• Tidak ada hasil yang ditemukan

VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI LOYALITAS KONSUMEN DALAM MEMBELI AIR MINUM DALAM KEMASAN MEREK AQUA DI SURABAYA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI LOYALITAS KONSUMEN DALAM MEMBELI AIR MINUM DALAM KEMASAN MEREK AQUA DI SURABAYA."

Copied!
112
0
0

Teks penuh

(1)

( Studi kasus pada konsumen air minum Aqua galon pada agen Saver o di Per umahan Medokan Ayu Regency 1 Sur abaya)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi persyar atan dalam memper oleh gelar sar jana Ilmu Administr asi Bisnis pada FISIP UPN “Veter an” J awa Timur

Oleh :

DINDA SISKARTIKA SARI 0842010024

YAYASAN KESEJ AHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI BISNIS

(2)

KONSUMEN DALAM MEMBELI AIR MINUM DALAM KEMASAN MERK AQUA DI SURABAYA

Disusun Oleh : DINDA SISKARTIKA SARI

0842010024

Telah disetujui untuk mengikuti Ujian Skripsi Menyetujui,

Pembimbing Utama

Dra.Siti Ning Farida, M.Si NIP. 196407291990032001

Mengetahui, DEKAN

(3)

DINDA SISKARTIKA SARI 0842010024

Telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan

Nasional “Veteran” Jawa Timur Pada tanggal Mei 2012

DOSEN PEMBIMBING TIM PENGUJ I :

1. Ketua

Dra. Siti Ning Far ida, M. Si Dr a.Ec.Hj. Supar wati, M.Si NIP : 196407291990032001 NIP. 195507181983022001

2. Sekr etar is

Dr a. Siti Ning Farida, M. Si NIP : 196407291990032001

3. Anggota

Susi Hariyawati,S.Sos.M.Si N NIP : 1964021519910320001 Mengetahui,

DEKAN

(4)

Dengan mengucappuji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Variabel-Var iabel yang Mempengar uhi Konsumen Dalam Membeli Air Minum Dalam Kemasan Mer ek Aqua di Surabaya”.

Dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa hormat dan ucapan terimakasih kepada ibu Dra. Siti Ning Farida, M.Si selaku dosen pembimbing yang bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dan petunjuk kepada penulis, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Tidak lupa penulis juga menyampaikan terimakasih kepada :

1. Ibu Hj. Suparwati, Dra, Ec, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” JawaTimur. 2. Ibu Lia Nirawati, Dra, M.Si, selaku ketua Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis FISIP Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” JawaTimur.

3. Ibu Siti Ning Farida, Dra, M.Si selaku sekertaris Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis FISIP Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” JawaTimur.

(5)

6. Kedua orang tua dan saudara penulis yang memberikan dukungan baik moril maupun materil.

Penulis menyadari bahwa di dalam skripsi ini akan ditemukan banyak kekurangan. Untuk itu kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat diharapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya, dengan segala keterbatasan yang penulis miliki semoga laporan skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak umumnya dan penulis pada khususnya.

Surabaya, Mei 2012

(6)

Oleh :

DINDA SISKARTIKA SARI 0842010024

ABSTRAKSI

PT. Aqua Golden Mississipi merupakan perusahaan yang memproduksi produk air minum dalam kemasan dan produknya adalah Aqua.Judul Penelitian ini adalah variabel- variabel yang mempengaruhi loyalitas konsumen dalam membeli air minum dalam kemasan merk Aqua di Surabaya. Rumusan masalah yaitu pengaruh simultan dan parsial variabel kepuasan, kebiasaan, komitmen, kesukaan dan biaya peralihan berpengaruh terhadap loyalitas konsumen.Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kepuasan, kebiasaan, komitmen, kesukaan dan biaya peralihan tehadap loyalitas konsumen secara simultan dan parsial.

Populasi dan sample dalam penelitian ini adalah konsumen yang membeli air minum dalam kemasan merk Aqua kemasan galon pada agen Savero di perumahan Medokan Ayu Regency I Surabaya.Teknik penarikan sampel teknik purposive sampling. Jenis data yaitu data primer dan pengumpulan datanya melalui penyebaran kuesioner, teknik analisis yang digunakan adalah Regresi Linier Berganda.

Berdasarkan hasil analisis terbukti bahwa secara simultan variabel bebas (kepuasan, kebiasaan, komitmen, kesukaan dan biaya peralihan) berpengaruh terhadap variabel terikat (loyalitas konsumen).Sedangkan secara parsial, satu variabel komitmen tidak berpengaruh terhadap loyalitas konsumen. Kesimpulan dan saran dari penelitian ini,yaitu variabel komitmen tidak berpengaruh terhadap loyalitas konsumen, sehingga perusahaan perlu memberikan informasi kepada konsumen tentang kelebihan dan jaminan kemurnian produk sehingga dapat menepis keraguan konsumen.

(7)

HALAMAN J UDUL ... i

HALAMAN PERSETUJ UAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

ABSTRAKSI ... xiv

BAB I : PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

BAB II : KAJ IAN PUSTAKA ... 7

2.1 Landasan Teori ... 7

2.1.1 Pemasaran ... 7

2.1.1.1 Pengertian Pemasaran ... 7

(8)

2.1.2.2 Faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen ... 11

2.1.3 Loyalitas ... 19

2.1.3.1 Definisi Loyalitas Konsumen ... 19

2.1.3.2 Pengukuran Loyalitas ... 22

2.1.3.3 Faktor yang mempengaruhi loyalitas konsuemn ... 25

2.1.4 Kepuasan ( Satifaction) ... 26

2.1.4.1 Pengertian kepuasan ... 26

2.1.5 Kebiasaan ... 27

2.1.6 Komitmen ( Commitment) ... 28

2.1.7 Kesukaan (Liking of The Brand) ... 29

2.1.8 Biaya Peralihan (Switching Cost) ... 30

2.1.8.1 Keputusan Peralihan Konsumen ... 31

2.2 Kerangka Berpikir ... 33

2.3 Hipotesis ... 36

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN ... 37

3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 37

3.1.1 Definisi Operasional ... 37

3.1.2 Pengukuran Variabel ... 41

3.2 Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel ... 42

(9)

3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 44

3.3.1 Jenis Data ... 44

3.3.2 Sumber Data ... 44

3.3.3 Pengumpulan Data ... 45

3.4 Teknik Analisis dan Pengujian Hipotesis ... 45

3.4.1 Teknik Analisis ... 45

3.4.1.1 Uji Validitas ... 45

3.4.1.2 Uji Realibilitas ... 46

3.4.1.3 Analisis Pengujian Asumsi Klasik ... 47

3.4.1.4 Teknik Analisis Linier Berganda ... 50

3.4.2 Uji Hipotesis ... 51

BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN ... 56

4.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 56

4.2 Deskripsi Data Penelitian ... 59

4.2.1 Analisis Deskriptif Data Responden ... 59

4.2.2 Analisis Deskriptif Variabel Berdasarkan Kuesioner ... ` 61

4.3 Uji Kualitas Data ... 67

4.3.1 Uji Validitas ... 67

4.3.2 Uji Reliabilitas ... 70

(10)

4.4.3 Uji Heterokedastisitas ... 74

4.5 Analisis Regresi dan Uji Hipotesis ... 75

4.5.1 Analisis Regresi Linear Berganda ... 75

4.5. 3 Uji F ... 80

4.5.4 Uji t ... 82

4.6 Pembahasan ... 89

4.6.1 Pembahasan Secara Simultan ... 89

4.6.2 Pembahasan Secara Parsial ... 90

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN ... 94

5.1 Kesimpulan ... 94

5.2 Saran ... 95

DAFTAR PUSTAKA ... 96

(11)

Gambar 2.1 Siklus Pembelian... 20

Gambar 2.2 Kerangka Berfikir ... 36

Gambar 3.1 Kurva F ... 53

Gambar 3.2 Kurva T ... 55

Gambar 4.1 Persebaran Pola Residual ... 74

Gambar 4.2 Kurva Daerah Penerimaan dan Penolakan H

0

Uji F ... 79

Gambar 4.3 Kurva Daerah Penerimaan dan Penolakan H

0

Uji T Variabel X

.... 81

Gambar 4.4 Kurva Daerah Penerimaan dan Penolakan H

0

Uji T Variabel X

2 ....

82

Gambar 4.5 Kurva Daerah Penerimaan dan Penolakan H0 Uji T Variabel X3 ...

84

Gambar 4.6 Kurva Daerah Penerimaan dan Penolakan H

0

Uji T Variabel X

4 ...

85

(12)

Tabel 3.1 Pengambilan Keputusan Ada Tidaknya Autokorelasi ... 49

Tabel 4.1 Deskripsi Jenis Kelamin Responden ... 60

Tabel 4.2 Deskripsi Pekerjaan Responden ... 60

Tabel 4.3 Deskripsi Pendidikan Responden ... 61

Tabel 4.4 Deskripsi Tanggapan Responden Variabel Kepuasan (X1) ... 62

Tabel 4.5 Deskripsi Tanggapan Responden Variabel Kebiasaan (X

2

) ... 63

Tabel 4.6 Deskripsi Tanggapan Responden Variabel Komitmen (X

3

) ... 64

Tabel 4.7 Deskripsi Tanggapan Responden Variabel Kesukaan (X4) ... 65

Tabel 4.8 Deskripsi Tanggapan Responden Variabel Biaya Peralihan (X

5

) ... 66

Tabel 4.9 Deskripsi Tanggapan Responden Variabel Loyalitas Konsumen (Y) 67

Tabel 4.10 Hasil Uji Validitas Variabel Kepuasan (X

1

) ... 69

Tabel 4.11 Hasil Uji Validitas Variabel Kebiasaan (X

2

) ... 69

Tabel 4.12 Hasil Uji Validitas Variabel Komitmen (X3) ... 70

Tabel 4.13 Uji Validitas Variabel Kesukaan (X

4

) ... 71

Tabel 4.14 Hasil Uji Validitas Variabel Biaya Peralihan (X5) ... 71

Tabel 4.15 Hasil Uji Validitas Variabel Loyalitas Konsumen (Y) ... 72

Tabel 4.16 Nilai Koefisien Alpha Cronbach ... 73

Tabel 4.17 Nilai Statistik Multikolonieritas ... 74

Tabel 4.18 Hasil Uji Autokorelasi ... 75

(13)
(14)

Lampiran 2. Data Responden

Lampiran 3. Scoring Kuesioner

Lampiran 4. Uji Validitas Untuk Variabel Kepuasan

Lampiran 5. Uji Validitas Untuk Variabel Kebiasaan

Lampiran 6. Uji Validitas Untuk Variabel Komitmen

Lampiran 7. Uji Validitas Untuk Variabel Kesukaan

Lampiran 8 Uji Validitas Untuk Variabel Biaya Peralihan

Lampiran 9 Uji Validitas Untuk Variabel Loyalitas Konsumen

Lampiran 10 Uji Asumsi Klasik

Lampiran 11 Uji Regresi Linier Berganda

Lampiran 12 Tabel Durbin Wiston

Lampiran 13 Tabel Uji F

Lampiran 14 Tabel Uji T

(15)

1.1. Latar Belakang

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini semakin berkembang, sehingga berdampak pada persaingan di dunia usaha baik yang bergerak dalam industri , perdagangan, maupun jasa. Kesuksesan akan dapat diraih dalam persaingan apabila perusahaan dapat menciptakan dan mempertahankan konsumen. Dalam mencapai tujuan tersebut maka perusahan perlu melakukan berbagai usaha agar usaha yang telah direncanakan dapat segera tercapai.

(16)

keinginan seseorang atau selera konsumen. Demikian pula dengan berkembangnya produk air minum dalam kemasan (AMDK) yang beredar di Surabaya.

Besarnya daya konsumsi masyarakat terhadap air minum dalalam kemasan menyebabkan banyak perusahaan yang memproduksi air minum dengan berbagai kemasan. PT. Aqua Golden Mississipi merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang food and beverage yang memproduksi suatu produk air minum dalam kemasan dan yang menjadi bahan utamanya adalah air mineral asli dari sumber mata air, dimana produknya adalah Aqua. Aqua merupakan produk air minum dalam kemasan (AMDK) pertama kali di Indonesia yang dikemas dalam botol dan telah dikenal oleh masyarakat luas. Persaingan yang begitu ketat terlihat dari banyaknya air minum dalam kemasan (AMDK) yang beredar dipasaran. Adapun merk- merk air minum dalam kemasan (AMDK) yang beredar di wilayanh Surabaya , yaitu Total, Club, Ades, Vit, Cleo, Aquaria, Cheers dan merk-merk air minum buatan lokal sendiri. Dan itu merupakan pesaing bagi Aqua dalam melakukan kegiatan perluasan bisnisnya. Adanya fenomena tersebut menyebabkan konsumen dihadapkan pada berbagai pilihan produk yang pada akhirnya dapat memungkinkan konsumen untuk beralih ke merk lain, terlebih lagi apabila merk tersebut membuat suatu perubahan dan menawarkan karakteristik produk yang lebih unggul dari berbagai sudut atributnya.

(17)

konsumen sebanyak-banyaknya. Perusahaan akan berhasil memperoleh konsumen dalam jumlah yang banyak apabila dinilai dapat memberikan kepuasan bagi konsumennya. Terciptanya suatu kepuasan konsumen dapat memberikan beberapa manfaat, diantaranya hubunagan perusahaan dan konsumen semakin harmonis, memberikan dasar yang baik bagi pembelian ulang, membentuk suatu rekomendasi dari mulut ke mulut yang dapat menguntungkan bagi perusahaan dan dapat terciptanya loyalitas konsumen.

Pesaing aqua kini bukan hanya terbatas pada kategori air minum dalam kemasan saja, melainkan melebur pada industri secara umum. Secara umum pembagian kategori besar industri minuman yaitu air mineral (40%), teh (30%), minuman ringan karbonasi (20%), dan minuman lainnya seperti jus (10%). Hal tersebut menunjukkan bahwa dari segi volume penjualan, air mineral dalam kemasan telah mampu menguasai pasar nasional yang ada.

Konsumen yang loyal merupakan peluang untuk mendapatkan konsumen baru. Mempertahankan semua konsumen yang ada umumnya akan lebih menguntungkan dibandingkan dengan pergantian konsumen karena biaya konsumen baru bisa beberapa kali lipat dari mempertahankan seorang konsumen yang sudah ada. Jadi mempertahankan konsumen sama dengan mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan.

(18)

Kebiasaan konsumen merupakan tingkat loyalitas yang dapat terbentuk karena kebiasaan dalam membeli dan mengkonsumsi air minum dalam kemasan (AMDK) merk Aqua kemasan galon,dapat dilihat dari tingkat pembelian konsumen. Kebiasaan mengkonsumsi dapat menciptakan konsumen menjadi loyal terhadap produk air minum dalam kemasan (AMDK) merk Aqua kemasan galon yang ada. Maka sangat diperlukan kebiasaan agar konsumen memiliki loyalitas terhadap produk air mineral dalam kemasan (AMDK) merk Aqua kemasan galon.

Adanya komitmen yang dimiliki oleh konsumen dapat menciptakan nilai lebih bagi produk air minum dalam kemasan (AMDK) merk Aqua kemasan galon karena pengartian dari komitmen itu adalah memepercayai produk tersebut dengan cara mengkonsumsi atau membeli lebih dari sekali dan mempunyai kontribusi yang baik terhadap produk air minum dalam kemasan Aqua kemasan galon.

Faktor kesukaan dipengaruhi oleh tingkat kesukaan terhadap produk air minum dalam kemasan (AMDK) merk Aqua kemasan galon dengan tetap menyukai produk air minum dalam kemasan (AMDK) merk Aqua kemasan galon walaupun banyak pilihan produk yang sejenis bermunculan. Salah satu yang memebuat konsumen loyal terhadap kesukaan adalah kehigienisan produk,dan varian desain produk yang menarik konsumen.

(19)

Dari uraian diatas maka peneliti ingin lebih lanjut meneliti dan mengabil judul “ Var iabel-Var iabel Yang Mempengar uhi Loyalitas Konsumen Dalam Membeli Air Minum Dalam Kemasan Mer k Aqua Di Surabaya”.

1.2. Perumusan Masalah

1. Secara simultan apakah kepuasan, kebiasaan, komitmen, kesukaan dan biaya peralihan berpengaruh terhadap loyalitas konsumen dalam membeli air minum dalam kemasan merk Aqua kemasan galon? 2. Secara parsial apakah kepuasan, kebiasaan, komitmen kesukaaan dan

biaya peralihan berpengaruh terhadap loyalitas konsumen dalam membeli air minum dalam kemasan merk Aqua kemasan galon? 1.3. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui dan menganalisis pengaruh kepuasan, kebiasaan, komitmen, kesukaan dan biaya peralihan secara simultan terhadap loyalitas konsumen dalam membeli air minum dalam kemasan merk Aqua kemasan galon.

(20)

1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi : 1. Manfaat teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan bukti secara empiris mengenai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap manajemen pemasaran terutama mengenai loyalitas konsumen serta faktor-faktor yang berpengaruh terhadap loyalitas konsumen.

2. Manfaat praktis

a. Sebagai informasi dan bahan masukan ide serta gagasan pemikiran atau saran-saran dalam menentukan kebijakan loyalitas konsumen yang diharapkan dapat meningkatkan hasil penjualan dimasa yang akan datang.

(21)

BAB II

KAJ IAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teor i 2.1.1 Pemasar an

2.1.1.1 Penger tian Pemasar an

Persaingan dalam dunia bisnis sering terjadi dan semakin ketat. Setiap perusahaan mempunyai cara sendiri untuk memasarkan produknya. Setiap perusahaan menetapkan strategi pemasaran yang dapat memberikan kepuasaan kepada konsumen. Pemasaran adalah salah satu aktivitas yang penting bagi perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan. Tetapi banyak orang yang menduga pemasaran hanya penjualan, periklanan saja, namun sesungguhnya aktivitas tersebut hanya merupakan sebagian kecil dari aktivitas pemasaran yang lebih besar.

Kotler (2001:18) Pemasaran adalah proses social dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan dan pertukaran produk dan nilai satu sama lain.

(22)

Menurut Alma (2007:2) Pemasaran yaitu suatu proses dalam menentukan permintaan konsumen akan barang dan jasa, memotivasi penjualan, mendistribusikan ke konsumen akhir, dengan keuntungan sebagai imbalannya.

Semua definisi diatas tentang pemasaran sebenarnya memiliki kesamaan dan tidaklah bertentangan satu sama lainnya. Justru setiap rumusan tersebut saling melengkapi.

2.1.1.2 Konsep Pemasar an

Pada umumnya setiap perusahaan menganut salah satu konsep atau filosofi pemasaran, yaitu falsafah atau anggapan yang diyakini perusahaan sebagai dasar dari setiap kegiatannya dalam memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen. Menurut Tjiptono (2005:3) konsep pemasaran terbagi menjadi lima, yaitu :

1. Konsep produksi

Pemasar yang berpegang pada konsep ini berorientasi pada proses produksi/operasi (internal). Asumsi yang diyakini adalah konsumen hanya akan membeli produk-produk yang murah dan gampang diperoleh.

2. Konsep produk

(23)

3. Konsep penjualan

Konsep ini merupakan konsep yang berorientasi pada tingkat penjualan (internal), dimana pemasar beranggapan bahwa konsumen harus dipengaruhi (bila perlu, dibujuk) agar pemjualan meningkat. 4. Konsep pemasaran

Konsep pemasaran berorientasi pada konsumen (lingkungan eksternal), dengan anggapan bahwa konsumen hanya akan bersedia membeli produk-produk yang mampu memenuhi kebutuhan dan keinginannya serta memberikan kepuasan.

5. Konsep pemasaran sosial

Pemasar yang menganut konsep ini, beranggapan bahwa konsumen hanya bersedia membeli produk-produk yang mampu memuaskan kebutuhan dan keinginannya serta berkontribusi pada kesejahteraan lingkungan sosial konsumen.

2.1.2 Perilaku konsumen

2.1.2.1 Penger tian per ilaku konsumen

(24)

perusahaan dapat menyusun strategi dan program yang tepat dalam rangka memanfaatkan peluang-peluang yang ada dan mengungguli para pesaing-pesaing dengan produk sejenis.

Pada dasarnya perilaku konsumen sulit untuk dipelajari karena didalamnya terdapat kehendak, pikiran-pikiran yang sulit diduga. Tetapi dibalik kesulitan tersebut, perilaku konsumen merupakan faktor yang penting bagi kegiatan pemasaran organisasi atau perusahaan. Karena dengan mengamati perilaku konsumen, bagian pemasaran dapat merencanakan kegiatan yang akan dilakukan agar menarik kegiatan konsumen baik konsumen tetap maupun konsumen baru.

Perilaku konsumen sebagai bagian dari kegiatan manusia akan selalu berubah sesuai dengan pengaruh lingkungan dimana konsumen tersebut tinggal, serta pengaruh sosial. Untuk mengetahui perilaku secara pasti perilaku konsumen seorang pemasar harus melakukan penelitian sebagai langkah awal untuk mengetahui motifasi konsumen, produk yang dihasilkan diharapkan dapat merangsang motifasi konsumen untuk membeli dan memilikinya.

(25)

Menurut Handoko (2000 : 9) perilaku konsumen adalah kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan menggunakan keputusan kepada persiapan penentuan kegiatan-kegiatan. Menurut Nugroho ( 2003 : 3) perilaku konsumen adalah tindakan langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk atau jasa yang dinamis.

Menurut London dan Bitta (2000 : 6) perilaku konsumen adalah proses pengambilan keputusan dan aktivitas individu yang secara langsung terlibat dalam mengevaluasi memperoleh, menggunakan atau dapat mempergunakan barang dan jasa.

Berdasarkan pendapat para ahli tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa perilaku konsumen adalah tindakan-tindakan yang dilakukan oleh individu, kelompok atau organisasi yang berhubungan dengan pengambilan keputusan di dalam mendapatkan, mengkonsumsi, menggunakan barang-barang atau jasa ekonomi dapat mempengaruhi lingkungan.

2.1.2.2Faktor – faktor yang Mempengar uhi Per ilaku Konsumen

Menurut Engle et al (1995) dalam Simamora (2002 : 6) faktor faktor yang berpengaruh pada perilaku konsumen adalah faktor kebudayaan, faktor sosial, faktor personal dan faktor psikologis.

1. Faktor budaya

(26)

dimainkan oleh kultur, sub kultur dan kelas sosial pembeli ( Simamora, 2002 : 7 )

a. Kultur

Adalah faktor penentu paling pokok dari keinginan dan prilaku seseorang. Makhluk yang lebih rendah umumnya dituntut oleh naluri. Sedangkan manusia prilakunya biasanya dipeajari dari lingkungan sekitarnya. Sehingga nilai, persepsi, dan prilaku antara seseorang yang tinggal pada daerah tertentu dapat berbeda dengan orang lain yang berbeda di lingkungan yang lain pula. Sehingga pemasar sangat berkepentingan untuk melihat pergeseran kultur tersebut agar dapat menyediakan produk – produk baru yang diinginkan konsumen.

b. Sub kultur

(27)

c. Kelas sosial

Adalah susunan yang relatif permanen dan teratur dalam suatu masyarakat yang anggotanya mempunyai nilai, minat, dan perilaku yang sama. Kelas sosial tidak ditentukan oleh faktor tunggal seperti pendapatan tetapi diukur sebagai kombinasi pekerjaan, pendapatan, pendidikan, kekayaan dan variabelo lainnya.kelas sosial memperlihatkan prefensi produk dan merek yang berbeda.

2. Faktor sosial

Perilaku konsumen juga akan dipengaruhi oleh faktor sosial seperti kelompok kecil, keluarga, peran, dan status sosial dari konsumen. Faktor – faktor ini sangat mempengaruhi tanggapan konsumen. Oleh karena itu pemasar harus benar – benar memperhitungkannya untuk menyusun strategi pemasaran (Simamora, 2002 :8) :

a. Kelompok

(28)

b. Keluarga

Anggota keluarga pembeli dapat membeikan pengaruh terhadap perilaku pembeli. Pemasar perlu menentukan bagaimana interaksi diantara para anggota keluarga dalam mengambil keputusan dan berapa pasar pengaruh dari mereka masing – masing. Sehingga dapat memahami dinamika pengambilan keputusan dalam suatu keluarga, pemasar dapat dibantu dalam menetapkan strategi pemasaran yang terbaik bagi anggota keluarga yang tepat.

c. Peran dan status sosial

Posisi seseorang dalam tiap kelompok dapat ditentukan dari segi peran dan status. Tiap peran membawa status yang mencerminkan penghargaan umum oleh masyarakat

3. Faktor personal (pribadi)

Keputusan seorang pembeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi seperti umur dan tahap daur hidup pembeli, jabatan, keadaan ekonomi, gaya hidup, kepribadian dan konsep diri pembeli yang bersangkutan (Simamora, 2002 :10):

a. Usia dan tahap siklus hidup

(29)

b. Pekerjaan

Pekerjaan seseorang mempengaruhi barang dan jasa yang dibelinya. Dengan demikian pemasar dapat mengidentifikasi kelompok yang berhubungan dengan jabatanyang mempunyai minat di atas rata – rata terhadap produk mereka.

c. Keadaan ekonomi

Keadaan ekonomi sangat mempengaruhi pilihan produk. Pemasar yang produknnya peka terhadap pendapatan dapat dengan seksama memperhatikan kecenderungan dalam pendapatan pribadi, tabungan dan tingkat bunga. Jadi jika indikator ekonomi tersebut menunjukan adanya resesi, pemasar dapat mencari jalan untuk posisi produknya. d. Gaya hidup

Orang yang berasal dari sub kultur, kelas sosial dan pekerjaan yang sama dapat mempunyai gaya hidup yang berbeda. Gaya hidup seseorang menunjukan pola kehidupan orang yang bersangkutan, yang tercermin dalam kegiatan, minat dan pendapatannya. Konsep gaya hidup apabila digunakan oleh pemasar secara cermat, dapat membantu untuk memahami nilai – nilai konsumen yang terus berubah dan bagaimana nilai – nilai tersebut mempengaruhi prilaku konsumen. e. Kepribadian dan konsep diri

(30)

konstan terhadap lingkungannya sendiri. Kepribadian sangat bermanfaat untuk menganalisis perilaku konumen bagi beberapa pilihan produk atau merek. Pemasar juga dapat menggunakan konsep diri atau citra diri seseorang. Untuk memahami prilaku konsumen, pemasar dapat melihat pada hubungan antara konsep diri dan harta milik konsumen. Konsep diri ini telah berbaur dalam tanggapan konsumen terhadap citra merek.

4. Faktor psikologis

Adalah kebutuhan yang timbul dari keadaan fisiologis tertentu. Pilihan pembelian seseorang juga dipengaruhi oleh faktor psikologis yang utama, yaitu motivasi, persepsi, proses belajar serta kepercayaan dan sikap (Simamora, 2002 : 11)

a. Motivasi

Didefinisikan sebagai suatu yang cukup menekan seseorang untuk mengejar kepuasan. Kebanyakan dari kebutuhan – kebutuhan yang ada tidak cukup kuat untuk memotivasi seseorang untuk bertindak pada suatu saat tertentu. Suatu kebutuhan akan berubah menjadi motif apabila kebutuhan itu telah mencapai tingkat tertentu.

b. Persepsi

(31)

c. Proses belajar

Menjelaskan perubahan dalam prilaku konsumen yang timbul dari pengalaman dan kebanyakan prilaku manusia adalah hasil proses belajar. Secara teori, pembelajaran seseorang dihasilkan melalui dorongan, rangsangan, isyarat, tanggapan dan sikap.

d. Kepercayaan dan sikap

Melalui tindakan dan proses belajar, orang akan mendapatkan kepercayaan dan sikap yang kemudian mempengaruhi perilaku pembeli. Kepercayaan adalah suatu pemikiran deskriptif yang memiliki seseorang tentang sesuatu. Sedangkan sikap adalah organisasi dan motivasi, perasaan emosional, persepsi, dan proses kognitif kepada suatu aspek. Kepercayaan dapat berupa pengetahuan, pendapat atau sekedar percaya. Kepercayaan inilah yang akan membentuk citra merek dan produk. Sedangkan sikap menuntun orang untuk berprilaku secara relatif konsisten terhadap obyek yang sama.

Menurut Fandy Tjiptono (2001 : 97) pelanggan adalah pemakai akhir suatu produk dan pembeli dari penghasilan yang pemasok

Ada beberapa definisi tentang pelanggan menurut Nasution ( 2001 : 101): 1. Pelanggan adalah orang yang tidak tergantung pada kita, tetapi kita yang

tergantung padanya.

(32)

Menurut Fandy Tjiptono dan Anastasia (2001 : 103) ada beberapa unsur yang penting dalam yang ditetapkan pelanggan yaitu:

a. Pelanggan haruslah merupakan prioritas utama organisasi, kelangsungan hidup organisasi tergantung terhadap pelanggan.

b. Pelanggan yang dapat diandalkan merupakan pelanggan paling penting, yaitu pelanggan-pelanggan yang beli berkali-kali.

c. Kepuasan pelanggan dijamindengan menghasilkan produk yang berkualitas tinggi.

Tingkah laku atau perilaku pelanggan menurut Atep Adya Barat (2003:257) diantarnya adalah sebagai berikut :

a. Pelanggan yang teliti

Adalah pelanggan yang penuh dengan sosok pertimbangan. b. Pelanggan yang tegas

Adalah pelanggan yang penuh dengan keyakinan dan percaya diri tetapi tidak fanatik

c. Pelanggan yang pelit

Adalah tipe pelanggan yang selalu ingin untung sendiri d. Pelanggan yang selektif

(33)

2.1.3 Loyalitas

2.1.3.1 Definisi Loyalitas Konsumen

Loyalitas konsumen memiliki peran penting dalam sebuah perusahaan, mempertahankan mereka berarti meningkatkan kinerja perusahaan.

Menurut Nugroho, ( 2003 : 199 ) loyalitas konsumen dikelompokkan menjadi dua yaitu loyalitas merk (Brand Loyality) dan loyalitas toko ( store loyality). Loyalitas mrek (Brand Loyality) maksudnya tidak ada merk lagi yang dipertimbangkan untuk dibeli selain produk yang dibelinya, ketika merk produk tersebut tidak tersedia di toko yang ditujunya, dia terus mencari produk itu sampai ketempat yang jauh sekalipun dan bahkan produk tersebut akan dicarinya meskipun akan datang sampai beberapa hari kemudian, dia juga bersedia menunggu.

Loyalitas konsumen tidak terbentuk dalam waktu singkat tetapi melalui proses belajar dan berdasarkan dari hasil pengalaman dari konsumen itu sendiri dari pembeli yang konsisten sepanjang waktu. Bila apa yang didapat sudah sesuai dengan apa yang diharapkan maka proses pembelian ini akan terus berulang.

(34)

Mengola loyalitas dimulai dengan memahami bagaimana dan mengapa loyalitas ini tercipta. setiap kali konsumen ini membeli, konsumen bergerak melalui siklus pembelian :

Gambar 2.1

Siklus Pembelian Gr iffin (2003 :18)

Sumber : Jill Griffin, Loyalitas Costummer, Jakarta, Erlangga, 2003. Langkah pertama : Kesadaran

Pada tahap ini merupakan pembentukan pangsa pikiran yang dibutuhkan untuk memposisikan ke dalam pikiran calon konsumen bahwa produk atau jasa anda lebih unggul dari pesaing

Langkah kedua : pembelian awal

Merupakan langkah penting dalam memelihara loyalitas konsumen. Baik itu dilakukan secara online ataupun offline, pembelian pertama kali merupakan

kepuasan pembelian

kembali Pembeli

Kembali

evaluasi pembelian Kesadaran

(35)

pembelian percobaan, perusahaan dapat menanamkan kesan positif atau negative kepada konsumen dengan produk atau jasa yang diberikan, mudahnya transaksi pembelian actual, hubungan dengan pegawai, lingkungan fisik took, dan bahkan waktu looding halaman situs wab perusahaan.

Lankah ketiga : Evaluasi pembelian

Konsumen secara sadar akan melakukan evaluasi transaksi bila pembeli merasa puas atau tidak puasnya tidak terlalu mengecewakan sampai dapat dijadikan dasar pertimbangan beralih ke pesaing.

Langkah keempat : Kepuasan pembeli kembali

Keputusan membeli kembali sering kali merupakan keputusan langkah selanjutnya yang terjadi secara ilmiah bila konsumen memiliki ikatan emosional yang kuat dengan produk tertentu.

Langkah kelima : Pembelian kembali

Untuk dapat dianggap benar-benar loyal, konsumen harus terus membeli kembali dari perusahaan yang sama, mengulangi langkah ke tiga samapi langkah ke lima.

Menurut Griffin ( 2003 : 116 ) ada beberapa tindakan yang mendorong konsumen pertama kali membeli yaitu :

1. Ucapan terima kasih atas pembelian

2. Carilah umpan balik konsumen secara dini dan berilah respon yang cepat. 3. Gunakan surat indoktrinasi atau cara penggunaan.

(36)

6. Hati-hati menjaga privasi konsumen

7. Senantiasa berkomunikasi seluruh layanan anda.

8. Perilaku biaya servis konsumen sebagai investasi yang berharga.

2.1.3.2 Pengukuran loyalitas

Perilaku pengulangan pembelian diasumsikan merefleksikan penguatan atau stimulus yang kuat. Jadi, pengukuran bahwa seorang konsumen itu loyal atau tidak dilihat dari seringnya dan perilaku pembelian yang konsisten terhadap suatu Merk. Menurut Nugroho ( 2003 : 200 )

Menurut Freddy Rangkuti ( 2006 : 64 ) tentang pengukuran loyalitas merk yaitu sebagai berikut :

a. Pengukuran perilaku

Cara langsung untuk menentukan loyalitasnya, khususnya perilaku yang sudah menjadi kebiasaan, adalah dengan mengetahui pola-pola pembelian yang biasa dilakukan oleh konsumen. Pengukuran yang dapat digunakan adalah tingkat pembelian ulang, presentase pembelian, dan jumlah merk yang lain.

b. Mengukur biaya pengorbanan

(37)

c. Mengukur kepuasan

Pengukuran tingkat kepuasan atau mengukur ketidak puasan merupakan alat yang penting untuk mendeteksi tingkat loyalitas konsumen. Melalui pengukuran tersebut dapat diketahui hal-hal sebagai berikut :

1. Masalah-masalah apa sajakah yang diharapkan oleh pelanggan? 2. Apa yang menjadi sumber gangguanya?

3. Mengapa beberapa pelanggan beralih kemerk lain? 4. Alasan-alasan apa yang menyebabkanya?

d. Kesukaan merek

Adalah kesan konsumen, respek atau sikap bersahabat terhadap perusahaan dan merk. Kesukaan yang menyeluruh dan umum dapat diukur melalui sebuah cara yang bervariasi.

e. Komitmen

Merk-merk yang sangat kuat akan memiliki sejumlah konsumen yang besar pula yang memiliki komitmen. Satu indikator penting adalah jumlah interaksi dan komunikasi yang terlibat dalam satu produk akan kepercayaan terhadap merk tersebut.

Jill Griffin ( 2003 : 31 ) menyatakan bahwa konsumen yang loyal adalah konsumen yang :

a. Makes regular repeat purchase

(38)

b. Purchase across product and service lines

Ukuran kedua adalah perilaku konsumen didalam melakukan pembelian produk lain yang diberikan oleh perusahaan tertentu.

c. Refers to others

Ukuran ketiga adalah membeli rekomendasi kepada orang lain terhadapsuatu perusahaan tertentu.

d. Demonstrates and immunity to the pull of competition

Ukuran yang keempat adalah perilaku menunjukkan keunggulan terhadap pengaruh pesaing, dimana konsumen tidak terpengaruh oleh penawaran yang dilakukan perusahaan yang sejenis.

Sedangkan menurut Zaithaml et.al (2001 : 38) loyalitas konsumen dapat diukur dengan beberapa indikator, yaitu :

a. Mengatakan hal positif orang lain.

b. Menganjurkan rekan dan anggota keluarga yang lain untuk melakukan bisnis dengan perusahaan.

(39)

2.1.3.3 Faktor -faktor yang Mempengaruhi Loyalitas Konsumen Menurut Freddy Rangkuti ( 2002 : 61 ) loyalitas konsumen dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu :

a. Faktor kepuasan (satisfaction) b. Faktor kebiasaan (habitual behafior) c. Faktor komitmen (commitment) d. Faktor kesukaan (liking off the brand) e. Faktor biaya peralihan (switching cost)

Loyalitas konsumen akan timbul bila ada kepercayaan dari konsumen terhadap merk produk, sehingga ada komunikasi dan interaksi diantara konsumenya, yaitu dengan membicarakan produk-produk tersebut pada tahapan yang ini pembeli merupakan konsumen yang setia. Kesetiaan merupakan suatu konsep yang lebih luas mencakup lima faktor menurut Robert Bramson(2004:2): 1. Pengalaman konsumen dengan kepuasan utuh ketika melakukan transaksi

dengan anda.

2. Kesediaan untuk melakukan hubungan dengan anda dan perusahaan anda. 3. Kesediaan untuk menjadi pembeli yang setia.

4. Kesetiaan untuk merekomendasikan anda kepada orang-orang lain untuk konsumen lain.

5. Penolakan untuk berpaling pada pesaing anda.

(40)

fungsinya maupun sebagai suatu ekspresi mengenai loyalitas pembeli ditunjukkan sebagai tindakan merekomendasi merk tersebut kepada pihak lain.

Konsumen dikatakan loyal bila pembeli berulang terhadap suatu merk dikatakan bukan semata-mata karena ada penawaran khusus, melainkan karena konsumen percaya bahwa merk tersebut memiliki kualitas yang sama sehingga memberi kepuasan yang sama pula.

2.1.4 Kepuasan ( Satisfaction ) 2.1.4.1 Penger tian kepuasan

Menurut Kotler ( 2001 : 42) kepuasan adalah perasaan senag atau kecewa yang muncul setelah membandingkan antara persepsi atau kesannya terhadap kinerja atau hasil suatu produk dan harapan-harapan.

Menurut Kotler (2002 : 36) kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa seorang yang mencul setelah membandingkan antara persepsi atau kesanya terhadap kinerja atau hasil suatu produk dan harapan-harapanya.

(41)

Kepuasan konsumen menurut Hur Nasution (2004 : 116) apabila kepuasan konsumen dapat tercapai, dapat memberi manfaat, diantaranya :

1. Hubungan antara perusahaan dan para pelanggannya menjadi lebih harmonis sehingga konsumen melakukan pembelian ulang dan mendorong terciptanya loyalitas konsumen.

2. Reputasi perusahaan menjadi lebih baik dimata konsumen.

3. Membentuk suatu rekomendasi dari mulut ke mulut dan menguntungkan bagi konsumen.

4. Laba perusahaan semakin meningkat.

2.1.5 Kebiasaan ( Habitual Behavior )

Artinya suatu kegiatan atau perilaku yang dilakukan secara berulang-ulang secara terstruktur secara otomatis. Menurut Rangkuti (2002 : 63)

Loyalitas dan kesetiaaan konsumen dapat terbentuk karena kebiasaan konsumen. Apabila pembelian yang dilakukan sudah merupakan kebiasaan mereka pembelian tersebut tidak lagi melakukan pengambilan keputusan yang panjang. Pada kondisi ini, dapat dikatakan bahwa kesetiaan telah terbentuk merk tersebut yaitu bahwa konsumen akan tetap membeli merk yang sama suatu jenis produk dan cendrung tidak berganti-ganti merk.

(42)

memciptakan keinginan untuk membeli merk produk lain atau berpindah merk terutama jika peralihan tersebut memerlukan usaha, biaya, maupun berbagai pengorbanan lain.

Cara langsung untuk menetapkan loyalitas, terutama untuk Habitual Behavior ( perilaku kebiasaan ) adalah dengan memperhitungkan pola pembelian

yang actual, antara lain :

a. Tingkat pembelian ulang yaitu tingkat persentase konsumen yang membeli merk yang sama pada kesempatan membeli jenis produk tersebut.

b. Jumlah merk yang dibeli yaitu tingkat persentase konsumen dari suatu produk hanya untuk membeli satu merk, dua merk, tiga merk dan seterusnya.

2.1.6 Komitmen ( Commitment )

Konsumen merupakan konsumen yang setia dan memiliki kebanggaan sebagai pengguna suatu produk merek dan bahkan merek tersebut menjadi sangat penting bagi mereka dipandang dari segi fungsi maupun sebagai ekspresi mengenai siapa sebenarrnya mereka. Salah satu aktualisasi loyalitas konsumen ditunjukkan oleh tindakan merekomendasikan dan mempromosikan merek tersebut kepada orang lain. Loyalitas merek dapat menjadi asset yang sangat strategi bagi perusahaan. (Aaker, 1991 : 47-49).

(43)

memang mempunyai hubungan yang sangat kuat namun berbeda dari segi konsep. Perbedaan ini terjadi ditinjau dari konsep perilaku dan konsep sikap. Komitmen merek mencerminkan daya lekat suatu merek tertentu yang sudah mengakar dan merupakan pilihan merek tunggal dalam suatu kelas produk( Traylor dalam Warrimgton dan Shim, 2000 ).

Artinya suatu ketentuan yang berasal dari rasa kepuasan yang sesuai dengan yang diharapkan dan dapat dibuktikan dengan sikap konsumen benar-benar loyal menolak pesaing dan membeli kembali dengan perusahaan yang sama kapan saja item itu dibutuhkan.

Ada juga yang mengartikan suatu kegiatan yang mendoroang kita untuk melakukan pembelian produk secara berulang-ulang sehingga timbul rasa loyalitas terhadap produk.

2.1.7 Kesukaan ( Liking of The Brand )

Artinya pelaku yang berasal dari rasa kesukaan akan sesuatu hingga timbul keinginan untuk memiliki sesuatu tersebut menurut Freddy Rangkuti (2002 : 63)

(44)

Rasa suka konsumen bisa didasari oleh asosiasi yang terkait dengan simbol rangkaian dalam penggunaan sebelumnya baik yang dialami pribadi maupun kerabatnya. Rasa suka merupakan suatu perasaan yang sulit diidentifikasi dan ditelusuri dengan cermat untuk dikatagorikan kedalam sesuatu yang spesifik.

Kesukaan terhadap merk, kepercayaan perasaan-perasaan hormat atau bersahabat dengan suatu merk mengakibatkan kehangatan dalam perasaan konsumen, maka akan sulit bagi merk lain untuk menarik konsumen yang sudah menyukai merk hingga pada tahapan ini. Konsumen bisa saja hanya sekedar suka pada suatu merk dengan alasan yang tidak bisa dijelaskan sebelumnya melalui persepsi dan kepercayaan mereka yang terkait dengan atribut merk. Ukuran dari rasa suka tersebut dapat dicerminkan dengan kemauan untuk membayar dengan harga yang lebih mahal untuk memperoleh merk tersebut.

2.1.8 Faktor biaya peralihan (switching cost)

(45)

pada laba yang lebih besar, respon inelastic terhadap harga hambatan masuk bagi para pendatang baru maupun pesaing lain, dan tercapainya keunggulan strategis berkesinambungan.

2.1.8.1 Keputusan Per alihan Konsumen

Dalam menghadapi persaingan yang semakin kompetitif, dimana banyak badan usaha sejenis yang memberikan pelayanan hampir sama maka konsumen dengan mudah pindah pada penyedia layanan lain karena pada dasarnya konsumen yang melakukan peralihan diakbatkan karena munculnya ketidakpuasan ini disebabkan pengharapan konsumen yang tidak sama atau lebih tinggi dari pada kinerja yang diterimanya sehingga mempengaruhi sikap dan niat melakukan pembelian berikutnya oleh karena itu layanan yang diberikan badan usaha kepada konsumen harus memenuhi harapan konsumen, sehingga konsumen merasa puas dan semakin loyal.

(46)

konsumen tersebut membeli produk atau jasa karena harga yang murah dengan kualitas yang sama.

Dalam konteks pemasaran jasa, terdapat jenis biaya beralih yang mempengaruhi keputusan konsumen untuk beralih antara lain:

1. Continuitas cost, yang meliputi beberapa hal-hal berikut:

a. Kehilangan perlakuan khusus, seperti manfaat khusus, perlakuan special, perhatian istimewa, dan sejenisnya. Sebagai konsumen rutin, biasanya seorang konsumen mendapatkan sejumlah keistimewaan, seperti diskon harga, waktu menunggu atau mengantri lebih singkat,ketersedian produk, priode membayar lebih panjang dan seterusnya.

b. Persepsi terhadap resiko atas ketidakpastian berkaitan dengan tingkat kinerja penyedia jasa yang baru. Konsumen tidak yakin bahwa penyedia jasa alternative bisa lebih baik dibandingkan pemasok saat ini. Situasi ini dikenal dengan istilah “the devil you know is better than devil you don’t know” persepsi terhadap resiko akan semakin besar apabila kualitas yang

diberikan sukar dievaluasi secara objektif.

2. Learning Cost (Setup cost) yang meliputi beberapa variabel hal-hal berikut: a. Biaya pencarian (search cost), meliputi waktu, tenaga dan dana yang

dibutuhkan untuk mencari dan mendapatkan penyedia jasa alternative yang andal.

(47)

alternative tidak lebih atraktif dibandingkan penyedia jasa saat ini, maka kemungkinan besar konsumen tersebut tidak akan berganti produk, bahkan sekalipun ia tidak puas terhadap jasa penyedia saat ini.

c. Keharusan untuk menjelaskan ulang preferensi dan kondisi konsumen kepada penyedia jasa baru. Dengan kata lain, konsumen harus mengedukasi peneydia jasa baru agar memahami dengan jelas keinginan kondisi maupun preferensi unik konsumen bersangkutan.

3. Sank Cost, yaitu persepsi konsumen terhadap waktu dan usaha emosional yang telah susah payah dicurahkan untuk mempertimbangkan,memahami,dan menjalin relasi yang akrab dengan penyedia jasa. Termasuk psychological discomfort karena memutuskan hubungan interpersonal yang sudah bagus dengan karyawan atau penyedia jasa tertentu

2.2 Ker angka Ber fikir

(48)

Pada umumnya keputusan dalam membeli didorong dengan adanya kebutuhan yang ada didalam diri seorang konsumen yang terpenuhi jika konsumen menunjukkan rasa senang dan menimbulkan rasa kecewa apabila kebutuhan didalam diri tidak terpenuhi. Faktor-faktor yang memenuhi loyalitas terhadap merk perusahaan, meliputi : kepuasan, kebiasaan, komitmen, kesukaan dan biaya peralihan.

Kepuasan merupakan dampak kebutuhan dan harapan-harapan yang telah dicapai oleh para konsumen, yang menimbulkan perilaku mengkonsumsi suatu produk atau loyal terhadap produk yang dihasilkan oleh perusahaan yang dibuktikan dengan pembelian produk secara berulang-ulang. Sebaliknya jika konsumen tidak mendapatkan kepuasan maka akan terjadi pembelotan pelanggan.

Kebiasaan untuk membeli suatu produk yang berlangsung dalam waktu yang lain dan secara terus-menerus akan menimbulkan loyalitas pada produk tersebut, selama tidak ada hal-hal yang membuat ketidak puasan terhadap produk tersebut.

Komitmen adalah suatu keputusan tindakan merekomendasikan dan mempromosikan hasil produk yang disertai dengan rasa kepercayaan, perasaan bangga para konsumen terhadap suatu produk untuk mempertahankan konsisten pelanggan dalam pembelian produk.

(49)

sangat tinggi yang berkaitan dengan kualitas produk mencerminkan rasa kepuasan jika bisa mendapatkan produk tersebut.

(50)

Gambar 2.2

Kearangka Berfikir Model Konseptual Analisis Regr esi Linear Ber ganda

2.3 Hipotesis

1. Secara simultan kepuasan, kebiasaan, komitmen, kesukaan dan biaya peralihan berpengaruh terhadap loyalitas konsumen dalam membeli Aqua kemasan galon. 2. Sacara parsial kepuasan, kebiasaan, komitmen, kesukaan dan biaya peralihan

berpengaruh terhadap loyalitas konsumen dalam membeli Aqua kemasan galon. Kepuasan

X1

Kebiasaan X2

Kommitmen X3

Kesukaan X4

Loyalitas Konsumen Y

(51)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel.

Definisi operasional adalah suatu definisi yang didasarkan pada karakteristik yang dapat diobservasi dari apa yang sedang didefinisikan atau “mengubah konsep-konsep yang berupa konstruk dengan kata-kata yang menggambarkan perilaku atau gejala yang dapat diamati dan yang dapat diuji dan ditentukan kebenarannya oleh orang lain” (Young, dikutip oleh Koentjarangningrat, 1991;23). Penekanan pengertian definisi operasional ialah pada kata “dapat diobservasi”. Apabila seorang peneliti melakukan suatu observasi terhadap suatu gejala atau obyek, maka peneliti lain juga dapat melakukan hal yang sama, yaitu mengidentifikasi apa yang telah didefinisikan oleh peneliti pertama.

3.1.1. Definisi Operasional Var iabel

Adapun variabel-variabel yang dipakai dalam penelitian ini adalah kepuasan (X1), Kebiasaan (X2), komitmen (X3), kesukaan (X4), dan biaya

peralihan (X5) sebagai variabel terikat (independen)., dan loyalitas konsumen (Y)

(52)

Var iabel Bebas, Meliputi :

1. Kepuasan ( Satisfaction) ( X1 )

Kepuasan konsumen merupakan tingkatan suatu konsumen loyal dalam membeli air minum dalam kemasan (AMDK) merek Aqua kemasan galon pada agen Savero di perumahan Medokan Ayu Regency I Surabaya jika konsumen mendapatkan kepuasan terhadap merek tersebut, yang berkaitan dengan kualitas produk, harga, pelayanan. Adapun indikator-indikatornya sebagai berikut :

1. Kualitas produk yang dihasilkan sudah memenuhi standart yang diinginkan oleh konsumen.

2. Pelayanan pada saat melakukan transaksi penjualan sangat memuaskan.

3. Kemudahan dalam mendapatkan barang atau produk disetiap toko yang menyediakan barang tersebut.

4. Harga yang ditawarkan oleh pihak perusahaan kepada para konsumen sangat tejangkau.

2. Kebiasaan ( Habitual Behavior ) (X2)

(53)

1. Tingkat pembelian ulang yaitu tingkat prosentase konsumen yang membeli merek yang sama pada kesempatan membeli jenis produk tersebut. Dan dikatakan loyal terhadap suatu merek jika konsumen tersebut megkonsumsi lebih dari enam kali dalam dua bulan

2. Jumlah merek yang dibeli yaitu tingkat persentase pada suatu produk hanya untuk membeli satu merek, dua merek, tiga merek dan seterusnya.

3. Komitmen ( Commitment ) (X3)

Komitmen merupakan tingkat kepercayaan terhadap sebuah produk yang bermerek Aqua, maka konsumen memiliki komitmen terhadap produk yang berkualitas dan terjamin.

1. Kepercayaan pada awal pembelian Aqua kemasan galon harus diperhitungkan oleh konsumen.

2. Kontribusi saat pembelian produk yang kesekian kalinya masih tetap membeli produk Aqua kemasan galon.

3. Air minum merek Aqua kemasan galon merupakan pilihan merek tunggal dalam suatu kelas produk sejenis.

4. Kesukaan ( Liking Of The Brand ) (X4)

(54)

1. Banyaknya pilihan produk sejenis yang beraneka ragam bentuk maupun kemasan.

2. Desain dan nama dari produk yang inovatif maka akan menarik minat konsumen.

3. Produsen dapat mempertahankan kebersihan dan higienis produk, sehingga konsumen tetap setia atau loyal pada Aqua.

5. Biaya Peralihan ( Switching Cost ) (X5)

Biaya peralihan merupakan biaya yang harus ditanggung oleh konsumen apabila beralih dari air minum dalam kemasan (AMDK) merek Aqua kemasan galon.

Indikator yang digunakan untuk mengukur biaya peralihan:

1. Konsumen tersebut membeli produk atau jasa karena harga yang murah dengan kualitas yang sama.

2. Keistimewaan yang diberikan oleh perusahaan dalam ketersedian barang akan membuat konsumen tetap menggunakan produk tersebut.

3. Persepsi konsumen terhadap waktu dan usaha yang telah dicurahkan untuk mempertimbangkan dan memahami dalam menjalin relasi yang baik dengan perusahaan saat ini

4. Konsumen tidak akan beralih kepada produk lain karena konsumen tidak yakin bahwa produk alternative lebih baik dari produk saat ini.

(55)

Var iabel Ter ikat, Meliputi :

Loyalitas konsumen ( Y ) dalam membeli air minum Pdalam kemasan merek Aqua kemasan galon pada agen Savero di perumahan Medokan Ayu Regency I Surabaya, Adapun indikator variabel Y :

1. Mengatakan hal positif pada orang lain mengenai Aqua

2. Menganjurkan rekan dan anggota keluarga yang lain untuk mengkonsumsi produk Aqua..

3.1.2 Pengukuran Variabel

Penelitian ini menggunakan data interval dengan skala likert. Tujuanya supaya lebih efisien dan memperm

udah responden dalam mengisi kuisoner yang diberikan, dengan pola sistim diferensi sebagai berikut :

Sangat tidak setuju Sangat Setuju

1 2 3 4 5

1 = Sangat Tidak Setuju.

2 = Tidak Setuju.

3 = Ragu-ragu

4 = Setuju.

(56)

3.2 Populasi, Sampel, dan Tehnik Penar ikan Sampel.

3.2.1 Populasi.

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunvai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2003:72).

Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen yang membeli air minum dalam kemasan merek Aqua kemasan galon pada agen Savero di perumahan Medokan Ayu Regency I Surabaya. Dengan cara pemasaran pengaruh produknya pada agen air minum dalam kemasan di perumahan Medokan Ayu Regency I Surabaya dan kemudian dipelajari karakteristik dari pembeli yang loyal terhadap produk Aqua kemasan galon.

Hasil survei pendahuluan dengan demikian populasi merupakan keseluruhan atas objek penelitian yang akan diteliti. Sebagai populasinya adalah berjumlah 143 orang. Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen yang membeli air minum dalam kemasan merek Aqua kemasan galon pada agen Savero di perumahan Medokan Ayu Regency I Surabaya selama minimal enam kali pada bulan Pebruari sampai dengan Maret 2012.

3.2.2. Sampel

(57)

sampel diambil secara sengaja dan dipilih individu yang sesuai dengan kriteria populasi, yaitu konsumen yang membeli air minum dalam kemasan merek Aqua pada agen Savero di perumahan Medokan Ayu Regency I Surabaya selama minimal enam kali pada bulan Pebruari sampai dengan Maret tahun 2012.

n = N ( Husein Umar 2003 : 108)

1 + Ne2

Keterangan :

n = Ukuran Sampel

N = Ukuran Populasi

e = standart error (5% = 0,05)

n = 143

1 + 143 (0,05)2

n = 143

1 + 143 (0,0025)

= 105,3

(58)

3.2.3. Tehnik Penar ikan Sampel.

Sampel penelitian ini diambil dengan menggunakan teknik Purposive Sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu Sugiyono (2005 : 78). Penelitian ini diambil dengan cara menyebarkan kuesioner kepada sample dengan menggunakan teknik purposive sampling, yaitu teknik sampling yang digunakan oleh peneliti berdasarkan pertimbangan tertentu yaitu konsumen yang membeli air minum dalam kemasan merek Aqua kemasan galon pada agen Savero di perumahan Medokan Ayu Regency I Surabaya minimal enam kali pada bulan Pebruari sampai dengan Maret 2012.

3.3. Tehnik Pengumpulan Data.

3.3.1. J enis Data.

Data yang digunakan untuk penelitian ini adalah data primer. Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari objek penelitian dengan melalui pengamatan langsung dan melalui pertanyaan- pertanyaan yang dihimpun dalam kuesioner ( daftar pertanyaan ) untuk mendapatkan informasi yang dapat digunakan sebagai keberhasilan dari suatu penelitian.

3.3.2. Sumber Data.

(59)

Regency I Surabaya minimal enam kali pada bulan Pebruari sampai dengan Maret 2012.

3.3.3. Pengumpulan Data.

Pengumpulan data penelitian bertujuan untuk mendapatkan informasi sebagai penunjang keberhasilan dari suatu penelitian, maka di dalam penelitian ini penulis dalam mengumpulkan data melalui pengamatan langsung dan melalui serangkaian pertanyaan yang dihimpun dalam kuesioner. Menurut Sugiyono (2008 :199) kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawab.

3.4. Tehnik Analisis dan Pengujian Hipotesis.

3.4.1. Tehnik Analisis Data.

3.4.1.1. Uji Validitas.

(60)

ukur yang digunakan, analisis ini dilakukan dengan cara mengkorelasikan antara skor item dengan skor total item.

Sebagai mana yang tergambar dalam rumus berikut :

=

∑ (∑ )(∑ )

∑ (∑ ) ∑ (∑ )

(Azwar 2001 : 19).

Keterangan :

r = Koefisien Korelasi.

X = Tanggapan Responden Setiap Pertanyaan.

Y = Total Tanggapan Responden setiap Pertanyaan.

n = Jumlah Responden.

3.4.1.2. Uji Reabilitas.

(61)

di dalam mengukur gejala-gejala yang sama. Untuk menguji reliabelitas suatu instrument dapat digunakan alpha croanbach. Masing-masing variabel data penelitian ini dihitung koefisien alpha croanbachnya. Suatu konstruk atau variabel dapat dikatakan reliabel jika nilain alpha croanbach lebih besar 0,6 Nunally yang dikutip Imam Ghozali (2001 :133). Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :

= 1− ∑ ²

²

(Syarifudin Azwar 2001 :78).

Keterangan :

k = Banyak Butir Pertanyaan.

Sj² = Varians Belahan.

SX = Varian Skor Test.

3.4.1.3. Pengujian Asumsi Klasik.

(62)

penggunaan uji asumsi klasik adalah untuk mendapatkan koefisien regresi yang terbaik linier dan tidak bias.

Adapun hal-hal yang perlu dihindarkan adalah : 1. Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam persamaan regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan terdapat problem multikolinieritas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Menurut Santoso ( 2001 : 206 ), deteksi adanya multikolinieritas adalah :

a. Besaran VIF ( Variance Inflation Factor ) dan Tolerance 1) Mempunyai nilai VIF disekitar angka 1

2) Mempunyai angka tolerance mendekati 1 b. Besaran korelasi angka variabel independent

Koefisien korelasi antar variabel independent haruslah lemah dibawah 0,5 jika korelasi kuat, maka terjadi problem multikolinieritas.

2. Autokorelasi

(63)

Menurut Imam Ghozali (2005 : 96), deteksi adanya autokorelasi adalah : Besaran DURBIN = WATSON yaitu :

Uji Durbin Watson hanya digunakan untuk autokorelasi tingkat satu dan mensyaratkan adanya intercept (konstanta) dalam model regresi dan tidak ada variabel lagi diantara variabel independen.

H0 : tidak ada autokorelasi (r = 0) H1 : ada autokorelasi (r ≠ 0)

Tabel 3.1

Penga mbilan keputusan ada tidaknya autokorelasi

Hipotesis nol Keputusan Jika

Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0 < d < dl Tidak ada autokorelasi positif No desicison dl ≤ d ≤ du Tidak ada autokorelasi positif Tolak 4 – dl < d < 4 Tidak ada autokorelasi negative No decision 4 – du ≤ d ≤ 4 –dl Tidak ada autokorelasi, positif

atau negative

Tolak ditolak du < d < 4 – du

3. Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari pengamatan ke pengamatan yang lain.

(64)

a. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk suatu pola

tertentu yang teratur ( bergelombang, melebar, kemudian menyempit), maka telah

terjadi heteroskedastisitas.

b. Jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah

angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

3.4.1.4. Analisis Regr esi Linear Ber ganda.

Sesuai dengan tujuan penelitian, maka metode analisis data dan uji

statistika yang digunakan adalah regresi linier berganda, yaitu untuk

menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi loyalitas konsumen dalam

melakukan pembelian pada agen air minum dalam kemasan di perumahan

Medokan Ayu Surabaya . Faktor-faktor yang dimaksud dalam penelitian

ini adalah kepuasan, kebiasaan, komitmen, kesukaan dan biaya peralihan.

Yang bentuk persamaan adalah :

Y = b0 + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + e

( Sudjana, 1996 : 380)

Dimana :

Y = loyalitas konsumen

X1 = kepuasan

X2 = kebiasaan

X3 = komitmen

(65)

X5 = biaya peralihan

bo = konstanta

b1b2b3b4 b5 = koefisien regresi untuk variabel X1X2X3X4 X5

e = faktor pengganggu atau standar error

3.4.2 Uji Hipotesis

A. Pengujian Secara Simultan (Uji F).

Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh antara variabel bebas dan

variabel terikat secara simultan digunakan uji F dengan rumus :

1) Fhitung

JK Regresi / k

Fhitung =

JKg / (n – k – 1)

( Sudjana, 1996 : 382)

Dimana :

JK Regresi = jumlah kuadrat regresi

JK g = jumlah kuadrat galat

k = jumlah variabel bebas

(66)

Untuk menghitung R2 digunakan rumus :

JK Regresi

R2

JK Total

( Sudjana, 1996 : 383)

Dimana : R2 = koefisien determinasi

JK = jumlah kuadrat

2) Merumuskan hipotesis

H0 : β1 = β2 = β3 = β4 = 0, artinya secara simultan tidak ada

pengaruh yang nyata antara

variabel bebas dengan variabel

terikat.

H1 : β1 ≠ β2 ≠ β3 ≠ β4 ≠ 0, artinya secara simultan ada pengaruh

yang nyata antara variabel

bebas dengan variabel terikat.

3) Kriteria pengujian

H0 diterima jika Fhitung ≤ Ftabel, artinya secara simultan tidak ada

pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat.

H0 ditolak jika Fhitung > Ftabel, artinya secara simultan ada pengaruh

(67)

4) Menentukan level of signifikan (α) sebesar 5 % dengan :

df = n – k – I

Dimana :

n = jumlah sampel

k = jumlah parameter regresi

convidence interval sebesar 95 %

Gambar 3.1 : Kur va F

Daerah penerimaan H0

Daerah penolakan H0

(68)

B. Pengujian Secar a Par sial (Uji t).

1) Uji t

Untuk pengujian terhadap koefisien regresi secara parsial menggunakan

uji t untuk mengetahui kepuasan, kebiasaan, komitmen, kesukaan, dan

biaya peralihan terhadap loyalitas konsumen.

Rumus :

bi

thitung =

Se(bi)

( Sudjana, 1996 : 111)

2) Merumuskan hipotesis

H0 : β1 = 0, artinya secara parsial tidak ada pengaruh yang nyata

antara variabel bebas dengan variabel terikat.

H1 : β1 ≠ 0, artinya secara parsial ada pengaruh yang nyata antara

variabel bebas dengan variabel terikat.

3) Kriteria pengujian

H0 diterima jika ttabel ≤ thitung ≤ ttabel, artinya secara parsial tidak ada

pengaruh antara variabel bebas dan variabel terikat.

H0 ditolak jika thitung < - ttabel atau thitung > ttabel, artinya secara parsial

ada pengaruh antara variabel bebas dan variabel terikat.

(69)

df = n – k – I

Dimana :

n = jumlah sampel

k = jumlah parameter regresi

Convidence interval sebesar 95%.

Ga mbar 3.2 : Kur va T

H0 diterimajika : -ttabel ≤ thitung ≤ ttabel

H0 ditolak jika : thitung < -ttabel atau thitung > ttabel

Daerah penerimaan H0

Daer ah penolakan H0

Daerah penolakan H0

(70)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambar an Umum Per usahaan

Aqua adalah sebuah merek air minum dalam kemasan (AMDK) yang

diproduksi oleh Aqua Golden Mississipi di Indonesia sejak tahun 1973. Selain di

Indonesia, Aqua juga dijual di Singapura. Aqua adalah merek AMDK dengan

penjualan terbesar di Indonesia dan merupakan salah satu merek AMDK yang

paling terkenal di Indonesia, sehingga telah menjadi seperti merek generik untuk

AMDK. Di Indonesia, terdapat 14 pabrik yang memroduksi Aqua.

Sejak tahun 1998, Aqua sudah dimiliki pula oleh perusahaan multinasional

dari Perancis, Danone, hasil dari penggabungan Aqua Golden Mississippi dengan

Danone. AQUA didirikan oleh Tirto Utomo, warga asli Wonosobo yang setelah

keluar bekerja dari Pertamina mendirikan usaha air minum dalam kemasan

(AMDK). Tirto berjasa besar atas perkembangan bisnis atau usaha AMDK di

Indonesia, karena sebagai seorang Pioneer maka Almarhum berhasil menanamkan

nilai-nilai dan cara pandang bisnis AMDK di Indonesia.

AQUA telah menjadi bagian dari keluarga sehat Indonesia lebih selama

lebih dari 30 tahun. Sebagai pelopor air minum dalam kemasan sejak didirikan

tahun 1973, kini AQUA menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari hidup sehat

masyarakat Indonesia. Dulu dan kini, AQUA tetap dan selalu menjadi yang

(71)

DANONE yang merupakan salah satu produsen terbesar dan terbaik di dunia

untuk minuman menjadi bagian dari AQUA. Keunggulan DANONE dalam

produk makanan dan minuman bernutrisi menjadikan AQUA semakin baik dan

kokoh.

Berasal dari sumber mata air terpilih dan terlindung, sehingga menjamin

bahwa segala kebaikan alam dari sumbernya tetap terjaga dalam setiap tetesnya.

Ini berarti bahwa setiap tetes AQUA memiliki segala kebaikan dan keseimbangan

mineral alami. Sumber mata air dipilih setelah melalui proses yang penuh

ketelitian dan hati-hati. Setiap sumber mata air pegunungan harus memenuhi 9

poin kriteria yang kemudian melewati 5 tahap proses seleksi yang ketat selama

kurang lebih 1 tahun sebelum akhirnya dapat menjadi mata air AQUA. Tidak

heran apabila kualitas AQUA merupakan yang terbaik. Setiap tetes AQUA

mengandung mineral alami yang seimbang, menjadikannya sungguh baik untuk

dikonsumsi setiap hari oleh seluruh anggota keluarga. Kesembangan

mineral-mineral yang alami ini penting fungsinya bagi kesehatan tubuh. Setelah

ditemukan, sumber mata air dan area sekitarnya juga senantiasa dijaga dan

dilindungi kelestariannya. Secara sistematis, AQUA melindungi kelestarian

lingkungan sumber airnya mulai dari area tangkapan air hujan hingga lingkungan

sekeliling sumber air. Dinding perlindungan bawah tanah juga dibangun untuk

mencegah rembesan.

Selain itu, AQUA berkomitmen untuk menjaga kelestarian sumber mata

airnya dengan tidak mengambil lebih dari apa yang diberikan oleh alam. Hal ini

(72)

setiap tetes AQUA. Menggunakan manajemen sumber daya air yang canggih.

Sebagai bagian dari Grup Danone di seluruh dunia, AQUA mengikuti aturan yang

dituangkan dalam Piagam Danone untuk manajemen sumber daya air untuk

menjamin kualitas sumber-sumber mata airnya. Diproses dengan sistem proses

terpadu yang menjamin bahwa tidak ada apapun antara Anda dan kebaikan alam.

Sistem proses terpadu ini merupakan proses yang canggih namun sederhana dan

dapat memastikan bahwa tidak ada satupun mineral penting dari alam yang

terbuang percuma. Setiap tahapan dan titik proses ada kontrol kualitas yang

menjamin kualitas produk, sehingga menjamin bahwa segala kebaikan alam tetap

terjaga dalam setiap tetes AQUA.

Sistem proses dan kualitas AQUA memenuhi standar yang dibuat oleh

Good Manufacturing Practice dan Good Sanitation-Hygienic Practice sekaligus

kualitas produk akhir sesuai dengan SNI 01-3553-2006 atau "Codex for Bottle

Water".

AQUA merupakan merek minuman yang sudah terpercaya hingga puluhan

tahun sebagai merek terbaik. Terbukti AQUA sudah menerima berbagai

penghargaan yang merupakan wujud kepercayaan dan kepuasan konsumen, antara

lain: Indonesian Best Brand Award (penghargaan untuk merek terbaik Indonesia)

dari tahun 2003-2004, Indonesian Customer Satisfaction Award (penghargaan

untuk merek yang memberikan kepuasan tertinggi kepada konsumennya) dari

tahun 2003 dan Indonesian Golden Brand Award di tahun 2005-2007. AQUA

(73)

Indonesia, diantaranya program AKSI (AQUA untuk Keluarga Sehat Indonesia)

dan AuAI (AQUA untuk Anak Indonesia).

Var ian Pr oduk Aqua

1. AQUA Gallon

2. AQUA botol kaca 380 ml

3. AQUA botol plastik 1500 ml

4. AQUA botol plastik 600 ml

5. AQUA botol plastik 330 ml

6. AQUA gelas plastik 240 ml

4.2 Deskr ipsi Data Penelitian

Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan atau

menggambarkan data dan tanggapan responden terhadap masing–masing variabel

penelitian. Sesuai dengan penjelasan pada bab sebelumnya, diketahui bahwa

variabel bebas (X) yang digunakan adalah Kepuasan (X1), Kebiasaan (X2),

Komitmen (X3), Kesukaan (X4), dan Biaya Peralihan (X5). Sedangkan variabel

terikat (Y) yang digunakan adalah Loyalitas Konsumen.

Adapun hasil analisa terhadap data penelitian ini dapat dijelaskan sebagai

berikut :

4.2.1 Analisis Deskr ipsi Data Responden

Berikut ini adalah gambaran karakteristik responden dari masing – masing

(74)

1. J enis Kelamin Responden

Jenis kelamin responden dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel

berikut :

Tabel 4.1 Deskr ipsi J enis Kelamin Responden

NO J ENIS KELAMIN J UML AH

(n)

PERSENTASE (% )

1 Laki-laki 48 45.30

2 Perempuan 58 54.70

TOTAL 106 100

Sumber : Data diberdasark

Gambar

Gambar 2.1
Gambar 2.2
Tabel 3.1
Gambar 3.1 : Kurva F
+7

Referensi

Dokumen terkait

Cara kerja dari Vertical Axis Wind Turbine mengkonversi energi angin menjadi energi listrik adalah ketika angin berhembus turbin angin dipasang pada arah

Masalah nilai awal persamaan diferensial tingkat-n f(x,y,y’, y’’, .... Bentuk umum persamaan diferensial tingkat tinggi adalah:.. Persamaan pada contoh 1 disebut.. persamaan

KEY WORDS: EuroSDR, network, research-based knowledge, timely research, data acquisition, modelling and processing, updating and integration, information usage,

Kepada para peserta yang dinyatakan lulus mengikuti DIKLAT diberikan Surat Tanda Tamat Pendidikan dan Pelatihan (STTPP), sedangkan bagi peserta yang tidak lulus hanya diberikan

Semarang: Skripsi Tidak Diterbitkan.. ي )ةدام( عوضوم رايتخلا ،متهاردقو بلاطلا ةيصخش مهف طئارخ مسر لكش في هؤاشنإ مت ةينهذلا اهمدختسأ تيلا طاقنلا ةرود ىلع اهسردي

Berdasarkan hasil penilitian, maka rata-rata total biaya yang dikeluarkan industri tempe di Gampong Gunong Cut Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya dalam

Pendekatan ini menggunakan teori4teori ilmu peluang dan statistik. Ciri4 ciri yang dimiliki oleh suatu pola ditentukan distribusi statistiknya. Pola yang berbeda memiliki

variabel tegangan terhadap besamya guncangan yang diterima oleh sensor. Pengukuran variabel tegangan dilakukan dengan cara menggerakkan sensor secara naik turun