• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN DEBAT TERHADAP KEMAMPUAN BERARGUMENTASI DALAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA OLEH SISWA KELAS X SMA NEGERI 18 MEDAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN DEBAT TERHADAP KEMAMPUAN BERARGUMENTASI DALAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA OLEH SISWA KELAS X SMA NEGERI 18 MEDAN."

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN DEBAT

TERHADAP KEMAMPUAN BERARGUMENTASI

DALAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN

BERBICARA OLEH SISWA KELAS X

SMA NEGERI 18 MEDAN

Dinyatakan Telah Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

oleh

DWI SRI ANJANI 061222120179

FAKULTAS BAHASA DAN SASTRA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)

i

ABSTRAK

Dwi Sri Anjani, NIM 061222120179. Efektivitas Metode Pembelajaran

Debat terhadap Kemampuan Berargumentasi dalam Pembelajaran Keterampilan Berbicara oleh Siswa Kelas X SMA Negeri 18 Medan Tahun Ajaran 2010/2011.

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan efektivitas metode debat terdapat kemampuan berargumentasi siswa pada pembelajaran keterampilan berbicara siswa kelas X SMA Negeri 18 Medan. Masalah yang diteliti adalah apakah metode pembelajaran debat dapat meningkatkan kemampuan berargumentasi siswa kelas X SMA Negeri 18 Medan tahun ajaran 2010- 2011. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode analisis komparasi, sebab penelitian ini dilakukan untuk melihat perbedaan kemampuan berargumentasi siswa yang diajar dengan menggunakan mtode debat dan metode diskusi berdasarkan perbedaan nilai rata-rata. Data yang digunakan sebagai alat pengumpul data berupa lembar observasi dalam bentuk pengamatan. Sampel dipilih dengan menggunakan teknik random sampling. Dari 6 kelas dengan 235 siswa/i, maka kelas X2 sebanyak 40 orang terpilih sebagai sampel. Teknik analisis yang digunakan adalah T test. Hasil penelitian menunjukkan nilai rata-rata siswa yang diajar dengan menggunakan metode pembelajaran debat sebesar 85,40 lebih tinggi dari nilai rata-rata siswa yang diajar dengan menggunakan diskusi dengan nilai 78,42. Dengan demikian terbukti melalui hasil

penelitian yakni nilai pada “t tabel” dengan df 80-2=78 pada taraf signifikansi 1% = 2,608. Karena itu “th” (3.73) yang diperoleh lebih besar dari ttabel yaitu = 1, 992.

Dengan demikian 1,992 < 3,73 dan 3,73 > 2,68, maka hipotesis (ho) ditolak dan

hipotesis ha (alternatif) diterima. Dengan demikian metode pembelajaran debat

(3)

iv

BAB II KAJIAN TEORETIS KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS A. Kajian Teoretis ... 7

1. Metode Pembelajaran ... 7

a. Pengertian Metode Pembelajaran Debat ... 7

b. Pengertian Efektivitas ... 9

c. Metode Pembelajaran Debat ... 10

d. Menerapkan Metode Debat Di Kelas ... 15

2. Kemampuan Berargumentasi ... 18

a. Pengertian Argumentasi ... 18

b. Strategi Berargumentasi ... 23

c. Kemampuan Berargumentasi ... 28

B. Penelitian Terdahulu ... 29

(4)

v

D. Hipotesis Penelitian ... 31

BAB III. METODE PENELITIAN ... 32

A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 32

B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 32

C. Metode Peneltian ... 33

D. Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional ... 34

E. Desain Eksperimen ... 35

F. Teknik Pengumpulan Data dan Instrument Penelitian ... 41

G. Teknik Analisis Data ... 42

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 47

A. Hasil Penelitian... 47

1. Penyajian Data ... 47

1). Data Kemampuan Berargumentasi Siswa Yang Diajar Dengan Menggunakan Metode Pembelajaran Debat ... 47

2). Data Kemampuan Berargumentasi Siswa Yang Diajar Dengan Menggunakan Metode Pembelajaran diskusi .. 48

B. Uji Persyaratan Analisis ... 51

a. Uji Normalitas Data ... 52

b.Uji homengenitas ... 55

c. Pengujian Hipotesis ... 57

D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 58

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... ... 61

A. Simpulan ... 61

B. Saran ... 62

(5)

viii

DAFTAR GAMBAR

Hal 1. DIAGRAM BATANG KEMAMPUAN BERARGUMENTASI SISWA

MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN DEBAT ... 49 2. DIAGRAM BATANG KEMAMPUAN BERARGUMENTASI SISWA

(6)

vii

DAFTAR TABEL

Hal

1. Populasi Siswa SMA N 18 Medan ... 33

2. Desain Eksperimen ... 36

3. Jalannya pembelajaran keterampilan berbicara dengan menggunakan metode pembelajaran debat di kelas eksperimen ... 36

4. Jalannya pembelajaran keterampilan berbicara dengan menggunakan metode pembelajaran diskusi di kelas kontrol ... 39

5. Indikator kemampuan berargumentasi (tes pengamatan) ... 41

6. Kategori Penilaian ... 42

7. Hasil Pengamatan Kemampuan berargumentasi kelas Eksperimen ... 47

8. Hasil Pengamatan Kemampuan berargumentasi kelas kontrol ... 48

9. Deskripsi Postest Kelas Eksperimen ... 50

10. Identifikasi Kecenderungan kelompok eksperimen ... 52

11. Deskripsi Postest Kelas kontrol ... 54

12. Identifikasi Kecenderungan kelompok kontrol ... 56

13. Uji normalitas data kelompok eksperimen ... 59

14. Uji noralitas data kelompok kontrol ... 60

(7)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kegiatan pembelajaran adalah suatu hal yang cukup kompleks dan banyak faktor yang ikut mempengaruhinya seperti guru, siswa, materi pelajaran sarana dan prasarana. Guru merupakan salah satu faktor utama penentu keberhasilan dalam proses pembelajaran. Tugas guru adalah menyampaikan materi pembelajaran kepada peserta didik melalui interaksi komunikasi dan media instruksional yang digunakan. Keberhasilan guru menyampaikan materi pembelajaran sangat tergantung kepada kelancaran interaksi komunikasi dengan anak didiknya. Jika proses isnteraksi komunikasi yang dalam proses pembelajaran tidak baik mengakibatkan pesan yang disampaikan tidak dapat diterima secara baik oleh peserta didik, maka tujuan pembalajaran tidak tercapai

Proses pembelajaran, sebagai kerjasama guru-siswa, secara psiko-pedagogis mengutamakan aktivitas siswa sebagai bekal pendewasaan diri untuk mengembangkan kemampuan dan penguasaan bidang pengetahuan (bidang studi, mata pelajaran). Dalam peroses belajar mengajar guru dan siswa bekerja sama untuk mencapai sasaran dan tujuan belajar, ialah melalui cara atau metode, yang Pembelajaran merupakan sebuah komunikasi antara guru dengan peserta didik, serta memerlukan motede dalam meyampaikan pesan agar pesan yang disampaikan dapat diterima dengan baik oleh peserta didik.

(8)

2

Untuk keberhasilan sebuah interaksi komunikasi dalam pembelajaran maka dibutuhkan pemanfaatan metode pembelajaran yang sesuai dengan krakteristik peserta didik. Pemilihan metode pembelajaran yang tepat menentukan pencapaian tujuan dalam proses belajar-mengajar. Metode belajar-mengajar adalah bagian utuh (terpadu, integral) dari proses pendidikan-pengajaran. Metode ialah cara guru menjelaskan suatu pokok bahasan (thema, pokok masalah) sebagai bagian kurikulum (isi, materi pengajaran), dalam upaya mencapai sasaran dan tujuan pengajaran (tujuan institusional, tujuan pembelajaran umum dan khusus).

Tujuan mempelajari bahasa secara umum pada tingkat dasar dalam Standar Kompetensi Lulusan dan pengembangan Silabus (Dinas Pendidikan dan Kebudayaan 2007 :3) adalah (1) mengembangkan kemampuan berkomunikasi dalam bahasa Indonesia, baik secara lisan maupun tulisan yang mencakup empat kecakapan berbahasa, yakni menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Setiap anak dituntut untuk mampu berkompetensi dalam segala hal. Dengan adanya standart kompetensi yang harus dikuasai anak pada setiap materi pelajaran menuntut kepropesionalan guru dalam menyampaikan materi pelajaran kepada siswa dengan cara memilih media dan metode yang tepat sesuai dengan materi yang diajarkan.

(9)

3

siswa dilatih dan dituntut untuk mampu berargumen dan mempertahankan argumen agar pendapat-pendapat yang disampaikan dapat diterima oleh audiens. Tujuan penggunaan metode debat adalah agar siswa aktif dalam kegiatan belajar mengajar dengan cara membahas dan memecahkan masalah tertentu dengan menggunakan argumen-argumen yang logis dengan topik pembicaraan.

Rendahnya kemampuan berargumen siswa diduga karena kurang efektifnya proses pembelajaran yang berlangsung selama ini. Kemampuan berargumentasi siswa masih rendah disebabkan metode mengajar yang diterapkan guru belum sesuai dengan materi yang diajarkan serta kurang dilibatkannya siswa dalam proses pembelajaran hal ini menyebabkan siswa kurang berani mengutarakan pendapat ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Yulia : 2009.

Hasil penelitian yang hampir sama juga dikemukan oleh Kurniawaty, 2006 atas sejumlah siswa SMKN 2 Kisaran dan menyimpulkan dari 36 siswa SMKN 2 Kisaran hanya 4 orang siswa atau kira-kira 11.11% yang mampu mengutarakan pendapat dengan baik dan 10 orang atau 27.78% kategori cukup dan 22 orang atau sekitar 61.11% kategori tidak mampu untuk mengutarakan pendapat dan fakta melalui kegiatan menyimak. Hal ini memperlihatkan rendahnya keberanian siswa dalam berargumen untuk mengutarakan ide-ide yang ada dalam pikirannya melalui komunikasi secara langsung.

(10)

4

pembelajaran yang digunakan guru, dan siswa kurang aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Selama ini guru dalam proses pembelajaran kurang melibatkan siswa sehingga siswa menjadi kurang berani dalam mengemukan pendapat sehingga hal ini menyebabkan kemampuan berargumentasi siswa menjadi rendah.

Kemampuan berargumentasi siswa dalam pembelajaran keterampilan berbicara dapat ditingkatkan melalui penerapan metode pembelajaran yang bervariasi dalam menyampaikan materi pembelajaran salah satunya dengan menggunakan metode pembelajaran debat. Ketepatgunaan dalam memilih metode sangat berpeluang bagi terciptanya kondisi pembelajaran yang kondusif, menyenagkan, sehingga kegiatan pembelajaran (instructional activities) dapat berlangsung secara efektif dan efisien dalam memfasilitasi peserta didik untuk dapat meraih hasil belajar sesuai harapan.

(11)

5

Dengan demikian metode pembelajaran merupakan salah satu komponen yang sangat menentukan untuk terciptanya kondisi belajar yang efektif dan menyenangkan selama berlangsungnya kegiatan pembelajaran. Untuk itu penulis

merasa tertarik untuk meneliti suatu penelitian yang berjudul “Efektivitas

Metode Pembelajaran Debat Terhadap Kemampuan Berargumentasi Siswa Dalam Pembelajaran Keterampilan berbicara Siswa Kelas X Di Sekolah Menengah Atas

Negeri 18 Medan T.P. 2010”.

B. Identifikasi Masalah

Dari uraian latar belakang masalah di atas ada beberapa masalah yang dapat diidentifikasi yaitu

1. Kemampuan berargumentasi siswa masih rendah. 2. Metode mengajar yang diterapkan guru belum tepat.

3. Metode mengajar tidak sesuai dengan materi yang diajarkan. 4. Siswa kurang dilibatkan dalam proses pembelajaran.

5. Siswa kurang berani mengutarakan pendapat.

C. Pembatasan Masalah

(12)

6

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah di atas, maka masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : Apakah metode pembelajaran debat lebih efektif untuk meningkatkan kemampuan berargumentasi siswa dalam pembelajaran keterampilan berbicara daripada kemampuan berargumentasi siswa dengan menggunakan metode pembelajaran diskusi?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan Penelitian ini secara keseluruhan adalah untuk mengetahui tingkat efektivitas metode pembelajaran debat dan diskusi dalam meningkatkan kemampuan berargumentasi siswa dalam pembelajaran keterampilan berbicara oleg siswa kelas X SMA Negeri 18 medan.

F. Manfaat Penenlitian

(13)

61

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

1. Hasil rata-rata kemampuan berargumentasi dengan menggunakan metode pembelajaran debat sebesar 83,77 dan

2. Hasil rata-rata kemampuan berargumentasi dengan menggunakan metode diskusi sebesar 78,42

3. Untuk meningkatkan kemampuan berargumentasi siswa dalam pembelajaran kemampuan berbicara lebih efektif dengan menggunakan metode pembelajaran debat daripada dengan menggunakan metode pembelajaran diskusi. Hal ini dapat dibuktikan melalui hasil penelitian yakni nilai pada tabel “t” dengan df = 78 pada taraf signifikansi 5% =

1,992 dan pada taraf signifikansi 1% = 2,608. Karena “t0 yang diperoleh

lebih besar dadri ttabel yaitu 1,992 < 3,73 dan 3,73 >2,68 maka hipotesis

(ho) ditolak dan hipotesis ha (alternative) diterima. Dengan demikian

metode pembelajaran debat lebih efektif untuk meningkatkan kemampuan berargumentasi siswa dalam pembelajaran kemampuan berbicara pada

siswa kelas X SMA Negeri 18 Medan T.A 2010/2011.

(14)

62

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka sebagai tindak lanjut penelitian ini perlu diungkapkan beberapa saran dalam bagian di bawah ini.

1. Metode pembelajran debat perlu diterapkan oleh guru untuk meningkatkan kemampuan berargumentasi siswa

(15)

63

DAFTAR PUSTAKA

AECT, (1986), Definisi Teknologi Pendidikan. Jakarta:Rajawali.

Aisyah, S & Arismantin,Y. (Maret 2000). Penerapan Metode Belajar Diskusi dalam Mengembangkan Kemampuan Berbicara Anak (Mendengar, Berbicara, Membaca, Menulis) di SMP. Jurnal Penelitian vol 3 no 1. Jakarta : Lembaga Penelitian UT.

Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Budiningsih,A.C (2005). Belajar Dan Pembelajaran, Jakarta : Rinka Cipta Davies, I.K. (1991). Pengelolaan Belajar. Jakarta :CV. Rajawali

Dick, W. & Carey L. (1985). The Systematic Design OF Instruction. London : Scott, Foresman dan Company

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Standar kompetensi lulusan, standar kompetensi, kompetensi dasar, serta model pengembangan silabus untuk SMA/MA. Mata pelajaran bahasa Indonesia. (2007). Kurikulum Bahasa Indonesia

2007/2008. direktorat pendidikan RI.

Endang Lestari G, dan Maliki Komunikasi yang Efektif (Bahan Ajar Diklat Prajabatan gol III, Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia, Jakarta : 2003

Hamalik, O. (1994). Media Pendidikan. Bandung : PT. Citra Aditya Bakti. Jagianto, (2006), Pembelajaran Metode Kasus, Yogyakarta : Andi Offset. Kemp, J. (1994). Proses Perancangan Pengajaran. Bandung : ITB Keraf, G. (2004), Argumentsi dan Narasi, Jakarta : Gramedia

Kurniari. (2006), Metode Pembelajaran Debat Dan Pengaruhnya Terhadap Kemampuan Berbicara Siswa Kelas XI SMKN 2 Kisaran, Skripsi, Universitas Negeri Medan.

Lestari & Maliki. (2003), Komunikasi yang Efektif. Jakarta:Lembaga Admistrasi Negara

Percival, F. & Hendry E. (1988). Teknologi Pendidikan. Jakarta , Erlangga.

Rohani, A. (1997). Media Intruksional Edukatif, Jakarta : Pt Rineka Cipta. Syah, Muhibbin. (2006) Pisikologi Belajar, Jakarta : Rajawali Pers.

(16)

64

Sanjaya, W. (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Pendidikan. Jakarta : Kencana Grouf

Seels, B. & Richey, R.C. (1994). The Definition and Domains of the Field. (terj: Dewi, dkk) Jakarta : Rajawali.5

Suryasumantri, J. (1997). Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer. Jakrta : Pustaka Amani.

Sudrajat, A. (2007). Media pembelajaran. (http:\\Media Pembelajaran « Akhmad

Sudrajat Let’s TalkAbout Education.com, online, diakses tgl 03 Mei

2008).

Smaldino, dkk. (2005). Indtructional Technology and media for learning, New Jersey : Pearson Prentice Hall.

Sudjana, N. & Rivai (1992), Media Pengajaran. Bandung, Sinar Baru.

Sudjana, ( 2002 ). Metoda Statistika. Bandung : Tarsito.

Soekamto, T. (1993). Perancangan Dan Pengembangan Sistem Intruksional. Jakarta: Intermedia.

Tarigan, HG, (2007). Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung:Angkasa

W.J.S. Poerwadarminta. (1985). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta:Balai Pustaka.

Yulia Aryanti (2009) “Pelaksanaan Metode Pembelajaran Debat dalam pembelajaran PAI kelas III SD Islam Al-Azhar 28 Solo Baru” Skripsi Sarjana Pendidikan Agama Islam , (Jakarta: Perpustakaan Digitalal UIN Syarif Hidayatullah, 2003)

Yusuf, L.N. (1999). Psikologi Perkembangan Anak Dan Remaja. Bandung: Remaja Rosdakarya.

(17)

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: ”Apakah ada perbedaan hasil belajar biologi dengan menggunakan

Berdasarkan latar belakang masalah dan pembatasan masalah di atas maka dapat dirumuskan suatu permasalahan yang akan diteliti sebagai berikut: Apakah penerapan strategi

Bertolak dari identifikasi masalah dan pembatasan masalah di atas, maka secara operasional permasalahan yang akan diteliti dapat dirumuskan sebagai berikut.

Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah maka dapat dirumuskan permasalahan yang akan diteliti sebagai berikut :

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah tersebut dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut: ”Apakah penggunaan metode diskusi dengan teknik LKS

Berdasarkan pembatasan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: Apakah ada perbedaan pengaruh antara penggunaan

Berdasarkan pembatasan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: Apakah ada perbedaan pengaruh antara penggunaan

Berdasarkan latar belakang, identifikasi dan pembatasan masalah di atas, maka masalah yang harus dijawab di dalam penelitian ini, dapat dirumuskan sebagai