• Tidak ada hasil yang ditemukan

GEDUNG KONSER MUSIK DI SURABAYA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "GEDUNG KONSER MUSIK DI SURABAYA."

Copied!
94
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS AKHIR

GEDUNG KONSER MUSIK DI SURABAYA

Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh

Gelar Sarjana Teknik ( S1 )

Diajukan oleh :

ANDRI WICAKSONO

0551010001

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

(2)

TUGAS AKHIR

GEDUNG KONSER MUSIK DI SURABAYA

Dipersiapkan dan disusun oleh :

ANDRI WICAKSONO 0551010001

Telah dipertahankan didepan Tim Penguji pada tanggal : 08 Desember 2011

Tugas Akhir ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan Untuk memperoleh gelar Sarjana ( S1 )

Dekan Falkutas Teknik Sipil Dan Perencanaan

Ir. Naniek Ratni JAR, M. Kes. NIP. 19590729 198603 2 00 1 Pembimbing Utama

Ir. Muchlisiniyati Safeyah.MT NPTY. 3 6706 94 0034 1 Pembimbing Pendamping

Mohammad Pranoto S. ST, MT NPT. 3 7312 06 0215 1

Penguji II

Heru Subiantoro, ST. MT NPTY. 3 7102 96 0061 1

Penguji I

Lily Syahrial, ST, MT

NIP. 030 213 769

Penguji III

(3)

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur ditujukan kehadirat Allah SWT, yang mana atas

rahmat dan ridho-Nya, sehingga penyusunan Proposal Tugas Akhir yang berjudul

“Gedung Konser Musik Di Surabaya” ini dapat terselesaikan dengan baik, untuk

memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh Gelar Sarjana Teknik ( S-1 )

Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas

Pembangunan Nasional “Veteran“ Jawa Timur di Surabaya.

Bersama ini penyusun juga mengucapkan terimakasih kepada:

1. Ir. Nanik Ratni Jar, M. kes. Selaku Dekan Fakultas Teknik Sipil dan

Perencanaan (FTSP), Universitas Pembangunan Nasional (UPN), Jawa

Timur.

2. DR. Ir. Pancawati Dewi, MT. selaku Ketua Jurusan Arsitektur, Fakultas

Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP), Universitas Pembangunan Nasional

(UPN), Jawa Timur.

3. Dyan Agustin,ST.,MT. selaku Ketua Lab Studio Tugas Akhir.

4. Ir. Mu8chlisinayati Safeyah MT. Selaku dosen pembimbing utama, terima

kasih banyak atas bimbingannya.

5. Mohammad Pranoto S., ST, MT. Selaku Dosen Pembimbing pendamping.

Terima kasih banyak atas bimbingannya.

6. Ir. Lily Sahrial MT. Heru Subiyantoro ST.MT. Ir. Sri Suryani YW, MT

Selaku Dosen Penguji. Terima Kasih atas Semua kritik dan sarannya.

7. Bapak Saya Rimanto, yang dengan perjuangan dan keikhlasan hatinya agar

saya dapat menjadi manusia yang berguna untuk sesama. Dan, ibu Kasmu

yang sampai saat ini menjadi ibu terbaik dan satu-satunya di dunia ini, terima

kasih banyak atas segalanya.

8. Semua Saudara-saudara saya kandung Wiwik Riwayanti Spd, Hari Mujiyanto

ST. Santi Pujilestari. Feri Cahyo Mulyono terima kasih atas Suport dan

semua dukungannya.

9. Dan tanpa terkecuali belahan jiwaku Dina Permata Kanapi, Terima kasih

(4)

10. Buat anak 2005 dan 2006, Negrow 05, Reno Tongos 05,Alan 05,Paw e 05,

Yudha 05, Ichun 05, Kuntul 05,Sendi 05, Oyek 05, Rege 07,Pak de 10,

Kenyul 07, Dll. Terima kasih atas semua bantuan dalam menyelesaikan TA

dan Maket.

11. Eka 08 dan Doel 08 terima kasih sudah jadi notulen.

12. Teman-teman Pondok 25 terima kasih banyak atas fasilitas dan bantuanya

selama ini.

13. Dan tidak lupa terima kasih banyak kepada seluruh perangkat kampus.

14. Teman-teman angkatan 2005, 2006, 2007, 2008, 2009, 2010

15. Dan semua pihak yang telah membantu dalam pengerjaan Proposal Tugas

Akhir ini.

Akhir kata, penulis ucapkan terima kasih dan mohon maaf sebesar-besarnya jika

terdapat banyak kesalahan baik yang disengaja maupun tidak dalam penyusunan

proposal tugas akhir ini. Semoga Proposal Tugas Akhir ini bisa bermanfaat bagi

(5)

GEDUNG KONSER MUSIK DISURABAYA

ANDRI WICAKSONO

0551010001

ABSTRAK

Musik adalah bahasa manusia, karena dengan musik dapat

mengekspresikan kemauan, perasaan, atau isi hati tanpa harus mengerti bahasa yang dipakai untuk mendengarkan musik.

Ketersediaan gedung konser musik di Surabaya terasa masih tertinggal dibandingkan dengan perkembangan gedung konser di Jakarta, sementara antusias penggemar dan pemain musik di Surabaya sangatlah baik.

Gedung Konser Musik di Surabaya adalah bangunan yang diperuntukan sebagai tempat untuk menggelar konser musik modern dan bersifat komersial. Lokasi yang dipilih di Surabaya Barat merupakan area untuk fasilitas perdagangan dan jasa.

Proyek Gedung Pagelaran Konser Musik di Surabaya ini dibuat dengan konsep bangunan yang baru, yang diharapkan dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat Surabaya untuk mengunjungi gedung pertunjukan musik ini.

(6)

TUGAS AKHIR

GEDUNG KONSER MUSIK DI SURABAYA

Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh

Gelar Sarjana Teknik ( S1 )

Diajukan oleh :

ANDRI W ICAKSONO

0551010001

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

(7)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ...

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

1. 1. Latar Belakang Perancangan ... 1

1. 2. Tujuan Perancangan ... .3

1. 3. Batasan dan asumsi ... 4

1. 4. Tahapan Perancangan ... 4

1. 5. Sistematika Laporan ... 6

BAB II. TINJAUAN OBYEK PERANCANGAN ... 8

2. 1. Tinjauan Umum Perancangan ... 8

2. 1. 1. Pengertian Judul ... 8

2. 1. 2. Studi Literatur ... 8

2. 1. 3. Studi Kasus ... 18

2. 1. 4. Analisa Hasil Studi ... 23

2. 2. Tinjauan Khusus Perancangan ... 24

2. 2. 1. Lingkup Pelayanan ... 24

2. 2. 2. Aktivitas dan Kebutuhan Ruang ... 24

2. 2. 3. Perhitungan Luasan Ruang ... 28

2. 2. 4. Program Ruang ... 34

BAB III. TINJAUAN LOKASI PERANCANGAN ... 36

3.1. Latar Belakang Lokasi ... 36

3.2. Penetapan Lokasi ... 37

3.3. Kondisi Fisik Lokasi ... 41

3.3.1 Aksesbilitas ... 43

3.3.2. Potensi Lingkungan ... 46

3.3.3. Infrastruktur Kota ... 46

BAB IV. ANALISA PERANCANGAN ... 49

4.1. Analisa Site ... 49

4.1.1 Analisa Aksesbilitas ... 49

(8)

4.1.3. Analisa Lingkungan Sekitar ... 52

4.1.4 Analisa Zoning ... 52

4.2. Analisa Ruang ... 53

4.2.1. Organisasi Ruang ... 55

4.2.2. Hubungan Ruang dan Sirkulasi ... 57

4.2.3. Diagaram Abstrak ... 58

4.3. Analisa Bentuk Dan Tampilan ... 59

4.3.1. Analisa Bentuk ... 59

4.3.2. Analisa Tampilan ... 60

BAB V. ANALISA PERANCANGAN ... 61

5.1. Tema Perancangan ... 62

5.2. Metode Perancangan ... 62

5.3. Pendekatan Teori Perancangan ... 63

5.3.1. Teori Metafora ... 63

5.3.2. Teori Metafora Menurut Anthony C. Antoniades... 64

5.4. Konsep Tapak ... 66

5.4.1. Konsep Zoning ... 66

5.4.2. Konsep Ruang Luar... 67

5.5. Konsep Orientasi Massa Bangunan ... 68

5.6. Konsep Orientasi Massa Bangunan ... 69

5.6.1. Konsep Bentuk ... 69

5.6.2. Konsep Fasad ... 71

5.7. Konsep Ruang Dalam ... 72

5.8. Konsep Struktur ... 73

5.9. Konsep Mekanikal Elektrikal ... 73

BAB VI. ANALISA PERANCANGAN ... 76

6.1. Aplikasi Tapak ... 76

6.1.1. Teori Metafora ... 76

6.1.2. Aplikasi Ruang Luar ... 77

6.2 Aplikasi Orientasi Massa Bangunan... 77

(9)

6.3.1 Aplikasi Bentuk ... 79

6.3.2. Aplikasi Fasad... 80

6.4. Aplikasi Ruang Dalam ... 81

DAF TAR GAMBAR

Gambar 2. 1. Bentuk lantai persegi kipas ... 10

Gambar 2. 2. Tampilan interior De Doelen ... 10

Gambar 2. 3. Sistem pengeras suara sentral ... 11

Gambar 2. 4. Denah bentuk kipas dengan balkon ... 12

Gambar 2. 5. Potongan bentuk kipas dengan balkon ... 13

Gambar 2. 6. Langit pemantul yang diletakkan dengan tepat ... 13

Gambar 2. 7. lampu mercury ... 14

Gambar 2. 8. Fluoresance ... 14

Gambar 2. 9. Spotlight ... 15

Gambar 2. 10. Lampu redup ... 15

Gambar 2. 11. Lampu laser ... 15

Gambar 2. 12. Lampu pijar ... 15

Gambar 2. 13 Concert hall yang memenuhi persyaratan akustik ... 16

Gambar 2. 14. Tabel RT 60 ... 17

Gambar 2. 15. Table Macam material – material ... 17

Gambar 2. 16. Stage ... 19

Gambar 2. 17. Lobby ... 19

Gambar 2. 18 Tampilan muka ... 19

Gambar 2. 19. Tampak atap ... 19

Gambar 2.20. Stage ... 20

Gambar 2.21. Main entrance ... 20

Gambar 2.22. Eksterior JCC... 20

Gambar 2.23. Tampak samping Ashdod ... 22

Gambar 2.24. Eksterior Ashdo Citdy ... 22

(10)

Gambar 2.26. Interior ... 23

Gambar 2.27. Potongan gedung ... 23

Gambar 3.1 Lokasi site Darmo permai II... 38

Gambar 3.2. Lokasi Site JL MERR ... 39

Gambar 3.3. Lokasi Site JL Raya Darmo Boulevart ... 39

Gambar 3.4. Lokasi Yang Digunakan ... 41

Gambar 3.5. Peta Surabaya ... 42

Gambar 3.6. Pembesaran Peta Site ... 43

Gambar 3.7. JL Raya Darmo Boulevart ... 43

Gambar 3.8. View ke Dalam Site ... 43

Gambar 3.9. Analisa Kebisingan ... 44

Gambar 3.10. Lokasi Site JL. Raya Darmo Boulevart ... 44

Gambar 3.11. Ruko/Pertokoan ... 45

Gambar 3.12. Supemall Pakuwon ... 45

Gambar 3.13. Office Park ... 45

Gambar 3.14. Permukiman Penduduk ... 46

Gambar 3.15. Lokasi Site ... 46

Gambar 3.16. Tiang Listrik ... 47

Gambar 3.17. Jalan ... 47

Gambar 4.1. Lokasi Site ... 49

Gambar 4.2. Analisa Iklim ... 51

Gambar 4.3. Analisa Kebisingan ... 52

Gambar 4.4. Skema Hubungan Antar Ruang ... 57

Gambar 4.5. Diagram Abstrak Objek Perancangan ... 58

Gambar 4.6. Pencarian bentuk... 59

Gambar 4.7. Eksterior Kyoto Concert Hall ... 60

Gambar 5.1 . Metafora abstrak ... 64

Gambar 5.2 . Metafora konkrit ... 65

Gambar 5.3 . Metafora kombinasi ... 65

Gambar 5. 4. Letak Main Entrance ... 66

(11)

Gambar 5. 6. Konsep Orientasi Massa Bangunan ... 68

Gambar 5. 7. Konsep Entrance ... 69

Gambar 5. 8. Konsep Bentuk ... 71

Gambar 5. 9. Konsep Fasad... 71

Gambar 5. 10. Konsep Detail Fasad ... 72

Gambar 5. 12. Konsep Struktur ... 73

Gambar 6. 1. Pencapaian ke dalam site ... 76

Gambar 6. 2. Aplikasi Entrance... 77

Gambar 6. 3. Aplikasi Orientasi Bangunan... 78

Gambar 6. 4. Penyelsaian Entrance ... 78

Gambar 6. 5. Aplikasi Bentuk ... 79

Gambar 6. 6. Aplikasi Fasad ... 80

Gambar 6. 7. Aplikasi Detail Fasad ... 80

Gambar 6. 8. Aplikasi Ruang Dalam ... 81

DAF TAR TABEL

Tabel 1. 1. Prosentase hiburan ... 2

Tabel 1. 2. Pagelaran musik di surabaya ... 2

Tabel 2.3. Bentuk lantai persegi empat ... 9

Tabel 2.4. Bentuk lantai persegi kipas ... 10

Tabel 2.5. Bentuk lantai tidak teratur... 12

Tabel 2.6. Kebutuhan ruang ... 31

Tabel 2.7. Perhitungan kebutuhan luasan ruang ... 37

Tabel 3.1. Pertimbangan Pemilihan Lokasi ... 42

Tabel 4.1. Penentuan Letak ME ... 53

(12)

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 2.1. kegiatan penonton ... 26

Diagram 2. 1. Kegiatan musikus ... 27

Diagram 2.3 Kegiatan pengelolah ... 28

Diagram 4.1. Organisasi Ruang Area Main Hall... 58

Diagram 4.2. Organisasi Ruang Area Penunjang ... 58

Diagram 4.3. Organisasi Ruang Area Pengelolah ... 59

Diagram 4.4. Organisasi Ruang Area Servis ... 59

Diagram 5. 1. Konsep Zoning ... 65

Diagram 5. 2. Jenis Lampu ... 77

Diagram 5. 3. Kerja Sprinkler Semi Otomatis ... 78

DAFTAR PUSTAKA ...

PENUTUP ...

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belaka ng

Seni musik merupakan salah satu jenis kesenian yang paling akrab dengan

manusia, tanpa disadari musik selalu hadir pada setiap kegiatan-kegiatan yang kita

lakukan, dan musik dapat pula memberikan emosi dan ketenangan jiwa, sampai

pada suatu ekspresi manusia itu bisa mereka aplikasikan dengan

musik.(Aristoteles.www.wikipedi.com, 2010). Orang yang berapresiasi dalam

bidang seni khususnya dalam bidang seni musik ini secara umum terbagi dalam

dua bagian, yaitu mengapresiasikan musik sebagai hobi dan yang satunya sebagai

profesi atau menggantungkan hidupnya dalam bidang musik. Dalam penyampaian

karya musiknya, saat ini sudah banyak acara dan event-event yang telah digelar di

berbagai penjuru dan pelosok Indonesia, baik itu diselenggarakan oleh swasta

maupun pemerintahan. Tidak sedikit pula antusias para penikmat musik untuk

menikmati suguhan musik yang sangat beraneka ragam aliran dan jenisnya.

Pertunjukan musik semakin banyak diadakan di Indonesia dalam kurun

waktu beberapa tahun ini. Pertunjukan-pertunjukan musik itu digelar sebagai

sarana hiburan atau untuk mengapresiasi seni, baik yang berskala kecil maupun

yang berskala besar. Berikut yang dapat dilihat pada gambar merupakan data

perkembangan kenaikan prosentase hiburan Indonesia tahun 2000-2007).

Gambar 1.1 Diagram Kegiatan Yang Terjadi Tahun 2000-2007

(Sumber : Statistik, google)

0 10 20 30 40 50 60

2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007

(14)

Dari table di atas dapat dilihat bahwa kegiatan hiburan menunjukan jumlah

kenaikan ( peningkatan ) dimana salah satu unsurnya yaitu bermusik. Dari

diagram diatas dapat dilihat kenaikan minat masyarakat terhadap hiburan.

Tahun J umlah J umlah kenaikan (% ) 2000 40

2001 45 8.3%

2002 50 8.3%

2003 52 3.3%

2004 53 1.7%

2005 55 3.3%

2006 57 3.3%

2007 60 5.0%

Tabel 1.1 Persentase Kegiatan Hiburan Tahun 2000-2007

(Sumber : Statistik, Google)

Dari tabel 1.1 kenaikan pertahun untuk kegiatan hiburan mengalami rata-rata

kenaikan sebesar 5% tiap tahunnya. Dengan melihat perkembangannya, maka

tidak tertutup kemungkinan perkembangan yang menitik beratkan kepada bisnis

hiburan, menjadi bisnis yang baik untuk tren tahun ke depan. Dalam hal ini

gedung yang sering dipilih sebagai arena musik live pada saat ini secara akustik

masih sangat kurang, karena memang gedung yang digunakan adalah gedung

serba guna atau gedung olah raga. Dibawah ini data mengenai pertunjukan yang

dipentaskan dalam suatu balai atau gedung serba guna, gedung olahraga bahkan

hingga mall.

Tabel 1.2. Pagelaran musik yang di gelar di Surabaya

(Sumber : SuaraSurabaya.net, Agenda kota)

Tahun Tempat/Lokasi Gedung Serba

guna

Mall Gedung Olahraga

J umlah event

2005 Goskate,,Plaza Tunjungan,Gor Kerta jaya

10 8 7 25

2006 Giri Loka,Plaza Tunjungan,Gor Kertajaya

5 9 5 19

2007 PTC,Giri

Loka,Parkir Delta 11 7 14 32

2008 Giri Loka,Plaza Tunjungan,PTC,Gor Kertajaya

(15)

Dari data table 1.2 dapat dilihat lokasi pertunjukan banyak diadakan di

hall Mall seperti Atrium Plaza Tunjungan , gedung serbaguna seperti Gedung Giri

Loka UPN, gedung olah raga seperti GOR Kertajaya dan masih banyak lagi. Kota

Surabaya sendiri memang belum mempunyai sebuah gedung konser indoor yang

memenuhi syarat sebagai sebuah gedung konser, kalaupun di Surabaya ada,

mungkin kekurangannya untuk wadah para musisi dan fasilitas untuk

mengapresiasikan musik tersebut tidak berdiri sendiri (melekat dengan gedung

yang lain seperti mall,hotel,gor olahraga). Seperti di Jakarta terdapat gedung

konser indoor Balai Sarbini yang merupakan sebuah gedung konser musik yang

bertaraf internasional. Selain itu gedung tersebut juga termasuk aikon musik di

Jakarta.

Dengan melihat kota Surabaya sebagai kota kedua terbesar di Indonesia

yang kurang memiliki suatu Gedung Konser Musik sebagai wadah untuk

menampung pagelaran/konser musik semua para musisi lokal, nasional maupun

internasional. Kerananya perlu dibuat gedung konser musik yang secara khusus

mewadahi kegiatan konser musik modern (diatonis).

1.2. Tujuan Per ancangan

Tujuan dari proyek Gedung konser musik di Surabaya ini adalah sebagai

berikut :

• Sebagai tempat bagi penggemar musik untuk dapat berkumpul, menikmati musik khususnya musik yang berjenis diatonis seperti jazz, klasik dan pop,

yang menghadirkan suasana moderen, dinamis, dan nyaman.

• Mengembangkan dunia musik khususnya di Surabaya.

• Menambah pendapatan daerah kota Surabaya. • Meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap musik.

• Sebagai sebuah tempat untuk mempertunjukan dan menggelar apresiasi musik dengan fasilitas yang layak kepada masyarakat, dan sebagai sarana

hiburan yang dapat mengurangi stress dan kepenatan.

(16)

1.3. Batasan dan Asumsi

Batasan perancangan ini adalah memberikan tempat dalam

penyelenggaraan konser musik di Surabaya. Untuk menghindari pembahasan

agar tidak melebar pada masalah-masalah yang tidak seharusya dibahas, maka

perlu adanya batasan-batasan yang melingkupi permasalahan yang ada, antara

lain:

- Sebagai salah satu fasilitas pementasan seni musik yang baik dan bermutu, yang

dapat dinikmati kalangan masyarakat menengah atas dan musik yang dapat

dinikmati oleh masyarakat.

- Perencanaan dan perancangan Gedung konser musik di Surabaya ini ditekankan

pada segi arsitektur dengan penyelesaian single building design dan disesuaikan

dengan segala kebutuhan dan fungsi ruang.

- Pada Gedung Konser Musik di Surabaya ini jenis musik yang dihadirkan adalah

jenis musik diatonis, yaitu pop, klasik, dan jazz.

Asumsi dari Gedung konser musik di Surabaya ini antara lain adalah

sebagai berikut:

- Kepemilikan dari proyek Gedung konser musik di Surabaya ini adalah milik

swasta.

- Proyek Gedung konser musik di Surabaya ini direncanakan menampung

kebutuhan kegiatan sampai dengan 10 tahun mendatang, sehingga dapat

diprediksikan adanya kenaikan jumlah pengunjung.

1. 4. Tahapan Per ancangan

Dalam merencanakan dan merancang Gedung konser musik di Surabaya

ini melalui beberapa tahapan. Tahapan ini dimulai dari adanya suatu

permasalahan, yaitu berkembangnya pola kehidupan masyarakat di Surabaya yang

juga mebutuhkan hiburan musik dan banyaknya hiburan musik yang diadakan

namun masih kurangnya wadah fasilitas untuk penyelengaraan pertunjukan musik

yang ada. Dari permasalahan ini timbul ide untuk mendirikan Gedung Pertunjukan

Musik sebagai judul awal. Setelah menemukan judul, diinterpretasikan dengan

(17)

Pengumpulan data yang dibutuhkan sebagai penunjang perencanaan obyek

rancang Gedung konser musik di Surabaya yaitu melalui studi literatur yang

diperoleh dari buku-buku referensi, brosur-brosur dan lain-lain yang dapat

melengkapi kelengkapan, studi komperatif dengan survey lapangan di beberapa

tempat penyajian bermusik, browsing melalui internet, wawancara untuk

memperoleh data dengan melakukan proses tanya-jawab dengan pihak-pihak yang

berkepentingan dengan perencanaan proyek, studi banding atau studi kasus.

Hasil dari studi pengumpulan data, dianalisa kembali di sesuaikan dengan

azas metode rancangan yang nantinya akan timbul suatu gagasan ide / perumusan

konsep gagasan perancangan. Akhir dari konsep itu nantinya akan diaplikasikan

ke dalam sebuah pengembangan rancangan.

Gambar 1.1. Diagram Tahapan Perancangan

(Sumber : Mata kuliah Metode Penelitian)

Identifikasi Masalah

Pengumpulan Data

Analisa Data

Azas dan Metode Rancangan

Gagasan Ide / Perumusan Konsep Interpretasi Judul

Judul

(18)

1. 5. Sistematika Pembahasan

Dalam penulisan laporan tugas akhir Gedung konser musik di Surabaya ini

menggunakan sistematika sebagai berikut :

BAB I. PENDAHULUAN

Pada bab ini menjabarkan mengenai latar belakang pemilihan judul

proyek tugas akhir Gedung konser musik di Surabaya, tujuan, batasan dan asumsi

perancangan, tahapan perancangan, sistimatika pembahasan.

BAB II. TINJAUAN UMUM

Menjabarkan tentang Pengertian judul, Studi literatur, Studi kasus yang

berkaitan dengan proyek Gedung konser musik di Surabaya dimana menyangkut

aspek kualitas dan kuantitas serta persyaratan proyek.

BAB III. TINJAUAN LOKASI

Bab ini menjelaskan tentang pertimbangan–pertimbangan dan latar

belakang pemilihan lokasi, penetapan lokasi site, menguraikan kondisi fisik

lokasi, aksesbilitas, potensi bangunan di sekitar site, dan kesediaan sarana

prasarana infrastruktur di sekitar site.

BAB IV. ANALISA PERANCANGAN

Bab ini menjabarkan analisa perancangan dimana didalamnya terdapat

analisa ruang Gedung konser musik di Surabaya dan analisa site.

BAB V :

Konsep perancangan, isinya lebih mengarah ke gagasan perancangan

mulai dari konsep tapak, konsep orientasi massa bangunan, konsep bentuk

dan fasad, sampai dengan konsep ruang dalam. Untuk konsep

perancangan yang akan dibuat, Seperti dari mulai konsep zoning, konsep

sirkulasi ruang luar, konsep tapak menurut analisa mata angin, konsep

entrance, konsep struktur, konsep mekanikal elektrikal, sistem aliran

listrik, sistem penghawaan, sistem pencegahan bahaya kebakaran. Dari

konsep perancangan diatas nantinya di aplikasikan kedalam obyek

(19)

BAB VI :

Aplikasi perancangan, isinya lebih mengarah ke aplikasi dari konsep

perancangan mulai dari aplikasi tapak, aplikasi orientasi massa bangunan,

aplikasi bentuk dan fasad, sampai dengan aplikasi ruang dalam. Untuk

aplikasi perancangan yang lebih dalam akan dibuat, Seperti dari mulai

aplikasi zoning, aplikasi sirkulasi ruang luar, aplikasi tapak menurut

(20)

BAB II

TINJ AUAN OBYEK RANCANGAN

2.1.Tinjauan Umum Obyek Rancangan

2.1.1. Penger tian J udul

Pengertian Gedung Konser Musik Di Surabaya

Gedung

• Bangunan (rumah) untuk kantor,rapat / tempat mempertunjukan hasil-hasil kesenian. (Poerwadarminto,1991)

Konser Musik

• Pertunjukan/pagelaran musik yang dimainkan oleh sekelompok pemain musik yang beberapa terdiri dari komposisi perseorangan yang disajikan

secara langsung dan megah.(KBBI, 2008)

(Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia)

Di Surabaya

Kota Surabaya adalah ibukota provinsi Jawa Timur, Indonesia. Surabaya

merupakan kota terbesar kedua di Indonesia setelah Jakarta. Dengan

jumlah penduduk metropolisnya yang hampir 3 juta jiwa, Surabaya

merupakan pusat bisnis, perdagangan, industri, dan pendidikan di kawasan

timur Pulau Jawa dan sekitarnya.(sumber : www.wikipedia.com)

Sehingga GEDUNG KONSER MUSIK DI SURABAYA adalah suatu bangunan

sebagai tempat atau wadah kegiatan semua musisi yang ingin menunjukan atau

menggelar konser secara langsung dan megah dengan menggunakan peralatan

musik lengkap dan terdiri dari beberapa personil dan ditampung didalam sebuah

gedung yang memenuhi syarat sebagai tempat pertunjukan musik yang dibangun

di Surabaya.

2.1.2. Studi Liter atur

Macam – macam jenis musik menurut tangga nada yang ada di bedakan

(21)

• Pentatonik berasal dari gabungan kata penta (lima) dan tonik (nada), sehingga pentatonik dapat diartikan sebagai tangganada yang terdiri dari

lima nada. Dari tangga nada diatonik mayor (c - d - e - f - g - a - b - c')

yang jumlahnya 7 nada, dapat diperoleh tangga nada pentatonik dengan

mengurangi 2 nada, dalam hal ini terdapat dua macam tangga nada

pentatonik : 1. c - d - e - g - a - c' (tanpa f dan b) 2. c - e - f - g - b - c'

(tanpa d dan a) Tangga nada pentatonik pada umumnya digunakan pada

musik tradisional (China, Jepang) termasuk di Indonesia pada musik

gamelan (Jawa).

(http://id.wikipedia.org/wiki/Tangganadapentatonik)

• Musik diatonis adalah jenis musik yang menggunakan tujuh buah nada dalam lagunya. (musik klasik, musik jazz ,musik pop) Tangga nada

diatonis dalam teori musik adalah tangga nada yang tersusun dari 8 not

dalam 1 interval tertentu. Jarak antara not-not yang berurutan dalam

tangga nada mayor (intervalnya) adalah : 1 – 1 – 1/2 – 1 – 1 – 1 – ½

(d’cash bloger, google 2010)

• Musik Kontemporer adalah jenis musik yang merupakan hasil perpaduan berbagai macam bunyi dari sumber alam maupun alat – alat elektronik.

(Sumber : Direktorat Pendidikan dan Kesenian)

Dari ketiga jenis musik diatas yang cocok dengan jenis musik yang akan

ditampung dalam gedung konser musik diSurabaya ini adalah jenis musik diatonis

karena pertunjukan konser yang dapat ditampung seperti musik jazz, pop, dan

klasik.

1. Bentuk Lantai Gedung Per tunjukan

Bentuk lantai yang digunakan untuk musik tentunya mempengaruhi

rangkaian sumber-bunyi-jejak-transmisi-penerima (Doelle, 1990). Karena itu

perlu menetapkan bentuk sebelum perincian rancangan dipikirkan. Ada beberapa

bentuk lantai yang dapat digunakan untuk musik, biasanya mengambil salah satu

kombinasi bentuk-bentuk, yang secara singkat seperti persegi empat,bentuk

(22)

Dalam studi literatur untuk perencanaan Gedung Konser Musik di

Surabaya memimilih bentuk lantai bentuk kipas. Adapun pengertian, kelebihan

dan contoh bentukan akan sedikit saya jelaskan di bawah sub bab di bawah ini.

Bentuk Kipas

Lantai bentuk kipas membawa penonton lebih dekat dengan sumber bunyi,

sehingga memungkinkan konstruksi balkon. Dinding belakang yang

dilengkungkan dan bagian depan balkon yang dilengkungkan, kecuali bila diatur

secara akustik atau dibuat difus, cenderung menciptakan gema atau pemusatan

bunyi. Gambar 2.1 berikut ini adalah gambaran lantai gedung yang berbentuk

kipas pada gedung Klein Zall, De Doelen (1966)

Gambar 2.1. Bentuk lantai persegi kipas

(Sumber : Doelle, 1990)

Gambar 2.2 Tampilan interior De Doelen.

(23)

2. Sistem penger as suar a (Loudspeaker)

Sistem yang ditempatkan secara terpusat dengan pengeras suara gugus

(cluster) tunggal diatas sumber bunyi.Sekeliling bukaan panggung atau sumber

bunyi.Sistem sentral (atau bagian depan ruang) yang lebih disukai, memberi

kewajaran maksimum karena bunyi yang diperkuat datang dari arah yang sama

dengan bunyi asli. Ini memberikan kesan kekerasan dan kejelasan yang

bertambah,tetapi penonton menghubungkan bunyi dengan pementas, tidak dengan

pengeras suara.

Walaupun sebagai aturan lebih disukai untuk menggunakan sistem

pengeras suara sentral, ada banyak keadaan dimana suatu sistem yang terdistribusi

harus digunakan,

misalnya :

•Dalam auditorium dengan langit-langit yang terlampau rendah untuk instalasi sistem sentral.

•Dimana bagian terbanyak pendengar (mayoritas) tidak mempunyai garis pandang cukup ke pengeras suara sentral.

•Bila bunyi harus disediakan untuk penonton yang melimpah.

Gambar 2.3 Sistem pengeras suara sentral

(24)

Dalam ruang besar (ruang rapat, ruang dansa, gedung terminal, dan lain-lain) di

mana fleksibilitas maksimum dibutuhkan untuk menguatkan sumber bunyi dalam

tiap bagian ruang dan dimana bunyi yang diperkuat harus mengatasi tingkat bising

latar belakang yang tinggi yang ada dalam ruang tersebut

3. Keker asan (loudness) yang cukup

Hilangnya energi bunyi dapat dikurangi dan kekerasan yang cukup dapat

diadakan dengan cara-cara sebagai berikut :

a. Concert hall harus dibentuk agar penonton sedekat mungkin dengan

sumber bunyi, dengan demikian mengurangi jarak yang harus ditempuh

bunyi

b.Sumber bunyi harus dinaikkan agar sebanyak mungkin terlihat,sehingga

menjamin aliran gelombang bunyi langsung yang bebas.

c. Lantai dimana penonton duduk harus dibuat cukup landai atau miring

(ramped or raked), karena bunyi lebih mudah diserap bila merambat

melewati penonton dengan sinar datang miring.

Gambar 2.4 Denah bentuk kipas dengan balkon

(25)

Gambar 2.5 Potongan bentuk kipas dengan balkon

(Sumber : Doelle, 1990)

d. Sumber bunyi harus dikelilingi oleh permukaan-permukaan

pemantul bunyi.

Gambar 2.6 Langit pemantul yang diletakkan dengan tepat (Sumber : Doelle, 1990)

e. Luas lantai dan volume auditorium harus dijaga agar cukup

kecil,sehingga jarak yang harus ditempuh bunyi langsung dan

bunyi pantul lebih pendek.

f. Permukaan bunyi pemantul yang paralel (horisontal maupun

vertikal), terutama yang dekat dengan sumber bunyi, harus

dihindari untuk menghilangkan pemantulan kembali yang tak

diinginkan ke sumber bunyi.

g. Penonton harus berada di daerah penonton yang menguntungkan

baik dalam hal melihat atau mendengar.

h. Bila disamping sumber bunyi utama yang biasanya ditempatkan

(26)

dibagian lain ruang, maka bagian sumber bunyi tambahan ini harus

dikelilingi juga oleh permukaan pemantul bunyi.

i. Di samping permukaan pemantul yang berfungsi menguatkan

bunyi langsung ke penonton, permukaan pemantul tambahan harus

disediakan untuk mengarahkan bunyi.

4. Tata Pencahayaan Dalam Per tunjukan Musik

Jenis lampu dan aplikasinya terhadap pertunjukan musik diantaranya

adalah :

Mercury, lampu penerangan dengan intensitas yang besar. Lampu ini

biasanya dinyalakan pada momen-momen tertentu dan bersifat dapat memberikan

kejutan pada pertunjukan.

Gambar 2.7 lampu mercury

(Sumber : www.Lighting Production.com)

Fluoresance, digunakan untuk pencahayaan yang merata, kesan yang

timbul dapat memberikan kesan akrab.

Gambar 2.8 Fluoresance

(Sumber : www.Lighting Production.com)

Spotlight, merupakan jenis lampu yang harus ada dalam setiap

pertunjukan musik. Digunakan untuk mengarahkan pandangan penonton ke

(27)

Gambar 2.9 Spotlight

(Sumber : www.Lighting Production.com)

• Lampu redup, biasanya berjenis lampu haligen, mercury atau spotlight namun intesitasnya dibuat kecil. Lampu ini memberikan kesan misterius pada

pertunjukan.

Gambar 2.10 Lampu redup

Sumber : www.Lighting Production.com

• Lampu laser, digunakan sebagai penghias dimana lampu biasnya ditembakkan ke dinding dan menghasilkan gambar yang diinginkan.

Gambar 2.11 Lampu laser

(Sumber : www.Lighting Production.com)

• Lampu pijar, penerangan yang wajar dengan kesan yang hangat.

Gambar 2.12 Lampu pijar

(28)

5. Akustik Gedung Pertunjukan

Ruang konser menampung puluhan bahkan ratusan orang sehingga

membutuhkan prasarana, bahan, konstruksi, penyerapan dan penangkalan

kebisingan tersendiri (Suptandar. 2004). Faktor yang sangat penting yaitu masalah

gaung suara agar bisa merata ke seluruh penonton dalam waktu yang bersamaan

meskipun posisi duduknya saling berjauhan dari sumber suara.

Perancangan akustik untuk ruang besar sebaiknya memperhatikan

ketentuan sebagai berikut :

1. kebutuhan luas lantai 1,1 sampai 1,4 m2 untuk tiap pemusik/pemain atau

pembicara.

2. hubungan pemain dengan penonton diatur agar pandangan horizontal dan

vertical bisa dicapai.

3. kedalaman panggung sebaiknya tidak terlalu besar dan lebar.

4. dinding-dinding sebaiknya diberi lapisan pemantul dan bisa mereduksi

suara atau bunyi-bunyian yang tidak dikehendaki.

5. ketinggian panggung sebaiknya dinaikkan cukup tinggi dan dilengkapi

dengan ruang resonansi untuk menjaga kejernihan suara.

6. penempatan alat utama harus bisa terpusat supaya lebih berperan.

7. arah lalu lintas dalam gedung dijaga agar bisa menjamin kejelasan bunyi

instrument.

8. persyaratan bangunan mekanis dan listrik ditujukan pada persyaratan

akustikal.

Gambar 2.13 Concert hall yang memenuhi persyaratan akustik

(29)

Dalam perencanaan ruang akustik juga diperhatikan fungsi ruang itu

sendiri,dalam melihat fungsi ruang tersebut gedung konser musik di Surabaya ini

di fungsikan sebagai ruang konser musik pop,rock dan jazz. Karena itu dalam

analisa akustik ruang ini ruang konser ini membutuhan sistem pengeras suara.

Untuk memperoleh suara yang baik dari sumber bunyi pengeras suara,maka harus

memperhatikan reverbition time (RT 60). Adanya perbedaan fungsi ruang tersebut

maka RT 60 sendiri pun berbeda-beda. Berikut gambar RT 60 menurut jenis

fungsi ruang:

Gambar 2.14 Tabel RT 60

(Sumber : www.vokuz.com. 2010)

Dari gambar tersebut gedung konser musik (concert hall) mempunyai nilai RT60

1,2 - 2.0. Sedangkan material-material pembentuk ruangan dapat dilihat pada

gambar 2.19.

Gambar 2.15 : Table Macam material – material

(30)

Dengan perhitungan rumus mencari RT60 adalah sebagai berikut: RT60 = (0,161 x V) / (A x S)

V = volume ruangan (m3)

A = luas permukan material (m2)

S = koefisien serap material (m/detik)

2.1.3. Studi Kasus

1. Balai Sar bini

A. Data Obyek

Namanya diambil dari nama Jendral Sarbini yang merupakan penggagas

gedung tersebut pada tahun 1963. Ia mendirikan gedung Veteran sebagai warisan

yang bersifat monumental untuk generasi berikutnya. Balai Sarbini resmi dibuka

untuk umum pada awal 2004. Sebuah concert hall yang representatif bagi konser

musik, drama dan pentas seni lainnya dengan fasilitas modern tanpa merubah

bentuknya. Di belakang Balai Sarbini membentang panjang modern plaza, The

Plaza Semanggi yang semakin melengkapi kemewahannya.

Balai Sarbini merupakan suatu gedung yang terletak pusat keramaian di

tengah kota Jakarta dan memiliki penataan dalam segi fasilitas akustiknya.

Gedung ini juga dilengkapi oleh pencahayaan yang serasi, bunyi, serta sistem

multimedia yang bagus. Untuk jenis musik yang biasa ditampilkan di Balai

Sarbini adalah musik klasik, jazz, opera drama, dan bermacam seni lainnya.

Dengan kapasitas cukup luas, Balai Sarbini dapat menampung 1330

orang dengan pengaturan tempat duduk theatre style dilengkapi fasilitas panggung

yang terbuat dari kayu, system tata suara dan system pencahayaan yang modern

disertai multimedia berkualitas tinggi.

B. Fasilitas Yang Ter sedia

Fasilitas yang tersedia dalam Balai Sarbini adalah :

• Lobby

• Main hall dengan 1300 tempat duduk • Stage

(31)

• Lighting • Multimedia

C. Tampilan

Tampilan muka gedung Balai Sarbini terkesan cekung kedalam. Bangunan

terkesan diapit oleh bangunan mall/pusat perbelanjaan Plaza Semanggi. Yang

membedakan adalah pada bentukan atapnya yang berbentuk dome yang terlihat

menonjol di tengah mall yang beratapkan datar.

Dalam permainan warna tidak terlalu banyak warna hanya keseluruhan

tampilan dengan dinding masif dengan beberapa tonjolan yang diberikan sentuhan

warna berbeda, sehingga warna pada gedung Balai Sarbini menyesuaikan dengan

bangunan mall yang ada di sebelahnya sehingga terkesan unity/ satu kesatuan.

Bangunan sudah mengarah ke modern dengan material, struktur kolom dan

balok yang diekspose serta pemakaian bahan aluminium pada tiang yang terletak

pada main entrance memberikan kesan megah dan sedikit glamour dipadukan

dengan lighting yang bagus pula.

Gambar 2.17 Lobby

(Sumber : Google.com)

Gambar 2.16. Stage

(Sumber : Google.com)

Gambar 2.19 Tampak atap

(Sumber : Google.com)

Gambar 2.18 Tampilan muka

(32)

2. J akar ta Convention Centr e

A. Data Obyek

Merupakan gedung baru yang anggun dengan ruangan yang berdaya tampung

3000 penonton. Terletak di jalan Gatot Subroto Jakarta.

B. Fasilitas Yang Ter sedia

Fasilitas yang ada pada JCC ini adalah :

•Lower lobby •Main Lobby •Plenary hall •Exhibition hall •Assembly hall

C. Tampilan

Tampilan pada Jakarta Convention Centre ini seperti bangunan balok yang

memanjang yang berdiri di tengah kota Jakarta dengan atap datar berwarna

hijau pekat. Sedangkan pada atap ruang konser berbentuk hampir setengah Gambar 2.20Stage

(Sumber : Google.com)

Gambar 2.21 Main entrance

(Sumber : Google.com)

Gambar 2.22 Eksterior JCC

(33)

lingkaran dengan permainan warna putih. Dinding terkesan masif dan banyak

menggunakan material kaca pada pintu masuk. Main entrance yang juga

memanjang mirip sebuah koridor bangunan.

3. Ashdod City Concer t Hall

A. Data Obyek

Bangunan Concert Hall ini dirancang untuk mengakomodasi 2000

kapasitas tempat duduk. Dipastikan, dengan inofatifnya mengarah pada

bangunan modernisasi yang sebagian besar didalam disain Dotan’s adalah

menampilkan format nature-inspired fituristic dan bentuk.Ashdod City

Concert Hall merupakan gedung pertunjukan atau aula konser yang oleh

Arsitek Haim Dotan dengan konsep perpaduan antara beberapa bentuk yang

menekankan gambaran kerang laut, ombak dan mulut seekor ikan paus.

Disain yang futuristic baru membandingkan dengan sebagian dari

bangunan lain Apa yang disebabkan perubahan fokus ini? Disain

menggunakan gravity bearing dinding, dan coloumn-andbeam konstruksi.

Sekarang, komputer revolusi telah memungkinkan untuk bangunannya

mengkalkulasi manapun format, dan memotong dan menyatukan berbagai

bentuk yang menggunakan perkakas laser yang membuat curvilinear bentuk.

B. Fasilitas yang ter sedia

Fasilitas yang tersedia dalam Ashdod City adalah :

a. Fasilitas umum

• Auditorium b. Fasilitas penunjang

• Lobby

• Restoran

(34)

C. Tampilan

Tampilan muka bangunan gedung Ashdod City yang simetris mengesankan

kekokohan pada gedung, dengan memperlihatkan konsep bentuk modern, hal ini

diwujudkan dengan tampilan struktur bangunan yang diekspose dan tanpa

dibungkus. Dengan menggunakan material kaca sebagai fasade bangunan yang

dibingkai dengan frame baja terlihat semakin kokoh dengan penyusunan

batang-batang yang berdiri tegak. Tampilan bangunan dibuat transparan sehingga orang

yang berada diluar dapat langsung melihat suasana yang berada di dalam gedung.

Untuk memberikan kesan yang tidak kaku bentuk bentuk setengah bola diletakkan

di depan bangunan dengan warna yang sangat mencolok, bentuk setengah bola ini

digunakan sebagai mezanin cafe.

Jika melihat dari tampak samping gedung, sangat terlihat jelas konsep

yang ditampilkan berupa mulut seekor ikan paus yang terbuka dengan ombak

yang berada di belakangnya. Disini bentuk asimetris diperlihatkan berbeda dengan

tampak depannya.

D. Inter ior Pada Bangunan

Ashdod City Concert Hall ini merupakan bangunan yang memiliki akustik

tinggi dengan disain ruang yang sempurna. Pada bagian dinding dan langit-langit

didisain dengan bahan peredam bunyi yang banyak untuk mencegah timbulnya

kebisingna melalui udara, dan penggunaan bahan yang lembek (seperti pegas) Gambar 2.24 Eksterior Ashdo Citdy Concert Hall

(Sumber : Google.com)

Gambar 2.23 Tampak samping Ashdod City Concert Hall

(35)

dibawah lantai untuk mengisolasi rambatan bunyi dan mencegah ke struktur

bangunan.

Kapasitas 2000 tempat duduk yang hanya didisain searah menghadap

langsung ke panggung sehingga penonton dapat langsung melihat pertunjukan

dari sisi muka.

Langit-langit yang dimanfaatkan sebagai pemantulan bunyi agar lebih terarah ke

audiens dan megurangi gema. Perletakan speaker terpusat yang digantung di atas

panggung agar menghasilkan bunyi yang secara baur merata ke seluruh ruangan.

Sisi bawah balkon terlihat diberi peredam untuk menghindari echo dengan

permukaan yang didisain berlekuk-lekuk.

2.1.4. Analisa Hasil Studi

Berdasarkan ketiga obyek studi kasus tersebut dapat dipertimbangkan terhadap

objek perancang dan berikut tabel menunjukan dari hasil analisa studi Gambar 2.26 Interior

(Sumber : Google.com)

bangunan Gambar 2.25 Stage

(Sumber : Google.com)

Gambar 2.27 Potongan gedung

(36)

Uraian Analisa Studi Balai Sar bini J CC Ashdod City

Tampilan Modern Modern Modern

Jenis Bangunan Single Building Single Building Single Building Bentuk Lantai Melingkar Persegi Kipas

Kapasitas Penonton 1300 3000 2000 Lokasi/Tempat Pusat Kota Pusat Kota Pusat Kota Fasilitas Lobby

Main hall Stage Sound system Lighting Multimedia Lower lobby Main Lobby Plenary hall Exhibition hall Assembly hall Auditorium/Hall Lobby Café Restourant

Tabel 2.1 Perbandingan Studi Kasus

(Sumber : Analisa Penulis 2010)

2.2.Tinjauan Khusus

2.2.1. Lingkup Pelayanan

Gedung Konser Musik Di Surabaya ini merupakan gedung pertunjukan yang

melayani masyarakat pecinta seni khususnya dan penikmat musik pada umumnya.

Lingkup pelayanan proyek dibagi dalam beberapa lingkup, yaitu :

- Lingkup pelayanan regional, diharapkan sasarannya dapat dicakup oleh

masyarakat kota Surabaya dan sekitarnya, sebagai sarana tempat hiburan.

- Lingkup pelayanan nasional, diharapkan sebagai salah satu pilihan tempat

pertunjukan musik oleh para musisi Indonesia.

- Lingkup pelayanan internasional, diharapkan sebagai salah satu pilihan tempat

di Indonesia, khususnya di Surabaya untuk menggelar musik musisi asing.

2.2.2 Aktivitas Kebutuhan Ruang

1. Pengunjung / Penonton

Pengunjung melakukan aktivitas di dalam bangunan secara berkelompok

maupun perorangan dengan maksud yang berbeda-beda, misalnya :

berjalan-jalan, menonton pertunjukan, mencari informasi, dan lainnya.

2. Artis/band dan kru

Yaitu menyiapkan segala sesuatu untuk acara konser seperti dekorasi

panggung mempersiapkan sound system, pola aktivitas pemain yaitu latihan

(37)

3. Pengelola

Aktivitas pengelola dilakukan didalam maupun diluar bangunan dan pola

aktivitas yang rutin sehingga mudah untuk menentukan pola aktivitas

pengelola.

Kegiatan Pengunjung / Penonton

Diagram 2.1 Kegiatan Penonton

(Sumber : Hasil Analisa penulis 2010)

Datang

Parkir

Bertanya/melih at informasi

promosi

Beli tiket

Pulang

Antri

Masuk Menunggu

Menonton

Beli makanan dan

minuman

(38)

Kegiatan Musikus / Band dan Kr u

Diagram 2.2 Kegiatan Musikus

(Sumber : Hasil Analisa penulis 2010)

Datang

Parkir

Menurunkan / memuat perlengkapan

pentas

Mementaskan pertunjukan

Pulang

Pemain menunggu

Mempersiapkan peralatan pentas Menyimpan/menge

pak perlengkapan pentas

Istirahat

Simpan/ambil barang pribadi

Metabolisme

Ganti pakaian dan

berhias

Berlatih sebelum pentas

Istirahat/menanti giliran pentas Diskusi

(39)

Kegiatan Pengelola

Diagram 2.3 Kegiatan Pengelola

(Sumber : Hasil wawancara dan Analisa)

Kegiatan rapat Istirahat

Ibadah Metabolisme

Datang

Parkir

Pulang

Simpan barang karyawan

Kegiatan memimpin seluruh manajemen

Kegiatan manajemen keuangan

Kegiatan manajemen personalia

Kegiatan manajemen umum

Kegiatan menerima tamu

Kegiatan dapur

Kegiatan pengoperasian utilitas

bangunan

Kegiatan pengamanan bangunan

Kegiatan perawatan bangunan

Kegiatan/pengelolaan fasilitas P3K

Kegiatan/pengelolaan cafetaria

(40)

2.2.3. Kebutuhan Ruang

Pengelompokan kebutuhan ruang Gedung Konser Musik Di Surabaya terdiri dari:

1. Fasilitas utama

2. Fasilitas penunjang

3. Fasilitas pengelola

4. Service FASILITAS UTAM A PELAKU KEGIATAN KEGIATAN/ AKTIVITAS KEBUTUHAN RUANG Gedung Konser Pengelola Mengatur tata cahaya R. Kontrol cahaya

Mengatur tata suara R. Kontrol suara Mengatur tata

penghawaan

R. Kontrol penghawaan Penonton Menonton musik Tempat duduk Musikus/artis Mementaskan musik Panggung

FASILITAS PENUNJ ANG PELAKU KEGIATAN KEGIATAN/ AKTIVITAS KEBUTUHAN RUANG Kegiatan penerimaan

public

Penonton Masuk R. Kontrol cahaya Bertanya Counter informasi Menanti pertunjukan Lobby / hall Melihat informasi dan

promosi

Counter informasi

Penonton VIP menunggu Lounge Membeli tiket Loket tiket Siap masuk pertunjukan R. checking Makan dan minum Counter makanan Metabolisme Lavatory Kegiatan penerimaan

pertunjukan

Pemain Masuk Hall / foyer Menunggu / berkumpul Lobby pemain Menyimpan barang Loker pemain Berlatih / persiapan R. Latihan Berhias R. Ganti / R. Rias Menunggu waktu pentas R. Tunggu Istirahat R. Istirahat Metabolisme dan mandi Lavatory

FASILITAS PENGELOLA PELAKU KEGIATAN KEGIATAN/ AKTIVITAS KEBUTUHAN RUANG Kantor Pengelola Pengelola

Aktifitas Direktur

R. Direktur Utama

R. Tamu R. Pimpinan Humas

R. Staff Humas R. Manager

Manajemen Keuangan

Manajemen Pemasaran

R. Manager R. Staff Akuntan R. Manager Umum

(41)

R. Staff Produksi R. Staff Inventaris Perlk

Manajemen Umum R. Staff Pengadaan

Komputerisasi data / arsip

R. Komputer

Rapat R. Rapat

Menyiapkan konsumsi untuk pengelola

Dapur / pantry

Beribadah Musholla Metabolisme Lavatory

Perawatan bangunan

R. Janitor Gudang kebersihan Pengoperasian utilitas

bangunan

R. genset R. Trafo R. Panel listrik R. Mesin AC R. Pompa Tangki air R. Kontrol

Pengamanan R. Satpam / pos jaga

Pelayanan kesehatan R. P3K Penyedia fasilitas

makan/minum

Kantin

SERVIS PELAKU

KEGIATAN

KEGIATAN/ AKTIVITAS

KEBUTUHAN RUANG Area Parkir Penonton Parkir penonton Area parkir mobil

dan motor Pengelola Parkir pengelola Area parkir mobil

dan motor Musikus Parkir musikus Area parkir mobil

dan motor

Tabel 2.2 Kebutuhan Ruang

(Sumber : Analisa Penulis, 2010)

Per hitungan Luasan Ruang

Perhitungan luasan ruang ini saya asumsikan untuk kapasitas penonton

(42)

menunjukan kapasitas penontonnya.Berikut data kapasitas penonton menurut

studi literature yang saya ambil:

NO NAMA GEDUNG KONSER MUSIK JUMLAH PENONTON 1 Balai Sarbini (in door) 1300

2 JCC (Jakarta Convention Centre) 3000 3 Ashdod City Concert Hall 2000

Tabel 2.3 Kapasitas Penonton Pada Gedung Konser Musik

(Sumber : Analisa penulis 2010)

Dari melihat table diatas kita dapat mengasumsikan berapa kapasitas untuk

penonton pada perencanaan Gedung Konser Musik ini.maka diasumsikan

kapasitas penontonnya 3000.karena melihat perkembangaun hiburan musik yang

terus meningkat maka asumsi untuk kapasitas penontonnya kita ambil yang paling

besar yaitu 3000 penonton.

Dalam laporan perhitunga luas ruang ini saya menggunakan perhitungan

standart ruang berdasarkan literatur yang ada. Perhitungan studi ruang

berdasarkan pertimbangan : • Kapasitas pemakai • Sirkulasi / flow • Peralatan pendukung

Kenyamanan pemakai

Asumsi :

• Studi kasus / studi banding • Survey / studi lapangan

Asumsi untuk jumlah orang dari segi kegiatan :

Penonton = 2700

Asumsi untuk 10 tahun mendatang akan terjadi lonjakan penonton sekitar 10%

maka jumlah penonton yang harus ditampung adalah :

2700 x 10% = 270

Jadi 2700 + 270 = 2970

Untuk daya tampung Gedung Konser Musik Di Surabaya ini, saya buat 3000

penonton

(43)

1. penonton kelas VIP 500 orang

2. Penonton kelas 1 1500 orang

3. penonton kelas festival 1000 orang

4. Pemain crew dan pendukungnya 112 orang

5. Pengelola gedung 40 orang

Fasilitas J enis r uang Per hitungan Luasan

Fasilitas Utama (gedung konser)

Panggung / stage Tempat duduk

R. Kontrol suara R. Kontrol cahaya R. Kontrol penghawaan

1.8m²/orang. Kapasitas orkestra sedang 100 orang (TS) Luas min : 180 m²

penonton

- VIP posisi duduk 0.6m²/orang (TS), kapasitas 500 orang, luas lantai = 300 m²

- Penonton kelas I posisi duduk 0.6m²/orang (TS) kapasitas 1500 orang + flow 30% luas lantai = 1.560 m²

- Penonton festival posisi duduk 0.6m²/orang (TS) kapasitas 1000 orang + flow 30% luas lantai = 1.950 m²

Dibutuhkan minimal luas lantai = 410m² minimal 6.5m² (TS)

minimal 6.5m² (TS), termasuk ruang operator 2 lampu spot light @3m² = 12.5 m²

minimal 6.5m² (TS) + flow 30%

180 m² 300 m² 1.170 m² 780 m² 410 m² 2.840 m² Fasilitas Penunjang Kegiatan penerimaan publik

Hall / foyer Counter informasi Lobby / hall Lounge Loket Lobby tiket Counter makanan Lavatory Gudang

Kap. 10% penonton (DA) 3000 orang x Kap. 1.6m²/orang, (DA), luas lantai = 480 m²

2.75m²/orang (DA), kapasitas 2 orang luas = 5.5m² + flow 30%

Kap. 1.6m²/orang (DA) kap 4% dari 3000 orang = 120 orang, luas = 192m²

Kap 2% (DA) dari 3000 orang = 60 orang, 1.5m²/orang (DA), pantry dan bar, 10.5m², luas = 96m² + flow 30%

Terdiri dari 4 loket @4.5m², luas = 18m² Kap. 1 m²/orang, (DA) x 25 orang = 250m²

Kap. 5 buah counter makanan, pantry dan bar, 10.5m² = 52.5m² + flow 30%

Lavatory pengunjung 50% = 1500 orang (DA) fasilitas 2 urinoir, 2 wastafel, 1 wc untuk 50 orang pa. fasilitas 1 WC, 1 wastafel untuk 25 orang pi. Kap. 50%pa = 1000 orang, 50%pi = 1000 orang. Untuk pa: 20 WC, 2m²/wc = 40m². 40 urinoir, 0.6m²/urinoir = 24m², 40 wstafel, 0.6m²/wastafel = 24m², gudang 6m²

- Untuk pi: 40 wc, 2m²/wc = 24m². 40 wastafel

0.6m² wastafel = 24m². gudang 6m². luas lavatory penonton/public = 198m²

- Gudang kursi cadangan standar ruang penyimpanan kursi s/d 1000 kursi lipat, luas = 36m² (DA) 480 m² 5.5 m² 192 m² 124.8 m² 18 m² 250 m² 52.5 m² 250 m² 250 m² 1622,8 m² Kegiatan penerimaan

Hall / foyer pemain -1.6m²/orang, (DA), kap. 10% x 112 = 12 orang, luas

(44)

pementasan Loker pemain R. latihan R. ganti / R. rias

R. istirahat lavatory

Gudang

-Standar 0.3m²/orang (TS), kap. Untuk 80 orang, luas = 24m²

-Studio min 6.04m²/ruang, jumlah min 5 ruang (TS) luas = 30.2m² + flow 30%

-Termasuk lavatory dan shower khusus. Tiap ruang terdiri dari: r. rias, lavatory dan shower, masing-masing untuk 4 orang dipisahkan dengan partisi/sekat 1.5m²/orang untuk (4x3.25)+2+1.25+1.2+3=20.4m²

Terdapat 4 ruang ganti, luas = 81.6m² -Kap. 20 orang 1.6m²/orang(TS), luas = 32m² 1 wc/6 orang pa, 1 wc/5 orang pi,(TS) 1 wastafel/4pa, 1 wastafel/4pi, I shower/6pa, 1 shower/6pi, 1 urinoir/6pa

Kap. 112 orang, 50%pa = 56 orang, 50%pi = 56 orang, 10 wc pa, 12 wc pi, @2m², luas = 44m² 28 wastafel untuk pa&pi, @0.6m², luas = 16.8m² urinoir, @10.6m², luas = 6m²

Luas lavatory pemain = 66.8m²

-Gudang perlengkapan alat musik (TS) standar 10% luas panggung = 10%x180 = 18m²

24 m² 30.2 m² 81.6 m² 32 m² 66.8 m² 18 m² 271.8 m² Fasilitas Pelengkap

R. direktur utama R. tamu

R. pimpinan humas R. manager keuangan

R. staff akuntan R. manager pemasaran

R. staff administrasi pemasaran

R. staff promosi R. manager umum R. staff inventaris perlengkapan R. staff pengadaan barang kebutuhan dan penjualan R. komputer

R. rapat Dapur / pantry lavatory

Gudang kebersihan Musholla

R. P3K

Std 25m²/orang, kapasitas 1 orang luas = 25m² Std 30m²(DA) + flow 30%

Std luas 8m²/orang, kapasitas 3 orang, luas = 24m²+flow 30%

Std luas 15m²/orang, kapasitas 1 orang, luas = 15m² Std luas 8m²/orang, kapasitas 2 orang, luas = 16m² Std luas 15m²/orang, kapasitas 1 orang, luas = 15m² Std luas 8m²/orang, kapasitas 2 orang, luas = 16m² Std luas 8m²/orang, kapasitas 4 orang, luas = 32m² Std luas 15m²/orang, kapasitas 1 orang, luas = 15m² Std luas 8m²/orang, kapasitas 3 orang, luas = 24m² Std luas 8m²/orang, kapasitas 4 orang, luas = 32m²

Std 2.5m²/meja komputer dan operator, flow 30% kap. 3 set kompt. Luas = 9.75m² ditambah ruang arsip 3.5m² total = 13.25m²

Kap. Rapat direksi 20 orang, 1.5m²/orang(DA), luas = 30m²

Kap. Tempat kerja untuk 2 orang(DA) = 7.20m² - untuk pa: 2 wc @2m² = 4m², 2 urinoir @0.6m² =

1.2m², 2 wastafel @0.6m² = 1.2m², luas 6.2m² - untuk pi: 2 wc @2m² = 4m², 2 wastafel @0.6m²

= 1.2m², gudang lavatory 1.5m² luas lavatory = 12.9m²

Asumsi 9m²

- r. ibadah kapasitas 80 orang, std 0.6m²/orang. Ruang imam 2m², gudang perlengkapan asumsi 4m² luas = 48+24+4 = 54m²

- r. wudhu kap. 2 pancuran untuk pi, 4 pancuran untuk pa luas 1m²/pancuran, luas 6m²

- lavatory untuk pa: 2 wc @2m² = 4m², 2 urinoir @0.6m² = 1.2m², 2 wastafel @0.6m² = 1.2m², luas 6.2m²

- untuk pi: 2 wc @2m² = 4m², 2 wastafel @0.6m²

= 1.2m², gudang lavatory 1.5m², luas lavatory = 12.9m²

- gudang musholla asumsi 9m²

(45)

Tabel 2.4 Perhitungan Kebutuhan Luasan Ruang

(Sumber: Analisa penulis, 2010)

Total luasan ruang yang dibutuhkan :

NO J ENIS FASILITAS LUAS

1 Fasilitas utama 2840 m²

2 Fasilitas penunjang 1894.6 m² 3 Fasilitas pelengkap 1005.2 m² Fasilitas service

Cafetaria / kantin

R. genset R. trafo R. panel listrik R. mesin AC R. pompa Tangki air Gudang R. kontrol

R. satpam / pos jaga Parkir penonton

Parkir pengelola

Parkir pementas

- total r. musholla = 81.9m²

- r. perawatan 3 bed @2x1 = 2m², luas 6m², flow 70% = 10.2m²

- r. staff P3K kap. 2 orang @8m²/orang, luas 16m² - ruang makan asumsi 80 orang, untuk 1 meja

makan/4 orang @1.8m²x20 = 360m² - kasir 2.75m²/orang, kap 1 orang, luas 2.75m² - pantry asumsi 8m²

- dapur asumsi 12m²

- r. administrasi kap 1 orang, luas 8m² - ruang staff pelayanan kap 3 orang asumsi 9m² - lavatory untuk pa: 2 wc @2m² = 4m², 2 urinoir

@0.6m² = 1.2m², 2 wastafel @0.6m² = 1.2m², luas 6.2m²

- untuk pi: 2 wc @2m² = 4m², 2 wastafel @0.6m² =

1.2m², gudang lavatory 1.5m², luas lavatory = 12.9m²

- total cafetaria = 421.65m² asumsi 30m²

asumsi 12m² asumsi 12m²

terdiri dari ruang @12m², luas = 48m² asumsi 30m²

asumsi 25m² asumsi 6m² asumsi 6m²

kap. 1 orang asumsi 3m², luas 2 pos jaga = 6m² asumsi 20% dgn mobil = 600 orang, 1 mobil 3 orang = 200 mobil std. luas = 12.5m² mobil, luas 2500m² asumsi 50% dgn motor = 1500 orang, 1 motor 2 orang = 750 motor, std luas = 2m²/motor luas = 1500m²

30% kendaraan umum = 900 orang Luas parkir penonton = 4900m²

Asumsi penambahan jumlah pengelola s/d 130 orang 20% dengan mobil = 26 orang, 1 mobil 2 orang = 13 mobil, std 12.5m²/mobil, luas = 162.5m²

60%motor = 78 orang, 50% untuk 2 orang sisanya untuk 1 orang 39+20 = 59 motor, std 2m²/motor = 39 orang

Luas parkir pengelola = 280.5m²’

Kap. 112 orang, 3 bus @32 orang, 4 mobil @4 orang kebutuhan luas bus 14x3 = 42m² flow 100% = 84m²/bus, std luas mobil 12.5m²/mobil, 4 mobil = 50m²

Luas parkir pementas = 134m²

(46)

4 Fasilitas service 5314.5 m² Luas total yang dibutuhkan 11054.3 m²

Tabel 2.5 Jumlah Luasan Menurut Jenis Ruang

( Sumber: Analisa penulis, 2010)

Dari tabel diatas kita dapat menentukan seberapa luas lahan yang kita

butuhkan pada proyek pusat konser music diSurabaya ini,dan juga kita dapat

mengecek ulang apakah kebutuhan ruang-ruang pada gedung ini telah terpenuhi

dan sesuai dengan standart kenyamanan dalam sebuah bangunan baik dari

sirkulasi dan aksesbilitas tiap ruang.perhitungan ini dirujuk dari literature

tandart-standar arsitektur.

2.2.4. Pr ogr am Ruang

Perhitungan luas ruang disusun berdasarkan jumlah dan standar satuan

terkecil darri masing-masing aktifitas,serta pasarana yang dibutuhkan pada

masing-masing ruangg tersebut. Dan secara jelas diuraikan dan di hitung pada

tabel berikut.

NO KEBUTUHAN RUANG Fasilitas Ruang Luas 1 Fasilitas utama Panggung / stage

Tempat duduk R. Kontrol suara R. Kontrol cahaya R. Kontrol penghawaan

2840 m²

2 Fasilitas penunjang Hall / foyer Counter informasi Lobby / hall Lounge Loket Lobby tiket Counter makanan Lavatory Gudang

(47)

3 Fasilitas pelengkap R. direktur utama R. tamu

R. pimpinan humas R. manager keuangan R. staff akuntan R. manager pemasaran R. staff administrasi pemasaran

R. staff promosi R. manager umum

R.staff inventaris perlengkapan

R. staff pengadaan barang kebutuhan dan penjualan R. komputer

R. rapat Dapur / pantry lavatory

Gudang kebersihan Musholla

Cafetaria / kantin R. genset R. trafo R. panel listrik R. mesin AC R. pompa Tangki air Gudang R. kontrol

R. satpam / pos jaga

1005.2 m²

4 Fasilitas service Parkir penonton Parkir pengelola Parkir pementas

5314.5 m²

Luas total yang dibutuhkan 11054.3 m²

Tabel 2.6 Program Ruang

(48)

BAB III

TINJ AUAN LOKASI P ERANCANGAN

3. 1. Latar Belakang Pemilihan Lokasi

Kota Surabaya sebagai pemilihan lokasi Gedung Konser Musik di

Surabaya ini, karena Surabaya sebagai kota terbesar kedua di Indonesia.

Dikategorikan pula sebagai kota metropolis, karena tingkat pertumbuhan

penduduknya yang juga cukup padat setelah Jakarta.

Kota di Surabaya dibagi menjadi lima kawasan yaitu Surabaya Pusat,

Surabaya Utara, Surabaya Timur, Surabaya Selatan, Surabaya Barat. Struktur

tata ruang kota Surabaya yang cenderung dilayani satu pusat utama yaitu

kawasan pusat kota memberikan dampak terhadap jalur transportasi dengan

terjadinya kelambatan waktu pergerakan ke kawasan pusat kota. Dampak yang

lain adalah terhadap perkembangan fisik kota, yang disebabkan kelengkapan

fasilitas yang cenderung memusat.

Menyadari pertumbuhan struktur tata ruang kota Surabaya tersebut,

maka perlu pengendalian pembangunan fisik di kawasan pusat kota agar pola

penyebaran secara merata dapat diwujudkan serta dapat mengurangi beban

pelayanan dan kepadatan bangunan di pusat kota.

Penentuan lokasi Gedung Konser Musik di Surabaya ini didasarkan pada

studi kasus yang telah ada, diantaranya :

- Terletak pada kawasan komersial, yang mendukung fungsi komersial gedung

Konser musik.

- Aksesibilitas yang mudah dicapai oleh pemakai bangunan, sehingga

memudahkan dalam pencapaian menuju lokasi.

Sebagai dasar alternatif yang lain pada pemilihan lokasi site Gedung

Konser Musik di Surabaya yaitu dengan memperhatikan beberapa kriteria untuk

mempermudah dalam pemilihan lokasi site yaitu sebagai berikut :

- Aspek Pencapaian

Mudah dicapai baik dari dalam kota maupun luar kota.. Hal ini memberi nilai

lebih, karena tempat dapat mudah dijangkau.

(49)

Kesesuaian dengan rencana pengembangan wilayah, baik Rencana Detail Tata

Ruang Kota (RDTRK) dan Rencana Teknik Ruang Kota (RTRK), sehingga

tercapai sasaran dan tujuan pengembangan kota yang terencana, yang dalam

hal ini yaitu pengembangan sebagai fasilitas umum,seperti mall,dan juga

tempat-tempat hiburan.

- Aspek Penyedian Tanah

Dibutuhkan lahan yang cukup luas untuk menampung kegiatan Konser musik

yang diadakan.

- Aspek Aktifitas Penunjang

Adanya komplek – komplek, pertokoan, perhotelan, restaurant, pusat

perbelanjaan, dan tempat rekreasi/hiburan yang dapat mendukung aktifitas

Konser musik.

- Aspek Sarana Prasarana

Tersedianya sarana dan prasarana infrastuktur kota seperti telah tersedianya air

bersih, listrik, telepon, dan lain – lain, yang dapat mendukung pelaksanaan

operasional.

Berdasarkan kriteria di atas dan untuk pemerataan pembangunan di

kota Surabaya, maka Proyek Gedung Konser Musik di Surabaya ini terletak di

kawasan Surabaya Barat, selain itu juga karena memiliki beberapa pertimbangan

yang lain, yaitu sebagai berikut :

- Sesuai dengan Master Plan Surabaya, pengembangan kota Surabaya

bergerak di kawasan Barat – Timur, dimana pertumbuhan Surabaya Barat

sangat pesat pertumbuhannya menjadi kawasan kota baru yang mandiri.

- Kawasan memiliki potensi besar untuk berkembang.

- Kawasan ini merupakan kawasan masyarakat ekonomi kelas menengah

atas.

3. 2. Penetapan Lokasi

Berdasarkan kriteria dan pertimbangan pemilihan lokasi pada sub bab

sebelumnya, lokasi proyek Gedung Konser Musik ini berada di kawasan

(50)

Beberapa lokasi di Surabaya yang dapat menjadi pertimbangan

berdasarkan krteria pemilihan lokasi untuk Gedung Konser Musik ini adalah

sebagai berikut :

1. Jl. Raya Darmo Permai II

Site yang diambil sebagai pertimbangan pada jalan Raya Darmo

Permai II ini merupakan lahan kosong, berada dekat dengan permukiman

perumahan.

Gambar 3.1 Lokasi site Darmo permai II

(Sumber: www.google eart, 2010)

2. Jl. MERR (Kertajaya Indah Timur)

Berada di lahan yang cukup luas untuk peruntukan sebuah gedung

konser lahan berada cukup dekat dengan wilayah pendidikan baik dari tingkat

sekolah maupun perguruan tinggi,terdapat bangunan komersil

perkantoran,galaxy mall,rumah sakit,restouran. Akses menuju ke site dapat

menggunakan angkutan kota (lyn/bemo) ataupun kendaraan pribadi dan

angkutan besar (Bis).

Daerah sekitar lahan cukup ramai karena jalan yang berada di depan site cukup

lebar dan luas. Sarana dan prasarana yang cukup,infrastruktur yang mendukung

kondisi tanah yang datar untuk mempermudah mendesain bangunan dan juga

(51)

Gambar 3.2 Lokasi site Jl.MERR

(Sumber: www.google eart, 2010)

3. Jl. Raya Darmo Boulevard

Arus pencapaian cukup mudah dikarenakannya adanya jalan raya yang

lebar dan jarang terjadi kemacetan. Jalur lalu lintas yang ada merupakan dua

jalur kendaraan, yang dipisah dari arah HR. Muhammad dan dari arah

Pakuwon. Jenis kendaraan yang lewat pada lokasi site bervariasi, mulai dari

kendaraan roda dua sampai kendaraan roda empat

Gambar 3.3 Lokasi site Jl. Raya Darmo Boulevart

(52)

Dari ketiga lokasi yang diusulkan, akan diambil perbandingan

mengenai pencapaian letak lokasi, aspek tata kota / daerah peruntukan,

penyediaan tanah, aktifitas penunjang, jaringan infrastruktur, dan arus lalu lintas.

No Kriteria Pilihan Jl. Raya

Darmo

Permai II

Jl. MERR

(Kertajaya

Indah Timur)

Jl. Raya

Darmo

Boulevard

1 Pencapaian lokasi 2 3 2

2 Tata Kota / Daerah Peruntukan 1 2 3

3 Penyediaan tanah 2 2 3

4 Aktifitas Penunjang 1 3 3

5 Jaringan infrastruktur 3 3 3

6 Arus lalu lintas 2 1 3

TOTAL 11 14 17

Tabel 3.1. Pertimbangan Pemilihan Lokasi

(Sumber : Penulis, 2010)

Keterangan :

1 = Kurang baik

2 = Cukup

3 = Baik

Berdasarkan hasil perbandingan lokasi tersebut di atas, maka lokasi

yang ditetapkan yaitu berada di kawasan Surabaya Barat yaitu Jalan Lingkar

Dalam, hal ini dikarenakan nilai perbandingan lokasi tersebut memiliki nilai

(53)

Gambar 3.4 Lokasi yang digunakan

(Sumber: www.google eart, 2010)

Penetapan lokasi ini juga didasari pertimbangan potensi bangunan di

sekitar site yang berupa fasilitas umum, perdagangan, serta merupakan kawasan

golongan menengah atas yang sekiranya dapat menjadi daya dukung proyek

Gedung Konser Musik di Surabaya.

3. 3. Kondisi Fisik Lokasi

Setelah mengetahui Persyaratan yang ada serta dari pertimbangan

diatas maka lokasi Gedung Konser Musik ini berada di wilayah Surabaya bagian

barat, yaitu jalan Raya Darmo Boulevard, kecamatan lidah wetan. Pada Rencana

Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Surabaya yang ada, kawasan ini merupakan

unit pengembangan Wiyung. Sedangkan pada Rencana Teknik Ruang Kota

(54)

Lokasi Site

Gambar 3.5 Peta Surabaya

(Sumber: PEMKOT SBY)

Lokasi terletak di Surabaya bagian Barat, tepatnya di Jl. Raya Darmo

(55)

Gambar 3.6 Perbesaran peta site

(Sumber : Penulis, 2010)

3.3.1 Existing Site

a. View kedalam site

Gambar 3.9. View kedalam site

(Sumber : Penulis, 2010)

475

3 0 0

38 9

8 0

475

3 0 0

38 9

80

View bagus

Arus lalu lintas

(56)

b. View keluar site

View keluar site yang bagus adalah menuu ke arah Jalan Raya

Darmo Boulevard dan Jalan lontar

c. Tingkat k ebisingan

Tingkat kebisingan pada lingkungan site adalah di sekitar

Jalan Lontar dan Jalan Raya Darmo Boulevard, sedang puncak dari

kebisingan terletak pada pertigaan kedua jalan tersebut.

Gambar 3.10. tingkat kebisingan

(Sumber : Penulis, 2010)

Puncak kebisingan

47

5

300

3

8

9

(57)

d. Main entrance

Main entrance yang bagus adalah terletak di Jalan Raya

Darmo Boulevard dengan pertimbangan adanya Jalan Raya yang

cukup lebar dan luas dibandingkan dengan Jalan Lontar

e. Batas-batas Site

Sebelah Utara : Ruko / Pertokoan

Sebelah Selatan : Pakuwon Trade Centre (PTC)

Sebelah Timur : Office Park

Gambar 3.13 Office park

(Sumber : Penulis, 2010)

Gambar 3.12 Supermall Pakuwon

(Sumber : Penulis, 2010)

Gambar 3.11 Ruko / Pertokoan

(58)

Sebelah Barat : Pemukiman penduduk

3.3.2 Aksebilitas

Arus pencapaian cukup mudah dikarenakannya adanya jalan

raya yang lebar dan jarang terjadi kemacetan. Jalur lalu lintas yang

ada merupakan dua jalur kendaraan, yang dipisah dari arah HR.

Muhammad dan dari arah Pakuwon. Jenis kendaraan yang lewat pada

lokasi site bervariasi, mulai dari kendaraan roda dua sampai

kendaraan roda empat.

3.3.3 Potensi Lingkungan

• Mempunyai akses jalan raya yang cukup lebar dan bebas hambatan serta jarang terjadi kemacetan

• Adanya jaringan infrastruktur yang lengkap dan memadai • Dekat dengan p

Gambar

Gambar 2.16. Stage (Sumber : Google.com)
Gambar 2.24 Eksterior Ashdo Citdy Concert Hall  (Sumber : Google.com)
Gambar 2.25 Stage (Sumber : Google.com)
Tabel 2.2 Kebutuhan Ruang
+7

Referensi

Dokumen terkait

Besarnya tekanan transmembran pada perubahan daerah dominasi antara tahanan fouling dan tahanan polarisasi ditentukan oleh laju alir umpan yang digunakan.. Semakin

Hasil penelitian yang dilakukan peneliti secara langsung dalam pelaksanaan proses pembelajaran di kelas dengan menggunakan metode example non example dalam pembelajaran PAI dan Budi

Tujuan dari Tugas Akhir ini untuk menghitung daya dukung tiang dari hasil sondir, standar penetrasi test (SPT), dari data PDA test, serta membandingkan hasil

Konsistensi Target Luaran yang diharapkan adalah (a) Meningkatnya pengetahuan remaja karang taruna terkait penyalahgunaan NAPZA dan perilaku seks bebas, (b)

Berdasarkan hasil penelitian di atas, maka dapat dirumuskan kesimpulan sebagai berikut: (1) Kelompok Kerja guru PKn ternyata efektif dalam pelaksanaan kurikulum

Alhamdulillahirabbil’alamin, segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala nikmat dan anugerah-Nya, serta izin-Nya Tugas Akhir yang

Badrulzaman Mariam Darus, 2005, Kitab Undang Undang Hukum Perdata Buku III tentang Hukum Perikatan dengan Penjelasannya , Alumni, Bandung.. Dewanta Mukti Fajar Nur, Yulianto

Pegadaian adalah merupakan suatu lembaga keuangan non perbankan dan salah satu lembaga pemerintah yang bergerak dibidang jasa gadai penyaluran kredit uang pinjaman yang