• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI TENTANG PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DI ATAS KAPAL POLE AND LINE DI PT. RADIOS APIRJA SORONG, KABUPATEN SORONG PAPUA BARAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "STUDI TENTANG PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DI ATAS KAPAL POLE AND LINE DI PT. RADIOS APIRJA SORONG, KABUPATEN SORONG PAPUA BARAT"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

STUDI TENTANG

PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DI ATAS KAPAL POLE AND LINE DI PT. RADIOS APIRJA

SORONG, KABUPATEN SORONG PAPUA BARAT

TUGAS AKHIR OLEH : MASKUR 1322020342

JURUSAN PENANGKAPAN IKAN

POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI PANGKEP

2017

(2)
(3)
(4)

RINGKASAN

MASKUR, 1322 020 342 Studi Tentang Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Atas Kapal Pole and Line di PT. Radios Apirja Sorong, Kabupaten Sorong Provinsi Papua Barat. (di bawah bimbingannya bapak SALMAN dan USMAN LT).

Waktu pengambilan data kurang lebih tiga bulan yaitu dari bulan februari sampai bulan april 2017, di PT. Radios Apirja Sorong, Papua Barat. Metode pengambilan data dilakukan dengan dua cara, yaitu pengambilan data primer dan data sekunder.

Data primer diperoleh dengan cara wawancara, pengamatan langsung di lapangan, serta foto-foto, sedangkan data sekunder diperoleh dari data-data perusahaan dan tulisan-tulisan yang berhubungan dengan materi kajian.

Alat-alat yang lazim dipakai dalam keselamatan dan kesehatan kerja di atas kapal pole and line terdiri dari beberapa bagian yaitu : helem keselamatan (safety helmet), sepatu keselamatan (safety booth), kaca mata pelindung (protective goggles), masker gas dan masker debu, masker pelindung pengelasan yang dilengkapi kaca pengaman (shade of lens), pelindung pendengaran, sarung tangan (sarung tangan kulit, sarung tangan katun, sarung tangan karet.

Penggunaan alat pelindung diri (APD) pada perusahaan PT. Radios Apirja Sorong, sangat kurang menerapkan seluruh prinsip kerja alat pelindung diri di atas kapal KM. Dioskuri 7.A

Perlu adanya perhatian dari pihak perusahaan atau manajer untuk menerapkan keselamatan dan kesehatan kerja di atas kapal, maupun di perusahaan, agar supaya ABK menggunakan alat pelindung diri (APD).

Padahal keselamatan dan kesehatan kerja karyawan merupakan salah satu hak asasi dan salah satu untuk meningkatkan kualitas kinerja karyawan di perusahaan itu sendiri.

(5)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat allah swt, yang telah memberikan rahmat dan karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini.

Dalam penulisan laporan tugas akhir ini, penulis banyak mendapat dukungan dan arahan dari berbagai pihak. Ucapan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada kedua orangtua yang telah banyak memberikan dorongan dan doa-doa yang tak pernah hentinya untuk memperoleh pendidikan yang terbaik.

Penulis yakin sepenuhnya bahwa dalam tugas akhir ini tidak akan mungkin dapat terwujud tanpa bantuan dan dukungan semua pihak.karenanya penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih yang setinggi-tingginya kepada :

1. Bapak Dr. Ir. Darmawan, M.P Selaku Direktur Politeknik Pertanian Negeri Pangkep.

2. Bapak Salman, S.Pi., M.Si Selaku Ketua Jurusan Penangkapan Ikan Politeknik Pertanian Negeri Pangkep sekaligus dosen pembimbing yang telah membimbing penulis sehingga dapat menyelesaikan tugas akhir ini.

3. Bapak Ir. Usman LT, M.Si selaku dosen pembimbing yang telah membinbing penulis sehinng dapat menyelesaikan tugas akhir ini.

4. Ayahanda Nurdin, Ibunda Nukria, saudara tercinta serta keluarga besar atas do’a dan dukungannya.

5. Staf pengajar dan teknisi jurusan penangkapan ikan

6. Teman-teman angkatan 26 serta adik-adik angkatan jurusan penangkapan ikan yang telah memberikan dukungan dan saran kepada penulis.

(6)

7. Semua pihak yang telah membantu penulis baik secara moril maupun materil selama penyusunan laporan.

Penulis menyadari bahwa penyusunan tugas akhir jauh dari kesempurnaan.

Oleh karena itu penulis mengharapkan masukan yang bersifat membangun dalam upaya perbaikan ataupun sebagai bahan kajian selanjutnya guna kesempurnaan tugasa akhir ini, sehingga berguna bagi penulis.

Pangkep, Agustus 2017

Penulis

(7)

DAFTAR ISI

No. Teks Halaman

RINGKASAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Tujuan Dan Kegunaan ... 3

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam K3 ... 4

2.2 Sejarah Keselamatan dan Kesehatan Kerja ... 5

2.3 Pengertian K3 di Atas Kapal Pole And Line ... 6

2.4 Keselamatan Kerja di Atas Kapal Pole And Line ... 7

2.5 Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Kecelakaan Akibat Kerja ... 10

2.6 Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja ... 10

2.7 Alat Pelindung Diri Pada Pekerjaan Kontruksi ... 12

2.8 Hal-Hal Yang Perlu di Perhatikan Dalam Penggunaan APD ... 14

2.9 Deskripsi Keselamatan dan Kesehatan Kerja ... 15

(8)

III. METODOLOGI

3.1 Waktu Dan Tempat ... 18

3.2 Metode Pengambilan Data ... 18

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi ... 19

4.2 Struktur Terjadinya Kecelakaan di Atas Kapal Pole And Line ... 19

4.3 Memuat Es Balok ... 22

4.4 Memuat Umpan Hidup. ... 23

4.5 Operasi Pemancingan ... 24

4.6 Pembongkaran Hasil Tangkapan... 25

4.7 Pendinginan Ikan di Bak Penampungan ... 25

4.8 Pembongkaran Hasil Tangkapan di Dermaga ... 26

4.9 Buku Kesehatan Kapal ... 27

4.10 Perawatan Alat Pelindung Diri (APD) ... 29

V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 31

5.2 Saran ... 31

DAFTAR PUSTAKA ... 32

LAMPIRAN ... 34

RIWAYAT HIDUP ... 43

(9)

DAFTAR GAMBAR

No Teks Halaman

1. Struktur K3 ... 4

2. Perlengkapan Alat Pelindung Diri (APD) ... 15

3. Struktur Terjadinya Kecelakaan ... 20

4. Memuat Es ke Kapal ... 22

5. Memuat Umpan Hidup ke Kapal ... 23

6. Operasi Penangkapan ... 24

7. Pembongkaran Hasil Tangkapan ke Bak Penampung ... 25

8. Pendinginan Ikan di Bak Penampungan Kapal ... 26

9. Pembongkaran Hasil Tangkapan di Dermaga ... 27

10. Buku Kesehatan Kapal Km. Dioskuri 7.A ... 29

11. Perawatan Alat Pelindung Diri (APD) ... 30

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

No Teks Halaman

1. Data Kapal Dan Perusahaan ... 34

2. Panduan Alat Pelindung Diri (APD) ... 35

3. Alat –Alat Pelinndung Diri (APD) ... 36

4. Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) ... 39

5. Alat-Alat Keselamatan di Kapal ... 40

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Permasalahan tentang keselamatan dan kesehatan kerja tidak dapat di pisahkan dari permasalahan dunia industri, karena keselamatan dan kesehatan kerja berkaitan dengan peningkatan dan proktivitas dewasa ini umumnya keselamatan dan kesehatan kerja diatas kapal dikaitkan dengan masalah lingkungan, tetapi posisi keselamatan

dan kesehatan pekerja berada di luar standar manajemen lingkungan ISO. Seharusnya secara otomatis perancang perancang ISO memasukkan keselamatan dan kesehatan pekerja ke dalam masalah-masalah lingkungan.

Alasan yang mungkin mengeluarkan masalah keselamatan dan kesehatan pekerja dari masalah lingkungan karena Otoritas masalah keselamatan dan kesehatan pekerja berada di bawah Departemen Tenaga Kerja. UUD 1945 mengisyaratkan hak setiap warga negara atas pekerjaan dan penghasilan yang layak bagi kemanusiaan.

Pekerjaan baru memenuhi kelayakan bagi kemanusiaan apabila keselamatan tenaga kerjanya terjamin.

Salah satu aspek penting sasaran keselamatan kerja, mengingat resiko bahayanya adalah penerapan teknologi, terutama teknologi yang sudah maju dan mutakhir. Keselamatan kerja adalah tugas semua orang yang bekerja. Keselamatan kerja adalah dari dan untuk setiap tenaga kerja serta orang lainnya dan juga

(12)

masyarakat pada umumnya. Kesehatan ketenagakerjaan dan kesehatan perusahaan atau lingkungan industri pada awalnya diatur secara terpisah. Akan tetapi dengan mengingat kepentingan peraturan yang menyengkut yaitu :

1. keselamatan kerja dalam menghadapi resiko-resiko pekerjaan yang mengandung bahaya bagi kesehatan,

2. tenaga kerja untuk memperoleh jaminan pemeliharaan kesehatan jika menderita sakit.

3. pemeliharaan prevensi kesehatan lingkungan perusahaan tempat ABK bekerja, maka secara praktis menurut hukum kesehatan di kembangkan peraturan hukum tentang “occupational health and industrial hygiene” yang mengandung tiga sasaran kepentingan kesehatan.

Demikian halnya untuk keselamatan kerja awak kapal penangkap ikan, kecelakaan dapat terjadi pada kapal-kapal baik dalam pelayaran, berlabuh atau sedang melakukan kegiatan bongkar muat di pelabuhan meskipun sudah dilakukan upaya yang kuat untuk menghindarinya. Manajemen harus memperhatikan ketentuan yang diatur dalam “Health and Safety work Act” 1974, untuk melindungi pelaut pelayaran dan mencegah resiko-resiko dalam melakukan suatu aktifitas di atas kapal terutama menyangkut kesehatan dan keselamatan kerja, baik dalam keadaan normal maupun darurat.

Setiap kapal mempunyai suatu sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja dalam rangka menciptakan suatu lingkungan kerja yang berwawasan keselamatan dalam mengoperasikan dan melakukan pelayaran.

(13)

Keselamatan pelayaran tidak hanya dilihat dari kondisi kapalnya, sebab banyak factor-faktor lain yang mempengaruhi. Salah satu faktor penting, yakni penerapan sistem perawatan terencana atau memperlancar kegiatan.

1.2 Tujuan dan Kegunaan

Tujuan penulisan tugas akhir ini yaitu mengetahui tentang penerapan keselamatan kerja di atas kapal pole and line KM. Dioskuri 7.A, di perusahaan PT.

Radios apirja sorong, kabupaten sorong, provinsi papua barat.

Sedangkan kegunaan dari penulisan tugas akhir ini adalah sebagai bahan informasi mengenai penerapan keselamatan dan kesehatan kerja yang di gunakan di atas kapal pole and line.

(14)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Hal-Hal Yang Perlu di Perhatikan Dalam K3

Gambar 1 : Struktur K3

Metode survei lapangan pada kapal-kapal pole and line yang berbasis.

Pengumpulan data dimulai dengan melihat langsung aspek teknis kapal seperti kelaiklautan kapal, perlengkapan peralatan keselamatan, peralatan navigasi dan peralatan radio komunikasi diatas kapal serta sertifikasi keahlian dan kecakapan awak

K3 Gas Detection

Alat Pelindung diri

Kesehatan Lingkungan

Kerja Alat Pelindung

Pernafaasan

Peraturan

Keselamatan Kerja

P3K

Inspeksi

Pemadaman Kebakaran

(15)

kapal sebagai penunjang kegiatan berlayar. Selanjutnya dilakukan identifikasi data pendukung berupa aturan-aturan secara internasional dan nasional yang terkait dengan keselamatan kapal ikan. Analisis kebijakan dilakukan secara deskriptif dengan pendekatan kualitatif yaitu dengan membandingkan peraturan yang ada dengan peraturan internasional.

Hal-hal yang perlu di perhatikan sebelum melakukan pekerjaan agar dapat mengurangi cedera apabilah terjadi kecelakaan di tempat kerja, perisiapan alat APD, memakai pakaian APD yang lengkap. (John Ridley, 2008)

2.2 Sejarah Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan instrument untuk memproteksi pekerjaan, perusahaan, lingkungan hidup, dan masyarakat sekitar dari bahaya akibat kecelakaan kerja. Perlindungan tersebut merupakan hak asasi yang wajib dipenuhi oleh Perusahaan. Cara pencegahan yang paling efektif.

Ada dua hal yang menjadi penyebab :

 Perilaku yang tidak aman

 Kondisi yang tidak aman

Menurut (Sugeng Budiono, 2003)dari biro pelatihan tenaga kerja, penyebab kecelakaan yang pernah terjadi sampai saat ini adalah diakibatkan oleh perilaku yang tidak aman seperti :

 Sembrono dan tidak hati-hati

 Tidak memenuhi peraturan

(16)

 Tidak memeneuhi prosedur kerja

 Tidak memakai alat pelindung diri

 Kondisi badan yang lemah

Cara efektif untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja adalah dengan menghindari terjadinya lima perilaku tidak aman yang telah disebutkan di atas.

2.3 Pengertian K3 di Atas Kapal Pole And Line

Keselamatan kerja adalah keselamatan yang berkaitan dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan proses pengolahannya, landasan tempat kerja dan lingkungannya serta cara-cara melakukan pekerjaan. Keselamatan kerja menyangkut segenap proses produksi dan distribusi, baik barang maupun jasa. Salah satu aspek penting sasaran keselamatan kerja, mengingat resiko bahayanya adalah penerapan teknologi, terutama teknologi yang sudah maju dan mutakhir. Keselamatan kerja adalah tugas semua orang yang bekerja. Keselamatan kerja adalah dari dan untuk setiap tenaga kerja serta orang lainnya dan juga masyarakat pada umumnya,

Pengontrolan terhadap bahaya-bahaya potensial atau resiko di tempat kerja merupakan program kesehatan dan keselamatan kerja yang berkesinambungan serta mendidik agar pekerja dapat memelihara kesehatan sebaik-baiknya.

Program pelayanan kesehatan dan keselamatan kerja dapat dikelompokkan dalam dua pokok pelaksanaan, yaitu :

 Pelayanan terhadap manusianya.

 Pelayanan terhadap lingkungan kerjanya.

(17)

Dalam pemusatan perhatian terhadap penyakit akibat kerja dan kecelakaan kerja dapat dilakukan berbagai upaya antara lain mengenal, mencegah adanya gangguan kesehatan, mendiagnosis, mengobati penyakit yang ada, dan merehabilitasi,

Dari sisi lingkungan kerja, disamping penerapan ergonomi dilakukan pengontrolan, membandingkan dengan standar, pemantauan, evaluasi dan koreksi.

2.4 Keselamatan Kerja di Atas Kapal Pole And Line

Keselamatan kerja yang ada di perusahaan di Atas Kapal Pole And Line terkadang masi banyak ABK, tidak menggunakan APD, padahal keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu hak asasi dan salah satu untuk meningkatkan kualitas kinerja ABK, di kapal itu sendiri. Hal ini masih di tunjukan tingginya tingkat kecelakaan kerja yang ada di kapal, (M.Sulaksmono,1997).

Penerapan keselamatan dan kesehatan kerja K3 di atas kapal, memang belum terlaksana dengan baik secara menyeluruh. Meskipun program K3 telah memiliki dasar hukum yang kuat dalam undang-undang. Karena, kecelakaan kerja merupakan kejadian yang tidak terduga sebelumnya dan tidak diketahui kapan terjadi.

Sebenarnya di atas kapal bisa mencegah kecelakaan tersebut jika saja Nahkodanya memberikan pelayanan K3 yang baik terhadap ABK nya serta memberi jaminan atas kecelakaan tersebut. Sehingga para ABK merasa aman dan terlindungi dengan adanya program-program K3 yang terlaksana di kapal tersebut, Beberapa masalah sebagai berikut :

(18)

a. mengapa masi ada kapal-kapal yang belum memberikan pelayanan K3 yang baik terhadap ABK.

b. Bagaimana pelaksanaan K3 yang baik seharusnya di berikan oleh Nahkoda kepada ABK.

c. Apa dampak bila suatu kapal, tidak melaksanakan K3 untuk ABK nya.

1. Berdasarkan latar belakang rumusan masalah yang telah dijelaskan, penulis bertujuan untuk :

a. Memberikan gambaran mengenai keselamatan dan kesehatan kerja K3 yang benar dalam suatu perusahaan perkapalan.

b. Memberitahu alasan atau hambatan yang biasanya ada dalam yang penerapan keselamatan dan kesehatan kerja K3 nya masi kurang.

c. Memberikan informasi mengenai dampak apabila tidak di terapkannya prinsip keselamatan dan kesehatan kerja K3 dalam suatu perusahaan perkapalan.

Keselamatan dan kesehatan kerja K3 merupakan upaya perlindungan terhadap keselamatan serta kesehatan para tenaga kerja selama mereka bekerja di dikapal tempat mereka bekerja. K3 memilki 2 aspek penting yaitu mengenai keselamatan kerja para ABK, dan kesehatan para karyawannya. Keselamatan kerja ini sangat berhubungan erat dengan proses produksi suatu perusahaan perkapalan. Terutama di indonesia yang semakin berkembang pula tingkat kecelakaan kerja yang terjadi.

Keselamatan kerja dalam pasal 3 ayat (1) dan pasal 9 ayat (3), yang berbunyi:

Pasal 3

Dengan peraturan perundang-undang di tetapakan syarat-syarat kerja untuk :

(19)

1. Mencegah dan mengurangi kecelakaan.

2. Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran.

3. Mencegah dan mengurangi bahaya peledak.

4. Memberi kesempatan dan jalan untuk menyelamatakan diri pada waktu kebakaran atau kejadian-kejadian lain yang berbahaya.

5. Memberi pertolongan pada yang kecelakaan.

6. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik pisik, keracunan, infeksi dan penularan.

7. Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban..

8. Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban.

Sedangkan mengenai kesehatan kerja telah diatur dalam undang-undang kesehatan No. 23 Tahun 1992 Bagian 6 tentang kesehatan kerja, pada pasal 23 yang berisi.

Pasal 9

1. Kesehatan kerja diselenggarakan untuk mewujudkan produktivitas kerja yang optimal.

2. Kesehatan kerja meliputi perlindungan kesehatan kerja, dan syarat kesehatan kerja

3. Setiap tempat kerja wajib menyelenggarakan kesehatan kerja.

Jadi, keselamatan harus diselenggarakan dalam setiap perusahaan karena kecelakaan dan penyakit datang secara tidak terduga dan tanpa diharapkan.

(20)

2.5 Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Kecelakaan Akibat Kerja

Ada beberapa faktor yang menyebabkan kecelakaan kerja yang terjadi di atas kapal pole and line KM. Dioskuri 7.A.

Kurangnya perhatian terhadap jenis kecelakaan kecil. Penggunaan APD yang kurang stabil dan para ABK mengabaikan penggunaan alat-alat keselamatan kesehatan kerja.

Faktor terjadinya kecelakaan di atas kapal pole and line KM. Dioskuri 7.A 1. ABK yang kurang memperhatikan penggunaan APD.

2. ABK mengabaikan alat APD, dalam suatu perusahaan dan di kapal.

3. Kariawan tidak menggunakan alat APD, sebagaimana mestinya yang telah ditetapkan dalam perusahaan.

4. ABK tidak memperhatikan keselamatan dirinya pada saat bekerja.

2.6 Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja

Upaya pencegahan kecelakaan perencanaan K3 adalah program yang harus diperhitungkan oleh kontraktor sebelum pelaksanaan tender. Hal ini harus dilakukan agar tercipta lingkungan kerja yang aman serta tercapainya kesejahteraan dalam bekerja baik bagi pekerja lingkungan maupun property.

Kecelakaan akibat terkena aliran listrik dan kebakaran jarang terjadi tetapi berakibat fatal. Orang terkena kecelakaan ini mengalami luka parah bahkan meninggal. Oleh karena itu pencegahan dilakukan yaitu :

1. Aliran listrik :

(21)

Aliran listrik perlu ditangani oleh orang yang trampil dan ahli. Tempat-tempat yang ada aliran listrik/kabel-kabel harus diberi tanda yang jelas. Pada waktu pemasangan diawasi oleh pengawas yang berkompeten dan sampai uji coba penggunaanya.

2. Kebakaran :

Kebakaran biasanya dimulai dari api kecil dan api menjadi besar bila disekeliling sumber api terdapat bahan-bahan yang mudah terbakar. Oleh karena itu hindari api sekecil apapun.

Bahan yang mudah terbakar, seperti persediaan minyak, minyak cat, kayu harus jauh dari sumber api. Di tempat bahan-bahan yang mudah terbakar harus diberi tanda dilarang merokok.

Bila di lokasi ada bedeng tempat menginap, harus dikontrol secara rutin. Aliran listrik perlu mendapat pengamanan yang baik dan pengecekan secara rutin.

3. Ledakan :

Pada proyek besar kadang-kadang perlu meledakkan bagian lapangan yang terlalu keras. Untuk meledakkan lapangan itu perlu ada ijin dan harus mengikuti prosedur yang ditetapkan. Untuk mencegah terjadinya kecelakaan sekitar daerah yang akan diledakkan harus diamankan dengan cara memberi tanda dilarang masuk. Pada saat akan memberi peledakan perlu diadakan penjagaan bagian tubuh yang perlu dilindungi.

Bagian tubuh yang sering mendapat kecelakaan adalah kepala, tangan dan kaki. Oleh karena itu, bagian tubuh tersebut perlu mendapat perlindungan

(22)

secukupnya, sesuai dengan sifat pekerjaan yang dilakukan. Alat perlindungan bagian tubuh tersebut adalah sebagai berikut :

 Helm

 Identitas (ID)

 Baju lengan panjang

 Katelpack

 Sepatu keselamatan

 Sarung tangan

 Pelindung pernafasan atau masker

 Sabuk pengamanan & tali pengaman.

2.7 Alat Pelindung Diri pada Pekerjaan Konstruksi

Hampir semua APD dipakai pada bidang industri dan jasa lain dipakai dan digunakan juga dalam dunia konstruksi, karena dunia konstruksi bukan hanya membangun fasilitas baru tetapi juga memelihara dan memperbaiki suatu fasilitas yang masih berjalan.

Alat-alat yang lazim dipakai dalam jasa konstruksi antara lain :

1. Helm keselamatan (Safety Helmet) untuk bekerja di tempat beresiko karena benda jatuh atau melayang, dan dilengkapi dengan ikatan kedagu untuk menghalangi terlepasnya helmet dari kepala akibat menunduk atau karena benda jatuh.

(23)

2. Sepatu keselamatan (safety booth) untuk mengindari kecelakaan yang diakibatkan tersandung bahan keras seperti logam atau kayu, terinjak atau terhimpit beban berat atau mencegah luka bakar pada waktu mengelas. Sepatu boot karet bila bekerja pada pekerjaan tanah dan pengecoran beton.

3. Kaca mata pelindung (protective goggles) untuk melindungi mata dari percikan logam cair, percikan bahan kimia, serta kacamata pelindung untuk pekerjaan menggerinda dan pekerjaan berdebu.

4. Masker pelindung pengelasan yang dilengkapi kaca pengaman (shade of lens) yang disesuaikan dengan diameter las (welding rod).

5. Liferaft Yang bentuknya seperti kapsul putih-putih itu masgan, letaknya juga berada dekat pagar sebelah kanan dan kiri kapal. Yang dimana kapsul tersebut berisi perahu karet.

6. Life jacket yang bentuknya seperti rompi di gunakan pada kondisi darurat atau orang jatuh kelaut.

7. Lifebuoy gunanya menolong orang jatuh kelaut dengan cara lifebuoy di lemparkan pada korban tersebut.

8. Sarung tangan untuk pekerjaan yang dapat menimbulkan cedera lecet atau terluka pada tangan seperti pekerjaan pembesian fabrikasi dan penyetelan, pekerjaan les, membawa barang-barang berbahaya dan korosif seperti asam dan alkali.

Ada berbagai sarung tangan yang dikenal antara lain :

 Sarung tangan kulit.

(24)

 Sarung tangan katun.

Disamping alat pelindung diri diatas, pekerja harus berpakaian yang komplit sesuai dengan jenis pekerjaan yang ditanganinya seperti tukang las harus dilengkapi jaket/rompi kulit atau minimal harus memekai kaos dan celana panjang.

2.8 Hal-Hal Yang Perlu di perhatikan Dalam Penggunaan APD

APD akan berfungsi dengan sempurna apabila telah sesuai dengan standar yang ditentukan dan dipakai secara baik dan benar. Hal-hal yang perlu diperhatikan, menurut Ayesha.

1. Sediakanlah APD yang telah teruji dan telah memiliki SNI atau standar Internasional lainnya yang diakui.

2. Pakailah APD yang sesuai dengan jenis pekerjaan walaupun pekerjaan tersebut hanya memerlukan waktu yang singkat.

3. APD harus dipakai dengan tepat dan benar.

4. Jadikanlah kebiasaan memakai APD menjadi budaya. Ketidaknyamanan dalam memakai APD jangan dijadikan alas an untuk menolak memakainya.

5. APD tidak boleh diubah-ubah pemakaiannya, kalau memang terasa tidak nyaman dipakai harus dilaporkan kepada atasan atau pemberi kewajiban pemakaian alat tersebut.

6. APD dijaga agar tetap berfungsi dengan baik.

(25)

7. Semua pekerja, pengunjung dan mitra kerja yang ada dilokasi proyek konstruksi harus memakai APD yang diwajibkan, seperti helm, sepatu boots keselamatan, seperti gambar di bawah ini.

Gambar 2: Perlengkapan alat pelindung diri (APD)Sumber :

2.9 Deskripsi Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3)

Keselamatan kerja adalah keselamatan yang berkaitan dengan mesin, pesawat alat kerja, bahan dan proses pengolahannya, tempat kerja dan lingkungannya serta cara-cara melakukan pekerjaan. Keselamatan kerja juga merupakan sarana utama untuk pencegahan kecelakaan, cacat, dan kematian sebagai akibat dari kecelakaan kerja kesehatan dan keselamatan kerja K3 pada dasarnya merupakan bagian penting dalam dunia Usaha dan dunia Industri, bagi pekerja (K3) adalah

(26)

hak dan kewajiban sebagai manusia yang dilindungi saat bekerja sedangkan perusahaan memerlukan kreatifitas dan produktifitas yang tinggi untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produkya dan itu akan terpenuhi jika keselamatan kerja dilaksanakan dengan baik.

Keselamatan dan kesehatan kerja dibuat dengan tujuan:

1. Melindungi tenaga kerja atas hak keselamatannya dalam melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi dan produktifitas nasional.

2. Menjamin keselamatan setiap orang lain yang berada di tempat kerja tersebut.

3. Memelihara sumber produksi agar dapat digunakan secara aman dan efisien.

Untuk dapat mencegah terjadinya kecelakaan, maka kita harus mengetahui penyebab terjadinya kecelakaan tersebut. Sebab-sebab kecelakaan dari hasil penelitian ternyata 80-85 % kecelakaan disebabkan oleh faktor kesalahan dan kelalaian manusia yang lebih dominan. Kecelakaan umumnya diakibatkan karena berhubungan dengan sumber tenaga misalnya tenaga gerak mesin dan peralatan, kimia, panas, listrik dan lain-lain di atas ambang dari tubuh atau struktur bangunan.

Kerugian-kerugian tersebut tidak sedikit menelan biaya dan untuk mengatasi hal tersebut perlu adanya usaha pencegahan melalui usaha keselamatan kerja yang baik.

Adapun penyebab yang dapat menimbulkan terjadinya kecelakaan adalah faktor manusia. Kecelakaan yang disebabkan oleh faktor manusia karena manusianya mempunyai sifat-sifat antara lain, menurut (Ir. Kusnandar, M.Si dan Ir. Retno Budhiarti, M.Pi)

(27)

1. Tidak tahu dimana yang bersangkutan tidak mengetahui bagaimana melakukan pekerjaan dengan aman, dan tidak tahu bahaya-bahaya yang ditimbul-kannya sehingga terjadi kecelakaan.

2. Tidak mau yang bersangkutan, walupun telah mengetahui dengan jelas cara kerja / peraturan dan bahaya-bahaya yang ditimbulkan-nya serta mampu atau dapat melakukannya, tetapi kemauannya tidak ada yang berakibat terjadinya kesalahan sehingga terjadi kece-lakaan.

3. Tidak mampu / tidak bisa, yang bersangkutan telah mengetahui cara yang aman dan bahaya -bahaya yang mungkin ditimbul-kannya, namun belum mampu atau kurang terampil sehingga melakukan suatu kesalahan yang fatal.

Kecelakaan adalah kejadian yang tidak terduga, (tidak ada unsur kesengajaan dan tidak di harapkan karena mengakibatkan kerugian, baik material maupun penderitaan bagi bagi yang mengalaminya). Oleh karena itu, sabotase atau kriminal merupakan tindakan diluar lingkup kecelakaan yang sebenarnya, kerugian akibat kecelakaan kerja. Kerja dapat mengakibatkan kerugian yaitu :

1. Kerusakan

2. Kelainan dan cacat 3. Kematian

(28)

BAB III

METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat

Waktu pengambilan data kurang lebih tiga bulan yaitu dari bulan Februari sampai bulan April 2017, di PT. Radios apirja sorong, kabupaten sorong, papua barat.

Titik Koordinat, 0º54'0'' LT 131º51'0"BT / 0,9ºLS 131,85ºBT. Sorong papua barat.

3.2 Metode Pengambilan Data

Metode pengambilan data dilakukan dengan dua cara, yaitu pengambilan data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan cara wawancara, pengamatan langsung di lapangan, serta foto-foto, sedangkan data sekunder diperoleh dari data- data perusahaan, di PT Radios Aprija Sorong, Papua Barat dan tulisan-tulisan yang berhubungan dengan materi kajian.

Gambar

Gambar 1 : Struktur K3
Gambar 2: Perlengkapan alat pelindung diri (APD)Sumber :

Referensi

Dokumen terkait

Data primer diperoleh dari subjek penelitian yang terdiri dari dua kategori yaitu warga yang mengalami transformasi masyarakat pertanian ke masyarakat industrial

Studi literatur yang dilakukan menunjukan bahwa gaya kepemimpinan seperti kepemimpinan transformasional, transaksional, kharismatik, otoritas, dan kepemimpinan

mahasiswa mengenai produk yang dikembangkan maka dapat disimpulkan bahwa alat perangkat pembelajaran dikatakan sangat valid atau sangat layak karena berada kriteria

Putusan Nomor 1629 K/PID.SUS/2017 Pengguna Anggaran (KPA) berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor: 503/A.A.3/KU/2013

Dalam metode ini, peningkatan kekuatan mekanik material terjadi akibat penambahan nanopartikel SiO2 pada epoxy resin.. Permukaan nanopartikel yang sangat luas

Intan Indonesia terkenal karena intan yang paling keras dan paling berat di bandingkan dengan intan dari negara lain, mungkin dalam hal ini disebabkan intan Indonesia mempunyai

Kain geringsing diketahui sebagai ciri khas Desa Tenganan yang berbentuk kain tenun ikat. Tidak diketahui secara pasti kapan kain geringsing mulai muncul di

(Dibawah bimbingan SYAMSUL HADI dan HASMAWATI). Tujuan penulisan tugas akhir ini, untuk mendeskripsikan metode penanganan umpan hidup di atas kapal pole and line.