• Tidak ada hasil yang ditemukan

IDENTIFIKASI KECACATAN PRODUK SEPATU EAGLE DENGAN METODE FAULT TREE ANALYSIS (FTA) (DI PT . MITRA PRATAMA HAN JAYA - GRESIK).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "IDENTIFIKASI KECACATAN PRODUK SEPATU EAGLE DENGAN METODE FAULT TREE ANALYSIS (FTA) (DI PT . MITRA PRATAMA HAN JAYA - GRESIK)."

Copied!
109
0
0

Teks penuh

(1)

IDENTIFIKASI KECACATAN PRODUK SEPATU EAGLE

DENGAN METODE FAULT TREE ANALYSIS (FTA)

(DI PT . MITRA PRATAMA HAN J AYA - GRESIK)

SKRIPSI

Oleh :

FEBRI PRAMITASARI

NPM : 0732010177

J URUSAN TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN“

J AWA TIMUR

(2)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah

berkenan memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat

menyelesaikan tugas akhir ini dengan judul :

“IDENTIFIKASI

KECACATAN PRODUK SEPATU

EAGLE

DENGAN METODE

FAULT TREE ANALYSIS (FTA) (DI PT . MITRA PRATAMA HAN

JAYA - GRESIK) ”.

Penyusunan tugas akhir ini guna memenuhi persyaratan dalam

memperoleh gelar Sarjana Teknik Jurusan Teknik Industri pada Fakultas

Teknologi Industri Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

Penulis menyadari bahwa selama melakukan penelitian dan penyusunan

skripsi ini masih terdapat kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, penulis

sangat mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca

sangat penulis harapkan demi kesempurnaan.

Dalam kesempatan ini pula penulis mengucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Ir. Sutiyono, MT selaku Dekan Fakultas Teknologi Industri UPN

“Veteran” Jawa Timur.

2. Bapak Ir. Minto Waluyo, MM, selaku Ketua Jurusan Tenik Industri UPN

(3)

3. Ibu Ir.Iriani,MMT selaku Dosen Pembimbing I.

4. Bapak Ir.Didi Samanhudi,MMT selaku Dosen Pembimbing II.

5. Segenap Staff dan Karyawan PT. Mitra Pratama Han Jaya-Gresik yang tidak

dapat penulis sebutkan satu persatu, atas segala bantuannya selama penulis

melaksanakan penelitian.

6. Abi dan mama yang tercinta yang telah memberikan bantuan baik moril

maupun materiil kepada penulis selama menyelesaikan skripsi.

7. Kak epi , Mas ir , Wawa cantik dan Adek Winda terima kasih sudah

membantu memberi semangat untuk menyelesaikan skripsi ini.

Semoga Allah SWT, senantiasa memberikan balasan atas amal perbuatan dan

segala kebaikan yang telah diberikan kepada penulis. Akhir kata penulis berharap

semoga hasil penelitian yang tertuang dalam skripsi ini banyak bermanfaat bagi

setiap pembaca pada umumnya.

Surabaya, 12 Desember 2014

Penulis

FEBRI PRAMITASARI

(4)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... x

ABSTRAK ... xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah ... 1

1.2Perumusan Masalah ... 2

1.3Batasan Masalah ... 2

1.4Tujuan Penelitian ... 3

1.5Asumsi-asumsi ... 3

1.6Manfaat Penelitian ... 3

1.7Sistematika Penulisan ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dan Definisi Pengendalian Kualitas ... 6

2.2 Tujuan Pengendalian Kualitas ... 9

2.3 Manfaat Pengendalian Kualitas ... 11

2.4 Ruang Lingkup Pengendalian Kualitas ... 11

2.5 Alat Dan Teknik Pengujian Kualitas ... 12

2.6 Perangkat Pengendalian Kualitas ... 13

2.6.1 Lembar Periksa ... 13

2.6.2 Data Numerik Atau Kualitatif ... 16

a. Check Sheet ... 16

(5)

2.6.3 Diagram Sebab Akibat ... 18

2.7 Fault Tree Analysis (FTA) ... 20

2.7.1 Prinsip Fault Tree ... 21

2.7.2 Konstruksi Fault Tree ... 22

2.7.3 Konsep Dasar Fault Tree Analysis ... 23

2.7.4 Tahapan Fault Tree Analysis ... 25

2.7.5 Cut Set Method ... 27

2.7.6 Langkah-Langkah Pembentukan Cut Set ... 29

2.7.7 Cut Set Quantitative ... 30

2.8 Penelitian Terdahulu ... 33

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Dan Waktu Penelitian ... 38

3.2 Identifikasi Dan Definisi Operasional Variabel ... 38

3.3 Metode Pengumpulan Data ... 38

3.4 Metode Pengolahan Data ... 40

3.5 Langkah-Langkah Pemecahan Masalah ... 42

BAB IV HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan Data ... 49

4.1.1 Data Produksi ... 49

4.1.2 Spesifikasi Produk ... 49

4.1.3 Data Kecacatan Produk ... 50

4.2 Pengolahan data ... 51

4.2.1 Identifikasi Kecacatan Produk (Top Event) ... 51

4.2.2 Identifikasi Penyebab Top Event ... 61

4.2.2.1 Identifikasi Penyebab Top Event Kap Dan Sol Tidak Merekat ... 61

4.2.2.2 Identifikasi Penyebab Top Event Kap Bahan Sobek ... 63

4.2.2.3 Identifikasi Penyebab Top Event Ukuran Mal Tidak Tepat ... 65

(6)

4.2.2.5 Identifikasi Penyebab Top Event Cacat Warna ... 69

4.2.3 Identifikasi Akar Penyebab Proses Produksi Sepatu Per 100 unit ... 71

4.2.4 Tahap-Tahap Untuk Meningkatkan Kualitas Produk Berdasakan FTA ... 72

4.2.5 Penentuan Struktur Kecacatan (Cut Set Method) ... 74

4.2.5.1 Penentuan Struktur Kecacatan Kap Dan Sol Tidak Merekat ... 74

4.2.5.2 Penentuan Struktur Kecacatan Kap Bahan Sobek ... 79

4.2.5.3 Penentuan Struktur Kecacatan Ukuran Mal Tidak Tepat ... 83

4.2.5.4 Penentuan Struktur Kecacatan Mata Ayam Tidak rapi ... 87

4.2.5.5 Penentuan Struktur Kecacatan Cacat Warna ... 92

4.3 Hasil Dan Pembahasan ... 95

4.4 Usulan Perbaikan ... 97

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 99

5.2 Saran ... 100

DAFTAR PUSTAKA

(7)

ABSTRAKSI

Perkembangan industri baik jasa maupun industri manufaktur berkembang sangat pesat ,perusahaan bersaing untuk mencari pasar konsumen yang tepat. Pengawasaan terhadap produk harus di implementasikan sebagai jaminan pada konsumen. Sehingga produk yang dilempar ke pasaran memiliki kualitas yang baik. Oleh karena itu perusahaan harus selalu meningkatkan kualitas produk secara berkesinambungan hingga mencapai tujuan perusahaan.

PT. Mitra Pratama Han Jaya Merupakan perusahaan yang bergerak dibidang industri manufaktur dengan memproduksi Sepatu. Adapun berbagai macam merk sepatu yaitu bata, ardiles, kasogi, eagle dan yastako. Dalam penelitian ini produk yang diamati adalah Produk sepatu eagle (sport) KW 2. Dengan adanya banyak industri yang melalaikan jumlah kecacatan produk maka dilakukan penelitian identifikasi kecacatan dengan menggunakan metode FTA sehingga perusahaan dapat menurunkan kecacatan produk seminimal mungkin.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi kecacatan produk dan akar-akar penyebabnya serta menganalisa dengan menggunakan probabilitas sehingga dapat dilakukan pengendalian produksi. Dengan menggunakan metode Fault Tree Analiysis yang mampu menganalisa kecacatan yang terjadi hingga ke akar-akar penyebabnya, kemudian memberikan usulan perbaikan faktor-faktor penyebab kecacatan produk.

Adapun hasil dari penelitian ini adalah jenis cacat yang memiliki probabilitas Dari perhitungan didapatkan probabilitas aw al proses produksi adalah terjadinya kap dan sol tidak merekat sebesar 9,76%, probabilitas kedua terjadinya kap bahan sobek sebesar 7,88%, probabilitas ketiga terjadinya ukuran mal yang tidak tepat sebesar 6,23%, probabilitas keempat terjadinya pemasangan mata ayam tidak rapi sebesar 4,35% dan probabilitas kelima terjadinya cacat warna sebesar 4,15%.

(8)

ABSTRACT

Industrial development of both services and manufacturing industry is growing very rapidly, companies compete to find the right consumer market. Supervision the product should be implemented as a guarantee to the consumer. So that the products are launched to the market are of good quality. Therefore, companies must constantly improve product quality on an on going basis-to-achieve-corporate-goals.

PT. Han Mitra Jaya Pratama is a company engaged in the manufacturing industry by producing shoes. The various brands of shoes that is brick, Ardiles, kasogi, eagle and yastako. In this study the observed product is Product eagle shoes (sport) 2 KW. Given the many industries which neglects the amount of product defects research was conducted using the method of disability identification FTA so that the company can reduce product defects to a minimum. The purpose of this study was to identify product defects and root causes, and analyze the probability so that it can be done using the production control. By using the method of Fault Tree analiysis in analyzing disability happens to the root causes, and then provide suggestions for improvement causative factors of disability-products.

The results of this study is the type of defect that has a probability of the calculation, the initial probability of the production process is the hood and do not glue the soles of 9.76%, the probability of both the hood material torn by 7.88%, the probability of occurrence of the three malls the size of which is not right at 6.23%, the probability of occurrence of the four eyes chicken sloppy installation of 4.35% and the probability of the occurrence of defects fifth color of 4.15%.

(9)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Beberapa masalah yang sering pada dunia industri kecil ataupun industri

besar dalam kemudahan akses informasi, perkembangan produk yang pesat telah

mengubah bagaimana pelanggan bertransaksi dengan sebuah perusahaan.

Sehingga perusahaan harus mengadakan suatu peningkatan kualitas produk secara

berkesinambungan hingga mencapai tujuan perusahaan.

PT. Mitra Pratama Han Jaya merupakan suatu perusahaan yang bergerak

di bidang industri manufaktur dengan produk yang dihasilkan adalah sepatu,

dengan berbagai macam merk sepatu yaitu sepatu bata, ardiles, kasogi, eagle dan

yastako. Dalam penelitian ini produk yang diamati adalah produk sepatu

eagleKW 2 (sport) karena sepatu eagle KW 2 ini paling banyak mengalami

kecacatan. Kecacatan yang sering terjadi berupa kap bahan sobek, ukuran mal

tidak tepat, pemasangan mata ayam tidak rapi, antara kap dan sol tidak merekat,

cacat warna dengan tingkat kecacatan rata-rata10 % dalam delapan bulan

produksi.

Banyak industri yang melalaikan jumlah kecacatan produk terutama

perusahaan yang memproduksi barang dalam jumlah besar dan continue(mass

production). Mereka berpikir bahwa kecacatan yang terjadi hanya kecil namun

tidak sadar dari sedikitnya cacat yang terjadi akan mengurangi kualitas dari

(10)

Dengan adanya masalah tersebut maka dilakukan penelitian identifikasi

kecacatan produk sepatu eagledengan metoda Fault Tree Analysis (FTA)dengan

harapan dapat memberikan usulan perbaikan faktor-faktor penyebab kecacatan

sepatu eagle sehingga perusahaan dapat menurunkan kecacatan produk seminimal

mungkin.

Penelitian ini akan menggunakan metode perbaikan dan peningkatan

kualitas yaitu Fault Tree Analysis (FTA). Metode ini dapat digunakan untuk

menganalisa berbagai penyebab kesalahan yang akan dipresentasikan oleh sebuah

pohon kecacatan (fault tree) dan diagram tulang ikan, serta menghitung

probabilitas terjadinya top event yang diperoleh dari prediksi keandalan peristiwa

serta metode cut and tie set untuk mengevaluasi probabilitas kesalahan sistem.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka permasalahan yang dibahas dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

“Bagaimana mengetahui tingkat kecacatan yang terjadi dengan Metode

Fault Tree Analysis dandapat memberikan usulan perbaikan faktor-faktor

penyebab kecacatan sehingga perusahaan dapat menurunkan kecacatan produk

seminimal mungkin?”

1.3 Batasan Masalah

Adapun batasan-batasan yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

(11)

2. Analisa biaya tentang kerugian yang timbul akibat cacat tidak dibahas dalam

penelitian ini.

3. Penelitian ini hanya sebatas untuk mengetahui probabilitas terjadinya top

event cacat produk dan memberikan usulan perbaikan kepada perusahaan

tanpa diadakan implementasi lebih lanjut.

4. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2013sampai dengan Agustus

2013.

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah , sebagai berikut :

1. Identifikasi kecacatan produk sepatu eagle

2. Memberikan usulan perbaikan faktor-faktor penyebab kecacatan produk

sepatu eagle sehingga perusahaan dapat menurunkan kecacatan produk

seminimal mungkin.

1.5 Asumsi–asumsi

Mengingat permasalahan yang terkait dalam kualitas produk ini, maka

untuk menyederhanakan diperlukan asumsi–asumsi sebagai berikut :

1. Proses produksi tidak mengalami perubahan pada saat penelitian dilakukan.

2. Saluran distribusi berjalan dengan normal

1.6 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai

(12)

1. Bagi Peneliti

Dapat menambah pengetahuan dan pengalaman dengan menerapkan

penggunaan metode Fault Tree Analysis (FTA) dalam permasalahan defect

(cacat) yang ada di dalam proses produksi suatu perusahaan.

2. Bagi Universitas

Memberikan referensi tambahan dan perbendaharaan perpustakaan agar

berguna di dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan juga berguna sebagai

pembanding bagi mahasiswa dimasa yang akan datang.

3. Bagi Perusahaan

Dengan adanya penerapan metode Fault Tree Analysis (FTA), diharapakan

pihak perusahaan dapat mengurangi jumlah defect (cacat) produk yang dialami

selama ini, serta dapat menggunakan metode ini sebagai alat bagi perusahaan

untuk melakukan perbaikan berkesinambungan terhadap produk yang

dihasilkan sebagai bukti konsistensi perusahaan dalam penerapan standard

mutu produk untuk memuaskan keinginan konsumen

1.7 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan laporan penelitian sesuai dengan sistematika

penulisan yang di tetapkan oleh pihak fakultas dalam memudahkan penelitian

adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang latar belakang masalah sehingga dapat diketahui

mengapa penulis mengambil judul tersebut, batasan masalah supaya

terfokus pada masalah yang diteliti, rumusan masalah, tujuan

(13)

penelitian, manfaat dari penelitian baik untuk penulis, perusahaan

maupun universitas, dan sistematika penulisannya.

BAB II TINJ AUAN PUSTAKA

Bab ini berisi tentang teori produk sesuai dengan obyek yang diteliti

juga teori tentang pengendalian kualitas dan teori tentang metode yang

digunakan yaitu Fault Tree Analysis (FTA)untuk mengatasi

permasalahan yang ada didalam perusahaan serta referensi dari

penelitian terdahulu yang menggunakan metode FTA.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini berisi tentang langkah-langkah yang diperlukan untuk

pengambilan data, lokasi dan waktu , variabel-variabel, pengolahan

data, metode serta penyelesaian masalah yang ada.

BAB IV HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN

Bab ini membahas tentang pengumpulan data, pengolahan data serta

pembahasan yang didapat dari perusahaan dan hasil penelitian setelah

dilakukan analisa.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini membahas kesimpulan dari penelitian dan saran terhadap

permasalahan yang ada.

DAFTAR PUSTAKA

(14)

BAB II

TINJ AUAN PUSTAKA

2.1

Konsep dan Definisi Pengendalian Kualitas

Konsep yang dapat digunakan perusahaan untuk penekanan prinsip

manajemen kualitas salah satunya adalah melalui pendekatan proses produksi atau

operasional. Jasa akan tercapai dengan lebih efisisen bila nilai-nilai yang masuk

hubungan antara kegiatan dan prosesnya dikelola dengan baik sebagai suatu

sistem yang terpadu, proses tersebut merubah nilai-nilai yang masuk pada

organisasi atau perusahaan. Sistem kualitas dirancang untuk pengendalian dan

perbaikan nilai yang secara sederhana meliputi semua pekerjaan atau kegiatan

pada semua organisasi atau perusahaan yang terdiri dari berbagai proses kegiatan

dalam organisasi tersebut. (Darotea Wahyu, 2002 : 17 dikutip Rois Ruslim 2009)

Ada banyak sekali definisi dan pengertian kualitas, yang sebenarnya definisi

atau pengertian yang hampir sama dengan dengan definisi atau pengertian yang

lain. Pengertian kualitas menurut beberapa ahli antara lain:

a. Perbendaharaan istilah ISO 8402 dan Standar Nasional Indonesia (SNI

19-8402-1991)“kualitas adalah keseluruhan ciri dan karakteristik produk atau jasa

yang kemampuannya dapat memuaskan kebutuhan, baik yang dinyatakan

secara tegas maupun tersamar. Istilah kebutuhan diartikan sebagai spesifikasi

yang tercantum dalam kontrak maupun kriteria-kriteria yang harus

didefinisikan terlebih dahulu”.

b. Montgomery (2009, p. 4)“Kualitas merupakan salah satu faktor yang biasa

(15)

c. Juita Alisjahbana(2005) “Kualitas dapat diartikan sebagai tingkat atau ukuran

kesesuaian suatu produk dengan pemakainya, dalam arti sempit kualitas

diartikan sebagai tingkat kesesuaian produk dengan standar yang telah

ditetapkan”.

d. Suyadi Prawirosentono (2007:5), pengertian kualitas suatu produk adalah

“Keadaan fisik, fungsi, dan sifat suatu produk bersangkutan yang dapat

memenuhi selera dan kebutuhan konsumen dengan memuaskan sesuai nilai

uang yang telah dikeluarkan”.

Istilah kualitas memang tidak terlepas dari manajemen kualitas yang

mempelajari setiap area dari manajemen operasi,perencanaanproduk, fasilitas

sampai penjadwalan dan memonitor hasil. Kualitas merupakan bagian dari semua

fungsi usaha yang lain (pemasaran, sumber daya manusia, keuangan, dan

lain-lain). Dalam kenyataan, penyelidikan kualitas adalah suatu penyebab umum

(common cause) yang alamiah untuk mempersatukan fungsi-fungsi usaha.

Untuk mencapai salah satu tujuan perusahaan dalam menghasilkan produk

yang sesuai permintaan konsumen, maka diperlukan perencanaan yang sesuai

dengan tujuan tersebut. Suatu perencanaan harus didukung oleh pengawasan yang

baik dan benar dengan cara mengatur pengendalian kualitas mulai dari bahan

baku hingga produk jadi guna mencegah penyimpangan dari pelaksanaan

produksi yang telah direncanakan sebelumnya.

Pengendalian atau pengawasan kualitas yang kurang baik akan berpengaruh

pada kelangsungan kinerja perusahaan. Adanya kerusakan terhadap salah satu

mesin akan mengakibatkan target produksi tidak tercapai sehingga penjualan

(16)

menjamin kelancaran proses produksi, sehingga dihasilkan produk yang mampu

bersaing secara sehat di pasaran dengan biaya yang efisien dan kelangsungan

hidup perusahaan akan tetap berjalan.

Ada beberapa alasan perlunya kualitas bagi suatu organisasi atau perusahaan

yang dapat diidentifikasikan kedalam 7 (tujuh) peranan pentingnya kualitas, yaitu:

a) Reputasi perusahaan,

b) Keandalan produk atau jasa,

c) Penurunan biaya,

d) Peningkatan pangsa pasar,

e) Keterlibatan global,

f) Pertanggungjawaban produkatau jasa,

g) Penampilan produk atau jasa.(Heizer, 2006)

Pengendalian kualitas merupakan salah satu teknik yang perlu

dilakukanmulai dari sebelum proses produksi berjalan, pada saat proses produksi,

hinggaproses produksi berakhir dengan menghasilkan produk akhir.

Pengendaliankualitas dilakukan agar dapat menghasilkan produk berupa barang

atau jasa yangsesuai dengan standar yang diinginkan dan direncanakan, serta

memperbaikikualitas produk yang belum sesuai dengan standar yang telah

ditetapkandansebisa mungkin mempertahankan kualitas yang sesuai. Sedangkan

menurut Vincent Gasperz (2005:480), pengendalian kualitas adalah “

Pengendalian Kualitas adalah teknik dan aktivitas operasional yang digunakan

untuk memenuhi standar kualitas yang diharapkan.”

Kegiatan pengendalian kualitas pada dasarnya merupakan kumpulan

(17)

mulai pada saat produk dirancang, diproses sampai seleksi didistribusikan ke

konsumen. Kegiatan pengendalian kualitas pada dasarnya terdiri dari 4 langkah,

yaitu :

1. Menetapkan standar , yaitu standar kualitas biaya , standar kualitas kinerja

danstandar kualitas keandalan yang diperlukan untuk suatu produk.

2. Menilai kesesuaian antara produk yang dibuat dengan standar.

3. Mengambil tindakan yang diperlukan yaitu mencari penyebab timbulnya

masalah dan mencari pemecahan masalah.

4. Perencanaan peningkatan berupa pengembangan usaha-usaha yang kontinyu

untuk memperbaiki standar biaya , standar kinerja dan standar keandalan.

2.2 Tu ju an Pengendalian K ualitas

Tujuan pengendalian kualitas adalah untuk mengendalikan kualitas produk

atau jasa yang dapat memuaskan konsumen. Sehingga dapat disimpulkan bahwa

tujuan dari pengendalian kualitas adalah :

1. Untuk mendapatkan kualitas output yang konsisten dengan spesifikasi produk

yang diinginkan dan memenuhi syarat-syarat yang ditentukan oleh konsumen

sehingga akan meningkatkan kepercayaan dan kepuasan konsumen.

2. Untuk membimbing perusahaan mendapatkan keuntungan yang lebih besar

melalui prosedur kerja yang baik , pengurangan produk cacat , penekanan biaya

dan peningkatan order yangdapat menguntungkan.

3. Usaha menyidik dengan cepat apabila terjadi perubahan pada proses produksi

yang menyebabkan penurunan kualitas , sehingga dapat diambil tindakan

(18)

4. Untuk membantu karyawan dalam memperbaiki kesalahan dan meningkatkan

kemampuan sehingga tujuan dan sasaran perusahaan dapat tercapai.

Tujuan pokok dari pengendalian mutu adalah untuk mengetahui sampai

sejauh mana proses dan hasil produk yang dibuat sesuai denganstandar yang

ditetapkan perusahaan. Dalam pengendalian mutu ini, semuakondisi barang

diperiksa berdasarkan standar yang ditetapkan. Bila terdapat penyimpangan dari

standar dicatat untuk dianalisis. Hasil analisis pengendalian mutu tersebut

digunakan untuk dijadikan pedoman atau perbaikan sistem kerja, sehingga produk

yang bersangkutan sesuai dengan standar yang ditentukan. Pelaksanaan

pengawasan mutu dan kegiatan produksi harus dilaksanakan secara terus menerus

untuk mengetahui kemungkinan terjadinya penyimpangan dari rencana standar

agar dapat dengan segera diperbaiki (Prawirosentono, 2004).

Dengan adanya pengendalian kualitas maka perusahaan tersebut akan mempunyai

kemampuan dalam hal:

a. Meningkatkan produktivitas

Dengan adanya pengendalian kualitas maka akan mengurangi waktu yang

terbuang sehingga produktivitas akan bertambah.

b. Pencegahan cacat lebih besar

Dengan adanya pengendalian kualitas maka pegendalian proses akan terpelihara

dengan konsisten.

c. Mencegah penyesuaian proses yang tidak perlu

Pengendalian kualitas dapat mcmbedakan antara gangguan dasar dan variasi

(19)

d. Memberikan informasi tentang proses.

Informasi tentang perubahan proses dan parameternya yang penting dapat diketahui

dengan adanya pengendalian kualitas.

2.3 Manfaat Pengendalian Kualitas

Pengaturan pengendalian kualitas dalam suatu perusahaan merupakan bagian

yang sangat penting dalam menunjang kelangsungan suatu perusahaan. Manfaat yang

dapat diperoleh dalam manajemen pengendalian kualitas adalah:

1.Menambah tingkat efisiensi dan produktivitas kerja.

2.Mengurangi kehilangan-kehilangan dalam proses kerja yang dilakukan

seperti mengurangi atau menghilangkan waktu yang tidak reproduktif.

3.Menekan biaya dan save money.

4.Menjaga penjualan tetap meningkat sehingga profit tetap diperoleh.

5.Menambah reliabilitas produk yang dihasilkan menjaga moral pekerja tetap

tinggi.

6. Mengurangiklaim pelanggan.

7.Berorientasi pada kebutuhan konsumen.

2.4 Ruang Lingkup Pengendalian Kualitas

Ada 3 jenis kualitas dalam operasi bisnis manufaktur, yaitu:

1. Kualitas Design

Adalah derajat dimana kategori suatu produk akan mamapu memberikan

kepada konsumen dua atau lebih produk meskipun memiliki fungsi yang

samabisa memberikan derajat kepuasan yang berbeda karena adanya

(20)

2. Kualitas Kesesuaian

Berhubungan dengan spesifikasi dan standardisasi produk dan kriteria

standar kerja yang telah disepakati. Secara umum kualitas kesesuaian

mencakup 3 macam bentuk pengendalian, yaitu:

a. Pencegahan Cacat

Mencegah kerusakan atau cacat benar-benar terjadi.

b. Pencegahan

Melibatkan pemakaian dan penetapan metode pemeriksaan, pengujian dan

anailisa statistik dengan menerapkan teknik pengawasan kualitas untuk

mendeteksi cacat yang timbul.

c. Analisa dan Tindakan Korektif

Menganalisa kesalahan yang terjadi dan melakukan koreksi terhadap

penyimpangan tersebut, kegiatan im merupakan tanggung jawab bagian

quality control.

3. Kualitas Penampilan

Perbaikan dari kualitas des ig n dan kualitas kesesuaian akan dapat

meningkatkan penampilan produk.Jika kualitas design rendah terhadap kekurangan

penyesuasian dalam spesifikasi, maka akan mempengaruhi penampilan secara

keseluruhan.

2.5 Alat dan Teknik Pengujian Kualitas

Teknik dan alat pengawasan kualitas dapat dilakukan dengan 3 (tiga) cara,

(21)

1. Inspeksi

Dengan inspeksi akan diketahui sejauh mana suatu produk memiliki kualitas

seperti yang dikehendaki. Keterangan yang di dapat secara inspeksi akan

diteruskan ke bagian lain dan bagian tersebut akan memberikan kepastian

bahwa kegiatan pada bagian proses telah dilakukan dengan baik. Tetapi apabila

terjadi penyimpangan maka akan diberi peringatan, agar dilakukan perbaikan

dan kegiatan produksi selanjutnya dihentikan. Selanjutnya diberikan cara-cara

agar kesalahan yang sama tidak terulang kembali.

2. Pemberian Keterangan.

Kegiatan pemberian keterangan memerlukan kegiatan pencatatan,

penyingkatan, mempertunjukkan dan memberi komentar dan apabila perlu

diambil keputusan tentang tindakan yang dibutuhkan dan memberitahukan

jaminan peringatan, atau tindakan yang diperlukan.

3. Penyelidikan.

Kegiatan penyelidikan membutuhkan penganalisaan catatan tentang

pengawasan apabila diperlukan dilaksanakan suatu percobaan pada proses atau

dalam laboratorium.

2.6 Perangkat Pengendalian Kualitas

2.6.1 Lembar Per iksa

Lembar periksa adalah suatu formulir dimana item-item yang akan

diperiksa telah dicetak dalam formulir itu, dengan maksud agar data-data dapat

(22)

Penggunaan lembar periksa bertujuan untuk:

1. Memudahkan proses pengumpulan data terutama untuk mengetahui bagaimana

masalah sering terjadi. Tujuan utama dari penggunaan lembar periksa adalah

membantu mentabulasikan banyaknya kejadian suatu masalah tertentu atau

penyebab tertentu.

2. Mengumpulkan data tentang jenis masalah yang sedang terjadi. Dalam kaitan

ini, lembar periksa akan membantu memilah-milah data ke dalam kategori yang

berbeda seperti penyebab-penyebab, masalah-masalah dan lain-lain.

3. Menyusun data secara otomatis, sehingga data tersebut dapat dipergunakan

dengan mudah.

4. Memisahkan antara opini dan fakta. Kita sering berfikir bahwa kita

mengetahui suatu masalah atau menganggap bahwa sesuatu penyebab itu

merupakan hal yang paling penting. Dalam kaitan ini lembar periksa akan

rnembantu membuktikan opini kita itu apakah benar atau salah.

Pada dasarnya lembar periksa dapat dibuat dengan menggunakan enam langkah

utama, sebagai berikut:

1. Menjelaskan tentang tujuan pengumpulan data. Dalam hal ini sangat baik

untuk memulai pengumpulan data (apakah dengan menggunakan lembar periksa

atau bukan) dengan mengajukan beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan

hal-hal bcrikut:

a. Apa yang menjadi masalah utama

(23)

c. Siapa yang akan menggunakan informasi yang sedang dikumpulkan dan

informasi apa yang benar-benar dibutuhkan. Apakah informasi itu perlu

diperinci berdasarkan departemen, hari, bulan, shift, mesin, dan lain-lain.

d. Siapa yang mengumpulkan data

2. Identifikasi apa atau atribut karakteristik kualitas yang sedang diukur?

Berkaitan dengan hal ini kita dapat mengikuti langkah-langkah spesifik, sebagai

berikut:

a. Memulai memberikan judul dari lembar periksa itu. Pemberian judul

harus tegas dan memberitahukan kepada orang tentang apa yang sedang

dikaji.

b. Menuliskan hal-hal spesifik yang akan diukur pada lembar periksa itu.

Sebagai misal, apabila kita sedang mengukur keluhan pelanggan, maka

kategori yang mungkin dipertimbangkan adalah penyerahan terlambat,

karyawan tidak sopan, tagihan tidak benar, penyerahan tidak sesuai

pesanan, dan lain-lain.

3. Menentukan waktu atau tempat pengukuran. Dalam kaitan ini perlu

memutuskan apakah ingin mengumpulkan informasi berdasarkan waktu (per

menit, per jam, per hari, dan lain-lain).

4. Mulai mengumpulkan data untuk item yang sedang diukur. Dalam kaitan ini,

kita harus mencatat kejadian secara langsung pada lembar periksa. Akurasi data

diperhatikan dalam setiap kegiatan pengumpulan data.

5. Menjumlahkan data yang telah dikumpulkan itu. Dalam hal ini kita harus

(24)

6. Memfokuskan untuk mengambil tindakan peningkatan atas penyebab masalah

yang sedang terjadi itu. Perlu diingat bahwa setiap tindakan peningkatan harus

diambil berdasarkan fakta dan bukan hanya berdasarkan opini.

2.6.2 Data Numerik atau Kuatitatif

Alat-alat yang menggunakan data numerik untuk mengadakan perbaikan

kualitas pada penelitian ini antara lain sebagai berikut:

a. Check Sheet

Check sheet (formulir pemeriksaan) adalah merupakan lembar pengumpulan

data dalam bentuk tabel yang dibuat untuk mempermudah pengumpulan data.

Data yang sudah terkumpul tersebut kemudian dimasukkan ke dalam grafik,

seperti pareto chart ataupun histogram untuk kemudian dilakukan analisis

terhadapnya. Check sheet ini dapat digunakan sebagai alat bantu dalam tahap

pelaksanaan (do) dalam plan-do-check-action cycle. Di sektor pelayanan atau

jasa, check sheet ini dilakukan dengan mengumpulkan pendapat pelanggan

mengenai proses jasa pelayanan. Check sheet ini sering juga kita ganti dengan

tally sheet. Pada Tabel 2.1 dapat dilihat penggunaan tally sheet pada industri

percetakan, dan Tabel 2.2 contoh penggunaan check sheet yang juga pada

industri percetakan di PT . Mascomm Graphy.

Tabel 2.1 (a) Tally Sheet

Kesalahan J umlah kesalahan dalam 1 bulan Warna kabur

Tidak register Terpotong Kotor

Lipatan tidak simetris

(25)

Tabel 2.1 (b) Check Sheet

Sumber: Schonberger dan Knood (2010)

b. Diagram Pareto

Diagram pareto merupakan grafik batang yang menunjukkan masalah

berdasarkan urutan banyaknya kejadian. Masalah yang paling banyak terjadi

ditunjukkan oleh grafik batang pertama yang tertinggi serta ditempatkan pada sisi

paling kiri dan seterusnya sampai masalah yang paling sedikit terjadi ditunjukkan

oleh grafik batang yang terakhir yang terendah serta ditempatkan pada sisi yang

paling kanan.

Gambar 2.1 Pareto Diagram

(26)

c. Histogram

Histogram adalah grafik yang menunjukkan distribusi frekuensi sekelompok

data. Berbeda dengan pareto chart yang penyusunanya menurut urutan yang

memiliki proporsi terbesar ke kiri hingga proporsi terkecil, histogram ini

penyusunannya tidak menggunakan urutan apapun. Contoh histogram dapat

dilihat pada Gambar 2.2

Gambar 2.2 Histogram

Sumber: Goetsch dan Davis ( 2010 )

2.6.3 Diagram Sebab Ak ib a t

Diagram sebab akibat adalah satu alat dalam menganalisa mutu dengan

tujuan untuk mengetahui secara menyeluruh hubungan antara kecacatan

denganpenyebabnya. Berkaitan dengan pengendalian proses stastistical, diagram

sebab akibat dipergunakan untuk menunjukkan faktor-faktor penyebab (sebab) dan

karakteristik kualitas (akibat) yang sering disebut juga sebagai diagram tulang ikan

(fishbone diagram) karena bentuknya seperti kerangka ikan.

(27)

kebutuhan-kebutuhan sebagai berikut:

a. Membantu mengidentifikasi akar penyebab dari suatu masalah.

b. Membantu membangkitkan ide-ide untuk solusi suatu masalah

c. Membantu dalam penyelidikan atau pencarian fakta lebih lanjut.

Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab suatu masalah yang sedang dikaji

kita dapat mengembangkan pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:

1.Apa penyebabnya?

2.Mengapa kondisi atau penyebab itu terjadi?

3.Bertanya “mengapa” beberapa kali (konsep five whys) sampai ditemukan

penyebab yang cukup spesifik untuk diambil tindakan peningkatan.

Penyebab-penyebab spesifik itu yang dimasukkan atau dicatat ke dalam diagram

sebab akibat seperti pada Gambar 2.3

Gambar 2.3 Contoh Diagram Tulang ikan (Sebab Akibat)

Sumber: Vincent Gasper sz (2003)

2.7 Fault Tr ee Analysis (FTA)

Fault Tree Analysis adalah suatu teknik design keandalan (reliability) suatu

design sistem yang bermula atas dasar kesadaran terhadap efek kegagalan

(28)

top event disebabkan oleh kegagalan atau peristiwa pada level bawah baik secara

individu maupun kombinasi.

Selain menunjukkan hubungan logika, Fault tree Analysis juga dapat

digunakan untuk mengkualifikasi probabilitas top event. Probabilitas gagal

diperoleh dari prediksi nilai reliability terhadap peristiwa kegagalan sistem. Perlu

diperhatikan disini bahwa Fault Tree Analysis yang berbeda harus dibangun untuk

setiap top event yang disebabkan oleh pola kegagalan atau hubungan logika antar

peristiwa kegagalan yang berbeda.

Fault tree Analysis merupakan teknik penggambaran kegagalan sistem

berkarakteristik top down yaitu dimulai dari peristiwa awal yang disebut top event.

Fault tree Analysis dapat digunakan untuk menghitung probabilitas terjadinya top

eventyang diperoleh dari prediksi keandalan peristiwa serta metode cut and tie

set untuk mengevaluasi probabilitas kesalahan sistem.

Russell dan Taylor (Jurnal:2000), menyebutkun bahwa Fault Tree Analysis

merupakan suatu metode visual yang melakukan analisis atas cacat produk yang saling

memiliki keterkaitan. Disebut pohon cacat atau kesalahan (Fault Tree) karena

peralatan analisis disusun menjadi sebuah diagram yang memperlihatkan cacat

produk itu secara praktis. Pohon cacat atau kegagalan mutu lebih lanjut

akan merekomendasikan jalan keluar alternatif untuk memperbaiki atau

mengatasi cacat atau tuna mutu yang terjadi atas produk. Dengan sifatnya yang

demikian, maka fault tree dimaksud sekaligus memperlihatkan pola analisis

sebab-akibat ketunamutuan seperti yang dijumpai pada diagram tulang ikan (fishbone

diagram). Karena fault tree memperlihatkan pula sebab-akibat dari ketunamutuan

(29)

Analysis (FMEA). Berhubung karena menyajikan pula dampak dari cacat yang

terjadi atas produk serta rekomendasi jalan keluar alternatif untuk mengatasi

cacat yang besangkutan, maka Fault Tree Analysis dapat pula dipakai sebagai

alat kendali proses untuk menghindari ketunamutuan produk (product failure).

Fault tree sebagai metode analisis ketunamutuan, juga dapat dipakai

sebagai alat pengendalian proses produksi untuk mencapai spesifikasi mutu yang

diharapkan oleh konsumen pada umumnya.

Untuk menerapkan model, terlebih dahulu harus dilakukan studi atas dua

hal, yaitu:

1. Spesifikasi mutu yang disyaratkan oleh konsumen.

2. Tipe ketunamutuan yang mungkin ada atas produk yang dihasilkan.

2.7.1 Pr insip Fault Tree

Prinsip fault tree menurut Alain Villemeur, (1992 :149-196 dikutip Rois

Ruslim 2009) dapat menuntun dalam melakukan analisa, yaitu:

a. Mengidentifikasi berbagai kemungkinan kombinasi mengarahkan pada kejadian

yang tidak diinginkan.

b. Menghadirkan grafik kombinasi seperti terstruktur.

Fault Tree Analysis memberi kesempatan analisa untuk mengidentifikasi

penyebab kesalahan, dengan mengulang definisi awal di aplikasi deduktif

berdasarkan urutan yang telah digambarkan. Kemudian dalam pelaksanaan dengan

objek kedua, penyebab kesalahan dipesentasikan oleh sebuah pohon.

Pohon kesalahan berisi urutan tingkatan tingkat kejadian yang dihubungkan

dalam beberapa cara yang mana kejadian lainnya pada tingkat urutan dari kejadian

(30)

kejadian-kejadian itu adalah kecacatan umum dihubungkan untuk

menyeimbangkan kegagalan, kesalahan manusia, kekurangan perangkat lunak dan

lain-lain seperti kejadian yang tidak diinginkan.

Proses deduktif dilanjutkan sampai peristiwa dasar diidentifikasi. Peristiwa

itu tidak berhubungan satu dengan lainnya dan kemungkinan kejadiannya diketahui.

Telah disebutkan bahwa tentu saja pohon kesalahan bukan suatu model dari

semua kesalahan seperti terjadi dalam sistem. Pada kenyataannya itu adalah

suatu model logika interaksi antara peristiwa-peristiwa penuntun pada kejadian yang

tidak diinginkan.

2.7.2 Konstr uksi Fault Tree

Analisa Fault tree yang benar memerlukan definisi yang cermat dari sistem.

Pertama, diagram layout fungsional sistem yang penting seharusnya digambar

untuk menunjukkan hubungan fungsional dan mengidentifikasikan tiap

komponen sistem. Batasan sistem secara fisik disusun kemudian untuk

memfokuskan perhatian penganalisa pada area yang tepat dan penting.

Kesalahan yang lazim adalah kesalahan menyusun batasan sistem yang realistis,

yang menimbulkan penyimpangan analisa. Informasi harus cukup tersedia untuk

tiap komponen sistem yang mengijinkan penganalisa menentukan mode yang perlu

dari kerusakan komponen. Informasi ini dapat diperoleh dari pengalaman atau

dari spesifikasi teknik komponen.

Pada beberapa batasan sistem menjadi sangat berarti, dimana kondisi batas

dari sistem harus ditentukan. Kondis i-kondis i batasan siste m

mendefinisikan situasi yang digambarkan oleh Fault tree.

(31)

didefinisikan sebagai kerusakan sistem utama. Untuk beberapa sistem yang ada,

banyak kemungkinan bagi kejadian puncak kadang kala adalah suatu tugas yang

sulit. Pada umumnya, kejadian puncak harus dipilih sebagai suatu kejadian (1) yang

terjadinya harus mempunyai sebuah definisi tertentu dan kemungkinan dari

keterjadiannya harus dapat dikuantitaskan dan (2) yang dapat lebih jauh dipilih

untuk menemukan penyebabnya.

2.7.3 Konsep Dasar Fault Tree Analysis

Beberapa konsep dasar yang perlu diketahui dan dipahami untuk dapat

menganalisa kejadian melalui diagram pohon kesalahan (fault tree analysis),

konsep tersebut menurut (Alain Viilemeur,1992 dikutip Rois Ruslim 2010).

1. Peristiwa Utama Yang Tidak Diinginkan (Top Event)

Pusat fault tree analysis disebut perist iwa yang t idak diinginkan.

Peristiwa ini mendatangkan peristiwa puncak dan analisa ditunjukkan pada

pendapatan semua penyebab-penyebabnya. Sering peristiwa ini adalah suatu

bencana, tetapi itu bisa menjadi suatu kegagalan sistem atau ketidakmampuan

pabrik (aspek ekonomi).

Untuk membuat analisa lebih mudah, peristiwa yang tidak dinginkan harus

didefinisikan dengan tepat. Sesungguhnya jika kejadian ini terlalu

spesifik, analisa dapat menemukan kegagalan utama pada elemen dasar

sistem, oleh karena itu resiko awal direkomendasikan untuk menemukan

kejadian yang tidak diinginkan. Peristiwa ini terkadang telah dikarakteristikkan

(32)

2. Presentasi Gerbang Logika

Peristiwa-peristiwa dihubungkan oleh gerbang logika sesuai konsekuensi

penyebab hubungan baik, seperti ditunjukkan pada Gambar 2.4

Gambar 2.4 Contoh AND Gate

Sumber: P. L. C lemen s; 2002

3. Penjelasan kegagalan (penyebab kegagalan)

Kegagalan bisa dipecah menjadi dua kelas sesuai dengan penyebabnya

(P.L. Clemen, 2002: 9)yaitu:

1. Kegagalan atau penyebab primer

Kegagalan elemen penyebab peristiwa yang tidak diinginkan atau Top Event.

2. Kegagalan atau penyebab sekunder

Kegagalan penyebab terjadinya kegagalan primer yang akan dianalisa

lebih lanjut menjadi peristiwa paling dasar penyebab peristiwa yang tidak

diinginkan.

3. Peristiwa dasar

Analisa peristiwa dilanjutkan sampai peristiwa dasar ditemukan. Oleh

karena itu, kejadian-kejadian harus ditemukan sejak mencapai batas

analisis.

Peristiwa dasar dalam pohon kesalahan, sebagai berikut:

1. Kejadian yang mana tidak dibutuhkan untuk dikembangkan dan

(33)

2. Kejadian tidak bisa dipertimbangkan secara mendasar tapi kejadian

asal tidak akan dikembangkan. Dalam kasus ini batas sistem

dipelajari mencakup ketika teridentifikasi.

3. Kejadian tidak dapat digambarkan atau sebagai dasar dan penyebab

kejadian itu belum dikembangkan, tetapi akan segera

dikembangkan. Analisa mempertimbangkan, kemudian secara

atemporer menjangkau batas dalam mempelajari dan bagaimana

data kurang memadai untuk contoh penyebab kejadian ini akan

diketahui kemudian.

2.7.4Tahapan Fault Tree An alysis

Menurut Thomas Pyzdex, (2002: 159-164)Fault Tree mempunyai

beberapa tahapan umum untuk mencapai hasil analisa yang optimal hingga ke

akar-akar penyebabnya, yaitu:

1. Tentukan kejadian paling atas, kadang-kadang disebut kejadian utama. Ini

adalah kondisi kegagalan di awal studi

2. Tetapkan batasan Fault Tree Analysis

3.Periksa sistem untuk mengerti bagaimana berbagai elemen berhubungan pada

satu dengan lainnya untuk kejadian paling atas.

4.Buat pohon kesalahan, mulai kejadian paling atas dan bekerja ke arah

bawah.

5. Analisa pohon kesalahan untuk mengidentifikasi cara dalammenghilangkan

kejadian yang mengarah kepada kegagalan.

6. Persiapkan rencana tindakan perbaikan untuk mencegah kegagalan dan rencana

(34)

Fault Tree Analysis merupakan pendekatan dari atas ke bawah yang

menyediakan perwakilan grafik kejadian yang mungkin mengarah pada kegagalan.

Beberapa simbol yang digunakan dalam pembuatan pohon kesalahan ditunjukkan

dalam Tabel 2.2

Tabel 2.2 Simbol-Simbol Logika (Gerbang) Dalam Fault Tree Analysis

Simbol gerbang Nama Gerbang Hubungan Kasual

Gerbang AND terjadi dengan urutan dari kiri ke kanan

Gerbang OR Ekslusif

Gerbang keluaran terjadi jika satu, tetapi tidak keduanya, dari kejadian masukan terjadi m- diluar -n kejadian masukan terjadi

Sumber: Thomas Pyzdex, 2002 hal 513-514

Tabel diatas menunjukkan simbol gerbang dalam fault tree, selain itu juga terdapat

(35)

Tabel 2.3 Simbol-simbol Kejadian (Logika) dalam FTA

Persegi Kejadian diwakili oleh sebuah gerbang

Lingkaran Kejadian dasar dengan data yang cukup

Belah Ketupat Kejadian yang belum berkembang

Putaran Baik terjadi atau tidak terjadi

Oval

Kejadian bersyarat yang digunakan dengan

gerbang menghalangi

Segitiga Simbol perpindahan

2.7.5 Cut Set Method

Cut Set menurut P. L. Clemens, (2002: 58) adalah kombinasi pembentuk

pohon kesalahan yang mana bila semua terjadi akan menyebabkan peristiwa puncak

terjadi. Cut set digunakan untuk mengevaluasi diagrampohon kesalahan dan

diperoleh dengan menggambarkan garis melalui blok dalam sistem untuk

menunjukkan jumlah minimum blok gagal yang menyebabkan seluruh sistem gagal.

(36)

Gambar 2.5 Contoh Struktur Cut Set

Sumber: P. L. Clemens, 2002

Peristiwa A, B, dan C membentuk peristiwa T. peristiwa A, B, dan C disebut

sebagai cut set. Namun bukan kombinasi peristiwa terkecil yang menyebabkan

peristiwa puncak. Untuk mengetahuinya diperlukan minimal cut set (Alain

Villimeur, 1992 :169). Minimal cut set ini adalah kombinasi peristiwa yang

paling kecil yang membawa ke peristiwa yang tidak diinginkan. Jika satu dari

peristiwa-peristiwa dalam minimal cut set tidak terjadi. maka peristiwa puncak

atau peristiwayang tidak diinginkan tidak akan terjadi. Dengan kata lain minimalcut

set merupakan akar penyebab yang paling terkecil yang berpotensial

menyebabkan kecacatan (peristiwa puncak).

Suatu pohon kesalahan berisi batasan minimal cut set, yaitu:

a. Minimal cut set menunjukkan kegagalan tunggal memproduksi peristiwa

yang tidak diinginkan (top event).

b. Minimal cut set menunjukkan kegagalan ganda yang mana jika kejadian TOP

C

(37)

secara simultan atau bebarengan dan menyebabkan peristiwa tidak

diinginkan.

2.7.6 Langkah-Langkah Pembentukan Cut Set

Beberapa langkah membentuk cut set menurut (P. L. Clemens, 2002:

56)yaitu:

1. Mengabaikan semua unsur-unsurpohon kecuali pembentuk atau dasar.

2. Permulaan dengan seketika dibawah peristiwa puncak, menugaskan

masing-masing gerbang dan pembentuk atau penyebab dasar.

3. Kelanjutan menurut langkah dari peristiwa puncak mengarah ke bawah

membangun matrik menggunakan nomor dan huruf. Huruf ini mewakili

gerbang peristiwa puncak menjadi masukan matrik awal. Sebagai

kontruksi maju:

a. Menggantikan nomor untuk masing-masing gerbang OR dengan semua

gerbang yang disebut masukan. Memanjang vertikal dalam matrik kolom.

Masing-masing gerbang OR dibentuk baris bergantian harus pula berisi

masukkan lain di baris induk asli.

b.Hasil matrik akhir, hanya menghasilkan angka-angka mewakili

pembentuk. Masing-masing baris dari matrik ini adalah cut set

Boolean. Dengan pemeriksaan, menghapuskan baris manapun yang berisi

semua unsur-unsur berlebihan dalam baris dan baris yang menyalin

baris lain. Baris yang sisa adalah minimal cut set.Pembentukan cut set

(38)

Gambar 2.6 Contoh Pembentukan Cut Set

2.7.7 Cut Set Quantitative

Perhitungan dalam Fault Tree Analysis digunakan untuk mengetahui nilai

probabilitas dari kejadian puncak yang terjadi. Untuk menghitung probabilitas

hanya diperlukan jumlah seluruh proses yang sukses dan kegagalan proses, hal

iniditunjukkan dalam rumus berikut ini (P. L. Clemens. 2002: 72-73)

)

(S F

F PF

+ =

Keterangan

S = Sukses ( Produk/Proses)

F = Kegagalan ( Failure)

PF = probabilitas kegagalan

TOP

1 2

3 2

(39)

Untuk selanjutnya akan dihitung probabilitas dalam masing-masing gerbang,

yaitu:

1. Untuk gerbang OR, probabilitas masing-masing peristiwa atau masukannya

mengalami penjumlahan dan pengurangan.

b. Untuk lebih dari 2 masukan

C B A

F P P P

P = + +

2. Untuk gerbang AND probabilitas masing-masing masukannya dikalikan.

Dalam gerbang AND ini untuk masukan sejumlah 2 atau lebih semua cara

perhitungannya sama yaitu dikalikan.

Berikut ini merupakan diagram pohon kesalahan beserta matrik dari salah

satu top event yang terjadi dalam proses produksi genteng beton di PT. Karya

Mulia Permai yaitu terbentuknya retak pada produk atau biasa disebut dengan

(40)

Penataan

Gambar 2.7 Contoh Perhitungan Fault Tree Analysis

1

2

3

4 5

(41)

Matrik cut set tersebut selanjutnya akan dihitung probabilitasnya dengan

Berikut ini merupakan penelitian–penelitian sebelumnya yang digunakan

sebagai acuan dalam penelitian ini.

1. DIDIT PRASETYO WIBOWO (2003)

Judul :“Identifikasi Penyebab Cacat Pada Produk Pembalut Wanita Dengan

Metode Fault Tree Analysis”

Ringkasan :

PT. Softness Indonesia Indah merupakan suatu perusahaan yang bergerak

di bidang industri manufaktur dengan produk yang dihasilkan berupa pembalut

wanita. Untuk menghasilkan produk berkualitas tinggi PT. Softness Indonesia

Indah perlu melakukan pengendalian kualitas dengan langkah awal berupa

pengidentifikasian kecacatan agar dapat mengurangi kesalahan proses

seminimal mungkin, namun tanpa disadari sedikitnya cacat yang terjadi akan

mengurangi kualitas dari produk yang dihasilkan.

PT. Softness Indonesia Indah berupaya untuk mengurangi kesalahan -

kesalahan seminimal mungkin dalam proses produksi, dengan cara melakukan

analisa tentang kecacatan produk secara berkala. Karena dalam proses produksi

tersebut, pihak produksi adalah pihak yang sering mengalami kesalahan

sehingga menimbulkan cacat.

Penggunaan metode Fault tree Analysis dapat digunakan sebagai

(42)

menentukan faktor penyebab kecacatan, seperti cacat pada Pulp, Silikon Paper,

Non Wofen Oter danPolymer Elementer Laminated Tissue. Sehingga kualitas

produk yang baik akan didapatkan.

2. INDRA AGUNG P (2006)

Judul :“Analisa Kecacatan Kemasan Alcohol Swabs dengan Metode Fault Tree

Analysis (FTA)

(Study Kasus Di PT.Jayamas Madica Industri Sidoarjo)

Ringkasan :

PT. Jayamas Medica Industrimerupakan perusahaan yang bergerak dalam

bidang industri manufaktur dan memproduksi alat – alat kesehatan dan

antiseptic & desinvekta diantaranya produksinya adalah Jarum Suntik, Urine

Bag, Bad Pasien, Stetoscop, Tensi Darah Digital, Oxy Flow, Plesterin, Kasa,

Uro Bag, alcohol swabs,. PT. Jayamas Medica Industritermasuk perusahaan

yang memproduksi barang dalam jumlah besar ( Mass Production ). Selain itu

perusahaan ini juga memproduksi barang sesuai dengan permintaan / pesanan

dari pemesan. Dalam penelitian ini produk yang diamati adalah produk alcohol

swabs, produk ini diamati karena produk tersebut dipesan dalam jumlah yang

banyak sehingga dalam pembuatannya dilakukan secara continue ( hampir

setiap hari dibuat / diproduksi ).

Prosentase faktor kecacatan yangterjadi pada proses produksi alcohol

shaws adalah sekitar 3 % dari total produksi sebesar 34.000 pcs dan afkir atau

cacat sebesar 932 pcs dan jumlah tersebut masih bisa berubah – ubah , dimana

kecacatannya seperti factor seal kemasan kurang melekat ( kemasan bocor ),

(43)

aluminium tidak presisis antara depan dan belakang. Salah satu penyebab

terjadinya jenis–jenis cacat ini disebabkan oleh kaliber mesin yang rusak atau

setting mesin kurang tepat.

3. Maria Rita J oan Hosanna (2005)

Judul : “Identivikasi tingkat kecacatan paving Stone dilihat dari segi pelanggan

dengan metode Fault Tree analysis (FTA) di CV. Sinar Terang

beton,surabaya”

Ringkasan :

Penelitian kali ini di lakukan di CV .Sinar Terang Beton Surabaya yang

bertujuan untuk mengidentifikasikan tingkat kecacatan produk paving Stone

yang di produksi oleh perusahaan tersebut dilihat dari segi kepuasan pelanggan

dengan mengunakan pendekatan metode Falut Tree Analysis (FTA).

Berdasarkan langkah – langkah penyelesaian masalah dengan menggunakan

metode FTA, peneliti dapat mengidentifikasikan faktor – faktor kecacatan

produk dengan langkah – langkah sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi akar penyebab terjadinya Top Event yang terjadi pada

produk melalui penyebab primer dan penyebab sekunder secara

Brainstorming pada pihak karyawan operasi pada masing – masing stasiun

kerja dalam proses produksi.

2. Melakukan pengamatan terhadap berapa banyak akar penyebab terjadinya

dalam proses produksi.

3. Tahap selanjutnya yaitu melakukan perbaikan dari kecacatan tersebutdan

melakukan perhitungan tingkat kecacatanagar dapat dilakukan evaluasi.

(44)

Menentukan kecacatan hingga ke akar-akar penyebab dengan

menggambarkan ke dalam Fault Tree Diagram beserta Simbol – simbol

logika dari akar penyebab tersebut sampai menuju pada kejadian atau

kecacatan yang tidak di inginkan dan harus di hindari.

B.Struktur Kecacatan

Fault Tree Diagram tersebut selanjunya dievaluasi dengan

menggunakan Cut Set Method sehingga di dapatkan cacat yang lebih

spesifik.

C.Perhitungan Probabilitas

Setelah dievaluasi, kemudian di hitung nilai probabilitasnya sehingga

diketahui seberapa tingkat kecacatan yang terjadi dan pengaruhnya

terhadap perusahaan ke depan.

Dapat diketahui penyebab kecacatan yang terjadi dalam proses produksi

adalah pengayakan kurang, komposisi semen terlalu sedikit dibanding

komponen lain ,pekerja tidak terampil,penataan salah(tidak rapi),frekuensi air

(pengairan) kurang. Dari penyebab di atas dapat diketahui peristiwa puncak

kecacatan atau yang biasa di sebut dengan Top Event yaitu paving retak,

paving pecah, warna paving pudar.

Berdasrkan perhitungan Fault Tree dan Cut Set di dapatkan tingkat

kecacatan sebagai berikut:

A. Paving retak, probabilitas kecacatan per 10 menit sebelum evaluasi

0,69028 dan sudah di evaluasi 0,68725.

B. Paving pecah, probabilitas kecacatan per 10 menit sebelum di evaluasi

(45)

C. Warna paving pudar, probabilitas kecacatan per 10 menit sebelum di

evaluasi 0,432 dan sudah evaluasi 0,4503.

Dari data di atas maka peristiwa (Top Event) yang mempunyai tingkat

kecacatan tinggi adalah peristiwa paving retak dengan probabilitas 0,68725 per 10

menit yang membuat pelanggan sering mengeluh . sehingga perlu diadakan

Correction Action terhadap peristiwa tersebut yaitu lahan pengeringan diperluas,

pemantauan dan pengarahan pada pekerjaan, mengontrol penyiraman agar di

sesuaikan dengan volume paving yang di siram , komposisi semen dengan

komposisi lain adalah 1:3 detik, mengendalikan penggetaran saat pecetakan

(46)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di PT . Mitra Pratama Han Jaya - Gresik. Sedangkan

penelitian ini direncanakan dilaksanakan pada bulan Januari 2013 sampai dengan

data yang diperlukan sudah terpenuhi.

3.2 Identifikasi dan Definisi Oper asional Var iable

Variabel adalah objek yang berbentuk apa saja yang ditentukan oleh peneliti

dengan tujuan untuk memperoleh informasi agar bias ditarik suatu kesimpulan.

Identifikasi variabel yang mempengaruhi terjadinya ketidakpuasan pelanggan,

yaitu :

a. Variabel bebas adalah variabel yang menyebabkan atau mempengaruhi pada

observasi yang sedang diamati, seperti : kap dan sol tidak merekat, ukuran mal

tidak tepat, kap bahan sobek, pemasangan mata ayam tidak rapi dan cacat

warna.

b. Variabel terikat adalah faktor-faktor yang sedang diobservasi dan diukur

untuk menentukan adanya pengaruh pada variabel bebas, seperti : probabilitas

(47)

3.3 Metode Pengumpulan data

pengambilan suatu data primer dan sekunder dengan populasi penelitian di

bagian Produksi PT. Mitra Pratama Han Jaya - Gresik. Data yang dikumpulkan

terbagi menjadi 2 (dua) , yaitu:

1. Data Primer

Adalah data yang hanya dapat kita peroleh dari sumber asli atau pertama

(tidak melalui media perantara), antara lain: data keluhan pelanggan

(customer), hasil observasi, hasil pengujian. Adapun metode yang digunakan

sebagai berikut:

● Metode survey (survey methods)

Yaitu metode pengumpulan data primer yang menggunakan pertanyaan

secara lisan ataupun tertulis..

2. Data Sekunder

Adalah sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung

melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain), antara lain :

catatan atau laporan yang telah tersusun dalam arsip (data dokumenter) yang

dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan.

Teknik-teknik yang digunakan dalam pengumpulan data selama penelitian,

dilakukan dengan cara sebagai berikut:

a) Pengunaan lembar periksa keluhan pelanggan (voice of customer) per

minggu selama 1 (satu) bulan.

Tabel 3.1Lembar Periksa Keluhan Pelanggan (Voice Of Customer)

Keluhan Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4 Frekuensi

(48)

Lembar keluhan pelanggan selanjutnya dijabarkan untuk menerjemahkan

bahasa pelanggan ke bahasa persyaratan melalui tabel penjabaran VOC.

Tabel 3.2Penjabaran VOC

Kata Pelanggan Artinya Bagi Bisnis Kita Persyaratan Pelanggan

b) Menganalisa penyebab terjadinya peristiwa (top event)

Dari keluhan pelanggan yang terkumpul akan dapat diketahui peristiwa

utama (top event).

Tabel 3.3 Lembar Identifikasi Penyebab Kegagalan

Top Event Penyebab Primer Penyebab Sekunder

c) Melakukan sampling kerja pada 100 unit setiap proses produksi.

Tabel 3.4 Lembar Sampling Produk

Metode yang digunakan dalam pengolahan data pada penelitian adalah fault

tree analysis, dimana fault tree analysis yang menganalisa elemen-elemen

penyebab kegagalan suatu sistem dengan menggunakan berbagai perangkat

(49)

Adapun langkah–langkah dalam pengolahan data pada studi kasus di PT.

Mitra Pratama Han Jaya dengan menggunakan metode Fault Tree Analysis adalah

sebagai berikut:

1. Menganalisa kejadian yang tidak diinginkan sampai pada akar-akar

penyebabnya yang meliputi penyebab primer yang mengakibatkan terjadinya

top event (kejadian utama) dan penyebab sekunder yang mengakibatkan

terjadinya penyebab primer.

2. Menggambarkan akar-akar penyebab tersebut kedalam Fault Tree Diagram

(pohon kesalahan) yang berisi simbol-simbol logika (gerbang) kejadian

sehingga membentuk suatu keterkaitan satu sama lain.

3. Fault Tree Diagram akan membentuk kombinasi pohon kesalahan, sehingga

diperlukan cut set yang digunakan untuk mengevaluasi diagram tersebut. Hal

ini diperoleh dengan menggambarkan garis melalui blok dalam sistem untuk

menunjukkan jumlah minimum blok gagal yang menyebabkan seluruh sistem

gagal.

4. Untuk mengetahui kombinasi peristiwa terkecil diperlukan minimal cut set.

Minimal cut set ini adalah kombinasi peristiwa yang paling kecil yang

membawa pada peristiwa yang paling tidak diinginkan atau akar penyebab

yang paling terkecil yang berpotensial menyebabkan kecacatan (peristiwa

puncak atau top event).

5. Untuk menghitung probabilitas hanya diperlukan jumlah seluruh proses yang

sukses dan kegagalan proses, hal ini ditunjukkan dalam rumus berikut ini:

) (S F

F PF

(50)

Keterangan :

S = Sukses (produk/proses)

F = Kegagalan (failure)

PF = Probabilitas Kegagalan

Untuk selanjutnya akan dihitung probabilitas dalam masing–masing gerbang,

yaitu : untuk gerbang OR, probabilitas masing–masing peristiwa atau

masukannya mengalami penjumlahan dan pengurangan.

a. Untuk 2 masukan

PF = 1 – [(1 – PA)(1 – PB)]

PF = PA + PB - PAPB

b. Untuk lebih dari 2 masukan

PF = PA + PB + PC

Untuk gerbang AND probabilitas masing–masing masukannya dikalikan.

6. Setelah semua diketahui maka akan didapatkan probabilitas peristiwa puncak

dan untuk langkah selanjutnya masing-masing probabilitas dievaluasi melalui

matriks dalam minimal cut set.

Matriks cut set tersebut selanjutnya akan dihitung probabilitasnya dengan

menggunakan rumus sebagai berikut:

(

1 2

)

(

1 3

)

(

1 4

)

(

3 4 5 6

)

P P P P P P P P P P P

PT K = × + + + + + × × ×

PT merupakan probabilitas top event dan PK merupakan probabilitas cut set.

3.5 Langkah-langkah Pemecahan Masalah

Adapun langkah–langkah pemecahan masalah dapat dilihat pada Gambar

(51)

Mulai

Studi Literatur Studi Lapangan

Perumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Identifikasi Variabel

Pengumpulan Data : - Data Produksi - Data Spesifikasi produk - Data Kecacatan Produk

Identifikasi Kecacatan Produk (Top Event)

Identifikasi Penyebab Top Event : - Penyebab Primer

- Penyebab Sekunder

Penentuan kecacatan (Fault Tree Analysis)

A

Penentuan Struktur Kecacatan (cut set Method)

Perhitungan Tingkat kecacatan

(Quantitative cut set)

(52)

Selesai

Gambar 3.1 Langkah-langkah Pemecahan Masalah

Penjelasan langkah – langkah pemecahan masalah :

1. Mulai

Penelitian ini dimulai dengan melakukan awal yaitu melakukan survey

pendahuluan terhadap Perusahaan, meninjau lapangan dan menyiapkan

data-data yang dibutuhkan dalam penelitian.

2. Studi literatur

Studi Literatur ini didapat dari beberapa Literatur atau buku, jurnal yang

didapat dari internet serta skripsi – skripsi yang ada di perpustakaan UPN

“Veteran” Jawa Timur dan Institut Teknologi Sepuluh November (ITS).

Dengan adanya studi literature yang peneliti lakukan, diharapkan akan

memberikan masukan kepada penulis mengenai aspek – aspek perhitungan

yang ada di dalam metode Fault Tree Analysis. Usulan Perbaikan (Correction Action)

Hasil dan Pembahasan

(53)

3. Studi lapangan

Studi ini dilakukan sebagai langkah awal dalam melakukan penelitian, dimana

peneliti berusaha mempelajari kondisi Perusahaan secara keseluruhan terutama

yang berkaitan dengan permasalahan yang nantinya akaan diteliti dan

dianalisa.

4. Perumusan masalah

Perumusan masalah penelitian ini mencari kecacatan (top event) dari suatu

produk serta sub masalah yang mempengaruhi kualitas produk dan membuat

kerangka pengukuran yang tepat agar dapat dilakukan analisa.

5. Tujuan penelitian

Tujuan dari penelitian ini tentunya akan memberikan arah dalam

pelaksanaannya. Adapun tujuannya adalah mengetahui cacat yang terjadi,

menentukan faktor – faktor penyebabnya agar dapat dilakukan evaluasi dalam

pengendalian kualitas dari suatu produk.

6. Identifikasi Variabel

Identifikasi Variabel yang dapat mempengaruhi penelitian, adalah :

a. Variabel bebas : kap dan sol tidak merekat, ukuran mal tidak tepat, kap

bahan sobek, pemasangan mata ayam tidak rapi dan cacat warna.

b. Variabel terikat : probabilitas kecacatan produk.

7. Pengumpulan data

Teknik didalam pengambilan data dilakukan dengan cara :

1. Penggunaan lembar periksa keluhan pelanggan per minggu selama 8

bulan.

(54)

8. Identifikasi kecacatan produk

Menentukan top eventatau kejadian puncak yang terjadi dari produk yang

nantinya akan dicari penyebabnya.

9. Identifikasi penyebab top event

Yaitu menentukan sebab – sebab kejadian puncak yang terjadi , dimana

terdiri dari sebab primer sebagai awal dan sebab sekunder sebagai penyebab

dari sebab primer.

10.Penentuan Kecacatan

Penentuan kecacatan dengan cara membuat pohon kesalahan sebagai penentu

kecacatan yang terjadi berdasarkan penyebab primer dan penyebab sekunder.

11.Penentuan Struktur Kecacatan

Sebagai evaluasi analisa, digunakan pula metode cut set. Metode merupakan

satu bagian dari dalam fault tree analysis. Dalam cut set ini akan dibentuk

struktur kecacatan yang akan diminimalkan atau dikurangi sehingga menjadi

minimal cut set, dengan artian menganalisa penyebab terkecil yang

menimbulkan kecacatan utama (top event).

12.Perhitungan Tingkat Kecacatan

Fault Tree dapat digunakan untuk menghitung seberapa sering tingkat

kecacatan suatu produk dengan melakukan perhitungan probabilitas, yang

disebut cut set quantitative. Perhitungan ini sangat sederhana, namun akan

mengalami kesulitan dalam menempatkan simbol logika karena harus

rasional dan probabilitas untuk masing – masing gerbang didapat dengan cara

yang berbeda – beda seperti rumus dibawah ini :

) (S F

F PF

(55)

Keterangan :

S = Sukses (produk)

F = Kegagalan (failure)

PF = Probabilitas Kegagalan

Selanjutnya akan dihitung probabilitas dalam masing – masing gerbang,yaitu :

1. Gerbang OR, probabilitas masing–masing peristiwa atau masukannya

mengalami penjumalahan dan pengurangan.

Untuk 2 masukan

PF = 1 –[(1-PA)(1-PB)]

PF = PA+PB – PAPB

Untuk lebih dari 2 masukan

PF = PA + PB + PC

2. Untuk gerbang AND probabilitas masing – masing masukannya dikalikan.

Dalam gerbang AND ini untuk masukan sejumlah 2 atau lebih semua cara

perhitungannya sama yaitu dikalikan dimana untuk evaluasi perhitungannya

dibuat matrik.

Selanjutnya akan dihitung probabilitasnya dengan menggunakan rumus :

PT = ∑ P K = (P1X P2) + (P1 + P3) + (P1 + P4) + (P3X P4X P5X P6)

Sehingga didapatkan besar probabilitas peristiwa – peristiwa puncak atau

peristiwa yang tidak diinginkan dengan tingkat kecacatan yang

Gambar

Tabel 2.2 Simbol-Simbol Logika (Gerbang) Dalam Fault Tree Analysis
Tabel 2.3 Simbol-simbol Kejadian (Logika) dalam FTA
Gambar 2.5 Contoh Struktur Cut Set
Gambar 2.6 Contoh Pembentukan Cut Set
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif karena analisis datanya non- statistik.Subyek peneliatian adalah buku siswa pelajaran matematika kelas VII semester 1 dan

Today’s Internet has a multi-tiered open network architecture featuring multiple national backbones, regional hubs, campus area networks, and local client computers.... that

Tingginya angka pencapaian ini disebabkan oleh faktor-faktor: (i) Terkait upaya peningkatan penyerapan anggaran non PNBP, Fakultas Dirasat Islamiyah telah

Untuk membandingkan karakteristik (vswr, return loss dan pola radiasi) antara pengukuran dan hasil simulasi, dimensi antena ditingkatkan dan frekuensi resonansi

This study aims to determine the characteristics of vaginal epithelial cells of each estrous phase and the appearance of estrus Simmental PO cows that are injected

Tidak terdapat interaksi dan pengaruh pemberian IAA dan BAP terhadap variabel tinggi tanaman, jumlah daun, dan diameter batang pada aklimatisasi plantlet dengan 3

Penelitian perusahaan manufaktur yang melakukan merger dan akuisisi juga dilakukan oleh Tabita (2010) dengan metode EVA dan Ernawati (2012) penilaian kinerja

Kebun Sayur Segar, merumuskan formulasi dan pemilihan alternatif strategi pemsaran sayuran organik yang tepat yang dapat direkomendasikan kepada PT Kebun Sayur