• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI PENGARUH MEDIA SOSIAL TERHADAP PARTISIPASI POLITIK PEMILIH PEMULA PADA PILKADA SERENTAK 2018 DI KELURAHAN BALANGNIPA KECAMATAN SINJAI UTARA Di

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "SKRIPSI PENGARUH MEDIA SOSIAL TERHADAP PARTISIPASI POLITIK PEMILIH PEMULA PADA PILKADA SERENTAK 2018 DI KELURAHAN BALANGNIPA KECAMATAN SINJAI UTARA Di"

Copied!
128
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

PENGARUH MEDIA SOSIAL TERHADAP PARTISIPASI POLITIK PEMILIH PEMULA PADA PILKADA SERENTAK 2018 DI KELURAHAN

BALANGNIPA KECAMATAN SINJAI UTARA

Disusun dan diusulkan oleh:

ZULFIKRAN

Nomor Stambuk : 10564 02242 15

JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2020

(2)

HALAMAN PENGAJUAN

PENGARU MEDIA SOSIAL TERHADAP PARTISIPASI POLITIK PEMILIH PEMULA PADA PILKADA SERENTAK 2018 DI KELURAHAN

BALANGNIPA KECAMATAN SINJAI UTARA

SKRIPSI

Diajukan kepada Program Studi Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar untuk memenuhi persyaratan guna

Memperoleh Gelar Sarjana (S1) Ilmu Pemerintahan

Disusun dan diajukan oleh ZULFIKRAN

Nomor Stambuk : 10564 02242 15

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2020

(3)

ii BALANGNIPA KECAMATAN SINJAI UTARA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memeroleh Gelar Sarjana Ilmu Pemerintahan

Disusun dan diusulkan oleh

ZULFIKRAN

Nomor Stambuk : 10564 02242 15

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2019/2020

(4)
(5)
(6)

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama Mahasiswa : ZULFIKRAN Nomor Stambuk : 105640224215 Program Studi : Ilmu Pemerintahan

Menyatakan bahwa benar karya ilmiah ini adalah penelitian saya sendiri tanpa bantuan dari pihak lain atau telah ditulis/dipublikasikan orang lain atau melakukan plagiat. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik sesuai aturan yang berlaku, sekalipun itu pencabutan gelar akademik.

Makassar, 29 Maret 2019 Yang Menyatakan,

Z U L F I K R A N NIM: 105640224215

(7)

Pemilih Pemula Pada Pilkada Serentak 2018 Di Kelurahan Balangnipa Kecamatan Sinjai Utara (Dibimbing Oleh Nuryanti Mustari dan Rudi Hardi ).

Penelitian ini bertujuan untuk Untuk mengetahui tanggapan responden dalam mengetahui pengaruh media sosial terhadap partisipasi politik pemilih pemula pada pilkada serentak 2018 di Kelurahan Bangnipa Kecamatan Sinjai Utara. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yakni pengungkapan pengaruh antar variabel dan dinyatakan dalam angka, dan jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian survei. Adapun sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber data primer dan sumber data sekunder dengan jumlah responden sebanyak 40 orang. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan metode observasi, kuesioner dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teknik analisis regresi linier sederhana yang merupakan sebuah metode pendekatan untuk pemodelan hubungan antara satu variabel dependen dan satu variabel independen. Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa Media Sosial memliki pengaruh yang sangat signifikan sebesar 82.5% dan Hasil dari Pengaruh Partisipasi Pemilih memiliki pengaruh sebesar 71%.

Serta Hasil bahwa terdapat pengaruh positif antara media sosial terhadap partisispasi pemilih di Kelurahan Balangnipa.

Kata Kunci: Media Sosial, Partisipasi politik, Pemilih Pemula

(8)

“Assalamu `Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh”

Puji syukur Alhamdulillah atas Kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan rahmat, hidayah, Inayah-Nya yang tiada henti kepada hamba-Nya. Shalawat dan salam semoga tetap tercurah kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW. Sang revolusioner sejati yang membawa kita dari alam yang biadab menuju alam yang beradab, yang menggulung tikar-tikar kejahiliaan dan membentangkan tikar-tikar keIslaman.

Skripsi ini adalah tugas akhir yang diajukan untuk memenuhi syarat dalam memeroleh gelar sarjana (S1) Ilmu Pemerintahan pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar. Sebagai bentuk karya ilmiah.

Pada kesempatan ini, tidak lupa penulis mengucapkan penghargaan dan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah meberikan bantuannya kepada :

1. Bapak Dr. H. Abdul Rahman Rahim, SE., MM. Sebagai Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar, yang telah memimpin Universitas ini dengan baik.

2. Ibu Dr. Hj. Ihyani Malik, S.Sos., M.Si. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, yang telah membina fakultas ini dengan sebaik-baiknya.

3. Ibu Dr. Nuryanti Mustari, S.IP.,M.Si. Selaku Ketua Jurusan Ilmu Pemerintahan yang telah membina jurusan ini dengan baik.

(9)

melakukan koreksi dan perbaikan-perbaikan yang amat berharga sejak dari awal sampai selesainya skripsi ini. Gagasan-gagasan beliau merupakan kenikmatan intelektual yang tidak ternilai harganya.

5. Segenap Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik serta Staf Tata Usaha Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah memberi bekal ilmu pengetahuan dan pelayanan kepada penulis selama menempuh pendidikan di lembaga ini.

6. Seluruh Siswa SMA Negeri 1 Sinjai yang dengan senang hati membantu dengan bersedia menjadi Responden penulis selama melaksanakan penelitian.

7. Bapak/Ibu Camat Sinjai Utara dan Lurah Balangnipa, yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di Daerah Balangnipa, Kecamatan Sinjai Utara.

8. BIG Family IP.E 2015 yang senangtiasa memberikan semangat dan menemani langkah perjuangan sebagai seorang mahasiswa dari maba hingga bergelar sarjana.

9. Keluarga besar Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, Pimpinan Komisariat IMM Fisip Unismuh kepada Kakanda, Adinda dan seluruh teman-teman seperjuangan di barisan Merah Maron.

10. Rekan-rekan seperjuangan Mahasiswa Ilmu Pemerintahan 2015 dan Se-Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik yang sejak awal perkuliahan hingga pada tahap penyelesaian akhir atas kesetiaan dan dukungan yang telah diberikan.

(10)

ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu dan semua yang banyak memberikan ilmu dan pengalaman yang tidak ternilai. Terima Kasih.

Teristimewa penulis sampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada kedua orang tua tercinta, terutama Bapak H. Zulfikar Hamid (Almarhum) meskipun telah menghadap kepada sang pencipta, namun jejak langkah perjuangan dan nasehat tetap terpatrih dalam diri penulis, yang tetap dikenang sebagai sosok Bapak yang hebat.

Kemudian Ibu Hj. Diawati Ambo, menjadi orangtua tunggal yang dengan ikhlas memberikan segalanya baik moril dan meteril, tak lupa iringan doa di setiap sujudnya hingga penulis sampai pada saat seperti ini begitupun kepada kakak-kakak dan adik-adik kandung, semoga seluruh jerih payah orang tua tercinta mendapat balasan berlipat ganda oleh Allah SWT. Aamiin

Akhir kata penulis mengharapkan skripsi ini dapat memberikan manfaat kepada para pembaca guna menambah khasanah ilmu pengetahuan terutama yang berkaitan dengan Ilmu Pemerintahan ataupun berkaitan dengan judul karya ini. Serta bermanfaat pula untuk Almamater Kampus Biru Universitas Muhammadiyah Makassar.

Penulis,

ZULFIKRAN

(11)
(12)

Halaman Pengajuan Skripsi ... ii

Halaman Persetujuan ... iii

Halaman Pernyataan Kaslian Karya Ilmiah ... iv

Abstrak ... v

Kata Pengantar ... vi

Daftar isi ... vii

Daftar tabel ... ix

Daftar gambar ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9

A. Konsep Media Sosial ... 9

B. Partisipasi Pemilih Pemula ... 11

C. Kerangka Pikir ... 16

D. Definisi Operasional Variabel ... 17

E. Hipotesis ... 19

BAB III METODE PENELITIAN ... 20

A. Waktu dan Tempat Penelitian ... 20

B. Jenis Penelitian ... 20

C. Populasi dan Sampel ... 21

D. Sumber Data ... 23

E. Instrumen Penelitian ... 23

F. Teknik Pengumpulan Data ... 25 vii

(13)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 31

A. Deskripsi Obyek Penelitian ... 31

B. Pengumpulan Data ... 34

C. Analisis Data ... 35

D. Pengujian Hipotesis ... 88

E. Interpretasi Data ... 91

BAB V PENUTUP ... 94

A. Kesimpulan ... 94

B. Saran ... 95

Daftar Pustaka ... 96 Lampiran-Lampiran

(14)

Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis kelamin ... 34 Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Umur ... 35 Tabel 4.3 Media Sosial dapat digunakan Sebagai Alat Bantu Berkampanye .. 37 Tabel 4.4 Postingan Calon Kandidat Di Media Sosial ... 38 Tabel 4.5 Media Sosial Memberikan Kesempatan Bagi Masyarakat Menangapi

Postingan ... 39 Tabel 4.6 Media Sosial di Manfaatkan Masyrakat Medukung Calon

Kandidat ... 40 Tabel 4.7 Partisipan Calon Kandidat di Media Sosial ... 41 Tabel 4.8 Media Sosial Memberikn Kesempatan Bagi Masyarakat mendukung

calon Kandidat ... 42 Tabel 4.9 Masyarakat dapat Memposting Gambar dan Tulisan Mengenai

Calon Kandidat di Media Soaial... 43 Tabel 4.10 Informasi di Media Sosial sangat Membantu dalam Mengenal Calin

Kandidat ... 44 Tabel 4.11 postingan-postingan Mengenai Pemilu diMedia Sosial sangat

Nudah di akses ... 45 Tabel 4.12 indikator Keterbukaan ... 46 Tabel 4.13 Media Sosial dapat digunakan sebagai Ajang Berdiskusi dan

Berkomunikasi Mengenai Pemilu ... 47 Tabel 4.14 Komentar-Komentar Masyarakat di Media Sosial Seringkali

Menjatuhkan Calon Kandidat ... 48 Tabel 4.15 Saling Berkomentar di Media Sosial dapat Memererat

Hubungan Peserta Pemilu... 50 Tabel 4.16 Masyarakat Sebaiknya Memberikan Komentar Positif Mengenai

Pemilu di Media Sosial ... 51

(15)

Sama 53 Tabel 4.19 komunitas di media social memudahkan untuk memperoleh

informasi mengenai pemilu 54

Tabel 4.20 komunitas di media social sangat berperan positif terhadap

pemilihan umum 55

Tabel 4.21 membuat kelompok di media social dapat mempermudah untuk

berdiskusi mengenai pemilu 56

Tabel 4.22 Indikator Komunitas 57

Tabel 4.23 Media Sosial Memudahkan Untuk Berinteraksi dengan Orang

Mengenai Pemilu 59

Tabel 4.24 Media Sosial Memudahkan Masyarakat untuk dapat saling

Terhubung Satu Sama Lain 60

Tabel 4.25 Media Sosial dapat Digunakan Sebagai Alat Komunikasi dengan

Orang Lain 61

Tabel 4.26 Indikator Saling Terhubung 62

Tabel 4.27 Tanggapan Responden terhadap PernyataanVariabel Media Sosial 63 Tabel 4.28 Setiap Masyarakat yang Memenuhi Syarat Menjadi Peserta

Pemilu Berhak Memberikan Suara dalam Pemilu 68 Tabel 4.29 Masyarakat tidak Boleh Golput dalam Pemilihan Umum 69 Tabel 4.30 Mengikuti Pemilihan Umum Menjadi Sesuatu yang sangat

dinantikan oleh Masyarakat ... 69 Tabel 4.31 Masyarakat Harus Memilih Calon Kandidat Yang di Sukainya

Tanpa Di Bayar... 70 Tabel 4.32 Menjadi Partisipasi dalam Pemugutan Suara ... 71 Tabel 4.33 Mengikuti Debat Kandidat Merupakan Sesuatu Yang Wajib

Diikuti Oleh Masyarakat ... 72

(16)

Tabel 4.35 Setiap Masyarakat Wajib Mengikuti Sosialisai Pemlihan Umum 73 Tabel 4.36 Masyarakat yang tidak Berdiskusi Mengenai Pemilu akan

Ketinggalan Informasi 74

Tabel 4.37 Partisipasi dalam Diskusi Politik Informal 75 Tabel 4.38 Menjadi Tim Sukses Calon Kandidat Merupakan Sesuatu yang

Menyenangkan 76

Tabel 4.39 Setiap Masyarakat harus Mengetahui Visi-Misi Calon Kandidat yang

Didukungnya 77

Tabel 4.40 Menghadiri Pertemuan dengan Calon Kandidat Merupaka Sesuatu

yang Dinantikan Oleh Masyarakat 78

Tabel 4.41 Calon Kandidat Sebaiknya Membuka Ruang Diskuasi Bersama

Masyarakat 78

Tabel 4.42 Partisipasi dalam Rapat Umum 79

Tabel 4.43 Terlibat dalam Kampanye Paetai Politik Sangat Menarik Untuk Di

Ikuti 80

Tabel 4.44 Mengikuti Kampanye Calon Kandidat Menjadi Sesuatu yang

Dinantikan Oleh Masyarakat 81

Tabel 4.45 Menjadi Panitia Pelaksana Kampanye Sangat Mengntungkan Bagi

Masyarakat 82

Tabel 4.46 Setiap Masyarakat Berhak Mengikuti Kampanye Calon Kandidat

Yang didukungnya 82

Tabel 4.47 Ikut Kampanye 83

Tabel 4.48 Tanggapan Responden Terhadap Pernyataan Variabel Patisipasi 85 Tabel 4.49 Hasil Analisis Regresi Linear Sederhana 89

Tabel 4.50 Hasil perhitungan uji F 90

(17)

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir ... 21

ix

(18)

BAB I PENDAHULAN

A. Latar Belakang

Pemilihan umum merupakan wadah bagi masyarakat dalam menyalurkan aspirasinya dalam sebuah sistem demokrasi. Keikutsertaan masyarakat Indonesia dalam menyalurkan hak suaranya harus memenuhi syarat tertentu sebagai daftar pemilih. Hal ini sebagaimana diamanatkan dalam Undang- Undang Dasar 1945 Pasal 1 Ayat 2 yang menyatakan bahwa “kedaulatan terdapat di tangan rakyat dan dilaksanakan berdasar pada undang-undang”. Kedaulatan rakyat yang dimaksud adalah pelaksanaan sistem demokrasi dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat.

Namun banyak hal yang mempengaruhi masyarakat dalam menyalurkan aspirasi dan partisipasinya dalam pemilu yaitu salah satunya adalah media sosial. Media sosial merupakan wadah untuk bersosialisasi dengan manusia lainnya yang dilakukan secara online sehingga dapat saling berinteraksi tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu (Rustian,2013).

Kemudian, media Sosial juga dapat menjadi penghubung antara masyarakat dan pemirintah secara umum yang dapat mempengaruhui perilaku masyarakat terhadap pemerintah termasuk sebuah kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah. Kini media sosial menjadi salah satu instrumen baru yang cukup berpengaruh dalam melakukan komunikasi, sosialisasi dan pendidikan politik. Pada Media sosial terdapat berbagai ide dan gagasan yang dapat diperoleh

(19)

melalui ruang-ruang maya. Termasuk diskusi, perdebatan, dan saling tuduh secara frontal sangat bebas terjadi di media sosial serta berkampanye menggunakan media sosial menjadi cara yang baru yang efektif dari pada mengunakan baliho atau spanduk. Ditambah saat ini paradigma masyarakat tidak mudah percaya dengan isi baliho atau spanduk, tapi lebih percaya pada perkataan keluarga ataupun teman-teman yang berada di media sosial.

Kelebihan media sosial adalah media sosial tidak sekadar menjadi alat untuk berkomunikasi, bersosialisasi atau pemasaran secara online, namun bisa dimanfaatkan sebagai alat politik untuk berkampanye dan menjadi sarana yang efektif dalam menyampaikan pesan politik, seperti program partai ataupun profil dari calon kandidat.

Sifat kampanye di media sosial merupakan kebalikan dari kampanye di dunia nyata. karena berkampanye di dunia nyata terdengar berisik, suaranya keras tetapi tanpa kepastian sehingga media sosial menjadi antitesis dari berisik dan bising tersebut. Pencitraan dan pengenalan partai politik atau calon kandidat kepada masyarakat sangat efektif menggunakan media sosial karena dapat dijangkau oleh seluruh masyarakat di kota maupun di desa. (Sugiarto, 2014).

Memanfaatkan media sosial sebagai alat politik juga menjadi salah satu cara dalam menyebarkan ide serta gagasan termasuk informasi kampanye dalam media sosial dapat berlangsung sangat cepat dan tanpa batas (Suranto, 2016). Sifat dari madia sosial yang berlangsung cepat dan tanpa batas memberikan peluang penyebaran kampanye hitam yaitu penyebaran-penyebaran isu politik yang bersifat negatif dan tidak mendidik bagi masyarakat, serta respon

(20)

terhadap isu-isu ini dapat terjadi dengan sangat cepat, termasuk penyebarannya.

Perseteruan saat sesi kampanye antar partai politik dan kandiat juga terjadi di media sosial, tindakan yang saling menjatuhkan dan saling menyudutkan antar partai politik tertentu dapat berakibat fatal karena dapat mempengaruhi persepsi masyarakat dan kandidat tersebut, dan hal yang paling tidak diinginkan adalah munculnya sikap apatis masyarakat terhadap pesta demokrasi.

Informasi ataupun isu yang tersebar pada media sosial sangat berpengaruh terhadap prilaku para pemilih. Pemilih yang mudah terpengaruh dengan pesan politik atau isu politik pada media sosial adalah pemilih pemula.

Pemilih pemula dalam undang-undang pemilihan umum yaitu Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2012 tentang pemilihan umum DPR, DPD, dan DPRD adalah masyarakat yang telah memiliki usia 17 – 21 tahun dan mempunyai hak suara untuk mengikuti pemilihan umum.

Selanjutnya dalam BAB 4 Pasal 19 bahwa mereka yang mempunyai hak untuk mengikuti pemilu ialah mereka yang telah berusia 17 tahun tepat pada hari pemilihan atau mereka yang telah berumah tangga/pernah menikah. Pemilih pemula termasuk pemilih yang baru sehingga pengetahuan dan pengalaman politiknya masih minim dalam menentukan pilihan politiknya pada saat pemilu (Ajeng, 2014: 3).

Perilaku pemilih pemula erat kaitannya dengan faktor psikologis dan sosiologis, sebab usia 17-21 tahun, masih rentah dan mudah dipengaruhi oleh kepentingan politik tertentu, ditambah dorongan dalam diri pemilih pemula

(21)

dipengaruhi oleh rasa penasaran untuk turut serta dalam pemilu. Kemudian pemilih pemula sangat aktif mengunakan media sosial sebagai sumber informasi utama dalam kehidupan sehari hari sehingga mereka banyak mendapat pendidikan atau pengetahuan politik melalui media sosial.

Pemilih pemula yang didominasi oleh para pemuda sangat rentang terpengaruh terhadap isu-isu politik yang tersebar di media sosial, maka dari itu penyebaran informasi politik melalui media sosial perlu dilakukan pengawasan, sebab terdapat informasi yang seringkali menampilkan sisi negatif calon kandidat ataupun partai politik tertentu yang memberikan kesan buruk bagi pembacanya.

Namun selain dampak negatif, tentunya terdapat juga dampak positif dalam pengunaan media sosial dan kampanye pemilu yang dapat menjadi inspirasi dan referensi positif untuk pemuda yang masih memerlukan pendidikan politik, sehingga hal ini dapat meningkatkan partisipasi para pemilih pemula dalam pemilahan umum.

Potensi pemilih pemula dalam sebuah pemilihan umum patut diperhitungkan, sebab pada setiap pemilu di Indonesia, jumlah pemilih pemula berada diangka 20 – 30 % dari keseluruhan jumlah pemilih dalam pemilu serta jumlah pemilih pemula dalam Pilkada serentak 2015 secara nasional yang telah dihimpun KPU melalui Daftar Pemilih Sementara sekitar 1.820.143 pemilih atau 1,85 % dari jumlah total pemilih secara nasional sebanyak 98 juta pemilih (Sophian & Suryadi, 2015).

Kemudian, pada pemilu serentak tahun 2018 yang dilaksanakan di 171 daerah di Indonesia sebanyak 152.079.997 orang mengunakan hak pilihnya.

(22)

Jumlah ini merupakan 73% dari DPT atau daftar pemilih tetap yang dihimpun oleh KPU RI, (Wiwoho, 2018). sedangkan jumlah pemilih pemula pada penggelaran pemilukada tahun 2018 rata-rata mencapai 30 persen dari total DPT.

Tingginya daftar pemilih pemula membuat sejumlah daerah melakukan sosialisasi terhadap pemilih pemula yang bertujuan untuk memberikan pemahaman mengenai pemilu, termasuk Kabupaten Sinjai.

Kabupaten Sinjai merupakan salah satu daerah yang menyelenggarakan pemilihan kepala daerah pada tahun 2018. Tingginya jumlah pemilih pemula membuat KPU Sinjai sangat gencar melakukan sosialisasi untuk meningkatkan partisipasi pemula serta memberikan pendidikan tentang pentingnya menggunakan hak pilih dan tahapan dalam pemilukada. Jumlah daftar pemilih tetap pada pemilukada sinjai tahun 2014 mecapai 175.646 orang dan sedangkan jumlah daftar pemilih tetap pada tahun 2018 mengalami peningkatan yaitu sebanyak 180.210. (Rahmatullah, 2018).

Kemudian Kelurahan Balangnipa yang merupakan ibu kota Kabupaten Sinjai, menurut data yang diperoleh dari situs resmi KPU Sinjai, memiliki jumlah daftar pemilih tetap (DPT) pada tahun 2018 mencapai 7.659 orang dan masyarakat yang menggunakan hak pilihnya mencapai 5.929, sehingga presentasi partisipasi pemilih di Kelurahan Balangnipa yaitu sebesar 77.4%. Untuk jumlah pemilih pemula yaitu sebesar 702 pasi pemilih secara keseluruhan.

Berdasarkan data tersebut, jumlah pemilih pemula pada setiap daerah merupakan sumber suara politik yang strategis namun sering di abaikan dalam pemilu. Kemudian Direktur CEPP (Center for Election and Political Party) FISIP

(23)

Universitas Indonesia (UI) Reni Suwarso menyatakan bahwa jumlah pemilih pemula sangat besar namun sebagian besar pemilih pemula hanya bersifat apatis atau acuh tak acuh dan pragmatis atau lebih mementingkan sisi kepraktisan dari pada segi manfaat.

Untuk itu perlunya meningkatkan kesadaran politik pemilih pemula agar tidak bersikap apatis dan pragmatis sehingga terhindar dari isu SARA dan Hoaks yang menjadi masalah ditengah-tengah simpang-siurnya informasi saat ini.

Oleh karena itu pendidikan atau edukasi untuk segala elemen masyarakat sangat dibutuhkan supaya pemilih pemula tidak terdampak dengan isu-isu atau berita bohong serta meningkatkan kesadaran politik para pemilih, (Malau, 2018).

Ditambah dengan hadirnya media sosial, yang dimana pengguna media sosial ini kebanyakan adalah anak muda yang sangat rentang terpengaruh terhadap isu-isu politik, berita positif dan negatif yang tersebar di media sosial serta media sosial banyak dimanfaatkan oleh aktor politik untuk berkampanye dan bersosialisasi, maka media sosial akan berdampak pada partisipasi pemilih pemula yang tingkat pengetahuan politiknya masih rendah.

Kemudian pada pemilihan umum kepala daerah di Kabupaten Sinjai pada tanggal 27 Juni 2018 lalu, berbagai strategi kampenye digunakan oleh Calon kepala daerah termasuk berkampanye di dunia maya dengan meyebarkan panflet dan spanduk masing-masing calon dengan keterangan gambar untuk mengajak masyarakat untuk memilih mereka. Bahkan ada hal yang menarik terjadi pada Pemilukada Kabupaten Sinjai waktu lalu, dilansir dari tribunnews.com, dimana terdapat pasangan calon (Paslon) yang di diskualifikasi yang disebabkan karena

(24)

keterlambatan mengumpulkan laporan dana kampanye. Paslon ini yakni Sabirin Yahya dan Mahyanto Massarappi yang merupakan calon nomor urut 1 dan merupakan petahana.

Informasi diskualifikasi calon ini dengan cepat menyebar di berbagai situs pemberitaan online dan media sosial. Akibat informasi ini membuat pendukung calon dan masyarakat sinjai gempar serta menimbulkan berbagai perpektif di masyarakat termasuk munculnya black campaing yang disebarkan melalui media massa dan media sosial.

Berdasarkan fenomena, data, dan fakta empiris yang telah dijelaskan di atas, maka penulis sangat ingin membuat penelitian dengan judul

“PENGARUH MEDIA SOSIAL TERHADAP PARTISIPASI POLITIK PEMILIH PEMULA PADA PILKADA SERENTAK 2018 DI KELURAHAN BALANGNIPA KECAMATAN SINJAI UTARA.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dapat dirumuskan masalah, yaitu : 1. Bagaimana tanggapan responden mengenai media sosial?

2. Bagaiaman tanggapan responden mengenai partisipasi pemilih?

3. Apakah pengaruh media sosial terhadap partisipasi politik pemilih pemula pada pilkada serentak 2018 di Kelurahan Bangnipa Kecamatan Sinjai Utara.

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui tanggapan responden mengenai media sosial.

2. Untuk mengetahui tanggapan responden mengenai partisipasi pemilih.

(25)

3. Untuk mengetahui pengaruh media sosial terhadap partisipasi politik pemilih pemula pada pilkada serentak 2018 di Kelurahan Bangnipa Kecamatan Sinjai Utara.

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis penilitian ini diharapkan dapat menjadi referensi atau bahan masukan serta menambah pengetahuan bagi akademisi dan peneliti selanjutnya mengenai pengaruh media sosial terhadap partisipasi politik pemilih pemula pada pilkada serentak 2018 di Kelurahan Bangnipa Kecamatan Sinjai Utara.

2. Manfaat Praktis a) Bagi Masyarakat

Memberikan informasi kepada masyarakat, tentang pengaruh media sosial terhadap partisipasi politik pemilih pemula pada pilkada serentak tahun 2018 di Kelurahan Balangnipa Kecamatan Sinjai Utara.

b) Bagi Pemerintah

Sebagai bahan evaluasi bagi pemerintah mengenai dampak yang terjadi, khususnya tentang pengaruh media sosial terhadap partisipasi politik pemilih pemula pada pilkada serentak 2018 di Kelurahan Balangnipa Kecamatan Sinjai Utara.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

(26)

A. Media Sosial

Media sosial kini memiliki peranan penting dalam kehidupan, semula media sosial hanya digunakan untuk bersosialisasi dan berinteraksi antar pengguna.Dalam perkembangannya, media sosial digunakan untuk berbagai kepentingan, mulai dari berbagi pengetahuan, kegiatan sosial, menyebar undangan hingga jualan.

Awal mula terbentuknya sosial media terjadi pada tahun 1978 dari penemuan sistem papan buletin, yang dapat memungkinkan sesorang untuk mengunggah, atau mengunduh informasi, dapat berkomunikasi dengan mengunakan surat elektronik yang koneksi internetnya masih terhubung dengan saluran telepon dengan modem. Sistem papan buletin ini ditemukan oleh Ward Christensen dan Randy Suess yang keduanya adalah sesama pecinta dunia komputer. Perkembangan sosial media pertaman kali dilakukan melalui pengiriman surat elektronik pertama oleh peneliti ARPA ( Advanced Research Project Agency) pada tahun 1971. 1995 adalah kelahiran situs GeoCities, situs ini melayani Web Hosting yaitu layanan penyewaan penyimpanan data website agar halaman website tersebut bisa di akses dari mana saja, dan kemunculan GeoCities ini menjadi tonggak dari berdirinya website - website lain ( Neti, 2011).

Tahun 1997 muncul situs jejaring sosial pertama yaitu Sixdegree.com walaupun sebenarnya pada tahun 1995 terdapat situs Classmates.com yang juga merupakan situs jejaring sosial namun, Sixdegree.com di anggap lebih menawarkan sebuah situs jejaring sosial di banding Classmates.com.

(27)

Tahun 1999 Muncul situs untuk membuat blog pribadi, yaitu Blogger.

Situs ini menawarkan penggunanya untuk bisa membuat halaman situsnya sendiri. sehingga pengguna dari Blogger ini bisa memuat hal tentang apapun.

termasuk hal pribadi ataupun untuk mengkritisi pemerintah. Bisa di katakan blogger ini menjadi tonggak berkembangnya sebuah media sosial. Perkembangan media sosial di indonesia berangkat dari masuknya internet ke indonesia yaitu pada tahun 1990 an, saat itu jaringan internet di Indonesia lebih dikenal sebagai paguyuban network, di mana semangat kerjasama, kekeluargaan & gotong royong sangat hangat dan terasa di antara para pelakunya. Agak berbeda dengan suasana Internet Indonesia pada perkembangannya kemudian yang terasa lebih komersial dan individual disebagian aktivitasnya, terutama yang melibatkan perdagangan Internet.

Sejak 1988, ada pengguna awal Internet di Indonesia yang memanfaatkan CIX (Inggris) dan Compuserve (AS) untuk mengakses internet. Berdasarkan catatan whois ARIN dan APNIC, protokol Internet (IP) pertama dari Indonesia, UI-NETLAB (192.41.206/24) didaftarkan oleh Universitas Indonesia pada 24 Juni 1988. RMS Ibrahim, Suryono Adisoemarta, Muhammad Ihsan, Robby Soebiakto, Putu, Firman Siregar, Adi Indrayanto, dan Onno W. Purbo merupa kan beberapa nama-nama legendaris di awal pembangunan Internet Indonesia pada tahun 1992 hingga 1994. Masing-masing personal telah mengontribusikan keahlian dan dedikasinya dalam membangun cuplikan-cuplikan sejarah jaringan komputer di Indonesia. Tulisan-tulisan tentang keberadaan jaringan Internet di Indonesia dapat dilihat di beberapa artikel di media cetak seperti KOMPAS

(28)

berjudul "Jaringan komputer biaya murah menggunakan radio" di bulan November 1990. Juga beberapa artikel pendek di Majalah Elektron Himpunan Mahasiswa Elektro ITB pada tahun 1989.

Berdirinya Friendster pada tahun 2002, merupakan tonggak awal lahirnya situs media sosial. Pada saat itu friendster sangat booming, dan menjadi sebuah media sosial menjadi fenomenal terutama di indonesia sendiri. Pada tahun 2003 lahir juga media sosial yang bernama LinkEdln, dan Myspace akan tetapi kedua media sosial ini tidak terlalu digandrungi oleh masyarakat indonesia. Pada tahun 2004 lahirlah aplikasi media sosial yang sangat fenomenal hingga saat ini yaitu Facebook. Setelah itu mulailah aplikasi media sosial bermunculan seperti Twitter, google+, instagram dan lainnya. (Utama Dkk, 2011)

Istilah media sosial berasal dari kata “media” dan “sosial”. Media diartikan sebagai alat komunikasi, Sedangkan kata sosial diartikan sebagai kenyataan sosial yang menerangkan bahwa setiap individu melakukan aksi yang memberikan kontribusi kepada masyarakat. Pernyataan tersebut menunjukan bahwa, media dan semua perangkat lunak merupakan “sosial” atau dalam arti bahwa keduanya merupakan produk dari proses sosial (Durkheim dalam Mulawarman, 2017).

Media sosial merupakan jembatan komunikasi jarak jauh antar masyarakat. Media sosial adalah media online dimana para pengunanya dapat berpartisipasi, saling terhubung yang meliputi jejaring sosial, blog, forum online dan wiki. Wiki menjadi salah satu bentuk media sosial yang umum digunakan.

(Wulan, 2015).

(29)

Media sosial merupakan kumpulan perangkat lunak yang memungkinkan individu maupun komunitas untuk berkumpul, berbagi, berkomunikasi, dan dalam kasus tertentu saling berkolaborasi atau bermain. Media sosial memiliki kekuatan pada user-generated content (UGC) di mana konten dihasilkan oleh pengguna, bukan oleh editor sebagaimana di institusi media massa. (Nasrullah, 2017).

Selain itu, menurut Kotler dan Keller dalam Hartanto (2013) Media sosial menjadi wadah bagi konsumen untuk saling berbagi informasi teks, gambar, audio ataupun video dari orang lain.

Kemudian menurut Rulli Nasrullah (2017) media sosial mempunyai beberapa karakteristik yang menjadi batasan-batasan dan ciri khusus tertentu yang hanya dimiliki oleh media sosial dibanding dengan media lainnya. Adapun karakteristik media sosial yaitu:

1) Jaringan (network). Media sosial memiliki karakter jaringan sosial. Media sosial terbangun dari struktur sosial yang terbentuk di dalam jaringan atau internet. Jaringan yang terbentuk antar pengguna (users)merupakan jaringan yang secara teknologi dimediasi oleh perangkat teknologi, seperti komputer, telepon genggam atau tablet.Jaringan yang terbentuk antar pengguna ini pada akhirnya membentuk komunitas, contohnya seperti Facebook, twitter dan lain-lain.

2) Informasi (information) Di media sosial, informasi menjadi komoditas yang dikonsumsi oleh pengguna. Komoditas tersebut pada dasarnya merupakan komoditas yang diproduksi dan didistribusikan antar pengguna itu sendiri.

(30)

Dari kegiatan konsumsi inilah pengguna dan pengguna lain membentuk sebuah jaringan yang pada akhirnya 13 secara sadar atau tidak bermuara pada institusi masyarakat berjejaring.

3) Arsip (archive) Bagi pengguna media sosial, arsip menjadi sebuah karakter yang menjelaskan bahwa informasi telah tersimpan dan bisa diakses kapan pun dan melalui perangkat apa pun. Setiap informsi apa pun yang diunggah di Facebook informasi itu tidak hilang begitu saja saat pergantian hari, bulan bahkan sampai tahun.

4) Interaktif (interactivity) Karakter dasar dari media sosial adalah terbentuknya jaringan antar pengguna. Jaringan ini tidak sekedar memperluas hubungan pertemanan atau pengikut di internet semata, tetapi juga harus dibangun dengan interaksi antar pengguna tersebut.

Selai itu, Media Sosial memiliki beberapa fungsi, berikut beberapa fungsi media sosial :

1) Social media adalah media yang didesain untuk memperluas interaksi sosial manusia menggunakan internet dan teknologi web.

2) Social media berhasil mentransformasi praktik komunikasi searah media siaran dari satu institusi media ke banyak audience (“one to many”) menjadi praktik komunikasi dialogis antar banyak audience (“many to many”).

3) Social media mendukung demokratisasi pengetahuan dan informasi.

Mentransformasi manusia dari pengguna isi pesan menjadi pembuat pesan itu sendiri (Doni, 2017).

(31)

Kemudian menurut Putri, Wilga S. R & dkk (2016), terdapat beberapa jenis Media Sosial berdasarkan fungsi dan kegunaannya yakni sebagai berikut:

a. Blog dan Microbolog, contoh Twitter b. Situs Jejaring sosial berita, contoh Digg c. Situs jejaring sosial, contoh Facebook d. Situs dunia sosial virtual, contoh second life e. Konten Kolaborasi, contoh Wikipedia f. Konten Video, contoh YouTube

g. Game dunia maya, contoh World of Warcrft

Menurut Antony Mayfield dalam Hamzah Nasution (2015: 15) yang membagi indikator media sosial sebagai berikut :

1) Partisipasi, media sosial memberikan dorongan untuk memberikan kontribusi dan umpan balik atau Feed Back dari pengunanya.

2) Keterbukaan, media sosial memberikan fitur dimana para pengunanya dapat saling berkomunikasi melalui kolom komentar atau membagikan informasi.

3) Percakapan, media sosial memberikan kesempatan untuk membangun komunkasi antara orang yang satu dengan yang lainya, dan dapat pula diakses oleh orang lain.

4) Komunitas, media sosial dapat menjadi sebuah wadah bagi para pengunannya untuk membentuk sebuah kelompok dengan hobi yang sama seperti musik, artis favorit dan lain-lain.

(32)

5) Saling Terhubung, media sosial dapat memperluas jaringan dengan berbagai media-media online ataupun situs-situs tertentu yang memberikan peluang untuk terhubung disegala lini.

Berdasarakan penjelasan tersebut penulis dapat menarik kesimpulan bahwa media sosial adalah sarana yang merupakan medium berbasis teknologi internet (media online) yang memungkinkan seseorang dapat berinteraksi sosial, berkomunikasi dan berkerjasama, serta berbagi dengan orang lainnya.

Selain itu, penggunanya dengan mudah berpartisipasi di dalamnya, berbagi dan menciptakan pesan. Dalam hal ini, ada beberapa situs media sosial yang populer sekarang ini antara lain: Blog, Twitter, Facebook WashApps, BMM, Line, Wikipedia dan lain-lain.

B. Partisipasi Pemilih Pemula

Partisipasi merupakan istilah yang berasal dari bahasa latin yaitu pars atau bagian yang memiliki arti mengambil bagian atau peran pada sebuah aktifitas/kegiatan politik negara. (Suharno, 2004: 26).

Partisipasi adalah mendorong masyarakat atau kelompok yang terkait untuk mengambil inisiatif dan menggunkan kebebasannya untuk melakukan sesuatu. Partisipasi juga dapat diartikan sebagai aktifitas sukarela dari masyarakat untuk mengambil peran tertentu, meski tanpa diminta. Pendapat lain, partisipasi adalah “pemekaan” (membuat peka) dalam artian memberikan kesadaran kepada masyarakat untuk ikut andil dalam sebuah proyek-proyek tertentu. ( Ulva, 2018).

(33)

Partisipasi berarti peran serta seseorang atau kelompok masyarakat dalam proses pembangunan baik dalam bentuk pernyataan maupun dalam bentuk kegiatan dengan memberi masukan pikiran, tenaga, waktu, keahlian, modal dan atau materi, serta ikut memanfaatkan dan menikmati hasil –hasil pembangunan (Sumaryadi, 2010: 46).

Pengertian tentang partisipasi dikemukakan oleh Lasut V.E (2014) dimana partisipasi dapat juga berarti bahwa pembuat keputusan menyarankan kelompok atau masyarakat ikut terlibat dalam bentuk penyampaian saran dan pendapat, barang, keterampilan, bahan dan jasa. Partisipasi dapat juga berarti bahwa kelompok mengenal masalah mereka sendiri, mengkaji pilihan mereka, membuat keputusan, dan memecahkan masalahnya.

Achmad, f. J. (2018) mengungkapkan partisipasi adalah sebagai wujud dari keinginan untuk mengembangkan demokrasi melalui proses desentralisasi dimana diupayakan antara lain perlunya perencanaan dari bawah (bottom-up) dengan mengikutsertakan masyarakat dalam proses perencanaan dan pembangunan masyarakatnya.

Menurut Suharyanto (2016). bahwa partisipasi didefinisikan sebagai keterlibatan individu sampai pada bermacam-macam tingkatan di dalam sistem politik. Hal ini dipertegas dengan pendapat dari Rahman (2017) bahwa dalam partisipasi politik dapat ditinjau sampai sejauh mana dan sampai tingkat apa individu terlibat dalam sistem politik. Partisipasi politik dapat ditinjau dari empat sudut pandang yaitu bentuk partisipasi politik, luas partisipasi politik, orang yang berpartisipasi serta alasan orang-orang berpartisipasi politik.

(34)

Menurut Fachrini (2017), mengklasifikasikan partisipasi menjadi 2 (dua) berdasarkan cara keterlibatannya, yaitu :

1. Partisipasi Langsung

Partisipasi yang dilakukan oleh masyarakat dengan mengambil peran dalam pada kegiatan tertentu dalam proses partisipasi. Sebagai contoh dimana masyarakat memberikan saran atau masukan terhadap pendapat orang lain atau memberikan umpan balik terhadap sanggahan yang diberikan.

2. Partisipasi tidak langsung, partisipasi yang dilakukan oleh masyarakat dengan memberikan hak suaranya pada orang lain atau mendelegasikan hak suaranya.

Kemudian partisipasi dibedakan menjadi empat jenis yaitu, Partisipasi dalam pengambilan keputusan, Partisipasi dalam pelaksanaan, Partisipasi dalam pemanfaatan dan terakhir partispasi dalam evaluasi.

Penjelasan diatas pertama adalah partisipasi dalam pengambilan keputusan, partisipasi ini merupakan partisipasi yang dilakukan oleh masyarakat dalam menentukan sebuah keputusan secara bersama. Seperti ikut andil dalam memberikan konsep gagasan atau pemikiran, mengikuti rapat atau forum diskusi serta memberikan tanggapan persetujuan dalam penolakan terhadap pembahasan yang sedang berjalan.

Kemudian yang kedua partisipasi dalam pelaksanaan, dimana hal ini merupakan tindak lanjut dari partisipasi sebelumnya dimana ikut serta dalam sebuah program atau pembahasan yang telah disepakati sebelumnya.

Ketiga, partisipasi dalam pemanfaatan ialah hasil akhir dari pelaksanaan program atau pembahasan sebelumnya baik yang bersifat kualitas maupun

(35)

kuantitas dan terdapat penilaian tentu dari hasil yang didapatkan seperti kualitas berbicara tentang ouput dan kuantitas menyangkut presentase keberhasilan.

Dan yang keempat partisipasi dalam evaluasi yaitu kembali mengamati program atau pembahasan sebelumnya yang telah disepakati, apakah pelaksanaanya sesuai dengan rencana atau tidak, sehingga ketercapaiannya dapa di ketahui.

Kemudian menurut Suherman (2018), Partispasi dapat di bedakan menjadi partisiapsi fisik dan Partisipasi non fisik.

1. Partisipasi fisik

Partisipasi fisik adalah bagian dari partispasi masyarakat khususnya orang dewasa dalam memlaksanakan suatu kegiatan atau usaha-usaha seperti penyelenggaraan pendidikan, membangun organisasi dan lain-lain.

2. Partisipasi non fisik

Partisipasi non fisik merupakan salah satu partisipasi dimana masyarakat ikut serta menciptakan paradigma dan arah dari sebuah kegiatan atau usaha-usaha yang telah ada sebelumnya seperti menentut ilmu pendidikan dan ikut serta dalam sebuah organisasi.

Sedangkan pengertian pemilih pemula, untuk pemilih di Indonesia terbagi atas 3 (tiga) kategori yang pertama yaitu pemilih rasional, kedua pemilih emosional dan yang ketiga pemilih pemula. Pemilih rasional adalah tipe pemilih yang telah terpelajar atau melalui analisis dan perthitungan sebelumnya.

Kemudian pemilih emosional adalah pemilih yang memiliki jiwa idealis dan tidak ingin diatur, terkadang mengikuti kata hatinya. Dan pemilih pemula merupakan

(36)

pemilih yang baru pertama kali mengikuti pemilihan umum karena baru memenuhi kriteria atau syarat menjadi peserta pemilu, (Fenyapwain, 2013).

Kelompok pemilih pemula merupakan mereka yang masih duduk dibangku sekolah, yang masih kuliah atau para pekerja muda. Pemilih pemula dalam sebuah proses demokrasi masih memerlukan pendidikan politik atau perlu mengikuti sosialisasi politik, sehingga seringkali pemilih pemula menjadi objek pembinaan sehingga mereka dapat tumbuh dan aktif berpartisipasi dalam ranah politik, (Dani, 2010: 77).

Dari definisi diatas dapat di simpulkan bahwa ciri-ciri pemilih pemula yaitu : 1. Wargan Negara Indonesia yang pada hari pemilihan umum telah memasuki

usia tujuh belas tahun atau sudah/pernah menikah.

2. Pemilih yang baru pertama kali ikut serta dalam pemilu dalam hal ini baru pertamakali memberikan hak suara selama proses pemiluh yang di adakan di Indonesia.

3. Mempunyai hak memilih dalam penyelenggaraan pemilu (Dani, 2010: 77).

Sedangkan menurut Shiawin Ratu Ajeng (2014: 45) ini yang dimaksud dengan partisipasi politik pemilih pemula berdasarkan UU No 10 tahun 2008 adalah menjadi partisipan dalam pemilihan umum, partisipasi dalam diskusi politik informal, partisipasi dalam rapat umum dan ikut kampanye.

Menurut M. Rosit (2014) selaku peneliti The political literacy institute Jakarta dan merupakan dosen Public Relations Politic di Universitas Al Azhar Indonesia (UAI) menyatakan bahwa “Karakteristik pemilih pemula masih cenderung apatis dam labil dimana pengetahuan politiknya masih minim dan

(37)

masih mengikuti teman atau keluarga dan mereka baru mengikuti pemilihan umum”.

Sehingga dapat diketahui bahwa karakteristik yang umum ditemui pada pemilih pemula antara lain: belum pernah memilih pada pemilihan umum sebelumnya, masih memiliki antusiasme yang tinggi untuk memilih, belum berpengalaman dalam memilih, latar belakang atau motivasi memilihnya masih kurang rasional yang kebanyakan karena rasa ingin tahu serta masih dipengaruhi oleh lingkungan terdekatnya.

Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa partisipasi pemilih pemula adalah keterlibatan pemilih pemula yang baru pertamakali mengikuti pemilihan umum yang masih memerlukan bimbingan politik dalam menyampaikan aspirasinya sehingga ini menjadi tanggung jawab bersama dalam memberikan pemahaman kepada mereka agar tidak apatis dan labil dalam berpolitik guna menciptakan pemilih yang berkualitas dimasa depan.

C. Kerangka Pikir

Penulis membuat kerangka berpikir dengan mengambil media sosial sebagai variabel x mengunakan teori Antony Mayfield yang membagi indikator madia sosia menjadi beberapaa bagian. Sedangkan untuk variabel y menggunakan teori Shiawin Ratu Ajeng yang mengelompokkan menjadi partisipan dalam pemilihan umum. Berdasrkan uraian diatas maka penulis, membuat dan menyusun skema kerangka konseptual sebagai berikut.

PENGARUH MEDIA SOSIAL TERHADAP PARTISIPASI POLITIK PEMILIH PEMULA PADA PILKADA SERENTAK 2018 DI KELURAHAN

BALANGNIPA KECAMATAN SINJAI UTARA.

(38)

Gambar. 2.1 Kerangka Pikir D. Definisi Oprasional Variabel

a. Media Sosial

Media sosial merupakan seluruh jejaring sosial yang popular digunakan oleh pemuda seperti Facebook, Whatsapp dan Instagram.

1. Partisipasi, yaitu membuat seseorang untuk ikut serta untuk menanggapi postingan orang lain di Facebook, Whatsapp dan instagram.

Media Sosial (X) Teori Antony Mayfield

(2015) a. Partisipasi.

b. Keterbukaan.

c. Percakapan.

d. Komunitas.

e. Saling Terhubung

Partisipasi Pemilih (Y) Teori Shiawin Ratu Ajeng

(2014) a. Menjadi

partisipan dalam pemungutan suara b. Partisipasi dalam

diskusi politik informal

c. Partisipasi dalam rapat umum d. Ikut kampanye

1. Media sosial sebagai alat untuk memperoleh informasi pemilu bagi pemilih pemula.

2. Pemilih pemula mengunakan media sosial dalam meaktulisasikan sikap politiknya.

Media Sosial 1. Facebook 2. Whatsapp 3. Instagram

(39)

2. Keterbukaan, seseorang dapat membagikan postingan-postingan yang berkaitan dengan masalah pribadi seperti foto,video dan komentar di facebook, twitter dan Instagram.

3. Percakapan, menciptakan sebuah hubungan timbal balik antara sesorang dengan orang lain melalui pesan singkat atau komentar Facebook, Whatsapp dan instagram.

4. Komunitas, menciptakan sebuah ruang di Facebook, Whatsapp dan instagram yang menggabungkan seseorang yang memiliki tujuan atau hobbi yang sama.

5. Saling Terhubung, dapat menciptakan sebuah jaringan yang menghubungakan semua orang diseluruh dunia melalui Facebook, Whatsapp dan instagram.

b. Partisipasi Pemilih Pemula

1. Menjadi partisipan dalam pemungutan suara, pemilih pemula berhak berpastisipasi dalam pemilihan umum dengan memberikan suara atau voting sesuai dengan undang-undang yang berlaku.

2. Partisipasi dalam diskusi politik informal, Ketertarikan dalam dialog politik bersama keluarga atau teman mengenai pemilu serta Intensitas berdialog bersama keluarga atau teman mengenai isu-isu politik.

3. Partisipasi dalam rapat umum, Keterlibatan dalam pertemuan atau kampanye baik sebagai tim sukses atau peserta yang diadakan oleh seorang calon pemilu.

(40)

4. Ikut kampanye, Keterlibatan menjadi panitia atau peserta kampanye partai politik atau calon pemilu

E. Hipotesis

Berdasarkan pada uraian latar belakang dan permasalah diatas, maka penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut:

Ho : Tidak ada Pengaruh media sosial terhadap partisipasi politik pemilih pemula pada pilkada serentak 2018 di kelurahan balangnipa kecamatan sinjai utara.

Ha : Ada Pengaruh media sosial terhadap partisipasi politik pemilih pemula pada pilkada serentak 2018 di kelurahan balangnipa kecamatan sinjai utara.

.

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Lokasi Penelitian

(41)

Penelitian ini akan dilaksanakan selama 2 bulan atau setelah adanya perizinan penelitian yang telah dikeluarkan oleh pihak fakultas. Penelitian ini dilakukan di Kelurarahan Balangnipa Kecamatan Sinjai Utara.

Adapun Alasan peneliti memilih lokasi tersebut, karena Kabupaten Sinjai merupakan salah satu daerah yang telah melaksanakan pemilukada serentak pada 27 Juni 2018 lalu dan di lokasi tersebut terdapat data yang diperlukan peneliti sehingga memungkinkan untuk digunakan sebagai objek penelitian.

B. Jenis dan Tipe Penelitian 1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian deskriptif adalah proses penjabaran suatu varibel yang hendak diteliti, baik satu variable atau lebih, namun tanpa harus menghubungkan variable tersebut (Sugiyono, 2012: 13).

Sedangkan metode Penelitian Kuantitatif adalah proses penelitian terhadap suatu populasi dengan sampel tertentu dengan alat pengumpulan data berupa angket/Kuesioner dan dianalisis secara kuantitatif/statistik. (Sugiyono, 2012: 8).

Berdasarkan hal tersebut, penelitin deskriptif kuantitatif adalah proses penelitian yang berdasarkan pada data sampel yang diperoleh yang kemudian diuji dan dianalisis mengunakan cara statistik. Data deskriptif yang dijabarkan

(42)

dalam penelitian ini adalah pengaruh media sosial terhadap partisipasi pemilih pemula.

2. Tipe Penelitian

Tipe penelitian yang digunakan adalah tipe survey yaitu penelitian berdasarkan pada data yang diperoleh dari kuesioner/angket yang sebelumnya telah diisi oleh responden yang merupakan sampel dari populasi yang telah ditetapkan. (Singarimbun, 2013: 3)

C. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah wilayah yang telah ditentukan untuk menjadi objek penelitian yang memiliki karakteristik dan kualitas dibutuhkan sehingga dapat disimpulkan. (Sugiyono, 2015). Sehingga populasi adalah semua objek atau subyek yang diteliti dalam penelitian. Populasi peneliti ini adalah seluruh pemilih pemula yang berusia 17-21 di Kelurahan Balangnipa Kecamatan Sinjai Utara yaitu sebanyak 702 orang.

2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah bagian dari populasi yang akan diteliti. Sampel adalah suatu bagian dari populasi tertentu yang menjadi perhatian. Dalam penelitian ini penulis mengambil teknik Probability Sampling cara ini merupakan teknik pengambilan sampel denga memberikan kesempatan kepada semua populasi untuk diambil menjadi sampel.

(43)

Sehingga dalam penelitian ini sampel yang diambi juga menggunakan simple random sampling yang merupakan pengambilan sampel secara random/acak. Dalam penelitian ini peneliti mengunakan rumus slovin dala menentukan sampel dari poluasi yang banyak. (Sujarweni & Endrayanto, 2012) sebagai berikut :

Keterangan:

n = Jumlah sampel/Responden N = Jumlah Populasi

e = signifikansi kesalahan 5%

n = 702 1 + 702 . 5² n = 702

1 + 702 . 25 n = 702

1 + 17.550 n = 702

17.551

n = 0,39 , Maka dibulatkan menjadi, 40..

Sehingga jumlah sample yang akan diambil berdasarkan populasi di Kecamatan Sinjai Utara yang telah melalui perhitungan dengan rumus slovin yaitu sebanyak 40 Orang.

(44)

D. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian merupakan data yang mentah dan perlu untuk diolah terlebih dahulu sehingga dapat menjadi bahan yang dapat menjadi informasi atapun keterangan, baik yang sifatnya kulitatif atau kuantitatif.

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langusng oleh peneliti berdasarkan pada sumber pertama yang menjadi objek penelitian. (Siregar, 2013). Data primer yang ada dalam penelitian ini merupakan data dari penyebaran kuesioner yang bersumber pada responden yang merupakan seluruh pemilih pemula yang berada di Kelurahan Balangnipa, Kecamatan Sinjai Utara.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh peneliti dari sumber-sumber yang falid untuk dikaji dan dapat menambah informasi dalam penelitian (Siregar, 2013). Data sekunder yang dimaksud dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh dari buku, jurnal dan situs internet yang falid.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara, angket, observasi dan dokumentasi.

1. Kuesioner

Menurut Sugiyono (2012: 142) angket atau kuesioner merupakan sebuah lembaran yang berisi pernyataan/pertanyaan yang telah ditentukan

(45)

oleh peneliti yang kemudian diberikan kepada responden. Metode ini digunakan untuk mendapatkan jawaban atas sejumlah Pernyataan/pertanyaan yang akan diisi oleh responden. Metode angket ini digunakan untuk memperoleh data yaitu Pengaruh media sosial terhadap partisipasi politik pemilih pemula pada pilkada serentak 2018 di kelurahan balangnipa kecamatan sinjai utara.

Kuesioner terdiri dari tiga bagian, yaitu tata cara pengisian kuesioner, pertanyaan yang berkaitan dengan indentitas responden, dan pertanyaan berkaitan dengan jawaban seberapa jauh responden setuju atau tidak setuju terhadap pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam kuesioner. Pemberian sekor dengan menggunakan lima skala Likert.

Skala Likert difungsikan untuk mengukur pendapat, sikap dan persepsi orang responden di tentang masalah yang menjadi variabel penelitian, yang terdiri atas variabel X dan Y ada lima pilihan jawaban pada setiap item pertanyaan, yaitu:

1. Jawaban Sangat Setuju (SS): diberi skor 5 2. Jawaban Setuju (S): diberi skor 4

3. Jawaban Ragu-Ragu (RR): diberi skor 3 4. Jawaban Tidak Setuju (TS): diberi skor 2

5. Jawaban Sangat Tidak Setuju (STS): diberi skor 1 2. Dokumentasi

Menurut Herdiansyah (2010: 143) dokumentasi merupakan metode pengumpulan data denga menganalisis suatu dokumen tertentu dengan kata

(46)

lain mengambil data dari dokumen yang tersedia. Dokumentasi juga dapat menjadi salah satu bukti bahwa penelitia telah melakukan sebuah penelitian.

F. Teknik Analisis Data

1. Teknik Analisis Statistik Deskriptif

Teknik analisis statistik deskriptif digunakan dengan metode pedeskripsian atau penggambarkan data yang telah dikumpul dengan tujua membuat kesimpulan yang berlaku secara umum (generalisasi).

Menghitung penyebaran data melalui rata-rata serta perhitungan persentase (%). Penentuan persentase dari perolehan data hasil kuesioner dari masing-masing variabel menggunakan rumus perhitungan persentase:

% = x 100%

Keterangan rumus:

n = Skor yang diperoleh N = Skor ideal

% = Persentase

Data yang sudah dipersentasekan lalu ditafsirkan dengan kalimat- kalimat yang bersifat kualitatif, yakni hasil persentase itu dapat digolongkan sesuai dengan Tabel 3.1:

Persentase Jawaban Tafsiran Kualitatif 80% - 100%

60% - <80%

Sangat Baik Baik

(47)

40% - <60%

20% - < 40%

0% - < 20%

Cukup Baik Kurang Baik Sangat Tidak Baik (Arikunto, 2010: 246).

Tabel 3.1. Kriteria Jawaban Responden

2. Teknik Analisis Regresi Linear Sederhana

Teknik analisis regresi sederhana digunakan untuk melihat pengaruh variabel media sosial terhadap variabel partisipasi Masyarakat digunakan dalam membangun persamaan, memakai persamaan tersebut agar dapat membuat suatu perkiraan (prediction). Adapun rumus persamaan regresi sederhana yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

Ý = a + bX

Keterangan rumus:

Ý = variabel Partisipasi Pemilih Pemula X = variabel Media sosial

a = konstanta

b = koefisien regresi

Analisis regresi dalam penelitian ini akan menggunakan bantuan softwareSPSS version 22. Hasil analisis regresi dapat digunakan pula untuk melakukan uji hipotesis. Dasar pengambilan keputusannya, adalah:

a. Jika nilai P value (sig) ≥ 0,05, maka Ha ditolak dan H0 diterima artinya tidak ada pengaruh yang signifikan.

(48)

b. Jika nilai P value (sig) ≤ 0,05 maka Ha diterima dan H0 ditolak artinya terdapat pengaruh yang signifikan.

G. Teknik Pengabsahan Data 1. Uji Validitas

Validitas konstruk (construct validity) dan validitas isi (content validity) akan dilakukan oleh peneliti untuk menguji apakah konstruk atau karakteristik (variabel laten) dalam penelitian ini, yaitu variabel media sosial dan Partisipasi Pemilih Pemula dapat diukur secara akurat oleh indikator- indikatornya. Peneliti akan melakukan uji validitas dengan menggunakan bantuan software SPSS version 22.

Didasarkan bahwa responden penelitian ini adalah sampel dari sebagian popoulasi (sampel tak jenuh) sebanyak 40 orang responden, maka pengujian validitas cukup dengan membandingkan nilai rhitung dengan nilai rtabel Product Moment (terlampir) dengan rumus df=n – jumlah variable (df=

40 – 2 = 38). Jika nilai rhitung≥ rtabel maka indikator atau pertanyaan kuesioner dikatakan valid, begitupula sebaliknya.

2. Uji Reabilitas

Reliabilitas konsistensi internal (internal consistency) akan dilakukan oleh peneliti untuk menguji setiap butir-butir yang ada pada kuesioner penelitian dengan teknik Belah Dua (Split Half) dari Spearman Brown. Peneliti akan melakukan uji reliabilitas dengan menggunakan bantuan software SPSS version

(49)

22. Pengujian realibilitas cukup dengan membandingkan ralpha dengan nilai 0,6.

Jika ralpha≥ 0,6 maka indikator atau pertanyaan kuesioner dikatakan reliabel, begitupula sebaliknya.

(50)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada BAB IV ini peneliti akan mendeskripsikan hasil penelitian dan pembahasan dari data yang berkaitan dengan fokus penelitian sebagai tindak lanjut dari hasil pengumpulan data. Sebelum mendeskripsikan hasil penelitian dan pembahasan, maka terlebih dahulu peneliti akan menguraikan secara singkat tentang gambaran umum Kelurahan Balangnipa Kecamatan Sinjai Utara, yang menjadi tempat atau lokasi penelitian.

A. Deskripsi Objek Penelitian 1. Profil Kelurahan Balangnipa

Kelurahan Balangnipa merupakan salah satu kelurahan yang terletak di Kecamatan Sinjai Utara Kabupaten Sinjai, Balangnipa menjadi pusat perkotaan dan menjadi Ibu Kota untuk Kabupaten Sinjai. Kelurahan balangnipa mempunyai luas 2,17 km² yang terdiri dari daerah pemukiman warga, lapangan, jalan dan lain lain. Kelurahan balangnipa terdiri dari 5 lingkungan, masing-masing lingkungan terdiri dari 3 RW/RK, terdiri dari 45 RT.

Kelurahan balangnipa berbatasan dengan :

1) Sebelah utara : berbatasan dengan sungai tangka/kab. Bone.

2) Sebelah timur : berbatasan dengan kelurahan Balangnipa.

3) Sebelah selatan : berbatasan dengan kelurahan Biringere.

4) Sebelah barat : berbatasan dengan kelurahan Bongki.

(51)

2. Struktur Organisasi Kelurahan Balangnipa

Struktur organisasi adalah suatu kerangka yang memperlihatkan sejumlah tugas-tugas dan kejadian-kejadian untuk mencapai tujuan organisasi. Hubungan antara fungsi-fungsi wewenang dan tanggung jawab setiap anggota di dalamnya, biasanya bekerjasama dengan baik untuk mencapai tujuan yang dimaksud.

Adapun struktur organisasi Kantor KeLurahan Sinjai Utara, dapat dilihat di bagan di bawah ini.

Sumber: Hasil penelitian (data primer), 2019

Adapun bidang-bidang kerja yang ada di Kantor Kelurahan Balangnipa, Kecamatan Sinjai Utara, Yakni:

KASI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

KARYATI DJUSMIN, SE NIP: 19740601 200312 2 001

LURAH

MUH. AZHARUDDIN AL-ANSHARY, S.STP NIP: 19880826 201010 1 003

KASI PEMERINTAHAN

MOCHAMMAD INSAN ADIGUNA, S.STP NIP: 19930609 201507 1

KASI PELAYANAN UMUM

AKBAR, SE NIP: 19721231 200801 1 060

SEKRETARIS

MUH. ABBAS HM, S.sos NIP: 19641219 200901 1

STAF

A. FAJAR SETIAWAN

MANSUR

KARTINI

STAF

NURBAETI, SE

NASRULLAH, S.Sos

STAF

A. WIRA PUTRA

NUR AENUN ISLAMIYAH

(52)

1) Lurah

Lurah diangkat dari pegawai negeri sipil dan diangkat serta diberhentikan oleh bupati berdasarkan usul dari camat. Lurah mempunyai tugas menyelenggarakan pemerintahan, pembangunan dan pembinaan masyarakat berdasarkan pelimpahan sebagian kewenangan pemerintahan dari camat.

2) Sekertaris lurah

Sekertaris kelurahan diangkat dan diberhentikan oleh bupati atas usul lurah, sekertaris kelurahan mempunyai tugas pokok mengumpulkan bahan, mengolah data dan menyusun rencana kegiatan pelaksanaan bidang ketatausahaan sesuai dengan kebijakan umum pemerintah kabupaten.

3) Kasi pemerintahaan

Kasi pemerintahan dan ketertiban mempunyai tugas pokok memfasilitasi bidang pemerintahan, administrasi kependudukan, keagrariaan serta ketertiban masyarakat serta tugas lain yang diberikan oleh lurah.

4) Kasi pemberdayaan masyarakat

Seksi pemberdayaan masyarakat mempunyai tugas pokok memfasilitasi bidang kesejahteraan rakyat serta tugas lain yang diberikan oleh lurah.

5) Kasi pelayanan umum

Dalam menjalankan tugas pokoknya, seksi pelayanan umum mempunyai tugas menyusun rencana kerja seksi pelayanan umum dan menyusun sop dalam pelaksanaan kegiatan pada seksi pelayanan umum

(53)

serta melakukan fasilitasi dan mengkordinasikan kegiatan pelyanan administrasi umum dan melakukan fasilitasi dan mengkordinasikan kegiatan pemeliharaan prasaran dan sarana pelayaan umum.

B. Pengumpulan Data

Pada bab ini penulis akan menyajikan data-data yang diperoleh selama penelitian yang telah dilakukan di Kelurahan Balangnipa, Kecamatan Sinjai Utara, Kabupaten Sinjai yang merupakan obyek utama lokasi penelitian. Data ini diperoleh melalui kuesioner yang didistribusikan kepada 40 Responden yang merupakan pemilih pemula. Penyajian data meliputi data-data tentang identitas responden berdasarkan jenis kelamin dan identitas responden berdasarkan umur. Jumlah responden merupakan perwakilan seluruh populasi pemilih pemula di Kelurahan Balangnipa, Kecamatan Sinjai Utara.

1. Identitas Responden Menurut Jenis Kelamin

Jenis kelamin responden laki-laki dan perempuan yang merupakan pemilih pemula di Kelurahan Balangnipa, ini dapat dilihat dari tabel berikut ini :

Tabel 4.1 : Distribusi Responden Berdasarkan Jenis kelamin No Jenis Kelamin Frekuensi

(orang) Persentase (%)

1 Laki- Laki 18 45

2 Perempuan 22 55

Jumlah 40 100

Sumber: Hasil penelitian (data primer), 2019

Dari data pada tabel dapat kita ketahui bahwa masyarakat laki-laki yang menjadi responden sebanyak 18 orang dan perempuan sebanyak 22 orang. Hal tersebut menunjukan bahwa jenis kelamin perempuan

(54)

mendominasi, meskipun selisih antara jumlah laki-laki dan perempuan hanya berkisar 10%, sehingga dapat diketahui bahwa laki-laki dan perempuan sama-sama mengunakan media sosial.

2. Identitas Responden Berdasarkan Umur.

Pada penelitian ini, responden yang menjadi obyek penelitian berada pada kualifikasi umur untuk pemilih pemula yaitu 17-21 tahun.

Berdasarkan data yang diperoleh penulis, pemilih pemula dikelurahan Balangnipa memiliki umur sebagai berikut.

Tabel 4.2 : Distribusi Responden Berdasarkan Umur No Umur Frekuensi (orang) Persentase (%)

1 17 Tahun 4 10

2 18 Tahun 6 15

3 19 Tahun 4 10

4 20 Tahun 14 35

5 21 Tahun 12 30

Jumlah 40 100

Sumber: Hasil Penelitian (data primer), 2019.

Berdasarkan tabel dapat dilihat bahwa pemilih pemula yang menjadi responden dalam penelitian ini, usia yang paling mendominasi yakni 20 tahun berkisar pada 35%. Sedangkan untuk umur 17 dan 19 tahun berada pada kisaran 10% dan untuk umur 18 Tahun berada pada kisaran 15

% serta untuk umur 21 berada pada kisaran 30 %.

3. Identitas Responden Pengguna Media Sosial

Pada penelitian ini, responden yang menjadi obyek penelitian adalah pengguna media sosial aktif, yang merupakan pemilih pemula di Kelurahan Balangnipa dan aktif menggunakan media sosial seperti Facebook, Instagram dan Whatsapp. Respresentase penggunanya sebagai berikut :

(55)

Tabel 4.3 : Distribusi Responden Berdasarkan Penggunaan Media sosial No Nama Media Sosial Jenis Kelamin

Total Laki-laki Perempuan

1 Facebook 18 22 40

2 Instagram 18 22 40

3 Whatsapp 18 22 40

Sumber: Hasil penelitian (data primer), 2019

Berdasarkan tabel dapat dilihat bahwa pemilih pemula yang menjadi responden dalam penelitian ini secara keseluruhan adalah penguna aktif media sosial Facebook, Instagram dan Whatsapp.

C. Analisi Data Deskriptif

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dengan menggunakan kuesioner maka ditemukan beberapa hal terkait dengan jawaban yang diberikan oleh responden.

Pada penelitian ini, terdapat 2 variabel yang dijadikan sebagai objek penelitian. Variabel yang dimaksud adalah variabel Media Sosial sebagai variabel independen atau variabel X dan variabel Partisipasi Pemilih sebagai variabel terikat atau variabel Y.

a. Tanggapan Responden Terhadap Media Sosial

Media sosial pada umumnya adalah sebuah alat pengakses informasi yang digunakan untuk bersosialisasi (berhubungan, baik secara personal, kelompok dan lainnya) sesama pengguna. kemajuan akan kegunaan Media sosial tidak hanya sebagai platform komunikasi dan sosialisasi, tetapi juga digunakan untuk kepentingan khalayak ramai seperti kepentingan politik, pemerintahan, dan lainnya.

(56)

Setelah keseluruhan data yang diperoleh dalam penelitian diuraikan, maka tahap selanjutnya dilakukan analisis data tentang variabel media sosial. Adapun indikator media sosial adalah Partisipasi, Keterbukaan, Percakapan, Komunitas dan Saling Terhubung. Kemudian, Media Sosial yang dimaksud dalam penelitian ini adalah Facebook, Whatsapp dan Intagram. Dengan demikian, penelitian ini memperoleh hasil tentang tanggapan responden berdasarkan indikator yang diteliti, yaitu :

1) Partisipasi

Partisipasi, yaitu membuat seseorang untuk ikut serta untuk menanggapi postingan orang lain di Facebook, Whatsapp dan instagram. Untuk mengetahui indikator partisipasi diukur melalui sub indikator dalam empat pernyataan. Untuk mendeskripsikan pernyataan dari ke 40 responden terhadap sub indikator partisipasi dapat dilihat dalam pengolahan data pada tabel 4.5 sampai 4.7sebagai berikut.

Tabel 4.4 Media sosial dapat digunakan sebagai alat untu berkampanye di dunia maya.

Item Pertanyaan Jumlah Persentase (%) Skor

Sangat Setuju (SS) 15 37,5 75

Setuju (S) 22 55 88

Kurang Setuju (KS) 3 7,5 9

Tidak Setuju (TS) - - -

Sangat Tidak Setuju (STS) - - -

Jumlah Total 40 100 172

Sumber : Hasil penelitian (data primer), 2019

Berdasarkan tabel dapat diketahui bahwa tanggapan responden mengenai pernyataan diatas, didominasi dengan jawaban setuju dengan memperoleh tanggapan sebanyak 22 responden atau sebesar

Gambar

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir  ............................................................
Tabel 3.1. Kriteria Jawaban Responden
Tabel 4.1 : Distribusi Responden Berdasarkan Jenis kelamin  No  Jenis Kelamin  Frekuensi
Tabel 4.3 : Distribusi Responden Berdasarkan Penggunaan Media sosial  No  Nama Media Sosial  Jenis Kelamin
+7

Referensi

Dokumen terkait

1) Hubungan antara pemimpin dengan bawahan (leader-member relations). a) Menunjukkan tingkat kualitas hubungan yang terjadi antara atasan dengan bawahan. b) Sikap

Oleh karena itu, pada penelitian ini model Cooperative Problem Solving (CPS) akan dikolaburasikan dengan media virtual PhET. Penggunaan model Cooperative Problem

Berdasarkan analisa keragaman, perbedaan rasio penambahan tepung terigu dan tepung kentang hitam memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap tekstur ( hedonic ) cake

Untuk memastikan kebenaran asumsi-asumsi itulah penulis menganggap penting melakukan penelitian ini, yakni penelitian terhadap minat, motif, tujuan, manfaat membaca

Munthe: Pengaruh Sruktur Kepmilikan Saham dan Ukuran Perusahaan… oleh investor institusional seperti perusahaan efek, perusahaan asuransi, perbankan, perusahaan investasi,

TERHADAP PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN (STUDI KASUS PADA BENGKEL MJV AUDIO DAN VARIASI MOBIL)&#34; untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar

Kandou Manado, hasil yang didapatkan dari pengetahuan tentang pengertian, tujuan, pemakaian dan karakteristik gelang identifikasi pasien diperoleh hasil pengetahuan

Hasil kajian menunjukkan ketiga – tiga Panduan Pengajaran yang dibina adalah amat sesuai digunakan sebagai bahan rujukan untuk membantu pensyarah dalam pengajaran mereka bagi