• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN DAN INTERAKSI SOSIAL SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN DAN INTERAKSI SOSIAL SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA."

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

TESIS

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN DAN

INTERAKSI SOSIAL SISWA TERHADAP

'P,

HASIL BELAJAR MA TEMA TIKA

~

c

.b

~ Disusun dan di.Yuk:an oleh :

t-AKSANA KE'FAREN

NIM. 045020307

pada Tanggal 13 Juli 2006 dan Dinyatakan Telah Memenuhi -

f

Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan _ Pro~ Studi Teknologij>endidikan _

Ketua Program Studi Teknologi endidikan

Prof. Dr. Harun Sitompul. M.Pd NIP. 131570453

Menyetujui

Tim

Pembimbing

Medan, Juli 2006

Dr. Abdul Hamid K. M.Pd

NIP. 130935475

(3)

NO.

l.

2.

({

3.

4.

5.

PERSETUJUAN DEW AN PENGUTI

UJIAN TESIS MAGISTER PENDIDIKAN

Dr. Abdul Hamid

K

M.Pd

/

~P.

130935475

f~~

(Sekrernris) '

} ) ( (

\1((

\)

~~~

:_ ~

L

Prof. Dr. Yunnaini M, M.A

NIP. 130439547

(Anggota)

'ff

...

: A ~' _,.- :<

Prof. Dr. Harun Sitompul, M.Pd

c

J,

~

NIP. 131570453 --

- - ... .

~~

... ..

(Anggota)

r "...

~c~

;;?CI-s

to' "SI, to'

-.11:

~ Q;'

Dr. Abdul Hasan Saragih, M.Pd

~P.

131570419

('Anggota)

illtJIE." ' ' . . . .

(4)

--KATAPENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis persembahkan kepada Tuhan yang penuh kasih

dan rahmat. Semua karena anugerah dan karunia-Nya penulis

dapat

menyelesaikan

tesis ini. Tesis

ini

dimaksudkan untuk memenuhi sebahagian persyaratan memperoleh

gelar Mas_!er Pendidikan Program Studi Teknologi Pendidikan. Program Pascascujana

Universitas Negeri Medan, dengan judul: Pengarub Strategi Pembelajaran dan

Dalam menyelesaikan tesis ini, penulis banyak menerima bantuan dari

berbagai pihak yang disebabkan karena kurangnya ilmu. pengetahuan, waktu, dan

dana yang penulis miliki. Oleb karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada

Bapak Dr. Julaga Situmorang, M.Pd. dan Bapak Dr. Abdul Hamid, M.Pd. selaku

dosen pembimbing yang dengan sabar memberi arahan, bimbingan, dan motivasi

serta meluangkan waktunya kepada penulis sejak awal kuliah hingga penyelesaian

tesis ini. Kepada lcetiga narasumher: Ibunda Prof Dr. Yurmaini M .• M.A. Prof. Dr.

Harun Sitompul, M.Pd., dan Dr. Abdul Hasan Saragih, M.Pd. telah memberikan

masukan dan koreksi untuk perbaikan tesis ini, serta selurub bapak. dan ibu dosen

dengan tulus ikhlas telah memberikan ilmu kepada penulis selama penulis menempuh

pendidikan di Program Pascasarjana Unimed. Pada kesempatan ini juga penulis

menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

I~ Pertama: Rektor Universitas Negeri Medan, Direktur Program Pascasarjana

Universitas Nege'ri Medan, para Asisten Direktur, Ketua, dan Sekretaris Program

(5)

Universitas Negeri Medan yang banyak memberikan bantuan untuk kelancaran studi

dan penyelesaian tesis ini.

Kedua: Bupati Karo, Sekda Karo, Kepala Badan Kepegawaian Daerah Karo

dan Kepala Dinas Pendidikan Nasional Karo serta seluruh

staf

pegawai yang telah

memberikan izin belajar dan bantuan dana

kepada

penulis, Ibu

Kite

Br. Ointing S.Pd

sebagai kepala SD NO. 040461 Berastagi dan Ibu Kristina br Ginting S.Pd. selaku

kepala SD NO. 047160 Berastagi yang telah memberi izin kepada penulis untuk

mel an penelitian pada sckolah yang dipimpinnya, scrta siswa kelas VI SD NO.

040461 dan SD NO. 047160 Berastagi Tahun Pelajaran 2005/2006 yang menjadi

populasi dan sampel penelitian

ini.

l

f:

Ketiga: Kepada lbunda R Br. Sembiring dan R. Br. Ointing (Alm) atas

segenap perhatian dan didikan, dan bimbingan dari kecil hingga

kini,

serta doa-doa

yang sen.antiasa menyertai f>erjalanan hidup penUlls, serta kepada abang, kakak dan

adik yang telah banyak memberik.an dukungan secara moril dan materiaL ~ \

~ Keempat: Secara khusus kepada Istri tercinta Samari11 Br. Sembiring, SH,

dengan pengorbanan dan dukungan sepenuhnya s~rta pengertiannya yang tak terukur,

sehingga penulis dapat mengikuti studi dengan lancar dan menyelesaikan tesis ini dan

ketiga ananda Juan Fatur Ketaren, Brian Maxwell dan Putri Dea Betrix sebagai

pemacu penulis untuk menyelesaikan studi ini. 0 /

-Kelima: Rekan-rekan mahasiswa Pascasarjana Program Studi Teknologi

Pendidikan UNIMED angkatan VII kelas eksekutif, khususnya Jonrit Wantoni

Surbakti, Kenan Ointing, dan Josep Tarigan yang telah bersama-sama saling asuh,

asih dan asah serta berbagi suka dan duka selama .perkuliahan dimulai ~ hingga lulus,

(6)

serta Drs. Saut Marasi Manihuruk yang banyak membantu penulis menafsirkan buku

berbahasa asing dan Evi Susilawati, M.Pd. alumni Pascasarjana Program Studi

Teknologi Pendidikan UNIMED yang telah sukarela membantu penulis

menyelesaikan tesis ini

dan rekan Guru Berprestasi Swnatera Utara

yang

telah

memberi dukungan positif dalam penyelesaian studi ini. ) ~ ~ ; /

Hendak.nya semua kebaikan dan bantuan_ yang diberikan kepada penulis

menjadi amal kebajikan. Akhlmya, penulis mengakui bahwa tulisan ini masih jauh

berpikir bagi yang membacanya, dan juga bagi dunia pendidikan. ...,() /

Medan, Juli 2006

(7)

DAFfARISI

Halaman

ABSTARCT ...

i

ABSTARK...

ii

KA TA PENGANT AR ... ·... ... iii

DAFTAR 181...

vi

DAFTAR TABEL... IX DAFTAR

GAMBAR...

xi

DAFTAR LAMPIRAN.. .. . .. .. . .. .. . .. . . .. . . .. . .. . .. .. . .. . . .. . . .. xii

...

-

--BAB ,....-I .._ PENDAHULUAN ~s NEe A. Latar Belakang Masalah... ... ~ 1

C. Pembatasan Masalah... 7

D. Perumus@_Masalah ... ..!c • .!.' ""'"""''''''""' ~ · 8 E. Tujuan Penelitian ... . F. Manfaat Penelitian ... . KERANGKA TEORETIS, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Deskripsi Teoretis ... . ...

-~

1. Hakikat Bela jar dan Hasil Bela jar Matematika ... 9 9 11 11 2. Hakikat Strategi Pembelajaran . .. . .. .. . .. . .. .. .. .. .. .. 19

a. Strategi Pembelajaran Tutor Sebaya... 22

b. Strategi Pembelajaran Ekspositori ... ::-:.. 25

~S EC 3. Interaksi Sosial.. ... :... 28

B. Penelitian Yang Relevan ... .. ... 34

C. Kerangka Berpikir... 35

1. Perbe_daan Hasil belajar Si s.Fa yang Diajar __ dengan Strategi Pembelajaran Tutor Sebaya dan Strategi Pembelajaran Ekspositori.. ... .. . .. . . .. .. .. .. 35

2. Pengaruh Interaksi Sosial Siswa Terhadap Hasil Belajar Matematika... 38

3. Interaksi Strategi Pembelajaran dan Interaksi Sosial Terhadap Hasil belajar Matematika... 41

(8)

BAB III

BAB IV

D. Hipotesis Penelitian... .. .. . .. .. ... .. .. . .. .... 43

METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian... 45

B. Metode dan Rancangan Penelitian. .. . .. ... . . . .. 45

C. Populasi

dan

Sampel Penelitian... .. . .. .. 46

D. Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional Variabel Penelitian ... _ 47 1. Variaoel Penelitian ... ~ ... -:7 47 2. Defenisi Operasional V ariabel Penelitian... . . 4 7 F. Prosedur dan Pelaksanaan Perlakuaan... .. ... . .... 51

G. Teknik. dan lnstrumen Penelitian Data... 53

H. Teknik Analisis Data... 62

I. Hipotesi Statistik .... "'! ... .... ... .. ... .. ... .. ... ... .. • • ... 63

""

> BASIL DAN PEMBAHASAN

~;

A. Deskripsi Data ... :: ... -:.:: 64

1. Skor Hasil Belaj ar Matematika Siswa yang Diaj ar dengan Strategi Pembelajaran Tutor Sebaya... 64

2. Skor Hasil Belajar Matematika Siswa yang Diajar dengan Strategi Pembelajaran Ekspositori.. ... 65

3. Skor Hasil Belajar Matematika Siswa yang -Memiliki Interaksi Sosial Koperatif. .. . .. .. .. .. . .. .. 67

4. Skor Hasil Belajar Matematika Siswa yang Memiliki lnteraksi Sosial Kompetitif... .. . .. . .. .. .. 68

5. Skor Hasil Belajar Matematika Siswa yang Diajar 1 dengan Strategi Pembelajaran Tutor Sebaya dan Memiliki Interaksi Sosial Koperatif ... :-: :-=-.. 70

6. Skor Hasil Belajar Matematika Siswa yang Diajar • dengan Strategi Pembelajaran Tutor Sebaya dan 0 I Memiliki Interaksi So sial Kompetitif... . . . 71

7. Skor Hasil Belajar Matematika Siswa yang Diajar /

(9)

BAB V

11-s ~'~~Ec

~ 11)

""

> %. ?

8. Skor Hasil Belajar Matematika Siswa yang Diajar

dengan Strategi Pembelajaran Ekspositori dan

Memiliki Interaksi Sosial Kompetitif... 74

B.

Pengujian Persyaratan

Analisis...

76

1. Pengujian Nonnalitas Data...

76

2. Uji Homogenitas Varians... 78

C. Pengujian Hipotesis... 79

1. Perbedaan Hasil belajar Siswa yang Diajar c / dengan Strategi Pembelajaran Tutor Sebaya dan Strategi Pembelajaran EkSpositori ... :":".. 80

c 2. Perbedaan Hasil Belajar Siswa yang Memiliki Interaksi Sosial Koperatif dan Kompetitif.. . . .. 80

3. Interaksi antara Strategi Pembelajaran dan Interaksi Sosial Terhadap Hasil Belajar Matematika... 81

D. Diskusi Hasil Penelitian ... ~ ... .-:-.... 86

1. Perbedaan Hasil belajar

Siswa

yang Diajarkan 4$1_, dengan Strategi Pembelajaran Tutor Sebaya dan Strategi Pembelajaran Ekspositori... 86

2. Perbedaan Hasil Belajar Siswa yang Memiliki lnteraksi Sosial Koperatif dan Kompetitif... . . .. 88

3. Interaksi

antara

Strategi Pembelajaran dan Interaksi

Sosial Terhadap

Hasil

Belajar Matematika ... .

E. Keterbatasan Penelitian ... .

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

--A. Simpulan ... ..

B.

Implikasi. ... .. ... .

C. Saran ... .

90

92

94

95

102

~

"'

/

"'

DAFTAR PUST AKA ... 7 .-:: ... 7 .-:: ... 7 .7: . 104

109 LAMPIRAN-LAMPIRAN ... ... .

(10)

DAFTAR TABEL

NO.TABEL -:-..,.. NAMA TABEL .__ ---. HALAMAN

2.1 Perbedaan Strategi Pembelajaran Tutor dengan Ekspositori 38

3.1

Rancangan Penelitian

45

3.2

Komposisi Anggota Sampel atau Subyek Penelitian MenuruL

46

~~--~a,~.-- -~t.

~ ~";; ~

..

f . tn IJJ

Jenis Perlakuan

3.3

Pelaksanaan Perlakuan

iJ\~

53

3.4 Kisi-Kisi Tes Hasil Belajar Matematika c:~ / " . (J 55

-

--3.5 K.isi-Kisi Instrumen lnteraksi Sosial Siswa 57

4.1 Daftar Distribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar Matematika

64

Siswa Kelas Tutor Sebaya /

J

}

4.2 Daftar Distribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar Matemat:iKa

{$

Siswa Kelas Ekspositori ~ \ {

f'

4.3 Daftar Distribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar Matematika 67

Siswa yang Memiliki Interaksi Sosial Koperatif •

4.4 Daftar Distribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar Matematika

69

l~

Siswa yang Memiliki Interaksi Sosial Kompetitif

4.5 Daftar Distribusi Frek:uensi Skor Hasil Belajar Matematika 70

Siswa Kelas Tutor Sebaya yang Memiliki Interaksi Sosial

Koperatif tn\/IJJ

(11)

Siswa Kelas Tutor Sebaya yang Memiliki Interaksi Sosial

Kompetitif

4.7

Daftar Distribusi Frekuensi

Skor

Hasil

Belajar

Matematika

73

Siswa Kelas Ekspositori yang Memiliki .. Interaksi Sosial

Koperatif

4.8

Daftar Distribusi

Frekuensi

Skor Hasil Belajar Matematika 75

Siswa Kelas Ekspositori yang Merniliki lnteraksi Sosial

4.9

Rangkuman

Deskripsi Data

Penelitian

76

4.10 Rangkurnan Hasil

Perrufimgan

Uji KenormaJ.an 77

4.U

Rangkuman

Pengujian Homogenitas V

arians

Sam.pel dengan

79

\;

Uji Bartlett

:;

4.12 H~ il

Perhitungan

A!:J.h

VA 2 Jalur

79

4.13 Rangkuman Hasil Uji Scheffe

82

(12)
[image:12.612.92.544.90.667.2]

DAFTAR GAMBAR

NO.Gambar Nama Gambar Halaman

2.1 Model Srategi Pembelajaran Tutor Sebaya 24

2.2 Model Srategi Pembelajaran Ekspositori 28

4.1 Histogram Skor Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas Tutor 65

Sebaya

4.2 Histograttt Skor Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas 66

li.

Ekspositori :J\~

:)\~

4.3 Histogram Skor Hasil Belajar Matematika Siswa yang

68

A

Memiliki lnteraksi Sosial Koperatif G~ '9,. ~A,.

4.4 Histogram Skor Hasil Belajar Matematika Siswa yang

69

Memiliki

Interaksi Sosial Kompetitif 0 / n /

4.5 Histogram Skor Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas Tutor 71

{ ~ Sebaya yang Memiliki Interaksi Sosial Koperatif r~ ""

~1

4.6

Histo~am Skor Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas Tutor 72

Sebaya yang Memiliki Interaksi Sosial Kompetitif

--4.7 Histogram Skor Hasil Bela jar Matematika Siswa Kelas 74

li

Ekspositori yang Memiliki Interaksi Sosial Koperatif

:J

4 .8 Histogram Skor Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas 75

--Ekspositori yang Memilik:i lnteraksi Sosial Kompetitif ~s Nl G~

4.9

Gra:fik Estimasi Interaksi antara Strategi Pembelajaran dan 85
(13)

DAFTAR LAMPIRAN

NO.LAMPIRAN NAMA LAMPIRAN

__..- HALAMAN

1 Instrumen Tes Hasil Belajar Matematika

1

109

2.a Tabel Jawaban Siswa (Uji Coba Instrumen Tes Hasil 122

2.b

~

Belajar Matematika)

~

~

~

...

"

'

Tabel Jawaban Siswa (Uji Coba Instrumen Tes Basil

Belajar Matemati.kn) Kelompok Atas dan Bawah

3 CJ Rangkuman Analisis Tingkat Kesukaran dan Daya

...___

--

-

~

M

Pembeda

~

Ne0

~

NE~

/i""'

4.a Rangk.uman Analisis Validitas Item Tes ~\I~

4.b ' Tabel Jawaban Siswa (Uji Coba Instrumen Tes Hasil

1Nt

:;:::::- Belajar Matemati.Ka yang Valid) ,...

123

~I

124

125

127

5 Angket Interaksi Sosial ./ ~~ ~'cl~ 128

6 Tabel Jawaban Siswa (Uji Coba Instrumen Angket 132

~~-

Interaksi Sosial) _

;,r

~~~/("

~

....

:_~ ~:..r

-

/

7.a .~ Rangkwnan Analisis Validitas Item Angket tr;-~

...

133

7.b Perubahan Nomor Item Angket Yang Valid II:! 137

7.c Tabel Jawaban Siswa (Uji Coba Instrumen Angk.et 139

--6-

Interaksi So sial yang Valid)

8 •. Perhitungan Basil Uji Coba lnstrumen Tes

Hasil

Belajar 140 [image:13.612.63.551.96.673.2]
(14)

9.a Rencana Pembelajaran Strategi Pembelajaran Tutor

Sebaya

9.b

Rencana Pembelajaran

Strategi

Pembelajaran

Ekspositori

lO.a Data Interaksi Sosial Kelas Strategi Pembelajaran Tutor

Sebaya c11>

lO.b Data Interaksi Sosial Kelas Strategi Pembelajaran

"'

.___...

--~ Ekspositori ..-..._

. 1\j r:" ="--.

IO.c

Data lnduk Penelitian

11

Distribusi Frekuensi Data

Penelitian

12 Perhitungan

Statistik Dasar

13 Perhitungan Uji Nonnalitas Data dengan Uji Liliefors

14

Perhitungan

Uji

Homogenitas V arians

15 I Pengujian Hipotesis

-16

s

Uji

Lanjutan Scheffe

17.a Izin Melakukan Penelitian >

17.b Surat Keterangan

Pelaksanaan Penelitian

/

18. Riwayat Hidup ---...

(15)

BABI

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Mualah

~

I

MILIK PERPUST

AKAA~

t~

I

UNIMEO

1

l

~ Matematika sebagai suatu "ilmu" memiliki obyek dasar

yang

berupa fakta,

konsep, operasi dan prinsip. Dari. obyek dasar itu berkembang menjadi obyek-obyek

lai~ misalnya pola-pola, struktur-struktur dalam matematika. Matematika sekolah

adalah bagian unsur dari matematika yang dipilih antara lain dengan pertimbangan

atau berorientasi pada kependidikan. Dengan demik.ian

dalam

pembelajaran

matematika perlu diusahakan sesuai dengan perkembangan kognitif siswa,

mengkonkretkan obyek matematika yang abstrak menjadi

mudah

dipahami oleh

siswa. Sejalan dengan tujuan yang termuat dalam garis besar program pengajaran

(GBPP) matematika,

pada

dasarnya pembelajaran matematika bertujuan untuk

menata nalar, membentuk sikap siswa, dan menumbuhkan kemampuan

menggunakan/menerapkan matematika. Hal ini berarti bahwa dalam proses

pembelajaran tidaklah cukup hila hanya memberi tekanan pada terampil menghitung

dan dapat menyelesaikan soal. Perhatian secara khusus juga hams diberikan

bagaimana nalar dan sikap siswa dapat terbentuk:. Nalar yang tertata, sikap yang telah

terbentuk dan kemampuan menerapkan matematika akan merupakan penopang

penting terbentuknya kemampuan siswa untuk memecahkan masalah ~g muilgkin

dihadapinya kelak.

( ~ Pembelajaran matematika di sekolah dimulai secara formal sejak

anak

duduk

di bangku Sekolah Dasar. Matematika berfungsi untuk mengembangkan kemampuan .

(16)

2

bemalar melalui kegiatan penyelidikan, eksplorasi, dan eksperimen, sebagai alat

pemecah masalah pola pikir dan model rnatematika serta sebagai alat kornunikasi

melalui simbol, tabel, grafik, diagram dalam menjelaskan gagasan. Kualitas

pengajaraan matematika saat ini sangat sering disoroti masyarakat karena rata-rata

hasil bela jar matematika jauh lebih rendah dibandingkan bidang studi lain. Berbagai

komentar dilontarkan berkaitan dengan hal tersebut. Seperti yang- dikemukakan

Ahmad (2002) yang dilansir oleh media masa menyatakan kekhwatirannya dengan

kundisi, bahwa kernampuan berhitung murid SD menurun: ... k:ini kita temukan

rendahnya penguasaan berhitung pada murid SD bahkan hitungan sederhana yang

digunakan sehari-hari, umpamanya perkalian, ukuran, pecahan bahkan penambahan

dan pengurangan sederhana baru dapat dijawab hila mengunakan kalkulator".

Selain itu Kepala SMK Negeri 3 Palangkarya, Sukmawijaya (2004)

mengatak:an .. jika mengacu basil UAN dalam Tah.un Pelajaran 2002/2003 maka

Tahun Pelajaran 2003/2004 diperkirakan 30-40 % siswanya tidak lulus, penyebabnya

terutama dari nilai matematika yang rendah. Staf Pengajar FMIPA UNJ, Santoso

(2002) fi!.eggatakan bahwa: _: · ~ anyak orang tul!_ ~ murid meng ~ ~ sulitnya

pelajaran matematika, penyebabnyajustru lebih dikarenakan siswa kurang memahami

konsep dasar pelajaran matematika".

Kelompok kerja guru (KKG) yang mana sebahagian guru-guru yang

tergabung

di

dalamya

adalah

guru SD yang ada eli kelurahan Gundaling I Berastagi

mengeluhkan sulitnya meningkatkan hasil belajar rnatematika, dimana rata-rata basil

(17)

3

pe1ajaran yang lain. Suasana pembelajaran matematika telihat kurang semangat hanya

sebahagian kecil saja siswa yang bergairah dalam belajar. Banyak pekerjaan rumah

yang tidak dikerjakan dan

basil

pekerjaan siswa terkesan seadanya

dan

kurang

merespon apa yang disarankan guru untuk memperbaikinya. Pemahaman siswa

terhadap konsep yang sedang diaj arkan sangat dangkal dan konsep yang dibutuhkan

sebagai prasyarat untuk memp.s:lajari konsep baru terkadang tidak

dimilildnya

I

Kurangnya pemahaman peserta didik terhadap konsep matematika, berkaitan

erat

bervariasi dan efektif dalam menyampaikan suatu materi. Hal ini sesuai dengan yang

diungkapkan oleh Suryadi (2002) bahwa "Gunilah yang paling memahami mengapa

prestasi belajar murid·murid menurun dan metode mengajar apakah yang paling

efektif digunak:an dalam penyampaian suatu materi". Demikian juga Syah (2000)

menyatakan untuk mencapai- hasil belajar yang- ideal, kemampuan- para pendidik.

teristimewa guru dalam membimbing belajar murid-muridnya amat dituntut, jika guru

dalrun keadrum siap dan memiliki profesional dalam melaksanakan kewajibannya,

harapan terciptanya smnber daya manusia yang berkualitas akan tercapai. /

.1

Untuk dapat mencapai tujuan pembelajaran matematika, diperlukan suatu

strategi, yaitu strategi yang dapat mengaktifkan siswa untuk belajar. Pada dasarnya

strategi terse but bertumpu pada dua hal yaitu; (1) Optimalisasi interaksi antar semua

elemen pembelajaran (guru, s iswa, media, saranadan prasaranal.), ( 2) Optimalisasi

keikutsertaan seluruh sense siswa (panca

indra,

nalar, rasa, karsa). Optimalisasi yang
(18)

4

tepat. Kreativitas guru tetap diperlukan untuk memilih metode yang sekiranya cocok

dengan bahan kajian dan kondisi yang dihadapinya Kebanyakan guru mengajar

selalu dengan satu metode saja, kurang bervariasi. Sebagaimana yang diungkapkan

oleh Suyono ( dalam Annanto, 2001 ), hasil penelitian beberapa pakar pendidikan

matematika menunjukan bahwa guru tidak mampu menggUnak:an berbagai variasi

model belajar, dengan merubalt metode yang terlanjur dianggap 'benar dan efektif',

tidak memperhatikan perlunya pengembangan pola pikir logis, kritis dan kreatif

i;;.

I

Kemampuan guru dalam mengelola kelas dan memotivasi siswa dapat

menjadi daya tarik bagi siswa dalam mempelajari matematika, "... kekurangan atau

ketiadaan memotivasi menyebabkan kurang bersemangatnya siswa dalam belajar,

pada akhirnya mempengaruhi prestasi belajar siswa". c

j

Pada pembelajaran matematika pemahaman peserta didik terhadap konsep

matematika akan berkembang apabila ikut serta dalam aktivitas matematika seperti

mencoba membuat pengertian dari penjelasan yang mereka lihat atau dengar dari

yang lain. Seperti pepatah Cina yang dikemukakan Hainstock (I 999: 29) bahwa, aku

--

--

--

--dengar dan aku lupa, aku lihat dan aku ingat, aku lakukan aku mengerti, yang

maknanya bahwa pelajaran yang diterima hanya didengar saja tan.pa berbuat akan

mudah untuk dilupakan tetapi jika siswa dilibatkan untuk mengerjakan, memecahkan

dan menarik kesimpulan maka siswa tersebut akan lebih mengerti dan paham.

{ $

Pembelajaran secara formal berlangsung di sekol~ salah satu diantaranya
(19)

5

berinteraksi dengan sesarna siswa yang lain. Sekolah merupakan suatu penghubung

yang penting untuk terjadinya keterlibatan dan sosialisasi bagi anak. usia sekolah. Hal

ini sesuai dengan pendapat Hurlock (1978) tentang lingkWlgan sosial anak,

Bersekolah berarti anak mulai bersosialisasi dengan teman sebaya, di sekolah anak

berteman dengan teman sebaya. Masuknya anak ke sekolah merupakan

hal

yang

penting, karena anak-anak menjadi semakin ~rikat dengan kebi'!_U£811 sosialnya.

Siswa dalam berinteraksi dengan sesamanya memiliki kencendrungan yang

berbeda-cendrung dengan persaingan, sebahagian yang lain memiliki kecendrungan bekerja

-sarna. Pada usia ini siswa

akan

lebih tertarik bergaul dengan ternan sebaya, siswa

cendrung ingin berbagi, baik pengalaman (bercerita) maupWl berupa benda. Hal ini

sejalan dengan pendapat Maier (1965) tentang minat sosial anak. Anak: pada m.asa

usia sekolah (7-12 tahWl) memusatkan perbatianya untuk berhubungan dan

berkomunikasi dengan ternan sebaya Anak belajar untuk memberi dan menerima di

antara teman~temanya. dan keinginan berpartisipasi dalam kegiatan kelompok

menjadi besar. Kecendrungan siswa berinterak.si sosial dengan siswa lain dan warga

sekolah lain mempengaruhi bagaimana siswa menempatkan diri di sekolah (Ahmadi,

1991 ). Kecendrungan siswa berinteraksi dengan sesamanya akan terlihat pada saat

siswa bergaul dengan orang lain. Diterima atau ditolak oleh sesamanya sangat

penting bagi siswa, karena siswa yang diterima oleh sesamanya terlibat lebih ceria

dan semangat

dalam

melaksanakan aktivitasnya sebagai siswa di sekolah. Siswa yang
(20)

6

dan kurang bersemangat dalam belajar. Dengan dikenalinya kecendrungan interaksi

sosial siswa sejak dini,

guru

dapat menyesuaikan strategi pembelajaran yang

tepat

bagi siswa tersebut Sehingga walaupun kecendrungan siswa berinteraksi sosial

berbeda tetapi basil belajar mereka diupayakan tidakjauh berbedalhampir

sama.

\ ; Kemampua.n siswa bersosialisasi dan berkomunikasi dapat dimanfaatkan

untuk menciptakan keterlibatan.siswa dalam belajar. Melibatkan siswa pada proses

pembelajaran dapat dilakukan dengan berbagai

cara.

Kemampuan guru dalam

mengelola kelas dan mendesain strategi yang tepat memungkinkan siswa terlibat

secara aktif, baik fisik, mental dan sosial. Salah satu usaha melibatkan siswa, di

antaranya dengan starategi pembelajaran 'tutor sebaya'. 4 s NEe~ ....

f

~ Pada strategi pembelajaran tutor sebaya

ini

siswa yang lebih cepat belajar

dapat dijadikan tutor bagi teman-temanya. Dengan tutor sebaya ini kedua belah pihak:

diharapkmC dapat meraih keuntungan. Kemampuan guru melibatkaif siswa (tutor

sebaya) ini tentunya memerlilkan kecakapan khusus agar hasilnya maksimal.

\~

~I

~

B. ldentiflkasi Masalah.

1.

Berdasarkan latar belakang masalah yang berkaitan dengan pembelajaran

matematika, yang memiliki sifat yang sangat kompleks

karena

melibatkan aspek

pedagogis, psikologis, dan didaktis secara bersamaan. Aspek pedagogis menunjukkan

pada kenyataan bahwa pembelajaran berlangsung dalam satu lingkungan pendidikan,

karena itu guru harus mendampingi peserta didik menuju kesuksesan belajar atau

(21)

7

kenyataan bahwa peserta didik pada umunya memiliki taraf perkembangan yang

berbeda, yang menuntut materi yang berbeda pula. Aspek didaktis menunjuk.kan pada

pengaturan belajar peserta didik oleh guru atau cara-cara menyampaikan bahan

pelajaran sehlngga dikuasai dan

dimiliki

oleh peserta didik. Dengan demikian, maka

dapat diidentiflkasi sejumlah permasalahan yang berkaitan dengan pembelajaran

matematika di SD yaitu: Faktor

apa

saja YJl!!g mempengaruhi _hasil belajar

matematika di SD? Apakah guru telah mempertimbangkan karakteristik dan hakikat

proses pem

memperhatikan karakteristik siswa pada waktu pelaksanaan pembelajaran? Apakah

guru mengetahui adanya berbagai strategi pembelajaran dalam pembelajaran

matematika? Adakah guru telah mempertimbangkan strategi pembelajaran sesuai

dengan tujuan dan bahan ajar yang disampaikan? Strategi pembelajaran apakah yang

telah digunakan guru dalam J)embelajaran matematika? Apabila guru menggunakan

strategi pembelajaran yang berbeda, apakah hasil belajar yang diperoleh siswa

berbeda? Apakah interaksi sosial siswa turut mempengaruhi hasil belajar siswa?

Apakah guru telah menggunakan strategi pembelajaran sesuai dengan karakteristik

interaksi sosial siswa? Adakah interaksi antara strategi pembelajaran dengan interaksi

1

Cakupan masalah yang berkaitan dengan proses dan basil belajar matematika

sangat luas. Hal ini disebabkan karena basil belajar siswa tersebut dipengaruhi oleb

(22)

8

dari luar diri siswa (eksternal). Berkaitan dengan hal ini, maka penelitian ini dibatasi

pada strategi pembelajaran dalam rangka memperoleh

basil

pembelajaran yang

optimal. Dalam penelitian strategi pembelajaran dibatasi pada strategi pembelajaran

tutor sebaya dan strategi pembelajaran ekpositori.

\ ~ Disamping

it14

penelitian ini juga memperhatikan aspek perbedaan

karkateristik: individual siswa. Karakteristik individual

--

siswa yang ditetapkan dalam

-penelitian

ini

adalah kecendrungan siswa dalam

berinteraksi

sosial dalam

secara kompetitif. e,O ' /

o/

~-Subyek penelitian hanya melibatkan siswa sekolah dasar di Kelurahan

Gundaling I Kota Berastagi. Secara subtansi mata pelajaran matematika terdiri dari

atas seperangkat pengetahuan yang diharapkan. dimiliki, dikuasai dan diaplik.asikan

dalam pemecahan masalah kehidupan sehari-hari. Dalam penelitian ini hasil belajar

tersebut dibatasi pada ranah kognitif pa.da pokok bahasan Pecah.an dan Operasinya

herdasarkan kurikulum 1994 suplemen 1999 pada kelas VI SD semester II.

(JNII'JIE.0

J

~

D. Perumusan

Masalah.

~

l

~ Berdasarkan latar · belakang, identiflkasi dan batasan masalah yang

dikemukakan, maka masalah yang akan diteliti dapat dinunuskan sebagai berikut:

1. Apakah basil belajar matematika yang diajar dengan strategi pembelajaran tutor

(23)

9

2. Apakah

basil

belajar matematika siswa yang memiliki interaksi sosial koperatif

lebih tinggi dari pada siswa yang memiliki interaksi sosial kompetitif?

3. Apakah ada interak.si antara strategi pembelajaran dan interaksi sosial siswa

terhadap basil belajar matematika

.b)\i

~

~ ? ~

E. Tujuan Penelitian. ~N,M\":.Q

J Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah :

pembelajaran tutor sebaya lebih tinggi dibandingkan dengan yang diajar dengan

strategi pembelajaran eksp(>sitori pada mata pelajaran matematika. Ec: _

2. Untuk. mengetahui apakah hasil belajar matematika siswa yang memiliki interaksi

sosial koperatif lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang memiliki interaksi

sosial kompetitif.

3~ Untuk mengetahui ada tidaknya interaksi antara strategi pembelajaran dan

interaksi sosial siswa (koperatif dan kompetitif) dalam mempengaruhi hasil

belajar matematika

F. Manfaat Penelitian.

Hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat secara teoretis maupun praktis.

Secara teoretis basil penelitian ini diharapkan dapat 6ennanfaat untuk menambah dan

mengembangkan khasanah pengetahuan tentang strategi pembelajaran yang sesuai

(24)

10

dan

sebagai bahan informasi bagi peneliti lain yang ingin mengembangkan strategi

pembelajaran

yang

sesuai

dengan

mata pelajaran matematika.

Manfaat secara praktis

adalah

sebagai

sumbangan pemikiran

bagi guru-guru,

pengelola, pengembang, dan lembaga-lembaga

pendidikan

dalam menjawab

dinamika kebutuhan siswa; Sebagai bahan informasi bagi guru dalam

melaksanakan

pembelajaran matematika dengan

strategi pembelajaran

tutor sebaya;

Memberi

data

empiris tentang pencapaian tujuan pembelajaran bila

menerapkan

strategi

pemikiran untuk dilaksanakan

bagi

kemajuan dan peningkatan basil

belajar

siswa

khususnya di SD Kota Berastagi; dan Sebagai

bali8n

pertimbangan bagi pengembang

untuk mengembangkan

atau

merevisi sehingga

strategi

pembelajaran

ini

lebih efektif

(25)

I

I

I

MILIK PERPUST

UNIMEO

AKAA·~~

·

BABV

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A.Simpulan

( Berdasarkan basil penelitian dan pembahasan yang dikemukan sebelwnnya,

maka dapat ditarik. beberapa simpulan di

bawah

ini:

J

J

1. Hasil beiajar matematika siswa yang dibelajarkan dengan strategi pembelajaran

tutor sebaya lebih tinggi dibandingkan dengan basil belajar matematika siswa

yang dibelajarkan dengan strategi pembelajaran e.kspositori.

2. Siswa yang memiliki intetaksi sosial koP.eratif lebih

-

tinggi basil belajar

-matematikanya dibandingk.an dengan siswa yang

memiliki

interaksi sosial

kompetitif.

g

J

3. T erdapat interaksi antara strategi pembelajaran dan

interaksi

sosial

siswa

terhadap

-basil belajar matematika.

Dari

basil pengujian lanjutan. temyata

bahwa

siswa yang

memiliki interaksi sosial koperatif lebih tinggi basil belajar matematikanya jika

dibelajarkan dengan strategi tutor seba:ya dibandingkan dengan siswa yang

memiliki interaksi kompetitif jika dibelajarkan-dengan strategi tutor-sebaya, dan

basil belajar matemetika siswa yang memiliki interaksi sosial kompetitif yang

dibelajarkan dengan strategi ekspositori lebih tinggi dibandingkan dengan siswa

yang memilild interaksi sosial koperatif yang dibelajarkan dengan strategi

-

-pembelajaran totor sebaya.

(26)

95

B. Implikasi

Berdasarkan simpulan pertama

dari hasil

penelitian

ini, hasil

belajar

matematika siswa yang dibelajarkan dengan strategi tutor sebaya lebih tinggi

dibandingkan dengan basil belajar matematika siswa yang dibelajarkan dengan

strategi pembelajaran ekspositori. Hal ini dapat dijadikan pertimbangan bagi guru- .

guru matem.atika untuk men~an strategi pembelajaran tutor sebaya dalam

pembelajaran matematika di sekolah dasar.

~t6-~""-kerja sama antara sesama siswa dalam pembelajaran matematika. Pada strategi ini

siswa yang telah mengusai materi pelajaran dapat menjadi tutor kepada temanya yang

belum menguasai atau sebaliknya siswa yang belum menguasai dapat meminta

bantuan kepada ternan yang telah menguasainya terlebih dahulu. Melalui kegiatan

tutorial yang demikian akan teriadi komunikasi yang meliputi penyampaian ide,

konsep, gagasan atau prosedur kerja dalam pemecahan masalah pelajaran. '~ \

l

Kemampuan mengkomunikasikan ide, pikiran ataupWl pendapat sangatlah

penting, sesuai dengan tuntutan keterbukaan dan akuntabilitas kepada berbagai pihak.

Siswa diberi kesempatan mengorganisasikan pem.ildran dan ide matematika dengan

cara mengkomunikasikannya. mengkomunikasikan pemikiran matematika mereka

secara logis dan jelas kepada tem.an-teman, guru dan orang lain, menganalisa dan

mengevaluasi pemikiran maternatika orang lain, dan menggunakan bahasa

matematika untuk menyatakan ide-ide mereka dengan

tepat

Kesempatan ini dapat
(27)

96

strategi pembelajaran tutor sebaya. Demikian juga kemarnpuan berpikir matematis

yang berdasark.an pertimbangan logis. rasional, kritis, cennat, jujur, dan efektif juga

dapat dengan sendirinya

terlatih

melalui penggunaan

strategi

ini. Hasil belajar

(kemampuan intelektual) matematika meningkat dengan

penggunaan

strategi

pembelajaran totur

sebaya

ini,

juga

dapat meningkatkan

kemampuan lain

berupa

keterampilan dan sikap seorangJnatamatis yang

barus dimiliki

oleh seseorang yang

telah bela jar matematika.

enggunaan s aJaran tutor sebaya iru siswa diberi kesempatan

memperbaiki kesalahanlkekeliruan yang dibua1nya. Kesalahan yang dilakukan

seorang siswa dapat digunakan sebagai bagian

dari

proses menyadarkan merek:a akan

kelem.ahan-kelemahan yang telah

dilakuk.an

para siswa. Tugas memperbaiki

iirl

bukan dimaksudkan untuk mengbukum para siswa yang salah, namun d.imaksudkan

sebagai bagian untuk menunjukan dan menyadarkan mereka agar t.am

kali

tidak

terulang dan mereka sendiri dapat mengetahui dan menemukan kesalahannya sendiri

serta untuk memperkuat koru~ep yang telah merek.a ketahui.

I \

~

Hasil

belajar matematika siswa yang diajar dengan strategi pe.mbelajaran tutor

-

-

-

-sebaya terbukti lebih tinggi dari strategi pembelajaran ekspositori. Hasil temuan

penelitian ini perlu disosialisasikan kepada kepala sekolah dan guru yang mengajar

mata pelajaran matematika. Sosialisasi temuan penelitian ini dapat dilaku.kan lewat

seminar, lok8karya atau pendidikan dan latihan. Upaya sosialisasikan baml temuan

penelitian ini dilakukan dengan cara menjadikan hasil temuan ini sebagai makalah

(28)

97

Memperkenalkan strategi pembelajaran tutor sebaya melalui pendidikan dan latihan

kepada guru-guru

dan

kepala sekolah sebagai

salah

satu alternatif strategi

pembelajaran matematika. Perlu diadakan pendidikan dan pelatiban bagi guru-guru

tentang pemilihan strategi pembelajaran matematika yang sesuai dengan karakteristik

siswa dan materi pembelajaran matematika tersebut. Tennasuk

memperkenalkan strategi pembelajaran tutor seba)'a sebagai salah satu pilihan dalam

pembelajaran matematika, dimana basil penelitian ini menunjukan bahwa

' memberikan

basil belajar yang lebih tinggi dibandingkan dengan strategi pembelajaran

ekspositori. ~

( Guru-guru SD Negeri Kelurahan Gundaling I Berastagi secara keseluru.han

masih mengeluhkan rendahnya basil belajar matematika sis~ oleh karena itu

guru-guru harus membenahi diri dalam pemilihan strategi pembelajaran. Untuk

meningkatkan kemampuan guru dalam memilih dan menggunakan strategi

pembelajarannya dapat dilakukan melalui kegiatan kelompok kcrja guru. Usaha

memperkenalkan strategi pembelajaran tutor sebaya dilakukan lewat simulasi

mengajar dengan strategi pembelajaran tutor sebaya atau praktek langsung di kelas

dan guru-guru yang lain sebagai observemya. Dengan cam seperti ini guru-guru dapat

mengamati langsung dan dapat melihat langkah-langkah dan kegiatan yang dilakukan

dengan st:ritegi pembelajaran tutor sebaya ini, sehingga dapat menempkannya di

kelas yang diasuhnya Melalui wadah KK.G, guru berlatih memilih serta

menggunakan berbagai strategi pembelajaran yang dapat mengakomodir karakteristik

(29)

98

siswa SD. Salah satunya guru dilatih dan berlatih menggunakan strategi pembel~aran

tutor sebaya

Berdasarkan simpulan

kedua,

bahwa karakteristik siswa berupa

kecendrungan

dalam berinteraksi sosial dengan sesamanya terbukti memberi pengaruh dalam

perolehan

basil belajar siswa. Hasil belajar matamatika

siswa yang memiliki

interaksi

sosial koP-eratif lebih tinggi dibanding dengan basil belajar siswa yang memiliki

interaksi

sosial

kompetitif.

Hasil

penelitian ini menjadi bahan pertimbangan bagi guru

sosial kompetitif memiliki

basil

belajar matematika minimal sama dengan siswa yang

memiliki

interaksi

sosial koperatif dengan cara mengupayakan pemilihan strategi

pembelajaran yang tepat dan cocok untuk siswa yang memiliki interaksi sosial

kompetitif.

' j

? ?

J

}

Interaksi sosial koperatif maupun kompetitif memiliki keunggulan

masing-masing. Dengan mengembangkan interaksi sosial koperatif siswa akan terlatih untuk

menghargai orang lain, lebih dapat menerirna kesalahannya sehingga dapat

diperbaikinya, kepedulianya kepada orang lain

semakin

tinggi dan eg2 isme dalam

dirinya dapat dikurangi. Dengan mengembangkan interaksi sosial kompetitif juga

dapat melatih diri siswa cepat mandiri dan memiliki semangat juang yang tinggi.

Namun sesuai dengan tujuan pembelajarap matematika, disamping mereka memiliki

-

-pengetahuan tentang matematika juga mereka memiliki sikap yang matematis dan

(30)

99

solidaritas antara sesama siswa sehingga antara kemampuan intelektual dengan sikap

dan keterampilan seimbang.

Sejalan dengan perlunya dikembangkan solidaritas sosial dikalangan siswa,

perlu dikembangkan pendekatan yang berbasis kerja sama, kebersamaan, dan

kolaborasi untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam kerja sama, dan

kemampllB!l bemegosiasi, berkomunikasi serta kemampuan mengambil keputusan.

Kebersamaan dan kerjasama dalam pembelajaran merupakan kerja sama di antara

Hasil temuan ini menunjukan bahwa karakteristik siswa turut serta

mempengaruhi basil belajar matematika siswa. Untuk itu bagi pengelola sekolah

perlu memperhatikan karakteristik siswa khususnya tipe interaksi sosial siswa pada

saat penerimaan siswa baru. Sehingga guru sidini mungkin dapat menyesuaikan

starategi pembelajaran dengan karakteristik siswa tersebut.

/ . Para guru perlu dibekali seperangkat pengetahuan tentang karakteristik siswa

yang salah satunya kecendrungan siswa berinteralcsi sosial dengan sesamanya dalam

pembelajaran di dalam kelas. Dengan dibekalinya guru tentang pengetahuan

karakteristik siswa guru dapat menyadari dan memahami karakter siswa tersebut.

Bagi sekolah~sek o lah yang mampu dapat menyedikan psikolog sebagai mitra guru

terutama untuk memahami karakteristik siswa.

J

J

Siswa

eli

SD yang ada di kelurahan Gundiling I, setiap tinggkii hanya satu

lokal dan tidak memungkinkan memilah-milah siswa sesuai dengan karakteristiknya

(31)

100

dapat mengakomodir semua keunggulan dan mengelemi.nasi kelemahan siswa

sehingga dapat mengoptimalkan hasil belajar siswa. Untuk itu guru, kepala sekolah

dan pegawas satuan pendidikan perlu dibek.ali pengetahuan mengidentifikasi

sejumlah

strategi

pembelajaran yang

cocok

dengan strategi pembelajaran

tertentu.

\ Hasil simpulan ketiga menunjukan

bahwa

siswa yang memiliki interaksi

sosial koperatif lebih tinggi _basil belajamya apabila diajar dengan strategi

pembelajaran tutor sebaya dibandingkan dengan siswa yang dibelajarkan dengan

aJar materna siswa yang

memiliki interaksi sosial koperatif yang dibelajarkan dengan strategi pembelajaran

tutor sebaya lebih tinggi basil belajamya dibandingkan dengan basil belajar

matematika siswa yang memiliki interaksi sosial kompetitifyang dibelajarkan dengan

strategi pembelajaran ekspositori.

f

? } "' /

Memperhatikan interaksi antara strategi pembelajaran dengan interaksi sosial

siswa, maka guru harus lebih bijaksana

dalam

menentukan strategi pembelajaran

yang akan digunakan dalam membelajarkan siswanya. Penggunaan stratcgi

pembelajaran yang sesuai dengan karakteristitik siswa maka kegiatan pembelajaran

akan lebih benrtakna, sehingga pembelajaran yang dilaksan.ak.an lebih efektif, efesien

dan memililci daya tarik. Namun perlu disadari bahwa tidak ada suatu strategi

pembelajaran yang sesuai untuk setiap karakteristik. siswa maupun karakteristik

materi

pembelajaran.

Tetapi

ha.Sif penelitian

ini bisa

menjadi

masukan bagi guru mata

pelajaran matematika untuk memilih strategi pembelajaran tutor· sebaya

dalarit.

(32)

101

~

merancang pembelajaran disesuaikan dengan memperhatik.an karakteristik siswa

d.imana

siswa yang memiliki interaksi

sosial

koperatif dalam belajar

matematika

akan

lebih tinggi

basil

belajamya jika dibelajarkan

dengan

strategi pembelajaran tutor

sebaya. Bagi siswa yang memiliki interaksi sosial kompetitif perlu diadakan

pendekatan kepada siswa agar dapat merubah perilalrunya

untuk

dapat bek.erja sama

dengan sesama siswa yang lainnya, supaya perolehan

basil

belaj ar siswa yang

memili.ki interaksi sosial kompetitif ini minimal sama dengan siswa yang memiliki

interaksi sosila koperatif. c;. t

I

c;.tJ~ ~

\ ~ Perancangan pembehtjaran dapat dijadikan titik awal bagi upaya perbaikan

kualitas basil belajar. Ini berarti bahwa perbaikan kualitas

basil

belajar siswa

haruslah diawali dari perbaikan kualitas rancangan pembelajaran. Menerapkan

strategi pembelajaran tutor sebaya merupakan salah satu upaya perbaikan kualitas

basil belajar. Guru harus memperhatikan langkah-langkah pembelajaran tutor sebaya

seperti yang tennuat pada bao

II

dan karakteristik siswa menjadi titik. acuan dalam

menerapkan rancangan tersebut.

~,(5

\' Dalam merancang pembelajaran dengan strategi pem.belajaran tutor sebaya,

diperlukan penataan yang tepl!1; agar terjadi kerja sama yang efektif, siswa terlibat

aktif, dan suasana pembelajaran tenang sehingga kelas yang lain

tidak

terganggu.

Guru sebagai fasilitator kegiatan pembelajaran dikelas harus dapat menciptakan

(33)

102

C. Saran-

~

.. ,., n"\. /a u-. .,, o "\. /a u-- .. ,, o '\ /a u- __ .. ,

~

~

~

- "

iJ " \

I

~ Berdasarkan simpulan dan implikasi seperti yang telah dikemukakan di atas,

maka disarankan beberapa hal berikut: . ~~~

3

~ ~~')./ 'cS-~~;Jw s~~ .,,-/

-

-1. Maten pelajaran matematika yang bersifat pengulangan dan di

dalam

kelas yang

akan dibelajarkan terdapat beberapa siswa yang

memiliki

potensi

untuk

membantu

memberikan

penjelasan kepada temannya, disarankan bagi guru untuk

menggunakan strategi pembelajaran tutor sebaya ini agar basil belajar matematika

siswa tersebut lebih tinggi.

,.

!~

t:.l

I~

Go

2. Untuk meningkatkan basil belajar matematika siswa yang memilik.i

interaksi

sosial koperatif, startegi pembelajaran tutor sebaya ini sabagai salah satu alternatif

yang sesuai dengan karakteristik siswa t~but, di samping itu dengan strategi

pembelajaran

ini

siswa akan lebih terlatih dan terbiasa beketja sama untuk

menyelesaikan permasalahan:nya demikian juga disarankan bagi guru untuk

menggWlakan strategi pembelajaran ekspositori untuk membelajarkan siswa yang

memiliki interaksi sosial kompetitif agar basil belajarnya lebih tinggi. -~'

3. Sebaiknya sebelwn menggunakan strategi pembelajaran tutor sebaya, guru harus

memperkenalk.an hal~hal yang .akan dilakukan siswa maupun g1ll'1!_ selama proses

pembelajaran berlangsWlg, sehingga siswa dapat beradaptasi, tidak kaku dan

mengetahui hal~hal yang dapat dilakukan dan yang perlu dihindari. · ; ' ~ ;

l

4. Pengunaan strategi pembelajaran yang sesuai ·det'lgan karakteristik siswa dan

materi pelajaran memberi pengaruh pada basil belajar siswa. Oleh sebab itu

(34)

103

-pembelajaran dan meningkatk:an

pengawasan

pelaksanaan pembelajaran siswa di

kelas. Demikian juga bagi kepala

dinas

Pendidikan Kabupaten Karo perlu

mengadakan pendidikan dan pelatiban secara rutin untuk memperkenalkan

basil-basil penelitian pendidikan kepada

guru

dan kepala

sekolah,

yang mampu

meningkatkan basil belajar siswa. Dalam hal ini salah satu

basil

penelitian yang

mampu meningkatkan basil belajar matematika siswa SO kelas VI dengan

penggunaan strategi pembelajaran tutor sebaya bagi siswa yang memiliki interaksi

sosial koperatif dan strategi pembelajaran ekspositori bagi siswa yang memiliki

interaksi sosial kompetitif.

n,Jt'i

~J~I»

~)

5. Populasi dan sampel yang dilibatkan pada penelitian jumlahnya kecil, untuk itu

disarankan · bagi peneliti lain untuk melalrukan penelitian lanjut yang jumlah

populasi dan sampelnya lebih besar. ~

c

.

~)(~

<J

6. Untuk penelitiao. lanjutan pada penerapan strategi pembelajaran di samping

kepada- guru yang menjadi mitra peneliti, perlu disosialisasikan j uga terlebih

dahulu kepada siswa bagaimana mekanisme strategi pembelajaran tutor sebaya ini

dan apa yang pantas dan yang tidak pantas dilakukan agar saat penelitian

berlangsWlg kejanggalan

dan

kekakuan dalam proses pembelajaran dapat
(35)

104

Abdurrahman. M. (1999). Pendidilran Bagl Anak Berkesulitan Be/ajar.

Jakarta :

Rineka Cipta.

Ahmadi, A. (1991). Psikologi Sosial.

Jakarta:

Rineka Cipta

Ahmad,

Dj. 17 April

2002. Perbaikan

Mutu

Pendidikan

Harus Dimulai

d8ri

Sekolah.

Kompas, hal 2

Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktelc. Jakarta : PT.

Rineka Cipta.

--- (1990). Penge/olaan Kelas dan Siswa Sebuah Pendekatan Evaluatif.

Jakarta: Rajawali.

Ary,

D., Jacobs, L., Razavieh. A.

(1982). Pengantar Penelitlan Dalam Pendidikan.

Surabaya {Penerjemah

Arif

Fuchan).: Usaha Nasional

Annanto,

D.

(2001). Aspek Perubaban Pendidikan Dasar Matematika Melalui

Pendidikan Matematika Realistik Pada Sekolah dan

Madrasah.

Malcalah

disajikan dalam seminar sehari. Departemen Agama Propinsi Sumatera Utara.,

5 November 2001.

Chaplin, J.P. (1972). Dictionoryof Psychology. New!_ork; Dell.

~

Comay, M. (1986). Education for Alternatif Development In New Approach to

Comparati.foe Education. Chicago : The University of Chicago.

bl

Dick. W., and Carey, L. (1996). The Systematic Design of Instruction. New York :

Longman

Djamar~ S.B., dan Zein, A. (2002). Strategi Be/ajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta.

Djiwandono, S.E.W. (2002). Psikologi Pendidilcan. Jakarta: Grasindo

Dryden, G. ~ Vos,

J.

(2002).

Tire

Learning Revolution (Revolusi Cora Be/ajar)

(Penerjemah

:Ahmad

Balquni). Band1mg : Kaifa

Gagne, R..M. (1974). The Condition of Learning and Theory of Instruction. New

(36)

105

Hainstock, E .G. (1999). Metode Pengajaran Untuk Anak Sekolah Dasar. Jakarta : Balai Pustaka.

Hamalik, 0. (2002). Perencanaan Pengajaran Berdasrkan Pendekatan Sistem.

Jakarta :

Bumi

Aksara.

Hintzam, D.L. (1978). The Psychology of Learning and Memory. San Fransisco:

W.H. Freeman & Company

Holingworth, P.M. and Hoover, K.H. (1991). Elementary Teaching Method. USA :

Allyn and Bacon Devision of Simon & Schuster .

-Hudojo, H. (1988}. Mengajar Be/ajar Matematika. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Hurlock,

E.

(1994 ). Psikologi Perk:embangan.

Jilid 2 Edisi ke-VI : Jakarta : Erlagga.

Irawan, P., Sucjati, Wardani, I.G.A.K. (1997). Teori Be/ajar, Motivasi, dan Ketrampilan Mengajar. Jakarta: Dikti Departemen Pendidikan

dan-Kebudayaan.

I

Julius; E.H. (2004). More Rapid Math Tricks and Tips. New York: Jbon Wiley &

Sons.

Johnson, D. dan Johnson, R. (1994). Leading t~ Cooperative School . Edina : Interraction Book Company.

Sl,...

(!

' ~~ Lie,A. (2004). Cooperative Learning. Jakarta:

Grasindo.

~

Majid, A. {2005). Perencanaan Pembelajaran. Bandung : Remaja Rosda Karya

Manullang,

B

~TIM. (2005). P_!doman Penulisan Tesis. Medan : PPS illUMED. Meir, H.W. (1968). Theories at the child Development. New York: Harper & Row

Publiser.

(37)

106

Pederson, J.F. and Digby, A.D. (1995).

Secondary Schools and Cooperatifve

Learning : Theories, Model, and Strategis.

New York : Garland.

Rusyan, T. A. (1994).

Penuntun Be/ajar yang Sulrses.

Jakarta: Nine Karya

Jakarta.

Santosa, S. (!999).

Dinamika Kelompok.

Jakarta: Bumi

Aksara.

~

Santoso. 30 Agustus 2002. Matematika

Mata

Pelajaran yang Mengkhawatirkan.

K.ompas, hal 2.

Sears, D., Fredman, L.J. dan Peplau, A.L. (2003).

Psikologi Sosial

(Alih bahasa

Michael Adriyanto ). Bandung : Dipenegoro.

-Seals, B.B. (1994).

Teknologi Pembe/ajaran: Defonisi dan Kawasannya.

Washinton,

DC:AECT.

Sibuea, A. M. (2001).

Seri Diktat Kuliah Statistik Bisnis.

Medan : STIE Harapan

Medan

--- (2005).

Bahan Kuliah Evaluasi Pendidilwn dan Pelatihan.

Medan :

PPSUNIMED

I

Simmons ,J. (1980).

The Education Dilema.

New York : Pergamon .

Soedjadi

dan

Kusrini. (1994).

Matematika ( Petunjuk Guru Sekolah Dasar).

Jakarta:

DIKDASMEN

DEPDIKBUD

Soleh, M. (1998).

Pengajaran Matematilw Sekolah.

Jakarta :Departemen Pendidikan

dan Kebudayaan

Souvincy, R.J. (1994}. Learning to Teach Mathematics (2nd cd). New York Macmillan.

Sudjana. (1994).

Metoda Statistika.

Bandung: Tarsito .r: NEe~

'SI,.

Sudjana, N . (1991).

Teori- Teori Be/ajar untuk Pengajaran.

Jakarta: FE - ~

Universitas Indonesia.

g

Sukmawijaya. 25 Feberuari 2004, lmplikasi Penerapan Kriteria Kelulusan UAN.

Kompas,

hal 1
(38)

107

Suriasumantri, J.S. (1999). Filsafat flmu Sebuah Pengantar Populer.

Jakarta:

Pustaka

Sinar Harapan

Suryadi,

A.

31 Desember

2002.

Menuju Otonomi Pendidikan.

Mandiri, hal

8.

Susilawati,

E. (2003). Pengaruh

Strategi

Pembelajaran dan Interaksi

Sosial

Terhadap

Hasil BelajarPPKn. Tesis. Medan: PPS UNIMED

Syah, M.

(2000). Psilwlogi Pendidikan dengan Pendekatan Baru.

Bandung:Remaja

RosdaKarya

'W' I

TIM MKPBM. (2001). StrategiPembelajaran Matematika Kontenporer. Bandung:

UPIFMIPA.

Zamroni. (2000). Paradigma Pendidikan Masa Depan. Yogyakarta : Bigraf

Publishing.

ZainuJ, A., Nasoetio~ N. (1997). Penilaian Hasil Be/ajar. Jakarta: PAU PPAI UT

Depdikbud. (1994). Kurikulum Pendidikan Dasar. Jakarta: Depdikbud. /

Dedikn.as.

(2000). Petunjuk Pelaksanaan dan Proses Be/ajar Mengajar.

Direktorat

Jendral Pendidikan Dasar dan

Menegah -

Departemen Pendik:an Nasional

--- (2004). Kurikulum 2004, Standar Kompetensi Mala Pelajaran Matematika.

Jakarta: Depdiknas.

, .... CJ ... c=.OO

' l '-

~-:~ -. ~o-

cf \"'o

~.~

•.

·.~o-

c

cJ \"o

CJ~,

••

~ -or:~)

Gambar

NO.Gambar Nama Gambar  2.1 Model Srategi Pembelajaran Tutor
Tabel Jawaban Siswa (Uji Coba Instrumen Tes Hasil

Referensi

Dokumen terkait

Segala puji bagi Allah SWT pencipta seluruh alam dan segala jagad raya yang telah melimpahkan rahamat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Laporan

Penelitian ini mendeskripsikan dan menjelaskan: (1) peranan perempuan Tionghoa dalam novel Amoi Gadis yang Menggapai Impian karya Mya Ye, (2) latar belakang

[r]

Tujuan penelitian ini adalah: (1) Mengidentifikasi karakteristik UMK pengolahan dan perdagangan di Kabupaten Bogor dan (2) Menganalisis kinerja UMK pengolahan dan

Apakah dalam tangram tersebut terdapat segi banyak tidak

Penelitian ini secara empiris menguji pengaruh proporsi komisaris independen,komite audit, manajemen laba, ukuran perusahaan dan profitabilitas berpengaruh terhadap

bagaimana dan seharusnya gerakan protes kolektif tersebut harus dilakukun sehingga mampu mengwujudkan tujuan dari gerakan tersebut, berangkat dari deskripsi Tarrow atas

Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia ; Direktorat Jendral Kerja Sama ASEAN.. Media Publikasi Direktorat Jendral Kerja Sama