• Tidak ada hasil yang ditemukan

GEJALA DAN PENYEBAB PENYAKIT BUSUK PANGKAL BATANG (Ganoderma boninense) PADA TANAMAN KELAPA SAWIT TUGAS AKHIR. Oleh : FLORA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "GEJALA DAN PENYEBAB PENYAKIT BUSUK PANGKAL BATANG (Ganoderma boninense) PADA TANAMAN KELAPA SAWIT TUGAS AKHIR. Oleh : FLORA"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

i

GEJALA DAN PENYEBAB PENYAKIT BUSUK PANGKAL BATANG (Ganoderma boninense) PADA TANAMAN

KELAPA SAWIT

TUGAS AKHIR

Oleh : FLORA 1522040298

PROGRAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN JURUSAN BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN

POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI PANGKEP

2018

(2)

ii

(3)

iii

(4)

iv

PERNYATAAN

Dengan ini penyusun menyatakan bahwa segala pernyataan dalam tugas akhir ini yang berjudul Gejala Dan Penyebab Penyakit Busuk Pangkal Batang (Ganoderma boninense) Pada Tanaman Kelapa Sawit adalah karya saya sendiri dan belum pernah diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi lainnya.

Sumber informasi yang dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak dterbitkan dari penulis lain, telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam bentukdaftar pustaka dibagian akhir laporan tugas akhir ini.

Pangkep, Juni 2018 Yang Menyatakan,

Flora

(5)

v

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa, atas segala rahmat dan karunia-Nya maka laporan Tugas Akhir ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Dalam kegiatan penyelesaian laporan TA ini penulis mendapat banyak bantuan dari berbagai pihak yang tentunya bantuan itu sangat berarti bagi penyusun. Oleh karena itu penyusun mengucapkan terima kasih terutama kepada kedua orang tua serta segenap keluarga yang telah memberikan bantuan baik berupa material serta spiritual hingga penulis dapat menyelesaikan kegiatan Tugas Akhir hingga penyusunan laporan. Melalui kesempatan ini, penyusun juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Nildayanti, SP., M.Si dan Syatrawati, SP, M.P, selaku dosen pembimbing I dan pembimbing II

2. Dr. Junaedi, SP., M.Si selaku Ketua Jurusan Budidaya Tanaman Perkebunan Politeknik Pertanian Negeri Pangkep.

3. Dr. Ir. Darmawan, M.P selaku Direktur Politeknik Pertanian Negeri Pangkep.

4. PT Karunia Alam Makmur yang telah memberikan kesempatan untuk melaksanakan Tugas Akhir di perkebunan-Nya.

Pangkep, 30 April 2018

Penyusun

(6)

vi DAFTAR ISI

Hal.

HALAMAN JUDUL ...i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN PENGUJI... iii

PERNYATAAN ...iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ...vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ...ix

ABSTRAK ... x

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Tujuan dan Kegunaan ... 2

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biologi Penyakit Busuk Pangkal Batang (Ganoderma spp) ... 3

2.2 Siklus Hidup Ganoderma ... 4

2.3 Gejala serangan Ganoderma... 5

III. METEDOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat ... 7

3.2 Alat dan Bahan ... 7

3.3 Metode Pelaksanaan ... 7

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Sejarah Perusahaan ... 9

4.2 Keadaan Lokasi ... 10 V. HASIL DAN PEMBAHASAN

(7)

vii

5.1 Hasil ... 11

5.2 Pembahasan ... 12

VI. KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan ... 15

6.2 Saran ... 15

DAFTAR PUSTAKA ... 16

LAMPIRAN ... 17

RIWAYAT HIDUP ... 21

(8)

viii

DAFTAR TABEL

Hal.

Tabel 3.1. Klasifikasi Tingkat Kerusakan Penyakit Busuk Pangkal Batang ... ...8 Tabel 5.1. Gejala Serangan Penyakit Busuk Pangkal Batang (BPB) Pada

Tanaman Kelapa Sawit...11

(9)

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Hal.

Lampiran 1. Foto Gejala Penyakit Busuk Pangkal Batang pada Tanaman

Kelapa Sawit ... 18 Lampiran 2. Foto Adanya Jamur Ganoderma Boninense Pada Pangkal

Batang Kelapa Sawit ...

...20

(10)

x ABSTRAK

Flora. 1522040298. Gejala Dan Penyebab Penyakit Busuk Pangkal Batang (Ganoderma boninense) Pada Tanaman Kelapa Sawit. Dibimbing oleh Nildayanti dan Syatrawati.

Pengamatan ini bertujuan untuk mengetahui gejala penyakit Busuk Pangkal Batang (BPB) pada tanaman kelapa sawit dan juga bertujuan untuk mengetahui penyebab penyakit busuk pangkal batang pada tanaman kelapa sawit.

Metode pelaksanaan yang digunakan yaitu metode observasi, metode Observasi ini merupakan bentuk pengumpulan data yaitu dengan cara melihat secara langsung dilapangan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Intensitas serangan penyakit busuk pangkal batang pada tanaman yang menunjukkan adanya daun tombak yang tidak membuka dan lebih kecil pada luasan lahan 10 Ha yaitu 9 pohon, daun berwarna hijau pudar (pucat) yaitu 36 pohon dan daun berwarna kekuningan 78 pohon. Pada pengamatan ini jumlah tanaman yang meiliki gejala serangan penyakit busuk pangkal batang yaitu 123 pohon dari luasan lahan 10 Ha dengan jumlah tanaman 1,360.

Kata kunci : Ganoderma spp, busuk pangkal batang, kelapa sawit.

(11)

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) merupakan salah satu komoditi hasil perkebunan yang mempunyai peran cukup penting dalam kegiatan perekonomian di Indonesia. Kelapa sawit juga salah satu komoditi ekspor Indonesia yang cukup penting sebagai penghasil devisa negara sesudah minyak dan gas. Indonesia merupakan Negara produsen dan eksportir kelapa sawit terbesar dunia. Selain peluang ekspor yang semakin terbuka, pasar minyak sawit dan minyak inti sawit di dalam negeri masih cukup besar. Pasar potensial yang akan menyerap pemasaran minyak sawit (CPO) dan minyak inti sawit (PKO) adalah industri fraksinasi/ranifasi (terutama industri minyak goreng), lemak khusus (cocoa butter substitute),margarine/shortening,oleochemical dan sabun mandi (Badan Pusat Statistik, 2014).

Pertumbuhan kelapa sawit tidak terlepas dari serangan penyakit. Salah satu penyakit yang menyerang adalah penyakit Busuk Pangkal Batang (BPB) (Semangun, 2013). Saat ini penyakit busuk pangkal batang merupakan penyakit yang penting, terutama pada kebun-kebun kelapa sawit yang telah mengalami peremajaan (Susanto et al., 2015).

Penyebab penyakit BPB adalah Ganoderma boninense yang merupakan cendawan patogen tular tanah. Patogen ini tidak hanya menyerang tanaman tua, tetapi juga yang masih muda. Saat ini, laju infeksi penyakit BPB berjalan semakin cepat, terutama pada tanah dengan tekstur berpasir (Susanto, et al., 2013).

(12)

2

Penyakit busuk pangkal batang (BPB) yang disebabkan oleh G. boninense bukanlah penyakit baru pada tanaman kelapa sawit dan palem-paleman lainnya.

Sejak tahun 1915, penyakit ini sudah dilaporkan menyerang kelapa sawit di Republik Kongo, Afrika Barat. Lima belas tahun kemudian dilaporkan menyerang kelapa sawit yang berumur 25 tahunan di Malaysia. Semakin berkembangnya perkebunan kelapa sawit pada tahun 1960-an, serangan BPB semakin meningkat dengan menyerang kelapa sawit yang berumur lebih muda (10-15 tahun). Penyakit BPB dapat menyebabkan kehilangan hasil secara langsung terhadap minyak sawit dan penurunan bobot tandan buah segar (Susanto et al., 2014).

Berdasarkan uraian diatas maka dilakukan pengamatan gejala dan tanda penyakit busuk pangkal batang pada tanaman kelapa sawit.

1.2 Tujuan Penelitian

Pengamatan ini bertujuan untuk mengetahui gejala penyakit busuk pangkal batang dan penyebabnya, serta intensitas seragan penyakit busuk pangkal batang tanaman kelapa sawit.

(13)

3

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Biologi Penyakit Busuk Pangkal Batang (Ganoderma spp) Kingdom : Myceteae

Fylum : Basidiomycota Divisio : Eumycophyta Class : Basidiomycetes Ordo : Aphyllophorales Famili : Ganodermataceae Genus : Ganoderma Spesies : Ganoderma spp

Basidiokarp yang dibentuk awalnya berukuran kecil, bulat, berwarna putih, dengan pertumbuhan yang cepat hingga membentuk basidiokarp dewasa yang memiliki bentuk, ukuran, dan warna yang variatif. Umumnya basidiokarp berkembang sedikit di atas dan mengelilingi bagian pangkal batang yang sakit.

Ukuran basidiokarp yang bertambah besar menunjukkan perkembangan penyakit semakin lanjut dan akhirnya menyebabkan kematian pada tanaman (Ariffin, 2014).

Basidiokarp yang dibentuk seringkali berdekatan, bersambungan, dan saling menutupi sehingga menjadi suatu susunan yang besar. Bagian atas permukaan basidiokarp memiliki warna yang bervariasi, coklat muda hingga coklat tua, tampak mengkilap khususnya pada basidiokarp muda, memiliki zona- zona, dan kurang rata. Permukaan bawah basidiokarp berwarna putih pucat,

(14)

4

memiliki lapisan pori yang merupakan tempat pembentukan basidium dan basidiospora (Semangun, 2013).

2.2 Siklus Hidup Ganoderma

Ganoderma merupakan cendawan Basidiomycota yang bersifat tular tanah

dan sebagai penyebab utama penyakit akar putih pada tanaman berkayu dengan menguraikan lignin. Sebagian besar siklus Ganoderma ada didalam tanah atau jaringan tanaman. Penularan penyakit busuk pangkal batang melalui tiga cara, yaitu kontak akar tanaman dengan sumber inokulum Ganoderma, udara dengan basidiospora, dan inokulum sekunder berupa tunggul tanaman atau inang alternatif (Susanto, 2013).

Ganoderma menghasilkan sporamelalui struktur pembiakan yang disebut

basidium. Basidiospora dihasilkan setelah plasmogami, kariogami dan meiosis.

Kariogami dan meiosis berlaku dalam basidium dan empat basiodiospora dihasilkan pada setiap basidium (Jing, 2015).

Penularan penyakit BPB terutama terjadi melalui kontak akar tanaman sehat dengan sumber inokulum yang dapat berupa sisa - sisa tanaman atau akar yang sakit. Kemudian tunggul yang membusuk yang mengandung banyak hara dan kelembaban tinggi. Agar dapat menginfeksi akar tanaman sehat, cendawan harus mempunyai bekal makanan (food base) yang cukup (Semangun, 2013).

Basidiospora yang dihasilkan tubuh buah tidak dapat menyebabkan terjadinya infeksi langsung pada tanaman kelapa sawit sehat, tetapi mempunyai kemampuan saprofitik untuk mengkoloni substrat dan membangun inokulum yang berpotensi untuk menginfeksi tanaman sehat (Paterson, 2015).

(15)

5

Umur tanaman yang semakin dewasa, akan membuat sistem perakarannya semakin panjang sehingga tingkat probabilitas terjadinya inokulasi dengan inokulum semakin tinggi(Susanto, 2014).

2.3 Gejala serangan Ganoderma

Penyakit busuk pangkal batang (BPB) yang disebabkan oleh Ganoderma merupakan penyakit yang penting dalam industri kelapa sawit (Flood et al., 2000).

Umumnya, gejala dari BPB akan terlihat setelah 6 sampai 12 bulan setelah infeksi. Pangkal batang kelapa sawit yang terinfeksi akan membusuk sehingga akan tumbang sebelum masa produktif berakhir. Pada daerah endemik, penyakit ini dapat menyerang tanaman dengan umur dua tahun. Penyebab penyakit BPB kelapa sawit di beberapa negara dilaporkan berbeda-beda, yaitu beberapa spesies Ganoderma saprofitik dari kelompok Basidiomycota (Breton, 2012).

Gejala serangan penyakit pada daun bibit kelapa sawit terjadi setelah munculnya tubuh buah pada bulan pertama, sebagian besar bibit menunjukkan pertumbuhan tubuh buah pada pangkal batang yang diikuti dengan nekrosis (kematian jaringan) pada pertulangan daun akibat kurangnya unsur hara yang diangkut dari akar menuju daun, sehingga proses fotosintesis, sintesis klorofil, transfer asimilat terganggu, dan dapat menyebabkan kematian pada bibit kelapa sawit (Susanto et al., 2013).

Pada beberapa serangan jamur Ganoderma pada akar tanaman seperti ditemukan adanya beberapa tubuh buah yang menandakan gejala busuk akar.

Gejala serangan yang menimbulkan gejala busuk akar pada umumnya mempunyai ciri yaitu adanya rhizomorf pada permukaan akar. Pada serangan awal akar yang

(16)

6

menunjukkan gejala busuk akar akan diselimuti oleh miselium atau rhizomorf berwarna putih kemudian pada pertumbuhan selanjutnya rhizomorf akan berubah warna. Rhizomorf ini merupakan bentuk adaptasi miselium jamur terhadap kondisi lingkungan yang ada(Puspitasariet, 2014).

Secara umum, pada tanaman muda daun pada pelepah tua berwarna kekuningan, kadangkala di pucuk daun menjadi kering atau nekrotik. Akhirnya seluruh daun dan pelepah menjadi layu dan kering. Tanaman yang terserang menunjukkan pertumbuhan yang lemah dan terhambat pertumbuhannya (Ariffin, 2013).

Miselium jamur menyerang tanaman dengan cara mendegradasi lignin dan selulosa. Proses pendegradasi lignin dan selulosa pada serangan lanjut dapat menyebabkan pelapukan kayu dan akar. Adanya miselium jamur didalam bagian kayu menyebabkan kondisinya mudah terurai dan lapuk (Puspitasari, 2014).

(17)

7

III. METEDOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat

Pengamatan ini dilaksanakan pada Maret 2018, yang bertempat di perusahaan perkebunan kelapa sawit PT Karunia Alam Makmur (PT KAM) Desa Winangabino, Kecamatan Mamosalato, Kabupaten Morowali Utara, Provinsi Sulawesi Tengah.

3.2 Alat dan Baban

Alat yang di gunakan yaitu kamera dan alat tulis menulis sedangkan bahan yang digunakan yaitu tanaman kelapa sawit di perusahaan perkebunan kelapa sawit PT Karunia Alam Makmur.

3.3 Metode Pelaksanaan

Metode pelaksanaan berupa kegiatan observasi. Melihat secara langsung pada gejala dan tanda peyakit busuk pangkal batang serta menghitung intesitas serangan penyakit pada pertanaman. Pengamatan di lakukan pada blok J 837 dengan luasan lahan 18,8 Ha dan jumlah tanaman 2,556.8 pohon. Akan tetapi pengamatan yang penyusun lakukan hanya mengambil luasan lahan 10 Ha dari luasan lahan blok J 837 tersebut dengan jumlah tanaman 1,360 pohon.

Perhitungan intensitas serangan penyakit dengan menggunakan rumus :

I

= Jumlah X

Jumlah Y

× 100% = ⋯ %

Dimana :

I = Intensitas Serangan

Jumlah X = jumlah pokok yang terserang

Jumlah Y = jumlah seluruh pokok sampel dalam blok (ha)

(18)

8 (Kartika, 2015)

Penentuan tingkat intensitas serangan penyakit busuk pangkal batang (Ganoderma sp.) menurut Herliyana, dkk., (2013), dilakukan dengan melihat bagian tanaman yang mengalami kerusakan dan berpedoman pada klasifikasi tingkat kerusakan penyakit busuk pangkal batang seperti yang tersaji pada Tabel 1 berikut ini.

Tabel 3.1. Klasifikasi Tingkat Kerusakan Penyakit Busuk Pangkal Batang

Tingkat Kerusakan Tanda Kerusakan yang terlihat Nilai Sehat

Ringan Sedang Berat

Sangat Berat/ Mati

Kerusakan ≤ 5%

Kerusakan antara >5% - 25%

Kerusakan >25% - 50%

Kerusakan > 50% - 75%

Kerusakan > 75% - 100%

0 1 2 3 4

Referensi

Dokumen terkait

Aktivitas antibakteri pada kitosan terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus dengan derajat deasetilasi berbeda, memperlihatkan DD 93% lebih besar membentuk zona

Bisa dikatakan bahwa karakter bangunan kolonial dengan fungsi rumah tinggal di jalan gajahmada Kota Tegal ini memiliki karakter adanya gevel atau bentuk

Morfologi bentuk kota bandar mengalami penyurutan akibat proses geomorfologi alam pantai dan secara drastis terjadi perubahan orientasi dan aksesibilitas 41. Hal ini

Dari kasus ekonomi di atas dapat kita pahami bahwasannya penyebab melambatnya pengetasan kemiskinan di Indonesia saat ini walau dalam keadaan ekonomi tumbuh

Daerah lain yang mempunyai peran cukup besar di dalam menciptakan PDRB Jawa Timur selain Kota Surabaya adalah Kabupaten Sidoarjo, Kota Kediri, Kabupaten Gresik, dan

Proses Belajar Mengajar Pada SMP IT Rohmatul Ummah Kudus” telah dilaksanakan dengan tujuan merancang suatu sistem informasi pengolahan sistem penilaian berbasis komputer

Menimbang : bahwa dalam rangka menjamin kelancaran, efesiensi dan efektivitas serta untuk mewujudkan tertib administrasi pelaksanaan ketentuan Peraturan Menteri