• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERSEPSI PESERTA DIDIK TENTANG KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU BK DIKELAS XII SMA NEGERI 4 KOTA SOLOK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PERSEPSI PESERTA DIDIK TENTANG KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU BK DIKELAS XII SMA NEGERI 4 KOTA SOLOK"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

ISSN: 2721-3838, DOI: 10.30596/jcositte.v1i1.xxxx  1

PERSEPSI PESERTA DIDIK TENTANG KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU BK DIKELAS XII

SMA NEGERI 4 KOTA SOLOK

Annisa Kurnia Wulandari1, Fitria Kasih2, Suryadi3

1,2,3Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat

ABSTRACT

Penelitian ini bertujuan: 1) Persepsi peserta didik tentang kompetensi pedagogik guru BK ditinjau dari sisi memahami peserta didik. 2) Persepsi peserta didik tentang kompetensi pedagogik guru BK ditinjau dari sisi merancang pelayanan. 3) Persepsi peserta didik tentang kompetensi pedagogik guru BK ditinjau dari sisi melaksnakan layanan. 4) Persepsi peserta didik tentang kompetensi pedagogik guru BK ditinjau dari sisi merancang dan melaksanakan evaluasi layanan. 5) Persepsi peserta didik tentang kompetensi pedagogik guru BK ditinjau dari sisi mengaktualisasi potensi peserta didik.Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Populasi penelitian adalah 229 peserta didik yang dipilih dengan teknik propotional random sampling dengan 146 partisipan. Instrumen yang digunakan yaitu angket. Data dianalisismenggunakan rumus persentase.Berdasarkan hasil penelitian tentang persepsi peserta didik tentang kompetensi pedagogik guru BK di kelas XII SMA Negeri 4 Kota Solok dappat disimpulkan sebagai berikut: 1) Persepsi peserta didik tentang kompetensi pedagogik guru BK ditinjau dari sisi memahami peserta didik berada pada kategori cukup baik. 2) Persepsi peserta didik tentang kompetensi pedagogik guru BK ditinjau dari sisi merancang pelayanan berada pada kategori cukup baik. 3) Persepsi peserta didik tentang kompetensi pedagogik guru BK ditinjau dari sisi melaksnakan layanan berada pada kategori cukup baik. 4) Persepsi peserta didik tentang kompetensi pedagogik guru BK ditinjau dari sisi merancang dan melaksanakan evaluasi layanan berada pada kategori cukup baik. 5) Persepsi peserta didik tentang kompetensi pedagogik guru BK ditinjau dari sisi mengaktualisasi potensi peserta didik berada pada kategori cukup baik.Hasil penelitian ini merekomendasikan agar guru BK meningkatkan kemampuan pedagogik sehingga terlaksananya layanan bimbingan dan konseling yang sesuai dengan Standar Operasional Prosedur.

Keyword: Persepsi, Kompetensi, Peadegogik Corresponding Author:

Annisa Kurnia Wulandari STKIP PGRI Sumatera Barat

Email: anisawulandari6969@gmail.com

1. PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan salah satu usaha yang bertujuan untuk pengembangan bangsa.

Pengembangan bangsa akan dapat diwujudkan secara nyata dengan usaha menciptakan ketahanan nasional dalam rangka mencapai cita-cita bangsa. Kedudukan pendidikan diharapkan menjadi arah tercapainya peningkatan kualitas sumber daya manusia yang mampu menghasilkan manusia yang beriman dan bertaqwa, berbudi pekerti yang luhur, berkepribadian mandiri, cerdas, kreatif, terampil dan keertos kerja yang tinggi.

Menurut UU No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untukmewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang di perlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

(2)

Menurut Mudyhardjo (2013:3) pendidikan adalah hidup. Pendidikan segala pengalamam belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup. Pendidikan adalah segala situasi hidup yang mempengaruhi individu. Lingkup pengetahuan dan keterampilan yang dapat diberikan oleh guru pun terbatas oleh kalender kerja, di samping pengetahuan guru sendiriyang tidak tanpa batas. Pada saat persyaratan kerja semakin ketat, tuntutan akan profesionalisme dalam bekerja menjadi keniscayaan.

Menurut Sagala (2009:149) guru adalah “Tenaga kependidikan dan tenaga pengajar, yang harus memiliki kemampuan profesional dalam proses belajar mengajar atau pembelajaran, sehingga guru dapat melakukan peranya sesuai standar kinerja guru sebagai tenaga profesional dan berkualitas” .

Selanjutnya Wahyudi (2012:14) guru sebagai pendidik tidak hanya sebagai penyalur dan pemindah kebudayaan bangsa kepada generasi penerus, akan tetapi lebih dari itu yaitu Pembina mental, membentuk moral dan membangun kepribadian yang baik dan integral, sehingga keberadaanya kelak berguna bagi nusa dan bangsa. Guru dalam proses pembangunan dalam menduduki tempat yang maha penting apalagi bagi suatu bangsa yang sedang berkembang atau pembangun,terutama untuk keberlangsungnya kehidupan bangsa di tengah-tengah lintasan perjalanan zaman dengan adanya pergeseran nilai-nilai yang cenderung memberikan nuansa kehidupan yang baru.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa guru adalah seseorang tenaga kependidik, yang harus memiliki kemampuan profesional dalam proses belajar mengajar dan menghasilkan peserta didik yang berkualitas .

Selanjutnya Wahyudi (2012 :21), kompetensi merupakan suatu hal yang tidak bias dipisahkan dari kegiatan pendidikan dan pengajaran. Kemampuan guru dalam menciptakan suasana komunikasi yang edukatif mencangkup segi kognitif, seperti penguasaan bahan, sikap afektif, seperti mencintai profesinya dan segi psikomotorik seperti keterampilan mengelola kelas, menilai hasil belajar dan lain-lain. Pengertian kompetensi adalah pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak secara konsisten dan terus–menerus yang memungkinkan seseorang itu menjadi kompeten, dalam arti memiliki pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai dasar untuk melakukan sesuatu.

Seseorang bisa dikatakan sebagai guru BK yang berkompeten jika telah menyelesaikan pendidikan akademik strata satu (S-1) program studi bimbingan dan konseling dan program pendidikan profesi konselor dari perguruan tinggi penyelenggara program pengadaan tenaga pendidikan yang terakreditas ( Pemerdiknas No. 27 2008 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Konselor). Selain menempuh pendidikan akademik dan mengikuti pendidikan profesi, guru BK yang profesional juga harus memiliki empat kompetensi dasar, yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi sosial, dan kompetensi kepribadian.

Keberadaan konselor dalam sistem pendidikan nasional dinyatakan sebgai salah satu kualifikasi pendidik, sejajar dengan kualifikasi guru, dosen, pamong belajar, tutor, widyaiswara, fasilator, dan indtruktur (UU No.20 Tahun 2003 Pasal 1 ayat 6).masing-masing kualifikasi pendidik,termasuk konselor, memiliki konteks tugas dan ekspektasi kinerja. Standar kulifikasi akademik dan kompetensi konselor dikembangkan dan dirumuskan atas dasar kerangka pikir yang menegaskan konteks tugas dan ekspektasi kinerja konselor.Unjuk kerja konselor sangat mempengaruhi oleh kualitas penguasaan ke empat kompetensi tersebut yang dilandasi oleh sikap, nilai, dan kecenderungan pribadi yang mendukung.

Menurut Pemerdiknas No 27 tahun 2008 tentang standar Kualifikasi Akademik Konselor dinyatakan bahwa kompetensi yang harus dikuasai guru Bimbingan dan Konseling/Konselor mecakup 4 kompetensi yaitu: kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, kompetensi profesional.

Menurut Syaiful Bahri (2002), Peraturan Pemerintah No.Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan kompetensi pedagogik yang harus dikuasai guru meliputi pemahamaan guru terhadap siswa, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan siswa untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya secara rinci, tiap sub kompetensi dijabarkan menjadi indikator esensial sebagai berikut:

1. Memahami siswa secara mendalam, indikator esensial: memahami siswa dengan memnfaatkan prinsip- prinsip perkembangan kognitif, memahami siswa dengan memanfaatkan prinsip-prinsip kepribadian, dan mengidentifikasi bekal ajar awal siswa.

2. Merancang pelayanan, termasuk memahami landasan pendidikan untuk kepentingan pelayanan, dengan indikator esensial: memahami landasan kependidikan , menerapkan teori belajar dan pembelajaran, menentuakn strategi pelayanan berdasarkan karakteristik siswa, menetapkan kompetensi yang ingin dicapai, dan materi , serta menyusun rancangan pelayanan berdasarkan strategi yang dipilih.

3. Melaksanakan pelayanan, dengan indikator esensial:menata latar pembelajaran dan melaksanakan pelayanan yang kondusuif.

4. Merancang dan melakasanakan evaluasi pelayanan dengan indikator esensial: merancang dan melaksanakan evaluasi proses dan hasil pelayanan secara berkesimbungan dengan berbagai metode,

(3)

menganalisis hasil evaluasi proses dan hasil pelayananuntuk menentukan tingkat ketuntasan bimbingan dan memanfaatkan hasil penilian pelayanan untuk perbaikan kualitas program pelayanan secara umum.

5. Mengembangkan siswa untuk mengaktualisasikan berbagai potensinya dengan indikator esensial:

memfasilitasi siswa untuk pengembangan berbagai potensi akademik dan memefasilitasi siswa untuk mengembangkan berbagai potensi non akademik.

Selanjutnya penelitian Nuryovi (2017 Vol.4) hasil penelitian persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik dan kompetensi kepribadian guru diperoleh persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik guru menunjukkan hasil penelitian dalam kriteria baik. Secara rinci, persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik guru dibagi menjadi indikator, yaitu: 1)wawasan kependidikan pada kriteia baik 2) pengelolaan pembelajaran pada kriteria baik, 3)pemanfaatan pembelajaran pada kriteria baik,dan 4) pengembangan peserta didik pada kriteri cukup.

Kompetensi harus dilaksanakan dengan seimbang dan profesional sehingga kebutuhan peserta didik di sekolah bisa terpenuhi dan proses perkembangan mereka bisa berjalan dengan baik. Jika sesorang guru BK telah berhasil mengaktualisaikan kompetensi pedagogik kepada peserta didik , pandangan atas persepsi peserta didik terhadap guru BK akan positif, dan peserta didik tidak akan memandang guru BK sebagai seorang yang suka mengatur, bahkan ada yang manyebut “ polisi sekolah” yang tugasnya memberikan hukuman kepada peserta didik yang melanggar. Guru BK juga harus memberikan pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik, agar mereka mendapatkan manfaat dan dapat melaksanakan tugas perkembangan dengan optimal.

Berdasarkan hasil observasi pada tanggal 13 Agustus 2018 penulis mengenai pelaksanaan layanan bimbingan konseling di SMA Negeri 4 Kota Solok, memang sudah berjalan lancar tetapi belum maksimal karena peserta didik secara keseluruhan masih kurang positif dalam pelayanan bimbingan konseling yang ada di sekolah. Berdasarkan fenomena tersebut bahwa peserta didik kurang positif terhadap guru bimbingan konseling adanya permasalahan bagi guru BK dalam mengaplikasikan kompetensinya ketika pemberian layanan yaitu kinerja guru BK yang telah tersertifikasi belum menunjukan hasil yang baik guru BK yang telah bersertifikasi belum menunjukan kinerja yang baik, Sarana dan prasarana pelayanan yang belum terpenuhi dengan baik, guru BK yang masih kurang menguasai materi pelayanan dengan baik,guru BK yang masih kurang paham tentang kebutuhan peserta didik sehingga peserta didik cenderung tidak termotivasi saat pelayanan guru BK kurang kreatif dalam membuat rancangan pelayanan, guru BK yang kurang memanfaatkan teknologi pelayanan seperti metode, strategi, teknik pelayanan sehingga peserta didik terkesan jenuh, guru BK memilki wawasan yang kurang luas saat melaksanakan layanan.

Kemudian hasilwawancara yang dilakukan penulis dengan guru BK di SMA Negeri 4 Kota Solok pada tanggal 4 September 2018, peneliti temukan adanya peserta didik yang sulit berkonsentrasi saat pelayanan, adanya peserta didik yang tidur saat guru menerangkan pelayanan, adanya peserta didik yang jenuh ketika mengikuti pelayanan, adanya peserta didik yang kurang aktif saat pelayanan, adanya guru yang tidak peduli dengan suasana kelas saat belajar, adanya guru yang tidak merespon keluhan peserta didik.

Berdasarkan fenomena di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dan melihat bagaimana seorang guru BK menerapkan kompetensi pedagogik dalam sebuah peenelitian dengan judul “Persepsi Peserta Didik tentang Kompetensi Pedagogik Guru BK di Kelas XII SMA Negeri 4 Kota Solok”

2. METODE

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Adapun penelitian deskriptif menurut Sangadji dan Sopiah (2010:41) yaitu Penelitian terhadap fenomena atau populasi tertentu yang diperoleh peneliti dari subjek berupa individu, organisasional, industry, atau perspektif yang lain”.

Martono (2012:17) mengemukakan karakter suatu variabel, kelompok atau gejala sosial yang terjadi di masyarakat”. Kemudian Margono (2010:105) mengemukakan penelitian kuantitatif adalah suatu proses menemukan pengetahuan yang menggunakan data berupa angka sebagai alat menemukan keterangan mengetahui apa yang ingin kita ketahui

3. PEMBAHASAN

Sesuai dengan variable penelitian, dalam deskripsi data hasil penelitian ini dideskripsikan data tentang persepsi peserta didik tentang kompetensi pedagogic guru bk di kelas XII SMA N 4 Kota Solok adalah sebagai berikut:

(4)

1. Memahami Peserta Didik

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan komptensi pedagogik guru BK dilihat dari memahami peserta didik terdapat 6 orang peserta didik (4,11%)berpersepsi guru BK yang memahami peserta didik beradapadakategoriyangsangatbaik,lalu 38 orang peserta didik (26,03%) berpersepsi guru BK yang memahami peserta didik berada pada kategori baik, sebanyak 56 orang peserta didik (38,36%) berpersepsi guru BK yang memahami peserta didik berada pada kategori cukup baik,sebanyak 30 orang peserta didik (20,55%) berpersepsi guru BK yang memahami peserta didik berada pada kategori tidak baik, sebanyak 16 orang peserta didik (10,95%) berpersepsi guru BK yang memahami peserta didik berada pada kategori sangat tidak baik. Jadi , persepsi peserta didik tentang kompetensi pedagogik guru BK di kelas XII SMA Negeri 4 Kota Solok ditinjau dari memahami peserta didik berada pada kategori cukup baik dengan persentase 38,36%.Artinya sebagian besar guru BK memahami peserta didik cukup baik.

2. Merancang Layanan

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan komptensi pedagogik guru BK dilihat dari merancang layanan terdapat 8 orang peserta didik (5,48%)berpersepsi guru BK yang merancang layanan beradapadakategoriyangsangatbaik,lalu 29 orang peserta didik (19,86%) berpersepsi guru BK yang merancang layanan berada pada kategori baik, sebanyak 60 orang peserta didik (41,10%) berpersepsi guru BK yang merancang layanan berada pada kategori cukup baik,sebanyak 31 orang peserta didik (21,23%) berpersepsi guru BK yang merancang layanan berada pada kategori tidak baik, sebanyak 18 orang peserta didik (12,33%) berpersepsi guru BK yang merancang layanan berada pada kategori sangat tidak baik. Jadi, persepsi peserta didik tentang kompetensi pedagogik guru BK di kelas XII SMA Negeri 4 Kota Solok ditinjau dari merancang layanan berada pada kategori cukup baik dengan persentase 41,10%. Artinya sebagian besar guru BK merancang layanan cukup baik.

3. Melaksanakan Layanan

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan komptensi pedagogiik guru BK dilihat dari melaksanakan layanan terdapat 12 orang peserta didik (8,22%)berpersepsi guru BK yang melaksanakan layanan beradapadakategoriyangsangatbaik,lalu 28 orang peserta didik (19,18%) berpersepsi guru BK yang melaksanakan layanan berada pada kategori baik, sebanyak 89 orang peserta didik (60,96%) berpersepsi guru BK yang melaksanakan layanan berada pada kategori cukup baik,sebanyak 16 orang peserta didik (10,96%) berpersepsi guru BK yang melaksanakan layanan berada pada kategori tidak baik, sebanyak 1 orang peserta didik (0,86%) berpersepsi guru BK yang melaksanakan layanan berada pada kategori sangat tidak baik. Jadi, persepsi peserta didik tentang kompetensi pedagogik guru BK di kelas XII SMA Negeri 4 Kota Solok ditinjau dari melaksanakan layanan berada pada kategori cukup baik dengan persentase 60,96%.

Artinya sebagian besar guru BK melaksanakan layanan cukup baik.

4. Evaluasi Layanan

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan komptensi pedagogik guru BK dilihat dari mengevaluasi layanan terdapat 7 orang peserta didik (4,80%)berpersepsi guru BK yang mengevaluasi layanan beradapadakategoriyangsangatbaik,lalu 49 orang peserta didik (33,56%) berpersepsi guru BK yang mengevaluasi layanan berada pada kategori baik, sebanyak 63 orang peserta didik (43,15%) berpersepsi guru BK yang mengevaluasi layanan berada pada kategori cukup baik,sebanyak 19 orang peserta didik (13,01%) berpersepsi guru BK yang mengevaluasi layanan berada pada kategori tidak baik, sebanyak 8 orang peserta didik (5,48%) berpersepsi guru BK yang mengevaluasi layanan berada pada kategori sangat tidak baik.Jadi, persepsi peserta didik tentang kompetensi pedagogik guru BK di kelas XII SMA Negeri 4 Kota Solok ditinjau dari melaksanakan layanan berada pada kategori cukup baik dengan persentase 43,15%.

Artinya sebagian besar guru BK mengevaluasi layanan cukup baik.

5. Mengaktualisasi Potensi Peserta Didik

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan komptensi pedagogik guru BK dilihat dari mengaktualisasi potensi peserta didik terdapat 12 orang peserta didik (8,21%)berpersepsi guru BK yang mengaktualisasi potensi peserta didik beradapadakategoriyangsangatbaik,lalu 22 orang peserta didik (15,07%) berpersepsi guru BK yang mengaktualisasi potensi peserta didik berada pada kategori baik, sebanyak 66 orang peserta didik (45,21%) berpersepsi guru BK yang mengaktualisasi potensi peserta didik berada pada kategori cukup baik,sebanyak 28 orang peserta didik (19,18%) berpersepsi guru BK yang mengaktualisasi potensi peserta didik berada pada kategori tidak baik, sebanyak 18 orang peserta didik (12,33%) berpersepsi guru BK yang mengaktualisasi potensi peserta didik berada pada kategori sangat tidak baik.Jadi, persepsi peserta didik tentang kompetensi pedagogik guru BK di kelas XII SMA Negeri 4 Kota Solok ditinjau dari melaksanakan layanan berada pada kategori cukup baik dengan persentase 45,19%.Artinya sebagian besar guru BK mengaktualisasikan potensi peserta didik cukup baik

(5)

4. KESIMPULAN

Berdsarkan hasil penelitian tentang persepsi peserta didiik tentang kompetensi pedagogik Guru BK di SMA Negeri 4 Kota Solok dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Persepsi peserta didik tentang kompetensi pedagogik guru BK ditinjau dari sisi memahami peserta didik berada pada kategori cukup baik.

2. Persepsi peserta didik tentang kompetensi pedagogik guru BK ditinjau dari merancang pelayanan berada pada kategori cukup baik.

3. Persepsi peserta didik tentang kompetensi pedagogik guru BK ditinjau dari melaksanakan layanan berada pada kategori cukup baik.

4. Persepsi peserta didik tentang kompetensi pedagogik guru BK ditinjau dari merancang dan melakasanakan evaluasi layanan berada pada kategori cukup baik.

5. Persepsi peserta didik tentang kompetensi pedagogik guru BK ditinjau dari mengaktualisasikan berbagai potensinya peserta didik berada pada kategori cukup baik.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu. 2007. Psikologi Sosial. Jakarta: Selemba Humanika.

Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta Bungin, Burhan. 2005. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana Prenada Group.

Habibullah, Achmad. 2012. Kompetensi Pedagogik Guru. Juranl Edukasi. 10. 362-337.

Hamalik,Oemar. 1992 Psikologi Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru.

Jamal Ma’rur Asmani.2004. Urgensi 7 Kompetensi Profesional.

Kementrian Pendidikan Nasiona. Direktorat Jendral Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan.

2010. Pedoman Pelaksanaan Penilaian Kinerja Guru. Jakarta. Bermutuprofesi.org.

Khairunnisa, Yulia. 2003. Hubungan Persepsi Tentang Kompetensi Pedagogik Guru Pkn Dengan Prestasi Belajar.Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan (Nomor 9).Hlm.703.

Margono.2010. Metedologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka cipta.

Musfah,Jejen. 2011. Peningkatan Kompetensi Guru: Melalui Pelatihan Dan Sumber Belajar Teori Dan Praktik.Jakarta:Prenada Media Group.Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan.

Permendiknas No. 27 Tahun 2008 Tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Konselor.

Prayitno dan Erman Amti. 2004. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta:Rinekacipta.

Riduwan. 2010. Belajar Mudah Penelitian. Bandung :UNP Pres.

Riduwan. 2012. Metode dan Teknik Menyusun Proposal Penelitian. Bandung: ALFABETA.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Sobur, Alex. 2003. Psikologi Umum. Bandung: Pustaka Setia.

Sri,Koriyati.Dochi,R.,Erni,Fatmawati.,Ratih,Widya.,Umi,Limayati.(2017). Pengaruh Kompetensi Guru Terhadap Motivasi Belajar Siswa SMK Negeri Juurusan TKJ Se-Kota Pontianak.(Jurnal). 6(1).

Sudjana, Nana. 2012. Penilian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Saidah. (2016). Pengantar Pendidikan.Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Suyanto dan Jihad. 2013. Menjadi Guru Profesional.Jakarta:Erlangga.

Sudijiono, Anas. 2014. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pres.

Sugiyono, 2012. Metode dan Teknik Menyusun Proposal Penelitian. Bandung: ALFABETA Wahyudi,Imam. 2012. Mengejar Profesionalisme Guru. Jakarta: Prestasi Pustakaraya.

Yusuf, A Muri. 2007. Metodelogi Penelitian. Padang: UNP Pres.

Referensi

Dokumen terkait

Perhitungan ini digunakan untuk mengetahui besar beban organik dari air limbah yang masuk ke dalam Boezem Morokrembangan bagian selatan yang akan mengalami proses

6 Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas menurut Propinsi, Kondisi Kesehatan (Hambatan yang Dihadapi dalam Pergaulan atau Melibatkan Diri dalam Kegiatan Masyarakat) selama

Latar Belakang: Harga diri tidak terbentuk dari lahir, tetapi dipelajari dari pengalaman unik seseorang dalam dirinya sendiri, dengan orang terdekat, dan dengan

[r]

Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Wijaya (2004) bahwa salah satu fitoplankton menguntungkan yang diharapkan tumbuh pada tambak yaitu kelas

Selain itu untuk meningkatkan kinerja yang maksimal perlu diberikan reward yang terus meningkat dari waktu ke waktu, serta menciptakan suasana yang menyenangkan

Dengan mengam- bil kasus pengembangan pariwisata alam di Taman Nasional Bali Barat, artikel ini akan mengulas tantangan pengembangan pariwisata di daerah pinggiran

Memenuhi Tersedia Tanda Daftar Perusahaan (TDP) CV Grand Indo Timber yang diterbitkan oleh instansi berwenang dan masih berlaku sesuai dengan kegiatan usahanyag. NPWP Nomor