• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KEBERHASILAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN (Studi Kasus Implementasi Rail Ticket System PT. Kereta Api Indonesia (Persero) pada Penumpang di Stasiun Gubeng Surabaya).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS KEBERHASILAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN (Studi Kasus Implementasi Rail Ticket System PT. Kereta Api Indonesia (Persero) pada Penumpang di Stasiun Gubeng Surabaya)."

Copied!
133
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Per syaratan Dalam Memperoleh Gelar Sar jana Administrasi Bisnis Pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Univer sitas Pembangunan Nasional “ Veteran “ J awa Timur

Disusun oleh: RETNO PUJ I ASTUTIK

1042010042

YAYASAN KESEJ AHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI BISNIS

(2)

Retno Puji Astutik 1042010042

Telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skr ipsi J ur usan Ilmu Administr asi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur Pada tanggal : 23 J uni 2014

Menyetujui PEMBIMBING

Dr. J ojok D, S.Sos, M.Si NPT. 370119500421

DEKAN

Dra. Hj. Supar wati, M.Si NIP. 195507181983022001

2. Sekretaris

Dr. J ojok D, S.Sos, M.Si NPT. 370119500421

TIM PENGUJ I 1. Ketua

Dra. Ety Dwi Susanti, M. Si NIP. 196805011994032001

Mengetahui,

3. Anggota

(3)

Disusun oleh: RETNO PUJ I ASTUTIK

1042010042

Telah Disetujui Untuk Mengikuti Ujian Skr ipsi

Menyetujui, Pembimbing utama

Dr . J ojok D, S.Sos, M.Si NPT. 370119500421

Mengetahui, DEKAN

(4)

berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Keberhasilan Sistem Infor masi Manajemen (Studi kasus pada Implementasi Rail Ticket System PT. Kereta Api Indonesia (PERSERO) pada Penumpang di Stasiun Gubeng Sur abaya”.

Sekalipun penulis harus mengalami berbagai kesulitan, tetapi syukurlah bahwa skripsi ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Penulis menyadari bahwa di dalam penyusunan skripsi ini masih terdapat kekurangan – kekurangan. Selesainya kegiatan penelitian lapangan hingga penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bimbingan Bapak Dr. Jojok D, S.Sos, M.Si selaku dosen pembimbing yang dengan segala perhatian dan kesabarannya rela meluangkan waktu untuk penulis. Terima kasih yang tak terhingga penulis sampaikan.

Pada kesempatan ini penulis juga menyampaikan banyak terima kasih yang setinggi – tingginya kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, diantaranya :

1. Ibu Dra. Hj. Suparwati, M.Si selaku dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

(5)

4. Bapak Riyanta selaku Manajer Sistem Informasi PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi VIII Surabaya yang telah membantu penulis dalam melakukan penelitian.

5. Seluruh pihak PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi VIII Surabaya yang telah mendukung dalam proses penelitian.

6. Kedua Orang Tua terhebat yang penulis sayangi yang selalu sabar memberikan do’a, dukungan dan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 7. Kakakku Ririn Trisnowati, kedua adikku Muhammad Rizal dan Lenny

Trisnowati, saudaraku Sony Taroeng dan Wahyuni Prihatini yang juga telah memberikan dukungan dan semangat dalam menyusun skripsi ini.

8. Kekasihku Binar Sunu Ristiardi, yang selalu memberi nasihat, dukungan dan do’a serta semangat dalam menyusun skripsi ini.

9. Seluruh teman – teman penulis Administrasi Bisnis angkatan 2010 yang telah memberi semangat kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Segala saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi kebaikan skripsi ini

Surabaya, Juni 2014

(6)

HALAMAN PERSETUJ UAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR TABEL ... x

ABSTRAK ... xii

ABSTRACT ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Fokus Penelitian ... 7

1.2 Rumusan Masalah ... 8

1.3 Tujuan Penelitian ... 8

1.4 Manfaat Penelitian ... 8

BAB II TINJ AUAN PUSTAKA ... 9

2.1 Penelitian Terdahulu ... 9

2.2 Landasan Teori ... 10

2.2.1 Sistem Informasi Manajemen ... 10

2.2.1.1 Sistem ... 10

(7)

2.2.3 Keberhasilan Implementasi Sistem ... 27

2.2.4 Pengukuran Keberhasilan Implementasi Sistem Informasi Manajemen ... 31

2.3 Kerangka berfikir ... 38

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 41

3.1 Metode Penelitian ... 41

3.2 Definisi Operasonal Variabel ... 42

3.3 Subjek Penelitian ... 46

3.4 Objek Penelitian ... 47

3.5 Lokasi Penelitian ... 47

3.6 Populasi ... 48

3.7 Sampel ... 48

3.7.1 Teknik Pengumpulan Sampel ... 48

3.8 Jenis dan Sumber Data ... 49

3.9 Analisis Data ... 50

3.10 Pengujian Kredibilitas Data ... 53

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 54

4.1 Hasil ... 54

4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 54

(8)

5.1 Kesimpulan ... 118 5.2 Saran ... 119 DAFTAR PUSTAKA

(9)

1042010042 ABSTRAK

Perkembangan teknologi informasi di Indonesia saat ini semakin pesat diberbagai lapisan masyarakat, karena masyarakat ingin memperoleh kemudahan dalam kebutuhan informasi dan memberikan kemudahan bagi pengguna dalam hal pelayanan misalnya transportasi. Hal ini memaksa perusahaan transortasi untuk mengadakan perbaikan dan perkembangan terhadap sistem informasi dan pelayanannya agar dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen demi kelanjutan bisnis dalam jangka panjang.

Rail Ticket System atau sistem ticketing melalui web adalah sistem informasi yang diimplementasikan oleh PT. Kereta Api Indonesia (Persero) untuk meningkatkan pelayanan terhadap pelanggan dan memudahkan calon penumpang dalam membeli tiket. Penelitian ini untuk mengetahui apakah sistem ini berhasil diimplementasikan kepada calon penumpang dengan menggunakan ukuran keberhasilan Lucas (2003) yaitu kualitas sistem, partisipasi pengguna, sikap pengguna dan kepuasan pengguna.

Metode penelitian yang dilakukan Mei 2014 ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan menggunakan 97 kuisioner dan wawancara mendalam yang ditujukan ke penumpang kereta api di Stasiun Gubeng Surabaya untuk mengukur persepsi atau pendapat pengguna. Kemudian dianalisis dan disimpulkan dengan menggunakan triangulasi.

Hasilnya adalah kualitas yang diberikan sistem tersebut baik dan sikap dan kepuasan yang ditunjukkan oleh pengguna juga baik yakni dengan menyetujui penerapannya, hal ini juga terlihat dalam tingginya partisipasi pengguna maka dapat disimpulkan bahwa Rail Ticket system (RTS) berhasil diimplementasikan ke pengguna.

(10)

1042010042 ABSTRACT

Development of information technology in Indonesia is growing rapidly in many lifestyles as they wish to acquire ease in need of information and makes it easy for users in terms of services such as transport. This forced transport companies to conduct improvement and development of information systems and services in order to meet the needs and desires of consumers for continued long-term business.

Rail Ticket System or ticketing system by web is an implemented Information System by PT. Kereta Api Indonesia (Persero) to increase their service for customers and give an easy way for passenger to buy a ticket. This research is a success test of implementation system to passenger with Lucas (2003) success factors, system quality, user attitudes, user participant and user satisfaction.

The research had been done in May 2014 used a qualitative descriptive method with 97 questionnaires and depth interviews to train passengers in Gubeng Railways Station in Surabaya to measured user perceptions. Those will be analyse and make a conclusion with triangulation.

The result of this research is system quality is good, user attitude and user satisfactions too. They show their satisfaction and attitude with accepting the implementation system and their participant. In order to, Rail Ticket System was success to implement in customers / users.

(11)

1.1 Latar Belakang

Perkembangan teknologi informasi di Indonesia saat ini semakin pesat diberbagai lapisan masyarakat. Hal ini karena masyarakat ingin memperoleh kemudahan dalam kebutuhan informasi. Banyak hal yang dapat diambil serta dimanfaatkan oleh pengguna untuk menunjang kehidupan agar lebih baik. Salah satu contoh teknologi informasi yang mengalami perkembangan pesat adalah teknologi komunikasi atau alat komunikasi.

Alat komunikasi dengan segala kelengkapannya telah mampu memberikan kemudahan yang diperlukan konsumen. Berbagai informasi yang memerlukan kecepatan telah dapat dipenuhi dengan bantuan perangkat tersebut. Selain kebutuhan informasi, masyarakat juga ingin memperoleh kemudahan dalam pelayanan di alat komunikasi mereka, misalnya transportasi. Mereka ingin menggunakan jasa transportasi tanpa harus mendatangi stasiun untuk mengantri membeli tiket, mengecek ketersediaan tempat duduk, dan memesan tiket jauh hari sebelum berangkat.

(12)

bisnis dalam jangka panjang. Saat ini banyak perusahaan yang menggunakan sistem informasi berbasis internet yang dapat memenuhi kebutuhan akan informasi dan menghasilkan informasi dengan cepat dan akurat.

PT. Kereta Api Indonesia (Per ser o) adalah perusahaan jasa transportasi darat dibidang perkereta – apian di Indonesia yang telah mengadakan perbaikan dan pengembangan sistem informasi manajemennya hingga saat ini. PT. Kereta Api Indonesia (Persero) sudah mengembangkan dan mengimplementasikan Rail Ticket System yakni sistem ticketing berbasis web yang memudahkan para calon penumpang untuk melakukan pemesanan tiket melalui internet (internet reservation) dan dapat mengakomodasi berbagai jenis kebutuhan pelayanan penjualan tiket penumpang KA serta menjadi website internal perusahaan. Penyajian informasi secara menarik dan mudah dibaca serta kemudahan pengoperasiannya sehingga sangat efektif dan layak digunakan untuk kemudahan mendukung minat konsumen dalam pembelian tiket.

(13)

penumpang (karena pembatasan tempat duduk gerbong) secara total, namun dengan mengakomodir perluasan channel penjualan dan sistem pentarifan yang sesuai dengan daya serap masyarakat maka terjadi peningkatan pendapatan. Selain itu dengan sistem yang baru ini dimungkinkan akan dikembangkan penerapan barcode pada tiket kereta api.

Saluran pemesanan tiket melalui website resmi PT. KAI (Persero) www.kereta-api.co.id selain menjadi internet reservation, website ini menyajikan informasi seputar perusahaan, layanan produk, jadwal kereta, dan informasi yang disajikan pada media massa. Pemesanan tiket bisa melalui website corporate PT. KAI (Persero) yaitu www.tiket.com dan www.tiketkai.com. Internet Reservation yang ditawarkan, selain memberikan kemudahan bagi para calon penumpang untuk melakukan pemesanan tiket melalui internet bahkan calon penumpang juga dapat memilih tempat duduk sesuai dengan keinginan.

(14)

Gambar 1.1. Grafik Penjualan Tiket Melalui Internet Tahun 2012 Dari data tersebut dijelaskan bahwa dari bulan Agustus 2012 sudah terlihat sebanyak 22.218 lembar tiket terjual online melalui website resmi PT. KAI, 1.455 lembar tiket melalui website corporate PT. KAI. Hingga Desember 2012 penjualan tiket online mengalami kenaikan yaitu 39.797 lembar tiket dari website resmi PT. KAI dan 11.435 lembar tiket dari

website corporate. Selain data dari PT. KAI sendiri, penulis telah mewawancarai 20 penumpang di stasiun Gubeng Surabaya dengan pertanyaan umum untuk mengetahui akibat pengimplementasian sistem informasi yang dilakukan PT. KAI sebagai data awal untuk penelitian lebih lanjut.

(15)

informasi seputar kereta api. Mereka tidak perlu ke stasiun untuk mengantri dan mengetahui jadwal hingga memesan tiket jauh hari. Cukup membuka situs internet atau aplikasi pada smartphone, maka mereka bisa melakukan itu semua.

Selain tampilan yang simple dan mudah dimengerti, mereka juga bisa memilih tempat duduk sesuai keinginan. Untuk pembayarannya, mereka bisa lewat atm atau Payment Point terdekat dengan batas waktu maksimal 3 jam setelah memesan. Banyak manfaat yang mereka rasakan setelah menggunakan layanan sistem informasi tersebut sebagai pengguna atau konsumen, mereka tidak lagi berdesakan di stasiun dan di dalam kereta api serta lebih tertib dan nyaman.

Sebanyak 2 orang penumpang mengatakan bahwa mereka masih belum menggunakan karena dianggap proses lebih lama karena pembayaran tidak langsung. Sebanyak 6 orang mengatakan bahwa mereka tidak memiliki alat komunikasi yang mendukung sistem informasi kereta api dan 2 orang lainnya mengatakan bahwa rumah mereka dekat dengan stasiun Gubeng.

(16)

Dalam pengembangan sistem, keberhasilan pengembangan sistem informasi sangat tergantung pada kesesuaian antara analisis sistem, pemakai (User), sponsor dan customer. Pengembangan sistem informasi memerlukan suatu perencanaan dan implementasi yang hati – hati untuk menghindari penolakan terhadap sistem yang dikembangkan. Karena perubahan sistem dari manual ke komputerisasi tidak hanya menyangkut perubahan teknologi tetapi juga perubahan sikap perilaku dan organisasional (Bodnar dan Hopwood, 1995 dalam Sunarti Setianingsih, 1998).

Untuk menghindari penolakan terhadap sistem yang dikembangkan, maka perlu partisipasi dari pemakai. Partisipasi pemakai pada tiap tahap pengembangan sistem informasi tentunya akan berpengaruh pada tingkat kepuasan pemakai atas sistem yang dikembangkan.

Sebagai akibat dari perubahan lingkungan eksternal perusahaan, sistem informasi baru yang diperluas harus mampu menangkap permintaan – permintaan informasi yang diperlukan oleh pengguna dengan kriteria kualitas sistem tertentu yaitu: dapat dipercaya (reliable), akurat (accuracy) dan tepat waktu (timely).

(17)

perencanaan sistem, analisis sistem, perancangan sistem, implementasi sistem dan diakhiri dengan pengoperasian sistem (Wilkinson, 1993: 87)

Untuk mengetahui keberhasilan implemnetasi sebuah sistem adalah dengan melalui persepsi penggunanya. Baroudi (1983 dalam Komara 2005) dan Pearson (1977 dalam Komara 2005) menyatakan bahwa evaluasi kepuasan pengguna akhir informasi dapat dijadikan sebagai tolak ukur keberhasilan sistem. Menurut Lucas (2003), keberhasilan implementasi sistem informasi manajemen diliat dari beberapa faktor, yaitu: kualitas sistem, sikap pengguna, partisipasi pengguna dan kepuasan pengguna. Bila sistem informasi tersebut berhasil diimplementasikan maka berhasil pula pengembangan dan pengimplementasian sistem tersebut. Dari data yang didapat, maka penulis ingin memastikan apakah implementasi sistem itu berhasil menurut pengguna dengan melakukan penelitian berdasarkan teori yang ada.

1.2 Fokus Penelitian

(18)

ada stasiun Gubeng di Surabaya. Fokus penelitian ini masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah peneliti di lapangan.

1.3 Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana implementasi Rail Ticket System (RTS) PT. Kereta Api Indonesia (Persero) menurut persepsi pengguna pada penumpang di Stasiun Gubeng Surabaya ditinjau dari : kualitas sistem, sikap pengguna, partisipasi pengguna dan kepuasan pengguna.

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dan menganalisis implementasi Rail Ticket System (RTS) PT. Kereta Api Indonesia (Persero) menurut persepsi pengguna pada penumpang di Stasiun Gubeng Surabaya ditinjau dari : kualitas sistem, sikap pengguna, partisipasi pengguna dan kepuasan pengguna.

1.5 Manfaat Penelitian

(19)

BAB II

TINJ AUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

Salah satu data pendukung yang menurut peneliti perlu dijadikan bagian tersendiri adalah penelitian terdahulu yang relevan dengan permasalahan yang sedang dibahas dalam penelitian ini. Dalam hal ini, fokus penelitian terdahulu yang dijadikan acuan adalah terkait dengan masalah keberhasilan sistem yang sudah diimplementasikan. Oleh karena itu, peneliti melakukan langkah kajian terhadap hasil penelitian.

Penelitian tentang “Analisis Keberhasilan Implementasi Sistem Informasi” dengan studi kasus penggunaan perangkat lunak akuntansi ditinjau dari persepsi pemakai yang dilakukan oleh Istianingsih untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan perangkat lunak akuntansi dilihat dari persepsi pemakai dengan menggunakan model keberhasilan sistem informasi dari Seddon (1997) yang dimodifikasi dengan menambahkan

confirmatory factor analysis untuk variabel pengguna akhir.

(20)

dianggap bagus karena mudah dipakai dan mudah dioperasikan. Penelitian tersebut dijadikan penulis sebagai referensi dalam menganalisis keberhasilan dan cara melakukan penelitian dalam penerapan sistem

ticketing PT. KAI dilihat dari pendapat masyarakat.

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Sistem Infor masi Manajemen 2.2.1.1 Sistem

Sistem berasal dari bahasa Latin (Systema) dan bahasa Yunani (Sustema) adalah suatu yang terdiri dari komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi atau energy. Istilah ini sering dipergunakan untuk menggambarkan suatu set entitas yang berinteraksi, dimana suatu model matematika seringkali bisa dibuat. Menurut McLeod, Jr, (2001), system adalah sekelompok elemen terintegrasi dengan maksaud yang sama untuk mencapai tujuan.

(21)

untuk mencapai tujuan tertentu. Dari definisi sistem diatas dapat disimpulkan bahwa sistem merupakan suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau menyelesaikan suatu sasaran tertentu. Arti yang lain adalah kumpulan dari elemen yang berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu.

Pada prinsipnya, setiap sistem selalu terdiri atas :

a. Objek, yang dapat berupa bagian, elemen, ataupun variabel. Ia dapat benda fisik, abstrak, ataupun keduanya sekaligus; tergantung kepada sifat sistem tersebut.

b. Atr ibut, yang menentukan kualitas atau sifat kepemilikan sistem dan objeknya.

c. Hubungan internal, di antara objek-objek di dalamnya. d. Lingkungan, tempat di mana sistem berada.

Ada beberapa elemen yang membentuk sebuah sistem, yaitu: a) Tujuan

(22)

b) Masukan

Masukan (input) sistem adalah segala sesuatu yang masuk ke dalam sistem dan selanjutnya menjadi bahan yang diproses. Masukan dapat berupa hal-hal yang berwujud (tampak secara fisik) maupun yang tidak tampak. Contoh masukan yang berwujud adalah bahan mentah, sedangkan contoh yang tidak berwujud adalah informasi (misalnya permintaan jasa pelanggan).

c) Pr oses

Proses merupakan bagian yang melakukan perubahan atau transformasi dari masukan menjadi keluaran yang berguna dan lebih bernilai.

d) Keluar an

Keluaran (output) merupakan hasil dari pemrosesan. Pada sistem informasi, keluaran bisa berupa suatu informasi, saran, cetakan laporan, dan sebagainya.

e) Batas

(23)

f) Mekanisme Pengendalian dan Umpan Balik

Mekanisme pengendalian (control mechanism) diwujudkan dengan menggunakan umpan balik (feedback), yang mencuplik keluaran. Umpan balik ini digunakan untuk mengendalikan baik masukan maupun proses. Tujuannya adalah untuk mengatur agar sistem berjalan sesuai dengan tujuan

g) Lingkungan

Lingkungan adalah segala sesuatu yang berada diluar sistem. Lingkungan bisa berpengaruh terhadap operasi sistem dalam arti bisa merugikan atau menguntungkan sistem itu sendiri. Lingkungan yang merugikan tentu saja harus ditahan dan dikendalikan supaya tidak mengganggu kelangsungan operasi sistem, sedangkan yang menguntungkan tetap harus terus dijaga, karena akan memacu terhadap kelangsungan hidup sistem

2.2.1.2 Infor masi

(24)

Data yang diolah tidak dapat dikatakan sebagai suatu informasi. Untuk dapat menjadi suatu informasi, maka data yang diolah tersebut harus berguna bagi para pemakainya. Setiap badan usaha pasti terdapat suatu system yang digunakan untuk memperoleh, mengolah, serta menyimpan data dan melaporkan informasi yang dibutuhkan secara tepat, cepat dan akurat.

Dari definisi yang telah diberikan oleh para ahli, dapat diambil kesimpulan bahwa informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya, menggambarkan suatu kejadian dan kesatuan nyata, serta digunakan untuk mengambil keputusan.

1. Kualitas Informasi

a. Akurat, berarti informasi harus bebas dari kesalahan – kesalahan dan tidak bisa menyesatkan yang berarti juga informasi harus mencerminkan maksudnya dengan jelas. Informasi sampai ke penerima informasi kemungkinan banyak terjadi gangguan yang dapat merubah atau merusak informasi tersebut.

(25)

c. Relevan, berarti informasi tersebut mempunyai manfaat untuk pemakainya dan relevansi informasi tiap orang berbeda.

2. Nilai Informasi

Informasi tidak dapat diukur dengan uang, karena informasi dapat dikatakan bernilai bila manfaatnya lebih efektif dibandingkan biaya mendapatkannya dan informasi tidak hanya dibutuhkan oleh satu orang saja dalam suau instansi. Jogiyanto (2000:11) mengemukakan bahwa nilai informasi ditentukan dari dua hal yaitu manfaat dan biaya. Suatu informasi dikatakan bernilai apabila manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan biaya mendapatkannya. Sebagian besar informasi dinikmati oleh lebih dari satu pihak sehingga sulit untuk menghubungkan suatu informasi dengan biaya untuk memperolehnya dan sebagian besar informasi tidak dapat ditaksirkan keuntungannya dengan satuan uang tetapi ditaksir nilai efektifitasnya.

3. Siklus Informasi

(26)

suatu tindakan yang lain yang akan membuat sejumlah data kembali. Data tersebut akan ditangkap sebagai input, diproses kembali lewat suatu model dan seterusnya membentuk suatu siklus.

Siklus informasi adalah gambaran secara umum mengenai proses terhadap data sehingga menjadi informasi yang bermanfaat bagi pengguna. Informasi yang menghasilkan informasi berikutnya. Demikian seterusnya proses pengolahan data menjadi informasi. Proses menghasilkan informasi harus melalui tahapan-tahapan yang dilakukan komputer sebagai teknologi informasi. Tahapan-tahapan tersebut terdiri atas Input - Proses - Output yang disebut sebagai siklus proses informasi. Artinya, bila tahap telah sampai pada output maka output tersebut dapat dijadikan input kembali. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa informasi yang dihasilkan dapat pula dijadikan data kembali sebagai input untuk diproses selanjutnya.

(27)

Gambar 2.1. Siklus Informasi Penjelasan dari Gambar Di atas :

Data diolah melalui suatu model menjadi sebuah infomasi, penerima kemudian menerima informasi tersebut, membuat seuatu keputusan dan melakukan tindakan, yang berarti menghasilkan tindakan lain yang akan membuat sejumlah data kembali, data yang di tangkap dianggap sebagai input di proses kembali melalui model, dan begitu seterusnya membentuk sebuah siklus.

2.2.1.3 Sistem Infor masi

(28)

Menurut Mc leod, Sistem Informasi merupakan sistem yang mempunyai kemampuan untuk mengumpulkan informasi dari semua sumber dan menggunakan berbagai media untuk menampilkan informasi. Sistem informasi adalah data yang dikumpulkan, dikelompokkan dan diolah sedemikian rupa sehingga menjadi sebuah satu kesatuan informasi yang saling terkait dan saling mendukung sehingga menjadi suatu informasi yang berharga bagi yang menerimanya. (Tafri D. Muhyuzir, 2001, 8).

Definisi sistem informasi menurut Jogiyanto Hartono (2005:12) adalah suatu sistem yang tujuannya menghasilkan informasi yang berguna, yaitu harus memenuhi tiga kriteria yaitu relevan, tepat waktu dan akurat. Infomasi yang relevan, tepat waktu dan akurat dapat dicapai dengan komponen teknologi. Komponen teknologi sistem komputer mempercepat proses pengolahan data dan komponen teknologi telekomunikasi mempercepat proses transmisi data, sehingga informasi dapat disajikan tepat waktu. Informasi yang akurat dapat dicapai dengan komponen kontrol. Komponen kontrol akan menjaga sistem informasi dari kesalahan – kesalahan yang disengaja maupun tidak disengaja.

(29)

masing saling berinteraksi satu dengan yang lainnya membentuk satu kesatuan untuk mencapai sasarannya.

Gambar 2.2. Komponen Sistem Infor masi

Berikut adalah penjelasan Komponen Sistem Informasi: a) Blok Masukan

Input mewakili data yang masuk kedalam sistem informasi. Input disini termasuk metode – metode dan media untuk menangkap data yang akan dimasukkan, yang dapat berupa dokumen – dokumen dasar.

b) Blok Model

(30)

c) Blok Keluaran

Produk dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen serta semua pemakai sistem.

d) Blok Teknologi

Teknologi merupakan alat dalam sistem informasi untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan keluaran dan membantu pengendalian dari sistem secara keseluruhan

e) Blok Basis Data

Basis data merupakan kumpulan dari data yang saling berhubungan satu sama lain, tersimpan di perangkat keras computer dan digunakan perangkat lunak untuk dimanipulasi. Data tersebut untuk keperluan penyediaan informasi lebih lanjut supaya informasi yang dihasilkan berkualitas.

f) Blok Kendali

(31)

Manfaat sistem informasi dapat dikategorikan dengan manfaat berwujud (tangible benefit) dan manfaat tak berwujud (intangible benefit). Berikut penjelasannya :

a. Manfaat Berwujud (tangible benefit)

Sebuah sistem informasi yang dibangun dan dipelihara dengan baik akan memberikan manfaat berwujud yang secara fakta dapat dilihat pergerakannya melalui pendapatan yang diraih serta biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan maupun organisasi bisnis. Indikator dari keberhasilan/manfaat yang berdampak pada peningkatan pendapatan dengan meningkatnya penjualan dalam pasar, serta mengalami perluasan pasar.

b. Manfaat Tak Berwujud (intangible benefit).

Seringkali manfaat tak berwujud ini menjadi titik kritis pada jalannya roda bisnis sebuah perusahaan. Karena bersifat tak berwujud, aspek-aspek ini seringkali diabaikan, contohnya: i. Peningkatan kepuasan konsumen

(32)

minimarket pertama sudah menerapkan sistem informasi penjualannya yang lebih cepat dalam pemrosesan dan kemudahan pemasukan datanya.

ii. Peningkatan kepuasan karyawan

Seringkali muncul dari pihak karyawan yang merasa haknya tidak terpenuhi seperti misalkan insentif lemburnya. Ternyata hal ini terjadi akibat kesalahan perhitungan pihak manajemen yang masih melakukannya secara manual atau dengan sistem pemasukan ulang data. Padahal jika misalkan perusahaan menyediakan sistem absensi yang terintegrasi dalam sistem informasi kepegawaian dan SIA maka secara otomatis dapat dibuat laporan insenstif yang lebih akurat dan benar. Hal tersebut baru salah satu contoh di luar misalkan perhitungan angka kredit, hak cuti, jenjang karier, pendidikan dan latihan, dsb.

iii.Peningkatan mutu dan jumlah informasi

(33)

iv. Peningkatan mutu dan jumlah keputusan manajemen

Setiap pengambilan keputusan, bergantung kepada informasi yang mendukung kebijakan yang akan diambil. Hal tersebut hanya dapat terwujud jika sistem informasi dapat menyajikan informasi yang relevan, akurat, terkini dan dapat diambil setiap saat dan kapanpun

2.2.1.4 Sistem Infor masi Manajemen

Dalam dunia kerja dan dunia usaha, informasi merupakan bagian penting dan berharga. Informasi yang cepat dan akurat akan membantu manajer dalam mengambil keputusan dan menentukan langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mempertahankan dan mengembangkan usahanya.

Istilah umum yang dikenal orang tentang sistem informasi manajemen adalah sebuah sistem manusia/mesin yang terpadu (integrated) untuk menyajikan informasi guna mendukung fungsi operasi, manajemen, dan pengambilan keputusan dalam sebuah organisasi. Sistem ini menggunakan hardware, software, prosedur pedoman, model manajemen dan keputusan, dan sebuah “database”.

(34)

Menurut Jogiyanto Hartono (2005:14) sistem informasi manajemen merupakan penerapan sistem informasi di dalam organisasi untuk mendukung informasi-informasi yang dibutuhkan oleh semua tingkat manajemen.

Menurut Raymond McLeod, Jr dan George P. Schell (2005:10) sistem informasi manajemen merupakan sistem berbasis

computer yang menyediakan informasi yang berguna bagi para pengguna yang memiliki kebutuhan yang sama.

Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa sistem informasi manajemen adalah kumpulan dari interaksi sistem – sistem informasi serta menghasilkan informasi yang berguna untuk semua tingkat manajemen.

Keberhasilan suatu sistem informasi manajemen sangat dipengaruhi oleh database system yang merupakan salah satu elemen penyusun sistem tersebut. Oleh karena itu, sangat penting menyusun database system yang baik, yang mampu memenuhi segala kebutuhan data dan informasi bagi pengguna

Tujuan Sistem Informasi Manajemen

1. Menyediakan informasi yang digunakan sebagai dasar analisis terhadap kondisi awal.

2. Membantu dalam pengambilan keputusan secara manajerial 3. Membantu manajer dalam pengambilan keputusan yang

(35)

4. Mengotomatisasi pekerjaan – pekerjaan rutin bagian administrasi

Sistem Informasi Manajemen merupakan suatu sistem yang menyediakan kepada pengelola organisasi data maupun informasi yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas organisasi. Beberapa manfaat sistem informasi antara lain adalah sebagai berikut :

1. Meningkatkan aksebilitas data yang tersaji secara tepat waktu dan akurat bagi para pemakai, tanpa mengharuskan adanya perantara sistem informasi.

2. Menjamin tersedianya kualitas dan ketrampilan dalam menggunakan sistem informasi secara kritis.

3. Mengembangkan proses perencanaan yang efektif.

4. Mengidentifikasi kebutuhan akan ketrampilan pendukung sistem informasi.

5. Menetapkan investasi yang akan diarahkan pada sistem informasi.

6. Mengantisipasi dan memahami konsekuensi ekonomis dari sistem informasi dan teknologi baru.

7. Memperbaiki produktivitas dalam aplikasi pengembangan dan pemeliharaan sistem.

(36)

2.2.2 Implementasi Sistem

Implementasi adalah bagian dari proses penerapan sistem, juga merupakan suatu komponen dari perubahan organisasi, pendefinisian ini secara umum mengacu pada fase terakhir dari pengembangan sistem, yaitu pada saat terjadi konversi dan pemasangan suatu sistem baru (Lucas, 1993: 502).

Implementasi biasanya menunjukkan seluruh upaya perubahan melalui sistem yang baru, sistem didesain untuk memperbaiki atau meningkatkan pemrosesan informasi. Setelah dirancang, diperkenalkan, dan ditetapkan kedalam organisasi pengguna, jika sistem yang diterapkan itu digunakan maka implementasi sistem dapat dikatakan berhasil, sedangkan jika para pengguna menolak sistem tersebut yang diterapkan, maka implementasi sistem tersebut dapat digolongkan gagal.

(37)

menggunakan data sesungguhnya dalam jangka waktu tertentu yang dilakukan oleh analisis sistem bersama-sama dengan pengguna.

Apabila perusahaan ingin bertahan dalam jangka panjang maka perusahaan tersebut harus berhasil mengembangkan strategi yang telah direncanakan yang didukung dengan sistem informasi dan teknologi informasi. Untuk mengukur keberhasilan pengguna sistem adalah penggunaan sistem, sedangkan untuk sistem yang bersifat kewajiban dalam arti pengguna sangat tergantung penyeleseian tuganya dengan menggunakan sistem, kepuasan pengguna adalah indikator yang cocok untuk mengukur keberhasilan implementasi sistem.

Dalam menetapkan strategi implementasi sistem informasi pada manajemen perusahaan perlu memperhatikan perubahan untuk diterapkan mengingat bahwa penerapan suatu sistem yang baru akan mengubah proses bisnis yang selama ini berjalan. Faktor sumber daya manusia akan menentukan keberhasilan implementasi sistem informasi (Lucas, 2003:71).

2.2.3 Keberhasilan Implementasi Sistem

(38)

yakni partisipasi pengguna, sikap pengguna, mutu/kualitas sistem dan kepuasan pengguna.

DeLone dan McLean (1992) menyampaikan tentang faktor yang menjadi dasar pengukuran keberhasilan sistem informasi yaitu: kualitas informasi, kualitas sistem, penggunaan sistem, kepuasan pengguna akhir, dampak individual dan dampak organisasi.

Dalam model keberhasilan DeLone dan McLean menempatkan variabel dampa individual dan dampak organisasi sebagai variabel dependen. Variabel penggunaan sistem diposisikan sebagai

intervening antara kualitas sistem dan kualitas informasi terhadap dampak individual serta memediasi hubungan antara kualitas sistem dengan kepuasan pengguna akhir.

(39)

Guimaraes et al. (2003) menyatakan bahwa keberhasilan sistem mempunyai tiga komponen yaitu, kualitas sistem, manfaat sistem dan kepuasan pengguna. Pendapat ini menunjukkan bahwa keberhasilan dalam pengembangan sistem informasi terkait dengan pengguna ditentukan oleh sampai sejauh mana partisipasi yang ada dapat menyebebkan kepuasan pengguna.

Myers et al. (1997) menyatakan bahwa pengukuran keberhasilan sebuah sistem informasi sangat penting bagi organisasi. Keberhasilan sistem informasi suatu perusahaan tergantung dari bagaimana sistem itu dijalankan, kemudahan sistem itu bagi para pemakainya dan pemanfaatan teknologi yang digunakan.

Keberhasilan penerapan sebuah sistem informasi sangat bergantung pada sistem apakah yang dibangun oleh perusahaan, apakah sistem ini mampu mengadaptasi kebutuhan perusahaan, mudah digunakan dan mampu menyajikan segala informasi yang diperlukan.

Berbagai kriteria telah dikembangkan untuk mengukur kesuksesan suatu sistem, tetapi ukuran kesuksesan sistem berikut ini adalah yang paling penting (Laudon dan Laudon, 1996).

Berikut ukuran kesuksesan suatu sistem bagi perusahaan: a. Penggunaan Sistem Tingkat Tinggi (High Level of System Use)

(40)

user (dalam hal ini pegawai perusahaan) sehingga mereka menggunakan sistem ini secara sering. Hal ini diukur melalui

polling terhadap para pemakai, penggunaan kuisioner, atau memonitor parameter seperti volume transaksi on-line.

b. Kepuasan Pemakai Terhadap Sistem (User Satisfaction with The System)

Dengan semakin meningkatnya kepuasan para user terhadap sistem yang dibangun, maka hal itu mengindikasikan bahwa sistem tersebut telah sesuai dengan kebutuhan pengguna dan merupakan indikasi keberhasilan dari sistem. Karena tidak mungkin sistem yang ada dianggap berhasil jika dalam implementasinya banyak terjadi keluhan dari para penggunanya

kepuasan ini diukur melalui kuisioner atau interview. Bisa termasuk didalamnya opini pemakai terhadap keakuratan, ketepatan waktu dan relevansi informasi terhadap kualitas dan mungkin terhadap jadwal operasi. Terutama yang kritis adalah perilaku manajer dalam seberapa baiknya kebutuhan informasi mereka terpuaskan (Ives et al., 1983; Wescott, 1985) dan opini pemakai tentang seberapa baiknya sistem tersebut meningkatkan kinerja kerja mereka (Davis, 1989).

c. Perilaku yang Baik (Favorable Attitudes)

(41)

maka hal tersebut merupakan indikasi keberhasilan yang kuat. Karena tidak mungkin para pengguna memiliki sifat yang positif jika sistem yang ada tidak memberi dampak yang positif serta sesuai dengan yang dibutuhkan.

d. Tujuan yang Dicapai (Achieved Objectives)

Yaitu derajat dimana suatu sistem memenuhi tujuan spesifiknya, yang tercermin dengan meningkatnya kinerja organisasi dan pengambilan keputusan sebagai hasil penggunaan sistem tersebut.

e. Keuntungan Finansial (Financial Payoff)

Keuntungan bagi perusahaan baik melalui penurunan biaya maupun meningkatkan penjualan atau profit.

2.2.4 Pengukuran Keberhasilan Implementasi Sistem Infor masi Manajemen

Menurut penjelasan tentang teori – teori keberhasilan implementasi sistem, maka peneliti meringkas beberapa variabel yang dapat digunakan untuk mengukur keberhasilan implementasi sistem informasi manajemen menurut pengguna antara lain:

1. Kualitas Sistem

(42)

dihasilkan sistem informasi akan semakin meningkatkan kepuasan pengguna (DeLone dan McLean: 1992). Kualitas sistem juga dapat mempengaruhi sikap pengguna. Contohnya, sebuah sistem dengan bahasa yang sulit maka akan jarang digunakan. Fokusnya adalah performa dari sistem, yang merujuk pada seberapa baik kemampuan sistem dapat menyediakan informasi kebutuhan pengguna. Semakin baik kualitas sistem dan kualitas informasi yang diberikan akan menyebabkan pengguna tidak merasa enggan untuk melakukan pemakaian kembali (reuse) dengan demikian intensitas pemakaian sistem akan meningkat. Pemakaian yang berulang- ulang ini dapat dimaknai bahwa pemakaian yang dilakukan bermanfaat bagi pemakai. Tingginya derajat manfaat yang diperoleh mengakibatkan pemakai akan lebih puas (Zulaikha & Radityo, 2008: 203).

Indikator yang digunakan DeLone dan McLean (dalam Nisa, 2008: 37) adalah 5 dari indikator yang digunakan pada penelitian Hamilton dan Chervany yaitu:

a. Kemudahan untuk digunakan (ease of use)

(43)

penggunaan sebuah teknologi didefinisikan sebagai suatu ukuran dimana seseorang percaya bahwa komputer dapat dengan mudah dipahami dan digunakan. Beberapa ciri kemudahan penggunaan teknologi informasi, meliputi:

i. Menghemat waktu ii. Memudahkan kegiatan iii. Mudah untuk dimengerti iv. Mudah untuk dioperasikan

b. Kemudahan untuk diakses (system flexibility)

Fleksibilitas yang dimaksud adalah kemampuan sistem informasi dalam melakukan perubahan-perubahan kaitannya dengan memenuhi kebutuhan pengguna yang meliputi tentang kemudahan untuk mengakses data, misalnya dengan menyediakan situs Internet untuk pengaksesan data, serta prosedur atau peraturan yang jelas dalam memperoleh data .Cirinya :

i. Mudah diakses dimana saja

ii. Peraturan jelas untuk memudahkan pengguna dalam memperoleh informasi

c. Kecepatan akses (response time)

(44)

kecepatan yang optimal maka layak dikatakan bahwa sistem informasi yang diterapkan memiliki kualitas yang baik. Cirinya :

i. Kecepatan dalam mengolah data

ii. Kecepatan dalam mendeteksi kesalahan iii. Kecepatan dalam memberikan informasi d. Keandalan (reliability)

Secara umum keandalan merupakan ukuran kemampuan suatu komponen beroperasi secara terus menerus tanpa adanya kerusakan, tindakan perawatan pencegahan yang dilakukan dapat meningkatkan keandalan sistem. Keandalan sistem informasi dalam hal ini adalah ketahanan sistem dari kerusakan dan kesalahan. Keandalan ini dapat dilihat dari sistem informasi yang melayani kebutuhan pengguna tanpa adanya masalah yang dapat mengganggu kenyamanan pengguna dalam menggunakan sistem informasi. Cirinya :

i. Jaringan tidak mudah error

ii. Proses error tidak berlangsung lama e. Keamanan sistem (security).

(45)

dapat mengakses data pengguna secara bebas (Ratih, 2009). Pengelolaan keamanan yang bertujuan mencegah, mengatasi, dan melindungi berbagai sistem informasi dari resiko terjadinya tindakan ilegal seperti penggunaan tanpa izin, penyusupan, dan perusakan terhadap berbagai informasi yang di miliki. Cirinya :

i. Penggunaan username/password/kode ii. Jarang terjadi kesalahan data

2. Sikap Pengguna

(46)

i.

Afektif

respon fisiologis yang mengekspresikan kesukaan individu pada sesuatu.

ii.

Kecenderungan perilaku

kecenderungan perilaku adalah indikasi verbal dari maksud seorang individu

iii.

Kognitif

pengevaluasian secara kognitif terhadap suatu objek sikap. Kebanyakan sikap individu adalah hasil belajar sosial dari lingkungannya.

3. Partisipasi Pengguna

Penelitian Baroudi, Olson, dan Ives (1986) dan Montazemi (1988) menyatakan bahwa intensitas penggunaan sistem dapat dijadikan sebagai tolok ukur keberhasilan sistem. Variabel ini

(47)

4. Kepuasan Pengguna

Bailey dan Pearson (1983), Edstrom (1977), Ives, Olson, dan Baroudi (1983), serta Pearson (1977) menyatakan bahwa kepuasan pengguna akhir informasi (User Information Satisfaction) dijadikan sebagai tolok ukur keberhasilan sistem. Ukuran kepuasan pengguna pada sistem komputer dicerminkan oleh kualitas sistem yang dimiliki perusahaan (Guimaraes et al. 1992; Yoon et al. 1995). Kepuasan pengguna terhadap suatu sistem informasi adalah bagaimana cara pengguna memandang sistem informasi secara nyata tapi tidak pada kualitas sistem secara teknik (Guimaraes et al. 2003). Kepuasan bisa diartikan sebagai upaya pemenuhan sesuatu atau membuat sesuatu memadai. Menurut Weber (1999) dalam Jurnal dari Mohammed, N, Hussin, H dan Hussein, R (2009) mengemukakan bahwa terdapat 5 indikator untuk mengukur kepuasan pengguna (user) dalam menggunakan software, yaitu :

(48)

2. Accuracy adalah kepuasan pengguna dari sisi keakuratan data ketika software menerima input kemudian mengolahnya menjadi informasi.

3. Format adalah kepuasan pengguna dilihat dari output yang dihasilkan berupa laporan.

4. Ease of use adalah kepuasan pengguna dari sisi kemudahan pengguna atau user-friendly dalam menggunakan sistem seperti proses memasukan data, mengolah data dan mencari informasi yang dibutuhkan.

5. Timeliness adalah kepuasan pengguna dari sisi ketepatan waktu sistem dalam menyajikan atau menyediakan data dan informasi yang dibutuhkan oleh pengguna

2.3 Kerangka Ber fikir

PT. Kereta Api Indonesia (Persero) telah mengimplementasikan (RTS) Rail Ticket System yakni sistem ticketing berbasis internet yang memudahkan para calon penumpang untuk melakukan pemesanan tiket melalui internet (internet reservation) dan dapat mengakomodasi berbagai jenis kebutuhan pelayanan penjualan tiket penumpang KA serta menjadi

website internal perusahaan.

(49)

Analisis keberhasilan implementasi sistem informasi ini mengacu pada penilaian dari konsumen dengan menggunakan dasar dari beberapa pendapat para ahli yaitu, Lucas, De Lone & Mc Lean, Seddon, Guimaraes et al, Chin dan Todd, Goodhue, Montazemi.

Analisis keberhasilan implementasi sistem juga pernah dilakukan oleh Istianingsih dengan studi kasus implementasi sistem informasi akuntansi pada dengan menggunakan persepsi pengguna. Hasil penelitiannya, bahwa partisipasi pengguna sistem, kualitas informasi dan kualitas sistem mempengaruhi keberhasilan implementasi sistem yang diterapkan diperusahaan. Berdasarkan teori dan temuan penelitian terdahulu tentang keberhasilan implementasi sistem disimpulkan 4 variabel yang akan digunakan sebagai dasar menganalisis. Variabel tersebut adalah kualitas sistem, sikap pengguna, partisipasi pengguna dan kepuasan pengguna.

(50)

Gambar 2.3 Kerangka Ber fikir Implementasi

Rail Ticket System

1. Kuisioner 2. Wawancara

Analisis Keberhasilan Implementasi

Sistem

Berhasil di implementasikan ke

(51)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan metode penelitian kualitatif dengan tipe penelitian deskriptif. Menurut (Sugiyono, 2005:7) penelitian kualitatif bersifat menyeluruh dan tidak dapat dipisahkan yang dipandang sebagai realitas sosial dan lebih menekankan pada proses, maka penelitian kualitatif dalam melihat hubungan antara variabel pada objek yang diteliti lebih bersifat interaktif yaitu saling mempengaruhi sehingga tidak diketahui variabel independen dan dependennya.

Menurut Arief Furchan (1992:2) metode kualitatif adalah proses penelitian yang menghasilkan data deskriptif, ucapan atau tulisan atau perilaku yang dapat diamati dari orang – orang itu sendiri. Subyek penelitian tidak mempersempit menjadi variabel yang terpisah atau menjadi hipotesa melainkan dipandang sebagai suatu keseluruhan.

(52)

3.2 Definisi Operasional Variabel

Operasional Variabel adalah variabel secara operasional berdasarkan karakteristik yang diamati yang memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena. Operasional variabel dalam penelitian ini adalah keberhasilan implementasi Rail Ticket System PT. Kereta Api Indonesia (Persero).

Dalam hal ini variabel-variabel yang menjadi faktor keberhasilan implementasi sistem yaitu kualitas sistem, partisipasi pengguna, sikap pengguna dan kepuasan pengguna. Adapun definisi persepsi atas keberhasilan implementasi sistem yang diteliti sebagai berikut :

1. Kualitas sistem

Persepsi kemudahan yang mengukur tingkat kemudahan teknologi komputer untuk dipahami dan digunakan.

a. Kemudahan pemakaian (ease of use).

Dimana seseorang percaya bahwa komputer dapat dengan mudah dipahami dan digunakan. Indikatornya :

i. Menghemat waktu. ii. Memudahkan kegiatan. iii. Pengoperasiannya mudah.

iv. Tampilannya mudah dimengerti pengguna. b. Kemudahan untuk diakses (system flexibility).

(53)

Indikatornya :

i. mudah diakses dimana saja.

ii. ada peraturan yang jelas atau tata cara dalam memperoleh informasi.

iii. dapat diakses dengan komputer maupun ponsel yang terdapat koneksi jaringan internet.

iv. Dapat mengakses ketersediaan tiket kereta api. c. Kecepatan akses (response time).

Kecepatan dalam pengaksesan data dan informasi. Indikatornya : i. kecepatan dalam pengolahan data.

ii. kecepatan dalam mendeteksi kesalahan data yang diisi. iii. kecepatan dalam memperoleh informasi yang diinginkan. d. Keandalan (reliability).

Keandalan sistem informasi dalam konteks ini adalah ketahanan sistem informasi dari kerusakan dan kesalahan.. Indikatornya :

i. jaringannya tidak mudah error.

ii. proses penanganan error cepat. e. Keamanan sistem (security).

Keamanan sistem ini dapat dilihat melalui data pengguna yang aman disimpan oleh suatu sistem informasi. Indikatornya :

i. Data yang dimasukkan dapat dijaga kerahasiannya karena menggunakan kode.

(54)

2. Sikap pengguna.

Sikap adalah perasaan seseorang sesuatu. Perasaan ini menjadi konsep yang merepresentasikan suka atau tidak sukanya (positif, negatif, atau netral) seseorang pada sesuatu yang dibagi menjadi:

a. Respon Afektif.

i. Setuju dengan penerapan sistem. b. Respon Kognitif.

i. Kritik atau saran untuk melakukan pengembangan sistem lebih lanjut.

c. Kencenderungan Perilaku.

i. Menyarankan pada pengguna lain. 3. Partisipasi pengguna.

Untuk mengukur tingkat penggunaan konsumen terhadap sistem selama responden membutuhkan.

a. Adanya kemauan.

i. Ikut menggunakan layanan. ii. Ingin memperbaiki mutu sistem.

iii. Seberapa sering menggunakan aplikasi tersebut. b. Adanya kesempatan.

i. Tingkat penggunaan sistem.

(55)

c. Adanya kemampuan.

i. Mampu menggunakan sistem. ii. Mampu memanfaatkan sistem. 4. Kepuasan pengguna.

Kepuasan pengguna akhir dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur tingkat kepuasan pemakai terhadap perangkat lunak dan

output yang dihasilkan.

a. Isi (Content).

i. Memberikan informasi bermanfaat. ii. Isi informasi dapat memenuhi kebutuhan. b. Keakuratan (Accuracy).

i. Output yang dihasilkan sesuai dengan input dari pengguna. ii. Tidak sering terjadi error dalam pemrosesan data.

c. Tampilan (Format).

i. Segi tampilan antarmuka sistem menarik. ii. Mudah digunakan.

d. Kemudahan penggunaan (Ease of Use). i. Mudah dalam memasukkan data.

ii. Mudah dalam mencari informasi yang dibutuhkan. e. Tepat waktu (Timelines).

i. Penyajian informasi up to date.

(56)

3.3 Subjek Penelitian

Subjek penelitian merupakan sumber data yang dimintai informasinya sesuai dengan masalah penelitian. Adapun yang dimaksud sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data diperoleh (Suharsimi Arikunto, 2002:107). Untuk mendapat data yang tepat maka perlu ditentukan informan yang memiliki kompetensi dan sesuai dengan kebutuhan data.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis keberhasilan sistem informasi yang dilihat dari persepsi pengguna yakni kualitas sistem, partisipasi, sikap dan kepuasan pengguna. Oleh karena itu, diperlukan subjek yang memenuhi parameter yang dapat mengungkap hal diatas sehingga memungkinkan data dapat diperoleh. Indikatornya adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui tentang pengimplementasian Rail Ticket System saat ini. 2. Ikut terlibat dalam implementasi sistem sebagai pengguna Rail Ticket

System.

3. Mempunyai waktu yang memadai untuk dimintai informasi

Dari indikator diatas, subyek penelitian yang dianggap memenuhi karakteristik yaitu :

1. Manager Teknologi Informasi PT. KAI Daop VIII Surabaya

Adalah orang yang dianggap mengetahui tentang pengimplementasian

(57)

2. Penumpang kereta api

Yaitu penumpang yang menggunakan aplikasi Rail Ticket System.

3.4 Objek Penelitian

Objek penelitian dapat dinyatakan sebagai situasi sosial penelitian yang ingin diketahui apa yang terjadi didalamnya. Pada obyek penelitian ini, peneliti dapat mengamati secara mendalam aktivitas (activity) orang – orang (actors) yang ada pada tempat (place) tertentu (Sugiyono, 2007:215). Objek penelitian ini adalah implementasi Rail Ticket System

pada penumpang di Stasiun Gubeng Surabaya.

3.5 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Stasiun Surabaya Gubeng, yang menurut data dari PT. KAI Daop VIII bahwa lokasi ini terdapat lebih banyak pengguna sistem ticketing online yang diterapkan PT. Kereta Api Indonesia yang ditunjukkan oleh grafik berikut:

(58)

3.6 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari atas subyek atau objek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2005:72). Yang menjadi populasi dalam penelitian adalah penumpang yang ada pada Stasiun Surabaya Gubeng

3.7 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Penentuan jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini tidak dapat ditentukan secara pasti. Hal ini dikarenakan jumlah populasi yang tidak diketahui.

3.7.1 Teknik Pengambilan Sampel

(59)

Karena populasi tidak diketahui maka untuk menentukan sampel, peneliti menggunakan rumus Unknown Population dengan tingkat kesalahan 5% menggunakan rumus sebagai berikut :

2

...Ridwan (2007 : 316)

Keterangan :

n = Jumlah sampel

Z = Derajat koefisien = 1,96

= Standart deviasi

e = Tingkat kesalahan Maka :

2

2

= 96,04 = 97

Karena jumlah sampel yang belum diketahui maka penulis mengambil jumlah sampel yang ditetapkan sejumlah 97 responden.

3.8 J enis dan Sumber Data

Teknik yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan data primer dan data sekunder.

(60)

langsung oleh sampel penelitian yakni penumpang kereta api yang menggunakan fasilitas pelayanan Rail Ticket System pada Stasiun Surabaya Gubeng. Data ini berupa catatan hasil wawancara, data hasil kuisioner.

b. Data sekunder didapatkan dari kajian dokumen yang bertujuan tidak hanya untuk menggali data, tapi juga untuk mengungkap makna yang terkandung dalam latar penelitian. Contohnya data Annual Report dari PT. KAI, penelitian terdahulu dan lain sebagainya.

3.9 Analisis Data

Analisis data dalam penelitian kualitatif dapat digunakan bersama – sama pada saat pengumpulan data, sebagaimana yang dinyatakan oleh Burham Bungin (2003: 69) bahwa pengumpulan data kualitatif menggunakan metode pengamatan yang pada umumnya dari tradisi kualitatif, pada dasarnya metode pengumpulan data dalam kualitatif sekaligus juga adalah metode analisis data, dengan kata lain proses pengumpulan data juga adalah proses analisis data, karena itu setelah data dikumpulkan maka sebetulnya peneliti menganalisis datanya.

(61)

dokumentasi. Data yang telah diperoleh akan dianalisis secara kualitatif serta diuraikan dalam bentuk deskriptif.

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan langkah – langkah seperti yang dikemukakan oleh Burham Bungin (2003:70), yaitu:

1. Pengumpulan data

Merupakan bagian penting dari kegiatan analisis data. Kegiatan pengumpulan data pada penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara dan studi dokumentasi.

2. Reduksi data

Diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan data kasar yang muncul dari catatan – catatan tertulis di lapangan. Reduksi dilakukan sejak pengumpulan data dimulai dengan membuat ringkasan, menelusur tema, membuat catatan dan sebagainya dengan maksud menyisihkan data / informasi yang tidak relevan.

3. Display data

(62)

4. Verifikasi dan Penegasan kesimpulan

Merupakan kegiatan akhir dari analisis data. Penarikan kesimpulan berupa kegiatan interpretasi, yaitu menemukan makna data yang telah disajikan.

Analisis data kualitatif merupakan upaya berlanjut, berulang dan terus – menerus. Masalah reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan / verifikasi menjadi gambaran keberhasilan secara berurutan sebagai rangkaian kegiatan analisis yang terkait. Selanjutnya, data dijelaskan dalam bentuk kata – kata untuk mendeskripsikan fakta yang berada dilapangan untuk menjawab pertanyaan penelitian yang kemudian diambil intisarinya saja

Dalam analisis data ini, Rail Ticket System ini dikatakan berhasil diimplementasikan jika prosentase persepsi pengguna lebih dari 60% dari tingkat keberhasilan yang ditunjukkan oleh skala likert 0 – 100% yang digunakan peneliti sebagai dasar jika sistem berhasil diimplementasikan.

Tabel 3.1 Skala Keberhasilan Implementasi

INTERVAL KETERANGAN

0% - 20% Sangat Tidak Berhasil

21% - 40% Tidak Berhasil

41% - 60% Cukup Berhasil

61% - 80% Berhasil

(63)

3.10 Pengujian Kredibilitas Data

Penelitian kualitatif harus mengungkapkan kebenaran yang obyektif. Karena itu keabsahan data dalam sebuah penelitian kualitatif sangat penting. Melalui keabsahan data kredibilitas (kepercayaan) penelitiaan kualitatif dapat tercapai. Dalam penelitian ini untuk mendapatkan keabsahan data dilakukan dengan triangulasi. Adapun triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu (Moleong, 2007:330).

Dalam memenuhi keabsahan data penelitian ini dilakukan triangulasi dengan sumber. Menurut Patton, triangulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif. (Moleong, 2007:29).

(64)

4.1 Hasil

4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan

PT. Kereta Api Indonesia (Persero) mengalami berbagai perubahan dan perbaikan baik dalam status perusahaan maupun kegiatan operasional selama keberadaannya 67 tahun di Indonesia. Kehadiran kereta api ditandai dengan pembangunan jalan kereta api dari Kemijen menuju Desa Tanggung di Semarang sepanjang 26 km yang dipimpin oleh Ir. J.P de Bordes, pada 17 Juni 1864. Pada saat itu perusahaan kereta api masih bernama Naamlooze Venootschap Nederlandsch Indische Spoorweg Maatschappij atau NV. NISM.

Pembangunan rel kereta api terus dilakukan hingga panjangnya mencapai 5910 km pada tahun 1950. Pembangunan tidak hanya dilakukan di Pulau Jawa, namun juga di Sumatera. Pengerjaan rel kereta api di Jawa dan Sumatera bahkan melibatkan juga para pekerja paksa Romusha, yang selama pengerjaannya menelan korban yang cukup banyak.

(65)

terjadi pada 28 September 1945, yang kemudian dijadikan sebagai hari lahir Kereta Api Indonesia. Pada tanggal ini dibentuk pula Djawatan Kereta Api Republik Indonesia (DKA-RI). Sejak saat itulah perusahaan perkeretaapian Indonesia mengalami berbagai perubahan status perusahaan.

Pada kurun waktu tahun 1971-1991 perusahaan kereta api Indonesia bernama PJKA (Perusahaan Jawatan Kereta Api). Kemudian pada tahun 1991-1998 status perusahaan berubah kembali menjadi Perumka (Perusahaan Umum Kereta Api). Hingga akhirnya pada tahun 2010 sampai sekarang status perusahaan kereta api berubah menjadi PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau yang biasa disebut dengan PT KAI.

Hingga Mei tahun 2013, jumlah karyawan PT. KAI berjumlah 26.467 orang. Sejalan dengan tuntutan pemenuhan kebutuhan bagi para pengguna jasa kereta api dari tahun ke tahun, PT. KAI pun semakin mengembangkan usahanya. Kini PT. KAI memiliki enam anak perusahaan yang bergerak dalam berbagai sektor usaha untuk mendukung bisnis perusahaan induk. Keenam anak perhusahaan tersebut yakni PT KAI Commuter Jabodetabek, PT KAI Pariwisata, PT Reska Multi Usaha, PT KAI Logistik, PT Railink, dan PT KAI Property Management.

(66)

perbaikan layanan terus dilakukan PT KAI untuk mengubah wajah perkeretaapian Indonesia. Kebijakan perusahaan diberlakukan untuk meraih kemajuan perkeretaapian dari sisi internal maupun eksternal.

Dari sisi internal, perusahaan mulai menerapkan kebijakan yang tegas bagi para karyawannya. Budaya perusahaan yang lama mulai ditinggalkan dan diganti dengan budaya perusahaan baru dengan sistem kerja yang lebih modern dan efisien. Kedisiplinan ditegakkan dan kesejahteraan karyawan pun ditingkatkan. Tercatat, dengan perubahan yang terus menerus dilakukan secara berlanjut, PT KAI mampu membukukan laba bersih hingga mencapai Rp 425 miliar pada tahun 2012. Jumlah ini sangat jauh meningkat jika dibandingkan pada tahun 2008 yang merugi hingga Rp 83 miliar.

Dari sisi eksternal, PT KAI mulai membenahi berbagai pelayanan kepada para pengguna jasa kereta api di Indonesia. Beberapa transformasi yang dilakukan di antaranya pemberlakuan sistem boarding, kapasitas penumpang 100%, larangan merokok di stasiun dan di dalam kereta, larangan pedagang asongan di stasiun dan di dalam kereta, fasilitas stasiun yang semakin lengkap, perluasan peron dan tempat parkir stasiun, serta sistem penjualan tiket yang semakin modern, terintegrasi dengan saluran internet, dan mudah diakses oleh seluruh masyarakat.

(67)

tiga tahun terakhir ini PT KAI telah berhasil meraih berbagai penghargaan dari beberapa pihak. Penghargaan yang sangat membanggakan bagi PT. KAI yaitu dengan diraihnya predikat “Best of The Best BUMN Inovatif Terbaik 2012” dalam ajang Anugerah BUMN 2012. Di ajang yang sama, PT. KAI pun berhasil meraih Juara I dalam kategori Inovasi Pelayanan Publik BUMN Terbaik. Sejak tahun 2011 hingga Juni 2013 sudah 131 penghargaan diraih oleh PT. KAI. Bahkan, operasional layanan Angkutan Lebaran tahun 2012 pun mendapat penghargaan khusus dari Menteri BUMN Dahlan Iskan, dengan memberikan nilai 8 untuk PT KAI.

(68)

menyelenggarakan operasional KA Bandara Soekarno-Hatta dan Jalur Lingkar Jabodetabek, maka target jumlah penumpang yang akan diangkut PT KAI pada tahun 2018 adalah 1,2 juta orang per hari.

Langkah-langkah untuk mencapai target 1,2 juta penumpang per hari tersebut mulai dilakukan saat ini. Salah satunya yaitu penertiban 63 stasiun di kawasan Jabodetabek untuk perluasan peron dan stasiun, peremajaan sarana kereta api, dan pemberlakuan sistem e-ticketing. Adapun dalam sektor angkutan barang, selama tahun 2012 PT KAI telah berhasil mengangkut lebih dari 22 juta ton barang. Angkutan barang tersebut antara lain batubara, semen, petikemas, Bahan Bakar Minyak (BBM), barang retail, hasil perkebunan, dan barang hantaran.

(69)

Tabel 4.1

Sejar ah Per keretaapian Indonesia

Periode Status Dasar Hukum

Th. 1864

Pertama kali dibangun Jalan Rel sepanjang 26 Km antara Kemijen – Tanggung oleh Pemerintah Hindia Belanda

1864 s.d 1945

Staat Spoorwegen (SS)

Verenigde Spoorwegenbedrifj (VS)

Deli Spoorwegen Maatschappij (DSM)

IBW

2010 PT. Kereta Api (Persero)

PP. No. 19 Th. 1998

PT. Kereta Api Indonesia (Persero)

Instruksi Direksi No. 16/OT.203/KA

2010

Sumber : situs resmi PT. Kereta Api Indonesia http://www.kereta-api.co.id/

(70)

Tabel 4.2

Stasiun – stasiun di bawah pengawasan PT. Kereta Api Indonesia Daerah Operasi 8 di Sur abaya

Nama Stasiun Alamat

Jl. Semarang No. 1 Surabaya Jl. Gubeng Masjid No. 1 Surabaya Jl. Stasiun Kota No. 7-9, Surabaya Jl. Trunojoyo No. 1 Malang

Jl. Panglima Sudirman No. 20 Lamongan Jl. Stasiun Babat

Jl. Stasiun Wonokromo, Surabaya Jl. Stasiun No. 1 Sepanjang, Sidoarjo Jl. Bayangkara No. 20 Mojokerto Jl. Diponegoro No. 1 Sidoarjo Jl. Stasiun No. 1 Bangil

Jl. M.H. Thamrin No. 1 Lawang Jl. Wahidin Sudiro Husodo 1 Kepanjen Jl. Mastrip No. 75 Blitar

Jl. Stasiun No. 54 Wlingi

(71)

Komoditi yang dapat diangkut oleh PT. Kereta Api Indonesia (Persero) adalah :

a. Petikemas

Peletisasi, insulated and refrigerated containers, standard containers, hard-top containers, open-top containers, flatracks,

platforms (plats), ventilated containers, bulk containers, tank

containers.

b. Barang curah liquid / cair

BBM, CPO, semua bahan kimia cair yang tidak korosif, minyak goreng, air mineral, dan lain-lain.

c. Barang curah

Batubara, pasir, semen, gula pasir, pupuk, beras, kricak, aspalt, klinker, dan lain-lain.

d. Barang retail

Barang elektronik, hasil produksi pabrik yang sudah terpaket, barang kiriman hantaran, barang potogan.

PT. Kereta Api Indonesia (Persero) telah mengoperasikan KA penumpang, baik KA utama (komersil dan non komersil), maupun KA lokal di Jawa dan Sumatera, yang terdiri dari :

− KA Eksekutif

− KA Bisnis

− KA Campuran (Eksekutif, Bisnis, dan Ekonomi)

(72)

− KA Ekonomi

− KA Lokal

− KRL

Setiap rangkaian kereta api, PT. Kereta Api Indonesia (Persero) melengkapi dengan kereta makan yang berguna sebagai restorasi. Restorasi melayani makan dan minum selama perjalanan. Terdapat menu – menu khas kereta api yang dapat dinikmati pelanggan. Kru restorasi terdiri dar : Koki, prama dan prami yang siap melayani pelanggan di dalam perjalanan.

Kru KA adalah petugas kereta api yang bertanggung jawab selama dalam perjalanan. Kru KA terdiri dari : Masinis, assisten masinis, kondektur, teknisi KA, dan runner AC. Mereka secara professional terlatih untuk melayani pelanggan kereta api.

Lokasi PT. Kereta Api Indonesia (Perser o) 7Daer ah Operasi 8 di Sur abaya

Kantor : Jl Gubeng Masjid Surabaya 60131 Telp. : (031) 5036575, 5034467

Fax. : (031) 5036575 Toka : 38000, 38605

(73)
(74)

Keterangan : Struktur Organisasi PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi 8 di Surabaya (struktur organisasi yang lengkap berada pada halaman lampiran)

1. Daerah Operasi 8 Gubeng Surabaya

Menyelenggarakan pengusahaan angkutan kereta api, serta merumuskan dan menyusun program pembinaan dan pengendalian pelaksanaan angkutan penumpang atau barang di wilayah daerah operasi.

Untuk menyelenggarakan tugas pokok daerah operasi 8 Surabaya mempunyai fungsi :

a. Pengelolaan sumber daya manusia ( SDM ), pendayagunaan keuangan dan pelaksanaan administrasi kerumahtanggaan dan umum, serta pertimbangan dan bantuan hukum;

b. Pengujian, pengendalian dan pembinaan hygiene perusahaan, kesehatan ( HIPERKES ) dan keselamatan kerja ;

c. Pemeriksaan daerah

d. Pelaksanaan hubungan masyarakat;

e. Pemeliharaan dan pengendalian jalan rel dan jembatan f. Pelaksanaan dan pengendalian operasi dan pemasaran

g. Pemeliharaan dan pengendalian sinyal, telekomunikasi dan listrik umum;

(75)

2. Manager Humasda

Melaksanakan hubungan masyarakat, penyuluhan di lingkungan perusahaan ( Internal ) dan dengan media massa di luar perusahaan ( Eksternal ).

3. Manager Hukum

Melaksanakan pertimbangan dan bantuan hukum serta menjadi tempat bertanya bagi pegawai dalam hal peraturan yang berlaku. 4. Manager SDM dan Umum

Menyusun program pengelolaaan dan evaluasi kinerja sumber daya manusia (SDM), pendayagunaan keuangan, penyusunan rencana kerja anggaran tahunan daerah operasi, penyelenggaraan akuntansi, melaksanakan kegiatan kerumahtanggaan dan umum, serta pelaksanaan pertimbangan dan bantuan hukum.

Untuk melaksanakan tugas pokok seksi administrasi mempunyai fungsi :

a. Pelaksanaan pengelolaan dan evaluasi kinerja SDM;

b. Pelaksanaan pengelolaan administrasi keuangan dan pengesahan pembayaran;

Gambar

Gambar 2.3 Kerangka Berfikir
Gambar 3.1. Jumlah Penukar Kode Booking selama 4 bulan terakhir selama 2014 (sumber: Laporan V2 – Rail Ticket System)
Tabel 4.1
Tabel 4.2
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sasaran strategis 8 : Meningkatnya mutu pendidikan non formal melalui Pendirian Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat dan lembaga kursus yang terakreditasi, dengan

Akan tetapi penulis dan sejarawan Nusantara hingga saat ini lebih sering menggunakan pendapat Schrieke tentang kepemilikan hak cipta kitab ini, mengabaikan kajian

Inflasi terjadi karena adanya peningkatan harga yang ditunjukan oleh naiknya indeks kelompok sandang 0,89 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 0,61

Hasil simulasi menunjukkan bahwa saluran yang dipasang lightning arrester 15 kV dan kawat tanah lebih baik dalam mereduksi induksi tegangan yang disebabkan oleh

Customer value adalah nilai yang tumbuh dari konsumen setelah dirinya mempersepsikan nilai pada suatu produk atau jasa, dimana nilai atau manfaat yang ada di benaknya

Beberapa alternatif bahan organik diidentifikasi berada diwilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) PT ANTAM Tbk UBPB Kalimantan barat berupa sisa organik dari pengolahan TBS

proses belajar mengajar. Untuk itu, segala sesuatu yang mempengaruhi hasil belajar harus dioptimalkan agar mencapai hasil belajar yang baik. Melalui penerapan

Hasil dari penelitian ini adalah: (1) Unsur struktural yang terdapat dalam novel Sang Pangeran Pati yaitu tema, tokoh dan penokohan, alur, latar, sudut