• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal saat ini dipandang sangat efektif sebagai sumber pendanaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal saat ini dipandang sangat efektif sebagai sumber pendanaan"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

1 A. Latar Belakang

Pasar modal saat ini dipandang sangat efektif sebagai sumber pendanaan jangka panjang. Setiap perusahaan akan berusaha sebaik mungkin membuat para investor untuk berinvestasi di perusahaan mereka. Syarat utama yang diinginkan oleh para investor untuk bersedia menyalurkan dananya melalui pasar modal adalah perasaan aman akan investasinya karena sekarang ini banyak beredar isu- isu yang menerpa perusahaan-perusahaan yang telah ada. Para investor tersebut akan bersedia melakukan investasi pada suatu perusahaan ketika perusahaan tersebut bisa memberikan keuntungan (return) yang sesuai atas investasi yang telah ditanamkan. Penilaian investor terhadap suatu saham perusahaan diantaranya memperhatikan kinerja perusahaan yang menerbitkan saham. Kinerja yang buruk ditambah dengan adanya isu-isu yang beredar tersebut membuat harga saham menurun sehingga return sahamnya pun ikut menurun tiap tahunnya. Hal itu dapat dilihat dari rata-rata return saham tiap tahunnya. Pada tahun 2011 sebesar 3,68, di tahun 2012 menurun menjadi sebesar 2,47 dan di tahun 2013 sebesar 0,86. Oleh karena itu, return saham sangat penting bagi perusahaan karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja dari suatu perusahaan, sehingga perusahaan berusaha menjaga dan memperbaiki kinerja yang dapat mempengaruhi return saham agar portofolio saham yang diinvestasikan meningkat.

(2)

2

Untuk memprediksi return saham banyak faktor yang dapat digunakan sebagai parameter, salah satunya adalah informasi keuangan perusahaan. Laporan keuangan merupakan informasi yang penting bagi calon investor, karena dari laporan keuangan inilah dapat diketahui kinerja dari suatu perusahaan. Kinerja adalah ukuran keberhasilan dari setiap bisnis. Berbagai teknik pengukuran kinerja telah dikembangkan untuk memberikan gambaran yang tepat dari setiap bisnis.

Kinerja manajemen dan kegiatan operasional yang baik dapat meningkatkan laba bersih sehingga membuat harga per saham menjadi tinggi. Dalam menanamkan modalnya, investor akan memepertimbangkan dengan sebaik-baiknya ke perusahaan mana akan modal akan ditanamkan. Perusahaan yang dipilih tentu saja perusahaan yang sehat dan menghasilkan kinerja yang baik.

Kineja yang baik menunjukkan bahwa perusahaan dapat meningkatkan kekayaan bagi pemegang sahamnya. Oleh karena itu, pengukuran kinerja perusahaan diperlukan untuk menentukan keberhasilan perusahaan dalam memaksimalkan kekayaan pemegang sahamnya. Artinya, perusahaan berhasil memberikan tingkat pengembalian sebagaimana yang diharapkan investor, yang berupa capital gain dan deviden yield (Zubir, 2010:4).

Analisis keuangan pada dasarnya ingin melihat prospek dan risiko perusahaan. Dari sudut pandang investor, meramalkan masa depan adalah hakikat dari analisis laporan keuangan. Sedangkan dari sudut pandang manajemen, analisis laporan keuangan akan bermanfaat baik untuk membantu mengantisipasi kondisi-kondisi di masa depan maupun yang lebih penting lagi sebagai titik awal melakukan perencanaan langkah-langkah yang akan meningkatkan kinerja

(3)

perusahaan di masa yang akan datang. Secara umum kinerja perusahaan digambarkan dengan adanya perkembangan harga saham perusahaan di pasar modal. Semakin tinggi harga saham suatu perusahaan, maka semakin tinggi pula nilai perusahaan tersebut. Harga saham di pasar modal dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain kinerja perusahaan secara keseluruhan khususnya prospek perusahaan di masa depan serta laba yang dihasilkan. Selain itu, dividen yang dibagikan kepada pemegang saham, suku bunga bank, serta tingkat perubahan harga dianggap cukup berpengaruh.

Investor biasanya melihat kinerja keuangan yang tercermin dari berbagai macam rasio. Rasio-rasio keuangan yang digunakan seperti rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio aktivitas, dan rasio profitabilitas. Salah satu indikator pengukuran kinerja keuangan yang sering digunakan adalah profitabilitas perusahaan. Alat ukur profitabilitas perusahaan yang sering digunakan adalah Return On Assets (ROA) dan Return On Equity (ROE). ROA menggambarkan

kemampuan asset-asset yang dimiliki perusahaan bisa menghasilkan laba (Bringham & Houston, 2010). ROE menggambarkan sejauhmana kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang bisa diperoleh pemegang saham. ROE mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh return bagi investasi yang dilakukan oleh investor, menunjukkan seberapa besar keuntungan yang menjadi hak pemegang saham.

Meskipun telah digunakan secara luas oleh investor sebagai salah satu dasar dalam pengambilan keputusan investasi karena nilainya tercantum dalam laporan keuangan, penggunaan analisis rasio keuangan sebagai alat pengukur

(4)

4

akuntansi konvensional memiliki kelemahan utama, yaitu mengabaikan adanya biaya modal sehingga sulit untuk mengetahui apakah suatu perusahaan telah berhasil menciptakan suatu nilai atau tidak. Untuk mengatasi kelemahan tersebut digunakan Economic Value Added (EVA) yang mencoba mengukur nilai tambah yang dihasilkan suatu perusahaan dengan cara mengurangi laba operasi setelah pajak dengan beban biaya modal, dimana beban biaya modal mencerminkan tingkat risiko perusahaan yang timbul sebagai akibat investasi yang dilakukan.

Beberapa penelitian terdahulu yang meneliti menegenai pengaruh kinerja keuangan terhadap return saham menunjukkan hasil yang kontradiktif. Sulaiman (2008) menggunakan variabel Price Earning Ratio (PER), Price to Book Value (PBV), Current ratio (CR), Asset Turnover Ratio (ATO), Return On Asset (ROA) dan Return On Equity (ROE) sebagai variabel independen untuk menguji pengaruh kinerja keuangan terhadap Return Saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Hasil dari penelitiannya menyimpulkan bahwa secara simultan kinerja keuangan yang diwakili oleh PER, PBV, CR, ATO, ROA dan ROE tidak berpengaruh secara signifikan terhadap return saham.

Lusianti (2009) menguji pengaruh kinerja keuangan perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI diwakili oleh Net Profit Margin (NPM), Current ratio (CR) dan Debt to Equity Ratio (DER) terhadap return saham. Hasil

penelitian menunjukkan tidak adanya pengaruh kinerja keuangan yang diwakili oleh NPM, CR dan DER terhadap return saham. Sehingga masih ada kemungkinan faktor kinerja keuangan lain yang dapat mempengaruhi return

(5)

saham. Dan para investor harus lebih cermat lagi dalam perhitungan pengambilan keputusan investasi.

Mulyadi (2012) menguji pengaruh kinerja keuangan terhadap return saham pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang diwakili oleh Current ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), Asset Turnover Ratio (ATO) dan Price Earning Ratio (PER). Hasil penelitiannya secara simultan kinerja keuangan yang diwakili

oleh CR, DER, ROA, ROE, ATO dan PER menunjukkan tidak adanya pengaruh secara signifikan terhadap return saham. Dan kemungkinan adanya variabel- variabel lain yang tidak diteliti seperti faktor internal maupun eksternal juga dapat berpengaruh terhadap return saham.

Penelitian ini meneliti tentang pengaruh kinerja keuangan terhadap return saham yang nantinya akan diterima oleh investor. Ada beberapa pendapat dari peneliti terdahulu tentang hasil uji pengaruh antara kinerja keuangan dengan return saham yang berbeda pendapat. Perbedaan pendapat dalam penelitian

tersebut menyatakan bahwa ROA dan ROE berpengaruh signifikan terhadap return saham dan ada pula yang berpendapat tidak signifikan. Berdasarkan latar

belakang yang telah diuraikan serta dengan adanya ketidak konsistenan dari hasil penelitian terdahulu tersebut menjadi alasan peneliti untuk melakukan penelitian lebih lanjut pengaruh kinerja keuangan perusahaan tentang terhadap return saham.

Untuk menganalisis pengaruh kinerja keuangan perusahaan manufaktur ini menggunakan rasio keuangan Return On Asset, Return On Equity dan Economic

(6)

6

Value Added yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2011-2013.

Pemilihan tahun penelitian pada periode 2011-2013 dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran keadaan yang sedang terjadi. Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas, maka mengambil judul penelitian Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham pada Industri Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa Eefek Indonesia Tahun 2011-2013.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Apakah kinerja keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang diukur dengan rasio keuangan antara lain Return on Asset (ROA) , Return on Equity (ROE) dan Economic Value Added (EVA) berpengaruh secara simultan dan parsial terhadap Return Saham?

C. Batasan masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, penelitian ini terfokus pada pengaruh kinerja keuangan yang dibatasi oleh rasio keuangan yaitu Return On Asset (ROA) dan Return On Equity (ROE), Serta Economic Value Added (EVA). Dengan objek penelitian industri manufaktur yang listing di Bursa Efek Indonesia dengan periode pengamatan 2011-2013.

(7)

D. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

Untuk mengetahui bagaimana pengaruh ROA, ROE dan EVA terhadap return saham secara parsial dan simultan pada industri manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dalam periode 2011-2013.

E. Manfaat penelitian

a. Sebagai masukan kepada manajemen perusahaan untuk mempertimbangkan nilai kinerja perusahaan khususnya yang telah terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia.

b. Memberi manfaat kepada investor sebagai bahan pertimbangan dalam informasi investasi mengenai hal-hal yang berpengaruh signifikan terhadap return saham melalui kinerja perusahaan sehingga dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam menanam modalnya di perusahaan yang go public.

c. Menambah referensi penelitian pasar modal, khususnya penelitian yang menyangkut ROA, ROE, dan EVA.

(8)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pasar modal saat ini dipandang sangat efektif sebagai sumber pendanaan jangka panjang. Setiap perusahaan akan berusaha sebaik mungkin membuat para investor untuk berinvestasi di perusahaan mereka. Syarat utama yang diinginkan oleh para investor untuk bersedia menyalurkan dananya melalui pasar modal adalah perasaan aman akan investasinya karena sekarang ini banyak beredar isu- isu yang menerpa perusahaan-perusahaan yang telah ada. Para investor tersebut akan bersedia melakukan investasi pada suatu perusahaan ketika perusahaan tersebut bisa memberikan keuntungan (return) yang sesuai atas investasi yang telah ditanamkan. Penilaian investor terhadap suatu saham perusahaan diantaranya memperhatikan kinerja perusahaan yang menerbitkan saham. Kinerja yang buruk ditambah dengan adanya isu-isu yang beredar tersebut membuat harga saham menurun sehingga return sahamnya pun ikut menurun tiap tahunnya. Hal itu dapat dilihat dari rata-rata return saham tiap tahunnya. Pada tahun 2011 sebesar 3,68, di tahun 2012 menurun menjadi sebesar 2,47 dan di tahun 2013 sebesar 0,86. Oleh karena itu, return saham sangat penting bagi perusahaan karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja dari suatu perusahaan, sehingga perusahaan berusaha menjaga dan memperbaiki kinerja yang dapat mempengaruhi return saham agar portofolio saham yang diinvestasikan meningkat.

(9)

Untuk memprediksi return saham banyak faktor yang dapat digunakan sebagai parameter, salah satunya adalah informasi keuangan perusahaan. Laporan keuangan merupakan informasi yang penting bagi calon investor, karena dari laporan keuangan inilah dapat diketahui kinerja dari suatu perusahaan. Kinerja adalah ukuran keberhasilan dari setiap bisnis. Berbagai teknik pengukuran kinerja telah dikembangkan untuk memberikan gambaran yang tepat dari setiap bisnis.

Kinerja manajemen dan kegiatan operasional yang baik dapat meningkatkan laba bersih sehingga membuat harga per saham menjadi tinggi. Dalam menanamkan modalnya, investor akan memepertimbangkan dengan sebaik-baiknya ke perusahaan mana akan modal akan ditanamkan. Perusahaan yang dipilih tentu saja perusahaan yang sehat dan menghasilkan kinerja yang baik.

Kineja yang baik menunjukkan bahwa perusahaan dapat meningkatkan kekayaan bagi pemegang sahamnya. Oleh karena itu, pengukuran kinerja perusahaan diperlukan untuk menentukan keberhasilan perusahaan dalam memaksimalkan kekayaan pemegang sahamnya. Artinya, perusahaan berhasil memberikan tingkat pengembalian sebagaimana yang diharapkan investor, yang berupa capital gain dan deviden yield (Zubir, 2010:4).

Analisis keuangan pada dasarnya ingin melihat prospek dan risiko perusahaan. Dari sudut pandang investor, meramalkan masa depan adalah hakikat dari analisis laporan keuangan. Sedangkan dari sudut pandang manajemen, analisis laporan keuangan akan bermanfaat baik untuk membantu mengantisipasi kondisi-kondisi di masa depan maupun yang lebih penting lagi sebagai titik awal melakukan perencanaan langkah-langkah yang akan meningkatkan kinerja

(10)

3

perusahaan di masa yang akan datang. Secara umum kinerja perusahaan digambarkan dengan adanya perkembangan harga saham perusahaan di pasar modal. Semakin tinggi harga saham suatu perusahaan, maka semakin tinggi pula nilai perusahaan tersebut. Harga saham di pasar modal dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain kinerja perusahaan secara keseluruhan khususnya prospek perusahaan di masa depan serta laba yang dihasilkan. Selain itu, dividen yang dibagikan kepada pemegang saham, suku bunga bank, serta tingkat perubahan harga dianggap cukup berpengaruh.

Investor biasanya melihat kinerja keuangan yang tercermin dari berbagai macam rasio. Rasio-rasio keuangan yang digunakan seperti rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio aktivitas, dan rasio profitabilitas. Salah satu indikator pengukuran kinerja keuangan yang sering digunakan adalah profitabilitas perusahaan. Alat ukur profitabilitas perusahaan yang sering digunakan adalah Return On Assets (ROA) dan Return On Equity (ROE). ROA menggambarkan

kemampuan asset-asset yang dimiliki perusahaan bisa menghasilkan laba (Bringham & Houston, 2010). ROE menggambarkan sejauhmana kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang bisa diperoleh pemegang saham. ROE mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh return bagi investasi yang dilakukan oleh investor, menunjukkan seberapa besar keuntungan yang menjadi hak pemegang saham.

Meskipun telah digunakan secara luas oleh investor sebagai salah satu dasar dalam pengambilan keputusan investasi karena nilainya tercantum dalam laporan keuangan, penggunaan analisis rasio keuangan sebagai alat pengukur

(11)

akuntansi konvensional memiliki kelemahan utama, yaitu mengabaikan adanya biaya modal sehingga sulit untuk mengetahui apakah suatu perusahaan telah berhasil menciptakan suatu nilai atau tidak. Untuk mengatasi kelemahan tersebut digunakan Economic Value Added (EVA) yang mencoba mengukur nilai tambah yang dihasilkan suatu perusahaan dengan cara mengurangi laba operasi setelah pajak dengan beban biaya modal, dimana beban biaya modal mencerminkan tingkat risiko perusahaan yang timbul sebagai akibat investasi yang dilakukan.

Beberapa penelitian terdahulu yang meneliti menegenai pengaruh kinerja keuangan terhadap return saham menunjukkan hasil yang kontradiktif. Sulaiman (2008) menggunakan variabel Price Earning Ratio (PER), Price to Book Value (PBV), Current ratio (CR), Asset Turnover Ratio (ATO), Return On Asset (ROA) dan Return On Equity (ROE) sebagai variabel independen untuk menguji pengaruh kinerja keuangan terhadap Return Saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Hasil dari penelitiannya menyimpulkan bahwa secara simultan kinerja keuangan yang diwakili oleh PER, PBV, CR, ATO, ROA dan ROE tidak berpengaruh secara signifikan terhadap return saham.

Lusianti (2009) menguji pengaruh kinerja keuangan perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI diwakili oleh Net Profit Margin (NPM), Current ratio (CR) dan Debt to Equity Ratio (DER) terhadap return saham. Hasil

penelitian menunjukkan tidak adanya pengaruh kinerja keuangan yang diwakili oleh NPM, CR dan DER terhadap return saham. Sehingga masih ada kemungkinan faktor kinerja keuangan lain yang dapat mempengaruhi return

(12)

5

saham. Dan para investor harus lebih cermat lagi dalam perhitungan pengambilan keputusan investasi.

Mulyadi (2012) menguji pengaruh kinerja keuangan terhadap return saham pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang diwakili oleh Current ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), Asset Turnover Ratio (ATO) dan Price Earning Ratio (PER). Hasil penelitiannya secara simultan kinerja keuangan yang diwakili

oleh CR, DER, ROA, ROE, ATO dan PER menunjukkan tidak adanya pengaruh secara signifikan terhadap return saham. Dan kemungkinan adanya variabel- variabel lain yang tidak diteliti seperti faktor internal maupun eksternal juga dapat berpengaruh terhadap return saham.

Penelitian ini meneliti tentang pengaruh kinerja keuangan terhadap return saham yang nantinya akan diterima oleh investor. Ada beberapa pendapat dari peneliti terdahulu tentang hasil uji pengaruh antara kinerja keuangan dengan return saham yang berbeda pendapat. Perbedaan pendapat dalam penelitian

tersebut menyatakan bahwa ROA dan ROE berpengaruh signifikan terhadap return saham dan ada pula yang berpendapat tidak signifikan. Berdasarkan latar

belakang yang telah diuraikan serta dengan adanya ketidak konsistenan dari hasil penelitian terdahulu tersebut menjadi alasan peneliti untuk melakukan penelitian lebih lanjut pengaruh kinerja keuangan perusahaan tentang terhadap return saham.

Untuk menganalisis pengaruh kinerja keuangan perusahaan manufaktur ini menggunakan rasio keuangan Return On Asset, Return On Equity dan Economic

(13)

Value Added yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2011-2013.

Pemilihan tahun penelitian pada periode 2011-2013 dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran keadaan yang sedang terjadi. Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas, maka mengambil judul penelitian Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham pada Industri Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa Eefek Indonesia Tahun 2011-2013.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Apakah kinerja keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang diukur dengan rasio keuangan antara lain Return on Asset (ROA) , Return on Equity (ROE) dan Economic Value Added (EVA) berpengaruh secara simultan dan parsial terhadap Return Saham?

C. Batasan masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, penelitian ini terfokus pada pengaruh kinerja keuangan yang dibatasi oleh rasio keuangan yaitu Return On Asset (ROA) dan Return On Equity (ROE), Serta Economic Value Added (EVA). Dengan objek penelitian industri manufaktur yang listing di Bursa Efek Indonesia dengan periode pengamatan 2011-2013.

(14)

7

D. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

Untuk mengetahui bagaimana pengaruh ROA, ROE dan EVA terhadap return saham secara parsial dan simultan pada industri manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dalam periode 2011-2013.

E. Manfaat penelitian

a. Sebagai masukan kepada manajemen perusahaan untuk mempertimbangkan nilai kinerja perusahaan khususnya yang telah terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia.

b. Memberi manfaat kepada investor sebagai bahan pertimbangan dalam informasi investasi mengenai hal-hal yang berpengaruh signifikan terhadap return saham melalui kinerja perusahaan sehingga dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam menanam modalnya di perusahaan yang go public.

c. Menambah referensi penelitian pasar modal, khususnya penelitian yang menyangkut ROA, ROE, dan EVA.

Referensi

Dokumen terkait

Applied Research (B) Faculty of Computer Science and Information Technology 155 B-STE- 239 Mohd Adzir Mahdi Scheme for Remote L-band EDFA Enhanced Secondary Pumping Research

Menurut pernyataan standar akuntansi keuangan no.16 aset tetap adalah aset berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai, atau dengan dibangun terlebih dahulu yang

(TATO) dikatakan meningkat, namun peningkatan tersebut diduga disebabkan oleh adanya peningkatan penjualan diikuti dengan penurunan total aktiva. Rasio likuiditas, rasio

Menurut Jones dan Rama (2006, p61), Detailed Activity Diagram memberikan gambaran secara detail dari suatu aktifitas yang terjadi dengan suatu atau lebih event yang

secara signifikan lebih umum, dari mungkin gejala ISK terkait, menunjukkan bahwa trauma urogenital setidaknya sama umum komplikasi Foley kateter digunakan sebagai

hukum perpajakan dengan tegas, dapat memberikan diklat khusus tentang perpajakan dalam meningkatkan Sumber daya Manusia/aparatur pajak yang profesional, dan

23 23 23 23 23 peta konsep peta konsep cerita dari dokumen dan benda koleksi sim ayah boneka mira piala bu santi foto rudi di taman mini pendahuluan.. 24 24 24

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir Karya Desain ini, yang merupakan salah