• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan Metode Jarimatika Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pelajaran Matematika Perkalian Kelas IV MIN 3 Aceh Besar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Penerapan Metode Jarimatika Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pelajaran Matematika Perkalian Kelas IV MIN 3 Aceh Besar"

Copied!
224
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN METODE JARIMATIKA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN MATEMATIKA PERKALIAN KELAS IV MIN 3

ACEH BESAR

SKRIPSI

Diajukan Oleh:

SARAH FARADHIBA NIM. 180209118

Mahasiswi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY

DARUSSALAM-BANDA ACEH 2022 M/1443 H

(2)
(3)
(4)
(5)

v ABSTRAK

Nama : Sarah Faradhiba

NIM : 180209118

Judul Skripsi : Penerapan Metode Jarimatika Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pelajaran Matematika Perkalian Kelas IV MIN 3 Aceh Besar

Pembimbing I : Darmiah, M.A.

Pembimbing II : Zikra Hayati, S.Pd.I.,M.Pd Kata Kunci : Metode Jarimatika, Hasil Belajar.

Pada saat proses pembelajaran ditemukan permasalahan terkait siswa yang kesulitan melakukan operasi hitung perkalian jika semakin besar digit angka yang dikalikan. Keadaan seperti ini berulang kali terjadi, akibatnya nilai yang diperoleh siswa selalu di bawah KKM dan kemampuan matematika siswa cenderung rendah dan mengakibatkan turunnya hasil belajar siswa. Oleh sebab itu penerapan metode jarimatika merupakan salah satu alternatif yang dapat digunakan untuk dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi perkalian. Penelitian ini bertujuan sebagai berikut: 1). Untuk mengetahui aktivitas guru dalam meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan metode jarimatika pada materi perkalian kelas IV MIN 3 Aceh Besar. 2). Untuk mengetahui aktivitas siswa dalam meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan metode jarimatika pada materi perkalian kelas IV MIN 3 Aceh Besar. 3). Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dengan penerapan metode jarimatika kelas IV MIN 3 Aceh Besar. Jumlah siswa di kelas IV-B adalah 37 siswa. Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Teknik analisis data menggunakan rumus persentase dengan hasil data yang dianalisis adalah sebagai berikut: 1). Analisis data aktivitas guru pada siklus I dengan persentase 76,7% (baik), Analisis data aktivitas guru pada siklus II meningkat dengan persentase 90% (baik sekali), dan analisis data aktivitas guru pada siklus III terus mengalami peningkatan dengan persentase 98,3% (baik sekali). 2). Aktivitas siswa mengalami peningkatan pada siklus I dengan nilai persentase 67,8% (baik), sedangkan pada siklus II dengan nilai 89,2% (baik sekali), dan terus mengalami peningkatan pada siklus III dengan nilai persentase 94,6% (baik sekali). 3). Peningkatan hasil belajar siswa pada siklus I, II dan III mengalami peningkatan persiklusnya. Pada siklus I persentase yang diperoleh adalah 22,6%, meningkat pada siklus II dengan persentase 70,6%

dan meningkat lagi pada siklus III dengan persentase 93,3%. Hasil post test menunjukkan bahwa peningkatan hasil belajar siswa tergolong pada kriteria baik sekali dengan persentase 97,3%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penerapan metode jarimatika dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran matematika materi perkalian kelas IV MIN 3 Aceh Besar

(6)

vi

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kita nikmat iman, islam dan senantiasa memberikan karunia-Nya berupa kekuatan, kesabaran, Kesehatan, serta kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan penulisan skripsi ini sebagaimana mestinya. Shalawat beserta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Alamdulillah dengan ridha Allah SWT penulis telah selesai Menyusun skripsi yang sangat sederhana ini guna memenuhi dan melengkapi syarat-syarat untuk mencapai gelar sarjana pada Prodi Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Ar-Raniry Banda Aceh dengan judul, “Penerapan Metode Jarimatika Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pelajaran Matematika Perkalian Kelas IV MIN 3 Aceh Besar”.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak terwujud tanpa bantuan dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini izinkanlah penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Mujiburrahman, M.Ag selaku Rektor Uin Ar-Raniry.

2. Bapak Safrul Muluk, S. Ag., MA., Ed., Ph.D., selaku dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Uin Ar-Raniry.

3. Bapak Mawardi, S.Ag., M.Pd selaku ketua program studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah.

(7)

vii

4. Ibu Darmiah, M.A selaku dosen pembimbing I sekaligus Dosen Penasehat Akademik (PA) yang telah meluangkan waktu dengan ikhlas serta penuh kesabaran dalam memberi bimbingan skripsi.

5. Ibu Zikra Hayati, S.Pd.I., M.Pd sekaligus pembimbing II yang ikhlas dan penuh kesabaran dalam meluangkan waktu untuk memberi bimbingan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini.

6. Bapak Iskandar, S.Ag selaku kepala sekolah MIN 3 Aceh Besar dan guru bidang studi matematika bapak Baihaqi, S. Pd. I yang telah mengizinkan penulis untuk mengadakan penelitian di sekolah tersebut.

Sesungguhnya penulis tidak sanggup membalas semua kebaikan dan dorongan semangat yang telah Bapak, Ibu, Saudara, serta teman-teman berikan.

Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan ini, In Sya Allah. Penulis sudah berusaha semaksimal mungkin dan menyelesaikan skripsi ini. Namun, kesempurnaan bukanlah milik manusia, jika terdapat kesalahan dan kekurangan penulis sangat menghargai kritik dan saran guna untuk memperbaiki di masa yang akan datang. Harapan penulis semoga, skripsi ini dapat bermanfaat serta dapat menjadi salah satu bahan pengetahuan bagi pembaca sekalian. Akhirul kalam semoga kita senantiasa dalam ridha Allah SWT.

Banda Aceh, 9 Desember 2022 Penulis,

Sarah Faradhiba

(8)

viii DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL JUDUL

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING LEMBAR PENGESAHAN SIDANG

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN

ABSTRAK ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 8

D. Manfaat Penelitian ... 8

E. Defenisi Operasional ... 9

BAB II : LANDASAN TEORI A. Pengertian Penerapan ... 14

B. Pengertian Aritmatika ... 154

C. Metode Jarimatika ... 15

D. Hasil Belajar ... 29

E. Penelitian Relevan ... 36

F. Hipotesis Tindakan ... 38

G. Indikator Keberhasilan... 38

BAB III : METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian ... 40

B. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 45

C. Instrumen Penelitian ... 45

D. Teknik Pengumpulan Data ... 47

E. Teknik Analisis Data ... 48

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 51

B. Deskripsi Hasil Penelitian ... 53

C. Pembahasan Penelitian ... 86

BAB V : PENUTUP A. Kesimpulan ... 95

B. Saran ... 96

(9)

ix

DAFTAR PUSTAKA ... 97 LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 100 DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... 212

(10)

x

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Indikator Hasil Belajar ... 34

Tabel 2.2 Penelitian Relevan... 37

Tabel 3.1 Kriteria Penilaian Hasil Pengamatan Aktivitas Guru ... 48

Tabel 3.2 Kriteria Penilaian Hasil Pengamatan Aktivitas siswa ... 49

Tabel 4.1 Sarana dan Prasarana MIN 3 Aceh Besar ... 51

Tabel 4.2 Data Guru MIN 3 Aceh Besar... 51

Tabel 4.3 Jadwal Penelitian di MIN3 Aceh Besar ... 53

Tabel 4.4 Daftar Nilai Pre Test ... 54

Tabel 4.5 Hasil Pengamatan Aktivitas Guru Siklus I ... 58

Tabel 4.6 Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus I ... 60

Tabel 4.7 Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 61

Tabel 4.8 Hasil Temuan dan Revisi Siklus Ip ... 63

Tabel 4.9 Hasil Pengamatan Aktivitas Guru Siklus II ... 66

Tabel 4.10 Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus II ... 68

Tabel 4.11 Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 70

Tabel 4.12 Hasil Temuan dan Revisi Siklus II ... 72

Tabel 4.13 Hasil Pengamatan Aktivitas Guru Siklus III ... 76

Tabel 4.14 Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus III ... 77

Tabel 4.15 Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus III ... 79

Tabel 4.16 Hasil Temuan dan Revisi Siklus III ... 80

Tabel 4.17 Daftar Hasil Nilai Post Test ... 81

(11)

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Lambang Bilangan Jarimatika ... 21

Gambar 2.2 Format Jarimatika Basis 6-10 ... 22

Gambar 2.3 Perkalian 7×8 Jarimatika ... 23

Gambar 2.4 Perkalian 9×8 Jarimatika ... 24

Gambar 2.5 Format Jarimatika Basis 11-15 ... 25

Gambar 2.6 Perkalian 12×13 Jarimatika ... 25

Gambar 2.7 Perkalian 14×13 Jarimatika ... 26

Gambar 2.8 Format Jarimatika Basis 16-20 ... 27

Gambar 2.9 Perkalian 18×18 Jarimatika ... 28

Gambar 2.10 Perkalian 17×18 Jarimatika ... 28

Gambar 3.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas Menurut Kurt Lewin ... 42

Gambar 4.1 Grafik Hasil Aktivitas Guru ... 83

Gambar 4.2 Grafik Hasil Aktivitas Siswa ... 85

Gambar 4.3 Grafik Hasil Belajar Siswa ... 87

(12)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Keputusan Dekan fakultas Tarbiyah UIN Ar-raniry ... 100

Lampiran 2. Surat Izin Melakukan Penelitian... 101

Lampiran 3. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ... 102

Lampiran 4. Soal Pre Test ... 103

Lampiran 5. Jawaban Soal Pre Test ... 104

Lampiran 6. Foto Pre Test ... 105

Lampiran 7. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I ... 106

Lampiran 8. Lembar Kerja Peserta Didik Siklus I ... 114

Lampiran 9. Lembar Jawaban LKPD Siklus I . ... 117

Lampiran 10. Soal Quis Siklus I. ... 118

Lampiran 11. Jawaban Soal Quis Siklus I. ... 119

Lampiran 12. Foto Quis Siklus I ... 120

Lampiran 13. Foto LKPD Siklus I ... 122

Lampiran 14. Lembar Observasi Aktivitas Guru Siklus I... 125

Lampiran 15. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ... 132

Lampiran 16. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II ... 138

Lampiran 17. Lembar Kerja Peserta Didik Siklus II... 146

Lampiran 18. Lembar Jawaban LKPD Siklus II . ... 145

Lampiran 19. Soal Quis Siklus II. ... 150

Lampiran 20. Jawaban Soal Quis Siklus II. ... 152

Lampiran 21. Foto Quis Siklus II ... 153

Lampiran 22. Foto LKPD Siklus II ... 155

Lampiran 23. Lembar Observasi Aktivitas Guru Siklus II ... 158

Lampiran 24. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus II ... 165

Lampiran 25. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus III ... 171

(13)

xiii

Lampiran 26. Lembar Kerja Peserta Didik Siklus III ... 179

Lampiran 27. Lembar Jawaban LKPD Siklus III ... 182

Lampiran 28. Soal Quis Siklus III... 183

Lampiran 29. Jawaban Soal Quis Siklus III. ... 185

Lampiran 30. Foto Quis Siklus III ... 186

Lampiran 31. Foto LKPD Siklus III ... 188

Lampiran 32. Lembar Observasi Aktivitas Guru Siklus III ... 191

Lampiran 33. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus III... 198

Lampiran 34. Soal Post Test ... 204

Lampiran 35. Jawaban Soal Post Test... 206

Lampiran 36. Foto Soal Post Test ... 207

Lampiran 37. Dokumentasi Penelitian ... 209

Lampiran 30. Daftar Riwayat Hidup ... 212

(14)

1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Belajar adalah kegiatan individu memperoleh pengetahuan, perilaku dan keterampilan dengan cara mengolah bahan belajar. Para ahli psikologi dan guru- guru pada umumnya memandang belajar sebagai kelakuan yang berubah, pandangan ini memisahkan pengertian yang tegas antara pengertian proses belajar dengan kegiatan yang semata mata bersifat hafalan.

Untuk menangkap isi dan pesan belajar, maka dalam belajar tersebut individu menggunakan kemampuan pada ranah-ranah: (1) kognitif yaitu kemampuan yang berkenaan dengan pengetahuan; (2) afektif yaitu kemampuan yang mengutamakan perasaan, emosi, penilaian/penentuan sikap; (3) psikomotorik yaitu kemampuan yang mengutamakan keterampilan jasmani.

Arthur T. Jersild menyatakan bahwa belajar adalah “modification of behavior through experience and training” yaitu perubahan atau membawa akibat

perubahan tingkah laku dalam pendidikan karena pengalaman dan latihan atau karena mengalami latihan.1

Belajar menurut Morgan adalah setiap perubahan yang relative menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman.

Sedangkan Hilgard dan Marquis berpendapat bahwa belajar merupakan proses

1 Sagala. Syaiful, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta, 2006), hlm 66

(15)

2

mencari ilmu yang terjadi dalam diri seseorang melalui latihan, pembelajaran, dan sebagainya sehingga terjadi perubahan dalam diri.2

Belajar merupakan kompenen paling vital dalam setiap usaha penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan, sehingga tanpa proses belajar sesungguhnya tidak pernah ada pendidikan.

Salah satu usaha untuk mencapai tujuan pendidikan adalah dengan meningkatkan kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan dasar dalam bidang matematika. karena, matematika merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang mempunyai peranan penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, baik sebagai alat bantu dalam penerapan-penerapan bidang ilmu lain maupun dalam pengembangan matematika itu sendiri. 3

Matematika merupakan mata pelajaran wajib yang dapat ditemui di setiap satuan pendidikan, mulai dari pendidikan dasar hingga perguruan tinggi. Namun, pembelajaran matematika di sekolah dasar masih dianggap sebagai sebuah pelajaran yang sulit dipahami. Siswa merasa kesulitan dengan materi-materi matematika, salah satunya pada materi dasar yaitu operasi hitung perkalian.

Kemampuan berhitung perkalian seharusnya sudah dapat dikuasai sejak siswa duduk di kelas rendah. Akan tetapi, fakta di lapangan menunjukkan bahwa kemampuan matematika siswa cenderung rendah.

Fakta ini didukung dengan adanya data autentik berupa penyerahan hasil PISA 2018 untk Indonesia yang telah diberikan oleh Yuri Belfali (Head of Early

2 Ibid.,hlm. 66

3 Muhammad Daut Siagian, Kemampuan Koneksi Matematika dalam Pembelajaran Matematika, MES (Journal of Mathematics Education and Science), Vol. 2, No. 1, 2016, h. 67-68

(16)

Childhood and Schools OECD) kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim, Jakarta, Selasa (3/12/2019) dimana urutan negara Indonesia di PISA (Programme for International Student Assesment) tahun 2018 yang menunjukkan bahwa Indonesia menempati urutan peringkat ke 72 dari 78 negara pada bidang Penilaian Kemampuan Matematika.4

PISA adalah sebuah pengukuran yang ditujukan untuk mengevaluasi sistem pendidikan dengan mengukur kinerja siswa pada tiga bidang utama, yaitu Matematika, Sains, dan Literasi (membaca) yang diumumkan oleh The Organisation for Economic Cooperation and Development (OECD).

PISA diluncurkan oleh OECD pada tahun 1997 dengan tujuan menilai kemahiran siswa usia 15 tahun dalam bidang membaca, matematika, dan sains, serta mengukur keterampilan mereka dalam menerapkan apa yang telah mereka pelajari di sekolah dalam kehidupan nyata. PISA dilaksanakan setiap tiga tahun sekali, dengan putaran pertama pada tahun 2000, dan putaran selanjutnya pada 2003, 2006, 2009, 2012, 2015 dan 2018; sementara putaran 2021 sedang dalam proses penyiapan. PISA merupakan program berkelanjutan yang dapat memberikan pandangan bermanfaat bagi pembuatan kebijakan Pendidikan dan penerapannya, serta membantu pemantauan tren penguasaan keterampilan dan pengetahuan di berbagai negara dan dalam berbagai sub-kelompok demografi di negara masing-masing.5

4 Kompas.com/edukasi/read/2019/12.07/09425411/skor-pisa-2018-daftar-peringkat- kemampuan-matematika-berapa-rapor-indonesia. Diakses tanggal 11 Februari 2022 jam 09.12

5 Totok Suprayitno, Pendidikan Di Indonesia Belajar dari Hasil PISA 2018, (Jakarta Pusat: Kemdikbud, 2019), h. 4.

(17)

4

Dari peringkat tersebut tentunya muncul sebuah gambaran bahwa betapa masih rendahnya kemampuan matematika siswa terutama dalam kemampuan berhitung. Karena dalam matematika, operasi hitung perkalian merupakan satu dari empat kemampuan dasar yang harus dikuasai siswa. Kemampuan dasar yang harus dikuasai siswa meliputi operasi hitung penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian. Jika kemampuan berhitung perkalian masih rendah, maka siswa akan kesulitan untuk memahami topic matematika yang lebih tinggi.

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) baik secara individual maupun klasikal ditetapkan oleh satuan pendidikan berdasarkan hasil musyawarah guru mata pelajaran di satuan pedidikan. Yang dimaksud KKM individual yaitu peserta didik dianggap telah memenuhi ketuntasan belajar apabila telah menguasai sekurang-kurangnya sama dengan KKM yang ditetapkan oleh satuan pendidikan tersebut. Hasil belajar peserta didik dikatakan memenuhi KKM apabila peserta didik tersebut memperoleh nilai lebih dari atau sama dengan. Sedangkan yang dimaksud KKM klasikal yaitu kelas dianggap telah memenuhi ketuntasan belajar apabila sekurang-kurangnya 75 % dari peserta didik menguasai materi atau memperoleh KKM lebih dari atau sama dengan.

Dari hasil observasi awal yang telah peneliti laksanakan dikelas IV B MIN 3 Aceh Besar pada tanggal 11 oktober 2022 yang mempunyai siswa berjumlah 37 orang. Diperoleh informasi bahwa kurangnya penggunaan metode dalam proses pembelajaran, guru hanya berpedoman pada buku pelajaran dan pengalaman dalam mengajar. Biasanya guru sering menggunakan metode ceramah, dan metode-metode penyelesaian lama lainnya khususnya pada pelajaran matematika,

(18)

sehingga kurang menarik dan membuat siswa jenuh dan bosan hingga membuat penurunan hasil belajar siswa terhadap materi yang dajarkan. selain itu permasalahan yang sering terjadi di kelas adalah ketika guru memberi soal, banyak siswa yang tidak bisa menjawab jika soalnya itu berbeda dengan contoh yang diberikan, padahal masih di materi yang sama. Dan juga, siswa banyak terhenti jika semakin besar digit angka yang dikalikan. Keadaan seperti ini berulang kali terjadi, akibatnya nilai yang diperoleh siswa selalu di bawah KKM.

Dari wawancara juga diperoleh infomasi bahwa selama ini guru belum pernah menggunakan metode jarimatika dalam mengajarkan materi perkalian.

KKM individual untuk pelajaran matematika kelas IV MIN 3 Aceh Besar adalah 72. Berdasarkan hasil observasi di MIN 3 Aceh Besar yang dilakukan kepada siswa kelas IV B menunjukkan bahwa kemampuan berhitung materi perkalian siswa masih rendah, apalagi dalam operasi hitung perkalian tingkat tinggi. Hal ini didasarkan dari hasil Pre test yang telah dilakukan pada hari selasa 11 Oktober 2022.

Hasil yang didapatkan adalah siswa yang memenuhi ketuntasan belajar atau yang mencapai KKM dari 37 siswa adalah 3 orang dengan persentase 7,89%

sedangkan 34 orang dengan persentase 92,10% lainnya dinyatakan tidak tuntas.

Selain itu, ada beberapa faktor yang menyebabkan masih rendahnya kemampuan siswa dalam memahami materi perkalian yaitu: 1) siswa masih kesulitan dalam menghafal perkalian, 2) masih kurangnya penggunaan metode pembelajaran yang diterapkan pada materi perkalian.

(19)

6

Ada beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan berhitung perkalian siswa yaitu: metode kumon, Sempoa, PAIKEM, dan jarimatika serta banyak metode lainnya yang dapat menunjang siswa untuk meningkatkan kemampuan berhitung perkalian. Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan metode Jarimatika.

Jarimatika adalah gabungan dari “jari” dan “aritmatika” yang artinya cara atau proses hitung dengan menggunakan jari sebagai alat bantu mengoperasikan operasi hitung. Dibandingkan dengan metode lain, jarimatika lebih menekankan pada penguasaan konsep terlebih dahulu kemudian cara cepatnya. Sehingga anak- anak menguasai ilmu secara matang.

Metode berhitung jarimatika ini ditemukan oleh Septi Peni Wulandari, seorang ibu rumah tangga yang berhasil menciptakan metode berhitung menggunakan media jari yang disebut jarimatika. Metode ini berhasil mempermudah anak-anak untuk belajar berhitung dan memperkenalkan kepada anak-anak bahwa matematika (khususnya berhitung) itu menyenangkan. Di dalam proses yang penuh kegembiraan itu anak dibimbing untuk bisa dan terampil berhitung dengan benar.6

Menurut Dwi Sunar Prasetyono, dkk “Jarimatika adalah suatu cara menghitung Matematika dengan menggunakan alat bantu jari”.7

Menurut Simanihuruk, metode perkalian jari magic (jarimatika) adalah perkalian yang menggunakan jari tangan sebagai alat peraga.8

6 Hery Suryo Bintoro, Pembelajaran Matematika Sekolah Dasar Menggunakan Metode Jarimatika Pada Materi Perkalian, Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika UMS, 2015.

7 Dwi Sunar , Prasetyono, dkk, Pintar Jarimatika, (Yogyakarta: Diva Press, 2008), h. 19.

(20)

Metode berhitung dengan jarimatika adalah metode pembelajaran alternatif untuk mengajarkan materi penjumlahan dan pengurangan serta perkalian dan pembagian untuk anak-anak sekolah dasar. Diharapkan dengan metode ini, anak-anak menyukai pelajaran tentang operasi dasar aritmatika khususnya perkalian, dengan cara belajar sambil bermain. Sehingga pelajaran matematika dapat diajarkan dengan cara yang lebih menarik dan menyenangkan untuk dapat meningkatkan hasil belajar siswa menjadi lebih baik.

Metode jarimatika ini tidak menghilangkan konsep operasi matematis, tetapi proses berhitungnya dapat diupayakan lebih mudah dan cepat. Metode ini mungkin bersifat primitive, akan tetapi metode ini juga cukup menarik, praktis, sederhana dan ekonomis. Karena hanya menggunakan sepuluh jari tangan kita.9

Berdasarkan latar belakang dia atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan mengangkat judul “Pengaruh Metode Jarimatika Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pelajaran Matematika Perkalian Kelas IV MIN 3 Aceh Besar. “

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka masalah yang akan dipecahkan melalui penelitian ini adalah:

8 Simanihuruk. Mudin, Pengembangan Perkalian Jari Magic. (Yogyakarta: C.V ANDI OFFSET, 2013), h. 1

9Asmaul Husna, Pelatihan Penggunaan Metode Jarimatika Untuk Menanamkan Konsep Cara Mudah Menghitung Perkalian Pada Siswa Sekolah Dasar RW. 01 Kelurahan kibing, mb (Minda Baharu), Vol. 1, 2017, h. 19-24

(21)

8

1. Bagaimana aktivitas guru dalam meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan metode jarimatika pada materi perkalian kelas IV Min 3 Aceh Besar ?

2. Bagaimana aktivitas siswa dalam meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan metode jarimatika pada materi perkalian kelas IV Min 3 Aceh Besar?

3. Bagaimana Peningkatan hasil belajar siswa dengan penerapan metode jarimatika di kelas IV Min 3 Aceh Besar ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian yang penulis lakukan adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui aktivitas guru dalam meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan metode jarimatika pada materi perkalian kelas IV Min 3 Aceh Besar

2. Untuk mengetahui aktivitas siswa dalam meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan metode jarimatika pada materi perkalian kelas IV Min 3 Aceh Besar

3. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dengan penerapan metode jarimatika di kelas IV Min 3 Aceh Besar.

D. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian diatas, penulis berharap hasil dari penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak diantaranya:

(22)

1. Bagi Siswa

Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa sehingga dalam proses pembelajaran mendorong siswa untuk lebih berperan aktif.

2. Bagi Guru

Penelitian ini diharapkan guru dapat menerapkan berbagai metode pembelajaran yang lebih efektif dan kreatif dalam pembelajaran matematika.

3. Bagi Sekolah

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi inovasi dalam pembelajaran sebagai upaya peningkatan kualitas dan mutu pembelajaran untuk mencapai tujuan sekolah secara optimal.

E. Defenisi Operasional

Untuk menghindari salah pemahaman dalam penafsiran judul ini terlebih dahulu penulis menjelaskan beberapa istilah yang terdapat didalamnya. Adapaun istilah-istilah yang perlu dijelaskan adalah:

1. Metode Jarimatika a. Pengertian Metode

Dalam bahasa inggris, Method berarti cara. Apabila dikaitkan dengan pembelajaran, metode adalah cara yang digunakan guru dalam membelajarkan

(23)

10

siswa. Karena metode lebih menekankan pada peran guru, istilah metode yang sering digandengkan dengan kata mengajar, yaitu metode mengajar.10

Tetapi salah satu hal yang penting dalam metode ialah bahwa setiap metode pembelajaran yang digunakan selalu bertalian dengan tujuan belajar yang ingin dicapai. Para ahli mendefinisikan beberapa pengertian metode antara lain: 11

1) Triyo Supriyatno, Sudiyino, Moh. Padil dalam bukunya menjelaskan bahwa “ metode adalah cara atau prosedur yang digunakan oleh fasilitator dalam interaksi belajar dengan memperhatikan keseluruhan sistem untuk mencapai suatu tujuan”.

2) Abu Ahmadi dan Joko Tri Prasetyo dalam bukunya menjelaskan pengertian metode mengajar adalah “ suatu pengetahuan tentang cara-cara mengajar yang dipergunakan oleh seorang guru atau instruktur”.

Pengertian lain adalah teknik penyajian yang dikuasai guru untuk mengajar atau menyajikan bahan pelajaran kepada peserta didik di dalam kelas, baik secara individual ataupun kelompok agar pelajaran itu dapat diserap, dipahami, dan dimanfaatkan oleh peserta didik dengan baik.

Makin baik metode mengajar, makin efektif pula pencapaian tujuan.

3) Wani Sanjaya dalam bukunya menjelaskan pengertian metode adalah “ cara yang digunakan untuk melaksanakan strategi”.

10 Sri, Anitah, et al, Strategi Pembelajaran di SD, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2010), hlm 1

11 Maula, Ismatul . dkk, Pengembangan Metode Pembelajaran PAI di Masa Pandemi Covid-19, (Bandung: CV Media Sains Indonesia), hlm 2-3

(24)

4) Lalu Muhammad Azhar dalam bukunya menjelaskan bahwa metode adalah “cara yang didalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan. Ini berlaku untuk guru (metode mengajar), maupun untuk anak didik (metode belajar)”.

Dari berbagai pendapat para ahli diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian metode pembelajaran adalah suatu cara atau alat yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran untuk mengimplementasikan rencana yang disampaikan kepada peserta didik demi mencapai tujuan pembelajaran.

b. Pengertian Metode Jarimatika

Metode jarimatika adalah suatu cara berhitung (operasi kali bagi tambah kurang / KaBaTaKu) matematika dengan menggunakan alat bantu jari. Sedangkan menurut Wulandari mengatakan bahwa jarimatika adalah suatu cara berhitung dengan menggunakan jari dan ruas jari-jari tangan.12

Sedangkan menurut Trivia Astuti mengemukakan bahwa jarimatika adalah suatu cara berhitung matematika dengan mudah dan menyenangkan dengan menggunakan jari kita sendiri. 13 dibandingkan dengan metode lain, jarimatika lebih menekankan pada penguasaan konsep terlebih dahulu kemudian cara cepatnya, sehingga anak-anak menguasai ilmu secara matang. Selain itu metode ini disampaikan secara menyenangkan sehingga anak-anak akan merasa senang dan mudah menerimanya. Sepertinya halnya dalam operasi penjumlahan dan

12 Septi Peni Wulandari, Jarimatika Perkalian dan Pembagian, ( Jakarta: PT Kawan Pusaka, 2013), hlm. 14

13 Trivia Astuti, Metode Berhitung Lebih Cepat Jarimatika, (Jakarta: Lingkar Media, 2013), hlm. 3

(25)

12

pengurangan, dalam operasi perkalian ini dapat dilakukan perhitungan dengan mudah dan cepat hanya dengan menggunakan 10 jari saja. Metode berhitung dengan jari disebut metode jarimatika.

2. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah suatu yang diperoleh seseorang setelah melakukan kegiatan belajar.14 Hasil belajar juga merupakan tolak ukur yang digunakan untuk menentukan tingkat keberhasilan siswa dalam mengetahui dan memahami suatu mata pelajaran, biasanya dinyatakan dengan nilai yang berupa huruf atau angka- angka. Hasil belajar dapat berupa keterampilan, sikap, nilai setelah siswa melakukan proses belajar. Melalui proses belajar mengajar diharapkan siswa mendapatkan kelebihan tertentu serta perubahan dalam dirinya.

Menurut teori gestalt, belajar merupakan suatu proses perkembangan.15 Artinya secara kodrat anak-anak mengalami perkembangan. Perkembangan sendiri memerlukan sesuatu baik yang berasal dari diri sendiri maupun dari lingkungan. Berdasarkan teori ini, hasil belajar siswa dipengaruhi oleh dua hal, siswa itu sendiri sebagai pelaku utama dan lingkungan sebagai pendukungnya.

Pendapat yang sama juga dikemukakan oleh Wasliman, hasil belajar peserta didik merupakan hasil interaksi antara berbagai factor yang mempengaruhi, baik factor eksternal maupun factor internal.16

14 Sanjaya. W, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, ( Jakarta:

Kencana Prenada Media Group, 2014), hlm. 2

15 Susanto. Ahmad, Hakikat Belajar Dan Pembelajaran, (Jakarta:Prenadamedia Group, 2012), hlm. 12

16 ibid

(26)

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan tertentu baik kognitif, afektif, dan psikomotorik yang didapatkan oleh individu setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar.

3. Perkalian

Perkalian adalah suatu operasi perhitungan penjumlahan secara berulang.17 Berhitung atau mengerjakan soal hitungan bagi sebagian besar anak-anak adalah suatu hal yang bisa membuat mereka jengkel. Karena disamping mereka tidak tahu caranya, kebanyakan mereka juga takut salah, dan ini terus berlanjut sehingga anak menjadi dewasa.18

Mengajari siswa berhitung tidak bisa dilakukan dengan cara memaksa atau dengan memberi hukuman bila di anak tidak mampu menjawab, tetapi hal yang paling utama yang harus dilakukan seorang guru adalah menumbuhkan serta memberi semangat kepada anak agar mau belajar berhitung dengan perasaan senang dan gembira. Dengan kata lain, belajar berhitung ini dapat dilakukan dengan cara sambil bermain, misalnya dengan gerak dan lagu, atau dengan memfungsikan jari-jemari sebagai alat bantu dalam berhitung.19

Operasi hitung perkalian didefinisikan sebagai, andaikan a = n (A), a = n (B), A dan b dua himpunan berhingga, maka a × b = n ( A × B). Definisi kedua, andaikan A dan B bilangan cacah, a × b = b + b+ b + b sejumlah a. penjumlahan berulang b sebanyak a suku.

17 Diyono Harun, Jaritung Perkalian dan Pembagian, (Jakarta Timur: Laskar Pelangi, 2015), h. 1.

18 Dwi Sunar , Prasetyo, dkk, Pintar Jarimatika, (Yogyakarta: Diva Press, 2008), h. 57.

19 Dwi Sunar, Presetyo, dkk,Pintar Jarimatika…, h. 9-11.

(27)

14 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Penerapan

Kata penerapan berasal dari kata dasar terap yang mana artinya menjalankan suatu kegiatan, kemudian menjadi suatu proses, cara menjalankan atau melakukan sesuatu, baik yang abstrak atau sesuatu yang kongkrit. Menurut Wahab penerapan adalah suatu keputusann yang dituangkan melalui tindakan oleh seseseorang atau sekelompok golongan untuk diarahkan agar mencapai tujuan yang sudah diputuskan. Penerapan juga merupakan melakasanakan sesuatu yang dipraktekkan ke dalam lingkungan sekitar.20 Sedangkan Menurut Mulyadi penerapan mengacu pada tindakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam suatu keputusan.21

B. Pengertian Aritmatika

Kata aritmatika berasal dari Bahasa Yunani, yang dalam Bahasa Indonesia berarti angka. Dalam Bahasa inggris, aritmatika dituliskan dengan arithmetic.

Collins Gem dalam kamus saku matematika menyebutkan bahwa aritmatika adalah ilmu yang mempelajarai bilangan-bilangan, khususnya berkenaan dengan operasi sederhana, misalnya: penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian.

20 Wahab, Tujuan penerapan Program , (Jakarta: Bulan Bintang, 2008), hlm. 63.

21 Mulyadi Deddy, Studi Kebijakan Publik dan Pelayanan Publik, (Bandung: Alfabeta, 2012), hlm. 12.

(28)

Aritmatika telah ditemukan oleh manusia sejak berabad-abad yang lalu, buktinya dapat dilihat dari peninggalan prasejarah berupa ditemukannya artefak di afrika yang diperkirakan berasal dari tahun 18.000 SM. Didalam artefak ini diidentifikasikan adanya konsep penambahan dan pengurangan yang paling terkenal yaitu The Ishango Bone.

Jadi dapat diketahui bahwa aritmatika adalah suatu cabang ilmu dari matematika yang mempelajari tentang operasi dasar bilangan.

C. Metode Jarimatika

1. Pengertian Metode Jarimatika

Metode jarimatika adalah suatu cara menghitung matematika dengan menggunakan alat bantu jari. Kelebihan penggunaan metode jarimatika yang tepat dapat memberikan visualisasi proses berhitung, menggembirakan anak saat digunakan, tidak membebani memori otak, alatnya selalu dibawa karena menggunakan jari. Dengan menggunakan jarimatika siswa dilatih untuk menghafal perkalian dasar.22

Seperti yang telah dijelaskan pada latarbelakang, jarimatika adalah gabungan dari “jari” dan “aritmatika” yang diartikan sebagai cara atau proses hitung dengan menggunakan jari sebagai alat bantu mengoperasikan operasi hitung. Dibandingkan dengan metode lain jarimatika lebih menekankan pada

22 Vivi Fitria Dewi, dkk, Pengaruh Penggunaan Jarimatika Terhadap Kemampuan Berhitung Perkalian Peserta Didik Kelas IV Sekolah Dasar, Jurnal Pendidikan Dasar:2020, Vol. 2 No. 2, h. 81.

(29)

16

penguasaan konsep terlebih dahulu kemudian cara cepatnya. Sehingga anak-anak menguasai ilmu secara matang.

Kegiatan belajar yang diterapkan dalam metode jarimatika dilakukan dengan menggunakan objek nyata berupa jari tangan masing-masing anak sebagai simbol-simbol numerik. Oleh karena itu metode ini sesuai jika diajarkan pada anak usia operasional konkret.23

Anak usia operasional konkret terjadi pada rentang usia 7-11 tahun. Pada tahap ini anak dapat berpikir secara logis mengenai peristiwa-peristiwa yang konkrit dan mengklasifikasikan benda-benda kedalam bentuk-bentuk yang berbeda. Tetapi belum bisa memecahkan problem-problem abstrak. Operasi konkret adalah tindakan mental yang bisa dibalikkan yang berkaitan dengan objek konkret nyata.24

Metode jarimatika dapat pula diaplikasikan oleh siswa tunanetra dengan memanfaatkan potensi pendengaran dan taktilnya. Oleh karena itu, jarimatika diharapkan akan meberikan pengaruh positif pada pembelajaran matematika siswa tunanetra khususnya dalam materi operasi hitung bilangan.25

Dari pengertian di atas dapat dirumuskan bahwa jarimatika adalah suatu cara berhitung (operasi kali-bagi-tambah-kurang) dengan menggunakan alat bantu jari-

23 Dessy Heppy Pratiwi Sholeh, dkk, Pengaruh Metode Jarimatika Terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa Tunanetra Sekolah Dasar SLB Negeri 1 Pemalang, Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro: 2011, Vol. 10, No. 2. h. 117.

24 Leny Marinda, Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget dan Problematikanya Pada Anak Sekolah Dasar, Jurnal Kajian Perempuan dan keislaman:2020, Vol. 13, No.1,h.124.

25 Dessy Heppy Pratiwi Sholeh, dkk, Pengaruh Metode Jarimatika Terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa Tunanetra Sekolah Dasar SLB Negeri 1 Pemalang, Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro: 2011, Vol. 10, No. 2. h. 117.

(30)

jari tangan. Menurut Wulandari kelebihan jarimatika sebagai media pembelajaran di antaranya adalah:

1) Jarimatika memberikan visualisasi proses berhitung.

2) Gerakan jari-jari tangan akan menarik minat anak.

3) Jarimatika relatif tidak memberatkan memori otak saat digunakan.

4) Alat yang digunakan tidak perlu dibeli.

2. Tujuan Metode Jarimatika

Tujuan ialah suatu cita-cita yang akan dicapai dalam kegiatan belajar mengajar. Kegiatan belajar mengajar yang tidak mempunyai tujuan sama halnya pergi tanpa tujuan, sehingga sukar menyeleksi mana kegiatan yang harus dilakukan dan mana yang harus diabaikan dalam upaya untuk mencapai keinginan yang dicita-citakan.26

Adapun tujuan dari adanya metode jarimatika ini ialah sebagai penyempurnaan metode lain. Metode ini dilakukan dengan tidak mengabaikan pendekatan persuasif atau dialogis, kasih sayang, dan kegembiraan. Belajar dengan jari aljabar merupakan belajar dengan pendekatan kasih sayang dan kegembiraan melalui dialog interaktif.27

Pencapaian dari metode ini akan sangat memberikan pengaruh terhadap peserta didik. Dari uraian diatas mengenai tujuan dari pembelajaran secara umum dan tujuan dari penerapan metode jarimatika, bahwa metode jarimatika membantu guru untuk mencapai tujuan suatu pembelajaran yang diharapkan. Sehingga

26 Syaiful Bahri D. dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengejar (Jakarta: Renika Cipta, 2010), h.76

27 Sitiatava Rizema P., Berbagai Alat Bantu Untuk Memudahkan Belajar Matematika, (Jogjakarta: Diva Press, 2012) h. 57-61

(31)

18

peserta didik mencapai apa yang diharapkan dalam pembelajaran. Dengan adanya metode ini menjadikan guru dapat mengembangkan inovasi-inovasi lain untuk mengembangkan suatu metode pembelajaran.

3. Keunggulan Metode Jarimatika

Metode Jarimatika memiliki beberapa keunggulan sebagai berikut:

1) Mudah dipelajari dan menyenangkan bagi peserta didik. Mudah dipelajari karena jarimatika mampu menjembatani antara tahap perkembangan kognitif peserta didik yang konkret dengan materi berhitung yang bersifat abstrak.

2) Jarimatika memberikan visualisasi proses berhitung, peserta didik belajar dengan memanipulasi hal-hal konkret tersebut untuk mempelajari materi matematika yang bersifat abstrak dan deduktif.

Ilmu ini mudah dipelajari segala usia, minimal usia 3 tahun.

3) Tidak membebani memori otak peserta didik. Teknik berhitung jarimatika mampu menyeimbangkan kerja otak kanan dan kiri, hal itu dapat ditunjukkan pada waktu berhitung mereka akan mengotakatik jari-jari tangan kanan dan kirinya secara seimbang.

Jarimatika mengajak peserta didik untuk dapat mengaplikasikan operasi hitung dengan cepat dan akurat menggunakan alat bantu jari-jari tangan, tanpa harus banyak menghafalkan semua hasil operasi hitung tersebut.

(32)

4) Praktis dan efisien. Praktis karena alat hitungnya menggunakan jari maka selalu dibawa kemana-mana. Alatnya tidak akan pernah tertinggal. Efisien karena alatnya selalu tersedia dan tidak perlu dibeli.

5) Penggunaaan jarimatika lebih menekankan pada penguasaan konsep terlebih dahulu baru ke cara cepatnya, sehingga anak-anak akan menguasai ilmu secara matang.

6) Pengaruh daya pikir dan psikologis karena diberikan secara menyenangkan maka sistem di otak anak akan senantiasa terbuka sehingga memudahkan anak dalam menerima materi baru.

Membiasakan anak mengembangkan otak kanan dan kirinya, baik secara motorik maupun secara fungsional, sehingga otak bekerja lebih optimal. Tidak memberatkan memori otak, sehingga anak menganggap mudah, dan ini merupakan step awal membangun rasa percaya diri untuk lebih jauh menguasai ilmu matematika secara luas.28

Jadi, secara umum keunggulan jarimatika adalah jarimatika dapat memberikan visualisasi proses dalam berhitung karena jari-jari tangan dapat menarik minat anak sehingga tidak memberatkan memori otak anak.

28 Marliyani, Skripsi Meta- Analisis Pengaruh Metode Jarimatika Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Perkalian Di MI/SD, (Jakarta: 2020), hlm. 9-10

(33)

20

4. Kelemahan Metode Jarimatika

Selain memiliki keunggulan seperti yang sudah dipaparkan di atas, metode jarimatika memiliki kelemahan yaitu:

1) Metode ini fokus pada aritmatika. Aritmatika sendiri adalah salah satu cabang dalam matematika yang berkenaan dengan sifat hubungan bilangan-bilangan nyata dengan perhitungan mereka terutama menyangkut penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian maka dari itu cakupannya kurang luas.

2) Operasi matematika yang bisa diselesaikan terbatas. Penggunaan metode jarimatika dalam menyelesaikan operasi matematika mencakup perkalian terbatas, karena jumlah jari tangan terbatas.29

Dapat disimpulkan bahwa kelemahan metode jarimatika adalah metode ini hanya fokus dengan satu cabang materi matematika sehingga operasi matematika yang bisa diselesaikan menjadi terbatas.

5. Formasi Jarimatika Perkalian

Dalam perkembangan konsep matematika dengan menggunakan jarimatika, alat bantu yang digunakan dalam penelitian ini adalah jari tangan yang dimiliki siswa dan peneliti.

29 Marliyani, Skripsi Meta- Analisis Pengaruh Metode Jarimatika Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Perkalian Di MI/SD, (Jakarta: 2020), hlm. 10-11

(34)

Formasi jarimatika perkalian dimulai dari basis bilangan 6-10 sampai basis bilangan 51-55. Didalam penelitian ini peneliti akan menggunakan basis bilangan dari 6-10 sampai basis bilangan 16-20 untuk kelas IV MIN 3 Aceh Besar.

Langkah-langkah yang harus diketahui terlebih dahulu adalah sebagai berikut :

1) Siswa terlebih dahulu perlu memahami angka atau lambang bilangan.

2) Siswa mengenali konsep operasi perkalian.

3) Siswa sebelumnya diajak bergembira, bisa dengan bernyanyi.

4) Mengenal lambang-lambang yang digunakan di dalam jarimatika.30

Gambar 2.1 Lambang Bilangan Jarimatika

Tahapan-tahapan mempelajari cara berhitung dengan memakai jarimatika yaitu :

1) Siswa diajarkan cara-cara menghitung dengan jarimatika dengan ketentuan sebagai berikut:

30 Dini, Afriani., Fardila Asri., Galih Dani Septian, “Penggunaan Metode Jarimatika Dalam Meningkatkan Kemampuan Berhitung Perkalian Pada Siswa Sekolah Dasar”, Journal of Elementary Education, Vol. 02, No. 05, 2019, hlm. 194

(35)

22

Rumus: (P + P) + (S x S) Keterangan:

P = Puluhan S = Satuan

2) Guru dan siswa melakukan operasi perkalian dengan mendemonstrasikan menggunakan jari tangan.

3) Ajak siswa terus bergembira, jangan merepotkan anak untuk menghafal lambang-lambang jarimatika.

4) Melakukan latihan secara rutin dengan demikian anak merasa senang tanpa ada paksaan untuk menghafal.31

1) Format jarimatika basis bilangan 6 – 1032

Gambar 2.2 Format Jarimatika Basis 6 – 10 Rumus : ( P + P ) + ( S x S )

Keterangan :

Jari Jentik Nilainya 6 Jari Manis Nilainya 7

31 Dini, Afriani., Fardila Asri., Galih Dani Septian, Penggunaan Metode Jarimatika Dalam Meningkatkan Kemampuan Berhitung Perkalian Pada Siswa Sekolah Dasar, Journal of Elementary Education, Vol. 02, No. 05, 2019, hlm. 193

32 Trivia Astuti, Metode Berhitung Lebih Cepat Jarimatika, (Jakarta: Lingkar Media, 2013), h.54-57

(36)

Jari Tengah Nilainya 8 Jari Telunjuk Nilainya 9 Ibu jari Nilainya 10 Latihan 1

Cara mengalikan bilangan 6 – 10 Contoh : 7 x 8 = …..

Caranya dimulai dari hitungan ke 6

Gambar 2.3 perkalian 7 x 8 jarimatika Petunjuk :

Untuk puluhan gunakan jari yang berdiri, jari yang berdiri tersebut lalu dijumlahkan.

Untuk satuan gunakan jari yang dilipat lalu kalikan.

Langkah untuk mengalikan 7 x 8 adalah seperti contoh gambar di atas dan rumusnya adalah sebagai berikut :

Rumus 7 x 8 = ( P + P ) + ( S x S ) = ( 20 + 30 ) + ( 3 x 2 ) = 50 + 6

= 56

(37)

24

Latihan 2

Contoh : 9 x 8 = …..

Gambar 2.4 perkalian 9 x 8 jarimatika Petunjuk :

Jari yang berdiri adalah puluhan lalu dijumlahkan Jari yang dilipat adalah satuan lalu dikalikan.

9 x 8 dapat kita selesaikan dengan rumus jarimatika basis bilangan 6 – 10.

Rumus 9 x 8 = ( P + P ) + ( S x S ) = ( 40 + 30 ) + ( 1 x 2 ) =70 + 2

= 72

(38)

2) Format Jarimatika Basis Bilangan 11 – 1533

Gambar 2.5 Format Jarimatika Basis 11 – 15 Rumus : ( P + P ) + ( S x S ) + 100

Keterangan :

Jari Jentik Nilainya 11 Jari Manis Nilainya 12 Jari Tengah Nilainya 13 Jari Telunjuk Nilainya 14 Ibu jari Nilainya 15 Latihan 1

Contoh 12 x 13 = ….

Gambar 2.6 perkalian 12 x 13 jarimatika

33 Trivia Astuti, Metode Berhitung Lebih Cepat Jarimatika, (Jakarta: Lingkar Media, 2013), h.58-61

(39)

26

Petunjuk :

Harus diperhatikan bahwa dalam format basis bilangan 11 – 15 ( format ganjil) jari yang digunakan adalah jari yang berdiri saja. Jari yang dilipat sama sekali tidak digunakan. Jadi puluhannya jari yang berdiri dan satuannya juga jari yang berdiri.

12 x 13 dapat diselesaikan dengan rumus jarimatika basis bilangan 11 – 15.

Rumus 12 x 13 = ( P + P ) + ( S x S ) + 100

= ( 20 + 30 ) + ( 2 x 3) + 100

= 50 + 6 + 100

= 156 Latihan 2

Contoh 14 x 13

Gambar 2.7 perkalian 14 x 13 jarimatika Petunjuk :

Jari yang berdiri adalah puluhan lalu dijumlahkan dan satuannya juga dipakai jari yang berdiri lalu kita kalikan. Jari yang dilipat tidak dipakai.

(40)

Rumus 14 x 13 = ( P + P ) + ( S x S ) + 100

= ( 40 + 30 ) + ( 4 x 3) + 100

= 70 + 12 + 100

=182 c) Format Jarimatika Basis Bilangan 16 – 2034

Gambar 2.8 Format Jarimatika Basis 16 – 20 Rumus : 2 ( P + P ) + ( S x S ) + 200

Keterangan :

Jari Jentik Nilainya 16 Jari Manis Nilainya 17 Jari Tengah Nilainya 18 Jari Telunjuk Nilainya 19 Ibu jari Nilainya 20 Latihan 1

Contoh 18 x 18 = ….

34 Trivia Astuti, Metode Berhitung Lebih Cepat Jarimatika, (Jakarta: Lingkar Media, 2013), h.62-64

(41)

28

Gambar 2.9 perkalian 18 x 18 jarimatika Petunjuk :

Untuk jari yang dipakai jika puluhan jari yang berdiri kita jumlahkan sedangkan untuk satuan jari yang dilipat lalu dikalikan.

Rumus 18 x 18 = 2 ( P + P ) + ( S x S ) + 200

= 2 ( 30 + 30 ) + ( 2 x 2 ) + 200

= 2 x 60 + 4 + 200

= 120 + 4 + 200

= 324 Latihan 2

Contoh 17 x 18 = ….

Gambar 2.10 perkalian 17 x 18 jarimatika

(42)

Petunjuk :

Jari yang dipakai untuk puluhan jari yang beridir kita jumlahkan sedangkan untuk satuan jari yang dilipat dikalikan.

Rumus 17 x 18 = 2 ( P + P ) + ( S x S ) + 200

= 2 ( 20 + 30 ) + ( 3 x 2 ) + 200

= 2 x 50 + 6 + 200

= 100 + 6 + 200

= 306 D. Hasil Belajar

1. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan kemampuan yang diperoleh individu setelah proses belajar berlangsung, yang dapat memberikan perubahan tingkah laku baik pengetahuan, pemahaman, sikap dan keterampilan siswa sehingga menjadi lebih baik dari sebelumnya.35

Untuk mencapai hasil belajar yang diinginkan, maka haruslah melalui berbagai proses belajar. Hasil belajar pada dasarnya merupakan suatu kemampuan yang berupa keterampilan dan perilaku baru sebagai akibat dari latihan atau pengalaman yang diperoleh. Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh seseorang setelah maupun sesudah mengikuti proses belajar.36

35 Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar, ( Jakarta: Kencana Preneda Media Group, 2013), h.5

36 Rosma Hartiny Sam’s, Model Penelitian Tindakan Kelas (Yogyakarta: Teras, 2010), h.

33

(43)

30

Hasil belajar ialah hasil proses. Pelaku aktif dalam belajar adalah siswa.

Hasil belajar juga merupakan hasil proses belajar, atau proses pembelajaran.

Pelaku aktif pembelajaran adalah guru.37

Bukti bahwa seseorang telah belajar ialah terjadinya perubahan tingkah laku pada orang tersebut misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti.

Begitu pula dengan hasil belajar matematika tentu saja harus sesuai dengan tujuan pendidikan matematika yang telah dicantumkan dalam garis-garis besar program pengajaran matematika itu sendiri.

Tujuan pendidikan matematika di Sekolah Dasar berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Menurut Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 yaitu agar siswa mampu memiliki kemampuan sebagai berikut:

a. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah.

b. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.

c. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh.

37 Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran (Jakarta: Rineka Cipta, 2015), h.250

(44)

d. Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.

e. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.38 2. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Hasil belajar pada peserta didik dipengaruhi oleh dua faktor utama yakni faktor dari diri peserta didik maupun faktor yang datang dari luar peserta didik :

a. Faktor-faktor Internal (faktor dari dalam diri)

1) Fisiologis yakni (kesehatan, cacat tubuh, dan kondisi panca indra) 2) Psikologis yakni (kecerdasan, perhatian, minat, bakat, motivasi,

kemampuan kognitif dan kesiapan).

b. Faktor-faktor Eksternal (faktor dari luar diri)

1) Keluarga yakni (cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, latar belakang kebudayaan)

2) Sekolah yaitu pendekatan mengajar, metode, model, strategi, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran, di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah

38 Aryani, R. Pengaruh Metode Jarimatika Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas 4 Di MI Futukhiyah Pamulian, Warung Piring, Pemalang Tahun Ajaran 2019/2020. Ibtida, Vo. 1 No. 1, 2020, h.8

(45)

32

3) Masyarakat yakni (kegiatan siswa dalam masyarakat, teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat).39

Berdasarkan penjelasan diatas dapat dipahami bahwa, faktor yang mempengaruhi hasil belajar dalam penggunaan metode jarimatika adalah faktor eksternal.

3. Ciri-ciri Hasil Belajar

Sebagai seorang guru selain membimbing kegiatan siswa belajar juga harus mengetahui ciri-ciri hasil belajar siswa setelah proses belajar mengajar. Ciri- ciri hasil belajar yang dikemukakan oleh nana sudjana adalah sebagai berikut :

a. Siswa dapat mengingat fakta, prinsip, konsep yang telah di pelajari dalam kurun waktu cukup lama

b. Siswa dapat memberikan contoh dari konsep yang telah dipelajarinya

c. Siswa dapat menggunakan atau mengaplikasikan konsep dan prinsip yang telah dipelajarinya baik dalam bahan pembelajaran maupun praktik dalam kehidupan sehari-hari

d. Siswa mempunyai dorongan yang sangat kuat untuk mempelajari bahan pelajaran selanjutnya dan mampu mempelajari sendiri dengan konsep dan prinsip yang dikuasainya

e. Siswa terampil mengadakan hubungan social seperti kerja sama antar teman yang lainya

39 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta : PT Rineka cipta), h. 177.

(46)

f. Siswa mampu memperoleh kepercayaan diri bahwa ia mempunyai kemampuan dan kesanggupan dalam melakukan tugas belajar.40 4. Indikator Hasil Belajar

Indikator tercapai atau tidaknya proses pembelajaran adalah dengan melihat hasil belajar yang dicapai oleh siswa. Untuk memperoleh data hasil belajar siswa adalah dengan mengetahui garis-garis besar indikator.41

Adapun indikator sangat berkaitan dengan kompetensi dasar. Kompetensi dasar merupakan sejumlah kompetensi yang harus dikuasai peserta didik dalam pelajaran tertentu sebagai rujukan penyusunan. Seperti halnya yang telah dijelaskan diatas bahwa indikator adalah perilaku yang dapat diukur diobservasi untuk menunjukan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan penilaian mata pelajaran.42

Merujuk pada prinsip perumusan tujuan pembelajaran yang dikemukakan oleh Norman E. Grounlund, indikator hasil belajar yaitu :

1. Mendefinisikan istilah dalam kata-kata sendiri

2. Mengidentifikasi pengertian istilah ketika digunakan dalam konteks 3. Membedakan istilah-istilah.43

40 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Dan Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011) h. 111

41 Muhibbinsyah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), h. 148.

42 E. Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), h. 139.

43 Asyraf Muzaffar, Derviasi Indikator Hasil Belajar Bahasa Arab, Jurnal Lisanuna, Vol.

7, No.2, 2017, 213-225.

(47)

34

4. Bloom mengklasifikasi hasil belajar ke dalam tiga ranah, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik. Adapun menurut Moore, ketiga ranah hasil belajar tersebut dijelaskan sebagai berikut:

a) Ranah kognitif adalah pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, penciptaan, dan evaluasi.

b) Ranah afektif adalah penerimaan, menjawab, penilaian, organisasi, dan penentuan ciri-ciri nilai.

c) Ranah psikomotorik adalah fundamental movement, generic movement, ordinative movement, dan creative movement.44

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar tidak hanya menyangkut soal aspek kognitif. Tetapi hasil belajar juga memperhatikan perubahan tingkah laku, dan keterampilan yang mumpuni.

Berikut adalah kata-kata operasional yang dapat digunakan untuk indikator hasil belajar, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik.

Tabel 2.1

Indikator Hasil Belajar

Aspek Kompetensi Indikator Hasil Belajar 1) Kognitif Pengetahuan

Pemahaman

Menyebutkan, menuliskan, menyetakan, mengurutkan, mengidentifikasikan,

mencocokan, memberi nama, memberi label melukiskan.

Menerjemahkan, mengubah,

44 Ricardo & Rini Intansari Meilani, Impak Minat dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa, Jurnal Pendidikan Manajemen Perkantoran, Vol. 2, No. 2, 2017, h. 188-201

(48)

Penerapan

Analisis

Sintesis

Evaluasi

menggeneralisasi, menguraikan, menulis kembali, merangkum, membedakan,mempertahankan,m enyimpulkan, mengemukakan pendapat, dan menjelaskan.

Mengoperasikan, menghasilkan,

mengubah, mengatasi,

menggunakan, menunjukan, mempersiapkan, dan menghitung.

Menguraikan, membagi-bagi, memilih, dan membedakan.

Merancang, merumuskan, mengorganisasikan, menerapkan, memadukan dan merencanakan Mengktitisi, menafsirkan, mengadili dan memberikan evaluasi.

2) Afektif Penerimaan

Menanggapi

Penanaman

Pengorganisasian

Karakteristik

Mempercayai, memilih, mengiktuti, bertanya, dan mengalokasikan

Konfirmasi, menjawab, membaca, membantu, melaksanakan, melaporkan,dan menampilkan.

Menginisiasi, mengundang, melihat mengusulkan dan melakukan.

Memverifikasikan, menyusun, menyatukan, menghubungkan, mempengaruhi.

Menggunakan nilai-nilai sebagai

pandangan hidup,

mempertahankan nilai-nilai yang sudah diyakini

3) Psikomotorik Pengamatan Mengamati proses, memberi perhatian, pada tahap-tahap sebuah perbuatan, memberi

(49)

36

Peniruan

Pembiasaan

Penyesuaian

perhatian pada sebuah artikulasi.

Melatih mengubah, membongkar, sebuah struktur, membangun kembali sebuah struktur, dan menggunakan sebuah model.

Membiasakan prilaku yang sudah dibentuknya, mengontrol kebiasaan agar tetap konsisten.

Menyesuaikan model,

mengembangkan model dan menerapkan model.45

Dari ketiga aspek diatas, ranah kognitiflah yang menjadi fokus untuk menilai hasil belajar siswa disekolah. Ranah kognitif berkaitan dengan kemampuan siswa dalam memahami atau menguasai materi pelajaran dan proses penilaiannya relatif lebih mudah. Maka dalam penelitian tindakan kelas (PTK) ini peneliti mengambil beberapa indikator sebagai tolak ukur keberhasilan setelah dilaksanakannya proses pembelajaran dengan menggunakan Metode Jarimatika Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pelajaran Matematika Materi Perkalian Kelas IV MIN 3 Aceh Besar.

E. Penelitian Relevan

Penelitian yang relevan adalah penelitian yang memiliki kesesuaian atau kesamaan dari segi judul maupun permasalahannya. Kegunaan dari adanya penelitian relevan adalah untuk mencari persamaan antara penelitian seseorang ataupun penelitian para ahli dengan penelitian yang sedang kita kerjakan.

45 Ricardo & Rini Intansari Meilani, Impak Minat dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa, Jurnal Pendidikan Manajemen Perkantoran, Vol. 2, No. 2, 2017, h. 188-201

(50)

Dibawah ini beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian yang penulis teliti diantaranya adalah :

Tabel 2.2 Penelitian Relevan

NO Judul Penelitian

Persamaan Perbedaan

1 Penggunaan Metode Jarimatika Dalam

Meningkatkan Kemampuan Berhitung Perkalian Pada Siswa Sekolah

Dasar.46

- Menggunakan metode jarimatika.

- Materi yang digunakan adalah materi perkalian.

- Penelitian tersebut menggunakan

metode eksperimen dengan desain riset eksperimen quasi eksperimen tipe The Nonequivalent Pretest-posttest Control Group Desain. Sedangkan penelitian ini menggunakan

rancangan penelitian PTK.

- Penelitian tersebut bertujuan untuk meningkatkan

kemampuan

berhitung siswa sedangkan penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

- Penelitian dilakukan untuk siswa kelas III sedangkan penelitian yang penulis lakukan untuk siswa kelas IV.

2 Pengaruh Metode Jarimatika

- Menggunakan metode jarimatika.

- Penelitian tersebut menggunakan

metode penelitian

46 Dini, Afriani., Fardila Asri., Galih Dani Septian, Penggunaan Metode Jarimatika Dalam Meningkatkan Kemampuan Berhitung Perkalian Pada Siswa Sekolah Dasar, Journal of Elementary Education, Vol. 02, No. 05, 2019, hlm. 194

(51)

38

Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas 4

Di MI

Futukhiyah Pamulian, Warungpring, Pemalang Tahun Ajaran 2019/2020.47

- Untuk

meningkatkan hasil belajar matematika pada siswa pada materi perkalian.

- Penelitian

dilakukan untuk siswa kelas IV.

jenis penelitian kuantitatif.

Sedangkan

penelitian ini menggunakan

rancangan Penelitian Tindakan Kelas.

F. Hipotesis Tindakan

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam kalimat pertanyaan.

Berdasarkan pengertian diatas, maka hipotesis Tindakan dalam penelitian ini adalah pembelajaran dengan menggunakan metode jarimatika untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran matematika materi perkalian kelas IV Min 3 aceh Besar.

G. Indikator Keberhasilan

1. Indikator keberhasilan aktivitas guru dalam menerapkan metode jarimatika untuk meningkatkan hasil belajar guru siswa di kelas IV MIN 3 Aceh Besar adalah 80%.

2. Indikator keberhasilan aktivitas siswa dalam menerapkan metode jarimatika untuk meningkatkan hasil belajar guru siswa di kelas IV MIN 3 Aceh Besar adalah 80%.

47 Aryani, R. Pengaruh Metode Jarimatika Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas 4 Di MI Futukhiyah Pamulian, Warung Piring, Pemalang Tahun Ajaran 2019/2020. Ibtida, Vo. 1 No. 1, 2020, h.10

(52)

3. Indikator keberhasilan dalam peningkatan hasil belajar individual sesuai KKM adalah 72, dan indicator keberhasilan dalam peningkatan hasil belajar secara klasikal adalah 80% sesuai dengan materi operasi hitung perkalian di MIN 3 Aceh Besar.

(53)

40 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian merupakan rencana yang akan dilaksanakan oleh seorang peneliti dalam penelitian untuk menyelesaikan suatu masalah yang sedang diteliti. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research dan memberikan pelayanan konseling. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yaitu suatu kegiatan belajar yang berupa sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu dalam praktek pembelajaran.48

Penelitian tindakan kelas adalah Tindakan yang diarahkan untuk memperbaiki kinerja yang dilakukan guru.49 Atau penelitian tidakan kelas yaitu suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi di dalam sebuah kelas secara bersama, tindakan tersebut di berikan oleh guru atau dengan arahan dari guru yang dilakukan oleh siswa.50

Penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang dilakukan oleh pendidik (guru) di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri. Tujuan

48 Imam Suyitno, Karya Tulis llmiah, (Bandung : Refika Aditama, 2013), h.155

49 Wina Sanjaya, Penelitian Tindakan Kelas. (Jakarta: Kencana, 2009). h.26

50 Suharsimi Arikunto, dkk. Penelitian Tindakan Kelas. (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2012).

h.2

Referensi

Dokumen terkait

orang dan sisanya di bawah nilai KKM. Kriteria Ketuntasan Minimal yang ditetapkan oleh sekolah yakni 70. Sehingga presentase ketuntasan yang dicapai siswa

belajar siswa kelas IXF hanya mencapai rata-rata 73,04 dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 80.00. Sedangkan ketuntasan belajar secara klasikal hanya mencapai

Ketuntasan Belajar minimal setiap mata pelajaran telah ditetapkan dalam Kriteria Ketuntasan Mininmal ( KKM ). KKM setiap mata pelajaran pada setiap jenjang berbeda-beda.

Nilai Kriteria Ketuntasan Minimal ini dikembangkan dari taransfer pengetahuan siswa yang berkembang dalam Mata Pelajaran Ilmu Pegetahuan Alam, nilai tersebut dapat

Jika dilihat dari persentase ketuntasan klasikal bahwa indikator keberhasilan untuk minimal 50% siswa sudah memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dengan memperoleh nilai ≥

Hasil belajar peserta didik juga masih banyak yang belum tuntas atau tidak masuk dalam Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) mata pelajaran matematika yaitu sebesar

Kriteria ketuntasan kompetensi UKBM berpacuan pada KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang ditetapkan oleh satuan pendidikan berdasarkan hasil musyawarah guru

Kriteria ketuntasan minimal mata pelajaran merupakan KKM yang telah ditetapkan oleh satuan pendidikan dalam satu semester atau satu tahun pembelajaran, dan