EVALUASI PADA JALUR PEJALAN KAKI DI UNIVERSITAS BRAWIJAYA BERDASARKAN KONSEP UNIVERSAL DESIGN
Ulil Azmi, Johannes Parlindungan, Eddi Basuki Kurniawan
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Jalan Mayjen Haryono 167 Malang 65145 -Telp (0341)567886
Email: ulilazz11@gmail.com
ABSTRAK
Kota Malang telah ditetapkan sebagai Kota Pendidikan inklusif yang berarti pembangunan secara menyeluruh dalam berbagai hal. Penerapan pembangunan menyeluruh berupa penyediaan fasilitas yang sesuai kebutuhan pada sarana pendidikan seperti perguruan tinggi. Universitas Brawijaya merupakan pendidikan tinggi yang memiliki pergerakan yang tinggi didalamnya salah satunya kegiatan berjalan kaki. Terdapat program peningkatan fasilitas disabilitas dari Rektorat Universitas Brawijaya, perwujudannya dapat menggunakan konsep Universal Design. Terdapat penyandang disabilitas sebanyak 92 mahasiswa yang memiliki hak dan kebutuhan sama dalam melakukan kegiatan di dalam Universitas Brawijaya, terutama untuk penyandang disabilitas yang berhubungan langsung dengan akses fisik jalur pejalan kaki seperti tuna daksa, tuna netra dan cerebral palsy. Oleh karena itu, perlu adanya evaluasi pada jalur pejalan kaki di Universitas Brawijaya berdasarkan konsep Universal Design.
Penelitian ini bertujuan untuk memberikan rekomendasi mengenai pembenahan jalur pejalan kaki terkait evaluasi dan persepsi pengguna berdasarkan konsep Universal Design. Metode analisis yang digunakan adalah Behaviour Mapping dan Analisis Presepsi. Hasil penelitian menunjukan penggunaan jalur dan fasilitas pejalan kaki, evaluasi jalur pejalan kaki berdasarkan 7 prinsip universal design yang secara keseluruhan tidak 100%
memenuhi prinsip, serta hasil rata-rata skor presepsi antara pengguna keseluruhan adalah 74,3 sedangkan pengguna dengan disabilitas 46,79. Hal tersebut mengindikasikan penilaian jalur pejalan kaki di Universitas Brawijaya membutuhkan peningkatan kualitas yang didasari oleh prinsip Universal Design.
Kata Kunci: universal-design, disabilitas, jalur-pejalan-kaki.
ABSTRACT
Malang City has been designated as an inclusive Education City, which means comprehensive development in various ways. Implementation of comprehensive development in the form of providing facilities according to the needs of educational facilities such as universities. Brawijaya University is a higher education that has high movement in it, one of which is walking. There is a program to improve disability facilities from the Rectorate of Brawijaya University, the realization can use the concept of Universal Design. There are 92 students with disabilities who have the same rights and needs in carrying out activities within Brawijaya University, especially for persons with disabilities that are directly related to physical access to the pedestrian ways such as physical disability, visual impairment and cerebral palsy. Therefore, it is necessary to evaluate the pedestrian ways in Brawijaya University based on the Universal Design concept. This study aims to provide recommendations on improving pedestrian ways related to user evaluation and perceptions based on the Universal Design concept.
The analytical method used is Behavior Mapping and Perception Analysis. The result shows the use of pedestrian ways and facilities, the evaluation of pedestrian ways based on 7 Universal Design principles which overall did not 100% fulfill the principles and the average perception score among the overall users is 74.3 while users with disabilities is 46.79. This indicates that the assessment of pedestrian ways in Brawijaya University requires quality improvement based on the principles of Universal Design.
Keywords: universal-design, disability, pedestrian-way.
PENDAHULUAN
Kota Malang merupakan sebuah kota pada Provinsi Jawa Timur yang dikenal sebagai Kota Pendidikan. Pemerintah Kota Malang pada tahun 2012 sudah ditetapkan sebagai Kota Pendidikan Inklusif yang berarti pembangunan secara menyeluruh dalam berbagai hal. Salah satu
penerapan pembangunan menyeluruh adalah penyediaan fasilitas yang sesuai kebutuhan pada sarana pendidikan seperti perguruan tinggi.
Universitas Brawijaya adalah salah satu perguruan tinggi negeri di Kota Malang.
Universitas Brawijaya memiliki luas 58 ha dengan jumlah Mahasiswa 55.469 orang dan professor sebanyak 134 orang, dosen pengajar 1.941 orang
dan staff karyawan sebanyak 1.912 orang. Dari total populasi Universitas Brawijaya tersebut terdapat penyandang disabilitas sebanyak 92 mahasiswa yang memiliki hak dan kebutuhan sama lebih dalam melakukan kegiatan di dalam Kampus Universitas Brawijaya. Dari total 92 mahasiswa penyandang disabilitas, terdapat 33 mahasiswa yang memiliki disabilitas yang terkait dengan aksesibilitas jalur pejalan kaki yaitu Tunadaksa, Tunanetra dan Cerebal Palsy (Lumpuh Otak).
Keberadaan jalur pejalan kaki di Universitas Brawijaya memiliki fungsi sebagai tempat pejalan kaki untuk berjalan kaki dalam mengakses tempat tujuannya, tempat orang bertemu dan sebagai ruang publik. Pedestrian diartikan sebagai pergerakan atau sirkulasi atau perpindahan orang atau manusia dari satu tempat ke titik asal (origin) ke tempat lain sebagai tujuan (destination) dengan berjalan kaki (Rubenstein dalam Listanto, 2006). Dengan adanya pengguna jalur pejalan kaki yang menyandang disabilitas terutama untuk penyandang disabilitas yang berhubungan langsung dengan akses fisik jalur pejalan kaki seperti tunadaksa dan tunanetra, maka diperlukannya konsep perencanaan yang memperhatikan berbagai kebutuhan tersebut.
Namun kenyataannya Universitas Brawijaya belum sepenuhnya memiliki jalur pejalan kaki maupun fasilitas yang menunjang seluruh kegiatan penggunanya.
Universal Design merupakan konsep perancangan yang diterapkan pada perancangan lingkungan, ruang publik, bangunan, produk, layanan hingga program pada komputer yang dapat digunakan semaksimal mungkin oleh seluruh pengguna baik secara berkelompok maupun individu, tanpa adanya adaptasi maupun desain khusus (Ostroff, 2011). Universal Design dapat diterapakan pada ruang publik, seperti fasilitas pejalan kaki. Konsep Universal Design dapat mengetahui kondisi terkait jalur dan pengguna jalur pejalan kaki di Universitas Brawijaya.
Dasar pemilihan Universitas Brawijaya sebagai wilayah studi merupakan salah satu pendidikan tinggi yang memiliki pergerakan yang tinggi didalamnya salah satunya kegiatan berjalan kaki. Selain itu, adanya Program peningkatan fasilitas disabilitas dari Rektorat Universitas Brawijaya sehingga diperlukan penilaian jalur pejalan kaki berdasarkan konsep Universal Design di Universitas Brawijaya.
METODE PENELITIAN
Metode terbagi menjadi metode pengumpulan data dan metode analisis data.
Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu kualitatif dengan pendekatan eksploratif deskriptif. Berikut merupakan penjelasan mengenai metode penelitian.
Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan pada kampus utama Universitas Brawijaya yang berlokasi di Jalan Veteran Lowokwaru, Kota Malang.
Universitas brawijaya merupakan sarana pendidikan publik dengan penggunaan lahan yang dimanfaatkan oleh kegiatan pendidikan.
Pemilihan lokasi studi meliputi beberapa zona jalur pejalan kaki di dalam kawasan Universitas Brawijaya Malang. Penelitian ini difokuskan pada zona yang telah ditentukan berdasarkan koridor, lebar dan panjang jalur pejalan kaki di Universitas Brawijaya.
Gambar 1. Peta Lokasi Universitas Brawijaya Pada proses penelitian, universitas brawijaya terbagi menjadi 3 zona yaitu Zona 1, Zona 2 dan Zona 3. Lokasi penelitian dibatasi hanya di wilayah kampus Universitas Brawijaya dengan terbagi menjadi 3 zona, berdasarkan beberapa alasan, yaitu :
1. Koridor di Universitas Brawijaya yang merupakan pusat kampus dan merupakan simpul pergerakan pengguna jalur pejalan kaki.
2. Setiap zona memiliki minimal 4 ragam panjang jalur yang berbeda.
3. Panjang jalur pejalan kaki memiliki range tiap zona 2.200-2.752 meter.
4. Penentuan zona juga melihat batas administrasi di setiap fakultas.
Setiap zona dibagi lagi menjadi beberapa bagian segmen, hal ini bertujuan untuk memudahkan penelitian dalam pemaparan data dan proses analisis.
Gambar 2. Pembagian Zona dan Segmen Jalur Pejalan Kaki Universitas Brawijaya Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dilakukan dengan survei primer dan survei sekunder. Survei primer dilakukan dengan observasi, kuesioner dan wawancara. Survei primer dilakukan dengan observasi, kuesioner dan wawancara. Survei sekunder dilakukan dengan mengumpulkan data dari studi literatur maupun dokumen dari studi instansi Universitas Brawijaya. Pengumpulan data melalui kuesioner dilakukan dengan pengambilan sampel. Metode pengambilan sampel yang digunakan yaitu Time Linear Function dan Snowball Sample.
Penentuan sampel ini ditujukan kepada jumlah populasi pergerakan berjalan kaki di Universitas Brawijaya yang berubah-ubah.
Sampel ditentukan berdasarkan kurun waktu harian setiap hari dan berbeda tiap waktunya.
Berikut merupakan rumus dari Time Linear Function:
n = 𝑇 – 𝑡0 𝑡1 Keterangan:
n : Jumlah sampel minimun
T : Waktu yang tersedia untuk penelitian t0 : Waktu lama survei
t1 : Waktu yang digunakan responden untuk mengisi kuisioner
Berdasarkan rumus diatas, maka dapat dilakukan perhitungan jumlah sampel, yaitu:
T : 7 hari x 8 jam/hari = 56 jam t0 : 6 jam/hari x 7 hari = 42 jam t1 : 0,383 jam/hari (25 menit)
n =T − t0
t1 =56 − 42 0,383 = 14
0,383= 36,55 = 37 responden
Snowball Sampling merupakan teknik pengambilan sampel yang awal mula jumlahnya kecil, kemudian sampel ini disuruh memilih teman-temannya untuk dijadikan sampel.
Responden yang digunakan pada penelitian ini adalah responden yang memiliki keterbatasan kemampuan (difabel) di Universitas Brawijaya.
Responden dibatasi oleh pengguna disabilitas terkait cacat fisik karena berdasarkan survei pendahuluan, hal tersebut berpengaruh langsung dengan objek penelitian yang berupa jalur dan fasilitas jalur pejalan kaki di Universitas Brawijaya. Jumlah pengguna disabilitas pada penelitian ini sebanyak 5 responden dengan ragam disabilitas Tuna Daksa, Tuna Netra dan Cerebral Palsy.
Metode Analisis Data Analisis Behaviour Mapping
Pemetaan Perilaku (Behavior Mapping) merupakan penggambaran suatu kenyataan dari suatu area pada lokasi manusia yang menunjukan aktivitasnya dan pengamatan terhadap perilakunya. Behaviour Mapping pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana manusia atau sekelompok manusia memanfaatkan, menggunakan atau mengakomodasikan perilakunya pada suatu situasi waktu dan zona yang sudah ditentukan terkait jalur pejalan kaki di Universitas Brawijaya.
Behavior mapping pada penelitian ini menggunakan place-centered maps. Place- centered maps dapat digunakan untuk melihat bagaimana pengguna jalur pejalan kaki mengatur dirinya pada jalur pejalan kaki di Universitas Brawijaya. Teknik analisis ini didapatkan dari hasil observasi yang disajikan dalam tabulasi yang mana akan ditinjau kembali pada setiap zonanya mengenai permasalahan, potensi fasilitas dan pemanfaatan jalur pejalan kaki di Universitas Brawijaya.
Tabel 1. Variabel Behaviour Mapping Variabel Sub
Variabel
Indikator
Person Pelaku Aktivitas
• Jenis pelaku aktivitas
Variabel Sub Variabel
Indikator
• Usia
• Kondisi Disabilitas
• Kondisi Karakteristik Aktivitas • Jenis Aktivitas
• Intensitas Aktivitas Millieu
(Lingkungan)
Ruang • Jenis Ruang
• Kondisi Ruang
• Hubungan Ruang Atribut
Ruang
• Jenis Atribut
• Ukuran Atribut
• Tata Letak Atribut
• Hubungan Atribut Temporal
(Waktu)
Weekday • Pagi
• Siang
• Sore Weekend • Pagi
• Siang
• Sore Sumber: Joyce, 2005
Analisis Presepsi
Persepsi adalah proses dengan mana para individumengatur dan menginterpretasikan kesan-kesan sensoris mereka guna memberikan arti bagi lingkungannya (Robbins & Judge,2013).
Analisis persepsi pada penelitian ini digunakan untuk mengetahui pandangan pengguna mengenai potensi masalah dari kondisi serta penggunaan fasilitas jalur pejalan kaki berdasarkan konsep Universal Design. Hasil dari analisis tersebut dapat dijadikan sebagai dasaran rekomendasi mengenai pembenahan jalur pejalan kaki berdasarkan Konsep Universal Design di Universitas Brawijaya
Analisis deskriptif ini digunakan untuk mengetahui persepsi pengguna jalur pejalan kaki di Universitas Brawijaya dalam menggunakan jalur pejalan kaki yang dikaji menggunakan skala Likert bertujuan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang. Dengan skala Likert maka variabel yang diukur dijabarkan menjadi indikator variabel, dalam pertanyaan yang berupa pilihan ganda dengan interval dari sangat positif hingga sangat negatif, (Sugiyono, 2014). Berikut merupakan keterangan skor dalam skala Likert:
1. Sangat setuju : diberi skor 4 2. Setuju : diberi skor 3 3. Tidak Setuju : diberi skor 2 4. Sangat tidak setuju : diberi skor 1
Analisis ini didapatkan dengan cara hasil kuesioner dan wawancara. Data presepsi berupa kuesioner dan wawancara yang telah diperoleh, kemudian dilakukan pembobotan. Proses
pembobotan menggunakan rumus sebagai berikut (Sugiyono,2014):
Keterangan:
F1 : Frekuensi jawaban responden dengan skor 1
F2 : Frekuensi jawaban responden dengan skor 2
F3 : Frekuensi jawaban responden dengan skor 3
F4 : Frekuensi jawaban responden dengan skor 4
Klasifikasi pengisian setiap indikator untuk mengetahui presepsi pengguna jalur pejalan kaki di Universitas Brawijaya terbagi menjadi 3 kotak (three box method) (Sugiyono,2014). Range/rentang dari hasil jawaban responden dikonversi ke satuan 100 untuk memudahkan interpretasi. Range jawaban yang terbagi tiga dimulai dari 25. Nilai 25 diperoleh dari hasil perhitungan rumus diatas yangmana diasumsikan seluruh jawaban responden bernilai 1 (nilai perhitungan terendah). Sedangkan 100 merupakan hasil perhitungan tertinggi yang diasumsukan seluruh jawaban responden bernilai 4. Berdasarkan hasil perhitungan nilai terendah 25 dan tertinggi 100 menghasilkan range/nilai rentang 25 yangmana dijadikan sebagai dasaran interpretasi nilai indeks sebagai berikut:
Tabel 2. Klasifikasi skor
Interval Kategori
25-50 Rendah
50-75 Sedang
75-100 Tinggi
Sumber: Sugiyono 2014
Pada penelitian ini, peran persepsi juga ditujukan kepada pengguna disabilitas jalur pejalan kaki di Universitas Brawijaya. Hal ini bertujuan untuk mengetahui kepekaan pengguna disabilitas yang memiliki keterbatasan terkait pancaindranya.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Universitas brawijaya secara keseluruhan memiliki luas 58 ha. Penelitian ini berfokus pada kampus utama Universitas Brawijaya yang berlokasi di Jalan Veteran Lowokwaru, Kota Malang. Berikut merupakan batas administrasi dari Universitas Brawijaya:
Skor = (4×𝐹4)+(3×𝐹3)+(2×𝐹2)+(1×𝐹1) 4
Sebelah Utara : Jl. M.T Haryono Sebelah Selatan: Jl. Veteran
Sebelah Timur : Jl. Terusan Cikampek Sebelah Barat : Jl. Watugong
Universitas brawijaya merupakan sarana pendidikan publik dengan penggunaan lahan yang dimanfaatkan oleh kegiatan pendidikan.
Universitas Brawijaya memiliki 16 fakultas dan 176 program studi. Dalam pemanfaatannya berupa kegitan pendidikan, didalamnya terdapat aktivitas pergerakan berupa berjalan kaki yang ditunjang dengan fasilitas jalur pejalan kaki.
Penjelasan kondisi fisik jalur dan fasilitas pejalan kaki terbagi sesuai pembagian zona, yaitu Zona 1 Zona 2 dan Zona 3.
Perkerasan jalur pejalan kaki di Universitas Brawijaya berupa batu plester non slip. Fasilitas jalur pejalan kaki yang tersedia berupa Lampu Signage (Marka), Signage (Perambuan), Signage (Papan Informasi), Bangku, Halte dan Ramp. Berikut adalah kondisi jalur dan fasilitas pejalan kaki di Universitas Brawijaya:
(a) (b)
Gambar 3. Jalur pejalan kaki di Universitas Brawijaya.
Keterangan:
(a) Jalur pedestrian di bagian luar Universitas (b) Jalur pedestrian di bagian dalam Universitas
(a) (b)
Gambar 4. Fasilitas pejalan kaki di Universitas Brawijaya.
Keterangan:
(a) Fasilitas Ramp dan Guiding Block (b) Papan Informasi
Analisis Behaviour Mapping
1. Person (Pelaku dan Aktivitas)
Person dalam penelitian ini adalah semua pengguna tidak tetap yang beraktivitas pada jalur pejalan kaki di Universitas Brawijaya.
Pengamatan person terbagi menjadi pelaku dan aktivitas. Pelaku pemanfaatan ruang pada zona 1 mayoritas adalah mahasiswa sejumlah 1541 orang, 70 orang usia produktif yang terdiri dari 19 orang perempuan dan 51 orang laki-laki, 16 orang staff/karyawan 2 orang lansia dan 3 anak-anak.
Klasifikasi intensitas penggunaan ruang yaitu klasifikasi rendah dan sedang. Pada Zona 2, Pelaku pemanfaatan ruang mayoritas adalah mahasiswa sejumlah 2531 orang, 20 orang usia produktif terdiri dari 11 orang perempuan dan 9 orang laki-laki, 9 orang staff/karyawan, 13 orang lansia dan 3 anak-anak. Klasifikasi intensitas penggunaan ruang yaitu klasifikasi sedang dan tinggi. Pemanfaatan ruang mayoritas pada Zona 2 adalah mahasiswa sejumlah 1114 orang, 96 orang usia produktif terdiri dari 35 orang perempuan dan 61 orang laki-laki, 30 orang staff/karyawan, 1 orang lansia, 1 anak-anak, 1 orang pengguna disabilitas dengan kursi roda. Klasifikasi intensitas penggunaan ruang yaitu klasifikasi rendah sedang dan tinggi.
2. Milleu/Lingkungan (Ruang dan Atribut Ruang)
Penelitian pada ruang dan atribut ruang dilakukan pada tiga zona berupa jenis, kondisi, dan hubungan antar jalur. Masing-masing zona memiliki fasilitas pejalan kaki yang berbeda.
Berikut merupakan penjelasan atribut ruang pada masing-masing zona yang dilengkapi dengan gambar.
Zona 1
Milieu/lingkungan yang diteliti pada zona 1 adalah jalur pejalan kaki berupa jenis, kondisi dan hubungan antar jalur. Atribut ruang berupa fasilitas jalur pejalan kaki jenis, ukuran, tata letak dan hubungan pada zona 1. Fasilitas yang berhubungan dengan aktivitas pejalan kaki pada zona 1 yaitu jalur pejalan kaki, tempat duduk, papan informasi, ramp, guding block dan lampu (Gambar 5).
Zona 2
Milieu/lingkungan yang diteliti pada zona 2 adalah jalur pejalan kaki berupa jenis, kondisi dan
hubungan antar jalur. Atribut ruang berupa fasilitas jalur pejalan kaki jenis, ukuran, tata letak dan hubungan pada zona 2. Fasilitas yang berhubungan dengan aktivitas pejalan kaki pada zona 2 yaitu jalur pejalan kaki, tempat duduk, papan informasi, lampu dan ramp (Gambar 6).
Gambar 5. Pemetaan Ruang dan Atribut Ruang pada Zona 1
Gambar 6. Pemetaan Ruang dan Atribut Ruang pada Zona 2
Zona 3
Milieu/lingkungan yang diteliti pada zona 3 adalah jalur pejalan kaki berupa jenis, kondisi dan
hubungan antar jalur. Atribut ruang berupa fasilitas jalur pejalan kaki jenis, ukuran, tata letak dan hubungan pada zona 3. Fasilitas yang berhubungan dengan aktivitas pejalan kaki pada zona 3 yaitu jalur pejalan kaki, tempat duduk, papan informasi, guiding block, ramp dan lampu (Gambar 7).
Gambar 7. Pemetaan Ruang dan Atribut Ruang pada Zona 3
3. Temporal
Observasi yang dilakukan di jalur pejalan kaki pada zona 1,2, dan 3 terbagi secara weekend dan weekday. Pengamatan dilakukan pada pagi hari, siang hari, dan sore hari. Observasi pagi hari dilakukan pukul 07.00-09.00, sedangkan observasi siang hari dilakukan pukul 11.00-13.00, dan observasi sore hari dilakukan pukul 15.00- 17.00. Hasil observasi pada masing-masing waktu dijelaskan pada Tabel 3.
Tabel 3. Penjabaran dalam Periode Waktu Temporal Periode
Waktu
Kesimpulan Weekday Pagi Hari
(07.00- 09.00)
- Pada zona 1,2,3, pola pergerakan perjalan kaki mengarah kedalam kampus dan langsung menuju Gedung
- Aktivitas berupa berjalan kaki dan menyebrang untuk mengakses tujuan di Universitas Brawijaya - Kegiatan pejalan kaki
terkait aktivitas pendidikan
Temporal Periode Waktu
Kesimpulan Siang Hari
(11.00- 13.00)
- Terdapat kegiatan berkumpul pada bangku dan pada beberapa titik di jalan utama
- Terlihat pola
pergerakan berpindah antar gedung
- Kegiatan pejalan kaki terkait aktivitas pendidikan
- Kegiatan pejalan kaki terkait aktivitas pendidikan, ibadah dan istirahat Sore Hari
(15.00- 17.00)
- Pola kegiatan berjalan kaki dari gedung menuju parkiran dan atau keluar
Universitas Brawijaya - Terdapat kegiatan
berkumpul pada beberapa titik di jalan utama (bangku) - Kegiatan pejalan kaki
terkait aktivitas pendidikan Weekend Pagi Hari
(07.00- 09.00)
- Pola pergerakan mengarah masuk Universitas Brawijaya menuju beberapa gedung
- Kegiatan pejalan kaki terkait aktivitas rekreasi dan kemahasiswaan Siang Hari
(11.00- 13.00)
- Kegiatan pejalan kaki terkait aktivitas rekreasi dan kemahasiswaan - Pola pergerakan
mengarah pada titik kumpul (kegiatan kemahasiswaan) - Tidak terdapat
aktivitas pejalan kaki pada ruas jalan utama Sore Hari
(15.00- 17.00)
- Intensitas pengguna pejalan kaki menurun pada sore hari dengan pola pergerakan keluar
Temporal Periode Waktu
Kesimpulan
- Pola pergerakan mengarah keluar Universitas Brawijaya
Evaluasi berdasarkan Prinsip Universal Design Evaluasi mengenai jalur dan fasilitas pejalan kaki adalah untuk mengetahui kesesuaian kondisi eksisting jalur pejalan kaki di Universitas Brawijaya dalam penerapan fasilitas pendidikan yang inklusif berdasarkan konsep Universal Design. Evaluasi jalur dan fasilitas ini didapatkan dari data hasil observasi lapangan dikaitkan dengan prinsip Universal Design yaitu Equitable Use, Flexibility in Use, Simple and Intuituve Use, Preceptible Information, Tolerance for Error, Low Physical Effort, Size dan Space for Approach and Use (Story, 2011).
Pada evaluasi berdasarkan Konsep Universal Design menghasilkan output berupa nilai presentase. Nilai presentase diperoleh dari perhitungan exel dari kesesuaian 105 prinsip Konsep Universal Design pada setiap segmen.
Prinsip yang digunakan menyesuaikan kondisi eksisting jalur dan fasilitas pejalan kaki, peneliti hanya menilai fasilitas dan jalur pejalan kaki yang tersedia pada setiap segmen untuk dinilai kesesuaiannya. Nilai perhitungan dijabarkan pada setiap prinsip dengan perhitungan sebagai berikut:
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑝𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 (𝑡𝑖𝑎𝑝 𝑆𝑒𝑔𝑚𝑒𝑛) =𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑓𝑎𝑠𝑖𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑒𝑠𝑢𝑎𝑖/𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑠𝑒𝑠𝑢𝑎𝑖 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑓𝑎𝑠𝑖𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑝𝑒𝑗𝑎𝑙𝑎𝑛 𝑘𝑎𝑘𝑖 𝑒𝑘𝑠𝑖𝑠𝑡𝑖𝑛𝑔
1. Equitable Use
Equitable Use (Kesetaraan dalam penggunaan) membahas mengenai desain jalur dan fasilitas pejalan kaki dalam pemanfaatan dan penggunaan untuk pengguna dengan berbagai kemampuan. Pada Evaluasi jalur dan fasilitas pejalan kaki di Universitas Brawijaya berdasarkan prinsip Equitable Use, segmen yang memiliki nilai presentase terendah pada Zona 1 adalah segmen 4, dikarenakan pada kondisi eksisting segmen ini tidak memiliki fasilitas ramp, signage berupa rambu dan papan informasi yang tersedia tidak dapat digunakan oleh semua pengguna dan tidak terdapat tactile (guiding block) pada jalur pejalan kaki.
Sedangkan pada Zona 2 segmen terendah adalah segmen 1, jalur pejalan kaki pada segmen tersebut tidak dapat digunakan pengguna dikarenakan terdapat vegetasi yang memanfaatkan jalur pejalan kaki serta tidak
memiliki ramp dan signage berupa rambu tidak dapat digunakan oleh seluruh pengguna. Pada Zona 3 segmen yang memiliki nilai presentase terendah adalah segmen 5 dikarenakan tidak ada ramp pada jalur masuk menuju trotoar.
2. Flexibility in Use
Flexibility in Use (Fleksibilitas dalam penggunaan) merupakan prinsip yang mengakomodir berbagai pilihan serta preferensi dari kemampuan individu. Pada Evaluasi jalur dan fasilitas pejalan kaki di Universitas Brawijaya berdasarkan prinsip Flexibility in Use, segmen yang memiliki nilai presentase terendah pada Zona 1 adalah segmen 3, dikarenakan pada kondisi eksisting segmen ini tidak memiliki fasilitas ramp, signage berupa rambu dan papan informasi yang tersedia tidak dapat digunakan oleh semua pengguna dan tidak terdapat tactile (guiding block) pada jalur pejalan kaki.
Sedangkan pada Zona 2 segmen terendah adalah segmen 1, jalur pejalan kaki pada segmen tersebut tidak dapat digunakan pengguna dikarenakan terdapat vegetasi yang memanfaatkan jalur pejalan kaki serta tidak memiliki guiding block pada seluruh jalur dan tidak terdapat rambu dengan sensor suara. Pada Zona 3 segmen yang memiliki nilai presentase terendah adalah segmen 5 dikarenakan tidak terdapat fasilitas lampu, tidak terdapat giding block sepanjang jalur, tidak terdapat ramp dan tidak terdapat pagar/penutup drainase.
3. Simple and Intuitive Use
Penggunaan yang sederhana dan intuitif, melihat bagaimana penggunaan desain dari jalur dan fasilitas pejalan kaki yang mudah dimengerti, terlepas dari pengalaman pengguna, pengetahuan, keterampilan bahasa atau tingkat konsentrasi saat itu. Pada Evaluasi jalur dan fasilitas pejalan kaki di Universitas Brawijaya berdasarkan prinsip Simple and Intuitive Use membahas mengenai signage bangku dan ramp, segmen yang memiliki nilai presentase terendah pada Zona 1 adalah segmen 3, dikarenakan pada kondisi eksisting segmen ini tidak memiliki fasilitas ramp, signage berupa rambu yang tersedia tidak dapat digunakan oleh semua pengguna.
Sedangkan pada Zona 2 segmen terendah adalah segmen 1, jalur pejalan kaki pada segmen tersebut tidak dapat digunakan pengguna dikarenakan terdapat vegetasi yang memanfaatkan jalur pejalan kaki serta tidak memiliki guiding block pada seluruh jalur dan tidak terdapat rambu dengan sensor suara. Pada
Zona 3 segmen yang memiliki nilai presentase terendah adalah segmen 2 dikarenakan tidak terdapat fasilitas berupa signage sepanjang jalur, tidak terdapat ramp.
4. Precepteble Information
Preceptable Information (Informasi yang jelas) membahas mengenai hal yang berkaitan dengan pemberian informasi secara efektif kepada pengguna, terlepas dari kemampuan sensorik pengguna dan kondisi lingkungan. Pada Evaluasi jalur dan fasilitas pejalan kaki di Universitas Brawijaya berdasarkan prinsip Precepteble Information membahas mengenai signage, vegetasi dan ramp, segmen yang memiliki nilai presentase terendah pada Zona 1 adalah segmen 4, dikarenakan pada kondisi eksisting fasilitas papan informasi segmen ini tidak memiliki papan informasi dengan tactile, serta signage perambuan terhalang oleh pohon, signage berupa rambu yang tersedia tidak dapat digunakan oleh semua pengguna, sedangkan pada Zona 2 segmen terendah adalah segmen 1, jalur pejalan kaki pada segmen tersebut tidak dapat digunakan pengguna dikarenakan terdapat vegetasi yang memanfaatkan jalur pejalan kaki serta pohon menghalangi rambu. Pada Zona 3 segmen yang memiliki nilai presentase terendah adalah segmen 1 dikarenakan signage berupa rambu dan papan informasi (tidak terdapat tactile) tidak dapat dimanfaatkan semua pengguna.
5. Tolerance of Error
Tolerance of Error (memberi toleransi terhadap kesalahan) merupakan prinsip yang membahas mengenai peminimalan bahaya dan konsekuensi merugikan dari tindakan yang disengaja atau tidak disengaja. Pada Evaluasi jalur dan fasilitas pejalan kaki di Universitas Brawijaya berdasarkan prinsip Tolerance of Error, segmen yang memiliki nilai presentase terendah pada Zona 1 adalah segmen 4, dikarenakan pada kondisi eksisting signage perambuan terhalang oleh pohon dan menghalangi jalur pejalan kaki, sedangkan pada Zona 2 segmen terendah adalah segmen 1, jalur pejalan kaki pada segmen tersebut tidak dapat digunakan pengguna dikarenakan terdapat vegetasi yang memanfaatkan jalur pejalan kaki serta pohon menghalangi rambu. Pada Zona 3 segmen yang memiliki nilai presentase terendah adalah segmen 2 dikarenakan jalur pejalan kaki pada segmen ini memiliki tinggi 1m dan tidak memiliki penyangga pada bagian pinggir sehingga dapat membahayakan pengguna pejalan kaki.
6. Low Physical Effort
Low Physical Effort (memerlukan upaya fisik yang rendah) membahas mengenai penggunaan jalur dan fasilitas pejalan kaki yang digunakan secara efisien dan nyaman dengan meminimalkan usaha fisik (ekonomis). Pada Evaluasi jalur dan fasilitas pejalan kaki di Universitas Brawijaya berdasarkan prinsip Low Physical Effort, segmen yang memiliki nilai presentase terendah pada Zona 1 adalah segmen 4, dikarenakan pada kondisi eksisting signage perambuan terhalang oleh pohon dan menghalangi jalur pejalan kaki, sedangkan pada Zona 2 segmen terendah adalah segmen 1, jalur pejalan kaki pada segmen tersebut tidak dapat digunakan pengguna dikarenakan terdapat vegetasi yang memanfaatkan jalur pejalan kaki serta pohon menghalangi rambu. Pada Zona 3 segmen yang memiliki nilai presentase terendah adalah segmen 5 dikarenakan tidak terdapat ramp pada jalur masuk pejalan kaki serta signage berupa papan informasi tidak dapat dimanfaatkan semua pengguna.
7. Size and Space forApproach Use
Size and Space for Approach and Use membahas mengenai penyediaan ukuran dan ruang jalur dan fasilitas pejalan kaki dalam penggunaannya. Pada Evaluasi jalur dan fasilitas pejalan kaki di Universitas Brawijaya berdasarkan prinsip Size and Space for Approach Use, segmen yang memiliki nilai presentase terendah pada Zona 1 adalah segmen 4, dikarenakan pada kondisi eksisting jalur pejalan kaki terhalang oleh pohon, sedangkan pada Zona 2 segmen terendah adalah segmen 1, jalur pejalan kaki pada segmen tersebut tidak dapat digunakan pengguna dikarenakan terdapat vegetasi yang memanfaatkan jalur pejalan kaki. Pada Zona 3 segmen yang memiliki nilai presentase terendah adalah segmen 5 dikarenakan signage berupa rambu berada dijarak aman jalur pejalan kaki.
Berdasarkan hasil evaluasi diatas, didapatkan kesimpulan nilai presentasi kesesuaian. Nilai tersebut diperoleh dari presentase jumlah fasilitas yang sesuai prinsip Universal Design setiap Zona dan Segmen. Berikut penjabaran nilai kesesuaian berdasarkan prinsip Universal Design:
Tabel 4. Nilai Kesesuaian berdasarkan Prinsip Universal Design
Zona Segmen Nilai Kesesuaian
berdasar Prinsip (%) Klasifikasi 1
1 70.49 Tinggi
2 63.89 Tinggi
3 55.84 Sedang
4 51.17 Sedang
Zona Segmen Nilai Kesesuaian
berdasar Prinsip (%) Klasifikasi
5 77.14 Tinggi
2
1 44.53 Sedang
2 75.90 Tinggi
3 80.16 Tinggi
4 64.21 Tinggi
3
1 68.52 Tinggi
2 64.29 Tinggi
3 71.67 Tinggi
4 71.07 Tinggi
5 58.16 Sedang
6 76.59 Tinggi
Jalur dan Fasilitas Pejalan Kaki pada Universitas Brawijaya telah memenuhi prinsip Universal Design dengan nilai 66,24%. Nilai tersebut diperoleh dari hasil rata-rata nilai keseuaian berdasrkan prinsip pada tiap segmen dan zona. Zona yang memiliki nilai tertinggi adalah Zona 3 dengan nilai 68,38%. Nilai kesesuaian Zona 3 tertinggi ada pada pemenuhan Preceptable Information dan Size and Space for Approach Use. Hal tersebut terbukti dengan adanya papan informasi dan lebar jalur yang sesuai dengan prinsip Universal Design.
Analisis Presepsi
Karakteristik Responden
Responden yang berpartisipasi dalam penelitian ini memiliki karakteristik yang beragam. Berikut merupakan tabel penjelasan karakteristik responden dalam pengisian kuesioner penelitian
Tabel 5. Karakteristik Responden
Karakteristik Responden
Karakteristik
Responden Jumlah Presentase Jenis
Kelamin
Perempuan 20 54%
Laki-laki 17 46%
Usia 18-40 tahun 33 89%
41-65 tahun 4 11%
Status/
Pekerjaan
Mahasiswa 31 84%
Masyarakat
Umum 4 11%
Dosen 1 3%
Alumni 1 3%
Ragam Disabilitas
Cerebral Pal
sy
2 40%
Tunanetra 1 20%
,Tunadaksa 2 40%
Persepsi pengguna mengenai penggunaan jalur dan fasilitas pejalan kaki di Universitas Brawijaya diperoleh dari hasil responden melalui kuesioner Fasilitas Pejalan Kaki berdasarkan Konsep Universal Design.
Evaluasi berdasarkan presepsi pengguna dipaparkan menjadi 2 bagian yaitu Evaluasi berdasarkan Presepsi Pengguna keseluruhan termasuk dengan pengguna disabilitas dan
Evaluasi berdasarkan pengguna dengan disabilitas.
Evaluasi Berdasarkan Presepsi Seluruh Pengguna pada kondisi fisik jalur dan fasilitas pejalan kaki pada zona 1,2 dan 3, memiliki hasil skoring presepsi pengguna pada setiap zona dan variabel dihitung dengan skala likert yangmana range/rentang dari hasil jawaban responden dikonversi ke satuan 100 untuk memudahkan interpretasi. Range jawaban yang terbagi tiga dimulai dari 25. Nilai 25 diperoleh dari hasil perhitungan rumus diatas yang mana diasumsikan seluruh jawaban responden bernilai 1 (nilai perhitungan terendah). Sedangkan 100 merupakan hasil perhitungan tertinggi yang diasumsukan seluruh jawaban responden bernilai 4. Berdasarkan hasil perhitungan nilai terendah 25 dan tertinggi 100 menghasilkan range/nilai rentang 25 yangmana dijadikan sebagai dasaran interpretasi sebagai berikut:
Tabel 6. Klasifikasi skor
Interval Kategori
25-50 Rendah
50-75 Sedang
75-100 Tinggi
Sumber: Sugiyono 2014
Berikut merupakan tabel klasifikasi berdasarkan hasil skoring presepsi pengguna pada setiap zona dan variabel:
Tabel 7. Klasifikasi berdasarkan Hasil Skoring
Variabel
Zona 1 Zona 2 Zona 3 Sko
ring Ra ng e
Sko rin
g Ran
ge Sko
rin g
Ran ge Material jalur pejalan
kaki tidak licin (non- slip) dan terawat
79.
55 Tin ggi
79.
17 Tin ggi
73.
21 Sed ang
Peletakan lampu membantu aktivitas
berjalan kaki
68.
18 Se da ng
56.
25 Sed ang
66.
07 Sed ang Lampu tidak
menghalangi aktivitas pejalan kaki
79.
55 Tin ggi
79.
17 Tin ggi
80.
36 Tin ggi Rambu, penanda
jalan, marka mudah dipahami
72.
73 Se da ng
81.
25 Tin ggi
75.
00 Tin ggi Rambu, penanda
jalan, marka terlihat jelas (tidak terhalangi)
72.
73 Se da ng
77.
08 Tin ggi
73.
21 Sed ang Rambu, penanda
jalan tidak menghalangi jalur
pejalan kaki
77.
27 Tin ggi
81.
25 Tin ggi
73.
21 Sed ang Bangku stabil (tidak
goyang)
79.
55 Tin ggi
75.
00 Tin ggi
71.
43 Sed ang
Variabel
Zona 1 Zona 2 Zona 3 Sko
ring Ra ng e
Sko rin g
Ran ge
Sko rin
g Ran
ge Bangku tidak
mengganggu/mengh alangi saat berjalan kaki
81.
82 Tin ggi
79.
17 Tin ggi
67.
86 Sed ang Jalur pejalan kaki
tidak terhalang tanaman/pohon
88.
64 Tin ggi
77.
08 Tin ggi
75.
00 Tin ggi Halte mudah diakses/
dijangkau
63.
64 Se da ng
70.
83 Sed ang
67.
86 Sed ang Jalur pejalan kaki
tidak terhalang Halte 68.
18 Se da ng
79.
17 Tin ggi
69.
64 Sed ang Bentuk dan ukuran
halte nyaman untuk digunakan
70.
45 Se da ng
77.
08 Tin ggi
64.
29 Sed ang Ramp memudahkan
kegiatan berjalan kaki
77.
27 Tin ggi
77.
08 Tin ggi
71.
43 Sed ang
Nilai persepsi pengguna dengan disabilitas memiliki hasil yang jauh lebih rendah dibandingkan nilai presepsi pengguna keseluruhan. Penilaian terendah ada pada kemudahan akses halte, peletakan bangku dan rambu. Berdasarkan hasil wawancara pengguna dengan disabilitas merasa kesulitan dalam menggunakan fasilitas pejalan kaki.
Rekomendasi
Berdasarkan hasil analisis dan evaluasi, Universitas Brawijaya tidak memiliki klasifikasi rendah namun secara keseluruhan, jalur dan fasilitas pejalan kaki di Universitas Brawijaya tidak memenuhi prinsip Universal Design 100%, sehingga dibutuhkan rekomendasi terkait pembenahannya. Maka dari itu, untuk mempermudah proses rekomendasi pembenahan jalur pejalan kaki di Universitas Brawijaya, berikut merupakan prioritas penanganan berdasarkan hasil Analisis Behaviour mapping (observasi penggunaan ruang) dan Evaluasi berdasarkan Prinsip Universal Design:
1. Segmen yang memiliki presentase penggunaan ruang tinggi kesesuaian prinsip sedang
2. Segmen yang memiliki presentase penggunaan ruang sedang kesesuaian prinsip sedang
3. Segmen yang memiliki presentase penggunaan ruang sedang kesesuaian prinsip tinggi
4. Segmen yang memiliki presentase penggunaan ruang tinggi kesesuaian prinsip tinggi
5. Segmen yang memiliki presentase penggunaan ruang rendah kesesuaian prinsip sedang
6. Segmen yang memiliki presentase penggunaan ruang rendah kesesuaian prinsip tinggi
Tabel 8. Rekomendasi dan Prioritas Pembenahan Fasilitas Pejalan Kaki
Zo na
Seg men
Penggunaan Ruang (Behaviour
Mapping)
Evaluasi Universal Design
Priorita s penang
anan Intensit
as Penggu
naan Ruang
Klasifi kasi
Nilai Kesesu
aian berdas
ar Prinsip
(%)
Klasifi kasi
1
1 167 Rend
ah 70.49 1 1
2 479 Sedan
g 63.89 Tinggi 2
3 283 Sedan
g 55.84 Sedan
g
3
4 290 Sedan
g 51.17 Sedan
g
4
5 292 Sedan
g 77.14 Tinggi 5
2
1 769 Tinggi 44.53 2 1
2 608 Tinggi 75.90 Tinggi 2
3 446 Sedan
g 80.16 Tinggi 3
4 471 Sedan
g 64.21 Tinggi 4
3
1 813 Tinggi 68.52 3 1
2 14 Rend
ah 64.29
Tinggi 2
3 480 Sedan
g 71.67
Tinggi 3
4 290 Sedan
g 71.07
Tinggi 4
5 66 Rend
ah 58.16 Sedan
g
5
6 0 Rend
ah 76.59
Tinggi 6
Berdasarkan konsep Universal Design, seluruh jalur dan fasilitas pejalan kaki di Universitas Brawijaya harus memenuhi 100% dari 7 prinsip. Penyediaan jalur dan fasilitas pejalan kaki yang sesuai dengan Universal Design merupakan salah satu pilihan dalam pemenuhan Program peningkatan fasilitas inklusif Universitas Brawijaya. segmen dan zona yang akan direkomendasikan adalah prioritas 1 dan 2, yaitu segmen 3 & 4 zona 1 dan segmen 1 zona 2.
Penentuan prioritas pembenahan fasilitas jalur pejalan kaki tidak melibatkan evaluasi berdasarkan presepsi, dikarenakan pembahasan dari evaluasi presepsi membahas dalam Zona sedangkan penentuan prioritas rekomendasi membutuhkan nilai setiap Segmen untuk memudahkan penjelasan rekomendasi.
Tabel 9. Rekomendasi
Zona- Segmen
Rekomendasi
2-1 - Pembenahan jalur pejalan kaki (jalur tidak terputus, permukaan rata, berada diluar vegetasi)
- Penambahan guiding block diseluruh ruas jalur pejalan kaki, penambahan zebracross, dengan peletakkannya tidak terhalangi fasilitas 1ain.
- Penambahan rambu untuk pengguna disabilitas (dengan sensor suara), peletakan rambu 0,6 meter dari bahu jalan dan tidak terhalang benda lain.
- Penyediaan jalur pejalan kaki dan signage berada diluar vegetasi.
- Penambahan ramp pada setiap tepi jalan masuk menuju trotoar dengan perkerasan ramp kontras (terdapat penanda) yang berbeda dengan jalur pejalan kaki lainnya.
Ramp memiliki ketinggian maksimal 7%
1-3 - Pembenahan jalur pejalan kaki (jalur tidak terputus, permukaan rata)
- Penambahan guiding block diseluruh jalur pejalan kaki, penambahan zebracross.
- Penambahan rambu untuk pengguna disabilitas (dengan sensor suara), peletakan rambu 0,6 meter dari bahu jalan, tidak terhalang benda lain dan tidak menghalangi jalur pejalan kaki.
- Penambahan papan informasi dengan tactile.
- Drainase diberi penutup dan pemindahan tiang/benda yang menghalangi jalur pejalan kaki.
- Penambahan ramp pada setiap tepi jalan masuk menuju trotoar dengan perkerasan ramp kontras (terdapat penanda) yang berbeda dengan jalur pejalan kaki lainnya.
Ramp memiliki ketinggian maksimal 7%
1-4 - Pembenahan jalur pejalan kaki (permukaan tidak licin)
- Penambahan guiding block diseluruh jalur pejalan kaki, penambahan zebracross.
- Penambahan rambu untuk pengguna disabilitas (dengan sensor suara), tidak terhalang benda lain dan tidak menghalangi jalur pejalan kaki.
- Penambahan papan informasi dengan tactile.
- Penyediaan jalur pejalan kaki, lampu dan signage berada diluar vegetasi.
- Penambahan ramp pada setiap tepi jalan masuk menuju trotoar dengan perkerasan ramp kontras (terdapat penanda) yang berbeda dengan jalur pejalan kaki lainnya.
Ramp memiliki ketinggian maksimal 7%
KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan dan hasil dari evaluasi jalur pejalan kaki di Universitas Brawijaya berdasarkan prinsip Universal Design, didapatkan kesimpulan sebagai berikut:
1. Penggunaan ruang berdasarkan hasil observasi jalur dan fasilitas pejalan kaki menunjukkan dari hasil perhitungan nilai rentang pada 15 segmen, klasifikasi terbanyak terdapat pada rentang Sedang (271-542 pengguna) pada 7 segmen, klasifikasi Rendah (0-270 pengguna) 5 Segmen dan Klasifikasi Tinggi (543-813 pengguna) pada 3 Segmen. Data intensitas pengguna dijadikan sebagai salah satu faktor penentuan prioritas rekomendasi terutama pada jalur dengan klasifikasi tinggi, dengan melihat kondisi aktivitas pengguna, pemanfaatan ruang serta atribut ruang (fasilitas jalur pejalan kaki) yang bersangkutan.
2. Evaluasi jalur dan fasilitas pejalan kaki pada Universitas Brawijaya telah memenuhi prinsip Universal Design dengan nilai 66,24%. Nilai tersebut diperoleh dari hasil rata-rata nilai keseuaian berdasrkan prinsip pada tiap segmen dan zona. Zona yang memiliki nilai tertinggi adalah Zona 3 dengan nilai 68,38%. Nilai kesesuaian Zona 3 tertinggi ada pada pemenuhan Preceptable Information dan Size and Space for Approach Use. Hal tersebut terbukti dengan adanya papan informasi dan lebar jalur yang sesuai dengan prinsip Universal Design.
3. Persepsi pengguna jalur pejalan kaki yang menghasilkan skoring persepsi pengguna pada setiap zona dan variabel dihitung dengan skala likert yaitu memperoleh nilai rata rata persepsi semua pengguna dari ketiga Zona adalah 71.43. Zona yang memiliki nilai terendah adalah Zona 2 peletakan dan kondisi lampu tidak membantu kegiatan berjalan kaki dengan nilai 56.25. Berdasarkan persepsi pengguna dengan disabilitas, penilaian terendah ada pada kemudahan akses halte, peletakan bangku dan rambu. Hal ini terbukti dari hasil penilaian yang jauh lebih rendah dibandingkan nilai persepsi pengguna keseluruhan yaitu 46.79.
Berdasarkan hasil wawancara, pengguna disabilitas merasa kesulitan dalam menggunakan fasilitas pejalan kaki tersebut.
4. Rekomendasi diperoleh dari gabungan hasil analisis diantaranya Analisis Behaviour Mapping, Analisis Evaluasi
berdasarkan Standar (Prinsip Universal Design) dan Analisis Persepsi. Universitas Brawijaya diketahui secara keseluruhan jalur dan fasilitas pejalan kaki tidak memenuhi prinsip Universal Design 100%, sehingga dibutuhkan rekomendasi terkait pembenahannya. Prioritas penanganan terbagi menjadi 6 (tinggi-sedang, sedang- sedang, sedang-tinggi, tinggi-tinggi, rendah-sedang, rendah-tinggi) yangmana prioritas yang diutamakan adalah prioritas 1 dan 2 yaitu segmen 3 & 4 zona 1 dan segmen 1 zona 2. Proses rekomendasi kedua melibatkan Evaluasi berdasarkan Konsep Universal Design (prinsip yang belum terpenuhi), Analisis Persepsi (kuesioner dan wawancara) serta Analisis Behaviour Mapping mengenai penjabaran ruang dan atribut ruang. Proses rekomendasi harus memenuhi 100%
prinsip Universal Design sehingga semua jalur pada setiap Segmen harus ditangani.
Perbedaan penanganan ada pada waktu penanganannya, untuk prioritas 1 dan 2 dilaksanakan pada tahap I dan selanjutnya.
Pelaksanaan tahapan dapat disesuaikan dengan Program Peningkatan Sarana dan Prasarana di Universitas Brawijaya seperti Rencana Strategis (RENSTRA), dll.
DAFTAR PUSTAKA
Joyce, Marcella Laurens. 2005 . Arsitektur Dan Perilaku Manusia. Jakarta. Grasindo Listanto. 2006. Hubungan Fungsi dan
Kenyamanan Jalur Pedestrian (Studi Kasus: JL. Pahlawan Semarang). Tesis Ostroff, E. 2011. Universal Design: An Evolving
Paradigm. New York: McGraw Hill.
PSLD Universitas Brawijaya. 2020.
Kemahasiswaan di
https://psld.ub.ac.id/in/kemahasiswaan/
Robbins, S.P., dan Judge, T. 2013. Organizational Behavior, Fifteenth Edition, Prentice Hall.
Story, M. F. 2011. The Principles of Universal Design. New York: McGraw Hill.
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Universitas Brawijaya. 2020. Statistik UB di https://ub.ac.id/id/about/ub-by-the- number