan tempat bermain

3.4 Membedakan berbagai bentuk energi melalui pengamatan dan mendeskripsikan

pemanfaatannya dalam kehidupan sehari-hari

4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan

dalam tindakan yang

mencerminkan perilaku anak bermain dan berakhlak mulia

4.6 Menyajikan laporan tentang sumber daya alam dan

pemanfaatannya oleh

masyarakat

Tabel 1.2

Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Seni Budaya dan Prakarya

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar

3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar, melihat, membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah

3.5 Mengetahui berbagai alur cara dan pengelohan media karya kreatif

4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia

(19)

7

Tabel 1.3

Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Matematika

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar

3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar, melihat, membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah

3.11Menunjukkan pemahaman persamaan antara sepasang ekspresi menggunakan penambahan, pengurangan, dan perkalian

4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia

4.6 Mengemukakan kembali dengan kalimat sendiri, menyatakan kalimat matematika dan memecahkan masalah dengan efektif permasalahan yang berkaitan dengan KPK dan FPB, satuan kuantitas, desimal, dan persen terkait dengan aktivitas sehari-hari di rumah, sekolah, atau tempat bermain, serta memeriksa kebenarannya.

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui model pembelajaran Kooperatif tipe STAD pada pembelajaran tematik untuk siswa kelas IV di SDN Nagarasari 3 Kecamatan Cigeureung saat ini.

2. Untuk menghasilkan rancangan model pembelajaran Kooperatif tipe STAD pada pembelajaran tematik untuk siswa kelas IV di SDN Nagarasari 3 Kecamatan Cigeureung.

(20)

8

4. Untuk menghasilkan desain model pembelajaran Kooperatif tipe STAD pada pembelajaran tematik yang dapat digunakan siswa kelas IV SDN Nagarasari 3 Kecamatan Cigeureung.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, diantaranya : 1. Bagi Siswa

Manfaat penelitian ini bagi siswa adalah siswa dapatmemiliki tanggung jawab yang besar terhadap tugas yang diberikan; melalui penelitian ini juga diharapkan siswa dapat lebih memahami materi melalui penjelasan yang diberikan temannya; siswa dapat terampil dalam melakukan diskusi kelompok untuk menyelesaikan masalah-masalah yang berkaitan dengan sub tema pemanfaatan energi.

2. Bagi Guru

Manfaat penelitian ini bagi guru adalah dapat membantu guru dalam menerapkan pembelajaran tematikpada sub tema pemanfaatan energi; dapat membantu guru dalam merancang pelaksanaan pembelajaran tematik sehingga kegiatan pembelajaran menjadi lebih menyenangkan dan aktif; dapat menentukan model atau strategi pembelajaran yang sesuai dengan pembelajaran dan tujuan yang diharapkan.

3. Bagi Peneliti

Manfaat penelitian ini bagi peneliti adalah dapat menambah wawasan mengenai kegiatan pembelajaran yang disenangi oleh siswa dalam menyelesaikan masalah-masalah yang berkaitan dengan subtema pemanfaatan energi di kelas IV SD; dapat menambah pengalaman dalam menggunakan model cooperative learning tipe STAD dalam pembelajaran tematik di kelas IV SD sehingga mengetahui kekurangan dan kelebihan pada model pembelajaran ini.

4. Bagi Peneliti lain

(21)

9

E. Spesifikasi Produk yang Diharapkan

Produk yang dihasilkan dari penelitian ini adalah sebuah rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) pada pembelajaran tematik berbasis kurikulum 2013. RPP yang dikembangkan sesuai dengan KI dan KD dengan sub tema pemanfaatan energi di kelas IV sekolah dasar.

Menurut Trianto (2009, hlm.214), “Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah panduan langkah-langkah yang akan dilakukan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran yang disusun dalam skenerio kegiatan”. RPP yang dimaksud adalah langkah atau tahapan kegiatan pembelajaran yang berorientasi pada pembelajaran terpadu yang berfungsi sebagai pedoman bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran di dalam kelas. Susunan RPP yang akan dihasilkan berdasarkan acuan Kemendikbud meliputi:

1. Identitas RPP yang meliputi identitas sekolah, mata pelajaran, kelas dan semester, hari/tanggal dan jumlah pertemuan.

2. Kompetensi Inti dari silabus 3. Kompetensi Dasar dari silabus 4. Indikator pencapaian kompetensi 5. Tujuan pembelajaran

6. Karakter yang diharapkan muncul dari kegiatan pembelajaran 7. Materi ajar

8. Alokasi waktu yang diperlukan

9. Metode pembelajaran, yang dapat memfasilitasi pembelajaran kelompok dengan menggunakan pembelajaran Cooperative Learning Tipe STAD. 10. Kegiatan pembelajaran yang didalamnya terdapat kegiatan kooperatif

tipe STAD.

11. Penilaian hasil belajar yang menekankan pada penilaian otentik. 12. Sumber belajar.

F. Pentingnya Pengembangan

(22)

10

mempersiapkan kegiatan pembelajaran dengan memperhatikan karakteristik siswa dan tujuan yang harus dicapai yang tercantum dalam kurikulum.

Dalam kurikulum 2013, pembelajaran tematik diterapkan dari mulai kelas I sampai kelas VI SD. Dalam kurikulum 2013, yang aktif dalam kegiatan pembelajaran bukan lagi guru, tetapi siswa yang harus berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran. Penggunaan model pembelajaran yang tepat pun menjadi salah satu pendukung tecapainya kurikulum 2013 ini. Berbagai metode, media, sumber belajar, dan evaluasi harus dipertimbangkan dengan matang.

Penilaian yang hanya mencakup aspek kognitif seperti yang digunakan dalam dunia pendidikan sekarang ini, seharusnya sudah tidak boleh diterapkan. Karena selain hasil belajar, yang diharapkan dari kegiatan pembelajaran adalah proses dari pembelajaran itu. Model pembelajaran yang monoton yang dilakukan oleh guru di sekolah, akan menghasilkan siswa yang kurang termotivasi untuk berperan aktif dalam pembelajaran.

Para guru di sekolah membutuhkan berbagai pelatihan dalam menerapkan model pembelajaran yang bervariatif. Karena, jika pemerintah hanya menjejalkan para guru dengan buku panduan belum berarti guru ingin belajar dan menerapkannya sendiri tanpa ada dukungan dari pemerintah maupun dari lingkungan sekolahnya.

G. Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan 1. Asumsi Pengembangan

Dalam penelitian ini, model pembelajaran kooperatif learning tipe STAD dalam bentuk rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) pembelajaran tematik berbasis kurikulum 2013 dikembangkan dengan adanya beberapa asumsi, yaitu: a. Berdasarkan PERMENDIKBUD No 65 Tahun 2013, “Setiap pendidik pada

(23)

11

sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis perserta didik”.

b. Kemendikbud menjelaskan model pembelajaran yang dibutuhkan dalam kurikulum 2013 bahwa (1) pembelajaran diarahkan untuk mendorong peserta didik mencari tahu dari berbagai sumber observasi bukan diberi tahu, (2) pembelajaran diarahkan untuk mampu merumuskan masalah (menanya), bukan hanya menyelesaikan masalah (menjawab), (3) pembelajaran diarahkan untuk melatih berfikir analitis (pengambilan keputusan) bukan berfikir mekanistis, dan (4) pembelajaran menekankan pentingnya kerjasama dan kolaborasi dalam menyelesaikan masalah

c. Pelaksanaan pembelajaran tematik dapat membantu siswa dalam mencapai kompetensi yang harus mereka kuasai baik itu pengetahuan, sikap, maupun keterampilan. Untuk menyongsong tujuan kurikulum 2013, melalui pembelajaran tematik harus dibarengi dengan perencanan yang matang. Serta memilih model pembelajaran yang dapat menciptakan situasi yang dapat memotivasi siswa, agar dapat berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran sehingga dapat mencapai kompetensi yang diharapkan secara optimal.

2. Keterbatasan Pengembangan

Dalam pengembangan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam pembelajaran tematik ini terdapat beberapa batasan yang harus diperhatikan, antara lain:

a. Model pembelajaran dapat digunakan dengan jumlah tidak lebih dari 35 sampai 40 siswa, karena jika digunakan pada jumlah siswa yang terlalu banyak akan kurang efektif dalam pembelajaran.

(24)

12

H. Struktur Organisasi Skripsi

Penulisan skripsi ini disusun dengan struktur organisasi sebagai berikut: 1. Bab I Pendahuluan

Bab ini terdiri atas latar belakang penelitian, identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, pentingnya pengembangan,asumsi dan keterbatasan pengembangan, spesifikasi produk serta struktur organisasi skripsi. Latar belakang penelitian dijabarkan untuk menjelaskan alasan peneliti melaksanakan penelitian, pentingnya masalah itu untuk diteliti, dan alternatif atau solusi dari peneliti untuk mengatasi masalah. Identifikasi dan perumusan masalah menjelaskan tentang analisis dan rumusan masalah dinyatakan dalam bentuk kalimat tanya. Tujuan penelitian menyajikan tentang hasil yang ingin dicapai setelah penelitian selesai dilakukan, tujuan penelitian dirumuskan dalam bentuk kalimat kerja operasional. Manfaat penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat baik bagi siswa, guru, peneliti sendiri dan bagi peneliti lain. Pentingnya pengembangan menjelaskan sebearpa pentingnya pengembangan ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan para siswa maupun guru dalam pelaksanaan pendidikan di lapangan. Asumsi dan keterbatasan pengembangan berisi tentang asumsi yang melandasi peneliti dalam melakukan penelitian dan pengembangan serta keterbatasan peneliti dalam melakukan penelitian. Spesifikasi produk menggambarkan produk seperti apa yang akan dihasilkan. Struktur organisasi skripsi memaparkan mengenai urutan penulisan dari setiap bab dan bagian bab dalam skripsi.

2. Bab II Kajian Pustaka

Bab ini memberikan penjelasan mengenai landasan teori yang berisikan penelitian dan pengembangan, model pembelajaran, Cooperative Learning tipe STAD, kurikulum 2013, pembelajaran tematik, sub tema pemanfaatan energi di kelas IV, perencanaan pembelajaran, penelitian yang relevan dan kerangka pemikiran dari peneliti.

3. Bab III Metode Penelitian

(25)

13

metode penelitian, definisi operasional dan konseptual, instrumen penelitian, pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data, dan analisis data penelitian.

4. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

Bab ini berisi hasil penelitian dari analisis data untuk menghasilkan temuan berkaitan tentang masalah penelitian, serta pembahasan atau analisis temuan yang dikaitkan dengan landasan teoritik yang dibahas dalam bab kajian pustaka.

5. Bab V Kesimpulan dan Rekomendasi

(26)

33

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian

Lokasi penelitian berada di Jalan Cigeureung Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya tepatnya di SD Negeri Nagarasari 3. Penelitian di mulai pada bulan Januari hingga Mei 2014. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV dengan siswa yang berjumlah 46 orang. Jumlah tersebut terdiri dari 24 siswa perempuan dan 19 siswa laki-laki dibagi menjadi 2 rombongan belajar (rombel). Namun pada saat pelaksanaan dilakukan uji coba dua kali, uji coba pertama dilakukan di rombel A sedangkan uji coba kedua dilakukan di rombel B.

Setelah mendapatkan populasi yang akan diteliti, langkah berikutnya adalah menentukan sampel penelitian. Menurut Arikunto (2010,hlm. 174), “sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti”. Sedangkan teknik sampling yang digunakan dalam penelitian adalah dengan menggunakan teknik sampling jenuh. Menurut Sugiyono, “sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel” (Sugiyono, 2009, hlm. 124). Sehingga sampel yang digunakan dalam penelitian adalah seluruh siswa kelas IV SD Negeri Nagarasari 3 yang berjumlah 46 siswa.

Tabel 3.5

Jumlah Siswa Kelas IV SDN Nagarasari 3

Rombel Jenis Kelamin Jumlah Siswa

Perempuan Laki-laki

A 14 orang 11 orang 25 orang

B 13 orang 8 orang 21 orang

Jumlah seluruh siswa yang hadir 46 orang

B. Model Penelitian

Menurut Sudjana (Trianto, 2009,hlm. 178), “untuk melaksanakan pengembangan perangkat pembelajaran diperlukan model-model pengembangan

(27)

34

yang sesuai dengan sistem pendidikan”. Dalam penelitian ini digunakan model pengembangan ADDIE yang dikembangkan oleh Reiser dan Mollenda dengan langkah-langkah sebagai berikut: (1) analysis; (2) design; (3) development; (4) implementation; dan (5) evaluation.

(1) Analysis, merupakan langkah awal yang harus ditempuh oleh peneliti. Pada tahap ini adalah tahap pendefinisian tentang apa yang akan dipelajari oleh siswa, meliputi analisis kebutuhan, identifikasi masalah, dan identifikasi tugas pembelajaran. Hasil yang harus didapatkan dari tahap ini adalah karakteristik siswa, identifikasi kesenjangan, identifikasi kebutuhan dan analisis tugas yang rinci didasarkan pada kebutuhan.

(2) Design, merupakan langkah dalam perancangan produk dalam bentuk

blueprint. Langkah awal dalam tahap desain ini adalah merumuskan tujuan pembelajaran yang SMAR (specific, measureble, applicable, danrealistic). Dalam blueprint ini terdapat tes yang akan digunakan dalam kegiatan penelitian (kegiatan pembelajaran), strategi yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang awalnya sudah direncanakan, penggunaan metode, media, bahkan pertimbangan sumber pendukung lain misalnya sumber belajar bahkan lingkungan belajar siswa.

(3) Development, dalam tahap ini peneliti sudah mewujudkan desain dalam bentuk nyata, misalnya dengan menyusun skenario pembelajaran kemudian mengembangkan dengan sebaik mungkin. Satu langkah yang paling penting dalam tahap ini adalah melaksanakan uji coba sebelum di implementasikan. (4) Implementasi, peneliti menerapkan kegitan pembelajaran dengan desain yang

sudah dibuat.

(28)

35

C. Metode Penelitian

Seperti yang sudah dipaparkan pada bab sebelumnya bahwa penelitian ini menggunakan metode Penelitian dan Pengembangan (Research and Development). Menurut Sugiyono, penelitian R & D merupakan “metode

penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut” (2009,hlm. 407). Sedangkan menurut Sukmadinata (2010,hlm.164), “penelitian dan pengembangan adalah suatu proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada yang dapat dipertanggungjawabkan”. Berdasarkan pengertian di atas, penelitian dan pengembangan merupakan langkah atau proses dalam mengembangkan atau menghasilkan suatu produk tertentu yang dapat dipertanggungjawabkan.

Dalam pelaksanaan penelitian dan pengembangan digunakan dua pendekatan, yaitu pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Kedua pendekatan ini dilakukan pada setiap langkah proses penelitian pengembangan. Dari mulai analisis kebutuhan hingga evaluasi produk.

D. Definisi Operasional

Model pembelajaran adalah suatu prosedural sistematis yang mengorganisasikan pengalaman belajar siswa yang berfungsi sebagai pedoman bagi para guru dalam merancang kegiatan belajar siswa. Model pembelajaran

Gambar 3.2

(29)

36

kooperatif adalah salah satu model pembelajaran yang dapat mendukung kurikulum 2013, karena dapat memberikan kesempatan kepada para siswa untuk berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran sehingga mencapai tujuan kompetensi yang diharapkan. Kualitas model pembelajaran diukur dengan lembar validasi kelayakan model pembelajaran oleh Dra. Yasbiati, M.Pd sesuai dengan sintaks model pembelajaran kooperatif. Keefektifan model tersebut dapat diukur dengan melihat tes hasil belajar siswa dengan menggunakan instrumen tes soal di SDN Nagarasari 3 Kota Tasikmalaya.

Pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai mata pelajaran yang dinaungi oleh satu tema atau beberapa subtema. Dalam perencanaannya guru menggunakan RPP tematik berikut alat evaluasi yang digunakan. Pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan di kelas IV SDN Nagarasari 3, pada subtema Pemanfaatan Energi khususnya dalam kegiatan pembelajaran 2. Mata pelajaran yang dipadukan diantaranya adalah IPA, Matematika dan SBdP.

Kurikulum 2013 merupakan penyempurnaan kurikulum 2006 (KTSP) yang sudah diberlakukan pada tahun 2013. Pada tingkat SD, perubahan terjadi secara signifikan yaitu dengan menggunakan pendekatan tematik pada proses pembelajarannya.

E. Instrumen Penelitian

Pada penelitian ini yang menjadi instrumen penelitian utama adalah peneliti sendiri. Sugiyono (2012,hlm. 306) mengemukakan bahwa:

Peneliti kualitatif sebagai human instrument, berfungsi menetapkan fokus penelitian. memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data, dan membuat kesimpulan atas temuannya.

(30)
[image:30.595.112.510.141.401.2]

37

Tabel 3.6

Jenis Data dan Instrumen Penelitian

No Jenis Data

Teknik Pengumpulan Data Instrumen Penelitian 1. Penggunaan model pembelajaran oleh guru di Sekolah

Wawancara dan Observasi

- Pedoman Wawancara

- Daftar Cek 2.

Validasi rancangan desain model pembelajaran

Kuesioner Daftar Cek

3. Keterlaksanaan model

pembelajaran Kuesioner - Daftar Cek

4. Keefektifan penggunaan

model pembelajaran Tes dan Non Test

- Soal (Pilihan Ganda) dan Penilaian Kinerja

(Rubrik dan Format

Penilaian)

1. Instrumen Pedoman Wawancara

Wawancara dilakukan untuk mendapatkan data penggunaan model pembelajaran oleh guru di SDN Nagarasari 3 dengan menggunakan instrumen pedoman wawancara. Pertanyaan yang sudah disiapkan sebanyak 12 butir yang berkaitan dengan penggunaan model pembelajaran di sekolah yang akan menjadi tempat penelitian. Teknik wawancara yang dipilih dengan menggunakan wawancara semiterstruktur yang dilakukan secara tatap muka.

2. Instrumen Daftar Cek

(31)
[image:31.595.110.513.141.571.2]

38

Tabel 3.7

Kisi-kisi Penilaian Kualitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

Aspek Indikator Jumlah

Butir

No Item Pada Instrumen

(a) (b) (c) (d)

Kelayakan Model

Silabus Pembelajaran 11 1-11

Pemetaan Tema 3 12-14

RPP Identitas 3 15-17

Tujuan Pembelajaran 4 18-21

Materi Ajar 2 22-23

Langkah-langkah Pembelajaran

7 24-30

Media dan Sumber Belajar

4 31-34

Penilaian 4 35-38

[image:31.595.112.514.154.356.2]

Jumlah Indikator Penilaian 38 38

Tabel 3.8

Kisi-kisi Penilaian Kualitas Keterlaksanaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

Aspek Indikator Jumlah Butir No Item Pada

Instrumen Kegiatan

Pendahuluan

- 5 1-5

Kegiatan Inti

Fase-1 2 6-7

Fase-2 2 8-9

Fase-3 5 10-14

Fase-4 7 15-21

Fase-5 4 22-25

Kegiatan Penutup Fase-6 5 26-30

Jumlah Indikator Penilaian 30 30

3. Instrumen Soal dan Rubrik Penilaian

(32)
[image:32.595.107.533.150.535.2]

39

Tabel 3.9

Kisi-kisi Instrumen Pilihan Ganda No

Urut

Kompetensi

Dasar Indikator Bentuk

No Soal

(a) (b) (c) (d) (e)

1

3.4 Membedakan berbagai bentuk

energi melalui

pengamatan dan mendeskripsikan pemanfaatannya dalam kehidupan sehari-hari

Menjelaskan alasan

penggunaan energi alternatif.

PG 1, 6

2 Menyebutkan 3 manfaat

penggunaan energi alternatif.

PG 2, 3, 4

3 Menyebutkan 6 macam

sumber energi alternatif

PG 9

4 Membedakan energi alternatif

dalam kehidupan sehari-hari.

PG 8, 10, 11, 12

5 Menunjukkan alat yang

digunakan dalam penggunaan sumber energi alternatif.

PG 5, 7

6 Membuat pohon ingatan

tentang pemanfaatan energi alternatif. Produk 7 3.11 Menunjukkan pemahaman persamaan antara sepasang ekspresi menggunakan penambahan, pengurangan, dan perkalian

Menunjukkansepasangpersam

aanmatematika yang

memilikinilaisamadenganmen ggunakanoperasipenambahan, pengurangan, danperkalian.

PG

19, 20

Menyelesaikansoalcerita yang berhubungandengansepasangk alimatmatematikapadapermasa lahanpemanfaatanenergydala mkehidupan. 13, 14, 15, 16, 17, 18

Setelah penyusunan instrumen selesai, peneliti mengujicobakan instrumen ke sekolah yang dijadikan sampel penelitian. Pelaksanaan uji coba instrumen ini dilaksanakan secara terbimbing. Pengujian instrumen ini bertujuan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas instrumen yang digunakan dalam penelitian. Sedangkan rubrik penilaian digunakan untuk mengukur aspek sikap dan keterampilan. Penilaian tersebut dilakukan pada saat proses pembelajaran.

1. Validitas

(33)

40

merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi pada objek penelitian dengan data yang dilaporkan oleh peneliti” (Sugiyono, 2010,hlm. 363).

Uji validitas digunakan untuk mengetahui apakah alat ukur tersebut sudah relevan atau mungkin ada beberapa yang harus dibuang dan diganti dengan yang baru. Dalam penelitian ini perhitungan uji validitas dilakukan dengan bantuan komputer pada program Microsoft excel 2007.

[image:33.595.144.457.273.655.2]

Hasil pengolahan dataujivaliditasinstrumentsoalditunjukkanpadatabel 3.10.

Tabel 3.10

HasilValidasiInstrumenTesHasilBelajar

No. Item rhitung rtabel Keterangan

(a) (b) (c) (d)

1. 0,37 0,28 Valid

2. 0,46 0,28 Valid

3. 0,36 0,28 Valid

4. 0,32 0,28 Valid

5. 0,34 0,28 Valid

6. 0,35 0,28 Valid

7. 0,49 0,28 Valid

8. 0,34 0,28 Valid

9. 0,43 0,28 Valid

10. 0,34 0,28 Valid

11. 0,35 0,28 Valid

12. 0,29 0,28 Valid

13. 0,29 0,28 Valid

14. 0,63 0,28 Valid

15. 0,37 0,28 Valid

16. 0,43 0,28 Valid

17. 0,34 0,28 Valid

18. 0,58 0,28 Valid

19. 0,37 0,28 Valid

20. 0,47 0,28 Valid

2. Reliabilitas

(34)

41

pengujian reliabilitas instrumen, peneliti menggunakan metode parohan (Split Hlmf Method).

Sesuai dengan namanya, data yang diperoleh berupa skor dibagi menjadi dua bagian, yaitu skor dengan item ganjil dan item genap. Langkah selanjutnya adalah skor tersebut dikorelasikan satu sama lain. Indeks reliabilitas yang didapatkan yaitu koefisien konsistensi internal yang merupakan keseluruhan item tes. Hasil korelasi skor kedua paruhan didapatkan dengan rumus:

= 2

1 +

Keterangan : ri : reliabilitas internal seluruh instrumen

rb : korelasi product moment antara belahan pertama dan

kedua

(Sugiyono, 2009, hlm. 185-186) Klasifikasi interpretasi indeks reliabilitas menurut Guilford, J.P. (Nurbayanti, Enden, 2010, hlm 37) adalah :

ri < 0,20 reliabilitas sangat rendah

0,20 ≤ ri ≤ 0,40 reliabilitas rendah

0,40 ≤ ri ≤ 0,70 reliabilitas sedang

0,70 ≤ ri ≤ 0,90 reliabilitas tinggi

0,90 ≤ ri ≤ 1,00 reliabilitas sangat tinggi

Hasil perhitungan jika dilihat berdasarkan derajat reliablitas tes hasil

belajar termasuk pada kategori tinggi. Karena hasil perhitungan didapatkan ri tes

hasil belajar sebesar 0,843. Sehingga dapat disimpulakan bahwa, semua tes hasil belajar siswa dapat digunakan dalam pelaksanaan penelitian.

F. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian merupakan seluruh tahapan yang harus dilaksanakan oleh peneliti secara sistematis. Langkah-langkah tersebut sesuai dengan model pengembangan ADDIE yang akan dijabarkan sebagai berikut.

(35)

42

Pada tahap ini dilakukan studi pendahuluan dengan menggunakan pendektan deskriptif kualitatis. Peneliti melakukan studi pustaka dan lapangan tentang penggunaan model pembelajaran yang digunakan di kelas IV SDN Nagarasari 3.

2. Analisis(Analysis)

Kegiatan analisis pada tahap ini meliputi : (a) analisis kebutuhan; (b) analisis indikator; (c) analisis topik materi; (d) analisis kegiatan pembelajaran dan (e) analisis tugas

3. Desain (Design)

Setelah melalui tahap analisis dan menemukan beberapa data yang diperoleh, langkah selanjutnya adalah mencoba untuk merancang atau mendesain model pembelajaran yang akan kita kembangkan sesuai dengan hasil analisis yang sudah didapatkan. Peneliti mencoba untuk merancang kegiatan pembelajaran sesuai dengan sintaks atau fase dari model pembelajaran kooperatif.

4. Pengembangan (Development)

Rancangan yang sudah dibuat selanjutnya diserahkan kepada tim ahli untuk divalidasi kelayakan kualitasnya berdasarkan pedoman daftar cek yang sudah disediakan oleh peneliti. Seluruh aspek yang tercantum dalam daftar cek tersebut sebisa mungkin harus diimplementasikan dalam rancangan yang dibuat. Kegiatan validasi oleh tim ahli ini merupakan kegiatan yang akan memungkinkan peneliti memperbaiki (revisi) rancangannya sesuai dengan saran atau masukan dari tim ahli sebelum rancangan tersebut diimplementasikan.

5. Pelaksanaan (Implementation)

(36)

43

Dalam pelaksanaan uji coba, peneliti menggunakan metode pre-experimen dengan desain one group pretest posttest only.

Pola (Sugiyono, 2010 ,hlm.111)

Keterangan: O1 : Hasil pretest

X : Perlakuan dengan Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD O2 : Hasil posttest

6. Evaluasi (Evaluation)

Tahap terakhir dalam penelitian ini adalah evaluasi. Evaluasi ini dilakukan setelah seluruh uji coba dilaksanakan. Dalam pelaksanaannya, tahap terakhir ini adalah untuk memperbaiki (revisi) rancangan yang sudah dilakukan uji coba. Seluruh pelaksanaan uji coba rancangan dikaji ulang untuk mencari hambatan atau kendala yang masih ada dalam pelaksanaan uji coba ini. Sehingga menghasilkan rancangan produk sesuai yang diharapkan.

(37)

44

G. Teknik Pengumpulan Data dan Analisis Data

[image:37.595.119.510.121.513.2]

Untuk memperoleh data-data yang diperlukan dalam penelitian ini digunakan beberapa teknik pengumpulan data yaitu sebagai berikut:

Tabel 3.11

Teknik Pengumpulan Data

No Jenis Data

Teknik Pengumpulan Data Sumber Data Teknik Analisis Data

(a) (b) (c) (d) (e)

1. Penggunaan model pembelajaran Wawancara dan Observasi

Guru Kelas IV

SD Negeri

Nagarasari 3

Teknik Analisis Data Menurut Miles Analisys

Kebutuhan Indikator Kegiatan Tugas

pembelajaran Design Penyusunan Jaringan Tema Pemilihan Media Penyusunan Alat Evaluasi Penyusunan Model Pembelajaran Development

Penyusunan RPP Berbasis Cooperative Tipe STAD

Implementation

Evaluation Validasi Ahli

Materi

Uji Coba Produk Uji Coba Pemakaian

Revisi II

[image:37.595.113.517.624.725.2]

Revisi I PRODUK

(38)
[image:38.595.114.511.114.449.2]

45

Tabel 3.11

Teknik Pengumpulan Data (lanjutan)

(a) (b) (c) (d) (e)

oleh guru di Sekolah

(Ai Yuhani,

S.Pd.)

& Hubberman (Kualitatif) 2. Validasi rancangan desain model pembelajaran Kuesioner

Dra. Yasbiati, M.Pd.

dan Ai

Yuhani, S.Pd. Teknik Analisis Data Menurut Miles & Hubberman (Kualitatif& Kuantitatif ) 3. Keterlaksanaan model pembelajaran

Kuesioner Tim Skripsi Resti Budiarti Teknik Analisis Data Menurut Miles & Hubberman (Kualitatif& Kuantitatif) 4. Keefektifan penggunaan model pembelajaran

Tes dan Non Test

Siswa Kelas

IV SDN

Nagarasari 3 Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya

Microsoft Excel 2010 (Kuantitatif)

1. Penggunaan Model Pembelajaran di SDN Nagarasari 3

Untuk memperoleh data penggunaan model pembelajaran di SDN Nagarasari 3 peneliti menggunakan teknik wawancara semiterstruktur secara tatap muka langsung dengan wali kelas IV yaitu Ai Yuhani, S.Pd. penggunaan teknik wawancara ini dilakukan untuk mengetahui lebih dalam tentang penggunaan model pembelajaran pada konsep pemanfaatan energi. Selain itu digunakan pula cek dokumentasi untuk mengetahui ada tidaknya perangkat pembelajaran di mulai dari kurikulum, progam pembelajaran, hingga RPP yang digunakan. Setelah data terkumpul, dilakukan analisis data dengan menggunakan teknik dari Miles and Huberman.

2. Validasi Rancangan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

(39)

46

tidaknya rancangan yang peneliti buat. Sama hlmnya dengan hasil data sebelumnya, data yang diperoleh dari validator juga dianalisis dengan teknik Miles and Huberman.

3. Keterlaksanaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

Data yang didapatkan dengan cara meminta rekan tim untuk menilai sejauh mana ketercapaian pelaksanaan pembelajaran dengan rancangan yang sudah dibuat sebelumnya. Pedoman kuesioner dibuat sedemikian rupa sehingga validator mudah untuk memahami aspek apa saja yang harus perhatikan. Pelaksanaan uji coba dilakukan oleh peneliti sendiri. Hlm ini disebabkan, karena peneliti yang membuat rancangan dan mengembangkan komponen yang terdapat dalam kuesioner sehingga lebih memudahkan untuk mengetahui kekurangan maupun kelemahan yang ada pada rancangan tersebut. Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan menggunakan teknik Miles and Huberman.

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa penelitian menggunakan seluruh populasi sebagai sampel. Dalam bukunya, Sugiyono (2012, hlm. 208) menjelasakan bahwa, “ Penelitian yang dilakukan pada populasi (tanpa diambil sampelnya) jelas akan menggunakan statistik deskriptif dalam analisisnya”. Masih dalam bukunya Sugiyono (2012, hlm. 207) menyatakan bahwa “ Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi”. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil analisis data yang diperoleh akan dijabarkan secara deskriptif, baik itu berbentuk tabel, grafik, diagram lingkaran, dan lain-lain.

Menurut Miles and Huberman (Sugiyono, 2012, hlm.91) bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data ini, yaitu:

a. Data reduction (reduksi data)

(40)

47

dilakukan oleh seorang peneliti karena semakin lama peneliti terjun ke lapangan, maka jumlah data yang akan ditemukan akan semakin banyak, rumit dan kompleks. Melalui reduksi data, data tersebut harus dilakukan analisis data. Artinya, merangkum data-data tersebut sehingga terlihat jelas hlm-hlm pokoknya, polanya, hingga membuang hlm-hlm yang tidak diperlukan. Kegiatan mereduksi data ini akan memberikan gambaran yang jelas mengenai data yang diperoleh, sehingga memudahkan peneliti untuk mencari pengumpulan data selanjutnya bahkan mencari data yang mungkin akan diperlukan.

b. Data display (penyajian data)

Langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data yang sudah direduksi dengan mengorganisasikan data tersebut dalam bentuk pola hubungan, sehingga penyajian data tersebut mudah untuk dipahami.

c. Conclusion drawing/verification (melakukan interpretasi dan kesimpulan) Langkah selanjutnya adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Langkah ini dilakukan untuk mengumpulkan data yang diperoleh dari lapangan. Dengan terkumpulnya data tersebut dapat mendukung kesimpulan awal yang tadinya masih bersifat remang-remang menjadi lebih jelas.

4. Keefektifan Penggunaan Model Kooperatif Tipe STAD

Data yang diambil adalah data hasil Pretest dan Posttest dari hasil belajar siswa dengan tujuan untuk mengetahui seberapa besar peningkatan nilai rata-rata siswa dengan menggunakan produk yang dikembangaka dalam hlm ini adalah pengembangan yang dilakukan pada model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

(41)

48

Tabél 3.12

Data Skor Pretest dan Posttest Hasil Uji Coba

No Nama Siswa Pretest Posttest Posttest - Pretest

1

2

(42)
(43)

89

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada subtema pemanfaatan energi dalam tema selalu berhemat energi di kelas IV SDN Nagarasari 3 Tasikmalaya maka dapat diambil beberapa kesimpulan.

Pertama, penggunaan model pembelajaran yang ada di SDN Nagarasari 3 tidak terlalu berpariatif. Sehingga kegiatan pembelajaran tidak jauh berbeda dengan sekolah-sekolah yang lain. Bahkan model pembelajaran kooperatif yang menekankan kepada pembelajaran kelompok, sangat sulit untuk diterapkan di sekolah karena beberapa alasan. Salah satunyaadalah faktor kemampuan guru yang belum memahami betul makna dari model pembelajaran kooperatif tipe STAD seperti apa.

Kedua, karena Kurikulum 2013 sudah mulai diimplementasikan di beberapa sekolah dasar, sehingga untuk mengatasi poin pertama maka peneliti merancang model pembelajaran kooperatif tipe STAD yang berlandaskan kepada Kurikulum 2013. Khususnya pada subtema “Pemanfaatan Energi”, dalam tema “Selalu Berhemat Energi” di dalam kegiatan pembelajaran kedua tentang konsep “Energi Alternatif” di kelas IV. Keterlaksanaan pengembangan model pembelajaran ini dikembangkan dalam bentuk RPP. Penelitian ini dikembangkan berdasarkan pada model pengembangan ADDIE. Tahap yang harus dilaksanakan dari mulai Analysis, Design, Development, Implementation, dan Evaluation. Dalam tahap perancangan (Design)dihasilkan rancangan model pembelajaran yang akan dikembangkan dalam bentuk RPP.

Ketiga, proses pengembangan pada produk di validasi oleh tim ahli dan hasilnya akan diaalisis oleh peneliti. Hasil dari penilaian tim ahli terhadap rancangan awal model pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah sebesar 4,25. Hasil ini menyatakan bahwa rancangan produk yang dibuat oleh peneliti sudah baik. Sehingga produk ini dapat digunakan dalam penelitian.

(44)

90

Keempat, kegiatan implementasi yang dilakukan adalah mengujicobakan produk di sekolah yang akan menjadi subjek penelitian. Uji coba dilakukan hingga dua kali pada kelas yang berbeda. Pada uji coba dilakukan tes belajar pretest dan posttest. Hasil dari uji coba I, mengalami peningkatan setelah diketahui nilai pretest, peningkatan tersebut sebesar 10%. Sedangkan pada uji coba II setelah mengalami revisi besaran peningkatan hasiltessiswasebesar 14,5%.

Maka, berdasarkan hasil uji coba yang dilengkapi revisi produk di lapangan dihasilkan produk akhir berupa sintaks pembelajaran yang dikembangkan dari model pembelajaran kooperatif oleh Slavin. Namun dalam pengembangan ini tidak hanya model pembelajaran saja yang dilampirkan tetapi model pembelajaran tersebut dibuat dalam bentuk keterlaksanaannya berupa RPP. Selain RPP dilengkapi dengan perangkat pembelajaran yang lain seperti LKS, soal evaluasi, kunci jawaban, media pembelajaran, materi dan penilaian. Untuklebihjelasnya, produkakhirinidapatdilihatdalamlampiran

B. Saran

Untuk perbaikan penelitian yang akan dilaksanakan selanjutnya, khususnya untuk melakukan penelitian pengembangan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada subtema pemanfaatan energi, maka penelitimemberikanbeberapa saran berikut:

1. Prosedur penelitian pengembangan merupakan penelitian yang membutuhkan waktu yang sangat lama. Dan bahkan karena penelitian pengembangan ini bisa dikatakan penelitian yang jarang digunakan sehingga peneliti akan merasakan kesulitan dalam hal proses atau tahapan penelitiannya. Olehkarenaitu,

(45)

91

2. Untuklebihmeningkatkankualitaskegiatan pembelajaran di sekolah-sekolah sebaiknya perlu dilakukan kegiatan uji coba model pembelajaran pada mata pelajaran tertentu, agar para siswa terbiasa belajar dengan metode diskusi. Sehingga pengunaan model pembelajaran koopeartif tipe STAD ini jika digunakan tidak akan sesulit yang dibayangkan.

(46)

92

DAFTAR PUSTAKA

Akbar, Sa’dun. (2013). Instrumen Perangkat Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Husamah dan Yanur Setyaningrum. (2013). Desain Pembelajaran Berbasis Pencapaian Kompetensi (Panduan Merancang Pembelajaran untuk

Mendukung Implementasi Kurikulum 2013). Jakarta: Prestasi

Pustakaraya.

Isjoni. (2012). Cooperative Learning (Efektifitas Pembelajaran Kelompok). Bandung: Alfabeta.

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. (2013). Permendikbud No. 65 Tahun 2013 Tentang Standar Proses. Jakarta: Kemendikbud.

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. (2013). Permendikbud No. 67 Tahun 2013 Tentang Kurikulum SD. Jakarta: Kemendikbud.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013. Selalu Berhemat Energi (Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013: Buku Guru SD/MI Kelas IV). Jakarta: Kemendikbud.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013. Selalu Berhemat Energi (Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013: Buku Siswa SD/MI Kelas IV). Jakarta: Kemendikbud.

Lie, Anita. (2005). Cooperative Learning (Mempraktikan Cooperative Learning di Ruang-ruang Kelas). Jakarta: PT Grasindo.

Majid, Abdul. (2012). Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi Guru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Mulyani, Sri. (2013). Pengembangan Perangkat Pebelajaran IPA Berbasis Karakter pada Materi Perubahan Kenampakan Bumi dan Benda Langit. Skripsi pada Program Studi PGSD Tasikmalaya: tidak diterbitkan.

Nurbayanti, Enden. (2010). Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Tipe Make A Match terhadap Kemampuan Komunikasi Matematik siswa. Skripsi pada program studi pendidikan matematika. Tasikmalaya: tidak diterbitkan

Rahayu,Puji dan Siti Hallimah. (2012). “Penerapan Pendekatan Cooperative Learning Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pokok Bahasan Bangun Datar”. Jurnal Pendidikan Dasar. –

(47)

93

Rakhmat, Cece dan Solehudin. (2006). Pengukuran dan Penilaian Hasil Belajar. Bandung: Andira.

Slavin, Robert E.. (2005). Cooperative Learning (Toeri, Riset dan Praktik). Bandung: Nusa Media.

Subratha, Nyoman. (2007). “Pengembangan Model Pembelajaran Kooperatif dan Strategi Pemecahan Masalah untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VII C SMP Negeri I Sukasada”. Jurnal Penelitian dan Pengembangan [Online], Vol 1(2), 12 halaman. Tersedia: -

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.

---. 2010. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.

---. 2012. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.

Sukirman dan Nana Jumhana. (2006). Perencanaan Pembelajaran. Bandung: UPI Press.

Suprijono, Agus. (2012). Cooperative Learning: Teori & Aplikasi Paikem. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Trianto. (2009). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Jakarta: Kencana Perdana Media Group.

Gambar

Tabel 1.1 Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar IPA
Tabel 1.3 Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Matematika
Tabel 3.5 Jumlah Siswa Kelas IV SDN Nagarasari 3
Tabel 3.6 Jenis Data dan Instrumen Penelitian
+6

Referensi

Dokumen terkait

Dalam aspek penataan ruang kerja ada beberapa hal yang terkait yaitu pencahayaan, suara, warna dan juga letak dari perabotan dn alat kerja kantor. 1) Pencahayaan

Dan kelompok percobaan P3 kelompok tikus yang dipapar gelombang elektromagnetik ponsel dengan durasi 3 jam per hari selama 28 hari dan diberikan ekstrak etanol kulit

Mohon Anda uji contoh-contoh berikut, dan tuliskan seberapa jauh Anda menyukainya, dengan memberi tanda (V) pada pernyataan-pernyataan tersebut yang Anda anggap paling sesuai

Data tersebut seharusnya menimbulkan keinginan untuk penegakan hukum yang lebih adil oleh pemerintah dalam bidang lingkungan hidup, agar segala sesuatu yang dapat

Perusahaan dengan prospek yang baik akan memiliki pertumbuhan yang baik dan diduga mempunyai peluang investasi yang tinggi, sehingga mem- butuhkan dana yang

امؤ ٘جاغكلا يتلا ،اهلب٢ ذها٩ٞ ةصوضدم يف ثاظاخ ؽاىلا يف ٪لج تىمػالأ ،عىهٗلاو ملو ً٨ي ل٣ٗلا يواؿوالؤ يف ٪لط نحخلا ض٢ لنو ىلب ،ةوعظلا لب نا٧ ام ٫اؼي

Berdasarkan dari beberapa pengujian-pengujian yang dilakukan terhadap hipotesis dan masalah yang ada, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : Metode ANP digunakan

Sedangkan pertumbuhan khamlr s' cerer.risrc.e yang digunakan dalam pembuatan anggur memerlukan pH optimaL 4,0-4,5 maka perlu dilakukan pengaturan pH awal yang sesuai