• Tidak ada hasil yang ditemukan

PKM PROGRAM EDUKASI PERILAKU MAKAN SEHAT PADA ANAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PKM PROGRAM EDUKASI PERILAKU MAKAN SEHAT PADA ANAK"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

925

PKM PROGRAM EDUKASI PERILAKU MAKAN SEHAT PADA ANAK

Rohma Rifani1, Wilda Ansar2

Fakultas Psikologi Universitas Negeri Makassar Rifanirohma72@gmail.com, wildaansar@unm.ac.id

Abstrak: Adanya problem perilaku makan pada anak yang tergolong tinggi > 50% menunjukkan bahwa ada masalah dalam pengasuhan khususnya dalam memberi makan anak. Posyandu merupakan program binaan dinas kesehatan dengan diaktifkan oleh para kader PKK. Namun demikian dalam pelaksanaannya para kader Posyandu mengalami beberapa masalah terkait pemberian edukasi pada masyarakat. Berdasarkan permasalahan ini maka perlu untuk dilakukan psikoedukasi mengenai perilaku makan sehat pada anak. Metode yang digunakan adalah psikoedukasi dalam bentuk webinar. Dilakukan pretes dan postes untuk mengukur efektifitas psikoeduasi ini. Adapun hasilnya adalah terdapat peningkatan yang signifikan mengennai pemahaman peserta dan kesan peserta secara umum menyampaikan kegiatan ini sanbgat bermanfaat khususnya bagi kader posyandu.

Keyword: edukasi, perilaku, makan, sehat, anak

Abstract: The presence of eating behavior problems in children who are classified as high > 50%

indicates that there are problems in parenting, especially in feeding children. Posyandu is a program under the guidance of the health office and is activated by PKK cadres. However, in its implementation the Posyandu cadres experienced several problems related to providing education to the community. Based on this problem, it is necessary to conduct psychoeducation regarding healthy eating behavior in children. The method used is psychoeducation in the form of webinars.

Pretest and posttest were conducted to measure the effectiveness of this psychoeducation. The result is that there is a significant increase in the understanding of participants and the impression that participants generally convey that this activity is very useful, especially for posyandu cadres.

Keywords: education, behavior, eating, healthy, children

I. PENDAHULUAN

Sebagian besar ibu belum memahami cara memberi makan yang baik. Ibu yang menganggap bahwa memberi makan anak sekedar menggugurkan kewajiban dan

membuat anak kenyang sebanyak 56%. Cara yang digunakan dalam memberi makan anak cenderung bersifat counterbalance/negatif (Rifani, Suryanto, & Suminar 2018). Hal ini

(2)

926 dapat mengakibatkan problem perilaku makan

Program edukasi perilaku makan sehat pada anak ditujukan bagi para ibu yang memiliki anak usia dini. Kegiatan yang umum di masyarakat sudah berjalan dalam jangka waktu yang sangat lama yaitu posyandu. Posyandu merupakan program binaan dinas kesehatan dengan diaktifkan oleh para kader PKK. Namun demikian dalam pelaksanaannya para kader Posyandu mengalami beberapa masalah terkadi pemberian edukasi pada masyarakat. Hal demikian juga terjadi pada mitra, adapun permasalahan yang dikeluahkan oleh mitra adalah:

1. Pengetahuan kader posyandu yang masih sangat minim terkait dengan Parental feeding

2. Kegiatan yang dilakukan oleh kader posyandu lebih bersifat fisik seperti makanan tambahan, penimbangan berat dan tinggi badan anak

3. Ketidaktahuan para kader posyandu terkait dengan karakteristik .

4. kasus malnutrisi belum menunjukkan perbaikan angka yang signifikan.

5. Sebagian besar ibu belum memahami cara memebri makan yang baik. Ibu yang menganggap bahwa memberi makan anak sekedar menggugurkan kewajiban

6. Masyarakat lebih mengenal istilah empat sehat lima sempurna dibandingkan dengan piramida makanan.

7. Sebagian besar ibu belum mengetahui penggolongan jenis-jenis makanan berdasarkan piramida makanan Hal

ini berpengaruh terhadap asupan nutrisi yang diberikan pada anak 8. Strategi pemberian makan yang

masih turun temurun.

Teori

Perilaku makan merupakan tanggung jawab orang tua. Adanya problem perilaku makan pada anak yang tergolong tinggi > 50% menunjukkan bahwa ada masalah dalam pengasuhan khususnya dalam memberi makan anak. Sebagian besar ibu belum memahami cara memebri makan yang baik. Ibu yang menganggap bahwa memberi makan anak sekedar menggugurkan kewajiban dan membuat anak kenyang sebanyak 56%. Cara yang digunakan dalam memberi makan anak

cenderung bersifat

counterbalance/negatif (Rifani, Suryanto,

& Suminar 2018). Hal ini dapat mengakibatkan problem perilaku makan Banyaknya kasus problem perilaku makan berkontribusi terhadap status gizi anak yaitu malnutrisi (Adrian, 2014).

Malnutrisi dapat berupa obesitas maupun kekurangan gizi. Tingginya kasus malnutrisi di Indonesia membutuhkan perhatian para penggiat nutrisi anak baik pemerintah, swasta, LSM maupun masyarakat it sendiri. Berbagai upaya telah dilakukan namun kasus malnutrisi belum menunjukkan perbaikan angka yang signifikan. Bahkan kasus obesitas mengalami trend naik dari tahun ke tahun.

Banyaknya kasus problem perilaku makan berkontribusi terhadap status gizi anak yaitu malnutrisi (Adrian, 2014).

Malnutrisi dapat berupa obesitas maupun

(3)

927 kekurangan gizi. Tingginya kasus malnutrisi di Indonesia membutuhkan perhatian para penggiat nutrisi anak baik pemerintah, swasta, LSM maupun masyarakat it sendiri. Berbagai upaya telah dilakukan namun kasus malnutrisi belum menunjukkan perbaikan angka yang signifikan. Bahkan kasus obesitas mengalami trend naik dari tahun ke tahun Konsep pola perilaku makan sehat sesuai dengan WHO digambarkan piramida makanan. Piramida makanan terdiri dari bagian karbohidrat, kelompok sur, kelompok buah, protein nabati, protein hewani, dan puncak merupakan makanan yang tidak sehat. Karbohidrat dikonsumsi antara 3-5 porsi, sayur 3 porsi, buah 2 porsi, protein hewani dan nabati masing-masing 2 porsi per hari. Makanan tidak sehat seperti cake, coklat, jenis kerupuk, dan lain-lain boleh di konsumsi namun hanya dalam jumlah sedikit dan kadang-kadang (Ogden 2014). Piramida makanan sebagai alat yang digunakan petujuk pemilihan makanan sehat

Piramida dieknal dengan berbagai istilah pada berbagai negara, di Indonesia ada yang memperkenalkan dengan istilah tumpeng makanan. Masyarakat lebih mengenal istilah empat sehat lima sempurna dibandingkan dengan piramida makanan. Hal ini kemungkinan karena piramida makanan kurang tersosialisasi dengan baik sebagai alat petunjuk pemilihan makanan sehat. Oleh karena itu penting untuk mempopulerkan fungsi piramida makanan pada masyarakat.

II. METODE YANG DIGUNAKAN Berdasarkan permasalahan diatas, maka perlu dilakukan sebuah program intervensi.

Program intervensi ini berupa pemberian

psikoedukasi terkait dengan perilaku makan sehat pada anak. Program yang dilakukan meliputi tiga tahap, yakni tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap evaluasi. Pada tahap persiapan penulis mencoba menyusun konsep program edukasi yang sesuai dengan mitra diantaranya menyusun modul, ujicoba modul, dan penyusunan buku saku.

Kemudian pada tahap pelaksanaan yakni terlaksananya program edukasi yang dimulai dengan pemberian pretest. Dan terakhir adalah tahap evaluasi, dimana penulis mencoba mengevaluasi proses pelaksanaan dengan mengukur kembali pemahaman peserta psikoedukasi mengenai materi psikoedukasi yang diberikan.

III. PELAKSANAAN DAN HASIL KEGIATAN

Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 20 Oktober 2021 pada hari jumat jam 09.30- 12.00 WITA melalui media zoom. Jumlah peserta yang hadir adalah 27 orang. Berikut hasil berdasarkan pretest dan postes

1. Pemahaman mengenai istilah Maternal Feeding

Berdasarkan diagram diatas terlihat bahwa pada pretes yakni sebelum program dilakukan sebanyak 30% peserta paham akan maternal feeding, dan setelah dilakukan posttes hasilnya adalah 97% sudah paham akan istilah maternal feeding.

(4)

928 2. Pemahaman mengenai strategi mengatasi

anak susah makan

Diagram diatas menunjukkan peningkatan yang signifikan terkait dengan pemahaman peserta mengenai strategi yang tepat dalam mengatasi problem masalah makan pada anak.

3. Pemahaman terkait Piramida makanan Berdasarkan pertanyaan terbuka mengenai hal ini, setelah dilakukan postes, peserta telah mampu menjelaskan mengenai isi dari piramida makanan.

4. Tanggapan peserta secara umum mengenai psikoedukasi yang dilakukan.

Berdasarkan diagram diatas telihat bahwa terdapat 82% peserta sangat puas , 15%

peserta merasa cukup, dan3% kurang puas.

Berdasarkan hasil analisis secara keseluruhan terlihat bahwa pemberian psikoedukasi mengenai perilaku makan sehat pada anak sangat membantu peserta khususnya kader posyandu dalam memberikan informasi kepada masyarakat.

IV. KESIMPULAN

Berdasarkan pelaksanaan kemitraan masyarakat yang telah dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan:

Hasil yang dicapai adalah terdapat peningkatan pemahaman peserta yang sangat signifikan dengan kegiatan yang telah dilakukan.

UCAPAN TERIMAKASIH

Ucapan terimakasih disampaikan kepada Rektor UNM dan ketua lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat UNM atas arahan serta telah memfasilitasi pendanaan kegiatan ini.

Selanjutnya terimakasih kami sampaikan kepada mitra yakni BKKBN Sul-selbar, serta para kader posyandu seSul-selbar. Dan

(5)

929 kepada Pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan ini sehingga berjalan dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

Adriani, M., & Wirjatmadi, B. (2014).

Pengantar gizi masyarakat. Jakarta:

Kencana Prenada Media Group.

Ogden, J. 2014. The Good Parenting Food Guide; Managing What Children Eat without Making Food a Problem. United Kingdom: John Wiley & Sons, Ltd.

Rifani, R. Suryanto, & Suminar, D.R. (2018).

Maternal feeding strategy used by working mothers of 4-6- years- old- children in Makassar, Indonesia.

Prociding. International Conference on

Advanced Multidisplinery Research (ICAMR). Atlantic Press.

Rifani, R. Suryanto, & Suminar, D.R.(2018).

Parental feeding pada ibu bekerja yang memiliki anak usia dini di Makassar.

Prosiding. Seminar Nasional Lembaga Penelitian Universitas Negeri Makassar “ Diseminasi Hasil Penelitian melalui Optimalisis Sinta dan Hak Kekayaan Intelektual. ISBN: 978-602- 5554-71-1.

Scaglioni, S., Salvioni, M., & Galimberti, C.

2008. Influence of Parental Attitudes in the Development of Children Eating Behavior. British Journal of Nutrition.

Vol. 99, Suppl. 1. S22-S25. Doi:

10.1017/S0007114508892471.

Referensi

Dokumen terkait

dalam penelitian ini adalah model permainan untuk mengembangkan berbagai kemampuan anak usia dini, khususnya peserta didik TK, didasarkan pada teori-teori belajar,

Perseroan menetapkan Kebijakan dan Pedoman Penerapan GRC Terpadu sebagai wujud komitmen terhadap pengelolaan perusahaan secara profesional dan bertanggung jawab dan menjadi

Sebagaimana sudah diuraikan pada penjelasan di atas, Yayasan tidak mempunyai anggota. Individu yang bekerja di dalam Yayasan baik pendiri, Pembina, Pengurus

Pengaruh Model Pembelajaran Treffinger terhadap Motivasi dan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VII SMPN 1 Gondang Tahun

Terdapat 14 siswa diantaranya hanya dapat menjelaskan pengertian unsur dengan benar tetapi masih salah dalam mengelompokkan contoh dari unsur.. Hal ini menunjukkan bahwa

Untuk interaksi, distribusi akar tertinggi ditemukan pada jarak 45 em dari lubang dengan kedalaman 10 em (1-45 x K-IO) namun ini tidak berbeda

Hasil yang sama juga diperoleh oleh Cho dan Dslinger (1980) diacu dalam Afandi dan Usman (2002), bahwa semakin tinggi nilai suhu maka kebutuhan energi untuk

Disarankan walaupun pemberian alantoin secara oral tidak mampu mereduksi takizoit, tetapi dari data daya hidup terdapat 2 ekor mencit yang mampu bertahan hidup sampai dengan