• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI PROGRAM KELUARGA HARAPAN (PKH) DALAM UPAYA MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT KABUPATEN LAMONGAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "IMPLEMENTASI PROGRAM KELUARGA HARAPAN (PKH) DALAM UPAYA MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT KABUPATEN LAMONGAN"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

IMPLEMENTASI PROGRAM KELUARGA HARAPAN (PKH) DALAM UPAYA MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

KABUPATEN LAMONGAN

Sutri Handayani1

1Universitas Islam Lamongan, Jl. Veteran No.53A Lamongan Email: sutrihandayani99@gmail.com

ABSTRAK

Implementasi Program Keluarga Harapan (PKH) Dalam Upaya Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Kabupaten Lamongan. Permasalahan di suatu negara adalah kemiskinan, dan itu juga dirasakan di setiap kabupaten/kota pasti memiliki masalah masing-masing. Tidak terkecuali Kabupaten Lamongan.

Kabupaten Lamongan memiliki beberapa masalah di bidang sosial ekonomi. Program Keluarga Harapan (PKH) mensyaratkan peserta PKH untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan agar dapat meningkatkan taraf kesehatan secara optimal. Dalam kondisi sehat anak akan siap memasuki pendidikan. Dengan pendidikan terjadi perubahan ke arah perbaikan SDM. Perbaikan SDM untuk jangka panjang akan memutus tali rantai kemiskinan. Berdasarkan data yang ada diketahui bahwa setiap tahunnya jumlah peserta PKH di Kabupaten Lamongan mengalami penurunan.

Kata kunci: Kemiskinan, Program Keluarga Harapan

ABSTRACT

Implementation of the Family Hope Program (PKH) In Efforts To Improve Lamongan District Community Welfare. The problem in a country is poverty, and it is also felt in every district / city must have their respective problems. The Lamongan Regency is no exception. Lamongan District has several socio-economic problems.

The Family of Hope Program (PKH) requires PKH participants to utilize health services in order to optimally improve their health. In a healthy condition the child will be ready to enter education. With education there is a change in the direction of improving human resources. Improvement of human resources for the long term will break the chain of poverty. Based on available data it is known that every year the number of PKH participants in Lamongan Regency has decreased.

Keywords: Poverty, Family Hope Program.

.

(2)

PENDAHULUAN

Permasalah di suatu negara adalah kemiskinan, dan itu juga dirasakan di setiap kabupaten/kota pasti memiliki masalah masing-masing. Tidak terkecuali Kabupaten Lamongan. Kabupaten Lamongan memiliki beberapa masalah, diantaranya adalah di bidang sosial ekonomi khususnya adalah masalah kemiskinan. Masyarakat miskin menjadi kekurangan dan tidak mampu dalam menghadapi perkembangan di era industri 4.0 saat ini. Dengan adanya kemiskinan maka akan menghambat tujuan dan cita-cita negara.

Sementara itu, pemerintah dalam menjalankan fungsinya melakukan berbagai upaya dalam menanggulangi masalah kemiskinan. Masalah kemiskinan berkaitan dengan aspek-aspek lain seperti kesehatan, pendidikan, sosial, ekonomi, budaya dan aspek lainnya. Pada dasarnya masyarakat miskin memiliki kelemahan dalam kemampuan mencukupi kebutuhan hidup serta kemampuan berusaha dan terbatasnya akses terhadap kegiatan sosial ekonomi sehingga tertinggal jauh dari masyarakat lain yang memiliki potensi lebih tinggi.

Maka dari itu sangat perlu upaya untuk menanggulangi masalah tersebut dalam bentuk kebijakan program pembangunan, seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa salah satu permasalahan dari negara berkembang adalah di bidang sosial ekonomi khususnya adalah masalah kemiskinan dan pemerintah perlu mengembangkan strategi untuk mengatasi masalah kemiskinan ini.

Dalam rangka penanggulangan kemiskinan berbasis rumah tangga, pemerintah meluncurkan program khusus yang diberi nama Program Keluarga Harapan (PKH).

Program Keluarga Harapan (PKH) sudah dilaksanakan di wilayah Kabupaten Lamongan. Dan saat ini sudah terdapat 27 kecamatan di kabupaten Lamongan yang mendapatkan bantuan Program Keluarga Harapan (PKH).

Dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana implementasi dan dampak dari Program Keluarga Harapan (PKH) dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Lamongan, serta untuk mengetahui faktor- faktor penghambat dan pendukung pelaksanaan implementasi Program Keluarga Harapan (PKH) dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Lamongan.

TINJAUAN PUSTAKA

1. Teori Implementasi Kebijakan Publik Implementasi kebijakan publik merupakan salah satu aktivitas dalam proses kebijakan publik yang menentukan apakah sebuah kebijakan itu bersentuhan dengan kepentingan publik serta dapat diterima oleh publik. Dalam hal ini, dapat ditekankan bahwa bisa saja dalam tahapan perencanaan dan formulasi kebijakan dilakukan dengan sebaik-baiknya, tetapi jika pada tahapan implementasinya tidak diperhatikan optimalisasinya, maka tentu tidak jelas apa yang diharapkan dari sebuah produk kebijakan itu. Pada akhirnya pun dipastikan bahwa pada tahapan evaluasi kebijakan, akan menghasilkan penilaian bahwa antara formulasi dan implementasi kebijakan tidak seiring sejalan, bahwa implementasi dari kebijakan itu tidak sesuai dengan yang diharapkan, bahkan menjadikan produk kebijakan itu sebagai batu sandungan bagi pembuat kebijakan itu sendiri (Merille S.

Grindle dalam (Nugroho, 2006:132-135).

2. Pendekatan Implementasi Kebijakan Publik

Pendekatan implementasi kebijakan publik merupakan pendekatan ilmiah. Oleh karena itu, dalam pendekatan implementasi kebijakan perlu memperhatikan ciri-ciri yang ditunjukkan dalam pendekatan ilmiah sebagaimana dikemukakan oleh Abidin (2004: 62-63), bahwa dalam pendekatan ilmiah terdapat beberapa hal-hal yang perlu diperhatikan:

a. Pengumpulan data dan analisis bersifat objektif atau tidak bisa. Dalam pendekatan ilmiah, analisis dilakukan setelah memperoleh data secara objektif. Dengan demikian, diharapkan dapat diperoleh informasi tentang kepastian dalam pelaksanaan sesuatu kebijakan yang siap diimplementasikan.

b. Pengumpulan data secara terarah. Untuk kepentingan implementasi kebijakan dibutuhkan data yang akurat dan terarah agar setiap produk kebijakan dapat diimplementasikan sesuai dengan substansi dari produk kebijakan tersebut.

c. Penggunaan ukuran atau kriteria yang relevan.

d. Rumusan kebijakan yang jelas.

(3)

3. Konsep Kesejahteraan Sosial

Kesejahteraan sosial dijelaskan dalam Undang-undang Kesejahteraan Sosial No. 11 Tahun 2009 pasal 1 yang berbunyi

“Kesejahteraan sosial adalah kondisi tercukupinya keperluan material, spiritual, dan sosial warga Negara agar dapat hidup dengan layak dan dapat mengembangkan kualitas diri, supaya dapat melaksanakan fungsi sosialnya”.

Menurut Suryono (2014) bahwa kesejahteraan sosial adalah suatu tatanan kehidupan dan penghidupan sosial, material maupun spiritual yang diliputi oleh rasa keamanan, kesopanan dan ketenangan lahir dan batin, yang membuat setiap warga Negara merasa nyaman untuk mengadakan usaha pemenuhan kebutuhan - kebutuhan jasmaniah, rohaniah dan sosial dengan sebaik-baiknya bagi diri sendiri, keluarga serta masyarakat serta menjunjung tinggi hak asasi serta kewajiban manusia sesuai dengan pancasila. Dan tercapainya kesejahteraan sosial ketika (1) segala permasalahan sosial yang ada dapat ditangani, (2) kebutuhan-kebutuhan dapat terpenuhi, dan (3)kesempatan-kesempatan sosial dapat dimaksimalkan.(Suhendi, 2013)

4. Teori Kemiskinan

Kemiskinan adalah kondisi dimana terjadi ketidak mampuan untuk mencukupi kebutuhan dasar manusia seperti pangan, sandang, papan, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat terlihat dari banyak dimensi, dan untuk menggambarkan banyak dimensi kemiskinan digunakan istilah yang dikenal dengan “plural poverty”, yakni kurang mampunya masyarakat untuk mengakses segala kebutuhan dasar yang penting bagi dirinya. (Siti, 2013)

5. Konsep Dalam Upaya Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat

Konsep pemberdayaan meliputi pengertian pembangunan masyarakat (community development) dan pembangunan yang bertumpu pada masyarakat (community-based development). Dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakatpada hakekatnya ditujukan untuk mempermudah akses bagi individu, keluarga dan kelompok masyarakat terhadap sumber daya yang diperlukan untuk mengadakan proses produksi dan kesempatan berusaha.(Makianggung,2016). Sehingga terdapat tiga hal pokok dalam pemberdayaan yaitu (1) Pengetahuan dasar dan keterampilan intelektual, (2) Akses yang mudah kesegala sumber daya pengembangan diri, (3) Organisasi dan kelompok yang selalu mendukung pengembangan diri.

6. Program Keluarga Harapan

PKH adalah program unggulan lintas sektor dimana pelakunya adalah berbagai instansi pemerintahan, dimana tujuan utamanya adalah memutuskan dan menghilangkan rantai kemiskinan yang selama ini menjadi penyakit dalam pembangunan negara (Pedoman Umum PKH, 2012). Menurut Purwanto dkk (2013), PKH merupakan pengembangan sistem perlindungan sosial yang dapat meringankan dan membantu pesertanya dalam hal mendapatkan akses pelayanan kesehatan dan pendidikan dasar.

Dan pada beberapa tahun ini, PKH melakukan uji coba dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui kelompok - kelompok usaha bersama miliki para peserta PKH. Dimana diharapkan dengan adanya kelompok usaha ini proses pengentasan kemiskinan bisa segera terwujud dan menambah nilai positif bagi pelaksanaan Program Keluarga Harapan ini.

7. Faktor-Faktor Yang Mendukung Dan Menghambat Implementasi PKH

Merille S. Grindle dalam (Nugroho, 2006:132-135) Dalam implementasi PKH tidak terlepas dari adanya faktor pendukung serta faktor penghambat. Dalam hal ini faktor pendukung dari implementasi PKH antara lain :

a. Faktor sumber daya finansial yang cukup sehingga dapat menentukan kesuksesan tujuan dari program tersebut.

b. Faktor koordinasi yaitu factor yang meliputi adanya koordinasi antar pihak- pihak yang terkait dalam implementasi PKH di desa ataupun di kecamatan hingga ke kabupaten.

c. Faktor peran dari pendamping PKH.

Yaitu dengan adanya pendamping PKH adalah orang yang berhubungan langsung dengan para penerima PKH, sehingga pendamping PKH juga merupakan faktor yang sangat penting dalam implementasi PKH tersebut. Faktor penghambat dari implementasi PKH di Kabupaten Lamongan adalah Faktor konflik ini meliputi kejadian yang terjadi antar individu. ketidak fahaman penerima PKH terhadap program tersebut. Banyak dari penerima PKH yang sudah dianggap Graduasi (ada peningkatan pendapatan) namun terkadang ada penerima PKH yang menganggap bahwa dirinya masih transisi (dianggap masih miskin). Karena bagi penerima PKH yang dianggap sudah graduasi maka bantuan PKH dihentikan.

Kemudian antar RTSM sering kali terjadi

(4)

kecemburuan antar penerima PKH. Dan ketidakpastiannya suatu aturan karena masih sering berubah-ubah.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Sebagaimana yang telah dijelaskan oleh Pasolong (2012:72) bahwa penelitian deskriptif yaitu, penyelidikan yang dilakukan terhadap variabel mandiri atau suatu variabel yaitu tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan dengan variabel yang lainnya.

Lokasi yang dipilih peneliti adalah di Kabupaten Lamongan. Data Primer diperoleh dengan wawancara, sedangkan data sekunder diperoleh mencari dokumen-dokumen yang sesuai dengan tema penelitian.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil wawancara dengan pendamping PKH dan beberapa peserta PKH, telah disimpulkan bahwa dengan adanya bantuan PKH kondisi sosial ekonomi Rumah Tangga Sangat Miskin (RTSM) khususnya di Kabupaten Lamongan semakin meningkat.

Meskipun perubahan yang terjadi terhadap kondisi sosial ekonomi Rumah Tangga Sangat Miskin (RTSM) tidak signifikan, namun setidaknya terjadi peningkatan. Serta dari pendapat pendamping PKH serta beberapa peserta PKH dan observasi dilapangan. Dapat diketahui bahwa taraf pendidikan anak di Kabupaten Lamongan semakin meningkat. Dari keterangan beberapa peserta PKH, mereka mengakui bahwa setelah mendapat bantuan PKH tersebut anak-anak usia sekolah dapat bersekolah setidaknya hingga jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP).

1. Hasil Implementasi Program Keluarga Harapan (PKH) Dalam Upaya Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat.

Berdasarkan hasil wawancara kepada pendamping PKH, Peserta penerima PKH, dan pihak-pihak yang terkait diketahui bahwa Implementasi Program Keluarga Harapan (PKH) di Kabupaten Lamongan berjalan dengan baik dan mampu memberikan suatu gagasan dalam implementasi kebijakan. Hal ini dibuktikan dengan sikap masyarakat di Kabupaten Lamongan sangat antusias dan mendukung implementasi PKH dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat tersebut antara lain:

a. Bidang kesehatan, masyarakat mulai peduli dengan kesehatan keluarganya melalui : pemeriksaan bulanan bagi ibu hamil, persalinan kelahiran di fasilitas kesehatan yang profesional dan mumpuni, pemeriksaan rutin bagi ibu nifas, penyuksesan program posyandu pada semua lapisan masyarakat, penimbangan rutin balita, imunisasi lengkap bagi para balita, pemberian vitamin tambahan bagi balita, pengecekan kesehatan bagi semua anggota keluarga.

b. Bidang Pendidikan, para orangtua mulai sadar akan pentingnya bangku sekolah bagi kelanjutan masa depan anak – anak penerus keluarga. Sehingga para peserta PKH yang mempunyai anak yang putus sekolah segera mulai membujuk, mencarikan serta menyekolahkan kembali anaknya tersebut.

Kemudian perhatian lebih diberikan bagi anak – anak yang bermasalah dengan kehadiran di sekolahnya. Memang program ini masih melihat kehadiran bukan prestasi namun dengan kehadiran anak yang tinggi disekolah diharapkan dapat membuat anak tersebut bisa menerima pelajaran dengan lengkap.

c. Bidang Kesejahteraan Sosial, peningkatan kesejahteraan bagi tiap keluarga peserta program adalah tujuan utama dari adanya pemberdayaan, sehingga hal ini menunjukkan bahwa implementasi PKH di Kabupaten Lamongan berjalan dengan baik. Sedangkan data di lapangan menunjukkan bahwa terjadi penurunan jumlah peserta PKH 2020. Apabila dilihat dari penurunan jumlah peserta PKH dari tahun ke tahun, hal ini menunjukkan bahwa implementasi PKH di Kabupaten Lamongan tersebut berjalan dengan baik sehingga berdampak berkurangnya kemiskinan dan kualitas sumberdaya manusia di desa tersebut semakin meningkat.

Implementasi Program Keluarga Harapan (PKH) di Kabupaten Lamongan diharapkan dapat terlaksana sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dan ditetapkan oleh pemerintah.

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti dapat diketahui bahwa pihak-pihak yang terlibat dalam program tersebut sangat mendukung dan seluruh pihak-pihak yang terkait turut mengawasi kelancaran dari program tersebut. Namun, dari hasil wawancara dan penelitian yang dilakukan dapat diketahui bahwa pada awal pelaksanaan daya tanggap dari masyarakat miskin sebagai penerima bantuan masih kurang. Masyarakat sebagai penerima bantuan cenderung untuk sulit diajak berkoordinasi dan daya partisipasi masyarakat masih rendah.

(5)

Seiring berjalannya waktu, dengan adanya sosialisi,pengawasan dan keterlibatan dari pihak-pihak yang terkait pelaksanaan Program Keluarga Harapan (PKH) di Kabupaten Lamongan tersebut berjalan dengan baik.

Masyarakat sebagai penerima bantuan saat ini sudah lebih sadar akan pentingnya pendidikan dan kesehatan sehingga tingkat partisipasi peserta Program Keluarga Harapan (PKH) di Kabupaten Lamongan semakin meningkat.

Dalam hal ini aktor-aktor dalam implementasi Program Keluarga Harapan (PKH) masing-masing pelaksana memegang peranan penting dalam keberhasilan pelaksanaan PKH. Menurut hasil penelitian bahwa semua aktor-aktor yang terlibat dalam implementasi PKH di Kabupaten Lamongan memiliki peranan yang sangat penting.

Semua aktor memiliki tanggung jawab masing-masing. Semua aktor yang terlibat saling berkoordinasi, untuk mensukseskan program yang dibuat oleh pemerintah untuk masyarakat di Kabupaten Lamongan khususnya. Terutama peran seorang pendamping, karena pendamping adalah orang yang berhubungan langsung dengan para peserta PKH tersebut.

Jadi dari pengamatan dan data yang ada dilapangan dapat kita simpulkan bahwa kebijakan Program Keluarga Harapan (PKH) yang dibuat oleh pemerintah tersebut bertujuan untuk menanggulangi kemiskinan terutama dibidang pendidikan dan kesehatan serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia terutama pada masyarakat miskin di Kabupaten Lamongan. Dalam hal ini implementasi PKH di Kabupaten Lamongan sudah baik, terbukti dari peserta PKH yang memenuhi komitmennya. Karena pendamping PKH seringkali mengingatkan kepada seluruh peserta PKH untuk selalu memenuhi komitmen dan adanya sanksi yang cukup jelas dan tegas bagi peserta PKH yang tidak memenuhi komitmennya.

Hasil penelitian mengenai besaran bantuan yang diterima oleh Rumah Tangga Sangat Miskin (RTSM) di Kabupaten Lamongan yaitu sudah cukup memadai.

Dengan bantuan yang diberikan untuk Rumah Tangga Sangat Miskin (RTSM) tersebut setidaknya dapat mengurangi beban kebutuhan hidup mereka khususnya terkait dengan kebutuhan pendidikan dan kesehatan bagi Rumah Tangga Sangat Miskin (RTSM) di Kabupaten Lamongan.

2. Faktor Pendukung Dan Penghambat Dalam Implementasi Program Keluarga Harapan (PKH) Dalam Upaya Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat

Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa faktor pendukung dalam implementasi Program Keluarga Harapan (PKH) dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Lamongan yang sangat dominan adalah faktor koordinasi dimana pihak – pihak yang terkait saling bahu membahu dalam suksenya program keluarga harapan ( PKH ) ini yaitu penerima PKH, pemerintah desa, pemerintah daerah dan pendamping PKH, hal ini dilihat dari banyaknya masyarakat yang merasa terbantu dengan program keluarga harapan ini. Kemudian ada faktor satu lagi yang juga sangat membantu dalam program ini yaitu peran aktif pendamping PKH, hal ini dibuktikan dengan adanya pendampingan yang baik oleh pendamping PKH kepada penerima PKH dalam sosialisasi manfaat PKH, memberikan informasi dengan tanggap kepada penerima PKH terkait pencairan bantuan dan banyak lagi. Dan faktor penghambatnya adalah adanya konflik seperti ketidak fahaman peserta PKH terhadap manfaat PKH dan ketidakpastiannya aturan yang masih berubah- ubah dalam implementasinya.

KESIMPULAN

Implementasi Program Keluarga Harapan (PKH) dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat dapat terlaksana dengan: (a) Pembenahan kualitas hidup para peserta PKH dengan memperbaiki aspek kesehatan dan pendidikan keluarga. (b) Berperan aktifnya para peserta program keluarga harapan (PKH) dalam mensukseskan program ini, dimana program ini dijadikan program yang mampu meningkatkan kesejahteran masyarakat yang baik melalui kelompok usaha bersamanya. (c) Terlibatnya para peserta program dalam sosialisasi hal – hal yang berguna dan baik kepada masyarakat sekitarnya, hal ini menjadikan para peserta PKH menjadi pendukung kegiatan-kegiatan pemerintah secara langsung.

Faktor pendukung Implementasi Program Keluarga Harapan (PKH) dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat adalah keberadaan pendamping PKH, koordinasi dari pemerintah desa, pemerintah daerah dan kemauan peserta PKH untuk mau berubah dan meningkatkan kesejahteraan dan taraf hidupnya secara mandiri.

Faktor penghambat dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam program ini adalah ketidaksiapannya program ini sehingga aturan-aturan yang mengaturnya

(6)

masih sering berganti-ganti. Dan berpengaruh selanjutnya adalah kesiapan stakeholder dalam mensukseskan dan menyokong program ini.

Dampak Implementasi Program Keluarga Harapan (PKH) dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat adalah (1) Meningkatnya kepedulian akan kesehatan keluarga, (2) Meningkatnya kepedulian keluarga akan pendidikan yang tinggi bagi anak-anak dalam keluarganya, (3) Dalam kesejahteraan social sendiri bahwa dengan adanya pemberdayaan maka para peserta program bisa lebih mandiri dan berdaya dalam melihat peluang-peluang baru untuk menambah penghasilan keluarganya.

REKOMENDASI

1. Dalam hal ini penulis menyarankan yaitu peran pendamping terus ditingkatkan. Begitu juga peran dari peserta PKH diharapkan untuk tetap semangat, serius, cepat beradaptasi, serta meningkatkan peran aktifnya dalam proses berjalannya program, diskusi maupun pertemuan lain yang sifatnya mendukung.

2. Keberhasilan Program Keluarga Harapan (PKH) ada dalam peranan pendamping dan pemerintah daerah. Pendamping dalam menjalankan tugas hendaknya tanpa pamrih, mau berkorban kepada masyarakat dan ikhlas, baik dalam situasi dan kondisi.

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Said Zainal. 2004. Kebijakan Publik. Jakarta: Yayasan Pancur Siwah.

Agus Suryono, 2014. Kebijakan Publik Untuk Kesejahteraan Rakyat. Transparansi, Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi, vol 6, no 2, 98-102

Ahmad Suhendi, 2013. Peranan Tokoh Masyarakat Lokal Dalam Pembangunan Kesejahteraan Sosial. Jurnal Informasi, vol 18, no 2, 105-116

Buku pedoman umum Program Keluarga Harapan (PKH). 2012 Makiagung.2016.

Nugroho, Riant D. 2006.Analisis Kebijakan. Jakarta: PT Alex Media

Pasolong, Harbani. 2012. Metode Penelitian Administrasi Publik. Bandung.: Alfabeta.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 tentang tentang pedoman pemberian hibah dan bantuan sosial yang bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja daerah. Jakarta, Kementrian Dalam Negeri.

Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun 2010 tentang percepatan Penanggulangan Kemiskinan. Jakarta, Pemerintah Indonesia

Purwanto SA, Sumartono, Makmur M. 2013. Implementasi Kebijakan Program Keluarga Harapan (PKH) Dalam Memutus Rantai Kemiskinan (Kajian Di Kecamatan Mojosari Kabupaten Mojokerto). Jurnal Wacana, vol 16, no 2, 79-96

Siti Internawati, 2013. Studi Pelaksanaan Pendataan Keluarga Miskin Dan Pemberdayaan Masyarakat Dalam Mengentaskan Kemiskinan Di Desa Danau Redan Kecamatan Teluk Pandan. Jurnal Administrasi Negara, vol 1, no 2, 309-323

Undang-undang Nomor 6 Tahun 1974 Tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Kesejahteraan Sosial

Undang-Undang RI No. 11 Tahun 2009. Tentang Kesejahteraan Sosial. Bandung: Aneka Ilmu.

Vanni Junaidi Makianggung. 2014. Pemberdayaan Masyarakat Usaha Kecil Dan Menegah Di Kecamatan Matuari Kota Bitung.

Widodo, Joko. 2007. Analisis kebijakan publik. Bayumedia Publishing. Malang.

Referensi

Dokumen terkait

jumlah anggota keluarga berpengaruh tidak nyata terhadap permintaan daging sapi di Kabupaten Jember, (2) elastisitas harga daging sapi sebesar -4,701 menunjukkan daging sapi

Adapun pengertian dari peragian alkoholik itu sendiri yaitu suatu proses pengubahan glukosa menjadi alkohol dan gas karbondioksida melalui suatu rangkaian reaksi

Dari tabel di atas terlihat aktivitas belajar siswa pada siklus I pertemuan pertama adalah 19 dengan persentase 59.38% (Kriteria Kurang) dan mengalami peningkatan pada

Simpulan umum penelitian ini menunjukkan bahwa pengelolaan diklatpim tingkat IV pada Badan Diklat Kota Lubuklinggau dikelola oleh Bidang Diklat Struktural dengan

Penulis menentukan 5 alternatif dari sekian banyak alternatif yang ada, berikut ini merupakan 5 alternatif untuk pemilihan kolektor, bisa dilihat pada tabel. Dalam hal

Mutta sitten, kun ensimmäisten seminaarien jälkeen meidän signaali oli kuitenkin aika voi- makas, että ei, me hankitaan sitä dataa ja me hankitaan sitä dataa

Berdasarkan hasil penelitian dari observasi yang dikerjakan pada 9 ruas jalan daerah rawan kecelakan,faktor manusia penyebab terjadinya kecelakaan pada 9 ruas

Penulisan penelitian ini bagian pertama berisi pendahuluan diawali dengan latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, signifikasi penelitian, metodologi penelitian,