IDENTIFIKASI KECACATAN PRODUK SEPATU EAGLE
DENGAN METODE FAULT TREE ANALYSIS (FTA)
(DI PT . MITRA PRATAMA HAN J AYA - GRESIK)
SKRIPSI
Oleh :
FEBRI PRAMITASARI
NPM : 0732010177
J URUSAN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN“
J AWA TIMUR
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah
berkenan memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas akhir ini dengan judul :
“IDENTIFIKASI
KECACATAN PRODUK SEPATU
EAGLE
DENGAN METODE
FAULT TREE ANALYSIS (FTA) (DI PT . MITRA PRATAMA HAN
JAYA - GRESIK) ”.
Penyusunan tugas akhir ini guna memenuhi persyaratan dalam
memperoleh gelar Sarjana Teknik Jurusan Teknik Industri pada Fakultas
Teknologi Industri Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
Penulis menyadari bahwa selama melakukan penelitian dan penyusunan
skripsi ini masih terdapat kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, penulis
sangat mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca
sangat penulis harapkan demi kesempurnaan.
Dalam kesempatan ini pula penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Ir. Sutiyono, MT selaku Dekan Fakultas Teknologi Industri UPN
“Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak Ir. Minto Waluyo, MM, selaku Ketua Jurusan Tenik Industri UPN
3. Ibu Ir.Iriani,MMT selaku Dosen Pembimbing I.
4. Bapak Ir.Didi Samanhudi,MMT selaku Dosen Pembimbing II.
5. Segenap Staff dan Karyawan PT. Mitra Pratama Han Jaya-Gresik yang tidak
dapat penulis sebutkan satu persatu, atas segala bantuannya selama penulis
melaksanakan penelitian.
6. Abi dan mama yang tercinta yang telah memberikan bantuan baik moril
maupun materiil kepada penulis selama menyelesaikan skripsi.
7. Kak epi , Mas ir , Wawa cantik dan Adek Winda terima kasih sudah
membantu memberi semangat untuk menyelesaikan skripsi ini.
Semoga Allah SWT, senantiasa memberikan balasan atas amal perbuatan dan
segala kebaikan yang telah diberikan kepada penulis. Akhir kata penulis berharap
semoga hasil penelitian yang tertuang dalam skripsi ini banyak bermanfaat bagi
setiap pembaca pada umumnya.
Surabaya, 12 Desember 2014
Penulis
FEBRI PRAMITASARI
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR GAMBAR ... vi
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... x
ABSTRAK ... xi
BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah ... 1
1.2Perumusan Masalah ... 2
1.3Batasan Masalah ... 2
1.4Tujuan Penelitian ... 3
1.5Asumsi-asumsi ... 3
1.6Manfaat Penelitian ... 3
1.7Sistematika Penulisan ... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dan Definisi Pengendalian Kualitas ... 6
2.2 Tujuan Pengendalian Kualitas ... 9
2.3 Manfaat Pengendalian Kualitas ... 11
2.4 Ruang Lingkup Pengendalian Kualitas ... 11
2.5 Alat Dan Teknik Pengujian Kualitas ... 12
2.6 Perangkat Pengendalian Kualitas ... 13
2.6.1 Lembar Periksa ... 13
2.6.2 Data Numerik Atau Kualitatif ... 16
a. Check Sheet ... 16
2.6.3 Diagram Sebab Akibat ... 18
2.7 Fault Tree Analysis (FTA) ... 20
2.7.1 Prinsip Fault Tree ... 21
2.7.2 Konstruksi Fault Tree ... 22
2.7.3 Konsep Dasar Fault Tree Analysis ... 23
2.7.4 Tahapan Fault Tree Analysis ... 25
2.7.5 Cut Set Method ... 27
2.7.6 Langkah-Langkah Pembentukan Cut Set ... 29
2.7.7 Cut Set Quantitative ... 30
2.8 Penelitian Terdahulu ... 33
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Dan Waktu Penelitian ... 38
3.2 Identifikasi Dan Definisi Operasional Variabel ... 38
3.3 Metode Pengumpulan Data ... 38
3.4 Metode Pengolahan Data ... 40
3.5 Langkah-Langkah Pemecahan Masalah ... 42
BAB IV HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan Data ... 49
4.1.1 Data Produksi ... 49
4.1.2 Spesifikasi Produk ... 49
4.1.3 Data Kecacatan Produk ... 50
4.2 Pengolahan data ... 51
4.2.1 Identifikasi Kecacatan Produk (Top Event) ... 51
4.2.2 Identifikasi Penyebab Top Event ... 61
4.2.2.1 Identifikasi Penyebab Top Event Kap Dan Sol Tidak Merekat ... 61
4.2.2.2 Identifikasi Penyebab Top Event Kap Bahan Sobek ... 63
4.2.2.3 Identifikasi Penyebab Top Event Ukuran Mal Tidak Tepat ... 65
4.2.2.5 Identifikasi Penyebab Top Event Cacat Warna ... 69
4.2.3 Identifikasi Akar Penyebab Proses Produksi Sepatu Per 100 unit ... 71
4.2.4 Tahap-Tahap Untuk Meningkatkan Kualitas Produk Berdasakan FTA ... 72
4.2.5 Penentuan Struktur Kecacatan (Cut Set Method) ... 74
4.2.5.1 Penentuan Struktur Kecacatan Kap Dan Sol Tidak Merekat ... 74
4.2.5.2 Penentuan Struktur Kecacatan Kap Bahan Sobek ... 79
4.2.5.3 Penentuan Struktur Kecacatan Ukuran Mal Tidak Tepat ... 83
4.2.5.4 Penentuan Struktur Kecacatan Mata Ayam Tidak rapi ... 87
4.2.5.5 Penentuan Struktur Kecacatan Cacat Warna ... 92
4.3 Hasil Dan Pembahasan ... 95
4.4 Usulan Perbaikan ... 97
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 99
5.2 Saran ... 100
DAFTAR PUSTAKA
ABSTRAKSI
Perkembangan industri baik jasa maupun industri manufaktur berkembang sangat pesat ,perusahaan bersaing untuk mencari pasar konsumen yang tepat. Pengawasaan terhadap produk harus di implementasikan sebagai jaminan pada konsumen. Sehingga produk yang dilempar ke pasaran memiliki kualitas yang baik. Oleh karena itu perusahaan harus selalu meningkatkan kualitas produk secara berkesinambungan hingga mencapai tujuan perusahaan.
PT. Mitra Pratama Han Jaya Merupakan perusahaan yang bergerak dibidang industri manufaktur dengan memproduksi Sepatu. Adapun berbagai macam merk sepatu yaitu bata, ardiles, kasogi, eagle dan yastako. Dalam penelitian ini produk yang diamati adalah Produk sepatu eagle (sport) KW 2. Dengan adanya banyak industri yang melalaikan jumlah kecacatan produk maka dilakukan penelitian identifikasi kecacatan dengan menggunakan metode FTA sehingga perusahaan dapat menurunkan kecacatan produk seminimal mungkin.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi kecacatan produk dan akar-akar penyebabnya serta menganalisa dengan menggunakan probabilitas sehingga dapat dilakukan pengendalian produksi. Dengan menggunakan metode Fault Tree Analiysis yang mampu menganalisa kecacatan yang terjadi hingga ke akar-akar penyebabnya, kemudian memberikan usulan perbaikan faktor-faktor penyebab kecacatan produk.
Adapun hasil dari penelitian ini adalah jenis cacat yang memiliki probabilitas Dari perhitungan didapatkan probabilitas aw al proses produksi adalah terjadinya kap dan sol tidak merekat sebesar 9,76%, probabilitas kedua terjadinya kap bahan sobek sebesar 7,88%, probabilitas ketiga terjadinya ukuran mal yang tidak tepat sebesar 6,23%, probabilitas keempat terjadinya pemasangan mata ayam tidak rapi sebesar 4,35% dan probabilitas kelima terjadinya cacat warna sebesar 4,15%.
ABSTRACT
Industrial development of both services and manufacturing industry is growing very rapidly, companies compete to find the right consumer market. Supervision the product should be implemented as a guarantee to the consumer. So that the products are launched to the market are of good quality. Therefore, companies must constantly improve product quality on an on going basis-to-achieve-corporate-goals.
PT. Han Mitra Jaya Pratama is a company engaged in the manufacturing industry by producing shoes. The various brands of shoes that is brick, Ardiles, kasogi, eagle and yastako. In this study the observed product is Product eagle shoes (sport) 2 KW. Given the many industries which neglects the amount of product defects research was conducted using the method of disability identification FTA so that the company can reduce product defects to a minimum. The purpose of this study was to identify product defects and root causes, and analyze the probability so that it can be done using the production control. By using the method of Fault Tree analiysis in analyzing disability happens to the root causes, and then provide suggestions for improvement causative factors of disability-products.
The results of this study is the type of defect that has a probability of the calculation, the initial probability of the production process is the hood and do not glue the soles of 9.76%, the probability of both the hood material torn by 7.88%, the probability of occurrence of the three malls the size of which is not right at 6.23%, the probability of occurrence of the four eyes chicken sloppy installation of 4.35% and the probability of the occurrence of defects fifth color of 4.15%.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Beberapa masalah yang sering pada dunia industri kecil ataupun industri
besar dalam kemudahan akses informasi, perkembangan produk yang pesat telah
mengubah bagaimana pelanggan bertransaksi dengan sebuah perusahaan.
Sehingga perusahaan harus mengadakan suatu peningkatan kualitas produk secara
berkesinambungan hingga mencapai tujuan perusahaan.
PT. Mitra Pratama Han Jaya merupakan suatu perusahaan yang bergerak
di bidang industri manufaktur dengan produk yang dihasilkan adalah sepatu,
dengan berbagai macam merk sepatu yaitu sepatu bata, ardiles, kasogi, eagle dan
yastako. Dalam penelitian ini produk yang diamati adalah produk sepatu
eagleKW 2 (sport) karena sepatu eagle KW 2 ini paling banyak mengalami
kecacatan. Kecacatan yang sering terjadi berupa kap bahan sobek, ukuran mal
tidak tepat, pemasangan mata ayam tidak rapi, antara kap dan sol tidak merekat,
cacat warna dengan tingkat kecacatan rata-rata10 % dalam delapan bulan
produksi.
Banyak industri yang melalaikan jumlah kecacatan produk terutama
perusahaan yang memproduksi barang dalam jumlah besar dan continue(mass
production). Mereka berpikir bahwa kecacatan yang terjadi hanya kecil namun
tidak sadar dari sedikitnya cacat yang terjadi akan mengurangi kualitas dari
Dengan adanya masalah tersebut maka dilakukan penelitian identifikasi
kecacatan produk sepatu eagledengan metoda Fault Tree Analysis (FTA)dengan
harapan dapat memberikan usulan perbaikan faktor-faktor penyebab kecacatan
sepatu eagle sehingga perusahaan dapat menurunkan kecacatan produk seminimal
mungkin.
Penelitian ini akan menggunakan metode perbaikan dan peningkatan
kualitas yaitu Fault Tree Analysis (FTA). Metode ini dapat digunakan untuk
menganalisa berbagai penyebab kesalahan yang akan dipresentasikan oleh sebuah
pohon kecacatan (fault tree) dan diagram tulang ikan, serta menghitung
probabilitas terjadinya top event yang diperoleh dari prediksi keandalan peristiwa
serta metode cut and tie set untuk mengevaluasi probabilitas kesalahan sistem.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka permasalahan yang dibahas dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
“Bagaimana mengetahui tingkat kecacatan yang terjadi dengan Metode
Fault Tree Analysis dandapat memberikan usulan perbaikan faktor-faktor
penyebab kecacatan sehingga perusahaan dapat menurunkan kecacatan produk
seminimal mungkin?”
1.3 Batasan Masalah
Adapun batasan-batasan yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
2. Analisa biaya tentang kerugian yang timbul akibat cacat tidak dibahas dalam
penelitian ini.
3. Penelitian ini hanya sebatas untuk mengetahui probabilitas terjadinya top
event cacat produk dan memberikan usulan perbaikan kepada perusahaan
tanpa diadakan implementasi lebih lanjut.
4. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2013sampai dengan Agustus
2013.
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah , sebagai berikut :
1. Identifikasi kecacatan produk sepatu eagle
2. Memberikan usulan perbaikan faktor-faktor penyebab kecacatan produk
sepatu eagle sehingga perusahaan dapat menurunkan kecacatan produk
seminimal mungkin.
1.5 Asumsi–asumsi
Mengingat permasalahan yang terkait dalam kualitas produk ini, maka
untuk menyederhanakan diperlukan asumsi–asumsi sebagai berikut :
1. Proses produksi tidak mengalami perubahan pada saat penelitian dilakukan.
2. Saluran distribusi berjalan dengan normal
1.6 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai
1. Bagi Peneliti
Dapat menambah pengetahuan dan pengalaman dengan menerapkan
penggunaan metode Fault Tree Analysis (FTA) dalam permasalahan defect
(cacat) yang ada di dalam proses produksi suatu perusahaan.
2. Bagi Universitas
Memberikan referensi tambahan dan perbendaharaan perpustakaan agar
berguna di dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan juga berguna sebagai
pembanding bagi mahasiswa dimasa yang akan datang.
3. Bagi Perusahaan
Dengan adanya penerapan metode Fault Tree Analysis (FTA), diharapakan
pihak perusahaan dapat mengurangi jumlah defect (cacat) produk yang dialami
selama ini, serta dapat menggunakan metode ini sebagai alat bagi perusahaan
untuk melakukan perbaikan berkesinambungan terhadap produk yang
dihasilkan sebagai bukti konsistensi perusahaan dalam penerapan standard
mutu produk untuk memuaskan keinginan konsumen
1.7 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan laporan penelitian sesuai dengan sistematika
penulisan yang di tetapkan oleh pihak fakultas dalam memudahkan penelitian
adalah sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang latar belakang masalah sehingga dapat diketahui
mengapa penulis mengambil judul tersebut, batasan masalah supaya
terfokus pada masalah yang diteliti, rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat dari penelitian baik untuk penulis, perusahaan
maupun universitas, dan sistematika penulisannya.
BAB II TINJ AUAN PUSTAKA
Bab ini berisi tentang teori produk sesuai dengan obyek yang diteliti
juga teori tentang pengendalian kualitas dan teori tentang metode yang
digunakan yaitu Fault Tree Analysis (FTA)untuk mengatasi
permasalahan yang ada didalam perusahaan serta referensi dari
penelitian terdahulu yang menggunakan metode FTA.
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini berisi tentang langkah-langkah yang diperlukan untuk
pengambilan data, lokasi dan waktu , variabel-variabel, pengolahan
data, metode serta penyelesaian masalah yang ada.
BAB IV HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN
Bab ini membahas tentang pengumpulan data, pengolahan data serta
pembahasan yang didapat dari perusahaan dan hasil penelitian setelah
dilakukan analisa.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini membahas kesimpulan dari penelitian dan saran terhadap
permasalahan yang ada.
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
TINJ AUAN PUSTAKA
2.1
Konsep dan Definisi Pengendalian KualitasKonsep yang dapat digunakan perusahaan untuk penekanan prinsip
manajemen kualitas salah satunya adalah melalui pendekatan proses produksi atau
operasional. Jasa akan tercapai dengan lebih efisisen bila nilai-nilai yang masuk
hubungan antara kegiatan dan prosesnya dikelola dengan baik sebagai suatu
sistem yang terpadu, proses tersebut merubah nilai-nilai yang masuk pada
organisasi atau perusahaan. Sistem kualitas dirancang untuk pengendalian dan
perbaikan nilai yang secara sederhana meliputi semua pekerjaan atau kegiatan
pada semua organisasi atau perusahaan yang terdiri dari berbagai proses kegiatan
dalam organisasi tersebut. (Darotea Wahyu, 2002 : 17 dikutip Rois Ruslim 2009)
Ada banyak sekali definisi dan pengertian kualitas, yang sebenarnya definisi
atau pengertian yang hampir sama dengan dengan definisi atau pengertian yang
lain. Pengertian kualitas menurut beberapa ahli antara lain:
a. Perbendaharaan istilah ISO 8402 dan Standar Nasional Indonesia (SNI
19-8402-1991)“kualitas adalah keseluruhan ciri dan karakteristik produk atau jasa
yang kemampuannya dapat memuaskan kebutuhan, baik yang dinyatakan
secara tegas maupun tersamar. Istilah kebutuhan diartikan sebagai spesifikasi
yang tercantum dalam kontrak maupun kriteria-kriteria yang harus
didefinisikan terlebih dahulu”.
b. Montgomery (2009, p. 4)“Kualitas merupakan salah satu faktor yang biasa
c. Juita Alisjahbana(2005) “Kualitas dapat diartikan sebagai tingkat atau ukuran
kesesuaian suatu produk dengan pemakainya, dalam arti sempit kualitas
diartikan sebagai tingkat kesesuaian produk dengan standar yang telah
ditetapkan”.
d. Suyadi Prawirosentono (2007:5), pengertian kualitas suatu produk adalah
“Keadaan fisik, fungsi, dan sifat suatu produk bersangkutan yang dapat
memenuhi selera dan kebutuhan konsumen dengan memuaskan sesuai nilai
uang yang telah dikeluarkan”.
Istilah kualitas memang tidak terlepas dari manajemen kualitas yang
mempelajari setiap area dari manajemen operasi,perencanaanproduk, fasilitas
sampai penjadwalan dan memonitor hasil. Kualitas merupakan bagian dari semua
fungsi usaha yang lain (pemasaran, sumber daya manusia, keuangan, dan
lain-lain). Dalam kenyataan, penyelidikan kualitas adalah suatu penyebab umum
(common cause) yang alamiah untuk mempersatukan fungsi-fungsi usaha.
Untuk mencapai salah satu tujuan perusahaan dalam menghasilkan produk
yang sesuai permintaan konsumen, maka diperlukan perencanaan yang sesuai
dengan tujuan tersebut. Suatu perencanaan harus didukung oleh pengawasan yang
baik dan benar dengan cara mengatur pengendalian kualitas mulai dari bahan
baku hingga produk jadi guna mencegah penyimpangan dari pelaksanaan
produksi yang telah direncanakan sebelumnya.
Pengendalian atau pengawasan kualitas yang kurang baik akan berpengaruh
pada kelangsungan kinerja perusahaan. Adanya kerusakan terhadap salah satu
mesin akan mengakibatkan target produksi tidak tercapai sehingga penjualan
menjamin kelancaran proses produksi, sehingga dihasilkan produk yang mampu
bersaing secara sehat di pasaran dengan biaya yang efisien dan kelangsungan
hidup perusahaan akan tetap berjalan.
Ada beberapa alasan perlunya kualitas bagi suatu organisasi atau perusahaan
yang dapat diidentifikasikan kedalam 7 (tujuh) peranan pentingnya kualitas, yaitu:
a) Reputasi perusahaan,
b) Keandalan produk atau jasa,
c) Penurunan biaya,
d) Peningkatan pangsa pasar,
e) Keterlibatan global,
f) Pertanggungjawaban produkatau jasa,
g) Penampilan produk atau jasa.(Heizer, 2006)
Pengendalian kualitas merupakan salah satu teknik yang perlu
dilakukanmulai dari sebelum proses produksi berjalan, pada saat proses produksi,
hinggaproses produksi berakhir dengan menghasilkan produk akhir.
Pengendaliankualitas dilakukan agar dapat menghasilkan produk berupa barang
atau jasa yangsesuai dengan standar yang diinginkan dan direncanakan, serta
memperbaikikualitas produk yang belum sesuai dengan standar yang telah
ditetapkandansebisa mungkin mempertahankan kualitas yang sesuai. Sedangkan
menurut Vincent Gasperz (2005:480), pengendalian kualitas adalah “
Pengendalian Kualitas adalah teknik dan aktivitas operasional yang digunakan
untuk memenuhi standar kualitas yang diharapkan.”
Kegiatan pengendalian kualitas pada dasarnya merupakan kumpulan
mulai pada saat produk dirancang, diproses sampai seleksi didistribusikan ke
konsumen. Kegiatan pengendalian kualitas pada dasarnya terdiri dari 4 langkah,
yaitu :
1. Menetapkan standar , yaitu standar kualitas biaya , standar kualitas kinerja
danstandar kualitas keandalan yang diperlukan untuk suatu produk.
2. Menilai kesesuaian antara produk yang dibuat dengan standar.
3. Mengambil tindakan yang diperlukan yaitu mencari penyebab timbulnya
masalah dan mencari pemecahan masalah.
4. Perencanaan peningkatan berupa pengembangan usaha-usaha yang kontinyu
untuk memperbaiki standar biaya , standar kinerja dan standar keandalan.
2.2 Tu ju an Pengendalian K ualitas
Tujuan pengendalian kualitas adalah untuk mengendalikan kualitas produk
atau jasa yang dapat memuaskan konsumen. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
tujuan dari pengendalian kualitas adalah :
1. Untuk mendapatkan kualitas output yang konsisten dengan spesifikasi produk
yang diinginkan dan memenuhi syarat-syarat yang ditentukan oleh konsumen
sehingga akan meningkatkan kepercayaan dan kepuasan konsumen.
2. Untuk membimbing perusahaan mendapatkan keuntungan yang lebih besar
melalui prosedur kerja yang baik , pengurangan produk cacat , penekanan biaya
dan peningkatan order yangdapat menguntungkan.
3. Usaha menyidik dengan cepat apabila terjadi perubahan pada proses produksi
yang menyebabkan penurunan kualitas , sehingga dapat diambil tindakan
4. Untuk membantu karyawan dalam memperbaiki kesalahan dan meningkatkan
kemampuan sehingga tujuan dan sasaran perusahaan dapat tercapai.
Tujuan pokok dari pengendalian mutu adalah untuk mengetahui sampai
sejauh mana proses dan hasil produk yang dibuat sesuai denganstandar yang
ditetapkan perusahaan. Dalam pengendalian mutu ini, semuakondisi barang
diperiksa berdasarkan standar yang ditetapkan. Bila terdapat penyimpangan dari
standar dicatat untuk dianalisis. Hasil analisis pengendalian mutu tersebut
digunakan untuk dijadikan pedoman atau perbaikan sistem kerja, sehingga produk
yang bersangkutan sesuai dengan standar yang ditentukan. Pelaksanaan
pengawasan mutu dan kegiatan produksi harus dilaksanakan secara terus menerus
untuk mengetahui kemungkinan terjadinya penyimpangan dari rencana standar
agar dapat dengan segera diperbaiki (Prawirosentono, 2004).
Dengan adanya pengendalian kualitas maka perusahaan tersebut akan mempunyai
kemampuan dalam hal:
a. Meningkatkan produktivitas
Dengan adanya pengendalian kualitas maka akan mengurangi waktu yang
terbuang sehingga produktivitas akan bertambah.
b. Pencegahan cacat lebih besar
Dengan adanya pengendalian kualitas maka pegendalian proses akan terpelihara
dengan konsisten.
c. Mencegah penyesuaian proses yang tidak perlu
Pengendalian kualitas dapat mcmbedakan antara gangguan dasar dan variasi
d. Memberikan informasi tentang proses.
Informasi tentang perubahan proses dan parameternya yang penting dapat diketahui
dengan adanya pengendalian kualitas.
2.3 Manfaat Pengendalian Kualitas
Pengaturan pengendalian kualitas dalam suatu perusahaan merupakan bagian
yang sangat penting dalam menunjang kelangsungan suatu perusahaan. Manfaat yang
dapat diperoleh dalam manajemen pengendalian kualitas adalah:
1.Menambah tingkat efisiensi dan produktivitas kerja.
2.Mengurangi kehilangan-kehilangan dalam proses kerja yang dilakukan
seperti mengurangi atau menghilangkan waktu yang tidak reproduktif.
3.Menekan biaya dan save money.
4.Menjaga penjualan tetap meningkat sehingga profit tetap diperoleh.
5.Menambah reliabilitas produk yang dihasilkan menjaga moral pekerja tetap
tinggi.
6. Mengurangiklaim pelanggan.
7.Berorientasi pada kebutuhan konsumen.
2.4 Ruang Lingkup Pengendalian Kualitas
Ada 3 jenis kualitas dalam operasi bisnis manufaktur, yaitu:
1. Kualitas Design
Adalah derajat dimana kategori suatu produk akan mamapu memberikan
kepada konsumen dua atau lebih produk meskipun memiliki fungsi yang
samabisa memberikan derajat kepuasan yang berbeda karena adanya
2. Kualitas Kesesuaian
Berhubungan dengan spesifikasi dan standardisasi produk dan kriteria
standar kerja yang telah disepakati. Secara umum kualitas kesesuaian
mencakup 3 macam bentuk pengendalian, yaitu:
a. Pencegahan Cacat
Mencegah kerusakan atau cacat benar-benar terjadi.
b. Pencegahan
Melibatkan pemakaian dan penetapan metode pemeriksaan, pengujian dan
anailisa statistik dengan menerapkan teknik pengawasan kualitas untuk
mendeteksi cacat yang timbul.
c. Analisa dan Tindakan Korektif
Menganalisa kesalahan yang terjadi dan melakukan koreksi terhadap
penyimpangan tersebut, kegiatan im merupakan tanggung jawab bagian
quality control.
3. Kualitas Penampilan
Perbaikan dari kualitas des ig n dan kualitas kesesuaian akan dapat
meningkatkan penampilan produk.Jika kualitas design rendah terhadap kekurangan
penyesuasian dalam spesifikasi, maka akan mempengaruhi penampilan secara
keseluruhan.
2.5 Alat dan Teknik Pengujian Kualitas
Teknik dan alat pengawasan kualitas dapat dilakukan dengan 3 (tiga) cara,
1. Inspeksi
Dengan inspeksi akan diketahui sejauh mana suatu produk memiliki kualitas
seperti yang dikehendaki. Keterangan yang di dapat secara inspeksi akan
diteruskan ke bagian lain dan bagian tersebut akan memberikan kepastian
bahwa kegiatan pada bagian proses telah dilakukan dengan baik. Tetapi apabila
terjadi penyimpangan maka akan diberi peringatan, agar dilakukan perbaikan
dan kegiatan produksi selanjutnya dihentikan. Selanjutnya diberikan cara-cara
agar kesalahan yang sama tidak terulang kembali.
2. Pemberian Keterangan.
Kegiatan pemberian keterangan memerlukan kegiatan pencatatan,
penyingkatan, mempertunjukkan dan memberi komentar dan apabila perlu
diambil keputusan tentang tindakan yang dibutuhkan dan memberitahukan
jaminan peringatan, atau tindakan yang diperlukan.
3. Penyelidikan.
Kegiatan penyelidikan membutuhkan penganalisaan catatan tentang
pengawasan apabila diperlukan dilaksanakan suatu percobaan pada proses atau
dalam laboratorium.
2.6 Perangkat Pengendalian Kualitas
2.6.1 Lembar Per iksa
Lembar periksa adalah suatu formulir dimana item-item yang akan
diperiksa telah dicetak dalam formulir itu, dengan maksud agar data-data dapat
Penggunaan lembar periksa bertujuan untuk:
1. Memudahkan proses pengumpulan data terutama untuk mengetahui bagaimana
masalah sering terjadi. Tujuan utama dari penggunaan lembar periksa adalah
membantu mentabulasikan banyaknya kejadian suatu masalah tertentu atau
penyebab tertentu.
2. Mengumpulkan data tentang jenis masalah yang sedang terjadi. Dalam kaitan
ini, lembar periksa akan membantu memilah-milah data ke dalam kategori yang
berbeda seperti penyebab-penyebab, masalah-masalah dan lain-lain.
3. Menyusun data secara otomatis, sehingga data tersebut dapat dipergunakan
dengan mudah.
4. Memisahkan antara opini dan fakta. Kita sering berfikir bahwa kita
mengetahui suatu masalah atau menganggap bahwa sesuatu penyebab itu
merupakan hal yang paling penting. Dalam kaitan ini lembar periksa akan
rnembantu membuktikan opini kita itu apakah benar atau salah.
Pada dasarnya lembar periksa dapat dibuat dengan menggunakan enam langkah
utama, sebagai berikut:
1. Menjelaskan tentang tujuan pengumpulan data. Dalam hal ini sangat baik
untuk memulai pengumpulan data (apakah dengan menggunakan lembar periksa
atau bukan) dengan mengajukan beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan
hal-hal bcrikut:
a. Apa yang menjadi masalah utama
c. Siapa yang akan menggunakan informasi yang sedang dikumpulkan dan
informasi apa yang benar-benar dibutuhkan. Apakah informasi itu perlu
diperinci berdasarkan departemen, hari, bulan, shift, mesin, dan lain-lain.
d. Siapa yang mengumpulkan data
2. Identifikasi apa atau atribut karakteristik kualitas yang sedang diukur?
Berkaitan dengan hal ini kita dapat mengikuti langkah-langkah spesifik, sebagai
berikut:
a. Memulai memberikan judul dari lembar periksa itu. Pemberian judul
harus tegas dan memberitahukan kepada orang tentang apa yang sedang
dikaji.
b. Menuliskan hal-hal spesifik yang akan diukur pada lembar periksa itu.
Sebagai misal, apabila kita sedang mengukur keluhan pelanggan, maka
kategori yang mungkin dipertimbangkan adalah penyerahan terlambat,
karyawan tidak sopan, tagihan tidak benar, penyerahan tidak sesuai
pesanan, dan lain-lain.
3. Menentukan waktu atau tempat pengukuran. Dalam kaitan ini perlu
memutuskan apakah ingin mengumpulkan informasi berdasarkan waktu (per
menit, per jam, per hari, dan lain-lain).
4. Mulai mengumpulkan data untuk item yang sedang diukur. Dalam kaitan ini,
kita harus mencatat kejadian secara langsung pada lembar periksa. Akurasi data
diperhatikan dalam setiap kegiatan pengumpulan data.
5. Menjumlahkan data yang telah dikumpulkan itu. Dalam hal ini kita harus
6. Memfokuskan untuk mengambil tindakan peningkatan atas penyebab masalah
yang sedang terjadi itu. Perlu diingat bahwa setiap tindakan peningkatan harus
diambil berdasarkan fakta dan bukan hanya berdasarkan opini.
2.6.2 Data Numerik atau Kuatitatif
Alat-alat yang menggunakan data numerik untuk mengadakan perbaikan
kualitas pada penelitian ini antara lain sebagai berikut:
a. Check Sheet
Check sheet (formulir pemeriksaan) adalah merupakan lembar pengumpulan
data dalam bentuk tabel yang dibuat untuk mempermudah pengumpulan data.
Data yang sudah terkumpul tersebut kemudian dimasukkan ke dalam grafik,
seperti pareto chart ataupun histogram untuk kemudian dilakukan analisis
terhadapnya. Check sheet ini dapat digunakan sebagai alat bantu dalam tahap
pelaksanaan (do) dalam plan-do-check-action cycle. Di sektor pelayanan atau
jasa, check sheet ini dilakukan dengan mengumpulkan pendapat pelanggan
mengenai proses jasa pelayanan. Check sheet ini sering juga kita ganti dengan
tally sheet. Pada Tabel 2.1 dapat dilihat penggunaan tally sheet pada industri
percetakan, dan Tabel 2.2 contoh penggunaan check sheet yang juga pada
industri percetakan di PT . Mascomm Graphy.
Tabel 2.1 (a) Tally Sheet
Kesalahan J umlah kesalahan dalam 1 bulan Warna kabur
Tidak register Terpotong Kotor
Lipatan tidak simetris
Tabel 2.1 (b) Check Sheet
Sumber: Schonberger dan Knood (2010)
b. Diagram Pareto
Diagram pareto merupakan grafik batang yang menunjukkan masalah
berdasarkan urutan banyaknya kejadian. Masalah yang paling banyak terjadi
ditunjukkan oleh grafik batang pertama yang tertinggi serta ditempatkan pada sisi
paling kiri dan seterusnya sampai masalah yang paling sedikit terjadi ditunjukkan
oleh grafik batang yang terakhir yang terendah serta ditempatkan pada sisi yang
paling kanan.
Gambar 2.1 Pareto Diagram
c. Histogram
Histogram adalah grafik yang menunjukkan distribusi frekuensi sekelompok
data. Berbeda dengan pareto chart yang penyusunanya menurut urutan yang
memiliki proporsi terbesar ke kiri hingga proporsi terkecil, histogram ini
penyusunannya tidak menggunakan urutan apapun. Contoh histogram dapat
dilihat pada Gambar 2.2
Gambar 2.2 Histogram
Sumber: Goetsch dan Davis ( 2010 )
2.6.3 Diagram Sebab Ak ib a t
Diagram sebab akibat adalah satu alat dalam menganalisa mutu dengan
tujuan untuk mengetahui secara menyeluruh hubungan antara kecacatan
denganpenyebabnya. Berkaitan dengan pengendalian proses stastistical, diagram
sebab akibat dipergunakan untuk menunjukkan faktor-faktor penyebab (sebab) dan
karakteristik kualitas (akibat) yang sering disebut juga sebagai diagram tulang ikan
(fishbone diagram) karena bentuknya seperti kerangka ikan.
kebutuhan-kebutuhan sebagai berikut:
a. Membantu mengidentifikasi akar penyebab dari suatu masalah.
b. Membantu membangkitkan ide-ide untuk solusi suatu masalah
c. Membantu dalam penyelidikan atau pencarian fakta lebih lanjut.
Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab suatu masalah yang sedang dikaji
kita dapat mengembangkan pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:
1.Apa penyebabnya?
2.Mengapa kondisi atau penyebab itu terjadi?
3.Bertanya “mengapa” beberapa kali (konsep five whys) sampai ditemukan
penyebab yang cukup spesifik untuk diambil tindakan peningkatan.
Penyebab-penyebab spesifik itu yang dimasukkan atau dicatat ke dalam diagram
sebab akibat seperti pada Gambar 2.3
Gambar 2.3 Contoh Diagram Tulang ikan (Sebab Akibat)
Sumber: Vincent Gasper sz (2003)
2.7 Fault Tr ee Analysis (FTA)
Fault Tree Analysis adalah suatu teknik design keandalan (reliability) suatu
design sistem yang bermula atas dasar kesadaran terhadap efek kegagalan
top event disebabkan oleh kegagalan atau peristiwa pada level bawah baik secara
individu maupun kombinasi.
Selain menunjukkan hubungan logika, Fault tree Analysis juga dapat
digunakan untuk mengkualifikasi probabilitas top event. Probabilitas gagal
diperoleh dari prediksi nilai reliability terhadap peristiwa kegagalan sistem. Perlu
diperhatikan disini bahwa Fault Tree Analysis yang berbeda harus dibangun untuk
setiap top event yang disebabkan oleh pola kegagalan atau hubungan logika antar
peristiwa kegagalan yang berbeda.
Fault tree Analysis merupakan teknik penggambaran kegagalan sistem
berkarakteristik top down yaitu dimulai dari peristiwa awal yang disebut top event.
Fault tree Analysis dapat digunakan untuk menghitung probabilitas terjadinya top
eventyang diperoleh dari prediksi keandalan peristiwa serta metode cut and tie
set untuk mengevaluasi probabilitas kesalahan sistem.
Russell dan Taylor (Jurnal:2000), menyebutkun bahwa Fault Tree Analysis
merupakan suatu metode visual yang melakukan analisis atas cacat produk yang saling
memiliki keterkaitan. Disebut pohon cacat atau kesalahan (Fault Tree) karena
peralatan analisis disusun menjadi sebuah diagram yang memperlihatkan cacat
produk itu secara praktis. Pohon cacat atau kegagalan mutu lebih lanjut
akan merekomendasikan jalan keluar alternatif untuk memperbaiki atau
mengatasi cacat atau tuna mutu yang terjadi atas produk. Dengan sifatnya yang
demikian, maka fault tree dimaksud sekaligus memperlihatkan pola analisis
sebab-akibat ketunamutuan seperti yang dijumpai pada diagram tulang ikan (fishbone
diagram). Karena fault tree memperlihatkan pula sebab-akibat dari ketunamutuan
Analysis (FMEA). Berhubung karena menyajikan pula dampak dari cacat yang
terjadi atas produk serta rekomendasi jalan keluar alternatif untuk mengatasi
cacat yang besangkutan, maka Fault Tree Analysis dapat pula dipakai sebagai
alat kendali proses untuk menghindari ketunamutuan produk (product failure).
Fault tree sebagai metode analisis ketunamutuan, juga dapat dipakai
sebagai alat pengendalian proses produksi untuk mencapai spesifikasi mutu yang
diharapkan oleh konsumen pada umumnya.
Untuk menerapkan model, terlebih dahulu harus dilakukan studi atas dua
hal, yaitu:
1. Spesifikasi mutu yang disyaratkan oleh konsumen.
2. Tipe ketunamutuan yang mungkin ada atas produk yang dihasilkan.
2.7.1 Pr insip Fault Tree
Prinsip fault tree menurut Alain Villemeur, (1992 :149-196 dikutip Rois
Ruslim 2009) dapat menuntun dalam melakukan analisa, yaitu:
a. Mengidentifikasi berbagai kemungkinan kombinasi mengarahkan pada kejadian
yang tidak diinginkan.
b. Menghadirkan grafik kombinasi seperti terstruktur.
Fault Tree Analysis memberi kesempatan analisa untuk mengidentifikasi
penyebab kesalahan, dengan mengulang definisi awal di aplikasi deduktif
berdasarkan urutan yang telah digambarkan. Kemudian dalam pelaksanaan dengan
objek kedua, penyebab kesalahan dipesentasikan oleh sebuah pohon.
Pohon kesalahan berisi urutan tingkatan tingkat kejadian yang dihubungkan
dalam beberapa cara yang mana kejadian lainnya pada tingkat urutan dari kejadian
kejadian-kejadian itu adalah kecacatan umum dihubungkan untuk
menyeimbangkan kegagalan, kesalahan manusia, kekurangan perangkat lunak dan
lain-lain seperti kejadian yang tidak diinginkan.
Proses deduktif dilanjutkan sampai peristiwa dasar diidentifikasi. Peristiwa
itu tidak berhubungan satu dengan lainnya dan kemungkinan kejadiannya diketahui.
Telah disebutkan bahwa tentu saja pohon kesalahan bukan suatu model dari
semua kesalahan seperti terjadi dalam sistem. Pada kenyataannya itu adalah
suatu model logika interaksi antara peristiwa-peristiwa penuntun pada kejadian yang
tidak diinginkan.
2.7.2 Konstr uksi Fault Tree
Analisa Fault tree yang benar memerlukan definisi yang cermat dari sistem.
Pertama, diagram layout fungsional sistem yang penting seharusnya digambar
untuk menunjukkan hubungan fungsional dan mengidentifikasikan tiap
komponen sistem. Batasan sistem secara fisik disusun kemudian untuk
memfokuskan perhatian penganalisa pada area yang tepat dan penting.
Kesalahan yang lazim adalah kesalahan menyusun batasan sistem yang realistis,
yang menimbulkan penyimpangan analisa. Informasi harus cukup tersedia untuk
tiap komponen sistem yang mengijinkan penganalisa menentukan mode yang perlu
dari kerusakan komponen. Informasi ini dapat diperoleh dari pengalaman atau
dari spesifikasi teknik komponen.
Pada beberapa batasan sistem menjadi sangat berarti, dimana kondisi batas
dari sistem harus ditentukan. Kondis i-kondis i batasan siste m
mendefinisikan situasi yang digambarkan oleh Fault tree.
didefinisikan sebagai kerusakan sistem utama. Untuk beberapa sistem yang ada,
banyak kemungkinan bagi kejadian puncak kadang kala adalah suatu tugas yang
sulit. Pada umumnya, kejadian puncak harus dipilih sebagai suatu kejadian (1) yang
terjadinya harus mempunyai sebuah definisi tertentu dan kemungkinan dari
keterjadiannya harus dapat dikuantitaskan dan (2) yang dapat lebih jauh dipilih
untuk menemukan penyebabnya.
2.7.3 Konsep Dasar Fault Tree Analysis
Beberapa konsep dasar yang perlu diketahui dan dipahami untuk dapat
menganalisa kejadian melalui diagram pohon kesalahan (fault tree analysis),
konsep tersebut menurut (Alain Viilemeur,1992 dikutip Rois Ruslim 2010).
1. Peristiwa Utama Yang Tidak Diinginkan (Top Event)
Pusat fault tree analysis disebut perist iwa yang t idak diinginkan.
Peristiwa ini mendatangkan peristiwa puncak dan analisa ditunjukkan pada
pendapatan semua penyebab-penyebabnya. Sering peristiwa ini adalah suatu
bencana, tetapi itu bisa menjadi suatu kegagalan sistem atau ketidakmampuan
pabrik (aspek ekonomi).
Untuk membuat analisa lebih mudah, peristiwa yang tidak dinginkan harus
didefinisikan dengan tepat. Sesungguhnya jika kejadian ini terlalu
spesifik, analisa dapat menemukan kegagalan utama pada elemen dasar
sistem, oleh karena itu resiko awal direkomendasikan untuk menemukan
kejadian yang tidak diinginkan. Peristiwa ini terkadang telah dikarakteristikkan
2. Presentasi Gerbang Logika
Peristiwa-peristiwa dihubungkan oleh gerbang logika sesuai konsekuensi
penyebab hubungan baik, seperti ditunjukkan pada Gambar 2.4
Gambar 2.4 Contoh AND Gate
Sumber: P. L. C lemen s; 2002
3. Penjelasan kegagalan (penyebab kegagalan)
Kegagalan bisa dipecah menjadi dua kelas sesuai dengan penyebabnya
(P.L. Clemen, 2002: 9)yaitu:
1. Kegagalan atau penyebab primer
Kegagalan elemen penyebab peristiwa yang tidak diinginkan atau Top Event.
2. Kegagalan atau penyebab sekunder
Kegagalan penyebab terjadinya kegagalan primer yang akan dianalisa
lebih lanjut menjadi peristiwa paling dasar penyebab peristiwa yang tidak
diinginkan.
3. Peristiwa dasar
Analisa peristiwa dilanjutkan sampai peristiwa dasar ditemukan. Oleh
karena itu, kejadian-kejadian harus ditemukan sejak mencapai batas
analisis.
Peristiwa dasar dalam pohon kesalahan, sebagai berikut:
1. Kejadian yang mana tidak dibutuhkan untuk dikembangkan dan
2. Kejadian tidak bisa dipertimbangkan secara mendasar tapi kejadian
asal tidak akan dikembangkan. Dalam kasus ini batas sistem
dipelajari mencakup ketika teridentifikasi.
3. Kejadian tidak dapat digambarkan atau sebagai dasar dan penyebab
kejadian itu belum dikembangkan, tetapi akan segera
dikembangkan. Analisa mempertimbangkan, kemudian secara
atemporer menjangkau batas dalam mempelajari dan bagaimana
data kurang memadai untuk contoh penyebab kejadian ini akan
diketahui kemudian.
2.7.4Tahapan Fault Tree An alysis
Menurut Thomas Pyzdex, (2002: 159-164)Fault Tree mempunyai
beberapa tahapan umum untuk mencapai hasil analisa yang optimal hingga ke
akar-akar penyebabnya, yaitu:
1. Tentukan kejadian paling atas, kadang-kadang disebut kejadian utama. Ini
adalah kondisi kegagalan di awal studi
2. Tetapkan batasan Fault Tree Analysis
3.Periksa sistem untuk mengerti bagaimana berbagai elemen berhubungan pada
satu dengan lainnya untuk kejadian paling atas.
4.Buat pohon kesalahan, mulai kejadian paling atas dan bekerja ke arah
bawah.
5. Analisa pohon kesalahan untuk mengidentifikasi cara dalammenghilangkan
kejadian yang mengarah kepada kegagalan.
6. Persiapkan rencana tindakan perbaikan untuk mencegah kegagalan dan rencana
Fault Tree Analysis merupakan pendekatan dari atas ke bawah yang
menyediakan perwakilan grafik kejadian yang mungkin mengarah pada kegagalan.
Beberapa simbol yang digunakan dalam pembuatan pohon kesalahan ditunjukkan
dalam Tabel 2.2
Tabel 2.2 Simbol-Simbol Logika (Gerbang) Dalam Fault Tree Analysis
Simbol gerbang Nama Gerbang Hubungan Kasual
Gerbang AND terjadi dengan urutan dari kiri ke kanan
Gerbang OR Ekslusif
Gerbang keluaran terjadi jika satu, tetapi tidak keduanya, dari kejadian masukan terjadi m- diluar -n kejadian masukan terjadi
Sumber: Thomas Pyzdex, 2002 hal 513-514
Tabel diatas menunjukkan simbol gerbang dalam fault tree, selain itu juga terdapat
Tabel 2.3 Simbol-simbol Kejadian (Logika) dalam FTA
Persegi Kejadian diwakili oleh sebuah gerbang
Lingkaran Kejadian dasar dengan data yang cukup
Belah Ketupat Kejadian yang belum berkembang
Putaran Baik terjadi atau tidak terjadi
Oval
Kejadian bersyarat yang digunakan dengan
gerbang menghalangi
Segitiga Simbol perpindahan
2.7.5 Cut Set Method
Cut Set menurut P. L. Clemens, (2002: 58) adalah kombinasi pembentuk
pohon kesalahan yang mana bila semua terjadi akan menyebabkan peristiwa puncak
terjadi. Cut set digunakan untuk mengevaluasi diagrampohon kesalahan dan
diperoleh dengan menggambarkan garis melalui blok dalam sistem untuk
menunjukkan jumlah minimum blok gagal yang menyebabkan seluruh sistem gagal.
Gambar 2.5 Contoh Struktur Cut Set
Sumber: P. L. Clemens, 2002
Peristiwa A, B, dan C membentuk peristiwa T. peristiwa A, B, dan C disebut
sebagai cut set. Namun bukan kombinasi peristiwa terkecil yang menyebabkan
peristiwa puncak. Untuk mengetahuinya diperlukan minimal cut set (Alain
Villimeur, 1992 :169). Minimal cut set ini adalah kombinasi peristiwa yang
paling kecil yang membawa ke peristiwa yang tidak diinginkan. Jika satu dari
peristiwa-peristiwa dalam minimal cut set tidak terjadi. maka peristiwa puncak
atau peristiwayang tidak diinginkan tidak akan terjadi. Dengan kata lain minimalcut
set merupakan akar penyebab yang paling terkecil yang berpotensial
menyebabkan kecacatan (peristiwa puncak).
Suatu pohon kesalahan berisi batasan minimal cut set, yaitu:
a. Minimal cut set menunjukkan kegagalan tunggal memproduksi peristiwa
yang tidak diinginkan (top event).
b. Minimal cut set menunjukkan kegagalan ganda yang mana jika kejadian TOP
C
secara simultan atau bebarengan dan menyebabkan peristiwa tidak
diinginkan.
2.7.6 Langkah-Langkah Pembentukan Cut Set
Beberapa langkah membentuk cut set menurut (P. L. Clemens, 2002:
56)yaitu:
1. Mengabaikan semua unsur-unsurpohon kecuali pembentuk atau dasar.
2. Permulaan dengan seketika dibawah peristiwa puncak, menugaskan
masing-masing gerbang dan pembentuk atau penyebab dasar.
3. Kelanjutan menurut langkah dari peristiwa puncak mengarah ke bawah
membangun matrik menggunakan nomor dan huruf. Huruf ini mewakili
gerbang peristiwa puncak menjadi masukan matrik awal. Sebagai
kontruksi maju:
a. Menggantikan nomor untuk masing-masing gerbang OR dengan semua
gerbang yang disebut masukan. Memanjang vertikal dalam matrik kolom.
Masing-masing gerbang OR dibentuk baris bergantian harus pula berisi
masukkan lain di baris induk asli.
b.Hasil matrik akhir, hanya menghasilkan angka-angka mewakili
pembentuk. Masing-masing baris dari matrik ini adalah cut set
Boolean. Dengan pemeriksaan, menghapuskan baris manapun yang berisi
semua unsur-unsur berlebihan dalam baris dan baris yang menyalin
baris lain. Baris yang sisa adalah minimal cut set.Pembentukan cut set
Gambar 2.6 Contoh Pembentukan Cut Set
2.7.7 Cut Set Quantitative
Perhitungan dalam Fault Tree Analysis digunakan untuk mengetahui nilai
probabilitas dari kejadian puncak yang terjadi. Untuk menghitung probabilitas
hanya diperlukan jumlah seluruh proses yang sukses dan kegagalan proses, hal
iniditunjukkan dalam rumus berikut ini (P. L. Clemens. 2002: 72-73)
)
(S F
F PF
+ =
Keterangan
S = Sukses ( Produk/Proses)
F = Kegagalan ( Failure)
PF = probabilitas kegagalan
TOP
1 2
3 2
Untuk selanjutnya akan dihitung probabilitas dalam masing-masing gerbang,
yaitu:
1. Untuk gerbang OR, probabilitas masing-masing peristiwa atau masukannya
mengalami penjumlahan dan pengurangan.
b. Untuk lebih dari 2 masukan
C B A
F P P P
P = + +
2. Untuk gerbang AND probabilitas masing-masing masukannya dikalikan.
Dalam gerbang AND ini untuk masukan sejumlah 2 atau lebih semua cara
perhitungannya sama yaitu dikalikan.
Berikut ini merupakan diagram pohon kesalahan beserta matrik dari salah
satu top event yang terjadi dalam proses produksi genteng beton di PT. Karya
Mulia Permai yaitu terbentuknya retak pada produk atau biasa disebut dengan
Penataan
Gambar 2.7 Contoh Perhitungan Fault Tree Analysis
1
2
3
4 5
Matrik cut set tersebut selanjutnya akan dihitung probabilitasnya dengan
Berikut ini merupakan penelitian–penelitian sebelumnya yang digunakan
sebagai acuan dalam penelitian ini.
1. DIDIT PRASETYO WIBOWO (2003)
Judul :“Identifikasi Penyebab Cacat Pada Produk Pembalut Wanita Dengan
Metode Fault Tree Analysis”
Ringkasan :
PT. Softness Indonesia Indah merupakan suatu perusahaan yang bergerak
di bidang industri manufaktur dengan produk yang dihasilkan berupa pembalut
wanita. Untuk menghasilkan produk berkualitas tinggi PT. Softness Indonesia
Indah perlu melakukan pengendalian kualitas dengan langkah awal berupa
pengidentifikasian kecacatan agar dapat mengurangi kesalahan proses
seminimal mungkin, namun tanpa disadari sedikitnya cacat yang terjadi akan
mengurangi kualitas dari produk yang dihasilkan.
PT. Softness Indonesia Indah berupaya untuk mengurangi kesalahan -
kesalahan seminimal mungkin dalam proses produksi, dengan cara melakukan
analisa tentang kecacatan produk secara berkala. Karena dalam proses produksi
tersebut, pihak produksi adalah pihak yang sering mengalami kesalahan
sehingga menimbulkan cacat.
Penggunaan metode Fault tree Analysis dapat digunakan sebagai
menentukan faktor penyebab kecacatan, seperti cacat pada Pulp, Silikon Paper,
Non Wofen Oter danPolymer Elementer Laminated Tissue. Sehingga kualitas
produk yang baik akan didapatkan.
2. INDRA AGUNG P (2006)
Judul :“Analisa Kecacatan Kemasan Alcohol Swabs dengan Metode Fault Tree
Analysis (FTA)
(Study Kasus Di PT.Jayamas Madica Industri Sidoarjo)
Ringkasan :
PT. Jayamas Medica Industrimerupakan perusahaan yang bergerak dalam
bidang industri manufaktur dan memproduksi alat – alat kesehatan dan
antiseptic & desinvekta diantaranya produksinya adalah Jarum Suntik, Urine
Bag, Bad Pasien, Stetoscop, Tensi Darah Digital, Oxy Flow, Plesterin, Kasa,
Uro Bag, alcohol swabs,. PT. Jayamas Medica Industritermasuk perusahaan
yang memproduksi barang dalam jumlah besar ( Mass Production ). Selain itu
perusahaan ini juga memproduksi barang sesuai dengan permintaan / pesanan
dari pemesan. Dalam penelitian ini produk yang diamati adalah produk alcohol
swabs, produk ini diamati karena produk tersebut dipesan dalam jumlah yang
banyak sehingga dalam pembuatannya dilakukan secara continue ( hampir
setiap hari dibuat / diproduksi ).
Prosentase faktor kecacatan yangterjadi pada proses produksi alcohol
shaws adalah sekitar 3 % dari total produksi sebesar 34.000 pcs dan afkir atau
cacat sebesar 932 pcs dan jumlah tersebut masih bisa berubah – ubah , dimana
kecacatannya seperti factor seal kemasan kurang melekat ( kemasan bocor ),
aluminium tidak presisis antara depan dan belakang. Salah satu penyebab
terjadinya jenis–jenis cacat ini disebabkan oleh kaliber mesin yang rusak atau
setting mesin kurang tepat.
3. Maria Rita J oan Hosanna (2005)
Judul : “Identivikasi tingkat kecacatan paving Stone dilihat dari segi pelanggan
dengan metode Fault Tree analysis (FTA) di CV. Sinar Terang
beton,surabaya”
Ringkasan :
Penelitian kali ini di lakukan di CV .Sinar Terang Beton Surabaya yang
bertujuan untuk mengidentifikasikan tingkat kecacatan produk paving Stone
yang di produksi oleh perusahaan tersebut dilihat dari segi kepuasan pelanggan
dengan mengunakan pendekatan metode Falut Tree Analysis (FTA).
Berdasarkan langkah – langkah penyelesaian masalah dengan menggunakan
metode FTA, peneliti dapat mengidentifikasikan faktor – faktor kecacatan
produk dengan langkah – langkah sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi akar penyebab terjadinya Top Event yang terjadi pada
produk melalui penyebab primer dan penyebab sekunder secara
Brainstorming pada pihak karyawan operasi pada masing – masing stasiun
kerja dalam proses produksi.
2. Melakukan pengamatan terhadap berapa banyak akar penyebab terjadinya
dalam proses produksi.
3. Tahap selanjutnya yaitu melakukan perbaikan dari kecacatan tersebutdan
melakukan perhitungan tingkat kecacatanagar dapat dilakukan evaluasi.
Menentukan kecacatan hingga ke akar-akar penyebab dengan
menggambarkan ke dalam Fault Tree Diagram beserta Simbol – simbol
logika dari akar penyebab tersebut sampai menuju pada kejadian atau
kecacatan yang tidak di inginkan dan harus di hindari.
B.Struktur Kecacatan
Fault Tree Diagram tersebut selanjunya dievaluasi dengan
menggunakan Cut Set Method sehingga di dapatkan cacat yang lebih
spesifik.
C.Perhitungan Probabilitas
Setelah dievaluasi, kemudian di hitung nilai probabilitasnya sehingga
diketahui seberapa tingkat kecacatan yang terjadi dan pengaruhnya
terhadap perusahaan ke depan.
Dapat diketahui penyebab kecacatan yang terjadi dalam proses produksi
adalah pengayakan kurang, komposisi semen terlalu sedikit dibanding
komponen lain ,pekerja tidak terampil,penataan salah(tidak rapi),frekuensi air
(pengairan) kurang. Dari penyebab di atas dapat diketahui peristiwa puncak
kecacatan atau yang biasa di sebut dengan Top Event yaitu paving retak,
paving pecah, warna paving pudar.
Berdasrkan perhitungan Fault Tree dan Cut Set di dapatkan tingkat
kecacatan sebagai berikut:
A. Paving retak, probabilitas kecacatan per 10 menit sebelum evaluasi
0,69028 dan sudah di evaluasi 0,68725.
B. Paving pecah, probabilitas kecacatan per 10 menit sebelum di evaluasi
C. Warna paving pudar, probabilitas kecacatan per 10 menit sebelum di
evaluasi 0,432 dan sudah evaluasi 0,4503.
Dari data di atas maka peristiwa (Top Event) yang mempunyai tingkat
kecacatan tinggi adalah peristiwa paving retak dengan probabilitas 0,68725 per 10
menit yang membuat pelanggan sering mengeluh . sehingga perlu diadakan
Correction Action terhadap peristiwa tersebut yaitu lahan pengeringan diperluas,
pemantauan dan pengarahan pada pekerjaan, mengontrol penyiraman agar di
sesuaikan dengan volume paving yang di siram , komposisi semen dengan
komposisi lain adalah 1:3 detik, mengendalikan penggetaran saat pecetakan
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di PT . Mitra Pratama Han Jaya - Gresik. Sedangkan
penelitian ini direncanakan dilaksanakan pada bulan Januari 2013 sampai dengan
data yang diperlukan sudah terpenuhi.
3.2 Identifikasi dan Definisi Oper asional Var iable
Variabel adalah objek yang berbentuk apa saja yang ditentukan oleh peneliti
dengan tujuan untuk memperoleh informasi agar bias ditarik suatu kesimpulan.
Identifikasi variabel yang mempengaruhi terjadinya ketidakpuasan pelanggan,
yaitu :
a. Variabel bebas adalah variabel yang menyebabkan atau mempengaruhi pada
observasi yang sedang diamati, seperti : kap dan sol tidak merekat, ukuran mal
tidak tepat, kap bahan sobek, pemasangan mata ayam tidak rapi dan cacat
warna.
b. Variabel terikat adalah faktor-faktor yang sedang diobservasi dan diukur
untuk menentukan adanya pengaruh pada variabel bebas, seperti : probabilitas
3.3 Metode Pengumpulan data
pengambilan suatu data primer dan sekunder dengan populasi penelitian di
bagian Produksi PT. Mitra Pratama Han Jaya - Gresik. Data yang dikumpulkan
terbagi menjadi 2 (dua) , yaitu:
1. Data Primer
Adalah data yang hanya dapat kita peroleh dari sumber asli atau pertama
(tidak melalui media perantara), antara lain: data keluhan pelanggan
(customer), hasil observasi, hasil pengujian. Adapun metode yang digunakan
sebagai berikut:
● Metode survey (survey methods)
Yaitu metode pengumpulan data primer yang menggunakan pertanyaan
secara lisan ataupun tertulis..
2. Data Sekunder
Adalah sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung
melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain), antara lain :
catatan atau laporan yang telah tersusun dalam arsip (data dokumenter) yang
dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan.
Teknik-teknik yang digunakan dalam pengumpulan data selama penelitian,
dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a) Pengunaan lembar periksa keluhan pelanggan (voice of customer) per
minggu selama 1 (satu) bulan.
Tabel 3.1Lembar Periksa Keluhan Pelanggan (Voice Of Customer)
Keluhan Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4 Frekuensi
Lembar keluhan pelanggan selanjutnya dijabarkan untuk menerjemahkan
bahasa pelanggan ke bahasa persyaratan melalui tabel penjabaran VOC.
Tabel 3.2Penjabaran VOC
Kata Pelanggan Artinya Bagi Bisnis Kita Persyaratan Pelanggan
b) Menganalisa penyebab terjadinya peristiwa (top event)
Dari keluhan pelanggan yang terkumpul akan dapat diketahui peristiwa
utama (top event).
Tabel 3.3 Lembar Identifikasi Penyebab Kegagalan
Top Event Penyebab Primer Penyebab Sekunder
c) Melakukan sampling kerja pada 100 unit setiap proses produksi.
Tabel 3.4 Lembar Sampling Produk
Metode yang digunakan dalam pengolahan data pada penelitian adalah fault
tree analysis, dimana fault tree analysis yang menganalisa elemen-elemen
penyebab kegagalan suatu sistem dengan menggunakan berbagai perangkat
Adapun langkah–langkah dalam pengolahan data pada studi kasus di PT.
Mitra Pratama Han Jaya dengan menggunakan metode Fault Tree Analysis adalah
sebagai berikut:
1. Menganalisa kejadian yang tidak diinginkan sampai pada akar-akar
penyebabnya yang meliputi penyebab primer yang mengakibatkan terjadinya
top event (kejadian utama) dan penyebab sekunder yang mengakibatkan
terjadinya penyebab primer.
2. Menggambarkan akar-akar penyebab tersebut kedalam Fault Tree Diagram
(pohon kesalahan) yang berisi simbol-simbol logika (gerbang) kejadian
sehingga membentuk suatu keterkaitan satu sama lain.
3. Fault Tree Diagram akan membentuk kombinasi pohon kesalahan, sehingga
diperlukan cut set yang digunakan untuk mengevaluasi diagram tersebut. Hal
ini diperoleh dengan menggambarkan garis melalui blok dalam sistem untuk
menunjukkan jumlah minimum blok gagal yang menyebabkan seluruh sistem
gagal.
4. Untuk mengetahui kombinasi peristiwa terkecil diperlukan minimal cut set.
Minimal cut set ini adalah kombinasi peristiwa yang paling kecil yang
membawa pada peristiwa yang paling tidak diinginkan atau akar penyebab
yang paling terkecil yang berpotensial menyebabkan kecacatan (peristiwa
puncak atau top event).
5. Untuk menghitung probabilitas hanya diperlukan jumlah seluruh proses yang
sukses dan kegagalan proses, hal ini ditunjukkan dalam rumus berikut ini:
) (S F
F PF
Keterangan :
S = Sukses (produk/proses)
F = Kegagalan (failure)
PF = Probabilitas Kegagalan
Untuk selanjutnya akan dihitung probabilitas dalam masing–masing gerbang,
yaitu : untuk gerbang OR, probabilitas masing–masing peristiwa atau
masukannya mengalami penjumlahan dan pengurangan.
a. Untuk 2 masukan
PF = 1 – [(1 – PA)(1 – PB)]
PF = PA + PB - PAPB
b. Untuk lebih dari 2 masukan
PF = PA + PB + PC
Untuk gerbang AND probabilitas masing–masing masukannya dikalikan.
6. Setelah semua diketahui maka akan didapatkan probabilitas peristiwa puncak
dan untuk langkah selanjutnya masing-masing probabilitas dievaluasi melalui
matriks dalam minimal cut set.
Matriks cut set tersebut selanjutnya akan dihitung probabilitasnya dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:
(
1 2)
(
1 3)
(
1 4)
(
3 4 5 6)
≈ P P P P P P P P P P P
PT K = × + + + + + × × ×
PT merupakan probabilitas top event dan PK merupakan probabilitas cut set.
3.5 Langkah-langkah Pemecahan Masalah
Adapun langkah–langkah pemecahan masalah dapat dilihat pada Gambar
Mulai
Studi Literatur Studi Lapangan
Perumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Identifikasi Variabel
Pengumpulan Data : - Data Produksi - Data Spesifikasi produk - Data Kecacatan Produk
Identifikasi Kecacatan Produk (Top Event)
Identifikasi Penyebab Top Event : - Penyebab Primer
- Penyebab Sekunder
Penentuan kecacatan (Fault Tree Analysis)
A
Penentuan Struktur Kecacatan (cut set Method)
Perhitungan Tingkat kecacatan
(Quantitative cut set)
Selesai
Gambar 3.1 Langkah-langkah Pemecahan Masalah
Penjelasan langkah – langkah pemecahan masalah :
1. Mulai
Penelitian ini dimulai dengan melakukan awal yaitu melakukan survey
pendahuluan terhadap Perusahaan, meninjau lapangan dan menyiapkan
data-data yang dibutuhkan dalam penelitian.
2. Studi literatur
Studi Literatur ini didapat dari beberapa Literatur atau buku, jurnal yang
didapat dari internet serta skripsi – skripsi yang ada di perpustakaan UPN
“Veteran” Jawa Timur dan Institut Teknologi Sepuluh November (ITS).
Dengan adanya studi literature yang peneliti lakukan, diharapkan akan
memberikan masukan kepada penulis mengenai aspek – aspek perhitungan
yang ada di dalam metode Fault Tree Analysis. Usulan Perbaikan (Correction Action)
Hasil dan Pembahasan
3. Studi lapangan
Studi ini dilakukan sebagai langkah awal dalam melakukan penelitian, dimana
peneliti berusaha mempelajari kondisi Perusahaan secara keseluruhan terutama
yang berkaitan dengan permasalahan yang nantinya akaan diteliti dan
dianalisa.
4. Perumusan masalah
Perumusan masalah penelitian ini mencari kecacatan (top event) dari suatu
produk serta sub masalah yang mempengaruhi kualitas produk dan membuat
kerangka pengukuran yang tepat agar dapat dilakukan analisa.
5. Tujuan penelitian
Tujuan dari penelitian ini tentunya akan memberikan arah dalam
pelaksanaannya. Adapun tujuannya adalah mengetahui cacat yang terjadi,
menentukan faktor – faktor penyebabnya agar dapat dilakukan evaluasi dalam
pengendalian kualitas dari suatu produk.
6. Identifikasi Variabel
Identifikasi Variabel yang dapat mempengaruhi penelitian, adalah :
a. Variabel bebas : kap dan sol tidak merekat, ukuran mal tidak tepat, kap
bahan sobek, pemasangan mata ayam tidak rapi dan cacat warna.
b. Variabel terikat : probabilitas kecacatan produk.
7. Pengumpulan data
Teknik didalam pengambilan data dilakukan dengan cara :
1. Penggunaan lembar periksa keluhan pelanggan per minggu selama 8
bulan.
8. Identifikasi kecacatan produk
Menentukan top eventatau kejadian puncak yang terjadi dari produk yang
nantinya akan dicari penyebabnya.
9. Identifikasi penyebab top event
Yaitu menentukan sebab – sebab kejadian puncak yang terjadi , dimana
terdiri dari sebab primer sebagai awal dan sebab sekunder sebagai penyebab
dari sebab primer.
10.Penentuan Kecacatan
Penentuan kecacatan dengan cara membuat pohon kesalahan sebagai penentu
kecacatan yang terjadi berdasarkan penyebab primer dan penyebab sekunder.
11.Penentuan Struktur Kecacatan
Sebagai evaluasi analisa, digunakan pula metode cut set. Metode merupakan
satu bagian dari dalam fault tree analysis. Dalam cut set ini akan dibentuk
struktur kecacatan yang akan diminimalkan atau dikurangi sehingga menjadi
minimal cut set, dengan artian menganalisa penyebab terkecil yang
menimbulkan kecacatan utama (top event).
12.Perhitungan Tingkat Kecacatan
Fault Tree dapat digunakan untuk menghitung seberapa sering tingkat
kecacatan suatu produk dengan melakukan perhitungan probabilitas, yang
disebut cut set quantitative. Perhitungan ini sangat sederhana, namun akan
mengalami kesulitan dalam menempatkan simbol logika karena harus
rasional dan probabilitas untuk masing – masing gerbang didapat dengan cara
yang berbeda – beda seperti rumus dibawah ini :
) (S F
F PF
Keterangan :
S = Sukses (produk)
F = Kegagalan (failure)
PF = Probabilitas Kegagalan
Selanjutnya akan dihitung probabilitas dalam masing – masing gerbang,yaitu :
1. Gerbang OR, probabilitas masing–masing peristiwa atau masukannya
mengalami penjumalahan dan pengurangan.
Untuk 2 masukan
PF = 1 –[(1-PA)(1-PB)]
PF = PA+PB – PAPB
Untuk lebih dari 2 masukan
PF = PA + PB + PC
2. Untuk gerbang AND probabilitas masing – masing masukannya dikalikan.
Dalam gerbang AND ini untuk masukan sejumlah 2 atau lebih semua cara
perhitungannya sama yaitu dikalikan dimana untuk evaluasi perhitungannya
dibuat matrik.
Selanjutnya akan dihitung probabilitasnya dengan menggunakan rumus :
PT = ∑ P K = (P1X P2) + (P1 + P3) + (P1 + P4) + (P3X P4X P5X P6)
Sehingga didapatkan besar probabilitas peristiwa – peristiwa puncak atau
peristiwa yang tidak diinginkan dengan tingkat kecacatan yang