• Tidak ada hasil yang ditemukan

OPTIMALISASI PEMBEKALAN TEKNIS DALAM PRAPENDIDIKAN DOKTER MUDA ERA PANDEMI COVID-19 DI RUMAH SAKIT UNIVERSITAS SEBELAS MARET

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "OPTIMALISASI PEMBEKALAN TEKNIS DALAM PRAPENDIDIKAN DOKTER MUDA ERA PANDEMI COVID-19 DI RUMAH SAKIT UNIVERSITAS SEBELAS MARET"

Copied!
70
0
0

Teks penuh

(1)

OPTIMALISASI PEMBEKALAN TEKNIS DALAM PRAPENDIDIKAN DOKTER MUDA ERA PANDEMI COVID-19 DI RUMAH SAKIT

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

Laporan Aktualisasi Nilai – Nilai Dasar ASN

di Program Studi Profesi Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret

Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil GOLONGAN III

Disusun Oleh:

Angkatan : XXIII No Presensi : 08

Mentor : Dr.Diah Kurnia Mirawati, dr., Sp.S (K) Coach : Sunarto,S.Sos., M.Si

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PEGAWAI KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

TAHUN 2020 Fakultas Kedokteran

Universitas Sebelas Maret

Nama : Coana Sukmagautama, dr.,Sp.PD., M.Kes NIP : 198312142019031004

Jabatan : Dosen Asisten Ahli

Unit Kerja : Program Studi Profesi Dokter

(2)
(3)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahhirabbil’alamin, Puji syukur Kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Petunjuk dan Hidayah sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Aktualisasi sebagai internalisasi nila-nilai dasar ASN dalam rangka Pelatihan Dasar CPNS Golongan III Angkatan XXIII tahun 2020 yang merupakan kerjasama Pusdiklat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Penulis menghaturkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah memberikan bimbingan, saran, masukan dan kritik yang membangun dalam laporan aktualisasi ini, yaitu:

1. Prof.Dr.Jamal Wiwoho,SH,M.Hum selaku Rektor Universitas Sebelas Maret yang telah memfasilitasi penulis dalam melaksanakan aktualisasi selama proses pelatihan dasar CPNS golongan III ini.

2. Ibu Amurwani Dwi Lestariningsih, S.Sos., M.Hum. selaku Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pegawai yang telah menyelenggarakan pelatihan dasar CPNS ini.

3. Prof. Dr. Reviono, dr.Sp.P(K) selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret yang telah memfasilitasi penulis dalam melaksanakan aktualisasi selama proses pelatihan dasar CPNS golongan III ini.

4. Dr. Diah Kurnia Mirawati, dr. Sp.S (K), selaku Wakil Dekan Bidang Keuangan dan Umum dan mentor yang telah memberikan arahan dan bimbingan untuk kelancaran pembuatan tugas aktualisasi ini.

5. Bapak Sunarto, S.Sos., M.Si. selaku coach yang telah memberikan bimbingan, saran dan kritik yang membangun bagi perbaikan kualitas laporan aktualisasi ini.

6. Bapak Ahmad Mu’am, Ak., MM., CA., selaku penguji atau narasumber pada seminar laporan aktualisasi ini.

7. Para Widyaiswara di lingkungan Pusdiklat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang telah menjelaskan dan menularkan nilai-nilai dasar ASN, Kedudukan & Peran ASN.

(4)

8. Para panitia penyelenggara pelatihan dasar CPNS di lingkungan Pusdiklat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang telah membantu kelancaran pelaksanaan kegiatan ini.

9. Teman teman CPNS angkatan 17-23 Latsar Gelombang III 2020 yang saling bahu membahu dan saling memotivasi demi suksesnya Laporan Aktualisasi ini.

Penulis menyadari masih banyak sekali kekurangan dalam tulisan ini, sehingga saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan demi perbaikan tugas laporan aktualisasi ini.

Surakarta, September 2020 Penulis,

Coana Sukmagautama, dr.,Sp.PD., M.Kes.

NIP. 198312142019031004

(5)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

BAB PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Tujuan Aktualisasi ... 9

BAB PELAKSANAAN AKTUALISASI ... 11

A. Analisis Dampak Isu jika Tidak Diselesaikan ... 11

B. Pelaksanaan Aktualisasi ... 15

C. Pelaksanaan Kegiatan... 25

D. Kendala dan Strategi Mengatasi ... 26

BAB PENUTUP ... 28

LAMPIRAN ... 30

(6)

DAFTAR TABEL

1. Pelaksanaan Aktualisasi ... 16 2. Pelaksanaan Kegiatan ... 27 3. Kendala dan Strategi Mengatasi ... 28

(7)

DAFTAR GAMBAR

1. Bukti Konsultasi dengan Pakar Via Whatsapp ... 32

2. Bukti Konsultasi Fisik dengan Dekan FK UNS ... 33

3. Materi Power Point tentang Covid-19 ... 34

4. Penyampaian Materi tentang Covid-19 ... 35

5. Diskusi Materi dengan Peserta Didik ... 36

6. Konsultasi dengan Direktur RS UNS ... 37

7. Materi Power Point Pelayanan RS UNS... 39

8. Penyampaian Materi Pelayanan RS UNS ... 40

9. Diskusi terkait Pelayanan RS UNS ... 41

10. Koordinasi dengan Tim Kreatif Via Whatsapp ... 42

11. Koordinasi dengan PPI Via Whatsapp ... 43

12. Penggunaan APD ... 44

13. Penggunaan APD Level 1 ... 44

14. Penggunaan APD Level 2 ... 45

15. Penggunaan APD Level 3 ... 45

16. Kebiasaan baru Era New Normal ... 46

17. Mencuci Tangan ... 46

18. Menjaga Jarak ... 47

19. Menggunakan masker... 47

20. Konsultasi Materi E-book dengan Mentor ... 48

21. Koordinasi Materi E-book dengan Tim Kecil ... 49

22. Koordinasi Materi E-book dengan Kepala Seksi ... 50

23. Diskusi dengan Kepala Seksi terkait E-book ... 50

24. Review dan Editing E-book oleh Tim Kecil ... 51

25. Sampul E-book Aktualisasi ... 52

26. Koordinasi Penyebaran E-book dengan Bagian Diklat ... 52

27. Koordinasi Penyebaran E-book dengan Chief Dokter Muda ... 53

28. Koordinasi Ijin Pelaksanaan Aktualisasi ... 54

29. Koordinasi Pelaksanaan Aktualisasi dengan dr. Norma Mukti Bimacahya ... 55

30. Undangan Pemaparan Materi Pelayanan RS UNS ... 57

31. Koordinasi Dengan Ibu Dwi Kurniati Sawalni, S.K.M... 57

32. Koordinasi dengan Ibu Prihatin Susilowati, A.Md ... 58

33. Capture Video Materi Aktualisasi Website FK UNS ... 58

34. Koordinasi dan Uploading Video dengan Kasi Humas RS UNS ... 59

35. Koordinasi dan Uploading Video dengan Penyelenggara Humas... 59

36. Uploading Video Materi Aktualisasi di Akun Youtube Pribadi .... 60

37. Testimoni oleh Peserta Didik... 61

38. Testimoni Oleh Direktur Rumah Sakit UNS ... 61

(8)

BAB PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Manajemen Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai ASN yang professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan profesi pegawai sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber daya aparatur sipil Negara yang unggul selaras dengan perkembangan jaman. Dalam UU No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara, ASN (Aparatur Sipil Negara) adalah Profesi Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) yang diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian dan diserahi tugas dalam suatu jabatan pemerintahan atau diserahi tugas negara lainnya dan digaji berdasarkan peraturan perundang- undangan yang berlaku.

ASN memiliki fungsi pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, perekat dan pemersatu bangsa. Tugas ASN adalah melaksanakan kebijakan publik, memberikan pelayanan publik yang professional, mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Peran ASN adalah sebagai perencana, pelaksana dan pengawas penyelenggaraan tugas umum pemerintahan dan pembangunan nasional melalui tugas dan fungsinya. ASN harus memiliki kualifikasi, kompetensi, dan kinerja yang dibutuhkan sesuai dengan jabatannya masing-masing.

Untuk membentuk PNS yang professional yang mampu melaksanakan tugas dan perannya diperlukan pembentukan karakter yang didasarkan pada nilai-nilai dasar profesi PNS sesuai dengan standar kompetensi jabatannya, sehingga mampu melaksanakan tugas jabatannya secara efektif, efisien, dan sesuai dengan visi dan misi institusi. Nilai-nilai dasar profesi PNS tersebut tercakup dalam ANEKA yaitu akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen mutu, dan anti korupsi.

(9)

Sesuai dengan UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Dalam melaksanakan profesinya, dosen harus memiliki empat kompetensi dalam Tri Dharma perguruan tinggi, yaitu (1) kompetensi paedagogik, (2) kompetensi profesional, (3) kompetensi kepribadian dan (4) kompetensi sosial.

Seorang dosen yang juga merupakan bagian dari PNS hendaknya mampu menerapkan nilai-nilai dasar profesi PNS ke dalam tugas pokok tridharma perguruan tinggi yaitu (1) melaksanakan pendidikan dan pengajaran; (2) melakukan penelitian ilmiah; dan (3) melaksanakan pengabdian kepada masyarakat. Kualitas kompetensi seorang dosen memberikan pengaruh besar terhadap mutu penyelenggaraan perkuliahan yang berlangsung. Dengan kata lain, dosen yang kompeten, profesional, dan berintegritas tinggi menjadi salah satu syarat terwujudnya pendidikan yang berkualitas. Kualitas perfomance, metode pengajaran, pengembangan penelitian dan pengabdian masyarakat berbasis teknologi dan inovasi menjadi tolak ukur keberhasilan pendidikan tinggi di Indonesia. Fungsi pendidikan tinggi sesuai dengan amanat UUD 1945 adalah mengembangkan kemampuan civitas akademika, membentuk watak dan peradaban bangsa, mencerdaskan kehidupan bangsa, serta mengembangkan IPTEK. Di Indonesia, jenis pendidikan tinggi dapat berbentuk akademi, institut, politeknik, sekolah tinggi dan universitas. Perguruan tinggi tersebut dapat menyelenggarakan pendidikan akademik (sarjana S1, magister S2, doktor S3), profesi (spesialis) dan vokasi dengan pendidikan diploma (D1, D2, D3, dan D4). Aparatur Sipil Negara (ASN) merupakan salah unsur dari Politeknik yang berperan langsung dalam penyelenggaraan pendidikan vokasi. Pengadaan jabatan ASN dilaksanakan sesuai dengan jumlah kebutuhan suatu instansi melalui proses seleksi CPNS.

(10)

Berdasarkan peraturan Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2018, Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) memiliki kewajiban untuk mengikuti Pelatihan Dasar CPNS yang dilakukan secara berintegrasi yang bertujuan untuk membangun integritas, moral, kejujuran, semangat, motivasi nasionalisme dan kebangsaan, membentuk karakter kepribadian yang unggul dan bertanggungjawab, memperkuat profesionalisme serta kompetensi bidang. Untuk menindaklanjuti Surat Edaran Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor: 7/K.1/HKM.02.3/2020 tentang Kewaspadaan dan Pencegahan Penularan Infeksi Corona Virus (Infeksi COVID-19) dalam Penyelenggaraan Pelatihan dan Surat Edaran Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor: 8/K.1/HKM.02.3/2020 tentang Kewaspadaan danPencegahan Penularan Infeksi CoronaVirus (Infeksi COVID-19) dalam Penyelenggaraan Pelatihan Dasar Calon PNS dan Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Calon PNS, disusun Surat Edaran Kepala LAN Nomor 10/K.1/HKM.02.3/2020 tentang Panduan Teknis Penyelenggaraan Pelatihan Dalam Masa Pandemi Coronavirus Disease (COVID-19). Oleh karena itu, di masa pandemi COVID-19 ini, pelatihan diselenggarakan secara daring.

Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil juga menerapkan agenda habituasi sebagai salah satu kurikulum pembentukan karakter PNS. Pembelajaran Agenda Habituasi berkaitan dengan mata pelatihan yang telah dipelajari (mata pelatihan Wawasan Kebangsaan dan Nilai- Nilai Bela Negara, Analisis Isu Kontemporer, Kesiapsiagaan Bela Negara, Akuntabilitas PNS, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, Anti Korupsi, Manajemen ASN, Pelayanan Publik, serta Whole of Government). Sehingga nantinya, PNS diharapkan mampu melaksanakan peran dan kedudukannya dalam menginternalisasi berbagai nilai tersebut di unit kerjanya masing- masing agar menjadi PNS yang profesional.

(11)

Laporan aktualisasi ini merupakan sebuah laporan yang berisikan penerapan nilai-nilai ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi) serta peran dan kedudukan ASN dalam pelaksanaan kinerjanya di unit kerja. Rancangan ini juga memuat beberapa rencana kegiatan yang mengaitkan nilai-nilai ANEKA serta peran dan kedudukan ASN dalam NKRI untuk diimplementasikan pada unit kerja penulis, yaitu Program Studi Profesi Dokter Fakultas kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Laporan aktualisasi ini dibuat berdasarkan atas isu-isu yang muncul pada unit kerja di Rumah Sakit UNS, sebagai tempat pendidikan profesi dokter muda. Rumah Sakit UNS adalah salah satu rumah sakit satelit pendidikan FK UNS khususnya untuk program studi pendidikan profesi dokter. Hal ini sesuai dengan Visi Rumah Sakit Universitas Sebelas Maret adalah sebagai berikut yaitu mewujudkan RS UNS sebagai pusat pendidikan, penelitian dan pelayanan kesehatan, bereputasi internasional, berlandaskan kedokteran komunitas dan nilai luhur budaya nasional. COVID-19 adalah suatu wabah penyakit menular berupa infeksi pada saluran pernapasan manusia yang disebabkan oleh virus corona. Wabah COVID-19 sudah melanda dunia dan Indonesia menjadi salah satu negara yang terkena wabah COVID-19 tersebut pada tanggal 2 Maret 2020. Pandemi COVID-19 yang melanda dunia, salah satunya adalah negara Indonesia memberikan dampak yang terlihat nyata dalam berbagai bidang yaitu di antaranya ekonomi, sosial, pariwisata, dan pedidikan. Pelaksanaan pendidikan di Indonesia dalam masa pandemi COVID-19 mengalami beberapa perubahan yang terlihat nyata. John Dewey (1958) berpendapat bahwa Pendidikan adalah proses yang tanpa akhir (education is the proses without end), dan pendidikan merupakan proses pembentukan kemampuan dasar yang fundamental baik menyangkut daya pikir daya intelektual maupun emosional perasaan yang diarahkan kepada tabiat manusia dan kepada sesamanya. Oleh karena itu, proses belajar menjadi kunci untuk keberhasilan pendidikan

(12)

agar proses belajar menjadi berkualitas membutuhkan tata layanan yang berkualitas.

Berdasarkan pernyataan tersebut dapat diketahui bahwa pendidikan harus berjalan dalam keadaan apapun termasuk dalam masa pandemi COVID-19. Untuk mengurangi angka penyebaran COVID-19 dan kegiatan pendidikan dapat berjalan seperti biasanya maka pemerintah melakukan beberapa upaya untuk mengurangi angka tersebut yang salah satunya diterapkan dalam sistem pendidikan di Indonesia. Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dilaksanakan dengan sistem online atau sistem dalam jaringan (daring) sejak bulan Maret 2020.

Sistem pembelajaran tersebut dilakukan tanpa tatap muka secara langsung, melainkan dilakukan dengan sistem pembelajaran jarak jauh.

Dengan sistem pembelajaran jarak jauh, peserta didik tidak diharuskan atau diwajibkan untuk datang ke sekolah maupun kampus untuk melaksanakan pembelajaran. Banyak sarana yang pada akhirnya diterapkan oleh tenaga pendidik untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar secara jarak jauh. Sarana pembelajaran jarak jauh tersebut tidak dapat dihindari dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Sarana pembelajaran tersebut di antaranya aplikasi google meet, aplikasi zoom, google classroom, youtube, televisi, maupun media sosial whatsapp. Di mana semua sarana tersebut dihasilkan dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang semakin maju.

Namun, dengan sistem pembelajaran jarak jauh tidak menutup kemungkinan akan timbulnya beberapa masalah-masalah dalam berlangsungnya proses pembelajaran. Dengan pelaksanaan pembelajaran jarak jauh ini, tentunya peserta didik maupun tenaga pendidik dari semua kalangan diharuskan memiliki akses jaringan internet yang baik. Namun, banyak daerah-daerah yang memiliki akses internet kurang baik atau tidak lancar sehingga menjadi salah satu kendala berlangsungnya kegiatan belajar mengajar dengan baik. Selain itu, tidak sedikit peserta didik yang tidak mendapatkan hasil pembelajaran

(13)

secara maksimal. Baik dari materi pelajaran maupun penugasan- penugasan yang diberikan oleh tenaga pendidik selama pandemi COVID- 19 ini berlangsung.Salah satu dampak yang paling dirasakan adalah proses pendidikan bidang kedokteran. Ada dua aspek tidak terpisahkan dalam pendidikan kedokteran, yaitu pendidikan dan pelayanan kesehatan. Kondisi ini juga terjadi pada pendidikan di bidang kesehatan lainnya. Pendidikan kedokteran dibagi menjadi dua bagian besar yaitu pendidikan akademik dan pendidikan profesi. Pendidikan akademik terdiri dari program sarjana kedokteran, program magister kedokteran, dan program doktor. Pendidikan profesi terdiri dari program profesi dokter (ko- ass, dokter muda), program dokter spesialis (PPDS 1), dan program dokter subspesialis (PPDS 2).

Pendidikan di kedokteran secara umum mempunyai tujuan meliputi tiga domain, yaitu afektif, kognitif, dan psikomotor. Afektif berkaitan dengan sikap penerimaan, responsif, penilaian, organisasi, dan karakterisasi. Kognitif adalah proses mengetahui kemampuan pada aspek pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, evaluasi dan kreasi. Psikomotor adalah perilaku gerakan dan koordinasi keterampilan motorik meliputi menirukan, manipulasi, presisi, artikulasi dan naturalisasi.

Ketiga aspek tersebut sangat berperan dan terhubung erat dalam pendidikan kedokteran. Dalam prosesnya seluruh aspek tersebut terjalin dalam satu rangkaian. Metode pembelajaran pendidikan dokter secara umum adalah perkuliahan, praktikum, tutorial, keterampilan medik, kegiatan lapangan, kuliah kerja nyata, penelitian, pengabdian masyarakat, skripsi, kegiatan ekstra kurikuler, putaran klinik, dan bimbingan klinik.

Sebagian kegiatan dilaksanakan di kampus fakultas kedokteran dan sebagian lagi di rumah sakit pendidikan. Keseluruhan kegiatan harus memenuhi standar yang terdiri atas: standar kompetensi lulusan, standar isi, standar proses, standar rumah sakit pendidikan, standar wahana pendidikan kedokteran, standar dosen, standar tenaga kependidikan,

(14)

standar penerimaan calon mahasiswa, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan,standar penilaian, dan standar penelitian.

Dampak COVID-19 adalah pencapaian standar kompetensi.

Standar kompetensi lulusan pada pendidikan akademik dan profesi merupakan kriteria minimal tentang kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dinyatakan dalam rumusan capaian pembelajaran pendidikan akademik dan profesi.

Pembatasan aktivitas fisik hanya memungkinkan pembelajaran jarak jauh terkait aspek kognitif secara online. Aspek psikomotor dan afektif sulit dilaksanakan sehingga kegiatan praktikum, tugas lapangan, kegiatan di rumah sakit, dan penelitian sulit berjalan. Kegiatan ini tidak dapat tergantikan dengan model pembelajaran jarak jauh secara online. Aspek psikomotor pada jenjang akademik merupakan aspek penting yang paling terdampak bencana ini karena memerlukan kehadiran fisik, misalnya praktikum anatomi, histologi, faal, biokimia, keterampilan medik, dan lain- lain. Pada jenjang profesi, putaran klinik rumah sakit di bagian penyakit dalam, bedah, pediatri, obgin, dan lainnya menjadi sulit atau tidak dapat terlaksana. Kegiatan e-learning dan e-exam di rumah hanya menjangkau aspek kognitif.

Pendidikan akademik pada pendidikan dokter, magister, dan doktor sebagian besar dapat berlangsung secara online. Namun pada pendidikan profesi seperti ko-ass, dan PPDS nyaris tidak berjalan karena hampir seluruh proses belajarnya memerlukan pasien di rumah sakit.

Keterbatasan interaksi fisik menjadi kendala utama, disamping bahaya penularan penyakit COVID-19 juga akibat pasien yang berkurang akibat kebijakan prioritisasi kasus gawat darurat dan mengurangi kasus elektif.

Bahaya tertular COVID-19 sangat potensial terjadi pada proses pendidikan. Di kedokteran pendidikan berbasis pada pelayanan dan juga pelayanan berbasis pada pendidikan. Keterampilan klinik pada jenjang profesi menjadi hal yang wajib terpenuhi, mengingat dalam kurikulum

(15)

ada pencapaian kompetensi minimal yang harus dicapai. Bila seorang calon dokter atau calon dokter spesialis tidak mendapat paparan kasus dan keterampilan minimal yang cukup, maka tidak mungkin untuk dapat diluluskan. Keterampilan menjadi menjadi acuan penting penilaian capaian kompetensi. Kriteria pemenuhan kompetensi minimal adalah suatu keharusan untuk dapat dinyatakan lulus dan dapat dilepas ke masyarakat untuk melaksanakan tugas profesi dokter atau dokter spesialis. Penelitian untuk skripsi, tesis, karya akhir, dan disertasi yang menggunakan pasien, materi eksperimen di laboratorium, atau menggunakan rekam medik rumah sakit akan terhambat.

Semua tidak tahu kapan bencana ini akan berakhir sementara dampak yang ditimbulkan berpotensi menambah masa studi mahasiswa dan PPDS. Upaya yang dapat dilakukan saat ini adalah mengalokasikan seluruh materi pembelajaran kognitif secara online dan lintas semester.

Bentuk pembelajarannya meliputi kuliah, penugasan, mengikuti seluruh kegiatan ilmiah rutin dilakukan seperti laporan jaga, laporan mingguan, bacaan jurnal, dan acara ilmiah lainnya. Aspek psikomotor yang harus dicapai dapat dialokasikan pada semester berikutnya atau secara khusus pada akhir pendidikan. Seluruh komponen keterampilan yang wajib bagi mahasiswa dan PPDS. Bisa dipertimbangkan untuk mendapatkan keterampilan menggunakan rumah sakit jejaring yang telah resmi dinyatakan sebagai RS Non COVID-19. Dampak umum yang akan terjadi adalah penurunan jumlah lulusan dokter, magister, doktor dan dokter spesialis tahun ini. Tentunya ini tidak diinginkan karena pemanjangan masa studi konskuensinya tidak hanya sekedar belum dapat diluluskan untuk terjun ke masyarakat, namun juga terkait beberapa konsekuensi seperti pembayaran SOP, membayar kontrakan, biaya hidup, dan juga kemungkinan lewat terkait batas masa studi yang secara sistem dapat di- drop out. Diperlukan kebijakan dari universitas dan pemerintah menyikapi hal ini. Salah satunya dengan mempertimbangkan memberikan keringanan atau pembebasan SOP dan penggantian berbagai kegiatan

(16)

lapangan dengan aktivitas yang disesuaikan dengan situasi pandemi ini misalnya penugasan terkait dengan penanggulangan COVID-19 yang telah dikaji aman dari risiko penularan. Konsep new normal adalah tatanan kehidupan normal bagi masyarakat di tengah – tengah pandemi COVID-19. New Normal adalah perubahan perilaku masyarkat sehari- hari agar tetap bisa menjalankan aktifitasnya secara normal, dengan ditambah penerapan protokol kesehatan guna mencegah terjadinta penularan COVID-19 yang kian meluas. Penerapan new normal dalam dunia pendidikan di Indonesia dalam dilakukan dengan syarat pertama tidak menambah penularan atau memperluas penularan, menggunakan indikator sistem kesehatan yakni seberapa tinggi adaptasi dan kapasitas sistem kesehatan dalam pelayanan COVID-19 dan surveilans kesehatan masyarakat. Dengan konsep new normal dalam proses pendidikan baik dalam prapendidikan maupun pendidikan klinis di RS, merupakan upaya terobosan agar proses pendidikan klinis tetap berjalan tentunya dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat sehingga pemenuhan kompetensi peserta didik bisa dipenuhi meski dalam masa pandemi COVID-19.

B. TUJUAN AKTUALISASI

Kegiatan aktualisasi Pelatihan Dasar CPNS merupakan langkah nyata mewujudkan PNS yang professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi dan nepotisme. Aktualisasi merupakan suatu proses untuk menjadikan pengetahuan dan pemahaman yang telah dimiliki terkait substansi mata pelatihan Nilai-Nilai Dasar PNS dan Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI dapat aktual/ nyata/ terjadi/ sesungguhnya ada. Dengan kata lain aktualisasi adalah suatu bentuk kemampuan dalam menerjemahkan teori kedalam praktik, mengubah konsep menjadi konstruk dan menjadkan gagasan sebagai kegiatan. Kegiatan aktualiasi diawali dengan identifikasi

(17)

isu, penetapan isu, gagasan pemecahan isu dan kegiatan-kegiatan pemecahan isu tersebut. Tujuan aktualisasi adalah sebagai berikut :

1. Melakukan pendalaman terhadap core issue yang dipilih (jika berubah/bertambah), dan dukungan konsep pokok mata pelatihan yang melandasi pemilihan core issue dan penetapan inisiatif pemecahan core issue yang dipilih.

2. Melakukan penerapan terhadap ususlan-usulan inisiatif baik berupa pikiran konseptual dan/atau aktivitas-aktivitas dalam rangka memecahkan core issue tersebut, dan proses dan kualitas mengelola dan menjalankan inisiatif

3. Melakukan analisis terhadap dampak hasil inisiatif (dampak yang terjadi baik pada level individu, unit atau organisasi) dan menjaga keberlangsungan inisiatif yang telah dilakukan.

4. Melaksanakan tugas dan fungsi PNS sebagai pelayan publik, pelaksana kebijakan publik serta perekat dan pemersatu bangsa.

(18)

BAB

PELAKSANAAN AKTUALISASI

A. Analisis Dampak Isu jika Tidak Diselesaikan

Penyusunan laporan aktualisasi ini didasarkan atas isu-isu pokok yang muncul pada unit kerja yaitu di rumah sakit UNS sebagai lahan proses pendidikan dokter muda. Penerapan new normal dalam dunia pendidikan di Indonesia dalam dilakukan dengan syarat pertama tidak menambah penularan atau memperluas penularan, menggunakan indikator sistem kesehatan yakni seberapa tinggi adaptasi dan kapasitas sistem kesehatan dalam pelayanan COVID-19 dan surveilans kesehatan masyarakat. Dengan konsep new normal dalam proses pendidikan baik dalam prapendidikan maupun pendidikan klinis di RS, merupakan upaya terobosan agar proses pendidikan klinis tetap berjalan tentunya dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat sehingga pemenuhan kompetensi peserta didik bisa dipenuhi meski dalam masa pandemi COVID-19.

Penulis menemukan beberapa isu yang menyangkut Pelayanan Publik, manajemen ASN dan Whole of Government, yaitu diantaranya adalah: (1) Pembekalan teknis dalam proses praPendidikan dokter muda era pandemi COVID-19 di RS UNS, (2) Rasa ketakutan dan keamanan dokter muda selama stase klinis di era pandemi COVID-19. (3) Pelayanan pasien Rumah sakit UNS baik covid maupun noncovid sebagai lahan pendidikan dokter muda di era pandemi COVID-19. Berikut ini adalah uraian alasan mengapa isu yang teridentifikasi tersebut menjadi permasalahan yang harus diselesaikan berdasarkan kondisi saat ini dan kondisi yang diharapkan.

1. Pembekalan teknis dalam proses prapendidikan dokter muda era pandemi COVID-19 di RS UNS.

(19)

Dampak COVID-19 adalah pencapaian standar kompetensi.

Standar kompetensi lulusan pada pendidikan akademik dan profesi merupakan kriteria minimal tentang kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dinyatakan dalam rumusan capaian pembelajaran pendidikan akademik dan profesi.

Pembatasan aktivitas fisik hanya memungkinkan pembelajaran jarak jauh terkait aspek kognitif secara online. Aspek psikomotor dan afektif sulit dilaksanakan sehingga kegiatan praktikum, tugas lapangan, kegiatan di rumah sakit, dan penelitian sulit berjalan.

Kegiatan ini tidak dapat tergantikan dengan model pembelajaran jarak jauh secara online. Aspek psikomotor pada jenjang akademik merupakan aspek penting yang paling terdampak bencana ini karena memerlukan kehadiran fisik, misalnya praktikum anatomi, histologi, faal, biokimia, keterampilan medik, dan lain-lain. Pada jenjang profesi, putaran klinik rumah sakit di bagian penyakit dalam, bedah, pediatri, obgin, dan lainnya menjadi sulit atau tidak dapat terlaksana. Kegiatan e- learning dan e-exam di rumah hanya menjangkau aspek kognitif.

Selama ini sudah berjalan proses prapendidikan yang dilakukan oleh Tim Medis FK UNS dan Diklit RS UNS dalam kaitanya persiapan overview kegiatan pembelajaran, kurikulum stase, sosialisasi aturan stase. Dalam kaitanmya persiapan new normal dalam proses pendidikan, diperlukan proses pendalaman materi tentang hal tersebut. Bagaimana dokter muda mengetahui lebih jauh tentang COVID-19, pola pelayanan RS UNS sebagai rujukan COVID- 19, pemahaman pemakaian alat pelindung diri dan konsep new normal dalam proses pendiidkan, itu semua perlu menjadi bekal dalam proses pradik sehingga rasa takut tidak menjadi penghalang dan keamanan bisa terjamin selama proses pendidikan.

(20)

2. Rasa takut dan keamanan dokter muda selama proses pendidikan klinis era pandemi COVID-19 di RS UNS.

Salah satu dampak yang paling dirasakan adalah proses pendidikan bidang kedokteran. Pasien adalah objek dari mahasiswa kedokteran, oleh karena itu itu menjadi penting dan wacana yang perlu dibahas tentang keamanan dari para mahasiswa kedokteran dalam melakukan pemeriksaan kepada pasien, karena belum ada kejelasan apakah pada pasien tersebut terdapat infeksi Corona virus atau tidak. Oleh karena itu faktor keamanan para dokter muda dalam melakukan proses pendidikan menjadi isu penting yang perlu dibahas agar menciptakan standar protokol keamanan kesehatan yang tinggi bagi dokter muda saat melakukan pendidikan. Dengan penerapan perilaku hidup bersih dan sehat, pengenalan alat pelindung diri di masing-masing zona, dan pemakaian alat pelindung diri yang tepat diharapkan tidak ada penularan dokter muda lainnya sehingga akan mendukung proses pendidikan dalam mencapai kompetensi yang diharapkan. Dengan adanya pembekalan tehnis yang baik tentang COVID-19, bagaimana memakali alat pelindung diri yang benar serta penerapan protokol kesehatan yang ketat maka hal tersebut akan mengurangi rasa takut peserta didik dalam proses pendidikan klinis era pandemi COVID-19 di RS UNS dalam konteks penerapan kebiasaan new normal dalam pendidikan.

3. Pelayanan pasien Rumah sakit UNS baik covid maupun noncovid sebagai lahan pendidikan dokter muda di era pandemi COVID-19.

Peserta didik diharapkan memahami proses pelayanan pasien di RS UNS sebagai upaya pencegahan penularan penyakit COVID- 19 selama proses pendidikan klinis. Dalam kontek pelayanan, RS sudah menerapkan prosedur ketat dalam memilih pasien-pasien yang terinfeksi covid atau tidak. Kemudian dari pemilihan tersebut berlanjut

(21)

terkait zonasi/area RS yang digunakan dalam proses pelayanan.

Adapun zonasi tersebut terbagi menjadi 3, zona merah, zona kuning dan zona hijau. Pembagian zonasi tersebut berdasarkan pada jenis pelayanan covid dan non covid dengan mempertimbangkan potensi penularannya. Peserta didik hanya diperbolehnya menjalani proses pendidikan di zona kuning dan hijau, seperti di poliklinik, bangsal noncovid, ruang diskusi. Khusus zona merah, peserta didik dokter muda tidak diperkenankan untuk ikut dalam proses pendidikan.

Proses skreening pasien, pembagian zonasi pelayanan, pemakaian alat pelindung diri dan proses pelayanan secara umum di RS, diharapkan peserta didik mampu mengenali dengan baik proses pelayanan RS sehingga tercipta rasa aman dan nyaman selama proses pendidikan klinis dan kompetensi pendidikan bisa mencapai target yang diharapkan.

Berdasarkan isu-isu aktual yang telah teridentifikasi, jika tidak segera diselesaikan maka akan muncul dampak di kemudian hari berupa:

1. Kurangnya rasa percaya oleh peserta didik pada instansi tempat mereka stase klinis dalam hal ini rumah sakit UNS.

2. Minimnya pengetahuan para peserta didik mengenai Covid-19 dan penanganannya.

3. Minimnya kesadaran para peserta didik untuk penggunaan APD yang baik dan benar.

4. Minimnya pengetahuan mengenai manajemen rumah sakit terkait pelayanan RS di masa pandemi Covid-19.

Berdasarkan isu dan dampak mengenai isu yang telah disampaikan, penulis melaksanakan aktualisasi berupa Optimalisasi Pembekalan Teknis dalam Prapendidikan Dokter Muda Era Covid-19 di Rumah Sakit Universitas Sebelas Maret. Gagasaan pemecahan isu dijabarkan dalam beberapa kegiatan. Kegiatan tersebut menghasilkan media berupa e-book, power point dan video penggunaan APD. Ketiga media tersebut dipilih karena disesuaikan dengan karakteristik peserta

(22)

didik Dokter Muda yang stase klinik di Rumah Sakit UNS yang didominasi oleh usia muda. Media tersebut diharapkan mudah dipahami dan dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari oleh para peserta didik.

B. Pelaksanaan Aktualisasi

Unit kerja : Program Studi Profesi Dokter

Isu yang diangkat : Optimalisasi pembekalan teknis dalam proses prapendidikan dokter muda era pandemi COVID-19 di RS UNS

Gagasan Pemecahan Isu : Pembekalan materi COVID-19,

pemaparan materi pola pelayanan dan zonasi di RS UNS sebagai rujukan COVID-19, membuat buku elektronik stase klinis dokter muda khususnya dalam kebiasaan new normal dalam pendidikan, membuat video APD dan kebiasaan new normal dokter muda, Kegiatan:

1. Pemaparan materi sekilas pandang COVID-19, apa dan bagaimana yang harus di ketahui.

2. Pemaparan gambaran pelayanan RS UNS sebagai RS rujukan COVID-19, berkaitan zonasi pelayanan dan perubahan layanan.

3. Membuat Video Pemakaian Alat Pelindung Diri dan Kebiasan New Normal bagi Peserta Didik yang Stases Klinis di RS UNS.

4. Membuat Buku Elektronik mengenai Pembekalan Teknis Prapendidikan Stase Klinis dokter Muda di RS UNS.

5. Koordinasi dengan Bagian Diklit RS UNS untuk Pelaksanan Proses Optimalisasi Prapendidikan dokter muda.

6. Melakukan uploading kegiatan aktualisasi di beberapa media sosial seperti website prodi profesi dokter FK UNS, facebook RS UNS dan akun youtube pribadi.

(23)

Tabel 1 . Pelaksanaan Aktualisasi

No

Kegiatan dan Tanggal Pelaksanaan

Tahapan dan Proses Kegiatan Output dan Bukti Fisik

Keterkaitan Substansi Mata pelatihan Agenda II

dan Agenda III

Kontribusi Terhadap Visi-Misi Organisasi

Penguatan Nilai Organisasi

Analisis Dampak Jika Nilai-nilai Dasar

PNS tidak Diterapkan

1 2 3 4 5 6 7 8

1. Pemaparan materi sekilas pandang COVID-19, apa dan

bagaimana yang harus di ketahui (14-28

Agustus 2020)

1. Merancang tema dan bahan (konsultasi dengan konsultan)

1.1 Saya menyampaikan usulan tema dan bahan dengan sopan dan hormat (tanggung jawab, menghargai) ,

1.2 Saya mendengarkan pendapat /masukan (tenggangrasa, jujur dan menghormati) 1.3 Saya mencatat dan mera-

ngkum masukan dari konsulan dengan cermat dan teliti sehingga menghasilkan tema yang berkualitas. (professi- onal, tanggung jawab) 2. Menyusun bahan pembel-

ajaran

Menyusun bahan pembela- jaran dengan cermat dan teliti agar peserta didik bisa memahami dengan baik (tanggung jawab)

3. Review dan finishing materi COVID-19

3.1 Saya melakukan konsultasi ulang kepada

Output : Pemaparan materi COVID-19 Bukti fisik -Catatan, screenshoot WA atau foto konsultasi -softfile dan Foto materi dan Bahan COVID-19 -Screenshoot WA

konsultasi -Foto kegiatan, screenshoot WA

undangan link zoom

AGENDA II

Akuntabilitas (efektif dan tanggung jawab)

Nasionalisme

(menghargai, tanggung jawab, etos kerja, saling menghormat, kerja keras) Etika Publik (professional, tanggung jawab)

Komitmen mutu

(menghasilkan produk yang bermutu)

Anti korupsi (tanggung jawab, kerja keras) AGENDA III

Manajemen ASN

(koordinasi dengan bagian diklit RS UNS untuk proses pembekalan klinis)

Pelayanan Publik (pengayaan materi kepada peserta didik) WOG (koordinasi antar unit,baik di pelayanan dan diklit dengan konsultasi kepada

Kegiatan ini

mendukung

Visi untuk “Mewujudkan PS Profesi Dokter

Sebagai Pusat

Pengembangan IPTEK Kedokteran Bereputasi Internasional, Mampu Menghasilkan Dokter

yang Kompeten,

Profesional dan berorientasi pada Kedokteran Komunitas”

Misi

1.)Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran layanan kesehatan berkualitas dan terstandar kepada dokter muda, untuk menghasilkan lulusan profesi dokter yang kompeten, profesional, bermoral dan beretika serta berorientasi pada kedokteran komunitas.

2)Menyelenggarakan tatakelola PS Profesi Dokter berkualitas

Achievement Orientation (Orientasi berprestasi) Customer satisfaction (Kepuasan Pengguna Jasa) Teamwork (Kerjasama) Integrity (Intergritas) Visionary (Visioner)

Entrepreneurshi p (Bersikap Kewirausahaan).

Bila nilai-nilai dasar

PNS tidak

diterapkan maka pemaparan materi sekilas pandang COVID-19 tidak akan dipahami sempurna oleh peserta didik.

1. Apabila pemaparan materi tidak efektif dan tidak efisien maka akan muncul dampak

kerancuan pemahaman dan dis-informasi sehingga muncul ketidakpahaman materi.

2. Apabila pemateri tidak

profesional atas materi yang disampaikan,

maka akan

(24)

konsulan dengan sopan dan hormat terkait materi presentasi. (kerjasama, tanggung jawab)

4. Memberikan pemaparan materi sekilas pandang COVID-19

4.1 Saya membuat link / undangan (via daring ex zoom) untuk semua dokter muda yang akan stase di RS UNS (tanggung jawab, profesional) 4.2 Saya melakukan

presentasi tentang COVID-19 dengan detail (teliti) dan tuntas (kerja keras, tanggung jawab) agar peserta paham (kepuasan pelanggan) 4.3 Saya melakukan diskusi/

feedback atas paparan materi untuk semua peserta (amanah, adil dan tanggung jawab)

konsultan) berbasis good faculty governance

3)Meningkatkan

kerjasama dengan berbagai institusi di dalam dan luar negeri dalam rangka pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi

muncul

ketidakpercayaan dari peserta didik.

3. Apabila pemaparan materi yang disampaikan tidak bertanggung jawab maka materi yang disampaikan tidak berkualitas.

4. Apabila materi yang

disampaikan tidak saling

menghormati maka tidak akan tercapai diskusi saat pemaparan materi seihingga komunukasi tidak berjalan.

5. Apabila dalam proses pemaparan materi tidak dilakukan dengan sopan santun serta partisipatif maka prosesnya tidak akan berjalan 2 arah/

diskusi antara peserta didik dan pemateri.

Jika pemaparan materi tidak dilakukan dengan asas pelayanan

(25)

publik maka diskusi materi tidak akan berjalan dengan baik.

2 Pemaparan pelayanan RS UNS sebagai rujukan COVID-19 dalam hal zonasi/area pelayanan dll

(14 -28

Agustus 2020)

1. Menyiapkan tema dan bahan 1.1 Mencari tema dan bahan

gambaran pelayanan RS dengan pihak managemen dengan (teliti dan cermat) 1.2 Merangkum materi untuk

bahan konsultasi ke

managemen RS

(tanggungjawab, professional)

2. Konsultasi gambaran pelayanan RS dengan managemen di era pandemic covid

Saya konsultasi pihak managemen RS untuk bahan presentasi pelayanan baik covid dan non covid dengan cermat dan teliti agar dokter muda bisa memahami dengan baik (tanggung jawab) zonasi RS.

3. Menyusun materi presentasi materi pelayanan RS

3.1 menyusun materi presentasi dengan teliti dan cermat, dengan mempertimbangkan hasil konsulatasi managemen RS (tanggung jawab)

3.2 Mereview dan finishing materi presentasi dengan efektif dan efisien sehingga memuat materi yang baik. (kerja keras, tanggung jawab)

Output : Pemaparan pelayanan

RS UNS

sebagai rujukan covid

Bukti fisik : -Fotokopi materi dan bahan presentasi -konsultasi dengan manageman baik offline maupun online.

-Softfile materi pelayanan RS UNS.

-Foto kegiatan dan screenshoot diskusi tanyajawab.

AGENDA II

Akuntabilitas (efektif dan efisien, tanggung jawab) Nasionalisme

(menghargai, tanggung jawab, etos kerja, tenggang rasa, saling menghormat, kerja keras) Etika Publik (professional, tanggung jawab)

Komitmen mutu

(kepuasan pelanggan) Anti korupsi (tanggung jawab, kerja keras) AGENDA III

Manajemen ASN (memberikan peran tugas dalam pengajaran) Pelayanan Publik (berdiskusi simulasi kasus untuk memberikan proses pendidikan dokter muda)

WOG (koordinasi antar unit,baik di pelayanan dan diklit dengan konsultasi kepada konsultan)

Kegiatan ini

mendukung

Visi untuk “Mewujudkan PS Profesi Dokter

Sebagai Pusat

Pengembangan IPTEK Kedokteran Bereputasi Internasional, Mampu Menghasilkan Dokter

yang Kompeten,

Profesional dan berorientasi pada Kedokteran Komunitas”

Misi

1.)Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran layanan kesehatan berkualitas dan terstandar kepada dokter muda, untuk menghasilkan lulusan profesi dokter yang kompeten, profesional, bermoral dan beretika serta berorientasi pada kedokteran komunitas.

2)Menyelenggarakan tatakelola PS Profesi Dokter berkualitas berbasis good faculty governance

3)Meningkatkan

kerjasama dengan berbagai institusi di dalam dan luar negeri dalam

Achievement Orientation( Orie ntasi berprestasi) Customer satisfaction (Kepuasan Pengguna Jasa) Teamwork (Kerjasama) Integrity (Intergritas) Visionary (Visioner)

Entrepreneurshi p (Bersikap Kewirausahaan).

Bila nilai-nilai dasar

PNS tidak

diterapkan maka pemaparan materi pola pelayanan RS UNS tidak akan dipahami sempurna oleh peserta didik.

1. Apabila pemateri tidak memiliki rasa

menghargai dan

menghormati pada peserta didik maka yang muncul adalah tidak sinerginya antara pemateri dan peserta dan akan

memunculkan ketidakpahaman materi.

2. Jika

penyampaian materi tidak dilakukan secara profesional dan tanggung jawab maka yang muncul adalah disinformasi materi yang

(26)

4.Presentasi materi pelayanan RS baik covid dan non covid RS.

Presentasi materi dengan metode daring (zoom) dengan sabar dan telaten.

Dokter muda bisa menyampaikan pendapat dan pertanyaan dengan baik dan saling menghormati (tenggang rasa)

rangka pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi

disampaikan.

3. Jika kualitas materi yang disampaikan rendah maka yang muncul adalah mnimnya pengetahuan bagi peserta didik

4. Jika penyampaian materi tidak dilakukan berdasarkan asas kepuasan pekanggan maka tidak akan muncul diskusi terkait materi diatas.

5. Apabila dalam proses

pemaparan materi tidak dilakukan dengan sopan santun serta partisipatif maka prosesnya tidak akan berjalan 2 arah/

diskusi antara peserta didik dan pemateri.

3 Membuat video pemakaian alat pelindung diri dan

1. Merancang tema dan skenario video (konsultasi dg konsulan dan tim PPI)

1.1 saya menyampaikan tema dan skenario dengan sopan

Output : Video

pemakaian alat

pelindung diri

AGENDA II

Akuntabilitas (efektif dan efisien, tanggung jawab) Nasionalisme

(menghargai, tanggung

Kegiatan ini

mendukung

Visi untuk “Mewujudkan PS Profesi Dokter

Sebagai Pusat

Achievement Orientation( Orie ntasi berprestasi) Customer satisfaction

Bila nilai-nilai dasar

PNS tidak

diterapkan maka pembuatan video pemakaian APD

(27)

kebiasan new normal bagi peserta didik yang stases kilinis di RS UNS

( 28 Agustus – 11 September)

dan hormat (saling menghargai), dengan menghargai pendapat masukan yang mereka berikan (tenggang rasa, saling menghormati), saya mencatat dengan cermat dan teliti (teliti, menghormati,sopan, ramah) agar menghasilkan produk inovatif dan berkualitas.

1.2 Saya melakukan diskusi tim (PPI dan Diklit) selanjutnya dalam group WA untuk koordinasi. (kerjasama dan tanggung jawab)

2. Mempersiapkan alat dan bahan

2.1 Saya mempersiapkan alat dan bahan pembuatan video dengan cermat, dan teliti, tanggung jawab (etos kerja, efektif dan efisien)

2.2 Saya melakukan diskusi dengan Tim PPI dan diklit RS untuk mempersiapkan

alat dan bahan

(komunikasi, kerja keras,kerjasama, efektif dan efisien)

3. Pembuatan script

Saya membuat script bersama tim PPI dan diklit (gotong royong, profesional).

Dalam membuat storyboard, saya menuangkan ide secara kreatif dan inovatif

dan kebiasaan new normal Bukti fisik : -Catatan, screenshoot koordinasi WAG atau foto

konsultasi -Foto Alat dan Bahan -File script, screenshoot WA

-Foto kegiatan, screenshoot WA

-foto kegiatan -Catatan, screenshoot WA atau foto konsultasi

jawab, etos kerja, tenggang rasa, saling menghormat, kerja keras)

Etika Publik

(professional, tanggung jawab)

Komitmen mutu

(kepuasan pelanggan, ce) Anti korupsi (tanggung jawab, kerja keras) AGENDA III

Manajemen ASN (koordinasi dengan tim PPI dalam pembuatan video)

Pelayanan Publik (pembuatan video untuk memberikan proses pendidikan dokter muda) WOG (koordinasi antar Lembaga/ bagian dengan konsultasi kepada konsultan)

Pengembangan IPTEK Kedokteran Bereputasi Internasional, Mampu Menghasilkan Dokter

yang Kompeten,

Profesional dan berorientasi pada Kedokteran Komunitas”

Misi

1.)Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran layanan kesehatan berkualitas dan terstandar kepada dokter muda, untuk menghasilkan lulusan profesi dokter yang kompeten, profesional, bermoral dan beretika serta berorientasi pada kedokteran komunitas.

2)Menyelenggarakan tatakelola PS Profesi Dokter berkualitas berbasis good faculty governance

3)Meningkatkan

kerjasama dengan berbagai institusi di dalam dan luar negeri dalam rangka pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi

(Kepuasan Pengguna Jasa) Teamwork (Kerjasama) Integrity (Intergritas) Visionary (Visioner)

Entrepreneurshi p (Bersikap Kewirausahaan).

dan kebiasaan new normal tidak akan optimal sehingga pesan yang tersampaikan tidak maksimal.

1. Jika

pembutan materi video tidak diakukan dengan profesional, efektif dan efisien misalnya kualitas video yang buruk,

maka yang

muncul adalah ketidak pahaman para peserta didik karena konten video terlalu panjang dan bertele-tele.

2. Jika persiapan tidak dilakukan dengan kerja keras baik dari segi alat dan bahan pembuatan video tidak direncakan dengan matang, maka kualitas dan kepuasan peserta didik dalam menelaah video tidak dapat tercapai.

(28)

dan dengan didukung oleh sarana dan prasarana kantor yang akan saya gunakan secara efisien dan tidak disalahgunakan.

4. Shooting video (koordinasi dg tim PPI dan Diklit)

Saya koordinasi dan bekerjasama dalam tim dalam proses perekaman video (gotong royong, komunikasi). saya melakukan pengambilan video secara cermat dan teliti

5. Editing video

Editing dengan

menggunakan program adobe premiere (kerja keras) dan mengutamakan hasil yang terbaik (tanggung jawab, kepuasan pelanggan) Saya menggunakan software untuk editing secara efisien, namun tetap mengedepankan kualitas mutu. Saya juga bekerja keras dan sesuai dengan target waktu

6. Review dan finishing

Saya menyampaikan dengan sopan dan hormat (respek, menghargai), saya menghargai pendapat masukan yang diberikan (tenggang rasa, saling menghormati), saya mencatat dengan cermat dan teliti (teliti,

3. jika komitmen

mutu dan

tanggung jawab maka materi video tidak maksimal maka akan

menimbulkan kerancuan dan persepsi ganda di kalangan peserta didk

4. Jika dalam pembuatan video

tidak ada

komunikasi dan kerjasama dengan tim lain (PPI dan tim kreatif RS UNS) maka

pelaksanaan pembuatan video tidak akan tercapai dengan baik materi maupun kualitas video.

5. Jika

pembuatan video tidak dilakukan dengan cermat, teliti dan inovatif maka kualitas dari materi video tidak akan tercapai sehingga pesan yang dimasukan dalam video akan sulit di pahami

Gambar

Gambar 2. Bukti Konsultasi Fisik dengan Dekan FK UNS
Gambar 4. Penyampaian Materi tentang Covid-19
Gambar 5. Diskusi Materi dengan Peserta Didik
Gambar 6. Konsultasi dengan Direktur RS UNS
+7

Referensi

Dokumen terkait

GAMBARAN PENGETAHUAN PASIEN TENTANG PANDEMI COVID - 19 DI LAYANAN. KESEHATAN KLINIK

Tabel 2. Hal ini disebabkan adanya pandemi Covid-19 yang mengakibatkan kekhawatiran masyarakat untuk berobat ke rumah sakit rujukan Covid-19. Realisasi penerimaan RSMH pada

Persoalan pengelolaan limbah padat bahan berbahaya dan beracun masih menjadi kendala sebagian besar rumah sakit terutama pada masa pandemi COVID-19. Di era

“Dari hasil penelitian juga didapatkan bahwa ada 4 (2,1%) responden yang tidak menggunakan apron pada saat menolong persalinan di masa pandemi Covid-19”, “adapun

Maka dari itu dalam penelitian ini akan dikaji bagaimana program pengembangan keberagamaan yang dilaksanakan sebelum terjadi pandemi COVID-19 dan pada saat pandemi

Upaya dalam pencegahan kanker serviks pada masa pandemi covid-19 adalah dengan memberikan pengabdian masyarakat tentang optimalisasi peran kader kesehatan dalam

Melakukan kebersihan tangan sesuai ketentuan Bila Saya adalah Tenaga Kesehatan yang bertugas merawat:.. SANGIANG : Poli

Menuju Tatanan Baru Era Pandemi COVID 19. Budaya Media Sosial, Edukasi Masyarakat dan Pandemi COVID-19. Virus Corona: Hal-hal apa yang perlu