• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Sikap Mahasiswa Unpad Terhadap Kawasan Tanpa Rokok di Kampus Unpad.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Gambaran Sikap Mahasiswa Unpad Terhadap Kawasan Tanpa Rokok di Kampus Unpad."

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

Gambaran Sikap Mahasiswa Unpad Terhadap Kawasan Tanpa Rokok di Kampus Unpad

Annisa Firdiana

ABSTRAK

Unpad yang merupakan salah satu perguruan tinggi favorit di Indonesia

memiliki visi untuk membebaskan kampus dari asap rokok, yang mana visi tersebut sudah mulai digencarkan melalui beberapa cara yang salah satunya

adalah dengan memasang spanduk dan sticker kawasan dilarang merokok.. Namun, pada kenyataannya berdasarkan hasil observasi, masih banyak ditemukan orang-terutama mahasiswa, yang merokok di lingkungan kampus Unpad. Hal

tersebut menunjukkan adanya kesenjangan dari adanya aturan yang diterapkan dengan kenyataan yang ada. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melihat

bagaimana sikap mahasiswa Unpad terhadap Kawasan Tanpa Rokok (KTR) di Kampus Unpad, yang mana sikap merupakan salah satu faktor predisposisi dari perilaku.

Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian non expertimental quantitative research dengan metode penelitian deskriptif. Penelitian ini dilakukan terhadap 154 mahasiswa Unpad yang berusia 18-22 tahun, dengan menggunakan teknik samplingcluster random sampling.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa sikap mahasiswa Unpad

(2)

kategori yaitu positif (40.3%), cenderung positif (44.2%), netral (11.7%), cenderung negatif (3.2%), dan negatif (0.6%).

LATAR BELAKANG

Kesehatan merupakan salah satu hal yang cukup diperhatikan di negara

berkembang seperti Indonesia. Berbagai macam masalah kesehatan seringkali menjadi topik perbincangan utama. Permasalahan kesehatan yang terjadi di

Indonesia dipicu oleh berbagai macam faktor, yang salah satu penyebabnya adalah dikarenakan masyarakat Indonesia masih belum melakukan gaya hidup sehat. Seperti yang dilansir olehwww.health.okezone.com,saat ini Indonesia menempati peringkat terendah di 15 negara di wilayah Asia Pasifik terkait pola gaya hidup sehat. Dari hasil survei yang diinisiasikan oleh AIA Health Living Index 2013, ditemukan bahwa masyarakat Indonesia lebih menyukai kegiatan pasif pelepas stressyang justru meningkatkan resiko buruk bagi kesehatan.

Salah satu kegiatan pasif pelepas stress yang banyak dilakukan oleh masyarakat Indonesia adalah merokok. Saat ini, kebiasaan merokok menjadi masalah kesehatan utama di Indonesia dan menyebabkan lebih dari 200.000

kematian pertahunnya (Barber dkk., 2008)1. Perilaku merokok memang bukanlah hal yang asing lagi bagi penduduk Indonesia. Di Indonesia sendiri populasi perokok terus menggelembung, tahun demi tahun. Pada 1995, hanya 27 persen

(3)

Kesehatan Dasar yang digelar Kementrian Kesehatan, 2010, menunjukkan ada 80 juta jiwa atau 34 persen penduduk Indonesia mencandu rokok (Mardiyah C., dkk,

2011). Selama kurun waktu 1970 s.d. 2000, konsumsi rokok di Indonesia meningkat 7 kali lipat dari sekitar 33 milyar menjadi 217 milyar batang. Data

tahun 2008 yang digambarkan melalui diagram 1.1, menunjukkan konsumsi rokok yang mengalami peningkatan tajam dari tahun 2005 yang hanya sebesar 214 milyar batang menjadi sebesar 240 milyar batang. Populasi dari jumlah perokok

yang menggelembung ini menempatkan Indonesia menjadi negara ketiga dengan jumlah perokok terbesar di dunia setelah China dan India (WHO, 2008).

Para perokok aktif yang memiliki kebiasaan merokok, maka sudah tentu mereka akan merasa ada yang kurang apabila tidak merokok. Sehingga, mereka akan merokok disetiap ada kesempatan, baik di saat bekerja, berkumpul dengan

teman-teman, dan dimanapun mereka berada. Namun, hal tersebut tentu saja akan mengganggu mereka yang tidak merokok. Kebanyakan dari orang yang tidak

merokok sangat tidak menyukai orang yang merokok didekatnya, hal tersebut antara lain dikarenakan bau asap rokok yang tidak enak dan juga bahaya yang ditimbulkan dari rokok. Mereka yang tidak merokok pastinya memiliki keinginan

untuk hidup sehat yang dimulai dengan menghindari rokok. Walaupun demikian, perilaku merokok saat ini justru semakin menjadi hal yang dapat dengan mudah

ditemukan diberbagai tempat, bahkan di dalam lingkungan kampus yang menjadi tempat belajar mengajar. Sangat mudah kita temukan orang yang merokok di lingkungan kampus, mulai dari dosen, pegawai, dan khususnya mahasiswa.

(4)

penyumbang perokok aktif terbesar di dalam kampus jika dibandingkan dengan civitas kampus lainnya. Mahasiswa yang dikatakan sebagai kaum intelektual yang

dapat berpikir kritis, dan yang seharusnya bisa menjadi contoh bagi masyarakat luar kampus ternyata masih banyak yang melakukan kebiasaan yang tidak sehat

yaitu merokok.

Dari fenomena tersebut, muncul gerakan anti rokok yang bertujuan untuk mengkampanyekan mengenai bahaya dari rokok. Selain adanya penggerak anti

rokok dari kalangan masyarakat, pemerintah juga mengeluarkan beberapa peraturan tegas terkait rokok, yang salah satunya adalah peraturan mengenai KTR

(Kawasan Tanpa Rokok). KTR ini diatur pada Peraturan Pemerintah 109 Tahun 2012, bagian kelima mengenai Kawasan Tanpa Rokok. KTR adalah ruangan atau area yang dinyatakan dilarang untuk kegiatan merokok atau kegiatan

memproduksi, menjual, mengiklankan, dan atau mempromosikan produk tembakau (pp 109/2012, pasal 1 ayat 11). KTR merupakan sebuah program yang

diadakan dengan tujuan untuk menurunkan angka kesakitan dan/ atau angka kematian akibat asap rokok dengan cara mengubah perilaku masyarakat untuk hidup sehat, meningkatkan produktivitas kerja yang optimal, mewujudkan kualitas

udara yang sehat dan bersih, bebas dari asap rokok, menurunkan angka perokok dan mencegah perokok pemula, dan mewujudkan generasi muda yang sehat.

Artinya, KTR ditetapkan sebagai upaya perlindungan untuk masyarakat terhadap resiko ancaman gangguan kesehatan karena lingkungan tercemar asap rokok. Menurut PP 109/2012 pasal 50, yang termasuk dalam KTR adalah fasilitas

(5)

ibadah; angkutan umum; tempat kerja; dan tempat umum dan tempat lain yang ditetapkan.

Unpad yang merupakan salah satu perguruan tinggi negri terfavorit di Indonesia, saat ini memiliki visi membebaskan kampus dari asap rokok-seperti

yang dikatakan oleh Dekan FEB dalam Komunitas Pers Intern (KOPI) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unpad edisi 2 Juni 2013. Hal ini juga diperkuat dengan pernyataan dari Pembantu Rektor III Unpad dalam www.unpad.ac.id, bahwa Unpad sebagai institusi pendidikan, sudah lama menanamkan kawasan kampus bebas asap rokok. Salah satunya adalah Unpad menghilangkan kegiatan-kegiatan

yang dilakukan di lingkungan kampus dengan disponsori oleh industri rokok. Selain itu, Unpad juga akan selalu berusaha untuk menghilangkan asap-asap rokok di lingkungan kampus. Visi Unpad untuk membebaskan kampus dari asap

rokok tentunya tidak terlepas dari fenomena perilaku merokok yang terjadi di Unpad. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya mengenai perilaku merokok

pada mahasiswa pada umumnya, ternyata juga terjadi di Unpad. Perilaku merokok pada mahasiswa Unpad masih dapat dengan mudah kita temukan. Berdasarkan pada wawancara yang dilakukan kepada empat orang mahasiswa Unpad mengenai

dimana saja biasanya mereka menemukan mahasiswa perokok yang merokok di Unpad, mereka menyatakan bahwa kebanyakan mahasiswa yang merokok

biasanya dapat ditemukan di tempat-tempat yang mudah dijangkau khalayak umum, seperti di kantin, toilet, tempat tongkrongan jurusan seperti tangga (tribun), gerbang lama Unpad, angkot gratis, tempat parkir, ruangan yang berada

(6)

Visi Unpad untuk membebaskan kampus dari asap rokok yang tidak terlepas dengan fenomena di atas, juga tentunya sesuai dengan PP 109/2012 pasal

50 mengenai Kawasan Tanpa Rokok. Visi tersebut dapat terlihat dari dimulainya pemasangan spanduk-spanduk mengenai kawasan tanpa rokok, dan juga sticker yang ditempelkan di pintu-pintu atau di tembok sekitar fakultas. Disamping itu, seperti yang dilansir dari www.tribunnews.com (23 Januari 2013), larangan merokok di area kampus, ada dalam etika civitas akademika di beberapa fakultas.

Hal ini juga sejalan dengan hasil wawancara pada bulan Mei kepada empat orang mahasiswa Unpad dengan latar belakang fakultas yang berbeda, yang menyatakan

bahwa biasanya terdapat tanda larangan merokok di setiap fakultas, dengan menempelkan spanduk, ataupun sticker mengenai larangan merokok. Selain itu juga, berdasarkan pada wawancara yang peneliti lakukan kepada salah satu

mahasiswa Unpad, mengenai peraturan merokok yang berada di fakultasnya, didapatkan bahwa terdapat peraturan yang cukup ketat mengenai larangan

merokok. Mahasiswa perokok tidak diperkenankan untuk merokok di lingkungan fakultas, dengan alasan karena fakultas tersebut termasuk ke dalam salah satu program studi yang berbasis kesehatan, dimana sebagai mahasiswa di fakultas

tersebut seharusnya paham mengenai dampak buruk dari rokok. Data tersebut membuktikan adanya larangan merokok di lingkungan kampus, terutama di

(7)

Digalakkannya larangan merokok di kampus menunjukkan bahwa sebenarnya ada upaya dari pihak kampus untuk mengurangi jumlah asap rokok,

khususnya di lingkungan kampus. Dengan adanya peraturan mengenai kawasan tanpa rokok di Unpad, tentunya hal ini akan melibatkan seluruh civitas Unpad

terutama mahasiswa. Dimana mereka seharusnya bisa mengikuti peraturan tersebut. Dalam peraturan KTR ini tentunya akan memunculkan tanggapan mengenai bagaimana mahasiswa memandang, meyakini, atau apa yang dipahami

dan diketahui akan ketentuan perilaku yang diatur dalam peraturan KTR, bagaimana perilaku yang diatur dalam KTR ini mewarnai perasaan mahasiswa

terhadapnya, dan kecenderungan perilaku seperti apa terhadap ketentuan perilaku yang diatur dalam KTR. Hal tersebut menggambarkan sikap terhadap objek sosial yang dalam hal ini adalah ketentuan perilaku yang diatur dalam KTR.

Sikap adalah suatu ide yang digerakkan oleh emosi yang mempengaruhi munculnya perilaku tertentu terhadap suatu objek sosial dan atau situasi sosial

tertentu (Triandis, 1971). Sikap adalah integrasi dari pemikiran dan perasaan suka atau tidak suka, positif atau negatif dari individu pada suatu objek tertentu. Dalam hal ini bila dikaitkan dengan fenomena di atas, apabila sikap mahasiswa positif

terhadap peraturan KTR, dapat diprediksi perilakunya akan patuh pada peraturan KTR. Namun jika sikap mahasiswa negatif terhadap aturan KTR, maka dapat

(8)

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kehidupan sehari-hari yang dijalani

oleh mahasiswa Universitas Padjadjaran berdasarkan pada observasi peneliti. Rancangan dalam penelitian ini adalah non eksperimental. Penelitian non

eksperimental adalah telaah empirik sistematis dimana ilmuwan tidak dapat mengontrol secara langsung variabel bebasnya karena manifestasinya telah muncul, atau karena sifat hakekat variabel itu memang menutup kemungkinan

manipulasi (Kerlinger, 2004).

Dalam penelitian ini digunakan metode penelitian deskriptif. Model

pendekatan deskriptif yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif, yakni suatu tipe penilaian kuantitatif yang mendeskripsikan suatu variabel yang diinginkan. Penelitian deskriptif kuantitatif bertujuan untuk memperoleh suatu

gambaran mengenai situasi khusus atau suatu fenomena dengan mengidentifikasi variabel yang ada dan menjelaskan hubungan-hubungan yang ada pada variabel

tersebut (Christensen, 2007).

Variabel

Variabel dalam penelitian ini adalah sikap. Sikap adalah suatu ide yang digerakkan oleh emosi yang mempengaruhi kemunculan perilaku tertentu

terhadap suatu objek sosial dan atau situasi sosial tertentu (Triandis, 1971).

(9)

Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa Unpad S1, usia 18 s.d. 22 tahun.

HASIL

Dari 154 responden, yang tergolong kedalam kategori sikap cenderung positif terhadap KTR di Unpad sebanyak 68 orang (44.2%), kategori sikap positif terhadap KTR di Unpad sebanyak 62 orang (40.3%), kategori sikap netral

terhadap KTR di Unpad sebanyak 18 orang (11.7%), kategori sikap cenderung negatif terhadap KTR di Unpad sebanyak 5 orang (3.2%) dan sisanya tergolong

kedalam kategori sikap negatif terhadap KTR di Unpad sebanyak 1 orang (0.6%).

SIMPULAN

1. Secara umum penelitian ini menunjukkan bahwa mahasiswa Unpad memiliki sikap yang cenderung positif terhadap kawasan tanpa rokok di kampus Unpad.

Berdasarkan hasil yang didapat dari penelitian ini, sebanyak 40.3% responden memiliki sikap yang positif, 44.2% responden memiliki sikap yang cenderung positif, 11.7% responden memiliki sikap yang netral, 3.2% responden

memiliki sikap yang cenderung negatif, dan 0.6% responden memiliki sikap yang negatif terhadap kawasan tanpa rokok. Hal ini berarti secara garis besar

(10)

2. Dari ketiga komponen pembentuk sikap, yaitu kognitif, afektif, dan behavioral, dapat diketahui bahwa komponen afektif lah yang paling banyak memberikan kontribusi dalam pembentukan sikap cenderung positif.

3. Berdasarkan dimensi kawasan tanpa rokok-yaitu larangan merokok di kampus,

larangan menjual rokok di kampus, larangan mengiklankan rokok di kampus, dan larangan mempromosikan rokok di kampus-dapat dilihat bahwa dari masing-masing dimensi, sebagian besar responden memiliki sikap yang positif

terhadap keempat dimensi tersebut. Hal ini mengartikan bahwa responden bisa menerima adanya larangan yang diterapkan untuk mewujudkan kawasan tanpa rokok.

SARAN

1. Penelitian selanjutnya diharapkan bisa menggali lebih dalam faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi terbentuknya sikap terhadap kawasan tanpa

rokok di kampus Unpad.

2. Hasil dari penelitian ini diharapkan bisa menjadi salah satu hal yang akan dipertimbangkan oleh pihak rektorat kampus untuk lebih ketat dan berani

dalam menerapkan kawasan tanpa rokok di kampus Unpad. Dengan begitu, diharapkan Unpad bisa berkontribusi lebih lagi dalam menurunkan angka kesakitan dan/ atau angka kematian akibat asap rokok dengan cara mengubah

(11)

bersih, bebas dari asap rokok, menurunkan angka perokok dan mencegah perokok pemula, dan mewujudkan generasi muda yang sehat. Salah satu cara

yang bisa dilakukan pihak rektorat mengacu pada pasal 51 adalah menyediakan ruangan khusus merokok bagi para perokok.

3. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi penelitian awal untuk mengembangkan lebih jauh lagi penerapan kawasan tanpa rokok di kampus Unpad, yang bisa dimulai dari mahasiswa untuk mau berpartisipasi membantu

mewujudkan terbentuknya kawasan tanpa rokok di kampus Unpad dimulai dengan tidak merokok di lingkungan kampus, dan juga mengurangi aktivitas yang berhubungan dengan produk rokok di dalam kampus.

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR PUSTAKA

Referensi Buku :

Anastasi, A., Urbina, U. 1997.Psychological Testing 7thed.New Jersey: Prentice-Hall, Inc.

Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta.

Aula, L. E. 2010. Stop Merokok! (Sekarang Atau Tidak Sama Sekali). Yogyakarta: Garailmu.

Bishop, George D. 1994.

Health Psychology: Integrating Mind and

(12)

Christensen, Larry B (2007).

Experimental Methodology 10

th

edition

.

USA: Pearson

Davidson, A.G., Taylor, A.J.N., Darbyshire, J., Cheetle, D.R., Gutrie,C.J.G., O’ Malley, D. 1988. Cadmium Fume Inhalation and Emphysema inLancet:663-667.

Jaya, M. 2009.Pembunuh berbahaya itu bernama rokok.Yogyakarta: Riz’ma.

Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2002. Departemen Pendidikan Nasional Edisi ke-3. Balai Pustaka. Jakarta: Gramedia.

Pustaka, Jakarta. Gramedia. Kerlinger, Fred. N. 2004. Asas-asas Penelitian Behavioral. (Foundation of Behavioral Research 3rdEdition,terjemahan dalam bahasa Indonesia oleh Simatupang, Landung R; Editor Koesoemanto, J). Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Leffondre, K., Abrahamowicz, M., Siemiatycki, J., Rachet, B. 2002.Modelling Smoking History: A Comparison of Different Approach. American Journal of Epidemiology.

Maba, K.H. Gufron. 2008.Ternyata Rokok Haram. Surabaya: PT Java Pustaka.

Mardiyah C., dkk. 2011. A Giant Pack of Lies. Jakarta: KOJI Communications, TEMPO Institute

Margono, 2004, Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

M. Nazir. 2005.Metodologi penelitian.Bogor : Ghalia Indonesia.

Prof. Dr. Sudjana, M.A., M.Sc. 2005.Metoda Statistika.Bandung: Tarsito.

Peraturan Pemerintah No.30 Tahun 1990. Pendidikan Tinggi

Peraturan Pemerintah No. 109 Tahun 2012. Pengamanan Bahan yang Mengandung Zat Adiktif berupa Produk Tembakau Bagi Kesehatan.

(13)

. 2010.Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif, R & D.Alfabeta : Bandung

Taylor, Shelley E. 2009. Health Psychology Seventh Edition. New York : McGraw-Hill Companies

Triandis, Harry C. 1971.Attitude and Attitude Change.New York : John Wiley & Sons, Inc

Wulandari, Devi. (2008). Peranan afeksi negatif terhadap perilaku merokok dewasa awal.Skripsi. Universitas Paramadina. Jakarta

Referensi yang Tidak Diterbitkan :

Gilang, Muhammad Syamsul Arifin. 2011. Studi Tentang Intensi Merokok pada Remaja Anggota Kelompok Tongkrongan di Kota Bandung. Skripsi. Tidak Diterbitkan. Fakultas Psikologi. Universitas Padjadjaran.

Riny, Sumarna. 2009. Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Merokok Mahasiswi Ekstensi 2007 di FISIP UI tahun 2009. Skripsi. Tidak Diterbitkan. Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Indonesia.

Vista, Putri Cendhani. 2007. Studi Deskriptif Mengenai Intensi Behubungan Seksual Pranikah pada Mahasiswa Universitas Padjadjaran di Jatinangor. Skripsi. Tidak Diterbitkan. Fakultas Psikologi. Universitas Padjadjaran.

Referensi Pustaka Internet :

1

http://www.who.int/fctc/signatories_parties/en/index. Html (diakses pada 1 Juni 2013)

2

(14)

http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21853/1/SHELI%20RO SDIANA-FPS.PDF(diakses pada 1 Juni 2013)

http://www.unpad.ac.id/universitas/data-fakta/(diakses pad 1 September 2014)

www.health.okezone.com(diakses pada 12 Juni 2014)

www.tribunnews.com(diakses pada 10 Juni 2014)

Tobacco Initiative. [tidak ada tahun]. Konsumsi Rokok dan Prevalensi Merokok.

[internet]. Diunduh dari :

Referensi

Dokumen terkait

Berbeda dengan teks editor biasa yang hanya dapat menyunting satu file, teks editor multifile menggabungkan beberapa fungsi yang diantaranya adalah Explore yang digunakan

ngan obat konvensional yaitu perlu mempertimbargkan fak- tor dosis dan lafia pemberian, usia khususnya arak dan ma- nula, kehamilan dan men)ru- sui, penyaldt terutana yang

Bedasa.kan olah tempat k€jadian perka- ra OKPI, secara visDal belum dip€mleh tanda yang men$jukkan tanu teNebDt m€nganclung at b€rbahava. Kar€m, biasanva tahu va ng

PUSATKOMUNIKASI PUBLIK SETJEN DEPKES RI. Penderla

Hcpathis C yang konis menycbabkan kematian mcski dalam kurun waktu yang rclalif lams l5-20 tahun (hhap kronik) dan dapat rncnyerang siapa ssjo, tidrk lcrkecuali anak

POSISI PENDIDIKAN ISLAM DALAM UU NO 20 TAHUN 2003 TENTANG SISDIKNAS.. Sebagai Tugas Mata Kuliah Studi Kebijakan

Setelah dilakukan isolasi bakteri pada media agar King’s B didapatkan total populasi rhizosfir titonia seperti yang terlihat pada Tabel 2. Berdasarkan warna

[r]