PADA KELOMPOK USIA LANJUT GASIBU KOTA BANDUNG
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
Oleh :
Faisal Rojabi
0705018
JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Hubungan Aktivitas Jasmani Dan Kondisi
Biopsikososial Pada Kelompok Usia Lanjut
Gasibu Kota Bandung
Oleh Faisal Rojabi
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
© Faisal Rojabi 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
Oktober 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
0705018
”HUBUNGAN AKTIVITAS JASMANI DAN KONDISI BIOPSIKOSOSIAL PADA
KELOMPOK USIA LANJUT GASIBU KOTA BANDUNG
Disetujui dan disahkan oleh :
Pembimbing I
dr. LUCKY ANGKAWIDJAYA R, M.Pd NIP. 197103282000121001
Pembimbing II
Drs. H. YUS SOLIHIN YUSAKARIM, M.Ed NIP. 195003111978101001
Mengetahui
Ketua Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
vi Faisal Rojabi, 2014
Hubungan Aktivitas Jasmani Dan Kondisi Biopsikososial Pada Kelompok Usia Lanjut Gasibu Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK………..……… i
KATA PENGANTAR……….……….. ii
UCAPAN TERIMA KASIH……….……… iii
DAFTAR ISI………...……… vi
DAFTAR TABEL………..……… DAFTAR GAMBAR……….……… viii viii DAFTAR LAMPIRAN………..……… ix
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ……….……….. 1
B. Masalah Penelitia ...………... 6
C. Tujuan Penelitian………. 6
D. Manfaat Penelitian……….……….. 6
BAB II KAJIAN TEORITIS, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN Hubungan Aktivitas Jasmani dengan Komponen Usia Lanjut
Masalah Kesehatan Pada Lansia…….………..
Manusia Sebagai Makhluk Biopsikososial………. 1. Manusia sebagai Makhluk Biologis
2. Manusia Sebagai Makhluk Psikologis 3. Manusia Sebagai Makhluk Sosial 4. Kebutuhan Dasar Biologis Pada Lansia 5. Psikososial Pada Lansia
Hubungan Aktivitas Jasmani dan Biopsikososial Penelitian yang Relevan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
B. Desain Penelitian…..………....………... 48 C. Metode Penelitian……… 49
D. Definisi Operasional………..……….. 49
E. Instrumen Penelitian………..………
F. Pengajuan Instrumen Penelitian………
G. Teknik dan Alat Pengumpulan Data……….
51 56 5
BAB IV HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA
A. Deskripsi Data Hasil Angket…..….………... 62
1. Tingkat Aktivitas Jasmani 2. Kondisi Biopsikososial 3. Uji Hipotesis
B. Diskusi Pembahasan Hasil Penelitian………..……..….
62 71 78 82
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan……….. 85 B. Saran……… 85
DAFTAR PUSTAKA……….………... 87
LAMPIRAN
viii Faisal Rojabi, 2014
Hubungan Aktivitas Jasmani Dan Kondisi Biopsikososial Pada Kelompok Usia Lanjut Gasibu Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 3.1 Definisi Operasional….………...… 44 Tabel 3.2 Rekapitulasi Data………..……….. 52 Tabel 3.3
Tabel 3.4
Persentase Jawaban………...………..
Interpretasi Nilai Korelasi……… 54 55
Tabel 4.1 Hasil Kuisioner Pada Aktivitas Jasmani..……… 57 Tabel 4.2
Hasil Pengelompokkan Kelas Berdasarkan Jawaban Responden………...………... Hasil Jawaban Responden (1)……….. Hasil Jawaban Responden (2)……….. Hasil Jawaban Responden (3)……….. Hasil Jawaban Responden (4)……….. Hasil Jawaban Responden (5)……….. Hasil Jawaban Responden (6)……….. Hasil Pengelompokkan Kelas Berdasarkan Jawaban Responden……… Hasil Tigkat Biopsikososial Berdasarkan Jawaban
Responden……… Hasil Uji Korelasi Aktivitas Jasmani dengan Biopsikososial
Halaman Gambar 2.1 Sifat Relatif Kebugaran Jasmani……...……… 12 Gambar 3.1 Langkah-langkah penelitian……….………. 42 Gambar 4.1 Distribusi Normal Aktivitas Jasmani..……….. 74 Gambar 4.2 Hasil Uji Distribusi Normal Aktivitas Jasmani
x Faisal Rojabi, 2014
Hubungan Aktivitas Jasmani Dan Kondisi Biopsikososial Pada Kelompok Usia Lanjut Gasibu Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1 Kisi-kisi……… x
2 Angket Uji Coba……….. xiii
3 Uji Validitas Angket Uji Coba……… xx
4 Data Hasil Uji Validitas……….. xxii
5 Uji Reliabilitas………. xviii
6 Angket Setelah Uji Coba………. xxix
7 Tabel Input Data……….. xxxiii 8
9
Hasil Pengolahan Data……… Dokumentasi Penelitian
i
Setiap manusia memerlukan gerak dalam kehidupannya sebagai pertanda kehidupan, bergerak dalam hal kegiatan sehari-hari merupakan serangkaian aktivitas jasmani seperti berjalan, berlari dan melompat. Perubahan aktivitas akan berbeda jika seseorang memiliki usia lanjut yang akan memilih olahraga yang aman seperti berjalan kaki, senam atau olahraga yang tidak menimbulkan gangguan terutama pada persendian. Pola hidup yang sehat seperti rutin berolahraga akan menunjang tingkat kemampuan aktivitas jasmani para lansia, dengan kesehatan yang baik maka akan menunjang kegiatan jasmani dapat dilakukan secara teratur. Akan tetapi para lansia mengalami hambatan untuk melakukan aktivitas jasmani dan kondisi ini dapat mempengaruhi kondisi biopsikososial para lansia tersebut.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Hubungan Aktivitas Jasmani dengan Kondisi Biopsikososial pada Kelompok Usia Lanjut di Gasibu Kota Bandung.
Metode yang digunakan dalam penelititan ini adalah metode penelitian deskriptif analitik. Populasi adalah komunitas usia lanjut Gasibu yang berjumlah 60. Teknik pengambilan sampling purposive yaitu aktif terlibat dalam kegiatan jasmani sebanyak 40 lansia.
Berdasarkan hasil pengujian Nilai hasil uji signifikansi 0.002 artinya koefisien korelasi signifikan secara statistik. Nilai uji signifikansi koefisien korelasi diperoleh t-hitung sebesar 3.40 yang lebih besar dari t-tabel (dk=40-1, α=0,95) = 2.708. Artinya, Ho yang menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan
positif dan signifikan antara aktivitas jasmani dengan kondisi biopsikososial ditolak dan menerima Ha yang menyatakan bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan antara aktivitas jasmani dan kondisi biopsikososial
Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa: terdapat hubungan yang signifikan Aktivitas Jasmani dan Kondisi Biopsikososial pada Kelompok Usia Lanjut di Gasibu Kota Bandung.
i
Faisal Rojabi, 2014
Hubungan Aktivitas Jasmani Dan Kondisi Biopsikososial Pada Kelompok Usia Lanjut Gasibu Kota Bandung
PHYSICAL ACTIVITY AND
BIOPSYCHOSOCIAL CONDITIONS
RELATIONSHIPS OF ELDERLY GROUP IN GASIBU
BANDUNG CITY
Faisal Rojabi
1, Lucky Angkawidjaya
2, Yus Solihin
3Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi, Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, Universitas Pendidikan Indonesia
Abstrac
Every human being requires a motion in his life as a sign of life, engaged in everyday activities is a series of physical activities such as walking, running and jumping. Changes in activity would be different if someone had elderly who will choose a safe exercise such as walking, gymnastics or sports that do not cause interference, especially in the joints. A healthy lifestyle such as regular exercise will support the level of physical activity of the elderly. Good health will support physical activity which is can be done on a regular basis. However, the elderly experience barriers to physical activity and this condition can affect the biopsychosocial condition of the elderly. The purpose of this study was to determine the Relationships between Physical Activity And Biopsychosocial condition in Group of Elderly in Gasibu Bandung City. The method used in this study is a descriptive analytic method. The population is the elderly Gasibu communities totaling 60 persons. The sampling technique that is used in this study is Purposive sampling technique which is actively engaged in physical activity by 40 persons. Based on the results, the Value of significance of test is 0,002 it means the correlation coefficient is statistically significant. values of Significance correlation coefficient test obtained t count at 3,40 which is higher than t-table (df = 40-1, α = 0.95) = 2,708. It means Ho which states that, there is no significant positive relationship between physical activity and the biopsychosocial conditions, is rejected, and accept Ha which states that there is a positive and significant relationship between physical activity and the biopsychosocial conditions. The conclude from the results of the study: there is a significant relationship between Physical Activity And Biopsychosocial Conditions of the Elderly Group in Gasibu Bandung City.
1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap manusia memerlukan gerak dalam kehidupannya sebagai pertanda
kehidupan, bergerak dalam hal kegiatan sehari-hari merupakan serangkaian
aktivitas jasmani seperti berjalan, berlari dan melompat. Kegiatan jasmani yang
dilakukan berbeda sesuai dengan usia, dimana tahapan usia dimulai yang dari
anak-anak hingga masa lansia. Pada masa anak-anak aktivitas berlari atau bermain
adalah hal yang biasa. Berbeda dengan remaja yang lebih banyak melakukan
aktivitas berkelompok dan berpetulang seperti berolahraga dalam bentuk
kelompok misalkan sepakbola, bermain futsal atau melakukan cross country.
Perubahan aktivitas akan berbeda jika seseorang memiliki usia lanjut yang akan
memilih olahraga yang aman seperti berjalan kaki, senam atau olahraga yang
tidak menimbulkan gangguan terutama pada persendian. Maka setiap aktivitas
jasmani itu berbeda-beda sesuai dengan karakteristik usia.
Usia memiliki hubungan dengan aktivitas jasmani, kegiatan jasmani itu
sendiri ditujukan untuk meningkatkan kualitas kesehatan atau meningkatkan
kebugaran dan prestasi. Inti kegiatan jasmani adalah menjaga kesehatan atau
meningkatkan kualitas kehidupan. Aktivitas jasmani manusia yang mengalami
masa peningkatan dari masa anak-anak menuju dewasa kemudian mengalami
penurunan pada saat memasuki masa lansia. Setiap orang memiliki kebutuhan
berbeda terhadap kegiatan jasmani sesuai dengan usia yang dimiliki. Tingkat
kebutuhan terhadap aktivitas jasmani manusia itu sendiri dibutuhkan guna
menunjang kegiatan dalam kehidupan yang dapat dilakukan secara teratur.
Kegiatan jasmani yang dilakukan secara teratur seperti berjalan kaki secara
teratur, berlari, bersepeda, senam atau berenang penting dilakukan untuk menjaga
kesehatan. Tanpa adanya kegiatan olahraga sulit untuk menjaga kesehatan atau
2
Faisal Rojabi, 2014
Hubungan Aktivitas Jasmani Dan Kondisi Biopsikososial Pada Kelompok Usia Lanjut Gasibu Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Aktivitas jasmani akan membuat kehidupan menjadi bermakna dan sebaliknya
bila aktivitas jasmani kurang baik maka aktivitas menjadi terhambat dan kualitas
hidup sebagai manusia berkurang maka dari itu kesehatan sangat berpengaruh
terhadap kualitas hidup manusia
Dengan adanya kegiatan olahraga dan asupan gizi serta beristirahat yang
teratur maka kesehatan akan terjaga yang akhirnya memberi kebaikan pada
kualitas kehidupannya. Begitupun sebaliknya, rendahnya kesehatan akan
mengurangi kemampuan tubuh untuk melakukan aktivitas jasmani khususnya
pada para lansia. Pola hidup yang sehat seperti rutin berolahraga akan menunjang
tingkat kemampuan aktivitas jasmani para lansia, dengan kesehatan yang baik
maka akan menunjang kegiatan jasmani dapat dilakukan secara teratur. Kegiatan
jasmani bagi para lansia dilakukan dengan memperhatikan kondisi fisik maupun
mental para lansia. Kegiatan jasmani yang dipilih adalah kegiatan yang aman dan
menyenangkan terutama untuk menghindari perasaan sepi misalkan jarang
berinteraksi dengan keluarga, hanya tinggal berdua dengan istri di rumah bahkan
seorang diri ditemani pembantu. Pada saat yang sama tubuh tidak lagi memiliki
sistem kekebalan atau kondisi fisik yang biasa melakukan kegiatan layaknya
individu yang berusia lebih muda. Para lansia perlu menjaga kesehatannya agar
tidak tergantung kepada orang lain serta mampu melakukan aktivitas jasmaninya
secara teratur.
Berbeda dengan seseorang yang masih berusia muda, para lansia sangat
rentan dengan masalah kesehatan, oleh karena itu pemeliharaan kesehatan di
kalangan lansia merupakan faktor yang sangat penting diperhatikan. Kebutuhan
terhadap kesehatan baik jasmani dan rohani perlu mendapatkan perhatian penuh
karena disisi lain kehidupan para lansia tampaknya mulai merasa terasing dari
kehidupan karena sudah tua, merasa tidak berdaya dan hanya bergantung kepada
yang lebih muda.
Pemeliharaan kesehatan melalui aktivitas jasmani pada lansia adalah
memelihara dan/atau meningkatkan kemandirian dalam peri kehidupan didalam
biopsikososialnya, dimana biopsikososial itu adalah pendekatan yang berpendapat
secara biologis menjadi (lebih) mampu menjalani kehidupannya secara mandiri,
tidak tergantung pada bantuan orang lain. Kemandirian tidak lagi mudah untuk
dicapai sebagaimana layaknya masa muda. Kemampuan fisik berkurang dan
sangat membutuhkan bantuan orang lain dalam hal tertentu, kemandirian tersebut
dibutuhkan oleh para lansia dan kemudian tidak akan terlalu membebani orang
lain karena lansia itu sendiri mampu melakukan aktivitasnya di kesehariannya
dalam hal tertentu tanpa adanya bantuan orang lain.
Secara psikologik dilihat dari usianya sebagai lansia, para lansia
membutuhkan kegiatan jasmani yang berbeda. Ditambah dengan berbagai macam
beban psikologis misalnya post-power syndrome terutama pada saat memasuki
masa pensiun. Setelah tidak bekerja para lansia mengalami masa yang cukup berat
terlebih bagi para lansia terutama yang sebelumnya memiliki jabatan tinggi atau
memiliki kekuasaan baik dalam pekerjaan maupun dalam kegiatan organisasi.
Melalui kegiatan jasmani seperti berjalan santai, senam, berbaur dengan sesama
lansia mampu menumbuhkan rasa percaya diri dan membuat para lansia tidak
merasa terasing. Sebenarnya para lansia lebih mampu bersosialisasi dengan
masyarakat lingkungannya sehingga masih dapat menyumbangkan manfaat dari
pengetahuan dan pengalaman hidupnya, bukannya menjadi beban bagi keluarga
dan/atau masyarakatnya. Seperti dinyatakan Walgito (2002, hlm.40) bahwa: “dalam lingkungan masyarakat ini adanya interaksi individu satu dengan lain akan berpengaruh terhadap perkembangan individu.” Lansia yang sehat mampu
melakukan kegiatan jasmani begitupun sebaliknya, kegiatan jasmani akan
membuat badan, jiwa dan secara sosial menjadi lebih baik. Para lansia memiliki
waktu luang cukup untuk berinteraksi dan berbagi pengalaman dan dengan
interaksi yang dilakukan dalam masyarakat akan mendorong sosialisasi
pengalaman para lansia yang sangat berharga untuk diberikan kepada generasi
yang lebih muda. Berbagi pengalaman melalui kegiatan jasmani akan
menempatkan para lansia sebagai bagian penting dalam struktur masyarakat.
Para lansia diharapkan memiliki jadwal atau kegiatan olahraga yang rutin
dilakukan, selain bermanfaat dari sisi jasmani, olahraga rutin akan bermanfaat
4
Faisal Rojabi, 2014
Hubungan Aktivitas Jasmani Dan Kondisi Biopsikososial Pada Kelompok Usia Lanjut Gasibu Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kemandirian secara fisik, tumbuhnya rasa percaya diri dan kemampuan
bersosialisasi dengan lingkungan.Kegiatan olahraga tidak dapat dilakukan seorang
diri karena bisa berbahaya atau justru menambah rasa sepi. Olahraga bagi lansia
biasanya dilakukan bersama komunitas. Hal ini umumnya ditujukan agar para
lansia dapat bertemu dan saling berkomunikasi satu sama lain.
Olahraga bagi lansia berbeda baik tujuan maupun prosesnya para lansia (usia
60 tahun keatas) tidak boleh melakukan gerakan-gerakan maksimal atau gerakan
eksplosif maksimal karena lansia rawan cedera, biasanya olahraga yang dilakukan
adalah berjalan kaki hal ini dapat dilakukan oleh lansia atau senam dengan durasi
waktu dan jarak yang ditempuh atapun kegiatan lainnya seperti berlari/Jogging.
Hasil observasi terhadap kegiatan olahraga yang dilaksanakan bagi para
lansia pada kelompok lansia di gasibu terdapat beberapa hal yang menjadi
perhatian mengenai bagaimana kondisi biopsikososial para lansia yang mengikuti
olahraga secara rutin di gasibu. Berdasarkan hasil observasi diketahui bahwa
hanya sebagian kecil para lansia yang mengikuti olahraga secara rutin minimal 3x
hingga 5x dalam seminggu. Hal ini terjadi karena jadwal kegiatan rutin bagi para
lansia terbatas akan tetapi bagi para lansia yang mampu mengikuti kegiatan
tersebut secara rutin merupakan sebuah kegiatan yang menjadi bagian dari
kesehariannya. Evaluasi terhadap kegiatan olahraga belum dilakukan secara
berkala serta bagaimana hubungannya terhadap kondisi biopsikososial terutama
dalam kehidupan sehari-hari. Para lansia terkadang terisolir dan merasa depresi
karena memiliki ketergantungan terhadap lingkungannya.
Berdasarkan data yang dilansir oleh Departemen Kesehatan RI pada tahun
2012 menunjukan bahwa kesehatan lansia merupakan salah satu prioritas dalam
meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Studi epidemiologi tentang depresi
diantara lansia komunitas melaporkan tingkat yang sangat bervariasi mulai 2%
hingga 44%. Gejala-gejala depresi dialami hampir 5-10% dari semua orang yang
berumur lebih dari 60 tahun. Gejala depresi muncul akibat keterlambatan
penyesuaian terhadap kehilangan baik pekerjaan, penghasilan, pasangan hidup,
kemampuan fungsi fisik dan melemahnya silaturahmi dengan keluarga
Aktivitas jasmani dalam bentuk olahraga secara rutin bagi para lansia sangat
penting dan berpengaruh positif terhadap kesehatannya. Sebaliknya dengan
dimilikinya kesehatan yang baik, para lansia dapat melakukan kegiatan jasmani
secara teratur dan sesuai dengan kebutuhannya. Seperti dinyatakan oleh komariah
(2004, hlm.48) bahwa :
…dengan melakukan olahraga kesehatan, maka perbaikan akan terlihat pada mobilitas, gerakan-gerakan tangan, serta pola dan kemampuan berjalan. Perbaikan juga dijumpai dalam tingkat sejahtera rohani yang diukur dari optimism, sikap moral, rasa keberdayaan diri, dan mampu mandiri dalam kehidupan sehari-hari secara bio-psiko-sosiologik
Secara umum tujuan olahraga bagi lansia adalah pemeliharaan dan
peningkatan kemandirian dan mobilitas dalam peri kehidupan bio-psikososial
sehari-hari, pencegahan dan penyembuhan penyakit non-infeksi, pengendalian
berat badan dan pengaturan diet, peningkatkan semangat dan kualitas hidup.
Tujuan tersebut akan sulit dicapai tanpa adanya kegitatan aktivitas
jasmani/olahraga dan kurangnya kesehatan yang dimiliki. Olahraga dengan
intensitas yang teratur yang sesuai dengan kondisi para lansia agar tujuan dapat
tercapai. Para lansia yang sehat mampu melakukan kegiatan jasmani seperti
berjalan mengelilingi lapangan atau berlari tanpa khawatir cedera atau kelelahan.
Kegiatan jasmani dan kesehatan biopsikososial memiliki hubungan yang tidak
dapat dipisahkan.
Kehidupan sosial maupun kondisi biopsikososial para lansia jarang
diungkap sebagai kajian ilmiah dan keadaan tersebut harus diobservasi secara
mendalam agar dapat diungkapkan bagaimana gambaran biopsikososial para
lansia terutama dalam kehidupan sehari-hari. Gambaran yang jelas akan
memberikan pengetahuan untuk mendorong kesadaran masyarakat mengenai
keadaan para lansia dan meningkatkan kesadaran bahwa para lansia tetap bisa
produktif dan tetap bisa berkarya. Kajian mengenai tingkat biopsikososial di Kota
Bandung merupakan bagian dari upaya mengembangkan ilmu tentang aktivitas
jasmani bagi kesehatan dalam bentuk biopsikososial bagi lansia yang masih
6
Faisal Rojabi, 2014
Hubungan Aktivitas Jasmani Dan Kondisi Biopsikososial Pada Kelompok Usia Lanjut Gasibu Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Hasil penelitian yang dilakukan Wulandari pada tahun 2011
(undip.ac.id/32877/1/Ayu_Fitri.pdf diakses 8 juli 2013 ) terhadap kejadian dan
tingkat depresi terhadap usia lanjut studi perbandingan di panti wreda dan
komunitas menunjukan bahwa terdapat perbedaan kejadian dan tingkat depresi
pada lanjut usia yang tinggal di panti wreda dan komunitas. Partisipasi sosial
kurang, partisipasi sosial cukup, gangguan fungsional sedang berhubungan
dengan kejadian depresi pada lanjut usia di panti wreda. Komunitas usia lanjut
memiliki pengaruh terhadap rendahnya kejadian dan tingkat depresi .
Berdasarkan latar belakang tersebut serta pentingnya penelitian mengenai
dampak olahraga terhadap kehidupan sosial para lansia serta permasalahan yang
umum terjadi pada program lansia maka peneliti mengambil judul penelitian: ”Hubungan Aktivitas Jasmani dan Kondisi Biopsikososial pada Kelompok Usia lanjut Gasibu Kota Bandung
B. Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka yang
menjadi masalah penelitian adalah:
1. Apakah terdapat hubungan yang signifikan Aktivitas Jasmani dan Kondisi
Biopsikososial (Biophysical-Psychosocial) pada Kelompok Usia Lanjut di
Gasibu Kota Bandung)?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan masalah yang diajukan, maka tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui :
1. Hubungan Aktivitas Jasmani dan Kondisi Biopsikososial pada Kelompok Usia
Lanjut di Gasibu Kota Bandung
D. Manfaat Penelitian
Penulis berharap semoga dari penelitian yang dilakukan ini, dapat
1. Secara teoritis, dapat dijadikan sumbangan informasi dan keilmuan mengenai
olahraga dan dampaknya terhadap perkembangan biopsikososial para lansia
yang mengikuti kegiatan jasmani secara rutin terutama dalam kehidupan
sehari-hari atau turut mengembangkan ilmu tentang Geriatri.
2. Secara praktis, dapat dijadikan acuan bagi para pelatih atau penyusun program
olahraga rutin dikalangan lansia serta menjadi salah satu acuan bagi
masyarakat untuk mengembangkan olahraga bagi para lansia dalam rangka
meningkatkan kualitas kehidupan para lansia.
Bagi para lansia hasil penelitian dapat dijadikan dasar untuk meningkatkan
kesadaran pentingnya berolahraga secara rutin dalam rangka meningkatkan
47
Faisal Rojabi, 2014
Hubungan Aktivitas Jasmani Dan Kondisi Biopsikososial Pada Kelompok Usia Lanjut Gasibu Kota Bandung
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi, Objek, Populasi dan Sampel Penelitian
1. Lokasi
Lokasi pada penelitian ini bertempat di Taman Monumen Gasibu Bandung
kemudian pada penelitian ini menguji bagaimana hubungan aktivitas jasmani dan
kondisi biopsikososial. Pelaksanaan penelitian dimulai dari bulan Juni 2014.
2. Objek
Adapun yang menjadi objek penelitian ini yaitu seluruh anggota usia lanjut
yang tergabung dalam komunitas Gasibu.
3. Populasi
Populasi dalam suatu penelitian merupakan salah satu wilayah sumber data
yang dijadikan sebagai subjek penelitian. Abduljabar, (2010, hlm.35) menyatakan
bahwa yang di maksud populasi adalah: ”sekumpulan objek/subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. litian (pengamatan)”. Populasi
menurut Ridwan (2009, hlm.6) yaitu: ”Populasi merupakan subjek atau objek
yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan
dengan masalah penelitian.” Lutan dkk. (2011, hlm.83) menegaskan bahwa:
”Populasi selalu merupakan sekelompok orang-orang, siswa, guru-guru, atau
individu lain yang mempunyai karakteristik tertentu.
Jadi dengan kata lain populasi bukan sekedar jumlah yang ada pada
objek/subjek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik sifat yang
dimiliki oleh subjek atau objek itu. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi
adalah komunitas usia lanjut Gasibu yang berjumlah 60.
4. Sampel
dalam penelitian ini adalah anggota komunitas yang berjumlah 40 anggota yang
terdiri dari 10 sample wanita dan 30 sample pria dengan menggunakan teknik
pengambilan sampling purposif yaitu aktif terlibat dalam kegiatan jasmani selama
lebih dari 1 tahun.
B. Desain Penelitian
Menurut Nazir (2005, hlm.84), desain penelitian adalah: “Semua proses yang
dilakukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian.” Dalam pengertian
lebih sempit, desain desain penelitian hanya pengumpulan dan analisa data saja.
Dalam desain penelitian terdapat beberapa proses yang tercakup didalamnya.
Adapun langkah-langkah pada proses penelitian yang dikembangkan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
Gambar 3.1
Langkah-langkah Penelitian
Sumber Lutan et al.(2007: 201)
Pemilihan Masalah
Penentuan Sampel
penelitian
Pengumpulan Data Menentukan Instrumen
penelitian
Prosedur dan Desain Penelitian
49
Faisal Rojabi, 2014
Hubungan Aktivitas Jasmani Dan Kondisi Biopsikososial Pada Kelompok Usia Lanjut Gasibu Kota Bandung
C. Metode Penelitian
Metode penelitian dilakukan untuk memperoleh relevansi antara prosedur
dan alat penelitian yang digunakan agar tujuan dapat tercapai dengan baik. Dan
merupakan pedoman atau langkah-langkah yang harus dilakukan dalam penelitian
yang akan membawa peneliti kepada suatu kesimpulan penelitian yang
merupakan pemecahan dari masalah yang diteliti.
Langkah-langkah dalam suatu penelitian disebut prosedur penelitian atau
metode penelitian. Dalam metode penelitian akan terkandung beberapa alat serta
teknik tertentu yang digunakan untuk menguji suatu hipotesis penelitian, hal ini
sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Sugiyono (2008, hlm.12)
menyatakan bahwa,
Metode merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data yang objektif, valid dan reliabel dengan tujuan dapat ditemukan, dibuktikan dan dikembangkan suatu pengetahuan sehingga pada gilirannya dapat dipergunakan untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi.
Metode yang digunakan dalam penelititan ini adalah metode penelitian
deskriptif. Metode deskriptif digunakan untuk menjawab rumusan masalah. Data
yang dipelajari adalah data yang diambil dari sampel dari populasi tersebut,
sehingga ditemukan deskripsi dan hubungan-hubungan antar variabel.
D. Definisi Operasional
Definisi Operasional pada penelitian adalah unsur yang terkait dengan
variabel. Operasional Variabel merupakan kegiatan menjabarkan variabel ke
dalam indikator yang dijadikan rujukan atau pedoman dalam penyusunan
instrumen penelitian. Menurut Sugiyono (2012, hlm.38) “variabel penelitian
adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek, atau kegiatan yang
mempunyai variasi tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.”
Definisi operasional Variabel penelitian ini adalah :
1. Aktivitas jasmani, adalah sejumlah kegiatan fisik yang dilakukan berdasarkan
dikutip dari Moeloek & Tjokronegoro (1983, hlm.18) menyatakan bahwa: “
Tiap kegiatan fisik akan menimbulkan perubahan fisiologis sesuai dengan
beban yang diberikan kepada tubuh terutama perubahan pada sistem kardiovaskuler.”
2. Biopsikososial adalah suatu keadaan fisik, psikis dan sosial yang melekat pada
sekumpulan orang. Pendekatan biopsikososial menekankan pentingnya
pemahaman kesehatan manusia dan penyakit yang mempertimbangkan faktor
biologis, psikologis, dan sosial serta interaksi yang kompleks dalam
memahami kesehatan dan penyakit.
Berikut adalah Definisi operasional dari masing masing variabel dapat terlihat
dari tabel berikut :
Tabel 3.1 Definisi operasional
Variabel Indikator
Aktivitas Jasmani Memiliki rutinitas dalam melaksanakan kegiatan aktivitas
jasmani dengan berolahraga
Melaksanakan kegiatan berolahraga sesuai dengan
kemampuan fisik dan usia
Melaksanakan olahraga dengan durasi waktu yang telah
ditentukan dalam setiap sesi pelaksanaannya
Biopsikososial
(Biologis)
Kemampuan diri dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari
Kemampuan motorik yang berubah
Gangguan pada kemampuan organ-organ tubuh (panca
indera,sendi,tulang,otot)
Mudah lelah
Riwayat penyakit geriatri
Kemampuan kognitif yang berubah
Kecukupan kebutuhan (dasar fisiologis) makan
istirahat/tidur
51
Faisal Rojabi, 2014
Hubungan Aktivitas Jasmani Dan Kondisi Biopsikososial Pada Kelompok Usia Lanjut Gasibu Kota Bandung
Biopsikososial
(Psikologis)
Mempunyai harga diri yang tinggi.
Merasa lebih mudah untuk sedih
Mudah merasa kesepian
Kemampuan dalam mengontrol rasa cemas dan emosi
Menilai kehidupannya berarti.
Menerima nilai dan keunikan orang lain.
Kemandirian
Kebiasaan dan perilaku pada masa saat masih muda
Pendekatan diri secara spiritual dengan Tuhan
Aktif dalam minat/kesenangan dan aktivitas yang positif
Menyiapkan diri menerima datangnya kematian.
Menyiapkan diri ditinggalkan anak/keluarga
Biopsikososial
(Sosial)
Merasa dicintai dan berarti dalam keluarga.
Berpartisipasi dalam kegiatan sosial didalam masyarakat.
Memiliki kegiatan sosial di kelompok usia lanjut
Melaksanakan pemeriksaan kesehatan secara rutin di
pelayanan kesehatan
Terbuka dan berbagi cerita dengan sesama usia lanjut
Menjaga keharmonisan dalam keluarga
F. Instrumen Penelitian
Diperlukan alat ukur untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam
penelitian yang dapat memberikan kontribusi bagi penelitian yang dilaksanakan
Nurhasan (2007, hlm.5) mengemukakan bahwa :
Pengukuran adalah proses pengumpulan data/ informasi dari suatu obyek tertentu, dalam proses pengukuran diperlukan suatu alat ukur. Alat ukur ini berupa a) Tes dalam bentuk-bentuk pertanyaan, b) tes dalam bentuk psikomotor, c) berupa skala sikap dan berupa alat ukur yang bersifat standar misalnya ukuran meter, berat, ukuran suhu derajat Fahrenheit (“F), derajat Celcius (“C).
Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan
penelitian ini, yang dimaksud teknik pengumpul data adalah cara-cara yang
dipergunakan untuk memperoleh data-data empiris yang dapat dipergunakan
untuk mencapai tujuan penelitian. Untuk mengumpulkan data-data yang dimaksud
tersebut, diperlukan adanya suatu alat pengumpul data yang disebut instrumen
penelitian.
Teknik atau instrumen pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah angket atau kuesioner. Angket adalah daftar pertanyaan yang diberikan
kepada orang lain yang bersedia memberikan respon sesuai dengan permintaan
pengguna, lebih lanjut mengenai pengertian kuesioner Sugiyono (2009, hlm.199)
mengatakan bahwa: “kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden untuk dijawabnya”. Jenis angket yang digunakan dalam
penelitian ini adalah angket tertutup, yang mana dalam angket tertutup ini
pertanyaan atau pernyataan-pernyataan telah memiliki alternatif jawaban sehingga
responden hanya tinggal memilih.
G. Pengujian Instrumen Penelitian
Instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam
suatu penelitian dan penilaian. Pengujian instrumen ini dilakukan melalui
pengujian validitas dan reabilitas.
1. Uji Validitas
Berkaitan dengan pengujian validitas Suharmini Arikunto (2006, hlm.168) menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan uji validitas adalah “suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan dan kesahihan suatu instrumen. Instrumen
yang valid memiliki validitas yang tinggi. Sebaliknya instrumen yang kurang memiliki validitas yang rendah”.
Tujuan dilakukannya uji validitas yaitu untuk menguji sejauh mana item
kuesioner yang valid dan mana yang tidak. Hal ini dilakukan dengan cara mencari
korelasi setiap item pertanyaan dengan skor total pernyataan untuk hasil jawaban
53
Faisal Rojabi, 2014
Hubungan Aktivitas Jasmani Dan Kondisi Biopsikososial Pada Kelompok Usia Lanjut Gasibu Kota Bandung
jawaban lebih dari dua pilihan, perhitungan korelasi antara pertanyaan kesatu
dengan skor total digunakan alat uji korelasi Pearson (product moment coefisient
of correlation) dengan rumus:
]
(Uep Tatang S. dan sambas Ali M, 2011:117)
Keterangan :
xy
r
= Koefisien korelasi antara Variabel X dan Y
N = Jumlah responden
= Total dari jumlah skor yang diperoleh tiap responden
2
i
Y = Kuadrat dari jumlah skor yang diperoleh tiap responden
2
i
Y
= Toral dari kuadrat jumlah skor yang diperoleh tiap responden
i iY
X
= Jumlah hasil kali item angket ke i dengan jumlah skor yang
diperoleh tiap respoden
Langkah kerja yang dapat dilakukan dalam rangka mengukur validitas
instrumen penelitian adalah sebagai berikut :
a. Menyebarkan instrumen yang akan diuji validitasnya, kepada responden yang
bukan responden sesungguhnya. Banyaknya responden untuk uji coba
intrumen sekitar 30 orang responden.
b. Mengumpulkan data hasil uji coba instrumen.
c. Memeriksa kelengkapan data, untuk memastikan lengkap tidaknya lembaran
data yang terkumpul. Termasuk di dalamnya memeriksa kelengkapan
d. Membuat tabel pembantu untuk menempatkan skor-skor pada item yang
diperoleh. Dilakukan untuk mempermudah perhitungan atau pengolahan data
selanjutnya.
e. Memberikan/menempatkan skor (scoring) terhadap item-item yang sudah diisi
pada tabel pembantu.
f. Menghitung jumlah skor item yang diperoleh oleh masing-masing responden.
g. Menghitung nilai koefisien korelasi product moment untuk setiap butir/item
angket dari skor-skor yang diperoleh.
2. Uji Reliabilitas
Pengujian alat pengumpulan data kedua adalah pengujian realibilitas
instrumen. Uji reliabilitas dimaksudkan untuk melihat konsistensi dari instrumen
sebagai alat ukur dalam mengungkapkan fenomena dari sekelompok individu
meskipun dilakukan dalam waktu yang berbeda sehingga hasil suatu pengukuran
dapat dipercaya.
Formula yang dipergunakan untuk menguji reliabilitas instrumen dalam
penelitian ini adalah Koefisien Alfa dari Cronbach, yaitu sebagai berikut:
Dimana : Rumus varians sebagai berikut :
N
(Uep Tatang S. dan sambas Ali M, 2011:123-124)
Keterangan :
11
r = Reliabilitas instrumen/koefisien alfa
k = Banyaknya bulir soal 2
i
= Jumlah varians bulir
2
t
55
Faisal Rojabi, 2014
Hubungan Aktivitas Jasmani Dan Kondisi Biopsikososial Pada Kelompok Usia Lanjut Gasibu Kota Bandung
X
= Jumlah skor N = Jumlah responden
Langkah kerja yang dapat dilakukan dalam rangka mengukur reliabilitas
instrumen penelitian adalah sebagai berikut :
1. Menyebar instrumen yang akan diuji realibilitasnya, kepada responden yang
bukan responden sesungguhnya.
2. Mengumpulkan data hasil uji coba instrumen.
3. Memeriksa kelengkapan data, untuk memastikan lengkap tidaknya lembaran
data yang terkumpul. Termasuk di dalamnya memeriksa kelengkapan
pengisian item angket.
4. Membuat tabel pembantu untuk menempatkan skor-skor pada item yang
diperoleh. Dilakukan untuk mempermudah perhitungan atau pengolahan data
selanjutnya.
5. Memberikan/menempatkan skor (scoring) terhadap item-item yang sudah diisi
responden pada tabel pembantu.
6. Menghitung jumlah skor item yang diperoleh oleh masing-masing responden.
7. Menghitung kuadrat jumlah skor item yang diperoleh oleh masing-masing
responden.
8. Menghitung jumlah skor masing-masing item yang diperoleh.
9. Menghitung jumlah kuadrat skor masing-masing item yang diperoleh.
10.Menghitung nilai varians masing-masing item dan varians total
11.Menghitung nilai koefisien alfa.
12.Membuat kesimpulan, dengan cara membandingkan nilai hitung r dan nilai
tabel r. Kriterianya : 1. jika r11 hitung > r tabel, maka reliabel
2. jika r11 hitung ≤ r tabel, maka tidak reliabel
H. Teknik dan Alat Pengumpulan Data
Teknik analisis data merupakan cara melaksanakan analisis terhadap data,
dengan tujuan mengolah data tersebut menjadi informasi, sehingga karakteristik
menjawab masalah-masalah yang berkaitan dengan kegiatan penelitian, baik yang
berkaitan deskripsi data maupun untuk membuat induksi, atau menarik
kesimpulan tentang karakteristik populasi (parameter) berdasarkan data yang
diperoleh dari sampel (statistik).
Adapun tujuan dilakukannya analisis data antara lain: (a) mendeskripsikan
data, dan (b) membuat induksi atau menarik kesimpulan tentang karakteristik
populasi, atau karakteristik populasi berdasarkan data yang diperoleh dari sampel
(statistik). Untuk mencapai tujuan analisis data tersebut maka langkah-langkah
atau prosedur yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Tahap mengumpulkan data, dilakukan melalui instrumen pengumpulan data.
2. Tahap editing, yaitu memeriksa kejelasan dan kelengkapan pengisisan
instrumen pengumpulan data.
3. Tahap koding, yaitu proses identifikasi dan klasifikasi dari setiap pertanyaan
yang terdapat dalam instrumen pengumpulan data menurut variabel-variabel
yang diteliti. Dalam tahap ini dilakukan pemberian kode atau skor untuk setiap
opsi dari setiap item berdasarkan pembobotan sebagai berikut: untuk jawaban
positif rangking pertama dimulai dari skor yang terbesar sampai yang terkecil
dan untuk jawaban negatif rangking pertama dimulai dari skor yang terkecil
sampai dengan yang terbesar. Nilai atau bobot untuk setiap jawaban positif
diberi skor 3-2-1, dan untuk jawaban negatif diberi skor 1-2-3.
Pengukuran dalam kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan skala Likert dan dibuat dengan system tertutup, artinya tanggapan
unutk setiap pertanyaan telah disediakan dan responden hanya tinggal memberi
tanda checklist pada kolom tanggapan sesuai dengan pendapat responden
masing-masing.
4. Tahap tabulasi data, yaitu mencatat atau entri data ke dalam tabel induk
penelitian. Dalam hal ini hasil koding dituangkan ke dalam tabel rekapitulasi
secara lengkap untuk seluruh item setiap Variabel.
Tabel 3.2
57
Faisal Rojabi, 2014
Hubungan Aktivitas Jasmani Dan Kondisi Biopsikososial Pada Kelompok Usia Lanjut Gasibu Kota Bandung
n
x
x
Responden Kuisioner Jumlah
1 2 3 4 5 ………… N
1
2
3
4
.
.
N
Jumlah
Teknik analisis data dalam penelitian kuantitatif menggunakan dua macam
teknik yaitu teknik analisis data deskriptif dan teknik analisis data inferensial.
1. Analisis Data Deskriptif
Beberapa penyajian data yang akan dikemukakan pada penelitian untuk
analisis deskriptif adalah Tabel data interval (hasil angket) dan Grafik Batang.
Tabel tersebut diperoleh melalui pengukuran gejala pusat.
Pengukuran gejala pusat menggunakan teknik statistik modus (nilai yang
paling banyak muncul), Median (nilai tengah) dan mean (rata-rata hasil jawaban)
untuk menjelaskan kelompok yang didasarkan pada gejala pusat dari kelompok
jawaban dengan rumus sebagai berikut: Mencari nilai rata-rata dari setiap
variabel, digunakan rumus sebagai berikut :
a.
Keterangan:
x = Nilai rata-rata yang dicari = Jumlah dari
x = Skor mentah
n = Jumlah sampel
Mo = b + P (
Dimana
Mo : modus
b : batas kelas dengan frekuensi terbanyak
p : panjang Interval kelas
b1 : Frekuensi pada kelas modus (frekuensi pada kelas interval yang
terbanyak)
b2 :Frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas berikutnya
c. Menghitung median dipergunakan rumus:
Md = b + P (
d. Menghitung simpangan baku untuk mengetahui skor yang diperoleh oleh tiap
sampel dengan mempergunakan rumus berikut :
e. Pengelompokkan kelas berdasarkan angket jawaban responden berdasarkan
disusun dan disajikan sebagai berikut :
1) Nilai indeks maksimum = 1 x jumlah pertanyaan x jumlah responden
2) Nilai indeks maksimum = 5 x jumlah pertanyaan x jumlah responden
59
Faisal Rojabi, 2014
Hubungan Aktivitas Jasmani Dan Kondisi Biopsikososial Pada Kelompok Usia Lanjut Gasibu Kota Bandung
f. Penafsiran terhadap kemampuan dilakukan dengan menggunakan kriteria
sebagai berikut
Tabel 3.3
Presentase jawaban
No Persentase Keterangan
1.
Hipotesis yaitu merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian
yang kebenarannya masih harus di uji secara empiris dan dengan pengujian
tersebut maka akan didapat suatu keputusan untuk menolak atau menerima suatu
hipotesis. Sedangkan pengujian hipotesis adalah suatu prosedur yang akan
menghasilkan suatu keputusan dalam menerima atau menolak hipotesis ini.
1. Menentukan rumusan hipotesis dan
: R = 0 : Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara aktivitas
Jasmani dengan Biopsikososial
: R ≠ 0 : Terdapat hubungan yang signifikan antara aktivitas Jasmani
dengan Biopsikososial
2. Untuk menguji hipotesisi maka dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Menguji normalitas data menggunakan uji kenormalan Lilliefors. Rumus
yang digunakan adalah dengan uji kenormalan secara non parametrik yang
b. Menghitung koefisien korelasi sederhana jika data berdistribusi normal
dan jika data tidak berdistribusi normal maka menggunakan uji non
parametrik dengan menggunakan rumus:
c. Meninterpretasikan korelasi. Interpretasi Koefisien Korelasi berdasarkan
interpretas Sugiyono (2007 : 183)
Tabel 3.4
Interpretasi Nilai Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0.199
d. Menguji signifikansi koefisien korelasi (uji-t) dengan menggunakan rumus:
t
hitung =√
61
Faisal Rojabi, 2014
Hubungan Aktivitas Jasmani Dan Kondisi Biopsikososial Pada Kelompok Usia Lanjut Gasibu Kota Bandung
t = Nilai t hitung yang dicari
r = Koefisien korelasi variabel
n = Banyaknya sample
Pengujian statistik uji-t dimaksudkan untuk mengetahui tingkat koefisien
atau hubungan dari masing-masing variabel. Dengan kriteria pengujian hipotesis
diterima jika –t(1-1/2α) < t < t(1-1/2α). Pada taraf nyata α = 0.05 dengan dk = n- 1
85
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari penelitian yang telah dilakukan, maka dapat
disimpulkan terdapat hubungan antara aktivitas jasmani dan kondisi
biopsikososial pada kelompok usia lanjut di Gasibu Kota Bandung.
B. Saran
Berdasarkan hasil kesimpulan yang diperoleh maka dapat disarankan
sebagai berikut:
a. Bagi para instruktur atau pelatih yang menangani olahraga
kesehatan bagi lansia diharapkan untuk memberikan jenis aktivitas
jasmani yang lebih bervariatif dengan durasi dan intensitas yang
cukup sehingga tingkat biopsikososial semakin baik. Hal ini
dimaksudkan agar selain menjaga kesehatan baik secara fisik dan
psikisnya, para lansia juga mampu mandiri dalam kehidupannya
sehari-hari dan tidak dianggap sebagai orangtua yang tidak
mampu.
b. Diharapkan dengan adanya hasil dari penelitian ini dapat
medorong para lansia untuk terbiasa berolahraga secara rutin dan
86
Faisal Rojabi, 2014
Hubungan Aktivitas Jasmani Dan Kondisi Biopsikososial Pada Kelompok Usia Lanjut Gasibu Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
c. Diharapkan semakin banyak komunitas yang memberikan
dukungan untuk para lansia agar tetap dapat melaksanakan
kegiatannya dan memenuhi kebutuhan biopsikososialnya terlebih
dikota-kota besar yang sering membuat para lansia stress dengan
aktivitasnya.
d. Setelah diperoleh hasil penelitian bahwa terdapat hubungan antara
aktivitas jasmani dan kondisi biopsikososial pada lansia,
diharapkan dapat dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai
pengaruh dari aktivitas jasmani terhadap kondisi biopsikososial
87
A. (2013) Konsep Manusia Sebagai Makhluk Biopsikososial tersedia di: http//
http//:kebidanantingkata.blogspot.com/2013/10 /konsep-manusia-sebagai-makhluk-bio.html [diakses 10 september 2014]
Abdul Jabar, B. (2010). Landasan Ilmiah pendidikan Intelektual dalam
Pendidikan Jasmani. Bandung: Rizqi
Alwasilah, A. C. (2009). Pokoknya Kualitatif. Jakarta: PT. Dunia Pustaka Jaya
Andri. (2011). Konsep Biopsikososial pada Keluhan Psikosomatik. J Indon Med
Assoc,Vol. 61, No. 9, September 2011, hlm 375. Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana. Jakarta
Astari et al., (2012) Pengaruh Senam Lansia Terhadap Tekanan Darah Lansia
Dengan Hipertensi Pada Kelompok Senam Lansia Di Banjar Kaja Sesetan Denpasar Selatan, PSIK FK Universitas Udayana Denpasar. http://www.google.co.id/url?q=http;//ojs.unud.ac.id/index.phpcoping/article
/download/6123/4623&5a=u& [diakses 12 januari 2014]
Ardianto, A. (2009). Perbedaan Tingkat Kemandirian Lanjut Usia Di Panti Sosial
Tresna Werdha Abiyoso Yogyakarta Dengan Yang Tinggal Di Masyarakat Di Dusun Gamping Lor Sleman: Yogyakarta :Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Arikunto, Suharmini. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta
Azizah, Lilik Ma’rifatul. (2011). Keperawatan Lanjut Usia. Yogyakarta: Graha Ilmu
Budiman, I. (2006). Perbandingan Pengaruh Latihan Daya Tahan Aerobik dengan
Parameter Laktat dan Denyut Nadi. JKM. Vol. 6, No. 1, Juli 2006, hlm.
13-19. Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Maranatha. Bandung
Buletin Sehat. (2010,10, Januari). Berbagai Penyakit Degeneratif. Tersedia di:
88
Faisal Rojabi, 2014
Hubungan Aktivitas Jasmani Dan Kondisi Biopsikososial Pada Kelompok Usia Lanjut Gasibu Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dunia fitness. (2010,24, Mei). Memperkaya Program Latihan dengan Cross
Training. Tersedia di: http://duniafitnes.com/. [diakses 20 maret 2014]
Ghoer, Fariha Salma. (2012). Pembinaan Kemandirian Lansia Melalui Terapi
Modalitas SalahSatu Konteks Pendidikan Non Formal di Panti Sosial Tresna Werdha (PTSW). Skripsi. Fakultas Ilmu Pendidikan. Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung
Giriwijoyo, Santosa. (2007). Ilmu Faal Olahraga. Bandung: FPOK UPI Bandung
Harsono. (1988). Coaching dan Aspek-Aspek Psikologis Dalam Coaching.
Jakarta: Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan
Hartmann, Doug. and Kwauk, C. (2011). Sport and Development: An Overview,
Critique, and Recontructions. Journal of Sport & Socialissues 35: hlm.
284-305
Husdarta ( 2011). Manajemen pendidikan Jasmani. Bandung : Alpabeta
Ibrahim dan Komardin. (2007). Psikologi Kepelatihan. Bandung: FPOK
Indriyani, P. et al., (2007) “Pengaruh Latihan Fisik; Senam Aerobik Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Pada Penderita Dm Tipe 2 Di Wilayah
Puskesmas Bukateja Purbalingga”. Media Ners, Volume 1, Nomor 2, Tahun 2007, hlm. 49 - 99
Irawan, M. A. (2007) “Metabolisme Energi Tubuh & Olahraga Sport”, Science Brief. Volume 01 (2007) No. 07, hlm. 1-5
Junaidi, S. (2011) “Pembinaan Fisik Lansia melalui Aktivitas Olahraga Jalan Kaki”, Jurnal Media Ilmu Keolahragaan Indonesia, Volume 1. Edisi 1, hlm. 17-21
Karyono, T. H. dan Kriswanto, E. S. (2006). “Peningkatan Kapasitas Sistem Anaerobik Anak Usia 9 Sampai 10 Tahun Melalui Latihan Naik Turun
Kadir, A. (2007). “Olahraga Pada Usia Lanjut (Lansia)”. Wijaya Kusuma. Volume I, Nomor 1, Januari 2007, hlm. 63-68
Komariah, Lilis. (2004). Motivation and Participation of Elderly In Sports Health
and The Influence to The Physical Fitness. Tesis. Sekolah Pascasarjana. Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung.
Leila, G. (2002) Stres Dan Kepuasan Kerja. Karya Tulis Ilmiah. Fakultas
Psikologi. Universitas Sumatera Utara. Medan
Lutan, et al., (2007). Metode Penelitian Pendidikan Dalam Pelatihan Olahraga.
Bandung: FPOK UPI
Maqsalina, M. (2007). Pengaruh Latihan Aerobik Terhadap Perubahan Vo2 Max
Pada Siswa Sekolah Sepak Bola Tugu Muda Semarang Usia 12-14 Tahun. Skripsi. Fakultas Kedokteran. Universitas Diponegoro. Semarang
Maryam, R. Siti, dkk (2008). Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta:
Salemba Medika
Moeloek, Dangsina dan Tjokronegoro, Arjatmo. (1984). Kesehatan dan
Olahraga. Fakultas Kedokteran. Universitas Indonesia. Depok
Nazir, M. (1988). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Nia (2012, 12, Desember). Gizi dan Penyakit Degeneratif. Tersedia di:
http://www.rsudkudus.com/gizi-dan-penyakit-degeneratif/. [diakses 8 mei
2014]
Nurhasan, Hasanudin. (2007). Tes dan Pengukuran keolahragaan. Bandung:
FPOK UPI
Nur, Saidah. (2010). Pengaruh penyuluhan gizi terhadap, status gizi,
pekembangan fisikdan psikososial. Tesis. Fakultas kedokteran, Universitas Sebelas Maret. Surakarta
Ohman, A. and Soares, J (1998). Emotional Conditioning To Masked Stimuli:
90
Faisal Rojabi, 2014
Hubungan Aktivitas Jasmani Dan Kondisi Biopsikososial Pada Kelompok Usia Lanjut Gasibu Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Following Nonrecognized Fear-Relevant Stimuli. Journal Of Experimental
Psychology. General, 127, hlm. 69-82
Oktaria, (2013) Kesepian Pada Pria Usia Lanjut Yang Melajang. Karya Tulis
Ilmiah. Fakultas Psikologi, Universitas Gunadarma. Depok
Pontoh, L.P. et al., (2013). “Pengaruh Senam Bugar Lanjut Usia Terhadap Kadar Kolesterol”. Jurnal Biomedik (JBM), Volume 5, Nomor 1, Suplemen, Maret 2013, hlm. 93-97
Ramzallina, Rahim B. (2008). Tahap Anaerobic Threshold di Kalangan Atlet
Olahraga Lelaki Jarak Dekat Peringkat Negeri. Tesis. Fakulti Pendidikan. Universiti Teknologi Malaysia
Ridwan (2009). Pengantar Statistika Sosial. Bandung : Alfabeta
Rinajumita (2011). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kemandirian
Lansia Di Wilayah Kerja Puskesmas Lampasi Kecamatan Payakumbuh Utara. Karya Tulis Ilmiah. Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat. Fakultas Kedokteran Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat,
Universitas Andalas. Padang
Romamdlani, R. (2013). “Hubungan Dukungan Keluarga Dan Kemandirian Lansia Dengan Konsep Diri Lansia Di Kelurahan Bambankerep Kecamatan
Ngaliyan Kota Semarang”. Jurnal Keperawatan Komunitas . Volume 1, No. 1, Mei 2013; hlm. 18-23
Santoso, H. dan Ismail, A. (2009). Memahami Krisis Usia Lanjut. Jakarta:
Gunung Mulia
Sarafino, Edward P. dan Smith, Timothy W. (2012) Health Psychology
Biopsychosocial Interactions. Asia: Wiley
Sastropanoelar, S. (1999). Pelatihan Jasmani untuk Usia Lanjut. Mimbar
Pendidikan No. 2/XVIII/1999. Surakarta
Subijanto et al., (2013). Pembinaan Posyandu Lansia Guna Pelayanan Kesehatan
Lansia. Modul Field Lab. Fakultas Kedokteran. Universitas Sebelas Maret. Surakarta
Sugiyono (2010). Statistik dan Penelitian. Bandung : Alfabeta
(2010). Metoda Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Sumantri, Bambang. ( 2012, 22, Maret) Perkembangan Emosional Pada Lanjut
Usia Tersedia di: .http://mantrinews.blogspot.com/2012/03/perkembangan-emosional-pada-lanjut-usia.html [diakses pada 20 juni 2014]
Sumardiyanto et al., (2010). Sejarah dan Filsafat Olahraga. Bandung: FPOK
Suryana, Dewangga A. (2012). Dampak Olahraga Rutin Masyarakat Terhadap
Kebugaran Jasmani. Skripsi. Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung
Syam, Amir. (2010). Hubungan Antara Kesehatan Spiritual denganKesehatan
Jiwa Pada Lansia Muslim di Sasana Tresna Werda KBPR Jakarta Timur. Tesis. Fakultas Ilmu Keperawatan. Universitas Indonesia. Depok
Tambariki, J. L. (2012). “Latihan Fisik Dan Kualitas Hidup Pada Lansia Di Kecamatan Dimembe, Kabupaten Minahasa Utara”. Jku, Volume 1, No. 1, Juni 2012
Tamher S, dan Noorkasiani (2009). Kesehatan Usia Lanjut dengan Pendekatan
Asuhan Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
Walgito, Bimo. (2002). Pengantar Psiklogi Umum. Yogyakarta: Andi Offset
Wigati Abdullah, M. (2008). Sosiologi. Jakarta: Grasindo
Wijayanti. (2008). “Hubungan Kondisi Fisik Rtt Lansia Terhadap Kondisi Sosial
92
Faisal Rojabi, 2014
Hubungan Aktivitas Jasmani Dan Kondisi Biopsikososial Pada Kelompok Usia Lanjut Gasibu Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Wikipedia. (2012). Biopsychosocial Model. Tersedia di: http://en.wikipedia.org/wik i/ Biopsychosocial_Model. [diakses 20 Juli
2013]
Wulandari, A. F. S. (2011) Prevalence And Degree Of Depression Among elderly
people: A comparison study between residents of nursing home and those based in the community. Program Pendidikan Sarjana Kedokteran. Fakultas Kedokteran, Universitas Dipenogoro. Semarang
http://undip.ac.id/32877/1/ayu-fitri.Pdf [8 juli 2013]