PENGARUH MARKETING MIX TERHADAP
MINAT BELI ULANG KONSUMEN DI
CARREFOUR RUNGKUT
SURABAYA
USULAN PENELITIAN
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi
Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur
Oleh :
RIVALDI IRVAN YAMANI
0512010186 / EM
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ”VETERAN”
J AWA TIMUR
USULAN PENELITIAN
PENGARUH MARKETING MIX TERHADAP
MINAT BELI ULANG KONSUMEN DI CARREFOUR
SURABAYA
Yang diajukan
RIVALDI IRVAN YAMANI
0512010186 / EM
Telah disetujui untuk mengikuti seminar
Pembimbing Utama
Wiwik Handayani, SE, MSi Tanggal………
Mengetahui
Ketua Progr am Studi
Manajemen
SKRIPSI
Telah Diper tahankan Dihadapan Dan Diter ima Oleh Tim Penguji Skr ipsi Pr ogr am Studi Manajemen Fakultas Ekonomi
Univer sitas Pembangunan Nasional ”Veter an” J awa Timur Pada tanggal 10 Agustus 2012
Pembimbing Utama : Tim Pengguji : Ketua
`
Wiwik Handayani, SE, MSi
Dr . Muhadjir Anwar, MM
Dengan memanjatkan puji syukur kepada allah swt, atas rahmat dan hidayah-nya yang diberikan kepada penyusun sehingga skripsi yang berjudul : “PENGARUH MARKETING MIX TERHADAP MINAT BELI ULANG KONSUMEN BERBELANJ A DI CARREFOUR RUNGKUT SURABAYA”
Penyusunan skripsi ini ditujukan untuk memenuhi syarat penyelesaian Studi Pendidikan Strata Satu, Fakultas Ekonomi jurusan Manajemen, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
Pada kesempatan ini penyusun ingin menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberi bimbingan, petunjuk serta bantuan baik spirituil maupun materiil, khususnya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP, selaku Rektor Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak Dr. Dhani Ichsanudin Nur, MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
3. Bapak Dr. Muhadjir Anwar, MM, selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
kepada penulis selama menjadi mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional “Veteran “Jawa Timur.
6. Kepada kedua orang tuaku beserta adikku yang telah memberikan dukungan baik moril ataupun material.
7. Berbagai pihak yang turut membantu dan menyediakan waktunya demi terselesainya skripsi ini yang tidak dapat penyusun sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa apa yang telah disusun dalam skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis sangat berharap saran dan kritik membangun dari pembaca dan pihak lain.
Akhir kata, Penulis berharap agar skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan
Wassalamualaikum Wr. Wb. Surabaya, Juli 2012
KATA PENGANTAR ... i
2.2.1. Pengertian Manajemen Pemasaran... 9
2.2.2. Pengertian Marketing mix ... 10
2.2.4. Aspek – aspek Marketing mix ... 12
2.2.5. Minat beli ulang ... 15
2.2.6. Pengaruh Marketing mix dan Minat beli ulang ... 18
2.3. Kerangka Berpikir ... 20
3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 22
3.2 Populasi Dan Sampel Penelitian ... 25
3.3 Jenis Data dan Sumber Data ... 26
3.4 Teknik Analisis dan Uji Hipotesis ... 27
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Obyek Penelitian ... 30
4.1.1. Sejerah singkat Perusahaan ... 30
4.2. Hasil Penelitian dan Pembahasan ... 34
4.2.1. Karakteristik Responden ... 34
4.2.2. Uji Validitas ... 36
4.2.3. Reliabilitas ... 38
4.2.4. Model Kausalitas ... 39
4.4. Pembahasan ... 40
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 42
5.1. Kesimpulan ... 42
5.2. Saran ... 42
Tabel 4.1 Identitas Responden Menurut Jenis Kelamin ... 34
Tabel 4.2 Identitas Responden Menurut Umur ... 35
Tabel 4.3 Identitas Responden Menurut Pendidikan ... 35
Tabel 4. 4 Hasil Uji Validitas ... 36
DAFTAR GAMBAR
MINAT BELI ULANG KONSUMEN DI
CARREFOUR RUNGKUT
SURABAYA
Rifaldi Ir fan Yamani
ABSTRAK
Keberadaan Carrefour merupakan tuntutan masyarakat kota yang cenderung membutuhkan belanja dengan pelayanan cepat, nyaman, leluasa dan lengkap, bersih, aman dan harga kompetitif dan untuk segala kebutuhan semua tersedia, tempat yang mudah dijangkau. Dengan hal tersebut untuk melakukan belanja tidak perlu harus bepergian dari satu tempat ke tempat lain untuk mendapatkan barang kebutuhan yang beraneka ragam. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh Marketing mix terhadap minat beli ulang.
Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan konsumen Carefour. tode pengambilan sampel dengan metode non probability sampling dengan teknik
Purposive Sampling yaitu sampel dipilih berdasarkan kriteria yang sudah
ditetapkan oleh peneliti sejumlah 115 orang Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah PLS.
Berdasarkan analisis data dan pembahasan hasil penelitian yang telah dikemukakan, dapat disimpulkan hal-hal untuk menjawab permasalahan sebagai berikut : Variabel marketing mix tidak berpengaruh terhadap minat beli ulang.
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Persaingan bisnis ritel terus berkembang dengan pesat. Berkembangnya konsep budaya belanja di pasar modern yang semakin kuat menyebabkan banyak peritel pasar modern terus mengembangkan diri. Begitu antusiasnya setiap peritel menjadikan persaingan yang ketat antar peritel dan akhirnya diantara peritel juga saling bersaing. Dua peritel yang terkesan saling bersaing dengan ketat diantaranya adalah Indomaret dan Alfamaret. Kedua peritel pasar modern ini terus mengembangkan diri dan di setiap gerai Indomaret, maka bisa ditemukan Alafamret karena alfamaret bisa dianggap sebagai penantang pasar bagi Indomaret. Persaingan yang ketat akhirnya menjadi strategi perluasan agresif dilakukan oleh Indomaret dan akhirnya diikuti dengan Alfamaret. Untuk pengembangan diri dengan cepat, maka perluasan dilakukan dengan sistem franchise.
ekonomi yang telah melanda negara ini membuat konsumen semakin pandai dalam membelanjakan uangnya. Konsumen benar-benar membeli barang yang dibutuhkannya dalam jumlah yang sesuai dengan kebutuhannya.
Selain jumlah barang yang sesuai dengan kebutuhannya, konsumen juga menyesuaikan harga barang dengan kemampuan ekonomi mereka. Konsumen semakin sadar akan kebutuhan yang harus didahulukan dan yang harus ditunda terlebih dahulu. Hal ini disebabkan pada dampaknya krisis ekonomi yang telah melanda negara kita saat ini.
Keterpurukan ekonomi yang dialami semua kalangan masyarakat, terutama masyarakat yang berada dikalangan ekonomi kelas bawah sangat mempengaruhi keputusan membeli mereka sebagai konsumen. Dalam memenuhi kebutuhannya konsumen tidak lagi berdasar pada pemenuhan kebutuhan pribadinya, tetapi konsumen lebih berdasar pada kebutuhan pokok yang paling penting dan yang paling harus didahulukan. Setelah kebutuhan pokok yang paling penting sudah dipenuhi dan bila ada kelebihan uang, konsumen bisa memenuhi kebutuhan pribadinya diluar kebutuhan pokok.
Begitu juga dengan Carrrefour, Carrefour merupakan suatu bisnis eceran yang langsung berhubungan dengan konsumen akhir dengan tujuan untuk melayani kebutuhan total konsumen, yaitu tempat belanja terpadu yang menjual barang-barang dari barang kebutuhan sehari-hari sampai dengan barang eksklusif serta menjual berbagai jenis barang dengan volume transaksi besar. Barang-barang tersebut beraneka ragam, dari kebutuhan barang dapur, perabot rumah tangga, perabot kamar tidur, perabot kamar mandi, kosmetik, aksesoris lain, pakaian, sepatu, tas dan sampai pada barang elektronik
Penur unan Omset Car r efour dar i 2009 sampai 2011
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa terjadi penurunan omset perusahaan dari 2009 sampai 2011. Pada tahun 2009 total omset 5.726.716.021 turun pada tahun 2010 dengan total omset 5.456.926.099 dan pada tahun 2011 kembali turun menjadi 4.272.775.914.
agar perusahaan bisa meraih kenaikan volume penjualan yang lebih seperti pada tahun sebelumnya.
Melihat kondisi tersebut, mau tak mau Carrefour harus agresif melancarkan strategi pemasaran, termasuk strategi marketing mix . Karena menurut Semuel (2006:57) menyatakan bahwa aplikasi marketing mix yang dilakukan oleh toko moderen berpengaruh langsung secara positip terhadap minat beli ulang. Menurut Siringoringo (2004:154) menyatakan Marketing mix mampu memenuhi semua tuntutan dan mampu mempertahankan konsumen untuk tetap mengkonsumsi atau membeli produk perusahaan.
Marketing mix adalah seperangkat alat pemasaran taktis dan terkontrol
yang dipadukan oleh perusahaan untuk menghasilkan respon yang diinginkan pasar sasaran (Kotler dan Amstrong, 2001: 71). marketing mix adalah suatu kombinasi variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran yang didalamnya terdapat empat unsur atau variabel strategi acuan Bauran
Marketing Mix yaitu produk, harga, promosi, penyaluran distribusi
Berdasarkan permasalahan diatas maka peneliti tertarik untuk mengambil judul “Pengaruh marketing mix Terhadap Minat Beli Ulang Konsumen Berbelanja di Carrefour Rungkut Surabaya”
1.2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Apakah marketing mix berpengaruh terhadap minat beli ulang konsumen di Carrefour Rungkut Surabaya?
1.3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Mengetahui dan menganalisis pengaruh marketing mix terhadap minat beli ulang konsumen di Carrefour Rungkut Surabaya.
1.4. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diberikan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Bagi Akademisi
b. Bagi Praktisi
Diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap kebijakan operasional untuk menaikkan minat beli ulang konsumen
c. Bagi Penelitian Selanjutnya
BAB II KAJ IAN PUSTAKA
2.1. Hasil Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang berhubungan dengan Bauran Penjualan Eceran
(Retailing Mix) adalah sebagai berikut :
a) Suratno (2008) dengan judul : Marketing Mix (Bauran Pemasaran) sebagai Strategi Pemasaran Perguruan Tinggi dalam Menarik Minat Calon Mahasiswa. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengembangan produk jasa pendidikan dengan strategi Marketing Mix (Bauran Pemasaran) berpengaruh dalam menarik minat calon mahasiswa.
2.2.Landasan Teor i
2.2.1. Penger tian Manajemen Pemasar an
Perusahaan harus menerapkan konsep pemasaran dalam praktek agar keuntungan yang terkandung didalamnya dapat direalisasikan, dan dapat dikatakan bahwa manajemen pemasaran ini merupakan tindakan dari konsep pemasaran.
Banyak definisi yang diungkapkan oleh ahli ekonomi mengenai manajemen pemasaran, diantaranya Kotler dan Armstrong (2001 : 16) manajemen pemasaran adalah merupakan analisis, perencanaan, implementasi dan pengendalian program yang dirancang untuk menciptakan, membangun dan mempertahankan pertukaran yang menguntungkan dengan pembeli sasaran demi mencapai tujuan organisasi.
Menurut Assauri (2002 : 12) manajemen pemasaran merupakan kegiatan penganalisaan, perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian program - program yang dibuat untuk membentuk, membangun dan memelihara keuntungan dari pertukaran melalui sasaran guna mencapai tujuan organisasi.
ditimbulkan baik oleh penjual maupun pembeli yang menguntungkan kedua belah pihak.
Penentuan produksi, harga, promosi dan tempat untuk mencapai tanggapan yang efektif disesuaikan dengan sikap dan perilaku konsumen dan sebaiknya sikap dan perilaku konsumen dipengaruhi sedemikian rupa sehingga menjadi sesuai dengan produk-produk perusahaan.
2.2.2. Penger tian Marketing Mix
Para pemasar menggunakan alat untuk mendapatkan tanggapan yang diinginkan dari pasar sasaran mereka. Alat-alat itu membentuk suatu marketing mix.
Konsep marketing mix merupakan alat yang dikembangkan dengan baik yang dipakai sebagai struktur oleh pemasar. Konsep ini terdiri dari berbagai macam unsur program pemasaran yang perlu dipertimbangkan agar berhasil. Diantaranya dilaksanakan dengan strategi dan positioning pemasaran dalam pasar-pasar perusahaan tersebut.
Menurut Kotler (2004 : 18) Marketing Mix adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan terus menerus untuk mencapai tujuan pemasarannya dipasar sasaran. Keempat alat pemasaran tersebut diklasifikasikan menjadi empat kelompok yang luas. Fungsi perdagangan eceran menurut Davidon dalam Dahmiri (2009:8) :
2) Menawarkan produk dan jasa.
3) Memperoleh nilai pertukaran melalui penanganan transaksi yang efisien, penanganan lokasi, menyediakan waktu pembelian yang menyenangkan, dan informasi yang berguna untuk membuat keputusan serta harga yang bersaing.
2.2.3.Indikator marketing mix
Marketing Mix adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan
perusahaan terus menerus untuk mencapai tujuan pemasarannya dipasar sasaran. Dengan dimensi (Murwatiningsih, 2008:79):
a) Pr oduk /Bar ang Dagangan (X1)
Product adalah barang atau jasa yang dapat ditawarkan kedalam pasar untuk diperhatikan, dimiliki, digunakan atau dikonsumsi sehingga dapat memenuhi kebutuhan dan kepuasan konsumen (Murwatiningsih, 2008:79), dengan indikator :
d)Pr omosi (X4)
Marketing
Mar keting Mix
(X) Minat Beli
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Definisi Oper asional dan Pengukur an Var iabel
Untuk mempermudah dalam menyelesaikan permasalahan perlu diketahui beberapa definisi operasionalm sebagai berikut :
Mar keting Mix (X)
Marketing Mix adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan
perusahaan terus menerus untuk mencapai tujuan pemasarannya dipasar sasaran. Dengan dimensi (Murwatiningsih, 2008:79):
a) Pr oduk /Bar ang Dagangan (X1)
Product adalah barang atau jasa yang dapat ditawarkan kedalam pasar untuk diperhatikan, dimiliki, digunakan atau dikonsumsi sehingga dapat memenuhi kebutuhan dan kepuasan konsumen (Murwatiningsih, 2008:79), dengan indikator :
d)Pr omosi (X4)
g) Pr oses (X7)
skala
likert. skala ordinal,
3.3.2. Sumber Data
Structural Equation Modeling
1. Estimasi Par ameter SEM - Partial Least Square (PLS) :
Ordinary Last Square
• Weight Estimate
•
•
2. Langkah-langkah analisis model fit per samaan str uktur al dengan
SEM-Partial Least Square (PLS) :
goodness of fit
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskr ipsi Obyek Penelitian 4.1.1. Sejer ah singkat Per usahaan
Carrefour Indonesia memulai sejarahnya di Indonesia pada bulan Oktober 1998 dengan membuka unit pertama di Cempaka Putih. Pada saat yang sama, Continent, juga sebuah paserba dari Perancis, membuka unit pertamanya di Pasar Festival.
Carrefour Indonesia secara resmi meluncurkan program BBM (Benar-Benar Murah) di Carrefour Seasons City, Jakarta. Untuk saat ini, terdapat 12 jenis produk dengan harga jual 30% lebih murah dari harga merk nasional dan tentunya tanpa mengurangi kualitas produk tersebut. BBM diterapkan di semua gerai Carrefour di Indonesia mulai tanggal 31 Maret 2010. Program yang baru pertama ada di Indonesia ini sengaja diluncurkan Carrefour untuk membuktikan eksistensi produk asli Indonesia ditengah maraknya produk impor yang masuk ke Indonesia.
Program BBM merupakan program permanen Carrefour dan bukan merupakan program promosi bulanan. Hal ini ditegaskan Irawan Kadarman, Corporate Affairs Director PT. Carrefour Indonesia saat peluncuran program BBM. “Kami sudah cukup lama melakukan berbagai persiapan untuk meluncurkan BBM. BBM memang kami siapkan sebagai program permanen dan bukan merupakan program promosi bulanan seperti yang selama ini biasa dilakukan gerai pasar modern. Setelah peluncuran 12 produk BBM inipun kami terus melakukan kajian sehingga kelak jumlah jenis produk BBM terus bertambah, tidak hanya 12 produk,” jelas Irawan.
termasuk pemasok UKM yang turut serta dalam program BBM ini. Bahkan kami tidak memasukkan produk fresh yang menjadi kekuatan pedagang pasar tradisonal ke dalam BBM. Jadi program ini sedemikian rupa dirancang untuk menguntungkan semua pihak,” tambah Irawan.
mempersilahkan saja selama tidak merugikan masyarakat terutama para pemasok yang selalu dipandang Carrefour sebagai mitra usaha.
4.1.2. Komitmen Car r efour
1. Ada yang Lebih Murah Kami Ganti 10x lipat
2. Penggantian hanya berlaku pada hari yang sama pada saat pembelian. 3. Satu pelanggan (dan satu keluarga) hanya dapat mengklaim 1 kali dalam
satu minggu.
4. Perbandingan selisih hanya bisa dilakukan untuk gerai moderen (Griya/Yogya, Giant Superindo, Hero dan Hypermart) yang berjarak maksimum 2 km dari Carrefour tempat Anda mengklaim dan tidak berlaku untuk pembelian di pasar tradisional atau toko kecil.
5. Hanya berlaku untuk produk kebutuhan sehari-hari (grocery) dan produk segar, kecuali departemen Bakery dan Salad Bar.
6. Selisih harga akan diganti sebesar 10 kali lipat. Pelanggan harus menunjukkan struk belanja Carrefour dan struk belanja gerai moderen lain pada hari yang sama.
7. Khusus untuk harga promosi kompetitor, klaim hanya akan diberlakukan penggantian selisih 1 kali lipat.
9. Pengembalian selisih harga ini bisa dilakukan setelah pelanggan mengisi dan mengembalikan formulir di Bagian Pusat Informasi, sambil membawa dan menunjukkan barang yang dibeli lengkap dengan struk belanja Carrefour dan struk belanja gerai moderen lain, satu struk hanya untuk
Gambaran statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui gambaran jawaban responden berdasarkan hasil penyebaran kuesioner terhadap unsur-unsur yang ada pada setiap variabel.
a. Deskr ipsi r esponden ber dasarkan jenis kelamin
Identitas Responden Menurut Jenis Kelamin dapat dilihat pada Tabel 4.1. Dalam Tabel 4.1 terlihat bahwa dari 100 responden 20 responden (17%) adalah laki-laki, 85 responden (83%) perempuan.
Tabel 4.1
Identitas Responden Menur ut J enis Kelamin
J enis Kelamin J umlah Per senta se
Laki-Laki 20 17
Perempuan 85 83
Total 115 100
b. Deskr ipsi r esponden ber dasarkan kelompok pendidikan
Pada tabel 4.2 menunjukkan bahwa responden terbesar adalah berpendidikan D3 sebanyak 52 orang (45%), selanjutnya responden yang berpendidikan S1 sebanyak sejumlah 37 orang (32%), D1 sebanyak sejumlah 12 orang (10%)selanjutnya responden sedikit adalah SMU sejumlah 14 orang (12%).
Tabel 4.2
Identitas Responden Menur ut Pendidikan No Jabatan Jumlah (orang) Persentase (%)
1. SMU 14 12
c. Deskr ipsi r esponden ber dasarkan kelompok umur
Pada tabel 4.2 menunjukkan bahwa responden yang berusia 36–45 tahun sejumlah 44 orang (39%) selanjutnya, yang berumur sekitar 25–35 tahun sejumlah 45 orang (39%), selanjutnya responden yang berusia lebih dari 46-55 tahun sejumlah 21 orang (18%) dan yang terakhir adalah responden yang berusia 55 tahun sebanyak 5 orang (4%).
4.2.2. Uji Validitas
Outlier adalah observasi atau data yang memiliki karakteristik unik
yang terlihat sangat berbeda jauh dari observasi-observasi lainnya dan muncul dalam bentuk nilai ekstrim untuk sebuah variabel tunggal atau variabel kombinasi atau mutivariat (Hair, 1998). Evaluasi terhadap outlier
multivariate (antar variabel) perlu dilakukan sebab walaupun data yang
dianalisis menunjukkan tidak ada outliers pada tingkat univariate, tetapi observasi itu dapat menjadi outliers bila sudah saling dikombinasikan. Jarak antara Mahalanobis untuk tiap-tiap observasi dapat dihitung dan akan menunjukkan sebuah observasi dari rata-rata semua variabel dalam sebuah ruang multidimensional (Hair.dkk, 1998; Tabachnick & Fidel, 1996). Uji terhadap outliers multivariate dilakukan dengan menggunakan jarak Mahalanobis pada tingkat p < 1%. Jarak Mahalanobis itu dievaluasi dengan menggunakan χ² (chi kuadrat) pada derajat bebas sebesar jumlah variabel yang digunakan dalam penelitian ini. Hasil uji outlier tampak pada tabel berikut :
Tabel 4.3. Hasil Uji Outlier Multivar iate
Berdasarkan tabel diatas, setelah dilakukan pengujian ditemukan bahwa tidak terdapat outlier multivariat [antar variabel], karena MD Maksimum 24,144 < 29,588
4.2.3. Uji Reliabilitas
Seperti telah dijelaskan pada bab sebelumnya bahwa Cronbach’s
Alpha ini digunakan untuk mengestimasi reliabiltas setiap skala (variabel
atau observasi indikator). Sementara itu item to total correlation digunakan untuk memperbaiki ukuran – ukuran dan mengeliminasi butir – butir yang kehadirannya akan memperkecil koefisien Cronbach’s Alpha yang dihasilkan (Purwanto, 2002). Hasil selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut :
.
Tabel 4.4. Pengujian Reliability Consistency Inter nal
Konst rak I ndikat or I t em t o Tot al
mengeliminasi item-item yang kehadirannya akan memperkecil koefisien Cronbach’s Alpha yang dihasilkan.
Proses eleminasi diperlakukan pada item to total correlation pada indikator yang nilainya < 0,5 [Purwanto,2003]. Terjadi eliminasi karena nilai item to total correlation indikator belum seluruhnya ≥ 0,5. Indikator yang tereliminasi tidak disertakan dalam perhitungan cronbach's alpha. Perhitungan cronbach's dilakukan setelah proses eliminasi.
Reliabilitas konstruk ( Variabel) yang diukur dengan nilai
composite reliability, konstruk (Variabel) reliabel jika nilai composite
reliability di atas 0,70. Hasil pengujian menunjukkan bahwa konstruk
(Variabel) kualitas produk, pengulangan periklanan dan kepuasan konsumen memiliki nilai composite reliability lebih besar darin 0,7. Sehingga ketiga variabel tersebut Reliabel.
4.2.4. Model Str uktur al
Pengujian terhadap model struktural dilakukan dengan melihat nilai R-Square yang meruapakan uji goodness-fit model.
R-square
K.Produk
Periklanan
Kepuasan 0.273
Sumber : Lampiran
4.4 Pembahasan
Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan didapatkan bahwa Faktor Marketing Mix tidak berpengaruh terhadap Faktor minat beli ulang. Hal ini berarti tidak sesuai dengan teori Siringoringo (2004:154) menyatakan bahwa marketing mix mempengaruhi perilaku konsumen. marketing mix
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisis data dengan menggunakan PLS dan pembahasan hasil penelitian yang telah dikemukakan, dapat disimpulkan hal-hal untuk menjawab permasalahan sebagai berikut : Variabel marketing mix tidak berpengaruh terhadap minat beli ulang. Hal ini menunjukkan bahwa manajemen harus memberikan perhatian lebih pada marketing mix, karena strategi tersebut digunakan untuk mempengaruhi minat beli ulang.
5.2 Sar an
Sehubungan dengan permasalahan dari hasil analisa data yang telah disajikan dihasil penelitian, maka dapat dikemukakan beberapa saran yang bermanfaat, antara lain :
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskr ipsi Obyek Penelitian 4.1.1. Sejer ah singkat Per usahaan
Carrefour Indonesia memulai sejarahnya di Indonesia pada bulan Oktober 1998 dengan membuka unit pertama di Cempaka Putih. Pada saat yang sama, Continent, juga sebuah paserba dari Perancis, membuka unit pertamanya di Pasar Festival.
Carrefour Indonesia secara resmi meluncurkan program BBM (Benar-Benar Murah) di Carrefour Seasons City, Jakarta. Untuk saat ini, terdapat 12 jenis produk dengan harga jual 30% lebih murah dari harga merk nasional dan tentunya tanpa mengurangi kualitas produk tersebut. BBM diterapkan di semua gerai Carrefour di Indonesia mulai tanggal 31 Maret 2010. Program yang baru pertama ada di Indonesia ini sengaja diluncurkan Carrefour untuk membuktikan eksistensi produk asli Indonesia ditengah maraknya produk impor yang masuk ke Indonesia.
Program BBM merupakan program permanen Carrefour dan bukan merupakan program promosi bulanan. Hal ini ditegaskan Irawan Kadarman, Corporate Affairs Director PT. Carrefour Indonesia saat peluncuran program BBM. “Kami sudah cukup lama melakukan berbagai persiapan untuk meluncurkan BBM. BBM memang kami siapkan sebagai program permanen dan bukan merupakan program promosi bulanan seperti yang selama ini biasa dilakukan gerai pasar modern. Setelah peluncuran 12 produk BBM inipun kami terus melakukan kajian sehingga kelak jumlah jenis produk BBM terus bertambah, tidak hanya 12 produk,” jelas Irawan.
termasuk pemasok UKM yang turut serta dalam program BBM ini. Bahkan kami tidak memasukkan produk fresh yang menjadi kekuatan pedagang pasar tradisonal ke dalam BBM. Jadi program ini sedemikian rupa dirancang untuk menguntungkan semua pihak,” tambah Irawan.
mempersilahkan saja selama tidak merugikan masyarakat terutama para pemasok yang selalu dipandang Carrefour sebagai mitra usaha.
4.1.2. Komitmen Car r efour
1. Ada yang Lebih Murah Kami Ganti 10x lipat
2. Penggantian hanya berlaku pada hari yang sama pada saat pembelian. 3. Satu pelanggan (dan satu keluarga) hanya dapat mengklaim 1 kali dalam
satu minggu.
4. Perbandingan selisih hanya bisa dilakukan untuk gerai moderen (Griya/Yogya, Giant Superindo, Hero dan Hypermart) yang berjarak maksimum 2 km dari Carrefour tempat Anda mengklaim dan tidak berlaku untuk pembelian di pasar tradisional atau toko kecil.
5. Hanya berlaku untuk produk kebutuhan sehari-hari (grocery) dan produk segar, kecuali departemen Bakery dan Salad Bar.
6. Selisih harga akan diganti sebesar 10 kali lipat. Pelanggan harus menunjukkan struk belanja Carrefour dan struk belanja gerai moderen lain pada hari yang sama.
7. Khusus untuk harga promosi kompetitor, klaim hanya akan diberlakukan penggantian selisih 1 kali lipat.
9. Pengembalian selisih harga ini bisa dilakukan setelah pelanggan mengisi dan mengembalikan formulir di Bagian Pusat Informasi, sambil membawa dan menunjukkan barang yang dibeli lengkap dengan struk belanja Carrefour dan struk belanja gerai moderen lain, satu struk hanya untuk
Gambaran statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui gambaran jawaban responden berdasarkan hasil penyebaran kuesioner terhadap unsur-unsur yang ada pada setiap variabel.
a. Deskr ipsi r esponden ber dasarkan jenis kelamin
Identitas Responden Menurut Jenis Kelamin dapat dilihat pada Tabel 4.1. Dalam Tabel 4.1 terlihat bahwa dari 100 responden 20 responden (17%) adalah laki-laki, 85 responden (83%) perempuan.
Tabel 4.1
Identitas Responden Menur ut J enis Kelamin
J enis Kelamin J umlah Per senta se
Laki-Laki 20 17
Perempuan 85 83
Total 115 100
b. Deskr ipsi r esponden ber dasarkan kelompok pendidikan
Pada tabel 4.2 menunjukkan bahwa responden terbesar adalah berpendidikan D3 sebanyak 52 orang (45%), selanjutnya responden yang berpendidikan S1 sebanyak sejumlah 37 orang (32%), D1 sebanyak sejumlah 12 orang (10%)selanjutnya responden sedikit adalah SMU sejumlah 14 orang (12%).
Tabel 4.2
Identitas Responden Menur ut Pendidikan No Jabatan Jumlah (orang) Persentase (%)
1. SMU 14 12
c. Deskr ipsi r esponden ber dasarkan kelompok umur
Pada tabel 4.2 menunjukkan bahwa responden yang berusia 36–45 tahun sejumlah 44 orang (39%) selanjutnya, yang berumur sekitar 25–35 tahun sejumlah 45 orang (39%), selanjutnya responden yang berusia lebih dari 46-55 tahun sejumlah 21 orang (18%) dan yang terakhir adalah responden yang berusia 55 tahun sebanyak 5 orang (4%).
4.2.2. Uji Validitas
Outlier adalah observasi atau data yang memiliki karakteristik unik
yang terlihat sangat berbeda jauh dari observasi-observasi lainnya dan muncul dalam bentuk nilai ekstrim untuk sebuah variabel tunggal atau variabel kombinasi atau mutivariat (Hair, 1998). Evaluasi terhadap outlier
multivariate (antar variabel) perlu dilakukan sebab walaupun data yang
dianalisis menunjukkan tidak ada outliers pada tingkat univariate, tetapi observasi itu dapat menjadi outliers bila sudah saling dikombinasikan. Jarak antara Mahalanobis untuk tiap-tiap observasi dapat dihitung dan akan menunjukkan sebuah observasi dari rata-rata semua variabel dalam sebuah ruang multidimensional (Hair.dkk, 1998; Tabachnick & Fidel, 1996). Uji terhadap outliers multivariate dilakukan dengan menggunakan jarak Mahalanobis pada tingkat p < 1%. Jarak Mahalanobis itu dievaluasi dengan menggunakan χ² (chi kuadrat) pada derajat bebas sebesar jumlah variabel yang digunakan dalam penelitian ini. Hasil uji outlier tampak pada tabel berikut :
Tabel 4.3. Hasil Uji Outlier Multivar iate
Berdasarkan tabel diatas, setelah dilakukan pengujian ditemukan bahwa tidak terdapat outlier multivariat [antar variabel], karena MD Maksimum 24,144 < 29,588
4.2.3. Uji Reliabilitas
Seperti telah dijelaskan pada bab sebelumnya bahwa Cronbach’s
Alpha ini digunakan untuk mengestimasi reliabiltas setiap skala (variabel
atau observasi indikator). Sementara itu item to total correlation digunakan untuk memperbaiki ukuran – ukuran dan mengeliminasi butir – butir yang kehadirannya akan memperkecil koefisien Cronbach’s Alpha yang dihasilkan (Purwanto, 2002). Hasil selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut :
.
Tabel 4.4. Pengujian Reliability Consistency Inter nal
Konst rak I ndikat or I t em t o Tot al
mengeliminasi item-item yang kehadirannya akan memperkecil koefisien Cronbach’s Alpha yang dihasilkan.
Proses eleminasi diperlakukan pada item to total correlation pada indikator yang nilainya < 0,5 [Purwanto,2003]. Terjadi eliminasi karena nilai item to total correlation indikator belum seluruhnya ≥ 0,5. Indikator yang tereliminasi tidak disertakan dalam perhitungan cronbach's alpha. Perhitungan cronbach's dilakukan setelah proses eliminasi.
Reliabilitas konstruk ( Variabel) yang diukur dengan nilai
composite reliability, konstruk (Variabel) reliabel jika nilai composite
reliability di atas 0,70. Hasil pengujian menunjukkan bahwa konstruk
(Variabel) kualitas produk, pengulangan periklanan dan kepuasan konsumen memiliki nilai composite reliability lebih besar darin 0,7. Sehingga ketiga variabel tersebut Reliabel.
4.2.4. Model Str uktur al
Pengujian terhadap model struktural dilakukan dengan melihat nilai R-Square yang meruapakan uji goodness-fit model.
R-square
K.Produk
Periklanan
Kepuasan 0.273
Sumber : Lampiran
4.4 Pembahasan
Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan didapatkan bahwa Faktor Marketing Mix tidak berpengaruh terhadap Faktor minat beli ulang. Hal ini berarti tidak sesuai dengan teori Siringoringo (2004:154) menyatakan bahwa marketing mix mempengaruhi perilaku konsumen. marketing mix
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisis data dengan menggunakan PLS dan pembahasan hasil penelitian yang telah dikemukakan, dapat disimpulkan hal-hal untuk menjawab permasalahan sebagai berikut : Variabel marketing mix tidak berpengaruh terhadap minat beli ulang. Hal ini menunjukkan bahwa manajemen harus memberikan perhatian lebih pada marketing mix, karena strategi tersebut digunakan untuk mempengaruhi minat beli ulang.
5.2 Sar an
Sehubungan dengan permasalahan dari hasil analisa data yang telah disajikan dihasil penelitian, maka dapat dikemukakan beberapa saran yang bermanfaat, antara lain :
DAFTAR PUSTAKA
Aaker, David. (1997). Manajemen Ekuitas Merek. Jakarta: Spektrum. Amstrong, G. 2003. Marketing. Amerika: Prentice – Hall, inc.
Assael, H, 1995, Consumer Behaviour and Marketing Action, South Western College Publishing, Cincinnati
Assauri, S. 2002. Manajemen Pemasaran. Jakarta: Rajawali Pers
Dahmiri, 2009, “Pengaruh Bauran Penjualan Eceran (Retailing Mix) Terhadap Citra Department Store (Studi Pada Ramayana Department Store Kota Jambi) Jurnal Manajemen Pemasaran, Vol. 5, NO. 1, Oktober 2009
Dharmesta , B. S., & Handoko, Tani. (2000). Manajemen Pemasaran: Analisa
Perilaku Konsumen.Yogyakarta: BPFE
Ferdinand, Agusty, 2002, Structural Equation Modeling dalam penelitian
Manajemen, Edisi kedua, BP Undip Semarang.
Hair, J.F. et. al. 1998, Multivariate Data Analysis, Fifth Edition, Prentice-Hall International, Inc., New Jersey.
Hartline, Michael D. and O.C. Ferrell, 1996, “The Management of Customer-Contact Service Employees : An Empirical Investigation”, Journal of
Marketing. 60 (4) : 52-70.
Handoko, T. H. 1997. Manajemen (edisi ke-2). Yogyakarta: BPFE
Kotler, P., 1990. Manajemen Pemasaran; Analisis, perencanaan dan
pengendalian Jilid II. Jakarta: Erlangga.
___________, 1997, Dasar-dasar pemasaran Edisi Bahasa Indonesia Jilid 2, Prehallindo, Jakarta.
___________, 2004. Manajemen Pemasaran; Analisis, perencanaan,
implementasi dan pengendalian (edisi ke-7). Jakarta: Fakultas Ekonomi
Indonesia
Lamb, Jr, Charles W, dkk, 2001, Pemasaran, Buku Satu, Penerbit Salemba Empat, Jakarta
Mangkunegara, A. P. 2005. Perilaku Konsumen (edisi revisi). Bandung: Refika Aditama
Marwan, 2001, Pemasaran Retail, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
Mason, Mayer dan Ezell, 1988, Performance Apraisal, PT. Raja Grafindo
Peter and Olson, 2002. Consumer Behaviour, Perilaku Konsumen dan Strategi
Pemasaran, Penerbit Erlangga, Jakarta
Purwanto, BM, 2003. Does Gender Moderate the Effect of Role Stress on Salesperson's Internal States and Performance ? An Application of Multigroup Structural Equation Modeling [MSEM], Jurnal Manajemen,
Akuntansi dan Ekonomi Pembangunan, Buletin Ekonomi FE UPN
"Veteran" Yogyakarta. 6 (8) : 1-20
Semuel, Hatane, 2006, Ekspektasi Konsumen Dan Aplikasi Bauran Pemasaran Terhadap Loyalitas Toko Moderen Dengan Kepuasan Konsumen Sebagai Intervening, Jurnal Manajemen Pemasaran, Vol. 1, NO. 2, Oktober 2006 Schiffman, L.G., & Kanuk, L. L. (2004) . Consumer Behavior (edisi ke-8). New
Jersey: Prentice Hall.
Setiadi, N. J. 2003. Perilaku Konsumen: Konsep dan Implikasi untuk Strategi dan
Penelitian Pemasaran. Jakarta: Fajar Interpratama.
Sudayat, 2009, Manajemen Pemasaran, BPFE, Yogyakarta.
Sumarsono, 2004. Metode Penelitian, Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jatim, Surabaya
Tabachnick B.G. and Fidel, L.S., 1998, Using Multivariate Statistics, Third Edition, Harper Collins College Publisher, New York.