• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

23 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Komunikasi Massa

Definisi yang diberikan oleh Stanly J. Baran (2011:7), menjelaskan mass communication adalah proses menciptakan kesamaan arti antara media massa dengan khalayak mereka (Halik, 2013). Sederhananya definisi menurut Bitter (dalam Sendjaja, 2001: 158), bahwa tersampainya pesan melalui media ke khalayak. Prosesnya menunjuk ke berbagai hal terutama: proses maupun tindakan penyebaran informasi; memberi dan menerima makna; tahap penerimaan respon, persepsi, dan pengupayaan pengaruh; segala bentuk interaksi; pertukaran informasi, ide, citra , atau emosi.

Komunikasi massa diartikan sebagai salah satu proses komunikasi yang berada ditingkat masyarakat yaitu pada puncak segitiga distribusi dari konteks komunikasi lain (McQuail, 2011:17). Jaringan komunikasi yang dimaksud disini adalah seluruh orang, alat atau tempat yang saling terhubung yang memungkinkan penyiaran dan pertukaran informasi di antara mereka.

Gambar 7.Piramida Jaringan Komunikasi intrapersonal (mengolah informasi/berpikir)

Antarpersonal (pasangan, suami istri) Intrakelompok (keluarga) Antar kelompok/perkumpulan

(komunitas)

Lembaga/organisasi (partai politik atau lembaga bisnis)

Jaringan masyarakat luas (komunikasi massa)

(2)

24 Bittner mendefinisikan komunikasi massa yaitu pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada media massa pada sejumlah besar orang (Imran, 2013).

Wright 2008 menjelaskan 3 ciri komunikasi massa (Nurhalima, 2008) :

1. Komunikasi massa memiliki audience yang besar, heterogen dan anonim.

2. Pesan direncanakan untuk disebarkan secara serempak, umum, dan sifatnya sementara.

3. Komunikator dalam hal ini cenderung beroperasi atau berada dalam sebuah organisasi yang komplek dan biasanya membutuhkan biaya.

2.1.1. Fungsi Komunikasi Massa

NO TUJUAN KOMUNIKATOR (PENJAGA SISTEM)

TUJUAN KOMUNIKAN

(Menyesuaikan diri pada sistem ; pemuasan kebutuhan)

1. Penyampai Informasi Mempelajari ancaman hingga peluang; memahami lingkungan;

menguji kenyataan; membuat keputusan

2. Memberi Pengetahuan Memperoleh pengetahuan bermanfaat guna untuk dirinya secara efektif dalam kelompok; mempelajari nilai;

tingkah laku yang cocok agar diterima dalam masyarakatnya.

3. Mempengaruhi Memberi keputusan; mengadopsi

nilai, tingkah laku aturan yang cocok agar diterima dalam masyarakatnya.

4. Memenuhi kebuuhan komunikasi Menggembirakan; Mengendorkan urat syaraf, menghibur, mengalihkan perhatian dari masalah akan dihadapi.

Table 1. Fungsi komunikasi massa Alexis S. Tan Sumber: (Nurudin, 2013)

(3)

25 2.1.2. Model Komunikasi Massa (Two Step Flow Communication)

Two Step Flow of Communication ialah satu bentuk model dari komunikasi massa, model komunikasi dipopulerkan dari teori ketiga pakar komunikasi diantaranya Lazarsfeld, Berelson, dan Gaudet pada tahun 1948 tentang efek media massa saat Presiden Amerika melakukan kampanye di tahun 1940. Didasari asumsi tentang proses stimulus adanya reaksi dalam menciptakan efek media massa, akan tetapi hasilnya sebaliknya dari asumsi. Yang artinya asumsi strimulus reakssi tidak hanya memberi kenyataan sebuah media massa dalam penyampaian pesan informasi.

Lalu Lazarsfeld mengajukan gagasan menegenai “Two Step Flow Communicatuion” dan konsep “pemimpin opini” sebagai penyempurna model alir satu tahap. Dalam model komunikasi 2 tahap tahap diterangkan bahwa di media massa adanya perantaraan pihak lain yang artinya pesan tidak langsung mempengaruhi audience. Yang dimaksud piha lain ialah Opinion Leader/ /pemuka pendapat (Nurudin, 2013). Pemimpin opini menjadi perantara atau sebagai penerusan pesan-pesan, bahkan pesan-pesan yang diterima audience sudah diinterpresentasikan oleh pemimpin opini tersebut. Terdapat 2 contoh penggambaran model Two step flow Communication, sebagai berikut.

Gambar 8.Model komunikasi massa Two step flow Communication. Black dan Whitney, 1988

Sumber

Pemimpin Opini

Audience

(4)

26

Gambar 9. Model komunikasi massa Two step flow Communication. Josep A.Devito, 1997

Aliran komunikasi dua tahap ini menunjukan bahwa pengaruh media massa tidak sekuat yang dibayangkan. Teori ini menunjukan bagaimana komunikasi media massa dengan komunikasi interpersonal mana yang lebih kuat. Media sosial sebagai sarana berkomunikasi yang baru memberikan peluang untuk komunikasi interpersonal untuk lebih mudah diaplikasikan dan dapat menjangkau semua elemen masyarakat. Opinion leader bukan hanya sekedar sebagai perantara informasi, tetapi juga menambahkan unsur persuasi ketika meneruskan pesan kepada pengikutnya.

2.2. New Media

New media adalah produk dari revolusi pada media komunikasi. New media atau media baru sebagai bagian dari konvergensi media, konvergensi media adalah era dimana media lama menyesuaikan atau mengikuti tuntutan dari media baru.

Kemunculan new media merupakan bentuk dari perkembangan internet, dunia digital utamanya media sosial memungkinkan semua orang terhubung secara personal dan langsung dengan orang lain diseluruh penjuru dunia tanpa adanya batasan lagi. Mereka terkoneksi satu dengan lainnya secara realtime dan langsung tanpa adanya kendala jarak dan waktu.

Pada era new media informasi tidak hanya berupa pesan teks lagi namun sudah beralih ke arah visualisasi. Menurut Croteau dan Hoynes (2003), “Kita menyaksikan evolusi jaringan interkoneksi universal audio, video dan komunikasi teks yang berbasis elektronik yang semuanya telah mengaburkan perbedaan antara komunikasi antar personal dan massa, juga antar komunikasi publik, dan privat”.

menurut mereka media baru berhasil merubah (1) makna jarak geografis, (2)

Media

Pemimpin

Opini Masyarakat

Umum

(5)

27 kemungkinan peningkatan volume komunikasi secara besar-besaran, (3) memungkinkan peningkatan kecepatan komunikasi, (4) memberikan kesempatan bagi terjadinya komunikasi interaktif, (5) memungkinkan bentuk komunikasi, yang sebelumnya terpisah dan tumpang tindih, kini dapat melakukan interkoneksi (Liliweri, 2017). Menurut Nicholas Gane dan David Beer (2008) new media memiliki enam karakteristik sebagai berikut (Nasrullah, Teori dan Riset Media Cyber , 2016):

1. Network Network sebagai karakteristik kunci dalam new media, dimana segala bentuk komunikasi telah terhubung ke jaringan internet.

2. Interaktif Khalayak tidak hanya sebagai penerima pesan secara pasif, namun perubahan media ini memberikan masyarakat peluang untuk memberikan respon atau pemaknaan pada pesan yang diterima. Manovich (2001) menjelaskan bahwa konsep interaktif telah mengaburkan batasan-batasan fisik maupun sosial (Nasrullah, Teori dan Riset Media Cyber , 2016).

3. Informasi Pada era new media khalayak memiliki peluang memperoleh pesan atau informasi sebanyak mungkin, selain itu adanya internet juga memungkinkan khalayak untuk membuat, mengolah, dan menyebarkan informasi secara bebas.

4. Interface Adanya internet memungkinkan komunikasi tatap muka, karakteristik ini memberikan kemudahan bagi khalayak ingin berkomunikasi secara tatap muka.

Komunikasi tatap muka memungkinkan adanya feedback atau umpan balik secara langsung dan cepat.

5. Archive Sebagai media yang telah terhubung ke jaringan internet, khalayak dapat mengakses data sebanyak mungkin karena media mempublish data-data dari berbagai sumber di platform resmi mereka.

6. Simulation Simulasi atau hyperreality merupakan fase dimana masyarakat tidak dapat membedakan antara yang nyata dan maya. Adanya media baru membuat masyarakat semakin menjauhi realitas, sehingga menciptakan dunia baru yaitu dunia maya atau virtual. Karakteristik ini dapat menjadi point positif maupun negatif bagi kemunculan new media.

(6)

28 2.3. Instagram

Instagram adalah bentuk komunikasi yang relatif baru yang muncul pada tahun 2012 dan hingga saat ini masih sangat populer, dimana pengguna dapat dengan mudah membagikan informasi berupa foto atau video Yng disebut dengan

“update” (Sari & Basit, 2020). Nama Instagram bersal dari 2 kata yaitu Insta dan gram. Insta asal dari kata instan, atau pada masanya terkenal dengan “foto instan”

(Arsono, 2020). Tampilan foto-foto dari media sosial ini juga menampilkan seperti polaroid. Dan untuk kata gram berasal dari kata telegram yang memiliki peran dalam menyampaikan pesan ke orang lain secara cepat. Sebagaimana halnya telegram, media sosial ini dapat memposting foto hingga mengirimnya dengan cepat. Didalam sosial media instagram menyediakan fitur like dan komentar, dimana ini menjadi bentuk komunikasi antar pengguna instagram sendiri dengan meihat jumlah like dari pengikut memberi pengaruh atau memberi penilaian apakah unggahan di instagramnnya menjadi postingan yang populer atau tidak.

Instagram tidak sekedar sebagai wadah pertukaran pesan antara penggunannya, juga sebagai wadah berinteraksi, keberadaan sebuah kelompok, bahkan menjadi sebuah arsip virtual untuk kelompok itu sendiri. Penjabaran definisi media sosial oleh Danah M. Boyd dan Nicole B. Ellison pada jurnal Internasional yang berjudul “Social Network Sites: Definition, History and Scholarship” adalah sebagai fasilitas berbasis website yang memberi kemungkinan untuk (Suryani, 2014) :

a. Mewujudkan profil umum disuatu sistem tanpa batas

b. Menciptakan hubungan bagi pengguna satu dengan pengguna yang lain (connection)

c. Daftar koneksi yang dibuat bisa bervariasi dari halaman satu ke halaman yang lain guna menarik antar pengguna saat menelusuri daftar koneksi mereka.

Dan juga mereka memberi tambahan bahwa Instagram merupakan sesuatu yang unik, karena sebagai wadah mengajak orang lain melihat jaringan sosialnya dan memungkinkan. Ini menciptakan suatu hubungan yang laten untuk anggotanya yang mengenal secara virtual (Suryani, 2014).

(7)

29 2.4. Public Figure

Public figure adalah sosok yang diketahui (populer) secara luas oleh khalayak karena profesi maupun keahliannya. Dalam kamus besar bahasa Indonesia, public diartikan sebagai orang banyak (umum) sedangkan kata figur diartikan sebagai bentuk, wujud, dan tokoh. Public figure secara khusus dikategorikan 2 macam yaitu pejabat negara hingga Artis, Pejabat yang artinya pejabat negara (lembaga legislatif, eksekutif, maupun yudikatif). Sedangkan Artis di bidang bernyanyi, pemain film (aktor-aktris) (Rambe, 2009).

2.4.1. Kriteria Penilaian Public Figure

kriteria penilaian seorang Public figure, yang didefinisikan oleh Praktiko terdapat 3, yaitu:

1. Credibility yaitu rasa percaya/kepercayaan menonjol yang dimiliki sosok figure kepada khalayak, berisikan sumpah atau janji dan lain sebagainya. Ini terdapat pada tokoh masyarakat atau sosok pemimpin yang menjadi panutan.

2. Power yaitu sesuatu hal yang ada pada sosok figure dan dipandang oleh khalayak.

Biasanya dimiliki oleh figure yang dijadikan panutan masyarakat luas dalam kurun waktu yang panjang.

3. Attractiveness yaitu sosok figure memiliki daya Tarik. Biasanya dimiliki oleh kalangan selebritis yang memiliki kharisma atau fisik (Roni, 2009).

2.5. Influencer

“Influencer’’ adalah individu dengan pengikut signifikan di media sosia yang dibayar oleh suatu brand atau produk untuk mempromosikan produk mereka kepada pengikutnya. media sosial populer pilihan untuk para Influencer adalah Instagram, Facebook, Snapchat dan YouTubr. Influencer memiliki kekuatan untuk mempengaruhi keputusan seseorang karena otoritas, pengetahuan, posisi atau hubungan mereka dengan audiens mereka. Influencer media sosial didefinisikan sebagai individu yang dianggap sebagai Pemimpin Opini di platform media sosial dalam topik minat tertentu; Kecantikan, Makanan, Gaya Hidup, Fashion (Bruns, 2018).

(8)

30 Seorang Influencer yang terpercaya dapat mengarahkan pengikutnya untuk menerima saran dan terpengaruhi terhadap pesan yang disampaikan melalui media sosial. Ada 3 faktor yang harus dimiliki oleh seorang influencer media sosial yaitu R each - Kemampuan untuk mengirimkan konten ke audiens target.

R elevance - Kekuatan koneksi ke merek atau topik.

R esonance - Kemampuan untuk mengarahkan perilaku yang diinginkan dari audiens. (Elli, 2017)

2.6. Virtual Opinion leader

Dalam ranah komunikasi Opinion Leader sebagai salah satu elemen yang mempengaruhi keputusan termasuk ke dalam kelompok referensi. Opinion Leader ialah orang-orang yang dianggap sebagai juru kunci untuk mengendalikan opini masyarakat atau pengikut media sosialnya. Susanto (2013) menyebutkan bahwa seorang Opinion Leader dalam khasanah ilmu komunikasi, memiliki peran yang kuat untuk menjadi sumber informan yang kredibel dan mampu meyakinkan khalayak. Dalam konsep “opinion leade” didalam media tradisional, mereka dapat menyampaikan pendapat mereka dengan menggunakan saluran media massa.

Sebagai contoh Rogers (1962) mengemukakan tiga tipikal ciri-ciri Pemimpin opini:

(1) Partisipasi sosial yang tinggi (2) Sosial tinggi status

(3) Tanggung jawab sosial yang tinggi

Seiring munculnya digital atau dikenal sebagai “new media” di ranah komunikasi, berbagai tantangan pola penyampaian pesan muncul dalam Gerakan sosial bagaimana cara melakukan penyampaian pesan Gerakan sosial dengan menggunakan “opinion leader” ini di era digital. Di era new media ini memungkinkan semua orang terhubung secara personal dan langsung dengan orang lain diseluruh penjuru dunia tanpa batas waktu maupun ruang. Media massa, Instagram telah menjadi wadah berkomunikasi di era nerw media dan memungkinkan memunculkan kriteria baru opinion leader didalam media sosial.

(9)

31 Opinion Leader didalam media sosial memiliki perbedaan dengan opinion leader didalam media tradisional dengan dugaan awal karena didalam media sosial tidak ada status ekonomi/kedudukan didalam masyarakat. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Chang Sup Park (2013) terhadap media sosial “twitter”

menyebutkan istilah khusus seperti selebtwit, tetapi hanya mempresentasikan pemilik akun “twitter” dengan follower banyak. Hal ini kemudian bagaimana seseorang disebut opinion leader didalam media sosial oleh Chang Sup Park (2013), antara lain :

(1) Lebih mengutamakan kepada keahlian dibidangnya dan tidak mengandalkan status sosial,

(2) Mereka sering terlibat dalam proses multi langkah, karena pesan di sosial media cenderung disebarluaskan melalui berbagai saluran perantara.

(3) Memiliki interaksi dengan follower nya secara rutin atau aktif (Hananto, 2014).

Penekanan dapat kita lakukan dalam kriteria ketiga opinion leader didalam new media yaitu tingkat interaksi dengan follower nya menjadikan kita dapat mengatakan bahwa si public figure bukan hanya seseorang yang memilki keahlian dan berperngaruh terhadap follower nya. Public Figure haruslah seseorang yang secara aktif berkomunikasi dan berinteraksi dengan follower nya.

Definisi konsep opinion leader menurut Rogers (dalam Windham, 2009) merupakan tingkatan seseorang dapat terpengaruh dari individu lainnya yang dinilai memiliki sikap atau perilaku yang tepat. Keberadaan mereka menjadi perantara dalam penyampaian pesan yang diterima lalu di lanjutkan ke lainnya dan sosok Opinion Leader dijadikan acuan dan dipercaya dalam menerima nasihat dan mendapatkan segala hal (Surahman, 2018).

2.7. Gerakan Sosial

Pemahaman Gerakan Sosial ialah perilaku kelompok terorgnisir, tidak terikat oleh lembaga guna mewujudkan perubahan di lingkunganya. Cara pandang

(10)

32 terhadap gerakan sosial baru ditekankan pada 2 poin cara pandang utama yaitu (1) Gerakan sosial baru adalah perwujudan dari perekonomian industrial ke post- industrial. (2) Berbeda dengan gerakan sosial di era indusrial (Kapriani & Lubis, EFEKTIVITAS MEDIA SOSIAL UNTUK GERAKAN SOSIAL PELESTARIAN LINGKUNGAN, 2014).

Hadirnya gerakan sosial berawal dari suatu kelompok yang merasa tidak puas terhadap suatu keadaan. Mereka bukan bagian dari sebuah organisasi yang tidak mempunyai suatu rencana. Tetapi di bantu dengan kemajuan teknologi dan komunikasi menjadi wadah untuk mereka melakukan perubahan secara teroganisir atau terarah. Juga terdapat gerakan sosial dapat mewujudkan suatu kelompok yang baik secara permanen maupun sementara tetapi ada pua yang berlangsung tidak lama (Dimpos, 2007).

2.7.1. Ciri gerakan sosial

Smelser berpendapat mengenai beberapa macam ciri perilaku gerakan sosial, seperti :

1. Terstruktur artinya struktur masyarakat disusun sedemikian rupa guna memberi ruang yang lebih luas untuk memunculkan perilaku kolektif.

2. Adanya solusi dalam mengatasi suatu persoalan, maka perlunya tekanan struktural terhadap individu yang dihadapkan pada suatu masalah.

3. Adanya keyakinan umum yang muncul disaat lingkungan masyarakat terdapat suatu persoalan dan dicarikan solusi penyelesaiannya

4. Perilaku kolektif muncul karena adanya beragam faktor pemicu seperti adanya isu yang berisi pesan yang dinilai memicu menimbulkan konflik di masyarakat.

5. Adanya sosok figure seperti tokoh pemimpin yang muncul melakukan berbagai kepentingan dalam mewujudkan kemauan kelompoknya (aksi mobiliasasi).

6. operation of social control yaitu kehadiran sejumlah elemen (aparat;

pejabat; tokoh masyarakat; serta kehadiran media) guna mewujudkan

(11)

33 keadaan terkendali di lingkungan masyarakat (Haris, Rahman, & Ahmad, Mengenal Gerakan Sosial dalam Perspektif Ilmu Sosial, 2019).

2.7.2. Tipe gerakan sosial

Di dasari dari bentuk gejala sosial yang sering kali muncul di tengah masyarakat, perilaku kolekif menjadi suatu tujuan dalam mengendalikan persoalan tersebut, terdapat 4 jenis pembagaian gerakan sosial menurut Locer (2002) antara lain :

1. Alternative Social Movement, tipe perilaku kolektif mengajak merubah perilaku dan pemikiran seseorang. Contohnya kelompok GRANAT melakukan kampanye anti narkoba yang bertujuan mengajak para remaja menjauhi barang tersebut untuk menjaga kemajuan generasi selanjutnya.

2. Redemptive Social Movements, tipe perilaku kolektif dengan tujuan merubah kebiasaan kelompok tertentu. Contohnya gerakan dilakukan dikalangan sekte tertentu memliki tujuan adanya perubahan cara pandang anggotanya.

3. Reformative Movement, perilaku kolektif yang memiliki target yang dituju ialah berorientasi adanya perubahan di suatu keompok. Seperi contoh, People Power merupakan gerakan yang memiliki tujuan adanya perubahan di dalam sistem pemerintah yang dinilai otoriter.

4. Revolutionary Social Movement. Perilaku kolektif yang berbeda dengan ketiga tipe lainnya, pada tipe ini lebih diorientasikan adanya perubahan secara keseluruhan di lingkungan masyarakat termasuk tentang suatu sistem negara (Haris, Rahman, & Ahmad, Mengenal Gerakan Sosial dalam Perspektif Ilmu Sosial, 2019).

2.8. Teori Agenda setting pada media massa

Agenda Setting Theory merupakan penilaian terhadap sesuatu jika media massa menganggap penting, dan sebaliknya tidak menjadi penting, dan sebaliknya tidak menjadi penting jika media massa tidak menganggapnya penting (Nurudin, 2020). Teori ini dipakai dalam media massa guna nya untuk memilih berita yang bukan fakta agar berita tersebut dapat diserap oleh public dengan tujuan tertentu.

(12)

34 Syarat agenda dapat dirancang oleh media massa antara lain: a) Sesuatu mesti di pikirkan/percaya khalayak; b)Menetapkan hal akurat untuk dipercaya masyarakat; c)Menetapkan sesuatu yang harus dimengerti dan di laksanakan masyarakat (Kholil, 2007: 36). Kritik terhdap teori ini ialah pendapat diantara peneliti-media adalah bahwa media tidak seterusnya membawa pengaruh kuat dalam agenda khalayak (masyrakat). Karena kekuatan media tergantung dari berbagai faktor seperti, tingkat kepercayaan media dalam pemberitaan, adanya pertimbangan bukti yang dirasakan oleh anggota masyarakat, lalu adanya anggota memberi nilai media pada saat-saat tertentu, dan keperluan masyarakat -Littlejohn dan Foss. (Ritonga, 2018).

2.9. Fokus Penelitian

Mempermudah pembaca dalam memahami permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini, maka adapun yang peneliti maksud dengan Tirta Mandira Hudi sebagai Opinion Leader menyampaikan pesan gerakan sosial menghadapi COVID-19 melalui instagram adalah penyampaian pesan COVID-19 berupa konten Anjuran, Program Relawan, Edukasi dan Siar hingga penyampaian informasi mengenai COVID-19 yang menimbulkan pro/kontra tentang COVID-19 yang dilakukan melalui instagram sehingga terdeteksi bahwa akun instgram

“dr.Tirta” menjadi media kebijakan dalam penyampaian pesan gerakan sosial menjembatani isu-isu pemberitaan COVID-19 yang tersebar di masyarakat.

Menjadi pemimpin opini dikomunitas virtualnya (instagram) dengan memiliki tingkat credibility “Kepercayaan, sumber terpercaya dalam memberi kata- kata informasi” (sumber : gambar 1.6 Hasil Pra-survey) Dan per tanggal 29 maret hingga 4 april 2020 namanya menjadi trending (Trends, 2020) ini tentunya bahwa sebagai tokoh (figure) yang dikenal masyarakat luas, secara sadar kehadirannya di media instagram dapat mentransformasi dirinya hadir sebgai sistem digital dan sedang di lingkaran simulasi yang tidak terbatas oleh waktu dan ruang. Disini Instagram menyediakan prospek bisnisnya dengan pengartian sosok Opinion Leader adalah orang-orang yang ungkapannya dapat menular bagi masyarakat.

(13)

37 2.10. Penelitian Terdahulu

NO TINJAUAN JUDUL HASIL PERSAMAAN PERBEDAAN

1. Fitri Permata Sari, Mahasiswa

Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah

Jakarta Sarjana

Prodi Ilmu

Komunikasi dan Penyiaran Islam Tahun 2016

Peran Opinion Leader Majelis Ulama

Indonesia (MUI) kota Depok dalam Pilkada Kota Depok 2015

Peran pemimpin opini menjadi unsur yang mempengaruhi keberhasilan pelaksaan suatu kegiatan, seperti pada fenomena peran Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Depok sebagai Pengayom masyarakat, bertujuan meyakinkan khalayak untuk berpartisipasi saat pilkada kota Depok 2015. Sebagai pengayom masyarakat, MUI berperan menjaga independensi hingga netralisasi.

• Fokus penelitian pada peran pemimpin opini

• Menggunakan metode penelitian Kualitatif

• Model Komunikasi 2 tahap (two step flow communication)

• Pada penelitian terdahulu, teknik pengumpulan data yang dilakukan peneliti ialah wawancara langsung berbeda dengan penelitian saat ini yaitu

dilakukan dengan

mengumpulkan dokumentasi- dokumentasi dari postingan akun instagram dr.tirta

2. Sigit Surahman, Mahasiswa

Universitas Serang Raya Prodi Ilmu Komunikasi Tahun 2018

Public Figure sebagai Virtual Opinion Leader dan

Kepercayaan

Membukikan bahwa sosok Public Figure yang memiliki Credibiliy yang tinggi dengan mudah akan dapat menjadi Virual Opinion Leader karena akan informasinya dipercaya masyarakat.

• Fokus penelitian pada peran public figure sebagai opinion leader

• Penggunaan teori, pada penelitian terdahulu ini menggunakan “Adaptive structure theory”

(14)

38 Informasi

Masyarakat

• Menggunakan metode penelitian kualitatif

• Model Komunikasi 2 tahap (two step flow communication)

• Teknik pengumpulan data yaitu dengan mengumpulkan dokumentasi

postingan-postingan dari akun instagram

, pada penelitian peneliti saat ini menggunakan teori “agenda setting”

3. Dea Rizki Kapriani dan Djuana P.

Lubis, Mahasiswa IPB Tahun 2014

Efektivitas Media Sodial Untuk Gerakan Sosial

Pelestarian Lingkungan

Menunjukkan keterlibatan media sosial dapat mempengaruhi partisipasi dalam kegiatan KeSEMaT.

• Peran media sosial sebagai media penyampaian pesan gerakan sosial

Menggunakan metode penelitan Kuantitatif sedangan metode penelitian yang dilakukan peneliti saat ini adalah Kualitatif.

(15)

39 4. Sahlan Marzuuqi,

Muchamad Yuliyanto, Mahasiswa Universitas

Diponegoro Prodi Ilmu Komunikasi Tahun 2019

Twitter Sebagai Media

Propaganda (Analisis

Wacana pada Tweet

@TsamaraDKI dan

@FaldoMaldini sebagai Media Propaganda Menjelang Pemilihan Presiden 2019)

Bentuk dan teknik propaganda yang dikeluarkan oleh akun twitter politikus

@TsamaraDKI dan @FaldoMaldini menjelang pemilihan presiden - wakil presiden 2019 yaitu menggunakan teknik propaganda name calling, glittering generalities, card stacking, plan folks, bandwagon technique testimonial.

• Peran media sosial sebagai media gerakan sosial

• Peran Figure dalam melakukan gerakan sosial

• Menggunakan metode penelitian Kualitatif

• Teknik pengumpulan data dengan dokumentasi postingan-postingan objek.

• Media sosial yang digunakan peneliti terdahulu iala Twitter, sedangkan pada penelitian yang dilakukan peniliti ialah Instagram.

• Penyemapain pesan pada penelitian terdahulu iala Gerakan politik, sedangkan yang dilakuakn peneliti yaitu gerakan sosial.

Table 2. Penelitian Terdahulu

Gambar

Gambar 7.Piramida Jaringan Komunikasiintrapersonal (mengolah informasi/berpikir)
Table 1. Fungsi komunikasi massa Alexis S. Tan  Sumber:  (Nurudin, 2013)
Gambar 8.Model komunikasi massa Two step flow  Communication. Black dan Whitney, 1988
Gambar 9. Model komunikasi massa Two step  flow Communication. Josep A.Devito, 1997
+2

Referensi

Dokumen terkait

a) Jika peserta didik dapat membaca dengan makhraj dan tajwid dengan benar, skor 100. b) Jika peserta didik dapat membaca dengan makhraj dan tajwid kurang sempurna, skor 75. c)

Krisis lain yang dapat menimpa suatu keluarga adalah bila ada perbenturan nilai antar anggota keluarga atau antar generasi, misalnya antara orangtua sebagai

Untuk lama menjalani hemodialisa dapat dilihat dari tabel di atas bahwa, 16 responden yang memiliki tingkat stres sedang lama menjalani hemodialisa kurang dari 2

(Cornelissed, 2014) menjelaskan bawah, terdapat tahapan dalam merumuskan sebuah konten dari strategi komunikasi, tahapan tersebut adalah antara lain adalah mengetahui

Persepsi adalah suatu pemberian arti terhadap stimulus lingkungan oleh seorang individu. Setiap manusia dalam hidupnya selalu berhadapan dengan stimulus lingkungan,

Definisi ini mengimplikasikan bahwa biaya kualitas berhubungan dengan dua sub kategori dari kegiatan terkait mutu, yakni kegiatan pengendalian dan kegiatan produk

Sedangkan Istarani (2011: 15) model pembelajaran adalah seluruh rangkaian penyajian materi ajar yang meliputi segala aspek sebelum dan sesudah pembelajaran yang

Bahwa kemudian pada tahun 1989-1990 tingkat investasi swasta domestik meningkat tidaklah sepenunya berarti tingkat investasi di Indonesia tidak sensitif tertiadp tingkat bunga,